414 mataram. asmawati, rusmini, nursardjan: dosen jurusan...

14
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3. NO. I FEBRUAR1 2009: 414 - 427 HUIBUNGAN USIA DAN 1,ARMANYA MENDFRITA STROKE DENGAN KEJADIAN DEPRESI PASCA STROKE DI POLI SARAF RSIJ MATARAM Asmawati, Rusmini, Nursardjan Abstract: Depression is common health problem after suffered stroke Depression after stroke happened at It — b8 % survivor stroke and 50 — 80 % depression after stroke cases untreated diagnostic by doctor non physic iatric. Depression prevalence in acute phase and the first year suffered stroke attained 25 - 3 %. Purpose of this research to know correlation between age and length suffered stroke with incident of depressions after stroke. This research is analytic observational and cross sectional Populations are all survivor stroke came to Poli of Nettrolo<,ical General Hospital of Mataram Samples are survivor stroke had age > 20 year and not suffered consciousness disturbance. Result of' research showed from 100 survivor stroke, that most client of' stroke 75 % is stale, 67 % is old age. Incident depression after stroke are 49 %. Relationship analysis showed have relation between length of suffered stroke with depression after stroke (Asyntp.Signitican = 0.049 < 0.005), and no had correlation between age with depression after stroke (Asynip.Significan = 0.268 % 0.005). Analysis dominant factors with depression after stroke are age 40 — 59 years and length of suffered stroke 3 - I2 months which significant mark 0 013. Nurse should competent to identification symptout of depression after stroke by comprehensive assessment that depression cases after stroke yet good treatment and no cases of depression after stroke untreated by physician. Kata luiiici: Usia, Larna Mendrita , Depresi Pasca Stroke. I.ATAR BELAKANG Depresi merupakan ntasalah keseltatan utama devr w asa ini. WHO (1974) menyebt tkan anaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi depresi pada populasi rnasyarakai dunia adalah 3%. Data WHO menyebutkan bahwa pada tahun 2020, depresi akan menjadi hehan flobal penyakit kedua di dunia setelah penyakit jantung iskemik Prevalensi per tahun diperkirakan herkisar 5-10% per tahun sedangkan life time prevalence bisa rnencapai dua kali lipatnya. Sartorius (1974) ntemperkirakan 100 juta penduduk dunia mengalanni depresi. Angka ini seniakin bertambab untuk ntasa yank akan datang disebabkan sernakin bertambahnya usia harapan hidup, stress psikosial, penyakit kronis, dan kehidupan beragama sernakin ditirtggalkan. Menurut Katzenstein (1998) dalam survey yang dilakukan, kenyataan bahwa Iebih dart 70°%% pasien depresi tidak terdiagnosa oleh dokter. Dimatteo MR dkk (2000) dalain penelitiannya menentukan bahwa depresi dapat teijadi pada pasien yang menial an pengobatan med is. Penyehah depresi dapat ber-upa sebab-sebab dart luar individu rnaupun dart dalam indiv'idu Seseorang bisa jatuh dalam keadaan depresi apabila tidak rarnpu uteuang tuiangi stressor psikososial yang dialaminya. Gejala depiesi dapat dialami pada orang yang niengalami stroke yang disebut depresi pasca stroke. Menurul Kaplan dan Saddock (2000) rnenyehutkan hahwa prevalensi depresi pada pasien stroke mencapai 40-60% dalam bulan pertama setelah terjadi stroke Depresi pasca stroke terjadi pada 11-08% penderita pasca stroke dan 50-80% kasus depresi pasca stroke tidak terdiagnosa oleh dokter non psikiater. Prevalensi dapresi pasca stroke pada fase akut dan pada I tahun pertama stroke niencapai 25-3!°.u. Selain ftaktor lesi pada frontal kiri, laktor lain yang berkorelasi dengan kekerapan dan beratnya depresi adalah faktor usia penderita Penderita bertrsia muda inempunyai tingkat depresi Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan Kcperawatan Poltekkes Depkes Matarant, JI. Kesehatan V/10 Mataram. 414

Upload: phungxuyen

Post on 07-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3. NO. I FEBRUAR1 2009: 414 - 427

HUIBUNGAN USIA DAN 1,ARMANYA MENDFRITA STROKE DENGAN KEJADIAN DEPRESIPASCA STROKE DI POLI SARAF RSIJ MATARAM

Asmawati, Rusmini, Nursardjan

Abstract: Depression is common health problem after suffered stroke Depression after stroke happened at It —b8 % survivor stroke and 50 — 80 % depression after stroke cases untreated diagnostic by doctor non physiciatric. Depression prevalence in acute phase and the first year suffered stroke attained 25 - 3 %. Purpose of thisresearch to know correlation between age and length suffered stroke with incident of depressions after stroke.This research is analytic observational and cross sectional Populations are all survivor stroke came to Poli ofNettrolo<,ical General Hospital of Mataram Samples are survivor stroke had age > 20 year and not sufferedconsciousness disturbance. Result of' research showed from 100 survivor stroke, that most client of' stroke 75 %is stale, 67 % is old age. Incident depression after stroke are 49 %. Relationship analysis showed have relationbetween length of suffered stroke with depression after stroke (Asyntp.Signitican = 0.049 < 0.005), and no hadcorrelation between age with depression after stroke (Asynip.Significan = 0.268 % 0.005). Analysis dominantfactors with depression after stroke are age 40 — 59 years and length of suffered stroke 3 - I2 months whichsignificant mark 0 013. Nurse should competent to identification symptout of depression after stroke bycomprehensive assessment that depression cases after stroke yet good treatment and no cases of depression afterstroke untreated by physician.

Kata luiiici: Usia, Larna Mendrita , Depresi Pasca Stroke.

I.ATAR BELAKANG

Depresi merupakan ntasalah keseltatan

utama devr wasa ini. WHO (1974) menyebt tkan

anaka 17o pasien yang berobat adalah pasien

depresi dan diperkirakan prevalensi depresi pada

populasi rnasyarakai dunia adalah 3%. Data WHO

menyebutkan bahwa pada tahun 2020, depresi akan

menjadi hehan flobal penyakit kedua di dunia

setelah penyakit jantung iskemik Prevalensi per

tahun diperkirakan herkisar 5-10% per tahun

sedangkan life time prevalence bisa rnencapai dua

kali lipatnya. Sartorius (1974) ntemperkirakan 100

juta penduduk dunia mengalanni depresi. Angka ini

seniakin bertambab untuk ntasa yank akan datang

disebabkan sernakin bertambahnya usia harapan

hidup, stress psikosial, penyakit kronis, dan

kehidupan beragama sernakin ditirtggalkan.

Menurut Katzenstein (1998) dalam survey yang

dilakukan, kenyataan bahwa Iebih dart 70°%% pasien

depresi tidak terdiagnosa oleh dokter. Dimatteo

MR dkk (2000) dalain penelitiannya menentukan

bahwa depresi dapat teijadi pada pasien yang

menial an pengobatan med is.

Penyehah depresi dapat ber-upa sebab-sebab

dart luar individu rnaupun dart dalam indiv'idu

Seseorang bisa jatuh dalam keadaan depresi apabila

tidak rarnpu uteuang tuiangi stressor psikososial

yang dialaminya. Gejala depiesi dapat dialami pada

orang yang niengalami stroke yang disebut depresi

pasca stroke. Menurul Kaplan dan Saddock (2000)

rnenyehutkan hahwa prevalensi depresi pada pasien

stroke mencapai 40-60% dalam bulan pertama

setelah terjadi stroke Depresi pasca stroke terjadi

pada 11-08% penderita pasca stroke dan 50-80%

kasus depresi pasca stroke tidak terdiagnosa oleh

dokter non psikiater. Prevalensi dapresi pasca

stroke pada fase akut dan pada I tahun pertama

stroke niencapai 25-3!°.u.

Selain ftaktor lesi pada frontal kiri, laktor

lain yang berkorelasi dengan kekerapan dan

beratnya depresi adalah faktor usia penderita

Penderita bertrsia muda inempunyai tingkat depresi

Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan Kcperawatan Poltekkes Depkes Matarant, JI. Kesehatan V/10Mataram.

414

Page 2: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

Hubungan U'ia dan Liunanya Afenderita Stroke dengan Kejadian Depresi

yang lehih herat Depresi pada stroke timbul

sebagai reaksi terhadap pembatasan dan

keterbatasan ngsional tertentu atau kecmasan

atas masalah seksual Depresi dapat muncul secara

spontan maupun reaksi terhadap perubahan dalam

keltidupalt seperti cacat fisik dan mental sehingga

menimbulkan ketergantungan Depresi merupakan

suatu manifestasi gejala langsung dari adanya

gangguan fisik, atau merupakan reaksi dari adanya

diagnosis penyakit atau penyerta akibat penyakit

stroke Stroke merupakan serangan otak yang

ti mbul mendadak akibat tersumbat atau pecabnya

pembultili darah otak. Stroke merupakan masalah

kesehatan yang besar dalam kehidupan modern saat

ini. Juinlah penderitanya torus meningkat setiap

tahun bukan hanya menyerang usia tua tetapi juga

mereka yang berusia muda dan preduktif Di

Indonesia, diperkirakan setiap tahun 500.000

penduduk terkena serangan stroke Sekitar 2,5%

atau 125.000 meninggal dan sisanya cacat ringan

maupun herat. Stroke menempati urutan ketiga

sebagai penyakit mematikan setelah penyakit

jantung dan kanker dan merupakan urutan pertama

penyebab kematian di Rumah Sakit. Di Indonesia,

data yang valid tentang stroke belum ada.

Berdasarkan Laporan Rekam Medis RSU Mataant

tahun 2005, didapatkan data penyakit stroke

sebanyak 0,52% dari 93007 total kasus penyakit

yang ada, sedangkan dari 0,52% kasus stroke

tersebut yang meninggal 9 orang (1,86%) Pada

tahun 2006, jumlah penderita stroke 0,5% dari

94375 kasus yang ada, dari 496 kasus stroke yang

meninggal 9,38% (44 orang).

Stroke kini tambah populer sejalan dengan

bertambah bariyak penderitanya yang diakibatkan

oleh tambah tingginya mutu stress dan dampak

sarana hidup yang tambah modern. Penderita

dengan pasca stroke sebagian besar menimbulkan

kecacatan sehingga mengakibatkart peiturunan

produifitas seseorang dalam hidupnva. Pasien

dihadapkan dengan berbagai macam stress. Reaksi

terhadap stress ini berupa reaksi psikologis

termasuk penolakan, kecemasan, dan depresi .

Umumnya, stroke sering berlanjut dengan

depresi karena faktor mental niereka menjadi

depresi sering menangis dan sering melamun.

Gejala stroke yang cutup banyak, benar-benar

menimbulkan depresi bagi penderitanya terutama

lanjut usia atau rnereka yang berlatar belakang

karir. Para penderita stroke dapat mengalami

depresi mulai dari yang ringan sampai yang berat,

dari yang sulit berkonsentrasi sampai ingin bunuh

diri.

Depresi merupakan penyakit yang lazim dan

sering terjadi pada usia lanjut. Depresi ini sering

tidak terdiagnosa dan tidak ditangani. Insiden

depresi meningkat pada usia lanjut. Episode

pertama, gan ggntan depresi biasanya muncul pada

usia di atas 50 tahun. Komplikasi dari stroke yang

salah satunya depresi lebih mudah terjadi pada usia

lanjut dan Iebih sulit untuk dratasi, Faktor Risiko

depresi pada lanjut usia ini terjadi akibat menderita

penyakit kronik, tanpa dukungan sosial yang

adequat, kehilangan orang yang dicintai, serta sikap

pesimistik.

Masalah depresi pada pasien stroke akan

niembuat penderita bertambah parah dan

bertambah susab untuk merchabiiitasinya apalagi

menyembuhkannya. Depresi sangat menguras

tenagVenergi psikis secara sia-sia yang jika diolah

secara pos it if dapat digunakan untuk

penyembuhan. Depresi akan memperlambat proses

penyembuban,

mengganggu

memperberat gejala

program rehab it itasi,

fisik,

dan

meningkatkan angka kematian, Dengan

penanganan yang baik, meliputi pemberian anti

depresan, konseling, serta dukungan seluruh

keluarga, depresi akan sembuh 70%.

415

Page 3: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3, NO. 1 FEBRU AR I 2009: 414 - 427

Pemeriksaan terhadap depresi akan sampling yang didasarkan pada kriteria inklusi

bermanfaat karena pengenalan atas gejala yang yang ditentukan sesuai tujuan penelitian

akan mengacu pada perhatian dan pengobatan

Pernberi perawatan primer selisaisnva mengkaji

pasien-pasien atas kenrungk nan teriadinya depresi

Rumusan masalalt dalam penelitian

adalah " Apakah ada hubungan usia dan lainanya

rnenderita stroke dengan kejadian depresi pasca

stroke di Poli Saraf RSU Mataram "Mengetahni

htrbunean usia dan lamanya menderita stroke

dengan kejadian depresi pasta stroke di RSU

Mataram

NIETODOLOGI PENELIT1AN

Tempat dan Waktu Penelitian

Renelitian ini dilakukan di Poli Saraf RSU

Mataram clan dilaksanakan dari bulan Juli 2007

Desember 2007

Eenis Penelitialt

Pend i ti an in i merupakan penelitian

observasional analitik dan cross sectional karena

variabel diteliti pada waktu yang bersaniaan.

Populasi Blau Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah setnua

penderita stroke yang datang berobat ke RSU

Mataram Sampel dalam penelitian ini adalah

penderita stroke yang sedang menjalani pengobatan

rawat jalan di Poli Sara!' RSU Mataram dengao

kriteria inklusi sebagai berikut: tidak mengalaini

gangguan kesadaran dan dernensia serta dapat

inema ham i bahasa

Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel menggunakan

teknik non probability dengan metode purposive

Prosedur Kerja

1. Mcnicriksa Rckarn medis penderita stroke

yang datang ke poll saraf RSU Mataram dan

memilih penderita stroke yang sesuai dengan

kriteria inklusi untuk dijadikan responden

2. Mcnanvakan kesed ia a n penderita untuk

dijadikan responden dalam penelitian melalui

inform consent.

3 Mencatat usia dart responden lamanya

penderita menderita stroke pada tabel checklist

yang sudah discdiakan.

4 Mcngkaji depresi yang inungkin diderita

penderita dengan menggunakan skala depresi

geriatri yang terdiri dari 30 item pertanyaan

dan menghitung nilai skala yang didapat dan

dikategorikan dal = depresi atau tidak depresi

Peugolahan Data

1. Data Usia

Data usia dikelompokkan dalani kategori

prasenium (10-59 tahun) dan lanjut usia 60

tahun diolah secara deskriptif.

Data Lainanya Mentlerita Stroke

Data lamanya penderita stroke dibedakan

dalam kategori akut: < 6 bulan, dan kronis 6

bulan diolah secara deskriptif.

3. Data Kejadian Depresi Pasca Stroke

Data kejadian depresi pasca stroke dibedakan

dalam kategori depresi (jika nilai skala � 10)

dan tidak depresi (nilai skala < 10) diolah•

secara deskriptif

4 Data hubungan usia dengan kejadian depresi

pasca stroke diolah dengan menggunakan uji

Chi Square dengan bantuan SPSS Window

release 11 _0

416

Page 4: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

Huhungrrn Usio dan Larrranva tlenderira ,Stroke dengan Kejrxr is+a Depresi.

5. Data huhun ;an lamanya menderita stroke

dengan kejadian depresi pasca stroke diolah

menggunakan uji chi square dengan bantuan

SPSS Window release 110.

6. Data hubungan usia dan ian,anya menderita

strol^e dengan kejadian depresi diolah dengan

menggunakan uji Regresi Logistik dengan

bantuan SPSS Window release 19.0.

HASIL PENI?LIT!AN

A. Gambaran Urnunr Tentpat Penelilian

1. Luas dan Letak

Rumah Sakil Untum terdiri dari 3 tantai

yang mernpunyai luas 19.811 rn 2 berlokasi di Jalan

Pejanggik No. 6 Mataram. 13erdasarkan

Kepmenkes Rl No. t3/MMenkes/SKI2005 tanggal

05 Januari 2005 bahwa Rumah Sakit L'mum

Daerah Mataram dari Kelas B Non Pendidikan

menjadi Kelas B Pendidikan,

2. Ketenagaan

Jumfah tenaga niedis dan non rrtedis di RSU

Mataram tahun 2007 yang terdiri dari 631 orang

PNS dan 235 orang pegawai kontrak, Untuk

ketenagaan di Rang Poli Saraf terdiri dari 2 orang

perawat dan 2 orang tenaga medic

B. Gambaran jnaunr Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para

penderita stroke yank; sedans menjalani

pengobatan/perawatan di Poli Saraf RSL' Matarant

yang berjstmlah 1 00 oranct dengan karakteristik

sebagai berikut:

1. Identifikasi Usia Responden

Dalanm penelitian ini_ usia responden

bervariasi dari usia 25-80 tahun dihedakan dalam 3

kategori- 20-39 tahun, 40-59 tahun, dan > 60 tahun

dapat diiihat pada label berikut'

Diagram I)istrihusi Rispoudeo Rerdttsar • kan Usia di PoliSaraf kNI.. I:+^:rr:elrt '1 alwn 20117

!s(1

f — O'11_':Itit's41 ft 1

l rlI 6O th

1 4

Gambar I. Distribusi Respunden Berdasarkan Usia di Poli Saraf RSU Mataram Tah+rn 2007

Dari tahel di atas terlihat bahwa sebagian

besar responden berada pada usia ? GO tahun

(42%), 40-59 tahun sebanyak (53%), dan sebagian

keeil responden berada pada usia 20-39 tahun

(5%).

2. Identiikasi Jenis Kelamin

Penderita stroke dalam penelitian ini lebih

banyak laki-laki seperti yang dapat dilihat pada

diagram berikut:

417

Page 5: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

Diagram Distribusi Resporidennerdasarkan Jr . ri k hCiaMiri cli Pali Sara( RSt .' Mit:warn

laki-laki pc t r I

E laki-laki

q perempuan

Dia2rarn Distribusi Respontlen lierdasarlianLa 111;1113'21 NI cliderita Stroke di Poli Saraf RS1.

Nlatarani Tabun 2007

fl

.30

bulan

1-12 bulan

12-2 .1 hulas

24-3o bulanI 1

HubunganU$ia dan Lamanya Menderda ,Stroke dengan Kejadian Depresi

Ciambar 2. Diarant Disriibusi Responclen Berdasarkari .Penis kelamin di Poli Saraf kSl latarani2007

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa

sebagian bestir responden adalah laki-laki (75%).

dan perempuan 25%.

3. Identifikasi Lamanya Menderita Stroke

Lamanya menderita stroke dalam penelitian

ini sangat bervariasi ntulai darn yang < 1 bulan - 15

tahun. Pada penelitian ini lamanya menderita stroke

hanya dihedakan dalam 5 kategori yaitu fase • 0-3

bulan, 3-12 bulan, 12-24 bulan, 24-36 bulan, dan >

36 ()Ain yang dapat dilihat pada diagram berikut:

Garnbar 3. Distribusi Ft poodert Berdasarkan Larnanya Stroke di Poli Sarah RSU Matarant Tahun 2007

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa responden yang terbanyak menderita stroke adalah

lamanva menderita stroke sangat ben'ariasi, waktu 3-12 bulan yaitu 32%, yang lebih dari 12

418

Page 6: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

0 C)epresi

Gambar 5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan Kejadian Depresi Pasca Stroke di PoliSaraf RSU Mataram Tahun 2007

Hub ungan Usia loon Lanranya 1Menderiia Stroke dengan Kejadian Depresi

bulan mesing-masing adalah 19% dan ada sebagian

besar kccil responden yang menderita stroke adalah

pada waktu 0-3 bulan sebanyak 11%

4. Identilikasi k ejadiau Depresi Pasca Stroke

Depresi pasca stroke dapat dialami pada

berhagai usia yang dapat dilihal pada lebel berikut:

48

Gainbar 4.Distribusi Responden Berdasarkan. Kejadian Depresi di Poli Sartf RSU Matarain Tahun 2007

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa

kejadian depresi hampir sama banyaknya pada

penderita stroke yang datang ke Poli saraf RSU

Mataram yaitu depresi (49%) dan tidak depresi (S1

PE MBA H.ASAN

Usia responden dengan Kejadian Depresi Pasca

Stroke

Pada pene]itian urn menganalisa usia dengan

kejadian depresi pasca stroke yang dapat dilihat

pada gambar berikut :

419

Page 7: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

;, l'arl ®i- I .' I ^In1Iu j2 4 tl9n

Nil 3 2-1-;r, E'IriW :r, bin

I -_

NRNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3. NO. 1 FEBRUARI 2009: 4 14 - 427

Dan diagram di atas dapat dilihat bahwa

kejadian depresi mencapai 49% dan jika dilihat dari

kelompok usia yang paling banvak mengalami

depresi berada pada usia 20-39 tahun yaitu dari 5

orang responden 80%, tetapi pada kelompok lanjut

usia (? 60 tahun) justru yang menga]ami depresi

lebih sedikit dibanding yang, mengalanti depresi.

Berdasarkan uji statistik dengan bantuan

SPSS Windows for refese 11.0 dengan taraf

signifikan 0.05 dengan df (2) dipe ro leh Asymp

Signifikan 0.268 > 0.05 yang artinya Ho diterima

dan Hi ditolak berarti tidak ada hubungan antara

usia terhadap kejadian depresi pasca stroke di Poli

Saraf KSU Mataram.

Lanianya ivlenderita dengan Kejadian DepresiPasca Stroke

Penelitian in menganal isa lanianya

menderita stroke dapat dengan kejadian depresi

pasca stroke yank dapat dilihat pada ganlbar

ben k-ut_

Gain bar 6. Distribusi Respond cu Berdasarkan Lainanya Menderit:t Stroked engan Kejadiau DepresiPasea Stroke di Poli Saraf RSU Mataram tahun 2007

Dart diagram di atas dapat dilihat bahwa

kejadian depresi mencapai 49% dan jika dilihat dan i

lamanya menderita yang paling banvak mengalami

depresi berada pada 3-12 bulan 21%, tapi jika

dilihat dari responden yang menderita depresi

pasca stroke justru sedikit hanya 5% pada

responden yang menderita depresi > 3 tahun.

Berdasarkan uji statistik dengan bantuan

SPSS Windows for relese 11.0 dengan taraf

signifikan 0.05 dengan df (4) diperoieh Asymp.

Signifikan 0.049 < 0.05 yang artinya HI diterima

dan HO ditolak berart i ada hubungan antara

lanianya menderita stroke terhadap kejadian

depresi pasca stroke di Poli SarafRSU Mataram

Usia dan Lanianya Meudeu-lta Stroke dengankejadian Depresi Pasca Stroke

Dalam penelitian ini ingin menganalisa

variabel yang paling dominan terhadap kejadian

depresi pasta stroke. Berdasarkan uji statistik

dengan menggunakan Regresi Logistic didapatkan

hasil bahwa Asiymp signifikan yang terkecil dani

sub variabel adalah 0.013 < 0.05 yaitu variabel usia

40-59 tahun den gan lama menderita stroke pada 3-

12 bulan yang artinya variabel tersebut merupakan

420

Page 8: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

Huhungan Usia dan Lnanya Menderita Stroke dengan Kejadian Depresi

paling dorninan berbubunean dengan kejadian dapat dilihat pada tabel herikut:

depresi pasta stroke di Poll SaraF RSU Mataram

Tabel 1. Hubungan Usia dan La.manya Menderita Stroke dengan Kejadian Depresi Pasta Stroke

B S E. Wald df Sig.Exp

(B)

95.0% CI for

E(B)Lower Upper

Step USIA 20-39/LMA 0-3b1

1(a)

12.33

S

11 339

USW0-39LMA 3-12 bin -22.589 40192.970 .000 1 1.00 .000 .000

0

USIA 20-39 LMA 12-24

bin

-1.792 1.208 2.201 138 .167 .016 1.777

USIA 20-39 LMA >24-36 -1.792 1.208 2.201 1 .138 .167 .016 1.777

USIA 40-59LMA 0-3b1 -2.485 1.399 3.153 1 076 .083 .005 1.294

USIA 40-59 LW 3-12

bin

-2.303 .926 6.177 ' .013 .100 .016 .615

USIA 40-59 LMA 12-24

bin

-1.099 1.099 .999 .318 .333 .039 2.874

USIA 40-59 LMA >24-36 .000 1.118 .000 1.00 1.000 .112 8.947

0

USIA >60 LMA 0-3b1 -1.609 1.037 2.410 .121 .200 .026 1.526

US1A>60 LMA 3-12b1 -1.386 1.061 1.708 .191 .250 .031 1.999

US/A>60 LMA I 2-24b1 -1.204 .996 1 462 .227 300 .043 2.112

USIA > 60 LW >24-36 -.693 1.061 427 .513 .500 .063 3.998

Constant 1.386 .791 3.075 1 .080 4.000

IdentifiUsi Usia Responden

Stroke merupakan serangan otak yang

mendadak yang timbuI akibat tersumbat atau

pwahnya pembuiuh darah otak. Jumlah penderita

stroke saat ini cenderung meningkat dan terns

meningkat setiap tahun.

Dari hasi I penelitian pada tabel 1 didapatkan

bahwa insiders stroke lebih banyak terjadi pada usia

60 tahun, vaitu 42%, pada usia 45-59 tahun

sebanyak 53%, dan sebagian kecil (5%) terjadi

pada usia 20-39 tahun.

Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing, L,

stroke dapat terjadi pada setiap usia. Angka

kejadian stroke meningkat wiring bertatnbahnya

usia. Makin tinggi usia, makin banyak

ketuungkinan untuk mendapatkan stroke. Insiden

stroke paling banyak terjadi pada usia di atas 65

tahun. Ditaksir dari 1000 ormig yang berusia 55-64

tahun, da1a.m I tahun terdapat 2 °rang yang terkena

stroke dan stroke biasanya rnenyerang laki-saki usia

di atas 65 tahun. tetapi stroke juga clapat terjadi

pada berbagai usia. Stroke yang Euini terjadi pada

421

Page 9: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3, NO. I FPI3RUAR1 20119: 414 - 427

lanjut usia in diakibatkan oleh gangguan sirkulasi

pada satu atau lebih penibuluh darah otak, biasanya

berhubungan dengan trontbosis, embolism, atau

hetnor+'agic. Selain itu juga, yang merupakan t'aktor

risiko stroke pada lanjut usia adanya transient

iskeanic attack, atbelosclerosis, hipertensi, infark

miocaard, DN[, dan penyakit degeneratit ` lainnya Ini

juga tertuang dalani Wikipedia, bahwa risiko stroke

adalah bertambahnya usia, hipertensi, T[A. DM,

colestcrol tinggi, merokok, dan trombosis

Stroke scat ini lebih banyak disebabkan oleh

hipertensi yang menjadi peinicu timbuinya

serangan. 1Iipertensi rneningkat sesuai usia.

Hipertensi herhubungan dengan vaokontriksi

pembuluh darah [arena proses penuaan sehingga

meningkatkan resistensi perifer. Tingginya angka

kejadian irti disebabkan karena gayaipola hidup

rnasyarakat yang tidak sehat seperti malas

berolalu'aga, merokok, makanan berlerak clan

kolestro]. Dari basil penelitian, dari 100 orang

responder, 70% meinpunyai riwayat hiper-tcnsi.

Hipertensi merupakan faktor risiko kuat tinibu[nya

stroke

Dari hasil tersebul juga didapatkan stroke

ini sebagian kccil 6% terjadi pada usia 20-39 tahun.

Stroke bukan hanya menyerang usia tua tetapi jugs

menyerang usia produktif Dan didukung oleh

Tobing L bahwa stroke dapat terjadi dun usia bayi

ham laltir sampai pada usia lanjut. Insiden pada

usia 35-44 tahun sebanyak 0.2 perseribu. Penyakit

stroke pada usia muda lebih string disebabkan,oleh

cacat pembuluh darah bawaan (inatformasi arteri

Sena, aneurisma) dan cacat jantung.

[deutifikasi Jcnis Keiantin

Dari tabel 2 didapatkan bahwa stroke

sebagian besar tetjadi pada laki-laki yaitu sebanyak

75%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh Gaya

hidup merokok yang banyak dijumpai pada laki-

laki. Merokok merupakan salah satt.t faktor risikc

kuat menimbulkan stroke. Sedangkan pada wan;ta

insiden st roke i.ni meningkat diakibatkan karena

pengaruh kontrasepsi hormonal.

ldentifkasi Larnanya Meuderita Stroke

Stroke rnerupakan merupakan kasus

medical emergency, yang dapat merry ebabkan

kerusakan neurologis secara permanen, komplikasi.

dan kematian jik-a tidak didiagnosis dan diterapi

dengan tepat Bentuk Stroke beragam dari yang

ringan, sedan-, dan berat. Pada stroke yang ringa.n

ada yang pulih sernpurna gejalanya dalarn 24 jar-,

Ada Stroke ringan yang semhuh sempurira

gejalanya dalam waktu lebih dari 24jam

Dari hasil penclitian didapalkan lama a

rnenderita stroke pada 100 responden sanvat

hervariasi yaitu yang menderita stroke dalarn 0-3

bulan sebanyak 11%, 3-12 bulan sebanyak 32%,

dan pada penderita stroke yang nnenderita selama

>1 tahun, > 2 tahun dan S 3 tahun masing-masing

rata-rata 19%.

Hal ini dapat kita cermati bahwa penderita

stroke yang datang ke Poli Saraf RS[1 Mataram

adalah kebanyakan kasus larva (pasien kontroI j

yang lehih dari 3 bulan menderita stroke <<aitu

sebanyak 89%. lni artinya penyernbuhan penyakit

stroke bervariasi dari berbagai responden. In juga

ntenandakan bahwa kecacatan yang dialarni

penderita stroke bervariasi sebingga rnereka datang

berobat, kontrol ataupun melakukan rehahilitasi.

Menurut Tobing L, penderita yang menderita

stroke akibal hipertensi atau penyakit janrung akin

sering berutang datang berobat, dikarenakan terapi

hipertensi berlangsung - larva biasanya seumur

hidup.

Penderita yang sudah terkena stroke akan

mengalami kecacatan dan perlu terapi dan

rehabilitasi, Hal ini sesuai dengan pendapat

422

Page 10: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

flubunga Usia dan Lamanya Afenderita Stroke dengan Keiadian Depresi

Mulyatsih, E bahwa berbagai masalah akan timbul

akibat serangan stroke. Perjalanan penyakit stroke

beragam, ada yang pulih sempurna, ada yang

seinbuh dengan cacat ringan sampai cacat berat.

Yang paling banyak cacat adalah pada kelompok

pehderita usia di atas 45 tahun

Setelah satu bulan, kecepatan kesembuhan

penderita stroke akan cenderung melambat, jika

gejala-gejala parah masih ada setelah 3 mingu,

kesembuhan akan berlangsung bertahap setelah 3

minggu. Parahnya stroke merupakan faktor risiko

paling penting dalam kesembithan

Identifikasi Depresi Pada Penderita PascaStroke

Depresi menipakan kasus yang secara

dramatis dapat meruhah perilaku atau membatasi

kentampuan sesorang untuk berfungsi atau

berkomunikasi, dan merupakan hal sulit bagi

seseorang di sekeliling kita untuk menghadapi

ketidakmarnpuan sehinma depresi Beberapa

il mnan percaya bahwa stroke menticit injury otak

dirinya sendiri yang dapat menyebabkan depresi.

Kebanyakan pasien berkembang menjadi depresi

sekunder akibat injury otak tersebut, Salah situ

Journal Hospital Medicine menyatakan

kettdakmampuan penderita pasca stroke berat

mentiliki 2-3x lebih besar berisiko untuk depresi

Dart tabel 4 dapat dilihat bahwa kejadian

depresi hampir sama banyaknya pada penderita

stroke yang datang ke Pub saraf RSU Mataram

yaitu depresi 49% dan tidak depresi 51%. Hal ini

sesuai dengan pemyataan Wibisono, S babwa

depresi merupakan salah satu komplikasi psikiatrik

dart stroke yang insidennya teadi pada 11-68%

pasca stroke Depresi sering tidak terdiagnosa oleh

tint medis dan tidak mendapatkut pengobatan

wmestinya dalam praktik. 50-80% kasus depresi

pasca stroke tidak terdiagnosis °kb dokter non

psikiater.

Ini juga didukung oleli pendapat Hachinski

(199) bahwa depresi pasca stroke merupakan satu

masalah utama pasca stroke dengan diinensi

biologis dan psikososial yang kompleks. Prevalensi

depresi pasca stroke berkisar antara 20-65%.

Sebagian penderita akan metnbaik dalam tahun

pertama, namun ada sebagian keei I yang

berkembang menjadi depresi kronik. Hal senada

juga diutarakan oleh Robinson, K dart 70-80%

pasien yang mengalami stroke 40-50% pasien

mengalami depresi. Depresi mayor terjadi pada

20% pasien dan 20% ]agi berkembang menjadi

depresi minor.

Menurut pendapat Nurnilati, A depresi

merupakan gangguan emosi yang paling wring

d teinuk an. Sekitar 15-25% stroke dalam

komunitas mengalami depresi sedangkan pasien

stroke yang dirawat di rumah sakit 30-40%

menderita depresi. Umumnya stroke berlanjut

dengan depresi, aninya para penderita stroke sadar,

kondisinya sudah lain untuk inelak.ukan ini dan itu

secara ruin. Karena faktor mental mereka menjadi

depresi: sering menangis da.n sutra inelamun dan

penderita sering bertanya mengapa hal ini sampai

terjadi, dan ada kalimat yang keluar ingin mati saja

kuena tidak tahan dengan kondisi seperti ini.

Hubungan Usia dengan Kejadian Depresi PaseaStroke

Depresi merupakan suatu sindrom yang

ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang

rnanifestasinya bisa herbeda-beda pada masing-

masing individu. Ha] ini juga dapat dilihat pada

tabel 5 didapatkan 4 dui 5 orang kelompok usia

20-39 tahun (80%) mengalami depresi,

setengahnya dart responden (50%) dart kelompok

usia 40-59 tahun mengalami depresi dan justru

423

Page 11: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

JURNAL KESEHATAN PRIMA VO L. 3. N O. I FEBRUARI 2009: 1 1 4 - 427

pada kelompok lansia (> 60 tahun) yang megalami

depresi lebih sedikit dibandingkan dengan yang

tidak ntengalami depresi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing,L

yang menyatakan bahwa selain faktor lesi pada

frontal kiri, faktor lain yang berkorelasi dengan

kekerapan dan beratnya depresi adalah usia

penderita. Penderita yang berusia muda

mempun yai depresi yang lebih berat. Depresi

merupakan ntasalah yang lazim dijumpai pada

penderita pasca stroke. Menghadapi kemunduran

mobilitas, kekuatan fisik, kesulitan kerja,

kernatnpuan kognitif akan mencetuskan munculnya

depresi. Apalagi hal ini jika dialarni oleh penderita

usia muda akan dapat membuat ineteka depresi..

Ini juga didukung oleh pendapat Syaiiendra, sekitar

50 % pasien depresi terjadi pada usia 20-50 tahun

diniana prevatensinya(angka kejadian) pada orang

yang tidak menikah lebih tinggi dibanding mereka

yang berumah tangga.

Depresi minor pasca stroke berhubungan

dengan usia muda, lokasi tesi/kerusakan hetnisfer

kiri otak akan berkembang menjadi depresi pasca

stroke. Ada hubungan antara kejadian depresi

minor dengan variabel pathoanatorni hemisfer

bagian caudal dengan gangguan mood penderita

stroke.

Meningkatnya kejadian depresi pada usia ini

(20-39 tahun) karena ini merupakan usia yang

sangat produiktif merupakan usia dimana pada

tahap ini mereka diihadapkan oleh berbagai

pengalaman bare dan perubahan gaga hidup

sebagai kelanjutan menuju proses kematangan diri.

Pada tahapan usia ini lebih interest kepada hal yang

menyangkut kebutuhan kesehatan dirinya,

pekerjaan dan pendidikan/karir. Jika banyak stress

dan perubahan yang terjadi dalam dirinya dan

banyaknya tekanan, serta tanggung jawab dan

ketidakmampuan koping terhadap tekanan tersebut

akan membuat depresi dan bahkan bunuh diri .

Tetapi dari basil penelitian depresi lebih

sedikit terjadi pada kelompok usia lanjut yaitu

hantia 18°ro seperti pendapat Gallagher et all, yang

menyatakan bahwa depresi paling lazim terjadi

pada lanjut usia dan Bering tidak terdiagnosa dan

tidak terobati pada kelompok usia tersebut

Tingginya insiden depresi pada lansia seharusnya

tidak dihubungkan dengan respon normal terhadap

penuaan. Faktor lisik, hormonal, psikologis, dan

sosial memiliki peranan pada perkembangan

depresi pada lanjut usia. Periode pertama dari

gangguan depresi mayor terjadi pada usia di atas 50

tahun.

Dari hasil penelitian di atas dapat

disimpulkan usia bukanlah faktor langsung yang

berhubungan rlengan stroke, tetapi usia dapat

nienimbulkan penurunan zat kirnia (norefineprin,

seroyonin) dan kadar hormon (estrogen pada

wanita, testosteron pada Aria) Hal ini terjadi

sejalan dengan bertambab usia sehingga peltuang

menualami depresi pada lanjut usia cukup tinggi.

Dan berdasarkan penelitian didapatkan sekitar 13%

populasi orang lanjul usia mengalami depresi, dan

4% di antaranya balikan menderita depresi mayor.

Dari hasil uji statistik dengan bantuan SPSS

Windows for 11.0 hasii Asymp Signifikan 0 192 >

0.05 yang artinya tidak ada hubungan antara usia

dengan kejadian depresi pasca stroke.

Tidak adanya keterkaitan antara usia dengan

depresi tidak bisa dilihat dari satu aspek usia saja.

Ini juga bisa dipengaruhi ernosional dan pertyakit

lain yang diderita. Seperti diungkapkaa oleh

Syailendra bahwa depresi menipakan iluktuasi

emosi dinamik, mengikuti suasana perasaan

internal dan eksternal individu. Depresi dapat

menjadi pervasif, memburuk dan mengganggu

perilaku sehari-hari serta muncul bersanta penyakit

4L4

Page 12: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

I uhungan Usia dan LamanvaAienderita Stroke dengan Kejatlian Depmsi

lain. Menurut Herman dkk, depresi dipengaruhi

oleh perasaan emosional internal dan eksternal

individu Penyebab depresi pasca snake adalah

multifaktoriat, inclibatkan kepribadian sebelum

stroke, reaksi akibat stroke, dan faktor organik

H u b unga n Lainanya Menderita Stroke denganKej ad ian Depresi Pasta Stroke

Dad hasil penelitian didapatkan bahwa nilai

Asymp Signitikan 0.03 < 0.05 yang artinya ada

hubungan anatara lamanya menderita stroke

dengan kejadian depresi pasca stroke Hal ini

sesuai dengan pendapat Wibisono, S yang

nienyatakan bahwa insider depresi pasca stroke

berkisar 11-68% dengan prevalensi pada Ease akur:

25%, 3-12 bulan. 32%, > 1 tahun. 16%, setelah 2

tahun: 1 Wo dan > 3 tahun: 29%. Dan jika dilihat

dart hasil penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat

di atas, bahwa prevalensi yang teninggi kejadian

depresi pada penderita pasca stroke di Pali Sarar

RSU Malarain adalah yang lamanya 3-12 tahun

menderita stroke sebanyak 32%, lase 0-3 bulan

25% dan yang menderita stroke > Itahun ke atas

inasing-ma sing prevalensinya 19%.

Ini juga didukung oleh Robinson,R, dart 70-

80% penderita stroke, 50%nya akan nrenjadi

depresi pada suatu waktu datam 1-2 tahun setelah

terkena stroke. Mayontas penderita stroke (40%)

nya akan berkembang depresi dalam 1-2 bulan

setelah stroke Sebastian lainnya 10-20% nya akan

berkembang depresi pada waktu setelah 1-2 tahun

berikutnya, Depresi Pasta stroke terjadi seperempat

pasien stroke dalam waktu 4 bulan stroke. Lebih

dart separuh pasien mengalanti depresi akan tetap

menjadi depresi setelah 12 bulan. Medical Center

Ohio State University (2007). melaporkan depresi

dapat terjadi seteLall serangan stroke, selama

rehabilitasi atau setelah pulang ke wmait Beberapa

studi menyebutkan bagi merekan yang menderita

stroke berisiko Iebih bestir untuk terjadi depresi

dalam waktu 6-24 bulan setelah ketuar dart minah

sakit.

Penyak it stroke memili ki pemulihan yang

lama dan menimbulkan berbagai masala.b Berbagai

ntasalah akan timbul sebagai akibat dart stroke,

biasanya beariasi tergantung bagian otak yang

terkena. Stroke menipakan penyebab keeacaim

utama pada gotongan umur 45 tahun ke atas dan

stroke membutuhkan penanganan yang kompleks

dalain upaya pemulihan dalam kurun waktu yang

lama bah kan sepanjang sisi liidripnya

Perjalanan penyakit stroke beragam, ada

pasien yang pulih sempurna ada pula yang semhuh

dengan cat seuniur hidup. Yang paling banyak

cacat adalah pada kelompok umur di atas 45 tahun.

Permilihan gatigguais syaraf pada stroke terjadi

selaina berbari-hart atau berminggu-minggu. Bila

setelah 6 bulan masih terdapat cacat maka

perbaikan lidak akan mencolok lagi. Perbaikan

ringan masih diharapkan sampai 2 tahun Lamanya

pemulihan dan stroke sering kambuh dan semakin

banyak faktor yang dijumpai maka makin tinggi

kemungkinan depresi pasca stroke.

Huhtingan Usia thin Lamanya Menderita Stroke

dengan Xejadian Depresi Pasta Stroke

Dart hasil penelitian menggunakan uji

regrcsi logistic didapatkan bahwa Asnip Signifikan

0.013 < 0.05 yang artinya ada hubungan yang

signifikan usia dan lamanya menderita stroke

dengan kejadian depresi pasca stroke. Dart hasil

penelitian didapatkan sebelumnya, usia saja tidak

berhubungan dengan dengan kejadian depresi pasca

stroke. ketika usia berinteraksi dengan

variabel lamanya menderita stroke, variabel

tersebut menjadi paling dominan terhadap kejadian

depresi pasca stroke yaitu usia 40-59 Lahti dan

lamanya menderita stroke 3-12 bulan.

425

Page 13: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3. NO. I FEBRUART 2009 ; 414 - 427

Pada usia 40-59 tahun nterupakatt usia pra

senilis atau usia dewasa pertengahan atau usia

masili produktif Pada tahap ini, mereka berada

pada suatu kondisi dimana karir dan

mempertahankan keutuhan berurnah tangga

Mernpersiapkan ekonomi ke[uar+ga untuk sumher

daya keluarga sehingga mereka pada usia ini

sedang berada dipuncak karir. Pendapat ldris N,

depresi pasca stroke lebilt banyak dialami pada usia

produktii dimana scat mereka sedang berada

dipuncak karir

The Stroke Association mengestimasi

bahwa setengah dari penderila stroke akan

mengalami depresi pada beberapa tahap dalam

beberapa tahun pertama. Kebanyakan pasien tidak

rutin lagi diperiksa Bari depresi dan hanya

sebagian ntinoritas yang menriliki diagnosa.

Tcrliltat bahwa dengan depresi akan ntenampakkan

pernulihan yang kurang balk setelah stroke

dibandingkan pasien yang tidak mengalami

depresi. Lamanya menderita stroke 3-12 bulan ini

tnembuat mereka kehilangan keperc.ayaan diri

karena hilangnya produktifitas kerja. Seperti yang

diungkapkan o[eh Jacinta F Rini bahwa kepuasan

kerja membawa arti tersendiri karena di samping

mendatangkan fasilitas dapat juga mernberikan

nilai dan keban gaan pada diri (karena prestasi

atau kreatifttas) Hagi yang mengalami problem

dan memiliki kondisi mental yank tidak stabil,

konsep diri negatif dan rasa kurang pereaya did

sehingga ntenimbu]kan masalah harga diri yang

herakar pada depresi.

Pada penelitian ini, usia lansia (> 40 tahun)

tidak banyak yang niengalami cicpresi pasca stroke

karena adanya adarrva kondisi keliwaan yank stabil,

konsep diri positf, rasa kuat, serta didukung oleh

keuangan yang cukup sehingga lehih dapat

nienyusuaikan diri dengan kondisi pensiun (tidak

bekerja) Hal ini juga dipengaruhi oleh kesehalan

seseorang dimana kesehatan lisik dan mental

merupakatt prekondisi yang mend ukurig

keberhasi]an heradapta.wi terhadap perrrbahan Iridul>

Persepsi seseorang [anjut usia tentang hidup clan

tentang dirinya akan menenttikan. Status social juga

berpem anih terhadap kema+npuan dirinva

menghadapi masa tuanya terutama kondisi

kesehaiamrya

I aktor agama serrng dikaitkan dengan

stress/depresi dimana pada usia lanjut ]ebih se.dikit

lansia yang niciigalami depresi pasca stroke. Hal

ini rntutgkin juga diipengaruhi oleh lingkat

keimanan yang sehat, sang diinilik.i serta juga

didukung oleh populasi rnasyarakat NTB yang

tekenal dengan agaruartya/rcligiusnya serta

pemahaman serta kepasrahan pada sang khalik

terhadap kondisi yang ada. Seperti yang

diungkapakan oleh Ardiansyah F. prang yang

heragamalberirnan sehat secara kejiwaan mereka

tidak akatt tcrkena stress atau berkecil Kati dap

jasmani mereka senantiasa prima dan sehat

Pengaruh baik akibat ketundukan pada Allah,

tawakal dan kepribadian kokoh mereka serta

kemapuan meliihat kebaikan dalam segala hat dan

ridho akan apa yang terjadi.

KESI1*IPULAN

Dani basil pcncli(Ian di dapat Lao dipcioleh

sebagian besar (07%) usia penderita stroke adalah

usia lanjut usia dengan lama menderita 3-12 bulan.

Kejadian depresi pasca stroke ntencapai 4 1A'% din

tidak ada huburtgan yang signifikan antara usia

dengan kejadian depresi pasca stroke. LJsia 40-59

tahun dan lama menderita stoke 0-1 2_ bulan)

nterupakan faktor dorninan yang berhubungyan

dengan depresi pasca stroke nilai Asymp Sign

0.013 > 005 yang artinya usia 40-59 tahun dan

lamanya menderita 3- l2 bulan inerupakan variabel

426

Page 14: 414 Mataram. Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan ...103.94.125.242/files/NaskahJurnalmataram.pdfanaka 17o pasien yang berobat adalah pasien depresi dan diperkirakan prevalensi

Hubungan (Isla dan Lamanya Menderita S troke dengan Kejadian Depresi

yang dominan dengan kejadian depresi pasca

stroke.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2007.http/ajgp.online.orglcgifcontent.

kdiansyah, F.2007 http//farukardiansyah.gossip.web id/index2/php

Bethesda Stroke Center 2007. Depresi Pasca Strokelittpllstroke tesdha.com/content/view/35/42/

Brunner and Suddari h 1998. Medical SurgicalSeventh Edition.M.Lippinvcott CompanyPhdadelpia Newyork

Depkes,M.2003. Pedoman Pembinaan Kesehatanbagi Usia Lanjut bagi PetugasKeschatan.Cetakan If. Depkes RI Jakarta.

Erb and Kozier 1995. Fundamental of Nursing.Philadelphia. Company

Gallagher,B.Gerian,et all 1998 Handbook ofGeriatric Nursing Care Springhouse Corp.Pensylyaa

Gallo. Reichel,Anderson, 1998 Gerontologi. EGC.Jakarta

Hawaii, D. 2001 Manajemen Stress,Cemas danDepresi.Edisi Kedua Balai Pustaka FKUJakarta

1-lendersen, L2002. Stroke Panduan perawatanPenerbit Arcan Jakarta.

Idris, N. Depresi Pada penderita Stroke .http/ihp stroke.worldpress cam/2007

Jac ma F. Rini (2007) Pension dan Depresihttp// w.epsikologi.co usia/pensiuWhtm.64k.

Laurie, Udesky.2007 Depression and Stroke.http// w ahealthyme.com/depstroke.

Mulyatsil),E. 2003 Petunjuk Pratis Bagi Pengasuhdan Keluarga Pasien Pasca Stroke. Balaipenerbit FK UT.

Normiati, A. 2005, Diagnosis dan PertetalaksanaanDepresi PascaStroke.littp// w.kalbe.co.id/ftle cd fiIes/06.149.

Nursalam,2003. Konsep dan Penerapan MetodologiPenelitian Ilmo Keperawatan. SalembaMedika Jakarta.

Reuters. Depresi Tingkatkan Stroke. http//w .compas.co.id .ver I. Keseltatan/0701/06.

Robinson, R. 2004. Stroke and Depression:Frequently asked Question. http//wv.ui healt re, co topieimed ica I departemen.

427