4. analisis data 4.1. gambaran umum subjek penelitian 4.1 ... · analisis data 4.1. gambaran umum...

70
46 Universitas Kristen Petra 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi didirikan di Jakarta pada tanggal 18 April 1985, berada dibawah perusahaan induk bernama PT Eka Bogainti. Restoran pertama HokBen terletak di daerah Kebon Kacang, Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1990, HokBen membuka cabang pertamanya di Bandung, Jawa Barat. Kini HokBen memiliki 20 cabang yang tersebar di berbagai wilayah kota Bandung. Kemudian pada tahun 2005, HokBen mulai melakukan ekspansi ke wilayah Surabaya. Hingga tahun 2013, Hoka Hoka Bento (HokBen) telah memiliki 11 cabang yang tersebar di seluruh wilayah Surabaya. Untuk memudahkan pelanggan dalam memesan produk HokBen, pada tahun 2007 HokBen meresmikan call center 500505 sebagai kontak pesan antar (delivery service) HokBen. Selang setahun berikutnya, HokBen kembali meluncurkan terobosan terbaru dalam pemesanan produknya yaitu melalui pemesanan online melalui website HokBen. Pada tahun yang sama (2008), HokBen telah membuka 97 cabang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia seperti Jabodetabek, Bandung, Banten, Surabaya, dan Malang. Setahun kemudian yaitu tahun 2009, HokBen Drive Thru pertama diluncurkan yaitu pada cabang Alam Sutera. Saat ini HokBen telah memiliki 4 cabang yang memberikan pelayanan Drive Thru. Cabang-cabang tersebut adalah cabang Alam Sutera, BSD Square (Tanggerang), Harapan Indah (Bekasi) dan Polisi Istimewa (Surabaya). Ekspansi besar HokBen ke berbagai wilayah di Indonesia mulai dilaksanakan pada tahun 2010, HokBen memperluas cabang ke Jawa Tengah (Jogjakarta, Semarang dan Solo) dan Bali. Pada tahun 2012, HokBen memperkenalkan pembayaran dengan cara multi cashier sevice dan debit/credit card. HokBen juga meluncurkan HOCAFE yaitu restoran Jepang yang berkonsep café. Di tahun ini pula, HokBen telah resmi memiliki 150 cabang yang tersebar di wilayah Jawa dan Bali. Selain itu jumlah karyawan HokBen hingga tahun 2012 mencapai 6000 orang.

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

46

Universitas Kristen Petra

4. ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen)

HokBen resmi didirikan di Jakarta pada tanggal 18 April 1985, berada

dibawah perusahaan induk bernama PT Eka Bogainti. Restoran pertama HokBen

terletak di daerah Kebon Kacang, Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1990, HokBen

membuka cabang pertamanya di Bandung, Jawa Barat. Kini HokBen memiliki 20

cabang yang tersebar di berbagai wilayah kota Bandung. Kemudian pada tahun

2005, HokBen mulai melakukan ekspansi ke wilayah Surabaya. Hingga tahun

2013, Hoka Hoka Bento (HokBen) telah memiliki 11 cabang yang tersebar di

seluruh wilayah Surabaya.

Untuk memudahkan pelanggan dalam memesan produk HokBen, pada

tahun 2007 HokBen meresmikan call center 500505 sebagai kontak pesan antar

(delivery service) HokBen. Selang setahun berikutnya, HokBen kembali

meluncurkan terobosan terbaru dalam pemesanan produknya yaitu melalui

pemesanan online melalui website HokBen. Pada tahun yang sama (2008),

HokBen telah membuka 97 cabang yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia

seperti Jabodetabek, Bandung, Banten, Surabaya, dan Malang.

Setahun kemudian yaitu tahun 2009, HokBen Drive Thru pertama

diluncurkan yaitu pada cabang Alam Sutera. Saat ini HokBen telah memiliki 4

cabang yang memberikan pelayanan Drive Thru. Cabang-cabang tersebut adalah

cabang Alam Sutera, BSD Square (Tanggerang), Harapan Indah (Bekasi) dan

Polisi Istimewa (Surabaya). Ekspansi besar HokBen ke berbagai wilayah di

Indonesia mulai dilaksanakan pada tahun 2010, HokBen memperluas cabang ke

Jawa Tengah (Jogjakarta, Semarang dan Solo) dan Bali.

Pada tahun 2012, HokBen memperkenalkan pembayaran dengan cara

multi cashier sevice dan debit/credit card. HokBen juga meluncurkan HOCAFE

yaitu restoran Jepang yang berkonsep café. Di tahun ini pula, HokBen telah resmi

memiliki 150 cabang yang tersebar di wilayah Jawa dan Bali. Selain itu jumlah

karyawan HokBen hingga tahun 2012 mencapai 6000 orang.

Page 2: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

47

Universitas Kristen Petra

Setahun berikutnya HokBen membuat satu gebrakan besar, terhitung pada

tanggal 15 Oktober 2013 Hoka Hoka Bento hadir dengan identitas baru. Nama

Hoka-Hoka Bento berganti menjadi HokBen. Hoka Hoka Bento melakukan

perubahan logo, penampilan, penawaran, pelayanan dan nuansa yang lebih segar

dan bersahabat.

4.1.2. Corporate Identity Hoka Hoka Bento (HokBen)

Hoka Hoka Bento (HokBen) melakukan perubahan Corporate Identity-nya

yang terdiri dari beberapa komponen dibawah ini:

a. Logo perusahaan, yang meliputi standard graphic (gambar pada logo),

standard color (warna pada logo), dan standard typography (tipe huruf

pada logo)

b. Nama perusahaan

c. Interior dan eksterior perusahaan

d. Seragam karyawan

e. Perilaku kerja karyawan

f. Corporate signature

4.1.3. Visi dan Misi Hoka Hoka Bento (HokBen)

Visi :

Pemimpin dalam industri makanan bergaya Jepang dengan kualitas

terbaik.

Misi :

Menciptakan solusi bagi pelanggan dengan menyediakan makanan

bergaya Jepang dan layanan yang terbaik melalui orang-orang yang ahli di

bidangnya.

Page 3: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

48

Universitas Kristen Petra

4.1.4. Makna Logo HokBen

Gambar 4.1 Logo HokBen

Sumber: https://www.facebook.com/pages/Hoka-Hoka-

Bento/22801653893

a. Makna warna :

- Warna kuning melambangkan sukacita, kebahagiaan, kreativitas,

kepemimpinan dan optimisme

- Warna merah melambangkan keberanian, tindakan, kepercayaan,

dan semangat

- Warna krem (beige) melambangkan warna kulit orang Asia,

kemurnian dan kebersihan

- Warna coklat melambangkan alamiah, ketertiban, dan

keseimbangan

- Warna hitam melambangkan keunggulan, mendasar, perlindungan

dan keanggunan

b. Makna karakter

- Taro merupakan karakter laki-laki pada logo HokBen yang

melambangkan petualangan dan rasa ingin tahu yang besar. Taro

selalu ingin menjelajah dan menemukan tempat-tempat baru. Dia

tidak sabar untuk berpetualang bersama Hanako.

- Hanako merupakan karakter perempuan pada logo HokBen yang

melambangkan ketenangan dan lebih konservatif dibandingkan

Page 4: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

49

Universitas Kristen Petra

Taro. Hanako sangat berkomitmen dengan pekerjaannya dan lebih

sabar daripada Taro.

4.1.5. Nilai Hoka Hoka Bento (HokBen)

Omotenashi yang berarti melayani dengan sepenuh hati. HokBen ingin

melayani semua pelanggan dengan ketulusan dan penuh kesadaran. Hal ini juga

disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya ketika berinteraksi langsung

dengan semua pelanggan, maupun saat mempersiapkan dan memberikan produk

dan fasilitas kepada pelanggan.

4.1.6. Layanan Hoka Hoka Bento (HokBen)

1. Dine In

2. Birthday Party

3. Call Center (500505)

4. HokBen Drive Thru

5. HokBen Express

6. Counter Event

4.1.7. Hoka Hoka Bento (HokBen) dalam Industri Fast Food Indonesia

1. Japanese Fast Food pertama dan terbesar di Indonesia

2. Memiliki kekhasan yang menjadi keunggulan kompetitif yaitu

Japanese style, produk yang variatif, dan harga terjangkau

3. Top Four Best Quality Service Indonesia

4. Mendapat sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)

5. Daerah penyebaran adalah Jawa dan Bali

6. Sistem kepemilikan adalah non franchise

7. Perusahaan nasional yang dimiliki oleh orang Indonesia

Page 5: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

50

Universitas Kristen Petra

4.1.8. Struktur Organisasi Hoka Hoka Bento (HokBen)

Bagan 4.1. Bagan Struktur Organisasi Hoka Hoka Bento (HokBen)

Sumber : Olahan Peneliti, 2014

Keterangan :

Warna biru : Head Corporate

Warna kuning: Store

DIRECTOR

REGIONAL MANAGER

DIVISION MANAGER

AREA MANAGER

STORE MANAGER

STORE SUPERVISOR

JUNIOR SUPERVISOR

STAR CREW

CREW

Cook

Cashier

Shop Keeper

Operational

Page 6: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

51

Universitas Kristen Petra

4.2. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan

program SPSS 17.0 dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Tujuan dari uji

validitas dan reliabilitas adalah untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebagai

sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini. Uji validitas dan

reliabilitas dilakukan terhadap 36 pernyataan pada variabel pengetahuan mengenai

corporate identity Hoka Hoka Bento (18 pernyataan mengenai logo perusahaan, 8

pernyataan mengenai nama perusahaan, 6 pernyataan mengenai seragam

karyawan, dan 4 pernyataan mengenai perilaku karyawan).

4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Masyarakat

Surabaya Mengenai Corporate Identity Hoka Hoka Bento (HokBen)

Validitas merupakan alat ukur yang merupakan pencerminan dari variabel

atau konsep yang diukur (Singarimbun dan Effendy, 1995, p.87). Validitas suatu

pertanyaan dapat dilihat melalui output SPSS. Pertanyaan-pertanyaan tersebut

dinyatakan valid apabila r hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total

Statistic> dari rtabel (Nugroho, 2005). Nilai r tabel pada taraf signifikansi = 0,1

dengan N (jumlah responden)= 30 adalah 0,3061.

Suatu item dinyatakan valid jika corrected item-total statistic lebih besar

atau sama dari rtabel, yaitu 0,3061. Sedangkan jika corrected item-total statistic

lebih kecil dari rtabel yaitu 0,3061, maka item tersebut dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Indikator

Logo Perusahaan

Item r hitung r tabel Ket Alpha

Cronbach Ket

Logo1 .438 0,3061 Valid .824 Reliabel

Logo2 .379 0,3061 Valid .823 Reliabel

Logo3 .387 0,3061 Valid .823 Reliabel

Logo4 .358 0,3061 Valid .823 Reliabel

Logo5 .572 0,3061 Valid .818 Reliabel

Logo6 .460 0,3061 Valid .818 Reliabel

Logo7 .451 0,3061 Valid .819 Reliabel

Logo8 .424 0,3061 Valid .821 Reliabel

Logo9 .353 0,3061 Valid .824 Reliabel

Page 7: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

52

Universitas Kristen Petra

Logo10 .359 0,3061 Valid .823 Reliabel

Logo11 .485 0,3061 Valid .817 Reliabel

Logo12 .386 0,3061 Valid .823 Reliabel

Logo13 .402 0,3061 Valid .821 Reliabel

Logo14 .426 0,3061 Valid .820 Reliabel

Logo15 .426 0,3061 Valid .820 Reliabel

Logo16 .539 0,3061 Valid .815 Reliabel

Logo17 .450 0,3061 Valid .819 Reliabel

Logo18 .503 0,3061 Valid .817 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengujian dengan menggunakan SPSS 17.0 dapat

dilihat semua pernyataan mengenai logo perusahaan memiliki r hitung lebih besar

dari 0,3061 sehingga setiap pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Uji Reliabilitas merupakan konsistensi dari sebuah alat ukur (dalam

penelitian ini berupa kuesioner). Bila suatu alat pengukur dipakai 2 kali untuk

mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif

konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Singarimbun&Effendi, 1989,

p.140). Pengukuran ini dilakukan dengan cara menghitung koefisien Alpha

Cronbach terhadap semua item dalam kuesioner yang sudah diuji validitasnya.

Ketentuan kuesioner dinyatakan reliabel adalah ketika alpha cronbach > rtabel dan

jika alpha cronbach < rtabel maka dinyatakan tidak reliabel.

Berdasarkan tabel hasil reliabilitas diatas, dapat dilihat bahwa semua

indikator logo perusahaan dikatakan reliabel karena memiliki koefisien

cronbach’s alpha lebih dari 0,3061. Sehingga alat ukur yang digunakan peneliti

ini dapat diandalkan dan konsisten dari waktu ke waktu.

Berikut ini adalah pengujian validitas dan reliabilitas pernyataan mengenai

nama perusahaan:

Page 8: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

53

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Indikator Nama Perusahaan

Item r hitung r tabel Ket Alpha

Cronbach Ket

Nama19 .387 0,3061 Valid .691 Reliabel

Nama20 .348 0,3061 Valid .705 Reliabel

Nama21 .573 0,3061 Valid .661 Reliabel

Nama22 .573 0,3061 Valid .661 Reliabel

Nama23 .407 0,3061 Valid .693 Reliabel

Nama24 .346 0,3061 Valid .708 Reliabel

Nama25 .412 0,3061 Valid .690 Reliabel

Nama26 .405 0,3061 Valid .688 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel 4.2, hasil uji terhadap pernyataan mengenai nama perusahaan

menunjukkan item-item pernyataannya adalah valid karena memiliki Corrected

Item-Total Correlations (r hitung) yang lebih besar dari nilai titik kritis atau rtabel

(0,3061). Selain itu dapat diketahui bahwa pernyataan dari nama 19-26 dinyatakan

reliabel, ini karena alpha cronbach (r hitung) lebih besar dari nilai titik kritis atau

rtabel (0,3061).

Tabel dibawah ini adalah hasil rekapitulasi pengujian validitas dan

reliabilitas untuk pernyataan mengenai seragam karyawan. Berikut ini adalah

penjelasannya:

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Indikator Seragam

Karyawan

Item rhitung r tabel Ket Alpha

Cronbach Ket

Seragam27 .468 0,3061 Valid .700 Reliabel

Seragam28 .416 0,3061 Valid .714 Reliabel

Seragam29 .551 0,3061 Valid .674 Reliabel

Seragam30 .464 0,3061 Valid .700 Reliabel

Seragam31 .480 0,3061 Valid .695 Reliabel

Seragam32 .448 0,3061 Valid .704 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Hasil uji terhadap pernyataan mengenai seragam karyawan menunjukkan item-

item pernyataannya adalah valid karena memiliki Corrected Item-Total

Correlations (r hitung) yang lebih besar dari nilai titik kritis atau rtabel (0,3061).

Page 9: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

54

Universitas Kristen Petra

Sedangkan untuk reliabilitas, dapat diketahui bahwa pernyataan seragam 27-32

dinyatakan reliabel, ini karena alpha cronbach (r hitung) lebih besar dari nilai titik

kritis atau rtabel (0,3061).

Berikut ini adalah pengujian validitas dan reliabilitas pernyataan mengenai

perilaku karyawan:

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Indikator Perilaku

Karyawan

Item rhitung r tabel Ket Alpha

Cronbach Ket

Perilaku33 .770 0,3061 Valid .596 Reliabel

Perilaku34 .722 0,3061 Valid .633 Reliabel

Perilaku35 .490 0,3061 Valid .767 Reliabel

Perilaku36 .350 0,3061 Valid .811 Reliabel

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil uji terhadap pernyataan

mengenai seragam karyawan menunjukkan item-item pernyataannya adalah valid

karena memiliki Corrected Item-Total Correlations (r hitung) yang lebih besar dari

nilai titik kritis atau rtabel (0,3061). Sedangkan pernyataan perilaku 33-36

dinyatakan reliabel, ini karena alpha cronbach (r hitung) lebih besar dari nilai titik

kritis atau rtabel (0,3061).

4.3. Analisis Tabel Frekuensi

4.3.1. Deskripsi Responden Penelitian

Responden pada penelitian ini adalah masyarakat Surabaya dengan

rentang usia 17-60 tahun dan sudah pernah mengunjungi Hoka Hoka Bento

(HokBen). Sampel pada penelitian ini berjumlah 100 orang. Berikut ini adalah

gambaran dari profil responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, tempat

tinggal, pekerjaan, pendidikan terakhir, frekuensi berkunjung, outlet HokBen yang

paling sering dikunjungi dan alasan mengunjungi HokBen:

Page 10: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

55

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.5 Jenis Kelamin Responden (dengan n = 100)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-Laki 45 45%

Perempuan 55 55%

Total 100 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa responden yang paling

banyak mengisi kuesioner mengenai corporate identity Hoka Hoka Bento adalah

perempuan dengan jumlah 55 orang (55 %), sedangkan responden laki-laki

berjumlah 45 orang (45 %). Hal ini tidak ditentukan sebelumnya, akan tetapi

berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitu proportional stratified sampling,

sampel berimbang yang dibagikan di tiap wilayah di Surabaya, responden yang

memenuhi syarat lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan yaitu 55 dari 100

responden.

Menurut suarapembaruan.com (2011), gaya hidup perempuan saat ini telah

berubah, mereka memiliki pola hidup modern seperti makan diluar (misalnya di

restoran cepat saji), merokok, berkarir dan beraktivitas di luar rumah. Perempuan

saat ini lebih sering makan di luar daripada laki-laki. Hal ini dikarenakan sifat

perempuan terutama pada tingkat remaja, mahasiswa dan pekerja cenderung lebih

konsumtif daripada laki-laki (Setyaningsih, 2013, p.13-15). Ini yang

menyebabkan jumlah responden perempuan pada penelitian ini, lebih banyak dari

pada jumlah responden laki-laki. Namun perbandingan jumlah responden dari

kedua jenis kelamin tersebut tergolong kecil yaitu 1 : 1,2. Hal ini sesuai dengan

penyataan Deddy Setiawan selaku Store Manager HokBen, target market HokBen

adalah keluarga (family), yang didalamnya terdapat jenis kelamin laki-laki dan

perempuan. Jadi pada penelitian ini, perubahan gaya hidup perempuan

menyebabkan jumlah responden perempuan lebih banyak daripada responden

laki-laki.

Page 11: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

56

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.6 Usia Responden (dengan n = 100)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

17-27 44 44%

28-38 27 27%

39-49 20 20%

50-60 9 9%

Total 100 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang dijadikan

sampel telah memenuhi kriteria yang ditentukan yaitu usia antara 17-60 tahun.

Mayoritas responden berusia 17-27 tahun, yaitu sebanyak 44 orang (44%).

Responden yang berusia 28-38 tahun ada sebanyak 27 orang (27%). Sedangkan

responden yang berusia 39-49 tahun dan 50-60 tahun berturut-turut sebanyak 20

orang (20%) dan 9 orang (9%).

Sebagian besar responden berada pada rentang usia 17-27 tahun, dikarenakan

pada usia tersebut seseorang sedang dalam masa dewasa dini. Tingkat mobilisasi

pada usia tersebut juga lebih tinggi, mereka lebih besar kemungkinannya berada

di luar rumah untuk bersosialisasi ataupun melakukan aktivitas harian, sehingga

peneliti lebih mudah menjumpai responden pada rentang usia tersebut. Sedangkan

pada masa dewasa madya dan masa dewasa lanjut yaitu berusia 40 tahun keatas,

merupakan saat menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak

pada setiap orang (Hurlock, 1997, p.246).

Jadi pada penelitian ini tingkat mobilitas responden pada usia tersebut

menurun, sehingga kesempatan untuk melihat corporate identity Hoka Hoka

Bento (HokBen) juga lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Deddy

Setiawan, selaku store manager HokBen, target market HokBen adalah keluarga

(family) berusia 1-60 tahun, tapi lokasi HokBen yang berada di pusat keramaian

dan harga yang ditawarkan memang disesuaikan dengan daya beli kelompok anak

muda. Sehingga pengunjung berusia muda juga turut mendominasi HokBen

(wawancara pribadi, 25 Mei 2014).

Page 12: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

57

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.7 Tempat Tinggal Responden (dengan n = 100)

Tempat Tinggal Frekuensi Persentase

Surabaya Utara 20 20%

Surabaya Selatan 26 26%

Surabaya Timur 26 26%

Surabaya Barat 15 15%

Surabaya Pusat 13 13%

Total 100 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Lokasi responden telah ditentukan sebelumnya, yaitu berdasarkan

proportional stratified sampling yang telah dijabarkan di bab 3, dengan

pembagian di wilayah kota Surabaya (tabel 3.2). Responden yang berasal dari

Surabaya Selatan dan Surabaya Timur berjumlah paling banyak karena jumlah

penduduk pada wilayah tersebut yang terbanyak di Surabaya. Demikian pula

sebaliknya responden yang berasal dari Surabaya Pusat berjumlah paling sedikit

karena jumlah penduduk pada wilayah tersebut yang paling sedikit daripada

wilayah Surabaya yang lainnya (Surabaya Dalam Angka, 2013). Berikut ini

adalah karakteristik responden sesuai dengan perhitungan yang telah direncanakan

yaitu Surabaya Selatan dan Surabaya Timur yang masing-masing berjumlah 26

orang (26%). Surabaya Utara berjumlah 20 orang (20%), Surabaya Barat 15 orang

(15%) dan Surabaya Pusat (13%). Jadi penelitian ini, responden terbanyak berasal

dari Surabaya Selatan dan Surabaya Timur.

Tabel 4.8 Pekerjaan Responden (dengan n = 100)

Pekerjaan Frekuensi Persentase

Siswa/Siswi 9 9%

Mahasiswa/Mahasiswi 26 26%

Pegawai Swasta 32 32%

Pegawai Negeri 6 6%

Wiraswasta 11 11%

Lainnya 16 16%

Total 100 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

berprofesi sebagai pegawai swasta dengan jumlah sebanyak 32 orang (32%),

disusul oleh responden yang berprofesi sebagai mahasiswa/mahasiswi sebanyak

Page 13: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

58

Universitas Kristen Petra

26 orang (26%). Responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta berjumlah 32

orang (32%), sementara yang berprofesi sebagai pegawai negeri ada 6 orang (6%).

Selanjutnya responden yang berprofesi sebagai wiraswasta ada 11 orang (11%).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pegawai swasta merupakan responden

yang paling banyak mengisi kuesioner mengenai tingkat pengetahuan masyarakat

Surabaya mengenai corporate identity Hoka Hoka Bento (HokBen). Sementara

yang paling sedikit adalah responden yang berprofesi sebagai pegawai negeri.

Pegawai swasta yang telah berpenghasilan memiliki peluang paling tinggi

untuk menghabiskan waktu makan siang dan makan malam di luar kantor, salah

satunya adalah restoran cepat saji. Menurut website bestlife.co.id, makan siang di

luar kantor dapat membuat karyawan swasta lebih bersemangat melanjutkan

pekerjaannya. Selain itu, makan di luar kantor dapat di manfaatkan pegawai

swasta untuk menjalin relasi dengan rekan sekantornya (tribunnews.com, 2014).

Inilah yang membuat jumlah responden yang berprofesi sebagai pegawai swasta,

lebih banyak daripada profesi lainnya.

Mahasiswa dan mahasiswi berada di tempat kedua setelah pegawai swasta.

Hal ini dikarenakan mahasiswa cenderung memiliki waktu lebih banyak dan daya

ingat terhadap informasi baru yang lebih baik serta tingkat mobilitas yang lebih

aktif (Papalia, dkk, 2007). Namun responden yang berprofesi sebagai pegawai

negeri memiliki presentase terendah (6%). Hal ini dikarenakan banyaknya razia

pegawai negeri sipil (PNS) yang dilakukan oleh satpol PP di berbagai kota besar

Indonesia (Surabaya.tribunnews.com, 2014). Sweeping pegawai negeri sipil

(PNS) yang diadakan oleh pemerintah ini, merupakan upaya mendisiplinkan PNS

yang meninggalkan pekerjaannya di saat jam kerja dengan alasan makan siang

(jppn.com, 2013). Hal inilah yang membuat peneliti jarang menjumpai responden

yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) saat mengumpulkan data.

Store Manager HokBen, Deddy Setiawan, mengatakan bahwa pada jam-jam

tertentu seperti jam makan siang, pengunjung HoBen mayoritas adalah karyawan

swasta yang berkantor di sekitar outlet. Selain itu juga ada pelajar yang

mengunjungi HokBen setelah pulang sekolah (wawancara pribadi, 25 Mei 2014).

Page 14: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

59

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.9 Pendidikan Responden (dengan n = 100)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

SD 0 0%

SMP 4 4%

SMA 38 38%

D1/D2/D3 6 6%

S1/S2/S3 52 52%

Total 100 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

memiliki pendidikan terakhir Sarjana (S1/S2/S3), yaitu 52 orang (52%).

Sementara responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA ada 38 orang

(38%). Untuk responden yang berpendidikan terakhir Diploma (D1/D2/D3) dan

SMP masing-masing ada 6 orang (6%) dan 4 orang (4%). Sedangkan tidak ada

responden yang berpendidikan terakhir SD.

Hal ini sesuai dengan karakteristik responden yang mayoritas berusia 17-27

tahun, yaitu memiliki pendidikan terakhir Sarjana dan SMA. Selain itu sebagian

besar responden sudah memiliki pekerjaan yang mengharuskan pendidikan

minimal SMA dan mengutamakan pendidikan Sarjana. Menurut Driyarkara dalam

Fattah (1996), tingkat pendidikan mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku,

pikiran, dan sikap seseorang. Semakin banyak orang mengenyam pendidikan

formal, berarti ia akan lebih mampu mengembakan potensi dirinya dan semakin

cerdas (Santoso, 2012).

Jadi dapat ditarik kesimpulan, bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, maka semakin baik kemampuan orang tersebut dalam menerima pesan.

Menurut UU SISDIKNAS No. 20 (2003), tingkat pendidikan tinggi merupakan

jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana

(S1), magister (S2), doktor (S3), dan spesialis yang diselenggarakan oleh

perguruan tinggi. Jika dikaitkan dengan teori S-O-R, seseorang dengan tingkat

pendidikan yang lebih tinggi akan semakin mudah bagi seseorang dalam

menerima stimulus yang diberikan komunikator. Sehingga menghasilkan respon

berupa pengetahuan atau efek kognitif (Effendy, 2003, p.255).

Page 15: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

60

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.10 Frekuensi Kunjungan Responden (dengan n = 100)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1-2 kali 57 57%

3-4 kali 31 31%

5-6 kali 8 8%

>6 kali 4 4%

Total 100 100%

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa responden berkunjung

sebanyak 1-2 kali ada 57 orang (57%), 3-4 kali ada 31 orang (31%), 5-6 kali ada 8

orang (8%) dan lebih dari 6 kali ada 4 orang (4%). Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden berkunjung 1-2 kali ke outlet Hoka Hoka Bento

(HokBen). Sementara presentase terkecil adalah responden yang mengunjungi

lebih dari 6 kali.

Deddy Setiawan, Store Manager HokBen, mengatakan bahwa pelanggan setia

HokBen biasanya minimal berkunjung sebulan sekali. Para store manager, akan

berusaha lebih dekat dengan mereka, yaitu dengan interaksi secara langsung

(Wawancara, 25 Mei 2014). Menurut East (1997, p.235), pelanggan yang setia

(store dan brand loyalty) memiliki beberapa kriteria, yaitu memiliki serangkaian

proses pembelian pada toko atau brand yang sama, proporsi pembelian yang

sama, frekuensi membeli yang sama (pola berulang), serta durasi berlangganan

yang sama.

Salah satu responden bernama Ika Susanti, 30 tahun, ibu rumah tangga,

mengatakan bahwa hanya sebulan sekali mengunjungi HokBen karena tidak ingin

terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji. Sementara Galuh Pramesi, 26

tahun, pegawai swasta, mengatakan bahwa dirinya mengunjungi HokBen lebih

dari 6 kali sebulan, karena restauran terdekat dari tempatnya berkerja yaitu

HokBen Polisi Istimewa.

Page 16: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

61

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.11 Outlet Paling Sering Dikunjungi (dengan n = 100)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

HokBen PTC 14 14 %

HokBen Royal Plaza 9 9 %

HokBen CITO 13 13 %

HokBen Tunjungan

Plaza II

14 14 %

HokBen Tunjungan

Plaza (Food Court)

11 11 %

HokBen Plaza

Surabaya

10 10 %

HokBen Galaxy Mall 14 14 %

HokBen Plaza Marina 8 8 %

HokBen Polisi

Istimewa

7 7 %

Total 100 100 %

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

berkunjung ke HokBen PTC, Tunjungan Plaza II dan Galaxy Mall yaitu masing-

masing sebesar 14%. Sementara itu, di peringkat kedua ada HokBen CITO yakni

13%. Responden juga mengunjungi Tunjungan Plaza Food Court (11%), Plaza

Surabaya (10%), Royal Plaza (9%), Plaza Marina (8%), dan Polisi Istimewa (7%).

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden mengunjungi HokBen

PTC, HokBen Tunjungan Plaza II dan HokBen Galaxy Mall. Sementara HokBen

Polisi Istimewa merupakan outlet dengan presentase terkecil untuk di kunjungi

oleh responden.

Menurut Deddy Setiawan, Store Manager Hoka Hoka Bento (HokBen), hal

ini dikarenakan HokBen PTC, Tunjungan Plaza II dan Galaxy Mall merupakan

outlet HokBen terbesar di masing-masing wilayah. HokBen PTC merupakan

outlet terbesar di wilayah Surabaya Barat, HokBen Tunjungan Plaza II yang

terbesar di Surabaya Pusat, sementara HokBen Galaxy Mall merupakan yang

terbesar di Surabaya Timur. Ketiga outlet ini juga berada di pusat perbelanjaan

utama di wilayah tersebut, sehingga pengunjung terbanyak berada disana.

Sementara yang di Polisi Istimewa konsepnya berbeda yaitu standalone store,

sehingga target market nya sedikit khusus (wawancara pribadi, 25 Mei 2014).

Page 17: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

62

Universitas Kristen Petra

Salah seorang responden bernama Alfian Febrianus, 25 tahun, karyawan

swasta, mengatakan bahwa dirinya sering mengunjungi HokBen PTC, karena

lokasinya yang paling dekat dengan rumah. Sementara Evita Budi Santoso, 21

tahun, mahasiswa, mengaku sering mengunjungi HokBen Tunjungan Plaza II

karena menurutnya outlet tersebut berada di Mall paling lengkap di Surabaya.

4.4. Deskripsi Frekuensi Jawaban

4.4.1. Pengetahuan Tentang Logo Perusahaan

Berikut ini adalah deskripsi mengenai pengetahuan responden penelitian

tentang logo perusahaan sebagai bagian dari corporate identity HokBen:

Tabel 4.12

Logo 1 (Warna dominan pada logo HokBen adalah kuning dan merah)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 1 1.0 1.0 1.0

Tahu 99 99.0 99.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi responden yang mengetahui warna

dominan pada logo HokBen adalah kuning dan merah berjumlah 99 orang

sedangkan yang tidak tahu hanya 1 orang saja. Ini menunjukkan bahwa 99%

responden mengetahui warna dominan pada logo HokBen tersebut. Hal ini

dikarenakan sifat logo yang visual sehingga memungkinkan logo untuk lebih

banyak berkomunikasi dan lebih banyak muncul di berbagai media (Argenti,

2010, p.84). Oleh sebab itu responden menjadi lebih mudah menjumpai dan

melihat logo HokBen. Selain itu warna pada logo adalah bagian yang paling

mudah diingat. Pernyataan ini didukung oleh Napoles (1988, p.67-68) yang

menyatakan bahwa, warna dapat membuat suatu simbol menjadi lebih hidup,

menonjolkan kualitas tertentu, dan memfasilitasi persepsi, kesadaran dan

mengingatkan. Berikut ini adalah gambar logo HokBen:

Page 18: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

63

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.1 Logo HokBen

Sumber: https://www.facebook.com/pages/Hoka-Hoka-

Bento/22801653893

Apabila dikaitkan dengan teori S-O-R, efek kognitif sebagai respon akan

muncul jika ada perhatian, pengertian dan penerimaan dari komunikan (Effendy,

2003, p.255). Maka responden sebagai komunikan, telah menerima stimulus

berupa warna dominan kuning dan merah pada logo HokBen, yang disampaikan

oleh komunikator yaitu pihak HokBen, yang kemudian menghasilkan respon

berupa efek kognitif atau pengetahuan.

Tabel 4.13

Logo 2 (Pada logo HokBen terdapat warna kuning yang berarti

sukacita, kebahagiaan, kreativitas, kepemimpinan dan optimisme)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 73 73.0 73.0 73.0

Tahu 27 27.0 27.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada pernyataan kedua, frekuensi responden yang mengetahui bahwa pada

logo HokBen terdapat warna kuning yang berarti sukacita, kebahagiaan,

kreativitas, kepemimpinan dan optimisme berjumlah 27 orang, sedangkan yang

tidak tahu berjumlah 73 orang. Sebanyak 27% responden yang mengetahui makna

Page 19: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

64

Universitas Kristen Petra

warna kuning pada logo HokBen mengatakan bahwa, mereka menginterpretasikan

makna tersebut berdasarkan pengalaman pribadi. Menurut Eiseman (2000 p.19-

61), warna kuning identik dengan kehangatan, cerah, ceria, cahaya, bersinar dan

rasa yang enak.

Namun dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, mayoritas responden

(73%) menjawab tidak tahu mengenai makna warna tersebut. Ini menunjukan

bahwa pada tahap ini proses komunikasi tidak berjalan baik, karena mayoritas

responden tidak memberi perhatian, tidak mengerti dan tidak menerima stimulus

yang dikirimkan komunikator, yaitu berupa makna warna kuning pada logo

HokBen. Sehingga tidak menghasilkan respon kognitif seperti yang diharapkan.

Menurut Napoles (1988, p.67-68), ketika berhubungan dengan suatu perusahaan

atau produk, warna dapat menambah citra yang diusulkan dan nilai dari simbol.

Ini membuktikan bahwa warna pada logo HokBen juga merupakan gambaran dari

budaya perusahaan, yaitu perusahaan kuliner yang kreatif, memimpin, optimis,

bahagia dan penuh dengan sukacita. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa makna

warna pada logo, yang merupakan cerminan budaya perusahaan HokBen tidak

diterima oleh responden (komunikan).

Jadi pada penelitian ini, minimnya informasi dan kurangnya sosialisasi,

seperti pengenalan atau penjelasan akan corporate identity perusahaan,

menyebabkan pengetahuan responden akan makna warna logo tersebut menjadi

sangat rendah. Hal ini didukung oleh pernyataan salah satu responden, Berlian

Santoso, 40 tahun, wiraswasta, mengatakan bahwa ia tidak mengetahui makna

warna tersebut karena tidak pernah mendapat penjelasan maupun pengenalan dari

HokBen.

Page 20: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

65

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.14

Logo 3 (Pada logo HokBen terdapat warna merah yang berarti

keberanian, tidakan kepercayaan, dan semangat)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 62 62.0 62.0 62.0

Tahu 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel frekuensi diatas, responden yang mengetahui logo

HokBen terdapat warna merah yang berarti keberanian, tindakan kepercayaan, dan

semangat berjumlah 38 orang, sedangkan yang tidak tahu ada 62 orang. Ini

menunjukan bahwa mayoritas responden tidak mengetahui warna merah pada

logo HokBen membawa arti keberanian, tindakan kepercayaan dan semangat.

Responden yang tidak mengetahui mengatakan bahwa, mereka tidak

mendapat penjelasan secara langsung dari pihak HokBen mengenai warna merah

tersebut, sehingga mereka tidak mengetahui makna warna tersebut. Menurut salah

satu responden bernama Frida Lestari, 28 tahun, karyawan swasta, dia tidak

mengetahui karena HokBen tidak memberi penjelasan mengenai makna dari

warna merah pada logonya. Ini menunjukkan bahwa HokBen kurang

menyosialisasikan corporate identity nya, dalam bentuk pengenalan dan

penjelasan kepada publik. Sementara 38 % responden yang mengetahui

mengatakan bahwa, mereka hanya menginterpretasikan makna warna tersebut

berdasarkan pengalaman pribadi. Menurut tejasurya.com, warna merah bagi

warga Indonesia identik dengan keberanian. Selain itu juga semangat dan sesuatu

yang dinamis.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka responden tidak memberikan

perhatian, pengertian dan penerimaan kepada makna warna merah sebagai

stimulus. Hal inilah yang menyebabkan responden tidak menghasilkan respon,

yaitu berupa pengetahuan (Effendy, 2003, p.255).

Page 21: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

66

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.15

Logo 4 (Warna dasar pada logo HokBen adalah kuning)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 20 20.0 20.0 20.0

Tahu 80 80.0 80.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi responden yang mengetahui warna

dasar pada logo HokBen adalah kuning berjumlah 80 orang, sedangkan yang tidak

tahu ada 20 orang. Ini membuktikan bahwa 80% responden mengetahui warna

dasar pada logo HokBen tersebut. Hal ini dikarenakan sifat logo yang visual

sehingga memungkinkan logo untuk lebih banyak berkomunikasi dan lebih

banyak muncul di berbagai media (Argenti, 2010, p.84). Oleh sebab itu responden

menjadi lebih mudah menjumpai dan melihat logo HokBen. Selain itu warna pada

logo adalah bagian yang paling mudah diingat. Pernyataan ini didukung oleh

Napoles (1988, p.67-68) yang menyatakan bahwa, warna dapat membuat suatu

simbol menjadi lebih hidup, menonjolkan kualitas tertentu, dan memfasilitasi

persepsi, kesadaran dan mengingatkan. Pada logo HokBen, warna kuning

merupakan warna dasar pada logo yang membuat logo terlihat lebih hidup, mudah

diingat dan mengingatkan publik akan HokBen.

Menurut Sinta Diana, 21 tahun, mahasiswa, mengatakan bahwa HokBen

identik dengan warna kuning, sehingga dengan melihat warna saja bisa segera

mengenali HokBen. Ini sesuai dengan teori brand recognition David Aaker dalam

Durianto, et all, (2004, p.57-59), yang mengatakan bahwa responden mengenali

suatu brand, produk, atau merk setelah diberikan bantuan stimulus seperti ciri-ciri

produk tersebut. Sementara Budi Tedjopranoto, 50 tahun, mengatakan bahwa dia

tidak terlalu memperhatikan warna tersebut karena yang penting adalah kualitas

produk dan servis kepada pengunjung.

Page 22: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

67

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.16

Logo 5 (Komposisi logo HokBen terdiri dari kepala karakter laki-laki

dan perempuan serta nama HokBen dibawahnya)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 11 11.0 11.0 11.0

Tahu 89 89.0 89.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, responden yang mengetahui komposisi logo

HokBen terdiri dari kepala karakter laki-laki dan perempuan serta nama HokBen

dibawahnya berjumlah 89 orang, sedangkan yang tidak tahu berjumlah 11 orang.

Sebanyak 11% responden yang menjawab tidak tahu mengatakan bahwa mereka

tidak terlalu memperhatikan komposisi logo tersebut, karena lebih fokus kepada

menu dan promosi yang ditawarkan oleh HokBen, daripada logo dan atribut

lainnya.

Namun pada tabel diatas dapat dilihat bahwa, mayoritas responden yaitu

sebesar 89% mengetahui komposisi logo HokBen tersebut. Hal ini dikarenakan

logo merupakan atribut yang paling menarik perhatian masyarakat (Karadeniz,

2009, p.7), sehingga mereka mengetahui logo tersebut secara mendetail. Salah

seorang responden bernama Berlian Santoso, 40 tahun, wiraswasta, mengatakan

bahwa dia mengetahui komposisi logo HokBen karena sering melihat logo

tersebut pada outlet-outlet HokBen, atribut dan media promosi HokBen lainnya.

Jika dikaitkan dengan penelitian ini, teori S-O-R terbukti berlaku pada

pernyataan kelima, karena seringnya responden melihat logo tersebut, maka

terbentuklah pengetahuan mengenai komposisi logo HokBen. Pengetahuan

merupakan respon kognitif yang muncul karena adanya perhatian, pengertian, dan

penerimaan dari responden terhadap stimulus (Effendy, 2003, p.255).

Page 23: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

68

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.17

Logo 6 (Komposisi logo HokBen menampilkan kegembiraan dan gaya

modern)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 34 34.0 34.0 34.0

Tahu 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel frekuensi diatas, responden yang mengetahui komposisi logo

HokBen menampilkan kegembiraan dan gaya modern berjumlah 66 orang,

sedangkan yang tidak tahu berjumlah 34 orang. Responden yang menjawab tidak

tahu mengatakan bahwa, HokBen tidak memberikan penjelasan dan pengenalan

yang jelas mengenai logonya. Hal ini yang membuat 34% responden tersebut

tidak mengetahui makna dibalik komposisi logo tersebut. Selain itu responden

tersebut juga tidak mengatakan tidak terlalu memperhatikan komposisi logo

HokBen karena fokus kepada menu yang ditawarkan.

Namun jika dilihat dari tabel diatas, mayoritas responden yaitu sebesar

66% menjawab tahu akan makna komposisi logo HokBen. Ini dikarenakan kedua

karakter pada logo HokBen di gambarkan sedang tersenyum, sehingga membuat

responden menangkap makna kegembiraan tersebut. Selain itu, pembaharuan

nama dan bentuk karakter pada logo HokBen, membuat responden menangkap

makna modernitas pada komposisi logo HokBen. Menurut Kusrianto (2006), logo

menjadi simbol yang mewakili sosok, wajah, dan eksistensi suatu perusahaan atau

produk perusahaan. Sehingga makna logo dari suatu perusahaan menggambarkan

budaya pada perusahaan tersebut. Pada penelitian ini, mayoritas responden

menyatakan tahu karena stimulus yang berupa budaya perusahaan yaitu

kegembiraan dan gaya modern (direpresentasikan melalui komposisi logo

HokBen) ditangkap oleh responden. Sehingga menghasilkan respon kognitif

berupa pengetahuan (Effendy, 2003, p.255).

Page 24: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

69

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.18

Logo 7 (Karakter laki-laki pada logo HokBen bernama Taro)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 66 66.0 66.0 66.0

Tahu 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada pernyataan ketujuh, responden yang mengetahui karakter laki-laki

pada logo HokBen bernama Taro berjumlah 34 orang, sedangkan yang menjawab

tidak tahu berjumlah 66 orang. Ini menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak

mengetahui nama karakter ini. Hal ini dikarenakan karakter Taro belum

diperkenalkan secara maksimal oleh pihak HokBen. Pada logo HokBen karakter

Taro hanya disingkat dengan insial “t”. Inilah yang menyebabkan responden

masih asing dengan nama karakter ini. Sementara 34% respoden yang

mengetahui, mengatakan bahwa mereka mengetahui nama karakter ini karena

sebelumnya pernah mendapat informasi langsung dari HokBen yaitu ketika

menghadiri saat pesta ulang tahun anak (dalam acara ini karakter Taro

diperkenalkan langsung), dan ketika mendapat suvenir khusus dari HokBen.

Menurut Satriojati (2007), penggambaran karakter dapat membangunkan

suatu brand, merk dan perusahaan. Karakter seperti kartun adalah media

komunikasi visual yang dapat dengan mudah dimengerti, diingat dan dikenali.

Pesan yang disampaikannya juga lebih segar dan jelas (Dewi, 2009). Jika

dikaitkan dengan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, HokBen belum

maksimal dalam menggunakan karakter Taro, sebagai media penyampaian pesan

mengenai identitas perusahaan. Minimnya infomasi membuat responden tidak

menangkap stimulus mengenai karakter Taro tersebut, sehingga mereka tidak

memberikan respon yang diharapkan, yaitu efek kognitif (Effendy, 2003, p.255).

Hal ini terlihat dari 66% responden yang menjawab tidak tahu mengenai nama

karakter Taro pada logo HokBen tersebut.

Page 25: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

70

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.19

Logo 8 (Karakter Taro melambangkan keberanian, petualangan dan

keingintahuan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 91 91.0 91.0 91.0

Tahu 9 9.0 9.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan kedelapan, responden yang mengetahui

karakter Taro melambangkan keberanian, petualangan dan keingintahuan

berjumlah 9 orang, sedangkan yang menjawab tidak tahu ada 91 orang. Hal ini

menujukkan bahwa pada mayoritas responden yaitu 91% tidak mengetahui

lambang dari karakter utama pada logo HokBen.

Berdasarkan observasi peneliti, penyebab dari rendahnya pengetahuan

responden akan makna karakter Taro adalah minimnya informasi akan karakter

ini. Salah seorang responden bernama Adelia, 21 tahun, mahasiswa, mengatakan

bahwa HokBen kurang gencar mengadakan event dan promosi yang bertujuan

untuk mengenalkan karakter dan identitas barunya tersebut. Selain itu budaya

perusahaan yang tercermin melalui karakter Taro tidak nampak secara visual,

sehingga pengetahuan responden juga dipengaruhi oleh frekuensi mengunjungi

HokBen. Budaya perusahaan tersebut berupa keberanian, rasa ingin tahu yang

besar dan keinginan untuk selalu menghadirkan sesuatu yang baru.

Ini didukung oleh pernyataan Albert Bandura melalui teori pembelajaran

sosialnya, bahwa perhatian seseorang akan muncul jika mendapat rangsangan

yang jelas dan sederhana secara berkala. Ketika seseorang telah memberi

perhatian, mereka kemudian akan mengingat dan kemudian meningkat menjadi

suatu perilaku (Effendy, 2003, p.282-283). Jadi pada penelitian ini, perhatian

responden tidak muncul karena mereka tidak mendapat rangsangan yang jelas,

sederhana dan berkala mengenai lambang karakter Taro. Hal ini yang

menyebabkan, mayoritas responden tidak mengingat mengenai lambang tersebut,

sehingga tidak menghasilkan respon berupa pengetahuan.

Page 26: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

71

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.20

Logo 9 (Karakter perempuan pada logo HokBen bernama Hanako)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 74 74.0 74.0 74.0

Tahu 26 26.0 26.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel diatas menunjukkan bahwa, responden yang mengetahui

karakter perempuan pada logo HokBen bernama Hanako berjumlah 26 orang,

sementara 74 orang menjawab tidak tahu. Seperti yang telah dijelaskan pada tabel

pernyataan ketujuh, karakter Hanako belum diperkenalkan secara maksimal oleh

pihak HokBen. Penyingkatan nama Hanako pada logo HokBen dengan inisial “h”

menyebabkan 74% responden tidak mengetahui nama karakter utama HokBen ini.

Hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan

yang rendah akan penamaan karakter HokBen. Serupa dengan penjelasan tabel

pernyataan ketujuh, responden yang mengetahui nama karakter Hanako,

mengatakan bahwa mereka pernah mendapat penjelasan langsung dari HokBen

pada event tertentu.

Satriojati (2007) mengatakan bahwa, penggambaran karakter dapat

membangunkan suatu brand, merk dan perusahaan. Karakter seperti kartun adalah

media komunikasi visual yang dapat dengan mudah dimengerti, diingat dan

dikenali. Pesan yang disampaikannya juga lebih segar dan jelas (Dewi, 2009).

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, HokBen belum maksimal dalam

menggunakan karakter Hanako, sebagai media penyampaian pesan mengenai

identitas perusahaan. Minimnya infomasi membuat responden tidak menangkap

stimulus mengenai karakter Hanako tersebut, sehingga mereka tidak memberikan

respon yang diharapkan, yaitu efek kognitif (Effendy, 2003, p.255). Hal ini

terlihat dari 74% responden yang tidak mengetahui nama karakter Hanako pada

logo HokBen tersebut.

Page 27: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

72

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.21

Logo 10 (Karakter Hanako melambangkan komitmen dan kesabaran)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 90 90.0 90.0 90.0

Tahu 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan ke 10 diatas, responden yang mengetahui

karakter Hanako melambangkan komitmen dan kesabaran berjumlah 10 orang,

sementara yang tidak tahu berjumlah 90 orang. 10% responden yang mengetahui,

menjawab bahwa mereka mengunjungi HokBen lebih dari 1 kali dalam sebulan,

selain itu mereka mendapatkan informasi langsung dari HokBen dalam acara

tertentu.

Namun mayoritas responden yaitu 90% menjawab tidak tahu mengenai

pernyataan diatas. Sama halnya dengan karakter Taro, para responden yang

menjawab tidak tahu mengatakan bahwa HokBen kurang memperkenalkan dan

memberikan informasi mengenai karakter Hanako. Minimnya informasi ini yang

menyebakan responden tidak mengetahui budaya perusahaan yang

direpresentasikan oleh karakter Hanako. Budaya perusahaan tersebut berupa

komitmen dan kesabaran dalam melayani. Selain itu frekuensi mengunjungi

HokBen juga menentukan pengetahuan responden, karena budaya perusahaan

tersebut tidak nampak secara visual pada karakter Hanako.

Menurut Bandura dalam Efendy (2003, p.282-283), semakin seseorang

mendapat rangsangan yang jelas, sederhana dan berkala, maka semakin kuatlah

atensi atau perhatian dari orang tersebut. Pada tahap selanjutnya, mereka akan

mengingat dan kemudian meningkat menjadi suatu perilaku. Jika dikaitkan

dengan teori pembelajaran sosial tersebut, semakin sering frekuensi responden

mendapatkan stimulus berupa budaya perusahaan yang tercermin melalui karakter

Hanako, maka responden akan masuk pada tahap selanjutnya yaitu mengingat dan

menghasilkan pengetahuan.

Page 28: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

73

Universitas Kristen Petra

Pada penelitian ini, perhatian responden tidak muncul karena mereka tidak

mendapat rangsangan yang jelas, sederhana dan berkala mengenai lambang

karakter Hanako. Hal ini yang menyebabkan, mayoritas responden tidak

mengingat mengenai lambang tersebut, sehingga tidak menghasilkan respon

berupa pengetahuan.

Tabel 4.22

Logo 11 (Warna rambut Taro dan Hanako adalah coklat yang berarti

alami, sederhana, dan ketertiban)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 75 75.0 75.0 75.0

Tahu 25 25.0 25.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, warna rambut Taro dan Hanako adalah

coklat yang berarti alami, sederhana, dan ketertiban, jumlah responden yang

mengetahui ada 25 orang dan yang menjawab tidak tahu ada 75 orang. Salah satu

responden yang menjawab tahu, Ayu Larasati, 25 tahun, pegawai swasta,

mengatakan bahwa dirinya mengetahui makna warna coklat pada logo HokBen

tersebut karena anggapan pribadi, yaitu coklat membawa arti alami, sederhana dan

tertib. Menurut Eiseman (2000 p.19-61), warna coklat seolah mengomunikasikan

sesuatu yang sangat berhubungan dengan rumah dan bumi, stabilitas, sesuatu yang

aman dan melindungi.

Sementara mayoritas responden yaitu sebanyak 75%, menjawab tidak tahu

karena kekurangan informasi akan karakter Taro dan Hanako yang merupakan

bagian dari corporate identity HokBen. Proses pengenalan dan penjelasan akan

kedua karakter belum gencar dilakukan oleh HokBen. Jika dikaitkan dengan teori

tingkat pengetahuan (Engel, 1994, p.337), dimana pengetahuan merupakan

seberapa banyak informasi yang diterima seseorang, kemudian tersimpan

dalam ingatan ketika menerima informasi, maka teori tersebut terbukti benar.

75% responden tersebut memiliki pengalaman langsung dan melihat warna

tersebut, namun karena informasi yang diberikan minim oleh komunikator maka

Page 29: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

74

Universitas Kristen Petra

responden tersebut tidak menyimpannya ke dalam ingatan, sehingga tingkat

pengetahuan yang dihasilkan juga rendah.

Tabel 4.23

Logo 12 (Body gesture Taro dan Hanako pada logo HokBen

melambangkan keramahan, energik, dan ketulusan melayani pelanggan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 66 66.0 66.0 66.0

Tahu 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, body gesture Taro dan Hanako pada logo

HokBen melambangkan keramahan, energik, dan ketulusan melayani pelanggan,

jumlah responden yang mengetahui sebanyak 34 orang dan yang menjawab tidak

tahu sebanyak 66 orang. Dapat dilihat mayoritas responden (66%), tidak

mengetahui makna body gesture dari kedua karakter HokBen tersebut.

Hal ini dikarenakan HokBen kurang memberikan penjelasan dan

informasi, sehingga setiap reponden memiliki penafsiran yang berbeda-beda, akan

makna dari karakter yang merupakan simbol dan bagian dari budaya perusahaan

HokBen. Menurut Alex Sobur (2006, p.156), simbol telah memiliki kesatuan

bentuk dan makna, berbeda dengan tanda (sign). Simbol sangat erat kaitannya

dengan penafsiran pemakai, kaidah pemakaian sesuai dengan wacananya, dan

kreasi pemberi makna (Annisarizki, 2013, p.5). Sehingga ketika suatu organisasi

tidak menyosialisasikan simbolnya melalui penjelasan dan informasi yang jelas.

Akan muncul penafsiran yang berbeda-beda pada publik mengenai simbol

tersebut. Sementara simbol merupakan pengingat publik akan budaya perusahaan

tersebut.

Inilah yang menyebabkan jumlah responden yang tidak mengetahui makna

body gesture karakter Taro dan Hanako lebih banyak, daripada yang mengetahui.

Jika dikaitkan dengan teori utama penelitian ini (S-O-R), responden tidak

memberikan perhatian, pengertian dan penerimaan kepada stimulus, yaitu makna

Page 30: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

75

Universitas Kristen Petra

body gesture karakter Taro dan Hanako. Hal inilah yang menyebabkan responden

tidak menghasilkan respon, yaitu berupa pengetahuan (Effendy, 2003, p.255).

Tabel 4.24

Logo 13 (Warna font tulisan pada logo HokBen adalah merah)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 25 25.0 25.0 25.0

Tahu 75 75.0 75.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan ke 13, frekuensi responden yang mengetahui

warna font tulisan pada logo HokBen adalah merah berjumlah 75 orang,

sedangkan yang tidak tahu ada 25 orang. Ini membuktikan bahwa 75% responden

mengetahui warna font tulisan pada logo tersebut. Hal ini dikarenakan sifat logo

yang visual sehingga responden menjadi lebih mudah menjumpai dan melihat

logo HokBen diberbagai media terapan. Selain itu salah satu jenis logo yang yang

digunakan oleh HokBen adalah word mark, yang menggunakan font unik baik

bentuk maupun warna, untuk menggambarkan perusahaan atau produk

(Dimarco,2012). Selain itu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya warna pada

logo adalah bagian yang paling mudah diingat karena memfasilitasi persepsi,

kesadaran dan mengingatkan (Napoles, 1988, p.67-68).

Namun 25% responden yang menjawab tidak tahu, mengatakan bahwa

mereka tidak terlalu memperhatikan warna font tersebut. Minoritas responden ini

lebih fokus kepada menu dan pelayanan yang diberikan daripada atribut HokBen

lainnya. Jika dikaitkan dengan teori S-O-R (Effendy, 2003, p.255), maka 75%

responden menerima dengan baik stimulus berupa warna font pada logo HokBen

yang diberikan. Selanjutnya mereka menghasilkan respon berupa efek kognitif

yaitu pengetahuan. Teori S-O-R terbukti pada pernyataan ke-13 pada penelitian

ini.

Berikut ini adalah font yang digunakan pada logo HokBen:

Page 31: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

76

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.2. Font HokBen

Sumber: https://www.facebook.com/pages/Hoka-Hoka-Bento/22801653893

Tabel 4.25

Logo 14 (Logo HokBen dapat ditemukan di plastic bag)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 36 36.0 36.0 36.0

Tahu 64 64.0 64.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, responden yang mengetahui logo HokBen dapat

ditemukan di plastic bag berjumlah 64 orang, sedangkan yang tidak tahu ada 36

orang. Dapat dilihat bahwa mayoritas responden, yaitu sebesar 64% mengetahui

penempatan logo tersebut pada salah satu standar packaging perusahaan yaitu

plastic bag. Hal ini dikarenakan sifat logo yang visual sehingga memungkinkan

logo untuk lebih banyak berkomunikasi dan lebih banyak muncul di berbagai

media (Argenti, 2010, p.84).

Menurut Cahyani Yuliasari, 35 tahun, pegawai swasta, logo pada plastic

bag mudah ditemukan, karena penempatannya ada ditengah dan ukurannya yang

cukup besar. Sementara Anwar Shobari, 29 tahun, pegawai swasta, mengatakan

bahwa dia tidak mengetahui posisi logo tersebut karena tidak pernah

menggunakan fasilitas drive thru, delivery, maupun take away. Menurut Deddy

Setiawan, Store Manager HokBen, plastic bag hanya khusus bagi pelanggan

HokBen yang menggunakan fasilitas delivery, drive thru dan take away saja

(wawancara pribadi, 25 Mei 2014).

Jika dikaitkan dengan teori utama dalam penelitian ini yaitu teori S-O-R

(Effendy, 2003, p.255), maka dapat dikatakan teori tersebut terbukti. Adanya

perhatian, penerimaan dan pengertian dari responden, membuat mereka

menghasilkan respon kognitif yaitu berupa pengetahuan mengenai logo HokBen

Page 32: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

77

Universitas Kristen Petra

tersebut pada plastic bag. Berikut ini adalah gambar dari logo yang berada pada

plastic bag HokBen:

Gambar 4.3. Plastic Bag HokBen

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Tabel 4.26

Logo 15 (Logo HokBen dapat ditemukan di kotak penyajian makanan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 34 34.0 34.0 34.0

Tahu 66 66.0 66.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Selanjutnya pada tabel pernyataan ke 15, responden yang mengetahui

logo HokBen dapat ditemukan di kotak penyajian makanan berjumlah 66 orang,

sedangkan yang tidak tahu berjumlah 34 orang. Dari tabel diatas diketahui bahwa

terdapat 34% responden yang menjawab tidak tahu akan keberadaan logo tersebut

pada kotak penyajian makanan. Menurut Deddy Setiawan, Store Manager

HokBen, selain plastic bag, kotak penyajian makanan juga khusus diberikan pada

layanan delivery, drive thru dan take away saja (wawancara pribadi, 25 Mei

2014). Hal inilah yang menyebabkan 34% responden tidak mengetahui

keberadaan logo tersebut pada kotak penyajian makanan.

Page 33: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

78

Universitas Kristen Petra

Namun sama halnya dengan pernyataan ke 14, pengetahuan responden

akan logo yang berada di kotak penyajian makanan cukup tinggi yaitu 64%. Hal

ini dikarenakan penempatan logo pada kotak penyajian makanan berada di posisi

yang strategis, yaitu ditengah kotak. Selain itu ukuran logo yang cukup besar,

membuat mayoritas responden dapat melihat dengan mudah logo tersebut pada

kotak penyajian makanan. Selain itu sebagai simbol yang berbentuk visual, logo

mudah diaplikasikan pada semua media, termasuk pada kotak penyajian makanan

yang berbahan baku kertas (Argenti, 2010, p.84). Ini berkaitan dengan teori

Jefkins mengenai bagaimana membuat logo atau identitas perusahaan agar dapat

dikenali, yaitu dengan melakukan pengulangan (Jefkins, 1994, p.22).

Jadi pada penelitian ini, mayoritas responden (66%) mengenali keberadaan

logo HokBen pada kotak penyajian makanan karena adanya pengulangan

penggunaan logo tersebut melalui berbagai media. Berikut ini adalah gambar dari

logo yang berada pada plastic bag HokBen:

Gambar 4.4. Kotak Penyajian Makanan HokBen 1

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Page 34: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

79

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.5. Kotak Penyajian Makanan HokBen 2

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Tabel 4.27

Logo 16 (Logo HokBen dapat ditemukan di tisu)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 20 20.0 20.0 20.0

Tahu 80 80.0 80.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, sebanyak 80 responden mengetahui bahwa logo

HokBen dapat ditemukan di tisu, sedangkan 20 lainnya menjawab tidak tahu.

20% responden yang menjawab tidak tahu mengatakan bahwa, mereka tidak

memperhatikan dengan detail tisu tersebut. Annisa Fitria, 29 tahun, pegawai

swasta, mengatakan bahwa ia tidak memperhatikan tisu tersebut, karena sekali

pakai dan langsung buang. Selain itu frekuensi berkunjungnya ke HokBen juga

tidak setiap bulan.

Namun 80% atau mayoritas responden mengetahui keberadaan logo

tersebut pada tisu. Dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden akan

pernyataan ini adalah tinggi. Hal ini karena tisu merupakan media yang paling

sering ditemukan oleh pelanggan HokBen, baik yang pelanggan dine in (makan di

tempat), take away, delivery (pesan antar), maupun drive thru (dibawa pulang).

Menurut Wijaya, 18 tahun, mahasiswa, ukuran logo tersebut cukup besar dan

berada ditengah, sehingga mudah dilihat dan diingat.

Page 35: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

80

Universitas Kristen Petra

Setelah diletakan pada media lain yaitu seperti plastic bag dan kotak

penyajian makanan, logo tersebut juga diletakkan pada tisu, yang merupakan

salah satu standart serving procedure dari HokBen. Dalam National Restaurant

Associatios dalam trade journal yang diterbitkan oleh North American Publishing

Company (2014), tisu merupakan salah satu bagian terpenting dalam industri

restoran karena berkaitan dengan servis. Jika di kaitkan dengan teori Jefkins

mengenai bagaimana membuat suatu logo atau identitas perusahaan agar mudah

dan dapat dikenali, adalah dengan melakukan pengulangan (Jefkins, 1994, p.22).

HokBen telah melakukan pengulangan tersebut melalui berbagai media seperti

tisu. Ini yang membuat mayoritas responden mengenali logo HokBen pada media

tisu.

Tabel 4.28

Logo 17 (Logo HokBen dapat ditemukan di sumpit)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 47 47.0 47.0 47.0

Tahu 53 53.0 53.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Sementara pada tabel pernyataan ke 17, sebanyak 53 orang mengetahui

bahwa logo HokBen dapat ditemukan di pembungkus sumpit, 47 orang sisanya

menyatakan tidak tahu. Dapat dilihat pada tabel frekuensi tersebut, bahwa

pengetahuan responden akan pernyataan tersebut cukup tinggi, yaitu 53%.

Berdasarkan obeservasi singkat peneliti, hal ini terjadi karena posisi logo pada

pembungkus sumpit walaupun berada diposisi bawah namun ukurannya cukup

besar. Selain itu sama halnya dengan tisu, sumpit merupakan standar serving

procedure dari HokBen.

Menurut Deddy Setiawan, Store Manager HokBen, sumpit menjadi alat

makan utama di HokBen, karena konsep dari restoran ini adalah Japanese Fast

Food. Sendok dan Garpu akan diberikan pada menu-menu tertentu dan jika ada

permintaan khusus dari pelanggan saja (wawancara pribadi, 25 Mei 2014). Hal

Page 36: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

81

Universitas Kristen Petra

inilah yang membuat mayoritas responden mengenali logo tersebut pada

pembungkus sumpit HokBen. Namun jumlah responden yang tidak mengetahui

juga cukup banyak, yaitu 47%. Hal ini dikarenakan para responden tidak terlalu

memperhatikan pembungkus sumpit tersebut, mereka segera menggunakan

sumpitnya untuk makan, sementara pembungkusnya dibuang.

Melalui penjelasan diatas, respon yang berupa pengetahuan muncul jika

ada penerimaan, pengertian dan penerimaan dari responden sebagai organisme

(Effendy, 2003, p.255). 53% responden memberikan perhatian, pengertian dan

penerimaan pada pembungkus sumpit Hokben. Hal ini membuat mereka

mengetahui bahwa ada logo HokBen pada pembungkus sumpit tersebut.

Sementara 47% reseponden tidak memberikan perhatian, pengertian dan

penerimaan pada pembungkus sumpit HokBen. Hal inilah yang mengakibatkan

ketidaktahuan mereka akan keberadaan logo tersebut pada pembungkus sumpit

Hokben.

Tabel 4.29

Logo 18 (Logo HokBen dapat ditemukan di cup minuman)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 13 13.0 13.0 13.0

Tahu 87 87.0 87.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel pernyataan terakhir dari indikator logo perusahaan, sebanyak 87

orang mengetahui bahwa logo HokBen dapat ditemukan di cup minuman,

sedangkan 13 orang lainnya menjawab tidak tahu. Melalui hasil diatas dapat

dilihat bahwa pengetahuan responden akan pernyataan tersebut sangat tinggi,

yaitu 87%. Hal ini dikarenakan cup minuman merupakan salah satu media yang

paling sering ditemui oleh responden. Cup minuman diberikan kepada semua

pelanggan HokBen baik yang dine in (makan di tempat), delivery (pesan antar),

maupun drive thru (dibawa pulang). Menurut Liliana, 26 tahun, pegawai swasta,

logo HokBen pada cup minuman mudah dikenali dan diingat karena ukurannya

Page 37: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

82

Universitas Kristen Petra

yang besar. Selain itu karakter utama HokBen (Taro dan Hanako) juga diberi

proporsi yang besar, sehingga semakin mudah dilihat.

Akan tetapi dari 100% responden, sebanyak 13% responden mengatakan

tidak tahu bahwa logo HokBen ada pada cup minuman. Dari hasil observasi

peneliti, para responden tidak memperhatikan keberadaan logo tersebut karena

tidak mengetahui bentuk logo HokBen. Selain itu responden tersebut cenderung

langsung minum, tanpa memperhatikan secara detail design cup minuman

tersebut.

Jadi pada penelitian ini, teori S-O-R telah terkonfirmasi. 87% responden

menerima dengan baik stimulus berupa logo HokBen pada cup minuman.

Selanjutnya mereka menghasilkan respon berupa efek kognitif yaitu pengetahuan

(Effendy, 2003, p.255). Berikut ini adalah gambar dari logo HokBen yang berada

pada cup minuman:

Gambar 4.6. Cup Minuman HokBen

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

4.4.2. Pengetahuan Tentang Nama Perusahaan

Berikut ini adalah deskripsi mengenai pengetahuan responden penelitian

tentang nama perusahaan sebagai bagian dari corporate identity HokBen:

Page 38: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

83

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.30

Nama 19 (Nama perusahaan ini adalah HokBen)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 9 9.0 9.0 9.0

Tahu 91 91.0 91.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel frekuensi diatas, responden yang mengetahui nama

perusahaan HokBen berjumlah 91 orang, sedangkan yang tidak tahu berjumlah 9

orang. Dapat dilihat bahwa pengetahuan responden mengenai nama perusahaan

sangat tinggi, yaitu 91%. Ini menunjukkan bahwa proses pengenalan identitas

nama HokBen sudah berjalan dengan baik. Menurut Bryan Mase (2009, p.316-

324), nama perusahaan merupakan bagian paling penting dari suatu identitas dan

bertindak sebagai sinyal untuk para karyawan, konsumen dan para pemegang

saham. Ini merupakan sebuah label yang merangkum berbagai macam atribut dari

perusahaan tersebut, termasuk persepsi konsumen akan kualitas dan keandalan

perusahaan, serta harapan dan ekspektasi pemegang saham akan finansial

perusahaan.

Jika dikaitkan dengan hasil tabel frekuensi diatas, maka teori tersebut

terbukti. HokBen selalu mencatumkan nama perusahaan di setiap produk, atribut

perusahaan (logo, seragam karyawan, maupun standar packaging perusahaan),

kegiatan promosi, special event, CSR, iklan, social media. HokBen juga selalu

senantiasa menggunakan nama perusahan tersebut setiap memperkenalkan diri

secara lisan kepada publiknya, baik berupa tatap muka maupun melalui telepon.

Proses pengenalan akan nama perusahaan yang sudah maksimal inilah, yang

menyebabkan sangat tingginya (91%) tingkat pengetahuan responden akan nama

HokBen sebagai nama perusahaan.

Sementara 9% responden mengatakan tidak tahu, karena masih mengingat

nama HokBen yang lama yaitu Hoka Hoka Bento. Elvira Lie, 23 tahun,

mahasiswa, mengatakan bahwa nama Hoka Hoka Bento pada eksterior restoran

Page 39: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

84

Universitas Kristen Petra

masih belum berubah, sehingga menyebakan Elvira tidak mengetahui bahwa

nama perusahaan yang baru adalah HokBen.

Tabel 4.31

Nama 20 (Nama HokBen melambangkan kesederhanaan dan keunikan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 68 68.0 68.0 68.0

Tahu 32 32.0 32.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel pernyataan diatas, frekuensi responden yang mengetahui nama

HokBen melambangkan kesederhanaan dan keunikan berjumlah 32 orang,

sedangkan yang tidak tahu ada 68 orang. Hal ini dikarenakan tidak semua orang

memiliki persepsi yang sama tentang konsep kesederhanaan dan keunikan

tersebut. Menurut Anita Susanti, 45 tahun, wiraswasta, pelafalan nama HokBen

masih asing di lidah orang Indonesia karena mengambil singkatan dari bahasa

Jepang, sehingga belum terlihat makna sederhana dan keunikan melalui nama

tersebut.

Menurut Melewar & Saunders (2000), nama perusahaan merupakan salah

satu identitas perusahaan yang paling penting untuk dikelola, karena kapasitasnya

untuk diterima oleh publik secara luas dan merefleksikan budaya perusahaan

tersebut. Sebagai bagian dari corporate identity, nama perusahaan berkaitan

dengan audiens utamanya yaitu karyawan, konsumen, komunitas keuangan

(stakeholder). Jika dikaitkan dengan teori diatas, HokBen belum mengelola nama

perusahaan tersebut secara maksimal. Berdasarkan tabel pernyataan ke 19,

HokBen telah memperkenalkan nama perusahaan tersebut melalui berbagai

macam atribut, seperti pada seragam, packaging perusahaan, website / social

media perusahaan, serta selalu menggunakan nama perusahan tersebut setiap

memperkenalkan diri secara lisan kepada publiknya, baik berupa tatap muka

maupun melalui telepon. Akan tetapi mereka belum menyosialisasikan makna

yang terkandung dalam nama tersebut. Hal ini yang menyebabkan publik

Page 40: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

85

Universitas Kristen Petra

(responden penelitian ini), tidak mengetahui bahwa nama HokBen merefleksikan

budaya perusahaan berupa kesederhanaan dan keunikan.

Tabel 4.32

Nama 21 (HokBen merupakan perusahaan kuliner yang berbentuk

restoran)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 11 11.0 11.0 11.0

Tahu 89 89.0 89.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel frekuensi diatas, responden yang mengetahui HokBen

merupakan perusahaan kuliner yang berbentuk restoran berjumlah 89 orang,

sementara yang tidak tahu ada 11 orang. Dapat dilihat pengetahuan responden

akan pernyataan ini sangat tinggi, yaitu 89%. Hal ini dikarenakan mayoritas

responden, mengetahui HokBen menyediakan tempat dan layanan untuk makan

dan minum. Selain itu HokBen menambahkan ciri khas berupa menu masakan

Jepang dan bentuk bangunan restoran ala Jepang.

Ini sesuai dengan teori restoran yang dikemukakan oleh Marsum (2005),

restoran merupakan suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara

komersial, yang menyelenggarakan suatu pelayanan dengan baik kepada semua

tamu, baik berupa kegiatan makan atau minum. Restoran juga menambahkan daya

tarik tersendiri sebagai daya tariknya, baik melalui menu masakan, hiburan,

maupun tampilan fisik bangunan.

Namun 11% pengunjung yang menjawab tidak tahu, mengatakan bahwa

HokBen lebih terlihat seperti stand daripada restoran, karena beberapa berada

pada Food Court di pusat perbelanjaan.

Page 41: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

86

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.33

Nama 22 (HokBen memiliki konsep Japanese Fast Food Restaurant)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 9 9.0 9.0 9.0

Tahu 91 91.0 91.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan diatas, responden yang mengetahui HokBen

memiliki konsep Japanese Fast Food Restaurant berjumlah 91 orang, sedangkan

9 orang sisanya menjawab tidak tahu. Dapat dilihat pengetahuan responden akan

bentuk dan konsep HokBen sebagai restoran cepat saji khas Jepang sangat tinggi,

yaitu 91%. Name of the organization atau corporate name pada dasarnya

menggambarkan bagaimana perusahaan tersebut dipersepsikan oleh publiknya

(Fombrun, 1996, p.42). Teori ini terbukti melalui pernyataan diatas, yaitu

responden sudah mengetahui bahwa HokBen adalah restoran cepat saji khas

Jepang hanya dengan melihat namanya saja.

Nurul, 30 tahun, wiraswasta, mengatakan bahwa kata Bento pada nama

HokBen sudah menunjukan bahwa restoran ini menjual masakan Jepang. Konsep

cepat saji juga terlihat melalui penyingkatan nama HokBen yang awalnya

bernama Hoka Hoka Bento. Selain itu, cara penyajian menunya dan pelayanan

yang serba cepat membuat mayoritas responden mengetahui bahwa HokBen

adalah restoran cepat saji khas Jepang.

Page 42: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

87

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.34

Nama 23 (Nama HokBen dapat ditemukan di seragam karyawan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 12 12.0 12.0 12.0

Tahu 88 88.0 88.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan diatas, frekuensi responden yang

mengetahui bahwa nama HokBen dapat ditemukan di seragam karyawan

berjumlah 88 orang, sementara 12 orang lainnya menjawab tidak tahu. Dari

observasi peneliti, hal ini disebabkan karena seragam karyawan merupakan atribut

perusahaan yang paling sering dijumpai oleh responden. Semua karyawan

HokBen dari berbagai level mengenakan nama HokBen pada seragam mereka.

Selain itu menurut Putri Nanda, 26 tahun, pegawai swasta, nama HokBen

dituliskan dengan font merah mencolok dan ukurannya cukup besar, penempatan

namanya juga strategis yaitu disebelah kiri atas.

Apabila dikaitkan dengan teori tingkat pengetahuan milik Engel (1994,

p.337), pengetahuan merupakan seberapa banyak informasi yang diterima

seseorang, kemudian tersimpan dalam ingatan ketika menerima informasi,

maka teori tersebut terbukti benar. Mayoritas responden (88%) memiliki

pengalaman langsung dan melihat nama HokBen pada seragam karyawan.

Informasi tersebut kemudian tersimpan kedalam ingatan mereka, sehingga tingkat

pengetahuan yang dihasilkan menjadi tinggi.

Berikut ini adalah gambar seragam karyawan HokBen:

Page 43: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

88

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.7. Nama HokBen Pada Seragam Karyawan

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Tabel 4.35

Nama 24 (Tagline HokBen adalah “Your bento is our command”)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 48 48.0 48.0 48.0

Tahu 52 52.0 52.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi responden yang mengetahui bahwa

tagline HokBen adalah “Your bento is our command” berjumlah 52 orang,

sementara 48 orang lainnya menjawab tidak tahu. Dapat dilihat bahwa tingkat

pengetahuan responden akan tagline HokBen cukup tinggi yaitu 52%. Menurut

Nurul, 30 tahun, wiraswasta, tagline HokBen menggunakan kata-kata yang mudah

diingat. Mereka menggunakan bahasa inggris yang lebih familiar ditelinga orang

Indonesia, daripada bahasa Jepang. Selain itu menurut Wijaya, 18 tahun,

mahasiswa, kalimat tagline yang singkat memudahkan masyarakat untuk

menghafal dan mengingatnya.

Sesuai dengan pernyataan Paramesthi (2010, p.5), tagline merupakan

rangkaian kalimat yang dipakai untuk mengasosiasikan suatu perusahaan ataupun

produk kepada publiknya. Tagline juga dapat digunakan sebagai suatu titik

pembeda dengan para kompetitor (Susanto dan Wijanarko, 2004, p.86). Sebagai

bagian dari identitas suatu perusahaan, tagline merupakan bagian yang paling

Page 44: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

89

Universitas Kristen Petra

mudah di ingat oleh publik. Sehingga penggunaannya harus mudah diingat baik

warna, ukuran, jenis font, dan penempatannya (Kasali, 1995, p.84).

Dalam hal ini tagline HokBen mencoba mengasosiasikan HokBen sebagai

perusahaan makanan cepat saji khas Jepang dengan publiknya, melalui kata

“Bento” yang berarti makanan Jepang. Namun responden yang menjawab tidak

mengetahui tagline HokBen tersebut juga cukup tinggi, yaitu sebanyak 48%. Hal

ini dikarenakan responden tidak cukup memperhatikan keberadaan tagline

tersebut. Penyebab utamanya adalah lokasi tagline yang tidak strategis yaitu

hanya pada celemek staf dan bagian belakang struck pembelian.

Tabel 4.36

Nama 25 (HokBen merupakan perusahaan nasional milik Indonesia)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 54 54.0 54.0 54.0

Tahu 46 46.0 46.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada pernyataan ke-25, frekuensi responden yang mengetahui bahwa

HokBen merupakan perusahaan nasional milik Indonesia hanya berjumlah 46

orang, sementara 54 orang lainnya menjawab tidak tahu. Hal ini menunjukan

bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai pernyataan ini rendah, yaitu

54%. Putri Nanda, 26 tahun, pegawai swasta, mengatakan bahwa dia tidak

mengetahui bahwa HokBen merupakan perusahaan asli Indonesia. Selama ini dia

berpikir bahwa HokBen adalah restoran franchise asal Jepang.

Menurut merdeka.com (2013), kebanyakan restoran cepat saji yang

beroperasi di Indonesia adalah waralaba milik perusahaan asing. Pasar restoran

cepat saji di Indonesia di dominasi oleh perusahaan asing seperti Amerika Serikat,

Korea Selatan dan Jepang. Inilah yang menyebabkan mayoritas responden,

menganggap bahwa HokBen merupakan restoran waralaba milik perusahaan

asing, yaitu Jepang. Sementara 46% responden yang menjawab tahu, mengatakan

bahwa mereka melihat informasi tersebut pada media cetak, online dan elektronik.

Page 45: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

90

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.37

Nama 26 (Pemilik HokBen adalah orang Indonesia bernama Hendra

Arifin)

Frequency Percent Valid Percent

C umulative

Percent

Valid Tidak Tahu 88 88.0 88.0 88.0

Tahu 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel frekuensi diatas, responden yang mengetahui pemilik

HokBen adalah orang Indonesia bernama Hendra Arifin hanya berjumlah 12

orang, sedangkan 88 orang sisanya menjawab tidak tahu. Sama halnya dengan

penjelasan pada tabel pernyataan ke 25, mayoritas responden menganggap bahwa

HokBen merupakan perusahaan waralaba milik asing (Jepang) yang sedang

mengekspansi pasar Indonesia. Selain itu karena minimnya informasi mengenai

nama pemilik HokBen tersebut, membuat responden memiliki pengetahuan yang

sangat rendah akan kepemilikan HokBen.

Jika dikaitkan dengan teori S-O-R (Effendy, 2003, p.255), maka

responden tidak menerima stimulus yang diberikan oleh HokBen mengenai nama

pemilik restoran ini. Sehingga responden tersebut beranggapan bahwa, HokBen

merupakan restoran yang dimiliki oleh orang asing. Hal ini mengakibatkan tidak

munculnya respon kognitif yaitu berupa pengetahuan mengenai nama pemilik

HokBen. Sementara 12% responden yang menjawab tahu, mengatakan bahwa

mereka menerima informasi tersebut melalui media cetak, online dan elektronik.

4.4.3. Pengetahuan Tentang Seragam Karyawan

Berikut ini adalah deskripsi mengenai pengetahuan responden penelitian

tentang seragam karyawan sebagai bagian dari corporate identity HokBen:

Page 46: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

91

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.38

Seragam 27 (Warna dominan seragam karyawan HokBen adalah abu-

abu)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 21 21.0 21.0 21.0

Tahu 79 79.0 79.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi responden yang mengetahui

warna dominan seragam karyawan HokBen adalah abu-abu berjumlah 79 orang,

sementara yang menjawab tidak tahu berjumlah 21 orang. Dari hasil tersebut

dapat diketahui bahwa pengetahuan responden akan warna dominan seragam

tersebut tinggi, yaitu 79%. Hal ini dikarenakan warna pada seragam tersebut

adalah bagian yang paling mudah diingat. Pernyataan ini didukung oleh Napoles

(1988, p.67-68) yang menyatakan bahwa, warna dapat membuat suatu simbol

menjadi lebih hidup, menonjolkan kualitas tertentu, dan memfasilitasi persepsi,

kesadaran dan mengingatkan. Selain itu warna seragam karyawan HokBen baik

yang frontliner maupun officer adalah sama yaitu abu-abu.

Mayoritas responden mengingat warna tersebut, karena stimulus yang

diberikan HokBen melalui seragam karyawannya mendapat penerimaan,

pengertian dan perhatian dari responden, sehingga meghasilkan respon kognitif

yaitu berupa pengetahuan (Effendy, 2003, p.255). Namun terdapat 21%

responden yang tidak mengetahui warna dominan seragam HokBen itu. Hal ini

dikarenakan mereka tidak memperhatikan warna tersebut, serta masih mengingat

warna seragam HokBen yang lama yaitu berwarna biru tua.

Page 47: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

92

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.39

Seragam 28 (Model seragam manajer laki-laki HokBen adalah kemeja

dengan dasi berwarna kuning)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 56 56.0 56.0 56.0

Tahu 44 44.0 44.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel pernyataan ke-28, frekuensi responden yang mengetahui bahwa

model seragam manajer laki-laki HokBen adalah kemeja dengan dasi berwarna

kuning berjumlah 44 orang dan yang menjawab tidak tahu ada 56 orang. Dari

tabel tersebut, terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden akan pernyataan

tersebut rendah, yaitu 56%. Dari hasil observasi peneliti, sebagian besar

responden belum pernah melihat seragam manajer laki-laki HokBen, sehingga

mereka tidak mengetahui warna seragam tersebut. Hal ini dikarenakan manajer

lebih banyak mengurus hal-hal bersifat manajerial, sehingga jarang dijumpai oleh

pengunjung. Selain itu responden juga tidak memperhatikan perbedaan model

antara manajer dengan staf biasa.

Namun 44% responden yang menjawab tahu, mengatakan bahwa mereka

pernah menjumpai manajer HokBen saat ada urusan tertentu seperti, ulang tahun

anak, complaint, wawancara, dan beberapa hal lain. Hal ini sekaligus

mengkonfirmasi teori S-O-R dimana respon kognitif (pengetahuan) akan muncul

jika ada penerimaan atau pengertian terhadap stimulus (Effendy, 2003, p.255).

Hal inilah yang menyebabkan tingkat pengetahuan responden akan model

seragam manajer laki-laki HokBen menjadi rendah.

Berikut ini adalah gambar model seragam manajer laki-laki HokBen:

Page 48: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

93

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.8. Seragam Manajer Laki-Laki HokBen

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Tabel 4.40

Seragam 29 (Model seragam manajer perempuan HokBen adalah

kemeja)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 50 50.0 50.0 50.0

Tahu 50 50.0 50.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel pernyataan ke-29, sebanyak 50 responden menjawab

mengetahui dan 50 lainnya menjawab tidak tahu bahwa model seragam manajer

perempuan HokBen adalah kemeja. Dapat dilihat bahwa presentase responden

yang mengetahui dan yang tidak mengetahui model seragam tersebut sama, yaitu

Page 49: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

94

Universitas Kristen Petra

50%. Sama halnya dengan pernyataan ke-28, 50% responden menjawab tidak tahu

karena mereka jarang menjumpai manajer perempuan secara langsung. Hal ini

dikarenakan manajer lebih banyak mengurus hal-hal bersifat manajerial, sehingga

jarang dijumpai oleh pengunjung. Selain itu, warna seragam yang sama membuat

responden kurang memperhatikan perbedaan model seragam antara level manajer

dengan staf. Padahal menurut Barr (2007), seragam sebagai alat yang

mengklasifikasi dan menunjukan profesionalisme dari para karyawan. Hal ini

menunjukan bahwa seragam HokBen kurang menunjukan klasifikasi antar level

karyawan.

Akan tetapi 50% responden menjawab mengetahui mengenai model

seragam pada manajer perempuan tersebut. Dari hasil observasi peneliti,

responden ini pernah memiliki pengalaman secara langsung dengan para manajer

HokBen. Berikut ini adalah gambar model seragam manajer perempuan HokBen:

Gambar 4.9. Seragam Manajer Perempuan HokBen

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Page 50: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

95

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.41

Seragam 30 (Model seragam staf perempuan adalah kemeja cheongsam

dengan celemek berwarna merah dan bandana berwarna kuning)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 39 39.0 39.0 39.0

Tahu 61 61.0 61.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan ke-30, frekuensi responden yang mengetahui

model seragam staf perempuan adalah kemeja cheongsam dengan celemek

berwarna merah dan bandana berwarna kuning berjumlah 61 orang, sedangkan

yang tidak setuju ada 39 orang. Staf yang berada di posisi frontliner saat berkerja,

membuat mereka menjadi karyawan yang paling sering dijumpai oleh

pengunjung. Staf merupakan karyawan yang secara langsung berinteraksi dengan

para pengunjung HokBen. Hal inilah yang menyebabkan tingkat pengetahuan

responden akan model seragam pada staf perempuan cukup tinggi, yaitu 61%.

Menurut Nelson dan Bowen (2000, p.86), seragam merupakan komponen

penting untuk membangun identitas suatu perusahaan yang bergerak pada bidang

jasa. Seragam tidak hanya menciptakan kesan tertentu dari sebuah restoran, tapi

juga menjadi bagian yang ikut mempengaruhi suasana yang diciptakan oleh

restoran tersebut. Seragam staf perempuan HokBen turut mempengaruhi suasana

khas Jepang yang diciptakan oleh HokBen, yaitu melalui model kemeja

cheongsam dengan celemek berwarna merah dan bandana berwarna kuning.

Selain itu menurut Wowor (2010, p.100), seragam memudahkan tamu

untuk mengenali karyawan disaat mereka membutuhkannya. Apabila teori

tersebut dikaitkan dengan hasil tabel pernyataan diatas, maka teori tersebut

terbukti. Mayoritas responden mengenali model seragam karyawan pada staf

perempuan, karena membantu tamu mengenali karyawan HokBen. Berikut ini

adalah gambar model seragam staf perempuan HokBen:

Page 51: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

96

Universitas Kristen Petra

Gambar 4.10. Seragam Staf Perempuan HokBen

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Tabel 4.42

Seragam 31 (Model seragam staf laki-laki adalah kemeja cheongsam

dengan celemek berwarna merah dan topi abu-abu)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 39 39.0 39.0 39.0

Tahu 61 61.0 61.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel frekuensi diatas, responden yang mengatakan bahwa

model seragam staf laki-laki adalah kemeja cheongsam dengan celemek berwarna

merah dan topi abu-abu berjumlah 61 orang, sedangkan yang tidak tahu berjumlah

39 orang. Pengetahuan responden akan model seragam staf laki-laki cukup tinggi

yaitu 61%. Hasil ini sama dengan pengetahuan responden akan model seragam

Page 52: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

97

Universitas Kristen Petra

staf perempuan. Ini menunjukkan bahwa pengenalan HokBen mengenai identitas

perusahaannya, melalui seragam staf laki-laki maupun perempuan telah berjalan

dengan baik. Ini dapat dilihat melalui mayoritas responden yang menjawab tahu

mengenai model seragam tersebut.

Sementara responden yang tidak tahu mengatakan bahwa mereka tidak

terlalu memperhatikan model seragam tersebut, karena terlalu fokus pada produk

HokBen yang ditawarkan. Selain itu mereka juga masih teringat pada model

seragam sebelumnya, sehingga model seragam yang baru ini belum terlalu

familiar bagi responden tersebut. Berikut ini adalah gambar model seragam staf

laki-laki HokBen:

Gambar 4.11. Seragam Staf Laki-Laki HokBen

Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2014

Page 53: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

98

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.43

Seragam 32 (Terdapat pin bertuliskan “I love HokBen” pada seragam

karyawan HokBen)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 38 38.0 38.0 38.0

Tahu 62 62.0 62.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel pernyataan ke-32, frekuensi responden yang mengetahui bahwa

terdapat pin bertuliskan “I ♥ HokBen” pada seragam karyawan HokBen

berjumlah 62 orang, sementara 38 lainnya menjawab tidak tahu. Menurut Airey

(2010, p.13), simbol yang efektif mampu berbicara dalam banyak bahasa dan

mudah di kenali meskipun tanpa diterjemahkan. Identitas visual yang baik akan

membangun kepercayaan dan membantu publik mengingat pengalaman mereka

dengan perusahaan. Hal ini didukung oleh pernyataan salah satu responden yang

mengatakan bahwa, pin terlihat mencolok dengan adanya simbol hati berwarna

merah yang melambangkan love atau cinta. Selain itu posisi pin yang berada di

dada, membuat pin tersebut lebih mudah dilihat oleh responden ketika berinteraksi

dengan karyawan HokBen. Simbol pada pin tersebut membantu responden

mengingat pengalaman mereka dengan HokBen.

Sementara 38% persen responden yang menjawab tidak tahu, mengatakan

bahwa pin tersebut memiliki ukuran yang kecil sehingga mereka tidak

memperhatikannya. Responden tersebut lebih memperhatikan pelayanan dari

karyawan tersebut. Jika dikaitkan dengan teori S-O-R, maka mayoritas responden

telah memberi perhatian, pengertian dan penerimaan terhadap pin ini. Sehingga

proses komunikasi dapat berjalan dan menghasilkan respon kognitif berupa

pengetahuan (Effendy, 2003, p.255).

4.4.4. Pengetahuan Tentang Perilaku Karyawan

Berikut ini adalah deskripsi mengenai pengetahuan responden penelitian

tentang perilaku karyawan sebagai bagian dari corporate identity HokBen:

Page 54: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

99

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.44

Perilaku 33 (Karyawan HokBen selalu mengatakan “Irrashaimase”

sebagai ucapan selamat datang)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 41 41.0 41.0 41.0

Tahu 59 59.0 59.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel diatas, frekuensi responden yang mengetahui bahwa

karyawan HokBen selalu mengatakan “Irrashaimase” sebagai ucapan selamat

datang berjumlah 59 orang, sedangkan 41 orang lainnya menjawab tidak tahu.

Tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden akan pernyataan

tersebut cukup tinggi, yaitu 59%. Hal ini dikarenakan mayoritas responden, selalu

mendengar salam selamat datang tersebut ketika mengunjungi HokBen. Selain itu

pengunjung juga mendapat salam “Irrashaimase” ketika membuka website

HokBen. Sesuai dengan teori Jefkins, pengulangan pengucapan salam

“Irrashaimase” ini, akan membuat identitas perusahaan semakin mudah dikenali

(Jefkins, 1994, p.22).

Irrashaimase merupakan bentuk salam atau greetings dari HokBen.

Salam tersebut merupakan salah satu bentuk corporate behavior, yang termasuk

dalam corporate identity. Menurut Melewar dan Karaosmanoglu (2006), perilaku

karyawan (employee behavior) mempengaruhi pelanggan dan stakeholder lainnya,

dan segala tindakan karyawan dianggap sebagai refleksi dari identitas perusahaan

Berdasarkan tabel diatas, mayoritas respoden telah mengetahui “Irrashaimase”

sebagai standard greetings dari karyawan HokBen, sehingga upaya pengenalan

corporate identity melalui perilaku bisa dikatakan berjalan dengan baik.

Namun 41% responden yang menjawab tidak mengetahui greetings

tersebut, mengatakan bahwa mereka tidak mendengar dengan jelas kata

“Irrashaimase” tersebut, serta tidak mengerti arti dari kata tersebut. Hambatan

tersebut terjadi karena perbedaan bahasa, yaitu HokBen menggunakan istilah

dalam bahasa Jepang yang masih asing ditelinga orang Indonesia.

Page 55: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

100

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.45

Perilaku 34 (Karyawan HokBen selalu mengatakan “Arigataou

gozaimasu” sebagai ucapan terima kasih)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 28 28.0 28.0 28.0

Tahu 72 72.0 72.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan diatas, frekuensi responden yang menjawab

tahu sebanyak 72 orang, sementara 28 orang menjawab tidak tahu, bahwa

karyawan HokBen selalu mengatakan “Arigataou gozaimasu” sebagai ucapan

terima kasih. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden akan

pernyataan tersebut cukup tinggi, yaitu 72%. Hasil ini serupa dengan pengetahuan

responden akan salam “Irrashaimase”. Ini menunjukkan bahwa pengenalan

HokBen mengenai identitas perusahaannya, melalui salam “Arigatou Gozaimasu”

dan “Irrashaimase” telah berjalan dengan baik. Ini dapat dilihat melalui mayoritas

responden yang mengetahui standard greetings dari karyawan HokBen.

Sementara responden yang tidak tahu mengatakan bahwa mereka tidak

terlalu memperhatikan salam tersebut, karena tidak mendengar secara jelas kata

“Arigatou Gozaimasu” dan tidak mengerti artinya. Perbedaan bahasa

menyebabkan responden kurang mengerti dengan arti dan pelafalan dari salam

tersebut.

Page 56: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

101

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.46

Perilaku 35 (Karyawan HokBen menerapkan “Omotenashi” yang

berarti pelayanan dengan sepenuh hati sebagai standar perilaku)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 56 56.0 56.0 56.0

Tahu 44 44.0 44.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Pada tabel diatas, frekuensi responden yang mengetahui bahwa karyawan

HokBen menerapkan “Omotenashi” yang berarti pelayanan dengan sepenuh hati

sebagai standar perilaku berjumlah 44 orang, sementara 56 orang sisanya

menjawab tidak tahu. Dapat dilihat bahwa mayoritas responden memiliki tingkat

pengetahuan yang rendah mengenai pernyataan tersebut, yaitu 56%. Hal ini

dikarenakan kurangnya informasi mengenai “Omotenashi” sebagai standar

pelayanan kepada pengunjungnya. Ketika stimulus yang diberikan tidak mendapat

perhatian, pengertian dan penerimaan dari responden, maka berujung pada

rendahnya pengetahuan sebagai respon (Effendy, 2003, p.255).

Menurut Deddy Setiawan, Store Manager HokBen, “Omotenashi”

merupakan standar pelayanan karyawan HokBen kepada para pengunjungnya,

yang terdiri dari sikap saat berinteraksi, penyajian produk dan penyediaan fasilitas

yang berkualitas kepada pengunjung (wawancara pribadi, 25 Mei 2014). Hal ini

sesuai dengan Melewar dan Karaosmanoglu (2006), yang mengatakan bahwa

perilaku karyawan (employee behavior) mempengaruhi pelanggan dan

stakeholder lainnya, dan segala tindakan karyawan dianggap sebagai refleksi dari

identitas perusahaan. Hal ini yang menyebabkan perilaku karyawan atau employee

behavior dianggap sebagai komponen penting dari corporate identity. Sementara

salah satu responden yang mengetahui mengenai “omotenashi” mengatakan

bahwa, hal tersebut tercermin melalui tindakan karyawan HokBen ketika

memberikan pelayanan yang sopan, ramah, sabar, dan total.

Page 57: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

102

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.47

Perilaku 36 (Karyawan HokBen bekerja secara cepat dalam melayani)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak Tahu 12 12.0 12.0 12.0

Tahu 88 88.0 88.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Sumber: Output SPSS, 2014

Berdasarkan tabel pernyataan ke-36, frekuensi responden yang mengetahui

bahwa karyawan HokBen bekerja secara cepat dalam melayani berjumlah 88

orang, sedangkan 12 orang sisanya menjawab tidak tahu. Dapat dilihat bahwa

tingkat pengetahuan responden akan pernyataan tersebut tergolong sangat tinggi,

yaitu 88%. Mayoritas responden yang menjawab setuju tersebut, mengatakan

bahwa karyawan HokBen telah menunjukan cara kerja yang sangat cepat saat

melayani pesanan atau penyediaan makanan dan minuman, maupun saat transaksi

pembayaran. Selain itu salah satu responden juga mengatakan bahwa handling

complain dan delivery service dari karyawan HokBen juga cepat.

Hal tersebut menunjukan bahwa identitas HokBen sebagai restoran cepat

saji khas Jepang telah berjalan secara maksimal, karena tercermin melalui perilaku

karyawannya. Apalagi HokBen telah berdiri selama 30 tahun, sehingga membuat

budaya melayani secara cepat ini telah mengakar dalam perusahaan (dalam

penelitian ini adalah karyawan). Sementara 12% responden yang menjawab tidak

tahu, mengatakan bahwa cara kerja HokBen sama saja dengan restoran fast food

pada umumnya.

4.5. Analisis Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Mengenai

Corporate Identity Hoka Hoka Bento (HokBen)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya yang menjadi

responden tentang corporate identity Hoka Hoka Bento (HokBen) yang terdiri

dari logo perusahaan, nama perusahaan, seragam karyawan, dan perilaku

karyawan. Maka peneliti akan memberikan skor untuk masing-masing kategori

Page 58: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

103

Universitas Kristen Petra

jawaban, dengan perhitungan skor 1 untuk jawaban tahu dan skor 0 untuk jawaban

tidak tahu.

Selanjutnya peneliti melakukan perhitungan interval kelas. Setelah

menghitung skor dari tiap pernyataan secara keseluruhan, akan digunakan rumus

untuk menghitung interval tingkat pengetahuan yaitu (Azwar, 2002, p.107)

Sehingga pada penelitian tentang tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya

mengenai corporate identity Hoka-Hoka Bento (HokBen) ini, intervalnya adalah

Dari perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

Tingkat pengetahuan rendah, memiliki skor 0 < a ≤ 0,33

Tingkat pengetahuan sedang, memiliki skor 0,33 < a ≤ 0,67

Tingkat pengetahuan tinggi, memiliki skor 0,67 ≤ a ≤ 1,00

Berikut adalah hasil pengkategorian tanggapan responden pada masing-

masing indikator pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai corporate identity

Hoka Hoka Bento (HokBen):

Tabel 4.48

Tingkat Pengetahuan Mengenai Logo Perusahaan

Indikator Mean

Logo Perusahaan 0,53

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata responden adalah 0,53 terhadap

indikator logo perusahaan. Dapat diketahui bahwa responden memiliki tingkat

pengetahuan yang sedang pada logo HokBen.

Page 59: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

104

Universitas Kristen Petra

Menurut Jessica Halim, wanita berusia 24 tahun, pegawai swasta,

memberikan pendapat bahwa logo HokBen memiliki bentuk visual yang menarik,

mudah diingat dan mudah ditemukan. Menurutnya gambar dua karakter HokBen

lucu dan unik, walaupun dia tidak mengetahui nama dan makna dari kedua

karakter tersebut, karena minimnya informasi yang diberikan oleh HokBen.

Sedangkan menurut Zulfikri, pria berusia 31 tahun, pegawai swasta, memberikan

pendapat bahwa logo HokBen sebenarnya sudah sangat mudah ditemukan, selain

itu bentuknya juga lebih menarik. Hanya saja belum semua store HokBen yang

berubah, sehingga responden masih mengingat logo yang lama. Evie Santi

Yuliana, wanita berusia 20 tahun, mahasiswa, memberikan pendapat bahwa logo

HokBen yang baru lebih bagus, lucu dan sederhana. Dia mengetahui makna

dibalik logo HokBen (nama karakter dan maknanya) karena pernah mendengar

penjelasan saat adiknya merayakan ulang tahun di HokBen. Dari pendapat-

pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan

bahwa logo HokBen memiliki bentuk visual yang menarik dan mudah ditemukan.

Hal ini menunjukan bahwa logo merupakan komponen corporate identity

yang paling penting. Ini karena sifatnya yang visual, yang memungkinkan logo

untuk berkomunikasi lebih banyak dari nama, dan kemunculannya yang

meningkat di berbagai jenis media (Argenti, 2010, p.84). Hal ini terbukti karena

Logo HokBen dapat ditemukan di berbagai media yang menjadi atribut

perusahaan, seperti standar packaging perusahaan, seragam karyawan, dan

sebagainya. Semakin sering frekuensi seseorang melihat logo tersebut, maka

semakin perhatian dan ingatlah orang tersebut. Selain itu semakin kuat logo

tersebut, maka akan semakin menarik perhatian dan mudah untuk diingat.

Pernyataan tersebut didukung oleh Karadeniz (2009, p.7), logo merupakan atribut

yang paling menarik perhatian masyarakat. Kotler (2008), mengatakan bahwa

logo yang baik akan membangun identitas, memudahkan pengenalan dan identitas

kembali (Suprianto, 2011).

Page 60: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

105

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.49

Tingkat Pengetahuan Mengenai Nama Perusahaan

Indikator Mean

Nama Perusahaan 0,626

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata responden adalah 0,626 pada

indikator nama perusahaan. Dapat diketahui bahwa responden memiliki tingkat

pengetahuan yang sedang terhadap nama perusahaan yaitu nama HokBen.

Menurut Maria Susanto, wanita berusia 19 tahun, mahasiswi, memberikan

pendapat bahwa nama HokBen sangat simple dan mudah diingat. Pendek dan

kesannya baru. Selain itu masyarakat sudah tahu kalau HokBen adalah Japanese

fast food restaurant dari namanya saja. Menurut Edi Siahaan, pria berusia 45

tahun, wiraswasta, berpendapat bahwa dari namanya saja HokBen sudah jelas

menjual masakan Jepang dan konsepnya cepat saji. Namun dia tidak mengetahui

bahwa HokBen adalah milik orang Indonesia bernama Hendra Arifin. Sedangkan

Edna Sri Hesti, wanita berusia 52 tahun, mengatakan bahwa nama HokBen mudah

diingat karena tidak terlalu panjang tapi susah pelafalannya.

Dapat dilihat dari pendapat-pendapat tersebut, mayoritas responden

mengetahui nama HokBen menggambarkan konsep restoran cepat saji khas

Jepang. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa, corporate name pada

dasarnya menggambarkan bagaimana perusahaan tersebut dipersepsikan oleh

publiknya (Fombrun, 1996, p.42). Selain itu nama yang baik adalah nama yang

mudah diingat (memorable) dan tidak terlalu panjang (not too long) (Napoles,

1988).

Page 61: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

106

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.50

Tingkat Pengetahuan Mengenai Seragam Karyawan

Indikator Mean

Seragam Karyawan 0,595

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata responden adalah 0,595 pada

indikator seragam karyawan. Dapat diketahui bahwa responden memiliki tingkat

pengetahuan yang sedang terhadap seragam karyawan.

Menurut Eddison Tan, pria berusia 50 tahun, pegawai swasta, mengatakan

bahwa dia tidak mengingat semua model seragam karyawan HokBen, hanya

karyawan yang sering melayani didepan saja yang diingat. Sementara menurut

Maureen Anastasia, wanita berusia 25 tahun, wiraswasta, mengatakan bahwa dia

paling mengingat seragam karyawan front office karena mereka yang melayani

pengunjung secara langsung. Luthfy Hafid Alamsyah, pria berusia 29 tahun,

pegawai swasta, mengataka bahwa dia mengingat seragam manajer karena pernah

berdiskusi tentang ulang tahun anaknya di HokBen.

Menurut Barr (2007), seragam dapat menyampaikan sebuah perusahaan

sebagai profesional, konsisten dan memiliki orientasi yang matang. Seragam juga

dapat menyampaikan klasifikasi dan profesionalisme dari para karyawan. Hal ini

terlihat dari seragam karyawan HokBen yang diklasifikasikan berdasarkan jabatan

masing-masing karyawan. Dilihat dari jawaban-jawaban diatas, diketahui bahwa

responden mengingat dan mengetahui warna seragam masing-masing karyawan

jika mereka pernah atau sering melihat seragam karyawan tersebut. Jika dikaitkan

dengan teori tingkat pengetahuan milik Engel (1994, p.316), secara umum

pengetahuan dapat difinisikan sebagai informasi yang tersimpan di dalam ingatan.

Pengetahuan akan muncul jika responden telah mendapatkan stimulus berupa

informasi kemudian menyimpannya kedalam ingatan.

Page 62: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

107

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.51

Tingkat Pengetahuan Mengenai Perilaku Karyawan

Indikator Mean

Perilaku Karyawan 0,657

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel di atas, nilai rata-rata responden adalah 0,657 pada

indikator perilaku karyawan. Dapat diketahui bahwa responden memiliki tingkat

pengetahuan yang sedang terhadap perilaku karyawan.

Menurut Zaskia Aulia, 23 tahun, mahasiswi, berpendapat bahwa setiap

kali mengunjungi outlet HokBen, selalu mendapat sambutan “Irrashaimase” dan

“Arigataou gozaimasu”. Kevin Samsudin, 18 tahun, pelajar SMA, juga

mengatakan bahwa karyawan HokBen berkerja dengan sangat cepat dan cekatan.

Gede Subrata, 37 tahun, wiraswasta, mengungkapkan pendapatnya bahwa

karyawan HokBen selalu menerapkan standard greetings tersebut. Namun dia

tidak mengetahui mengenai istilah “omotenashi” karena tidak pernah dijelaskan

sebelumnya.

Pada indikator ini, tingkat pengetahuan responden dapat dikatakan cukup

tinggi walaupun masih dalam interval sedang. Hal ini dikarenakan responden telah

berulang kali menerima stimulus berupa standard greetings dan pelayanan yang

cepat sebagai perilaku karyawan selama mereka berkunjung ke HokBen. Stimulus

tersebut kemudian disimpan kedalam ingatan responden dan akhirnya

menghasilkan respons berupa efek kognitif atau pengetahuan. Perilaku karyawan

(employee behavior) mempengaruhi pelanggan dan stakeholder lainnya, dan

segala tindakan karyawan dianggap sebagai refleksi dari identitas perusahaan

(Melewar dan Karaosmanoglu, 2006). Hal ini terbukti melalui perilaku karyawan

HokBen yang cepat dalam melayani karena merefleksikan identitas perusahaan

sebagai Japanese Fast Food Restaurant.

Page 63: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

108

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.52

Tingkat Pengetahuan Secara Keseluruhan (n = 100)

Indikator Mean Persentase

Logo Perusahaan 0,53 53,2%

Nama Perusahaan 0,626 62,6%

Seragam Karyawan 0,595 59,5%

Perilaku Karyawan 0,657 65,7%

Total 0,602 60,2%

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan

responden akan logo perusahaan HokBen tergolong sedang, yaitu sebesar 53,2%.

Begitupun pada indikator nama perusahaan HokBen, tingkat pengetahuan

responden pada kategori ini tergolong sedang, yaitu sebesar 62,6%. Pada indikator

seragam karyawan HokBen, tingkat pengetahuan responden juga tergolong

sedang, yaitu sebesar 59,5%. Hasil serupa juga terjadi pada indikator perilaku

karyawan HokBen, tingkat pengetahuan responden tergolong sedang, yaitu

sebesar 65,7%.

Jika dilihat secara keseluruhan, dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai corporate identity Hoka Hoka Bento

(HokBen) adalah sedang, yaitu sebesar 60,2%. Hal ini disebabkan oleh perubahan

corporate identity yang baru saja terjadi pada Oktober 2013, sehingga masyarakat

belum sepenuhnya mengetahui dan menyadari corporate identity HokBen

tersebut. Selain itu event maupun kegiatan promosi mengenai identitas ini juga

belum secara maksimal diadakan. Akan tetapi, upaya-upaya memperkenalkan

identitas barunya ini telah dilakukan oleh HokBen, seperti penggunaan logo dan

nama perusahaan pada semua atribut, pengenalan melalui website dan social

media, serta penyebutan nama perusahaan baik secara tatap muka maupun

telepon.

Page 64: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

109

Universitas Kristen Petra

4.6. Analisis Tabulasi Silang

Analisis tabulasi silang berikut merupakan analisis peneliti atas variabel-

variabel penelitian yang dihubungkan secara silang (crosstabs), yang meliputi

tabulasi silang antara identitas responden yang terdiri dari domisili tempat tinggal,

pendidikan, dan usia dengan tingkat pengetahuan responden. Berikut ini adalah

penjelasan dari analisis tabulasi silang antara item-item pernyataan diatas:

Tabel 4.53

Tabulasi silang DOMISILI * Logo1 (Warna dominan pada logo HokBen

adalah kuning dan merah Crosstabulation)

Warna dominan pada logo

HokBen adalah kuning dan

merah

Total Tidak Tahu Tahu

DOMISILI Surabaya Utara 0 20 20

Surabaya Selatan 0 26 26

Surabaya Timur 0 26 26

Surabaya Barat 1 14 15

Surabaya Pusat 0 13 13

Total 1 99 100

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden yang bertempat tinggal di

Surabaya Selatan dan Surabaya Timur memiliki pengetahuan yang sangat tinggi

mengenai warna dominan pada logo HokBen. Sebanyak 26 responden yang

bertempat tinggal di Surabaya Selatan dan Surabaya Timur mengetahui bahwa

warna dominan pada logo HokBen adalah kuning dan merah. Hal ini dikarenakan

pada wilayah Surabaya Selatan terdapat 4 outlet HokBen, yaitu HokBen CITO,

HokBen Royal Plaza, HokBen Polisi Istimewa dan HokBen Plaza Marina.

Sedangkan pada wilayah Surabaya Timur terdapat outlet HokBen Galaxy Mall.

Meskipun hanya ada satu outlet di Surabaya Timur, namun outlet HokBen

wilayah Surabaya Timur juga berdekatan dengan outlet HokBen di Surabaya

Pusat. Hal ini menyebabkan responden yang bertempat tinggal di Surabaya Timur

juga mengunjungi outlet HokBen di Surabaya Pusat, yaitu seperti pada HokBen

Page 65: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

110

Universitas Kristen Petra

Tunjungan Plaza II, HokBen Tunjungan Plaza Food Court, dan HokBen Plaza

Surabaya.

Jika dikaitkan dengan teori tingkat pengetahuan milik Engel (1994, p.316),

secara umum pengetahuan dapat difinisikan sebagai informasi yang tersimpan di

dalam ingatan. Pengetahuan akan muncul jika responden telah mendapatkan

stimulus berupa informasi kemudian menyimpannya kedalam ingatan. Responden

di Surabaya Selatan dan Surabaya Timur mendapatkan stimulus yang jauh lebih

banyak daripada responden yang tinggal di wilayah Surabaya lainnya. Terpaan

stimulus tersebut membuat responden Surabaya Selatan dan Timur memberikan

perhatian, pengertian dan penerimaan. Sehingga terjadilah proses komunikasi

yang efektif antara pihak HokBen sebagai komunikator, dengan responden

sebagai komunikan. Kemudian munculah respon kognitif berupa pengetahuan

yang tinggi mengenai warna dominan logo HokBen tersebut. Ini sesuai dengan

teori S-O-R yang mengatakan bahwa, komunikasi dapat dimaknai sebagai proses

seseorang mengirimkan pesan atau informasi melalui sinyal-sinyal tertentu untuk

ditangkap oleh penerima dan menimbulkan efek tertentu, atau disebut sebagai

proses stimulus-organisme-respons (Effendy, 2003, p.254).

Page 66: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

111

Universitas Kristen Petra

Tabel 4.54

Tabulasi Silang PENDIDIKAN * Logo12 (Body gesture Taro dan

Hanako pada logo HokBen melambangkan keramahan, energik, dan

ketulusan melayani pelanggan) Crosstabulation

Body gesture Taro dan

Hanako pada logo HokBen

melambangkan keramahan,

energik, dan ketulusan

melayani pelanggan

Total Tidak Tahu Tahu

PENDIDIKAN SMP 3 1 4

SMA 22 16 38

D1/D2/D3 2 4 6

S1/S2/S3 39 13 52

Total 66 34 100

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki latar

belakang pendidikan sarjana dan SMA. Responden dengan latar pendidikan SMA,

cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai makna karakter logo

HokBen. Dari 38 responden berlatar belakang pendidikan SMA, 16 diantaranya

menyatakan tahu bahwa body gesture Taro dan Hanako pada logo HokBen

melambangkan keramahan, energik, dan ketulusan melayani pelanggan.

Sementara pada posisi kedua, responden yang berlatar pendidikan Sarjana ada

sebanyak 13 orang. Hal ini dikarenakan pendidikan SLTA/SMU dan perguruan

tinggi memungkinkan seseorang lebih maju dalam penggunaan intelektualitas dan

mempunyai pemikiran yang lebih terbuka dalam menerima pengetahuan dan hal

baru (Desmita, 2005).

Akan tetapi, jumlah responden yang tidak mengetahui bahwa body gesture

Taro dan Hanako pada logo HokBen melambangkan keramahan, energik, dan

ketulusan melayani pelanggan jauh lebih banyak daripada yang mengetahui. Hal

ini terjadi pada 66 responden dengan berbagai latar belakang pendidikan,

termasuk SMA dan sarjana. Ini terjadi karena kurangnya informasi dari HokBen

mengenai kedua karakter tersebut. Minimnya informasi yang diterima responden

Page 67: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

112

Universitas Kristen Petra

menyebabkan tingkat pengetahuan mereka akan makna body gesture kedua

karakter pada logo HokBen ini menjadi rendah.

Tabel 4.55

Tabulasi Silang USIA * Logo5 (Komposisi logo HokBen terdiri

dari kepala karakter laki-laki dan perempuan serta nama HokBen

dibawahnya) Crosstabulation

Komposisi logo HokBen

terdiri dari kepala karakter

laki-laki dan perempuan serta

nama HokBen dibawahnya

Total Tidak Tahu Tahu

USIA 17-27 6 38 44

28-38 0 27 27

39-49 2 18 20

50-60 3 6 9

Total 11 89 100

Sumber: Olahan Peneliti, 2014

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa responden dengan usia 17-27

tahun cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai logo HokBen.

Sebanyak 44 responden berusia 17-27, 38 diantaranya mengetahui bahwa

komposisi logo HokBen terdiri dari kepala karakter laki-laki dan perempuan serta

nama HokBen dibawahnya. Sementara pada posisi kedua, responden berusia 28-

38 tahun sebanyak 27 orang menyatakan tahu. Hal ini dikarenakan pada usia 17-

40 tahun merupakan masa dewasa dini. Pada masa ini mengalami berbagai macam

transisi, yaitu transisi fisik, intelektual, dan peran sosial. (Hurlock, 1980, p245).

Pada usia tersebut seseorang dianggap lebih baik dalam penggunaan

intelektualitas, daya ingat manusia pada usia tersebut sangat baik dalam menerima

dan memahami pesan. Selain itu Hurlock juga mengatakan bahwa pada masa usia

dewasa dini, manusia cenderung melakukan banyak kegiatan yang bertujuan

memperpanjang tingkat memori otaknya.

Sementara usia 40-60 tahun merupakan masa usia dewasa madya, yakni

saat dimulainya penurunan kemampuan psikis dan psikologis yang jelas pada

Page 68: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

113

Universitas Kristen Petra

setiap orang (Hurlock, 1991). Hal ini menyebakan perhatian, pengertian dan

penerimaan responden usia tersebut menjadi berkurang terhadap stimulus yang

diberikan, sehingga menyebabkan respon kognitif pada usia tersebut menjadi

rendah. Hal ini bisa dilihat pada tabel 4.6.3. yang menunjukkan semakin tua usia

responden, semakin rendah pengetahuannya akan corporate identity HokBen.

4.7. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Mengenai Corporate Identity

Hoka Hoka Bento (HokBen)

Dalam suatu organisasi, identitas korporat (corporate identity) yang efektif

akan membuat perusahaan dipandang memiliki keunggulan bersaing yang positif

oleh publiknya. Corporate identity menjadi titik pembeda antara satu perusahaan

dengan perusahaan lain. Suatu organisasi atau perusahaan dapat menunjukkan jati

diri dan eksistensinya kepada publik melalui identitas tersebut.

Ini sejalan dengan pernyataan Jethwaney, Varma dan Sarkar (1994, p.149)

tentang pentingnya corporate identity dalam suatu organisasi. Mereka mengatakan

bahwa, pada kenyataannya corporate identity adalah sakral. Identitas tersebut

mengindikasikan keaslian produk, dan pemilik dari identitas tersebut memiliki

hak milik penuh. Hal ini kemudian merujuk kepada tiga hal yaitu kualitas, nilai

dan keaslian. Saat ini ketiga hal tersebut diwujudkan dalam logo, trademark,

symbol, lencana atau monogram.

Susanto, dkk (2008) mengatakan bahwa, identitas perusahaan termasuk dalam

salah satu elemen budaya perusahaan. Sedangkan praktisi public relations

mengemban misi untuk mengembangkan dan memelihara budaya perusahaan

tersebut (Kasali, 2008, p. 110). Ini menunjukkan bahwa corporate identity yang

berhubungan dengan budaya perusahaan merupakan ruang lingkup dan tanggung

jawab dari public relations. Hal tersebut juga terbukti melalui pernyataan

Argenti&Forman (2002, p.56-57), manajemen corporate identity juga merupakan

tanggung jawab corporate communications atau public relations di era modern.

Perusahaan melalui public relations melakukan proses komunikasi mengenai

identitasnya kepada publik internal maupun eksternal.

Menurut Effendy (2003, p.254), pada hakikatnya proses komunikasi adalah

proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada

Page 69: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

114

Universitas Kristen Petra

orang lain (komunikan), sehingga komunikasi dapat dimaknai sebagai proses

seseorang mengirimkan pesan atau informasi melalui sinyal-sinyal tertentu untuk

ditangkap oleh penerima dan menimbulkan efek tertentu, atau disebut sebagai

proses stimulus-organisme-respons. Pada penelitian ini, perusahaan (HokBen)

sebagai komunikator memberikan stimulusnya berupa corporate identity HokBen

yang merefleksikan budaya perusahaan, kepada masyarakat Surabaya (organism).

Dari proses ini akan muncul respon dari masyarakat yang berupa efek kognitif

yaitu pengetahuan.

Pengetahuan merupakan informasi yang tersimpan dalam ingatan seseorang,

sehingga tingkat pengetahuan dapat didefinisikan sebagai seberapa banyak

informasi yang tersimpan dalam ingatan ketika seseorang menerima sebuah

informasi, apakah tinggi, sedang, atau rendah (Engel, 1994, p.337). Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa, tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya

mengenai corporate identity HokBen adalah sedang. Komponen corporate

identity tersebut meliputi logo perusahaan, nama perusahaan, seragam karyawan

dan perilaku karyawan.

Pada komponen logo perusahaan, mayoritas responden (53%) mengatakan

bahwa logo HokBen memiliki bentuk visual yang menarik dan mudah ditemukan.

Selain itu karena logo HokBen dapat ditemukan di berbagai media yang menjadi

atribut perusahaan, membuat peluang responden melihat logo tersebut semakin

besar. Semakin sering frekuensi seseorang melihat logo tersebut, maka semakin

perhatian dan ingatlah orang tersebut. Serta semakin kuat logo tersebut, maka

akan semakin menarik perhatian dan mudah untuk diingat. Hal inilah yang

menyebabkan tingkat pengetahuan responden akan logo perusahaan menjadi

tergolonng sedang.

Sementara pada komponen nama perusahaan, mayoritas responden (62,6%)

mengetahui nama HokBen menggambarkan konsep restoran cepat saji khas

Jepang. Hal ini dikarenakan nama HokBen menggunakan nama yang muda

diingat (memorable) dan tidak terlalu panjang (not too long). Inilah yang

membuat tingkat pengetahuan responden akan nama perusahaan juga tergolong

sedang.

Page 70: 4. ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1 ... · ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4.1.1. Sejarah Perkembangan Hoka Hoka Bento (HokBen) HokBen resmi

115

Universitas Kristen Petra

Selanjutnya pada komponen seragam karyawan, mayoritas responden

(59,5%) mengingat dan mengetahui warna seragam masing-masing karyawan

ketika mereka pernah atau sering melihat seragam karyawan tersebut. Hal ini

dikarenakan, responden tersebut mendapatkan stimulus berupa informasi

mengenai seragam karyawan HokBen, kemudian menyimpannya kedalam

ingatan. Ini menunjukkan bahwa teori tingkat pengetahuan milik Engel (1994)

terbukti pada penelitian ini.

Hasil serupa juga terlihat pada komponen perilaku karyawan, tingkat

pengetahuan responden akan indikator ini dapat dikatakan cukup tinggi (65,7%)

walaupun masih dalam interval sedang. Hal ini dikarenakan responden telah

berulang kali menerima stimulus berupa standard greetings dan pelayanan yang

cepat sebagai perilaku karyawan selama mereka berkunjung ke HokBen. Stimulus

tersebut kemudian disimpan kedalam ingatan responden dan akhirnya

menghasilkan respons berupa efek kognitif atau pengetahuan.

Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan (1.1), setelah 30 tahun

berdiri Hoka Hoka Bento (HokBen) baru saja melakukan perubahan corporate

identity nya pada bulan Oktober 2013. Hal ini mengakibatkan masyarakat belum

sepenuhnya mengetahui dan menyadari corporate identity HokBen yang telah

berubah. Namun HokBen telah melakukan upaya dalam memperkenalkan dan

menyosialisasikan identitas barunya ini, seperti penggunaan logo dan nama

HokBen pada atribut perusahaan, pengenalan pada website / social media

perusahaan, serta selalu menggunakan nama perusahan tersebut setiap

memperkenalkan diri secara lisan kepada publiknya, baik berupa tatap muka

maupun melalui telepon. Inilah yang membuat tingkat pengetahuan masyarakat

akan corporate identity HokBen tersebut tergolong sedang yaitu 60,2%.