21060112110152_mkp
DESCRIPTION
ElectricalTRANSCRIPT
Makalah Seminar Kerja Praktek
SISTEM EKSITASI UNTUK PENGATURAN TEGANGAN TERMINAL DAN DAYA
REAKTIF GENERATOR SINKRON PADA PLTU TANJUNG JATI B UNIT 3 DAN 4
Pandita Margayu 21060112110152 Email: [email protected]
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Abstrak Sistem eksitasi adalah sistem mengalirnya pasokan listrik arus searah sebagai penguatan pada generator listrik,
sehingga menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan keluaran bergantung pada besarnya arus eksitasi. Pada sistem
pengaturan modern, eksitasi memegang peranan penting dalam mengendalikan kestabilan suatu pembangkit karena apabila
terjadi fluktuasi beban, maka sistem eksitasi sebagai pengendali akan berfungsi mengontrol keluaran generator seperti tegangan,
arus, daya reaktif dan faktor daya dengan cara mengatur kembali besaran-besaran input guna mencapai titik keseimbangan baru.
Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke sistem akan naik, sebaliknya bila turun maka daya reaktif
yang disalurkan akan berkurang.Bila daya reaktif meningkat, maka tegangan terminal generator pun akan meningkat. Jika arus
eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari sistem menuju ke generator, sehingga generator
menyerap daya reaktif dari sistem. Keadaan ini sangat berbahaya karena akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada stator.
Maka dari itu, Pengaturan sistem eksitasi ini sangat penting untuk mengatur besar kecilnya daya reaktif pada generator. Sehingga
penulis mengambil judul Sistem Eksitasi Untuk Pengaturan Tegangan Terminal dan Daya Reaktif Generator Sinkron pada PLTU
Tanjung Jati B Unit 3 dan 4.
Kata kunci: PLTU, Sistem Eksitasi, Daya Reaktif, Tegangan.
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Proses pembangkitan tenaga listrik yang
banyak dilakukan adalah dengan cara memutar
generator sinkron sehingga menghasilkan tenaga
listrik dengan ars bolak-balik tiga fasa. Tenaga
mekanik yang dipakai untuk memutar generator listrik
berasal dari mesin penggerak generator listrik atau
biasa disebut turbin. Mesin penggerak generator listrik
ini melakukan konversi tenaga primer (seperti air,
angin, uap, dan sebagainya) menjadi tenaga mekanik
yang selanjutnya akan dihasilkan energi listrik oleh
generator listrik.
Generator sinkron adalah salah satu
komponen terpenting dalam sebuah industri
pembangkitan listrik. Di dalam instalasi generator
untuk menghasilkan tenaga listrik dengan arus bolak-
balik, diperlukan sebuah sistem/teknologi berupa
sistem penguatan atau yang lebih sering disebut
sebagai sistem eksitasi. Sistem eksitasi ini adalah
sistem mengalirnya pasokan listrik arus searah sebagai
penguatan pada generator listrik, sehingga
menghasilkan tenaga listrik dan besar tegangan
keluaran bergantung pada besarnya arus eksitasi.
Tujuan dari sistem eksitasi pada generator
adalah untuk mengendalikan output berupa tegangan
dan daya reaktif dari generator agar tetap stabil pada
beban sistem yang berubah-ubah. Pada sistem
pengaturan modern, eksitasi memegang peranan
penting dalam mengendalikan kestabilan suatu
pembangkit karena apabila terjadi fluktuasi beban,
maka sistem eksitasi sebagai pengendali akan
berfungsi mengontrol keluaran generator seperti
tegangan, arus, dan daya reaktif dengan cara mengatur
kembali besaran-besaran input guna mencapai titik
keseimbangan baru. Bila arus eksitasi naik maka daya
reaktif yang disalurkan generator ke sistem akan naik,
sebaliknya bila turun maka daya reaktif yang
disalurkan akan berkurang. Bila daya reaktif
meningkat, maka tegangan terminal generator pun
akan meningkat. Jika arus eksitasi yang diberikan
terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari
sistem menuju ke generator, sehingga generator
menyerap daya reaktif dari sistem. Keadaan ini sangat
berbahaya karena akan menyebabkan pemanasan
berlebihan pada stator. Oleh karena itu, Pengaturan
sistem eksitasi ini sangat penting untuk mengatur
besar kecilnya daya reaktif pada generator, sehingga
penulis mengambil judul “Sistem Eksitasi Untuk
Pengaturan Tegangan Terminal dan Daya Reaktif
Generator Sinkron Pada PLTU Tanjung Jati B
Unit 3 dan 4”.
Pada PLTU Tanjung Jati B Unit 3 & 4,
generator utamanya menggunakan sistem eksitasi
statis dan brush excitation. Dimana dalam
menghasilkan arus bolak-balik digunakan sumber arus
searah yang berasal dari tegangan keluaran generator
itu sendiri yang disearahkan terlebih dahulu dengan
menggunakan thyristor sebelum masuk ke kumparan
medan. Sikat arang yang digunakan untuk
mengalirkan arus dc ke kumparan medan akan
terhubung melalui slip ring pada badan rotor
generator. Dengan menggunakan sikat arang sebagai
konduktor ini, maka diperlukan pemeliharaan yang
rutin agar eksitasi yang diberikan pada rotor generator
dapat berjalan dengan baik.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Adapun maksud dan tujuan dari pelaksanaan
kerja praktek di PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4.
1. Mahasiswa melalui kerja praktek ini dapat
menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menganalisa
cara kerja sistem eksitasi pada generator sinkron
tiga fasa generator PLTU Tanjung Jati B.
3. Membandingkan teori yang diperoleh dibangku
kuliah dengan yang ada di lapangan
1.3 Batasan Masalah Dalam penulisan makalah ini, penulis hanya
menjelaskan tentang sistem eksitasi pada generator
untuk pengaturan tegangan terminal dan daya reaktif
pada generator di PT. PLN Pembangkitan Tanjung Jati
B Unit 3 dan 4.
II. DASAR TEORI
2.1 Generator Sinkron Generator sinkron (sering disebut alternator)
adalah mesin listrik yang digunakan untuk mengubah
energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan
perantara induksi medan magnet. Perubahan energi ini
terjadi karena adanya pergerakan realtif antara medan
magnet dengan kumparan generator. Pergerakan
relatif adalah terjadinya perubahan medan magnet
pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya
tegangan pada generator) karena pergerakan medan
magnet terhadap kumparan jangkar atau sebaliknya.
Alternator ini disebut generator sinkron karena
kecepatan perputaran medan magnet yang terjadi sama
dengan kecepatan perputaran rotor generator.
Alternator ini menghasilkan energi listrik bolak balik
dan biasa diproduksi untuk menghasilkan listrik AC 1-
fasa atau 3-fasa.
Gambar 1 Konstruksi Generator Sinkron
2.2 Komponen Generator Sinkron Secara umum generator sinkron terdiri atas
stator, rotor, dan celah udara. Stator merupakan bagian
dari generator sinkron yang diam sedangkan rotor
adalah bagian yang berputar dimana diletakkan
kumparan medan yang disuplai oleh arus searah dari
Eksiter. Celah udara adalah ruang antara stator dan
rotor.
2.3 Sistem Eksitasi pada Generator Sinkron Eksitasi pada Generator sinkron adalah
pemberian arus searah pada belitan medan yang
terdapat pada rotor. Sesuai dengan prinsip
elektromagnet yaitu apabila suatu konduktor yang
berupa kumparan yang dialiri listrik arus searah maka
kumparan tersebut akan menjadi magnet sehingga
akan menghasilkan fluks-fluks magnet. Apabila
kumparan medan yang telah diberi arus eksitasi
diputar dengan kecepatan tertentu, maka kumparan
jangkar yang terdapat pada stator akan terinduksi oleh
fluks-fluks magnet yang dihasilkan oleh kumparan
medan sehingga akan dihasilkan tegangan listrik
bolak-balik. Besarnya tegangan yang dihasilkan
tergantung kepada besarnya arus eksitasi dan putara
yang diberikan pada rotor. Semakin besar arus eksitasi
dan putaran, maka akan semakin besar tegangan yang
akan dihasilkan oleh sebuah generator.
Sistem eksitasi dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
sistem eksitasi dengan menggunakan sikat dan sistem
eksitasi tanpa sikat. Sistem eksitasi dengan
menggunakan sikat terdiri dari :
a) Sistem eksitasi statis
b) Sistem eksitasi dinamis
2.4 Sistem Eksitasi Statis
Gambar 2. Sistem Eksitasi Statis
Sistem eksitasi statik adalah sistem eksitasi
generator dengan menggunakan peralatan eksitasi
yang tidak bergerak, yang berarti bahwa peralatan
eksitasi tidak ikut berputar bersama rotor generator
sinkron. Sistem eksitasi ini disebut juga self excitation
merupakan sistem eksitasi yang tidak memerlukan
generator tambahan sebagai sumber eksitasi generator
sinkron dan sebagai gantinya sumber eksitasi berasal
dari keluaran generator sinkron itu sendiri yang
disearahkan terlebih dahulu dengan menggunakan
rectifier.
Awalnya pada rotor ada sedikit magnet yang
tersisa, magnet yang sisa ini akan menimbulkan
tegangan pada stator, tegangan ini kemudian masuk ke
dalam penyearah dan dimasukkan kembali ke rotor,
akibatnya medan magnet yang dihasilkan semakin
besar dan tegangan AC naik demikian seterusnya
sampai dicapai tegangan nominal dari generator AC
tersebut. Biasanya penyearah itu mempunyai pengatur
sehingga tegangan generator dapat diatur konstan
menggunakan AVR.
2.5 Sistem Eksitasi Dinamis Sistem eksitasi dinamik adalah sistem eksitasi
generator tersebut disuplai dari eksiter yang
merupakan mesin bergerak. Sebagai eksiternya
menggunakan generator DC atau dapat juga
menggunakan generator AC yang kemudian
disearahkan menggunakan rectifier. Slip ring
digunakan untuk menyalurkan arus dari generator
penguat pertama ke medan penguat generator penguat
kedua.
Gambar 3 Sistem Eksitasi Dinamik
2.6 Sistem Eksitasi Tanpa Sikat (Brushless
Excitation)
Gambar 4 Brushless Excitation
Sistem eksitasi tanpa sikat sama sekali tidak
bergantung pada sumber listrik eksternal, melainkan
dengan menggunakan pilot exciter dan sistem
penyaluran arus eksitasi ke rotor generator utama,
maupun untuk eksitasi eksiter tanpa melalui media
sikat arang. Pilot exciter terdiri dari sebuah generator
arus bolak-balik dengan magnet permanen yang
terpasang pada poros rotor dan kumparan tiga fasa
pada stator.
2.7 AVR (Automatic Voltage Regulator) AVR (Automatic Voltage Regulator)
berfungsi untuk menjaga agar tegangan generator
tetap konstan dan akan tetap mengeluarkan tegangan
yang selalu stabil tidak terpengaruh pada perubahan
beban yang selalu berubah-ubah. Prinsip kerja dari
AVR adalah mengatur arus penguatan (excitation)
pada generator exciter. Apabila tegangan output
generator di bawah tegangan nominal tegangan
generator, maka AVR akan memperbesar arus
penguatan (excitation) pada generator exciter. Dan
juga sebaliknya apabila tegangan output generator
melebihi tegangan nominal generator, maka AVR
akan mengurangi arus penguatan (excitation) pada
generator exciter. Dengan demikian apabila terjadi
perubahan beban, tegangan output generator akan
dapat distabilkan oleh AVR secara otomatis
dikarenakan dilengkapi dengan peralatan seperti alat
yang digunakan untuk pembatasan penguat minimum
ataupun maximum yang bekerja secara otomatis.
III. ISI
3.1 Sistem Eksitasi Generator PLTU Tanjung
Jati B Unit 3 dan 4
Gambar 5 Sistem Eksitasi Generator Tanjung Jati B
unit 3 dan 4
Sistem eksitasi generator Tanjung Jati B Unit
3 dan 4 menggunakan sistem eksitasi statis. Keluaran
dari generator itu sendiri akan digunakan pada sistem
eksitasi. Dari keluaran generator tegangan akan
mengalir ke trafo eksitasi dengan rating tegangan 22,8
kV / 998 V. Lalu, tegangan ini mengalir ke kumparan
medan pada rotor yang mana akan melewati thyristor
rectifier untuk disearahkan terlebih dahulu dari
tegangan AC menjadi tegangan DC. Dengan adanya
tegangan DC ini maka akan muncul arus DC. Semakin
besar tegangan medan, semakin besar arus medannya,
maka akan semakin besar pula medan magnet yang
dihasilkan pada kumparan rotor. Semakin besar medan
magnet yang ada pada rotor, maka akan semakin besar
daya reaktif yang dihasilkan. Sehingga tegangan yang
dihasilkan generator akan semakin besar. Besarnya
aliran tegangan ke kumparan medan ini diatur oleh
sistem AVR (Automatic Voltage Regulator ).
Ketika tegangan keluaran generator akan
dikurangi, maka arus yang masuk ke kumparan medan
ini akan dikurangi dan ketika tegangan keluaran
generator yang diinginkan bertambah, maka arus
medan ditambahkan.
Terdapat dua buah AVR yang dipasang
secara parallel agar keandalan sistem eksitasi tetap
terjaga. Saat operasi hanya digunakan satu AVR. Jika
AVR1 gagal maka ada cadangan AVR2 yang siap
digunakan. Mekanisme pergantian (switching) AVR
dilakukan secara manual di ruang kendali DCS (Bench
Board). Jika AVR1 gagal, maka tidak ada arus yang
menuju ke kumparan medan generator exciter yang
mengakibatkan eksitasi ke kumparan medan generator
utama akan terhenti (loss excitation) dan
menyebabkan generator keluar dari kecepatan
sinkronnya. Jika terjadi loss excitation, maka relay
proteksi loss excitation akan bekerja dan generator
akan melepas beban. Setelah itu pindah posisi tuas
AVR di DCS dari AVR1 ke AVR2 dan kemudian
mensinkron kembali generator dengan turbin yang
masih berputar. Arus keluaran AVR2 akan mensuplai
kumparan medan generator exciter dan eksitasi ke
kumparan medan generator utama kembali normal.
Walaupun generator mati tetapi suplai tenaga listrik
tetap berjalan dikarenakan terdapat generator lain
yang mensuplai tenaga ke sistem.
Saat terjadi penambahan atau pengurangan
beban, maka sensor CT dan PT yang dipasang pada
line keluaran generator akan mendeteksi perubahan
yang terjadi. Perubahan nilai tersebut akan
memerintahkan AVR untuk menaikkan atau
menurunkan Voltage Adjusting Reosthat (VAR) agar
eksitasi ke rotor generator tetap terjaga sehingga
tegangan terminal generator utama dapat dijaga 22.8
kV.
Rele dibedakan dalam dua kelompok:
1. Komparator, mendeteksi dan mengukur kondisi
abnormal dan membuka/menutup kontak
(trip).
2. Auxiliary Rele, dirancang untuk dipakai di
auxiliary circuit yang dikontrol oleh Rele
komparator, dan membuka/menutup kontak-
kontak lain (yang umumnya berarus kuat)
3.2 Pengaruh Perubahan Beban pada
Generator Sinkron Saat Kondisi Beroperasi
Sendiri Penambahan beban merupakan penambahan
daya nyata maupun daya reaktif yang diambil dari
generator. Saat beban bertambah, maka arus menuju
beban yang keluar dari generator juga bertambah. Saat
beban bertambah, maka akan terjadi perubahan nilai
pada tegangan terminal generator yang bergantung
pada sifat beban lagging atau leading.
Untuk menjaga tegangan terminal tidak turun
dan tetap pada 22.8 kV dapat dilakukan dengan
langkah berikut :
1. Dengan menurunkan tahanan medan (Rf)
generator akan menaikkan arus medan (If).
2. Peningkatan arus medan (If) akan
mengakibatkan peningkatan fluks ().
3. Peningkatan fluks () akan mengakibatkan
peningkatan tegangan jangkar (Ea) (lihat
persamaan 4.2).
4. Peningkatan Ea akan mengakibatkan
peningkatan tegangan fasa (V) dan
tegangan terminal VT
Proses tersebut dapat juga dibalik untuk
menurunkan tegangan terminal. Prinsip ini yang
digunakan oleh AVR untuk mengatur sistem eksitasi
generator dengan sikat dengan mengatur tahanan
medan (Rf) yang diatur dengan AVR.
3.3 Sistem Pengaturan Eksitasi Generator
PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4
Gambar 6 Sistem Pengaturan Eksitasi Generator
pada PLTU Tanjung Jati B Unit 3 dan 4
Gambar di atas merupakan program untuk
pengaturan sistem eksitasi pada generator. Dari
program di atas dapat dilihat terdapat beberapa
informasi yaitu : informasi nilai – nilai besaran, kurva
kapabilitas generator,tombol FCB, AVR channel,
AQR, PSS, Thyristor, Thyristor cooling fan, dan
tombol pengaturan Gen Voltage Setter, Gen Power
Factor Setter, Gen Reactive Power Setter.
Pada gambar di atas posisi FCB sedang close
(ada aliran), AVR yang digunakan channel A, AQR
aktif, PSS aktif, thyristor cooling fan yang digunakan
channel B.
Data – data yang diperoleh pada saat itu
adalah generator voltage sebesar 22,73 V, generator
current sebesar 13,89 kA, generator reactive power
116,3 MVAR, tegangan medan 296,2 V, arus medan
3405,5 A, faktor daya 0,977, dan suhu generatornya
62,3o C.
Untuk pengaturan tegangan keluaran
generator, pada umumnya variable yang diubah-ubah
adalah pada bagian faktor dayanya ( pada bagian
tengah ). Dengan menurunkan nilai faktor daya, maka
daya reaktif yang dihasilkan generator juga akan
semakin besar. AVR secara otomatis akan mengatur
besarnya tegangan dan arus eksitasi yang akan
diberikan pada kumparan medan(rotor) sampai daya
reaktifnya sesuai dengan faktor daya yang diatur.
Namun, besarnya tegangan medan ini selalu berubah-
ubah karena sistem generator ini terhubung dengan
beban ( On Load ).
IV. Pembahasan Data Survey Lapangan
4.1 Hubungan Tegangan Medan Generator
dengan Arus Medan Generator
Gambar 7 Grafik hubungan tegangan medan generator
dengan arus medan generator
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara
tegangan medan generator dengan arus medan
generator. Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa
semakin besar tegangan medan yang diberikan maka
arus medannya akan semakin besar. Hal ini sesuai
dengan hukum Ohm. Hukum Ohm adalah suatu
pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus
dengan tegangan yang diterapkan kepadanya.
4.2 Hubungan Arus Medan Generator
dengan Tegangan Terminal Generator
Gambar 8 Grafik hubungan arus medan
generator dengan tegangan terminal generator
Grafik di atas menunjukkan hubungan antara
arus medan generator dengan tegangan terminal
generator. Seharusnya, semakin besar arus medan
yang diberikan pada rotor maka akan semakin besar
tegangan terminal yang dihasilkan generator. Namun,
pada grafik di atas menunjukkan hasil yang tidak
sesuai dengan teori. Sebenarnya jika diambil data
lebih dekat rentang waktunya, tegangan terminal
generator akan naik ketika arus medannya dinaikkan.
Ketika menaikkan arus medan, dibutuhkan time
response voltage yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
menyesuaikan tegangan terminal generator dengan
arus medan yang diterima pada rotor. Saat
pengambilan data mungkin didapatkan beberapa data
pada saat kondisi peralihan. Sehingga grafik yang
didapatkan tidak ideal.
4.3 Hubungan Daya Reaktif dengan Faktor
Daya
Grafik di bawah ini menunjukkan
hubungan antara daya reaktif yang dihasilkan
dengan faktor daya. Dari grafik di atas dapat
disimpulkan bahwa semakin kurang dari 1 faktor
dayanya maka daya reaktif yang dihasilkan
generator akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan
rumus :
𝑃 = 𝑉 𝐼 𝐶𝑜𝑠 𝜃
𝑄 = 𝑉 𝐼 𝑆𝑖𝑛 𝜃
220
270
320
370
420
27
56
.3
28
45
.3
29
57
.8
29
90
.6
30
65
.6
37
14
.8
37
57
40
03
.1
40
96
.9
41
48
.4
41
93
42
37
.5
Tega
nga
n M
edan
G
ener
ato
r (V
)
Arus Medan Generator (A)
Grafik Hubungan Tegangan Medan Generator-Arus Medan Generator
20
21
22
23
24
Tega
nga
n T
erm
inal
G
ener
ato
r (k
V)
Arus Medan Generator (A)
Grafik Hubungan Arus Medan Generator-Tegangan Terminal Generator
Gambar 9 Grafik hubungan daya reaktif
dan faktor daya
4.4 Hubungan Arus Medan Generator
dengan Suhu Rotor Generator
Gambar 10 Grafik hubungan arus medan
generator dengan suhu rotor generator
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin
besar arus medan yang diberikan pada rotor generator,
maka akan semakin besar suhunya. Hal ini terjadi
karena terdapat perubahan energi pada kumparan
medan rotor yaitu perubahan energi lisrik menjadi
energi kalor / panas.
V Penutup
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Kerja
Praktek yang dilaksanakan di PLTU Tanjung Jati B
adalah:
1. Tegangan dan arus eksitasi diperlukan
generator untuk pembangkitan medan
magnet pada kumparan medan / rotor.
2. Sistem eksitasi adalah proses penyuntikan
arus searah / DC ke field magnetik atau rotor
guna membangkitkan medan magnet pada
rotor. Sehingga dapat digunakan untuk
menyapu sisi stator untuk membangkitkan
GGL Induksi pada stator.
3. Sistem eksitasi yang digunakan pada PLTU
Tanjung Jati B merupakan sistem eksitasi
statis dimana bagian Eksitasi generatornya
tidak ikut berputar bersama rotor.
Penggunaan Slip ring dan Carbon brush
sebagai jembatan arus ke rotor
memungkinkan arus tetap tersuplay konstan
dan kontinu ke rotor.
4. Sistem eksitasi merupakan salah satu faktor
penting untuk mendukung stabilitas dan
kehandalan sistem tenaga listrik.
5. Nilai arus eksitasi harus dijaga agar selalu
sesuai dengan arus dasar pada sistem eksitasi
sehingga kestabilan sistem secara
keseluruhan tetap stabil.
6. Sistem eksitasi yang baik memiliki respon
yang cepat manakala terjadi gangguan
internal maupun eksternal yang
mempengaruhi kinerja generator.
7. Penaikan dan penurunan tegangan jangkar
(Ea) dipengaruhi oleh perubahan arus medan
(If) pada kemparan medan (rotor) generator
utama yang diatur oleh AVR secara otomatis.
5.2.Saran 1. Pada sistem eksitasi dengan sikat maka
perawatan sikat harus menjadi perhatian
utama demi menjaga kontinuitas pasokan
energi listrik. 2. Pada AVR sistem eksitasi dapat ditingkatkan
dengan sistem AVR yang mempunyai respon
yang cepat untuk menyesuaikan tegangan
keluaran generator dengan arus medan yang
diterima.
DAFTAR PUSTAKA [1]. Chapman, Stephen J. 2005. Electric
Machinery Fundamentals 4e. New York:
McGraw.
50
55
60
65
70
75
80
Suh
u R
oto
r G
ener
ato
r(D
egC
)
Arus Medan Generator (A)
Grafik Hubungan Arus Medan Generator- Suhu Rotor Generator
0.95
0.96
0.97
0.98
0.99
1Fakt
or
Day
a (P
F)
Daya Reaktif (MVAR)
Grafik Hubungan Daya Reaktif-Faktor Daya
[2]. Bimbra, P. S, ” Generalized Circuit Theory
of Electrical Machines”, Khanna Publisher,
India, 1975.
[3]. Chapman, Stephen J, “Electric Machinery
Fundamentals”, Third Edition Mc Graw
Hill Companies, New York, 1999.
[4]. Fitzgerald, A. E., Charles Kingsley, JR, ”
Electric Machinery” , McGraw-Hill Book
Company, Inc, New York, 1971.
[5]. Marsudi, Djiteng, “Operasi Sistem Tenaga
Listrik”, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta,
2006.
[6]. Mehta, V. K, “Principal of Electrical
Machines” , S. Chand & Company Ltd,
Ram Nagar, New Delhi, 2002.
[7]. Rhasid, Muhammad H, ”Power Electronic
: Circuits, Devices, and Applications”,
2ND ED, Prentice Hall, 1993.
[8]. Stamford AC Generators, “ Instalation,
Service & Maintenance Manual”, Newage
International.
[9]. Wijaya, Mochtar, ” Dasar-dasar Mesin
Listrik”, Penerbit Djambatan, Jakarta ,
2001.
[10]. Wildi, Theodore. 2002. Electrical
Machines, Drives and Power System 5e.
New York: Wiley.
BIODATA Pandita Margayu dilahirkan di
Karawang, 10 Februari 1995.
Telah menempuh studi mulai
dari taman Kanak-kanak
Maitreiya, Sekolah Dasar
Maitreiya pada tahun 2000, SMP
Negeri 1 Karawang tahun 2006,
SMA Negeri 1 Karawang tahun
2009 dan sekarang sedang
melanjutkan studi S-1 di Jurusan
Teknik Elektro Universitas Diponegoro, Semarang
Semarang, 16 Juni 2015
Dosen Pembimbing Penulis
Ir. Agung Nugroho, M.Kom Pandita Margayu
NIP 195901051987031002 21060112110152