HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN DENGAN TERJADINYA MELASMA DI RSUD

SALATIGA

ANNISAA RIZQIYANAJ500090056

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB IBAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG MASALAHMASALAH

Djauhari, 2012; Ekarini, 2002; Febrianti et al, 2005

Soepardiman, 2009

Pawaskar et al, 2007; Taylor et al, 2008Kabulrachman, 2000

D. MANFAAT PENELITIAND. MANFAAT PENELITIAN

BAB IIBAB II

TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA

1.1. STRUKTUR1.1. STRUKTUR

1.2. TIPE1.2. TIPE

IndonesiaTipe IV-VI

Resiko Melasma

Warna Kulit:1.Hb merah muda2.Melanin coklat-hitam3.Karoten kuning oranye

Faktor lain:UV &

Hormonal

Warna Konstituti

f & Fakultatif

Kulit gelap melanosom > besar, melanin >>, degradasi di keratinosit >

lambat

Sinar UV

Hormonal

Kosmetik

ObatDisfungsi endokrin

Makula, coklat muda-

kehitaman, tdk teratur

MalarSentrofasia

lMandibular

Pemeriksaan klinis

DEFINISIDEFINISI

Keadaan mengandung embrio/fetus di dlm tubuh setelah penyatuan sel telur dgn spermatozoa (fertilisasi)

Siklus Ovarium pd kehamilanSiklus Ovarium pd kehamilan

Prolaktin Hipofisis anterior

Sekresi estrogen

Folikel berkembang

LH

FSH Estrogen

Inhibin-B

OVULASI

Sekresi Progesteron & prostaglandin

Meningkat

Folikel regresi

Korpus luteum

Estrogen

Progesteron

FERTILISASI

Pertahankan endometrium

dlm stad. sekresi

Membesar

Korpus luteum

graviditatis

Sekresi progesteron

Embrio melekat kuat di uterus

Plasenta hasilkan

hCG, estrogen,

progesteron, & hCS

Pematangan luteum

Produksi progesteron

Perubahan HormonalPerubahan Hormonal

PLASENTA

Estrogen

Sekresisteroid C-19

Progesteron

Hiperestrogenik

Menyerap LDL plasma

ibu

Kortisol ACTH

Tonus otot polos uterus

Substrat glukokortikoid & mineralokortikoid

HIPOFISIS

MSH

Prekusor sintesis

estrogen plasma

Prekusor progesteron

STEROID Laju Produksi (mg/24 jam)

Tidak Hamil Hamil

Estradiol-17BEstriolProgesteronAldosteron DeoksikortikosteronKortisol

0,1-0,60,02-0,10,1-40

0,05-0,10,05-0,5

10-30

15-2050-150250-6000,25-0,6

1-1210-20

Hubungan Melasma dengan Hubungan Melasma dengan KehamilanKehamilan

Estrogen (b-

estradiol)

Progesteron

MC1-R

a-MSH

Tirosinase, TRP1, &

TRP2

Melanogenesis

ACTH

KGF & Mitosis

MSH

MELANOGENESIS

Glutathione or cysteineCystenilDOPA

Light, red-yellow, soluble, sontains sulfur

Pheomelanin

Alanyl-hydroxy-benzothiazine

Tyrosine

L-DOPA

DOPAquinone

Tyrosinase

Tyrosinase

DOPAchrome

TRP-2

Tyrosinase

Dark, black-brown, insoluble

DHICADHI

Indole 5,6-quinone

DHI-melanins DHICA-melanins

Tyrosinase or TRP-2

Indole 5,6-quinone carboxylic acid

Black Brown

Eumelanin

KERANGKA KONSEPKERANGKA KONSEPKehamilan

Tirosinase, TRP-1, dan DCT

Aktivitas mitosis

keratinosit

KGF

Transkripsi gen enzim

melanogenik

MC1-R

Progesteron Estrogen

a-MSH

ACTH

Aktivitas tirosinase

Melanogenesis

MELASMAIdiopatik, faktor genetik, dan sinar UV

Obat, kosmetik, pil kontrasepsi

BAB IIIBAB III

METODE METODE PENELITIANPENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

F. ESTIMASI BESAR SAMPEL

n =

Besar sampel dihitung dengan rumus:

(Arief, 2010)

n = 47

Maka, ditetapkan besar sampel yang digunakan adalah sebanyak

50 subyek penelitian.

n =

G.KRITERIA RESTRIKSI

H. IDENTIFIKASI VARIABEL

SUMBER DATA

ANALISIS DATA

Analisis hubungan antar

variabel

Uji statistik Chi square

Kegiatan

Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV Bulan V Bulan VI

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan proposal

Ujian proposal

Perbaikan proposal

Pengumpulan data

Pengolahan dan analisis data

Penyusunan skripsi

Ujian skripsi

Perbaikan skripsi

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA• Arief M., 2010. Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Edisi 3.

Surakarta: UNS Press.• Astner S, Anderson R., 2004. Skin Phototype 2003. The Society for Investigative

Dermatology. 122: xxx-xxxi.• Barankin, B., Silver, S. G., and Carruthers, A., 2002. The skin in pregnancy. J.

Cutan. Med. Surg. 6: 236-40. • Balkrishnan R, McMichael A J,Camacho F T, Saltzberg F, Housman T S, Grummer S., 2003.

Development and validation of a health-related quality of life instrument for women with melasma. Br J Dermatol. 149: 572-77.

• Baumann L , Saghari S., 2009. Skin Pigmentation and Pigmentation Disorder, dalam: Cosmetic Dermatology Principles and Practice. 2nd Edition. New York: McGraw Hill pp. 98-108.

• Brown G, Burns T., 2005. Kelainan pembentukan pigmen, dalam : Lecture Notes on Dermatology. Edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga pp. 126-32.

• Cayce K A, McMichael A J, Feldman S R., 2004. Hyperpigmentation: An overview of the common afflictions. Dermatol Nursing. 16: 401-416.

• Costin, Hearing., 2007. Human skin pigmentation: melanocytes modulate skin color in response to stress. FASEB J. 21: 976-94.

• Cunningham G, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD., 2006. Williams Obstetrics. New York: McGraw Hill Medical.

• Dahlan MS., 2011. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 5. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

• Djauhari T., 2012. Hubungan antara Kadar Tembaga Darah dan Penggunaan Jenis Kontrasepsi Oral pada Pasien Melasma. Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Disertasi.

• Dorland W., 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.• Ekarini D., 2002. Uji Banding Efektivitas Pengelupasan Kimiawi Amino Fruit Acids

dengan Asam Glikolat Pada Penderita Melasma Wanita. SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Universitas Diponegoro. Laporan Penelitian.

• Febrianti T, Sudharmono A, Rata I, Bernadette I., 2005. Epidemiologi Melasma di Poliklinik Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RS. DR. Cipto Mangunkusumo Tahun 2004. (Maret 2012).

• Fitzpatrick TB, Ortonne JP., 2003. Normal Skin Color and General Consideration of Pigmentary Disorders, dalam: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 6th Edition. New York: McGraw Hill pp. 819-35

• Grimes, P. E., Yamada, N., and Bhawan, L., 2005. Light microscopic, immunohistochemical and ultrastructural alterations in patients with melasma. Am. J. Dermatopathol. 27: 96-101.

• Guyton AC, Hall JE., 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

• Hadisaputro H., 2009. Hormon plasenta, dalam : Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo pp. 165-73.

• Harahap M., 2000. Anatomi dan Fungsi Kulit, dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Edisi I. Jakarta: Hipokrates pp.1-3.

• Jang YH, Lee JY, Kang HY, Lee E-S, Kim YC., 2010. Oestrogen and progesterone receptor expression in melasma: an immunohistochemical analysis. JEADV. 24: 1312-1316.

• Kabulrachman., 2000. Melasma, dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Edisi I. Jakarta: Hipokrates pp. 148-49.

• Kang HY, Ortonne JP., 2010. What Should Be Considered in Treatment of Melasma. Ann Dermatol. 20 (4): 373-78.

• Krompouzos., 2001. Dermatosis of pregnancy. J Am Acad Dermatol. 45: 1-19.

• Lapeere H, Boone B, Scheeper SD, Verhaege E, Oengenae K, Geel, NV., 2008. Hypomelanosis and hypermelanosis, dalam : Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Edisi 7. New York: McGraw-Hill pp. 622-40.

• Lieberman R, Moy L., 2008. Estrogen receptor expression in melasma: results from facial skin of affected patients. J Drugs Dermatol. 7: 463-65.

• Lin et al., 2009. Treatment of Melasma, dalam: Cosmetic Dermatology for Skin of Color. 2nd Edition. New York: McGraw Hill pp. 116-24.

• Moin A, Jabery Z and Fallah N., 2006. Prevalence and awareness of melasma during pregnancy. Int J Dermatol. 45: 285-88.

• Montemarano A., 2011. Melasma. http://emedicine.medscape.com/article/1068640-overview

• Nading et al., 2008. Estrogen receptor beta expression in nevi during pregnancy. Exp Dermatol. 17 (6): 489-97.

• Nkwo PO., 2011. Low Prevalence of Pregnancy-Mask among Igbo Women in Enugu, Nigeria. Ann Med Health Sci Res. 1: 141.

• Notoatmodjo., 2005. • Ortonne et al., 2009. A global survey of the role of ultraviolet radiation and hormonal

influences in the development of melasma. JEADV. 23: 1254-62.• Park HY et al., 2008. Biology of melanocytes, dalam : Fitzpatrick’s Dermatology in

General Medicine. Edisi 7. New York: McGraw-Hill pp. 591-608.• Pawaskar et al., 2007. Melasma and its impact on health-related quality of life in

Hispanic women. Journal of Dermatological Treatment. 18: 5-9.• Prakoeswa S., 2002. Colorimetric measurements and light sensitivity from ultraviolet

light of the three variants of the skin color of Indonesia: light brown, moderate, and dark brown. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

• Pusdatin Kemenkes RI., 2011. Kondisi Data Umum yang Berhubungan dengan Kesehatan Tahun 2010 di Indonesia. http://www.depkes.go.id

• Rawlings., 2006. Ethnic skin types: are there differences in skin structure and function?. International Journal of Cosmetic Science. 28: 79-93.

• Shweta K, Khozema F, Meenu R, Anupama S, SK Singh, Neelima S., 2011. A systemic review on melasma: A review. Int J Cur Bio Med Sci. 1(2): 62-68.

• Slominski et al., 2010. Melanin Pigmentation in Mammalian Skin and Its Hormonal Regulation. http://www.physrev.physiology.org/content/84/4/1155.full.pdf

• Siswosudarmo R, Emilia O., 2008. Obstetri Fisiologi. Edisi pertama. Yogyakarta: Pustaka Cendekia.

• Soepardiman L., 2009. Kelainan Pigmen: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pp. 289-300.

• Sulin D., 2009. Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil, dalam : Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo pp. 174-187.

• Szamkolowiez et al., 2005. Physiological skin changes during pregnancy. Ginekol Pol. 76 (11): 926-30.

• Taylor et al., 2008. Prevalence of pigmentary disorders and their impact on quality of life: a prospective cohort study. J Cosmet Dermatol. 7 (3): 164-8.

• Wolff K, Johnson R., 2007. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology. 5th Edition. New York: McGraw Hill Medical.

• Yani, M., 2008. Hubungan Faktor-faktor Resiko Terhadap Kejadian Melasma Pada Pekerja Wanita Penyapu Jalan Di Kota Medan Tahun 2008. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Tesis.

•  

LAMPIRANLAMPIRANA. MELASMA1. Apakah anda merasa terdapat bercak kehitaman/flek pada wajah anda?• Ya• Tidak• Jika ya, sejak kapan?• Sebutkan :2. Di manakah letak flek tersebut?• Malar: pipi, hidung• Mandibular: dagu• Sentrofasial: pelipis, dahi, alis, bibir atas• Lainnya:3. Apakah sebelumnya terdapat luka atau peradangan pada daerah flek?• Ya• Tidak4. Apakah flek tersebut dimulai dengan gatal, kemerahan, dan pigmentasi

yang meluas secara perlahan?• Ya • Tidak

B. FAKTOR RISIKO1. Apakah anggota keluarga pernah menderita kelainan yang serupa (flek

pada wajah)?• Ya• Tidak2. Apakah anda sering terpajan sinar matahari secara langsung setiap hari?• Ya• Tidak3. Apakah Apakah saat ini anda sedang hamil?• Ya• Tidak• Jika ya, berapa minggu usia kehamilan anda saat ini?• 0 – 11 minggu• 12 – 23 minggu• 24 – 36 minggu

C. KRITERIA EKSKLUSI1. Apakah anda sebelumnya pernah menggunakan kontrasepsi?• Ya• Tidak• Jika ya, jenis kontrasepsi apa yang pernah anda gunakan?• Pil• Suntik• Susuk/implant• AKDR• Lainnya:2. Apakah anda menggunakan kosmetika?• Ya• Tidak• Jika ya, kosmetik jenis apa yang anda pakai?• Krim pencerah (krim malam)• Krim/losion jerawat• Lainnya:3. Apakah anda mengalami bercak kehitaman/flek setelah menggunakan

kosmetik tersebut?• Ya• Tidak

4. Apakah anda merasa bercak kehitaman/ flek tersebut berkurang bahkan sampai menghilang setelah menggunakan kosmetik tersebut?

• Ya• Tidak5. Apakah anda sedang mengkonsumsi obat?• Ya• Tidak• Jika ya, obat apa yang sedang anda konsumsi?• Sebutkan:

DEFINISIDEFINISI

PATOGENESISPATOGENESIS

TERAPITERAPI