2008 profil kesehatan jombang
TRANSCRIPT
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008 dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan tepat waktu. Penyusunan profil kesehatan ini tidak lain merupakan pelaksanaan dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 574/Menkes/SK/IV/2000 tentang Kebijakan Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1202/Menkes/SK/VII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota serta untuk memberikan keterbukaan informasi kepada publik Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian indikator Kabupaten Jombang Sehat dan hasil kinerja dari penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan adalah Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Pemanfataan teknologi informasi memang tidak dapat kita hindari, karena dengan informasi yang cepat dan akurat sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Jombang telah membuat website yaitu : www.jombangkab.go.id yang didalamnya terdapat menu dari setiap satuan kerja termasuk Dinas Kesehatan kabupaten Jombang. Data dari Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008 ini juga dapat diakses oleh mahasiswa, peneliti dan pihak-pihak lain yang bergerak dibidang kesehatan ataupun yang kegiatan dan profesinya bersinggungan dengan kesehatan melalui website www.dinkesjatim.go.id dan www.jombangkab.go.id. Saya mengucapkan terima kasih kepada kepala puskesmas se Kabupaten Jombang, seluruh Direktur RS pemerintah dan swasta, Direktur Sekolah Tinggi Kesehatan, Tim penyusun profil kesehatan serta semua pihak yang telah membantu sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Jombang dapat disusun tepat waktu Semoga profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008 ini bermanfaat. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna penyempurnaan penyusunan profil kesehatan diwaktu yang akan datang Jombang, Maret 2009 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dr. SUPARYANTO, M.Kes Pembina Tk I NIP. 140 246 871
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
1
BAB I PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008 memuat berbagai data tentang
kesehatan, yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan.
Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan
kesehatan seperti data kependudukan dan data lingkungan. Keseluruhan data yang ada
merupakan gambaran tingkat pencapaian penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai
dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan yang diukur melalui Indikator
Indonesia Sehat dan Indikator Kinerja SPM bidang Kesehatan.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008 ini juga merupakan salah satu
sarana pemantau pencapaian Jombang Sehat 2008 sebagaimana visi yang telah ditetapkan
Dinas Kesehatan yaitu Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Dasar yang handal menuju
Jombang sehat tahun 2008.
Tujuan utama diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008 ini
adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan masyarakat di Kabupaten Jombang,
khususnya untuk tahun 2008 dalam bentuk narasi, tabel dan gambar.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008 ini terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu:
Bab I – Pendahuluan.
Bab ini menyajikan tentang tujuan penyusunan Profil Kesehatan
Bab II – Gambaran Umum.
Bab ini menyajikan gambaran umum dalam hal Keadaan Geografi,
Keadaan Demografi, Keadaan Lingkungan dan Keadaan Perilaku
Masyarakat di Kabupaten Jombang
Bab III – Situasi Derajat Kesehatan.
Bab ini berisi uraian tentang indikator keberhasilan penyelenggaraan
pelayanan kesehatan tahun 2008 yang mencakup tentang angka
kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi
Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan.
Bab ini merupakan penggambaran dari upaya Pelayanan Kesehatan Dasar,
Pelayanan Kesehatan Rujukan, Pemberantasan Penyakit Menular,
Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar, Perbaikan Gizi
Masyarakat dan Pelayanan Kefarmasian
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan.
Bab ini menguraikan tentang Keadaan Sarana Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Sarana Informasi Kesehatan
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
2
Bab VI – Kesimpulan Bab ini memuat hal-hal yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut,
berkaitan dengan keberhasilan-keberhasilan dan hal-hal yang masih
dianggap kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Jombang
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
3
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU
A. GAMBARAN UMUM
1. KEADAAN GEOGRAFI Secara geografis, Kabupaten Jombang terletak pada 07 0 24’ 01” sampai 070 45’ 01”
Lintang Selatan dan 050 45’ 01” sampai 050 30’ 01” Bujur Timur dengan batas
wilayah :
Sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Lamongan
Sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Mojokerto
Sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Nganjuk
Sebelah selatan berbatasan dengan
Kabupaten Malang dan Kabupaten
Kediri
Luas Wilayah :
Luas wilayah Kabupaten Jombang adalah
1.159,50 km2 atau sekitar 2,4 % luas
wilayah Propinsi Jawa Timur Gambar 1. Peta Wilayah Jombang
Wilayah administrasi :
- Kecamatan : 21
- Kelurahan : 4
- Desa : 302 Secara topografis, Kabupaten Jombang dibagi menjadi tiga sub area, yaitu :
a. Kawasan Utara, bagian pegunungan kapur muda Kendeng yang sebagian besar
mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian besar berbukit, meliputi Kecamatan
Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu dan Ngusikan
b. Kawasan Tengah, sebelah selatan sungai Brantas, sebagian besar merupakan
tanah pertanian yang cocok bagi tanaman padi dan palawija karena irigasinya
cukup bagus, meliputi Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudo, Diwek,
Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang,
dan Kesamben
c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman
perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan Wonosalam.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
4
2. KEADAAN DEMOGRAFI Jumlah penduduk Kabupaten Jombang berdasar proyeksi BPS propinsi Jawa
Timur adalah 1.343.358 jiwa, dengan 365.534 rumah tangga/KK atau rata-rata 4 jiwa
per rumah tangga. Tingkat kepadatan penduduk mencapai 1.159/km2 dengan tingkat
kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Jombang sebesar 4.108 jiwa/km2
sedangkan yang terendah adalah di Kecamatan Wonosalam sebesar 291 jiwa/km2.
3. SARANA KESEHATAN Jumlah sarana kesehatan tahun 2008 yang ada di Kabupaten Jombang adalah
sebagai berikut :
Tabel 1 Sarana Kesehatan di Kabupaten Jombang tahun 2008
No Sarana Kesehatan Jumlah 1 Rumah Sakit 9 2 Puskesmas 34 a. Puskesmas perawatan 17 b. Puskesmas non perawatan 17 3 Puskesmas Pembantu 73 4 Posyandu 1493 5 Polindes 184 6 Poskesdes 7 7 Rumah Bersalin 12 8 Balai Pengobatan Klinik 38
Sumber : Tabel 61 lampiran Profil Kesehatan Kab. Jombang Tahun 2008
4. KEADAAN LINGKUNGAN a. Rumah Sehat
Gambar 2 Proporsi Rumah Sehat di Kabupaten Jombang tahun 2008
20%
80%
Rumah Sehat Rumah Tidak Sehat
Sumber : Tabel 47 Lampiran Profil Kesehatan Kab. Jombang Tahun 2008
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu bangunan yang memiliki jamban yan sehat, sarana air bersih,
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
5
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah
yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah tidak terbuat
dari tanah.
Dari seluruh rumah yang ada sebanyak 275.562 rumah telah dilakukan
pemeriksaan terhadap 182.698 rumah dengan informasi yang didapat sekitar
80,13 % (147.994 ) rumah di Kabupaten Jombang dikatagorikan rumah sehat.
Adapun wilayah yang paling sedikit prosentase rumah sehatnya yaitu di
Kecamatan Jombang 58,62 % (wilayah Puskesmas Pulolor), Kecamatan Kudu
60,75% dan Kecamatan Jogoroto 62,68 % (wilayah Puskesmas Mayangan).
Tidak semua rumah dapat diperiksa oleh karena masalah klasik, yaitu
keterbatasan tenaga dan biaya
b. Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Tempat-tempat umum (TTU) dan Tempat Umum Pengolahan Makanan
(TUPM) merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak orang dan berpotensi
menjadi tempat persebaran penyakit. TTU meliputi terminal, pasar, tempat
ibadah, stasiun, tempat rekreasi, dan lain-lain, sedangkan TPM meliputi hotel,
restoran, depot, dan lain-lain. TTU dan TPM yang sehat adalah yang memenuhi
syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
sarana pembuangan air limbah (SPAL), ventilasi yang baik, luas lantai/ruangan
yang sesuai dengan banyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang
yang memadai.
Untuk TUPM, dari 3.778 TUPM yang ada, sejumlah 2.505 TUPM telah
diperiksa dan yang memenuhi syarat TUPM sehat adalah 1.723 (68,78%).
Wilayah yang paling sedikit TUPM yang memenuhi syarat yaitu di Kecamatan
Megaluh 42,8%, Kecamatan Ngoro 42,9% (Wilayah Puskesmas Pulorejo) dan
Kecamatan Gudo 49,1% (Wilayah Puskesmas Blimbing Gudo). Dengan semakin
sedikit TUPM yang memenuhi syarat kesehatan dimungkinkan akan semakin
tinggi kejadian penyakit yang berhubungan dengan pengelolaan makanan yang
tidak sehat terutama penyakit saluran pencernaan gastroenteristis
c. Sarana Sanitasi Dasar
Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi
persediaan air bersih (PAB), jamban, tempat sampah, dan pengelolaan air
limbah (PAL). Dari 315.190 KK yang ada tidak semuanya bisa diperiksa karena
keterbatasan sumber daya yang ada. Selain itu, jumlah KK yang diperiksa
berbeda untuk setiap jenis pemeriksaan. Semestinya, pemeriksaan dilakukan
satu kali untuk semua jenis sarana sanitasi dasar. Data yang ada menunjukkan
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
6
bahwa kepemilikan air bersih adalah 191.270 KK (60.68%), Jamban 164.007
(52,03%), dan Pengelolaan air limbah 129.427 (41.06%).
B. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) yang terdiri dari 10 indikator.
1. Rumah Tangga Sehat Dari Tabel 45 lampiran profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008
menunjukkan bahwa dari hasil survey cepat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) terhadap 6.810 rumah tangga di 21 kecamatan menunjukkan bahwa hanya
2.072 rumah tangga (30,43%) yang telah berperilaku hidup bersih dan sehat.
Wilayah wilayah yang paling sedikit prosentase rumah tangga sehat adalah
Kecamatan Jogoroto 0,5% (wilayah kerja Puskesmas Mayangan), ), Kecamatan
Kabuh 5% dan Kec. Gudo 5,5% (wilayah kerja puskesmas Blimbing Gudo).
Dikatakan rumah tangga sehat jika memenuhi syarat 10 indikator PHBS. Adapun
indikator yang sulit dipenuhi oleh sebagian besar rumah tangga adalah tidak
merokok dan menjadi peserta asuransi kesehatan, oleh karena itu kedepan upaya
sosialisasi dan pemasyarakatan kebiasaan tidak merokok dan menjadi peserta
asuransi kesehatan perlu terus digalakkan.
2. ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) diyakini dan bahkan terbukti memberi manfaat bagi bayi
baik dari aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologik, aspek kecerdasan, aspek
neurologik, aspek ekonomik maupun aspek penundaan kehamilan. Disamping itu,
ASI juga dapat melindungi bayi dari sindroma kematian mendadak (Sudden Infant
Death Syndrome / SIDS).
Di Kabupaten Jombang, dari seluruh bayi yang ada yaitu jumlah bayi yang diberi
ASI eksklusif sebesar 14.967 atau 68,8% dari seluruh bayi yang ada dari seluruh
bayi yang ada (Tabel 32 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun
2008) al ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 11,7% dibandingkan cakupan
ASI Eksklusif tahun 2007 yang sebesar 57,12%
3. Posyandu Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang
ada di masyarakat. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal masyarakat untuk
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
7
mendekatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui wadah keterpaduan
lintas sektor dan masyarakat.
Di Kabupaten Jombang pada tahun 2008 terdapat 1.493 atau bertambah 12
(duabelas) posyandu dibanding tahun 2007 sebanyak 1.481 posyandu. Posyandu
dikelompokkan menjadi 4 strata, yaitu Pratama, Madya, Purnama, dan Mandiri
dengan 211 (14,13%) posyandu berstrata pratama, 748 (50,1 %) posyandu madya,
503 (33,69%) posyandu purnama
dan 31 (2,08 %) posyandu
mandiri. Sesuai dengan target
SPM tahun 2008 untuk katagori
Posyandu PURI (Purnama dan
Mandiri) sebesar 35% maka di
kabupaten Jombang posyandu
PURI mencapai 35,77% atau
meningkat 13% dibanding tahun
2007 Gambar 3 Penimbangan Balita
Gambar 4
Proporsi Strata Posyandu di Kabupaten Jombang Tahun 2008
Sumber : Tabel 46 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008
Perkembangan posyandu sangat dipengaruhi oleh upaya kader dalam mengelola
posyandu, ditambah dukungan dari perangkat desa dan dinas terkait seperti Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial, Dinas Kesehatan, Badan Keluarga
Berencana, dll. Adapun kegiatan revitalisasi posyandu sendiri lebih diarahkan untuk
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
8
meningkatkan jumlah dan mutu posyandu dengan cara peningkatan ketrampilan
petugas kesehatan dalam membina posyandu
4. Polindes dan Poskesdes Pondok bersalin desa (Polindes) didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, merupakan upaya yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya di wilayah pedesaan yang masih sangat jauh dari jangkauan
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Selain Polindes, dalam upaya mendukung pelaksanaan Desa Siaga, terdapat
Pos Kesehatan Desa sebagai bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) yang juga merupakan wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko
dan masalah kesehatan yang dikelola oleh kader / forum masyarakat desa dengan
bimbingan oleh tenaga kesehatan.
Di Kabupaten Jombang, selama kurun waktu 2008 terdapat 184 polindes dan
7 poskesdes baru yaitu Poskesdes Manduro Kec. Kabuh, Poskesdes Pandanblole
Kec. Ploso, Poskesdes Tanjunggunung Kec. Peterongan, Poskesdes Jogoroto Kec.
Jogoroto, Poskesdes Mojotrisno Kec. Mojoagung, Poskesdes Wonomerto Kec.
Wonosalam, Poskesdes Gadingmangu Kec. Perak.
5. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Dalam rangka meningkatkan kepesertaan masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan, berkembang berbagai cara pembiayaan kesehatan pra upaya, yaitu dana
sehat, asuransi kesehatan, asuransi tenaga kerja, JPKM, dan asuransi kesehatan
lainnya, termasuk kartu sehat untuk penduduk miskin. Hasil rekapitulasi data dari
puskesmas, jumlah penduduk miskin yang dicakup Askeskin sebesar 312.220 jiwa
dari seluruh jumlah penduduk di Kabupaten Jombang sebesar 1.229.638 (25.4 %)
Dari seluruh penduduk yang tercakup Askeskin ini, 190.225 jiwa atau 61 %
telah memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas dan 7.845 jiwa
(2.51 %) memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan rawat inap di
puskesmas.
Bayi BGM dari keluarga miskin juga mendapatkan perhatian melalui
pemberian MP ASI secara berkala. Tercatat terdapat 195 bayi BGM yang ada dan
semuanya mendapatkan distribusi MP-ASI
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
9
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu,kejadian kematian juga
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan
dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dihitung
dengan melakukan berbagai survei dan penelitian
1. Angka Kematian Bayi (AKB) Data kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui survei,
karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada
fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan
Angka kematian bayi yang tercatat di Kabupaten Jombang pada tahun 2008
ini mengalami penurunan dibandingkan angka kematian bayi yang tercatat pada
tahun 2007. AKB 2007 adalah sebesar 13,7 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan
AKB pada tahun 2008 adalah sebesar 11,4 per 1000 kelahiran hidup.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk
menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor
aksesbilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang terampil, serta
kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan
modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir ini memberi
gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan
masyarakat
2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Pada tahun 2008, angka kematian ibu yang tercatat di Kabupaten Jombang
adalah sebesar 80,9 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun penyebab kematian ibu ini
50% diantaranya akibat penyakit yang memperburuk kehamilannya
(perdarahan,penyakit jantung, paru, ginjal, dan hepatitis). Angka kematian ibu
mengalami penurunan dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2007
yang sebesar 94,5 per 100.000 kelahiran hidup.
B. MORBIDITAS Angka kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari masyarakat
(Community Based Data) melalui studi morbiditas dan hasil pengumpulan data baik dari
Dinas Kesehatan dalam hal ini bersumber dari puskesmas maupun dari sarana
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
10
pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan
dan pelaporan.
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Kabupaten Jombang
tahun 2008 antara lain adalah penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, dan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
a. Penyakit malaria Penyakit Malaria masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia,
dimana perkembangan penyakit Malaria ini dipantau melalui Annual Parasite
Incidence (API). Di Kabupaten Jombang pada tahun 2008 telah ditemukan 24
kasus positif Malaria dan seluruhnya diberi pengobatan untuk Malaria, Jumlah
kasus malaria pada tahun 2008 turun 9 kasus Jika dibanding tahun 2007.dengan
jumlah kasus malaria 33 penderita,
b. Penyakit TB Paru Menurut hasil Surkesnas 2001, TB Paru menempati urutan ke 3 penyebab
kematian umum, selain menyerang paru, Tuberculosis dapat menyerang organ
lain (Extra Pulmonary). Dari data yang berhasil dikumpulkan menunjukkan kasus
BTA(+) pada kohort 2007 sebanyak 615 orang, diobati 605 penderita dan yang
telah sembuh (catatan kohort mulai bulan Januari – Desember 2007) sebanyak
509 orang (84,13%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan tingkat
kesembuhan penderita TB paru dibandingkan tahun sebelumnya dengan tingkat
kesembuhan 80,16%
c. Penyakit HIV AIDS Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan peningkatan,
meskipun berbagai upaya penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya
mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra-sentra pembangunan
ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan
meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah
memperbesar tingkat risiko penyebarab HIV/AIDS.
Saat ini Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi
yang terkonsentrasi, yaitu adanya prevalensi lebih dari 5 % pada sub populasi
tertentu, misal pada kelompok PSK (Pekerja Sex Komersial) dan
penyalahgunaan NAPZA. Tingkat epidemi ini menunjukkan tingkat perilaku
berisiko yang cukup aktif menularkan didalam suatu sub populasi tertentu.
Di Kabupaten Jombang pada tahun 2008 ditemukan 43 kasus HIV AIDS,
meningkat cukup tajam dibandingkan dengan tahun 2007 sejumlah 25 kasus HIV
AIDS. Keberadaan penderita HIV AIDS bagaikan fenomena gunung es, dimana
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
11
jumlah penderita yang ditemukan jauh lebih sedikit dari penderita yang
sebenarnya ada. Sehingga tidak menutup kemungkinan jumlah penderita
HIV/AIDS di Kabupeten Jombang jauh lebih besar lagi. Untuk itu diperlukan
upaya bersama dalam pemberantasan penyakit HIV/AIDS,yang tidak saja
ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan tetapi juga diarahkan
pada upaya pencegahan yang dilakukan melalui skinning HIV/AIDS terhadap
darah donor dan pengobatan penderita penyakit menular seksual.
d. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) ISPA masih menjadi penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita di
Indonesia. Dari beberapa hasil kegiatan SKRT diketahui bahwa 80 sampai 90 %
dari seluruh kasus kematian ISPA disebabkan Pnemonia. Pnemonia merupakan
penyebab kematian pada balita dengan peringkat pertama hasil dari Surkesnas
2001.
Upaya dalam rangka pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan
akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan tatalaksana kasus yang
cepat dan tepat terhadap penderita pnemonia balita yang ditemukan. Jumlah
balita penderita pnemonia yang dilaporkan di Kabupaten Jombang dari 26
Puskesmas sebanyak 576 penderita atau mengalami penurunan dibanding tahun
2007 sebanyak 2026 kasus, yang keseluruhannya dapat ditangani.
e. Penyakit Kusta Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada pertengahan tahun 2000,
sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan
masyarakat. Hal ini terbukti dengan masih tingginya jumlah penderita kusta di
Indonesia dan merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak di
dunia.
Di Kabupaten Jombang, terdapat 13 penderita kusta PB (kohort 2007) dan
124 penderita kusta MB (kohort 2006). Adapun penderita yang sudah RFT,
masing-masing untuk PB adalah 13 orang (100%) dan RFT MB adalah 112
orang (90,32%)
2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan
pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit
tetanus neonatorum, campak, diferi, dan polio
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
12
a. Tetanus Neonatorum Pada tahun 2008 sudah tidak dilaporkan adanya kasus Tetanus Neonatorum.
Penanganan kasus tetanus neonatorum memang tidak mudah tetapi juga
bukannya tidak mungkin untuk dicegah. Yang terpenting adalah upaya
pencegahannya melalui pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan
imunisasi TT pada ibu hamil.
b. Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian
luar biasa (KLB). Sepanjang tahun 2008 ditemukan jumlah kasus campak
sebanyak 36 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu 86 kasus, pada
tahun 2008 telah terjadi penurunan kasus yang cukup besar hampir 100 %.
c. Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang kasusnya relatif rendah. Rendahnya
kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Di Kabupaten
Jombang selama kurun waktu 2008 ditemukan 2 kasus difteri yaitu di wilayah
kerja puskesmas Jabon.
d. Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan
melalui gerakan imunisasi polio, yang ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans
epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus AFP kelompok umur < 15 tahun.
Namun demikian masih juga ditemukan kasus AFP, pada tahun 2008 ini yaitu
sebanyak 13 kasus.
3. Penyakit Potensi KLB / Wabah a. Demam Berdarah Dengue
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh
wilayah Kabupaten Jombang. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan
angka kesakitan dan angka kematian yang relatif tinggi. Jumlah kasus DBD di
Kabupaten Jombang selama kurun waktu 2008 adalah sebanyak 645 kasus
dengan 21 kematian. Jumlah kasus DBD ini menurun 50 kasus dibandingkan
dengan kasus yang sama pada tahun 2007 (pada tahun 2007 terdapat 695 kasus
DBD).
.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
13
Gambar 5. Perkembangan jumlah penderita DBD di Kabupaten Jombang
Tahun 2005 – 2008
616
365
645695
0
100
200
300
400
500
600
700
800
2005 2006 2007 2008
Tahun
Sumber : Profil Kesehatan Jombang Tahun 2005 – 2008
Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititik beratkan pada
penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam
pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan Angka Bebas Jentik
(ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga.
Kegiatan lain dalam upaya pemberantasan DBD adalah pengasapan (fogging).
b. Diare Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan
balita Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan
balita. Jumlah kasus diare pada balita di Kabupaten Jombang pada tahun 2008
yang dilaporkan adalah sebanyak 9.883 kasus dari 27.532 kasus diare yang ada
dengan angka kesakitan 22,3 per 1000 penduduk
c. Filariasis Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global
WHO tahun 2000 yaitu “The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as
a Public Health Problem The Year 2020”. Di Kabupaten Jombang, sepanjang
tahun 2008 tidak ditemukan kasus filariasis, kondisi ini tentunya harus terus
dipertahankan pada tahun tahun mendatang
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
14
C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indicator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi Wanita Usia Subur
Kurang Energi Protein (WUS KEK)
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor
utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR
dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR karena premature atau BBLR karena
Intrauterine Growth Retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi
berat badannya kurang.
Jumlah BBLR yang dilaporkan di Kabupaten Jombang sebanyak 624 (3,16%)
dari 21.730 bayi lahir hidup.
2. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
status gizi masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan
pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur
(BB/U), Berat Badan per Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan per Umur (TB/U).
Jumlah balita gizi kurang di Kabupaten Jombang pada tahun 2008 adalah
4.696 balita dan balita gizi buruk sebanyak 59 balita dari 106.583 balita yang ada.
Sementara itu, berdasarkan penimbangan balita yang dilakukan selama tahun 2008,
ternyata terdapat balita BGM sebesar 2.961 balita (4,26%). Perkembangan kasus
BGM dapat dilihat pada grafik berikut yang merupakan hasil penimbangan di
posyandu yang tercatat dalam Kartu Menuju sehat (KMS).
Gambar 6. Pelayanan Deteksi Tumbuh Kembang Balita
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
15
Gambar 7 Grafik Perkembangan Kasus Balita Bawah Garis Merah di Kab Jombang Tahun 2004 - 2008
19062184 2332
26592961
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
Sumber : Profil Kesehatan Jombang Tahun 2004 – 2008
Pada gambar 4 diatas, perkembangan kasus BGM sejak tahun 2004 sampai
tahun 2008 menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Perkembangan kasus
BGM yang terus meningkat ini menuntut kewaspadaan agar tidak jatuh kembali ke
status gizi buruk.
3. WUS yang mendapat kapsul Yodium Salah satu masalah gizi yang perlu mendapat perhatian adalah gangguan akibat
kekurangan Yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan
fisik dan keterbelakangan mental. Gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran
kelenjar tiroid (gondok), bisu, tuli, kretin, gangguan motorik, dll. Pemberian kapsul
yodium dimaksudkan untuk mencegah lahirnya bayi kretin,karena itu sasaran
pemberian kapsul yodium adalah Wanita Usia Subur (WUS) termasuk ibu hamil dan
ibu nifas.
Jumlah WUS di Kabupaten Jombang sebanyak 178.973 orang dengan WUS
yang mendapatkan kapsul yodium sebanyak 66.404 (37,2%). Sementara itu,
desa/kelurahan yang dilaporkan dengan garam beryodium baik sebanyak 130 desa
atau 47 % dari 306 desa yang disurvei pada 21 kecamatan di Kabupaten Jombang
atau terjadi penurunan 12% dibanding tahun 2007.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
16
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajt
kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam
rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan
kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :
A. Pelayanan Kesehatan Ibu dan bayi
Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami ibu bisa berpengaruh pada
kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan
anaknya
1. Pelayanan Antenatal Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum,
bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya. Hasil pelayanan
antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4
Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan
gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4
adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil
sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (sekali pada trimester
pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga). Angka ini
dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil.
Gambaran persentase cakupan pelayanan K1 di Kabupaten Jombang pada
tahun 2008 sebesar 21.272 atau 89%, sedangkan cakupan K4 adalah sebesar
19.083 atau 79% ( Tabel 17 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun
2007). Dibanding tahun 2007 cakupan K1 dan K4 mengalami peningkatan masing
masing 9,42% dan 2,54%
2. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan kompetensi kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi
pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
17
Hasil pengumpulan data indikator SPM di Kabupaten Jombang pada tahun 2008
menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga
kesehatan sebesar 90,45 %, dimana target cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan tahun 2008 adalah 89 %. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan
selama empat tahun terakhir terlihat pada gambar grafik berikut ini Gambar 8
Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Di Kab. Jombang Tahun 2005 – 2008
86.04
90.45
86.4986.61
83
84
85
86
87
88
89
90
91
2005 2006 2007 2008
Tahun
Sumber : Profil Kesehatan Jombang Tahun 2005 - 2008
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang handal dengan kompetensi
kebidanan, Seksi Kesehatan Keluarga pada tahun 2008 telah melakukan berbagai
pelatihan untuk tenaga bidan diantaranya adalah pelatihan APN (Asuhan Persalinan
Normal), manajemen asfiksia bayi baru lahir, manajemen bayi dengan berat lahir
rendah, dll.
3. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang Dirujuk Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan di desa dan puskesmas,
beberapa ibu hamil diantaranya tergolong dalam kasus risiko tinggi (risti) dan
memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.
Penempatan dokter spesialis kandungan di puskesmas rawat inap secara
bergiliran merupakan salah satu jalan keluar untuk penanganan ibu hamil risti
sesegera mungkin oleh tenaga spesialis yang berkompeten
Jumlah ibu hamil risti di Kabupaten Jombang tahun 2008 sebesar 3.887 orang,
dengan risti ditangani sebanyak 3.887 (100%). Jika dibanding tahun 2007 jumlah ibu
hamil resiko tinggi mengalami penurunan yang cukup banyak yaitu 904 bumil,
dengan semakin berkurang nya ibu hamil resiko tinggi hal ini menunjukkan semakin
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
18
tinggi tingkat kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan secara teratur
dan pemenuhan gizi selama kehamilan.
4. Kunjungan Neonatus (KN2) Bayi hingga usia kurang dari satu bulan (0-28 hari) merupakan golongan umur
yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam
melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan
pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Secara keseluruhan cakupan KN2 di Kabupaten Jombang pada tahun 2008
adalah 90,78 % dari seluruh neonatus sejumlah 21.949 bayi. Artinya, masih terdapat
9,22 % bayi neonatus yang tidak melakukan kunjungan kedua ke sarana pelayanan
kesehatan setempat. (Tabel 15 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang
Tahun 2008) . Cakupan KN 2 ini meningkat 4,95% dibanding tahun 2007. Gambar 9
Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus (KN 2) di Kabupaten Jombang tahun 2005 - 2008
90.78
86.8687.34
84.81
818283848586878889909192
2005 2006 2007 2008
Tahun
Sumber : Tabel Profil Kesehatan Jombang 2005 – 2008
5. Kunjungan Bayi
Hasil pengumpulan data/indikator kinerja SPM bidang kesehatan dari 34 puskesmas
yang ada di wilayah Kabupaten Jombang menunjukkan cakupan kunjungan bayi baru
pada sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas di tahun 2008 adalah
sebesar 19.682 atau 90,58%, hal ini berarti telah melampaui target SPM sebesar 89% (
Tabel 15 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008)
B. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah, Usia Sekolah dan Remaja Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja
dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
19
pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah dasar/sederajat,
serta pelayanan kesehatan pada remaja.
Dari kompilasi data indikator kinerja SPM bidang Kesehatan menunjukkan bahwa
cakupan deteksi tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah sebesar 51,32 %, siswa
SD/MI yang diperiksa sebesar 17,52 %, dan pelayanan kesehatan remaja sebesar 30,13
% (Tabel 18 Lampiran Profil Kesehatan Tahun 2008). Secara keseluruhan hasil capaian
kegiatan pelayaan kesehatan anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja masih dibawah
target SPM sehingga perlu terus ditingkatykan pada tahun 2009.
C. Pelayanan Keluarga Berencana
Jumlah pasangan usia subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun
2008 sebesar 234.447 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 150.097 orang
atau 64% (Tabel 19 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008)
Adapun jenis kontrasepsi yang
digunakan oleh peserta KB aktif
adalah IUD 13.820 orang,
MOP/MOW 12.400 orang, Implant
10.772 orang, suntik 111.008
orang, pil 40.828 orang, dan
kondom 1.882 orang, dengan
proporsi persentase masing-
masing alat kontrasepsi tersebut
sebagai berikut : Gambar 10. Pelayanan KB di Puskesmas
Gambar 11
Proporsi Jenis Kontrasepsi yang Digunakan oleh Peserta KB aktif di Kab. Jombang Tahun 2008
7%
7%6%
58%
21%
1%
IUD MOP/MOWImplantSuntikPilKondom
Sumber : Tabel 19 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008 D. Pelayanan Imunisasi
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
20
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada dasarnya merupakan suatu
gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara
lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam
wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap
penularan PD3I
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 kali),
Hepatitis B (3 kali) dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin di
posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Adapun cakupan pelayanan imunisasi bayi di Kabupaten Jombang pada tahun 2007
adalah : BCG sebesar 93.64%, DPT 1-HB 1 95%, DPT 3-HB 3 95,18 %, Polio 3 96 %,
Campak 93,4%. Sedangkan jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI adalah 87
desa/kelurahan dari 306 desa/kelurahan yang ada (28%). Bila dibandingkan dengan
tahun 2007 (desa UCI sebanyak 82 desa/kelurahan), jumlah desa UCI tahun 2008
mengalami kenaikan 5 desa, namun masih jauh dari target desa Uci sesuai SPM yaitu
90%.
E. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan pra usila (45-59 th) dan usia lanjut (>60 th) pada
tahun 2008 di Kabupaten Jombang sebesar 30,19 % dari seluruh jumlah pra usila dan
usila yang dilaporkan sebanyak 120.981 orang yang terdaftar di posyandu usila. Adapun
jumlah pra usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 15.259 (28,91 %) dan
jumlah usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 21.240 31,18%)
F. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Untuk memperkecil risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari
lingkungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas
lingkungan, antara lain dengan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi yang
dilakukan secara berkala. Upaya yang dilakukan mencakup pemantauan dan pemberian
rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
Hasil kompilasi data dari 34 puskesmas menunjukkan bahwa pada tahun 2008 dari
978 institusi yang ada, sebanyak 850 unit (86.51%) institusi yang telah dibina, yang
meliputi 13 unit (100%) sarana kesehatan, 396 unit (88.40%) sarana pendidikan, 361
unit (100%) sarana ibadah, 73 unit (66.36%) sarana lain, dan 7(15.21%) buah sarana
perkantoran yang dibina.
G. Perbaikan Gizi masyarakat Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakekatnya dimaksudkan untuk menagani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Beberapa permasalahan gizi sering
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
21
dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan
vitamin A, gangguan akibat kekurangan yodium, dan anemia zat besi
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan
penimbangan di posyandu secara rutin setiap bulan. Hasil dari kompilasi 34
puskesmas di Kabupaten Jombang, jumlah balita yang ada 106.583, balita datang ke
posyandu untuk ditimbang 69.530 (65.24%), dengan hasil penimbangan jumlah
balita dengan berat badan naik sebanyak 43.120 (64,96%). Sementara itu balita
dengan status penimbangan di bawah garis merah (BGM) sebesar 2.961 (4,26%).
2. Pemberian Kapsul Vitamin A Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus
untuk anak balita pada tahun 2008 adalah 104.344 dari 106.583 sasaran balita atau
98 %. Tingginya cakupan pemberian vitamin A ini menandakan bahwa orang tua
khususnya ibu telah menyadari pentingnya pemberian kapsul vitamin A uintuk balita
mereka.
3. Pemberian Tablet Besi
Pada tahun 2008, ibu hamil yang ada sebesar 23.906 dan yang mendapatkan
pemberian tablet besi Fe1 adalah 19.131 (80%) bumil dan tablet Fe3 sebanyak
17.475 atau 73,1%. Cakupan pemberian tablet Fe ini mengalami kenaikan dibanding
tahun 2007 yang sebesar 73,72%. Namun demikian petugas kesehatan tetap
memberikan motivasi tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi dan memotivasi
agar tablet besi tersebut benar-benar diminum oleh ibu hamil untuk mencegah
terjadinya anemia ibu hamil
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
22
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN 1. Puskesmas
Sampai dengan tahun 2008 jumlah puskesmas di Kabupaten Jombang adalah 34
buah. Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan
dapat melayani sasaran penduduk rata-rata 30.000 jiwa. Dengan jumlah penduduk
1.229.635 jiwa tersebut, berarti 1 Puskesmas di Kabupaten Jombang rata-rata
melayani sekitar 36.665 jiwa.
Gambar 12
Bapak Bupati dan Ibu meninjau pelayanan di Puskesmas Dari 34 Puskesmas tersebut sampai dengan akhir tahun 2008, 17
Puskesmas adalah Puskesmas Perawatan, yaitu Puskesmas Mojoagung,
Puskesmas Ploso, Puskesmas Bareng, Puskesmas Cukir, Puskesmas Tembelang,
Puskesmas Bandar Kedungmulyo, Puskesmas Tapen, Puskesmas Sumobito,
Puskesmas Wonosalam, Puskesmas Kesamben, Puskesmas Peterongan,
Puskesmas Pulorejo, dan Puskesmas Mayangan. Puskesmas Kabuh, Puskesmas
Keboan, Puskesmas Mojowarno dan Puskesmas Perak. Ke-17 Puskesmas ini
tersebar di 17 Kecamatan dari 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten Jombang.
Kebijakan dari pemerintah daerah Kabupaten Jombang adalah terdapatnya 1
puskesmas perawatan di setiap kecamatan untuk memudahkan pasien dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan rawat inap dan menambah jumlah
tempat tidur untuk pasien maskin.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
23
Perkembangan Puskesmas Perawatan di Kabupaten Jombang dapat dilihat
pada grafik berikut : Gambar 13
Perkembangan Jumlah Puskesmas Perawatan di Kabupaten Jombang sampai dengan tahun 2008
910
13
17
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2005 2006 2007 2008
Tahun
Jml P
uske
smas
Per
awat
an
Sumber : Profil Kabupaten Jombang 2005 – 2008
Adapun jumlah Puskesmas Pembantu yang mendukung pelayanan
puskesmas induk adalah 73 buah, dengan rasio puskesmas pembantu dan
puskesmas adalah 1:2,2 artinya setiap 1 puskesmas didukung 2-3 puskesmas
pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Adapun pemanfaatan sarana puskesmas dapat dilihat dari jumlah kunjungan
rawat jalan dan rawat inap pada masing-masing unit. Jumlah total kunjungan rawat
jalan dan rawat inap puskesmas di Kabupaten Jombang pada Tahun 2008 dari 16
Puskesmas adalah 722.341, dengan rincian rawat jalan sebesar 234.792 dan rawat
inap sebesar 487.549. Puskesmas Jelakombo adalah puskesmas dengan
kunjungan rawat jalan terbesar dan Puskesmas Ploso adalah puskesmas dengan
kunjungan rawat inap yang paling banyak (Tabel 42 Lampiran Data Profil Kesehatan
Kabupaten Jombang Tahun 2008). Jumlah kunjungan baik rawat inap maupun rawat
jalan dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan. Peningkatan ini tidak terlepas
dari berbagai inovasi pelayanan yang dilakukan oleh puskesmas.
2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit
(RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya
diukur dari jumlah RS dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
24
Jumlah seluruh RS Umum di Kabupaten Jombang pada tahun 2008 adalah 8 buah
dan 1 buah RS Bersalin dengan jumlah TT (tempat tidur) sebanyak 754 buah.
Jumlah kunjungan rawat inap Rumah Sakit pada tahun 2008 adalah 41.253 orang
dengan tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) bervariasi dari 6 % sampai dengan 87,3
% (Tabel 63 Lampiran Profil Kesehatan Kabupaten Jombang Tahun 2008). Angka
BOR ini merupakan persentase pemakaian tempat tidur (TT) rumah sakit yang
menggambarkan tinggi rendahnya pemakaian TT rumah sakit, dimana persentase
yang rendah menunjukkan pemakaian TT (kunjungan rawat inap) yang masih rendah
dan persentase BOR yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat hunian pasien. Rata-
rata pasien dirawat dapat dilihat dari angka LOS (Length of Stay) RS yang berkisar
3-5 hari. Tingkat efisiensi penggunaan TT rumah sakit, yang tergambarkan dari
angka TOI (Turn Over Interval) berada pada rentang < 1 hari sampai dengan 53 hari.
Rentang yang pendek ini oleh karena banyaknya pasien yang harus dilayani,
sedangkan rentang TOI yang sangat panjang disebabkan masih sedikitnya pasien
yang dirawat oleh karena keberadaan rumah sakit yang masih baru berdiri.
3. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber
daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) diantaranya adalah posyandu, polindes, Pos Obat desa (POD)
Jumlah posyandu di Kabupaten Jombang menurut hasil kompilasi data dari
puskesmas pada tahun 2008 berjumlah 1.493 buah.
Polindes merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka
mendekatkan pelayanan kebidanan melalui penyediaan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana.
Pada tahun 2008, jumlah polindes yang ada di Kabupaten Jombang adalah 184
buah, ditambah 2 buah polindes pembangunan baru yaitu Polindes Gadingmangu
dan Polindes Wonomerto.
B. TENAGA KESEHATAN Jumlah dan jenis sumberdaya kesehatan di Kabupaten Jombang adalah sebesar
1.570 orang yang tersebar di puskesmas 768 orang, Dinas Kesehatan 44 orang, RS
(termasuk RS swasta yang melaporkan datanya ke dinas kesehatan) 758 orang. Adapun
jumlah SDM kesehatan dibedakan menurut 7 kelompok, yaitu medis , perawat-bidan,
farmasi, gizi, teknis medis, sanitasi, dan kesehatan masyarakat. Rasio antara dokter
spesialis dengan jumlah penduduk adalah 4.52 per 100.000 penduduk, rasio dokter
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
25
adalah 9.58 per 100.000 penduduk, rasio perawat adalah 56.71 per 100.000 penduduk
dan rasio bidan 34.52 per 100.000 penduduk.
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan masyarakat. Anggaran
pemerintah bersumber dari APBN, PHLN (Pinjaman/Hibah Luar Negeri), dan APBD.
Total anggaran belanja kesehatan di Dinas Kesehatan dan Bapelkes RSD Jombang
pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 113.337.859.463,-. Dimana 98.70 % berasal dari
APBD II Kabupaten Jombang. Sementara dana APBN yang dikelola oleh kabupaten
Jombang melalui Dinas Kesehatan adalah sebesar Rp. 1.490.550.292,-. Pada tahun
2008, Dinas Kesehatan mendapat Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan
sebesar Rp. 2.052.000.000,-.
D. SARANA INFORMASI KESEHATAN Dinas Kesehatan dalam upayanya menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan
tugas dan kegiatannya telah berperan aktif dalam mengisi halaman pada website
www.jombangkab.go.id. Konsultasi kesehatan adalah salah satu menu yang ditangani
oleh Dinas Kesehatan. Informasi tentang puskesmas, yang meliputi data dasar
puskesmas, jenis pelayanan beserta tarif, dan foto bangunan puskesmas, dapat diakses
melalui situs milik Pemkab tersebut melalui sub menu Puskemas pada halaman Dinas
Kesehatan. Halaman Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang ini dapat pula diakses
melalui www.depkes.go.id dan www.dinkesjatim.go.id.
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
26
BAB VI PENUTUP
Data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis bagi pimpinan dan
organisasi dalam pelaksanaan manajemen. Oleh karena itu penyediaan data dan informasi
yang berkualitas sangat dibutuhkan sebagai masukan dalam proses pengambilan
keputusan.
Di bidang kesehatan, data dan informasi ini diperoleh melalui penyelenggaraan
sistem informasi kesehatan. Perlu disadari bahwa sistem informasi kesehatan yang ada saat
ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal.
Hal ini berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam Profil Kesehatan
Kabupaten Jombang yang diterbitkan saat ini yang belum sesuai dengan harapan. Namun
demikian, diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten Jombang dapat memberikan gambaran
secara garis besar dan menyeluruh tentang seberapa jauh keadaan kesehatan masyarakat
yang telah dicapai. Dan Profil Kesehatan Kabupaten Jombang ini juga merupakan salah
satu publikasi data dan informasi yang meliputi data capaian Standar Pelayanan Minimal
(SPM) dan Indikator Indonesia Sehat 2010 (IIS 2010) Kabupaten Jombang pada tahun
2008.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan
data maupun foto yang diperlukan dalam rangka penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2008
ini.
Jombang, Maret 2009
Profil Kesehatan Kabupaten Jombang 2008
27
TIM PENYUSUN
Sub Bag Penyusunan Program dan Pelaporan
1. Bambang Irawan, SKM
2. Elvira Yuniarti, ST
3. Dwi Asepta, H, S.Si
4. Zainal Aziqin