216938729-persepsi

Upload: cantikapih

Post on 12-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Tugas Kelompok

Psikologi KognitifPERSEPSI

Oleh :

MUH. TIRTA PURNOMO (Q11112269)WAHID HASYIM(Q11112261)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDIN2014

1. Latar BelakangManusia merupakan mahluk social yang juga seorang mahluk individual, oleh sebab itu terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adanya perbedaan itulah yang menyebabkan seseorang menyenangi sesuatu dan orang lain tidak menyenanginya. Hal ini tergantung bagaimana seorang individu menanggapi sesuatu dengan kemampuan kognitif yang ia miliki. Manusia di lengkapi dengan kemampuan kognitif untuk memproses infomasi yang diperoleh dari lingkungannya melalui alat indera yang dimilikinya. Salah satu kemampuan kognitif yang dimiliki oleh seorang manusia adalah persepsi (Anderson, 2010).Dalam hal ini persepsi memengaruhi sikap, tingkah laku dan penyesuaian pada diri seseorang. Salah satu alasan mengapa persepsi sangat penting dalam hal menafsirkan suatu keadaan adalah kita masing-masing mempersepsi namun kita mempersepsi secara berbeda (Apruebo, 2005). Persepsi disini merupakan proses yang hampir bersifat otomatik, dan ia bekerja dengan cara yang hampir serupa pada individu masing-masing tetapi meskipun bekerja dengan cara sama namun persepsi yang dihasilkan pada masing-masing individu berbeda-beda karena berbagai faktor yang memengaruhinya.Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita tapi secara psikis pengertian itu tidaklah tepat. Secara sederhana persepsi mengandung arti cara seseorang dalam memahami sesuatu atau bagaimana ia melihat suatu objek (Apruebo, 2005). Persepsi juga berarti proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadaop objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Oleh karena itu, dapat dikatakan melalui persepsi-lah proses kognisi dimulai.

2. Isia. Definisi PersepsiPersepsi (perception) merupakan tahap paling awal dari serangkaian pemroses informasi. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang untuk mendeteksi atau memperoleh dan memproses rangsangan yang diperoleh oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung. Persepsi dapat dikatakan sebagai suatu proses menafsirkan informasi yang telah diperoleh dari system alat indera manusia (Suharnan, 2005).Persepsi juga merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu (Davidoff;Goldstein, 2011).Ling, J & Catling, J (2012) mengemukakan jika persepsi merupakan serangkaian proses rumit yang dilalui dimana kita memperoleh dan menginterpretasikan atau memberi makna dari informasi yang didapatkan melalui indra. Dalam hal ini pun persepsi dapat diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera. Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat kompleks, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi. Persepsi pun bersifat sangat cepat dan otomatis.Berdasarkan pemahaman tersebut, maka perspsi mencakup dua proses yang berlangsung secara serempak antara keterlibatan aspek-aspek dunia luar (stimulus-informasi) dengan dunia di dalam diri seseorang (Suharnan, 2005). Dua proses dalam persepsi itu disebut bottom-up atau driven processing (aspek stimulus)dan top-down atau conceptually driven processing (aspek pengetahuan seseorang). Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut. Dengan demikian,suatu objek dapat dipersepsi berbeda oleh dua orang,akibat perbedaan pengetahuan yang dimiliki masing-masing orang mengenai objek itu.

b. Bentuk-Bentuk PersepsiApruebo (2005) mengemukakan bentuk-bentuk persepsi yaitu :1. Persepsi visualPersepsi visual didapat melalui indera pengelihatan yaitu mata.2. Persepsi auditoriPersepsi auditori didapat melalui indera pendengaran yaitu telinga.3. Persepsi perabaPersepsi peraba didapat melalui indera taktil yaitu kulit.4. Persepsi Penciuman Persepsi penciuman atau olfaktori didapat melalui indera penciuman yaitu hidung.5. Persepsi pengecapanPersepsi pengecapan atau rasa didapat melalui indera pengecapan yaitu lidah.

c. Syarat terjadinya persepsiAnderson (2010) mengemukakan beberapa hal untuk dapat terjadinya persepsi yaitu:a. Adanya suatu objek yang akan dipersepsiObjek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam, yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris), yang bekerja sebagai reseptor.b. Adanya perhatian (Attention)Perhatian yang dimaksudkan adalah langkah pertama untuk mengadakan persepsi.c. Adanya alat indera atau reseptorAdanya alat indera sebagai reseptor penerima stimulus yang didapatkan yaitu saraf sensoris sebagai alat untuk menerusan stimulus ke otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris untuk memberikan respon.

d. Faktor yang mempengaruhi persepsiThoha (2003) mengemukakan bahwa persepsi secara umumdisebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya pengalaman dan ingatan, suasanan hati, perhatian, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisik. Meskipun individu memandang pada satu benda / hal yang sama, mereka dapat mempersepsikan benda/hal tersebut dengan berbeda-beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi. Faktor-faktor ini dari:a. Pelaku persepsi (perceiver).b. Objek atau yang dipersepsikan.c. Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.Gilmer (Goldstein, 2011) mengemukakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar, motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat yang bersifat subyektif yang mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan berbeda satu sama lain.Persepsi selalu dipengaruhi oleh dua proses yang saling melengkapi dan bukan berjalan sendiri-sendiri (Suharnan, 2005). Proses-proses tersebut adalah bottom- up processing dan top-down processing. Hal ini berarti suatu persepsi atau interpretasi mengenai suatu stimulus akan ditentukan oleh kombinasi antara sifat-sifartr yang ada pada stimulus yang dipersepsi itu (bottom- up) dengan pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan seseorang dengan stimulus yang ada (top-down). Dengan kata lain faktor-faktor-faktor yang memengaruhi yaitu (1) informasi yang ditampilkan oleh stimulus pada waktu itu dan, (2) pengetahuan serta pengalaman yang relevan yang dimiliki dan telah disimpan di dalam ingatan seseorang. Selain itu ada pula prinsip tambahan antara lain familiaritas, ukuran,intensitas dan gerak.

e. Proses MempersepsiPersepsi, pengenalan, penalaran, dan perasaan kadang-kadang disebut variabel psikologis yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Sudah tentu, ada pula cara lain untuk mengonsepsikan lapangan psikologi, namun rumus S-R dikemukakan di sini karena telah diterima secara luas oleh para psikolog dan karena unsur-unsur dasarnya mudah dipahami dan digunakanoleh ilmu sosial lainnya (Hennessy; Toha, 2003).Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.2. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.3. Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.

Proses terjadinya persepsi melalui tiga proses yaitu proses fisik, proses fisiologis dan proses psikologis. Proses fisik berupa objek menimbulkan stimulus, lalu stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses fisiologis berupa stimulus yang diterima oleh indera diteruskan oleh saraf sensoris ke otak. Sedangkan proses psikologis berupa proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima.

Bottom-up dan Top-Down

Persepsi bottom-up bersumber dari stimulus-stimulus yang nyata, yang mana stimulus-stimulus tersebut bisa di inderai oleh alat-alat indera manusia dan objek tersebut mempunyai kriteria fisik, atau bisa dikatakan objek tersebut adalah objek yang nyata. Jadi persepsi bottom-up ini menekankan pentingnya stimulus sensorik, mengindikasikan bahwa pemrosesan stimulus-stimulus berlangsung secara sederhana dan langsung. Dan secara langsung membantu manusia dalam memahami beberapa persepsi awal terhadap kesan-kesan sensorik. Sedangkan Persepsi yang top-down bersumber atau berasal dari memori yang telah disimpan didalam ingatan manusia. Persepsi top-down ini membantu kita dalam memahami bagaimana kesan-kesan sensorik dipahami oleh otak.

Bottom-up

Langkah pertama dalam persepsi adalah stimulasi reseptor oleh rangsangan dari lingkungan. Terkait tentang sinyal yang dihasilkan dalam reseptor visual, kita dapat melihat suatu objek karena cahaya yang dipantulkan dari objek tersebut masuk ke mata, merangsang reseptor, lalu sinyal-sinyal listrik mulai bergerak menuju daerah penerima visual dalam korteks. Pengolahan ini disebut bottom-up. Semua pengalaman indrawi kita, dengan pengecualian dari situasi dimana kita mungkin membayangkan sesuatu yang diakibatkan oleh terbenturnya kepala kita, dimulai dengan proses bottom-up. Kita dapat menggambarkan proses bottom-up baik secara fisiologis dan perilaku.

Fisiologis

Kita melihat bahwa stimulasi reseptor memicu serangkaian peristiwa di mana sinyal listrik yang dikirimkan dari reseptor ke otak . Mempersepsikan suatu objek terjadi setelah sinyal-sinyal listrik yang dimulai di reseptor mencapai otak. Efek awal sinyal-sinyal di korteks telah ditentukan dengan merekam sinyal-sinyal listrik dari neuron individu. Neuron pada korteks yang merespon bentuk sederhana seperti garis atau bar dengan orientasi tertentu disebut fitur detektor karena mereka menanggapi fitur sederhana.

Mengamati burung, atau benda lainnya, tergantung pada aktivitas di luar korteks visual, tetapi fitur detektor respon adalah langkah pertama dalam respon otak ke objek . Jadi, ketika kita melihat sebuah benda seperti burung, neuron di korteks visual yang merespon orientasi spesifik terkait fitur pohon , seperti paruh dan sayap.

Behavioral

Ketika kita melihat sebuah onjek, burung misalnya. Persepsi kita terhadap objek tersebut mungkin saja kita persepsikan sebagai burung dengan hanya melihat fitur-fitur yang ada seperti sayap dan paruh karena penggabungan informasi yang diberikan oleh penembakan detector-detektor fitur. Pendekatan perilaku untuk ini diusulkan oleh Irving Biederman (1987). Idenya , disebut Pengakuan oleh Komponen (Recognition By Component) teori, mengusulkan bahwa kita melihat objek dengan mengamati fitur dasar (Goldstein, 2010)Salah satu karakteristik persepsi objek menurut RBC adalah bahwa kita dapat mengenali sebuah objek jika kita mampu melihat beberapa dari potongannya . Sebagai contoh, Biederman menunjukkan bahwa sebuah pesawat yang memiliki total sembilan potongan, 78 persen akan diidentifikasi sebagai pesawat meskipun hanya tiga potongan yang hadir , dan 96 persen jika enam potongan yang hadir. Kita juga dapat melihat benda-benda bahkan jika bagian dari potongan yang dikaburkan.

Top Down

Pengolahan top-down menunjukkan bahwa kita membentuk persepsi kita mulai dengan objek yang lebih besar, konsep, atau ide sebelum bekerja dengan cara kami menuju informasi lebih lanjut. Dengan kata lain, proses top-down terjadi ketika kita bekerja dari umum ke khusus; gambaran besar ke rincian kecil. Dalam proses top-down, kesan abstrak dapat mempengaruhi data indrawi yang Anda kumpulkan

Sternberg (2011) mengemukakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.2. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf-saraf sensoris.3. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.4. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.

Disisi lain para ahli mengemukakan bahwa persepsi melalui tiga tahapan yaitu:a. Tahap penerimaan stimulus, baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan informasi tentang stimulus yang ada.b. Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta pengorganisasian informasi.c. Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, serta pengetahuan individu.

f. Teori GestaltSebagian besar dari prinsip-prinsip persepsi merupakan prinsip pengorganisasian berdasarkan teori Gestalt. Teori Gestalt percaya bahwa persepsi bukanlah hasil penjumlahan bagian-bagian diindera seseorang, tetapi lebih dari itu merupakan keseluruhan (the whole). Teori Gestalt menjabarkan beberapa prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana seseorang menata sensasi menjadi suatu bentuk persepsi. Menurut teori Gestalt secara alamiah manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur di dalam mengorganisasikan objek-objek persepsual. Stimulus dari lingkungan cenderung diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara-cara yang sama oleh kebanyakan orang. Teori Gestalt mengajukan beberapa prinsip tentang kecenderungan-kecenderungan orang didalam pengenalan pola yang berkaitan dengan dengan objek atau informasi visual.Sternberg (2011) mengemukakan mengenai prinsip-prinsip gestalt mengenai persepsi visual, sebagai berikut:1. Figur - Latar.Ketika fokus pada suatu bidang visual, beberapa objek (figure) tampak menonjol, sementara aspek-aspek bidang yang lain luruh menjadi latar.2. ProximitasKetika focus pada sekumpulan objek, kita cenderung mencari objek-objek yang menutup satu sama lain untuk membentuk kelompok.3. Similaritas Objek-objek visual yang memiliki struktur sama atau mirip cenderung di persepsi atau dilihat sebagai satukesatuan (kelompok).4. KontinuitasKita lebih cenderung focus pada aliran halus atau bentuk-bentuk berkelanjutan, dan bukannya bentuk-bentuk yang terputus-putus atau tidak berkesinambungan.5. KlosurMelalui persepsi, bentuk-bentuk yang sudah kita kenal, walau hanya nampak sebagian atau tidak sempurna, kita lihat sebagai sempurna.

g. Fenomena dalam persepsiSuharnan (2005) mengemukakan beberapa fenomena dalam persepsi yaitu:1. Persepsi bawah sadar (sublimical perception)Persepsi terhadap suatu objek dapat terjadi tanpa disengaja atau disadari oleh seseorang. Biasanya persepsi tersebut tertuju pada objek, gambar atau kata-kata yang ditampilkan di dalam waktu yang relatif singkat atau sedikit dalam rangkaian suatu peristiwa. Persepsi subliminal terjadi apabila stimulus yang tampaknya tidak diperhatikan atau tanpa disadari keberadaanya oleh seseorang namun secara diam-diamstimulus itu mempengaruhi perilaku orang yang bersangkutan dikemudian hari.Persepsi subliminal terjadi ketika stimulus disajikan di bawah ambang batas atau Limen untuk kesadaran ditemukan untuk mempengaruhi pikiran, perasaan , atau tindakan . Istilah persepsi subliminal awalnya digunakan untuk menggambarkan situasi di manarangsangan yang lemah dipandang tanpa kesadaran .2. Ilusi atau kesalahan persepsi (error of perception)Kesalahan persepsi biasanya disebut ilusi (illusion) terjadi ketika seseorang mempersepsi suatu objek secara tidak tepat atau tidak sesuai dengan keadaan semestinya (realitas objektif). Ilusi memainkan peran penting di dalam pengetahuan visual sebab ilusi menstimulasi pikiran manusia menurut mekanisme tertentu yang mendasar.3. Menghindar persepsi (perceptual defence)Fenomena menghindar atau menolak agar tidak terjadi suatu persepsi terhadap stimulus yang dihadirkan pada seseorang, Seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya stimulus yang bermuatan emosi cenderung kurang siap untuk dipersepsikan daripada stimulus yang netral contoh apabila kepada seseorang diucapkan kata tabu, cabul atau dapat membangkitkan kenangan masa lalu yang traumatis, maka ia cenderung akan menghindari untuk mempersepsi kata-kata itu. Biasanya dilakukan seseorang dengan menutup telinganya, memalingkan muka atau mengalihkan perhatiannya kepada pembicaraan yang lain untuk menghindari terjadinya persepsi terhadap ucapan-ucapan itu. Situasi ini mengakibatkan stimulus itu tidak berada dalam kesadaran penuh yang siap dipersepsikan oleh seseorang melainkan diambang kesadaran (threshold).

h. Persepsi dan SensasiSensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Dalam hal ini proses sensasi dan persepsi itu berbeda, dalam ungkapan lain disebut, sensasi adalah penerimaan stimulis lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak (Goldstein,2010).

i. Review Jurnal

Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang untuk mendeteksi atau memperoleh dan memproses rangsangan yang diperoleh oleh alat indera. Persepsi juga merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut. Jurnal yang kami ambil menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan persepsi konsumen terhadap komponen brand image KFC yang diantaranya ialah citra pembuat, citra pemakai, dan citra produk. Mengetahui pengaruh secara parsial persepsi konsumen terhadap komponen brand image KFC. Mengetahui komponen brand image KFC yang paling dominan berpengaruh terhadap persepsi konsumen.Kesimpulan dalam jurnal ini berkenaan dengan teori tentang proses persepsi yang terbagi atas dua, yakni Bottom-Up process dan Top-Down Process dimana pada Bottom-Up Process digambarkan bahwa persepsi terhadap suatu objek dapat tercipta atau timbul hanya dengan adanya fitur-fitur yang merujuk pada suatu objek tertentu. Dalam kesimpulan jurnal ini, disebutkan bahwa brand image KFC memiliki pengaruh secara parsial. Seperti pada penjelasan proses mempersesikan pesawat pada pembahasan materi sebelumnya, pada kasus ini, orang akan mempersepsikan searah salah satu dari ketiga brand image KFC. Jika salah satunya saja baik, maka hasil akhirnya akan ikut menjadi baik, dengan kata lain, produk tersebut bagus.Sementara pada kesimpulan pertama yang menyebutkan bahwa brand Image KFC memliki pengaruh secara simultan, berkenaan dengan proses persepsi top-down, dimana pada proses mempersepsikan ini sebuah objek dilihat secara keseluruhan, seperti yang dijelaskan pada teori Gestalt. Jadi untuk dapat memutuskan apakah sebuah produk iu bagus, maka harus melihat keseluruhan komponen penjualan yang ada.

3. KesimpulanPersepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang untuk mendeteksi atau memperoleh dan memproses rangsangan yang diperoleh oleh alat indera. Persepsi juga merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu objek disamping dipengaruhi oleh penampilan objek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai objek tersebut.Persepsi meliputi panca indera, sentuhan, penglihatan, rasa bau dan rasa. Ini juga mencakup apa yang dikenal sebagai proprioception, seperangkat indera yang melibatkan kemampuan untuk mendeteksi perubahan posisi tubuh dan gerakan. Hal ini juga melibatkan proses kognitif yang diperlukan untuk memproses informasi, seperti mengenali wajah teman atau mendeteksi aroma familiar. Persepsi hanya dapat terjadi jika memiliki objek persepsi, perhatian dan ada indra yang digunakan untuk mempersepsi. Persepsi dapat terjadi secara parsial maupun simultan. Dalam hal ini, seseorang dapat saja mempersepsi suatu objek hanya dengan melihat beberapa potongan fiturnya saja, namun dalam kasus lain, seseorang hanya akan dapat mempersepsikan suatu injek jika melihat secara keseluruhan dari objek tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Apruebo, R.A. (2005). Psychology. Manila: UST Publishing House.Anderson, J.R (2009). Cognitive Psychology and Its Implications. USA: Worth PublisherGoldstein, E.B. (2010). Cognitive Psychology Connecting Mind, Research and Everyday Experience with Coglab Manual, 3rd Edition. USA: WadsworthLing, J & Catling, J. (2012). Psikologi Kognitif. Jakarta: Penerbit Erlangga.Suharnan, M.S (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.Strenberg, J.R. (2010). Cognitive Psychology, 6th Edition. USA: Wadsworth.Toha,M. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Walgito,B. (2002) PengantarPsikologiUmum.Ed.3.Yogyakarta:AndiWalgito,B. (2002) Psikologi Sosial (Suatu Pengantar) edisi 3.Yogyakarta:Andi