2 bab 2 landasan teori pengertian manajemenlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab ii...
TRANSCRIPT
13
2 BAB 2
LANDASAN TEORI
Pengertian Manajemen
Sebuah organisasi terbentuk karena adanya kesepakatan antara dua orang atau
lebih yang memiliki tujuan bersama untuk dikembangkan. Dengan adanya organisasi,
manusia dapat menyatukan segala akal, ide dan pikiran mereka. Untuk menjalankan
tujuan tersebut, organisasi membutuhkan pondasi agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Pondasi tersebut ialah manajemen.
Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan
suatu organisasi dengan cara bekerja dalam team. Dalam sebuah penerapannya
manajemen memiliki subyek dan obyek. Subyek adalah orang yang mengatur,
sedangkan obyek adalah yang diatur.
Pengertian manajemen menurut beberapa ahli yaitu :
- Hasibuan (2016:2)
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan. Ilmu diperlukan sebagai pengetahuan tentang sesuatu
hal. Sedangkan seni berarti bagaimana cara seseorang melakukan suatu
kegiatan.
- Budiono (2016:2)
Manajemen mengacu pada suatu proses mengkoordinasi dan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif
dan efisien melalui orang lain. Efektif berarti semua unsur sumber daya yang
dimiliki oleh suatu organisasi dapat diberdayakan sesuai dengan fungsinya
masing-masing. Efisien berarti pekerjaan yang telah ditentukan oleh manajer
dapat dilakukan dan diselesaikan oleh para pekerja sesuai dengan anggaran
yang telah ditetapkan.
- Handoko (2016:3)
Manajemen mencakup fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan personalia, pengarahan, dan pengawasan.
14
Secara universal manajemen diartikan sebagai penggunaan sumber daya
organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai kegiatan
organisasi profit maupun non profit. Menurut Robbins & Coulter tahun 2010
menjelaskan beberapa fungsi manajemen, yaitu :
1. Planning (Perencanaan)
Proses ini sebagai langkah awal untuk menentukan tujuan dari
perusahaan/organisasi dalam bentuk visi dan misi baik jangka panjang dan jangka
pendek. Selain itu, strategi-strategi yang harus ditempuh juga sudah ditentukan dari
awal agar dalam pelaksanaannya akan mudah untuk mencapai tujuan perusahaan. Di
dalam fungsi ini terdapat perencanaan dan pengambilan keputusan yang membantu
mempertahankan efektivitas manajerial karena menjadi petunjuk untuk aktivitas di
masa depan.
2. Organizing (Mengorganisasi)
Menentukan apa yang harus diselesaikan, bagaimana caranya, dan siapa yang
mengerjakannya. Fungsi ini berguna untuk mengorganisasi dan mengatur orang-orang
yang ada dalam organisasi atau perusahaan tersebut. Agar mereka dapat menjalankan
peran dan fungsinya masing-masing dengan maksimal.
3. Leading (Kepemimpinan)
Memotivasi, memimpin, dan tindakan-tindakan lainnya yang melibatkan
interaksi dengan orang lain. Apabila fungsi ini dijalankan oleh manajer, maka ia
Manajer memiliki tanggungjawab untuk mengkoordinasi bawahannya supaya dapat
meningkatkan performa kerja masing-masing.
4. Controlling (Mengontrol)
Fungsi manajemen dalam controlling memiliki peran untuk evaluasi dan
pembuatan kebijakan baru. Fungsi controlling ini bertujuan untuk menjaga kinerja
orang-orang didalamnya agar tidak menurun melainkan daapat meningkat.
Manajemen Pemasaran
Menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh A.B Susanto (2001:19)
pengertian dari manajemen pemasaran dapat didefinisikan sebagai berikut.
“Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan,
pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan
dan organisasi.”
15
Menurut Saefullah (2017), manajemen pemasaran adalah kegiatan manajemen
berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa yang
sesungguhnya dibutuhkan oleh konsumen, dan bagaimana cara pemenuhannya dapat
diwujudkan. Dalam hal ini manajer perlu melakukan riset pemasaran untuk dapat
mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen.
Terdapat dua sasaran pemasaran yaitu menarik pelanggan baru dengan
menjanjinkan keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada
dengan memberikan kepuasan. Falsafah dari konsep pemasaran yang bertujuan dalam
memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan dari para konsumen. Seluruh
kegiatan dalam perusahaan yang sudah menganut konsep dari pemasaran harus
diarahkan agar dapat memenuhi tujuan tersebut.
Kegiatan pemasaran yaitu mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan
melakukan proses identifikasi kebutuhan konsumen yang perlu dipenuhi, menentukan
produk yang hendak di produksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan
cara-cara promosi dan penyaluran atau penjualan produk tersebut. Dapat dikatakan
kegiatan pemasaran adalah kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu
sistem.
Menurut Philip Kotler dan Keller (2009:5), pemasaran adalah sebagai suatu
proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa
yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain.
Konsep Manajemen Pemasaran
Menurut Stanton (1978), konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang
membuktikan bahwa pemuasan kebutuhan costumer merupakan syarat ekonomi dan
sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan memberikan
kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen.
Menurut Stanton (1978), elemen penting dalam konsep pemasaran:
Market oriented berorientasi pada keinginan Konsumen
Penyusunan kegiatan pemasaran secara terpadu
Pencapaian tingkat kepuasan Konsumen
Konsep Manajemen pada hakikatnya mencakup upaya dan strategi yang ditempuh
manajemen dalam rangka untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen.
16
2.3.1 Tujuan Pemasaran
Dengan adanya pemasaran maka konsumen dapat mengenal dan memahami
bentuk dan ciri khas dari produk yang ditawarkan apakah cocok dan sesuai dengan
keinginan pelanggan, sehingga produk tersebut dapat terjual dengan sendirinya.
Tujuan dari pemasaran secara idealnya yaitu menyebabkan pelanggan siap membeli
sehingga yang harus di fikirkan selanjutnya adalah bagaimana membuat produk
tersebut tersedia.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, tujuan dari kegiatan promosi menurut
Tjiptono (2008:211), yaitu:
Menginformasikan (Informing)
- Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk
- Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk
- Menyampaikan perubahan harga kepada pasar
- Menjelaskan cara kerja suatu produk
- Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan
- Meluruskan kesan yang keliru
- Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli
- Membangun citra perusahaan
Membujuk (Persuading)
- Membentuk pilihan merek
- Mengalihkan pilihan ke merek tertentu
- Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk
- Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga
- Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniagan (salesman)
Mengingatkan (Reminding)
- Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat
- Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan
- Mengingatkan pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan
- Menjaga agar ingatan pembeli tetap pada produk perusahaan
17
2.3.2 Perencaaan Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)
Strategi Pemasaran menurut Stanton (2003), adalah sesuatu yang meliputi
seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan
harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa
memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Salah satu dari strategi
pemasaran yaitu bauran pemasaran (Marketing Mix).
Menurut (Kotler dan Keller, 2009:4) “Kesuksesan finansial sering bergantung
pada kemampuan pemasaran. Finansial, operasi, akuntansi, dan fungsi bisnis lainnya
tidak akan berarti jika tidak ada cukup permintaan akan produk dan jasa sehingga
perusahaan bisa menghasilkan keuntungan. Harus ada pendapatan agar laba didapat.
Bauran Pemasaran
Menurut Philip Kotler (2000:15) definisi dari bauran pemasaran yaitu,
“Marketing mix adalah sekumpulan alat pemasaran yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.”
Tujuan dari pemasaran adalah untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan pelanggan yang kuat dan menguntungkan. Strategi pemasaran
yaitu logika pemasaran di mana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai
pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Dalam melaksanakan
kegiatan pemasaran, perusahaan mengkombinasikan empat variabel yang sangat
mendukung didalam menetukan strategi pemasaran. kombinasi keempat variabel itu
dikenal dengan istilah bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk
(product), harga (price), distribusi (place) dan promosi (promotion).
Sumarmi dan Soeprihanto (2010:274) menjelaskan, “Marketing mix adalah
kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu
produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain marketing mix adalah
kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat
mempengaruhi tanggapan konsumen
Mc Carthy dalam Kotler dan Keller (2009:63) mengklasifikasikan marketing
mix menjadi empat besar kelompok yang disebut dengan 4P tentang pemasaran yaitu
product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi). Variabel
pemasaran dalam setiap 4P ditunjukan dalam gambar di bawah ini:
18
a. Product (produk)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:274), produk adalah setiap apa saja
yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan,
pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Produk tidak hanya selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun
gabungan dari keduanya (barang dan jasa).
b. Price (harga)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:281), harga adalah jumlah uang
(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. Setelah
produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan
menentukan harga dari produk tersebut.
c. Place (tempat )
Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi, saluran
dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Menurut Sumarni dan
Soeprihanto (2010:288) tentang saluran distribusi yaitu saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk tersebut dari produsen
sampai ke konsumen atau industri pemakai.
d. Promotion (promosi)
Menurut Tjiptono (2008:219), pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan.
Promosi
2.5.1 Pengertian Promosi
Menurut Mualla (2006), promotion has an important role in forming of loyalty
and psychological connection degree between the consumer and the product, the ad
campaign, and the formulation of a sentence that create loyalty to the product play a
major role in the success of achieving the objectives of the promotion policy.
Menurut Gitosudarmo (2014), promosi adalah merupakan kegiatan yang
diajukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan
19
produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka
menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Promosi adalah kegiatan perusahaan
untuk memperkenalkan produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen
akan mudah melihatnya dan menarik perhatian mereka.
Promosi sebagai salah satu upaya untuk menyampaikan pesan dari suatu produk. Oleh
karena itu, agar promosi dapat berhasil maka cara penyampaian harus baik dan benar.
Promosi yang baik jangan sampai terkesan berlebihan, tetapi cukup menggunakan
kata-kata yang sederhana namun dapat mudah ditangkap oleh calon konsumen.
Konsumen terbagi dalam 2 macam, yaitu konsumen aktual dan konsumen potensial.
Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan
pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan
konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap
produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.
2.5.2 Tujuan Promosi
Menurut Tjiptono (2008: 219), tujuan promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan. Secara rinci ketiga tujuan promosi
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Menginformasikan (informing), dapat berupa:
a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
b. Memperkenalkan cara pemakaian baru dari suatu produk.
c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
d. Menjelaskan cara kerja suatu produk.
e. Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.
f. Meluruskan kesan yang keliru.
g. Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
h. Membangun citra perusahaan.
2. Membujuk (persuading) untuk:
a. Membentuk pilihan merek.
b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.
c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.
e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan salesman.
20
3. Mengingatkan (remind), dapat berupa:
a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat.
b. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan.
c. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan.
d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan.
2.5.3 Jenis Kegiatan Promosi
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi,
yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis
kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Menurut Kotler
(2001:98-100), ada lima jenis kegiatan promosi, antara lain:
Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan
menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara
personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli
yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai,
pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita
tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga
bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan
perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian
konsumen.
Sedangkan, ke-lima jenis kegiatan tersebut dijelaskan lebih lanjt oleh
Gitosudarmo (2014) sebagai berikut:
Periklanan (Advertising)
Bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang
ditujukan untuk merangsang pembelian. Semua bentuk penyajian dan promosi
non personal atas ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor
tertentu. Periklanan haruslah dibuat unik dan menarik agar menggerakkan
calon pembeli untuk membeli suatu produk. Berikut jenis periklanan :
21
Perilanan lembaga atau intuisi
Periklanan merk
Periklanan jenis barang tertentu
Periklanan penjualan
Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)
Personal selling merupakan salah satu dari kegiatan promosi perusahaan
dengan cara menawaran barang secara langsung kepada konsumen. Personal
selling berusaha mempengaruhi konsumen secara langsung dengan merayu
melalui pemakaian segala unsur pemasaran. Bentuk promosi ini dilakukan
secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon
pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian. Interaksi langsung
tersebut bisa secara tanya-jawab. Sifat-sifat penjualan tatap muka:
Personal atau adanya kontak langsung dengan konsumen
Tanggapan langsung atas pertanyaan atau reaksi konsumen
Mempererat hubungan dengan konsumen, apabila sikapnya
memuaskan
Biaya operasional cukup tinggi
Personal Selling mempunyai sifat-sifat, yaitu :
- Personal (perorangan), yaitu alat promosi yang terlibat langsung,
menanggapi, dan berinteraksi secara langsung terhadap calon konsumen
- Direct Respons, yaitu tanggapan langsung dari calon konsumen
- Mempererat hubungan perusahaan dan konsumen, hal tersebut dapat
terwujud apabila personal selling yang dilakukan oleh sales person dilakukan
dengan baik dan efektif
- Biaya yang tinggi, hal ini karena sales person medatangi calon konsumen
untuk memperkenalkan suatu produk
Publisitas (Publisity)
Suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha
tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya
bersifat ilmiah).
Promosi Penjualan (Sales promotion)
Suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk
merangsang pembelian. Jenis-jenis promosi :
22
- Promosi konsumen
- Promosi dagang
- Promosi bisnis
Pemasaran Langsung (Direct marketing)
Suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk
mempengaruhi pembelian konsumen. Sifat pemasaran langsung :
1. Nonpublik yaitu pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu, misalnya
pengiriman surat via pos atau email, itu berarti yang mengetahui pesan
tersebut hanya pihak terkait saja, public tidak mengetahui.
2. Disesuaikan yaitu pesan dapat disiapkan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya terlebih dahulu sebelum dikirimkan kepada orang yang
bersangkutan agar ia tertarik.
3. Terbaru yaiut pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat sesuai dengan
kondisi terkini.
4. Interaktif yaitu pesan dapat diubah sesuai tanggapan orang yang berkaitan
sehingga menimbulkan suatu komunikasi yang interaktif.
Direct selling dengan menggunakan media surat, telepon, facsimile, e-mail
dan alat penghubung non personal untuk berkomunikasi secara langsung
dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon
pelanggan tertentu
2.5.4 Bauran Promosi
Menurut Mahmud (2014), promotion mix is to determine most suitable,
efficient, and effective promotion mix elements on the consumers‟ buying
decision making, which achieve the producers‟ objectives may have a
powerful, substantial, and useful allusion for both decision makers, and
marketing planners in organizations.
Faktor-faktor dalam menentukan Bauran Promosi
Menurut Jaiz (2014), mengemukakan berbagai faktor dalam menentukan
bauran promosi, yaitu :
1. Tipe Produk/Pasar
a. Perusahaan barang konsumen
23
Biasanya mengalokasikan lebih banyak dana untuk iklan, menyusun
promosi penjualan, penjualan perorangan dan kemudian hubungan
masyarakat.
b. Perusahaan barang industri
Menyediakan dana lebih banyak untuk penjualan perorangan diikuti
dengan promosi penjualan, iklan dan hubungan masyarakat.
2. Strategi dorong atau tarik
a. Strategi dorong (Push Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan tenaga penjual dan
promosi perdagangan untuk ‘mendorong’ produk lewat saluran distribusi.
Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang besar
kepada pengecer, dan pengecer mempromosikan kepada konsumen.
b. Strategi tarik (Pull Strategy)
Merupakan strategi promosi yang menggunakan banyak biaya untuk
periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen.
Apabila strategi tarik berhasil, konsumen akan mencari produk dari
pengecer, pengecer akan mencari pedagang besar dan pedagang besar akan
mencari produsen.
3. Kesiapan Pembeli
Pengaruh dari alat promosi sangat bervariasi untuk tahap kesiapan pembeli
yang berberda-beda. Iklan dan hubungan masyarakat memegang peran utama
dalam tahap kesaradan dan pengetahuan.
4. Daur Hidup Produk
‒ Tahap perkenalan, iklan dan hubungan masyarakat baik untuk
menghasilkan kesadaran tinggi, dan promosi penjualan bermanfaat untuk
mempromosikan penjualan awal. Penjualan perorangan harus dipakai agar
pedagang dapat menjual produk tersebut.
‒ Tahap pertumbuhan, semua kita itu dapat diperlambat karena permintaan
memiliki momentumnya sendiri lewat pembicaraan dari mulut ke mulut.
‒ Tahap kemapanan (dewasa), promosi penjualan, periklanan dan penjualan
perorangan semua bertambah penting secara berurutan.
‒ Tahap kemunduran, promosi penjualan berlangsung kuat, iklan dan
publisitas dikurangi, dan tenaga penjualan hanya memberi perhatian
minimal pada produk itu.
24
2.5.5 Dimensi Bauran Promosi
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Charlie Bernando Halomoan Samosir
dan Arief Bowo Prayoga K yang berjudul Pengaruh Persepsi Harga dan Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Enervon-C, dijelaskan bahwa
promosi penjualan menjadi bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi
alat insentif, sebagian besar jangka pendek yang dirancang untu menstimulasi
pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh
konsumen atau perdagangan (Kotler dan Keller, 2009). Yang di dalamnya memuat
Periklanan, Penjualan Personal dan Promosi Penjualan sebagai dimensi dalam
Promosi. Maka dimensi tersebut kami ambil sebagai bahan penelitian.
Brand
American Marketing Association (Kotler & Keller, 2009:258) mendefinisikan
merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau
kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.
Menurut Kotler & Keller (2009:259), merek memiliki fungsi bagi perusahaan
sebagai berikut:
Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk.
Membantu mengatur catatan persediaan dan catatan akuntansi.
Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur
atau aspek unik produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan
bagian properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi
konsumen, dapat dibeli dan dijual, serta memberikan keamanan
pendapatan masa depan yang langgeng.
Definisi tentang merek dijelaskan oleh Armstrong (2007:70) adalah nama,
istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang dimaksudkan
untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk
membedakannya dari produk pesaing. Merek juga merupakan janji penjual untuk
menyampaikan kesimpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada
pembeli. Terdapat enam tingkatan arti dari sebuah merek, yaitu:
5. Atribut (attributes): Merek akan mengingatkan orang pada atribut tertentu
pada suatu produk. Misalnya tentang suatu produk mie instant, masyarakat
25
akan mengingat suatu merek tertentu karena sudah dikenal memiliki rasa
yang khas.
6. Manfaat (benefit): atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional. Pelanggan tidak membeli atribut tetapi mereka
membeli manfaat dari produk tersebut.
7. Nilai (value): merek juga menyatakaan sesuatu tentang nilai produsen
8. Budaya (culture): merek dapat mewakili atau melambangkan suatu budaya
tertentu
9. Personal (personality): sebuah merek dapat mencerminkan kepribadiaan
tertentu
10. Pemakai (user): merek tersebut menyiratkan jenis konsumen yang membeli
atau menggunakan produk tersebut
Brand awareness atau Kesadaran Merek
Kesadaran merek (brand awareness) adalah kemampuan seorang pembeli dalam
mengingat kembali bahwa suatu merek yang diingatnya merupakan bagian dari produk
tertentu (Humdiana dalam Sundjoto, 2012).
Menurut Sari (2017), kesadaran merek adalah keadaan dimana konsumen
menyadari adanya sebuah merek. Hal ini memperlihatkan bagaimana sebuah merek
mampu untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan
kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut dimunculkan.
2.7.1 Peranan Brand awareness
Peran brand awareness dalam ekuitas brand (nilai brand) tergantung pada
tingkat pencapaian kesadaran dalam benak konsumen. Durianto (2004: 30)
menyatakan bahwa brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui
cara-cara berikut:
1. Pesan yang disampaikan oleh suatu brand harus mudah diingat oleh
konsumen.
2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus ada
hubungan antara brand dengan kategori produknya.
3. Memakai slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga membantu
konsumen mengingat brand.
4. Jika suatu brand memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat
dihubungkan dengan brandnya.
26
5. Perluasan nama brand dapat dipakai agar brand semakin diingat konsumen.
6. Brand awareness dapat dperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai
dengan kategori produk, brand, maupunkeduanya.
7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena membentuk
ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan.
Menurut Durianto ((2004:6), brand awareness didefinisikan menjadi 4
tingkatan, yakni sebagai berikut :
1. Top Of Mind
Top of mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat responden atau
yang pertama kali disebut ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu
kategori produk.
2. Brand recall
Brand recall atau pengingatan kembali merek mencerminkan merek-merek
apa yang diingat responden setelah menyebutkan merek yang pertama kali
disebut.
3. Brand Recognition
Brand recognition atau pengenalan brand awareness merupakan pengukuran
brand awareness responden dimana kesadarannya diukur dengan diberikan
bantuan.
4. Brand Unware
Brand Unware merupakan tingkat paling rendah dalam piramida brand
awareness dimana konsumen tidak menyadari merek.
Brand awareness dapat dibangun dan diperbaiki melalui cara-cara berikut:
1. Pesan yang disampaikan oleh suatu brand harus mudah diingat oleh
konsumen.
2. Pesan yang disampaikan harus berbeda dengan produk lainnya serta harus
ada hubungan antara brand dengan kategori produknya.
3. Memakai slogan maupun jingle lagu yang menarik sehingga membantu
konsumen mengingat brand.
4. Jika suatu brand memiliki simbol, hendaknya simbol tersebut dapat
dihubungkan dengan brandnya.
5. Perluasan nama brand dapat dipakai agar brand semakin diingat konsumen.
27
6. Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai
dengan kategori produk, brand, maupun keduanya.
7. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan, karena
membentuk ingatan adalah lebih sulit dibanding membentuk pengenalan.
2.7.2 Dimensi Brand awareness
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu Wilujeng dengan jurnal yang
berjudul Pengaruh Brand awareness dan Brand Trust Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Oriflame, memberikan persepsi pengertian dari brand awareness adalah
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa
suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Humdiana, 2005). Yang
didalamnya memuat Top of mind, Recognition, Purchase, dan Consumption sebagai
dimensi dari Brand Awareness. Maka dimensi tersebut yang kami ambil sebagai bahan
penelitian.
Teori Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen
untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa,
biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang
sudah dikenal oleh masyarakat.
Kotler dan Keller (2007: 235-245) menyatakan ada lima tahap dalam proses
pembelian konsumen yaitu: Pengenalan Masalah, Proses pembelian dimulai saat
pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat
dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal. Pencarian Informasi, konsumen
yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Evaluasi Alternatif, mengevaluasi berbagai alternatif yang ada dalam konteks
kepercayaan utama tentang konsekuensi yang relevan dan mengkombinasikan
pengetahuan tersebut untuk membuat keputusan. Keputusan Pembelian, calon pembeli
menentukan apa dan dimana produk pilihan mereka akan dibeli. Perilaku Pasca
Pembelian, setelah melakukan keputusan pembelian terhadap suatu produk, maka
perilaku selanjutnya akan ditentukan dari kepuasan atau manfaat yang diperoleh
konsumen dari produk yang dikonsumsinya tersebut.
28
Untuk sampai pada keputusan pembelian, seseorang melewati beberapa
tahapan. Tahapan tersebut menurut Yuniarti (2014) yaitu sebagai berikut:
1. Pengenalan Kebutuhan (Need recognition)
Konsumen merasa bahwa dia membutuhkan sesuatu untuk memenuhi
keinginannya. Kebutuhan itu bisa dibangkitkan oleh dirinya sendiri ataupun
stimulus eksternal. Stimulus bisa melalui lingkungan bergaul, sesuatu yang
dilihat, ataupun dari komunikasi produk atau jasa perusahaan lewat media
massa, brosur, dan lain-lain.
2. Pencarian Alternatif Informasi (Information search)
Setelah kebutuhan itu dirasakan, konsumen kemudian mencari produk ataupun
jasa yang bisa memenuhi kebutuhannya. Terdapat 5 sumber informasi tentang
produk yang ingin mereka beli, yaitu :
- Informasi internal, adalah informasi yang berasal dari diri sendiri seperti
pengalaman pribadi
- Informasi kelompok, informasi ini dapat berasal dari keluarga, teman,
tetangga, dan lainnya.
- Informasi komersial atau pemasaran, informasi ini dapat berasal dari iklan,
penjelasan sales person atau pameran suatu produk.
- Informasi publik, informasi ini diperoleh dari brosur yang dibagikan. Di
dalam brosur tersebut terdapat informasi mengenai penjelasan akan suatu
produk, standar mutu produk, manfaat, dan kegunaan.
- Informasi dari pengalaman, informasi ini merupakan pengamatan oleh
konsumen akan suatu produk
3. Pencarian Alternatif Informasi (Information search)
Konsumen kemudian mengadakan evaluasi terhadap berbagai alternatif yang
tersedia mulai dari keuntungan dan manfaat yang dia peroleh dibandingkan
biaya yang harus ia keluarkan.
4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)
Konsumen memutuskan untuk membeli merek tertentu dengan harga tertentu,
warna tertentu. Pada tahapan ini, konsumen dipengaruhi oleh dua faktor utama
yang terdapat diantara niat pembelian dan keputusan pembelian yaitu:
Sikap orang lain, yaitu sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif
yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal.
29
Faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat mengurangi niat
pembelian konsumen. Contohnya, konsumen mungkin akan kehilangan
niat untuk membeli suatu barang karena uangnya tidak cukup.
5. Sikap Paska Pembelian (Postpurchase behavior)
Sikap paska pembelian yaitu proses konsumen akan mengalami kepuasan atau
ketidakpuasan dengan pembelian yang dilakukan Sikap paska pembelian
menyangkut sikap konsumen setelah membeli produk ataupun mengkonsumsi
suatu jasa. Apakah dia akan puas dan terpenuhi kebutuhannya dengan produk
atau jasa tersebut atau tidak.
2.8.1 Perilaku Keputusan Pembelian
Menurut Yuniarti (2014) ada 4 tipe proses pembelian konsumen, yaitu :
Proses Complex Decision Making
Konsumen melakukan proses ini ketika mereka sangat terlibat dalam
pembelian dan merasa ada perbedaan yang signifikan antarmerek.
Konsumen mungkin sangat terlibat ketika produk itu mahal, beresiko,
jarang dibeli, dan sangat memperlihatkan ekspresi diri. Umumnya,
konsumen harus mempelajari banyak hal tentang kategori produk.
Proses Brand Loyalty
Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan
membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Proses Limited Decision Making
Pengambilan keputusan pada tipe ini sebatas ketika konsumen mencati
variasi. Keputusan ini tidak direncanakan, biasanya dilakukan ketika
konsumen berada di sebuah toko lalu membeli sebuah produk.
Proses Inertia
Tingkat kepentingan akan suatu barang adalah rendah dan tidak ada
pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang
sama bukan karena loyal pada merek tersebut melainkan karena tidak ada
waktu yang cukup dan hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian
informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek.
30
Hubungan Antar Variabel
2.9.1 Hubungan Antar Promosi dan Keputusan Pembelian
Bauran Promosi dan keputusan pembelian memiliki hubungan. Hal ini
berdasarkan jurnal dari Charlie Bernando, Halomoan Samosir dan Arif Bowo
Prayoga yang menunjukkan bahwa promosi memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian.
2.9.2 Hubungan Antar Brand awareness dan Keputusan Pembelian
Brand awareness dan keputusan pembelian memiliki hubungan. Hal ini
berdasarkan jurnal dari Sri Rahayu Wilujeng dan Muhammad Edwar yang
menunjukkan bahwa brand awareness memiliki pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.
Kerangka Pemikiran
Kerangka penelitian ini digambarkan oleh peneliti untuk memperjelas hubungan
antara variable dependent yaitu keputusan pembelian dan variable independent yaitu
bauran promosi dan brand awareness. Berikut adalah gambar kerangka penelitian:
31
H1
H3
H2
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Hipotesa Penelitian
Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:
Hipotesis 1:
Ho: Tidak ada pengaruh antara bauran promosi terhadap keputusan pembelian
pada printer Fuji Xerox
Ha: Ada pengaruh antara bauran promosi terhadap keputusan pembelian pada
printer Fuji Xerox
Hipotesis 2 :
Ho: Tidak ada pengaruh antara brand awareness terhadap keputusan pembelian
pada printer Fuji Xerox
Ha: Ada pengaruh antara brand awareness terhadap keputusan pembelian pada
printer Fuji Xerox
(X1) - Bauran Promosi
1. – Periklanan
2. – Penjualan Personal
3. – Promosi Penjualan
(Y) - Keputusan Pembelian
4. – Pengenalan Masalah
5. – Pencarian Informasi
6. – Keputusan Pembelian
7. – Perilaku Pasca Pembelian (X2) - Brand Awareness
8. – Recall
9. – Recognition
– Purchase
– Consumption