20080605063358vmt_fajriyanto, bambu

Upload: vini-nur-febriana

Post on 20-Jul-2015

282 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

1

USULAN PROGRAM VUCER MULTITAHUN

PENINGKATAN PRODUKSI KERAJINAN UBAMBU t ka r BERKUALITAS EKSPOR, MARKETABLEa DAN MODEL ya as MANAJEMENNYA DI DUSUN BRAJAN, DESA M SENDANGAGUNG KEC. iMINGGIR an d b KABUPATEN SLEMAN ga

r

c ay op C ri t gh

Ketua Tim Pengusul a or tIr. Fajriyanto, MT k ire NIK. D.90237 D

. i i u .n Pe t e ia Oleh : lit n da n Pe

c a

d i .II ya og Y

ta ar k

n

Anggota Tim Pengusul Dr. D. Agus Harjito, MSi M. Ichwan, MSi

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2008

2 HALAMAN PENGESAHAN USUL

1. Judul

:

PENINGKATAN PRODUKSI KERAJINAN BAMBU BERKUALITAS EKSPOR, MARKETABLE DAN MODEL MANAJEMENNYA DI DUSUN BRAJAN, DESA SENDANGAGUNG KEC. MINGGIR KABUPATEN SLEMAN

2. Ketua Tim Pengusul : a. Nama lengkap : Ir. Fajriyanto, MT b. NIP : D 90.237 c. Jabatan/Golongan : Lektor III/D d. Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia 3. Anggota Tim Pengusul Kegiatan: 2 orang a. Dr. Dwipraptono Agus Harjito, M.Si b. Ichwan, M.S.I 4. Usaha Kecil Menengah Mitraa. Nama Perusahan b. Lokasi c. Status Usaha d. Jenis Usaha

UKM-1Prinkmas Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman Usaha Kecil Kerajinan

b ga n Pe 5. Biaya Kegiatan Total : Rp. 300.000.000,n a. Dikti : Rp. 190. 000.000,da an b. Pemda : Rp. 0 iti l000.000,e c. UKM : Rp. 110. en tP r 6. Biaya Tahun I : Rp.a100.000.000,to a. Dikti :rek 75.000.000,Rp. Di: Rp. 0 b. Pemda : Rp. 25.000.000,c. UKM ht rig py 7. Jangka Waktu o Pelaksanaan : Tahun 2009 s/d 2011 (3 tahun) C

r

c a

. i i u .

c aUKM-2

d i .U at II ya og Y

ta ar kUKM-3

Setia Karya ak Brajan, Sendangagung, ar y Minggir, Sleman as M Usaha Kecil an Kerajinan di

Langgeng Jaya Brajan, Sendangagung, Minggir, Sleman Usaha Kecil Kerajinan

Yogyakarta, 20 Mei 2008

Mengetahui Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Isalam Indonesia

Ketua Tim Pengusul

( Ir. Suparwoko, MURP, Ph.D ) NIP. 87.186.T

( Ir. Fajriyanto, MT ) NIP : D 90.237

3

1. ANALISIS SITUASIDaerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah tujuan wisata ke dua setelah Bali. Salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Yogyakarta adalah banyaknya produk kerajinan yang dihasilkan, salah satunya adalah produk kerajinan bambu. Produk kerajinan bambu yang sangat dikenal berasal dari Dusun Brajan Desa Sendangagung Kecamatan Minggir Kab. Sleman. Produk kerajinan bambu sangat digemari oleh berbagai wisatawan mancanegara karena keunikan produknya dan trend masyarakat dunia untuk back to nature, sehingga produk-produk yang berasal dari alam sangat digemari. Beberapa produk kerajinan bambu yang digemari diantaranya adalah asesoris dan interior rumah, alat-alat makan hingga asesoris ta kendaraan dan pakaian, alat ibadah, peralatan dapur, topi, tas, kar lampu, kap ya alat musik, tirai dan lain-lain. og IY Iand Rattan) pada Berdasarkan data base INBAR (International Bambu U at ak tahun 2005, perdagangan bambu internasional bernilai sekitar US$ 5.5 ar y as billion pertahun (INBAR, 2006). Sedangkan pada tahun 2007 telah meningkat M an menjadi US$ 7 billion pertahun. Pertumbuhan pasar global diprediksikan di b ga mencapai 15-17 biillion pertahun pada tahun 2017. Pasar produk bambu n Pe n terbesar meliputi produk handicraft, aflooring and non-traditional furniture d (Martin Greijmans, et.all, 2007). tian i el Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor en tP ra bambu terbesar di Asia selain China dan Vietnam. Nilai ekspor bambu to ek sampai 2004 diberikan dalam Tabel 1. r Indonesia dari tahun 2002 Di Tabel 1. Ekspor bambu Indonesia ht ig QUANTITY Tahunr VALUE (USD) py (METRIC TON) Co 2002 1.083.000 1665 2003 1.927.000 6642 2004 2.237.000 8333

r

c a

. i i u .

c a

d i .

Sumber: www. inbar.Int

Pada tahun 2002- 2004

nilai ekspor bambu

selalu mengalami

kenaikan yang signifikan (rata-rata 46,5%). Negara tujuan ekspor Indonesia pada tahun 2004 adalah Asia ($1.367.000), Eropa ($ 426.000), North and Central America ($363.000) dan Amerika Selatan ($ 320.000). Nilai ekspor

4 yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan ini menunjukkan masih

terbukanya pasar yang cukup potensial di luar negeri. Melihat kondisi tersebut, maka masih terbuka luas untuk mengisi peluang pasar dunia yang sangat baik dan potensial. Hal ini memberikan peluang bagi industri pengrajin bambu di Indonesia, khususnya dusun Brajan untuk terus meningkatkan kemampuan bersaing di pasar global. Isue global warming memaksa negara-negara pengekspor kayu seperti Indonesia untuk membatasi penebangan kayu hutan, karena pertumbuhan kayu hutan relatif sangat lambat (lebih dari 15 tahun). Padahal penebangan kayu hutan di Indonesia setahun mencapai 3,8 juta ha (Walhi, 2006), sehingga sangat meresahkan masyarakat dunia.

ta Bambu merupakan tanaman yang mempunyai pertumbuhan sangat ar ak cepat yaitu 80-100 hari sudah siap panen. Indonesia, khususnya Jawa, gy o I Y cocok untuk Sumatera dan Sulawesi merupakan wilayah sangat sangat UI atForest Resources pertumbuhan bambu. Berdasarkan data Globalak ar yOn Bamboo Resources, Assessment Update 2005 Indonesia Country Report as M luas tanaman bamboo Indonesia mencapai 1.414.375 ha, sedangkan untuk an di b DIY dan Jawa Tengah sebesar 292.245 ga Sehingga bambu merupakan ha. n Pe solusi terbaik untuk meningkatkan ekspor non migas karena pertumbuhan n da n bambu yang relatif singkat. ia lit e Produk kerajinan merupakan andalan ekspor Daerah Istimewa en tP Yogyakarta (DIY). Sekitar 80 persen atau 112 juta dollar AS pertahun dari ra to e 140 juta dollar AS totalk nilai ekspor Provinsi DIY merupakan kontribusi r Di industri kerajinan t(Dekranasda DIY, 2008). Sementara itu ekspor DIY h rig didominasi Kabupaten Sleman untuk produk bambu dan Kabupaten Bantul py o untuk produk Ckayu. Dari sisi teknologi produksi produk unggulan untuk DIY 75% belum menggunakan mesin (Agus, 2006). Potensi luas tanaman bambu di Sleman sangat besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal produk dari bambu mempunyai nilai tambah yang sangat besar dibanding dengan produk-produk dari kayu. Nilai tambah produk kerajinan bambu mencapai 150 % ditingkat buyer dan 250 % ditingkat konsumen (Elisa, dkk. 2008). China merupakan negara produsen

r

c a

. i i u .

c a

d i .

5 produk-produk dari bambu terbesar di dunia, namun 85% produksi digunakan untuk memenuhi pasar domestik (Martin Greijmans, et.all, 2007). Beberapa potensi yang dimiliki oleh Usaha Kecil Menengah Kerajinan Bambu di Sleman antara lain pertama, teraglomerasinya pengrajin bambu di Dusun Brajan, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir dan sekitarnya. Industri kerajinan bambu ini telah dimulai sejak tahun 1985. Kedua, saat ini telah kurang lebih 186 jiwa dengan 11 pengusaha kerajinan

menggantungkan usahanya kepada usaha kerajinan tersebut selain di bidang usaha pertanian. Ketiga, adanya kelompok usaha kerajinan dan kelompok koperasi. Keempat, melimpahnya sumber bahan baku bambu yang berada wilayah Kulonprogo yang berdampingan dengan dusun Brajan Desa ta Sendangagung, sehingga meningkatnya industri kerajinan bambu akan ar ak memberikan multiplayer efect ke berbagai sektor ekonomi desa dan gy o IY kawasan. UI at Namun potensi pasar yang sangat besar dan ak potensi pengusaha di ar Dusun Brajan belum diimbangi peningkatan kualitassy a produk dan pengelolaan M usaha yang profesional. Masalah produksi yang dihadapi oleh usaha ini an di b antara lain tingkat keawetan produk kerajinan terhadap serangan jamur dan ga n Pe bubuk, kekeringan bahan baku yang belum sempurna (tingkat kelembaban n da n tinggi) dan kualitas desain produk yang stagnan. Beberapa masalah tersebut ia lit e dapat diterangkan sebagai berikut : en tP a). Tingkat keawetan produk kerajinan yang rendah menyebabkan produk ra to ek kurang berkualitas. irProduk kerajinan yang berbahan baku bambu dari D dusun Brajan sangat rentan mengalami jamur dan bubuk, sehingga ht ig mengurangi yrtingkat keawetan produk. Kondisi ini disebabkan dalam p Co proses produksi tidak dilakukan melalui proses pengawetan. Akibatnya produk kerajinan bambu mudah diserang jamur biru dan bubuk. Bahkan seringkali produk belum sampai dikirim telah terjadi jamuran sehingga mengurangi kualitas produk. Apalagi bila produk tersebut dipasarkan ke mancanegara yang iklim udara berbeda dengan Indonesia maka seringa mendapat komplain atau ditolak. b). Pengeringan bahan baku tidak dilakukan secara sempurna. Pengeringan bahan baku dilakukan dengan cara menjemur dengan mengandalkan

r

c a

. i i u .

c a

d i .

6 sinar matahari. Akibatnya waktu pengeringan sangat lama dengan hasil tidak optimum. Apabila musim penghujan produksi bisa terhenti karena bahan baku yang belum memenuhi standart kekeringan. Kondisi ini mengakibatkan kualitas produk menurun, khususnya pada musim penghujan dan produk kerajinan mudah diserang jamur biru karena kelembaban yang sangat tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi pengeringan (oven) bambu untuk mempercepat pengeringan dan tidak tergantung sinar matahari. Dengan adanya oven kualitas produk lebih terjamin dan produksi lebih cepat untuk meningkatkan proses produksi. c). Kualitas desain produk kerajinan stagnan. Pengembangan desain kerajinan sangat terbatas dan tidak berkembang karena minimnya ta pengetahuan dan kreatifitas pengrajin. Padahal tuntutan pasar ar ak menghendaki kreatifitas yang terus berkembang, baik dariy segi desain g o I Y seratus persen maupun diversifikasi produk. Umumnya produk kerajinan, UI at kombinasi dengan adalah berupa anyaman dari bambu dan tidak ada ak ar bahan lain. Padahal produk kerajinan asy dapat dimodifikasi dan M dikombinasikan dengan bahan-bahan lain, seperti kayu, logam, mendong, an di b dsb. Sehingga mempunyai variasi. ga n Pe d. Permasalahan dari aspek produksi adalah sistem menajemen dan n da n pengelolaan perusahaan dilakukan secara tradisional. Tidak dilakukan ia lit suatu perencanaan usaha, ne pengelolaan proses produksi yang efisien Pe mulai dari penyediaan rat bahan baku, pengelolaan sumberdaya manusia to k dalam proses produksi, penggudangan, kemasan dan manajemen ire D keuangan secara profesional. Akibatnya perusahaan tidak mampu ht rig mengelola pesanan dalam jumlah besar. y op C e. Dusun Brajan telah mempunyai koperasi, namun koperasi yang ada belum dikelola secara profesional. Koperasi yang ada lebih merupakan koperasi simpan-pinjam yang konsumtif sehingga belum mampu memberikan kesejahteraan kepada anggotanya serta mampu mendorong produksi kerajinan bambu. Padahal keberadaan koperasi sesungguhnya dapat digunakan sebagai penyokong kemajuan pengusaha-pengusaha yang ada untuk mempercepat proses transformasi. Koperasi dapat berfungsi untuk pengadaan bahan baku, sehingga bahan baku menjadi lebih

r

c a

. i i u .

c a

d i .

7 murah. Koperasi dapat menjadi sumber pendanaan alternatif untuk menambah modal pengusaha. Koperasipun dapat membantu marketing secara bersama-sama dan membagi pekerjaan secara proporsioanal diantara anggota. f. Pengusaha kerajinan bambu umumnya belum melakukan networking dan marketing yang memadai sehingga pemasaran sangat konvesional dan mengandalkan pemasaran dari pesanan-pesanan dari pedagang-

pedagang di Yogyakarta. Hal ini akibat minimnya pengetahuan pasar, marketing, hubungan buyer-produsen dan tata laksananya.

Akibat dari akumulasi problem-problem tersebut mengakibatkan pengrajin bambu Dusun Brajan berjalan lamban atau relatif stagnant. ta Akhirnya terdapat kecenderungannya generasi muda enggan untuk ar ak meneruskan kegiatan kerajinan. Padahal, dilain pihakgy permintaan o I Y besar. Apabila internasional terhadap produk-produk kerajinan bambu sangat UI at ini terus berlanjut dikhawatirkan akan meningkatkan pengangguran di desa ak ar y dan tingginya urbanisasi warga desa ke kota. as M Berdasarkan hal tersebut serta melihat potensi dan problematika an di b usaha kecil kerajinan bambu Dusun Brajan, melatarbelakangi Universitas ga n Pe Islam Indonesia untuk melakukan pengabdian masyarakat di daerah tersebut. n da n UII merupakan universitas yang mengemban visi pengabdian masyarakat, ia lit e mempunyai potensi sumberdaya manusia dan alat-alat teknologi yang en tP memadai, sehingga mempunyai tanggung jawab dalam meningkatkan ra to ek kemampuan UKM dalam melahirkan produk kerajinan bambu yang r Di berkualitas ekspor dan marketable serta meningkatkan manajemen ht rig pengelolaan usaha kerajinan yang profesional dengan pola penerapan ipteks y op C di bidang pengawetan produk, desain produk dan manajemen pengelolaan usaha.

r

c adusun

. i i u .Desa

c a

d i .

2. TUJUAN PROGRAM Tujuan program adalan meningkatkan kualitas kelompok pengrajin bambu di Brajan, Sendangagung sehingga mampu

meningkatkan produksi produk kerajinan bambu berkualitas ekspor dan marketable, membangunan sistem kelembagaan dan manajemennya, serta

8 pengembangan sistem pemasarannya sampai terjadi kemandirian dan keberlanjutan menuju Cultural and Creative Industry desa. Secara lebih rinci, tujuan program adalah sebagai tertulis pada tabel 2: Tabel 2. Tujuan Program Secara Spesifik TAHUN KE I TUJUAN PROGRAM berbasis potensi

II

III

r

c a

1. Pemanfaatan teknologi terapan dalam pengawetan bahan baku sehingga kualitas produk memenuhi persyaratan ekspordan ramah lingkungan, 2. Pemanfaatan teknologi oven bambu untuk mempercepat proses pengeringan, 3. Pengembangan kreatifitas dan inovasi desain produk melalui diversifikasi bahan dan diversifikasi produk ta ar berbasis trend market nasional dan internasional. ak gy o 1. Pengembangan kreatifitas dan inovasi desain produk IY I melalui diversifikasi bahan dan t U diversifikasi produk a berbasis trend market nasional rdan internasional. ak a 2. Peningkatan manajemen syproduksi mulai dari a pengelolaan bahan baku, proses produksi dan quality M an qontrol, penggudangan sampai packaging, di b 3. Pengembangan dan apembinaan koperasi pengrajin g n bambu untuk memperkuat sistem kelembagaan yang Pe profesional dan perkuatan permodalan, n da 4. Membangun sistem marketing dan networking melalui n ia ekspo kerajinan pada berbagai event nasional lit e 5. Membangun sistem marketing berbasis WEB untuk en menjaring pemasaran global. tP ra 1. Pembelajaran sistem eksport-import produk kerajinan to ek bambu, r Di 2.Pembelajaran aspek hukum kerjasama antara buyer ht dan produsen rig3. Rekayasa sosial untuk peningkatan perilaku y op masyarakat menuju industrial communities berbasis C budaya yang produktif dan efisien, 4. Pembinaan generasi muda dalam menggeluti kerajinan bambu sehingga terjadi keberlanjutan antar generasi.

. i i u .

c a

d i .

9 3. POLA PENERAPAN IPTEK DAN PENGEMBANGAN UKM 3.1. Perumusan Produk: Produk yang dihasilkan dalam kegiatan pengabdian masyrakat ini adalah produk kerajinan bambu yang berupa art handricraft bamboo dengan berbagai diversifikasi bahan dan desain produk yang

marketable, berkualitas ekspordan ramah lingkungan. Jenisnya adalah tempat buah, tas buah, tempat daging, tempat tissue, plismat, tempat sendok, box multi fungsi, cap lampu, nampan kotak, nampan oval, keranjang sampah oval, keranjang sampak kotak, tas buah, tempat kain/pakaian, dan sebagainya. Harga kerajinan di tingkat produsen bervariasi tergantung pada bentuk, ukuran, kualitas, jumlah pemesanan. ta Namun secara umum berkisar antara Rp.5.000 sampai Rp 60.000,-. ar ak 3.2. Pemilihan Ipteks: gy o IY Konsep penerapan Ipteks untuk mendukung peningkatan kualitas UI at dilakukan secara produk dan manajemen pengelolaan usahak ra ya berkesinambungan dan terintegrasi. Berkesinambungan berarti akan as M melalui beberapa tahapan penerapan yang didasarkan pada prioritas an di b penanganan masalah. Sedangkan terintegrasi artinya antara program ga n Pe penerapan ipteks yang satu dengan program yang lain memilki n da n keterkaitan erat dalam mendukung pencapaian tujuan program. ia lit Tahapan ini akan dilakukan edalam tiga tahun periode pelaksanaan yaitu n Pe tahun pertama memfokuskan untuk menangani permasalahan produk at or kt kerajinan yang mencakup pengawetan bahan baku yang ramah ire D lingkungan, penerapan teknologi oven untuk mempercepat proses ht r pengeringanigbahan dan pengembangan kreatifitas dan inovasi desain y op produk C melalui diversifikasi bahan dan diversifikasi produk berbasis market trend nasional dan internasional. Tahun kedua memfokuskan pada peningkatan manajemen produksi mulai dari pengelolaan bahan baku, proses produksi dan quality qontrol, penggudangan sampai packaging; pengembangan dan pembinaan koperasi pengrajin bambu, membangun sistem marketing dan

r

c a

. i i u .

c a

d i .

networking pada berbagai event nasional serta membangun sistem marketing berbasis WEB untuk menjaring pemasaran global.

10 Tahun ketiga memfokuskan pada pembelajaran sistem eksport-import, aspek hukum kerjasama antara buyer dan produsen, rekayasa sosial untuk peningkatan perilaku masyarakat menuju industrial communities berbasis budaya yang produktif dan efisien serta pembinaan generasi muda dalam menggeluti kerajinan bambu sehingga terjadi keberlanjutan antar generasi. Secara detail konsep yang akan diterapkan adalah sebagai berikut: Tahun I : a. Teknologi Pengawetan bahan baku bambu

Ada beberapa metode pengawetan yang diterapkan untuk kerajinan bambu yang disesuaikan dengan peruntukan bambu tersebut. a Bambu untuk keperluan bahan kerajinan anyaman akan art mengalami ak beberapa tahapan proses pengawetan. Setelah bambu dilakukan gy o IY pengiratan, direndam dalam larutan biofungisida untuk UI at biru yang sering menanggulangi terhadap jamur yang hama jamur ak ar y menyerang bambu. Larutan bioinsektisida berfungsi untuk as M menanggulangi terhadap hama bubuk. Setelah itu dilakukan an di b pentirisan dan dijemur panas matahari atau dikeringkan dengan oven ga en bambu. Setelah kering, bahan n P bambu siap dilakukan penganyaman. da n Larutan kimia yang digunakan merupakan pengawet yang ramah a iti el persyaratan toxicitas produk. lingkungan dan memenuhi n Pe Metode kedua yang bisa dilakukan adalah pemberian pengawet at or t setelah produkirek jadi dengan cara dioleskan pada tiap-tiap produk. D Setelah merata produk dijemur hingga kering dan siap untuk ht ri dilakukangsanding dan finishing. y op C Peralatan yang akan digunakan adalah bak perendaman, alat

r

c a

. i i u .hama

c a

d i .

pencampur, ember, tempat pentirisan, rak pentirisan, kaus tangan khusus, bak pembuangan dan pengolah pencemaran lingkungan. Bahan pengawet yang digunakan adalah bioinseksida untuk pengawetan terhadap bubuk dan biofungisida untuk

pengawetan terhadap jamur biru.

11 b. Teknik oven digunakan untuk mempercepat proses pengeringan produk. Proses pengeringan adalah proses penting karena proses ini mempengaruhi tingkat kelembaban produk. Produk yang kurang kering mengakibatkan kualitas produk rendah dan mudah terserang jamur biru, sehingga warna menjadi pudar. Teknologi ini sangat dibutuhkan karena sampai sekarang pemanasan hanya

mengandalkan sinar matahari, sehingga apabila musim penghujan tingkat produksi menjadi rendah. Dan apabila dipaksakan produk sering ditolak buyer. Dengan teknologi oven bambu ini hanya membutuhkan 1-2 jam untuk kering dan siap dianyam.

Peralatan yang digunakan adalah oven bambu, kompor gas, tabung ta gas, rak-rak persiapan, rak oven, electric fan, dinamo, listrik. ar ak gy o I Y seni desain c. Teknik pengembangan kreatifitas dan inovasi melalui UI at Brajan dengan k produk untuk mendapatkan kerajinan bambu akhas ar y menggali budaya khas lokal. Kreatifitas dan inovasi dicapai melalui as M diversifikasi bahan dan diversifikasi produk berbasis trend market an di b nasional dan internasional. Diversifikasi dilakukan berbasis produk ga n Pe fungsional yang dikembangkan dengan berbagai kreatifitas n da n performance yang baru, baik bentuk, warna, pola anyaman maupun ia lit kombinasi bahan lain. ne e tP Peralatan yang digunakan adalah mesin pengirat bambu, mesin ra to k pembentuk/ pembengkok, mesin cutter, mesin planner, mesin ire D pembelah t bambu, mesin penghalus, meja kerja, kursi kerja, h ig compresor, spryer, dan prototipe desain. yr p Co Tahun II: a. Pembinaan manajemen pengelolaan usaha. Pembinaan dimulai dengan trainning manajemen produksi mulai dari pengelolaan bahan baku, proses produksi dan quality qontrol, penggudangan sampai packaging. Setelah itu dilakukan praktek dan simulasi sehingga pengusaha dapat menguasainya.

r

c a

. i i u .

c a

d i .

12 b. Mengadakan dan mengikuti berbagai ekspo kerajinan di berbagai event regional maupun nasional sehingga produk kerajinan dikenal oleh masyarakat dan buyer nasional dan internasional. c. Pengembangan dan pembinaan koperasi pengrajin bambu untuk memperkuat sistem kelembagaan yang profesional dan perkuatan permodalan d. Penerapan Teknologi Internet sebagai media pemasaran global, sehingga produk kerajinan dapat dikenal luas oleh buyer-buyer internasional.

Tahun III:

ta a. Peningkatan pengetahuan di bidang hukum perdagangan/pemasaran ar ak global, misalnya kemampuan pembuatan kontrak, ogy dan prosedur Y II ekspor produk ke mancanegara. U at b. Pembelajaran sistem eksport-import produk kerajinan bambu, ak ar y c. Rekayasa sosial untuk peningkatan perilaku masyarakat menuju as M industrial communities berbasis budayaan i yang produktif dan efisien, bd a d. Terapi psikologis wirausaha bagi generasi muda berbasis agama dan ng Pe psikologi. n da n a iti el 3.3. Metode Implementasi: n e t Psecara berkesinambungan dan terintegrasi Program dilaksanakan ra to k berdasarkan skala prioritas penanganan problematika UKM dalam jangka tiga ire D tahun. Setiap program/kegiatan akan diawali dengan perencanaan, proses ht rig pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi. Implementasi yang dilakukan y op C melalui proses learning by doing sehingga teori dan praktek dilakukansecara bersama-sama dan praktek lebih ditekankan.

r

c a

. i i u .

c a

d i .

Program akan

diimplementasikan dengan metode partisipasi aktif UKM dengan didampingi oleh perguruan tinggi (UII) sebagai fasilitator penerapan Ipteks. Setiap program penerapan iptek yang dilaksanakan oleh UII akan melibatkan secara langsung UKM sebagai subjek program sehingga hasilnya langsung dapat dirasakan oleh UKM dan masyarakat. Kelompok UKM yang akan ditetapkan sebagai subjek program sebanyak 3 UKM dengan harapan dapat menjadi

13 percontohan yang akan diterapkan kepada UKM lainnya. Ketiga UKM tersebut ditentukan berdasarkan usia UKM dan kemampuan omset produk yang telah dihasilkan. Perencanaan usaha (bisnis plan) diajarkan melalui tahapan-tahapan yang diperlukan dalam pengembangan usaha kerajinan bambu. Untuk itu UKM diajarkan bagaimana membuat BISNIS PLAN, sehingga mampu membuat perencanaan dalam pengembangan usahanya. Dalam konteks ini UKM diberikan pemahaman secara teoritik kemudian dilatih untuk membuat bisnis plan sendiri-sendiri dan didampingi untuk mampu melaksanakan dari bisnisplannya.

Pemasaran hasil produksi akan dikembangkan dan dijalinkan dengan ta eksportir-eksportir yang ada di DIY sebelum siap masuk ke pasar global. ar ak Beberapa eksportir DIY yang sudah menyatakan siap menerima produknya gy o I Y PT. OOA (Out adalah PT. Titon, PT. SPS, PT GKN, APIKRI, ASMINDO UI dan at k of Asia) yang merupakan eksportir Australia yang amembuka cabang di ar y Bantul. as M Pengembangan investasi dilakukan secara terencana, sehingga tepat an di b sasaran dan mempunyai dampak multiplayer terhadap UKM-UKM lainnya. ga n Pe Pada saat sekarang, pada umumnya UKM-UKM tersebut menggunakan dana n da n untuk keperluan biaya produksi sering meminjam kepada rentenir, keluarga ia lit e dan sebagian ke BPR (Bank Perkreditan Rakyat) yang mengenakan bunga en P tinggi. Untuk mengatasi rat hal tersebut, perlu didirikan koperasi guna o kt mendukung permodalanrepara UKM. Oleh karena itu menghidupkan koperasi Di menjadi Koperasi Pengrajin Bambu akan mampu mengatasi permasalahan ht rig permodalan. Koperasi ini akan diarahkan mendapatkan legalitas yang py Co memenuhi syarat, sehingga mampu mengajukan kredit lunak ke Dinas Perindustrian,

r

c a

. i i u .dan

c a

d i .

Perdagangan

Koperasi

Kabupaten

Sleman

untuk

menambah modal bagi UKM dalam meningkatkan kapasitas produksinya. Sampai saat sekarang koperasi yang ada masih berupa koperasi simpan pinjam dan belum memenuhi persyaratan legalitas. Manajemen yang akan dikembangkan dalam UKM Kerajinan bambu di Dusun Brajan adalah manajemen produksi, manajemen pemasaran dan menajemen keuangan. Manajemen produksi dimulai dengan manajemen

14 bahan baku, manajemen proses produksi, manajemen kualitas (quality control), pengepakan (packaging), dan manamen persediaan barang jadi (inventory stock) hasil produksi. Manajemen pemasaran meliputi metode penetapan harga, alternatif pengembangan diversifikasi produk, strategi promosi dan distribusi (penyaluran barang).

3.4.

Rencana Luaran:

Rencana Luaran tiap UKM dapat dirinci sebagai tertulis pada Tabel 3: Tabel 3. Rencana Luaran TahunI

LuaranA. UKM Pring Mas Teknologi pengawetan bambu, Teknologi oven, Teknologi inovasi desain produk bambu dan Prototype model. B. UKM Setia Karya Teknologi pengawetan bambu, Teknologi inovasi desain produk bambu dan Prototype model.

Metode implementasiPengetahuan pengawetan bambu dan ta praktek pengawetan produk bambu ar ak berbasis bahan baku dan produk jadi. gy hemat energi, Pembuatan oven bambu o IY cara pembuatan dan cara I operasionalnya.U at Pengetahuan proses desain, sumber ak ar model inovasi, serta inspirasi sy dan a Membuat prototypenya berbasis M n modeling. ia

C. UKM Langgeng Jaya d Teknologi pengawetan bambu,n ia lit Teknologi inovasi desain produk ne e bambu dan tP Prototype model. ra II

r

A. UKM Pring Mas ht Model manajemen produksi, rig manajemen keuangan, py manajemen SDM, metode Co penggudangan dan packaging yang sesuai dengan usahanya Pembinaan koperasi, Sistem dan metode marketing Pembuatan web design. B. UKM Setia Karya Model manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen SDM, metode penggudangan dan packaging yang sesuai dengan usahanya

c a

. i i u .an Pe kt ire o

c abd

d i .

a ng

D

Pembelajaan dan praktek manajemen usaha mulai dari membuat bisnisplan, pengadaan bahan baku, proses produksi hingga packaging. Pembelajaran dan praktek pembukuan keuangan dan manajemen finansial. Pendampingan koperasi sampai berbadan hukum dan pengelolaannya Pembelejaran dan pembuatan web design dan metode editingnya untuk usaha UKM Brajan.

15Pembinaan koperasi, Sistem dan metode marketing C. UKM Langgeng Jaya Model manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen SDM, metode penggudangan dan packaging yang sesuai dengan usahanya Pembinaan koperasi, Sistem dan metode marketing III A. UKM Pring Mas Aspek hukum kerjasama, Sistem dan metode eksportimport produk kerajinan, Pembinaan generasi muda B. UKM Setia Karya Aspek hukum kerjasama, Sistem dan metode eksportimport produk kerajinan, Pembinaan generasi muda C. UKM Langgeng Jaya Aspek hukum kerjasama, Sistem dan metode eksportimport produk kerajinan, Pembinaan generasi muda

Pembelajaran dan praktek sistem dan metode eksport-import produk kerajinan Pembelajaran dan praktekta pembuatan ar kontrak kerja ak Pembelajaran bagi generasi muda gy o untuk pengembangan kerajinan IY bambu. UI

n Pe t 4.1 Potensi Ekspor dan atau ora Pemasaran antar Pulau kt ire Dengan adanya program ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan D kuantitas produk kerajinan bambu Dusun Brajan sehingga dapat menembus t gh riKarena sampai saat ini produk kerajinan bambu merupakan pasar internasional. y op C produk yang banyak diminati oleh user/konsumen dari berbagai daerah bahkan4. MANFAAT

r

c a

. i i u .n ia lit e n da P

c aa an di b M as y

d i .t

ka ra a

g en

sampai ke mancanegara termasuk produk yang dihasilkan pengusaha kerajinan di Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec. Minggir. Berdasarkan hasil survey awal ternyata meskipun para pengusaha belum mampu memasarkan produk langsung ke mancanegara atau mengekspor produknya ke luar negari tetapi produk tersebut telah banyak digunakan oleh user diluar negeri dengan proses pemesanan dan penjualannya melalui trading/agen. Bila selama ini produk yang dihasilkan baru mampu dipasarkan pada beberapa negara saja, maka dengan

16 adanya peningkatan kualitas khusunya di bidang keawetan yang sesuai dengan iklim negara pengguna produk dan desain produk yang digemari oleh user

domestik maupun mancanegara maka produk tersebut akan semakin dapat diterima oleh berbagai pasar baik di luar Jawa (antar pulau) maupun mancanegara. Beberapa eksportir di DIY yang siap menampung produk kerajinan bambu Dusun Brajan adalah PT. OOA (Out of Asia) trading yang berlokasi di Bantul, APIKRI (Asosiasi Pengusaha Kerajinan Rakyat Indonesia) yang berlokasi di Jl. Imogiri Yogyakarta, PT Setya Pelem Sewu (SPS), PT Griya Krisna Nugraha (GKN), PT. Titon dan ASMINDO.

Sedangkan potensi ekspor langsung sangat besar, karena berdasarkan data INBAR kenaikan ekspor kerajinan bambu Indonesia mencapai 46,8 persen ta pertahun. Disamping itu perdagangan bambu internasional bernilai sekitar US$ ar ak 5.5 billion pertahun (INBAR, 2006). Sedangkan pada tahuny 2007 telah g o I Y pasar global meningkat menjadi US$ 7 billion pertahun. Pertumbuhan UI at diprediksikan mencapai 15-17 biillion pertahun padaak tahun 2017 (Martin r ya Greijmans, et.all, 2007).. as M Lebih-lebih dengan adanya isue global warming yang memaksa negaraan di b negara pengekspor kayu seperti Indonesia untuk membatasi penebangan kayu ga en hutan, karena pertumbuhan kayu relatif P sangat lambat. Sehingga bambu n da n merupakan solusi terbaik untuk meningkatkan ekspor non migas karena ia lit e pertumbuhan bambu yang relatif singkat (80-100 hari sudah siap panen). en tP ra to 4.2. Nilai tambah produk irek Sisi Ipteks dari D Bagi UKM mitra program penerapan Ipteks ini akan memberikan nilai ht tambah antara lain:rig y op C a. Kualitas produksi meningkat, produk kerajinan menjadi awet dan tidak diserang jamur biru maupun bubuk sehingga dapat diterima pasar, b. Kuantitas produksi meningkat karena terjadi proses pengeringan yang cepat dengan diterapkannya teknologi oven bambu. Pengeringan bambu hanya membutuhkan 1-3 jam, padahal apabila menggunakan matahari

r

c a

. i i u .

c a

d i .

membutuhkan waktu 23 hari. Lebih-lebih apabila musim penghujan, maka proses pengeringan menjadi terhambat.

17 c. Peningkatan kreatifitas dan inovasi desain produk melalui diversifikasi bahan dan diversifikasi produk berbasis trend market nasional dan internasional. d. Peningkatan manajemen produksi mulai dari pengelolaan bahan baku, proses produksi dan quality qontrol, penggudangan sampai packaging sehingga dapat meningkatkan tingkat efisiensi proses untuk menghemat ongkos produksi. e. Menambahkan sistem marketing berbasis WEB untuk menjaring pemasaran global.

Adapun nilai tambah yang akan diperoleh oleh perguruan tinggi adalah termanfaatkannya oleh masyarakat hasil ipteks yang telah diciptakan oleh ta perguruan tinggi sehingga dapat meningkatkan peran perguaruan tinggi dalam ar ak memberdayakan masyarakat khususnya UKM kerajinan bambu di dusun gy o IY Brajan. UI at ak ar y 4.3. Dampak Sosial as M Dampak sosial dari kegiatan ini adalah : an di b a. Meningkatkan ekspor non migas berupa produk kerajinan bambu, sehingga ga en menghasilkan devisa negara yang cukup Pbesar. n da b. Meningkatkan lapangan kerja diianperdesaan sehingga mengurangi laju lit urbanisasi masyarakat desane ke kota, sehingga menekan angka e t P semakin meningkat. pengangguran di perdesaanrayang to ek c. Meningkatkan pendapatan penduduk sehingga meningkatkan pula r Di kesejahteraan masyarakat, ht rig d. Mendukung program sustainable development karena mengoptimalkan py o sumberdaya Calam yang renewable berupa bambu yang pertumbuhannya cepat (80-100 hari) dibandingkan dengan produk kayu yang mencapai 15 tahun untuk siap panen. Dengan demikian akan mampu menggantikan ekspor kayu yang mengancam kelestarian hutan Indonesia. e. Mendorong budidaya bambu sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat penanam bambu di wilayah Sleman, Kulonprogo dan sekitarnya. Tanaman bambu juga mampu sebagai upaya untuk menanggulangi deforsestry di kawasan DAS, sehingga mampu memperbaiki kualitas

r

c a

. i i u .

c a

d i .

18 lingkungan dan bahaya longsor dan banjir yang akhir-akhir ini semakin meningkat. f. Memberikan pembelajaran bagi generari muda untuk menguasai life skill secara lebih baik menghadapi era globalisasi, mencintai produk sendiri dan menguasai sistem produksi secara lebih baik untuk bersaing di tingkat global. . 5. Kelayakan UKM Sasaran Usaha Kecil Menengah yang menjadi sasaran program Vucer Multi Tahun adalah Usaha Kerajinan Bambu yang berada di Dusun Brajan, Desa Sendang Agung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun Brajan telah ditetapkan oleh Pemerintah Kab. Sleman ta sebagai salah satu desa wisata kerajinan yang berada di Kab. Sleman. Daerah ar ak ini memiliki lebih dari 7 UKM yang bergerak dibidang kerajinan ybambu. Dari g o IY I UKM-UKM yang terdapat di Dusun Brajan tersebut ditetapkanU3 UKM yang akan t alainnya.Ketiga UKM menjadi model pembinaan bagi UKM kerajinan bambuk ra ya UKM Langgeng Jaya. tersebut adalah UKM Pringmas, UKM Setia Karya dan as M Ketiga UKM tersebut dipilih berdasarkan usia UKM, omset atau kemampuan an di b produksi dan pemasaran serta potensi perkembangan yang dimiliki. ga n Pe n da n ia 5.1.Keadaan Investasi UKM Sasaran lit e en UKM Kerajinan Bambu Pringmas merupakan UKM yang paling besar dan tP ra lama/tua di antara UKM dua UKM lainnya yaitu memiliki usia usaha yang paling to ek UKM Setia Karya dan UKMr Lenggeng Jaya. Di sisi investasi pun UKM Pringmas Di paling baik. Secara umum, semua UKM Kerajinan Bambu di Dusun Brajan telah ht rig memperoleh pembinaan maupun bantuan peralatan dari pemerintah daerah Kab. py Co Sleman baik dari Dinas Perdagangan,Perindustrian Koperasi dan Penanaman

r

c a

. i i u .

c a

d i .

Modal(P2KPM) maupun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Bantuan modal kerja dari pemerintah daerah sudah pernah diberikan. Namun pembinaan dan lamanya usaha tersebut belum memiliki arti signifikan bagi perkembangan usaha di daerah tersebut khususnya di bidang investasi. Saat ini memang di daerah tersebut telah terbentuk koperasi para pengrajin, namun lembaga tersebut belum mampu memberikan kontribusi investasi yang memadai bagi para pengusaha pengrajin. Hal ini disebabkan karena lembaga ini memiliki beberapa problematika

19 antara lain yaitu belum berbadan hukum, pengelolaan manajemen koperasi yang kurang profesional dan produk yang ditawarkan masih bersifat konsumtif. Perkembangan investasi UKM sasaran terdapat pada tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan Investasi UKMN o 1 2 3 4 5 Kondisi Investasi Modal Sendiri Modal Pihak Lain Pendapatan Usaha Sarana prasarana Total Asset Awal Berdiri Prinkmas Rp.500.000 Rp.0 Rp. 750.000 Rp.500.000 Rp.1.250.000 Setia Karya Rp. 400.000 Rp. 0 Rp. 500.000 Rp. 250.000 Rp. 1.150.000 Langgeng Rp. 300.000 Rp. 0 Rp. 400.000. Rp. 200.000 Prinkmas Rp.5.000.000 Rp. 24.000.000 Rp.34.000.000 Rp.10.000.000 Akhir Tahun 2007 Setia Karya Rp. 4.000.000 Rp. 12.000.000 Rp. 22.600.000 Langgeng Jaya Rp. 3.000.000 Rp. 12.000.000 Rp.16.500.000 Rp. 7.000.000

Rp. 8.000.000 Rp. 46.600.000

Rp. 900.000 Rp. 73.000.000

ak gy o Saat ini Pemerintah Kab. Sleman melalui program penguatan modal IY UI berencana untuk memberikan stimulan modal kepada para pengusaha UKM at ak yang berada di Dusun Brajan. Namun demikian dalam memperoleh modal ar sy investasi tersebut, para pengusaha dituntut memiliki aproduktivitas usaha yang M an di sehat, manajemen pengelolaan usaha yang profesional dan tentu saja kualitas b ga n produk yang markatable dan berkualitas ekspor sehinngga dapat menjangkau Pe pasar global nantinya. Menyikapi rencana npemerintah tersebut, maka perlu ada da n a persiapan bagi para pengrajin di semua instrumen usaha yaitu, sumberdaya iti el n manusia yang terampil dan profesional, manajemen pengelolaan usaha yang Pe at o baik, dan produk usaha yang r berkualitas Untuk itulah peran perguruan tinggi kt ire bersama industri dan pemerintah daerah untuk menyiapkan sistem tersebut. D ht rig y 5.2. Keadaan Sumberdaya Manusia dan Fasilitas Usaha op C Secara kuantitas sumberdaya manusia 3 UKM di atas yang ada saat ini

r

c a

. i i u .

c a

d i .

Rp.38.500.000 rta a

sudah cukup memadai. Hal ini terlihat dari kemampuan setiap pengusaha UKM yang memperkerjakan tenaga kerja rata-rata mencapai 5-10 orang dalam setiap orderan yang mereka peroleh. Namun dari SDM yang telah ada perlu peningkatan kualitas dalam kemampuan usaha misalnya : a. peningkatan inovasi dan kreatifitas desain produk baru b. peningkatan kemampuan finishing produk c. peningkatan kemampuan manajemen pengelolaan

20 d. peningkatan kemampuan memasarkan produk e. peningkatan motivasi dan budaya berwirausaha serta pencapaian target produksi Status ketenagakerjaan SDM adalah tenaga kerja tetap dan non tetap, dengan sistem kerja harian maupun borongan.Kondisi sumberdaya manusia 3 UKM dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5 Kondisi Sumberdaya Manusia UKM

No

Keadaan SDM Prinkmas

Nama UKM Setia Karya

1

Jumlah Tenaga Kerja Tetap Non Tetap Total 8 50 15 6

2

Latar Belakang Pendidikan SD SMP SMA Total

3

Usia 17-27 th 28- 38 th 39-49

50 th ke atas Total 4

r

D Jenis Kelamin t Laki-laki gh ri y Perempuan op CTotal

c a

. i i u .2 2 4 8

c a8 0 3

40

d i .5

Langgeng Jaya

to ek ir

ra

i el en 5 tP0 8

n 1 da an ti2

P

g en

a

n a3 di b6 1 3 2 0 6

M

a

sy

ka ra a

t

I UI

Y

ta ar 40 k a gy o60 3 2 5

1 2 2 0 5

3 5 8

4 2 6

2 3 5

5

Fungsi/Kemampuan Desainer Penganyam Finishing Pemasaran/Keuangan Total 1 5 1 1 8 1 5 1 0 6 0 4 1 0 5

21 Adapun pada fasilitas usaha, 3 UKM sasaran sejak mulai berdiri sampai akhir tahun 2007 telah memiliki beberapa fasilitas usaha baik yang diperoleh secara swadaya maupun bantuan dari pemerintah Kabupaten Sleman. Beberapa fasilitas usaha yang dimiliki oleh UKM sebagaimana yang tergambar dalam tabel 6. Tabel 6. Fasilitas Usaha UKMNama UKM No 1 2 3 4 5 Fasilitas Usaha Pringmas Kompresor Alat Pemotong Bambu Mesin Pengirat Bambu Mesin Penghalus Oven Bambu Pengering 1 10 2 2 0 Setia Karya 1 6 1 1 Langgeng Jaya 0 5 1 1 Keterangan

6 7

Ruang Produksi Ruang Penggudangan

8

Show Room

d n ia lit ne oven bambu, namun belum dipergunakan e Pemda pernah membantu alat tP ra oleh pengusaha karena energi yang digunakan mengggunakan listrik dengan to ek daya yang sangat besar ir dan tidak sesuai dengan kapasitas yang dimiliki D dibiarkan terbengkelai dan rusak. Sehingga pengrajin pengusa. Akibatnya oven ht rig y hanya menggunakan dan mengandalkan pencahayaan matahari. Dengan op C demikian alat tersebut juga belum dapat memaksimalkan kualitas produk UKM

r

c a

. i i u .0 1 1

c a0

0

d i .U0 0 0

an

Pe

a ng

b

M an0 di0

as

y

a ar

t ka

ta ar 0 Terdapat 1 buah ak sebagai bantuan gy YoPemda tetapi dalam II kondisi rusak karenadan tidak dapat digunakan. Sementara memakai pelataran rumah Belum memenuhi standar ruang gudang Merupakan bantuan Pemda untuk kelompok

dan mengefsiensikan proses produksi. Berdasarkan hal tersebut diperlukan fasilitas usaha alternatif yang berupa oven hemat energi yang dapat menekan biaya produksi, efisiensi waktu, dan di sisi lain mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Berikut beberapa fasilitas usaha yang dimiliki oleh masing-masing UKM:

22 Gambar 1 Alat Kerajinan Bambu

a. Kompresor

b. Penghalus Bambu

c. Mesin pemotong Bambu

5.3. Keadaan Manajemen dan Organisasi

Secara umum seluruh UKM kerajinan bambu di Dusun Brajan termasuk 3 UKM sasaran belum menerapkan manajemen dan organisasi usahaa dengan rt ka profesional. Akibatnya pencapaian target produksi dan kualitas produk belum ya og Y maksimal. Kendala dan potensi manajemen dan organisasi I 3 UKM sasaran I U dapat dilihat pada tabel 7 . at ak ar Tabel 7 Kendala dan Potensi sy Manajemen Organisasi Ma UKM an di No Kendala Potensi b Penyelesaian ga n 1 Latar belakang pendidikan Banyak generasi muda di Perlu pembinaan Pe n tenaga kerja yang masih lokasi usaha memiliki manajemen usaha dan da rendah pendidikan yang layak organisasi bagi n generasi muda tia i el 2 Persaingan usaha Terdapat beberapa Perlu pembagian tugas en P berdampak pada kelompok usaha bentukan dan tanggung jawab at lemahnya manajemen danor Pemda setempat dalam t organisasi mengembangkan ek r usaha bersama Di 3 Belum ada ikatan formal Terdapat koperasi Perlu legalitas koperasi t gh dan struktur riorganisasi pengrajin namun belum dan transformasi usaha berbadan hukum dan produk konsumtif ke py Co masih konsumtif produktif4 Hambatan komunikasi Keberadaan CBD sebagai Peningakatan peran usaha antar pengrajin stoke holders masing-masing stoke pemberdayaan pengrajin holders terhadap pengembangan dan pemberdayaan pengrajin

r

c a

. i i u .

c a

d i .

23 5.4. Keadaan Produksi dan Pemasaran Produksi yang dihasilkan oleh seluruh UKM yang ada adalah kerajinan bambu. Pada awal berdiri, UKM baru mampu memproduksi kerajinan bambu berupa besek dan tempat nasi. Seiring dengan perkembangan tuntutan pasar para pengusaha beserta pengrajin telah mengembangkan produknya pada barang-barang seperti tempat tisu, tempat asesoris wanita, kap lampu, dompet, tas dll. Begitu pula dengan motif produk juga mulai mengalami perkembangan yang awalnya polos saat ini telah memiliki motif batik, natural dan lain-lain. Meski demikian, motif yang dibuat sendiri oleh pengrajin masih sangat kasar dan cenderung belum diminati oleh pasar, sehingga masih memerlukan penghalusan motif dari UKM yang khusus bergerak di bidang motif. Akhirnya ini ta pun menambah biaya produksi baru. Secara umum proses produksi yang ar ak dilakukan oleh tiap-tiap UKM relatif sama sebagaimana gambar 2 gy o IY UI at Bambu Gambar 2 Proses/Alur Produksi Kerajinan ak ar y as M Pemotong, Pembelian dan Penyiapan dan Penganyaman dan an Pemilihan Bahan Pembuatan Desain Pengiratan Pembentukan di b Baku (Bambu) dan Motif Produk Bambu Produk ga en P an d n ia Penjualan/ Pengemasan lit Pemasaran Produk Produke n e Finishing dan Penjemuran dan tP Penambahan Pengeringan a r to Motif Produk Produk k ire D Penggudangan/ Stocking ht rig y p Co Setiap UKM memiliki kemampuan produksi dan hasil produk yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena jumlah pesanan (orderan),

r

c a

. i i u .

c a

d i .

kemampuan SDM, serta ketersediaan fasilitas usaha termasuk permodalan. Kualitas produk kerajinan yang sama masih bervariasi akibat tidak adanya sistem quality control pada produk .Jenis produk dan Jumlah produksi UKM sasaran dapat dilihat pada tabel 8.

24 Tabel 8 Jenis Produk dan Kemampuan Produksi UKM Per BulanHarga Produk (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Besek (Tempat Daging) Wadah Nasi Wadah Buah Wadah Assesoris Tempat Tissu Kap Lampu Tirai Kecil Tempat Koran Dompet Tas 500 16.000 3.000- 10.000 3.000 10.000 1.500-5.000 1.500 5.000 15.000 50.000 25.000- 50.000 30.00 80.000 1.500- 10.000 15.000-50.00 Jumlah Produksi UKM berdasarkan pesanan (unit) Langgeng Pringmas 3000 - 5000 1000-2000 500-1000 7000- 15.000 10.000- 30.000 100 - 500 100-300 1000 - 3000 1000 Setia Karya 1000 - 3000 1000- 1500 300- 700 5000-10.000 10.000- 20.000 100- 300 Jaya 1000-2000 1000-1500 300 - 500 5000 - 7500 10.000- 15.000 100-200 100 1000 500

No

Jenis Produk

t ka ra Berikut beberapa contoh produk yang dihasilkan UKM Sasaran: ya as Gambar 3. Produk Kerajinan Bambu Dusun Brajan M an di b ga n Pe n da n ia lit e en tP ra to ek r Di ht rig py Co

r

c a

. i i u .

c a

1000 - 2000 ya

d i .100-200

ta ar k

g 700 o Y I UI

Pada aspek pemasaran, awalnya pangsa produk UKM baru sebatas pasar-pasar tradisional, namun saat ini beberapa produk kerajinan telah mampu dijual hingga tingkat pasar internasional (ekspor), seperti, Malaysia, Belanda dll.

25 Namun sistem pemasaran belum seluruhnya bersifat langsung, masih sering mempergunakan trading/agen penjualan ke luar negeri, karena para pengusaha belum memiliki jaringan langsung ke luar negeri. Memang terdapat beberapa keuntungan menggunakan sistem pemasaran ini, misalnya para pengusaha tidak perlu susah-susah mengurusi bagaimana prosedur pengiriman/ekpor barang. Namun demikian sistem ini mempunyai kelemahan antara lain harga penjualan dari pengusaha ke trading menjadi lebih rendah dari harga pasar, sistem pembayaran dari trading/agen ke pengusaha cenderung lambat sehingga para pengusaha harus menutupi terlebih dahulu seluruh biaya produksi termasuk upah tenaga kerja. Hal ini juga ikut mempengaruhi lamanya proses produksi. Disamping itu model pemasaran yang dipergunakan masih sangat konvensional a yaitu bersifat menunggu (pasif) pesanan konsumen (buyers). Para art pengusaha ak belum berupaya untuk lebih pro aktif dalam memasarkan produk. Para gy o I Y sebagai salah pengusaha belum mampu memanfaatkan alat teknologi internet UI at satu media pemasaran. ak ar y Hal lain yang mendukung buruknya sistem pemasaran adalah penentuan as M harga yang tidak seragam terhadap jenis produkan i yang sama. Akhirnya timbul bd a persaingan harga yang tidak sehat antara pengusaha UKM yang satu dengan ng e yang lain dan berakibat pada rusaknya n P harga produk. Ini lebih dikarenakan da n tuntutan kebutuhan akan dana bagi iapara pengusaha untuk segera menutup lit biaya produksi dan upah tenaga kerja ne e tP Data pemasaran produk UKM sasaran per tahun ada di Tabel 9: ra to k ire D ht rig y op C

r

c a

. i i u .

c a

d i .

26 Tabel 9 Data Pemasaran UKM per tahunNo 1 2 Aspek Pemasaran Pringmas Jumlah Produk (unit) Pangsa Pasar (%) Lokal Regional /Nasional Internasional Total 3 Media Pemasaran (%) Langsung (Ekpor) Trading/Agen Total 4 Teknik Pemasaran (%) Aktif Pasif Pesanan) Total (Berdasarkan 30 70 100 30 70 100 15 85 100 20 30 50 100 20 50 30 100 40 40 20 100 30.000 50.000 UKM Setia Karya 10.000 30.000 Langgeng Jaya 10.000 20.000

as M 5.5. Pola Hubungan Kerja antar Anggota Kelompok UKM an di b Belum ada hubungan kerja yang jelas dan formal antara anggota ga n Pe kelompok UKM sasaran. Hubungan baru sebatas pemanfaatan bersama fasilitas n da usaha yang diberikan oleh pemerintahn daerah setempat. Hubungan kerja lain a iti el baru sebatas pemanfaatan tenaga kerja yang terkadang dilakukan adalah ejuga n P at antar UKM sasaran ketika salah satu UKM mendapat order dalam partai besar or kt dan dibatasi target. Hubungan kerja yang belum terbina secara baik adalah pada ire D standar kualitas produk serta aspek pemasaran. Pada standar kualitas produk, ht ig antar UKM sasaranyrmasih bervariasi. Sedangkan pada aspek pemasaran belum p Co ada kesepakatan harga produk sejenis dan harga cenderung ditetapkansecarsepihak berdasarkan hasil negosiasi dengan buyers. Namun demikian potensi hubungan kerja ini sangat besar dengan adanya koperasi bersama para pengrajin sehingga nantinya baik kualitas produk, standar harga dan teknik pemasaran dalam dilaksanakan secara bersama.

r

c a

. i i u .

c a15 75

d i .UI IY ya og k

10 90 100

ta ar

10 90 100

ya

100 ra

t ka

27 6. Kelayakan Perguruan Tinggi Pengusul 6.1. Pengalaman Perguruan Tinggi dalam Kewirausahaan dan Penerapan Ipteks Berdasarkan konsep catur darma yang salah satunya menekankan pada aspek pengabdian kepada masyarakat, Universitas Islam Indonesia memiliki berbagai pengalaman di bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya pengembangan masyarakat kewirausahaan. lemah Sasaran dengan dari program tersebut adalah

ekonomi

target

meningkatnya

pendapatan

masyarakat. Berbagai kegiatan kewirausahaan telah dilaksanakan antara lain: 1. Pelatihan Usaha Mebelair Bagi Pemuda Putus Sekolah di Dusun Lodadi, Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman,

2. Pelatihan Usaha Kosen Pintu-Jendela di Dusun Lodadi, Kecamatan ta Ngaglik Kabupaten Sleman, ar ak 3. Pelatihan Manajemen Koperasi Pengrajin di Dusun Brajan, gy o IY Sendangagung, Minggir, Sleman. UI at bagi masyarakat 4. Pelatihan Pembuatan dan Pemasaran Emping Melinjo ak ar y Wonosalam, Ngaglik Kab. Sleman as M 5. Pelatihan Pembuatan dan Pemasaranian Bakpia bagi masyarakat bd Bangunharjo, Sewon Kab. Bantul ga n Pe 6. Pelatihan Pembuatan dan Pemasaran Krupuk Rambak bagi masyarakat n da n Bangunharjo, Sewon, Kab. Bantul ia lit e 7. Pelatihan Pembuatan dan Pemasaran Krupuk Rambak bagi masyarakat en tP Sorosutan, Umbulharjo Kotamadaya Yogyakarta ra to ek 8. Pelatihan Pembuatan dan Pemasaran Abon Lele bagi masyarakat r Di Bangunharjo, Sewon, Kab. Bantul. ht rig 9. Dsb. py o Hasil dariCkegiatan kewirausahaan tersebut di atas telah dirasakan oleh masyarakat, sehingga telah mulai bermunculan kelompok-kelompok usaha kecil masyarakat seperti usaha pembuatan bakpia, usaha yang secara otomatis mampu meningkatkan pendapatan masyarakat kecil. Selain itu pula, UII melalui lembaga LAZIS juga memberikan bantuan permodalan bagi usaha peternakan dan penggemukan kambing di Kabupaten Sleman. Adapun di bidang penerapan Ipteks, UII telah banyak menerapkan Ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat, antara lain :

r

c a

. i i u .

c a

d i .

28 1. Pelatihan pembuatan dan desain Kerajinan Desa Morangan, Ngemplak, Sleman. 2. Pelatihan Pengawetan Bambu Berbasis Teknologi Pengeringan Hemat Energi di Desa Mutihan, Desa Wirokerten, Kab. Bantul. 3. Pembelajaran Desain Produk Kerajinan Bambu dan Diversifikasinya di Desa Mutihan, Desa Wirokerten, Kab.Bantul. 4. Pelatihan Pertukangan Kayu dan Meubeler bagi masyarakat dusun Loladi, Sleman. 5. Teknik Pembangunan Rumah Tahan Gempa bagi korban gempa di Dusun Salam Kelurahan Patalan Kec. Jetis Kab. Bantul Bambu bagi masyarakat

6. Teknik Pembangunan Rumah Tahan Gempa bagi Mandor dan Tukang di ta Desa Potorono, Kec. Jambidan, Kab. Bantul ar ak 7. Rekonstruksi Rumah Tahan Gempa bagi karyawan PT Sarigy Husada SGM o IY bekerjasama dengan Nomico Belanda. UI at 8. Teknik Pembuatan Desain Kerajinan Bambu Di Kab. kBantul. ra ya as M 6.2. Kerjasama Perguruan Tinggi dengan Wilayah Binaan an di b Kegiatan kerjasama UII dengan wilayah binaan berupa peningkatan ga en kualitas sumber daya manusia berbasis Ppemanfataan potensi sumberdaya n da n manusia dan alam wilayah binaan. Berbagai kegiatan kerjasama yang telah ia lit e dilakukan antara lain : en tP 1. Pembinaan UKM Kerajinan Bambu di Dusun Brajan Desa Sendang Agung ra to ek Kec. Minggir Kab. Sleman antara lain: r Di a. Workhshop arah pengembangan dan pemberdayaan UKM Kerajinan ht Bambu dirigDusun Brajan Desa Sendang Agung Kec. Minggir Kab. y op C Sleman b. Pembentukan Community Based Development Kerajinan Bambu Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec. Minggir Kab. Sleman c. Penyuluhan dan Sosialisasi Pentingnya Koperasi di Dusun Brajan Desa Sendagagung Kec. Minggir Kab. Sleman 2. Pembinaan UKM Krupuk Rambak di Dusun Jurug Desa Bangunharjo Kec. Sewon Kab. Bantul

r

c a

. i i u .

c a

d i .

29 3. Pembinaan UKM Bakpia di Dusun Jurug Desa Bangunharjo Kec. Sewon Kab. Bantul 4. Pembinaan UKM Krupuk Rambak di Desa Sorosutan Kec. Umbul Harjo Kotamadya Yogyakarta 5. Pembinaan Tukang dan Mandor di Desa Sendangagung Kec. Minggir Kab. Sleman. 6. Pembinaan Pengrajin Bambu di Desa Morangan, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman.

6.3. Sumberdaya Manusia dan Fasilitas Pendukung

Dalam melakukan kegiatan pengabdian masyarakat Vucer Multi Tahun ini, a UII didukung oleh sumberdaya manusia yang sangat memadai, antarartlain yaitu: a ak seorang dosen arsitektur dan desain produk sekaligus sebagai Ketua Tim gy o IY Pelaksana Program sangat menguasai ilmu desain berbagai Iproduk kerajinan, U at konsultan desain dan pernah melakukan kegiatan berupa pembuatan dan ak ar y kerajinan bambu di Kab. Bantul. Selain itu pula Ketua Tim Pelaksana Program ini as M sangat konsen pada penelitian di bidang pengawetan dan kimiawi. Adapun an di b anggota tim pelaksana terdiri dari seorang dosen ekonomi yang ahli manajemen, ga en pemasaran dan kewirausahaan. Dosenn Ptersebut pernah mengembangkan da n manajemen kewirausahaan dan pembinaan koperasi di Kab. Sleman dan a iti elAgama yang mempunyai kemampuan pada Anggota tim yang lain adalah Dosen n Pe pembinaan mental masyarakat sekaligus memilki kemampuan di bidang at or t pengembangan ekonomi irek masyarakat. Kesemua SDM tersebut akan D berkolaborasi dalam tmeningkatkan kemampuan UKM dalam menghasilkan h rig produk kerajinan bambu yang awet berkualitas ekspor, ramah lingkungan serta py Co mampu meningkatkan penjualan produk kerajinanan bambu ke mancanegara. Adapun fasilitas yang dimiliki oleh UII sebagai pendukung program ini adalah Laboratotium Kimia Terpadu, Pusat Penelitian Bahan, Pusat Penelitian dan Pengkajian Ekonomi, Alat Pengering kayu/ bambu (Oven), Kendaraan, Komputer, Viewer/ LCD, Kompor Gas, serta berbagai fasilitas pendukung lainnya.

r

c a

. i i u .

c a

d i .

7. Jadwal Kerja

30 Program dilaksanakan dengan jadwal kerja yang sama antara tiap-tiap UKM. Jadwal kerja tim pelaksana program untuk tiap UKM mitra selama 3 tahun tercantum dalam Tabel 10. Tabel 10. Jadwal KerjaNo Rencana Kegiatan 1 2 3 4 Bulan Ke 5 6 7 8 9 10

Tahun ke -1 1 Pendataan Kualitas Produk Kerajinan dari sisi keawetan dan desain masing-masing UKM 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 Pengadaan Peralatan dan Bahan Pembuatan Teknogi Pengawetan Oven Pembuatan Teknogi Pengawetan Anti JamurBubuk Praktek pemanfaatan Oven Bambu Praktek pemanfaatan Teknologi Pengawetan Uji Sampel Keawetan Produk Kerajinan Pembuatan Model Desain Inovatif diversifikasi produk Pembuatan Produk berbasis bahan baku yang telah diawetkan Evaluasi dan Laporan Kegiatan Tahun I Koordinasi Kegiatan Pembinaan Kemampuan Diversifikasi Desain Produk Pembinaan Manajemen Produksi

Tahun Ke 2

Pembelajaran dan Praktek Pembukuan Keuangan n dan Manajemen Finansial tia

n Pembentukan dan Pengembangan eKoperasi P Pengrajin t Pembuatan dan pembelajaran ra Pemasaran o t berbasis Web ek D Pembentukan Networking Pemasaran dan EkspoEvaluasi dan Laporan gh Kegiatan Tahun ke 2 Koordinasi Kegiatan Pembelajaran dan Praktek Sistem dan Metode Eksport-import Produk Kerajinan Analisis Budaya Wirausaha Masyarakat Pembelajaran dan Praktek pembuatan kontrak kerja Pembinaan Generasi Muda dalam Berwirausaha Evaluasi dan Laporan Kegiatan Tahun ke 3

Tahun ke-3

r

c ay op C ri t

. i i u .n da P i el ir

c aa an di b M as

d i .U at II ya og Y

ta ar k

ak ar y

g en

8. Organisasi Tim Pengusul

31 a. Ketua Pelaksana 1) Nama dan Gelar Lengkap 2) Pangkat /Golongan/NIP 3) Jabatan Fungsional 4) Bidang Keahlian 5) Fakultas/Program Studi 6) Waktu untuk kegiatan ini : Ir. Fajriyanto, MTP : Lektor/ III D/ D.90237 : Dosen : Arsitektur, desain produk dan pengawetan : FTSP/Arsitektur : 10 bulan

b. Anggota Pelaksana 1 1) Nama dan Gelar Lengkap 2) Pangkat /Golongan/NIP 3) Jabatan Fungsional 4) Bidang Keahlian 5) Fakultas/Program Studi 6) Waktu untuk kegiatan ini c. Anggota Pelaksana 3

: Dr. D. Agus Harjito, M.Si : 873110103 : Pembina, IVa : Manajemen

: F. Ekonomi/Manajemen : 8 bulan :

1) Nama dan Gelar Lengkap 2) Pangkat /Golongan/NIP

: Asisten Ahli a g en P 3) Jabatan Fungsional : Agamandan Ekonomi Islam a d n 4) Bidang Keahlian : Ekonomi Islam ia lit 5) Fakultas/Program Studi : FIAI ne e t P 8 bulan. 6) Waktu untuk kegiatan ini ra : to ek r Di 9. Rencana Anggaran Biaya ht Biaya Program terdapat pada tabel 11 Garis Besar Rencana ig yr pTabel 11 Rencana Anggaran Biaya Program Co No Kegiatan

r

c a

. i i u .Dikti Pemda 0 0 0 0 0 0 0 8.350 35.750 7.800 4.800 17.000 1.300 75.000

: Ichwan. MSI

c aan di b M as

d i .U at II ya og Y

ta ar k

ak ar y

Biaya (x. Rp. 1.000)Lainnya UKM (1,2,3) 7.50 5.00 2.00 3.00 2.50 25.000 TOTAL 15.85 40.75 9.80 7.80 19.50 1.30 100.000

1 2 3 4 5 6

TAHUN -1 Bahan Habis Pakai Peralatan Perjalanan Temu Usaha Honorarium Lain-lain JUMLAH TAHUN 2

321 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Bahan Habis Pakai Peralatan Perjalanan Temu Usaha Honorarium Lain-lain JUMLAH TAHUN 3 Bahan Habis Pakai Peralatan Perjalanan Temu Usaha Honorarium Lain-lain JUMLAH 7.000 19.000 8.000 9.000 20.000 2.000 65.000 5.000 10.000 8.000 5.000 20.000 2.000 50.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 14.500 12.000 3.000 3.000 2.500 35.000 29.000 10.000 3.000 3.000 5.000 50.000 21.500 31.000 11.000 12.000 22.500 2.000 100.000 34.000 20.000 11.000 8.000 25.000 2.000 100.000

Adapun rincian penggunaan dana dari DIKTI untuk Tahun I terdapat pada ta ar tabel 12 ak gy I Tabel 12 Rincian Penggunaan Dana DIKTI Tahun o IY 1. Bahan habis pakai UI at No Nama Bahan Volume Sat Biaya Satuan Jumlah Biaya k ra (Rp) (Rp) a sy a 1 Bambu berbagai jenis 100 Bh 700,000 M 7,000 n 2 Lem Klg ia100,000 5 500,000 d 3 Pengawet bambu anti jamur 1 Lt b 1,500,000 1,500,000 a g 4 Pengawet bambu anti bubuk enLt 1 1,000,000 1,000,000 P n Klg 5 Filler 5 a 100,000 500,000 d 6 Sending Klg 5n 100,000 500,000 ia lit 5 7 Painting Klg e 100,000 500,000 en 8 Coating Klg 50 40,000 2,000,000 tP ra 9 Ampelas m 50 10,000 500,000 to ek 10 Bahan bakar Gas tbg 2 75,000 150,000 r Di 11 Pemakaian Listrik bl 10 50,000 500,000 t Jumlah Biaya 8,350,000 h ig yr p Co 2. PeralatanA 1 2 3 4 5 6 7 8 Pembuatan Oven bambu Besi Plat 10 mm Besi Siku 60.60.6 Besi Pintu Termometer Evaporator pipe Rak besi Otomatic control system Electric Fan

r

c a

. i i u .Volume 100 100 20 2 2 3 1 2

c a

d i .

Sat Kg Kg Kg bh bh bh bh bh

Biaya Satuan (Rp) 20,000 20,000 30,000 250,000 2,000,000 250,000 1 ,000,000 250,000

Jumlah Biaya (Rp) 2,000,000 2,000,000 600,000 500,000 4,000,000 750,000 1,000,000 500,000

339 10 11 B 1 2 3 C 1 Tabung Gas + Isi Ongkos buat box Ongkos buat oven system Pembuatan Pengawetan Bak Pengawetan Sarung tangan Rak pentirisan Pembuatan Prototype Desain 1 1 1 3 6 3 bh bh bh bh bh bh 650,000 3,000,000 4,000,000 1,000,000 25,000 500,000 650,000 3,000,000 4,000,000 3,000,000 150,000 1,500,000

Buat Prototype desain 5 Jumlah Biaya

bh

750,000

3,750,000

35,750,000

3. PerjalananNo 1 2 3 Tempat Tujuan dan Keperluan Kampus UII - Dusun Brajan Transportasi Alat dan Bahan Jakarta (pertemuan ilmiah/seminar) Volume 20 x 4 orang (pp) 4 kali 1 x 1 orang (pp)

Biaya Satuan (Rp)

Jumlah Biaya

4. Temu UsahaNo 1 2 3 4

Uraian Pengeluaran

FGD dengan Masy Pelatihan Pembuatan Oven e Pelatihan Pengawetan en 6 Kali t P 6 kali Pelatihan Desain ra o Jumlah Biaya kt

5. HonorariumNo

1 2 3

Ketua Program Anggota Program Teknisi

r

ht Pelaksana rig y op C

c a

. i i u .Volume

c aan di b M as y(Rp) Jumlah Bln 10 8 10

100,000

200,000I I 1,000,000 tU

d i .ya og Y a

Jumlah Biaya (Rp)

ta ar 6,000,000 k800,000 1,000,000 7,800,000

ak ar

n d 4 kalia an iti l8 kali

P

a ng Biaya Satuan e200,000 200,000 200,000 200,000

Jumlah Biaya (Rp) 800,000 1,600,000 1,200,000 1,200,000 4,800,000

Di

re

Jumlah Pelaksana 1 Orang 2 Orang 1 Orang Jumlah Biaya

Honor (Rp) 600,000 500,000 300,000

Biaya untuk 10 Bulan (Rp) 6,000,000.0 8,000,000.0 3,000,000.0 17,000,000.0

6. Administrasi/ Lain-lainNo Uraian Pengeluaran Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp)

341 2 Administrasi 8 bulan Penggandaan Laporan 10 eks. Jumlah Biaya 100,000 50,000 800,000 500,000 1,300,000

Total Biaya Tahun I : Rp. 75.000.000,- (Tujuh puluh lima juta rupiah).

r

c ar py Co ig h t

. i i u .to ek ir ra n Pe t n ia lit e n da P

c aa an di b M as

d i .U at II ya og Y

ta ar k

ak ar y

g en

D

35

DAFTAR PUSTAKAAgus Somad. 2006. Pengkajian Produk Unggulan Dalam Meningkatkan Ekspor UKM dan Pengembangan Ekonomi Lokal. Jurnal Pengkajian Koperasi Dan Ukm Nomor 1 Tahun I 2006. Martin Greijmans, Boualay Oudomvilay , Julio Banzon, 2007. Houaphanh Bamboo Value Chain Analysis Identifying SNVs Potential Advisory Services for the Development of the Bamboo Value Chain. Netherlands Development Organization. Dekranasda DIY, 2008. Hasil Karya dari Yogya di Departemen Perdagangan. Kamis, 13 Juli 2006. Elisa, dkk. 2008. Studi Peta Rantai Nilai (Value Chain) Kerajinan Bambu Desa Sendangagung, Minggir, Sleman. Penelitian DPPM UII.

r

c ar py Co ig h t

. i i u .to ek ir ra n Pe t n ia lit e n da P

c aa an di b M as

d i .U at II ya og Y

ta ar k

ak ar y

g en

D

BIODATA DAN KESEDIAAN KETUA TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM VMT

36

: Ir. Fajriyanto, MTP : D.90237 : Yogyakarta, 1 April 1965 : FTSP, Arsitektur, Desain : UII : Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta : 896448 / 896146. Fax. (0274) 896448. : [email protected] : Jl. Ontoseno 13 Tegal Sidoarum Godean Sleman Telepon/Faks : (0274) 7448420 E-mail : [email protected] 8. Pendidikan Terakhir : S2 Tempat Pendidikan : UGM Tahun Lulus : 1995 ta ar 9. Pengalaman : ak gy o TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT IY 1996 Pelatihan Inovasi Desain Kerajinan Bambu Dusun MoranganI Ngemplak Sleman U at 1996 Pelatihan Pertukangan Kayu untuk produk Dusun Lodadi, Ngemplak Sleman ak Meubeler ar y 2003 Pembuatan mesin/oven untuk mempercepat Desa Mutihan, Wirokerten, Bantul as M proses pengeringan bambu berbasis sinar an matahari di b ga 2004 Pelatihan Inovasi Desain Kerajinan Bambu Pen Desa Mutihan, Wirokerten, Bantul n 2007 Optimalisasi Potensi Desa Kerajinan Bambu di Desa Minggir, Kab. Sleman da dusun Brajan, Sendangagung, MinggirnSleman a 2008 Pelatihan pembuatan oven untuk mempercepat Desa Minggir, Kab. Sleman iti el energi gas proses pengeringan bambu berbasis n e tP ra 2008 Pelatihan dan pembinaanoKoperasi Pengrajin Desa Minggir, Kab. Sleman t Kerajinan Bambu di Dusun Brajan, Kec. ek r Di 10. Publikasi ht rig TAHUN JUDUL py TULISAN TEMPAT Co2002 2002 2007

1. Nama Lengkap dan Gelar 2. NIP 3. Tempat dan Tanggal Lahir 4. Fakultas/Jurs/Progrm Studi 5. Perguruan tinggi 6. Alamat Kantor Telepon/Faks E-mail 7. Alamat Rumah

r

c a

. i i u .

c a

d i .

Manajemen Kelompok Pembangunan Desa Industrialisasi dan otonomi Daerah Pengembangan Desa Berbasis Desa Kerajinan

Republika, 20 September 2002 Republika, 29 November 2002 Kedaulatan Rakyat, Oktober 2007

Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk melaksanakan Program Penerapan Ipteks untuk Pengembangan UKM dalam Memacu Ekspor Nasional Non-Migas selama 3 tahun, sebagai Ketua Anggota Tim Pelaksana, dan bahwa saya selama waktu tersebut menjadi dosen tetap

37 yang bekerja penuh pada Unit Kerja tersebut di atas, tanpa tugas jabatan di instansi lain atau tugas belajar. Yogyakarta, 20 Mei 2008 Ketua Tim Pengabdian

Ir. Fajriyanto, MTP.

r

c ar py Co ig h t

. i i u .to ek ir ra n Pe t n ia lit e n da P

c aa an di b M as

d i .U at II ya og Y

NIP 90.237

ta ar k

ak ar y

g en

D

38 BIODATA DAN KESEDIAAN ANGGOTA TIM PENGUSUL KEGIATAN PROGRAM VMT

1. Nama Lengkap dan Gelar 2 Tempat dan Tanggal Lahir 4. Fakultas/Jurs/Progrm Studi 5. Perguruan tinggi 6. Alamat Kantor 7. Alamat Rumah

: Ichwan, M.SI : Palu, 15 Agustus 1977 : FIAI/ Hukum Islam : UII : Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta : Banjarsari, RT/RW 05/12 Kel. Sukaharjo, Kec, Ngaglik, Kab. Sleman Telepon : (0274) 66 33 191 E-mail : [email protected] 8. Pendidikan Terakhir : S2 Tempat Pendidikan : UIN Yogyakarta Tahun Lulus : 2007 ta ar 9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat : ak gy o TAHUN JENIS PROGRAM TEMPAT IY 2000-2005 Pembinaan Genarsi Muda dan Takmir Dabag, Condong Catur, Depok, UI at Masjid Sleman, k ra ya 2007 Pelatihan Pembuatan Krupuk Rambak Jurug, sBangunharjo Kec. Sewon Bantul a M 2007 Workshop Arah Pengembangan dan Dusun Brajan Sendangagung Minggir n ia Pemberdayan UKM Kerajinan Bambu Sleman, bd a Desa Sorosutan Umbulharjo Kab. 2008 Pelatihan Pembuatan Krupuk Rambak ng Sleman, Pe 2008 Pelatihan Pembuatan Abon Lele, Jurug, Bangunharjo Kec. Sewon Bantul n da 2008 Penyuluhan dan Sosialisasi Koperasi Dusun Brajan Sendangagung Minggir n Sleman, tia li 2008 Pelatihan BMT di Pondok Pesantren An-Nur, Ngrukem, ne Pe Kec. Bantul, Kab. Bantul, t ra to Dengan ini saya menyatakan kesediaan saya sepenuhnya untuk ek r Di melaksanakan Program Penerapan Ipteks untuk Pengembangan UKM dalam ht Memacu Ekspor Nasional Non-Migas selama 3 tahun, sebagai Anggota Tim rig py Pelaksana, Co

r

c a

. i i u .

c a

d i .

Yogyakarta, 20 Mei 2008 Anggota Tim Pengabdian

Ichwan M.S.I

39

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI USAHA KECIL MENENGAH DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS UNTUK PENGEMBANGAN UKM DALAM MEMACU EKSPOR NASIONAL NON-MIGAS*) Yang bertandatangan di bawah ini, 1. Nama 2. Jabatan di Usaha Kecil Menengah 3. Nama Usaha Kecil Menengah 4. Bidang Usaha 5. Alamat Usaha Kecil Menengah

: Sulisman : Pimpinan : Prinkmas : Kerajinan bambu : Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec. Minggir, Kab. Sleman Prop. DI. Yogyakarta

Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksana Kegiatan Program Penerapan Ipteks untuk Pengembangan UKM dalam Memacu ta Ekspor Nasional Non-Migas ar Nama Ketua Tim Pengusul : Ir. Fajriyanto, MTP ak gy Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta o Guna menerapkan IPTEKS dan mengembangkan produk ekspor yang sudah disepakati IY UI bersama sebelumnya. at Dengan ini menyatakan bersedia untuk turut memikulakbeban biaya kegiatan r selama program berjalan, yaitu sebesar Rp.30.000.000 dalam 3 tahun, masing-masing ya s Rp. 5.000.000 dalam tahun I, Rp. 10.000.000.dalam tahunaII, dan Rp15.000.000 dalam M tahun III an di Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara Usaha Kecil b Menengah dan Pelaksana Kegiatan Program tidakga terdapat ikatan kekeluargaan dan n usaha dalam wujud apapun juga. Pe n Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan da tanggungjawab tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat n ia digunakan sebagaimana mestinya. lit

r

c ar py Co ig h t

. i i u .to ek ir ra n Pe t e

c a

d i .

Sleman, 27 Maret 2008 Yang membuat pernyataan,

D

Sulisman *) Diisi oleh masing-masing pengusaha pemilik anggota kelompok UKM Mitra

40

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI USAHA KECIL MENENGAH DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS UNTUK PENGEMBANGAN UKM DALAM MEMACU EKSPOR NASIONAL NON-MIGAS*)

Yang bertandatangan di bawah ini, 1. Nama 2. Jabatan di Usaha Kecil Menengah 3. Nama Usaha Kecil Menengah 4. Bidang Usaha 5. Alamat Usaha Kecil Menengah Minggir,

: Triyanto : Pimpinan : Setia Karya : Kerajinan bambu : Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec.

Kab. Sleman Prop. DI. Yogyakarta ya Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan Pelaksana og Y Kegiatan Program Penerapan Ipteks untuk Pengembangan UKM dalam Memacu II U Ekspor Nasional Non-Migas at Nama Ketua Tim Pengusul : Ir. Fajriyanto, MTP ak ar Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta sy Guna menerapkan IPTEKS dan mengembangkan produk Ma ekspor yang sudah disepakati bersama sebelumnya. n ia Dengan ini menyatakan bersedia untuk turutd memikul beban biaya kegiatan b selama program berjalan, yaitu sebesar Rp.30.000.000 dalam 3 tahun, masing-masing ga n Rp. 5.000.000 dalam tahun I, Rp. 10.000.000.dalam tahun II, dan Rp15.000.000 dalam Pe n tahun III da Bersama ini pula kami nyatakan dengan nsebenarnya bahwa di antara Usaha Kecil a Menengah dan Pelaksana Kegiatan Program tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan iti el n usaha dalam wujud apapun juga. Pe dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab Demikian Surat Pernyataan ini dibuat at tanpa ada unsur pemaksaantordi dalam pembuatannya untuk dapat digunakan k sebagaimana mestinya. ire

r

c ay op C rig h t

. i i u .

c a

d i .

ta ar k

D

Sleman, 27 Maret 2008 Yang membuat pernyataan,

Triyanto *) Diisi oleh masing-masing pengusaha pemilik anggota kelompok UKM Mitra

41

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN KERJASAMA DARI USAHA KECIL MENENGAH DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENERAPAN IPTEKS UNTUK PENGEMBANGAN UKM DALAM MEMACU EKSPOR NASIONAL NON-MIGAS*) Yang bertandatangan di bawah ini, 1. Nama 2. Jabatan di Usaha Kecil Menengah 3. Nama Usaha Kecil Menengah 4. Bidang Usaha 5. Alamat Usaha Kecil Menengah Minggir,

: Suyatno : Pimpinan : Langgeng Jaya : Kerajinan bambu : Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec.

rt Kab. Sleman Prop. DI. Yogyakarta ka Pelaksana Dengan ini menyatakan Bersedia untuk Bekerjasama dengan ya Kegiatan Program Penerapan Ipteks untuk Pengembangan UKM og dalam Memacu Y Ekspor Nasional Non-Migas II U Nama Ketua Tim Pengusul : Ir. Fajriyanto, MTP at Perguruan Tinggi : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta ak ar Guna menerapkan IPTEKS dan mengembangkan produk ekspor yang sudah disepakati y as bersama sebelumnya. M Dengan ini menyatakan bersedia untuk turut an memikul beban biaya kegiatan di selama program berjalan, yaitu sebesar Rp.30.000.000 dalam 3 tahun, masing-masing b Rp. 5.000.000 dalam tahun I, Rp. 10.000.000.dalam tahun II, dan Rp15.000.000 dalam ga n tahun III Pe Bersama ini pula kami nyatakan dengan n da sebenarnya bahwa di antara Usaha Kecil Menengah dan Pelaksana Kegiatan Program tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan n a usaha dalam wujud apapun juga. iti elini dibuat dengan penuh kesadaran dan Demikian Surat Pernyataan n Pe tanggungjawab tanpa ada unsur tpemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat ra digunakan sebagaimana mestinya. to k Sleman, 27 Maret 2008 ire

r

c ay op C rig h t

. i i u .

c a

d i .

a

D

Yang membuat pernyataan,

Suyatno *) Diisi oleh masing-masing pengusaha pemilik anggota kelompok UKM Mitra

42

BIODATA PENGUSAHA UKM MITRA

1. Nama : Sulisman 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Brajan, 16 Januari 1960 3. Jabatan di UKM : Pimpinan 4. Nama UKM : Prinkmas 5. Alamat UKM : Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec. Minggir, Kab. Sleman Prop. DI. Yogyakarta Telpon/Faks : 081931723033 E-Mail : .ta 6. Pendidikan Terakhir : .SMA ar k 7. Pengalaman Usaha : 17 tahun ya TAHUN 1990-2008 JENIS USAHA Kerajinan Bambu JABATAN Pimpinan

ri py *) Diisi oleh masing-masing pengusaha yang merupakan Anggota Kelompok UKM Mitra Co

r

c at gh

. i i u .to ek ir ra n Pe t n ia lit e n da P

c aa an di b M a

d i .UI o IY g

ra ya Dusun s

t ka

TEMPAT

g en

Brajan Desa Sendangagung Kec. Minggir, Kab. Sleman Prop. DI. Yogyakarta

Sleman, 27 Maret 2008

D

Sulisman

43

BIODATA PENGUSAHA UKM MITRA

1. Nama : Triyanto 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Brajan, 30 Desember 1966 3. Jabatan di UKM : Pimpinan 4. Nama UKM : Setia Karya 5. Alamat UKM : Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec. Minggir, Kab. Sleman Prop. DI. Yogyakarta Telpon/Faks : E-Mail : .6. Pendidikan Terakhir : .SMA 7. Pengalaman Usaha : 10 tahun

TAHUN 1997-2008

JENIS USAHA Kerajinan Bambu

JABATAN Pimpinan

o *) Diisi oleh masing-masing pengusaha yang merupakan Anggota Kelompok UKM Mitra kt

r

c ay op C ri t gh

. i i u .ra n Pe t n ia lit e da n re

c ag ab an di M as ya

ak gy Brajan DusunYo Desa I Sendangagung Kec. Minggir, UI Sleman Kab. Prop. DI. at k Yogyakarta raSleman, 27 Maret 2008

d i .

t TEMPAT ar

a

n Pe

Triyanto

Di

44BIODATA PENGUSAHA UKM MITRA

1. Nama : Suyatno 2. Tempat dan Tanggal Lahir : Brajan, 15 Nopember 1963 3. Jabatan di UKM : Pimpinan 4. Nama UKM : Langgeng Jaya 5. Alamat UKM : Dusun Brajan Desa Sendangagung Kec. Minggir, Kab. Sleman Prop. DI. Yogyakarta Telpon/Faks : E-Mail : .6. Pendidikan Terakhir : .SMA 7. Pengalaman Usaha : 15 tahun

TAHUN 1993-2008

JENIS USAHA Kerajinan Bambu

JABATAN Pimpinan

*) Diisi oleh masing-masing pengusaha yang merupakan Anggota Kelompok UKM Mitra en

r

c ay op C ri t gh

kt ire D

. i i u .n ia lit e d an Pe a or tP

c ab an di M a

rtBrajan Dusun Desa ka a Sendangagung Kec. Minggir, y Kab. Yog Sleman Prop. DI. I Yogyakarta I t ka U

d i .

TEMPAT

a

ra ya Sleman, 27 Maret 2008 s

a ng

Suyatno

45 10.Denah Lokasi : UKM Kerajinan Bambu Dusun Brajan Desa Sendang Agung Kec. Minggir Kab. Sleman.

DUSUN BRAJAN, SENDANGAGUNG, Kec. MINGGIR

Sungai PROGO

Jl. MINGGIR

r

c aCo r py ig h

kt ire D UTARA t

u .a or tP

. i il an iti da n

c abd n ia M a

d i .o IY gy

ta ar ak

ak ar sy

I t U RING ROAD BARAT a

a ng Pe

Jl. Godean

TUGU JOGJA

e en