3) komunikasi interpersonal
DESCRIPTION
Kuminkasi Interpersonal: ilmu komunikasiTRANSCRIPT
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Pengertian
Komunikasi antar pribadi melibatkan antara dua orang partisipan, jarak fisik yang dekat, partisipan menggunakan banyak saluran sensoris dan umpan baliknya bersifat segera.
Ketrampilan Dasar KAP
Saling Memahami: Sikap percaya, pembukaan diri, penerimaan
Mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita dengan tepat & jelas. Disertai sikap hangat & rasa senang serta kemampuan mendengarkan
Saling menerima, memberi dukungan atau saling menolong
Memecahkan konflik dg konstruktif
Konsep Diri Keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang
terhadap dirinya. Mencakup aspek kognitif (self-image) dan afektif (self-esteem).
Konsep diri dipengaruhi oleh orang lain dan reference group.
Konsep diri sangat berpengaruh pada komunikasi interpersonal karena orang akan bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya --You are what you think
Konsep diri negatif: peka pada kritik, responsif pada pujian, merasa tidak disenangi, pesimis
Konsep diri positif: yakin pada kemampuan, merasa setara, menerima pujian tanpa malu, sadar akan ‘perbedaan’ , mampu memperbaiki diri
Konsep Diri Faktor yang Mempengaruhi
Pola asuh orang tua Kegagalan Depresi Kritik internal
Merubah Konsep Diri Bersikap obyektif dalam mengenali diri
sendiri Hargailah diri sendiri Jangan memusuhi diri sendiri
Self Disclosure
Mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini tersebut
Self Disclosure
Jendela Johari (Josep Luft & Harry Ingham) Kuadran 1: Terbuka Kuadran 2: Gelap Kuadran 3: Tersebunyi Kuadran 4: Tak diketahui
Menyingkapkan & tidak menyingkapkan (berbagai motif & tujuan) berisiko keburukan diketahui orang lain.
Jendela Johari
Tahu Tidak Tahu
Terbuka (1)
Gelap (2)
Tersembunyi (3)
Tak diketahui (4)
Tahu
TdkTahu
DIRI SENDIRI
ORG LAIN
1 2
3 4
Asertif sikap mampu bertindak sesuai dengan
keinginannya, membela hak dan tidak dimanfaatkan orang lain.
ungkapan perasaan, pendapat, dan kebutuhan kita secara jujur dan wajar.
mengomunikasikan apa yang kita inginkan secara jelas dengan menghormati hak pribadi kita sendiri dan hak orang lain.
Sikap asertif berbeda dengan agresif. Sikap agresif membela diri sendiri dengan cara melanggar hak orang lain.
Perilaku agresif sering bersifat menghukum, kasar, menyalahkan atau menuntut. Hal ini termasuk mengancam, melakukan kontak fisik, berkata-kata kasar, komentar menyakitkan dan juga menjelek-jelekkan orang lain di belakang.
Contoh, yaitu reaksi seseorang saat menolak suatu permintaan.
Bagi orang yang agresif, ia akan langsung mengatakan dengan tegas, ''Tidak mau!’
Berbeda dengan orang yang pasif, ia akan memilih diam. ''Karena ingin menolak, tapi tidak enak.''
Bagaimana cara yang asertif? Orang yang asertif akan berkata, ''Maaf ya, saya tidak bisa.''
4 TIPE PERILAKUPasif-agresif
AgresifAsertifpasif
4 TIPE PERILAKU
PASIFI’m not OK, You are OK
PASIF-AGRESIFI’m not OK, You’re not OK
AGRESIFI’m OK, You’re not OK
ASERTIFI’m OK, You are OK
PERILAKU PASIF
Perilaku tidak spontan/ jujur I’m not OK (meremehkan diri) You are OK (menghargai orang lain) Solusi win-loose Ekspresi wajah tidak berani menatap Tubuh tidak tegap Tangan sering kali diremas-remas Tekanan suara lemah
PERILAKU AGRESIF
Perilaku spontan I’m OK (menganggap diri benar) You are not OK (meremehkan orang lain) Solusi win-loose solution Ekspresi wajah melotot, Tekanan suara meningkat
PERILAKU PASIF-AGRESIF
Pasif ketika situasi berlangsung, agresif di belakangnya. Perilaku yang banyak di lakukan di Indonesia.
I’m not OK (meremehkan diri) You are OK (menghargai orang lain) Solusi loose win
PERILAKU ASERTIF
Perilaku spontan/ jujur I’m OK (Ekspresi kejujuran) You áre OK (menghargai orang lain) Solusi win-win Ekspresi wajah menatap lawan bicara Tekanan suara tepat Tubuh tegap
Mendengarkan (Listening)
MendengarGelombang suara diterima oleh telinga dan merangsang impuls-impuls syaraf ke otak. Toleransi telinga 55-85 db. Kemampuan memproses informasi pendengar 4 kali lebih cepat dari rata-rata orang bicara sehingga pendengar punya ‘waktu luang’ yang menjadikan pendengar segara bosan dan mulai melamun.
MemperhatikanSejumlah rangsangan berlomba merebut perhatian kita. Kita selalu membuat perhatian selektif, yaitu dengan memperhatikan rangsangan tertentu, sambil membuang rangsangan lainnya.
MemahamiProses pemberian makna pada kata yang kita dengar, sesuai dengan makna yang dimaksudkan. Menunda penilaian akan membuat kita mendengarkan lebih efektif.
MengingatMenyimpan informasi untuk diperoleh kembali. Memori jangka pendek & jangka panjang. Melatih memori jangka pendek agar bertahan lebih lama dengan pengulangan.
Jenis-jenis mendengarkan
Mendengarkan yang menyenangkan--hanya untuk hiburan saja
Mendengarkan secara diskriminatif--mendengarkan serius dan untuk situasi penting
Mendengarkan secara kritis--digunakan bila ada kecurigaan pada akurasi, terutama pada penggunaan analogi, contoh, statistik, kesaksian/kutipan.
Mendengarkan dengan empati (mendengarkan dengan telinga ke3)--mendengarkan yang ‘tersirat’ serta ‘terlibat’ dapat meningkatkan kepekaan kita pada orang lain, memberi penghargaan dan membesarkan hati pembicara.
Hambatan Mendengarkan Efektif Ashenbrener & Snalling(1988)
Penilaian: kecenderungan untuk menilai apa yang kita dengar seringkali sebelum kita dengar selengkapnya
Keasyikan: kita meyakini apa yang kita pikirkan lebih penting daripada apa yang dikatakan orang lain
Mendengar semu: berpura-pura mendengarkan. Bahasa tubuh mengatakan kita memperhatikan , tetapi pikiran mengembara entah kemana.
Semantik: makna-makna yang unik dalam suatu bidang tertentu menciptakan kesalahpahaman bila dipakai dalam masalah yang tidak relevan.
Bicara terlalu banyak: Lebih suka bicara daripada mendengar
Takut:kadang kita diam karena takut terhadap apa yang akan dikatakan orang lain
Memperbaiki cara mendengarkan
MemperhatikanHasil survei: Komunikator yang baik merupakan pendengar yang buruk!
Mendengarkan inti gagasan (anticipatory set)Membandingkan harapan pendengar dengan hasil sebenarnya akan membuat pendengar memperhatikan pembicara apakah dugaannya benar
o Menggunakan waktu luango Waktu luang dapat dapat digunakan untuk
melamun dan mendengarkan secara salah , atau dapat digunakan lebih bermanfaat untuk memperbaiki pemahaman dan pengingatan pesan-pesan pembicara.
o Caranya dengan: Menduga apa yang akan dibicarakan pembicara dari konteks yang telah dikatakan, ingatlah dalam hati hal-hal yang telah dikatakan, gunakan tes berpikir kritis, dengarkan isyarat non-verbal.
Nisbet (1988)
Bersabar--Jangan menyatakan makna yang dimaksud pembicara sebelum pembicara selesai
Sediakan waktu--Jika tidak punya waktu lebih baik berterus terang daripada setengah hati
Memperhatikan dengan baik–Pusatkan pikiran pada subjek dan pembicaranya
Bersiaplah mendengarkan–Bukalah diri untuk menerima pendapat orang lain
Jangan bereaksi berlebihan terhadap pesan—Tahan perasaan
Jangan bereaksi berlebihan terhadap pembicara—Fokuskan pada isi pesan bila pembicara membosankan anda
Jangan berpura-pura—Jangan berpura-pura mendengarkan
Jangan keasyikan oleh pikiran anda sendiri—Abaikan dulu masalah lain, pusatkan pikiran anda pada pembicara dan pesannya.