82828987-teori-pirogen

17
Pirogen merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam dan sering mencemari sediaan farmasi. Sampai saat ini, substansi pirogenik yang diketahui paling aktif dan paling sering mencemari sediaan farmasi adalah endoktoksin; selain itu masih banyak substansi pirogenik lainnya seperti bakteri, fungi , DNA–RNA virus dan lain- lain (Suwandi, 1988). Endotoksin merupakan suatu produk mikroorganisme terutama dari bakteri gram negatif yang terdiri atas suatu senyawa kompleks lipopolysaccharida yang pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang innert. Pada saat ini endoktoksin diketahui merupakan pirogen yang paling, kuat, namun kehadiran pirogen lain dalam suatu sediaan perlu diperhitungkan; karena manusia tidak hanya respon terhadap endoktoksin saja tetapi juga pirogen yang lain (Suwandi,1988). Pada tahun 1923 Seibert membuktikan bahwa pirogen adalah substansi yang tidak tersaring, thermostabil, dan non – volatile. Pada tahun 1937 Co Tui membuktikan bahwa kontaminasi pirogen ini juga terjadi pada alat-alat seperti wadah-wadah untuk melarutkan obat

Upload: resti-susilawati-tapatab

Post on 16-Dec-2015

30 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sediaan steril

TRANSCRIPT

Pirogen merupakan substansi yang mampu menyebabkan demam dan sering mencemari sediaan farmasi. Sampai saat ini, substansi pirogenik yang diketahui paling aktif dan paling sering mencemari sediaan farmasi adalah endoktoksin; selain itu masih banyak substansi pirogenik lainnya seperti bakteri, fungi , DNARNA virus dan lain-lain (Suwandi, 1988).

Endotoksin merupakan suatu produk mikroorganisme terutama dari bakteri gram negatif yang terdiri atas suatu senyawa kompleks lipopolysaccharida yang pyrogenic, suatu protein dan suatu lipid yang innert. Pada saat ini endoktoksin diketahui merupakan pirogen yang paling, kuat, namun kehadiran pirogen lain dalam suatu sediaan perlu diperhitungkan; karena manusia tidak hanya respon terhadap endoktoksin saja tetapi juga pirogen yang lain (Suwandi,1988).

Pada tahun 1923 Seibert membuktikan bahwapirogenadalahsubstansi yang tidak tersaring, thermostabil, dan non volatile. Pada tahun 1937 Co Tui membuktikan bahwa kontaminasipirogenini juga terjadi pada alat-alat seperti wadah-wadah untuk melarutkan obat suntik, juga pada zat kimia yang digunakan sebagai zat berkhasiat.Pirogendapat bersumber dari: Pelarut Zat aktif Peralatan Timbul pada proses penyimpanan

Sifat sifat pirogen: Thermostabil, sehingga hanya dapat dihilangkan dengan pemanasan pada suhu 650C selama 1 menit, 250C selama 15 menit atau 180C selama 4 jam; Larut dalam air. Sehingga tidak bisa memakai penyaring bakteri; Tidak dipengaruhi oleh bakterisida yang biasa; Tidak menguap, destilasi biasa ada yang ikut bersama percikan air; Berat molekul (BM) antara 15.000 4.000.000; dan Ukuran umumnya 1 50m.

Secara garis besar, pirogen dikelompokkan menjadi 2 golongan; yaitu pirogen endogen dan pirogen eksogen. Pirogen Endogenyaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam tubuh kita sendiri sebagai reaksi kekebalan melawan kuman penyakit yang masuk ke tubuh. Misalnya interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), alpha-interferon, dan tumor necrosis factor (TNF). Pirogen Eksogenyaitu faktor eksternal tubuh yang menyebabkan gangguan pada fungsi tubuh manusia. Misalnya bagian dari sel bakteri dan virus. Selain itu, bisa juga berupa zat racun (toksin) yang dihasilkan oleh bakteri atau virus tertentu.Jika suatu pirogen masuk ke tubuh, maka pirogen menjadi suatu benda asing yang dapat menimbulkan respon imun berupa demam. Demam yaitu suatu keadaan ketika temperatur tubuh di atas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh bahan bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan temperatur. Penyebab penyebab tersebut meliputi penyakit bakteri, tumor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan serangan panas.

(Suwandi,1988).

Ujipirogenitasadalahuji yang dilakukan untuk mengetahui apakan suatu sediaan uji bebaspirogenatau tidak, dengan maksud untuk membatasi resiko reaksi demam yang dapat diterima oleh pasien apabila diinjeksi dengan suatu sediaan farmasi (Suwandi, 1988).

Uji pirogenitas biasanya menggunakan kelinci. Pengujian ini ditetapkan di USP pertama kali pada tahun 1942 dan merupakan pengujian resmi untuk menentukan non-pirogenitas sediaan farmasi. Sejak diketahui bahwa endotoksin ternyata mampu menggumpalkan sel darah Limulus, kemudian dikembangkan suatu pengujian untuk mendeteksi adanya endotoksin dengan menggunakan reagensia yang dibuat dari sel darah Limulus. Pengujian ini kemudian dikenal sebagai metodeLimulus Amebocyt Lysate(LAL Test) (Suwandi,1988).

Uji LAL merupakan pengujian untuk memperkirakan konsentrasi endotoksin bakteri yang mungkin ada dalam contoh bahan. Pengujian ini pada prinsipnya merupakan koagulasi protein yang ada dalam reagensia LAL oleh endotoksin. Pengujian tersebut ialah dinyatakan positif apabila terjadi pembentukan gel dan dinyatakan negatip bila tidak terjadi pembentukan gel. Pembentukan gel akan terjadi apabila kandungan endotoksin dalam contoh sediaan lebih besar daripada sensitivitas reagen yang dinyatakan dalam Endotoksin Unit per ml (EU/ml) atau ng/ml (Suwandi,1988).

Pemakaian metode LAL untuk pengujian berbagai bahan yang berkaitan dengan farmasi, antara lain:Pemeriksaan bahan baku untuk parenteral, pemeriksaan air proses untuk parenteral,pemeriksaan elemen filter untuk eliminasi pirogen, menentukan penyebab terjadinya pirogen positip, untuk validasi sterilisasidry-heat, pengujian produk jadi,radiofarmasi , larutan untuk hemodialisis dan air untuk mengencerkan larutan hemodialisis (pengujian tidak diperlukan secara resmi), injeksi dengan dosis tunggal lebih besar dari 15 ml,infus (Suwandi,1988).

Meskipun demikian, pengujian pirogenitas menggunakan kelinci masih menjadi pilihan utama karena: Metode ini telah lama dikenal dan digunakan untuk menguji berbagai sediaan dan terbukti memberikan hasil memuaskan; Kelinci memiliki sensitivitas terhadap substansi pirogenik yang mirip dengan manusia. Kenaikan suhu kelinci akibat substansi-pirogenik, sampai batas tertentu masih dapat diterima oleh manusia; sehingga kenaikan suhu kelinci tersebut dapat distandardisasi terhadap substansi pirogenik yang dapat diterima manusia. Bangham menyebutkan, uji kelinci menggambarkan seluruh respon farmakologis terhadap pirogen dan relevan dengan respon pada manusia; Metode kelinci mampu mendeteksi semua pirogen termasuk endoktoksin sedangkan LAL tidak.Sedangkan kelemahan metode uji pirogenitas menggunakan kelinci dibandingkan dengan LAL Test antara lain: Memerlukan pemeliharaan dan perawatan hewan dan laboratorium yang lebih intensif. Hewan harus dipelihara dalam ruangan dengan temperatur tidak jauh berbeda dengan tempat percobaan. Pemeliharaan hewan harus dilakukan dengan sebaik mungkin untuk menghindari infeksi penyakit yang dapat mengganggu percobaan atau mengacaukan interpretasi hasil. Berat badan kelinci harus dijaga jangan sampai mengalami penurunan yang berarti dalam 1 minggu menjelang digunakan; Sensitivitas dipengaruhi oleh musim, kegaduhan, kegelisahan, makanan dan lain sebagainya. Kegelisahan akan dapat menyebabkan kenaikan suhu relatif tinggi, sehingga mengacaukan interpretasi hasil; Variabilitas biologis. Respon setiap kelinci terhadap substansi yang sama belum tentu sama, sehingga terdapat variasi kenaikan suhu pada tiap kelinci. Prinsip uji pirogenitas menggunakan kelinci adalah dengan injeksi intravena ke tubuh kelinci di bawah kondisi tertentu dan selanjutnya dipantau dan dicatat temperatur 3 kelinci dalam jangka waktu tertentu.

(Gennaro,1990).

Dipirogenasi dapat dicapai dengan 2 cara,yaitu dengan dengan menginaktivasi atau menghilangkan endotoksin. Inaktivasi dapat dilakukan dengan pemurnian molekul lipopolisakarida denganmenggunakan sejumlah besar perlakuan kimia yang memecah / merusak bahan kimia lain/gugus yang dibutuhkan untuk aktivasi pirogenik. Sebagai alternatif lain molekul dapat dirusak secara total dengan menggunakan beberapa metode yang berbeda baik berdasarkan karakteristik fisik dan endotoksin seperti berat molekul dan muatan elektrostatik/afinitas endotoksin pada permukaan yang berbeda.a) Depirogenasi Endotoksin dengan Inaktivasi1.Hidrolisis Asam BasaDespirogenasi menggunakan hidrolisis asam basa/alkali menurunkan atau menghilangkan aktivasi biologi dari lippolisakarida bakteri dengan aktivasi lemak A. Lemak A adalah rantaiinti polisakarida atau 2 keto 3 asam dioksiketon. Rantai asam 8 karbon asam gula khusus dari LPS bakteri Hidrolisis asam aktif pada asam labil ketosidik ini pada inti yang terpisah dari lemak A dari sisa molekul LPS.2. OksidasiPengetahuan tentang inaktivasi oksidasi dari endotoksin dapat ditemukan ketika Hanrd melaporkan bahwa sel Salmonella Typosa menghilangkan kapasitas produksi demam ketika dicuci dengan H2O2.Dari asam lemak yang dihasilkan dalam lemak A dari LPS dapat dianjurkan.3. AlkilasiEndotoksin dilaporkan dengan bahan pengalkil menurunkan pirogenitas endotoksin dihilangkan dengan asam anhidrat. Grup yang sama dilaporkan lapisan diturunkan ketika endotoksin digunakan dengan subsinat anhidratDisamping mekanisme reaksi ini secara perlahan dengan asetilasi. Perlakuan dengan panas kering. Perlakuan dengan panas lembab. Radiasi ionisasi. Poliniksin B LAL (Limolas Amobacyte Lisate)

(Torce,1974).b) Depirogenasi dengan Menghilangkan Endotoksin1. Pembilasan2. Destilasi3. Ultrafiltrasi4. Osmosa bolak balik5. Karbon aktif6. Daya tarik elektrosatik dengan jalan modifikasi media7. Daya tarik hidrofobik pada media hidrofobik (Parrot,1980).

Pustaka:Gennaro,A.R, et all.1990. Rhemingtons Pharmaceutical Science. 18thEdition. Pensylvania : Marck Publishing Company.

Parrot,E. 1980. Pharmaceutical Technology. Iowa City : Collage of Pharmacy University of Iowa.

Suwandi,U. 1988. Uji Pirogenitas dengan Kelinci dan Limulus Amebocyt Lysate.Cermin Dunia KedokteranNo. 52.

Torce.1974. Sterile Dosage Form. Philadelphia :.Lea Febinger,.

Sejak zaman purbakala, demam telah dikenal sebagai tanda utama penyakit,tetapi pengertian tentang patofisiologi demam tergolong relatif masih baru. Substansiyang dapat menimbulkan demam disebut pirogen. Ada dua macam pirogen, yaitupirogen endogen yang dibentuk oleh sel-sel tubuh sebagai respons terhadap stimulusdari luar (misal: toksin), dan pirogen eksogen yang berasal dari luar tubuh. Pada1948, dr. Paul Beeson menemukan bahwa demam timbul karena adanya produk selperadangan hospes yang merupakan pirogen endogen. Belakangan ini, terbukti bahwafagositmononuklearmerupakansumberutamapirogenendogendanbahwabermacam-macamprodukselmononukleardapatmenjadimediatortimbulnyademam.Dewasa ini diduga bahwa pirogen adalah suatu protein yang identik denganinterleukin-1. Di dalam hipotalamus zat ini merangsang penglepasan asam arakidonatsertamengakibatkanpeningkatansintesisProstaglandinE2yanglangsungdapatmenyebabkan suatu pireksia.Pengaruh pengaturan otonom akan mengakibatkan terjadinya vasokonstriksiperifer sehingga pengeluaran (dissipation) panas menurun dan pasien merasa demam.Suhu badan dapat bertambah tinggi lagi karena meningkatnya aktivitas metabolismeyang juga mengakibatkan penambahan produksi panas dan karena kurang adekuatpenyalurannnya ke permukaan maka rasa demam bertambah pada seorang pasien.Suhupasienbiasanyadiukurdengantermometerairraksadantempatpengambilannya dapat diaksila, oral atau rectum. Suhu tubuh normal berkisar antara36,50C 37,20C. Suhu abnormal di bawah 360C. Dengan demam pada umumnyadiartikan suhu tubuh di atas 37,20C . Hiperpireksia adalah suatu keadaan kenaikansuhu tubuh sampai setinggi 41,20Catau lebih, sedangkan hipotermia adalahkeadaansuhu tubuh di bawah 350C. Biasanya terdapat perbedaan antara pengukuran suhu diaksila dan oral maupun rectal. Dalam keadaan biasa perbedaan ini berkisar sekitar0,50C; suhu rectal lebih tinggi dari suhuoral.Beberapa tipe demam yang mungkin kita jumpai, antara lain:Demam Septik: Pada tipe demam septic, suhu badan berangsur naik ke tingkatyang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal padapada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yangtinggi tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektikDemam Remiten: Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiaphari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkintercatat dapat mencapa 20Cdantidaksebesarperbedaansuhuyangdicatatpadademam septicDemam Intermiten: Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkatyang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadisetiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antaradua serangan demam disebut kuartana.Demam Kontinyu: Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang haritidak berbeda lebuh dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus-menerus tinggisekali disebut hiperpireksia.Demam Siklik: Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selamabeberapa hari yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yangkemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.Suatu tipe demam kadang-kadang dapat dihubungkan dengan suatu penyakittertentu, seperti misalnya demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengankeluhan demam mungkin dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang jelas, sepertimisalnya: abses,pneumonia, infeksisalurankencingatau malaria: tetapikadang-kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan dengan suatu sebab yang tak jelas. Bilademam disertai keadaan seperti sakit otot, rasa lemas, tak nafsu makan dan mungkinada pilek, batuk, dan tenggorokan sakit, biasanya digolongkan sebagai influenza ataucommoncold.Kausademamselaininfeksijugadapatdisebabkanolehkeadaantoksemia, karena keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat. Juga gangguanpada pusatregulasisuhu sentral dapatmenyebabkan peninggian temperaturesepertipadaheatstroke,perdarahanotak,komaataugangguansentrallainnya.Padaperdarahan internal pada saat terjadinya reabsorbsi darah dapat pula menyebabkanpeninggkatan temperature. Beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan padademam adalah cara timbul demam, lama demam, sifat harian demam, tinggi demamdan keluhan serta gejala lain yang menyertai demam. Demam yang tiba-tiba tinggilebih sering disebabkan oleh penyakit virusDalam praktek perlu sekali diketahui penyakit-penyakit infeksi yang endemikdilingkungantempattinggalpasien.Padadasarnyauntukmencapaiketepatandiagnosis penyebab demam diperlukan antara lain, ketelitian pengambilan riwayatpenyakitpasien,pelaksanaanpemeriksaanfisikyangsetelitimungkin,observasiperjalanan penyakitdanevaluasipemeriksaan laboratoriumserta penunjang lainnyasecara tepat dan holistic.