13335440 an komunikasi respektif dan penggunaan bahasa komunikatif sebagai bahasa pengantar dalam...

13

Click here to load reader

Upload: hadi-opak

Post on 27-Jul-2015

260 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

1

PENGEMBANGAN KOMUNIKASI RESPEKTIF DAN PENGGUNAAN

BAHASA KOMUNIKATIF SEBAGAI BAHASA PENGANTAR DALAM

DUNIA PENDIDIKAN1)

Oleh : Salman Alfarisy Totalia2)

ABSTRACT

The focuss of this paper is trying to change the old perception, wherein theIndonesian Language must be used in education or teaching-learning processbecause the Indonesian Language is the nation language.

In fact, the education process or teaching-learning process needs some factorsthat back up the teaching-learning procees itself. They are; communicative,interactive, challenge,and for situation. One thing that must be developed is using thecommunicative language in conversation of teaching learning process.

Communicative Language is acceptable, understood language, it is notdepend only one language, not only Indonesian Language, but also Mother Languageand Foreign Language too.

Respective communication is respect communication from communicators tothe other communicator, integrity, the quality of being trust, rewardness, tolerancepositive thingking, solution oriented, being honest, emphaty, feeling, and mutualismcommunicating.Keywords: language on teaching-learning process, interactive learning,communicative language education, respective communication, integrity.

Pendahuluan

Persaingan global menuntut seseorang untuk mengembangkan potensinya agar

tidak tertinggal oleh zaman, salah satu cara untuk mengembangkan diri tersebut

adalah melalui jalur pendidikan. Hal ini sudah menjadi amanat konstistusi tentang

hakekat dan tujuan pendidikan nasional yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945

alenia 4 yang berbunyi " Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu

dalam…”. ” Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan manfaat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan

umat manusia” (Pasal 28 UUD 1945). “ Setiap warga negara berhak mendapat

1) Makalah

2) Dosen Pendidikan Ekonomi P.IPS FKIP UNS

Page 2: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

2

pendidikan” (Pasal 31 UUD 1945). “Pendidikan bukan hanya merupakan pilar

terpenting dalam upaya mencerdaskan bangsa, tetapi juga merupakan syarat mutlak

bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan” (A. Siswanto Hadi,

2007). Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan menurut UU No. 20

Tahun 2003 di atas mempunyai tujuan untuk bisa mengembangkan potensi, memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan

negara.

Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas maka diperlukan proses pembelajaran

yang komunikatif. Artinya antara pengajar dengan siswa terjadi kesepahaman

terhadap apa yang dipelajari, hal ini dapat dicapai dengan penggunaan bahasa yang

mudah dan bisa diterima, difahami oleh kedua belah pihak. Hal ini sesuai dengan PP.

RI. Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan

diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi

peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. Dengan keterangan di atas dapat diperoleh

pengertian dalam proses pembelajaran harus interaktif, artinya terjadi proses

komunikasi multi arah, antara pendidik dengan peserta didik, peserta didik dengan

peserta didik lainnya. Proses pembelajaran yang interaktif ini hanya bisa dilakukan

apabila bahasa yang digunakan adalah bahasa yang komunikatif.

Sementara beberapa kalangan berpendapat bahwa bahasa pengantar dalam

dunia pendidikan adalah bahasa persatuan dan bahasa nasional yaitu Bahasa

Indonesia, di lain pihak mulai ada perkembangan perlunya penggunaan bahasa asing

atau internasional dalam dunia pendidikan, ada pula yang berpendapat perlunya

memelihara bahasa daerah sehingga perlu dipakai juga dalam bahasa pengantar dalam

dunia pendidikan. Komunikasi adalah kunci keberhasilan berinteraksi dalam berbagai

hal dalam kehidupan, dunia kerja, perdagangan, pemerintahan, maupun dalam

pendidikan. Bila komunikasi berjalan efektif, maka arus informasi dalam dinamika

pendidikan pun akan berjalan lancer sehingga dapat mempercepat proses pencapaian

tujuan pendidikan atau pembelajaran. Sebaliknya, bila komunikasi terhambat, arus

informasi pun tersendat, dan akibatnya tentu akan membuat proses pendidikan atau

pembelajaran akan terlambat atau sulit untuk dicapai, kesemua hal di atas

memerlukan suatu bahasa yang komunikatif dan komunikasi yang efektif.

Page 3: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

3

Pembahasan

Bahasa

Bahasa adalah sebuah alat komunikasi untuk menganalisis pengalaman

manusia, secara berbeda di dalam setiap masyarakat, dalam satuan-satuan yang

mengandung isi semantis dan pengungkapan bunyi, yaitu monem. Pengungkapan

bunyi tersebut pada gilirannya diartikulasikan dalam satuan-satuan pembeda dan

berurutan, yaitu fonem, yang jumlahnya tertentu di dalam setiap bahasa, yang kodrat

maupun ketersalingterkaitannya berbeda juga dalam setiap bahasa (Andre Martinet,

1987). Definisi bahasa dalam Wikipedia Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Satu sistem untuk mewakili benda, tindakan, gagasan dan keadaan.

2. Satu peralatan yang digunakan untuk menyampaikan konsep riil mereka ke

dalam pikiran orang lain

3. Satu kesatuan sistem makna

4. Satu kode yang yang digunakan oleh pakar linguistik untuk membedakan

antara bentuk dan makna.

5. Satu ucapan yang menepati tata bahasa yang telah ditetapkan (contoh :-

Perkataan, kalimat, dan lain lain.)

6. Satu sistem tuturan yang akan dapat dipahami oleh masyarakat linguistik.

Collins Cobuild English Language Dictionary mendefinisikan bahasa sebagai

suatu sistem komunikasi yang terdiri dari seperangkat bunyi dan lambang tertulis

yang digunakan oleh orang-orang pada suatu negara atau wilayah tertentu untuk

berbicara dan menulis di lingkungan negara atau wilayah tersebut (a system of

communication which consist of asset of sound and written which are used by the

people of particular country of region for talking or writing in). Bahasa itu arbitrary,

artinya suatu kata tidak akan ada artinya apabila tidak ada persetujuan dari para

pemakainya (Endang Lestari, 2003). Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary,

bahasa adalah sistem bunyi dan kata yang digunakan oleh manusia untuk

mengungkapkan pikiran dan perasaannya (the system of sounds and words used to

express their thoughts and feelings).

Page 4: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

4

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah

sebuah alat untuk melakukan komunikasi antara satu dengan pihak yang lain.

Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa bahasa sangat diperlukan dalam proses

komunikasi, bahasa juga tidak efektif keberadaannya jika tidak ada komunikasi.

Komunikasi

Secara etimologis kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cum, sebuah

kata depan yang artinya dengan, atau sama dengan, dan kata umus, sebuah kata

bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda communio,

dalam bahasa Inggris disebut dengan communion, yang berarti kebersamaan,

persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan atau hubungan. Karena untuk ber-

communio diperlukan adanya usaha dan kerja, maka kata itu dibuat kata kerja

communicare yang berarti membagi sesuatu dengan seseorang, tukar-menukar,

membicarakan sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,

bercakap-cakap, bertukar pikiran, berhubungan, berteman. Jadi , komunikasi berarti

pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran pikiran atau hubungan.

(Hardjana, 2003). Communicate adalah upaya untuk membuat pendapat, menyatakan

perasaan, menyampaikan informasi dan sebagainya agar diketahui / dipahami oleh

orang lain (to make opinions, feelings, information etc, known or understood by

others). (Longman Dictionary Of Contemporary). Arti lain yang juga dikemukakan

dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat,

perasaan, informasi dan sebagainya. Sedangkan communication diartikan sebagai

tindakan atau proses berkomunikasi (the act or process of communicating).

Dennis Murphy dalam bukunya Better Bussiness Communication,

sebagaimana dikutip Drs. Wursanto (1994) dalam bukunya Etika Komunikasi Kantor,

mengatakan : “Communication is the whole process used to reach other minds”

(komunikasi adalah seluruh proses yang dipergunakan untuk mencapai pikiran-pikiran

orang lain). Komunikasi dapat didefinisikan sebagai upaya untuk menyampaikan

pesan, pendapat, perasaan, atau memberikan berita atau informasi kepada orang lain

(Endang Lestari: 2003). Komunikasi ialah sejenis proses permindahan maklumat

melalui sistem simbol yang sama. Komunikasi juga salah satu disiplin akademik.

Definisi komunikasi ialah "satu proses perpindahan maklumat, perasaan, ide dan

fikiran seseorang individu kepada individu/sekumpulan individu yang

Page 5: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

5

lain".(wikipedia-indonesia,htm). Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan

(ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di

antara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-

kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa

verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan

dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya

tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut

komunikasi dengan bahasa nonverbal atau bahasa isyarat.(Wikipedia Indonesia-

Ensiklopedia Berbahasa Bebas,htm).

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa

berlangsung dengan baik. Wikipedia-Indonesia menjelaskan komponen-komponen

tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengumumkan pesan

kepada pihak lain.

2. Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari

pihak lain.

3. Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu

pihak kepada pihak lain.

4. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi

pesan yang disampaikannya.

Di samping komponen komunikasi Wikipedia-Indonesia menjelaskan pula

Proses Komunikasi, secara ringkas proses berlangsungnya komunikasi bisa

digambarkan seperti berikut:

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang

lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang

disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat

simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.

2. Pesan (Message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau

saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara

langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

3. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan

isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti kedua pihak.

Page 6: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

6

4. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan

atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami

pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

Sehingga komunikasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses penyampaian

pesan dari pemberi pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan) melalui

media tertentu. Sehingga apabila digambar proses komunikasi akan tampak sebagai

berikut:

Gambar Proses terjadinya komunikasi(Sumber: Gordon, 1996)

Komunikasi yang efektif

Sebelum mendefinisikan komunikasi yang efektif, barangkali perlu merujuk

dahulu kepada kata “efektif” itu sendiri. Secara etimologis kata efektif sering

diartikan sebagai mencapai sasaran yang diinginkan (producing desired result),

berdampak menyenangkan (having a pleasing effect), bersifat aktual dan nyata (actual

and real). Dengan demikian, komunikasi yang efektif dapat diartikan sebagai

penerimaan pesan oleh komunikan atau receiver sesuai dengan pesan yang dikirim

oleh sender atau komunikator , kemudian receiver atau komunikan memberikan

respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan. Jadi komunikasi yang efektif itu

terjadi apabila terdapat aliran informasi dua arah antara komunikan dan informasi

tersebut sama-sama direspon sesuai dengan harapan kedua pelaku komunikasi

tersebut (komunikator dan komunikan).

Feed Back

Meaning Encode Message MeaningDecode

Noise

Sender Channel/Media Receiver

Page 7: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

7

Dalam membangun komunikasi yang efektif atau sering disebut komunikatif

Endang Lestari G dan M. A. Maliki memberikan lima aspek :

1. Kejelasan (Clarity), Bahasa maupun informasi yang disampaikan harus jelas.

2. Ketepatan (Accuracy), Bahasa maupun informasi yang disampaikan harus

akurat atau tepat.

3. Konteks (Contex), Bahasa maupun informasi yang disampaikan harus sesuai

dengan keadaan dan lingkungan di mana komunikasi itu terjadi.

4. Alur (Flow), Keruntutan alur bahasa dan informasi akan sangat berarti dalam

menjalin komunikasi yang efektif.

5. Budaya (Culture), Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi,

tetapi juga tata krama dan etika.

Dari keterangan di atas dapat diperoleh suatu pengertian bahwa dalam

komunikasi harus memperhatikan bahasa yang digunakan, bahasa harus mudah

difahami, sesuai dengan budaya, sesuai dengan situasi keadaan lingkungan di mana

komunikasi sedang berlangsung. Dari pemahaman ini kita bawa dalam proses belajar

mengajar, agar hasil pembelajaran efektif maka perlu juga dalam proses pembelajaran

jangan hanya terpaku pada satu bahasa tertentu saja. Di samping berkesan monoton,

kaku, dan akhirnya menimbulkan kebosanan dari komunikan (dalam hal ini adalah

peserta didik), akibatnya tujuan pembelajaran tidak tercapai atau kurang maksimal

hanya karena bahasa yang digunakan tidak dimengerti oleh salah satu pihak.

Maka dapat ditambahkan bahwa bahasa komunikatif adalah bahasa yang biasa

digunakan pada wilayah di mana sedang terjadi proses komunikasi, tidak terpaku pada

satu bahasa saja, mudah diterima, mudah difahami dan mudah untuk ditanggapi atau

mendapatkan feedback. Oleh karena itu, maka dirasa perlu untuk mengembangkan

bahasa komunikatif sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, dengan bahasa yang

komunikatif maka akan mengurangi rasa kaku, monoton, dan akan lebih menarik bagi

komunikan, pada akhirnya diharapkan mampu mencapai tujuan dalam proses belajar

mengajar yang diinginkan.

Untuk mencapai proses komunikasi yang efektif dan komunikatif, Endang

Lestari dan Maliki (2003) mengemukakan strategi membangun komunikasi efektif

dan komunikatif harus memuat hal-hal sebagai berikut:

Page 8: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

8

1. Ketahui mitra bicara (audience)

Kita harus sangat sadar dengan siapa kita bicara. Apakah dengan orang

tua, anak-anak, laki-laki atau perempuan, status sosialnya seperti apa,

pangkat, jabatan dan semacamnya. Dengan mengetahui audiens kita, kita

harus cerdik dalam memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan

informasi, pesan atau materi. Artinya, bahasa yang digunakan harus sesuai

dengan bahasa yang mudah dipahami oleh audiens kita, berbicara dengan

anak-anak tentu akan sangat berbeda dengan berbicara kepada orang dewasa.

Berbicara dengan atasan tentu akan berbeda dengan bawahan atau teman

sederajad. Begitu pula dalam dunia pendidikan berbicara dengan anak

Sekolah Dasar tentu akan sangat berbeda dengan berbicara kepada

mahasiswa.

2. Ketahui Tujuan

Tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita

menyampaikan informasi. Apabila kita bermaksud sekedar menyampaikan

informasi, tentu komunikasi kita bersifat pengumuman. Tetapi bila

komunikasi kita bermaksud membeli atau menjual, komunikasi kita bersifat

negosiasi, apabila tujuan kita untuk mengajak, mempengaruhi tentu kita

memakai kounikasi yang bersifat persuasif, begitu pula apabila dalam

pembelajaran agar antara pendidik dan peserta didik terjadi komunikasi dua

arah atau multi arah perlu memakai komunikasi yang interaktif.

3. Perhatikan Konteks

Konteks di sini berarti keadaan atau lingkungan pada saat

berkomunikasi. Sehingga bahasa yang digunakan harus sesuai dengan situasi

yang sedang terjadi. Sebagai contoh mengirim bunga kepada orang yang

berulang tahun atau kepada orang yang kita kasihi, akan berbeda maknanya

bila disampaikan kepada orang yang sedang berduka. Bahkan jenis bunga

yang disampaikan pun akan membawa pesan atau kesan tersendiri.

4. Pelajari Kultur

Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga

perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. Orang Jawa atau Sunda pada

umumnya dikenal dengan kelembutannya dalam bertutur kata. Kegemulaian

bertutur ini akan sangat baik bila diimbangi dengan cara serupa. Tentu tidak

berarti mutlak. Maksudnya, bukan berarti orang non Jawa atau non Sunda

Page 9: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

9

mutlak harus seperti bertuturnya orang Jawa atau Sunda, meskipun kalau

memang bisa itu lebih baik. Begitu juga orang Batak yang bertutur dengan

nada tinggi. Perimbangan di sini dimaksudkan bukan untuk harus mutlak

menyerupai kultur yang ada tetapi terjadinya pengertian dan penyesuaian

gaya komunikasi yang terjadi.

5. Pahami bahasa

“Bahasa menunjukkan bangsa” artinya bahasa dapat menjadi ciri atau

identitas suatu bangsa. Berbicara identitas berarti berbicara harga diri atau

kebanggaan. Dengan memahami bahasa orang lain berarti berusaha

menghargai orang lain. Tetapi memahami bahasa di sini tidak harus

memahami semua bahasa yang dipakai oleh mitra bicara kita. Istimewa sekali

kalupun memang demikian. Yang lebih penting adalah memahami gaya orang

lain berbahasa (bukan gaya bahasa). Bahasa anak muda dengan sesamanya,

bahasa orang terminal, bahasa kantoran, bahasa pedagang, bahasa politisi,

tentu semuanya ada perbedaan.

Apabila dibuat dalam gambar proses komunikasi yang efektif adalah sebagai

berikut:

Gambar Komunikasi yang efektif(Sumber: Endang Lestari, 2003)

KOMUNIKATOR KOMUNIKANPESAN

FEEDBACK

Page 10: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

10

Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB

VII Tentang Bahasa Pengantar menjelaskan sebagai berikut:

(1). Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara sebagai bahasa pengantar dalam

pendidikan nasional.

(2). Bahasa daerah dapat digunakan sebagai pengantar dalam tahap awal

pendidikan apabila diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan/atau

keterampilan tertentu .

(3). Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan

pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan bahasa asing peserta

didik.

Dari Undang-Undang di atas jelas bahasa pengantar dalam pendidikan adalah

Bahasa Negara yaitu Bahasa Indonesia, tetapi di ayat dua dan tiga diperjelas

penggunaan bahasa daerah maupun bahasa asing masih dimungkinkan untuk

mengantarkan satuan pendidikan tertentu, menyampaikan pengetahuan dan/atau

keterampilan tertentu. Oleh karena itu untuk mencapai proses pembelajaran yang

interaktif memerlukan penggunaan bahasa yang mudah diterima, difahami dan

didukung oleh bukan hanya bahasa negara Bahasa Indonesia saja, melainkan bahasa

daerah maupun bahasa internasional.

Komunikasi Respektif

Komunikasi respektif adalah komunikasi yang saling menghargai antar pelaku

komunikasi. Langkah awal untuk membangun komunikasi respektif ini adalah upaya

meningkatkan integritas diri atau kepercayaan orang lain terhadap diri sendiri.

Integritas artinya kualitas untuk dapat dipercaya (the quality of being trust). Respek

terhadap keberadaan orang lain adalah nilai mutlak untuk menjalin hubungan timbal

balik antar perorangan (interpersonal interaction) yang mutualistik atau saling

menguntungkan. Perbaikan hubungan timbal balik antar perorangan juga akan

memberi kemudahan komunikasi antar individu yang berbeda budaya dengan

meningkatkan penghargaan/kepercayaan, toleransi, dan jawaban yang berbeda.

Implementasinya dalam dunia pendidikan adalah perlunya integritas, respektif,

memberikan penghargaan, kepercayaan, toleransi dari setiap komunikasi yang

dilakukan oleh peserta didik. Selama ini dalam pendidikan komunikasi yang harus

diperhatikan adalah dari pendidik, tetapi kadang feedback dari peserta didik kurang

Page 11: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

11

diperhatikan, dipandang sebelah mata, atau bahkan dianggap sebagi noise (gangguan)

dalam proses belajar mengajar. Hal ini tentunya akan mematikan proses

pengembangan peserta didik, oleh karena itu di samping penggunaan bahasa

komunikatif perlu juga penggunaan komunikasi respektif dalam dunia pendidikan.

Dalam melakukan komunikasi yang respektif perlu memperhatikan prinsip-

prinsip komunikasi respektif itu sendiri. Menurut Endang G. Lestari dan M. A. Maliki

(2003) prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Positive Thinking (berprasangka positif). Lebih baik menguraikan atau

mendeskripsikan keadaan yang apa adanya daripada mengevaluasi berita atau

pesan untuk mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang lain. Memberi

informasi dan bertanya tentang informasi lebih baik daripada sekedar

menghargai atau memuji, membenarkan pendapat, atau menyatakan, secara

tidak langsung bahwa penerima seharusnya tidak merubah pesan.

2. Solution-oriented (berorientasi pada solusi). Berorientasi pada pemecahan

masalah dengan cara berkolaborasi dalam menggali masalah bersama yang

dihadapi jauh lebih baik daripada mencoba mengawasi atau mengontrol

pendengar atau dengan membesar-besarkan sikap komunikator.

3. Being Honest. Gunakan spontanitas dan kejujuran, serta nyatakan maksud

sesungguhnya daripada secara ambisius memakai strategi yang melibatkan

orang lain untuk memanipulasi demi mencapai berbagai maksud pribadi.

4. Emphaty (Empati). Sampaikan empati dan gunakan perasaan dalam

mendengarkan daripada sekedar memperlihatkan ketidakseriusan atau

bersikap netral.

5. Feeling (perasaan). Merasakan apa yang orang lain rasakan adalah lebih baik

daripada melebih-lebihkan apa yang disampaikan pendengar. Berikan isyarat

bahwa kita masuk sebagai bagian dari hubungan, tidak hanya mendominasi

hubungan timbal balik.

6. Communicate. Gunakan komunikasi bila orang lain mencoba perilaku dan

ide-idenya daripada sekedar mengikuti saja. Mereka tidak akan memberikan

kesan kalau mereka tahu akan jawabannya, karena mereka tidak memerlukan

bantuan orang lain.

Page 12: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

12

Kesimpulan

Penggunaan bahasa dalam dunia pendidikan modern membutuhkan sebuah

pembaharuan, bukan hanya terpaku pada satu bahasa tertentu saja, baik itu bahasa

negara, bahasa daerah, maupun bahasa asing saja. Keberhasilan proses pembelajaran

mampu ditunjang dengan penggunaan bahasa komunikatif yaitu bahasa yang biasa

digunakan pada wilayah di mana sedang terjadi proses komunikasi, tidak terpaku pada

satu bahasa saja, mudah diterima, mudah difahami dan mudah untuk ditanggapi untuk

mendapatkan feedback.

Komunikasi respektif adalah komunikasi yang saling menghargai antar pelaku

komunikasi. Langkah awal untuk membangun komunikasi respektif ini adalah upaya

meningkatkan integritas diri atau kepercayaan orang lain terhadap diri sendiri.

Integritas artinya kualitas untuk dapat dipercaya (the qulity of being trust). Respek

terhadap keberadaan orang lain adalah nilai mutlak untuk menjalin hubungan timbal

balik antar perorangan (interpersonal interaction) yang mutualistik atau saling

menguntungkan. Perbaikan hubungan timbal balik antar perorangan juga akan

memberi kemudahan komunikasi antar individu yang berbeda budaya dengan

meningkatkan penghargaan/kepercayaan, toleransi, dan jawaban yang berbeda.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adanya gerakan untuk merubah

anggapan yang mengharuskan atau mewajibkan penggunaan Bahasa Indonesia

sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan. Perlu juga sebuah gerakan untuk

mensosialisasikan penggunaan bahasa komunikatif sebagai bahasa pengantar dalam

pendidikan. Dengan penggunaan bahasa komunikatif maka diharapkan mampu

mencapai maksud dari PP. RI. Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19: Proses pembelajaran

pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Peningkatan kepercayaan merupakan langkah awal untuk membangun

komunikasi respektif sebagai landasan untuk berinteraksi secara proporsional, berlaku

untuk semua pihak, baik pendidik maupun peserta didik sehingga komunikasi yang

terjadi adalah komunikasi yang respektif dan komunikatif.

Page 13: 13335440 an Komunikasi Respektif Dan Penggunaan Bahasa Komunikatif Sebagai Bahasa Pengantar Dalam Dunia Pendidikan

In House Training “Peningkatan Keterampilan Pembelajaran Guru-Guru MTsN IISurakarta” Sabtu 19 Juli 2008

13

DAFTAR PUSTAKA

Collins Cobuild English Language Dictionary

Gordon, J. R. (1996), Organizational Behavior, A Diagnostic Approach, Fifth

Edition: Prentice Hall

Hardjana , A.M. (2003), Komunikasi Intrapersonal & Interpersonal. Jakarta: Kanisius

Lestari, Endang (2003, Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: Lembaga Administrasi

Negara Repoblik Indonesia

Longman Dictionary Of Contemporaray English

Maliki (2003), Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Republik Indonesia

Martinet, (1987), Ilmu Bahasa: Pengantar, Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Oxford Advanced Learner’s Dictionary

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Siswanto (2007), Sertifikasi Guru dan Dosen; Peluang ataukah Tantangan?, Makalah

Seminar Nasional Himpunan Sarjana-Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial (HISPISI) di Solo

Sinar Harapan, html (2005), Bahasa, diakses dari: http://www.sinar

harapan.co.id/modify 2005/0222/man 01.html

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28, Pasal 31

Wikipediaindonesia (2007), Komunikasi Efektif, diakses dari: http://www.wikipedia-

indonesia.or.id/wiki/ensiklodia berbahasa bebas.html/komunikasi.

Wursanto, (1994) , Etika Komunikasi Kantor, Yogyakarta: Kanisius