12__pk_tun_2011

Upload: kaezzar10

Post on 07-Jul-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    1/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    P U T U S A N

    Nomor : 12 PK/TUN/2011

     DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

      M A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara Tata Usaha Negara dalam peninjauan kembali telah

    memutuskan sebagai berikut dalam perkara :

    1. TJONDRO INDRIA LIEMONTA,  Kewarganegaraan

    Indonesia, Pekerjaan Direktur PT. Bakti Bangun Era

    Mulia, dahulu beralamat di Mangga Dua Raya, Komplek

    Grand Boutique Center Blok C No. 1, Jakarta Utara

    (Sekarang Jl.Pantai Indah Utara II, Kav. Nil Blok B33, The

    Centro Metro Broadway, Jakarta Utara ;2. Ir. RICHARD S. HARTONO dan Ir. SUHENDRO

    PRABOWO,  keduanya Kewarganegaraan Indonesia,

    Pekerjaan Direksi PT. Taman Harapan Indah, beralamat

    di Gedung Dhamala Sakti, Lantai 4, Jalan Jenderal

    Sudirman Kav. 32, Jakarta Pusat;

    3. Ir. JAHJA B. RIABUDI, MBA.,  Kewarganegaraan

    Indonesia, Pekerjaan Direktur Utama PT. Pembangunan

    Jaya Ancol, beralamat di Jalan Lodan Timur No. 7, Ancol,

    Jakarta Utara ;

    4. Ir. H. ONGKI SUKASAH H.,  Kewarganegaraan

    Indonesia, Pekerjaan Direktur Utama PT. Jakarta

    Propertindo, beralamat di Gedung Jaya Lantai 8, Jalan

    MH. Thamrin No. 12, Jakarta Pusat, dalam hal ini

    memberikan kuasa kepada : 1. A.Hamonangan

    Sinurat,SH., 2. B.Rosenty, K.Simaremare,SH.CN., 3. Rudi

    Harianto,SH., 4. Mick Olaf Monintja,SH., Advokat-advokat

    pada Law Office Sinurat-Simaremare & Partners,

    beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan Komplek

    Perkantoran Pulomas Blok II No. 15, Jakarta Timur,

    berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 16 September

    2010,

    Para Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon

    Kasasi I/Para Penggugat/Terbanding

    Hal. 1 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    2/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    M e l a w a n :

    1. MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK

    INDONESIA, berkedudukan di Gedung Kementerian Negara

    Lingkungan Hidup R.I. di Jalan D.I. Panjaitan No. 24 Jakarta,

    dalam hal ini memberikan kuasa kepada : 1. Andy I

    Nababan,SH., 2. Teopanus Sembiring,SH., Advokat/

    Pengacara pada Firma Hukum INAREMA (Indonesian

    Natural Resources and Environmental Management),

    berkantor di Wisma Bumiputera 4, Jalan Jend.Sudirman Kav.

    75 Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 05

    November 2010 Nomor : 68/MENLH/11/2010,

    2. YAYASAN WAHANA LINGKUNGAN HIDUP INDONESIA

    (WALHI), beralamat di Jalan Tegal Parang Raya Utara No.

    14, Jakarta 12790;3. ASOSIASI PENASEHAT HUKUM DAN HAK ASASI

    MANUSIA INDONESIA (APHI),  beralamat di Jalan Raya

    Pasar Minggu No. 1 B Km. 17,7 Lt. 3, Pasar Minggu;

    4. PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI

    MANUSIA (PBHI) beralamat di Gedung Central Cikini, Jalan

    Cikini Raya No. 58 S-T, Lantai 4, Jakarta 10330;

    5. INDONESIAN CENTER FOR ENVIRONMENTAL LAW

    (ICEL),  beralamat di Jalan Dempo II No. 21, Kebayoran

    Baru, Jakarta Selatan 12250;

    Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi,

    Turut Termohon Kasasi/Para Tergugat II Intervensi/

    Pembanding ;

    d a n

    1. Ir.ARIS SETYANTO NUGROHO dan SUSANTO, keduanya

    kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Direksi PT.Manggala

    Krida Yudha, beralamat di Rukondo Building, Jalan Ancol

    Baru, Jakarta 14310,

    2. A.SYAIFUDDIN, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan

    Direktur Utama PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II,

    beralamat di Jalan Pasoso No. 1 Tanjung Priok, Jakarta

    Utara,

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    3/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    3. RUSDI, DKK,  Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan

    Nelayan, beralamat di Jalan Kalibaru Timur RT. 15/03

    Kalibaru Cilincing, Jakarta Utara;

    4. MUSTARI, DKK,  Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan

    Nelayan/Wiraswasta, beralamat di Jalan Kamal Muara

    Kampung Baru, Jakarta;

    Para Turut Termohon Peninjauan Kembali dahulu Termohon

    Kasasi I, II,III dahulu Para Penggugat - Para Tergugat II

    Intervensi/Terbanding-Pembanding ;

    Mahkamah Agung tersebut ;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa Para

    Pemohon Peninjauan Kembali dahulu Para Termohon Kasasi I/Para Penggugat/Terbanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap

    putusan Mahkamah Agung No. 109 K/TUN/2006 tanggal 28 Juli 2009 yang

    telah berkekuatan hukum tetap, dalam perkaranya melawan Para Termohon

    Peninjauan Kembali dahulu Pemohon Kasasi/Turut Termohon Kasasi/Para

    Tergugat II Intervensi/Pembanding dan Para Turut Termohon Peninjauan

    Kembali dahulu Termohon Kasasi I, II,III dahulu Para Penggugat - Para Tergugat

    II Intervensi/Terbanding-Pembanding dengan posita gugatan sebagai berikut :

    Bahwa yang menjadi obyek dari gugatan ini adalah Surat Keputusan

    Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2003 tentang Ketidaklayakan

    Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta yang telah

    memenuhi persyaratan ketentuan Pasal 1 butir 3 Undang-Undang No. 5 Tahun

    1986, yaitu sebuah penetapan tertulis dikeluarkan oleh Badan/Pejabat Tata

    Usaha Negara bersifat konkret, bersifat individual, bersifat final dan berakibat

    hukum kepada Para Penggugat ;

    Bahwa gugatan ini diajukan masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan

    puluh) hari sesuai dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang No. 5 Tahun

    1986;

    Bahwa Para Penggugat adalah pihak-pihak yang melakukan Kerjasama

    (Nota Kesepahaman) dengan Badan Pengelola Pantai Utara (Pantura) untuk

    melakukan Reklamasi dan Revitalisasi Kawasan Pantura, yang antara lain dapat

    disebutkan di bawah ini :

    Hal. 3 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    4/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    - Perjanjian Kerja Sama Pengembangan antara BP Reklamasi Pantura

    dengan PT. Pembangunan Pluit Jaya No. 220/03-DA/1997 tanggal 16

    September 1997 ;

    - Perjanjian Kerjasama Pengembangan antara BP Reklamasi dengan

    PT. Pembangunan Pluit Jaya No. 220/03-DA/1997 tanggal 16 September

    1997 ;

    - Perjanjian Kerjasama Pengembangan antara BP Reklamasi Pantura dengan

    PT. Manggala Krida Yudha No. 219/02-DA/1997 tanggal 16 September 1997

    ;

    - Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) No. 22 Tahun 1997

    No. 01/SEK.BP/NK/1997 tentang Kerjasama Pelaksanaan Reklamasi untuk

    Pembangunan dan Pengelolaan Tanah Hasil Reklamasi di Sebelah Utara

    Muara Angke/Pluit, antara BP Pantura dengan Badan Pengelola Lingkungan

    Pluit ;- Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) No. 1121 A Tahun

    1995 No. 699/DIR-EX/IX-95 tentang Reklamasi Ancol Utara (Bagian Timur

    dan Barat) sebagai Realisasi Proyek Prioritas Reklamasi Pantura Jakarta,

    antara Gubernur DKI Jakarta dengan PT. Pembangunan Jaya Ancol ;

    - Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) No. 214A Tahun 1997

    No. 639/DIR-PJA/IX/97 tentang Penyelenggara Reklamasi di Ancol Utara

    Sub Unit Planning 10 C di Sub Kawasan Tengah, antara Pemerintah DKI

    dengan PT. Pembangunan Jaya Ancol ;

    - Tambahan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding)

    No. 362A Tahun 1996, No. 1096/DIR-PJA/1996 tentang Reklamasi Ancol

    Utara (Bagian Barat dan Timur) sebagai Realisasi Proyek Prioritas

    Reklamasi Pantura Jakarta;

    - Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) No. 1175 Tahun 1996

    tentang Proyek Reklamasi Ancol Timur sebagai Realisasi Proyek Prioritas

    Reklamasi Pantura Jakarta ;

    Bahwa Para Penggugat mempunyai kepentingan bersifat pribadi,

    langsung dan obyektif karena menyangkut pelaksanaan kontrak-kontrak kerja

    atau perjanjian-perjanjian kerja dalam proyek reklamasi, berdasarkan Keppres

    No. 17 Tahun 1994 tentang Repelita VI, Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang

    Reklamasi Pantai Utara DKI Jakarta dan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun

    1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan

    Pantai Utara Jakarta ;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    5/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Adapun yang menjadi latar belakang, argumentasi dan dasar hukum dari

    gugatan (fundamentum petendi) ini adalah sebagai berikut :

    1. Bahwa Pantai yang dibiarkan begitu saja dan hanya diisi dengan kegiatan-

    kegiatan yang terbatas untuk Para Nelayan dan Pengangkutan Laut lainnya,

    akan mengalami degradasi lingkungan yang akan menimbulkan

    kesemrawutan, kemacetan, kerusakan bakau, banjir lokal, keadaan sungai

    yang semakin parah dan kotor/jorok, pencemaran air laut dan timbulnya

    penyakit dari perumahan kumuh yang semakin bertumbuh di sekitarnya ;

    2. Bahwa Program Reklamasi dan Revitalisasi adalah salah satu cara

    penanganan pantai yang akan memperbaiki kondisi lingkungan hidup yang

    ada, karena merupakan program penataan kembali pemukiman masyarakat

    Pantai Utara yang merupakan situs bersejarah dan juga merupakan

    kawasan kota tua yang dapat dijadikan andalan tourisme, yang tentunya

    sangat bermanfaat guna kesejahteran masyarakat dan peningkatankesejahteraan masyarakat, serta guna peningkatan pembangunan di Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta ;

    . Bahwa Keppres No. 17 Tahun 1994 tentang Repelita VI, pada pokoknya

    menyatakan kawasan Pantai Utara Jakarta termasuk kategori kawasan

    andalan, yaitu kawasan yang mempunyai nilai strategis dipandang dari sudut

    ekonomi, sosial dan pengembangan kota. Oleh karena itu, melalui Keppres

    No. 52 Tahun 1995, Gubernur DKI Jakarta diberi wewenang dan tanggung

     jawab untuk menyelenggarakan Reklamasi dan Revitalisasi Kawasan

    tersebut. Selanjutnya Pemerintah DKI mengeluarkan Peraturan Daerah

    (Perda) No. 8 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan

    Rencana Tata Ruang Kawasan Pantai Utara Jakarta ;

    4. Bahwa pada tanggal 19 Februari 2003, Tergugat mengeluarkan Surat

    Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2003 tentang

    Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara

    Jakarta oleh Badan Pelaksana Reklamasi Pantai Utara Jakarta di Propinsi

    DKI Jakarta, yang pada pokoknya mewajibkan kepada semua instansi yang

    berwenang untuk menolak permohonan izin melakukan usaha dan atau

    kegiatan yang berhubungan dengan reklamasi dan revitalisasi tersebut ;

    Kerugian yang diderita Para Penggugat :

    5. Bahwa berdasarkan Pasal 4 dan 5 Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang

    Reklamasi Pantai Utara Jakarta, Gubernur DKI Jakarta memiliki kewenangan

    untuk mengendalikan proyek reklamasi Pantai Utara Jakarta sebagai Ketua/

    Hal. 5 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    6/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Penanggung jawab Badan Pengendali Reklamasi Pantura dan bertanggung

     jawab kepada Presiden ;

    6. Bahwa dengan demikian jelaslah untuk segala sesuatu yang berkaitan

    dengan reklamasi Pantai Utara Jakarta, telah secara tegas diatur dengan

    Keppres No. 52 Tahun 1995, sehingga merupakan aturan yang bersifat

    khusus yang mengatur tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta ;

    7. Bahwa dalam penyelenggaraan reklamasi Pantai Utara Jakarta, Gubernur

    Kepala DKI Jakarta sebagai Ketua Pengendali telah membentuk Badan

    Pelaksana Pantai Utara Jakarta (BP Pantura) untuk melaksanakan

    Reklamasi Pantai Utara Jakarta ;

    8. Bahwa kemudian BP Pantura melakukan kerjasama dengan Para

    Penggugat, berdasarkan perjanjian (kontrak) kerja dengan persyaratan

    tehnis yang ketat dalam melaksanakan pekerjaan/kegiatan Reklamasi

    Pantura dan masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban sendiriberdasarkan perjanjian/kontrak yang ada ;

    . Bahwa Para Penggugat berdasarkan kerjasama tersebut di atas, telah

    melakukan kegiatan-kegiatan operasional yang mengeluarkan biaya yang

    tidak sedikit ;

    . Bahwa ternyata Tergugat secara sewenang-wenang pada tanggal 19

    Februari 2003, telah mengeluarkan Keputusan No. 14 Tahun 2003 tentang

    Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantura di

    Propinsi DKI Jakarta, dengan tidak mengindahkan berlakunya Keppres No.

    52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Jakarta ;

    11. Bahwa Keputusan Tergugat tersebut tidak saja telah menimbulkan polemik di

    berbagai kalangan, tetapi juga telah menyebabkan kegiatan Reklamasi dan

    Revitalisasi Pantai Utara DKI Jakarta menjadi terhambat dan menimbulkan

    kerugian yang besar kepada Para Penggugat ;

    . Bahwa dengan adanya Keputusan Tergugat, permohonan izin dan kegiatan

    Para Penggugat mengalami hambatan, sehingga hal ini telah merugikan

    Penggugat secara bisnis, baik materiel maupun immaterial yang besar

    nilainya, sehingga sesuai dengan asas injuria cum damno, Tergugat dapat

    dimintakan ganti kerugian akibat dikeluarkannya keputusan tersebut ;

    13.Bahwa sebagai akibat dari dikeluarkannya keputusan a quo, Para Penggugat

    telah mengalami kerugian materiel dan immaterial, dengan perincian dari

    masing-masing pihak akan disampaikan sebagai lampiran dalam bukti Para

    Penggugat ;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    7/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa Keputusan Tergugat No. 14 Tahun 2003 bertentangan dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

    14.Bahwa keputusan Tergugat bertentangan dengan Keputusan Presiden RI.

    No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai Utara Propinsi DKI Jakarta,

    pelaksanaannya ditetapkan wewenang dan tanggung jawab Reklamasi dan

    Revitalisasi Pantai Utara DKI Jakarta berada pada Gubernur Kepala Daerah

    Propinsi DKI Jakarta dan bertanggung jawab kepada Presiden, sekaligus

    bertentangan dengan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 1995 tentang

    Penyelenggaraan Reklamasi dan Rencana Tata Ruang Kawasan Pantai

    Utara DKI Jakarta;

    . Bahwa berdasarkan TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Tata Urutan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, Keputusan

    Menteri tidak boleh bertentangan dengan tata urutan peraturan perundang-

    undangan yang masuk dalam daftar tata urutan peraturan perundang-undangan menurut Tap MPR ini. Ini artinya keputusan Tergugat tidak boleh

    bertentangan dengan Keppres No. 52 Tahun 1995 tentang Reklamasi Pantai

    Utara Propinsi DKI Jakarta dan Peraturan Daerah (Perda) No. 8 Tahun 1995

    ;

    . Bahwa berdasarkan Keppres No. 52 Tahun 1995, Tergugat tidak memiliki

     wewenang untuk membatalkan atau menyatakan proyek reklamasi tidak

    boleh dilakukan, karena fungsinya Tergugat hanyalah sebagai Anggota Tim

    Pengarah, yang bertugas mengarahkan Badan Pengendali Reklamasi

    Pantura yang diketuai oleh Gubernur DKI Jakarta ;

    . Bahwa Keputusan No. 14 Tahun 2003 dikeluarkan oleh Tergugat

    menyimpang dari prosedur yang harus diterapkan, yaitu tidak memberi

    kesempatan atau tidak didengar terlebih dari pihak-pihak yang

    berkepentingan dalam proyek Reklamasi Pantura, termasuk Para Penggugat

    sehingga melanggar asas audi et alteram partem. Hal tersebut terbukti

    dengan adanya Surat No. B-1845/Dep-IV-4/LH/04/2003 perihal

    Pemberitahuan Ketidaklayakan Rencana Reklamasi Pantai Utara Jakarta ;

    . Dengan demikian, Kepmen No. 14 Tahun 2003 telah bertentangan dengan

    peraturan perundang-undangan yang ada atau yang lebih tinggi, sehingga

    keputusan a quo selayaknya batal demi hukum atau setidak-tidaknya

    dinyatakan tidak sah, sehingga tidak dapat diberlakukan ;

    Bahwa penerbitan Keputusan No. 14 Tahun 2003 oleh Tergugat

    merupakan perbuatan yang melampaui wewenang (Detournement de Pouvoir),

    karena menyimpang dari maksud dan tujuan wewenangnya ;

    Hal. 7 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    8/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    19.Bahwa berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Keppres No. 52 Tahun 1995, Gubernur

    DKI Jakarta adalah Ketua Badan Pengendali Reklamasi Pantura dan

    menurut Pasal 7 ayat (1) huruf e Keppres No. 52 Tahun 1995, Badan

    Pengendali akan mendapat pengarahan dari Tim Pengarah yang salah

    satunya adalah Tergugat ;

    . Bahwa sebagai Anggota Tim Pengarah Reklamasi Pantura, Keputusan yang

    dikeluarkan oleh Tergugat adalah tidak sesuai dengan maksud dan tujuan

    dari wewenang Tim Pengarah, sesuai Pasal 7 Keppres No. 52 Tahun 1995

    tersebut ;

    . Bahwa tanpa memperhatikan fungsi sebagai Tim Pengarah serta tanpa

    memperhatikan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengelolaan

    lingkungan hidup dan pengendalian dampak lingkungan, Tergugat telah

    menerbitkan keputusan a quo, tentunya hal ini bertentangan dengan maksud

    dan tujuan dari kewenangan Tergugat, berdasarkan Keppres No. 52 Tahun1995 sebagai Tim Pengarah ;

    . Dengan demikian, penerbitan Kepmen No. 14 Tahun 2003 oleh Tergugat

    telah melampaui wewenangnya atau setidak-tidaknya telah menyimpang dari

    maksud dan tujuan dari wewenang Tergugat. Hal ini tentunya keputusan a

    quo selayaknya batal demi hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak

    sah, sehingga tidak dapat diberlakukan ;

    Bahwa penerbitan Keputusan No. 14 Tahun 2003 oleh Tergugat

    merupakan perbuatan sewenang-wenang (Willekeur), karena tidak sesuai

    dengan fakta-fakta yang sebenarnya ;

    23.Bahwa Tergugat mengeluarkan keputusan a quo, dengan

    mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

    - Bahwa rencana Reklamasi dan Revitalisasi Pantura oleh BP Pantura DKI

    Jakarta berdampak negatif terhadap lingkungan terutama banjir ;

    - Bahwa kajian tentang banjir dalam studi AMDAL belum memperhitungkan

    pengaruh kenaikan muka laut rata-rata (mean sea level rise) dan

    pengaruh pasang surut dan belum memperhitungkan adanya back water

    (aliran balik sungai) akibat adanya hambatan berupa sedimentasi dan

    penimbunan tanah reklamasi ;

    - Bahwa bencana banjir tahunan Kota Jakarta selama ini dan bencana

    banjir 2002, telah menimbulkan banyak korban dan permasalahan

    lingkungan hidup dan sosial ekonomi yang sangat besar ;

    - Bahwa kajian studi AMDAL yang dilakukan belum mencakup

    kemungkinan dampak lingkungan akibat pengambilan bahan urugan

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    9/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    sebesar 330 juta M3, baik di lokasi pengambilan maupun

    pengangkatannya ;

    - Bahwa rencana kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantura oleh BP

    Pantura mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup yang

    cukup luas melebihi wilayah administrasi DKI Jakarta, yaitu ke Wilayah

    Tangerang dan Bekasi ;

    24.Bahwa pertimbangan-pertimbangan di atas, diambil tanpa didukung dengan

    alasan-alasan yang memadai, karena menurut hasil kajian para ahli

    lingkungan, reklamasi justru membawa dampak positif, baik terhadap

    lingkungan, sosial, ekonomi maupun terhadap peningkatan kehidupan

    masyarakat sekitarnya, antara lain :

    - Reklamasi dapat mencegah banjir dengan melakukan pembersihan dan

    normalisasi 13 muara sungai dan membantu pembuatan banjir kanal dan

    sarana pencegahan lainnya ;- Reklamasi dapat menata lingkungan hidup dan sosial dengan mengatur

    ulang lingkungan yang ada menjadi lebih teratur, bersih dan higienis ;

    - Reklamasi dapat mempertahankan dan mengembangkan serta menata

    ulang lingkungan konservasi alam yang ada, sehingga ruang terbuka

    untuk lahan hijau sebagai bagian dari habitat flora dan fauna ;

    - Reklamasi dapat dengan mudah memperhitungkan pengaruh kenaikan

    muka laut rata-rata (mean sea level rise) dan pengaruh pasang surut dan

    perhitungan adanya aliran balik sungai (back water) ;

    - Reklamasi dapat meningkatkan perekonomian yang ada, karena

    pengembangan Kota Jakarta sebagai Kota Pantai (water front city) ;

    - Reklamasi dapat meningkatkan pendapatan Pemda DKI, sekaligus untuk

    meningkatkan dan merehabilitasi pemukiman-pemukiman kumuh sekitar

    Pantai guna menjaga lingkungan yang bersih dan sehat ;

    25.Bahwa program Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta,

    sesungguhnya merupakan rencana jangka panjang Pemerintah DKI Jakarta

    untuk memperbaiki kawasan Pantai lama yang kualitas lingkungannya

    semakin mengalami penurunan. Penurunan kualitas tersebut akibat

    akumulasi bahan pencemar yang diendapkan oleh 13 sungai yang bermuara

    di Teluk Jakarta ;

    . Bahwa pertimbangan Tergugat berdasarkan kajian tentang banjir adalah

    keliru dan tidak tepat, karena menurut kajian para ahli lingkungan salah

    satunya Ir. AR. Suhued, dalam bukunya "Banjir di Jakarta" bahwa Reklamasi

    dan Penataan Pantai yang ada sebagai satu jalan keluar yang paling baik

    Hal. 9 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    10/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    untuk mengatasi masalah banjir. Hal yang sama dibenarkan berdasarkan

    pengkajian para ahli-ahli Departemen Pekerjaan Umum, para ahli-ahli dari

    Negara Belanda dan para ahli Pemerintah Khusus DKI Jakarta, serta

    kalangan luas pada tahun 1987, dinyatakan visi jangka panjang untuk

    Jakarta dan Indonesia melalui Reklamasi dan Revitalisasi Penataan Pantai,

    yang hasilnya akan mendukung terhadap misi perbaikan kualitas Pantai

    Utara Jakarta ;

    . Bahwa dalam keputusan a quo diambil dengan memperhatikan surat

    keberatan dari PT. Pembangkitan Jawa Bali No. 039/DIRUT/IX/2002 dan

    keberatan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang, karena disinyalir akan

    mengganggu Daerah Pembangkit Muara Karang dan tidak menurunkan debit

    aliran Sungai Ciliwung. Keberatan ini tidak beralasan, karena :

    - PT. Pembangkitan Jawa Bali telah melakukan pengkajian bersama BP

    Pantura termasuk Para Penggugat dan didapati kesimpulan, bahwa tidakada gangguan terhadap area pembangkit Muara Karang ;

    - Bahwa keberatan Pemda Tangerang tidak ada kaitannya dengan

    reklamasi, karena letak dari sodetan adalah pada mid stream sehingga

    genangan yang terjadi bukan karena back water (aliran), tetapi karena

    micro drainage yang kurang sempurna dari Pemda Tangerang ;

    28.Bahwa tindakan Para Penggugat untuk melakukan kerjasama dengan Badan

    Pengelola Pantai Utara Jakarta, didasari dengan kerangka acuan AMDAL

    Regional yang diajukan kepada Tergugat pada tanggal 12 November 1996

    dan mendapat persetujuan dari Tergugat melalui Surat No. B.1425/

    III/05/1997 tanggal 15 Mei 1997, dengan menyatakan AMDAL Regional

    tersebut telah layak ;

    . Bahwa pada tanggal 30 April 2002, Tergugat menyatakan AMDAL Reklamasi

    ditolak tanpa pemberitahuan apapun dan tidak memberi kesempatan kepada

    Pihak BP Pantura maupun Para Tergugat, untuk menjelaskan atau

    menambah kajian tambahan mengenai AMDAL ;

    30.Bahwa dengan demikian, pertimbangan-pertimbangan Tergugat dalam

    keputusannya tersebut, diambil tanpa melalui prosedur formal yang diambil

    sebagai Tim Pengarah dalam Reklamasi Pantura menurut Keppres No. 52

    Tahun 1995 dan secara materiel tidak sesuai dengan fakta-fakta yang ada ;

    . Dengan demikian, penerbitan Kepmen No. 14 Tahun 2003 oleh Tergugat

    merupakan tindakan sewenang-wenang (willekeur), sehingga keputusan a

    quo selayaknya menjadi batal demi hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan

    tidak sah sehingga tidak dapat diberlakukan ;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    11/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada

    Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta supaya memberikan putusan sebagai

    berikut :

    Dalam Provisi (Penundaan) :

    - Memerintahkan Tergugat untuk menunda berlakunya Keputusan Tergugat

    No. 14 Tahun 2003 tanggal 19 Februari 2003 tentang Ketidaklayakan

    Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta oleh

    Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta dan produk administrative lainnya sampai menunggu adanya

    keputusan yang berkekuatan tetap ;

    Dalam Pokok Perkara :

    . Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya ;

    . Menyatakan batal atau tidak sah Surat Keputusan Tergugat No. 14 Tahun

    2003 tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan RevitalisasiPantai Utara Jakarta oleh Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta ;

    . Mewajibkan dan memerintahkan Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan

    Tergugat No. 14 Tahun 2003 tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan

    Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta oleh Badan Pelaksana

    Pantai Utara Jakarta di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ;

    . Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini;

    Demikian gugatan yang diajukan Penggugat dan apabila Pengadilan

    berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;

    Bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat dan Tergugat II Intervensi

    mengajukan eksepsi pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut :

    Eksepsi Tergugat :

    I. Mengenai Kompetensi Absolut ;

    Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta tidak berwenang memeriksa,

    memutus dan menyelesaikan sengketa a quo, dengan alasan-alasan

    sebagai berikut :

    1. Bahwa dalam Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986,secara tegas disebutkan yang dimaksud dengan Keputusan Tata Usaha

    Negara adalah suatu Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh Badan

    atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha

    Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

    bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi

    seseorang atau badan hukum perdata ;

    Hal. 11 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    12/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    . Bahwa sebagaimana terbaca dalam diktum kedua Keputusan yang

    dijadikan dasar gugatan, antara lain disebutkan : Memutuskan,

    Menetapkan "Berdasarkan Keputusan ini, maka instansi yang berwenang

     wajib menolak permohonan izin melakukan usaha dan atau kegiatan".

    Adanya rumusan "instansi yang berwenang" jelaslah menunjukkan

    bahwa keputusan a quo hanya bersifat rekomendasi dan belum bersifat

    final, karena masih harus mendapatkan persetujuan lagi dari instansi lain

    yang berwenang ;

    Oleh karena keputusan tersebut masih bersifat rekomendasi dan belum

    final, dengan demikian keputusan a quo tidak termasuk dalam pengertian

    Keputusan Tata Usaha Negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 2 huruf

    C Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 ;

    3. Bahwa berdasarkan asas peradilan sederhana, cepat dan biaya ringan

    maka berdasarkan alasan yuridis di atas, mohon kiranya agar MajelisHakim yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa a quo

    berkenan memutus Eksepsi Absolut Tergugat sebelum Pokok Sengketa

    diperiksa ;

    II. Eksepsi Lain-Lain;

    A. Para Penggugat Tidak Memiliki Kepentingan Hukum Dalam Mengajukan

    Gugatan A quo (Standi In Judicio) ;

    1. Bahwa Pasal 53 Ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986,

    menyatakan seseorang atau badan hukum perdata yang merasa

    kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara

    dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang

    berwenang, yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara

    yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau

    tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau direhabilitasi ;

    Bahwa Indroharto dalam bukunya "Usaha Memahami Undang-

    Undang Tentang Peradilan Tata Usaha Negara" terbitan Pustaka Sinar

    Harapan, pada pokoknya menyatakan yang dimaksud dengan

    "kepentingan" adalah pihak yang secara langsung dirugikan dalam

    Keputusan Tata Usaha Negara ;

    Bahwa sebagaimana secara jelas dinyatakan dalam Keputusan

    Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2003 adalah tentang

    Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai

    Utara Oleh Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi DKI

    Jakarta ;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    13/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Kata-kata "Oleh Badan Pelaksana Pantai Utara" dalam SK tersebut,

    mengandung arti bahwa yang bertanggung jawab melaksanakan

    Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara adalah

    Badan Pelaksana Reklamasi Pantai Utara yang dibentuk oleh

    Gubernur DKI Jakarta, hal tersebut sejalan dengan ketentuan Pasal 8

    Keppres No. 52 Tahun 1995, yang menetapkan bahwa : "Untuk

    menyelenggarakan Reklamasi Pantura Gubernur Kepala Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta membentuk sebuah Badan Pelaksana”;

    Bahwa melihat rumusan di atas, maka Keputusan a quo tersebut

    bukan ditujukan kepada Para Penggugat, melainkan kepada instansi

    yang bertanggung jawab melaksanakan rencana kegiatan Reklamasi

    dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta, dalam hal ini adalah BP

    Pantura yang dibentuk oleh Gubernur DKI Jakarta, oleh karena itu

    Para Penggugat tidak mempunyai kepentingan hukum denganKeputusan a quo, karena pihak yang mempunyai kepentingan hukum

    dan kapasitas standi in judicio untuk mengajukan gugatan a quo

    adalah BP Pantura ;

    Berhubung karena Para Penggugat tidak mempunyai kepentingan

    hukum dan kapasitas sebagai standi in judicio, maka secara yuridis

    gugatan Para Penggugat haruslah dinyatakan ditolak atau tidak dapat

    diterima ;

    B. Gugatan Salah Alamat (Error in Persona);

    1. Bahwa menurut ketentuan Pasal 4 Keppres No. 52 Tahun 1995, yang

    berwenang dan bertanggung jawab atas Reklamasi Pantura adalah

    Gubernur Kepala Daerah Khusus lbukota Jakarta dan dilaksanakan

    oleh Badan Pengendali ;

    . Bahwa dari diktum Kedua Keputusan a quo Memutuskan,

    Menetapkan : "Berdasarkan Keputusan ini, maka instansi yang

    berwenang wajib menolak permohonan izin melakukan usaha dan

    atau kegiatan". Dari rumusan tersebut, jelaslah bahwa Keputusan a

    quo tidak ditujukan kepada Para Penggugat, tetapi kepada instansi

    yang berwenang, antara lain kepada Gubernur Kepala Daerah

    Khusus Ibukota Jakarta selaku instansi yang berwenang memberikan

    izin penyelenggaraan Reklamasi Pantura ;

    . Bahwa berdasarkan pada dalil-dalil tersebut di atas, maka terbukti

    gugatan Para Penggugat telah salah alamat (error in person), sebab

    seharusnya gugatan a quo ditujukan kepada instansi yang berwenang

    Hal. 13 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    14/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    memberikan izin penyelenggaraan Reklamasi Pantura Jakarta, karena

    tidak sesuai dengan maksud Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang No. 5

    Tahun 1986. Untuk itu gugatan a quo haruslah ditolak atau dinyatakan

    tidak dapat diterima ;

    C. Gugatan Penggugat Kabur (Obscuur Libel) ;

    1. Bahwa gugatan Penggugat kabur, karena antara posita dan petitum

    gugatan tidak berkesesuaian, hal tersebut terlihat di dalam posita butir

    8, 12 dan 13, dimana Para Penggugat mendalilkan telah melakukan

    kerjasama dengan BP Pantura untuk melakukan kegiatan reklamasi

    Pantura, namun izin melakukan reklamasi mengalami hambatan,

    sehingga menyebabkan Para Penggugat mengalami kerugian ;

    . Bahwa kalaupun benar Para Penggugat mengalami kerugian, quad

    non, maka kerugian tersebut bukan disebabkan karena

    dikeluarkannya Keputusan a quo oleh Tergugat, melainkan karenakesalahan dari Para Penggugat sendiri yang telah mengadakan

    perjanjian kerjasama dengan BP Pantura, padahal izin melakukan

    kegiatan dan/atau usaha belum ada, akan tetapi dalam petitumnya

    Para Penggugat menuntut Keputusan a quo untuk dibatalkan ;

    Dengan demikian petitum Para Penggugat yang mohon agar

    keputusan a quo dinyatakan batal atau tidak sah, jelas menunjukkan

    tidak adanya hubungan kausal dengan posita gugatan, sehingga

    gugatan menjadi kabur (Obscuur Libel), maka secara yuridis harus

    dinyatakan ditolak atau tidak dapat diterima ;

    D. Keputusan Tergugat A Quo Tidak Bersifat Individual Dan Final ;

    Bahwa pada bagian kesimpulan Para Penggugat menyimpulkan

    keputusan Tergugat, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri

    Negara Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2003 tentang Ketidaklayakan

    Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara Jakarta, telah

    memenuhi ketentuan Pasal 1 butir 3 Undang-Undang No. 5 Tahun 1986,

    yaitu antara lain bersifat Konkrit, Individual dan Final. Namun apabila

    dicermati substansi Keputusan a quo, jelas tidak bersifat individual dan

    final, dengan alasan :

    Tidak Bersifat Individual :

    1. Bahwa Para Penggugat telah secara sempit memahami pengertian

    sifat individual dalam Keputusan a quo, dengan mendalilkan bahwa

    Surat Keputusan tersebut berakibat langsung kepada Para

    Penggugat. Pemahaman Para Penggugat tersebut jelas keliru dan

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    15/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    menyesatkan, karena tidak sesuai dengan maksud Pasal 1 angka 3

    Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 ;

    2. Bahwa keputusan a quo jelas tidak bersifat individual, karena tidak

    ditujukan kepada seseorang atau badan hukum perdata in casu Para

    Penggugat, akan tetapi disampaikan kepada instansi yang berwenang

    sebagaimana dicantumkan pada bagian akhir keputusan a quo ;

    Belum Bersifat Final dan Gugatan Prematur ;

    Surat Keputusan a quo masih memerlukan persetujuan dari instansi lain,

    hal ini terlihat pada bagian kedua diktum Surat Keputusan a quo yang

    memutuskan, menetapkan : "Berdasarkan Keputusan ini, maka instansi

    yang berwenang wajib menolak permohonan izin melakukan usaha dan

    atau kegiatan” ;

    Bahwa Keputusan a quo hanya bersifat rekomendasi dari instansi yang

    bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup kepada instansi yangberwenang memberikan izin usaha dan/atau kegiatan Reklamasi Pantai

    Utara Jakarta, hal ini dapat dilihat antara lain pada :

    - Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan

    Hidup, mengatur antara lain :

    • Pasal 1 angka 21 : "Analisis mengenai dampak lingkungan hidup

    adalah kajian dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau

    kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

    diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

    penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan" ;

    • Pasal 18 ayat (1) : "Setiap usaha dan/atau kegiatan yang

    menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan

    hidup, wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan untuk

    memperoleh izin melakukan usaha dan/atau atau kegiatan";

    - Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang Analisis Megenai

    Dampak Lingkungan Hidup, antara lain mengatur :

    • Pasal 7 ayat (1) : "Analisa mengenai dampak lingkungan hidup

    merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin

    melakukan usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat

    yang berwenang" ;

    Dari ketentuan-ketentuan tersebut dapat disimpulkan, bahwa Keputusan

    a quo yang dikeluarkan oleh Tergugat, diperlukan bagi proses

    pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau

    kegiatan oleh instansi lain yang berwenang mengeluarkan izin, maka

    Hal. 15 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    16/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Keputusan a quo tersebut belum dapat dikatakan sudah final, karena

    masih merupakan rekomendasi menuju diterbitkannya izin untuk

    melakukan atau tidak melakukan usaha dan/atau kegiatan oleh instansi

    pemberi izin atau dengan kata lain, Keputusan belum bersifat final

    sehingga gugatan Para Penggugat masih prematur ;

    Eksepsi Tergugat II Intervensi :

    Kewenangan Absolut.

    Jika dipaksakan : Gugatan Sengketa Tata Usaha Negara = Peradilan Sesat.

    Setelah mempelajari dan memahami gugatan yang diajukan oleh Para

    Penggugat, Tergugat II Intervensi berpendapat dan selanjutnya berkesimpulan

    bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, bukan merupakan lembaga

    yang berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo

    berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1986, tentang Peradilan Tata Usaha

    Negara. Adapun pendapat dan kesimpulan ini didasarkan pada argumen,sebagai berikut :

    1. Obyek Gugatan Tidak Bersifat Individual dan Final.

    1.1. Bahwa dalam gugatannya, pada halaman 3, angka 1, Para Penggugat

     jelas telah menjadikan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan

    Hidup RI No. 14 Tahun 2003, tentang Ketidaklayakan Rencana

    Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara oleh Badan

    Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi Daerah Khusus Ibukota

    Jakarta, sebagai obyek gugatan, karena dinilai oleh Para Penggugat

    telah memenuhi ketentuan Pasal 1 butir 3 UU No. 5/1986, yang

    menyatakan : "Putusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan

    tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara

    yang berisi tindakan hukum tata usaha negara berdasarkan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku yang bersifat konkrit, individual, dan

    final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan

    hukum perdata" ;

    1.2. Bahwa, sebaliknya Tergugat II Intervensi menilai bahwa Para

    Penggugat telah menyimpang jauh dan sama sekali keliru dengan

    menyimpulkan demikian. Karena, jika ditelisik secara lebih mendalam,

     jelas Objek Gugatan yang diajukan Para Penggugat tidak memenuhi

    ketentuan Pasal 1 butir 3 UU No. 5/1986 berdasarkan fakta-fakta

    sebagai berikut :

    1.2.1. Dalam Objek Gugatan bagian MEMUTUSKAN, Menetapkan,

    PERTAMA dan KEDUA, dinyatakan : PERTAMA: "….BADAN

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    17/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    PELAKSANA PANTAI UTARA JAKARTA DI PROPINSI DAERAH

    KHUSUS IBUKOTA JAKARTA" Dan, KEDUA: "Berdasarkan

    keputusan ini, maka instansi yang berwenang wajib menolak

    permohonan izin melakukan usaha dan atau kegiatan" ;

    .2.2. Bahwa, berdasarkan diktum kedua tersebut jelas

    bahwa Objek Gugatan tidak merupakan keputusan

    tata usaha negara yang bersifat final atau definitive oleh karena

    objek gugatan hanyalah menjadi dasar atau rekomendasi bagi

    instansi yang berwenang, seperti Gubernur DKI Jakarta atau

    BPN atau Menteri Perhubungan atau instansi lainnya, untuk

    memberikan izin melakukan usaha dan atau kegiatan.

    Dengan perkataan lain instansi-instansi yang berwenang

    tersebut membutuhkan syarat obyek gugatan sebelum

    mengeluarkan izin usaha dan atau kegiatan. Jadi yangmerupakan keputusan tata usaha negara yang final bukanlah

    obyek gugatan melainkan keputusan atau izin dari instansi-

    instansi yang berwenang ;

    1.2.3. Bahwa agar jalan pikiran Para Penggugat tidak tersesat lebih

     jauh, maka sebaiknya Para Penggugat bersedia membuka dan

    mempelajari ketentuan dalam Pasal 1 angka 21 Undang-Undang

    No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

    Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999

    Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang

    berbunyi :

    Pasal 1 angka 21 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 :

    "Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup adalah kajian

    dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

    direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

    proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha

    dan/atau kegiatan” ;

    Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 :

    “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup merupakan

    syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan izin melakukan

    usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang

    berwenang” ;

    1.2.4. Berdasarkan diktum pertama tersebut di atas jelas bahwa obyek

    gugatan tidak merupakan keputusan tata usaha negara yang

    Hal. 17 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    18/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    bersifat individual. Karena obyek gugatan tidak pernah

    penyebutkan secara khusus Para Penggugat, ataupun badan

    hukm Para Penggugat. Disana obyek gugatan hanya

    menyebutkan Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta.. Sedangkan selebihnya, jelas

    berlaku secara umum, bagi siapa saja yang mengajukan ijin

    untuk melakukan usaha atau kegiatan, sebagaimana dinyatakan,

    “….. maka instansi yang berwenang wajib menolak permohonan

    izin melakukan usaha dan atau kegiatan” ;

    1.3. Bahwa selain itu obyek gugatan juga bukan merupakan keputusan tata

    usaha negara yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau

    badan hukum perdata sebagaimana disyaratkan dalam Pasal 1 butir 3

    Undang-Undang No. 5/1986 di atas. Oleh karena obyek gugatan

    hanyalah sebagai rekomendasi atau syarat atau dasar bagi instansiyang berwenang untuk mengeluarkan keputusan atau izin, maka

    pengeluaran obyek gugatan oleh Tergugat belum menimbulkan akibat

    hukum. Akibat hukum bagi Para Penggugat baru muncul atau timbul

    apabila ada keputusan (diterima atau ditolak) dari instansi yang

    berwenang untuk mengeluarkan keputusan atau izin a quo ;

    1.4. Bahwa karena obyek gugatan merupakan obyek gugatan Tata Usaha

    Negara perkara a quo, yaitu tidak merupakan keputusan tata usaha

    negara yang bersifat konkrit, individual dan juga belum menimbulkan

    akibat hukum, maka Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta jelas

    bukan merupakan Pengadilan yang berwenang secara absolut

    (absolute competantie) memeriksa, mengadili dan memutuskan

    gugatan Para Penggugat. Dan terhadap gugatan Para Penggugat

    sudah sepatutnyalah untuk dinyatakan tidak dapat diterima ;

    2. Para Penggugat Tidak Memiliki Kualitas dan Kepentingan Sebagai

    Penggugat.

    1. Bahwa pada asasnya yang dapat mengajukan gugatan hanyalah mereka

    yang mempunyai hubungan hukum atau kepentingan hukum langsung

    (point d’interest, point d’action) ;

    2. Bahwa Pasal 53 ayat (1) UU No. 5/1986 menyatakan : “Seseorang atau

    badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu

    Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis

    kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan

    Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    19/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau

    direhabilitasi” ;

    3. Bahwa dalam obyek gugatan pada bagian MEMUTUSKAN, Menetapkan,

    Pertama, dinyatakan “Keputusan Negara Lingkungan Hidup tentang

    Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi Dan Revitalisasi Pantai

    Utara Jakarta oleh Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi

    Daerah Khusus Ibukota Jakarta” ;

    4. Bahwa berdasarkan uraian di atas, jelas pengajuan gugatan oleh Para

    Penggugat terhadap Tergugat merupakan tindakan yang sangat keliru.

    Karena sebagaimana juga disinggung sebelumnya, obyek gugatan

    secara eksplisit, hanya menyebutkan Badan Pelaksana Pantura Jakarta ;

    Selain secara implisit berlaku bagi Gubernur DKI Jakarta, yang dapat

    dianggap secara mutatis mutandis selaku instansi yang berwenang

    memberikan izin, dan juga berlaku secara umum. Sehingga sama sekalibukan khusus kepada Para Penggugat ;

    5. Karena itu Para Penggugat dalam hal ini tidak berkualitas sebagai

    Penggugat, dalam pengertian tidak memiliki hubungan hukum dan/atau

    kepentingan hukum langsung dengan Tergugat sebagai akibat

    dikeluarkannya obyek gugatan. Sehingga jelas Para Penggugat tidak

    berhak mengajukan gugatan terhadap Tergugat ;

    6. Bahwa karena gugatan diajukan oleh pihak yang tidak memiliki kualitas,

    maka sudah sepatutnyalah bila Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta,

    menyatakan gugatan ditolak, atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan

    tidak dapat diterima ;

    Gugatan Para Penggugat Salah Alamat :

    1. Bahwa sebagaimana telah disinggung di atas, jelas antara Para Penggugat

    dan Tergugat tidak ada hubungan hukum dan kepentingan hukum apapun.

    Hal ini tidak perlu dibuktikan lagi, karena telah banyak didalilkan oleh Para

    Penggugat dalam gugatannya, yaitu pada bagian A. Syarat formal dan

    kepentingan Para Penggugat. Dimana secara langsung dapat dipahami,

    bahwa yang sebenarnya terjadi adalah hubungan hukum dan kepentingan

    hukum sebagai akibat perbuatan perdata, yang dilakukan oleh dan antara

    Para Penggugat dengan Badan Pengelola Reklamasi Pantai Utara dan/atau

    Gubernur DKI Jakarta, sebagaimana dituangkan dalam berbagai

    Memorandum of Understanding dan Perjanjian Kerjasama. Jadi bukan

    dengan Tergugat (Menteri Negara Lingkungan Hidup RI) ;

    Hal. 19 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    20/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    2. Bahwa dalam Persona Standi gugatan Para Penggugat menggugat Menteri

    Negara Lingkungan Hidup RI sebagai Tergugat. Tentu hal ini telah salah

    alamat, karena seharusnya yang menjadi Tergugat adalah Badan Pengelola

    Reklamasi Pantai Utara dan/atau Gubernur DKI Jakarta, sebagai akibat

    perbuatan secara perdata yang dilakukan oleh dan antara mereka ;

    3. Bahwa karena gugatan diajukan kepada pihak yang salah, sudah

    sepatutnyalah pula jika gugatan Para Penggugat ditolak, atau setidak-

    tidaknya dinyatakan tidak diterima ;

    Bahwa berdasarkan uraian di atas, Tergugat II Intervensi berkesimpulan,

     jelas obyek gugatan Para Penggugat telah tidak bersifat individual dan final.

    Serta Para Penggugat tidak memiliki kualitas sebagai Penggugat. Selain

    terbukti pula gugatan Para Penggugat telah salah alamat. Karena itu

    terhadap gugatan yang telah demikian cacatnya, jika terus dipaksakan untuk

    diperiksa, diadili, dan diputuskan tanpa ada koreksi dengan suatu putusansela untuk itu oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, meskipun banyak

    penyimpangan telah diketahui dengan baik. Maka peradilan perkara a quo

    yang berjalan, jelas dapat merupakan suatu peradilan yang sesat, karena

    sejak awal digelar tanpa memenuhi ketentuan-ketentuan UU No. 5/1986 ;

    Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tata Usaha Negara

    Jakarta No. 75/G.TUN/2003/ PTUN-JKT. tanggal 11 Pebruari 2004 adalah

    sebagai berikut :

    Dalam Pokok Perkara :

    . Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;

    . Menyatakan tidak sah Surat Keputusan Tergugat No. 14 Tahun 2003 tentang

    Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai Utara

    Jakarta oleh Badan Pelaksana Pantai Utara Jakarta di Propinsi DKI Jakarta;

    . Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan No. 14

    Tahun 2003 tentang Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan

    Revitalisasi Pantai Utara Jakarta di Propinsi DKI Jakarta;

    4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk menunda pelaksanaan dan tindak

    lanjut berlakunya Surat Keputusan No. 14 Tahun 2003 tanggal 19 Februari

    2003 sampai adanya Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum

    tetap;

    . Menghukum Para Tergugat secara tanggung renteng untuk membayar biaya

    perkara yang besarnya Rp. 162.000,- (seratus enam puluh dua ribu rupiah);

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    21/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

    Jakarta dengan putusan No. 202/B/2004/PT.TUN.JKT. tanggal 3 Pebruari 2005 

    adalah sebagai berikut :

    I. Dalam Putusan Sela :

    - Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding mengenai

    Putusan Sela;

    - Menguatkan Putusan Sela Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No.

    75/G.TUN/2003/PTUN-JKT, tanggal 23 September 2003, yang

    dimohonkan Banding;

    II. Dalam Putusan Akhir :

    Dalam Eksepsi :

    - Menolak Eksepsi dari Tergugat/Pembanding seluruhnya;

    Dalam Pokok Perkara :

    - Menerima Permohonan Banding dari Tergugat/Pembanding, Para

    Tergugat II Intervensi/Para Pembanding;

    - Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta

    No. 75/G.TUN/2003/PTUN-JKT, tanggal 11 Pebruari 2004, yang

    dimohonkan Banding;

    - Menghukum Tergugat/Pembanding, Para Tergugat II Intervensi/Para

    Pembanding untuk membayar biaya perkara secara bersama-sama, yang

    dalam Tingkat Banding ditetapkan sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu

    rupiah);

    Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI No. 109 K/

    TUN/2006 tanggal 28 Juli 2009 yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut

    adalah sebagai berikut :

    - Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : MENTERI

    NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA tersebut;

    - Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No.

    202/B/2004/PT.TUN-JKT. tanggal 3 Pebruari 2005 yang menguatkan putusan

    Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta No. 75/G.TUN/2003/PTUN-JKT.

    tanggal 11 Pebruari 2004;

    MENGADILI SENDIRI :

    - Menyatakan gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima ;

    - Menghukum Termohon Kasasi I,II dan III/Para Penggugat dan Penggugat II

    Intervensi 1, 2 untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat

    peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebesar Rp. 500.000,-

    (lima ratus ribu rupiah) ;

    Hal. 21 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    22/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan

    hukum tetap tersebut, yaitu putusan Mahkamah Agung No. 109 K/TUN/2006

    tanggal 28 Juli 2009 diberitahukan kepada Termohon Kasasi I/Para Penggugat/

    Terbanding pada tanggal 15 April 2010 kemudian terhadapnya oleh Termohon

    Kasasi/Para Penggugat/Terbanding (dengan perantaraan kuasanya,

    berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 16 September 2010) diajukan

    permohonan peninjauan kembali secara lisan pada tanggal 06 Oktober 2010

    sebagaimana ternyata dari akte permohonan peninjauan kembali No. 75/

    G.TUN/2003/PTUN-JKT., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha

    Negara Jakarta, permohonan mana disertai dengan memori peninjauan kembali

    yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tata

    Usaha Negara tersebut pada tanggal itu juga ;

    Bahwa setelah itu oleh Pemohon Kasasi/Turut Termohon Kasasi/Para

    Tergugat II Intervensi/Pembanding dan Termohon Kasasi I, II,III dahulu Para

    Penggugat - Para Tergugat II Intervensi/Terbanding-Pembanding yang pada

    tanggal 11 Oktober 2010 telah diberitahu tentang memori peninjauan kembali

    dari Pemohon Kasasi/Turut Termohon Kasasi/Para Tergugat II Intervensi/

    Pembanding diajukan jawaban memori peninjauan kembali yang diterima di

    Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta pada tanggal 19

    November 2010 ;

    Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta

    alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama,

    diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam

    undang-undang, maka oleh karena itu permohonan peninjauan kembali tersebut

    formal dapat diterima ;

      Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Para Pemohon

    Peninjauan Kembali/Para Penggugat dalam memori peninjauan kembali

    tersebut pada pokoknya ialah :

    Permohonan Pengajuan Peninjauan Kembali A Quo Telah Memenuhi

    Syarat Formal Sebagaimana Yang Ditentukan Undang Undang.

    Bahwa pada tanggal 15 April 2010, Pemohon Peninjauan Kembali telah

    diberitahu atas Putusan Kasasi tersebut oleh Pengadilan Tata Usaha Negara

    Jakarta seperti dimaksud dalam Surat Pemberitahuan Putusan Kasasi yang

    dibuat oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor : 109 K/

    TUN/2006, tertanggal 15 April 2010 (copy terlampir) ;

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    23/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa selanjutnya, Pemohon Peninjauan Kembali atas putusan tersebut tidak

    sepaham dan keberatan, oleh karenanya telah mengajukan Peninjauan Kembali

    pada tanggal 06 Oktober 2010.

    Bahwa Permohonan Peninjauan Kembali A Quo telah diajukan dalam tenggang

     waktu dan tata cara yang dibenarkan oleh Undang-Undang (vide Pasal 132 ayat

    (2) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara,

    beserta perubahannya dan Pasal 77 ayat (1) Undang Undang Nomor 14 Tahun

    1985 tentang Mahkamah Agung, beserta perubahannya) dan oleh karena itu

    secara formal patut diterima dan diperiksa oleh Majelis Hakim Agung Peninjauan

    Kembali di tingkat Mahkamah Agung Republik Indonesia ;

    Bahwa selanjutnya, Pemohon Peninjauan Kembali, dengan ini mengajukan

    alasan-alasan hukum dalam memori Peninjauan Kembali, yang dapat diuraikan

    sebagai berikut :

    Bahwa pada dasarnya Pengadilan (baca : Hakim) mengadili adalah berdasarkanhukum (vide : pasal 4 ayat (1) Undang undang Nomor. 48 Tahun 2009, tentang

    Kekuasaan Kehakiman) yang terbaca melalui suatu pertimbangan pertimbangan

    hukumnya yang lengkap, jelas dan cermat.

    Bahwa putusan Hakim yang demikian adalah juga berlaku terhadap Putusan

    Hakim Tata Usaha Negara yang mengadili sengketa Tata Usaha Negara pada

    Peradilan Tata Usaha Negara, dimana putusan tersebut juga harus didasarkan

    pada hukum melalui suatu pertimbangan pertimbangan yang lengkap, jelas dan

    cermat.

    Bahwa setelah meneliti dan mempelajari dengan cermat, ternyata putusan in

    cassu (Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 109 K/TUN/2006, tertanggal 28

    Juli 2009), adalah merupakan putusan yang dibuat atas kekhilafan Hakim atau

    kekeliruan yang nyata karena putusan tersebut dibuat tidak berdasarkan hukum

    dan tidak pula didukung oleh suatu pertimbangan yang lengkap, jelas dan

    cermat.

    Bahwa putusan Hakim (Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 109 K/

    TUN/2006, tertanggal 28 Juli 2009) tersebut dibuat atas suatu kekhilafan Hakim

    atau kekeliruan yang nyata karena putusan Hakim tersebut tidak dibuat

    berdasarkan hukum yang seharusnya dibuat berdasarkan hukum dalam

    memutus suatu sengketa Tata Usaha Negara (vide Pasal 67 huruf f Undang

    Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).

    Bahwa putusan Hakim (Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 109 K/

    TUN/2006, tertanggal 28 Juli 2009) tersebut dibuat dengan pertimbangan yang

    tidak lengkap karena terbaca dari uraian pertimbangannya yang sangat

    Hal. 23 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    24/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    sederhana tanpa menyebutkan dasar dasar yang jelas dan cermat yang dapat

    menunjukkan suatu alur pemikiran yang logis, sistematis dan bahkan

    menimbulkan kebingungan;

    Bahwa adapun hal hal yang menunjukkan putusan in cassu (Putusan

    Mahkamah Agung RI Nomor : 109 K/TUN/2006, tertanggal 28 Juli 2009) adalah

    putusan yang lahir dari kekhilafan Hakim dan kekeliruan yang nyata tersebut

    adalah sebagaimana yang terurai dibawah ini :

    I. Judex Juris Telah Khilaf Atau Keliru Dalam Menilai Dan Mempertimbangkan

    Obyek Gugatan A Quo :

    1. Bahwa Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 109 K/TUN/2006,

    tertanggal 28 Juli 2009, pada pokoknya telah membatalkan putusan

    Judex Factie dengan alasan bahwa Surat Keputusan Kementerian

    Lingkungan Hidup Nomor : 14 Tahun 2003, adalah merupakan

    rekomendasi dan karenanya masih memerlukan persetujuan sehinggabelum bersifat final sebagaimana yang termuat dalam putusannya pada

    halaman 33 alinea kesatu sampai ketiga sebagai berikut :

    “Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

    berpendapat :

    Bahwa alasan Kasasi tentang judex factie tidak berwenang atau

    melampaui batas wewenang dapat dibenarkan karena Surat Keputusan

    Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 14 Tahun 2003 tentang

    Ketidaklayakan Rencana Kegiatan Reklamasi dan Revitalisasi Pantai

    Utara Jakarta, masih bersifat rekomendasi dan belum mempunyai akibat

    hukum karena merupakan bagian dari atau persyaratan untuk mendapat

    izin dari pejabat yang berwenang. Sehingga surat keputusan a quo belum

    bersifat final. Oleh karena itu surat keputusan in casu bukan merupakan/

    tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tata Usaha Negara menurut

    ketentuan Pasal 1 angka 3 Jo Pasal 2 huruf c Undang Undang Nomor : 5

    Tahun 1986, sebagai telah diubah dengan Undang Undang Nomor : 9

    Tahun 2004, tentang Peradilan Tata Usaha Negara dengan demikian

    Pengadilan Tata Usaha Negara tidak berwenang untuk memeriksa,

    memutus dan menyelesaikannya;

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, tanpa

    perlu mempertimbangkan alasan-alasan Kasasi lainnya menurut

    pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan

    permohonan Kasasi dari Pemohon Kasasi : MENTERI NEGARA

    LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, tersebut dan

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan.

    Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : 

    Email : [email protected] 

    Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24 

  • 8/18/2019 12__PK_TUN_2011

    25/36

     a

    k  a  m  a   h

       A  g   u  n

      g     R  e

      p  u

      k  a  m

      a   h   A  g   u  n

      g     R  e

      p  u   b   l   i   k

        I  n  d  o  n

      e  s   i

       h   A  g   u

      n  g     R  e  p  u   b

       l   i   k    I  n  d  o  n

      e  s

    i   k    I  n  d  o

      n  e

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta No :

    202/B/2004/PT.TUN.JKT, tanggal 3 Pebruari 2005, yang menguatkan

    putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta, No : 75/G.TUN/2003/

    PTUN.JKT. tanggal 11 Pebruari 2004, serta Mahkamah Agung mengadili

    sendiri perkara ini dengan Amar Putusan sebagaimana yang akan

    disebutkan dibawah ini ;” ;

    2. Bahwa bila memperhatikan dengan cermat pada putusan in cassu, maka

    dari pertimbangannya dapat diketahui alur pemikiran hakim pada Putusan

    Mahkamah Agung RI Nomor : 109 K/TUN/2006, tertanggal 28 Juli 2009

    tersebut adalah membenarkan alasan-alasan yang dikemukakan oleh

    Pemohon Kasasi/Termohon Peninjauan Kembali yang juga dalam dalil

    dalilnya menyatakan bahwa Surat Keputusan Kementerian Lingkungan

    Hidup Nomor : 14 tahun 2003, tersebut adalah keputusan yang belum

    bersifat final sehingga belum dapat menjadikannya sebagai objeksengketa Tata Usaha Negara ;

    3. Bahwa atas pertimbangan hakim dalam putusan in cassu tersebut, perlu

    dipelajari dengan cermat apakah pertimbangan tersebut telah didasarkan

    pada hukum atau tidak ? ;

    4. Bahwa “Final” adalah salah satu sifat dari suatu Keputusan Tata Usaha

    Negara yang menjadi dasar agar Keputusan Tata Usaha Negara tersebut

    dapat dijadikan sebagai objek sengketa Tata Usaha Negara (vide pasal 1

    angka 4 Undang undang Nomor : 5 Tahun 1986, tentang Peradilan Tata

    Usaha Negara) yang dari penjelasannya disebutkan tentang artinya

    sebagai berikut :

    “Bersifat final artinya sudah defenitif atau karenanya dapat menimbulkan

    akibat hukum. Keputusan yang masih memerlukan persetujuan dari

    instansi atasan atau instansi lain belum bersifat final karenanya belum

    dapat menimbulkan suatu hak dan kewajiban pada pihak yang

    bersangkutan. Umpamanya keputusan pengangkatan seorang pegawai

    negeri masih memerlukan persetujuan dari Badan Administrasi

    Kepegawaian Negara” ;

    5. Bahwa berdasarkan penjelasan resmi dari ketentuan pasal 1 angka 3

    Undang undang Nomor : 5 Tahun 1986, tentang Peradilan Tata Usaha

    Negara tersebut dapat diketahui apa yang diartikan suatu Keputusan Tata

    Usaha Negara yang bersifat final (yaitu sudah defenitif dan dapat

    menimbulkan akibat hukum) dan apa yang diartikan suatu keputusan

    yang belum final, (yaitu yang masih memerlukan persetujuan dari instansi

    Hal. 25 dari 36 hal. Put. No. 12 PK/TUN/2011

    Disclaimer 

    Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan