414 mataram. asmawati, rusmini, nursardjan: dosen jurusan...
TRANSCRIPT
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3. NO. I FEBRUAR1 2009: 414 - 427
HUIBUNGAN USIA DAN 1,ARMANYA MENDFRITA STROKE DENGAN KEJADIAN DEPRESIPASCA STROKE DI POLI SARAF RSIJ MATARAM
Asmawati, Rusmini, Nursardjan
Abstract: Depression is common health problem after suffered stroke Depression after stroke happened at It —b8 % survivor stroke and 50 — 80 % depression after stroke cases untreated diagnostic by doctor non physiciatric. Depression prevalence in acute phase and the first year suffered stroke attained 25 - 3 %. Purpose of thisresearch to know correlation between age and length suffered stroke with incident of depressions after stroke.This research is analytic observational and cross sectional Populations are all survivor stroke came to Poli ofNettrolo<,ical General Hospital of Mataram Samples are survivor stroke had age > 20 year and not sufferedconsciousness disturbance. Result of' research showed from 100 survivor stroke, that most client of' stroke 75 %is stale, 67 % is old age. Incident depression after stroke are 49 %. Relationship analysis showed have relationbetween length of suffered stroke with depression after stroke (Asyntp.Signitican = 0.049 < 0.005), and no hadcorrelation between age with depression after stroke (Asynip.Significan = 0.268 % 0.005). Analysis dominantfactors with depression after stroke are age 40 — 59 years and length of suffered stroke 3 - I2 months whichsignificant mark 0 013. Nurse should competent to identification symptout of depression after stroke bycomprehensive assessment that depression cases after stroke yet good treatment and no cases of depression afterstroke untreated by physician.
Kata luiiici: Usia, Larna Mendrita , Depresi Pasca Stroke.
I.ATAR BELAKANG
Depresi merupakan ntasalah keseltatan
utama devr wasa ini. WHO (1974) menyebt tkan
anaka 17o pasien yang berobat adalah pasien
depresi dan diperkirakan prevalensi depresi pada
populasi rnasyarakai dunia adalah 3%. Data WHO
menyebutkan bahwa pada tahun 2020, depresi akan
menjadi hehan flobal penyakit kedua di dunia
setelah penyakit jantung iskemik Prevalensi per
tahun diperkirakan herkisar 5-10% per tahun
sedangkan life time prevalence bisa rnencapai dua
kali lipatnya. Sartorius (1974) ntemperkirakan 100
juta penduduk dunia mengalanni depresi. Angka ini
seniakin bertambab untuk ntasa yank akan datang
disebabkan sernakin bertambahnya usia harapan
hidup, stress psikosial, penyakit kronis, dan
kehidupan beragama sernakin ditirtggalkan.
Menurut Katzenstein (1998) dalam survey yang
dilakukan, kenyataan bahwa Iebih dart 70°%% pasien
depresi tidak terdiagnosa oleh dokter. Dimatteo
MR dkk (2000) dalain penelitiannya menentukan
bahwa depresi dapat teijadi pada pasien yang
menial an pengobatan med is.
Penyehah depresi dapat ber-upa sebab-sebab
dart luar individu rnaupun dart dalam indiv'idu
Seseorang bisa jatuh dalam keadaan depresi apabila
tidak rarnpu uteuang tuiangi stressor psikososial
yang dialaminya. Gejala depiesi dapat dialami pada
orang yang niengalami stroke yang disebut depresi
pasca stroke. Menurul Kaplan dan Saddock (2000)
rnenyehutkan hahwa prevalensi depresi pada pasien
stroke mencapai 40-60% dalam bulan pertama
setelah terjadi stroke Depresi pasca stroke terjadi
pada 11-08% penderita pasca stroke dan 50-80%
kasus depresi pasca stroke tidak terdiagnosa oleh
dokter non psikiater. Prevalensi dapresi pasca
stroke pada fase akut dan pada I tahun pertama
stroke niencapai 25-3!°.u.
Selain ftaktor lesi pada frontal kiri, laktor
lain yang berkorelasi dengan kekerapan dan
beratnya depresi adalah faktor usia penderita
Penderita bertrsia muda inempunyai tingkat depresi
Asmawati, Rusmini, Nursardjan: Dosen Jurusan Kcperawatan Poltekkes Depkes Matarant, JI. Kesehatan V/10Mataram.
414
Hubungan U'ia dan Liunanya Afenderita Stroke dengan Kejadian Depresi
yang lehih herat Depresi pada stroke timbul
sebagai reaksi terhadap pembatasan dan
keterbatasan ngsional tertentu atau kecmasan
atas masalah seksual Depresi dapat muncul secara
spontan maupun reaksi terhadap perubahan dalam
keltidupalt seperti cacat fisik dan mental sehingga
menimbulkan ketergantungan Depresi merupakan
suatu manifestasi gejala langsung dari adanya
gangguan fisik, atau merupakan reaksi dari adanya
diagnosis penyakit atau penyerta akibat penyakit
stroke Stroke merupakan serangan otak yang
ti mbul mendadak akibat tersumbat atau pecabnya
pembultili darah otak. Stroke merupakan masalah
kesehatan yang besar dalam kehidupan modern saat
ini. Juinlah penderitanya torus meningkat setiap
tahun bukan hanya menyerang usia tua tetapi juga
mereka yang berusia muda dan preduktif Di
Indonesia, diperkirakan setiap tahun 500.000
penduduk terkena serangan stroke Sekitar 2,5%
atau 125.000 meninggal dan sisanya cacat ringan
maupun herat. Stroke menempati urutan ketiga
sebagai penyakit mematikan setelah penyakit
jantung dan kanker dan merupakan urutan pertama
penyebab kematian di Rumah Sakit. Di Indonesia,
data yang valid tentang stroke belum ada.
Berdasarkan Laporan Rekam Medis RSU Mataant
tahun 2005, didapatkan data penyakit stroke
sebanyak 0,52% dari 93007 total kasus penyakit
yang ada, sedangkan dari 0,52% kasus stroke
tersebut yang meninggal 9 orang (1,86%) Pada
tahun 2006, jumlah penderita stroke 0,5% dari
94375 kasus yang ada, dari 496 kasus stroke yang
meninggal 9,38% (44 orang).
Stroke kini tambah populer sejalan dengan
bertambah bariyak penderitanya yang diakibatkan
oleh tambah tingginya mutu stress dan dampak
sarana hidup yang tambah modern. Penderita
dengan pasca stroke sebagian besar menimbulkan
kecacatan sehingga mengakibatkart peiturunan
produifitas seseorang dalam hidupnva. Pasien
dihadapkan dengan berbagai macam stress. Reaksi
terhadap stress ini berupa reaksi psikologis
termasuk penolakan, kecemasan, dan depresi .
Umumnya, stroke sering berlanjut dengan
depresi karena faktor mental niereka menjadi
depresi sering menangis dan sering melamun.
Gejala stroke yang cutup banyak, benar-benar
menimbulkan depresi bagi penderitanya terutama
lanjut usia atau rnereka yang berlatar belakang
karir. Para penderita stroke dapat mengalami
depresi mulai dari yang ringan sampai yang berat,
dari yang sulit berkonsentrasi sampai ingin bunuh
diri.
Depresi merupakan penyakit yang lazim dan
sering terjadi pada usia lanjut. Depresi ini sering
tidak terdiagnosa dan tidak ditangani. Insiden
depresi meningkat pada usia lanjut. Episode
pertama, gan ggntan depresi biasanya muncul pada
usia di atas 50 tahun. Komplikasi dari stroke yang
salah satunya depresi lebih mudah terjadi pada usia
lanjut dan Iebih sulit untuk dratasi, Faktor Risiko
depresi pada lanjut usia ini terjadi akibat menderita
penyakit kronik, tanpa dukungan sosial yang
adequat, kehilangan orang yang dicintai, serta sikap
pesimistik.
Masalah depresi pada pasien stroke akan
niembuat penderita bertambah parah dan
bertambah susab untuk merchabiiitasinya apalagi
menyembuhkannya. Depresi sangat menguras
tenagVenergi psikis secara sia-sia yang jika diolah
secara pos it if dapat digunakan untuk
penyembuhan. Depresi akan memperlambat proses
penyembuban,
mengganggu
memperberat gejala
program rehab it itasi,
fisik,
dan
meningkatkan angka kematian, Dengan
penanganan yang baik, meliputi pemberian anti
depresan, konseling, serta dukungan seluruh
keluarga, depresi akan sembuh 70%.
415
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3, NO. 1 FEBRU AR I 2009: 414 - 427
Pemeriksaan terhadap depresi akan sampling yang didasarkan pada kriteria inklusi
bermanfaat karena pengenalan atas gejala yang yang ditentukan sesuai tujuan penelitian
akan mengacu pada perhatian dan pengobatan
Pernberi perawatan primer selisaisnva mengkaji
pasien-pasien atas kenrungk nan teriadinya depresi
Rumusan masalalt dalam penelitian
adalah " Apakah ada hubungan usia dan lainanya
rnenderita stroke dengan kejadian depresi pasca
stroke di Poli Saraf RSU Mataram "Mengetahni
htrbunean usia dan lamanya menderita stroke
dengan kejadian depresi pasta stroke di RSU
Mataram
NIETODOLOGI PENELIT1AN
Tempat dan Waktu Penelitian
Renelitian ini dilakukan di Poli Saraf RSU
Mataram clan dilaksanakan dari bulan Juli 2007
Desember 2007
Eenis Penelitialt
Pend i ti an in i merupakan penelitian
observasional analitik dan cross sectional karena
variabel diteliti pada waktu yang bersaniaan.
Populasi Blau Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah setnua
penderita stroke yang datang berobat ke RSU
Mataram Sampel dalam penelitian ini adalah
penderita stroke yang sedang menjalani pengobatan
rawat jalan di Poli Sara!' RSU Mataram dengao
kriteria inklusi sebagai berikut: tidak mengalaini
gangguan kesadaran dan dernensia serta dapat
inema ham i bahasa
Cara Pengambilan Sampel
Cara pengambilan sampel menggunakan
teknik non probability dengan metode purposive
Prosedur Kerja
1. Mcnicriksa Rckarn medis penderita stroke
yang datang ke poll saraf RSU Mataram dan
memilih penderita stroke yang sesuai dengan
kriteria inklusi untuk dijadikan responden
2. Mcnanvakan kesed ia a n penderita untuk
dijadikan responden dalam penelitian melalui
inform consent.
3 Mencatat usia dart responden lamanya
penderita menderita stroke pada tabel checklist
yang sudah discdiakan.
4 Mcngkaji depresi yang inungkin diderita
penderita dengan menggunakan skala depresi
geriatri yang terdiri dari 30 item pertanyaan
dan menghitung nilai skala yang didapat dan
dikategorikan dal = depresi atau tidak depresi
Peugolahan Data
1. Data Usia
Data usia dikelompokkan dalani kategori
prasenium (10-59 tahun) dan lanjut usia 60
tahun diolah secara deskriptif.
Data Lainanya Mentlerita Stroke
Data lamanya penderita stroke dibedakan
dalam kategori akut: < 6 bulan, dan kronis 6
bulan diolah secara deskriptif.
3. Data Kejadian Depresi Pasca Stroke
Data kejadian depresi pasca stroke dibedakan
dalam kategori depresi (jika nilai skala � 10)
dan tidak depresi (nilai skala < 10) diolah•
secara deskriptif
4 Data hubungan usia dengan kejadian depresi
pasca stroke diolah dengan menggunakan uji
Chi Square dengan bantuan SPSS Window
release 11 _0
416
Huhungrrn Usio dan Larrranva tlenderira ,Stroke dengan Kejrxr is+a Depresi.
5. Data huhun ;an lamanya menderita stroke
dengan kejadian depresi pasca stroke diolah
menggunakan uji chi square dengan bantuan
SPSS Window release 110.
6. Data hubungan usia dan ian,anya menderita
strol^e dengan kejadian depresi diolah dengan
menggunakan uji Regresi Logistik dengan
bantuan SPSS Window release 19.0.
HASIL PENI?LIT!AN
A. Gambaran Urnunr Tentpat Penelilian
1. Luas dan Letak
Rumah Sakil Untum terdiri dari 3 tantai
yang mernpunyai luas 19.811 rn 2 berlokasi di Jalan
Pejanggik No. 6 Mataram. 13erdasarkan
Kepmenkes Rl No. t3/MMenkes/SKI2005 tanggal
05 Januari 2005 bahwa Rumah Sakit L'mum
Daerah Mataram dari Kelas B Non Pendidikan
menjadi Kelas B Pendidikan,
2. Ketenagaan
Jumfah tenaga niedis dan non rrtedis di RSU
Mataram tahun 2007 yang terdiri dari 631 orang
PNS dan 235 orang pegawai kontrak, Untuk
ketenagaan di Rang Poli Saraf terdiri dari 2 orang
perawat dan 2 orang tenaga medic
B. Gambaran jnaunr Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para
penderita stroke yank; sedans menjalani
pengobatan/perawatan di Poli Saraf RSL' Matarant
yang berjstmlah 1 00 oranct dengan karakteristik
sebagai berikut:
1. Identifikasi Usia Responden
Dalanm penelitian ini_ usia responden
bervariasi dari usia 25-80 tahun dihedakan dalam 3
kategori- 20-39 tahun, 40-59 tahun, dan > 60 tahun
dapat diiihat pada label berikut'
Diagram I)istrihusi Rispoudeo Rerdttsar • kan Usia di PoliSaraf kNI.. I:+^:rr:elrt '1 alwn 20117
!s(1
f — O'11_':Itit's41 ft 1
l rlI 6O th
1 4
Gambar I. Distribusi Respunden Berdasarkan Usia di Poli Saraf RSU Mataram Tah+rn 2007
Dari tahel di atas terlihat bahwa sebagian
besar responden berada pada usia ? GO tahun
(42%), 40-59 tahun sebanyak (53%), dan sebagian
keeil responden berada pada usia 20-39 tahun
(5%).
2. Identiikasi Jenis Kelamin
Penderita stroke dalam penelitian ini lebih
banyak laki-laki seperti yang dapat dilihat pada
diagram berikut:
417
Diagram Distribusi Resporidennerdasarkan Jr . ri k hCiaMiri cli Pali Sara( RSt .' Mit:warn
laki-laki pc t r I
E laki-laki
q perempuan
Dia2rarn Distribusi Respontlen lierdasarlianLa 111;1113'21 NI cliderita Stroke di Poli Saraf RS1.
Nlatarani Tabun 2007
fl
.30
bulan
1-12 bulan
12-2 .1 hulas
24-3o bulanI 1
HubunganU$ia dan Lamanya Menderda ,Stroke dengan Kejadian Depresi
Ciambar 2. Diarant Disriibusi Responclen Berdasarkari .Penis kelamin di Poli Saraf kSl latarani2007
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa
sebagian bestir responden adalah laki-laki (75%).
dan perempuan 25%.
3. Identifikasi Lamanya Menderita Stroke
Lamanya menderita stroke dalam penelitian
ini sangat bervariasi ntulai darn yang < 1 bulan - 15
tahun. Pada penelitian ini lamanya menderita stroke
hanya dihedakan dalam 5 kategori yaitu fase • 0-3
bulan, 3-12 bulan, 12-24 bulan, 24-36 bulan, dan >
36 ()Ain yang dapat dilihat pada diagram berikut:
Garnbar 3. Distribusi Ft poodert Berdasarkan Larnanya Stroke di Poli Sarah RSU Matarant Tahun 2007
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa responden yang terbanyak menderita stroke adalah
lamanva menderita stroke sangat ben'ariasi, waktu 3-12 bulan yaitu 32%, yang lebih dari 12
418
0 C)epresi
Gambar 5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia dengan Kejadian Depresi Pasca Stroke di PoliSaraf RSU Mataram Tahun 2007
Hub ungan Usia loon Lanranya 1Menderiia Stroke dengan Kejadian Depresi
bulan mesing-masing adalah 19% dan ada sebagian
besar kccil responden yang menderita stroke adalah
pada waktu 0-3 bulan sebanyak 11%
4. Identilikasi k ejadiau Depresi Pasca Stroke
Depresi pasca stroke dapat dialami pada
berhagai usia yang dapat dilihal pada lebel berikut:
48
Gainbar 4.Distribusi Responden Berdasarkan. Kejadian Depresi di Poli Sartf RSU Matarain Tahun 2007
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa
kejadian depresi hampir sama banyaknya pada
penderita stroke yang datang ke Poli saraf RSU
Mataram yaitu depresi (49%) dan tidak depresi (S1
PE MBA H.ASAN
Usia responden dengan Kejadian Depresi Pasca
Stroke
Pada pene]itian urn menganalisa usia dengan
kejadian depresi pasca stroke yang dapat dilihat
pada gambar berikut :
419
;, l'arl ®i- I .' I ^In1Iu j2 4 tl9n
Nil 3 2-1-;r, E'IriW :r, bin
I -_
NRNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3. NO. 1 FEBRUARI 2009: 4 14 - 427
Dan diagram di atas dapat dilihat bahwa
kejadian depresi mencapai 49% dan jika dilihat dari
kelompok usia yang paling banvak mengalami
depresi berada pada usia 20-39 tahun yaitu dari 5
orang responden 80%, tetapi pada kelompok lanjut
usia (? 60 tahun) justru yang menga]ami depresi
lebih sedikit dibanding yang, mengalanti depresi.
Berdasarkan uji statistik dengan bantuan
SPSS Windows for refese 11.0 dengan taraf
signifikan 0.05 dengan df (2) dipe ro leh Asymp
Signifikan 0.268 > 0.05 yang artinya Ho diterima
dan Hi ditolak berarti tidak ada hubungan antara
usia terhadap kejadian depresi pasca stroke di Poli
Saraf KSU Mataram.
Lanianya ivlenderita dengan Kejadian DepresiPasca Stroke
Penelitian in menganal isa lanianya
menderita stroke dapat dengan kejadian depresi
pasca stroke yank dapat dilihat pada ganlbar
ben k-ut_
Gain bar 6. Distribusi Respond cu Berdasarkan Lainanya Menderit:t Stroked engan Kejadiau DepresiPasea Stroke di Poli Saraf RSU Mataram tahun 2007
Dart diagram di atas dapat dilihat bahwa
kejadian depresi mencapai 49% dan jika dilihat dan i
lamanya menderita yang paling banvak mengalami
depresi berada pada 3-12 bulan 21%, tapi jika
dilihat dari responden yang menderita depresi
pasca stroke justru sedikit hanya 5% pada
responden yang menderita depresi > 3 tahun.
Berdasarkan uji statistik dengan bantuan
SPSS Windows for relese 11.0 dengan taraf
signifikan 0.05 dengan df (4) diperoieh Asymp.
Signifikan 0.049 < 0.05 yang artinya HI diterima
dan HO ditolak berart i ada hubungan antara
lanianya menderita stroke terhadap kejadian
depresi pasca stroke di Poli SarafRSU Mataram
Usia dan Lanianya Meudeu-lta Stroke dengankejadian Depresi Pasca Stroke
Dalam penelitian ini ingin menganalisa
variabel yang paling dominan terhadap kejadian
depresi pasta stroke. Berdasarkan uji statistik
dengan menggunakan Regresi Logistic didapatkan
hasil bahwa Asiymp signifikan yang terkecil dani
sub variabel adalah 0.013 < 0.05 yaitu variabel usia
40-59 tahun den gan lama menderita stroke pada 3-
12 bulan yang artinya variabel tersebut merupakan
420
Huhungan Usia dan Lnanya Menderita Stroke dengan Kejadian Depresi
paling dorninan berbubunean dengan kejadian dapat dilihat pada tabel herikut:
depresi pasta stroke di Poll SaraF RSU Mataram
Tabel 1. Hubungan Usia dan La.manya Menderita Stroke dengan Kejadian Depresi Pasta Stroke
B S E. Wald df Sig.Exp
(B)
95.0% CI for
E(B)Lower Upper
Step USIA 20-39/LMA 0-3b1
1(a)
12.33
S
11 339
USW0-39LMA 3-12 bin -22.589 40192.970 .000 1 1.00 .000 .000
0
USIA 20-39 LMA 12-24
bin
-1.792 1.208 2.201 138 .167 .016 1.777
USIA 20-39 LMA >24-36 -1.792 1.208 2.201 1 .138 .167 .016 1.777
USIA 40-59LMA 0-3b1 -2.485 1.399 3.153 1 076 .083 .005 1.294
USIA 40-59 LW 3-12
bin
-2.303 .926 6.177 ' .013 .100 .016 .615
USIA 40-59 LMA 12-24
bin
-1.099 1.099 .999 .318 .333 .039 2.874
USIA 40-59 LMA >24-36 .000 1.118 .000 1.00 1.000 .112 8.947
0
USIA >60 LMA 0-3b1 -1.609 1.037 2.410 .121 .200 .026 1.526
US1A>60 LMA 3-12b1 -1.386 1.061 1.708 .191 .250 .031 1.999
US/A>60 LMA I 2-24b1 -1.204 .996 1 462 .227 300 .043 2.112
USIA > 60 LW >24-36 -.693 1.061 427 .513 .500 .063 3.998
Constant 1.386 .791 3.075 1 .080 4.000
IdentifiUsi Usia Responden
Stroke merupakan serangan otak yang
mendadak yang timbuI akibat tersumbat atau
pwahnya pembuiuh darah otak. Jumlah penderita
stroke saat ini cenderung meningkat dan terns
meningkat setiap tahun.
Dari hasi I penelitian pada tabel 1 didapatkan
bahwa insiders stroke lebih banyak terjadi pada usia
60 tahun, vaitu 42%, pada usia 45-59 tahun
sebanyak 53%, dan sebagian kecil (5%) terjadi
pada usia 20-39 tahun.
Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing, L,
stroke dapat terjadi pada setiap usia. Angka
kejadian stroke meningkat wiring bertatnbahnya
usia. Makin tinggi usia, makin banyak
ketuungkinan untuk mendapatkan stroke. Insiden
stroke paling banyak terjadi pada usia di atas 65
tahun. Ditaksir dari 1000 ormig yang berusia 55-64
tahun, da1a.m I tahun terdapat 2 °rang yang terkena
stroke dan stroke biasanya rnenyerang laki-saki usia
di atas 65 tahun. tetapi stroke juga clapat terjadi
pada berbagai usia. Stroke yang Euini terjadi pada
421
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3, NO. I FPI3RUAR1 20119: 414 - 427
lanjut usia in diakibatkan oleh gangguan sirkulasi
pada satu atau lebih penibuluh darah otak, biasanya
berhubungan dengan trontbosis, embolism, atau
hetnor+'agic. Selain itu juga, yang merupakan t'aktor
risiko stroke pada lanjut usia adanya transient
iskeanic attack, atbelosclerosis, hipertensi, infark
miocaard, DN[, dan penyakit degeneratit ` lainnya Ini
juga tertuang dalani Wikipedia, bahwa risiko stroke
adalah bertambahnya usia, hipertensi, T[A. DM,
colestcrol tinggi, merokok, dan trombosis
Stroke scat ini lebih banyak disebabkan oleh
hipertensi yang menjadi peinicu timbuinya
serangan. 1Iipertensi rneningkat sesuai usia.
Hipertensi herhubungan dengan vaokontriksi
pembuluh darah [arena proses penuaan sehingga
meningkatkan resistensi perifer. Tingginya angka
kejadian irti disebabkan karena gayaipola hidup
rnasyarakat yang tidak sehat seperti malas
berolalu'aga, merokok, makanan berlerak clan
kolestro]. Dari basil penelitian, dari 100 orang
responder, 70% meinpunyai riwayat hiper-tcnsi.
Hipertensi merupakan faktor risiko kuat tinibu[nya
stroke
Dari hasil tersebul juga didapatkan stroke
ini sebagian kccil 6% terjadi pada usia 20-39 tahun.
Stroke bukan hanya menyerang usia tua tetapi jugs
menyerang usia produktif Dan didukung oleh
Tobing L bahwa stroke dapat terjadi dun usia bayi
ham laltir sampai pada usia lanjut. Insiden pada
usia 35-44 tahun sebanyak 0.2 perseribu. Penyakit
stroke pada usia muda lebih string disebabkan,oleh
cacat pembuluh darah bawaan (inatformasi arteri
Sena, aneurisma) dan cacat jantung.
[deutifikasi Jcnis Keiantin
Dari tabel 2 didapatkan bahwa stroke
sebagian besar tetjadi pada laki-laki yaitu sebanyak
75%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh Gaya
hidup merokok yang banyak dijumpai pada laki-
laki. Merokok merupakan salah satt.t faktor risikc
kuat menimbulkan stroke. Sedangkan pada wan;ta
insiden st roke i.ni meningkat diakibatkan karena
pengaruh kontrasepsi hormonal.
ldentifkasi Larnanya Meuderita Stroke
Stroke rnerupakan merupakan kasus
medical emergency, yang dapat merry ebabkan
kerusakan neurologis secara permanen, komplikasi.
dan kematian jik-a tidak didiagnosis dan diterapi
dengan tepat Bentuk Stroke beragam dari yang
ringan, sedan-, dan berat. Pada stroke yang ringa.n
ada yang pulih sernpurna gejalanya dalarn 24 jar-,
Ada Stroke ringan yang semhuh sempurira
gejalanya dalam waktu lebih dari 24jam
Dari hasil penclitian didapalkan lama a
rnenderita stroke pada 100 responden sanvat
hervariasi yaitu yang menderita stroke dalarn 0-3
bulan sebanyak 11%, 3-12 bulan sebanyak 32%,
dan pada penderita stroke yang nnenderita selama
>1 tahun, > 2 tahun dan S 3 tahun masing-masing
rata-rata 19%.
Hal ini dapat kita cermati bahwa penderita
stroke yang datang ke Poli Saraf RS[1 Mataram
adalah kebanyakan kasus larva (pasien kontroI j
yang lehih dari 3 bulan menderita stroke <<aitu
sebanyak 89%. lni artinya penyernbuhan penyakit
stroke bervariasi dari berbagai responden. In juga
ntenandakan bahwa kecacatan yang dialarni
penderita stroke bervariasi sebingga rnereka datang
berobat, kontrol ataupun melakukan rehahilitasi.
Menurut Tobing L, penderita yang menderita
stroke akibal hipertensi atau penyakit janrung akin
sering berutang datang berobat, dikarenakan terapi
hipertensi berlangsung - larva biasanya seumur
hidup.
Penderita yang sudah terkena stroke akan
mengalami kecacatan dan perlu terapi dan
rehabilitasi, Hal ini sesuai dengan pendapat
422
flubunga Usia dan Lamanya Afenderita Stroke dengan Keiadian Depresi
Mulyatsih, E bahwa berbagai masalah akan timbul
akibat serangan stroke. Perjalanan penyakit stroke
beragam, ada yang pulih sempurna, ada yang
seinbuh dengan cacat ringan sampai cacat berat.
Yang paling banyak cacat adalah pada kelompok
pehderita usia di atas 45 tahun
Setelah satu bulan, kecepatan kesembuhan
penderita stroke akan cenderung melambat, jika
gejala-gejala parah masih ada setelah 3 mingu,
kesembuhan akan berlangsung bertahap setelah 3
minggu. Parahnya stroke merupakan faktor risiko
paling penting dalam kesembithan
Identifikasi Depresi Pada Penderita PascaStroke
Depresi menipakan kasus yang secara
dramatis dapat meruhah perilaku atau membatasi
kentampuan sesorang untuk berfungsi atau
berkomunikasi, dan merupakan hal sulit bagi
seseorang di sekeliling kita untuk menghadapi
ketidakmarnpuan sehinma depresi Beberapa
il mnan percaya bahwa stroke menticit injury otak
dirinya sendiri yang dapat menyebabkan depresi.
Kebanyakan pasien berkembang menjadi depresi
sekunder akibat injury otak tersebut, Salah situ
Journal Hospital Medicine menyatakan
kettdakmampuan penderita pasca stroke berat
mentiliki 2-3x lebih besar berisiko untuk depresi
Dart tabel 4 dapat dilihat bahwa kejadian
depresi hampir sama banyaknya pada penderita
stroke yang datang ke Pub saraf RSU Mataram
yaitu depresi 49% dan tidak depresi 51%. Hal ini
sesuai dengan pemyataan Wibisono, S babwa
depresi merupakan salah satu komplikasi psikiatrik
dart stroke yang insidennya teadi pada 11-68%
pasca stroke Depresi sering tidak terdiagnosa oleh
tint medis dan tidak mendapatkut pengobatan
wmestinya dalam praktik. 50-80% kasus depresi
pasca stroke tidak terdiagnosis °kb dokter non
psikiater.
Ini juga didukung oleli pendapat Hachinski
(199) bahwa depresi pasca stroke merupakan satu
masalah utama pasca stroke dengan diinensi
biologis dan psikososial yang kompleks. Prevalensi
depresi pasca stroke berkisar antara 20-65%.
Sebagian penderita akan metnbaik dalam tahun
pertama, namun ada sebagian keei I yang
berkembang menjadi depresi kronik. Hal senada
juga diutarakan oleh Robinson, K dart 70-80%
pasien yang mengalami stroke 40-50% pasien
mengalami depresi. Depresi mayor terjadi pada
20% pasien dan 20% ]agi berkembang menjadi
depresi minor.
Menurut pendapat Nurnilati, A depresi
merupakan gangguan emosi yang paling wring
d teinuk an. Sekitar 15-25% stroke dalam
komunitas mengalami depresi sedangkan pasien
stroke yang dirawat di rumah sakit 30-40%
menderita depresi. Umumnya stroke berlanjut
dengan depresi, aninya para penderita stroke sadar,
kondisinya sudah lain untuk inelak.ukan ini dan itu
secara ruin. Karena faktor mental mereka menjadi
depresi: sering menangis da.n sutra inelamun dan
penderita sering bertanya mengapa hal ini sampai
terjadi, dan ada kalimat yang keluar ingin mati saja
kuena tidak tahan dengan kondisi seperti ini.
Hubungan Usia dengan Kejadian Depresi PaseaStroke
Depresi merupakan suatu sindrom yang
ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang
rnanifestasinya bisa herbeda-beda pada masing-
masing individu. Ha] ini juga dapat dilihat pada
tabel 5 didapatkan 4 dui 5 orang kelompok usia
20-39 tahun (80%) mengalami depresi,
setengahnya dart responden (50%) dart kelompok
usia 40-59 tahun mengalami depresi dan justru
423
JURNAL KESEHATAN PRIMA VO L. 3. N O. I FEBRUARI 2009: 1 1 4 - 427
pada kelompok lansia (> 60 tahun) yang megalami
depresi lebih sedikit dibandingkan dengan yang
tidak ntengalami depresi.
Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing,L
yang menyatakan bahwa selain faktor lesi pada
frontal kiri, faktor lain yang berkorelasi dengan
kekerapan dan beratnya depresi adalah usia
penderita. Penderita yang berusia muda
mempun yai depresi yang lebih berat. Depresi
merupakan ntasalah yang lazim dijumpai pada
penderita pasca stroke. Menghadapi kemunduran
mobilitas, kekuatan fisik, kesulitan kerja,
kernatnpuan kognitif akan mencetuskan munculnya
depresi. Apalagi hal ini jika dialarni oleh penderita
usia muda akan dapat membuat ineteka depresi..
Ini juga didukung oleh pendapat Syaiiendra, sekitar
50 % pasien depresi terjadi pada usia 20-50 tahun
diniana prevatensinya(angka kejadian) pada orang
yang tidak menikah lebih tinggi dibanding mereka
yang berumah tangga.
Depresi minor pasca stroke berhubungan
dengan usia muda, lokasi tesi/kerusakan hetnisfer
kiri otak akan berkembang menjadi depresi pasca
stroke. Ada hubungan antara kejadian depresi
minor dengan variabel pathoanatorni hemisfer
bagian caudal dengan gangguan mood penderita
stroke.
Meningkatnya kejadian depresi pada usia ini
(20-39 tahun) karena ini merupakan usia yang
sangat produiktif merupakan usia dimana pada
tahap ini mereka diihadapkan oleh berbagai
pengalaman bare dan perubahan gaga hidup
sebagai kelanjutan menuju proses kematangan diri.
Pada tahapan usia ini lebih interest kepada hal yang
menyangkut kebutuhan kesehatan dirinya,
pekerjaan dan pendidikan/karir. Jika banyak stress
dan perubahan yang terjadi dalam dirinya dan
banyaknya tekanan, serta tanggung jawab dan
ketidakmampuan koping terhadap tekanan tersebut
akan membuat depresi dan bahkan bunuh diri .
Tetapi dari basil penelitian depresi lebih
sedikit terjadi pada kelompok usia lanjut yaitu
hantia 18°ro seperti pendapat Gallagher et all, yang
menyatakan bahwa depresi paling lazim terjadi
pada lanjut usia dan Bering tidak terdiagnosa dan
tidak terobati pada kelompok usia tersebut
Tingginya insiden depresi pada lansia seharusnya
tidak dihubungkan dengan respon normal terhadap
penuaan. Faktor lisik, hormonal, psikologis, dan
sosial memiliki peranan pada perkembangan
depresi pada lanjut usia. Periode pertama dari
gangguan depresi mayor terjadi pada usia di atas 50
tahun.
Dari hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan usia bukanlah faktor langsung yang
berhubungan rlengan stroke, tetapi usia dapat
nienimbulkan penurunan zat kirnia (norefineprin,
seroyonin) dan kadar hormon (estrogen pada
wanita, testosteron pada Aria) Hal ini terjadi
sejalan dengan bertambab usia sehingga peltuang
menualami depresi pada lanjut usia cukup tinggi.
Dan berdasarkan penelitian didapatkan sekitar 13%
populasi orang lanjul usia mengalami depresi, dan
4% di antaranya balikan menderita depresi mayor.
Dari hasil uji statistik dengan bantuan SPSS
Windows for 11.0 hasii Asymp Signifikan 0 192 >
0.05 yang artinya tidak ada hubungan antara usia
dengan kejadian depresi pasca stroke.
Tidak adanya keterkaitan antara usia dengan
depresi tidak bisa dilihat dari satu aspek usia saja.
Ini juga bisa dipengaruhi ernosional dan pertyakit
lain yang diderita. Seperti diungkapkaa oleh
Syailendra bahwa depresi menipakan iluktuasi
emosi dinamik, mengikuti suasana perasaan
internal dan eksternal individu. Depresi dapat
menjadi pervasif, memburuk dan mengganggu
perilaku sehari-hari serta muncul bersanta penyakit
4L4
I uhungan Usia dan LamanvaAienderita Stroke dengan Kejatlian Depmsi
lain. Menurut Herman dkk, depresi dipengaruhi
oleh perasaan emosional internal dan eksternal
individu Penyebab depresi pasca snake adalah
multifaktoriat, inclibatkan kepribadian sebelum
stroke, reaksi akibat stroke, dan faktor organik
H u b unga n Lainanya Menderita Stroke denganKej ad ian Depresi Pasta Stroke
Dad hasil penelitian didapatkan bahwa nilai
Asymp Signitikan 0.03 < 0.05 yang artinya ada
hubungan anatara lamanya menderita stroke
dengan kejadian depresi pasca stroke Hal ini
sesuai dengan pendapat Wibisono, S yang
nienyatakan bahwa insider depresi pasca stroke
berkisar 11-68% dengan prevalensi pada Ease akur:
25%, 3-12 bulan. 32%, > 1 tahun. 16%, setelah 2
tahun: 1 Wo dan > 3 tahun: 29%. Dan jika dilihat
dart hasil penelitian, hal ini sesuai dengan pendapat
di atas, bahwa prevalensi yang teninggi kejadian
depresi pada penderita pasca stroke di Pali Sarar
RSU Malarain adalah yang lamanya 3-12 tahun
menderita stroke sebanyak 32%, lase 0-3 bulan
25% dan yang menderita stroke > Itahun ke atas
inasing-ma sing prevalensinya 19%.
Ini juga didukung oleh Robinson,R, dart 70-
80% penderita stroke, 50%nya akan nrenjadi
depresi pada suatu waktu datam 1-2 tahun setelah
terkena stroke. Mayontas penderita stroke (40%)
nya akan berkembang depresi dalam 1-2 bulan
setelah stroke Sebastian lainnya 10-20% nya akan
berkembang depresi pada waktu setelah 1-2 tahun
berikutnya, Depresi Pasta stroke terjadi seperempat
pasien stroke dalam waktu 4 bulan stroke. Lebih
dart separuh pasien mengalanti depresi akan tetap
menjadi depresi setelah 12 bulan. Medical Center
Ohio State University (2007). melaporkan depresi
dapat terjadi seteLall serangan stroke, selama
rehabilitasi atau setelah pulang ke wmait Beberapa
studi menyebutkan bagi merekan yang menderita
stroke berisiko Iebih bestir untuk terjadi depresi
dalam waktu 6-24 bulan setelah ketuar dart minah
sakit.
Penyak it stroke memili ki pemulihan yang
lama dan menimbulkan berbagai masala.b Berbagai
ntasalah akan timbul sebagai akibat dart stroke,
biasanya beariasi tergantung bagian otak yang
terkena. Stroke menipakan penyebab keeacaim
utama pada gotongan umur 45 tahun ke atas dan
stroke membutuhkan penanganan yang kompleks
dalain upaya pemulihan dalam kurun waktu yang
lama bah kan sepanjang sisi liidripnya
Perjalanan penyakit stroke beragam, ada
pasien yang pulih sempurna ada pula yang semhuh
dengan cat seuniur hidup. Yang paling banyak
cacat adalah pada kelompok umur di atas 45 tahun.
Permilihan gatigguais syaraf pada stroke terjadi
selaina berbari-hart atau berminggu-minggu. Bila
setelah 6 bulan masih terdapat cacat maka
perbaikan lidak akan mencolok lagi. Perbaikan
ringan masih diharapkan sampai 2 tahun Lamanya
pemulihan dan stroke sering kambuh dan semakin
banyak faktor yang dijumpai maka makin tinggi
kemungkinan depresi pasca stroke.
Huhtingan Usia thin Lamanya Menderita Stroke
dengan Xejadian Depresi Pasta Stroke
Dart hasil penelitian menggunakan uji
regrcsi logistic didapatkan bahwa Asnip Signifikan
0.013 < 0.05 yang artinya ada hubungan yang
signifikan usia dan lamanya menderita stroke
dengan kejadian depresi pasca stroke. Dart hasil
penelitian didapatkan sebelumnya, usia saja tidak
berhubungan dengan dengan kejadian depresi pasca
stroke. ketika usia berinteraksi dengan
variabel lamanya menderita stroke, variabel
tersebut menjadi paling dominan terhadap kejadian
depresi pasca stroke yaitu usia 40-59 Lahti dan
lamanya menderita stroke 3-12 bulan.
425
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 3. NO. I FEBRUART 2009 ; 414 - 427
Pada usia 40-59 tahun nterupakatt usia pra
senilis atau usia dewasa pertengahan atau usia
masili produktif Pada tahap ini, mereka berada
pada suatu kondisi dimana karir dan
mempertahankan keutuhan berurnah tangga
Mernpersiapkan ekonomi ke[uar+ga untuk sumher
daya keluarga sehingga mereka pada usia ini
sedang berada dipuncak karir. Pendapat ldris N,
depresi pasca stroke lebilt banyak dialami pada usia
produktii dimana scat mereka sedang berada
dipuncak karir
The Stroke Association mengestimasi
bahwa setengah dari penderila stroke akan
mengalami depresi pada beberapa tahap dalam
beberapa tahun pertama. Kebanyakan pasien tidak
rutin lagi diperiksa Bari depresi dan hanya
sebagian ntinoritas yang menriliki diagnosa.
Tcrliltat bahwa dengan depresi akan ntenampakkan
pernulihan yang kurang balk setelah stroke
dibandingkan pasien yang tidak mengalami
depresi. Lamanya menderita stroke 3-12 bulan ini
tnembuat mereka kehilangan keperc.ayaan diri
karena hilangnya produktifitas kerja. Seperti yang
diungkapkan o[eh Jacinta F Rini bahwa kepuasan
kerja membawa arti tersendiri karena di samping
mendatangkan fasilitas dapat juga mernberikan
nilai dan keban gaan pada diri (karena prestasi
atau kreatifttas) Hagi yang mengalami problem
dan memiliki kondisi mental yank tidak stabil,
konsep diri negatif dan rasa kurang pereaya did
sehingga ntenimbu]kan masalah harga diri yang
herakar pada depresi.
Pada penelitian ini, usia lansia (> 40 tahun)
tidak banyak yang niengalami cicpresi pasca stroke
karena adanya adarrva kondisi keliwaan yank stabil,
konsep diri positf, rasa kuat, serta didukung oleh
keuangan yang cukup sehingga lehih dapat
nienyusuaikan diri dengan kondisi pensiun (tidak
bekerja) Hal ini juga dipengaruhi oleh kesehalan
seseorang dimana kesehatan lisik dan mental
merupakatt prekondisi yang mend ukurig
keberhasi]an heradapta.wi terhadap perrrbahan Iridul>
Persepsi seseorang [anjut usia tentang hidup clan
tentang dirinya akan menenttikan. Status social juga
berpem anih terhadap kema+npuan dirinva
menghadapi masa tuanya terutama kondisi
kesehaiamrya
I aktor agama serrng dikaitkan dengan
stress/depresi dimana pada usia lanjut ]ebih se.dikit
lansia yang niciigalami depresi pasca stroke. Hal
ini rntutgkin juga diipengaruhi oleh lingkat
keimanan yang sehat, sang diinilik.i serta juga
didukung oleh populasi rnasyarakat NTB yang
tekenal dengan agaruartya/rcligiusnya serta
pemahaman serta kepasrahan pada sang khalik
terhadap kondisi yang ada. Seperti yang
diungkapakan oleh Ardiansyah F. prang yang
heragamalberirnan sehat secara kejiwaan mereka
tidak akatt tcrkena stress atau berkecil Kati dap
jasmani mereka senantiasa prima dan sehat
Pengaruh baik akibat ketundukan pada Allah,
tawakal dan kepribadian kokoh mereka serta
kemapuan meliihat kebaikan dalam segala hat dan
ridho akan apa yang terjadi.
KESI1*IPULAN
Dani basil pcncli(Ian di dapat Lao dipcioleh
sebagian besar (07%) usia penderita stroke adalah
usia lanjut usia dengan lama menderita 3-12 bulan.
Kejadian depresi pasca stroke ntencapai 4 1A'% din
tidak ada huburtgan yang signifikan antara usia
dengan kejadian depresi pasca stroke. LJsia 40-59
tahun dan lama menderita stoke 0-1 2_ bulan)
nterupakan faktor dorninan yang berhubungyan
dengan depresi pasca stroke nilai Asymp Sign
0.013 > 005 yang artinya usia 40-59 tahun dan
lamanya menderita 3- l2 bulan inerupakan variabel
426
Hubungan (Isla dan Lamanya Menderita S troke dengan Kejadian Depresi
yang dominan dengan kejadian depresi pasca
stroke.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2007.http/ajgp.online.orglcgifcontent.
kdiansyah, F.2007 http//farukardiansyah.gossip.web id/index2/php
Bethesda Stroke Center 2007. Depresi Pasca Strokelittpllstroke tesdha.com/content/view/35/42/
Brunner and Suddari h 1998. Medical SurgicalSeventh Edition.M.Lippinvcott CompanyPhdadelpia Newyork
Depkes,M.2003. Pedoman Pembinaan Kesehatanbagi Usia Lanjut bagi PetugasKeschatan.Cetakan If. Depkes RI Jakarta.
Erb and Kozier 1995. Fundamental of Nursing.Philadelphia. Company
Gallagher,B.Gerian,et all 1998 Handbook ofGeriatric Nursing Care Springhouse Corp.Pensylyaa
Gallo. Reichel,Anderson, 1998 Gerontologi. EGC.Jakarta
Hawaii, D. 2001 Manajemen Stress,Cemas danDepresi.Edisi Kedua Balai Pustaka FKUJakarta
1-lendersen, L2002. Stroke Panduan perawatanPenerbit Arcan Jakarta.
Idris, N. Depresi Pada penderita Stroke .http/ihp stroke.worldpress cam/2007
Jac ma F. Rini (2007) Pension dan Depresihttp// w.epsikologi.co usia/pensiuWhtm.64k.
Laurie, Udesky.2007 Depression and Stroke.http// w ahealthyme.com/depstroke.
Mulyatsil),E. 2003 Petunjuk Pratis Bagi Pengasuhdan Keluarga Pasien Pasca Stroke. Balaipenerbit FK UT.
Normiati, A. 2005, Diagnosis dan PertetalaksanaanDepresi PascaStroke.littp// w.kalbe.co.id/ftle cd fiIes/06.149.
Nursalam,2003. Konsep dan Penerapan MetodologiPenelitian Ilmo Keperawatan. SalembaMedika Jakarta.
Reuters. Depresi Tingkatkan Stroke. http//w .compas.co.id .ver I. Keseltatan/0701/06.
Robinson, R. 2004. Stroke and Depression:Frequently asked Question. http//wv.ui healt re, co topieimed ica I departemen.
427