89602104 kerusakan kerusakn pada material
TRANSCRIPT
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 1
JENIS – JENIS
KERUSAKAN MATERIAL
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Mata kuliah Analisa Kegagalan
Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Sriwijaya
Oleh :
Rendra Maha Putra Jf
03081005009
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 2
KERUSAKAN MATERIAL AKIBAT KOROSI
PENDAHULUAN
Peristiwa korosi pada logam merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari, namun
dapat dihambat maupun dikendalikan untuk mengurangi kerugian dan mencegah dampak
negatif yang diakibatkannya. Dengan penanganan ini umur produktif peralatan elektronik
menjadi panjang sesuai dengan yang direncanakan, bahkan dapat diperpanjang untuk
memperoleh nilai ekonomi yang lebih tinggi. Upaya penanganan korosi diharapkan dapat
banyak menghemat biaya opersional, sehingga berpengaruh terhadap efisiensi dalam suatu
kegiatan industri.
PENGERTIAN
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan yang
korosif. Korosi dapat juga diartikan sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan.
PENYEBAB KOROSI
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Berasal dari bahan itu sendiri
Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur
kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya.
2. Berasal dari lingkungan.
Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan
zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya. Bahan-bahan korosif (yang dapat
menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-
organik maupun organik.
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 3
CARA CARA PENANGGULANGAN KOROSI ANTARA LAIN:
1. Melapis permukaan logam dengan cat.
2. Melapis permukaan logam dengan proses pelapisan atau Electroplating.
3. Membuat lapisan yang tahan terhadap korosi seperti Anodizing Plant .
4. Membuat sistem perlindungan dengan anoda korban.
5. Membuat logam paduan yang tahan terhadap korosi.
PENGENDALIAN KOROSI BIASANYA MERUPAKAN SERANGKAIAN
PEKERJAAN YANG TERPADU, ANTARA LAIN:
1. Perancangan geometris alat atau benda kerja
2. Pemilihan bahan yang sesuai dengan lingkungan
3. Pelapisan dengan bahan lain lain untuk mengisolasi bahan dari lingkungan, atau coating
4. Pemberian bahan kimia pada media mengalir yang dapat menghambat korosi, atau inhibisi
5. Proteksi katodik yaitu memasok arus negatif ke badan benda kerja agar terhindar dari
reaksi oksidasi oleh lingkungan
6. Inspeksi rutin terhadap kinerja semua upaya proteksi yang dilakukan
7. Pemeliharaan kebersihan.
MASALAH –MASALAH DI LAPANGAN
Banyak sekali di dunia industri dan fasilitas umum terjadi proses korosi disebabkan
oleh fenomena biokorosi akibat adanya bakteri. Kasus-kasus tersebut yaitu :
a. Pipa-pipa bawah tanah di Industri minyak dan gas bumi
Coating defect dan daerah disbonded coating sangat
baik untuk perkembangan mikroba anaerob. Pada
disbonded coating area terjadi korosi local (pitting),
lubang pit berbentuk hemisspherikal dalam tiap-tiap
kelompok.
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 4
b. Peralatan sistem pemyemprot pemadam kebakaran.
Di kota Kalifornia Amerika serikat,
departemen pemadam kebakaran
mengalami masalah cukup sulit dimana
debit air alat system penyemprot turun
walau tekanan cukup besar, setelah
diselidiki maka di dalam alat penyemprot
terjadi suatu korosi yang disebabkan oleh
aktifitas mikroba dipermukaan dinding bagian dalam yang terbuat dari baja karbon dan
tembaga saat beberapa bulan pembelian. Ini disebabkan adanya biodeposit (turbucle) yang
tumbuh di di dinding bagian dalam, kemudian di dalam biodeposit tersebut terjadi aktifitas
degradasi lokal berupa korosi pitting sehingga mengurangi tebal pipa dan aktifitas ini
menghasilkan senyawa H2S di lubang pit
yang mengakibatkan keadaan asam dan mempercepat kelarutan logam.
Keterangan :
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 5
KERUSAKAN MATERIAL AKIBAT FATIGUE
PENDAHULUAN
Mekanisme kerusakan fatik dibagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. inisiasi atau pembentukan retak (crack initiation),
2. pertumbuhan dan perambatan retak (crack growth, crack propagation) dan
3. kerusakan fatik (fatigue damage).
Tiga parameter yang menjadi penyebabnya adalah adanya pembebanan berulang,
tegangan tarik dan regangan plastis. Bila salah satu dari parameter ini tidak ada maka retak
sebagai inisiasi kerusakan fatik tidak akan merambat menjadi kerusakan fatik.
Proses kerusakan fatik dimulai dari pembebanan berulang pada material selama waktu
tertentu sehingga terbentuk regangan plastis pada daerah konsentrasi tegangan. Regangan
plastis ini akan memicu terbentuknya inisiasi retak. Tegangan tarik kemudian akan memicu
inisiasi retak untuk tumbuh dan merambat sampai terjadinya kerusakanSelama pembebanan
siklis pada material secara mikro terjadi deformasi plastis setempat yang disebabkan oleh
besarnya konsentrasi tegangan sehingga terbentuklah bidang slip khususnya disekitar daerah
ekstrusi dan intrusi sehingga munculah inisiasi retak.
PENGERTIAN
Kelelahan adalah pertumbuhan inti dan pertumbuhan dari retakan dibawah kondisi
siklus tegangan dan regangan.
Penyebab Kelelahan
• Kelelahan yang dikontrol oleh tegangan
Lengkung rotasi (rotating bending)
Getaran (vibration)
Penekanan (pressurisation)
Kontak Gelinding (rolling contacts)
• Kelelahan yang dikontrol oleh regangan
Siklus termal (thermal cycles)
Takikan besar (severe notches)
Terbuka/tertutup
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 6
Pencegahan Kelelahan
• Dengan pengikat (fastenings)
Ekspansi dingin menggunakan madrel (contoh paku keling)
• Pelubangan mandiri (autofrettage)
Ekspansi dingin oleh penekanan (contoh ketel bertekanan)
Pengamanan Gagal Lelah (Fail-Safe Fatigue)
• Perancangan struktur masih cukup kuat untuk umur pemakaian setelah kerusakan
akibat lelah terjadi
• Ketentuan jangka waktu pemeriksaan memerlukan beberapa pengetahuan tentang:
Ukuran awal cacat (initial defect size) Pengujian Tidak Merusak
Laju pertumbuhan retak lelah Persamaan Paris
Ukuran kritis cacat untuk kegagalan Ketangguhan lelah
Pengujian ulang dari umur sisa (residual life) setelah pemerik-saan membolehkan
memperpanjang umur pemakaian total
MASALAH –MASALAH DI LAPANGAN
Roda Kereta Api ini mengalami High Cycle
Fatigue. High-cycle fatigue merupakan fatigue
yang terjadi akibat pembebanan dinamik dengan
nilai tegangan yang kecil namun jumlah siklus
tegangan banyak. Selain itu, pada tapak roda
memperlihatkan terjadi flattening sebagai hasil dari
gesekan antara roda dengan rel.
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 7
KERUSAKAN MATERIAL AKIBAT CORAN
PENGERTIAN CACAT CORAN
Cacat coran Adalah kerusakan atau kesalahan yang terjadi pada benda cor yang
menyebabkan ditolaknya benda cor tersebut oleh konsumen (reject). Adanya defect ini dalam
produksi tidak dapat dihindari, tapi harus diminimalisir.
FAKTOR YG BERPENGARUH :
1. Perencanaan cetakan yang tidak menyebabkan turbulen pada aliran logam cair
2. Pemakaian pasir yang mempunyai kadar air rendah dan permeabilitas yang sesuai.
3. Sistem ventilasi yang baik
4. Hindari fasa lumpur (campuran cair dan padat) kalau mungkin
5. Adanya ketebalan berbeda atau hot spot pada casting
CACAT-CACAT PADA PENGECORAN (Contoh Kasus : Pengecoran Alumminum)
1) Porosity
Terperangkapnya gas dalam logam cair pada waktu proses pengecoran.
pada benda cor terdapat lubang-lubang baik pada permukaan maupun pada bagian
dalam benda cor.
Jenis cacat porositas yang banyak terjadi adalah ;
– pinholes (lubang jarum),
– blisters, dan
– body sears.
Penyebab :
Gas terbawa dalam logam cair selama pencairan
Gas terserap dalam logam cair dari cetakan
Reaksi logam induk dengan uap air dari cetakan
Titik cair terlalu tinggi & waktu pencairan terlalu lama
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 8
Pencegahan :
Penghilangan gas
meniupkan gas inert ke dalam cairan logam, seperti gas argon, helium dan
nitrogen.
Penghilangan gas dengan klorida (tablet)
Penghilangan dengan fluks, terutama fluorida dan klorida dari logam alkali tanah
Pencairan kembali
2) Shrinkage (penyusutan)
Umumnya terjadi akibat casting design (gating sistem) yang kurang sempurna
Adanya inklusi atau kotoran pada logam cair
Viskositas logam cair menurun
Temperatur tuang terlalu tinggi atau terlalu rendah
Penyebab
Perbedaan ketebalan benda cor yang terlalu besar
Terdapatnya bagian tebal yang tidak dapat dialiri logam cair secara utuh
Saluran masuk dan penam bah tidak m endukung adanya solidifikasi progesif.
Saluran masuk dan penam bah yang kurang banyak
Saluran masuk dan penam bah yang salah dalam peletakannya
Penambah terlalu kecil
Pencegahan :
Digunakan pembekuan mengarah sehingga penambah dapat bekerja secara efektif.
Penggunaan cil yang dimaksudkan agar terjadi pembekuan mengarah dan pengaruh
penambah meningkat
Daerah pengisian yang efektif dari penambah
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 9
Shrinkage (penyusutan)
3) Misruns
Misruns adalah cacat yg terjadi karena logam cair tidak mengisi seluruh rongga cetakan
sehingga benda cor menjadi tidak lengkap atau ada bagian yg kurang dari benda cor.
Penyebab :
Ketidakseragaman benda cor, sehingga mengganggu aliran dari logam cair
Benda cor terlalu tipis
Temperatur terlalu rendah
Kecepatan penuangan yg terlalu lambat
Lubang angin yg kurang pada cetakan
Penambah (riser) yang tidak sempurna
Ukuran saluran masuk, runner, & sprue
Penempatan saluran masuk yang kurang tepat
Persebaran saluran masuk yang tidak merata
Pencegahan :
Temperatur tuang jangan terlalu tinggi
Kecepatan penuangan yang tinggi
Jumlah saluran harus ditambah dan logam cair harus diisikan secara seragam dari
beberapa tempat pada cetakan
Lubang angin harus ditambah
Lubang angin pada inti harus cukup
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 10
4) Gas Defect
Gas Defect adalah lobang pada hasil cor dalam bentuk bulat akibat terperangkapnya gas
dalam logam cair sewaktu proses pembekuan. Hal ini bisa akibat kandungan gas dalam
logam cair, cetakan atau core (inti) yang basah.
Penyebab
aliran turbulen dalam gating sistem
kondisi peralatan yang basah (air/minyak)
Scrap basah oleh air atau minyak
Pencegahan
usahakan agar aliran logam cair tidak turbulen
Penghilangan gas
dengan peniupan gas inert ke dalam cairan logam, seperti gas nitrogen.
Penghilangan dg klorida
Penghilangan dg fluks, terutama fluorida & klorida dari logam alkali tanah
Pencairan kembali
Perencanaan yang tidak menyebabkan turbulen pada aliran
logam cair
Pemakaian pasir yang mempunyai kadar air rendah dan permeabilitas yang sesuai
PENANGANAN KERUSAKAN
Untuk memecahkan problem Casting Defect perlu dilakukan beberapa langkah :
1) Identifikasi jenis cacat yang ada
2) Lokasi cacat, apakah selalu ditempat tersebut atau berpindahpindah
3) Seberapa seringnya cacat tersebut (prosentase) terjadi pada daerah tertentu untuk masa
produk tertentu (shift).
4) Jika cacat yang terjadi selalu berpindah, buat daftar dan tentukan daerah-daerah yang
dominan.
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 11
5) Jika cacat yang terjadi lebih dari satu buat daftar cacat yang dominan.
6) Analisa penyebab cacat tersebut : cetakan atau logam cair
MASALAH-MASALAH DI LAPANGAN
Fluiditas adalah kemampuan logam cair
mengalir dalam cetakan uji sampai berhenti
karena terjadi solidifikasi (Campbell dan
Harding, 1994). Produk hasil pengecoran
akan menjadi cacat apabila sifat fluiditasnya
jelek terutama pada kasus pengecoran benda-
benda yang tipis,
Misrun pada sudu turbin akibat kurangnya
fluiditas (Sabatino dkk, 2005).
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 12
KERUSAKAN MATERIAL AKIBAT PENGELASAN
PENDAHULUAN
Semua cacat las umumnya disebabkan kurangnya pengetahuan dari welder/juru las
terhadap teknik-teknik pengelasan termasuk pemilihan parameter las. Oleh karena itu dari
mulai
pengelasan sampai akhir pengelasan harus selalu diadakan pemeriksaan dengan cara-cara
yang
telah ditentukan, misalnya secaravis ual, dye penetrat/dye check, radiography, ultra sonic atau
dengan cara-cara lain.
Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak diinginkan dan
mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik keselamatan alat,
pekerja/user/operator,
lingkungan dan perusahaan/industri/instansi. Di samping itu juga secara ekonomi akan
mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan pada gilirannya industri/perusahaan/instansi
tersebut mengalami kerugian atau penurunan laba.
PENGERTIAN
Cacat las/defect weld, adalah suatu keadaan yang mengakibatkan turunnya kualitas dari
hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud adalah berupa turunnya kekuatan
dibandingkan
kekuatan bahan dasar base metal atau tidak baiknya performa/tampilan dari suatu hasil las.
atau dapat juga berupa terlalu tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan
tuntutan kekuatan suatu konstruksi.
Cacat las pada umumnya dapat dikategorikan seperti :
1) Rounded indication atau cacat bulat
Rounded indication atau cacat bulat adalah merupakan cacat las yang diperbolehkan
apabila dimensi / ukuran panjang kumpulan cacat masih berada pada cacat maksimum
sesuai kriteria penerimaan yang dipakai, misal : liang-liang renik (porosity)
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 13
2) Linear indication atau cacat memanjang
Linear indication atau cacat memanjang adalah cacat yang tidak diperbolehkan sama
sekali (retak, penembusan kurang, peleburan kurang)
Gambar cacat pada daerah lasan
Jenis-jenis cacat yang biasanya dijumpai antara lain:
1) Retak (Cracks).
Jenis cacat ini dapat terjadi baik pada logam las (weld metal), daerah pengaruh panas
(HAZ) atau pada daerah logam dasar (parent metal).
Cacat retak dibagi atas:
a. Retak panas
b. Retak dingin.
Bentuk retakan dapat dibagi menjadi:
a. Retakan memanjang (longitudinal crack).
b. Retakan melintang (transverse crack).
Retak panas umumnya terjadi pada suhu tinggi ketika proses pembekuan berlangsung.
Retak dingin umumnya terjadi dibawah suhu 2000
C setelah proses pembekuan.
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 14
2) Voids (porositas)
Porositas merupakan cacat las berupa lubang-lubang halus atau pori-pori yang
biasanya terbentuk di dalam logam las akibat terperangkapnya gas yang terjadi ketika
proses pengelasan. Disamping itu, porositas dapat pula terbentuk akibat kekurangan logam
cair karena penyusutan ketika logam membeku. Porositas seperti itu disebut: shrinkage
porosity.
Jenis porositas dapat dibedakan menurut pori-pori yang terjadi yaitu:
• Porositas terdistribusi merata.
• Porositas terlokalisasi.
• Porositas linier.
3) Inklusi
Cacat ini disebabkan oleh pengotor (inklusi) baik berupa produk karena reaksi gas
atau berupa unsur-unsur dari luar, seperti: terak, oksida, logam wolfram atau lainnya.
Cacat ini biasanya terjadi pada daerah bagian logam las (weld metal).
4) Kurangnya Fusi atau Penetrasi
Kurangnys Fusi
Cacat ini merupakan cacat akibat terjadinya ”discontinuity” yaitu ada bagian yang tidak
menyatu antara logam induk dengan logam pengisi. Disamping itu cacat jenis ini dapat
pula terjadi pada pengelasan berlapis (multipass welding) yaitu terjadi antara lapisan las
yang satu dan lapisan las yang lainnya.
Kurangnya Penetrasi
Cacat jenis ini terjadi bila logam las tidak menembus mencapai sampai ke dasar dari
sambungan.
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 15
5) Bentuk Yang Tidak Sempurna
Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik (tidak sempurna)
seperti: undercut, underfill, overlap, excessive reinforcement dan lain-lain. Morfologi
geometri dari cacat ini biasanya bervariasi.
CARA CARA PENANGGULANGAN KOROSI ANTARA LAIN:
1. Pemilihan elektroda yang tepat untuk jenis logam yang akan dilas
2. Bersihkan permukaan lasan sebelum melakukan pengelasan
3. Atur kecepatan pengelasan
4. Sesuaikan tegangan dan arus saat melakukan pengelasan
5. Sesuaikan busur las
MASALAH - MASALAH DI LAPANGAN
Rel kereta api yang patah di antara Stasiun Bekasi
dan Stasiun Kranji, Jawa Barat, diduga diakibatkan
karena kerusakan pada sambungan las. Akibatnya,
rel putus dan satu bagian penyok ke arah bawah.
Menurut seorang petugas maintenance PT KA yang
memperbaiki sambungan rel tersebut, rel patah tepat
di sambungan yang menggunakan perekat las di sisi
sebelah kanan, sehingga satu bagian penyok ke
bawah di antara bantalan beton, dan satu bagian lain
normal. Posisi rel yang patah sekira 300 meter
menjelang Stasiun Kranji dari arah Bekasi.
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 16
KERUSAKAN MATERIAL AKIBAT CREEP/MULUR
PENGERTIAN
Definisi creep adalah aliran plastis yang dialami material pada tegangan tetap.
Meskipun sebagian besar pengujian dilakukan dengan kondisi beban tetap, tersedia peralatan
yang mampu mengurangi pembebanan selama pengujian sebagai kompensasi terhadap
pengurangan penampang benda uji. Pada temperatur relatif tinggi, creep terhadi pada semua
level tegangan, tetapi pada temperatur tertentu laju creep bertambah dengan meningkatnya
tegangan.
MEKANISME DEFORMASI MULUR
Mekanisme deformasi mulur utama dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Pergelinciran dislokasi – mencakup pergerakan dislokasi sepanjang bidang slip dan
melintasi hambatan oleh aktivasi termal. Mekanisme ini terjadi pada tegangan tinggi,
/G > 10-2
.
Mulur dislokasi – mencakup pergerakan dislokasi yang dapat melampaui habatan oleh
mekanisme termal meliputi difusi kekosongan atau interstisi. Terjadi pada
10-4
< /G < 10-2
.
Mulur difusi – mencakup aliran kekosongan dan interstisi melalui kristal di bawah
pengaruh tegangan luar. Terjadi pada /G < 10-4
. Mulur Nabarro-Herring dan Mulur
Coble termasuk dalam kelompok ini.
Gelincir batas butir – mencakup pergelinciran dari butir yang satu terhadap butir lainnya.
PENANGGULANGAN TERHADAP CREEP
Temperatur operasi dikontrol
Dapat diusahakan penambahan dimensi untuk mengurangi tingkat stress
Universitas Sriwijaya TUGAS FAILURE ANALYSIS
Rendra Maha Putra Jf (03081005009) December 7, 2011
Teknik Mesin Universitas Sriwijya | FAILURE ANALYSIS 17
MASALAH-MASALAH DI LAPANGAN
GAGAL AKIBAT FENOMENA CREEP STRESS RUPTURE
Rongga ini terjadi akibat fenomena creep, dimana pipa akibat dibebani tekanan dan
temperatur yang tinggi dengan waktu yang lama, maka butir ferit dan perlit lama kelamaan
akan bergerak yang mengakibatkan terjadinya rongga micro cavity dibatas butir. Apabila
keadaan creep berlangsung lama, micro cavity semakin banyak dan bergabung menjadi cavity
yang besar. Hal ini menjadi awal untuk terjadinya failure atau gagal atau bocor. Dari semua
foto mikrostruktur terlihat juga bahwa butir ferit dan perlit berubah bentuk (deformasi)
menjadi agak pipih dibagian yang dekat rupture. Dari ukuran besar butir dibagian pipa yang
tebal sekitar 100 Aμm berubah menjadi 70 Aμm dibagian yang dekat rupture.
Gambar 3. Pipa A secara melintang
Gambar 4. Posisi Pipa A untuk pengambilan sampel mikrostruktur
Gambar 5. Sampel A posisi dekat gagal