2. arni apriani (06111404002)
TRANSCRIPT
KONSEP ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN SEKOLAH
Arni Apriani06111404002
Dosen Pembimbing:
Drs. Didi Tahjuddin, M.Pd
Konsep Dasar Administrasi Sekolah
1. Pengertian dan Prinsip Administrasi Sekolah
Secara teoretik pengertian administrasi yaitu melayani secara
intensif, sedangkan secara etimologis administrasi dalam bahasa Inggris
“administer” yaitu kombinasi dari kata latin yang terdiri dari AD dan
MINISTER yang berarti “to serve” yaitu melayani, membantu, dan memenuhi.
Di Indonesia dikenal dengan istilah administratie yang berasal dari
bahasa Belanda yang artinya lebih sempit dan terbatas pada aktivitas
ketatausahaan.
Dilihat dari kedudukan dan peranannya administrasi dan manajemen
bukanlah ilmu yang eksklusif berdiri sendiri, tetapi ilmu ini tumbuh dan
berkembang dengan didukung oleh ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi,
antropologi, politik, psikologi, ekonomi, dan hukum.
Sejauh ini, administrasi sekolah seringkali diartikan secara sempit
semata-mata sebagau ketataushaan seperti menyelenggarakan surat
menyurat, mengatur dan mencatat penerimaan, penyimpanan,
mendokumentasikan kegiatan, mempersiapkan laporan, penggunaan dan
pengeluaran barang-barang, mengurus dan membukukan keuangan, dan
sebagainya.
Dalam arti luas , Administrasi sekolah mencakup semua kegiatan
yang dijalankan dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang telah
ditentukan seperti menentukan kebijakan (policy), menyusun strategi dan
program sekolah yang lebih efektif dan efisien, membagi tugas kepada seluru
personal sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-masing, mengawasi dan
membimbing pelaksanaan pendidikan di sekolah, mengatur penggunaan
material dan pengelolaan keuangan.
Penting diketahui, sistem sekolah merupakan suatu dari sistem
pendidikan yang luas, berskala nasional atau regional juga daerah bahkan
masyarakat secara keseluruhan. Sistem pendidikan senantiasa menhadapi
perubahan yang konstan. Oleh karena itu, administrasi sekolah harus dilihat dari
berbagai aspek antara lain
1. Dari segi kepemimpinan kepala sekolah, bagaimana ia menggerakkan
personal sekolah untuk bekerja lebih giat dengan mempengaruhi dan
mengawasi, berkerja sama dan memberi contoh.
2. Dari proses pengambilan keputusan, setiap kepala sekolah harus mengambil
keputusan untuk memecahkan permasalahan. Oleh karena itu para
pemimpin harus belajar bagaimana cara mengambil keputusan yan baik.
3. Dari segi komunikasi, sebagai usaha untuk membuat orang lain mengerti
apa yang dimaksudkan pemimpin dan pemimpin apa yang diinginkan orang
lain.
Jadi administrasi sekolah diterapkan untuk
menjamin kelancaran berfungsinya jaringan kerja
dalam penyelenggaraan aktivitas dan program sekolah
sesuai dengan rencana dan sasaran sekolah serta
menjamin kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
sesuai standar yang dipersyaratkan untuk memperoleh
mutu lulusan yang kompetitif.
2. Ruang Lingkup Administrasi Sekolah
Ruang lingkup administrasi sekolah dilihat dari sudut yang sempit terdiri dari:
1. Administrasi tata laksana sekolah
2. Administrasi guru dan pegawai sekolah
3. Supervisi pendidikan
4. Pelaksanaan dan pembinaan kurikulum
Jadi ruang lingkup pembahasan administrasi sekolah difokuskan pada
profesionalisme pengelolaan sekolah oleh tenaga pendidikan sebagai suatu sistem
administrasi dilihat dari segi kelembagaan sekolah dan profesionalisme pengajaran
oleh tenaga pendidik dilihat dari manajemen pembelajaran dikelas maupun tempat
kegiatan belajar lainnya. Kedua hal ini sebagai bagian yang terintegritas dalam
kegiatan operasional sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
3. Tujuan Mempelajari Administrasi Sekolah
Mempelajari administrasi sekolah bagi para pengelola sekolah dan
masyarakat yang peduli terhadap sekolah dimaksudkan untuk
memberi pemahaman yang komprehensif dan mengembangkan
keterampilan serta kemampuan bidang administrasi sekolah untuk
menunjang efektivitas dan efisiensi tugasnya guru dalam pengelolaan
sekolah. Dengan memahami penyelenggaraan program sekolah,
bagaimana sekolah itu dikelola, dapat diketahui bahwa guru dan
tenaga kependidikan merupakan komponen yang sangat penting
dalam administrasi sekolah, karena guru dan tenaga kependidikan
serta personal lainnya dapat memberikan sumbangan secara maksimal
untuk mencapai tujuan sekolah.
B. Konsep Dasar Manajemen Sekolah
1. Arti dan prinsip Manajemen Sekolah
Manajemen didefinisikan oleh Parker Follet sebagai “the art of getting things
done through poeple” atau diartikan lebih luas sebagai proses pencapaian tujuan
melalui pendayagunaan sumber daya manusia dan material secara efisien.
Aspek penting dalam manajemen sekolah adalah bagaimana proses
pengambilan keputusan sekolah dilakukan dengan cermat
mengimplementasikan konsep maupun teori manajemen dan keorganisasian.
Oleh karena itu, manajemen sekolah harus dipahami sebagai usaha
menumbuhkembangkan kekuatan dan potensi sumber daya sekolah untuk
mengeksloitasi peluang yang muncul sehingga mencapai tujuan pendidikan
yang bermutu.
Prinsip-prinsip manajemen sekolah adalah memperoleh hasil yang
paling efektif melalui orang-orang yang profesional mengacu pada visi dan
misi sekolah dengan jalan melakukan proses manajemen, yakni menjalankan
fungsi pokok program sekolah oleh seorang pimpinan sekolah sebagai
penanggung jawab sekolah, guru sebagai penanggung jawab pelayanan
belajar pada peserta didik dan tenaga kependidikan sebagai penanggung
jawab pelayanan teknis kependidikan di sekolah yang menerapkan fungsi-
fungsi manajemen, yaitu perencanaan (planning) program kegiatan sekolah,
pengorganisasian (organizing) tugas-tugas pokok sekolah, penggerakan
(actuating) seluruh sistem sekolah, dan pengawasan (controlling) kinerja
sekolah.
2. Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan menurut Gibson mencakup kegiatan menentukan
sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan sekolah adalah proses menentuksn sasaran, alat,
tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, pedoman, dan kesepakatan
(commitment) yang menghasilkan program-program sekolah yang terus
berkembang. Perencanaan sekolah harus luwes, mampu menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan, dan dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan rencana
sekolah membantu sekolah menjelaskan pengelolaan sekolah sekarang dan
masa mendatang, mendorong dan mendukung partisipasi masyarakat,
mendorong adanya keputusan-keputusan tingkat sekolah dan mendorong
terciptanya ketentuan dalam perencanaan dan pelaksanaannya.
b. Fungsi Pengorganisasian
Menurut Terry, pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat berkerja
sama secara efisien dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-
tugas tertentu dalam kondisi tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
Pengorganisasian sekolah adalah tingkat kemampuan kepala
sekolah bersama guru, tenaga kependidikan, dan personal lainnya disekolah
melakukan semua kegiatan manajerial untuk mewujudkan hasil yang
direncanakan dengan menentukan sasaran, menentukan struktur tugas,
wewenang dan tanggung jawab, dan menentukan fungsi-fungsi setiap
personal secara proporsional sesuai tugas pokok dan fungsinya, sehingga
terlaksananya tugas pada berbagai unsur organisasi. Pengorganisasian juga
menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana, dan
sumber daya sekolah yang lebih proporsional.
c. Fungsi Penggerakan (Actuating)
Menggerakan adalah tugas pemimpin, menurut Keith Davis ialah
kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan dengan penuh semangat.
Prinsip utama dalam penggerakan ini adalah bahwa perilaku
dapay diatur, dibentuk, atau diubah dengan sistem imbalan yang positif
yang dikendalikan dengan cermat. Dalam melaksanakan fungsi penggerakan
kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga
kependidikan, dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari
seberapa baik ia telah memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat
meningkatkan mutu sekolah.
d. Fungsi Pengkoordinasian
Oteng Sutisna merumuskan koordinasi ialah
mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang,
bahan, dan sumber-sumber lain kearah tercapainya maksud
yang telah ditetapkan. Koordinasi yang baik dilakukan oleh
kepala sekolah dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya
persaingan yang tidak sehat antar personal sekolah atau
kesimpingansiuran dalam tindakan. Koordinasi yang baik
menjadikan semua bagian unit kerja sekolah dan personal dapat
bekerjasma menuju ke suatu arah tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
e. Fungsi Pengarahan
Secara operasional pengarahan dapat dipahami sebagai
pemberian petunjuk bagaimana tugas-tugas harus dilaksanakan,
memberikan bimbingan selanjutnya dalam rngka perbaikan cara-
cara bekerja, mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan
pelaksanaan instruksi-instruksi yang diberikan agar tidak
menyimpang dari atah yang ditetapkan, menghindarkan kesalahan-
kesalahan yang diperkirakan dapat timbul dalam pekerjaan dan
sebagainya (Rifai, 19722:60).
f. Fungsi Pengawasan
Johnson mengemukakan bahwa pengawasan ialah sebagai fungsi
sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar
penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas-batas yang
ditoleransi.
Pengawasan diartikan sebagai salah satu kegiatan mengetahui realisasi
prilaku personal sekolah dan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai
yang dikehendaki, kemudian dari hasil pengawasan apakah dilakukan perbaikan.
Pengawasan meliputi pemeriksaan apakah semua berjalan sesuai rencana yang
dibuat, instruksi-instruksi yang dikeluarkan, dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
Kenyataan menunjukkan, pengawasan dalam institusi pendidikan dilihat dari praktek
menunjukkan tidak dikembangkan untuk mencapai efektivitas, efisiensi, dan
produktivitas.
3. Standar Manajemen Sekolah
Menurut UUSPN No. 20 tahun 2003 Pasal 4 ayat 1 manajemen
pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Standar pengelolaan menurut PP No. 19 tahun 2005 adalah
standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi
dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
Terima Kasih