43887038-ringakasan-kel-10

Upload: pratiwi-yaswan

Post on 03-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    1/11

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    2/11

    \ CONTINUED

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    3/11

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    4/11

    Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam pembuatan

    produk kosmetik yang aman :

    1. alergen dan iritan yang ada harus dieliminasi dari formulasiatau jika hal tersebut tidak memnungkinkan, konsentrasinya

    harus dikurangi dalam formulasi

    2. kualitas hasil harus baik, bahan yang digunakan harus murnidari kontaminan dan jika tidak memnungkinkan

    mendapatkan bahan yang murni kontaminan maka dapat

    ditambahkan agen pengikat kontaminan tersebut

    3. produk yang mengandung autooksidan yangbertanggungjawab dalam reaksi hipersensitivitas harus

    dicegah dengan menggunakan antioksidan yang cocok

    4. substansi yang menguap dan mudah menimbulkan stimulasikutaneus harus dieliminasi atau dikurangi konsentrasinya

    5. penggunaan pelarut yang dapat menyebabkan penetrasi kulitharus dihindari

    6. penggunaan surfaktan harus dipilih secara hati-hati7. zat pengawet dengan potensi sensitisasi yang rendah harus

    diseleksi dengan zat yang memiliki potensi sensitisasi yang

    tinggi.

    METODE UJI IN VITROKEAMANAN KOSMETIK

    Metode uji secara in vitro digunakan untuk mengetahui produk

    yang sedang dikembangkan apakah memiliki potensi iritasi jika

    digunakan.

    Tes Pembengkakan Kolagen

    Menggunakan lembaran kolagen seluas 1 cm2 yang diinkubasi

    selama 24 jam pada suhu 50oC dengan larutan dari kosmetik

    yang akan diuji. Kolagen ditimbang beratnya sebelum dan

    sesudah pemaparan untuk menentukan nilai pembengkakan.

    Nilai pembengkakan yang besar menunjukkan peningkataniritasi yang dihasilkan oleh produk tersebut.

    Tes Kenaikan pH

    Nilai pH dari larutan diukur dengan indikasi bahwa kenaikan

    nilai pH menandakan peningkatan tingkat iritasi produk.

    Tes Zein

    Dengan menggunakan protein yang tidak larut dalam larutan

    berair hingga terdenaturasi oleh surfaktan dalam produk yang

    mengiritasi. Lebih banyak protein yang terlarutkan maka tingkat

    iritasi produk juga besar.

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    5/11

    METODE UJI HEWAN DALAM KEAMANAN KOSMETIK2. Tes ini sangat baik untuk

    Tes Potensi Iritasi Pada Kulitmengenal bahan-bahan yang menyebabkan kontak

    a. DRAIZE TESTalergi.

    1. Mengevaluai potensi iritasi bahan kimia d. BUHLER TEST pada binatang dengan memakai kelinci albino.1.

    Tes ini banyak keuntungannya, kurang 2. Kulit yang digunakan adalah kulit kelinci menimbulkan iritasi, hanya

    menimbulkan sedikit karena kulit kelinci lebih terlihat iritasinya kesan positif yang palsu.

    dibandingkan dengan hewan lainnya sehingga lebih 2. Digunakan sebagai penyaringan pertama mudah untuk

    mengidentifikasi dan mengetahui untuk produk jadi.

    efeknya terhadap manusia.e. OPEN EPICUTANEOUS TEST ( OET )

    b. FREUNDS COMPLETE ADJUVANT TEST Tes ini digunakan untuk contoh bahan-bahan kimia,

    (FCAT)campuran-campuran dan produk-produk jadi,efek

    1. Untuk memilih bahan kimia berdasarkan sensitisasi, dan iritasi.

    reaksi imun (kekebalan). Tes Potensi Iritasi pada Mata

    2. Tes ini untuk menentukan kapasitas Produk-produk yang harus dites:sensitisasi bahan.1. Kosmetik mata : maskara, eye- shadow, eye-liner,

    3. Tes yang dinyatakan allergik bila 1 dari 8 eye make-up remover, dan lain-lain . binatang dari kelompokeksperimen menunjukan 2. Kosmetik wajah :foundation, blusher, face reaksi positif terhadap konsentrasi

    noniritan yang powder, lipstick, dan lain- lain.

    dipakai untuk percobaan.3. Kosmetik lain : nail cosmetics, hair care

    c. GUINEA PIG MAXIMIZATION TEST (GPMT)product, body lotion, dan lain-lain.

    1. Untuk mendeteksi kapasitas Tanda iritasi pada mata : merah, bengkak, sakit, panas

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    6/11

    suatu bahan yang menyebabkan sensitisasi langsung ( erythema, edema, pain, heat ) pada marmut.

    PRECINICAL TEST

    1. Tes yang dilakukan :DRAIZE EYE IRRITATION TEST pada kelinci

    albino, karena mata kelinci lebih sensitif daripada

    mata manusia.

    2. Iritasi pada mata karenabahan kimia dapat dites

    pada bagian mata :

    conjuctiva, iris, dan cornea.

    3. Reaksi yang timbul :conjuctiva ( eythema,

    edema), iris ( hyperamia),

    cornea (opacity).

    Phototoxicity

    Iritasi non-immunologis yang berhubungan dengan cahaya

    dan terjadi setelah kulit dikenai cukup cahaya.

    Toleransi Tes terhadap Detergen dalam Sampo

    a. GUINEAPIG

    SKIN IRRITATION TEST (NON OCCLUSIVE)

    b. RABBIT SKINIRRITATION TEST

    (OCCLUSIVE)c. RABBIT EYE

    IRRITATION TEST

    Tes untuk Potensi Menimbulkan Komedo/Jerawat

    (Commedogemity)

    1. Observasi timbulnya pembesaran poripori danhiperkeratosis dari folikel minyak dan dibandingkan

    dengan kontrol

    2. Hasil dinilai dengan angka 0 = negatif sampai dengan5 = hebat.

    PROSEDUR TES KEPADA MANUSIA

    Patch Test

    1. Digunakan untuk memeriksa kepekaan kulit terhadapsuatu bahan untuk mendiagnosis penyalit kulit : allergic

    contact dermatitis.

    2. Ada dua jenis tes : The AC test(Imeco, Sweden) dan TheSilver Patch.

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    7/11

    3.Patch testdapat dilakukan di mana saja di kulit, tetapiumumnya dilakukan di kulit belakang tubuh. Tester

    ditinggalkan ditempat tersebut selama 48 jam. Setelah

    itu diangkat, dan tempat yang dites diberi tanda.

    4. Jika tes ini dilakukan pada pasien yang sedangmenderita akut dermatitis yang luas, tes ini akan

    menimbulkan reaksi false positive dan akan

    memperberat erupsi. Jadi, prosedur dilakukan jika

    erupsi telah terkendalikan, dan kulit yang dipilih harus

    bebas dari dermatitis paling sedikit 4 minggu.

    5. Klasifikasi reaksi Patch Test :+ ? = meragukan, kemungkinan karena efek iritasi lemah

    berupa kemerahan ringan tanpa infiltrasi yang terjadi

    perlahan-lahan.

    + = erythema dengan infiltrasi.

    ++ = erythema, infiltrasi, papula.

    +++ = disertai pembentukan vesicula.++++ = reaksi positif kuat dengan edema dan

    vesicula/bullae yang confluent.

    - = negatif.

    IR = reaksi iritasi

    NT = tidak dites.

    Open Test

    Reaksi yang positif menandakan bahwa reaksipatch testtersebut

    adalah karena alergi, sedangkan jika hasil negatif, tidak

    menghilangkan kemungkinan karena alergi. Tes Potensi Iritasi

    pada Mata

    1. Dengan memakai produk jadi untuk meneliti potensiiritasi pada mata.

    2. Dilakukan pemeriksaan setiap minggu olehdermatologis dan/atau oph-thalmologist.

    Phototoxicity

    1. Tes ini cukup aman karena hanya sebagian kecildaerah yang dites dan dapat dilakukan di daerah lengan dan

    belakang tubuh, sehingga daerah wajah dapat di hindari.

    2. Tes ini menimbulkan dermatitis setempat yangmudah sembuh.

    Tes Iritasi untuk Sabun dan Detergent Bars

    a. CHAMBER TEST

    1. Digunakan potongan sabun yangdicairkan dan dioleskan ke kulit

    2. Reaksi kulit dinilai pada hari ke 8sesudah aplikasi pertama, dengan nilai

    sebagai berikut:

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    8/11

    Erythema (kemerahan)

    1+ = sedikit, flek, atau menyeluruh

    2+ = sedang, merah seluruhnya

    3+ = hebat

    4+ = merah sekali, dengan pembengkakan/kerusakan

    epidermis (vesicula atau nekrosis)

    Scaling (penglupasan)

    1+ = kekeringan

    2+ = penglupasan ringan

    3+ = penglupasan sedang

    4+ = penglupasan hebat

    Fissures (retak-retak)

    1+ = retak halus

    2+ = satu atau lebih retak yang lebih lebar 3+ = retak

    yang luas dengan perdarahan atau eksudasi Bila

    timbul erythema hebat (4+), tes dihentikan.

    b. WASH TEST

    1. Antecubital Wash Test

    1. Dilakukan didaerah antecubital orang-orang yang dipilih

    2. Dilakuk

    an test yang sama dengan bahan yang sama di daerah

    antecubital lain untuk perbandingan.

    2. Facial Wash Test

    1.Dilakukan di kedua belah pipi

    2.Reaksi di kulit dinila 30 menit setelah itu, denganpenilaian sebagai berikut:

    Erythema (kemerahan)

    1+ = tipis, flek

    2+ = sedang (diameter < 3 cm)

    3+ = hebat (diameter > 3 cm)

    4+ = sangat hebat (diameter > 10 cm, dengan erasi

    punctata)

    Discomfort (rasa terganggu)

    1+ = sedikit tegang

    2+ = tegang yang hebat

    3+ = sakit ringan (rasa terbakar )4+ = sakit hebat

    Pencucian di kedua pipi dihentikan bila segera

    timbul iritasi hebat atau 3 +, 4+ ketidaknyamanan.

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    9/11

    c. SCARIFICATION TEST

    1. Untuk menilai kerusakan jaringan yangsebenarnya

    2. Reaksi dinilai pada hari terakhir dengan nilai: 0 =negatif, 4+ = kemerahan hebat dengan nekrosis.

    Tes untuk Potensi Menimbulkan Komedo/Jerawat

    ( Commedogemity )

    1. Dilakukan langsungpada wajah.

    2. Dipilih remaja yangtelah

    menderita jerawat atau mudah mengidap jerawat

    3. Penilaian hasil tes inikurang objektif

    Tes Sensoris

    Tes sensoris merupakan tes terakhir dalam rangkaian tes

    kosmetik pada manusia karena hanya mengandalkan

    penilaian dari stimuli sensoris.

    UJI STABILITAS KOSMETIK

    A. Pemeriksaan Umum1. Uji stabilitas terhadap temperature

    Pada uji ini kosmetik ditempatkan dalam berbagai

    macam suhu yang berbeda untuk mengetahui dan melihat

    perubahan yang terjadi akibat temperatur tersebut.

    Hal yang dapat diamati dalam uji stabilitas terhadaptemperature ini dapat mencakup perubahan pada penampilan

    luar seperti perubahan warna, pemudaran warna, unevenness

    (ketidakrataan warna pada permukaan), scrathing (goresan),

    pemisahan, sedimentasi, sweating, blooming, kristalisasi,

    gelling, cracking, caking, perubahan aroma, dll.

    2. Uji stabilitas terhadap cahaya1) Outdoors (sunlight) exposure testMelihat perubahan yang terjadi pada produk kosmetik

    setelah beberapa hari, minggu, dan bulan terpapar cahaya

    matahari. Pengamatan yang dilakukan seperti halnya pada

    uji stabilitas terhadap temperatur.

    2) Inside (artificial light) exposure testMenggunakan suatu sinar buatan dengan spektrum atau

    panjang gelombang yang mendekati panjang gelombang

    cahaya matahari. Metode ini dapat menggunakan lampu

    karbon dan xenon. Lampu xenon dapat menghasilkan sinar

    dengan panjang gelombang yang sangat dekat dengan cahaya

    matahari. Sampel yang akan diuji dipaparkan terhadap sinar

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    10/11

    tersebut dengan cara meletakkannya pada tempat yang

    dapat berputar. Kecepatan rotasi spontan dan jarak

    sampel terhadap cahaya adalah sekitar 25 40 cm.

    Biasanya, sampel diamati pada suhu kamar atau suhu

    yang lebih tinggi selama waktu tertentu dan stabilitas

    yang dievaluasi adalah tingkat perubahan warna yang

    terjadi dibandingkan dengan control (sampel yang tidak

    terpapar sinar). 3) Flourescent light exposure test

    Uji ini dilakukan mengingat bahwa kosmetik sering terpapar

    sinar fluoresensi dari lampu toko pada etalase. Jumlah jam

    paparan terhadap sinar fluoresensi dikalkulasikan dan perubahan

    warna diamati setelah beberapa hari terpapar sinar fluoresensi.

    Untuk kosmetik perawatan kulit, perubahan tekstur seperti

    extensibilitas dan lengket, keharuman, kemampuan untuk

    dibersihkan dari kulit, pembusaan, dan lain-lain merupakan hal

    yang penting. Untuk kosmetik powder, perubahan dalam kulitas

    akhir, kemampuan untuk menutupi, warna dan lain sebagainya

    merupakan hal yang penting untuk diamati. Seangkan untuk

    pewarna kuku dan lipstik, hal yang harus diperhatikan adalah

    perubahan adhesi, aroma, kecepatan mengering, kualitas akhir,

    kemampuan untuk memberi warna, daya tahan air, daya tahan

    minyak dan lain sebagainya. Untuk kosmetik rambut, hal yang

    harus diperhatikan adalah perubahan dalam kemampuan untuk

    mengatur rambut, mengeriting, bau yang ditinggalkan pada rambut

    setelah pemakaiannya, kemampuan memberikan warna,

    memutihkan, dan lain sebagainya berdasarkan tujuan pembuatan

    kosmetik rambut itu sendiri. Hasil evaluasi nantinya dapat

    digunakan sebagai acuan untuk menghasilkan formula yang lebih

    baik lagi dengan kombinasi dan konsentrasi masingmasing bahan

    yang lebih sempurna.

    B. Uji Stabilitas yang Dipercepat1. Temperature and humidity combination test.

    Evaluasi yang dilakukan yaitu dengan

    mengkombinasikan kondisi dan kelembaban tertentu,

    misalnya pada temperature 37oC - 50oC dengan

    kelembaban 75 89 %. Dengan demikian, kita dapat

    mengetahui stabilitas dari produk kosmetik pada

    temperature dan kelembaban tertentu sehingga dapat

    memprediksikan kualitas kosmetik tersebut.

    2. Cyclical temperature testPada uji ini, evaluasi tidak hanya dilakukan pada suatu

    temperature dan kelembaban tertentu dengan konstan, tapi

    dilakukan pada temperature dan kelembaban yang berubah-ubah.

    3. Stress test

  • 7/28/2019 43887038-ringakasan-kel-10

    11/11

    Uji ini dilakukan dengan memberikan tekanan menyeluruh

    pada produk kosmetik dengan pertimbangan waktu

    pemakaian sesungguhnya. Perubahan fisik yang diamati

    adalah terjadi atau tidaknya proses pemisahan seperti

    koalesen, koagulasi, perubahan bentuk dan viskositas. Uji

    ini biasanya dilakukan pada sampo, pasta gigi, gel, krim, dan

    maskara.

    Centrifugal separation method

    Pada uji ini, produk dalam kemasannya diberikan tekanan

    sentrifugal dengan putaran pada kecepatan tertentu dan

    pemisahan yang terjadi kemudian diamati.

    Vibration test

    Uji ini dilakukan untuk melihat pengaruh getaran

    terhadap kosmetik terutama saat distribusi. Amplitude

    dan periode getaran disesuaikan dengan getaran yang

    dialami selama proses distribusi.

    Drop testUji ini dilakukan pada kosmetik bentuk powder

    seperti foundation powder, eye-shadow, dan face

    powder. Produk dalam kemasannya dijatuhkan

    berulang-ulang dari ketinggian tertentu untuk

    melihat kemampuannya bertahan terhadap

    goncangan Load test

    Uji ini dilakukan pada kosmetik tipe stick seperti lipstick. Beban

    pada saat pemakaian sesunggguhnya diukur, kemudian beban ini

    diberikan pada produk kosmetik untuk melihat stabilitasnya terhadap

    sejumlah beban tertentu dan dilakukan pengamatan untuk

    mengetahui beban maksimum yang masih dapat ditanggung oleh

    kosmetik tersebut.