43-52-jurnal-heny-ekawati

10
SURYA 43 Vol.01, No.XVII, Maret 2014 PERBEDAAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI (DISMENORE) PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGBINANGUN Sulis Rohmawati* Heny Ekawati** …………......……….…… …… . .….ABSTRAK…… ......………. …… …… . .…. Salah satu tanda peralihan masa anak menjadi dewasa adalah adanya menstruasi pada remaja putri. Menstruasi sering kali menimbulkan ketidaknyamanan pada remaja putri, terutama akibat nyeri menstruasi (disminore) yang ditimbulkan. Tujuan penelitian ini adalah perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi (dismenore). Desain penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan One-Group Pra test-post test Design. Populasi Seluruh remaja putri kelas XI yang mengalami disminore di SMA N 1 Karangbinangun Lamongan sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012. Teknik sampling Simple Random Sampling. Sample sebanyak 67 siswi SMA N 1 Karangbinangun Lamongan pada bulan Februari-Maret Tahun 2012, dengan 34 responden diberikan kompres hangat dan 33 responden diberikan aromatherapy. Instrumen penelitian thermometer air, lembar observasi dan lembar skala nyeri. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Test dengan tingkat kemaknaan =0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan P=0,000 dimana P<0,05, sehingga H1 diterima, artinya terdapat perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi (dismenore) pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun. Rekomendasi dari penelitian ini maka penting bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan sebagai salah satu cara alternatif non farmakologis untuk mengurangi dismenore Kata kunci: Kompres hangat, aromatherapy, penurunan nyeri dismenore PENDAHULUAN. …… . … . Masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa meliputi perubahan penampilan fisik dan karakteristik fisiologis yang sangat besar, masa ini disebut sebagai masa remaja. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduksi menuju kematangan seksual (Hendriati Agustin, 2006). Hal ini ditandai dengan menarce yaitu menstruasi pertama yang merupakan tanda permulaan pemasakan seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun (Siti Rahayu Haditono, 2002). Pada sebagian besar anak perempuan, menstruasi tidak regular, tidak dapat diprediksi, tidak nyeri dan tidak mengandung telur. Setelah satu tahun atau lebih, berkembang suatu irama hipofisis hipotalamus, dan ovarium memproduksi estrogen siklik yang adekuat untuk mematangkan ovum (Bobak, 2004). Permasalahan kesehatan reproduksi remaja saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja tidak hanya masalah seksual saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang reproduksinya, terutama untuk remaja putri yang nantinya menjadi seorang wanita yang bertanggung jawab terhadap keturunannya. Pemahaman tentang menstruasi sangat diperlukan untuk dapat mendorong remaja yang mengalami gangguan menstruasi agar mengetahui dan mengambil sikap yang terbaik mengenai permasalahan reproduksi yang mereka alami

Upload: afnan-mukhtar-syauqi

Post on 10-Jul-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

SURYA 43 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

PERBEDAAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN AROMATHERAPY TERHADAP

PENURUNAN NYERI MENSTRUASI (DISMENORE) PADA

SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGBINANGUN

Sulis Rohmawati* Heny Ekawati**

…………......……….…… …… . .….ABSTRAK…… … ......………. …… …… . .….

Salah satu tanda peralihan masa anak menjadi dewasa adalah adanya menstruasi pada remaja putri.

Menstruasi sering kali menimbulkan ketidaknyamanan pada remaja putri, terutama akibat nyeri

menstruasi (disminore) yang ditimbulkan.

Tujuan penelitian ini adalah perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap

penurunan nyeri menstruasi (dismenore).

Desain penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan pendekatan One-Group Pra test-post test

Design. Populasi Seluruh remaja putri kelas XI yang mengalami disminore di SMA N 1

Karangbinangun Lamongan sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012. Teknik

sampling Simple Random Sampling. Sample sebanyak 67 siswi SMA N 1 Karangbinangun

Lamongan pada bulan Februari-Maret Tahun 2012, dengan 34 responden diberikan kompres hangat

dan 33 responden diberikan aromatherapy. Instrumen penelitian thermometer air, lembar observasi

dan lembar skala nyeri. Setelah ditabulasi data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon Test dengan

tingkat kemaknaan =0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan P=0,000 dimana P<0,05, sehingga H1 diterima, artinya terdapat

perbedaan pemberian kompres hangat dan aromatherapy terhadap penurunan nyeri menstruasi

(dismenore) pada siswi kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun.

Rekomendasi dari penelitian ini maka penting bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan

pelayanan kesehatan dan sebagai salah satu cara alternatif non farmakologis untuk mengurangi

dismenore

Kata kunci: Kompres hangat, aromatherapy, penurunan nyeri dismenore

PENDAHULUAN. …… . … … .

Masa transisi atau peralihan dari masa

anak menuju masa dewasa meliputi

perubahan penampilan fisik dan karakteristik

fisiologis yang sangat besar, masa ini disebut

sebagai masa remaja. Perubahan yang

tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana

tubuh berkembang pesat sehingga mencapai

bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula

dengan berkembangnya kapasitas reproduksi

menuju kematangan seksual (Hendriati

Agustin, 2006). Hal ini ditandai dengan

menarce yaitu menstruasi pertama yang

merupakan tanda permulaan pemasakan

seksual dan terjadi sekitar usia 13 tahun (Siti

Rahayu Haditono, 2002). Pada sebagian

besar anak perempuan, menstruasi tidak

regular, tidak dapat diprediksi, tidak nyeri

dan tidak mengandung telur. Setelah satu

tahun atau lebih, berkembang suatu irama

hipofisis hipotalamus, dan ovarium

memproduksi estrogen siklik yang adekuat

untuk mematangkan ovum (Bobak, 2004).

Permasalahan kesehatan reproduksi

remaja saat ini masih menjadi masalah yang

perlu mendapat perhatian. Kesehatan

reproduksi remaja tidak hanya masalah

seksual saja tetapi juga menyangkut segala

aspek tentang reproduksinya, terutama untuk

remaja putri yang nantinya menjadi seorang

wanita yang bertanggung jawab terhadap

keturunannya. Pemahaman tentang

menstruasi sangat diperlukan untuk dapat

mendorong remaja yang mengalami

gangguan menstruasi agar mengetahui dan

mengambil sikap yang terbaik mengenai

permasalahan reproduksi yang mereka alami

Page 2: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 44 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

(Widyaningsih, 2007). Banyak wanita yang

mengalami ketidaknyamanan pada awitan

menstruasi salah satunya yaitu disminore,

tetapi tingkat ketidaknyamanan disminore

jauh lebih tinggi, dengan nyeri yang sering

kali dirasakan di punggung bawah menjalar

kebawah hingga kebagian atas tungkai

(Andrew, Gilly, 2009). Dismenore

merupakan nyeri hebat menjelang atau

selama menstruasi sehingga memaksa

penderita untuk beristirahat dan

meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya

sehari-hari untuk beberapa jam atau hari.

Bersamaan dengan rasa nyeri dapat juga

dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala,

diare dan sebagainya (Hanifa Wiknjosastro,

2005).

Dari total wanita usia subur di Indonesia

angka kejadian disminore sebesar 64,25%

(Haru Riyanto,2008). Di Surabaya

didapatkan 1,07-1,31% dari jumlah penderita

disminore yang datang ke bagian kebidanan

(Haru Riyanto,2008). Berdasarakan hasil

survey awal yang dilakukan peneliti tanggal

15 Desember 2011 di SMA Negeri 1

Karangbinangun dari 11 siswi yang sudah

mentruasi selama bulan desember terdapat 7

siswi (64%) yang mengalami disminore, 3

siswi (27%) mengalami sakit kepala dan 1

siswi (9%) mengalami mual muntah.

Menurut Potter, Patricia A. (2005)

disminore pada remaja dipengaruhi oleh

beberapa hal antara lain : Usia, kebudayaan,

makna nyeri, perhatian, ansietas, pengalaman

terdahulu, gaya koping, keluarga dan

dukungan sosial.

Usia merupakan variabel penting yang

mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-

anak dan lansia. Hubungan perkembangan,

yang ditemukan diantara kelompok usia ini

dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak

dan lansia bereaksi terhadap nyeri.

Kebudayaan berkaitan dengan

keyakinan dan nilai-nilai budaya

mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang

diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka.

Makna nyeri berpengaruh dengan

derajat dan kualitas nyeri yang dipersepsikan.

Individu akan mempersepsikan nyeri dengan

cara berbeda-beda, apabila nyeri tersebut

memberikan kesan ancaman, suatu

kehilangan, hukuman, dan tantangan.

Perhatian individu pada nyeri

mempengaruhi persepsi nyeri. Hal ini

merupakan salah satu konsep yang

diterapkan di berbagai terapi untuk

menghilangkan nyeri, seperti relaksasi,

distraksi, teknik imajinasi terbimbing (guided

imagery), dan masase. Fokus perhatian dan

konsentrasi klien pada stimulus yang lain

akan menempatkan nyeri pada kesadaran

yang perifer sehingga toleransi nyeri individu

meningkat. Upaya pengalihan nyeri

menyebabkan respon terhadap nyeri

menurun.

Ansietas sering kali meningkatkan

persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan ansietas.

Individu yang memiliki emosional yang sehat

biasanya lebih mampu mentoleransi nyeri

tingkat sedang hingga berat dari pada

individu yang memiliki emosional yang

kurang stabil. nyeri yang tidak kunjung

hilang sering kali menyebabkan psikosis dan

gangguan kepribadian.

Keletihan juga mempengaruhi nyeri.

Persepsi nyeri akan meningkat jika individu

keletihan. Rasa kelelahan menyebabkan

sensasi nyeri semakin intensif dan

menurunkan kemampuan koping. Nyeri

sering berkurang setelah individu mengalami

suatu periode tidur yang lelap dibandingkan

pada saat kelelahan.

Pengalaman terhadap nyeri yang

dialami individu akan menyebabkan

timbulnya rasa takut individu tersebut

terhadap peristiwa menyakitkan yang akan

diakibatkan oleh nyeri tersebut. Individu

dengan pengalaman nyeri akan mengalami

ketakutan terhadap peningkatan nyeri dan

pengobatannya yang tidak adekuat. Pasien

yang tidak pernah mengalami nyeri yang

nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut

menjadi lebih parah.

Gaya koping mempengaruhi individu

tersebut untuk mengatasi nyeri. Klien sering

kali menemukan berbagai cara untuk

mengembangkan koping terhadap efek fisik

dan psikologis Nyeri. Memahami sumber-

sumber koping klien selama nyeri terdiri dari

Page 3: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 45 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

farmakologi dan non farmakologi. Adapun

non farmakologi seperti berkomunikasi,

latihan fisik, makan coklat, atau menyanyi

dapat digunakan dalam upaya mendukung

dan mengurangi nyeri sampai tingkat

tertentu. Sedangkan terapi farmakologi dapat

berupa terapi hormonal, obat analgesik,

terapi dengan obat non steroid anti

prostaglandin.

Dukungan keluarga dan dukungan

sosial atau orang terdekat dapat

mempengaruhi nyeri seseorang. Kehadiran

keluarga yang dicintai atau teman bisa

mengurangi rasa nyeri pasien, namun ada

juga yang lebih suka menyendiri ketika

merasakan nyeri. Kehadiran orang-orang

terdekat merupakan tempat klien

menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri.

Individu yang mengalami nyeri sering kali

bergantung pada anggota keluarga atau

teman dekat untuk memperoleh dukungan,

bantuan, atau perlindungan. Walaupun nyeri

tetap dirasakan, kehadiran orang yang

dicintai akan mengurangi kesepian dan

ketakutan. Kehadiran orang tua sangat

penting bagi anak-anak yang sedang

mengalami nyeri.

Dampak dari disminore tersebut

muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman

ringan dan letih yang bersamaan dengan rasa

nyeri juga dijumpai rasa mual, muntah, sakit

kepala, diare dan sebagainya. Sehingga

memaksa wanita yang mengalami disminore

untuk istirahat dan meninggalkan

aktivitasnya atau cara hidupnya untuk

beberapa jam atau hari (Hanifa

Winkjosastro,2005). Remaja yang

mengalami dismenore pada saat menstruasi

banyak yang tidak masuk sekolah dan

meninggalkan kelas saat pelajaran

berlangsung selain itu remaja juga

prestasinya kurang begitu baik disekolah

dibandingkan remaja yang tidak terkena

dismenore (Hacker N and Moore G, 2001).

Sedangkan dalam menangani nyeri

menstruasi ada beberapa metode

nonfarmakologis yang cukup efektif

dilakukan dalam mengurangi nyeri

menstruasi (dismenorea) dapat dilakukan

dengan cara metode relaksasi yaitu kompres

hangat dan aromatherapy. Kompres hangat

merupakan suatu prosedur menggunakan

kain / handuk yang telah di celupkan pada air

hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh

tertentu. Sedangkan aroma terapi merupakan

salah satu metode nonfarmakologis yang

digunakan untuk meningkatkan kesehatan

fisik dan psikologis. Aroma terapi dapat

membantu mengurangi kecemasan, stress,

ketakutan, mual, muntah dan rasa nyeri

(Martin, 1996). Terapi aroma mempunyai

efek positif karena diketahui bahwa aroma

yang segar, harum merangsang sensori,

reseptor dan pada akhirnya mempengaruhi

organ yang lainnya sehingga dapat

menimbulkan efek kuat terhadap emosi.

Respon bau yang dihasilkan akan

merangsang kerja sel neurokimia otak.

Sebagai contoh, bau yang menyenangkan

akan menstimulasi talamus untuk

mengeluarkan enkafelin yang berfungsi

sebagai penghilang rasa sakit alami dan

menghasilkan perasaan tenang. Bau seperti

melati,kenanga dan lavender dapat

merangsang kerja endofrin pada kelenjar

ptituari dan menghasilkan efek afrodisiak.

Kelenjar ptituari juga melepaskan agen kimia

ke dalam sirkulasi darah untuk mengatur

fungsi kelenjar lain seperti tiroid dan adrenal.

(Jeannie, 2009)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang perbedaan pemberian kompres hangat

dan aromateraphy terhadap penurunan nyeri

menstruasi (disminore).

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah pra-

eksperimental dengan jenis rancangan yang

digunakan adalah one-group pra-post test

design. Populasi penelitian iniSeluruh remaja

putri kelas XI yang mengalami disminore di

SMA N 1 Karangbinangun Lamongan

sebanyak 80 siswi pada bulan Februari-Maret

Tahun 2012, sedangkan sampel penelitian

adalah Sebagian remaja putri remaja putri

kelas XI yang mengalami disminore di SMA

N 1 Karangbinangun Lamongan sebanyak 67

siswi pada bulan Februari-Maret Tahun 2012.

Pengumpulan data penelitian menggunakan

thermometer air, lembar observasi dan

Page 4: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 46 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

lembar skala nyeri. Analisis penelitian

menggunakan uji wilcoxon signed rank test.

HASIL .PENELITIAN …

1. Data Umum

1) Distrubusi Responden

Karakteristik responden berdasarkan

umur memperoleh hasil yang digambarkan

pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan

Umur Pada Siswi Kelas XI SMA

Negeri I Karangbinangun.

No Jenis

kelamin

Frekuensi %

1.

2.

Laki laki

Perempuan

14

18

43,75

45,25

Jumlah 32 100,0

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan

bahwa dari 32 responden sebagian besar

berjenis kelamin permpuan yaitu sebanyak

18 responden atau 45,25%, sedangakan laki –

laki sebanyak 14 pasien atau 43,75%.

2. Data Khusus

Tabel 2 Tingkat Nyeri Disminore Remaja

Putri Sebelum Diberikan Kompres

Hangat

No. Tingkat

nyeri

Jumlah Prosentase

1 Tidak nyeri 0 0 %

2 Nyeri

ringan

5 14,70 %

3 Nyeri

sedang

23 67,65 %

4 Nyeri berat 6 17,65 %

5 Nyeri

sangat berat

0 0 %

Total 34 100 %

Berdasarkan tabel 2 diatas

menunjukkan sebagian besar atau (67,65 %)

responden mengalami nyeri sedang dan tidak

satupun atau (0 %) responden yang tidak

nyeri dan mengalami nyeri sangat berat.

Tabel 3 Distribusi Tingkat nyeri Disminore

Remaja Putri Sebelum Diberikan

Aromatherapy

No Tingkat nyeri Juml Prosentase

1 Tidak nyeri 0 0 %

2 Nyeri ringan 12 36,36 %

3 Nyeri sedang 20 60,61 %

4 Nyeri berat 1 3,03 %

5 Nyeri sangat

berat

0 0 %

Total 33 100 %

Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan

lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden

mengalami nyeri sedang dan tidak satupun

atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan

mengalami nyeri sangat berat.

Tabel 4 Distribusi Tingkat nyeri disminore

remaja putri setelah diberikan

kompres hangat

No Tingkat

nyeri

Jumlah Prosentase

1 Tidak nyeri 2 5,9 %

2 Nyeri

ringan

19 55,9 %

3 Nyeri

sedang

12 35,3 %

4 Nyeri berat 1 2,9%

5 Nyeri

sangat berat

0 0 %

Total 34 100 %

Berdasarkan table 4 diatas

menunjukkan lebih dari sebagian atau

(55,9 %) responden mengalami nyeri ringan

dan tidak satupun atau (0 %) responden yang

mengalami nyeri sangat berat.

Page 5: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 47 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Tabel 5 Distribusi Tingkat nyeri disminore

remaja putri setelah diberikan

aromatherapy

No Tingkat

nyeri

Jumlah Prosentase

1 Tidak nyeri 3 9,1 %

2 Nyeri

ringan

23 69,7 %

3 Nyeri

sedang

7 21,2 %

4 Nyeri berat 0 0 %

5 Nyeri

sangat berat

0 0 %

Total 33 100 %

Berdasarkan Tabel 5 diatas

menunjukkan sebagian besar atau (69,7 %)

responden mengalami nyeri ringan dan tidak

satupun atau (0 %) responden yang

mengalami nyeri berat dan nyeri sangat berat.

Tabel 6 Perbedaan pemberian kompres

hangat dan aromatherapy terhadap

penurunan nyeri menstruasi

(disminore)

No Jenis

Perlakuan

Penurunan

Nyeri

Juml

ah

Prosent

ase

1. Kompres

Hangat Terjadi

penurunan

Tidak

terjadi

Penurunan

Total

21

13

33

61,7 %

38,3%

100%

2 Aroma

terapi Terjadi

penurunan

Tidak

terjadi

penurunan

Total

17

16

33

51,5%

48,5%

100%

Berdasarkan hasil analisis dengan

bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji

Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p

= 0,000 dengan α = 0,05 dimana p<0,05

maka secara statistik H1 diterima, yang

berarti bahwa ada perbedaan pemberian

kompres hangat dan aromatherapy terhadap

penurunan nyeri menstruasi (disminore) pada

siswi kelas XI SMA Negeri 1

Karangbinangun Lamongan pada bulan

Februari - April 2012. Didalam uji tersebut

dapat dilihat bahwa terdapat 21 responden

yang mengalami penurunan nyeri setelah

diberikan kompres hangat dan terdapat 17

responden yang mengalami penurunan nyeri

setelah diberikan aromaterapi.

PEMBAHASAN .… .…

1. Tingkat Nyeri Dismenorea sebelum

diberikan Kompres Hangat

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan

sebagian besar atau (67,65 %) responden

mengalami nyeri sedang dan tidak satupun

atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan

mengalami nyeri sangat berat.

Respon nyeri pada setiap orang

berbeda-beda yang dipengaruhi banyak

faktor. Salah satu faktor dominan yang

mempengaruhi respon nyeri adalah usia

individu. Usia berhubungan erat dengan

tingkat kematangan berfikir seseorang.

Semakin bertambahnya umur, tingkatan

pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki

seseorang juga semakin bertambah. Hal ini

sesuai dengan teori Potter, Patricia A. (2005),

yang menyatakan bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi nyeri seseorang,dimana salah

satunya adalah faktor usia. Usia merupakan

variabel penting yang mempengaruhi nyeri,

khususnya pada anak-anak dan lansia.

Perbedaan perkembangan, yang ditemukan

diantara kelompok usia ini dapat

mempengaruhi bagaimana anak dan lansia

bereaksi terhadap nyeri. Berdasarkan tabel

4.1 yang menunjukkan lebih dari sebagian

responden berumur 17 tahun yaitu sebanyak

35 orang (52%) dan kurang dari sebagian

yang berumur 16 tahun yaitu sebanyak 32

orang (48%).

Selain umur memang masih banyak

faktor lain yang mampu mempengaruhi

tingkat nyeri seseorang khususnya bagi siswi

SMA, salah satunya yaitu perhatian, ansietas,

dan dukungan keluarga. Perhatian remaja

putri atau siswi SMA terhadap nyerinya

mungkin kurang karena banyaknya kegiatan

Page 6: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 48 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

dan tugas yang diberikan di sekolahnya

sehingga sebagian besar responden

mengalami nyeri sedang, hal ini sesuai

dengan teori Potter (2005) yang menyatakan

Tingkat nyeri seseorang klien memfokuskan

perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi

persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat

dihubungkan dengan nyeri yang meningkat,

sedangkan upaya pengalihan (distraksi)

dihubungkan dengan respon nyeri yang

menurun (Gil, 1990).

2. Tingkat Nyeri Dismenorea sebelum

diberikan aromatherapy

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan

lebih dari sebagian atau (60,61 %) responden

mengalami nyeri sedang dan tidak satupun

atau (0 %) responden yang tidak nyeri dan

mengalami nyeri sangat berat.

Semua orang mempunyai respon

yang berbeda dalam mengartikan tingkat

nyeri. Mengkaji intensitas nyeri sangat

penting walaupun bersifat subyektif.

Seseorang yang sedang merasa nyeri

khususnya nyeri yang hebat, ingin nyeri yang

dirasakannya segera hilang, tujuan

keseluruhan dalam pengobatan nyeri yaitu

mengurangi nyeri sebesar-besarnya dengan

kemungkinan efek samping paling kecil.

Hal ini sesuai dengan pendapat

Potter (2005) yaitu hubungan antara nyeri

dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas

sering kali meningkatkan persepsi nyeri,

tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu

perasaan ansietas. Individu, yang sehat secara

emosional biasanya lebih mampu

mentoleransi nyeri sedang hingga berat dari

pada individu yang memiliki emosional yang

kurang stabil. Satu lagi yaitu dukungan yang

diberikan oleh keluarga, dimana dukungan

dari keluarga mampu memberikan

ketenangan pada seseorang sehingga mampu

mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan,

pendapat ini juga sesuai dengan teori Potter

(2005) yang menyatakan ndividu yang

mengalami nyeri sering kali bergantung pada

anggota keluarga atau teman dekat untuk

memperoleh dukungan, bantuan, atau

perlindungan. Walaupun nyeri tetap

dirasakan, kehadiran orang yang dicintai

akan mengurangi kesepian dan ketakutan.

Kehadiran orang tua sangat penting bagi

anak-anak yang sedang mengalami nyeri.

3. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri

setelah diberikan Kompres Hangat

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan

lebih dari sebagian atau (55,9 %) responden

mengalami nyeri ringan dan tidak satupun

atau (0 %) responden yang mengalami nyeri

sangat berat.

Banyak cara yang dapat dilakukan

untuk menurunkan tingkat nyeri seseorang.

Diantaranya dengan dilakukan intervensi

pemberian kompres hangat. Seseorang yang

diberikan terapi kompres hangat pada daerah

abdomen saat mengalami nyeri menstruasi

(dismenorea) akan meningkatkan relaksasi

otot-otot dan mengurangi nyeri akibat

spasme atau kekakuan serta memberikan rasa

hangat. Demikian juga panas dapat

menyebabkan pembuluh darah meningkatkan

aliran darah kebagian tubuh yang mengalami

perubahan fungsi, selain itu juga panas dapat

mengurangi ketegangan otot menjadi

relaksasi

Menurut Patricia A, (2005), relaksasi

merupakan memberikan individu kontrol diri

ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri,

stress fisik dan emosi pada nyeri. Klien dapat

mengubah persepsi kognitif dan motivasi-

afektif dengan melakukan relaksai dan teknik

imajinasi. Relaksasi merupakan kebebasan

mental dan fisik dari ketegangan dan stress.

4. Tingkat Nyeri Dismenorea remaja putri

setelah diberikan Aromaterapi

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan

lebih dari sebagian atau (51,5 %) responden

mengalami penurunan nyeri dan kurang dari

sebagian atau (48,5 %) responden tidak

mengalami penurunan nyeri

Ada beberapa cara untuk menurunkan

tingkat nyeri seseorang. Diantaranya dengan

pemberian aromaterapi. Tingkat nyeri bisa

berkurang dengan diberikannya aromaterapi.

Aromaterapi bias mengurangi rasa sakit,

meredahkan ketegangan dan kejang. Setelah

diberikan aromaterapi sebagian besar

Page 7: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 49 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

responden mengalami nyeri ringan. Cara

kerja bahan aromatherapy yaitu melalui

system sirkulasi tubuh dan system penciuman.

Organ penciuman merupakan indera perasa

dalam berbagai reseptor saraf yang

berhubungan langsung dan merupakan

saluran langsung ke otak. Bau marupakan

suatu molekul yang mudah menguap, apabila

masuk ke rongga hidung melalui pernafasan

akan diterjemahkan oleh otak sebagai proses

penciuman. Melalui penghirupan sebagian

molekul akan masuk ke paru. Molekul

aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa

pada saluran pernafasan, baik pada bronkus

atau pada cabang halusnya (bronchiole) dan

terjadi pertukaran gas didalam alveoli,

molekut tersebut akan diangkut oleh system

sirkulasi darah di dalam paru. Pernafasan

yang dalam akan meningkatkan jumlah

bahan aromatic yang ada ke dalam tubuh.

Respon bau yang dihasilkan akan

merangsang kerja sel neurokimia otak

(Guyton & Hall, 2007).

Teknik relaksasi memberikan individu

control diri ketika terjadi rasa tidak nyaman

atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri.

Teknik relaksasi dapat digunakan saat

individu dalam keadaan sakit atau sehat

(Varney, Helen. 2006). Menurut teori Gilbert

& Harmon (2003), Aromatherapy merupakan

minyak essensial yang menentukan kontraksi

uterus, mendorong kontraksi rahim,

mengurangi rasa sakit, meredahkan

keteganggan dan kejang, mengurangi rasa

takut dan kecemasan, dan meningkatkan

perasaan kesejahteraan.

5. Perbedaan Pemberian Kompres

Hangat Dan Aromatherapy Terhadap

Penurunan Nyeri Menstruasi

(Disminore) Pada Siswi Kelas XI SMA

Negeri 1 Karangbinangun

Berdasarkan hasil analisis dengan

bantuan SPSS 16,0 dengan menggunakan uji

Wilcoxon Sing Rank Test didapatkan nilai p

= 0,000 dengan α = 0,05 dimana p<0,05

maka secara statistik H1 diterima, yang

berarti bahwa ada perbedaan pemberian

kompres hangat dan aromatherapy terhadap

penurunan nyeri menstruasi (disminore) pada

siswi kelas XI SMA Negeri 1

Karangbinangun Lamongan pada bulan

Februari - April 2012. Didalam uji tersebut

dapat dilihat bahwa setelah diberikan

kompres hangat terdapat 21 responden yang

mengalami penurunan nyeri dan setelah

diberikan aromaterapi terdapat 17 responden

yang mengalami penurunan nyeri.

Kompres hangat dan aromateraphy

merupakan cara untuk menurunkan nyeri

dismenorea dengan cara kerja yang berbeda.

Kompres hangat memberikan kehangatan

yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh

darah sehingga aliran darah menjadi lancar

sedangkan aromateraphy merangsang

relaksasi dengan bau yang dihirup oleh

seseorang. Panas dari kompres yang langsung

pada daerah yang sakit lebih cepat

menurunkan rasa nyeri sedangkan aroma

yang dihirup melalui proses pernafasan yang

kemudian baru merangsang kinerja otak dan

juga dipengaruhi oleh dalamnya pernafasan.

Sehingga responden banyak yang mengalami

penurunan nyeri dismenorea karena

pemberian kompres hangat.

Sedangkan menurut Guyton & Hall

(2007) Cara kerja bahan aromatherapy yaitu

melalui system sirkulasi tubuh dan system

penciuman. Bau marupakan suatu molekul

yang mudah menguap, apabila masuk ke

rongga hidung melalui pernafasan akan

diterjemahkan oleh otak sebagai proses

penciuman. Melalui penghirupan sebagian

molekul akan masuk ke paru. Molekul

aromatic akan diserap oleh lapisan mukosa

pada saluran pernafasan, baik pada bronkus

atau pada cabang halusnya (bronchiole) dan

terjadi pertukaran gas didalam alveoli,

molekut tersebut akan diangkut oleh system

sirkulasi darah di dalam paru. Pernafasan

yang dalam akan meningkatkan jumlah

bahan aromatic yang ada ke dalam tubuh.

PENUTUP

Kesimpulan

1) Sebagian besar responden mengalami

nyeri sedang sebelum diberikan kompres

hangat

Page 8: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 50 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

2) Lebih dari sebagian responden mengalami

nyeri sedang sebelum diberikan dan

aromateraphy.

3) Lebih dari sebagian responden mengalami

nyeri ringan setelah diberikan kompres

hangat

4) Lebih dari sebagian responden mengalami

nyeri ringan setelah diberikan

aromateraphy.

5) Terdapat perbedaan yang signifikan

antara pemberian terapi kompres hangat

dengan aromateraphy yaitu lebih banyak

responden yang mengalami penurunan

nyeri dismenore setelah diberikan terapi

kompres hangat daripada dengan

aromateraphy.

Saran

1) Bagi Akademis

Hasil penelitian memberikan masukan

ilmu pengetahuan khususnya dalam hal

pemberian kompres hangat dan aromatherapy

terhadap penurunan nyeri menstruasi

(dismenore), sebagai sarana pembanding bagi

dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya

informasi tentang penanganan dismenore.

2) Bagi Pemerintah

Hasil penelitian dapat menjadi bahan

masukan dalam meningkatkan program

kesehatan reproduksi, sebagai masukan yang

dapat dipergunakan untuk meningkatkan

status kesehatan, khususnya dalam

mengurangi tingkat nyeri dismenore.

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, W. 2001. Minyak Essensial

Aromatherapy.

www.minyakherbal.com di Update

pada 25 November 2011

pukul :18.45 WIB

Andrew, Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan

Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

Andriana, E. 2007. Melahirkan Tanpa Rasa

Sakit. Jakarta : PT Bhuana Ilmu

Populer

Benson, Ralph C. (2008). Buku Saku Obstetri

dan Ginekologi. Jakarta : EGC

Blamey E. 2008. An Investigation into the

Use of Aromatherapy in

Intrapartum Midwife Practice. The

Journal of Alternatife and

Complementary Mediceine. di

Update pada 21 November 2011

pukul: 14.45 WIB

Bobak. (2004). Buku ajar Keperawatan

Maternitas. Jakarta: EGC

Buckle, J. 2003. Clinical Aromatherapy,

Essensial Oils in Practice. Second

E Dition :Churchill Livingstone

New York

Budiarto Eko. 2002. Biostatistika untuk

Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: EGC.

Danim, Sudarwan. (2002). Metodologi

Penelitian Kebidanan. Jakarta :

EGC

Danim, Sudarwan. 2002. Metode Penelitian

untuk Ilmu-ilmu Perilaku. Jakarta:

Bumi Aksara

Departemen of Health. 2007. pain

managemen Aromatherapy section.

http://www.kemh.health.wa.gov.au

./development/manual/section/4/82

72.pdf di Update pada 25

November 2011 pukul : 19.00 WIB

Gil. (1990). Dampak Disminore (2002).

http//www. disminore. blogspot.

com. Diakses tanggal 10 Desember

2011 pukul : 13.00 WIB

Gilbert & Harmon, (2003). Manual of High

Risk Pregnancy And Delivery.

California

Hadibroto, I & Alam, S. 2006. Seluk-beluk

pengobatan alternatif dan

kontenporer. Jakarta: PT Bhuana

Ilmu Populer

Hendriati, Agustin. (2006). Psikologi

Perkembangan. Bandung: PT

Rafika Aditama

Hacker N and Moore (2001). Essensial

Obstetri dan Ginekologi . Edisi

Dua. Jakarta: Hipokrates

Page 9: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 51 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Hanifa Winkjosastro. (2002). Ilmu

Kebidanan. Jakarta: YBP-SP

Hanifa Winkjosastro. (2005). Ilmu

Kandungan. Jakarta: YBP-SP

Harunriyanto, 2008. Angka kejadian

Dismenore. online

www.makalah.co.id, diakses

tanggal 21 November 2011 pukul :

15.00

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar

Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:

Salemba Medika

Hidayat, A.Aziz Alimul. (2007). Riset

Keperawatan Dan Teknik

Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba

Medika.

Hidayat, Musrifatul. (2008). Ketrampilan

Dasar Praktik Klinik Untuk

Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika

Hutasoit, A. 2002. Aromatherapy untuk

Pemula. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka

Jeannie, M. 2009. Aromatherapy.

www.minyakherbal.com di Update

pada 25 November 2011 pukul :

18.45 WIB

Long Barbara C, (1989). Perawatan Medikal

Bedah. Ikatan Alumni Pendidikan

Keperawatan Padjadjaran:

Bandung

Mackinnon, K. 2004. Aromatherapy : Art or

Science.

www.highlightaromatherapytoday.

com di Update pada 25 November

2011 pukul : 20.00 WIB

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta

Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta :

Media Aesculapius

Manuaba, Ida Bagus Gde, 2005, Ilmu

Kebidanan, Penyakit Kandungan

Dan Keluarga Berencana Untuk

Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta

Martin,(2007). Asuhan Persalinan Normal.

Jakarta: EGC

Musrifatul, A.Aziz Alimul. (2006).

Ketrampilan Dasar Praktik Klinik

Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika

Ninik dwi A. (2005). Disminore Alias Nyeri

Haid. http//www. nex klaten.

blogspot. com diakses tanggal 2

Desember 2011 pukul : 13.00

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan

Metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan

Metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Notoatmodjo Soekidjo. 2002. Metodologi

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo Soekidjo. 2005. Metodologi

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Pangkalan ide. (2008). Dark Chocolate.

Jakarta : Elex Media

Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan.

Jakarta : EGC

Poter patresia A alih bahasa renata

komalasari (2006) buku ajar

fundamental keperawatan konsep,

proses dan praktik. Jakarta EGC

Price, Sylvia A. (2006). Patofisiologi :

Konsep Klinik Proses-Proses

Penyakit. Jakarta : EGC

Simkin, P. 2007. Kehamilan, Melahirkan &

Bayi: Panduan Lengkap. Jakarta:

Arcan.

Siti Rahayu Haditono. (2002). Psikologi

Perkembangan. Yogyakarta :

UGM Press

Smeltzer , Suzanne c.dan Bare, Brenda

G.2008. Buku ajar keperawatan

medical bedah EGC Jakarta

Page 10: 43-52-Jurnal-Heny-Ekawati

Perbedaan Pemberian Kompres Hangat Dan Aromatherapy Terhadap Penurunan Nyeri

Menstruasi (Dismenore) Pada Siswi Kelas XI SMA Negeri 1 Karangbinangun

SURYA 52 Vol.01, No.XVII, Maret 2014

Soekidjo, Notoadmojo. (2005). Metode

Penelitian Kesehatan. Jakrta:

Renika Cipta.

Sugiyono. (2006). Statistik Untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta

Steven, P. J. M. et. All., Alih bahasa

J.A.Toma Sowa. 2000. Ilmu

Keperawatan. Jakarta : EGC

Varney, Helen. (2006). Buku Ajar Asuhan

Kebidanan. Jakarta : EGC

Widyaningsih, 2007, Kesehatan Reproduksi

dan Kehidupan Generasi Muda,

Tersedia dalam : (http://www.

kesehatan reproduksi.com) diakses

27 November 2011 pukul : 15.15