14868235 tugas farmakologi fenobarbital ed50
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kita perlu mengetahui efek dari suatu obat yang akan kita berikan kelak
kepada pasien. Efek dari suatu obat berhubungan erat dengan dosis yan diberikan.
Semakin besar dosis obat yang diberikan maka efeknya akan lebih kuat, karena
reseptor yang berikatan dengan obat tersebut untuk menimbulkan suatu efek
jumlahnya lebih banyak. Pemberian suatu obat harus memperhatikan dosis, baik
itu dosis efektif ( ED), dosis toksik ( TD), ataupun dosis letal (LD), karena dosis
yang besar akan menimbulkan efek toksik dan akhirnya dapat menyebabkan
kematian.
Dosis terapuetis adalah dosis di mana obat menghasilkan efek yang
diinginkan.Dalam hal ini dikenal ED50 dan LD50. ED50 adalah dosis yang
secara farmakologi menimbulkan efek( efektif) pada 50% populasi yang terpapar
obat. LD50 yaitu dosis yang menimbulkan kematian pada 50% populasi yang
terpapar obat 1,2 .Indeks terapi merupakan perbandingan antara ED50 dengan
LD50 yang merupakan suatu ukuran untuk keamanan obat. Semakin besar indeks
terapi semakin aman obat tersebut. Dilakukannya praktikum ini untuk
menimbulkan respon tidur dengan menggunakan fenobarbital pada hewan coba
tikus.
1.2. Tujuan
1. Melatih kita untuk menghitung dosis dengan benar
2. mengamati perubahan aktivitas perilaku setelah pemberian fenobarbital
3. menghitung onset on action dan duration of action fenobarbital
berdasarkan dosis obat yang diberikan
4. menetukan ED50/ dosis yang menimbulkan efek tidur fenobarbital secara
IP( intraperitonial)
5. menguji statistic terhadap besar dosis yang diberikan terhadap efek obat
pada tikus
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Phenobarbital
Phenobarbital atau disebut juga phenobarbitone merupakan obat bius tidur.
Pertama kali dipasarkan sebagai luminal oleh Friedr Bayer et comp. banyak
digunakan sebagai antikonvulsan di selururh dunia dan tertua yang masih
umum digunakan. Digunakan untuk hipnotik dan menenangkan.
Phenobarbital tidak digunakan sebagai obat yang pertama kali diberikan
untuk pengobatan, namun digunakan sebagai alternative ketika pasien gagal
diterapi dengan pengobatan yang lebih modern 1,2
2.1.1. Sejarah
Phenobarbital sudah lama dipasarkan pada tahun 1912 oleh
perusahaan Bayer dengan menggunakan merek luminal. Dan digunakan oleh
dokter di Jerman untuk membunuh anak yang lahir dengan deformitas, yang
saat itu merupakan kebijakan Nazi, Jerman. Dulu juga digunakan untuk
penyakit kuning dan profilaxis pada kejang dema 1
2.1.2. Indikasi
Digunakan untuk perawatan semua jenis serangan pada epilepsi
sebagai alternatif 1
2.1.3. Efek Samping
Yaitu sedatif, hipnotik, Bisa terjadi withdrawal syndrom bisa terjadi
akibat penghentian mendadak atau jika dosis obat dikurangi secara tajam.
Gejala-gejala withdrawal antara lain: anxiety ,increased heart rate, sweating,
confusion ,seizures, kematian. Efek pada system saraf yaitu ataxia,
nystagmus, dan pusing. Pada orang tua dapat menimbulkan rasa gembira
dan rasa bingung, sedang pada anak dapat menyebabkan hiperaktif 1,2,3
2.1.4. Farmakokinetik
Babiturat diabsorbsi per oral dan beredar luas di seluruh tubuh.
Obat tersebar dalam tubuh dari otak sampai ke daerah splanknikus. Otot
skelet dan akhirnya ke jaringan lemak. Gerakan ini penting dalam
menentukan jangkau waktu kerja yang singkat dari thiopental dan derivat
2
jangka pendek lainnya. Barbiturat dimetabolisme dalam hati dan metabolit
yang tidak aktif dikeluarkan dalam urin 3
Phenobarbital memiliki bioavailabilitas 90%. Dalam plasma
puncaknya mencapai 8-12 jam. Akan berada dalam tubuh sekitar 2-7 hari
dan mengikat protein 20-40%. Dimetabolisme oleh hati, terutama melalui
hidroksilasi dan glukoronidasi, dan menginduksi banyak isozim dari sistem
sitokrom P450 1
2.1.5. Farmakodinamik
Susunan Saraf Pusat. Efek utama barbiturat ialah depressi SSP.
Semua tingkat depresi dapat di capai, mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai
tingkat anastesia, koma, sampai kematian. Barbiturat tidak dapat
mengurangi rasa nyeri, tanpa disertai hilangnya kesadaran, dan dosis kecil
barbiturat dapat meningkatkan reaksi terhadap rangsangan nyeri. Pada
beberapa individu, dan dalam keadaan tertentu, misalnya adanya rasa sakit,
barbiturat tidak menyebabkan sedasi melainkan malah menimbulkan eksitasi
(kegelisahan dan delirium). hal ini mungkin disebabkan adanya depresi
pusat penghambatan 3
Efek pada tingkatan tidur. Efek hipnotik barbiturat
meningkatkan total lama tidur dan mempengaruhi tingkatan tidur yang
bergantung pada dosis 3
Tempat dan mekanisme kerja pada SSP. Barbiturat bekerja pada
seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama kuatnya. Dosis non
anesthesi terutama menekan respon pasca sinaps. Penghambatan hanya
terjadi pada sinaps GABA-nergik.. Barbiturat memperlihatkan beberapa efek
yang berbeda pada eksitasi dan inhibisi transmisi sinaps, kapasitas barbiturat
membantu kerja GABA sebagian menyerupai kerja benzodiazephin, namun
pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai agonist GABA-nergik,
sehingga dalam dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi SSP yang
berat 1,3
Pernapasan. Barbiturat menyebabkan depresi nafas. Pemberian
barbiturat dosis sedatif hampir tidak berpengaruh terhadap pernafasan,
3
sedangkan dosis hipnotik oral menyebabkan pengurangan frekuensi dan
amplitudo nafas, ventilasi alveol sedikit berkurang sesuai dengan keadaan
tidur fisiologis. Pemberian oral barbiturat yang sangat tinggi atau suntikan iv
yang terlalu cepat menyebabkan depresi nafas yang lebih berat 2,4
Sistem Kardiovaskular. Pada dosis oral sedatif atau hipnotik,
barbiturat tidak memberikan efek yang nyata terhadap sistem
kardiovaskular. Frekuensi nadi dan tekanan darah sedikit menurun seperti
terjadi dalam keadaan tidur fisiologis. Pemberian babiturat dosis terapi iv
secara cepat dapat menyebabkan tekanan darah turun secara mendadak
sebentar. Efek kardiovaskular terhadap intoksikasi barbiturat sebagian besar
disebabkan oleh hipoksia sekunder akibat infeksi nafas. Dosis tinggi
barbiturat menyebabkan depresi pusat vasomotor diikuti vasodilatasi perifer
sehingga terjadi hipotensi. Barbiturat dosis sangat tinggi berpengaruh
langsung terhadap kapiler sehingga menyebabkan syok kardiovaskular 2,1
2.1.6. Kontraindikasi
Akut porpiria, oversensitive terhadap barbiturat, stress, hiperkinesi 1
2.2. Hubungan Kadar/Dosis – Intensitas
Menurut teori pendudukan reseptor (receptor occupancy), intensitas
efek obat berbanding lurus dengan fraksi reseptor yang diduduki atau
diikatnya, dan intensitas efek mencapai maksimal jika seluruh reseptor
diduduki oleh obat. Oleh karena interaksi obat-reseptor ini analog dengan
interaksi substrat-enzim, berlaku persamaan Michaellis-Menten: 2
E = intensitas efek obat
Emax = efek maksimal
[D] = kadar obat bebas
KD = k2∕k1
Hubungan antara kadar atau dosis obat [D] dengan besarnya efek
[E] terlihat sebagai kurva dosis-intensitas efek (graded dose-effect
curve=DEC) yang berbentuk hiperbola. Jika dosis dalam log, maka
hubungan antara log D dengan besarnya efek E terlihat sebagai kurva log
dosis-intensitas efek (log DEC) yang berbentuk igmoid. Ini hanya berlaku
untuk satu efek. Jika efek yang diamati merupakan gabungan beberapa efek,
4
maka log DEC-nya dapat bermacam-macam bentuknya. Tetapi untuk
masing-masing efek tersebut, log DEC umumnya berbentuk sigmoid 4
1/KD menunjukkan afinitas obat terhadap reseptor, artinya
kemampuan obat untuk berikatan dengan reseptornya (kemampuan obat
untuk membentuk kompleks obat-reseptor). Jadi makin besar KD (= dosis
menimbulkan ½ efek maksimal), makin kecil afinitas obat terhadap
reseptornya. Emax menunjukkan aktivitas intrinsik atau efektivitas obat,
yakni kemampuan intrinsik kompleks obat-reseptor untuk menimbulkan
aktivitas/efek farmakologik 4
2.3. Indeks Terapi
Hampir semua obat pad a dosis yang cukup besar
menimbulkan efek toksis (dosis toksis, TD) dan pada akhirnya dapat
mengakibatkan kematian (dosis letal, LD). Dosis terapeutis adalah
takaran dimana obat menghasilkan efek yang diinginkan 5
Untuk menilai keamanan dan efek suatu obat, di dalam
laboratorium farmakologi dilakukan penelitian menggunakan binatang
percobaan. Yang ditentukan adalah khusus ED50 dan LD50 yaitu dosis
yang masing-masing memberikan efek atau yang mematikan 50% dari
jumlah binatang 5
Indeks terapi merupakan perbandingan antara kedua dosis itu,
yang merupakan suatu ukuran keamanan obat. Semakin besar indeks
terapi, semakin aman penggunaan obat tersebut. Tetapi, indeks terapi
ini tidak dengan begitu saja dapat dikorelasikan terhadap manusia,
seperti semua hasil percobaan dengan binatang, karena adanya
perbedaan metabolisme5
Luas terapi adalah jarak antara LD50 dan ED50 juga
dinamakan jarak keamanan (safety margin). Seperti indeks terapi, luas
terapi berguna pula sebagai indikasi untuk keamanan obat, terutama
untuk obat yang digunakan secara kronis. Obat dengan luas terapi
kecil, yaitu dengan selisih kecil antara dosis terapi dan dosis
toksisnya, mudah sekali menimbulkan keracunan bila dosis normalnya
dilampaui 5
5
BAB III
METODOLOGI
3.1.Alat dan Bahan
1. Stopwatch
2. Kapas
3. Alkohol 70%Spuit 3 cc
4. Kawat kasa
5. Klem
6. Aquades
7. Phenobarbital injeksi
8. Tikus putih
3.2.Cara Kerja
1. Berat badan/BB tikus ditimbang.
2. Dihitung dosis obat yang akan diberikan berdasarkan BB tikus.
3. Diberikan phenobarbital i.p dengan dosis 50, 100, 150 mg/kg BB.
4. Diamati perubahan perilaku pada aktivitas motor, tes kasa, analgesia,
ptosis, dan kematian pada hewan.
Aktivitas motorik
25 = gerak spontan
50 = gerak spontan bila dipegang
75 = gerakan menurun pada saat dipegang
100= tidak ada gerak spontan pada saat dipegang
Test Kasa
25 = Tidak jatuh apabila kasa dibalik dan digoyang
50 = jatuh apabila kasa dibalik
75 = jatuh apabila posisi kasa 90o
100= jatuh apabila posisi kasa dibalik 45o
Analgesia
25= Respon menarik kaki dengan cepat setelah telapak kaki dijepit
disertai gerakan kepala ke arah kaki yang dijepit berkurang pada
saat telapak kaki dijepit
6
50= respon menarik kaki dengan cepat setelah kaki dijepit tetapi tidak
diikuti oleh gerakan kepala
75= respon menarik kaki dengan lambat dan tidak ada gerakan pada
kepala
100= tidak ada respon pada saat telapak kaki dijepit
Ptosis
25 = ptosis kurang dari 1/2
50 = ptosis 1/2
75 =seluruh palpebra tertutup tetapi masih dapat dibuka jika
digoncangkan
100= seluruh palpebra tertutup dan tidak terbuka jika digoncangkan
3.3. Uji Statistik
Menggunakan analisis deskriptif dan inverensi dengan tes parametrik
ANOVA dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, menggunakan komputer
program Microsoft Office Excel 2003.
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum
Tabel 1. Respon Tidur pada Tikus Semua Kelompok
DosisRespon tidur (+/-) pada tikus Kelompok
1 2 3 4 5 6% Indikasi
yang Berespon
50 mg - - - + - - 16.67100 mg + + - - + - 50150 mg + + - - - - 33.33
Nilai positif (+) = 100 pada dua atau lebih parameter yang diamati
Nilai negatif (-) = < 100 (25, 50, 75) atau hanya satu parameter yang bernilai 100
Grafik 1. Persamaan regresi linear y=ax+b, hubungan antara dosis dengan %
indikasi yang berespon.
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dosis dengan efek
adalah uji One Way ANNOVA.
8
Pengaruh Phenobarbital (50 mg/kgBB)
0
10
20
30
40
50
60
5 10 15 20 30 40 50 60
MenitR
es
po
ns
AKTIVITASMOTORIK
TES KASA
ANALGESIK
PTOSIS
A. DATA KELAS (SEMUA KELOMPOK)
A. Tikus I
TIKUS I AKTIVITAS MOTORIK TES KASA ANALGESIK PTOSIS
1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE
525
100
25
25
25
25 37,5
12,5
25
25
25
25
25
25 25 0
25
75
25
25
25
25
33,33333
8,3333
25
25
25
25
25
25 25 0
1025
100
25
25
50
25
41,66667
12,3
625
25
25
25
50
25
29,16667
4,1667
25
25
25
25
50
25
29,16667
4,1667
25
50
25
25
25
25
29,16667
4,1667
1525
25
25
75
75
25
41,66667
10,541
50
25
50
25
75
25
41,66667
8,3333
25
25
25
25
75
25
33,33333
8,3333
25
25
25
25
25
25 25 0
2025
25
25
75
75
25
41,66667
10,541
50
25
50
25
100
25
45,83333
11,932
25
25
25
50
50
25
33,33333
5,2705
25
25
25
50
25
25
29,16667
4,1667
3025
25
25
100
75
25
45,83333
13,157
50
25
50
50
50
25
41,66667
5,2705
25
25
25
75
50
25 37,5
8,5391
25
25
25
50
25
25
29,16667
4,1667
4025
75
25
100
50
25 50
12,9
175
25
50
50
25
25
41,66667
8,3333
25
25
25
75
25
50 37,5
8,5391
25
25
25
50
25
25
29,16667
4,1667
5075
25
25
100
25
50 50
12,9
175
25
50
75
25
25
45,83333
10,035
25
50
50
75
25
50
45,83333
7,6829
50
25
25
50
25
25
33,33333
5,2705
6025
25
25
100
25
50
41,66667
12,3
650
25
50
75
25
25
41,66667
8,3333
25
25
50
75
25
75
45,83333
10,035
25
25
25
100
25
25 37,5
12,4999
MENIT
AKTIVITAS MOTORIK
TES KASA
ANALGESIK
PTOSIS
5 38 25 33 2510 42 29 29 2915 42 42 33 2520 42 46 33 2930 46 42 38 2940 50 42 38 2950 50 46 46 3360 42 42 46 38
9
10
Pengaruh Phenobarbital 100mg/BB
0
20
40
60
80
100
120
5 10 15 20 30 40 50 60
Menit
Resp
on
AKTIVITASMOTIORIK
TES KASA
ANALGESIK
PTOSIS
B. Tikus II
TIKUS2 AKTIVITAS MOTORIK TES KASA ANALGESIA PTOSIS
Menit 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SD
5 25 25 25 50 25 2529,166
674,16
67 25 2525
25 25
25 25 0 25 25
25
25 25
25 25 0
25
25
25
25
25
25 25
10 25 25 25 50 50 2533,333
335,27
05 25 2525
25 75
25
33,33333
8,3328 50 25
25
25 50
25
33,33333
5,2705
25
25
25
25
50
25
29,16667 10,20621
15 50 25 25 7510
0 25 5012,9
1 50 7525
25 75
25
45,83333
10,035 50 25
25
50 75
25
41,66667
8,33328
25
25
25
25
50
25
29,16667 10,20621
20 75 50 25 7510
0 2558,333
3312,3
6 50 2525
25
100
25
41,66667
12,36 50 25
25
50
100
25
45,83333
11,9315
50
25
25
25
50
25
33,33333 12,90994
30 7510
0 25 7510
0 2566,666
6713,9
44 7510
025
50
100
25 62,5
14,068 75
100
25
50
100
25 62,5
14,0683
75
25
25
25
50
50
41,66667 20,41241
40 75 50 7510
0 75 5070,833
337,68
29 75 2525
50
100
50
54,16667
11,932 75
100
25
75
100
50
70,83333
11,9315
75
50
50
25
50
50 50 15,81139
5010
010
010
010
010
0 7595,833
334,16
6710
0 5050
50
100
75
70,83333
10,035 75
100
50
75
100
50 75
9,1287
75
25
50
25
50
50
45,83333 18,81932
6010
010
010
010
010
010
0 100 010
010
075
50
100
75
83,33333
8,3328
100
100
50
75
100
75
83,33333
8,33328
75
25
50
25
75
50 50 22,36068
MENIT
AKTIVITAS MOTIORIK
TES KASA
ANALGESIK
PTOSIS
5 29 25 25 25
10 33 33,3 33 29
15 50 45,8 42 29
20 58 41,7 46 33
30 67 62,5 63 42
40 71 54,2 71 50
50 96 70,8 75 46
60 100 83,3 83 50
11
Pengaruh Phenobarbital 150mg/kgBB
0
20
40
60
80
100
120
5 10 15 20 30 40 50 60
Menit
Resp
on
AKTIVITAS MOTORIK
TES KASA
ANALGESIK
PTOSIS
C. Tikus III
TIKUS 3 AKTIVITAS MOTORIK TES KASA ANALGESIK PTOSISI
MENIT 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE 1 2 3 4 5 6 MEAN SE
5 25 25 25 2550 25
29,16667
4,1667 25 25
25
25
25
25 25 0 25 50
25
25 25
25
29,16667
4,1667
25
25
25
25
25
25 25 0
10 2510
0 25 5075 25 50
12,9099 25 75
25
25
25
25
33,33333
8,3333 25
100
50
25 25
50
45,83333
11,9315
25
50
25
25
25
25
29,16667 4,1667
15 25 50 75 5025 25
41,66667
8,3333 25
100
25
25
25
25 37,5 12,5 25 50
50
25 25
50 37,5
5,5902
25
75
50
25
25
25 37,5 8,5391
20 50 25 75 5050 50 50 6,455 25 25
25
25
25
25 25 0 25 50
25
25 25
50
33,33333
5,2705
25
25
25
25
50
25
29,16667 4,1667
30 5010
0 75 5025 50
58,33333
10,5409 25 50
25
25
25
25
29,16667
1,4667 25
100
25
75 25
50 50
12,9099
25
50
50
25
25
50 37,5 5,5902
40 7510
0 75 7525 75
70,83333
10,0347 50 50
25
25
25
50 37,5
5,5902 25 75
25
50 25
50
41,66667
8,3333
50
50
50
50
25
50
45,83333 4,1667
50 7510
010
010
075
100
91,66667
5,2705 50
100
25
50
25
75
54,16667
11,932 50 75
50
75 75
75
66,66667
5,2705
50
25
50
50
25
50
41,66667 5,2705
6010
010
010
010
075
100
95,83333
4,1667
100
100
50
75
75
75
79,16667
7,6829
100 75
50
75
100
75
79,16667
7,6829
75
50
50
50
25
50 50 6,455
MENITAKTIVITAS MOTORIK
TES KASA ANALGESIK PTOSIS
5 29 25 29 25
10 50 33 46 29
15 42 38 38 38
20 50 25 33 29
30 58 29 50 38
40 71 38 42 46
50 92 54 67 42
60 96 79 79 50
12
TIKUS I KELOMPOK IV
BB = 212 gram
Dosis = 50 mg/kgBB
Pengaruh Phenobarbital (50 mg/kgBB)
0
20
40
60
80
100
120
5 10 15 20 30 40 50 60
Menit
aktivitas motorik
tes kasa
analgesik
ptosis
efek tikus I menit ke- 5 10 15 20 30 40 50 60 MEAN SD SE
Aktivitas motorik25 25 75 75 100 100 100 100 75 32,73268 11,5727
Tes kasa25 25 25 25 50 50 75 75 43,75 22,16013 7,8348
Analgesik25 25 25 50 75 75 75 75 53,125 24,77578 8,7596
Ptosis25 25 25 50 50 50 50 100 46,875 24,77578 8,7596
13
TIKUS II KELOMPOK IV
BB = 224 gram
Dosis = 100 mg/kgBB
Pengaruh Phenobarbital (100 mg/kgBB)
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6 7
Menit
Aktivitas motorik
Tes kasa
Analgesik
Ptosis
efek tikus II Menit ke- 5 10 15 20 30 40 50 60 MEAN SD SE
Aktivitas motorik 50 50 75 75 75 100 100 100 78,125 20,86307 7,3762Tes kasa 25 25 25 25 50 50 50 50 37,5 13,36306 4,7245Analgesik 25 25 50 50 50 75 75 75 53,125 20,86307 7,3762Ptosis 25 25 25 25 25 25 25 25 25 0 0
14
TIKUS III KELOMPOK IV
BB = 197 gram
Dosis = 150 mg/kgBB
efek tikus III Menit ke- 5 10 15 20 30 40 50 60 MEAN SD SE
Aktivitas motorik 25 50 50 50 50 75 100 100 62,5 26,72612 9,4491Tes kasa 25 25 25 25 25 25 50 75 34,375 18,6006 6,5763Analgesik 25 25 25 25 75 50 75 75 46,875 24,77578 8,7596Ptosis 25 25 25 25 25 50 50 50 34,375 12,93873 4,5745
Pengaruh Phenobarbital (150 mg/kgBB)
0
20
40
60
80
100
120
5 10 15 20 30 40 50 60
Menit
Aktivitas motorik
Tes kasa
Analgesik
Ptosis
15
A. AKTIVITAS MOTORIK
LABEL50 mg 100 mg 150 mg
Mean ± S.error Mean ± S.error Mean ± S.error5
10
15
20
30
40
50
60
37.500 ± 12.500
41.667± 12.360
41.667± 10.541
41.667±10.541
45.833± 13.566
50.000± 12.910
50.000± 12.910*
41.667± 12.360
29.167± 4.167
33.333± 5.270
50.000± 12.910
58.333± 12.360
66.667± 13.944
70.833± 7.683
95.833± 4.167**
100.000± 0.000***
29.167± 4.167
50.000±12.910
41.667± 8.333
50.000± 6.455
58.333± 10.541
70.833± 10.035
91.667±5.270***
95.833±4.167***
Keterangan :
* :Berbeda bermakna pada menit ke 50 antara dosis 50 mg/kgBB
vs 150 mg/kgBB
** :Berbeda bermakna pada menit ke 50 antara dosis 100
mg/kgBB vs 150 mg/kgBB
*** :Berbeda bermakna pada menit ke 60 antara dosis 100
mg/kgBB vs 150 mg/kgBB
B. TES KASA
Efikasi
16
LABEL50 mg 100 mg 150 mg
Mean ± SE Mean ± SE Mean ± SE5
10
15
20
30
40
50
60
25.000± 0.000
29.167± 4.167
41.667±10.541
54.167± 11.932
41.667± 5.270
41.667± 8.333
45.833± 10.035
41.667± 8.333***
25.000± 0.000
33.333± 8.333
45.833± 10.035
41.667± 12.360
62.500± 14.068
54.167± 11.932
70.833± 10.035
83.333± 8.333*
25.000± 0.000
33.333± 8.333
37.500± 12.500
25.000± 0.000
29.167± 4.167
37.500± 5.590
54.167± 11.932
79.167± 7.683**
Keterangan :
* :Berbeda bermakna pada menit 60 antara dosis 50 mg/kgBB vs
100 mg/kgBB
** : Berbeda bermakna pada menit 60 antara dosis 50 mg/kgBB vs
150 mg/kgBB
C.TES ANALGESIA
Efikasi
17
Menit50 mg 100 mg 150 mg
Mean ± S.error Mean ± S.error Mean ± S.error
5
10
15
20
30
40
50
60
33,333 ± 8,333
29,167 ± 4,167
33,333 ± 8,333
33,333 ± 5,270
37,500 ± 8,539
37,500 ± 8,539
45,833 ± 7,683*
45,833 ±10,035*****
25,000 ± 0
33,333 ± 5,270
41,667 ± 8,333
45,833 ± 11,932
62,500 ± 14,068
70,833 ± 11,932
75,000 ± 9,129*
83,333 ± 8,333**
29,167 ± 4,167
45,833 ± 11,932
37,500 ± 5,590
33,333 ± 5,270
50,000 ± 12,910
41,667 ± 8,333
66,667 ± 5,270
79,16 ±7,683***
* :Berbeda bermakna pada menit ke 50 antara dosis 50
mg/kgBB vs 100 mg/kgBB
** :Berbeda bermakna pada menit ke 60 antara dosis 50
mg/kgBB vs 100 mg/kgBB
*** :Berbeda bermakna pada menit ke 60 antara dosis 50
mg/kgBB vs 150 mg/kgBB
Efikasi
18
D. PTOSIS
Menit50 mg 100 mg 150 mg
Mean ± S.error Mean ± S.error Mean ± S.error
5
10
15
20
30
40
50
60
25,000 ± 0
29,167 ± 4,167
25,000 ± 0
29,167 ± 4,167
29,167 ± 4,167
29,167 ± 4,167*
33,333 ± 5,270
37,500 ± 12,500
25,000 ± 0
29,167 ± 4,167
29,167 ± 4,167
33,333 ± 5,270
41,667 ± 8,333
50,000 ± 6,455
45,833 ± 7,683
50,000 ± 9,129
25,000 ± 0
29,167 ± 4,167
37,500 ± 5,590
29,167 ± 4,167
37,500 ± 5,590
45,833 ± 4,167
41,667 ± 5,270
50,000 ± 6,455Dari tabel di atas tidak didapatkan adanya perbedaan yang bermakna
antara dosis 50, 100, dan 150 mg/kgBB sampai pada menit ke-60.
Efikasi
19
Penentuan ED50 dengan menggunakan persamaan regresi y=ax + b
Untuk menentukan ED50 maka digunakan persamaan yang telah
di dapat dari grafik hubungan dosis dengan efek yaitu :
y = 0,166x + 16.67
50 = 0,166x + 16,6
x = 200,78 mg/KgBB
Jadi ED50 untuk menimbulkan efek tidur pada tikus sebesar :
200,78 mg/KgBB
4.2.Pembahasan
Dari pengamatan dan uji statistik secara keseluruhan antara dosis
50 mg/KgBB dan 150 mg/kgBB didapatkan hasil berbeda bermakna
dimana probabilitas korelasi antar kedua dosis tersebut < 0,05 hal ini
dikarenakan terdapat perbedaan yang signifikan antara kerja kedua dosis
obat tersebut terhadap efek yang ditimbulkannya, hal ini dikarenakan kerja
suatu obat berbanding lurus terhadap dosis yang diberikan. Untuk uji tes
motorik berdasarkan hasil uji annova terdapat perbedaan yang bermakna
antara dosis 50 mg/kgBB vs 150 mg/kgBB.
Terdapat perbedaan hasil tes perilaku terhadap fenobarbital pada
setiap perlakuan yang diuji, karena terdapat perbedaan efek disetiap dosis
pada masing-masing perlakuan hal ini menyulitkan untuk uji analitik
karena pada uji annova one way didapatkan hasil parametrik dan non
parametrik sehingga diperlukan uji analitik sub annova selanjutnya (dalam
hal ini penguji menggunakan tes suggested “Tukey”).
Tes perilaku yang diuji pada penelitian kali ini tidak hanya
memakai satu indikator saja tetapi beragam indikator hal ini dikarenakan
setiap tes perilaku saling mendukung satu sama lain dalam penafsiran hasil
20
respon tidur (+) dengan kata lain semakin banyak parameter yang
digunakan maka semakin meningkatkan validitas tes ini dan meningkatkan
tingkat kepercayaan terhadap hasil tes tersebut.
Sementara itu tes ptosis memiliki validitas terendah karena
kebiasaan tikus tidak memejamkan mata pada saat tidur, tes analgesi juga
bervaliditas rendah karena fenobarbital tidak mengurangi efek nyeri,
aktivitas motorik merupakan validitas tertinggi karena efek dari
fenobarbital sebagai depresan SSP dan berefek hipnotik dan sedasi.
Efikasi maksimal berbeda-beda pada masing-masing dosis disetiap
tesnya. Untuk tes aktivitas motorik efek maksimal pada dosis 50 mg/kgBB
terjadi pada menit ke-40 dan menit ke-50, sedangkan pada dosis
100mg/kgBB dan 150 mg/kgBB terjadi pada menit ke-60. Untuk tes kasa
efek maksimal pada dosis 50 mg/kgBB terjadi pada menit ke-20,
sedangkan pada dosis 100 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB terjadi pada menit
ke-60. Untuk tes analgesik efek maksimal pada dosis 50 mg/kgBB terjadi
pada menit ke-50, sedangkan pada dosis 100mg/kgBB dan 150 mg/kgBB
terjadi pada menit ke-60. Untuk tes ptosis efek maksimal pada dosis 100
mg/kgBB terjadi pada menit ke-40, sedangkan pada dosis 50 mg/kgBB
dan 150 mg/kgBB terjadi pada menit ke-60.
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi
dosis suatu obat semakin cepat kerja suatu obat (onset of action) dan
semakin meningkatkan efek terapi obat tersebut, namun peningkatan dosis
diluar batas keamanan (slope) obat dapat mengakibatkan efek letal obat
pada pasien.
21
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
• Dosis 50, 100 dan 150 mg/kgBB didapatkan hasil berbeda bermakna,
dimana p<0,05.
• Didapatkan hasil uji parametric dan non parametric melalui uji sub
annova (Turkey)
• Semakin banyak parameter (indikator respon tidur yang positif (+))
yang digunakan maka semakin meningkatkan validitas tes ini dan
meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap hasil tes tersebut
• Tes aktivitas motorik merupakan validitas tertinggi karena efek dari
fenobarbital sebagai depresan SSP dan berefek hipnotik dan sedasi
• Tes analgesi juga bervaliditas rendah karena fenobarbital tidak
mengurangi efek nyeri
• Tes ptosis memiliki validitas terendah karena kebiasaan tikus tidak
memejamkan mata pada saat tidur
• Efikasi maksimal berbeda-beda pada masing-masing dosis disetiap
tesnya
• Semakin tinggi dosis suatu obat semakin cepat kerja suatu obat (onset
of action) dan semakin meningkatkan efek terapi obat tersebut, namun
peningkatan dosis diluar batas keamanan (slope) obat dapat
mengakibatkan efek letal obat pada pasien.
Saran
Sebaiknya dapat menentukan jenis, cara pemberian dan dosis yang
tepat untuk efek terapi optimal, dan lebih teliti dalam mengamati efek
phenobarbital pada tikus sebagai hewan coba. Serta tidak lalai dalam
mempertatikan stopwatch.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Scott,Donald M .1993 . Sejarah Kota Epileptic Therapy. Taylor & Francis: French.
2. The American Heritage®. 2003.Dictionary of the English Language, Fourth Edition copyright ©2000 Houghton Mifflin Company: USA.
3. Mycek, Mary J., dkk. 2001. Farmakologi: Ulasan Bergambar. Terjemahan oleh: Azwar Agoes. Jakarta: Widya Medika
4. Utama, Hendra dan Vincent H.S. Gan. 2007. Antiepilepsi dan Antikonvulsi Alkohol. Jakarta: Gaya Baru.
5. Tjay, Tan Hoan & Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Kelima. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
23
ED 50 ( EFFECTIVE DOSE 50 ) PHENOBARBITAL PADA TIKUS
Disusun Oleh:
Kelompok IV:sindie
24