6. bab iv. ringkasan

4
BAB IV RINGKASAN Seorang anak perempuan berumur 2 tahun 5 bulan dibawa orang tuanya ke RSUP dr. Kariadi dengan sakit anak sesak sehingga anak rewel dan terus-terusan menangis. Sesak dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keluhan demam masih dirasakan. Anak tampak lemas (+), bercak putih pada 1 / 4 posterior lidah bagian belakang (+). Karena anak terus-terusan menangis dan rewel, anak dibawa ke RSUD Rembang kemudian dirujuk ke RSDK dengan diagnosis curiga tonsilitis difteri. Anak dibawa ke IGD RSDK oleh orang tuanya. Di IGD pasien anak diberi paracetamol karena suhunya 38,2 o C dan dilakukan pemeriksaan darah rutin, hapusan darah tepi, dan diambil sample untuk kultur swab tenggorok. Hasil pemeriksaan swab tenggorok neisser menunjukkan C. diphteriae(-), pewarnaan jamur ditemukan pseudohifa dan yeast cell (+), pengecatan gram ditemukan bakteri Diplococcus gram +, Kuman bentuk batang gram -. Hasil kultur ditemukan Candida sp. Kemudian pasien dirawat di C1L1 Bangsal Anak RSUP dr. Kariadi Semarang mulai tanggal 9 Oktober 2015 2015 sampai dengan 13 Oktober 2015. Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak sadar dan kurang aktif. Tanda vital dalam batas normal. Didapatkan discharge hidung warna putih, konka oedem 41

Upload: loraine-harinda

Post on 04-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

anak pediatri

TRANSCRIPT

Page 1: 6. BAB IV. Ringkasan

BAB IV

RINGKASAN

Seorang anak perempuan berumur 2 tahun 5 bulan dibawa orang tuanya ke

RSUP dr. Kariadi dengan sakit anak sesak sehingga anak rewel dan terus-terusan

menangis. Sesak dirasakan terus menerus sepanjang hari. Keluhan demam masih

dirasakan. Anak tampak lemas (+), bercak putih pada 1/4 posterior lidah bagian

belakang (+). Karena anak terus-terusan menangis dan rewel, anak dibawa ke

RSUD Rembang kemudian dirujuk ke RSDK dengan diagnosis curiga tonsilitis

difteri. Anak dibawa ke IGD RSDK oleh orang tuanya. Di IGD pasien anak diberi

paracetamol karena suhunya 38,2oC dan dilakukan pemeriksaan darah rutin,

hapusan darah tepi, dan diambil sample untuk kultur swab tenggorok. Hasil

pemeriksaan swab tenggorok neisser menunjukkan C. diphteriae(-), pewarnaan

jamur ditemukan pseudohifa dan yeast cell (+), pengecatan gram ditemukan

bakteri Diplococcus gram +, Kuman bentuk batang gram -. Hasil kultur

ditemukan Candida sp. Kemudian pasien dirawat di C1L1 Bangsal Anak RSUP

dr. Kariadi Semarang mulai tanggal 9 Oktober 2015 2015 sampai dengan 13

Oktober 2015.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak sadar dan kurang aktif. Tanda

vital dalam batas normal. Didapatkan discharge hidung warna putih, konka oedem

dan hiperemis. Pada pemeriksaan rongga mulut ditemukan bercak keputihan pada

¼ posterior lidah. Pemeriksaan tonsil didapatkan tonsil T3-T3, hiperemis, detritus

menjadi 1 membentuk alur, rapuh, lembek, tidak mudah berdarah, dan kripte tidak

melebar. Terdapat pembesaran nnll cervical anterior di kedua sisi. Pemeriksaan

fisik lain dalam batas normal. Antropometri menurut WHO, WAZ= - 0,36, HAZ=

0,26, WHZ= -0,82, dengan interpretasi gizi baik, perawakan normal. Arah garis

pertumbuhan N2 ( normal growth). Perkembangan anak sesuai umur,

penghitungan KPSP= 10.

Pemeriksaan darah rutin menunjukkan adanya peningkatan jumlah

leukosit karena proses infeksi , Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan

limfositosis, pemeriksaan kimia klinik ditemukan CKMB meningkat, dan

pemeriksaan kultur ditemukan adanya candida sp, pengecatan gram ditemukan

41

Page 2: 6. BAB IV. Ringkasan

bakteri Diplococcus gram (+), Kuman bentuk batang gram (-), dan

Streptococcus kimia pada swab tenggorok. Hasil EKD sinus rhytm, dalam batas

normal. Penderita mendapat terapi definitif untuk tonsilitis akut yaitu antibiotik.

Antibiotik yang dipilih adalah Eritromicin 125 mg tiap 6 jam per oral. Selain itu

diberikan juga terapi simptomatik Parasetamol sirup 120 mg /4-6 jam bila suhu

>380C, dan Infus D5 ½ NS 5 tpm untuk maintainance cairan. Diet : 3x 1 porsi nasi

dan 3 x 150 cc susu. Untuk mengobati candidiasis oraal diberikan Candistatin

drop yang berisi Nistatin suspensi oral dengan dosis 1ml

( 100.000μ)/8 jam yang diberikan selama 10-14 hari.

Penderita didiagnosis dengan tonsilitis akut lakunaris, Candidiasis oral,

dan Rhinitis akut dirawat di bangsal infeksi anak selama 4 hari. Selama perawatan

hanya sekali terjadi demam >38.0oC, sesak anak berkurang sehingga anak tidak

rewel, bercak keputihan pada tonsil dan 1/4 belakang lidah semakin berkurang,

keluhan batuk pilek pasien membaik, pasien tidak rewel saat makan. Pada hari

perawatan ke 3 muncul vesikula kecil, rapuh, dan jelas yang tidak menimbulkan

keluhan apapun pada pasien, setelah dikonsultasikan ke bagian kulit didiagnosis

Miliaria Kristalina.

Edukasi yang diberikan kepada pengasuh meliputi cara menjaga higienitas

anak. Pengasuh juga disarankan untuk menyediakan obat penurun panas dan

memeriksakan ke dokter bila terjadi infeksi yang menyebabkan suhu tubuh

meningkat sehingga. Selain itu dijelaskan juga bahwa anak dalam gizi baik,

sehingga memberikan saran kepada orang tua untuk menjaga dan

mempertahankan gizi anak dengan cara memberikan makanan yang mengandung

lemak dan protein seperti daging sapi, daging ayam, ikan, susu, dan menyarankan

pengasuh agar dapat memberikan menu makanan yang lebih bervariasi sesuai

kesenangan anak, menyarankan kepada pengasuh untuk mencoba meningkatkan

kreativitas dalam penyajian makan anak sehingga anak lebih tertarik untuk

makan.

Prognosis pada pasien ini untuk kehidupan (quo ad vitam), untuk

kesembuhan (quo ad sanam), dan untuk fisiologi tubuh (quo ad fungsionam)

adalah baik (ad bonam).

42