203056786 referat bno ivp

49
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan ilmu di bidang kesehatan pada masa sekarang ini semakin meningkat. Pada cabang ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang sangat pesat diantaranya adalah dibidang radiodiagnostik yang perkembangannyadiawali dengan ditemukannya sinar-X oleh seorang ahli fisika berkebangsaanJerman yang bernama Prof. Dr. Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895. Dengan berjalannya waktu, pemeriksaan radiologi traktus urinarius dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah foto polos abdomen,dan intravena pielografi, yang tujuannya untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter dan blass. 1.2 Rumusan Masalah

Upload: hari-dorisman

Post on 29-Dec-2015

199 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

bno ivp

TRANSCRIPT

Page 1: 203056786 Referat Bno Ivp

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perkembangan ilmu di bidang kesehatan pada masa sekarang ini semakin meningkat.

Pada cabang ilmu kedokteran mengalami kemajuan yang sangat pesat diantaranya

adalah dibidang radiodiagnostik yang perkembangannyadiawali dengan ditemukannya

sinar-X oleh seorang ahli fisika berkebangsaanJerman yang bernama Prof. Dr.

Wilhelm Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895.

Dengan berjalannya waktu, pemeriksaan radiologi traktus urinarius dapat dilakukan

dengan berbagai cara salah satunya adalah foto polos abdomen,dan intravena

pielografi, yang tujuannya untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi

dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter dan blass.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan referat ini, penulis perlu

membatasi masalah-masalah yang akan dibahas sehingga akan terfokus pada pokok

pembahasan, Penulis menyajikan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana anatomi radiologi traktus urinarius ?

2. Bagaimana teknik pemeriksaan BNO-IVP ?

3. Bagaimana gambaran fisiologis dan patologis tractus urinarius pada

pemeriksaan BNO-IVP ?

1

Page 2: 203056786 Referat Bno Ivp

2

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan referat ini yaitu :

1. Untuk mengetahui anatomi radiologi traktus urinarius

2. Untuk mengetahui teknik pemeriksaan BNO-IVP

3. Untuk mengetahui gambaran fisiologis dan patologis tractus urinarius pada

pemeriksaan BNO-IVP ?

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan referat ini menambah wawasan serta memperdalam

pengetahuan tentang teknik pemeriksaan BNO-IVP, baik untuk penulis maupun

pembaca.

Page 3: 203056786 Referat Bno Ivp

3

BAB II

ANATOMI TRAKTUS URINARIUS

2.1 Anatomi tractus urinarius

Traktus urinarius atau yang sering disebut dengan saluran kemih terdiri dari sepasang

ginjal, sepasang ureter, vesika urinaria dan uretra.

a. Ginjal

Ginjal merupakan sepasang organ retro peritoneum yang terletak sepanjang batas

musculus psoas dibawah diagfragma dan dekat dengan columna vertebralis1. Ren

dextra letaknya lebih rendah daripada ren sinister karena besarnya lobus hepatis

dextra. Masing-masing ren memiliki facies anterior dan facies posterior, margo

medialis dan margo lateralis, extremitas superior dan extremitas posterior 8.

Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial. Pada

sisi ini terdapat hilus ginjal yaitu tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem

limfatik, sistem saraf, dan ureter menuju dan meninggalkan ginjal. 2

Gambar 1. Anatomi Ginjal

3

Page 4: 203056786 Referat Bno Ivp

4

Gambar 2. Letak ginjal tampak posterior

Besar dan berat ginjal sangat bervariasi ; hal ini tergantung pada jenis kelamin,

umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi yang lain. Pada autopsi klinis didapatkan

bahwa ukuran ginjal orang dewasa rata-rata adalah 11.5 cm x 6 cm x 3.5 cm.

Beratnya bervariasi antara 120-170 gram atau kurang lebih 0.4% dari berat badan2.

Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrus tipis dan mengkilat yang disebut kapsula

fibrosa (true kapsul) ginjal dan diuar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal.

Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal /

suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal dan

jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia Gerota. Fasia ini berfungsi sebagai

barier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal serta

mencegah ekstravasasi urine pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu fasia Gerota

Page 5: 203056786 Referat Bno Ivp

5

dapat pula berfungsi sebagai barier dalam menghambat penyebaran infeksi atau

menghambat metastasis tumor ginjal ke organ sekitarnya. Di luar fasia Gerota

terdapat jarinagan lemak retroperitoneal atau disebut jaringan lemak para renal. 2

Di sebelah posterior, Ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal serta

tulang rusuk ke XI dan XII sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh organ-

organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum;

sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejenum, dan

kolon2.

Secara anatomis ginjal terbagi menjadi dua bagian yaitu korteks dan medulla

ginjal. Di dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron sedangkan di dalam medula

banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal

yang terdiri atas, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distalis, dan

duktus kolegentes. Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh

difiltrasi di dalam glomeruli kemudian di tubuli ginjal, beberapa zat yang masih

diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme

mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari tidak kurang 180

liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine

yang terbentuk di dalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalikes

ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalikes ginjal

terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks mayor, dan pielum/pelvis renalis.

Mukosa sistem pelvikalikes terdiri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri

atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk mengalirkan urine sampai ke

ureter2.

Page 6: 203056786 Referat Bno Ivp

6

Ginjal mendapatkan aliran darah dari arteri renalis yang merupakan cabang

langsung dari aorta abdominalis, sedangkan darah vena dialirkan melalui vena

sentralis yang bermuara ke dalam vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah

end arteri yaitu arteri yang tidak mempunyai anstomosis dengan cabang-cabang

dari arteri lain, sehingga jika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini,

berakibat timbulnya iskemia/nekrosis pada daerah yang dilayaninya.

Gambar 3. vaskularisasi ginjal

b. Ureter

Ureter merupakan saluran retroperitonium yang menghubungkan ginjal dengan

vesika urinaira1. Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi

mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa

panjangnya kurang lebih 20 cm. Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh

sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan longitudinal yang dapat melakukan

gerakan peristaltik guna mengeluarkan urine ke buli-buli.2

Page 7: 203056786 Referat Bno Ivp

7

Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis

terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada

ditempat lain, sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari ginjal

seringkali tersangkut di tempat itu. Tempat-tempat penyempitan itu antara lain

adalah : pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter, tempat arteri menyilang

arteri iliaka di rongga pelvis, dan pada saat ureter masuk ke buli-buli (intramural).

Keadaan ini dapat mencegah terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter

pada saat buli-buli berkontraksi. Untuk kepentingan radiologi dan kepentingan

pembedahan, ureter dibagi dua bagian yaitu : ureter pars abdominalis, yaitu yang

berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka, dan ureter pars pelvika,

yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli. Di

amping itu secara radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian, yaitu ureter 1/3

proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sakrum, ureter 1/3 medial

mulai dari batas atas sakrum smpai pada batas bawah sakrum, dan ureter 1/3 distal

mulai batas bawah sakrum sampai masuk ke buli-buli.2

Page 8: 203056786 Referat Bno Ivp

8

Gambar 4. System calyx, pelvis renali, dan ureter

Gambar 5. ureter

Page 9: 203056786 Referat Bno Ivp

9

c. Vesika urinaria

Vesika urinaria atau buli-buli merupakan organ otot yang berfungsi sebagai

reservoir utama tractus urinarius dan mempunyai kapasitas 350 sampai 450 ml.

ureter memasuki bagian posteriorinferior vesika urinaria pada trigonum.1

Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas tiga lapis otot detrusor yang

saling beranyaman. Di sebelah dalam adalah otot longitudinal, di tengah

merupakan otot sirkuler, dan paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa

buli-buli terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa

pada pelvis renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara

ureter dan meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang trigonum buli-

buli.2

Secara anatomi bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu permukaan

superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum, dua permukaan inferolateral,

dan permukaan posterior. Permukaan superior merupakan likus minoris dinding

buli-buli. Pada saat kososng, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada

saat penuh berada di atas simfisis sehingga dapat dipalpasi dan diperkusi. Buli-

buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan

menyebabkan aktivasi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral S2-4. Hal ini

akan menyebabkan kontraksi otot dtrusor, terbukanya leher buli-buli, dan relaksasi

sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi. 2

Page 10: 203056786 Referat Bno Ivp

10

Gambar 6. Vesika urinaria

d. Urethra

Urethra merupakan saluran bagi urin dan produk system genitalia pria. Urethra

pria terbentang sekitar 23 cm dari cerviks vesika urinaria ke meatus dan dibagi

menjadi bagian anterior dan posterior.1

a. Urethra bagian anterior

Uretra anterior memiliki panjang 18-25 cm (9-10 inchi). Saluran ini dimulai dari

meatus uretra, pendulans uretra dan bulbus uretra. Uretra anterior ini berupa

tabung yang lurus, terletak bebas diluar tubuh, sehingga kalau memerlukan operasi

atau reparasi relatif mudah.2

Page 11: 203056786 Referat Bno Ivp

11

b. Urethra bagian posterior

Uretra posterior memiliki panjang 3-6 cm (1-2 inchi). Uretra yang dikelilingi

kelenjar prostat dinamakan uretra prostatika. Bagian selanjutnya adalah uretra

membranasea, yang memiliki panjang terpendek dari semua bagian uretra, sukar

untuk dilatasi dan pada bagian ini terdapat otot yang membentuk sfingter. Sfingter

ini bersifat volunter sehingga kita dapat menahan kemih dan berhenti pada waku

berkemih. Uretra membranacea terdapat dibawah dan dibelakang simpisis pubis,

sehingga trauma pada simpisis pubis dapat mencederai uretra membranasea. 2

gambar 7. Urethra

Page 12: 203056786 Referat Bno Ivp

12

Gambar 8. Anatomi tractus urinarius

Page 13: 203056786 Referat Bno Ivp

13

BAB III

PEMERIKSAAN BNO-IVP

3.1 Definisi IVP

Intravenous Pyelography (IVP) atau dikenal dengan urografi adalah foto yang dapat

menggambarkan keadaan system urnaria melalui bahan kontras radio-opak. Pencitraan

ini dapat menunjukan adanya kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. 3

3.2 Fungsi IVP

Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta

mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter dan blass. 4

3.3 Indikasi IVP

Indikasi pemeriksaan IVP antara lain nephrolithiasis (batu ginjal), ureterolithiasis (batu

ureter), vesicolithiasis (batu vesica urinari), hipertrofi prostat. 4

3.4 Bahan Kontras untuk Pemeriksaan IVP

Bahan kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi

yang berguna untuk membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto rontgen

biasa. Pada pemeriksaan IVP, bahan kontras yang digunakan berbahan baku yodium (I)

dan jenis bahan kontrasnya positif (yang tampak opaque pada foto rontgen). 4

13

Page 14: 203056786 Referat Bno Ivp

14

3.5 Syarat Bahan Kontras Untuk Pemeriksaan IVP 4

1. Memiliki nomor atom yang tinggi (seperti : Iodium, nomor atomnya 53),

sehingga zat kontras akan tampak putih pada jaringan.

2. Non Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.

3. Bersifat water soluble dan non ionik atau larut dalam air artinya dapat dengan

mudah diserap atau dikeluarkan dari tubuh setelah pemeriksaan.

3.6 Efek Samping Dari Penggunaan Bahan Kontras

1. Efek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-

bentol

2. Efek samping sedang, seperi edema dimuka/pangkal tenggorokan

3. Efek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.

Efek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan

kelainan pada jantung. 4

Page 15: 203056786 Referat Bno Ivp

15

3.7 Pencegahan Alergi Bahan Kontras Pada Pemeriksaan IVP

Tindakan pencegahan

1. Melakukan skin test. Skin test adalah tes kepekaan kulit terhadap bahan kontras

yang disuntikkan sedikit dipermukaan kulit (subkutan). Bila terjadi reaksi merah

atau bentol diarea itu, segera laporkan radiolog/dokter yang jaga.

2. Melakukan IntraVena test setelah skin test dinyatakan aman. IV test yaitu dengan

menyuntikan bahan kontras kurang lebih 3-5cc kedalam vena.

3. Memberikan obat pencegahan alergi seperti antihistamin sebelum pemasukan

bahan kontras (contohnya : diphenhydramine). 4

3.8 Persiapan Pemeriksaan IVP

1. Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan

lunak yang tanpa serat (seperti bubur) maksudnya supaya makanan tersebut

mudah dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.

2. Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi

sisa makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.

3. Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax)

sebanyak 4 tablet.

4. 8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk

menjaga kadar cairan.

5. Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk

memasukkan dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih

dari sisa makanan / faeces.

Page 16: 203056786 Referat Bno Ivp

16

6. Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak

merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)

7. Tujuannya untuk membersihkan usus dari udara dan faeces yang dapat

mengganggu visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan saluran-

salurannya. Pemeriksaan yang tidak baik terlihat dari bayangan lucent di usus karna

udara dan faeces.

Gambar 9.

Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik

(tidak tampak visualisasi udara / faeces di rongga abdomen)

Page 17: 203056786 Referat Bno Ivp

17

Gambar 10.

Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik

(tampak visualisasi udara / faeces di rongga abdomen)

3.9 Tujuan Dari Pemeriksaan Ureum Dan Kreatitin Sebelum Melakukan

Pemeriksaaan IVP

Nilai kreatinin menunjukkan fungsi penyaringan ginjal masih normal atau tidak. Nilai

kreatinin yang dianggap normal dan boleh melakukan pemeriksaan IVP biasanya < 2,0.

Nilai kreatinin yang tinggi saat pemeriksaan IVP menyebabkan kontras tidak dapat

disaring dalam ginjal sehingga membahayakan bagi pasien. 4

Page 18: 203056786 Referat Bno Ivp

18

3.10 Peralatan Dan Bahan Pada Pemeriksaan IVP 4

Peralatan :

1. Spuit 1cc (untuk skin test)

2. Spuit 3 cc (untuk persiapan obat emergency)

3. Spuit 50 cc (untuk bahan kontras)

4. Wing needle

5. Jarum no 18

6. Kapas alcohol

7. Stuwing (pembendung vena)

8. Gunting

9. Plester

Bahan :

1. Kontras media (contoh : iopamiro, ultravist)

2. Obat-obatan emergency (contoh : dhypenhydramine)

Page 19: 203056786 Referat Bno Ivp

19

3.11 Prosedur Pemeriksaan IVP 4

1. Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi.

2. Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis

setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan).

3. Buat plain photo BNO terlebih dahulu.

4. Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test

sebelum dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti

5. Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.

6. Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien

untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna meminimalkan rasa mual

yang mungkin dirasakan pasien

7. Membuat foto 5 menit post injeksi

8. Membuat foto 15 menit post injeksi

9. Membuat foto 30 menit post injeksi

10. Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil

(pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi.

11. Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum

turun.

3.12 Tujuan Dari Pembuatan Plain Photo BNO 4

1. Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien

2. Untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum.

Page 20: 203056786 Referat Bno Ivp

20

3. Untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan berikutnya sehingga

tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi.

3. 13 Teknik Pemeriksaan IVP 4

Teknik pemeriksaan IVP dilakukan dengan interval waktu tertentu yang disesuaikan

dengan lamanya aliran bahan kontras untuk mengisi ginjal sampai bahan kontras itu

masuk ke blass.

1. Plain foto BNO AP (sebelum injeksi)

Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

memanjang.

PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar

dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan

kedua tangan lurus disamping tubuh.

PO :

1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi;

2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film;

3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada

sympisis pubis.

CP : Umbilikus

CR : Vertikal tegak lurus film

Page 21: 203056786 Referat Bno Ivp

21

2. Foto 5 menit post injeksi

Menggunakan kaset 24 x 30 yang diletakkan melintang.

PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar

dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan

kedua tangan lurus disamping tubuh.

PO :

1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi;

2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film;

3. Aturlah kaset dengan batas atas pada processus xypoideus dan batas bawah

pada crista iliaca/SIAS

CP : pertengahan film

CR : Vertikal tegak lurus film

Gambar 11. Fase nefrogram 5

Page 22: 203056786 Referat Bno Ivp

22

3. Foto 15 menit post injeksi

Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

memanjang.

PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar

dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan

kedua tangan lurus disamping tubuh.

PO :

1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi;

2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film;

3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada

sympisis pubis.

CP : Umbilikus

CR : Vertikal tegak lurus film

Gambar 12. Fase ureter 5

Page 23: 203056786 Referat Bno Ivp

23

4. Foto 30 menit post injeksi

Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

memanjang.

PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar

dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan

kedua tangan lurus disamping tubuh.

PO :

1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi;

2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film;

3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada

sympisis pubis.

CP : Umbilikus

CR : Vertikal tegak lurus film

Gambar 13. Fase vesika urinaria 5

Page 24: 203056786 Referat Bno Ivp

24

5. Foto post mixi

Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan

memanjang.

Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter meminta

foto post mixi, pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass

dari media kontras.

PO :

1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi;

2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film;

3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada

sympisis pubis.

CP : Umbilikus

CR : Vertikal tegak lurus film

Gambar 14. gambaran post miksi

Page 25: 203056786 Referat Bno Ivp

25

Tujuan Foto 5, 15, 30

1. Foto 5 menit untuk melihat dan menilai neprogram / fungsi ginjal

2. Foto 15 menit untuk melihat ureter

3. Foto 30 menit untuk melihat vesica urinaria apakah sudah terisi bahan kontras

atau belum

4. Foto Post Mixi untuk melihat pengosongan blass

3.14 Alur Perjalanan Bahan Kontras Pada Pemeriksaan IVP

Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke vena

capilaris, vena subclavia, kemudian ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras akan

masuk ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri

pulmo. Kemudian mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian ventrikel kiri

dan mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta desendens kemudian kedalam

aorta abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal. 4

Gambar 15.

Alur perjalanan bahan kontras pada pemeriksaan IVP

Page 26: 203056786 Referat Bno Ivp

26

3.15 Kelebihan Dan Kekurangan Pemeriksaan IVP 4

Kelebihan :

1. Bersifat non invasif

2. Relatif aman

3. Memiliki nilai diagnosa yang tinggi

Kekurangan :

1. Dapat menimbulkan alergi terhadap media kontras

2. Ibu hamil dilarang melakukan pemeriksaan ini.

3.16 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembuatan IVP 4

1. Jangan lupa memberi marker “BNO”, “5”, “15”, “30”, “PM” sesuai dengan interval

waktu.

2. Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai penyerap radiasi hambur, jika

tidak menggunakan bucky potter grid, gunakan lysolm grid.

3. Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.

4. Proteksi radiasi bagi pasien juga harus diperhatikan seperti membatasi lapangan

penyinaran.

5. Peng-ekspos-an dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh (aba-aba

pemeriksaan : “tarik nafas… buang nafas….tahan!!!!”. hal ini bertujuan untuk

menghindari kekaburan objek karena pergerakan saat bernafas.

Page 27: 203056786 Referat Bno Ivp

27

3.17 Perawatan Pasien Setelah Pemeriksaan IVP 4

1. Pasien diminta untuk istirahat yang cukup

2. Pasien diminta untuk minum air putih yang banyak untuk menghilangkan bahan

kontras dari tubuh.

Page 28: 203056786 Referat Bno Ivp

28

BAB IV

GAMBARAN PATOLOGIS PEMERIKSAAN BNO-IVP

4.1 Nefrolitiasis

Nefrolitiasis atau batu ginjal terbentuk pada tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,

infundibulum, pelvis ginjal, dan bahkan bias mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal.

Batu yang mangisi pielum dan lebih dari dua kaliks ginjal memberikan gambaran

menyerupai tanduk rusa sehinga dsebut sebagai batu staghorn.5

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk

berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga batu dari jenis apa yang

ditemukan. Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat murni.7

Bila batu bersifat radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga

adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan tertentu terkadang batu

terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu

foto polos sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu

radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian (filling

defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang mengandung

batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan

pielografi retrograd. 7

28

Page 29: 203056786 Referat Bno Ivp

29

Gambar 16. Batu staghorn

Gambar 17. Batu ginjal

Page 30: 203056786 Referat Bno Ivp

30

4.2 ureterolithiasis

Ureterolithiasis merupakan penyumbatan saluran ureter oleh batu karena pengendapan

garam urat, oksalat, atau kalsium. Batu tersebut dapat terbentuk pada ginjal yang

kemudian batu yang kecil di pielum dapat turun ke ureter. Bila batu tidak dapat lolos ke

kandung kemih maka menyumbat ureter dan menimbulkan kolik7.

Batu yang tidak terlalu besar didorong oleh peristaltic otot-otot ureter sehingga turun ke

buli-buli. Batu yang ukurannya <5mm pada umunya dapat keluar spontan sedangkan

batu yang ukurannya lebih besar seringkali tetap berada diureter dan menyebabkan reaksi

peradangan (periuretritis) serta menimbulkan obstruksi kronis berupa hidroureter atau

hidronerfrosis5. Diagnose uretrolithiasis dapat ditegak ditegakkan dengan BNO apabila

sifat batu radioopak sehingga pada gambaran BNO terlihat gambaran batu opak pada

ureter, sedangkan apabila sifat batu radiolusen akan terlihat pada pemeriksaan IVP

berupa gambaran penyempitan ureter, sumbatan ureter, gambaran ureter yang melebar

(hidroureter), atau tidak ada gambar ureter akibat tidak adanya fungsi ginjal.

Gambar 18. Uretherolitiasis

Page 31: 203056786 Referat Bno Ivp

31

Gambar 19. Hydroureter dan hydronefrosis

4.3 Vesikolithiasis

Vesikolithiasis atau batu buli-buli sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan

miksi atau terdapat benda asing dibuli-buli. Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien

hyperplasia prostat, striktur uretra, difertikel buli-buli, atau buli-buli neurogenik. Kateter

yang terpasang dibuli-buli pada waktu yang lama, adanya benda asing lain yang secara

tidak sengaja dimasukan kedalam buli-buli seringkali menjadi inti untuk terbentuknya

batu buli-buli. Selain itu batu buli-buli dapat berasal dari batu ginjal atau batu ureter

yang turun ke buli-buli3.

Page 32: 203056786 Referat Bno Ivp

32

Gambar 20. Vesikolithiasis

4.3 Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)

Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak disebelah inferior

buli-buli membungkus uretra posterior. Bila mengalami pembesaran, organ ini

membuntu uretra pars prostatika dan menyebabkan terhambatnya aliran urine keluar dari

buli-buli. Bentuk prostat seperti buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ±20

gram. McNeal (1976) membagi kelenjar dalam beberapa zona, antara lain zona perifer,

zona central, zona transisional, zona fibromusculer anterior, dan zona periuretra.

Page 33: 203056786 Referat Bno Ivp

33

Sebagian besar hyperplasia prostat terdapat pada zona transisional, sedangkan karsinoma

prostat berasal dari zona perifer.

Gambar 21. Hyperplasia prostat

Page 34: 203056786 Referat Bno Ivp

34

BAB V

KESIMPULAN

Pemeriksaan BNO-IVP sangat berguna untuk mendiagnosa kelainan tractus urinarius

seperti batu saluran kemih dengan gambaran pemeriksaan BNO radioopak baik pada

ginjal, ureter, dan buli-buli. Akan tetapi apabila batu bersifat radiolusen akan akan

terlihat pada pemeriksaan IVP berupa gambaran penyempitan ureter, sumbatan ureter,

hydronefrosis, hidroureter, atau tidak ada gambar ureter akibat tidak adanya fungsi

ginjal. Pemeriksaan BNO-IVP juga dapat memperlihatkan gambaran pendesakan vesika

urinariadari inferior yang diakibatkan hyperplasia prostat.

34

Page 35: 203056786 Referat Bno Ivp

35

DAFTAR PUSTAKA

1. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah, EGC, Jakarta, 1994

2. bedah-mataram.org (diakses 14 juli 2012)

3. Purnomo, Basuki B. 2008. Dasar – Dasar Urologi Edisi Kedua. Jakarta : Sagung

Seto.

4. firzandinata.wordpress.com (diakses 14 juli 2012)

5. Rasad, Sjahriar, Radiologi Diagnostik edisi kedua, balai penerbit FKUI, Jakarta,

2009.

6. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran – EGC. 2004. 756-763

7. Oswari, E.( 2005). Bedah dan perawatannya.Balai Penerbit Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta.

8. Moore, kieth L. Anatomi Klinik Dasar, Hipokrates, Jakarta, 2002.