3924 (3)nbmb
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
1/108
i
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 02 DOPLANG
KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN
2009 / 2010
OLEH
DITE PONIYATUN
NIM X 7108650
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
2/108
ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SD
NEGERI 02 WUKIRSAWIT TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
Nama : Warsono NIM : X7108786
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2010
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Jenny Is Poerwanti, M.Pd Dra. Siti Istiyati, M.Pd NIP. 19630125198703 2 001 NIP. 19610819198603 2 001
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
3/108
iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul:
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 02 DOPLANG KARANGPANDAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh :
Nama : Dite Poniyatun
NIM : X7108650
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd .......................
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd .......................
Anggota I : Dra. Jenny Is Poerwanti, M. Pd .......................
Anggota II : Dra. Siti Istiyati, M. Pd .......................
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd
NIP 19600727198702 1 002
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
4/108
iv
ABSTRAK
Dite Poniyatun, PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV SDN 02
DOPLANG KARANGPANDAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi,Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas MaretSurakarta, Juli 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : meningkatkan motivasi belajar siswamelalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelasIV SDN 02 Doplang, melalui penggunaan model kooperatif tipe NHT.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas melalui dua siklus.Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan tindakan ( planning),
penerapan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting).Teknik pengumpulan data peningkatan motivasi belajar IPS melalui penggunaanmodel kooperatif tipe NHT digunakan teknik angket dan observasi. Teknikanalisis data yang digunakan adalah model interaktif analisa Miles & Hubermanyang terdiri dari reduksi data, sajian data, dan verivikasi data atau penarikansimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan motivasi belajar siswakelas IV SDN 02 Doplang. Pada pra tindakan diperoleh rata-rata motivasi belajarsiswa sebesar 60,88, siklus I sebesar 72,80, siklus II sebesar 84,20, ini berartimengalami peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 23,32%.
Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPSkelas IV dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar IPS di SDN 02Doplang Karangpandan.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
5/108
v
ABSTRACT
Dite Poniyatun, USING STUDY OF CO-OPERATIVE LEARNING MODELNHT TYPE TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION IN
STUDYING OF SOCIAL STUDIES THE GRADE IV SDN 02 DOPLANG
KARANGPANDAN IN SCHOOL YEAR 2009/2010. Skripsi, Surakarta:Teacher Training Education Faculty Sebelas Maret University of Surakarta, July2010.
The purpose of this study are to: improve students’ motivation by usingmodel of NHT cooperative learning in the grade students’ of IV SDN 02 Doplang,through the use of NHT type cooperative model.
The form of the research is action research consists of planning (planning),action (action), observing (observation), and reflection (reflection). Data
collection techniques to improve motivation to learn social studies using a modelcooperative type NHT used questionnaires and observation techniques. The dataanalysis technique used is an interactive model of Miles & Huberman analysisconsisted of data reduction, data, and data verification token or draw conclusions.
Based on the results of this study concluded that: the using of cooperativelearning model NHT type can increase the motivation of students of SDN 02Doplang fourth grade. In the pre-action obtain by the average students’ motivation60,88, cycle first for 72,80, cycle II for 84,20 it means an increased students’motivation average 'for 23,32%.
Thus it can be proposed recommendation that the using of cooperativelearning model NHT Study type in the four social classes of learning can improvelearning motivation and learning achievement in the SDN 2002 social studiesDoplang Karangpandan.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
6/108
vi
MOTTO
Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit
kembali setiap kali kita jatuh.
(Confusius)
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil,kita baru yakin kalau
kita telah berhasil melakukannya dengan baik.
(Evelyn Underhill)
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
7/108
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua terhormat
2.
Suami tercinta
3. Putriku tersayang
4. Teman-teman kelas C
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
8/108
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pujian hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.
Karena atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, setapak selangkah dan akhirnya
Skripsi ini dapat terselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan, pengarahan, dan
dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
2.
Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).
3. Drs. Kartono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta (UNS).
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi PGSD Jurusan
Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta (UNS).
5. Dra. Jenny Is Poerwanti, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah tulus ikhlas
dan sabar meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta pengarahan dalam
penyusunan Skripsi ini.
6. Dra. Siti Istiyati, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah tulus ikhlas dan
sabar meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta pengarahan dalam penyusunan
Skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program S1 PGSD, Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan bagi peneliti.
8.
Kepala Sekolah SD Negeri 02 Doplang yang telah memberikan ijin penelitian.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
9/108
ix
9. Bapak dan Ibu Guru SD Negeri 02 Doplang yang selalu memberikan motivasi
kepada saya.
10. Bapak dan ibu tercinta yang telah memberikan cinta dan kasih sayang, doa,
dan dorongan baik moril maupun materiil serta nasihat-nasihatnya yang selalu
menjadi inspirasiku.
11. Suami dan anakku tercinta terima kasih atas doa dan dukungan kalian.
12. Teman-teman Kelas C S1 Kualifikasi ’08 cowok Endra Wisnu, Joko Karyadi,
Doni Prasetyo, Tomi, Farid, dan Wendy Warsono tetap semangat menghadapi
apapun.
13. Teman-teman Kelas C S1 Kualifikasi ’08 cewek Bu Diyah, Yunita, Rinna,
Ifah, Unin, Aprilia, Ima, Irma, Febi, Dian, Sisviana, Siti, Puji, dan masih
banyak lagi yang ak bisa kusebut satu persatu makasih untuk persahabatannya
selama ini.
14.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, yang secara
langsung berperan dalam penyusunan Skripsi ini.
Semoga bantuan yang diberikan pada peneliti mendapat balasan yang
setimpal dari serta kebahagiaan dunia dan akhirat.
Peneliti sadar bahwa Skripsi ini kurang sempurna, namun harapan peneliti
semoga Skripsi ini memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan
pendidikan dan ilmu pengetahuan khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi
pembaca semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
10/108
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iiiHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ivHALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vHALAMAN ABSTRACT.............................................................................. viHALAMAN MOTTO .................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viiiKATA PENGANTAR.................................................................................... ix DAFTAR ISI................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi masalah Masalah ............................................... 5
C. Pembatasan masalah ............................................................ 5
D.
Perumusan masalah .............................................................. 5
E.
Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F.
Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ................................................................... 8
1. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar IPS.......................... 8
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT...... 27
B. Penelitian yang Relevan ....................................................... 39
C. Kerangka Pemikiran ............................................................ 40
D. Hipotesis Penelitian ............................................................. 42
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 43B. Subjek Penelitian ................................................................ 43
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ............................................. 43
D. Sumber Data ........................................................................ 45
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 45
F. Validitas Data ...................................................................... 47
G. Analisis Data ........................................................................ 48
H. Indikator Kinerja ................................................................... 50
I. Prosedur Penelitian ................................................................ 50
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
11/108
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Awal............................................................. 57
B.
Deskripsi Data Tindakan ...................................................... 62C. Pembahasan Hasil Penelitian................................................ 83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................... 88
B. Implikasi ............................................................................... 88
C. Saran ..................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 91 LAMPIRAN.................................................................................................... 95
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
12/108
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Frekuensi Motivasi Belajar Pra Tindakan................................................. 59
2. Frekuensi Hasil Belajar IPS Sebelum Tindakan ...................................... 61
3. Nilai Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus I ........................................... 71
4. Hasil Nilai Belajar Siklus I ....................................................................... 72
5. Perbandingan Nilai angket Motivasi dan Ahsil Belajar Siklus I .............. 73
6. Frekuensi Motivasi Belajar Siklus II ........................................................ 81
7. Hasil Nilai Belajar Siswa Siklus II ........................................................... 82
8. Perbandingan Nilai Motivasi dan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II..... 82
9. Data Rata-Rata Nilai Angket Motivasi dan Nilai IPS Siswa.................... 74
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
13/108
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Kerangka Berpikir ..................................................... 41
2. Gambar Langkah Pelaksanaan Siklus ..................................................... 44
3. Gambar Bagan Siklus Analisis Interaksi .................................................. 49
4. Gambar Grafik Frekuensi Motivasi Belajar Pra Tindakan ....................... 60
5. Gambar Grafik Frekuensi Hasil Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan......... 62
6. Gambar Grafik Frekuensi Motivasi Belajar Siklus I ................................ 72
7. Gambar Grafik Frekuensi Hasil Belajar Siklus I ...................................... 73
8. Grafik Perbandingan Nilai Angket dan hasil Belajar Pra tindakan Dan siklus
I............................................................................................................... 74
9. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siklus II........................................ 81
10. Grafik Peningkatan Hasil Belajar IPS Siklus II....................................... 82
11. Grafik Rata-Rata Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS... 86
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
14/108
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Tes Hasil Evaluasi Sebelum Tindakan ................. 95
2. Nilai Hasil Tes IPS sebelum Tindakan ................. 96
3. Lembar Observasi ................. 97
4. Rencana Pelaksanaan pembelajaran Siklus I ................. 98
5. Rencana Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................. 108
6. Pedoman Observasi ................. 114
7. Lembar Observasi Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran ................. 115
8. Kisi-Kisi Observasi Siswa dalam Pembelajaran ................. 117
9. Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Siklus I ...................................................................................................... 118
10. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 1 ................................................................................. 120
11. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Siklus I Pertemuan 2 ................................................................................ 121
12. Rekapitulasi Observasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ................. 122
13.
Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Pembelajaran Siklus I.............. 12314. Lembar Observasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan I...... 125
15. Lembar Observasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II Pertemuan II..... 126
16. Rekapitulasi Observasi Siswa dalam Pembelajaran Siklus II ................. 127
17. Rekapiotulasi Observasi Siswa dalam Pembelajaran ................. 128
18. Kisi-kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ................. 129
19. Angket Motivasi Belajar IPS ..................................................................... 131
20. Hasil Angket Motivasi Pra Tindakan......................................................... 135
21. Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus I.................................................... 136
22.
Hasil Angket Motivasi Belajar Siklus II................................................... 13723. Rekapitulasi Hasil Angket Motivasi ......................................................... 138
24. Hasil angket Motivasi Per Aspek Pra tindakan......................................... 139
25. Hasil Angket Motivasi Per Aspek Siklus I................................................ 140
26. Hasil Angket Motivasi Per Aspek siklus II................................................. 141
27. Nilai Hasil Tes IPS Siklus I......................................................................... 142
28. Nilai Hasil Tes IPS Siklus II........................................................................ 143
29. Rekapitulasi Hasil Belajar IPS ................................................................... 144
30. Foto Penelitian............................................................................................. 145
31. Surat Ijin Penelitian...................................................................................... 151
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
15/108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai
pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga
negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Terkait dengan visi
tersebut telah ditetapkan beberapa prinsip penyelenggaraan pendidikan, dimana
salah satu prinsipnya adalah ”pendidikan diselenggarakan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat”.
Sebagai implikasi dari prinsip ini adalah terjadinya pergeseran paradigma
proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Hal tersebut kemudian diamanatkan dalam
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 19 yang berbunyi “Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar
dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik”. Tuntutan proses pembelajaran
semacam ini disebut sebagai standar proses.
Titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada peningkatan mutu
setiap jenjang dan jenis pendidikan yang meliputi taman kanak-kanak sampai
perguruan tinggi. Untuk itu siswa khususnya di Sekolah Dasar, diharapkan
keaktifan dan kekreatifan dalam setiap proses belajar mengajar, serta termotivasi
untuk aktif dalam menjawab pertanyaan, bertanya, serta termotivasi mengerjakan
tugas, khususnya untuk mengacu penguasaan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
16/108
2
Namun kenyataannya pada saat pembelajaran IPS, khususnya pada siswa
kelas IV SD N 02 Doplang, peran peserta didik tampak belum secara optimal
diperlakukan sebagai subyek didik yang memiliki potensi untuk berkembang
secara mandiri. Posisi peserta didik masih dalam situasi dan kondisi belajar yang
menempatkan siswa dalam keadan pasif, aktivitas belajar mengajar masih
didominasi guru dalam menyampaikan informasi yang secara garis besar bahan-
bahannya telah tertulis dalam buku paket. Sebagian besar siswa enggan bertanya
tentang permasalahan yang sedang dibahas. Siswa juga kurang bisa
mengembangkan pemikiran, 60% siswa tidak bisa menjawab ketika guru
memberikan suatu contoh permasalahan.
Masalah lainnya banyak siswa yang berbicara sendiri serta adanya
beberapa anak yang kurang berkonsentrasi dengan materi yang diajarkan,
beberapa siswa dalam mengikuti pelajaran belum sepenuhnya mampu mencerna
pembelajaran dengan baik karena dalam menyampaikan materi pembelajaran guru
masih cenderung pembelajaran teacher centered . Pengajarannya kurang diminati
siswa dengan penyajian yang monoton, siswa kurang berani mengemukakan
gagasan ketika kegiatan belajar, siswa masih meributkan tugas rumah yang belum
dikerjakan perhatian siswa kurang, ada pula siswa yang mengantuk dan berbicara
sendiri sehingga menyebabkan guru memberikan sanksi kepada siswa ketika
pelajaran IPS. Kurangnya perhatian siswa dalam pembelajaran IPS dan
pembelajaran yang bersifat teacher centered mendorong siswa belajar dengan
hafalan dan tidak secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka
sendiri terhadap konsep-konsep sehingga siswa menjadi pasif.
Pengembangan program dilihat dari muatan ranah dan keseimbangannya,
mata pelajaran IPS lebih banyak memuat aspek kognitif pada tingkat rendah dan
terpusat pada hafalan, sedangkan ranah afektif diakui mengalami kesulitan, baik
dalam program maupun dalam melaksanakannya. Akibatnya pelajaran IPS lebih
memberikan kesan kepada peserta didik sebagai pelajaran hafalan.
Dalam pembelajaran belum menggunakan model pembelajaran yang
menarik, guru hanya menggunakan model pembelajaran konvensional saja
sehingga tidak ada daya tarik bagi siswa untuk berkonsentrasi pada pelajaran.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
17/108
3
Kebiasan guru bertindak sebagai pemberi informasi mengembangkan budaya
belajar yang menerima dengan pengembangan berpikir pada tingkat hafalan.
Peserta didik masih kuat kedudukannya sebagai murid yang memusatkan
perhatiannya pada bahan yang disajikan guru. Materi yang disampaikan oleh guru
tidak menarik, selain itu guru kurang komunikatif ketika dalam mengajar untuk
meningkatkan keaktifan siswa, serta lingkungan belajar kurang kondusif dan
kurang tertata rapi, tidak adanya reward dari guru yang mengajar, hal ini
mengakibatkan respon siswa masih rendah tidak aktif, kreatif, dan berpikir kritis,
dengan kata lain motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS rendah.
Kita ketahui bahwa dalam belajar motivasi sangat penting. Tanpa motivasi
seseorang tidak dapat belajar. Karena hal itu dapat memberi semangat atau
dorongan dan dapat memberi arah dalam belajar. Karena motivasi itu pada
dasarnya merupakan keinginan yang ingin dipenuhi ( dipuaskan ), maka ia
muncul/timbul bila dan ada rangsangan, baik karena adanya kebutuhan atau needs
maupun interest terhadap sesuatu. Makin tinggi motivasi seseorang untuk meraih
apa yang dicita-citakan makin giat orang itu dalam usahanya untuk mencapai cita-
cita itu. (Muhammad Ali 1984).
Salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di
sekolah adalah motivasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi berkorelasi dengan
hasil belajar yang baik, sehingga berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa di sekolah . Jika motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan,
maka dapat diharapkan bahwa prestasi belajar siswa juga akan meningkat, dan
begitu pula sebaliknya apabila motivasi belajar siswa tidak ditingkatkan maka
prestasi belajar siswa juga mengalami penurunan.
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya
proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat menjadi lemah. Lemahnya
motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar.
Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi
belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki
motivasi belajar yang kuat, pada tempatnya diciptakan suasana belajar yang
menggembirakan.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
18/108
4
Berdasarkan pemikiran di atas, yaitu untuk mengatasi masalah motivasi
belajar siswa yang rendah peneliti berusaha mencari solusi yang tepat. Akhirnya
ditemukan alternatif pemecahannya yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam mengajar, sebagai model pembelajaran
untuk memotivasi siswa dalam belajar aktif, kreatif, dan berpikir kritis dalam
kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together
atau NHT merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional. NHT ini melibatkan banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi
pelajaran tersebut Spenser Kagen, 1993 (www.exspresiriau.com/teoka/artikel-
tulisan-pendidikan/prosespembelajaranipssd). Dengan adanya keterlibatan total
semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa.
Selain itu Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam
pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu (1) Hasil belajar akademik
struktural, bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas
akademik (2) Pengakuan adanya keragaman, bertujuan agar siswa dapat menerima
teman-temannya yang mempunyai berbagai latarbelakang (3) Pengembangan
keterampilan sosial, bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Dalam buku bertajuk Effective Teaching, Daniel Muijs dan David
Reynolds menyatakan bahwa diskusi dapat membantu untuk mencapai 3 tujuan
pembelajaran, yaitu (1) Meningkatkan keikutsertaan dan kegiatan siswa dalam
pelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyuarakan
pendapatnya (2) Membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih
baik dengan cara memberikan kesempatan untuk menyatakan pemikiran mereka
(3) Membantu siswa untuk meningkatkan kecakapan berkomunikasi dan berpikir
aktifkreatif.(www.Spiritente.Blogspot.com/2008/06/Quo-vadis-pendidikanips-di-
indonesia.html).
Oleh karena itu model pembelajaran NHT dapat diterapkan dalam
pelajaran sehari-hari pada pokok bahasan manapun terutama pada siswa SD yang
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
19/108
5
merupakan pemula dalam pembelajaran kooperatif. Dalam penelitian ini dipilih
pembelajaran IPS karena masih rendahnya motivasi belajar.
Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
B. Identifiksi Masalah
Dengan adanya masalah-masalah tersebut di atas, peneliti mengidentifikasi
penyebab terjadinya masalah diantaranya :
1. Rendahnya motivasi belajar siswa.
2.
Peserta didik belum secara optimal diperlakukan sebagai subyek didik.
yang memiliki potensi untuk berkembang secara mandiri.
3. Aktivitas belajar mengajar masih didominasi guru.
4.
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran IPS.
5. Materi pelajaran kurang menarik.
6. Model pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi.
menggunakan model pembelajaran konvensional.
7. Lingkungan belajar yang kurang mendukung.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas peneliti membatasi masalah pada :
1. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS.
2. Pembelajaran koopertaif tipe Numbered Head Together .
D. Perumusan Masalah
Yang menjadi permasalahan sehingga diadakannya Penelitian Tindakan
Kelas adalah:
Apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS kelas
IV SDN 02 Doplang Karangpandan?
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
20/108
6
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
motivasi belajar melalui penggunaan model pembelajaran koopertaif tipe NHT
pada pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Doplang Tahun Pelajaran
2009/2010.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan khususnya kajian mengenai betapa pentingnya peranan siswa
khususnya pada mata pelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
a.
Bagi Peneliti
1) Mendapatkan pengalaman langsung menerapkan model pembelajaran
kooperatif NHT.
2) Mendapat bekal tambahan sebagai mahasiswa dan calon guru
sehingga siap melaksanakan tugas di lapangan .
b. Bagi siswa
1) Dapat mengembangkan keberanian dalam mengemukakan pendapat
atau gagasannya dalam belajar IPS sehingga mampu berpikir kritis.
2) Lebih tertarik dan belajar aktif sehingga meningkatnya motivasi belajar
siswa dalam pembelajaran IPS.
3) Lebih mudah dan jelas dalam memahami dan menerima pelajaran
sehingga meningkatnya hasil belajar IPS siswa.
c. Bagi Guru
1) Dapat menjadi acuan dalam penerapan metode pembelajaran IPS yang
dapat memotivasi belajar siswa.
2) Meningkatnya Profesionalisme guru dalam mengajar.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
21/108
7
d. Bagi sekolah
Meningkatnya kualitas pendidikan dan sistem pembelajaran di sekolah
khususnya di SD N 02 Doplang Karangpandan.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
22/108
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Dalam pelaksanaan suatu penelitian tentu kita mengkaji pendapat-pendapat
para ahli mengenai masalah yang kita teliti. Dengan pendapat-pendapat tersebut
kita mempunyai pedoman untuk menentukan langkah selanjutnya. Berikut ini
peneliti mengkaji pendapat para ahli :
1. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar IPS
a. Pengertian Motivasi
Di dalam permasalahan belajar, motivasi sangat penting. Motivasi adalah
syarat mutlak untuk belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar seringkali terdapat
anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, dan sebagainya. Dalam
hal ini guru perlu menyelidiki penyebabnya. Penyebab tersebut biasanya
bermacam-macam, mungkin karena sakit, lapar, mengantuk, atau sedang ada
masalah. Hal ini berarti dalam diri siswa tidak terdorong untuk melakukan
sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar.
Seseorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Hal ini merupakan prinsip dalam kegiatan pendidikan
dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang disebut
motivasi. Dalam kegiatan belajar-mengajar, motivasi merupakan keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar.
Berkaitan dengan hal ini Sardiman (2001 : 73) mengemukakan:
Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya pengerak di dalam dirisiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungandari kegiatan belajar, dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar,sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Untuk memperjelas pengertian motivasi, berikut ini akan dikemukakan
ciri-ciri motivasi menurut Sardiman (2001:83) :
1). Tekun menghadapi tugas ( dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
sama, tidak pernah berhenti sebelum selesai ).
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
23/108
9
2). Ulet menghadapi kesulitan ( tidak lekas putus asa ). Tidak memerlukandorongan dari luar untuk berpartisipasi sebaik mungkin ( tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).3). Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang
dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, amoral dan sebagainya).
4). Lebih senang belajar mandiri.5). Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).6). Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin sesuatu).7). Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.8). Senang mencari dan memecahkan masalah.
Seseorang yang telah memiliki ciri-ciri seperti di atas menunujukkan
bahwa orang tersebut mempunyai motivasi yang kuat. Ciri-ciri motivasi seperti itu
akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Dengan adanya ketekunan
dan keuletan dalam mengerjakan tugas dan selalu mengerjakan tugas secara
mandiri, maka kegiatan belajar mengajar akan berhasil dengan baik. Apalagi
didukung adanya kemampuan mempertahankan pendapat yang sudah diyakini
kebenarannya.
Menurut Cole, Peter George (1994: 348) Motivasion is concerened with
personal energy directed towards the achievment of particular goals. Menurut
Hamzah B. Uno (2006: 1) Motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari
luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Oemar Hamalik (2008: 158) mengungkapkan bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah proses
timbulnya gerak dalam diri seseorang untuk melakukan serangkaian tindakan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat
ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi
belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
24/108
10
Dari pendapat di atas dapat kita lihat bahwa ada tiga unsur esensial di
dalam motivasi, yakni :(1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal
maupun eksternal,( 2) tujuan yang ingin dicapai,( 3) strategi yang diperlukan oleh
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa, motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya
rangsangan dari dalam maupun dari luar sehingga seseorang berkeinginan untuk
mengadakan perubahan tingkah laku/ aktivitas tertentu lebih baik dari keadaan
sebelumnya.
Sedangkan John Keller dalam Suciati, Prasetya Irawan (1993: 39),
berpendapat salah satu penerapan dan pengembangan sistem motivasi adalah
model ARCS (attention, relevance, confidence, dan satisfiation).
1. Attention (perhatian) artinya siswa yang mau belajar harus memiliki atensi
atau perhatian pada materi yang akan dipelajari. Perhatian siswa dapat
bangkit antara lain karena dorongan ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin
tahu siswa perlu dirangsang. Rasa ingin tahu pada diri siswa dapat
dirangsang melalui cara-cara baru dan unik. Seperti metode diskusi,
bermain peran, simulasi, demontrasi, dan sebagainya. Bisa juga dengan
media film, tape, video, tranparansi, dan lainya.
2. Relevance (kegunaan) artinya motivasi belajar akan tumbuh bila siswa
merasakan bahwa apa yang dipelajari itu memunyai manfaat langsung
secara pribadi.Strategi untuk menunjukkan relevansi di antaranya;
memberikan contoh, latihan, atau tes yang langsung berhubungan dengan
kondisi siswa atau profesi tertentu; menyampaikan kepada siswa apa yang
dapat mereka peroleh dan lakukan setelah mempelajari materi
pembelajaran; menjelaskan manfaat pengetahuan, keterampilan; atau sikap
serta nilai yang akan dipelajari dan bagaimana hal tersebutdapat di
aplikasikan dalam kehidupan
3. Confidence (kepercayaan diri) artinya belajar secara aktif, perlu
dihilangkan kekhawatiran dan rasa ketidakmampuan dalam diri siswa.
Siswa perlu percaya bahwa ia mampu dan bisa berhasil dalam mempelajari
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
25/108
11
sesuatu. Strateginya antara lain; menyusun pembelajaran kebagian-bagian
yang lebih kecil sehingga siswa tidak dituntut untuk mempelajari terlalu
banyak konsep baru sekaligus.
4. Satisfaction (kepuasan) artinya bahwa motivasi belajar baru mampu
menghasilkan rasa puas guna mendorong tumbuhnya keinginan untuk
tetap belajar. Dengan demikian, siswa akan termotivasi mencapai tujuan
yang serupa. Demi meningkatkan dan memelihara motivasi siswa, guru
dapat memberikan reinforcement (penguatan) berupa pujian, pemberian,
kesempatan, atau bahkan pemberian hadiah. Strateginya bisa dengan
menggunakan pujian secara verbal, memberikan kesempatan siswa untuk
menggunakan atau mempraktekkan pengetahuan yang baru dipelajarinya,
meminta siswa yang sudah menguasai materi untuk membantu temannya
yang belum menguasai. Dengan ini berarti dalam proses pembelajaran,
guru perlu memasukkan aspek motivasional, sebab tidak adanya motivasi
akan mengakibatkan buruknya hasil belajar.
Dengan menerapkan beberapa teori tersebut diharapkan peneliti mampu
menyusun rencana pembelajaran yang dapat menumbuh kembangkan serta
menjaga motivasi belajar para siswa. Pada akhirnya dapat mencapai hasil yang
optimal, efektif sesuai dengan apa yang telah di tetapkan
b.
Fungsi Motivasi
Motivasi sangat diperlukan di dalam melakukan kegiatan sehari-hari
demikian juga halnya dalam belajar, karena hasil belajar akan menjadi optimal
kalau ada motivasi sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi
dalam belajar menurut Agus Suprijono (2009: 163) : (1) Mendorong peserta
didik untuk berbuat. Motivasi sebagai pendorong atau motor dari setiap kegiatan
belajar, (2) Menentukan arah kegiatan pembelajaran yakni ke arah tujuan belajar
yang hendak dicapai. Motivasi belajar memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran, (3)
Menyelesaikan kegiatan pembelajaran, yakni menentukan kegiatan-kegiatan apa
yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran dengan
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
26/108
12
menyeleksi kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang bagi pencapaian tujuan
tersebut.
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi
bagi seseorang. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik pula.
c. Macam-Macam Motivasi
Pendapat mengenai klasifikasi motivasi ada bermacam-macam. Menurut
Sardiman (2001:86-91) motivasi belajar itu digolongkan menjadi dua macam
atas dasar asal rangsangannya.
1) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berfungsi karena adanya rangsangan dari luar, seperti
misalnya orang yang belajar giat karena ingin mendapat hadiah dari orang
tua. Sardiman (2001:88) mengemukakan, “Motivasi ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar”.
2) Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik dapat berfungsi, walaupun tidak ada rangsangan dari
luar. Hal ini seperti diungkapkan oleh Sardiman (2001:87) “Yang
dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi
aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang melakukan sesuatu”.
Sebagai contoh siswa yang belajar karena ingin mendapat pengetahuan
dan keterampilan, bukan karena pujian atau ganjaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik instrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan. Motivasi bagi pelajar dapat mengembangkan
aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam
melakukan kegiatan belajar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai suatu tujuan.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
27/108
13
d. Pengertian Belajar
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-
tindakan yang berhubungan dengan belajar dan setiap orang mempunyai
pandangan yang berbeda tentang belajar. Misalnya seorang guru mengartikan
sebagai kegiatan menghafal fakta, akan lain cara mengerjakan dengan guru lain
yang mengartikan bahwa belajar sebagai suatu proses penerapan prinsip.
(Slameto, 2003: 1-2).
Memang kalau kita bertanya kepada seseorang apakah belajar itu, akan
memperoleh jawaban yang bermacam-macam. Banyak jenis kegiatan yang oleh
kebanyakan orang dapat disepakati sebagai perbuatan belajar misalnya menirukan
ucapan kalimat, mengumpulkan perbendaharaan kata, mengumpulkan fakta-fakta,
menghafal lagu, menghitung dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru,
dan sebagainya. Dengan kenyataan di atas terdapatlah banyak definisi belajar.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi menurut para ahli.
W.S Winkel (1996: 53) Berpendapat belajar adalah suatu aktivitas mental
atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap.
Nana Sudjana (2000: 28) Belajar adalah suatu proses yang ditandai
dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Tidak jauh berbeda dengan
pendapat ahli sebelumnya, menurut Slameto (2003:2) belajar adalah suatu proses
usaha perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
kegiatan individu yang dimulai sejak dini untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar serta adanya perubahan tingkah
laku yang permanen.
Gagne dalam Agus Suprijono ( 2009: 2) berpendapat bahwa belajar adalah
perubahan diposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas.
Perubahan diposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan
seseorang secara ilmiah. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
28/108
14
belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki ketrampilan,
pengetahuan, sikap, dan nilai. (Dimyati & Mudjiono, 2009 : 10 )
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
mendapatkan pengetahuan dimana belajar merupakan tindakan dan perilaku
seseorang yang kompleks, sedangkan proses belajar terjadi berkat sesorang
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar, dengan begitu apabila
seseorang belajar maka, akan terjadi perubahan mental pada diri seseorang.
Sedangkan Harold Spears dalam Agus Suprijono (2009: 2) mengartikan
belajar : Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves,
to listen, to follow direction. ( Dengan kata lain belajar adalah mengamati,
membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu )
Menurut Sardiman (2009: 20) menyatakan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atas penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya dengan membaca, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Oemar Hamalik (2008: 27) berpendapat bahwa belajar adalah modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the
modification or strengthening of behavior through experiencing) menurut
pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu hasil atau tujuan belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari itu yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penugasan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan.
Berdasarkan pengertian tentang belajar di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar dalam arti sehari-hari adalah sebagai penambahan pengetahuan, namun
bisa juga bahwa belajar sama dengan menghafal karena orang belajar akan
menghafal. Pengertian belajar ini masih sangat sempit, karena belajar bukan
hanya membaca dan menghafal tapi juga penalaran.
Berikut ini beberapa teori belajar yang dikemukakan para ahli diantaranya yaitu :
1) Teori Belajar Konstruktivisme
Belajar adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang memahami
dan mampu menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus
bisa menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan
berkutat dalam berbagai gagasan. Guru adalah bukan orang yang mampu
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
29/108
15
memberikan pengetahuan kepada siswa, sebab siswa yang harus
mengkonstruksikan pengetahuan di dalam memorinya sendiri.
Sebaliknya tugas guru yang paling utama adalah:
a) Memperlancar siswa dengan cara mengajarkan cara-cara membuat
informasi bermakna dan relevan dengan siswa;
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan gagasannya sendiri;
c)
Menanamkan kesadaran belajar dan menggunakan strategi belajarnya
sendiri. (Anni, Chatarina Tri, 2004:49-50)
Dalam hal ini guru harus mampu mendorong siswa untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang dipelajarinya.
2) Teori Piaget
Teori ini berpendapat bahwa anak membangun sendiri skematanya dari
pengalamannya sendiri dan lingkungan. Dalam pandangan Piaget
pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar
tergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif
berinteraksi dengan lingkungannya.
Implikasi teori kognitif Piaget pada pendidikan adalah sebagai berikut:
a) Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses mental anak, tidak
sekedar pada hasilnya.
b) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan
aktif dalam kegiatan belajar.
c) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam kemajuan
perkembangan. (http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf)
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar, manusia malakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga
tingkah lakunya berkembang.
e. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Hasil belajar atau prestasi siswa tidak hanya dipengaruhi oleh suatu
faktor saja, namun ada banyak faktor yang saling terkait yang mengakibatkan
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
30/108
16
siswa memperoleh prestasi tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar siswa menurut Muhibbin Syah (2004:132) dapat dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu:
1) faktor internal, yaitu keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa meliputi 2aspek yaitu aspek fisiologi dan aspek psikologis. Aspek psikologi antaralain: intelegensi, sikap, bakat, minat, aspirasi, persepsi, dan motivasi.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan sosial danlingkungan di sekitar siswa. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial danlingkungan non-sosial.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu jenis upaya belajarsiswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran materi-materi
pelajaran. Dari beberapa faktor di atas, dalam penelitian ini diambil 2 bagian dari
faktor yaitu motivasi belajar dan metode pembelajaran.
f. Ciri-Ciri Belajar
Seseorang yang melakukan kegiatan belajar pasti dalam diri orang tersebut
akan mengalami suatu perubahan serta memiliki ciri-ciri tertentu sedangkan
Dimyanti & Mudjiono (2009:7) mendefinisikan beberapa ciri belajar yaitu : (1)
Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan adanya perubahan tingkah laku, ini
berarti bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari tingkah laku, yaitu
adanya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil
menjadi terampil. Tanpa mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan
mengetahui ada tidaknya hasil belajar, (2) Perubahan itu pada pokoknya adalah
didapatkannya kemampuan baru, yang berlaku dalam waktu relatif lama, (3)
Perubahan itu teerjadi karena usaha.
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri belajar pada
seseorang itu ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang permanen dan
relatif lama.
g. Tujuan Belajar
Tujuan belajar merupakan aspek yang ingin dicapai dalam belajar.
Menurut Sardiman A.M. (2009: 25) ada tiga jenis tujuan belajar, yaitu: (1) Untuk
mendapatkan pengetahuan, (2) Penanaman konsep dan keterampilan, (3)
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
31/108
17
Pembentukan sikap. Tujuan belajar sebaiknya meliputi ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotor. Ketiga ranah tersebut harus berkembang atau
berubah selama proses belajar berlangsung. Pencapaian tujuan belajar ini adalah
menghasilkan prestasi belajar yang maksimal.
Semua aktifitas dan prestasi hidup tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita
pun hidup dan bekerja menurut apa yang kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar
pengalaman. Belajar adalah suatu proses dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar
berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu usaha yang dilakukan seseorang dengan sadar untuk memperoleh perubahan
tingkah laku secara keseluruhan yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan
keterampilan sebagai hasil latihan dan pengalamanya dalam berinteraksi dengan
lingkunganya.
h. Pengertian Motivasi Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan
secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik penguatan (motivasi) yang
dilandasi tujuan tertentu.
Berkaitan dengan proses belajar siswa, motivasi belajar sangatlah
diperlukan. Diyakini bahwa hasil belajar akan meningkat kalau siswa mempunyai
motivasi belajar yang kuat.
Pengertian motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku.
Motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat belajar, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama. Motivasi belajar adalah keinginan siswa untuk
mengambil bagian di dalam proses pembelajaran (Linda S. Lumsden:1994).
Winkel (1996: 150) Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
32/108
18
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar itu
demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Nanang Hanifah & Cucu Suhana (2009 : 27) Motivasi belajar
merupakan kekuatan ( power motivation) daya pendorong atau alat pembanguna
kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar aktif,
kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku,
baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Hamzah B. Uno (2008: 23) Motivasi belajar adalah “Dorongan internal
dan eksternal pada siswa–siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung.
Adapun indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno (2008:23)
dapat diklasifikasikan sebagai berikut : (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil,
(2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) Adanya harapan dan cita-
cita masa depan, (4) Adanya penghargaan dalam belajar, (5) Adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar,(6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan baik.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya
motivasi belajar adalah sebagai berikut : (1) Menyadarkan kedudukan awal
belajar, proses, dan hasil akhir, (2) Menginformasikan tentang kekuatan uasaha
belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya, (3) Mengarahkan kegiatan
belajar, (4) Membesarkan semangat belajar, (5) Menyadarkan tentang adanya
perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan
dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, karena
dapat membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil, membangkitkan, bila siswa tak bersemangat,
meningkatkan bila semangat belajarnya timbul tenggelam, memelihara, bila
semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar, selain itu dapat
mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas, eningkatkan dan
menyadarkan guru untuk memilih satu di antara bermacam-macam peran.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
33/108
19
i. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Pengaruh alam sekitar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
mempunyai arti yang penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan kehendak,
kesadaran dan tidak teratur. Tidak hanya lingkungan saja yang mempengaruhi
motivasi belajar siswa akan tetapi ada beberapa unsur yang mempengaruhi
diantaranya adalah :
1) cita-cita atau aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar
instrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan
mewujudkan aktualisasi diri.
2) kemampuan siswa. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kemampuan akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar.
4)
Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan
kemasyarakatan.
5)
Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Apabila seseorang ada yang mengalami satu penurunan unsur dari
beberapa unsur-unsur di atas maka motivasi belajar seseorang tersebut juga akan
mengalami penurunan.
j. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai nilai dalam pengajaran, adalah menjadi tanggung
jawab guru agar pengajaran yang diberikannya berhasil dengan baik. Keberhasilan
ini banyak bergantung pada usaha guru untuk dapat membangkitkan motivasi
pada siswanya untuk belajar, adapun upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
yaitu dengan cara : (1) Optimalisasi penerapan belajar, (2) Optimalisasi unsur
dinamis belajar dan pembelajaran, (3) Optimalisasi pemanfatan pengalaman dan
kemampuan siswa, (4) Pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar. Menurut
Sardiman (2009:92-95) Ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
34/108
20
dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya: (1) memberi angka, (2) hadiah, (3)
saingan/kompetisi, (4) ego-ivolvement, (5) memberi ulangan, (6) mengetahui
hasil, (7) pujian, (8) hukuman, (9) hasrat untuk belajar, (10) minat, dan (11) tujuan
yang diakui. Dengan adanya upaya untuk meningkatkan motivasi belajar maka
siswa akan lebih mudah mencapai keberhasilan dalam belajar.
Berdasar uraian di atas dapat di simpulkan bahwa motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak spikis di dalam diri siswa yang sedang belajar untuk
mengadakan perubahan tingkah laku , pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan
yang di harapkan .
k. Pengertian IPS
Menurut Johnson dan Myklebust dalam Mulyono Abdurrahman (1996 :
226) menyebutkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang fungsi praktisnya
untuk mengekspresikan hubungan gejala-gejala masyarakat, keruangan dan
partisipasi masyarakat dalam budayanya, sedangkan fungsi teoritisnya
memudahkan kemampuan pemahaman.
Sedangkan Mulyono Abdurrahman (1996: 227) menyebutkan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi,
menggunakan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kehidupan manusia, menggunakan pengetahuan tentang hubungan manusia
dengan sesamanya, hasil karya cipta manusia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebutuhan manusia dan bagaimana memikirkan dalam diri
manusia itu sendiri dalam hubungannya dengan interaksi manusia dalam
kelompok dan lingkungan kehidupannya.
Menurut Nasution dalam Dakir, Sri Haryati, dkk (2002:6) IPS adalah
Suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada
pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisiknya maupun dalam
lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti
geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik dan psikologi.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
35/108
21
Pada dasarnya Mulyono (1996:8) memberi batasan IPS adalah merupakan
suatu pendekatan interdsipliner (Inter-disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-
ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu-ilmu Sosial,
seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi,
ilmu politik, dan sebagainya. Dari pendapat di atas dapat ditarik pengertian IPS
adalah bidang ilmu studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan
masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan.
Ilmu Pengetahuan sosial merupakan kajian (pembelajaran) yang pokok-
pokoknya berkaitan langsung dengan organisasi dan perkembangan masyarakat,
dan manusia sebagai anggota masyarakat. Tom V. Savage dan David G.
Armstrong (1996) menambahkan bahwa: “social studies not a single discipline
but a group related fields including political science, economics, sociology,
anthropology, psychology, geography, and history”. Pengetahuan Sosial bukan
disiplin (ilmu) tunggal, melainkan sebuah kelompok bidang-bidang studi yang
berkaitan, meliputi ilmu politik, ekonomi, sosiologi, antropologi, psikologi,
geografi, dan sejarah. Dengan demikian Pengetahuan Sosial merupakan kajian
terhadap fenomena sosial dengan pendekatan inter-disipliner (inter-diciplinary
approach).
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa IPS adalah bidang studi yang
mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat
dengan meninjau dari berbagai masalah sosial di masyarakat dari berbagi aspek
kehidupan atau satu perpaduan.
l. IPS di Sekolah Dasar (SD)
Dalam GBPP SD ( 1994 ) dijelaskan IPS adalah “ Mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian ekonomi,
geografi, sosiologi, antropologi, tata negara dan sejarah”
IPS adalah salah satu mata pelajaran di SD yang terdiri atas dua bahan
kajian pokok : pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup
antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata Negara. Bahkan kajian sejarah
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
36/108
22
meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini
(kurikulum SD, 1994:85)
m. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pembelajaran IPS adalah proses belajar siswa yang berfungsi
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan
sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari ( Pendidikan IPS SD,
2002:19)
Hamid Hasan, dalam Etin Solihatin (2007:14) mengatakan
pembelajaran IPS merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu. Martorella
(1987:14) mengemukakan bahwa pembelajaran pendidikan IPS lebih menekankan
pada aspek pendidikan daripada transfer konsep, karena dalam pembelajaran IPS
diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan
mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan
konsep yang telah dimilikinya. Jadi dari kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan pembelajaran IPS harus diformulasikan pada aspek kependidikannya.
Menurut kurikulum (KTSP), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD
diberikan secara mata pelajaran sejak kelas IV-VI, sedangkan kelas I-III diberikan
secara tematik pada pelajaran lain, karena di dalam penelitian ini yang penulis kaji
bahan kelas IV, maka penulis menggunakan pembelajaran kooperatif untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
n. Fungsi Pengajaran IPS
Mata pelajaran IPS selain mempunyai tujuan yang ingin dicapai juga
memiliki fungsi bagi siswa. Skeel (1995: 11) berpendapat bahwa fungsi
Pengajaran IPS mencakup beberapa hal diantaranya:
1) Membantu para siswa untuk mengembangkan kemampuan pemahaman
terhadap diri pribadinya.
2) Menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat
global dengan keanekaragaman budayanya. Memperkenalkan proses
sosialisasi.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
37/108
23
3) Memberikan pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa
lampau dan masa kini dalam mengambil keputusan untuk masa datang.
4) Mengembangkan ketrampilan menganalisis dan memecahkan masalah dan
membimbing penumbuhan dan pengembangan berpartisipasi dalam aktifitas
di masyarakat.
Pengajaran pengetahuan sosial di SD berfungsi mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajaran sejarah berfungsi
menumbuhkan rasa kebangsaan dan bangga terhadap perkembangan masyarakat
Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini.
o. Tujuan Mata Pelajaran IPS
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:17) Mata pelajaran IPS
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupa masyarakat dan
lingkungannya.
2)
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam
masayarakat yang majemuk,di tingkat lokal, nasional, dan global.
Menurut Fenton dalam Dakir, Sri hayati, dkk (2002:9) mengemukakan ada
3 tujuan IPS yaitu : (1) Mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang
baik, (2) Mengajar anak didik berkemampuan berpikir, (3) Agar anak dapat
melanjutkan kebudayaan bangsanya.
Clark dalam Dakir, Sri Haryati, dkk (2002:9) mengemukakan bahwa
titik berat dalam pengajaran IPS adalah: (1) Perkembangan individu yang dapat
memahami lingkungan sosialnya, serta manusia dengan kegiatan interaksi antar
mereka (2) Anak didik diinginkan agar dapat menjadi anggota yang produktif dan
dapat memberikan andilnya dalam masyarakat yang merdeka, mempunyai rasa
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
38/108
24
tanggung jawab, tolong menolong sesamanya dan dapat mengembangkan nilai-
nilai dan ide-ide dari lingkunganya.
Sedangkan menurut Bruce Joyce, (www.hajrie27.wordprees.com/ilmu-
pengetahuansosial-di-sd ) IPS memiliki tiga tujuan, yaitu : (1) Pendidikan
Kemanusian ( Humanistic education), (2) Pendidikan Kewarganegaraan
itizenship education ), (3) Pendidikan Intelektual ( Intelectual education ),.
p. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) SD
Tujuan pendidikan IPS di tingkat SD menurut Sapriya (2009:194-195)
ditujukan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan dasar siswa yang
berguna untuk kehidupan sehari-harinya. Diantaranya yaitu:
1) Agar siswa dapat mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau
kemampuan yang telah dimiliki menjadi lebih bermakna,
2)
Agar siswa dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial
secara rasional dan bertanggung jawab,
3) Agar siswa dapat mempertinggi toleransi dan persaudaraan di lingkungan
sendiri dan antar manusia.
Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS di SD dari kelas satu sampai kelas
enam dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan
tersebut dijabarkan dalam Standar Kompetensi lulusan mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial SD/ MI.
Ketrampilan yang perlu dikembangkan dalam pendidikan IPS mencakup
hal-hal sebagai berikut : (1) Keterampilan mendapatkan dan mengolah data, (2)
Keterampilan menyampaikan gagasan, argumen,dan cerita, (3) Keterampilan
menyususn pengetahuan baru, (4) Keterampilan berpartisipasi di dalam
kelompok.
q. Ruang lingkup Mata Pelajaran IPS
Pembelajaran IPS di SD dirasakan penting sebagaimana asumsi para ahli
di bidang Pendidikan IPS yang memang kajian IPS yang dibagi ke dalam sub-sub
materi yang terorganisir secara runtut dan kontinue. Materi pembelajaran IPS
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
39/108
25
disusun secara komporhensif, runtut, dan terpadu sehingga dalam implementasi
kurikulum IPS ini memungkinkan adanya multimetode dalam proses
pembelajaran.
Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai
berikut: (1) Manusia, tempat, dan lingkungan, (2) Waktu, keberlanjutan, dan
perubahan, (3) Sistem sosial dan budaya, (4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Bila dicermati lebih lanjut pentingnya mempelajari IPS akan dirasakan manakala
dilihat dari ruang lingkup (minimal) dari materi sebagaimana dituliskan di atas.
r. Karakteristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Setiap mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Demikian juga
halnya dengan mata pelajaran IPS. Karakteristik mata pelajaran IPS adalah
sebagai berikut :
1)
Mata pelajaran IPS khususnya mendeskripsikan perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan jepang terkait dengan masa
lampau berisi peristiwa. Sementara materi pokok pembelajaran IPS adalah
produk masa kini berdasarkan sumber sejarah yang ada. Oleh karena itu
dalam pembelajaran IPS harus lebih cermat, kritis, berdasarkan sumber –
sumber dan tidak memihak menurut kehendak sendiri dan kehendak pihak –
pihak tertentu.
2) Dalam sejarah ada tiga unsur penting, yaitu manusia, ruang dan waktu.
Dengan demikian dalam mengembangkan pembelajaran sejarah harus selalu
diingat siapa pelaku, dimana, dan kapan peristiwa itu terjadi.
3)
Perspektif waktu meliputi masa lampau, sekarang dan masa yang akan
datang. Sehingga dalam mendesain materi pokok pembelajaran IPS dapat
dikaitkan persoalan masa kini dan masa depan.
4) Sejarah ada prinsip sebab akibat artinya peristiwa yang satu diakibatkan oleh
peristiwa lainnya.
5) Pada hakikatnya mata pelajaran IPS khususnya materi pokok
mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang adalah suatu peristiwa sejarah dan perkembangan
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
40/108
26
masyarakat yang menyangkut berbagai aspek politik, ekonomi, sosial,
budaya, agama, dan keyakinan. Oleh karena itu dalam memahami sejarah
harus dengan multidimensional.
s. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah merupakan kecakapan untuk hidup dan belajar
sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta didik melalui
pengalaman belajar. Kompetensi Dasar adalah merupakan pernyataan minimal
atau memadai tentang pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai- nilai yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan
suatu aspek atau sub aspek mata pelajaran tertentu. Adapun standar kompetensi
dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran IPS kelas IV yaitu :
Semester I
Standar kompetensi Kompetensi dasar
1. Memahami sejarah, kenampakan
alam, dan keragaman suku bangsa
di lingkungan kabupaten/kota dan
provinsi.
1.1 Membaca peta lingkungan setempat
(kabupaten/kota, provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana
1.2 Mendeskripsikan kenampakan alam
di lingkugan kabupaten/kota dan
provinsi serta hubungannya dengan
keragaman soisal dan budaya.
1.3 Menunjukkan jenis dan persebaran
sumber daya alam serta
pemanfaatannya untuk kegiatan
ekonomi di lingkungan setempat
1.4 Menghargai keragaman suku
bangsa dan budaya
setempat(kabupaten/kota, provinsi)
1.5 Menghargai berbagai peninggalan
sejarah di lingkungan
setempat(kabupaten/kota, provinsi)
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
41/108
27
dan menjaga kelestariannya
1.6 Meneladani kepahlawanan dan
pariotime tokoh-tokoh di
lingkungannya
Semester II
Standar kompetensi Kompetensi dasar
2. Mengenal sumber daya alam,
kegiatan ekonomi, dan kemajuan
teknologi di lingkungan
kabupaten/kota, provinsi
2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang
berkaitan dengan sumber daya
alam dan potensi lain di daerahnya
2.2 Mengenal peningnya koperasi
dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat
2.3 Mengenal perkembangan teknologi
produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalamanmenggunakannya
2.4 Mengenal permaslahan sosial di
daerahnya
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan.(Oemar Hamalik, 1995: 57)
Untuk itu jika dilihat dari kondisi pembelajaran maka pendidikan formal
harus mampu memaksimalkan peluang bagi murid, untuk berlangsungnya
interaksi yang hakiki, bukan sekedar menyampaikan pengetahuan dan membentuk
keterampilan saja yang dipergunakan maka akan menurunkan kualitas
pembelajaran.
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
42/108
28
Hal tersebut mengandung pengertian bahwa pembelajaran selain harus
mampu memotivasi siswa untuk aktif, kreatif, dan inovatif, juga harus diseuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa itu sendiri.
Menurut Suyitno, Amin (2004:2) Pembelajaran adalah upaya menciptakan
iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
antara siswa dengan siswa .
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu
sistem yang bertujuan menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat, dan kebutuhan yang disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa, sehingga terjadi
perubahan tingkah laku sedangkan tingkah laku itu sendiri dapat terjadi karena
adanya interaksi baik antar siswa dengan siswa, guru dengan siswa, ataupun siswa
dengan lingkungan sekitar. Pada suatu saat murid menerima rangsangan dari
lingkungan yang luas, sementara pada suatu saat lain rangsangan itu terlalu kecil.
Lingkunagan yang diharapkan tentu saja lingkungan yang seimbang dengan
kondisi siswa agar tidak terlalu besar memberi rangsangan, akan tetapi tidak
terlalu kering dari rangsangan.
Lingkungan yang terlalu besar memberi rangsangan dapat mengakibatkan
murid menjadi tergantung, sehingga kurang percaya diri sendiri.Sedangkan
lingkungan yang terlalu kecil atau kering dari rangsangan menyebabkan anak
kurang memiliki motivasi belajar.Pada gilirannya anak akan menyalurkan energi
dan menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan-kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran.
b. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan sistem
belajar yang tidak dapat dipisahkan dari sistem lainnya. Menurut Joyce dalam
Trianto (2007: 2) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas/pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
43/108
29
pembelajaran termasuk di dalamnya: buku-buku, film, komputer, kurikulum dan
lain-lain. Setiap model pembelajaran mengarahkan guru mendesain pembelajaran
untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Tuti Soekamto, Udin Saripudin Winataputra (1998: 78) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sitematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dapat
diartikan sebagai pola yang digunkan untuk penyusunan kurikulum, mengatur
materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Menurut Arends dalam Agus Suprijono (2009:46), bahwa model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di
dalamnya tujuan-tujuan pembelajran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengolahan kelas. Model pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prusedur sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun
tutorial.
c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Adapun Ciri-ciri
model pembelajaran tersebut adalah : (1) rasional teoritik logis yang disusun oleh
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
44/108
30
para pencipta atau pengembangnya; (2) landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; (4) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.(Kardi dan Nur dalam
Trianto, 2007: 5).
d. Macam-macam Model Pembelajaran
1) Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan
active teaching. Pada pembelajaran ini gaya mengajar dimana guru terlibat aktif
dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara
langsung kepada seluruh kelas.
2) Model Pembelajaran Terpadu
Menurut Joni, T. R dalam Triono (2007: 6) pembelajaran terpadu
merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep
serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.
Oemar Hamalik (2008: 133) mengartikan pembelajaran terpadu adalah
suatu sistem pembelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah atau proyek,
yang dipelajari atau dipecahkan oleh siswa baik secara individual maupun
secara kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru
guna mengembangkan pribadi siswa secara utuh dan terintegritasi.
Adapun keuntungan penggunaan model pembelajaran terpadu dalam
pembelajaran IPS khususnya di Sekolah Dasar menurut Tim Pengembang PGSD
(1996) (http://xpresiriau.com/artikel-tulisan-pendidikan/proses-pembelajaran-ips-
di-sd/) adalah : (a) Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan
dengan tingkat perkembagan anak, (b) Kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak
dari minat dan kebutuhan anak, (c) Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi
anaka, sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama, (d) Menumbuh
kembangkan keterampilanberfikir anak, (e) Menyajikan kegiatan bersifat
pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
45/108
31
anak, (f) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti, kerjasama,
toleransi,komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain. Pendapat di atas
mengidikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran terpadu selain sesuai
karakteristik siswa Sekolah Dasar, juga sesuai dengan jati diri IPS dan peranan
guru dalam proses pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran Terpadu dipandang sebagai salah satu
inovasi dalam pembelajaran IPS, akan tetapi guru tetap saja belum dapat
melaksanakannya secara optimal.
3) Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (Student oriented).
Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi
kesempatan peluang lebih besar dalam meberdayakan potensi siswa secara
maksimal.
Menurut Jhonson & Jhonson dalam Isjoni (2010:17) Cooperative Learning
adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil
agar siswa dapat bekerjasama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki
dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil
yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam
menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama.
a) Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Muslimin Ibrahim, dkk (2000:7-10)
(http://iqbalali.com/2010/01/03/pembelajaran-kooperatif/) terdapat tiga
tujuan instruksional penting yang dapat dicapai dengan pembelajaran
kooperatif yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman,
pengembangan keterampilan sosial.
(1) Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan
sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
46/108
32
penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para
pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur
penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas akademik Ibrahim, (Anonim, 2010
http://iqbalali.com/2010/01/03/pembelajaran-kooperatif/)
(2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang bagi siswa dari bebagai latar belakang dan
kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain. Ibrahim, (Anonim, 2010
http://iqbalali.com/2010/01/03/pembelajaran-kooperatif/)
(3) Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran koperatif adalah mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan-
keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak
anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Ibrahim, (Anonim,
2010 http://iqbalali.com/2010/01/03/pembelajaran-kooperatif/)
Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok
kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam
menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai
tujuan bersama.
b) Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif
Anita Lie (2004:84) menyatakan pembelajaran kooperatif mempunyai lima
unsur dasar dan ciri. Lima unsur dasar itu meliputi : (1) Ketegantungan
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
47/108
33
positif (positive interdependence) (2) Interaksi tatap muka antar siswa
(face to face interaction) (3) Pertanggung jawaban individu (indiviual
accountability) (4) Keterampilan interaksi antar individu dan kelompok
(interpersonal small group skills) (5) Proses kelompok )group processing)
Agar pembelajaran secara kooperatif atau kerja kelompok dapat mencapai
hasil yang baik maka diperlukan unsur-unsur di atas.
c) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan model pembelajaran kooperatif dibandingkan dengan model
lain yaitu:
(1) Meningkatkan kemampuan siswa.
(2) Meningkatkan rasa percaya diri.
(3) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian
yang dimiliki.
(4) Memperbaiki hubungan antar kelompok.
(5) Dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan kooperatif (kerjasama).
Model pembelajaran kooperatif akan dapat memberikan nuansa
baru di dalam pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata
pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran koopertaif dan beberapa
hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam maupun luar negeri telah
memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan
interaksi edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun
siswa.
e. Pengertian Numbered Head Together (NHT)
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang
mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan
diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada
siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-
-
8/18/2019 3924 (3)nbmb
48/108
34
kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat
pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk
memecahkan masalah.
Numbered Heads Together is a Cooperaive learning strategy that holds
each student accountable for learning the material. Students are placed in
groups and each person is given a number (from one to the maximum
number in each group). The teacher poses a question and students”put
their heads together”to figure out the answer. The teacher calls a specific
number to respon as spokesperson for the group. By having students work
together in a group, this strategy ensures that each member knows the
answer to problems or questions asked by the teacher. Because no one
knows which number will be called, all team members must be prepared .(www. Teachervision.fen.com/group-work/cooperative-learning.html.)
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan penguasaan akademik.
Menurut Anita Lie (