kti isma ekawati

97
ASUHAN KEPER DENGAN BRONC RUMAH SAKIT Diajukan untuk mem Program Dip P i RAWATAN ANAK A USIA INFANT CHOPNEUMONIA DI RUANG KENANG T UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN B KARYA TULIS ILMIAH emenuhi salah satu syarat dalam menyelesaika ploma III Keperawatan Pada Akademi Keper Pemerintah Kabupaten Muna DISUSUN OLEH : ISMA EKAWATI NIM: 13.13.1102 PEMERINTAH KABUPATEN MUNA AKADEMI KEPERAWATAN RAHA 2016 T (2 BULAN) GA LANTAI I BANDUNG an Pendidikan rawatan

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 19-Feb-2017

68 views

Category:

Economy & Finance


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kti isma ekawati

i

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

ISMA EKAWATINIM: 13.13.1102

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

i

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

ISMA EKAWATINIM: 13.13.1102

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

i

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A USIA INFANT (2 BULAN)DENGAN BRONCHOPNEUMONIA DI RUANG KENANGA LANTAI I

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT dr. HASAN SADIKIN BANDUNG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan PendidikanProgram Diploma III Keperawatan Pada Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Muna

DISUSUN OLEH :

ISMA EKAWATINIM: 13.13.1102

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

RAHA2016

Page 2: Kti isma ekawati

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul :

“Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan

Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat

dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dihadapan dewan

penguji.

Raha, 27 Juni 2016

Pembimbing

HARNIA, S. Kep., Ns

Mengetahui,

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S. Kep., Ns., M. KepNIP. 19800212 200312 2 006

Page 3: Kti isma ekawati

iii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATAN

Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal 11 Juni 2016

DEWAN PENGUJI

1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)

2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)

3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)

Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untukmenyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan

Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna

Raha, 11 Juni 2016

Mengetahui :

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S. Kep., Ns., M. KepNIP. 19800212 200312 2 006

iii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATAN

Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal 11 Juni 2016

DEWAN PENGUJI

1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)

2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)

3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)

Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untukmenyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan

Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna

Raha, 11 Juni 2016

Mengetahui :

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S. Kep., Ns., M. KepNIP. 19800212 200312 2 006

iii

PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

AKADEMI KEPERAWATAN

Jl.Poros Raha – Tampo Km.6 Raha Telp. 0403-2522945

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

Pada Tanggal 11 Juni 2016

DEWAN PENGUJI

1. HARNIA, S. Kep., Ns (......................)

2. ALMAWIN SUSEN, S. Kep., Ns., M. Kes (......................)

3. FITRIA MARFI, S. Kep., Ns (......................)

Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai Salah Satu Syarat untukmenyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan

Pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna

Raha, 11 Juni 2016

Mengetahui :

Direktur Akper Pemkab Muna

SANTHY, S. Kep., Ns., M. KepNIP. 19800212 200312 2 006

Page 4: Kti isma ekawati

iv

ABSTRAK

Latar belakang, berdasarkan data medical record RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung khususnyaRuang Kenanga periode 01 Januari sampai dengan 31 Desember 2015 didapatkan kasusbronchopneumonia menempati urutan ke dua dengan jumlah 190 orang (14,01%) dari 10 penyakitterbesar. Oleh sebab itu diharapkan asuhan keperawatan yang optimal dan profesional yangdilakukan secara komprehenshif dan intensif bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan mutupelayanan kesehatan dan keperawatan.Tujuan, memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan asuhan keperawatan pada An. A usiainfant (2 bulan) dengan bronchopneumonia dimulai dengan pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan keperawatan, implementasi dan evaluasi dari hasil tindakan asuhan keperawatan.Metode telaahan, metode yang digunakan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yaitu metodeanalisis deskriptif melalui studi kasus berdasarkan pendekatan proses keperawatan dengan teknikpengumpulan data meliputi, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studikepustakaan.Hasil, dari hasil pengkajian didapatkan 3 diagnosa keperawatan yaitu gangguan pola tidur, deficitperawatan diri dan kurang pengetahuan. Berdasarkan hasil evaluasi asuhan keperawatan dari 3masalah yang ditemukan tersebut semua diagnosa keperawatan sudah teratasi.Kesimpulan, Tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara berkelanjutandan terarah dengan adanya catatan perkembangan, juga diperlukan pengobatan sesuai denganprogram terapi yang teratur serta pengelolaan asuhan keperawatan dengan pendekatan proseskeperawatan yang komprehensif serta kerjasama antara perawat, klien, keluarga dan tim kesehatanlainnya.

Page 5: Kti isma ekawati

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya .

Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada Anak A Usia

Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia Di Ruang Kenanga I” disusun

sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III

Keperawatan pada Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.

Dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapatkan

bantuan dan bimbingan baik dalam moril maupun material dari berbagai

pihak.Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sangat mendalam kepada:

1. Ibu dr. Hj. Ayi Djembarsari, M.ARS, selaku Direktur Utama Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung beserta staf yang telah memberikan

waktu dan kesempatan untuk praktek dan melaksanakan ujian Praktek Klinik

Keperawatan pada Rumah Sakit yang dipimpinnya

2. Ibu Santhy, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku Direktur Akper Pemkab Muna yang

telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan pada Akper Pemkab Muna.

3. Ibu Rustilah, AMK, selaku CI Lahan dan Penguji praktek di Ruangan

Kenanga I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

4. Ibu Harnia, S.kep., Ners, selaku CI Institusi dan penguji dalam pelaksanaan

ujian praktek di Ruang Kenanga I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung

sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya

dalam memberi petunjuk dan mengarahkan penulis sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini terselesaikan tepat pada waktunya.

5. Kepala Ruangan, CI Ruangan, Perawat serta Staf di Ruangan Kenanga I

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung yang telah

memberikan petunjuk dan nasehat serta kerja samanya dalam melaksanakan

asuhan keperawatan di ruangan yang dipimpinnya,

Page 6: Kti isma ekawati

vi

6. Seluruh Dosen dan Staf Akper Pemkab Muna yang telah memberikan

dukungan dan bantuan serta kerja sama dalam proses penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini.

7. Orang tua klien An. A yang telah bersedia dan kerja sama menerima penulis

untuk mengadakan studi kasus berupa pelaksanaan asuhan keperawatan.

8. Teristimewa kedua orang tuaku Bapak La Tongka dan Ibu Wa Sumi yang

telah banyak memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun materil

selama mengikuti pendidikan hingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Saudara-saudaraku tersayang atas sumbangan materil dan tenaga yang

diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada

waktunya.

10. Rekan-rekan mahasiswa Eko, Irun, Alhy, Sarif, Fhas, Firman, QoQo, Asma,

Inhang, Icha, Ririn, serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

11. Semua pihak yang telah memberikan banyak bantuan yang tidak dapat

disebut satu persatu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

banyak kekurangan baik dalam segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan adanya masukan, baik kritik maupun saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi

manfaat bagi penulis, profesi keperawatan dan pembaca pada umumnya, kiranya

Allah SWT meridhoi segala aktivitas kita untuk kemaslahatan. Amin.

Raha, 30 Juni 2016

Penulis

Page 7: Kti isma ekawati

vii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................

DAFTAR BAGAN ................................................................................................

DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN …………........................................................................

x

xi

xii

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................

B. Ruang Lingkup Pembahasan ...............................................................

C. Tujuan ...................……………………...............................................

D. Manfaat ................................................................................................

E. Metode Telaahan ..................................................................................

F. Waktu Pelaksanaan ..............................................................................

G. Tempat Pelaksanaan ...........................................................................

H. Sistematika Penulisan ..........................................................................

1

3

3

5

5

6

6

6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK A

DENGAN BRONCHOPNEUMONIA

A. Konsep Dasar ......................................................................................

1. Definisi...........................................................................................

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan ............................................

3. Etiologi ...........................................................................................

4. Patofisiologi ....................................................................................

5. Tanda dan Gejala ...........................................................................

6. Pemeriksaan Penunjang ………………………..…………………

8

8

9

12

13

13

14

Page 8: Kti isma ekawati

viii

7. Penatalaksanaan medis……………….……………………………

8. Komplikasi………………………………………………………...

9. Penyimpangan KDM ……………………………………………..

B. Tinjauan teoritis tentang asuhan keperawatan ......................…… ….

1. Pengkajian ………………………………………………………..

2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………………

3. Perencanaan ..……………………………………………………..

4. Implementasi ……………………………………………………...

5. Evaluasi …………………………………………………………..

15

15

16

18

18

26

27

32

32

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus …………………………...........................................

1. Pengkajian ………………………………………………………...

2. Diagnosa keperawatan …………………………………………….

3. Perencanaan...............................………………………………….

4. Implementasi dan evaluasi ………………………………………..

5. Catatan perkembangan …………………………………………...

B. Pembahasan…………………………………………………………..

1. Pengkajian ………………………………………………………..

2. Diagnosa keperawatan ………………………………………….....

3. Perencanaan …………………………………………..................

4. Implementasi ……………………………………………………..

5. Evaluasi …………………………………………………………..

34

34

49

51

54

57

59

59

60

63

64

65

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

66

67

A. Kesimpulan ........................................................................................

B. Rekomendasi ......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 9: Kti isma ekawati

ix

DAFTAR TABEL

Hal

1.

2

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

17.

18.

19

20.

21

22

Distribusi 10 Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga I ..............................

Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan ......................................................

Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas tidak Efektif…................

Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran Gas…….......................

Intervensi dan Rasional Nyeri Akut…………………………………….

Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Nutrisi Kurang dari Kebutuhan

Tubuh .....................................................................................................

Intervensi dan Rasional Intoleransi Aktivitas ........................................

Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Kekurangan Volume

Cairan.......................................................................................................

Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi terhadap Infeksi….....................

Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan mengenai Kondisi dan

Kebutuhan Tindakan Masalah Penyakit, Pengobatan dan Perawatan

Klien….....................................................................................................

Riwayat Imunisasi ...................................................................................

Aktivitas Sehari-hari ...............................................................................

Hasil Laboratorium .................................................................................

Analisa Data ...........................................................................................

Diagnosa Keperawatan…………………………………………………..

Rencana Keperawatan ............................................................................

Implementasi dan Evaluasi .....................................................................

Catatan Perkembangan ...........................................................................

2

21

28

29

29

30

30

31

31

32

38

40

45

47

49

51

54

57

Page 10: Kti isma ekawati

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Anatomi Sistem Pernapasan ………………………………………….. 9

Page 11: Kti isma ekawati

xi

DAFTAR BAGAN

Halaman

1. Genogram 3 Generasi ..................................................................... 37

Page 12: Kti isma ekawati

xii

DAFTAR SINGKATAN

Akper : Akademi Keperawatan

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BCG : Bacillus Calmete Guarine

Bln : Bulan

C : Celcius

Cc : centimeter cubic

CI : Clinical Instruktur

Cm : centi meter

CO2 : Carbondioksida

CRT : Capilari Revile Time

DO : Data Objektif

DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus

dr : Dokter

DS : Data Subjektif

DX : Diagnosa

E : Evaluasi

I : Implementasi

IMT : Indeks Masa Tubuh

IRT : Ibu Rumah Tangga

IV : Intra Vena

IVFD : Intra Vena Foolt Drainase

Jl : Jalan

Kg : Kilogram

Page 13: Kti isma ekawati

xiii

mg : miligram

ml : mliliter

mmHg : mili meter Hectogram

N : Nadi

Nacl : Natrium Clorida

No : Nomor

Ns : Ners

Ny : Nyonya

O : Objektif

O2 : Oksigen

P : Pernapasan

P : Perencanaan

Pemkab : Pemerintah Kabupaten

RS : Rumah Sakit

S : Subjektif

S : Suhu

SD : Sekolah Dasar

SWT : Subhanahuwataallah

TBC : Tuberculosis

Tn : Tuan

TPM : Tetes Per Menit

TT : Tetanus

TTV : Tanda-Tanda Vital

WHO : World Health Organization

Page 14: Kti isma ekawati

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

:

:

:

:

Satuan acara penyuluhan

Materi penyuluhan

Leaflet

Lembar konsultasi

Page 15: Kti isma ekawati

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ,

sebagai investigasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat

ditentukan oleh kesinambungan antara upaya program dan sector, serta

kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode

sebelumnya (Kemenkes, 2015).

Sistem layanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap derajat

kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan

semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan. Dalam system ini, kita tidak lagi menekankan upaya

kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Di Indonesia sendiri,

kecenderungan perkembangan penyakit yang ditandai dengan meningkatnya

penyakit degeneratif seperti penyakit saluran pernapasan salah satunya adalah

bronchopneumonia (Asmadi, 2008).

Laporan World Health Organization WHO, diperkirakan 70%

kematian anak balita akibat pneumonia diseluruh dunia terjadi dinegara

berkembang, terutama Afrika dan Asia Tenggara dengan angka kematian

Page 16: Kti isma ekawati

2

balita diatas 49 per 1000 kelahiran hidup (15-20%), distribusi penyebab

kematian pada anak balita sebesar 22% diantaranya disebabkan oleh

pneumonia (WHO, 2011, dikutip dalam Rasyid, 2013).

Di Indonesia, bronchopneumonia merupakan penyebab kematian

nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan TBC, dengan terdapatnya

penderita bronchopneumonia pada tahun 2011 sebanyak 779 kasus, tahun

2012 terdapat 791 kasus dan pada tahun 2013 terdapat 802 kasus, sehingga

tahun ke tahun penderita bronchopneumonia terus meningkat (Simpson dan

Flenley, 2011 dikutip dalam UN, 2015)

Data sepuluh penyakit terbesar yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung khususnya di Ruang Kenanga Lantai I

menurut hasil pencatatan dalam kurun waktu 1 tahun yaitu pada bulan Januari

sampai dengan Desember 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel.1: Daftar Sepuluh Penyakit Terbesar di Ruang Kenanga Lantai I Rumah SakitUmum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung pada Bulan Januari sampai denganDesember 2015

No Penyakit Jumlah Presentase (%)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

Chemotheraphy neoplasmaBroncopneumoniaOther prophy lactic chemoteraphyBacterial sepsis of newbornAplastic anemiaLymphoblastic leukimiaThypoid feverPatent ductus arteriosusDengue haemorajic feverVery low birth weigh

67119011061615955545342

49,4414,058,114,564,54,344,053,983,913,3

Jumlah 1.356 100Sumber: Medical Record Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan

Sadikin Bandung Periode Bulan Januari sampai dengan Desember 2015.

Page 17: Kti isma ekawati

3

Tabel 1. Dapat dilihat jumlah pasien rawat inap di Ruang Kenanga

Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sakin Bandung pada bulan

Januari sampai dengan Desember 2015, menunjukan bahwa

Bronchopneumonia menempati urutan kedua yaitu 190 (14,5%) dari 10

penyakit terbesar setelah Chemotheraphy neoplasma. Mengingat dampak

yang ditimbulkan oleh bronchopneumonia yang begitu besar dan

menyebabkan kematian maka perlu dilakukan asuhan keperawatan secara

komprehensif.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat suatu KaryaTulis

Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan)

dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum

Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung”.

B. Ruang Lingkup

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis membatasi ruang

lingkup masalah yang dibahas yaitu Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant

(2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis memperoleh pengetahuan secara nyata dalam asuhan

keperawatan pada klien dengan Bronchopneumonia secara komprehensif

Page 18: Kti isma ekawati

4

meliputi aspek bio, psiko, sosial, dan spiritual yang didasarkan pada ilmu

dan kiat keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian yang meliputi

pengumpulan data dan menetapkan masalah keperawatan pada anak

A usia infant (2 bulan) dengan Bronchopneumonia

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan berdasarkan

prioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan

Bronchopneumonia.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan

perioritas masalah pada anak A usia infant (2 bulan) dengan

Bronchopneumonia.

d. Penulis mampu melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan

rencana asuhan keperawatan pada anak A usia infant (2 bulan)

dengan Bronchopneumonia.

e. Penulis mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah

dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan

Bronchopneumonia.

f. Penulis mampu mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan yang

telah dilakukan pada anak A usia infant (2 bulan) dengan

Bronchopneumonia.

Page 19: Kti isma ekawati

5

D. Manfaat Penulisan

1. Rumah Sakit

Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada di

rumah sakit dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka

meningkatkan pelayanan keperawatan pada anak dengan

Bronchopneumonia.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai acuan dalam mengembangkan profesi keperawatan khususnya

asuhan keperawatan pada anak dengan Bronchopneumonia.

4. Bagi Penulis

Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma

III Keperawatan. Hal yang penting bagi penulis adalah sebagai bahan

evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang di dapatkan selama

pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata.

E. Metode Telaahan

Metode yang digunakan penulis dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah

ini yaitu metode deskriptif melalui studi kasus. Adapun metode pengumpulan

data yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis ini adalah :

1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan komunikasi lisan

secara langsung menanyakan pada klien dan keluarganya.

Page 20: Kti isma ekawati

6

2. Observasi Partisipasi yaitu mengamati keadaan klien yang meliputi bio,

psiko, sosio cultural dan spiritual.

3. Pemeriksaan Fisik yaitu pengumpulan data dengan melakukan

pemeriksaan fisik pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi,

auskultasi.

4. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mempelajari data

dan status klien melalui rekam medis.

5. Studi Kepustakaan yang disesuaikan dengan teori kasus yang diperoleh

di lahan praktek.

F. Waktu Pelaksanaan

Studi kasus dilaksanakan selama 3 hari mulai tanggal 01 – 03 Maret

2016.

G. Tempat Pelaksanaan

Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

H. Sistematika Penulisan

Karya tulis ini disusun dengan sistematika yang dijabarkan dalam 4 Bab

yaitu :

Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, ruang lingkup,

tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode telaahan, waktu dan

tempat pelaksanaan, serta sistematika telaahan.

Page 21: Kti isma ekawati

7

Bab II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Anak dengan

Bronchopneumonia, menjelaskan konsep dasar dan tinjauan

teoritis asuhan keperawatan.

Bab III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan, yang membahas tentang

Asuhan Keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan

Bronchopneumonia di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit

Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung, serta membahas tentang

perbandingan antara fakta dan teoritis yang ada yang dibahas

secara sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

Bab IV : Kesimpulan dan Rekomendasi, memuat tentang kesimpulan dari

pelaksanaan asuhan keperawatan Anak A Usia Infant (2 Bulan)

dengan Bronchopneumonia, serta formulasi saran atau

rekomendasi yang operasional terhadap masalah yang ditemukan.

Page 22: Kti isma ekawati

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

BRONCHOPNEUMONIA

A. Konsep Dasar

1. Definisi

Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang

mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area

terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang

berdekatan di sekitarnya (Smeltzer dan Suzanne C. 2002, dikutip dalam

Nurarif dan Kusuma, 2015).

Bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh

agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli (Nurarif

dan Kusuma,2015).

Bronchopneumonia adalah peradangan paru yang terjadi pada

jaringan atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus

respiratus bagian atas selama beberapa hari (Padila, 2013).

Dari 3 definisi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa

bronchopneumonia adalah salah satu jenis penyakit infeksi pada paru-

paru baik disebabkan oleh bakteri, virus maupun benda asing yang

ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang menyerang satu atau

beberapa dari lobus paru-paru.

Page 23: Kti isma ekawati

9

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi sistem pernapasan

Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di

bawah ini:

Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).

Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran

pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan

atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan

laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,

semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,

2006).

1) Saluran pernapasan atas

a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat

pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur

hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya

pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal

os platum.

9

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi sistem pernapasan

Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di

bawah ini:

Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).

Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran

pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan

atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan

laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,

semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,

2006).

1) Saluran pernapasan atas

a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat

pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur

hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya

pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal

os platum.

9

2. Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi sistem pernapasan

Anatomi sistem pernapasan dapat dilihat pada Gambar 1. di

bawah ini:

Gambar I. Anatomi sistem pernapasan (Syaifuddin, 2006).

Secara sistematis sistem pernapasan dibagi menjadi saluran

pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan

atas terdiri dari hidung, nasofaring, orofaring, laringofaring dan

laring. Sedangkan saluran pernapasan bawah terdiri dari trachea,

semua segmen dan percabangan broncus dan paru-paru (Syaifuddin,

2006).

1) Saluran pernapasan atas

a) Hidung: merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai alat

pernapasan dan indra penciuman. Bentuk dan struktur

hidung mempunyai piramid atau kerucut dengan alasnya

pada prosesus palatines os maksilaris dan pars horizontal

os platum.

Page 24: Kti isma ekawati

10

b) Faring: Bagian sebelah atas faring dibentuk oleh badan

tulang sfenoidalis dan sebelah dalamnya berhubungan

langsung dengan esofagus. Pada bagian belakang, faring

dipisahkan dari vertebra servikalis oleh jaringan

penghubung, sementara dinding depannya tidak sempurna

dan berhubungan dengan hidung, mulut dan laring.

c) Laring: merupakan saluran udara yang bertindak sebagai

pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai

ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trachea

di bawahnya. Laring itu dapat ditutup oleh sebuah empang

tenggorok yang disebut epiglottis, yang terdiri dari tulang-

tulang rawan yang berfungsi menutup laring pada waktu

kita menelan makanan (Syaifuddin, 2006).

2) Saluran pernapasan bawah

a) Trakea: merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh

16–20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang

berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh

selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,

hanya bergerak ke arah luar. Panjang trachea 9 – 11 cm dan

dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot

polos.

b) Bronkus: merupakan percabangan dari trakea yang terdiri

dari bronkus kiri dan bronkus kanan. Bronkus kanan

Page 25: Kti isma ekawati

11

bercabang lagi menjadi lobus atas dan lobus bawah.

Bronkus lobaris bercabang lagi menjadi bronkus tersier

(segmental). Bronkus kiri dan bronkus kanan lebih pendek

dan besar yang arahnya hampir vertical dari trakea,

sehingga mempermudah pemasangan kateter atau selang

endotrakea dan tempat tersangkutnya benda asing yang

terhirup. Sebaliknya bronkus kiri lebih panjang dan lebih

sempit merupakan kelanjutan dari trakea dengan sudut yang

lebih tajam.

c) Paru-paru: merupakan salah satu organ sistem pernapasan

yang berada di dalam kantong yang dibentuk oleh pleura

parietalis dan pleura viseralis. Kedua paru-paru sangat

lunak, elastic, sifatnya ringan terapung di dalam air, dan

berada dalam rongga toraks.

d) Thoraks: Rongga thoraks terdiri atas rongga pleura kanan

dan kiri bagian tengah yang disebut mediastinum. Jaringan

fibrosa membentuk dinding sekeliling mediastinum, yang

secara sempurna memisahkannya dari rongga pleura kanan,

dimana terletak paru kanan dan rongga pleura kiri, yang

merupakan tempat dari paru kiri, satu-satunya rongga

dalam rongga thoraks yang tidak terletak dalam

mediastinum adalah paru-paru (Syaifuddin, 2006).

Page 26: Kti isma ekawati

12

b. Fisiologi Sistem Pernapasan

Proses terjadinya pernapasan terbagi dalam 2 bagian yaitu

inspirasi (menarik napas) dan ekspirasi (menghembuskan napas).

Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekspirasi secara

bergantian, teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas

merupakan gerak refleks yang terjadi pada otot-otot pernapasan.

Refleks bernapas ini diatur olehpusat pernapasan yang terletak di

dalam sum-sum tulang penyambung (medula oblongata). Pusat

pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah

dan kekurangan dalam darah. Inspirasi terjadi bila muskulus

diafragma telah mendapat rangsangan dari nervus frenukus lalu

mengerut datar.

Pada saat ekspirasiotot-otot akan kendur lagi (diafragma akan

menjadi cekung, muskulus interkostalis miring lagi) dan dengan

demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara

didorongkeluar. Jadi proses respirasi atau pernapasan ini terjadi

karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru

(Syaifuddin, 2006).

3. Etiologi

Secara umum orang terserang bronchopnemonia disebabkan oleh

adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi

organisme patogen. Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh

virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma dan riketsia.

Page 27: Kti isma ekawati

13

Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bakteri

(Sreptococcus, Stapphylococcus, H.Influenzae), Virus (Legionella

Pneumoniae) dan Jamur (Candida Albicans) (Nurarif dan Kusuma,

2015).

4. Patofisiologi

Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M.tuberculosis.

bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu menjangkau

sampai ke area laindari paru-paru (lobus atas). Selanjutnya, sistem

kekebalan tubuh memberikan respon dengan melakukan reaksi inflamasi.

Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri),

sementara limfosit spesifik tuberculosis menghancurkan (melisiskan)

basil dan jaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan

terakumulasinya eksudat dalam alveoli yang menyebabkan

bronchopneumonia. Infeksi awal biasanya timbul dalam waktu 2-10

minggu setelah terpapar oleh bakteri (Somantri, 2007).

5. Tanda dan gejala

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran

pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita

bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti

menggigil, demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung

kemerahan, saat bernapas menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul

sianosis. Terdengar adanya krekles di atas paru yang sakit dan terdengar

Page 28: Kti isma ekawati

14

ketika terjadi konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat) (Nurarif

dan Kusuma, 2015).

6. Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

1) Pemeriksaan darah: pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri

akan terjadi leukositosis (meningkatnya jumlah neutrofil).

2) Pemeriksaan sputum: bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh

dari batuk yang spontan dan dalam, digunakan untuk

pemeriksaan mikroskopis dan kultur serta tes sensitifitas untuk

mendeteksi agen infeksius.

3) Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan

status asam dan basa.

4) Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia.

5) Sampel darah, sputum dan urin untuk tes imunologi untuk

mendeteksi antigen mikroba.

b. Pemeriksaan radiologi

1) Rontgenogram thoraks: menunjukkan konsolidasi lobar yang

sering kali dijumpai pada infeksi pneumokokul atau klebsiella.

Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus

dan haemofilus.

2) Laringoskopi/bronkoskopi: untuk menentukan apakah jalan

napas tersumbat oleh benda padat (Nurarif dan Kusuma, 2015).

Page 29: Kti isma ekawati

15

7. Penatalaksanaan medis

Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) penatalaksanaan yang dapat

diberikan pada pasien dengan bronchopneumonia adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kelancaran pernapasan.

b. Kebutuhan istirahat, yaitu pasien dengan bronchopneumonia sering

terjadi hiperpireksia sehingga pasien perlu cukup istirahat, semua

kebutuhan pasien harus ditolong di tempat tidur.

c. Kebutuhan nutrisi dan cairan, yaitu pasien bronchopneumonia

hampir semua mengalami masukan makanan yang kurang, suhu

tubuh yang tinggi selama beberapa hari dan masukan cairan yang

kurang dapat menyebabkan dehidrasi. Untuk mencegah dehidrasi

dan kekurangan kalori dipasang infuse dengan cairan glukosa 5%

dan NaCl 0,9%.

d. Pengobatan, yaitu diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi.

Akan tetapi hal itu perlu waktu dan pasien perlu terapi secepatnya

maka biasanya diberikan penisilin ditambah dengan cloramfenikol

atau diberikan antibiotik yang berspektrum luas seperti ampisilin.

8. Komplikasi

Komplikasi dari penyakit bronchopneumonia adalah gagal napas,

effusi pleura, empiema dan abses (Rangki & Susen, 2014).

Page 30: Kti isma ekawati

16

Page 31: Kti isma ekawati

17

Page 32: Kti isma ekawati

18

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Semua

data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan

klien. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan

aspek biologis, psikologis, sosial maupun spritual klien (Asmadi, 2008).

a. Pengumpulan data

1) Biodata

a) Identitas klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,

suku/bangsa, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal

pengkajian, nomor register, diagnosa medik, dan alamat

(Asmadi, 2008).

b) Identitas penanggung jawab: meliputi nama, umur, agama,

pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, hubungan dengan

klien, dan alamat.

2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

(1) Alasan masuk rumah sakit yaitu keluhan yang dirasakan

klien sehingga klien dirawat di rumah sakit. Pada klien

dengan bronchopneumonia keluhan yang dirasakan

sebelum masuk rumah sakit adalah batuk-batuk, sesak

napas dan demam tinggi.

Page 33: Kti isma ekawati

19

(2) Keluhan utama, yaitu keluhan yang paling dirasakan

oleh klien pada saat dilakukan pengkajian. Pada klien

bronchopneumonia keluhan yang sering dikeluhkan

pada bayi adalah batuk, nyeri dada, kesulitan bernafas,

demam.

(3) Riwayat keluhan utama, yaitu menggambarkan keadaan

kesehatan klien dengan menggunakan analisa simptom

metode PQRST (provoaktive/palliative, Quality/

Quantity, Region/Radiation, Severity/Scale, Timing)

(Asmadi, 2008).

b) Riwayat kesehatan masa lalu

(1) Riwayat kehamilan (pre natal care)

Dikaji mengenai kehamilan yang keberapa, kebiasaan

yang kurang baik seperti minum alkohol, merokok,

keluhan-keluhan selama hamil, terutama penyakit

pernapasan seperti ISPA, distress janin, jarak

kehamilan dan emosi serta peningkatan tekanan darah.

(2) Riwayat kelahiran (intra natal)

Kaji mengenai adanya riwayat respiratory distress,

mekonium aspira, penanganan persalinan terutama

pembersihan jalan napas semasa kelahiran, adakah

asfiksia, tingkatan asfiksia berat dan sedang, nilai

APGAR sesaat lahir.

Page 34: Kti isma ekawati

20

(3) Riwayat post kelahiran (post natal care)

Imaturitas sistem pernapasan, kegagalan beradaptasi

dengan perbedaan atmosfer udara saat bayi mulai

bernafas, riwayat influenza dan ISPA yang berulang-

ulangserta riwayat adanya hipotermi.

(a) Riwayat neonatal: kaji adanya distress pernafasan,

sianosis, ikterus, kejang, kemampuan meenelan,

pola tidur, cara pemberian makan (ASI) atau susu

formula.

(b) Riwayat infant: pada usia infant (28 hari-12 bulan),

yang perlu dikaji adalah riwayat imunisasi,

penyakit yang pernah diderita pada usia infant

misalnya ISPA, riwayat kejang, pola makan anak,

pola aktivitas, pertambahan BB, pertumbuhan TB,

tahapan perkembangan sesuai usia.

c) Riwayat kesehatan keluarga

(1) Pengkajian terhadap riwayat kesehatan keluarga antara

lain meliputi data tentang anggota keluarga yang

menderita penyakit pernapasan misalnya asma, fibrosis

kista, kanker paru, infeksi pernapasan tuberculosis atau

alergi dengan menggunakan genogram tiga generasi.

Page 35: Kti isma ekawati

21

3) Riwayat imunisasi

Yang perlu diperhatikan bahwa pemberian imunisasi

dimulai sejak lahir hingga umur 1 (satu) tahun seperti BCG

diberikan 1 kali pada saat usia lahir bayi 0-11 bulan, DPT

diberikan sebanyak 3 kali pada saat usia bayi 2-11

bulan,hepatitis B diberikan 3 kali pada usia 0-11 bulan, polio

diberikan sebanyak 4 kali pada saat usia bayi 0-11 bulan dan

campak diberikan 1 kali pada saat usia anak 9-11 bulan (Depkes

2000 dikutip dalam Hidayat 2012).

4) Riwayat Tumbuh Kembang

a) Pertumbuhan Fisik Anak

Hal yang perlu diketahui yaitu berat badan selama sakit

(berat badan selama sakit biasanya menurun disebabkan

oleh absorbsi makanan di usus tengah), panjang badan,

jumlah gigi, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar

dada.

b) Perkembangan Anak

Tabel 2. Perkembangan Anak Usia 1-2 Bulan

NoUmur

(Bulan) Motorik Kasar Motorik Halus

1. 1 Dapat memutar kepala darisatu sisi kesisi lain bilatelungkup.

Refleks menggenggamkuat

2. 2 Bila telungkup, dapatmengangkat kepala hampir45 derajat dari meja.

Tangan sering terbuka danrefleks menggenggammenghilang.

Sumber : (Wong, 2004)

Page 36: Kti isma ekawati

22

5) Riwayat Nutrisi

Yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI,

pemberian susu formula, pemberian makanan tambahan dan

pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).

6) Pola aktifitas sehari-hari meliputi: nutrisi, eliminasi, istirahat

dan tidur, personal hygiene.

7) Riwayat psikososial

Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan

keluarga (orang tua) untuk menilai respon terhadap penyakit

yang diderita. Apakah ada dampak yang timbul pada klien dan

orang tua, yaitu timbul seperti ketakutan akan kecacatan, rasa

cemas, rasa ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas secara

optimis.

8) Riwayat spiritual

Yang dikaji adalah ketaatan anak dalam beribadah dan

menjalankan kepercayaan, support dalam keluarga dan ritual

yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga.

9) Reaksi hospitalisasi

a) Anak, yaitu adanya rasa takut terhadap dokter, perawat dan

orang-orang yang ada di rumah sakit.

b) Orang tua, yaitu penolakan, tidak menerima dan kurang

pengetahuan tentang tindakan-tindakan medis dan proses

keperawatan.

Page 37: Kti isma ekawati

23

10) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu

inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (IPPA). Dalam

pemeriksaan fisik hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut:

a) Keadaan umum, yaitu biasanya anak dengan

bronchopneumonia akan datang dengan adanya keluhan

sesak nafas berat, dengan keadaan umum yang buruk, kaji

mengenai tingkat kesadaran.

b) Kesadaran yaitu terdiri dari enam tingkatan yaitu

composmentis, apatis, somnolen, delirium, stupor dan

koma.

c) Tanda-tanda vital, yaitu sebelum melakukan tindakan lain,

yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda vital, karena

sangat berhubungan dengan fungsi kehidupan dan tanda-

tanda lain yang berkaitan dengan masalah yang terjadi.

d) Pengkajian antropometri, yaitu meliputi pengukuran

panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,

dan lingkar perut dengan menggunakan timbangan dan

meteran.

e) Sistem pernapasan, yaitu kemungkinan besar didapatkan

retraksi interkosta dan adanya penggunaan otot-otot

pernapasan saat bernafas. Adanya nyeri dada saat bernapas

diperlihatkan dengan kondisi bayi yang gelisah, sering

Page 38: Kti isma ekawati

24

menangis dan terlihat meringis. Adanya lendir pada saat

batuk. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas ronchi

atau wheezing. Pada umumnya frekuensi pernapasan

meningkat. Frekuensi pernapasansecara normal pada bayi

yaitu: Neonatus (40-60x/ menit), Infant (30-60x / menit),

Toddler (24-40x/ menit) (Nurarif dan Kusuma, 2015).

f) Sistem kardiovaskuler, yaitu kaji adanya takikardi,

irtabilita. Kaji kesimetrisan ekspansi paru, suara nafas

ronchi atau wheezing serta irama jantung.

g) Sistem pencernaan, yaitu kajikebiasaanbayi : malas minum

atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada

orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin

belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian

makanan/cairan personde.

h) Sistem muskuloskeletal, yaitu kaji tonus otot, lemah secara

umum.

i) Sistem indra

(1) Mata, yaitu pada bayi yang mengalami sesak berat

biasanya dijumpai sianosis pada palpebra dan

konjungtiva, kelopak mata kemungkinan cekung.

(2) Telinga, yaitu kemungkinan terjadinya komplikasi

otitis media, bersamaan dengan bronchopneumonia

atau setelahnya karena tidak ditangani.

Page 39: Kti isma ekawati

25

(3) Hidung, yaitu kaji apakah ada pernapasan cuping

hidung, defiasi septum, kepatenan hidung (jika nares

posterior membesar menunjukan adanya distress

pernafasan), adalah keluaran cairan dari lubang hidung.

(4) Mulut, yaitu biasanya akan dijumpai sianosis sekitar

mulut, bibir kering dan pecah-pecah, apakah sputum

sulit dikeluarkan, adakah labiopalatognatikus, dan

kekuatan menghirup.

j) Sistem endokrin, yaitu pada awal penyakit umumnya tidak

ada kelainan, adanya kaku kuduk apabila sudah mencapai

stadium lanjut dan penurunan kesadaran akibat

bakterinemia dan meningitis, pembesaran kelenjar getah

bening sebagai reaksi imunologi terhadap infeksi.

k) Sistem perkemihan, yaitu kaji kebersihan genitalia.

l) Sistem imun, yaitu kaji adanya pembesaran dan nyeri tekan

pada kelenjar limfe.

m) Sistem saraf, yaitu pada pasien bronchopneumonia

biasanya bila demam tinggi akan mengalami kejang.

n) Sistem integumen, yaitu kaji kebersihan kulit secara umum,

suhu tubuh.

11) Data penunjang

Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi.

Page 40: Kti isma ekawati

26

12) Penatalaksanaan medis

Diberikan yaitu antibiotik, bronchodilator, seperti Ambroxsol

syrup dan bedrest ditempat tidur.

b. Pengelompokan data

Pengelompokan data klien merupakan keadaan tertentu dimana

klien mengalami permasalahan kesehatan berdasarkan kriteria

permasalahanya. Data-data yang muncul diklasifikasikan dalam data

subyektif dan obyektif (Nursalam, 2013).

c. Analisa data

Analisa data merupakan proses berfikir secara ilmiah

berdasarkan teori-teori yang dihubungkan dengan data-data yang

ditemukan saat pengkajian. Menginterprestasikan data atau

membandingkan dengan standar fisiologis setelah dianalisa, maka

akan didapat penyebab terjadinya masalah pada klien.Analisa data

terdiri dari : problem, etiologi, sympton.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti (Nursalam,

2013).

Adapun diagnosis keperawatan yang muncul pada anak dengan

bronchopneumonia (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000) adalah:

Page 41: Kti isma ekawati

27

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

trakea bronchial, pembentukan edema dan peningkatan produksi

sputum.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolar-kapiler (efek inflamasi).

c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi

seluler terhadap sirkulasi toksin dan batuk menetap.

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen, ketidaknyamanan batuk berlebihan

dan dispnea.

f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan

dengan kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral.

g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan tubuh.

h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.

3. Perencanaan.

Perencanaan atau intervensi keperawatan adalah desain spesifik

dari intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria

hasil(Nursalam, 2013).

Page 42: Kti isma ekawati

28

Menurut Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000, diagnosa

keperawatan yang muncul pada klien dengan bronchopneumonia maka

perencanan yang akan dilakukan untuk masing-masing diagnosa

keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

trakea bronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum.

Tujuan: bersihan jalan napas kembali efektif, dengan kriteria hasil

menunjukan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih dan tidak

ada dispnea, sianosis.

Tabel 3. Intervensi dan Rasional Bersihan Jalan Napas Tidak EfektifNo Intervensi Rasional1

2.

3.

4.

5.

Kaji frekuensi dan kedalamanpernapasan dan gerakan dada.

Auskultasi area paru, catat areapenurunan/tidak aliran darah danbunyi napas adventus misalkrekels, mengi.Penghisapan sesuai indikasi.

Bantu mengawasi efekpengobatan nebulizer danfisioterapi.Berikan cairan tambahan, mis: IVdan Oksigen.

Takipnea, pernapasan dangkal, dangerakan dada tidak simetris, seringterjadi karena ketidaknyamanangerakan dinding atau cairan paru.Penurunanaliran udara terjadi padaarea konsolidasi dengan cairan.

Merangsang batuk secara mekanikpada pasien yang tidak mampu batukyang tidak efektif.Memudahkan dalam pengenceran danpembuangan sekret

Cairan diperlukan untuk menggantikankehilangan dan memobilisasikan sekret

Sumber : (Doengoes,Moorhouse dan Geissler, 2000)

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolar-kapiler (efek inflamasi).Tujuan: Pertukaran gas kembali

normal, dengan kriteria hasil menunjukkan perbaikan ventilasi dan

oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada

gejala distress pernapasan.

Page 43: Kti isma ekawati

29

Tabel 4. Intervensi dan Rasional Kerusakan Pertukaran GasNo Intervensi Rasional1.

2.

Kaji ferekuensi kedalaman dankemudahan bernapas

Observasi warna kulit, membranmukosa, dan catat adanyasianosis perifer (kuku) atausianosis sektral (sirkumoral)

Manifestasi distres pernapasantergantung pada/indikasi dekatketerlibatan paru dan status kesehatanumum.Sianosis kuku menunjukanvasokontriksi atau respons tubuhterhadap demam/mengiggil.

3.

4.

Awasi suhu tubuhdengan benar.

Kolaborasi dalam pemberianterapi oksigensesuai indikasi,

Demam tinggi sangat meningkatkankebutuhan metabolik dan kebutuhanoksigen.Untuk mempertahankan PaO2 di atas60 mmHg (normal PaO2 80-100).

Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)

c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru, reaksi

seluler terhadap sirkulasi toksin, batuk menetap. Tujuan: Nyeri

berkurang sampai hilang, dengan kriteria hasil nyeri hilang,

menunjukan rileks, istrahat/tidur, peningkatan aktifitas yang tepat.

Tabel 5. Intervensi dan Rasional Nyeri AkutNo Intervensi Rasional1.

2.

3.

4.

Tentukan karakteristik nyeri misal :tajam konstan, ditusuk. Selidikiperubahan lokasi/intensitas nyeri

Pantau tanda vital.

Berikan tindakan nyaman, misal :pijatan punggung, perubahan posisidengan cara di gendong.Kolaborasi dalam pemberiananalgesik dan antitusif sesuaiindikasi

Nyeri dada, biasanya ada dalambeberapa derajat pada dalambropneumonia, timbul komplikasiperkarditis dan endokarditis.Perubahan TD menunjukan bahwapasien mengalami nyeri.Tindakan non-analgesik diberikandengan sentuhan lembut dapatmemperbesar efek terapi analgesik.Dapat menekan batuk nonproduktif/proksimal ataumenurunkan mukosa berlebihan.

Sumber: (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

Page 44: Kti isma ekawati

30

Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi, dengan kriteria hasil

menunjukkan peningkatan nafsu makan dan mempertahankan/

meningkatkan berat badan.

Tabel 6. Intervensi dan Rasional Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.No Intervensi Rasional1.

2.

3.

Identifikasi faktor yang menimbulkanmual/muntah misal: sputum banyak,pengobatan aerosol. Dispnea beratnyeri.Jadwalkan pengobatan sedikitnya 1jam sebelum makan.Auskultasi bunyi usus. Observasi ataupalpasi distensi abdomen

Pilihan intervensi tergantungpada penyebab masalah.

Menurunkan efek mual yangberhubungan pengobatan ini.Bunyi usus mungkin menurun/tidak ada bila proses infeksiberat.

4. Berikan makan porsi kecil dan sering Dapat meningkatkan masukanmeskipun nafsu makan menurun

Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)

e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigen. Tujuan: pasien dapat melakukan

aktivitas sesuai kondisi, dengan kriteria hasil menunjukan

peningkatan toleransi terhadap aktifitas yang dapat diukur dengan

tak adannya dispnea, kelemahan berlebihan dan tanda vital dalam

rentang normal.

Tabel 7. Intervensi dan Rasional Intoleransi AktifitasNo Intervensi Rasional1.

2.

Bantu aktifitas perawatan diri yangdiperlukan.

Berikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuaiindikasi.

Menetapkan kemampuankebutuhan pasien danmemudahkan pilihan intervensi.Menurunkan stres danrangsangan berlebihan,meningkatkan istrahat.

3. Bantu pasien memilih posisi nyamanuntuk istirahat/tidur

Pasien mungkin nyaman dengankepala tinggi, tidur dikursi ataumenunduk depan bantal.

Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000

Page 45: Kti isma ekawati

31

f. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan berlebihan, penurunan masukan oral. Tujuan: Agar

terjadi keseimbangan cairan, dengan kriteia hasil membran mukosa

lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil

Tabel 8. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi Terhadap ResikoKekuranganVolume Cairan

No Intervensi Rasional1.

2.

3.

Kaji turgor kulit, kelembabanmembran mukosa (bibir, lidah).

Catat laporan mual/muntah.

Pantau masukan dan keluaran, catatwarna, karakter urine. Hitungkeseimbangan cairan ,

Peningkatan suhu/memanjangnyademam meningkatkan lajumetabolik dan kehilangan cairanmelalui evaporasi.Indikator keadekuatan volumecairan, meskipun membran mukosamulut mungkin keringAdanya gejala ini menurunkanmasukan oral.

4. Kaji perubahan tanda vital Memberikan informasi tentangkeadekuatan volume cairan dankebutuhan penggantian.

5. Kolaborasi dalam pemberian obatsesuai indikasi.

Berguna menurunkan kehilangancairan.

Sumber : (Doenges,Moorhouse dan Geissler, 2000)

g. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan utama.

Tujuan : Mencegah terjadinya penyebaran infeksi, dengan kriteria

hasil mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.

Tabel 9. Intervensi dan Rasional Resiko Tinggi InfeksiNo Intervensi Rasional1.

2.

Pantau vital dengan ketat,khususnya selama awal terapi.

Batasi pengunjung sesuai indikasi.

Selama periode waktu ini resikokomplikasi fatal (hipotensi/syok)dapat terjadi.Menurunkan pemajanan terhadappatogen infeksi lain.

3.

4.

Dorong keseimbangan istrahatadekuat dengan aktifitas.Berikan antimikrobial sesuaiindikasi.

Tanda perbaikan kondisi harusterjadi dalam 44-48 jam.Untuk membunuh kebanyakanmikrobakterial pneumonia

Sumber : (Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)

Page 46: Kti isma ekawati

32

i. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.

Tujuan : Meningkatkan pemahaman kondisi dan proses penyakit,

dengan kriteria hasil melakukan perubahan pola hidup dan

berpartisipasi dalam program pengobatan.

Tabel 10. Intervensi dan Rasional Kurang Pengetahuan Mengenai Kondisidan Kebutuhan Tindakan

No Intervensi Rasional1. Diskusikan aspek ketidakmampuan

dari penyakit, lamanyapenyembuhan, dan harapankesembuahan.

Informasi dapat meningkatkankoping dan membantu menurunkanansietas dan masalah berlebihan

2. Informasi dalam bentuk tertulis danverbal.

Kelemahan dan depresi dapatmempengaruhi kemampuan untukmengasimilasi informasi

3. Tekankan perlunya melanjutkanterapi antibiotik selama periode yangdianjurkan

Penghentian dini antibiotik dapatmengakibatkan iritasi mukosabronkus.

Sumber : Doenges, Moorhouse dan Geissler, 2000)

4. Implementasi

Pelaksanaan adalah inisiatif dan rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana

tindakan disusun dan ditujuakan pada nursing oders untuk menbantu

klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2013).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan,

rencana intervensi, dan implementasinya. Sistem penulisan ini dapat

menggunakan sistem SOAP atau model dokumentasi lainnya (Nursalam,

2013).

Page 47: Kti isma ekawati

33

S : Respon subjektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

O : Respon objektif klien terhadap intervensi yang dilaksanakan.

A : Analisa ulang atas data subjektif dan data objektif untuk

menyimpulkan apakah masalah masih tetap atau ada masalah baru.

P : Perencanaan atau tindakan lanjut berdasarkan hasil analisa pada

respon.

6. Dokumentasi

Perawat memerlukan suatu standar dokumentasi sebagai petunjuk

dan arah terhadap cara penyimpanan dan teknik pendokumentasian yang

benar. Oleh karena itu standar tersebut harus dipahami oleh rekan sejawat

dan profesi kesehatan lainnya termasuk tim akreditasi (Nursalam, 2013).

Berikut poin-poin penting dalam catatan perkembangan:

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan.

O : Respon objektif klien terhadap tindakan.

A : Analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan

masalah.

P : Perencanaan atau tindakan.

I : Implementasi.

E : Evaluasi.

Page 48: Kti isma ekawati

34

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Laporan Kasus

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Biodata

a) Identitas Klien

Nama : An. A

Umur : 2 bulan

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku / bangsa : Sunda / Indonesia

Pendidikan : -

Pekerjaan : -

Alamat : Bojong Penggang

Tanggal Masuk : 27 Februari 2016

Tanggal Pengkajian : 1 Maret 2016

Ruangan : Kenanga Lantai 1

No. Register : 0001519082

Diagnosa Medis : Bronchopneumonia

Page 49: Kti isma ekawati

35

b) Identitas Orang Tua

(1) Identitas Ayah

Nama : Tn. S

Umur : 24 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Kawin

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Bojong Penggang

(2) Indentitas ibu

Nama : Ny. S

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Kawin

Suku/ bangsa : Sunda/ Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT

Hub. Dengan klien : Ibu klien

Alamat : Bojong Penggang

Page 50: Kti isma ekawati

36

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

(1) Riwayat sebelum masuk RS

Sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien tampak

batuk yang semakin lama semakin bertambah, melihat

keadaan anaknya yang semakin menurun, sehingga orang

tua klien berinisiatif mengantarkan anaknya ke Rumah Sakit

Hasan Sadikin Bandung untuk mendapatkan perawatan.

(2) Keluhan Utama : Batuk

(3) Riwayat Keluhan Utama

Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, ibu

klien mengatakan anaknya batuk. Batuk yang dirasakan

klien adalah batuk kering, dimana penyebabnya tidak

diketahui oleh ibu klien. Batuk yang dirasakan terus-

menerus dan dirasakan pada bagian dada dengan intensitas

batuk ringan. Batuk sering dirasakan klien pada malam hari.

Batuk bertambah pada saat klien beraktivitas dan berkurang

saat klien beristirahat.

b) Riwayat kesehatan masa lalu

(1) Pre Natal Care: Ibu klien mengatakan selama hamil mengalami

mual dan muntah, dan ibu klien juga sering memeriksakan

kehamilannya ke bidan. Ibu klien mendapatkan imunisasi TT

Page 51: Kti isma ekawati

37

pada kehamilan 8 bulan dan ibu klien tidak mengalami

penyakit infeksi selama hamil.

(2) Intra Natal: Ibu klien mengatakan saat melahirkan usia

kehamilannya cukup bulan. Ibu klien melahirkan secara

normal dan penolong persalinan adalah bidan.

(3) Post Natal: Saat lahir kondisi anak sehat dengan berat badan

3,4 kg dan panjang badan 50 cm.

c) Riwayat kesehatan keluarga

(1) Ibu klien mengatakan, ia mempunyai riwayat anemia.

(2) Ibu klien mengatakan tidak ada anggota keluarganya yang

mempunyai penyakit yang sama dengan klien.

Keterangan :

= Laki-laki/Perempuan

= Garis keturunan

? = Umur tidak diketahui

= Klien

= Tinggal serumah

? ?

24

?

?

?

?? ?

2 bln

20

Bagan 1. Genogram 3 generasi

Page 52: Kti isma ekawati

38

3) Riwayat imunisasi

Tabel 11. Riwayat Imunisasi Anak A usia infant (2 bulan)No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian1 BCG 1 kali Tidak ada reaksi2 Polio - -3 DPT 1 kali Demam4 Campak - -5 Hepatitis - -

Sumber: Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai I RSUP dr. Hasan SadikinBandung

4) Riwayat tumbuh kembang

(a) Pertumbuhan fisik Anak

(1) Berat badan saat lahir 3400 (3,4 kg) dan berat badan saat ini

7,3 kg.

(2) Panjang badan saat lahir 50 cm dan panjang badan sekarang

57 cm.

b) Perkembangan

(1) Motorik, yaitu klien dapat mengangkat kepala setinggi 45°

jika tenngkurap dan dapat mengenali ibunya.

(2) Bahasa, yaitu klien dapat menangis, megeluarkan suara

dengan kata-kata yang tidak jelas.

(3) Kognitif, yaitu klien dapat menangis ketika ditinggal

ibunya, dan kadang menolak ketika digendongsama orang

yang dianggapnya aneh.

(4) Sosialisasi, yaitu klien dapat memberikan senyumnya

ketika diajak bermain.

Page 53: Kti isma ekawati

39

5) Riwayat nutrisi

(a) Pemberian ASI diberikan sejak lahir hingga sekarang dan

diberikan setiap hari yaitu pagi, siang dan malam.

(b) Pemberian susu formula: klien tidak diberikan susu formula.

6) Riwayat psikososial

Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang diderita

anaknya, ibu klien selalu berdoa agar anaknya cepat sembuh dan,

Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh, ibu klien selalu

bertanya tentang penyakit anaknya, ibu klien nampak bingung bila

ditanya mengenai penyakit anaknya. Hubungan klien dengan kedua

orang tuanya baik dan ibu klien mengatakan tinggal di lingkungan

yang nyaman.

7) Riwayat spiritual

Klien beragama islam dan ibu klien selalu berdoa untuk

kesembuhan anaknya yang sedang sakit dan segera pulang kerumah

untuk berkumpul kembali bersama keluarganya.

8) Reaksi hospitalisasi

Ibu klien mengatakan membawa anaknya kerumah sakit karena

anaknya mengalami batuk sejak tiga hari yang terus-menerus

sebelum masuk rumah sakit. Ibu klien nampak cemas dengan

kondisi anaknya dan selalu menemani anaknya dirumah sakit.

Page 54: Kti isma ekawati

40

9) Pola aktivitas sehari-hari

Tabel 12. Pola Aktivitas Sehari-hari Anak A Usia Infant (2 bulan)No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Selama sakit1 Nutrisi

a) Cairan(1) Jenis

minuman(2) Frekuensi

b) Makanan(1) Jenis

makanan(2) Frekuensi(3) Porsi(4) Keluhan

Asi

3-4x/ hari

Asi

3-4x/ hariTidak adaTidak ada

Asi dan infuse

4-5x/ hari

Asi

4-5x/ hariTidak adaTidak ada

2 Eliminasia) BAB

(1) Tempatpembuangan

(2) Frekuensi(3) Warna(4) Kosistensi(5) Keluhan

b) BAK(1) Tempat

pembungan(2) Frekuensi(3) Bau(4) keluhan

Popok

1-2x/ hariKuningLunak

Tidak ada

Popok

3-5x/ hariKhas amoniak

Tidak ada

Popok

3-4x/ hariKuningLunak

Tidak ada

Popok

3-5x/ hariKhas amoniak

Tidak ada3 Istirahat tidur

a) Siangb) Malamc) Kualitasd) Keluhan

11.00- 14.0019.00- 03.00

BaikTidak ada

11.00- 12.0024.00- 05.00Kurang baik

Sering terbangunkarena batuk

4 Personal hygienea) Mandi

(1) Cara

(2) Frekuensi(3) Alat Mandi

b) Cuci rambut(1) Frekuensi(2) Alat

c) Gunting kuku(1) Frekuensi(2) Alat

Membasahi tubuhdengan air

2x/ hariSabun dan air hangat

Setiap kali mandiPakai sampo

1x semingguGunting kuku

Menggunakanwashlap

Lap badan 1x sehariAir hangat

Setiap kali mandiTidak memakai

sampo1x semingguGunting kuku

Sumber : Data Pengkajian di Ruang Kenanga Lantai 1 dr. Hasan SadikinBandung

Page 55: Kti isma ekawati

41

10) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran : Composmentis GCS 15 ( E4, V5, M6)

c) Tanda- tanda vital

Pernapasan : 40x/ menit

Nadi : 106x/ menit

Suhu : 36,40C

d) Antropometri

(1) Berat badan : 7,3 kg

(2) Tinggi badan : 57 cm.

(3) Lingkar kepala : 39 cm.

(4) Lingkar perut : 48 cm.

(5) Lingkar lengan atas : 17 cm.

e) Sistem pernapasan

Klien batuk tidak berlendir, bentuk hidung simetris kiri dan

kanan, tidak ada penumpukan sekret, tidak ada sianosis, tidak

ada epitaksis, tidak ada pernapasan cuping hidung, frekuensi

napas 40 x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernapasan,

tidak ada massa, bunyi perkusi dada sonor, bunyi napas krekles

dan tidak ada bunyi napas tambahan.

f) Sistem kardiovaskuler

Konjungtiva merah muda, CRT 2 detik, ictus cordis tidak

nampak, frekuensi nadi 106 x/menit, bunyi pekak pada jantung,

Page 56: Kti isma ekawati

42

bunyi jantung S1 dan S2 dan tidak ada bunyi jantung tambahan

(S3).

g) Sistem pencernaan

Bentuk bibir simetris, bibir nampak lembab, warna bibir merah

muda, tidak ada stomatitis, belum ada pertumbuhan gigi, bentuk

abdomen rata, bunyi timpani pada abdomen, peristaltik usus

12x/menit, tidak teraba adanya massa.

h) Sistem endoktrin

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan parathyroid serta

tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

i) Sistem integumen

Kulit nampak kurang bersih, warna kulit sawo matang, turgor

kulit baik, kulit teraba lengket, kuku nampak panjang dan kotor,

akral teraba hangat dengan suhu 36,40C.

j) Sistem perkemihan

Warna urine kuning, tidak ada keluhan BAK dan tidak terpasang

kateter.

k) Sistem Reproduksi

Tidak mengalami gangguan.

l) Sistem Indra

(1) Mata: simetris kiri dan kanan, konjungtiva nampak merah

muda, sklera berwarna putih, pupil isokor, refleks pupil

Page 57: Kti isma ekawati

43

terhadap cahaya baik, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada

massa.

(2) Hidung: posisi hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada

penumpukan sekret, tidak ada pernapasan cuping hidung,

tidak ada massa dan tidak ada nyeri tekan.

(3) Telinga: bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen,

tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa pada aurikula.

(4) Lidah: lidah tampak bersih

(5) Kulit: warna kulit sawo matang, kulit nampak bersih, tidak

ada edema, kulit teraba hangat 36,40C

m) Sistem musculoskeletal

(1) Ekstremitas atas: Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak ada

edema, terpasang IVFD Wida D5 4 tetes/ menit (mikro) di

tangan kiri, keadaan kuku nampak panjang dan kotor, refleks

trisep +/+, refleks bisep +/+, kekuatan otot 5 5 , tidak ada

edema.

(2) Ekstremitas bawah: Bentuk simetris kiri dan kanan, refleks

patella +/+, refleks achilles +/+, refleks babinski +/+,

kekuatan otot 5 5, dan tidak edema.

Page 58: Kti isma ekawati

44

n) Sistem persarafan

Tes fungsi kranial:

(1) Nervus I (Olfaktorius): Tidak dilakukan pengkajian karena

klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan

respon verbal.

(2) Nervus II (Optikus): Tidak dilakukan pengkajian karena

klien masih berusia 2 bulan dan belum dapat memberikan

respon verbal.

(3) Nervus III, IV, VI (Okulomotorius, Troklearis, Abdusen):

Pergerakan bola mata baik.

(4) Nervus V: Dapat membuka kelopak mata dengan normal,

rahang atas dan rahang bawah normal.

(5) Nervus VII (Fasialis): Wajah klien nampak simetris saat

tersenyum dan menangis.

(6) Nervus VIII (Akustikus): Klien berespon ketika dipanggil.

(7) Nervus IX, X (Glosofaringeus, Vagus): Tidak ada gangguan

menelan dan klien belum dapat mengucapkan kata- kata

karena klien masih berusia 2 bulan.

(8) Nervus XI (Aksesorius): Klien dapat menoleh ke kiri dan ke

kanan.

(9) Nervus XII (Hipoglosus): Pergerakan lidah baik

Page 59: Kti isma ekawati

45

o) Sistem Imun

Terjadi penurunan daya tahan tubuh selama sakit yang ditandai

dengan anak mengalami kelemahan fisik.

11) Data Penunjang

(a) Pemeriksaan Laboratorium

Tabel 13. Pemeriksaan Laboratorium Anak A Usia Infant (2 bulan)Tanggal 28 FebruariTest Hasil Unit Nilai Normal

Hematologi 14 parameterHemoglobinHematokritEritrositLeukositTrombositIndeks EritrositMCVMCHMCHC

L 9.1L 28L 3.3916.200432.000

83.526.832.2

g/dl

Juta/uL/mm3/mm3

FLPg%

5,5- 13,529-414.08- 6.056000- 17.500150.000- 450.000

74- 10825- 3530- 36

Hitung jenis leukositBasofilKarsinofilBatangSegmenLimfositMonosit

0L 0L 030L 619

%%%%%%

0-11-63-517-4967- 772-10

Kimia klinikCRP kuantitatif H 20.3 Mg/l < 5

Sumber : Data Laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan SadikinBandung.

(b) Pemeriksaan radiologi tanggal 28 februari 2016

(1) Klinis

(a) Cor tidak membesar, diagfragma normal.

(b) Hilus kanan tertutup, bayangan apeks (tynus) kiri

normal.

(c) Corakan broncovesikuler normal.

Page 60: Kti isma ekawati

46

(d) Tampak pembercakan di pericardial dan perhiler kiri.

(2) Kesan

(a) Bronchopneumonia bilateral.

(b) Tidak tampak kardiomegali.

12) Penatalaksanaan medis

a) Ampicilin 4 x 350 mg/ oral

b) Gentamicin 1 x 50 mg/ oral

b. Klasifikasi Data

1) Data subyektif

a) Ibu klien mengatakan anaknya batuk.

b) Ibu klien mengatakan tidur klien terganggu karena adanya

batuk.

c) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir

d) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya.

e) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh

f) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan menggunakan

air hangat 1x sehari selama di rumah sakit

2) Data Objektif

a) Keadaan umum nampak lemah.

b) Klien nampak batuk kering.

c) Terdengar bunyi krekles.

d) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya.

Page 61: Kti isma ekawati

47

e) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit

anaknya.

f) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk.

g) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00- 12.00), malam

(24.00- 05.00).

h) Klien sering terbangun dari tidurnya karena batuk.

i) Tanda- tanda vital :

Pernapasan : 40x/ menit

Nadi : 106x/ menit

Suhu : 36,4 OC

j) Kuku klien nampak panjang dan kotor.

k) Kulit klien teraba lengket dan kusam.

l) Kulit klien nampak kurang bersih.

m) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral

c. Analisa Data

Tabel 14. Analisa DataNo. Symptom Etiologi Problem1. DS :

1) Ibu klien mengatakananaknya batuk

2) Ibu klien mengatakantidur anaknyaterganggu karenaadanya batuk

3) Ibu klien mengatakanbatuk anaknya tidakberlendir (kering)

DO :1) Keadaan umum lemah2) Klien nampak batuk

kering.

Jamur, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Peradangan pada bronkusdan alveoli

Batuk

Gangguanpola tidur

Page 62: Kti isma ekawati

48

Lanjutan Tabel 14.

No. Symptom Etiologi Problem3) Jam tidur klien tidak

cukup, Siang (11.00-12.00), Malam (24.00-05.00).

4) Nampak tidur klienterganggu karenaadanya batuk

5) Klien sering terbangunkarena batuknya

6) Terdengar bunyikrekles

7) Pemeriksaan radiologi:BronchopneuniaBilateral.

Merangsang RAS

Gangguan pola tidur

2. DS :1) Ibu klien mengatakan

anaknya hanya lapbadan menggunakanair hangat 1x sehariselama di rumah sakit

DO :1) Kulit klien teraba

lengket dan kusam2) Nampak kulit kurang

bersih3) Kuku klien nampak

panjang dan kotor

Adanya penyakit yangdiderita oleh klien

Ketidakmampuan orangtua merawat anaknya

Kebersihan diri klienkurang

Defisit perawatan diri

Defisitperawatan

diri

3. DS :1) Ibu klien mengatakan

tidak tahu tentangpenyakit anaknya

2) Ibu klien mengatakankapan anaknya sembuh.

Adanya penyakit yangdiderita oleh klien

Perubahan status kesehatan

Kurangpengetahuan

DO :1) Ibu klien selalu

bertanya tentangpenyakit anaknya

2) Ibu klien nampakbingung bila ditanyamengenai penyakitanaknya.

Kurang terpapar dengansumber informasi

Kurang informasi

Kurang pengetahuan

Page 63: Kti isma ekawati

49

2. Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk ditandai

dengan :

DS :

1) Ibu klien mengatakan anaknya batuk.

2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya terganggu karena adanya

batuk.

3) Ibu klien mengatakan batuk anaknya tidak berlendir (kering).

DO :

1) Keadaan umum lemah.

2) Klien nampak batuk kering.

3) Jam tidur klien tidak cukup, Siang (11.00-12.00), Malam

(24.00- 05.00).

4) Nampak tidur klien terganggu karena adanya batuk.

5) Klien sering terbangun karena batuknya.

6) Terdengar bunyi krekles

7) Pemeriksaan Radiologi : Bronchopneumonia Bilateral

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang

tua merawat anaknya ditandai dengan :

DS :

1) Ibu klien mengatakan anaknya hanya lap badan 1x sehari

menggunakan air hangat selama di rumah sakit.

Page 64: Kti isma ekawati

50

DO :

1) Kulit klien teraba lengket dan kusam.

2) Nampak kulit kurang bersih.

3) Kuku klien nampak panjang dan kotor.

c. Kurang pengetahuan mengenai penyakit anaknya berhubungan dengan

kurang terpajan informasi ditandai dengan :

DS :

1) Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya.

2) Ibu klien mengatakan kapan anaknya sembuh.

DO :

1) Ibu klien selalu bertanya tentang penyakit anaknya.

2) Ibu klien nampak bingung bila ditanya mengenai penyakit

anaknya.

Page 65: Kti isma ekawati

51

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016

Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016

Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082

Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia

Tabel 15. Rencana Tindakan KeperawatanNo. Diagnosa Keperawatan Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional1 2 3 4 51 Gangguan pola tidur berhubungan dengan

adanya batuk, ditandai dengan:DS :

a. Ibu klien mengatakan anaknyabatuk

b. Ibu klien mengatakan tidur klienterganggu dengan batuknya

DO :a. Klien nampak batuk keringb. Jam tidur klien tidak cukup,

Siang (11.00- 12.00), Malam(24.00- 05.00)

c. Nampak tidur klien terganggukarena adanya batuk

Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hariklien dapat istirahat dengantenang, dengan kriteria hasil:a. Pola tidur klien

kembali normal danteratur (12- 14 jam/hari)

b. Batuk berkurang(hilang)

1. Evaluasi respon klienterhadap aktivitas,perubahan tanda vitalselama dan sesudahberaktivitas

2. Berikan lingkungan tenangdan batasi pengunjungselama fase akut sesuaiindikasi

3. Bantu klien memilih posisinyaman untuk istirahat dantidur

1. Mengobservasi kemampuanatau kebutuhan pasien selamadan sesudah aktivitas

2. Menurunkan stress danrangsangan berlebihan,meningkatkan istirahat

3. Klien mungkin nyamandengan kepala tinggi atauposisi terlentang

Page 66: Kti isma ekawati

52

Lanjutan Tabel 15.

No. Diagnosa KeperawatanRencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional1 2 3 4 5

d. Klien sering terbangun daritidurnya karena batuknya

e. Terdengar bunyi kreklesf. Pemeriksaan Radiologi:

Bronchopneumonia Bilateral

4. Kolaborasi dengan timmedis dalam pemberianantibiotic

4. Untuk menekan ataumenghentikan perkembanganbakteri atau mikroorganismeberbahaya yang berada di dalamtubuh

2. Defisit perawatan diri berhubungandengan ketidakmampuan orang tuameerawat anaknya ditandai dengan:

DS :

a) Ibu klien mengatakan anaknyahanya lap badan menggunakanair hangat 1x sehari selama dirumah sakit

DO :a) Kulit klien teraba lengket dan

kusamb) Nampak kulit klien kurang

bersihc) Kuku klien nampak panjang

dan kotor

Setelah dilakukan tindakankeperawatan selama 3 haridefisit perawatan diri kliendapat terpenuhi dengankriteria hasil :

a. Orang tua mampumemenuhi kebutuhanhygiene klien

b. Klien nampak bersihc. Kuku klien nampak

pendek dan bersih

1. Kaji kemampuankeluarga dalammelakukan perawatankepada klien

2. Jelaskan motivasi dandemonstrasikan caramemandikan yangbenar pada orang tua

3. Bantu keluarga dalammelakukan personalhygiene kepada klien

4. Jaga kebersihan pakaiandan alat tenun

1. Kondisi dasar akan menentukantingkat kekurangan kebutuhanperawatan diri klien

2. Meningkatkan motivasi untukperawatan diri secara mandiri atauparsial

3. Dengan melakukan personalhygiene dapat memberikankenyamanan dan mencegah terjadipenyebaran penyakit.

4. Pakaian yang bersih dan alat tenunyang kering dapat memberikanrasa nyaman bagi klieen dan tidakmenyebabkan gatal

Page 67: Kti isma ekawati

53

Lanjutan Tabel 15.

No. Diagnosa KeperawatanRencana Tindakan Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional1 2 3 4 53 Kurang pengetahuan mengenai kondisi

anaknya berhubungan dengan kurangterpajan informasi.ditandai dengan :

DS :

1) Ibu klien mengatakan tidaktahu tentang penyakitanaknya.

2) Ibu klien mengatakan kapananaknya sembuh.

DO :

1) Ibu klien selalu bertanyatentang penyakit anaknya.

2) Ibu klien nampak bingungbila ditanya mengenaipenyakit anaknya.

Setelah diberikan tindakankeperawatan selama 3 hari,kurang pengetahuan orang tuadapat teratasi dengan kriteriahasil :a. Ibu klien nampak tenangb. Ibu klien mampu

mengetahui tentangpenyakit anaknya

1. Berikan informasidalam bentuk tertulisdan verbal

2. Tekankan perlunyamelanjutkan terapiantibiotik selamaperiode yangdianjurkan.

3. Tekankan pentingnyamelanjutkan evaluasimedik danvaksin/imunisasidengan tepat.

1. Kelemahan dan depresi dapatmempengaruhi kemampuanuntuk mengasimilasi informasi.

2. Penghentian dini antibiotik dapatmengakibatkan iritasi mukosabronkus dan menghambatmakrofag alveolar.

3. Dapat mencegah kambuhnyapneumonia dan komplikasi yangberhubungan.

Page 68: Kti isma ekawati

54

4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Nama : An. A Tanggal masuk RS : 27 Februari 2016

Umur : 2 bulan Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2016

Jenis kelamin : Laki- laki No. Register : 0001519082

Alamat : Bojong Penggang Diagnosa : Bronchopneumonia

Tabel 16. Implementasi dan Evaluasi

No.Dx

Hari/Tanggal

Jam ImplementasiHari/

TanggalJam Evaluasi

1 2 3 4 5 6 71 Selasa

1/3/201608.15

08.30

1. Mengevaluasi respon klien terhadapaktivitas, perubahan tanda vital selamadan sesudah beraktivitasHasil :Klien tidak sesak dan sedikit bergerakaktif dan tidak terjadi perubahan TTVselama dan sesudah melakukan aktivitas

2. Memberikan lingkungan tenang danbatasi pengunjung selama fase akutsesuai indikasiHasil :Klien berada di lingkungan yang tenangdan pengunjung juga dibatasi maksimal2 orang

Selasa1/3/2016

14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan anaknya masihbatuk

2) Ibu klien mengatakan tidur klienmasih terganggu karena batuknya

O : 1) Klien nampak batuk kering2) Tanda-tanda vital dalam batas normal

N : 106 x / menitS : 36,40CP : 40 x / menit

Page 69: Kti isma ekawati

55

Lanjutan Tabel 16.

No.Dx

Hari/Tanggal

JamImplementasi Hari/

TanggalJam Evaluasi

1 2 34

5 6 7

08.40

08.50

3. Membantu klien memilih posisi nyamanuntuk istirahat dan tidurHasil :Posisi yang nyaman bagi klien adalahberbaring terlentang

4. Melakukan kolaborasi dengan tim medisdalam pemberian antibioticHasil :

a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oralb. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 2, 3, dan 4.

2 Selasa1/3/2016

09.00

09.15

09.20

1. Mengkaji kemampuan keluarga dalammelakukan perawatan kepada klienHasil :Keluarga belum mampu memenuhikebutuhan hygiene klien

2. Menjelaskan motivasi danmendemonstrasikan cara memandikanyang benar pada orang tuaHasil :Orang tua mau mengikuti instruksi dariperawat

3. Membantu keluarga dalam melakukanpersonal hygiene kepada klien yaitudengan memandikan klien

Selasa1/3/2016

14.00 S : 1) ibu klien mengatakan anaknya sudahdimandikan oleh perawat

O : 1) Kulit klien bersih dan segar2) Kuku nampak pendek dan bersih

A : Tujuan tercapaiP : Pertahankan intervensi

Page 70: Kti isma ekawati

56

Lanjutan Tabel 16.

No.Dx

Hari/Tanggal

Jam ImplementasiHari/

TanggalJam Evaluasi

1 2 3 4 5 6 709.25 Hasil :

Klien tampak bersih, segar dan kukunampak pendek dan bersih

4. Menjaga kebersihan pakaian dan alattenun dengan mengganti pakaian sehabismandi, dan mengganti alat tenun jikabasah dan kotorHasil :Pakaian dan alat tenun terlihat bersih.

3 Selasa1/3/2016

09.30

09.35

09.45

1. Memberikan penyuluhan/ penjelasanmengenai penyakit yang diderita klien.Hasil :Ibu klien sudah mengerti denganpenyakit klien.

2. Menekankan perlunya melanjutkan terapiantibiotik selama periode yangdianjurkan.Hasil :Keluarga kooperatif

3. Menekankan pentingnya melanjutkanevaluasi medik dan vaksin/imunisasidengan tepat.Hasil :Keluarga kooperatif.

Selasa1/3/2016

14.00 S : 1) Ibu klien mengatakan sudah mengertitentang penyakit anaknya.

O : 1) Ibu klien tidak bertanya lagi tentangpenyakit anaknya.

2) Ibu klien sudah tidak bingung biladitanya mengenai penyakit anaknya.

A : Tujuan teratasi

P : Pertahankan intervensi

Page 71: Kti isma ekawati

57

5. Catatan Perkembangan

Tabel 17. Catatan Perkembangan Anak A usia infant (2 bulan)

NoNODX

Hari/Tanggal

Jam Catatan Perkembangan

1 1 Rabu2/3/2016

08.00

08.10

08.20

08.30

08.40

14.00

S :1) Ibu klien mengatakan anaknya masih

batuk2) Ibu klien mengatakan tidur anaknya masih

terganggu karena batukO :

1) Klien nampak batuk kering2) Tanda-tanda vital dalam batas normal :

N : 106x/ menitS : 36,40CP : 40x/ menit

A : Tujuan belum tercapaiP : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 dan 4.I :

1) Mengevaluasi respon klien terhadapaktivitas, perubahan tanda vital selamadan sesudah beraktivitasHasil :Klien tidak sesak dan sedikit bergerakaktif dan tidak terjadi perubahan TTVselama dan sesudah melakukan aktivitas

2) Memberikan lingkungan tenang dan batasipengunjung selama fase akut sesuaiindikasiHasil :Klien berada di lingkungan yang tenangdan pengunjung juga dibatasi maksimal 2orang

3) Membantu klien memilih posisi nyamanuntuk istirahat dan tidurHasil :Posisi yang nyaman bagi klien adalahberbaring terlentang

4) Melakukan kolaborasi dengan tim medisdalam pemberian antibioticHasil :a. Ampicilin 4 x 350 mg/ oralb. Gentamicin 1 x 50 mg/ oral

E : Masalah belum teratasi2 1 Kamis

3/3/201608.00 S :

1) Ibu klien mengatakan batuk anaknyaberkurang.

2) Ibu klien mengatakan tidur anaknyanyenyak.

O :1) Klien nampak tenang.

Page 72: Kti isma ekawati

58

Lanjutan Tabel 17.

NoNODX

Hari/Tanggal

Jam Catatan Perkembangan

09.00

2) Tanda- tanda vital dalam batas normal :N : 106x/ menitS : 36,40CP : 40x/ menit

3) Pola tidur klien normal (12-14 jam/hari), Siang (11.00-14.00) Malam(19.00-0300).

A : Tujuan tercapaiP : Pertahankan intervensiE : Masalah teratasi

Page 73: Kti isma ekawati

59

B. Pembahasan

Pada pembahasan akan dibahas mengenai kesenjangan antara teori

yang ada di BAB II dan tinjauan kasus di BAB III. Kesenjangan yang

ditemukan akan dibahas berdasarkan tahapan asuhan keperawatan yaitu tahap

pengkajian, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dan

juga dokumentasi keperawatan, sesuai dengan Asuhan Keperawatan Pada

Anak A Usia Infant (2 Bulan) dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga

Lantai I Rumah Sakit Hasan sadikin Bandung.

1. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan

dengan tujuan memperoleh data-data untuk menentukan masalah

keperawatan yang tepat. Pengkajian dilakukan dengan anamnesa dan

observasi guna mendapatkan data subjektif dan objektif yang akurat.

Selama tahap ini, penulis tidak mendapatkan hambatan yang cukup berarti

karena ibu klien cukup kooperatif dan dapat diajak kerja sama dalam

melaksanakan asuhan keperawatan. Hanya masalah waktu yang pendek

yang menjadi hambatan penulis saat pengkajian

Berdasarkan tinjauan teoritis pada data yang bisa ditemukan pada

klien usia infant dengan bronkopneumonia yaitu kedaan lemah, muntah,

sesak napas, bunyi ronchi atau wheezing, adanya penggunaan otot- otot

pernapasan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, batuk,

Page 74: Kti isma ekawati

60

pernapasan cuping hidung, demam, sakit kepala, pernapasan pendek,

sianosis, dan nyeri dada.

Setelah dilakukan pengkajian pada klien anak A usia infant

ditemukan data sebagai berikut: keadaan umum lemah, klien nampak

batuk, terdengar bunyi krekles, klien teraba hangat, ibu klien sering

menanyakan penyakit anaknya, badan klien nampak kurang bersih, kulit

teraba lengket dan kusam, kuku klien nampak panjang dan kotor.

Pada tahap pengkajian ditemukan adanya kesenjangan antara data

yang ditemukan pada pengkajian diteori dan kasus. Dimana tidak semua

data pada teori muncul pada kasus. Hal ini dikarenakan pada saat

pengkajian klien tidak mengeluh serta respon individu terhadap suatu

penyakit berbeda-beda.

2. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan tinjauan teori, diagnosa yang muncul pada klien

dengan bronkopneumonia adalah sebagai berikut :

a. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolar-kapiler (efek inflamasi).

c. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

perlengketan secret pernapasan).

Page 75: Kti isma ekawati

61

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara

suplai dan kebutuhan oksigenatau kelelahan yang berhubungan dengan

gangguan pola tidur.

e. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru.

f. Resiko tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metaboliksekunder

terhadap demam dan proses infeksi.

g. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan berlebihan (demam).

h. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan

berhubungan dengan kurang terpajan dengan masalah.

Sedangkan pada saat dilakukan pengkajian pada klien anak A

ditemukan data dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut :

a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk

b. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang tua

merawat anaknya.

c. Kurang pengetahuan mengenai penyakitanaknya berhubungan dengan

kurang terpajan informasi.

Adapun diagnosa keperawatan yang ada diteori dan ditemukan

dikasus yaitu kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan

informasi, dengan demikian tidak semua diagnosa keperawatan yang ada

dalam teori ditemukan dalam kasus yaitu :

Page 76: Kti isma ekawati

62

a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum. Bersihan jalan napas tak efektif tidak ada dalam

kasus karena klien sudah tidak mengalami peningkatan produksi

sputum.

b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran

alveolar-kapiler (efek inflamasi).Kerusakan pertukaran gas tidak

dijadikan suatu masalah karena tidak adanya tanda-tanda sianosis

sehingga penulis berpikir bahwa kebutuhan oksigen dalam tubuh klien

terpenuhi. Selain itu klien sudah tidak mengalami lagi sesak dan selang

O2 sudah dilepas.

c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi parenkim paru. Nyeri tidak

ada dalam kasus karena kurangnya data untuk mengangkatnya menjadi

suatu masalah. Dimana keadaan klien rileks, tidak merasakan nyeri,

dengan alasan ini maka penulis tidak mengangkatnya menjadi suatu

masalah keperawatan.

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan

kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak dijadikan suatu masalah

karena tidak adanya tanda- tanda menurunnya nafsu makan klien

sehingga penulis berfikir bahwa nutrisi klien terpenuhi.

e. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan

berlebihan. Kekurangan volume cairan tidak ada dalam kasus karena

tidak ada data untuk mengangkatnya menjadi suatu masalah. Dimana

Page 77: Kti isma ekawati

63

turgor kulit baik, CRT kurang dari 2 detik, dengan data tersebut maka

penulis tidak mengangkatnya menjadi masalah keperawatan.

f. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

ketidakadekuatan pertahanan utama (penurunan kerja silia,

perlengketan secret pernapasan). Resiko tinggi terhadap penyebaran

infeksi tidak dijadikan suatu masalah keperawatan karena penulis tidak

mendapatkan data- data yang mendukung untuk menjadikannya suatu

masalah yang mmembutuhkan penatalaksanaan keperawatan.

g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen atau kelelahan berhubungan dengan gangguan pola

tidur. Intoleransi aktivitas tidak dijadikan suatu masalah karena klien

tidak mengalami keterbatasan fisik sehingga penulis tidak dijadikan

suatu masalah.

Dan tidak semua diagnosa keperawatan yang ada dalam kasus ada

dalam teori yaitu Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya batuk

dan Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan orang

tua merawat anaknya. Adanya kesenjangan ini karena pada data

pengkajian ditemukan data- data yang mendukung ditetapkannya diagnosa

keperawatan tersebut.

3. Perencanaan

Dalam tahap ini penulis menerapkan perencanaan dengan baik sesuai

keadaan dengan klien yang diambil dari beberapa referensi. Dalam

penyusunan perencanaan penulis berpatokan pada rencana keperawatan

Page 78: Kti isma ekawati

64

yang ada pada teori untuk diagnosa keperawatan yang sama. Perencanaan

keperawatan untuk diagnosa keperawatan yang tidak ada diteori dan

muncul dikasus, maka penyusunan rencana tindakan keperawatan dibuat

berdasarkan masalah dan kebutuhan klien, disesuaikan dengan sarana dan

prasarana yang ada.

4. Implementasi

Pada tahap ini, pada dasarnya penulis melaksanakan

tindakanberdasarkan rencana yang telah dibuat. Tahap ini merupakan

realisasi dari perencanaan yang telah disusun sehingga dalam pelaksanaan

ini mengacu pada perencanaan yang merupakan suatu pendukung

berjalannya tahap pelaksanaan yaitu kerja sama yang baik antara perawat,

klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam setiap tindakan. Selain itu

adanya dukungan serta bimbingan dari perawat pembimbing. Adapun yang

menjadi faktor penghambat dalam proses pelaksanaan adalah kurangnya

sarana dan prasarana yang terdapat di ruangan. Meskipun dengan

keterbatasan sarana dan prasarana, namun setiap intervensi yang telah

disusun dapat diimplementasikan kepada klien.

Dalam teori, pelaksanaan adalah pengolahan dan perwujudan dari

rencana yang meliputi tindakan- tindakan yang telah direncanakan,

melaksanakan anjuran dokter dan menjalankan ketentuan- ketentuan

rumah sakit serta melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang

telah ditetapkan dengan harapan dapat mengatasi masalah yang dihadapi

klien.

Page 79: Kti isma ekawati

65

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Setelah

mengimplementasikan Asuhan Keperawatan anak yang telah direncanakan

selama 3 hari yang dimulai tanggal 01 Maret sampai dengan 03 Maret

2016. Dalam kasus ini diagnosa keperawatan yang ada yaitu terdiri dari 3

diagnosa dan semua diagnosa dapat teratasi dengan baik.

Page 80: Kti isma ekawati

66

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses

keperawatan yang penulis laksanakan di Ruangan Kenanga lantai 1 Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung dari tanggal 01 sampai 03

Maret dengan mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis

mengambil kesimpulan :

1. Tahap awal proses keperawatan adalah pengkajian, yang meliputi

pengumpulan data, klasifikasi data dan analisa data yang kemudian

dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan.

2. Diagnosa yang ditemukan pada anak A yaitu gangguan pola tidur

berhubungan dengan adanya batuk, defisit perawatan diri berhubungan

dengan ketidakmampuan orang tua merawat anaknya dan kurangnya

pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informasi.

3. Pada intervensi terdapat kesenjangan antara teori dan kasus, dimana tidak

semua intervensi dalam teori terdapat dalam kasus. Akan tetapi, untuk

intervensi yang ada pada teori dan muncul pada kasus pada prinsipnya

tidak ada perbedaan karena perencanaan pada dasarnya penulis

berpatokan pada tinjauan teoritis, sedangkan intervensi yang muncul

pada kasus tidak ada pada teori, penulis bersama klien dan keluarga

membuat intervensi berdasarkan masalah dan kebutuhan klien

disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada.

Page 81: Kti isma ekawati

67

4. Implementasi merupakan realisasi dari perencanaan yang telah disusun

sehingga dalam implementasi ini mengacu pada perencanaan yang

merupakan pendukung berjalannya tahap pelaksanaan diantaranya kerja

sama yang baik antara perawat, klien dan keluarga sehingga

memudahkan dalam setiap tindakan, selain itu adanya dukungan serta

bimbingan dari perawat pembimbing.

5. Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana untuk

menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan. Setelah diberikan

asuhan keperawatan selama 3 hari, dan semua diagnosa teratasi dengan

baik dan anak A sudah menunjukkan kemajuan yang cukup besar.

6. Dalam mendokumentasikan karya tulis ilmiah ini penulis berpatokan

kepada tahap–tahap pendokumentasian keperawatan yaitu pengkajian,

diagnosa keperawatan, rencana tindakan, implementasi, dan catatan

perkembangan.

B. Rekomendasi

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan melalui pendekatan

proses keperawatan pada anak dengan bronchopneumonia, penulis

menyarankan:

1. Untuk Pihak Rumah Sakit

Rumah Sakit diharapkan mampu memberikan pelayanan yang

komperehensif yaitu bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien dengan

menambah peralatan dan fasilitas yang memadai untuk menunjang

pelaksanaan asuhan keperawatan.

Page 82: Kti isma ekawati

68

2. Untuk Institusi

Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku–buku

referensi yang memadai, yang menyangkut hal–hal terbaru tentang

penatalaksanaan perawatan klien anak dengan bronchopneumonia, serta

menyediakan waktu yang cukup untuk pelaksanaan praktek keperawatan

dirumah sakit dan studi kasus untuk penyusunan karya tulis dimasa yang

akan datang

3. Untuk Profesi

Perawat harus menerapkan proses keperawatan secara proaktif dan

meningkatkan frekuensi kontak dengan klien serta dalam melaksanakan

asuhan keperawatan diperlukan adanya pendokumentasian yang dicatat

dalam status kesehatan klien dan diperlukan adanya kerjasama yang baik

dengan tim kesehatan lainya

4. Bagi Penulis sendiri

Semoga karya tulis ilmiah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan

acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian

asuhan keperawatan pada klien anak dengan bronchopneumonia. Penulis

jangan pernah puas dengan apa yang telah dicapai dalam pelaksanaan

asuhan keperawatan tetapi perlu belajar lebih giat lagi agar memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk pelaksanaan asuhan

keperawatan di masa yang akan datang.

Page 83: Kti isma ekawati

67

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC : Jakarta.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. dan Geissler, A. C. (2000). Rencana asuhankeperawatan, Edisi 3, Jilid II. EGC : Jakarta.

Hidayat, A. A. (2012). Pengantar ilmu keperawatan anak, Jilid 1. Salemba Medika :Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Rencana strategi kementriankesehatan tahun 2015-2019. Kementerian Kesehatan RI : Jakarta.

Nurarif, A. H. & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkandiagnosa medis dan nanda nic-noc, Edisi Revisi, Jilid I. MediactionPublishing : Jogjakarta.

Nursalam. (2013). Proses dan dokumentasi keperawatan, Edisi 2. Salemba Medika:Jakarta.

Padila, S. Kep., Ners, (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Jilid II.Salemba Medika : Jakarta

Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung. (2016). Hasil medical recorddi Ruang Kenanga I. RSHS : Bandung.

Rangki, L dan Susen, A. (2014). Patofisiologi manusia disertai penyimpangankebutuhan dasar manusia, Jilid 1. Masagena Press : Makassar.

Rasyid, Z. (2013). Faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia anakbalita di RSUD Bangkinang Kabupaten Kampar. Jurnal kesehatankomunitas. Vol 2 (3) P 136-137.

Somantri. A. (2007). Keperawatan medikal bedah asuhan keperawatan pada pasiengangguan sistem pernapasan. Salemba Medika : Jakarta.

Syaifuddin. (2006). Anatomi dan fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, Edisi 3.EGC : Jakarta.

Page 84: Kti isma ekawati

68

UN, A. (2015). Studi kasus pada an. A umur 10 bulan. Karya tulis ilmiahdipublikasikan. Kediri : Program D-III Keperawatan Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Nusantara PGRI Kediri.

Wong, D. L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik, Edisi 4. EGC : Jakarta.

Page 85: Kti isma ekawati

DAFTAR SINGKATAN

Akper : Akademi Keperawatan

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BCG : Bacillus Calmete Guarine

Bln : Bulan

C : Celcius

Cc : centimeter cubic

CI : Clinical Instruktur

Cm : centi meter

CO2 : Carbondioksida

CRT : Capilari Revile Time

DO : Data Objektif

DPT : Dipteri, Pertusis, Tetanus

dr : Dokter

DS : Data Subjektif

DX : Diagnosa

E : Evaluasi

I : Implementasi

IMT : Indeks Masa Tubuh

IRT : Ibu Rumah Tangga

IV : Intra Vena

IVFD : Intra Vena Foolt Drainase

Page 86: Kti isma ekawati

Jl : Jalan

Kg : Kilogram

mg : miligram

ml : mliliter

mmHg : mili meter Hectogram

N : Nadi

Nacl : Natrium Clorida

No : Nomor

Ns : Ners

Ny : Nyonya

O : Objektif

O2 : Oksigen

P : Pernapasan

P : Perencanaan

Pemkab : Pemerintah Kabupaten

RS : Rumah Sakit

S : Subjektif

S : Suhu

SD : Sekolah Dasar

SWT : Subhanahuwataallah

TBC : Tuberculosis

Tn : Tuan

TPM : Tetes Per Menit

TT : Tetanus

TTV : Tanda-Tanda Vital

WHO : World Health Organization

Page 87: Kti isma ekawati

LAMPIRAN

MATERI PENYULUHANPENGERTIANMencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan kuat

secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan dibilas dengan air

mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme sebanyak mungkin.

MANFAAT CUCI TANGAN

1) Sederhana dan efektif mencegah infeksi

2) Menciptakan lingkungan yang aman

3) Pelayanan kesehatan menjadi aman

5 WAKTU PENTING MENCUCI TANGAN

1. Sebelum memasukkan makanan dalam mulut

2. Sebelum mengolah makanan

3. Sebelum memegang anak atau bayi

4. Setelah membersihkan kotoran anak

5. Setelah BAB dan BAK

CARA CUCI TANGAN 6 LANGKAH

1. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut

2. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara lembut

3. Bersihkan jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

Page 88: Kti isma ekawati

A. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

1 5 Menit Pembukaan :

1. Member Salam

2. Menjelaskan Maksud

Dan Tujuan

Menjawab Salam

Memperhatikan

2 10

Menit

Penyampaian Isi Materi

1. Pengertian cuci

tangan

2. Manfaat cuci tangan.

3. 5 waktu penting cuci

tangan.

4. 6 langkah cuci

tangan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

3 5 Menit Penutup

Memberikan

kesempatan keluarga

bertanya

Memberikan timbal

balik

Memberikan

pertanyaan secara

lisan

Memberikan

reinforcement positif

Mengucapkan salam

penutup

Bertanya

Memperhatikan

Menjawab

Merespon

reinforcement

Menjawab salam

Page 89: Kti isma ekawati

B. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan yaitu menanyakan tentang :

1. Pengertian cuci tangan

2. Manfaat cuci tangan.

3. 5 waktu penting cuci tangan.

4. 6 langkah cuci tangan

Page 90: Kti isma ekawati

SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN : PENKES CUCI TANGAN

SUB.POKOK BAHASAN : CUCI TANGAN

SASARAN : KELUARGA PASIEN

WAKTU : 20 MENIT

TEMPAT : RUANG KENANGA

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ,diharapkan Keluarga klien mampu

memahami tentang Cuci tangan.

B. Tujuan Instruksional Khusus

1. Setelah mendapatkan penyuluhan kelarga klien dapat menyebutkan

kembali definisi Cuci tangan.

2. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat

menyebutkan manfaat cuci tangan

3. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui

5 waktu penting cuci tangan

4. Setelah mendapatkan penyuluhan keluarga klien dapat mengetahui

6 langkah cuci tangan

C. Metode

Tanya jawab

D. Media

LEAFLET

Page 91: Kti isma ekawati

SATUAN PEMBELAJARAN

CUCI TANGAN

OLEHNAMA : ISMA EKAWATINIM : 13. 13. 1102

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)PEMKAB MUNA2016

SATUAN PEMBELAJARAN

CUCI TANGAN

OLEHNAMA : ISMA EKAWATINIM : 13. 13. 1102

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)PEMKAB MUNA2016

SATUAN PEMBELAJARAN

CUCI TANGAN

OLEHNAMA : ISMA EKAWATINIM : 13. 13. 1102

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)PEMKAB MUNA2016

Page 92: Kti isma ekawati

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6 Raha Telp. (0403) 2522945

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2015 / 2016

Nama Mahasiswa : ISMA EKAWATI

Nim : 13.13.1102

Judul : Asuhan Keperawatan pada Anak A Usia Infant (2 bulan)

dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga I Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

Nama Pembimbing : HARNIA, S. Kep., Ns.

No Hari/TglPokok Bahasan/

Sub PokokBahasan

Uraian Perbaikan Paraf

1. Rabu, 04Mei 2016

Judul

BAB I

- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Referensi tidak boleh

menggunakan blog pribadi- Referensi dan Jurnal menggunakan

nama peneliti dan tahun penelitian- Perbaiki penulisan tabel : tabel

terbuka- Data tentang penyakit harus sama

dengan teman kelompok- Perbaiki pengetikan- Manfaat penelitian, RS, Institusi,

Profesi dan penulis- Nomor halaman bagian kanan

bawah2. Senin, 09

Mei 2016BAB I - Perbaiki penyusunan kalimat

- Tambahkan data tentang penyakitdidunia dan indonesia

3. Kamis, 12Mei 2016

BAB I - ACC judul- Perbaiki pengetikan- Perhatikan penggunaan tanda baca

4. Selasa, 17Mei 2016

BAB I

BAB II

- Tambahkan penjelasan tentangbronchopneumonia- Data bronchopneumonia

diinternasional- Perbaiki penulisan referensi

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6 Raha Telp. (0403) 2522945

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2015 / 2016

Nama Mahasiswa : ISMA EKAWATI

Nim : 13.13.1102

Judul : Asuhan Keperawatan pada Anak A Usia Infant (2 bulan)

dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga I Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

Nama Pembimbing : HARNIA, S. Kep., Ns.

No Hari/TglPokok Bahasan/

Sub PokokBahasan

Uraian Perbaikan Paraf

1. Rabu, 04Mei 2016

Judul

BAB I

- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Referensi tidak boleh

menggunakan blog pribadi- Referensi dan Jurnal menggunakan

nama peneliti dan tahun penelitian- Perbaiki penulisan tabel : tabel

terbuka- Data tentang penyakit harus sama

dengan teman kelompok- Perbaiki pengetikan- Manfaat penelitian, RS, Institusi,

Profesi dan penulis- Nomor halaman bagian kanan

bawah2. Senin, 09

Mei 2016BAB I - Perbaiki penyusunan kalimat

- Tambahkan data tentang penyakitdidunia dan indonesia

3. Kamis, 12Mei 2016

BAB I - ACC judul- Perbaiki pengetikan- Perhatikan penggunaan tanda baca

4. Selasa, 17Mei 2016

BAB I

BAB II

- Tambahkan penjelasan tentangbronchopneumonia- Data bronchopneumonia

diinternasional- Perbaiki penulisan referensi

PEMERINTAH KABUPATEN MUNAAKADEMI KEPERAWATAN

Jl. Poros Raha – Tampo KM. 6 Raha Telp. (0403) 2522945

LEMBAR BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

UJIAN AKHIR PROGRAM ( UAP ) T.A 2015 / 2016

Nama Mahasiswa : ISMA EKAWATI

Nim : 13.13.1102

Judul : Asuhan Keperawatan pada Anak A Usia Infant (2 bulan)

dengan Bronchopneumonia di Ruang Kenanga I Rumah

Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung

Nama Pembimbing : HARNIA, S. Kep., Ns.

No Hari/TglPokok Bahasan/

Sub PokokBahasan

Uraian Perbaikan Paraf

1. Rabu, 04Mei 2016

Judul

BAB I

- Perbaiki penulisan judul- Perbaiki pengetikan- Referensi tidak boleh

menggunakan blog pribadi- Referensi dan Jurnal menggunakan

nama peneliti dan tahun penelitian- Perbaiki penulisan tabel : tabel

terbuka- Data tentang penyakit harus sama

dengan teman kelompok- Perbaiki pengetikan- Manfaat penelitian, RS, Institusi,

Profesi dan penulis- Nomor halaman bagian kanan

bawah2. Senin, 09

Mei 2016BAB I - Perbaiki penyusunan kalimat

- Tambahkan data tentang penyakitdidunia dan indonesia

3. Kamis, 12Mei 2016

BAB I - ACC judul- Perbaiki pengetikan- Perhatikan penggunaan tanda baca

4. Selasa, 17Mei 2016

BAB I

BAB II

- Tambahkan penjelasan tentangbronchopneumonia- Data bronchopneumonia

diinternasional- Perbaiki penulisan referensi

Page 93: Kti isma ekawati

- Gambar yang ditampilan harusjelas- Perbaiki penulisan paragraf dan

spasi- Masukan tahap pertumbuhan dan

perkembangan usia infant- Perbaiki riwayat kesehatan

5. Selasa, 24Mei 2016

BAB 1 - Tulis kepanjangan WHO danperbaiki pengetikan- Perbaiki penulisan judul Bab- Perbaiki penulisan Referensi,

Spasi dan gambar6. Kamis, 2

Juni 2016BAB IBAB IIBAB III

- Perbaiki Referensi dan penulisan- Perbaiki Referensi dan Tabel- Perbaiki riwayat keluhan utama

dan spasi- Tambahkan riwayat

perkembangan- Perbaiki pengetikan dan

penulisan di pola aktivitas- Perbaiki penulisan di

pemeriksaan fisik- Tambahkan penulisan tanggal

pada data penunjang- Perjelas penulisan data pada data

penunjang- Perbaiki penulisan diagnosa pada

analisa data, diagnosa danimplementasi

- Perbaiki penulisan caper7. Jumat, 10

Juni 2016BAB I dan BAB II - Perbaiki Referensi dan penulisan

8. Rabu 15Juni 2016

BAB IBAB IIBAB II

- Perbaiki penulisan- Perbaiki penulisan- Perbaiki klasifikasi data dan

analisa data9. Senin, 20

Juni 2016BAB IBAB IIBAB III

- ACC- Perbaiki penulisan dan gambar- Perbaiki intervensi,

implementasi, evaluasi sertacatatan perkembangan

- Lanjut pembahasan10. Kamis, 23

Juni 2016BAB IIBAB III

- ACC- Perbaiki penulisan masalah dan

pembahasan (pengkajian,diagnosa, intervensi,implementasi dan evaluasi)

- Lanjut Bab IV

Page 94: Kti isma ekawati

11. Jumat, 24Juni 2016

BAB IIIBAB IV

- Perbaiki pembahasan- Perbaiki kesimpulan dan saran- Lanjut Abstrak

12. Sabtu, 27Juni 2016

BAB IIIBAB IVABSTRAK

- Perbaiki pembahasan- Perbaiki kesimpulan- Perbaiki Abstrak- Lanjut kelengkapan KTI

13. Senin, 27Juni 2016

BAB I-VABSTRAK

- ACC- Perbaiki- Perbaiki kelengkapan KTI

14. Selasa, 28Juni 2016

ABSTRAKKelengkapan KTI

- ACC- ACC- Siap Ujian Sidang

Pembimbing

HARNIA, S. Kep., Ns.

Page 95: Kti isma ekawati

1. Sebelum memasukkan makanan

dalam mulut

2. Sebelum mengolah makanan

3. Sebelum memegang anak atau bayi

4. Setelah membersihkan kotoran

anak

5. Setelah BAB dan BAK

Sederhana dan efektif

mencegah infeksi

Menciptakan lingkungan yang

aman

Pelayanan kesehatan menjadi

aman

5 waktu Penting

melakukan cuci tangan

sehari-hari

Page 96: Kti isma ekawati

Dan daun ubi

Cara Cuci Tangan 6

Langkah

1. Usap dan gosok kedua telapak tangan

secara lembut

2. Usap dan gosok kedua punggung tangan

secara lembut

3. Bersihkan jari-jari tangan, gosok sela-

sela jari hingga bersih

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian

dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara

bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan

kemudian gosok perlahan

“CUCI TANGAN”

Oleh :

ISMA EKAWATI

13. 13. 1102

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMDA MUNA

2016

Page 97: Kti isma ekawati

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : ISMA EKAWATI

2. Nim : 13.13.1102

3. Tempat Tanggal Lahir : Bangkali, 05 Januari 1995

4. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Desa Lakauduma, Kec. Watopute,

Kab.Muna

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Dharma Wanita : Tamat 2001

2. SD Negeri 5 Kontunaga : Tamat 2007

3. SMP Negeri 1 Kosambi : Tamat 2010

4. SMA Negeri 1 Kontunaga : Tamat 2013

5. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi

Keperawatan Kabupaten Muna dan Insyallah selesai Tahun 2016.

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : ISMA EKAWATI

2. Nim : 13.13.1102

3. Tempat Tanggal Lahir : Bangkali, 05 Januari 1995

4. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Desa Lakauduma, Kec. Watopute,

Kab.Muna

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Dharma Wanita : Tamat 2001

2. SD Negeri 5 Kontunaga : Tamat 2007

3. SMP Negeri 1 Kosambi : Tamat 2010

4. SMA Negeri 1 Kontunaga : Tamat 2013

5. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi

Keperawatan Kabupaten Muna dan Insyallah selesai Tahun 2016.

RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

1. Nama : ISMA EKAWATI

2. Nim : 13.13.1102

3. Tempat Tanggal Lahir : Bangkali, 05 Januari 1995

4. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Desa Lakauduma, Kec. Watopute,

Kab.Muna

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Dharma Wanita : Tamat 2001

2. SD Negeri 5 Kontunaga : Tamat 2007

3. SMP Negeri 1 Kosambi : Tamat 2010

4. SMA Negeri 1 Kontunaga : Tamat 2013

5. Sejak Tahun 2013 mengikuti Pendidikan Diploma III Akademi

Keperawatan Kabupaten Muna dan Insyallah selesai Tahun 2016.