97189050-optik-fisis

4
OPTIKA FISIS I. PENGURAIAN (DISPERSI) CAHAYA Ca ha ya ma ta ha ri me ru pa ka n ca ha ya  polikro matik , ya it u te rd ir i da ri be rb ag ai wa rn a monokromatik. Dalam sebuah prisma berlaku : β = r 1  + i 2 δ = i 1  + r 2  β i1 = sudut datang pertama r1 = sudut bias pertama i2 = sudut datang kedua r2 = sudut bias kedua β = sudut pembias atau sudut puncak δ = sudut deviasi Deviasi minimum prisma :  syarat deviasi minimum dicapai jika i 1  = r 2 atau r 1  = i 2  untuk sudut pembias prisma besar (β > 15 0  ) sin ½ (δ min  + β) = n 2 /n 1  sin (β/2)  untuk sudut pembias kecil (β < 15 0 ) δ min = (n 2 /n 1  – 1).β n 1  = indeks bias medium n 2  = indeks bias bahan prisma Sudut dispersi (φ) = δ ungu  - δ merah  = ( n ungu  – n merah  ).β Pada prisma akromatis : φ’ = φ  ( n ungu  – n merah  ).β’ = ( n ungu  – n merah  ).β Sudut dispersi terjadi karena perbedaan indeks bias : n m  < n  j  < ... < n u  dan λ m  > λ  j  > ... > λ u  II . INTERFERENSI (PENGGABUNGAN) CAHAYA A. INTERF ERENSI PADA CELAH GANDA/MAJE MUK ( PERC OBAAN YOUNG)  atau d.sin θ = kλ  atau d.sin θ = (2k – 1). ½ λ 

Upload: chris-graham

Post on 15-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pdf

TRANSCRIPT

  • OPTIKA FISIS

    I. PENGURAIAN (DISPERSI) CAHAYA

    Cahaya matahari merupakan cahaya polikromatik, yaitu terdiri dari berbagai warna monokromatik. Dalam sebuah prisma berlaku :

    = r1 + i2 = i1 + r2

    i1 = sudut datang pertamar1 = sudut bias pertamai2 = sudut datang keduar2 = sudut bias kedua = sudut pembias atau sudut puncak = sudut deviasi

    Deviasi minimum prisma : syarat deviasi minimum dicapai jika i1 = r2 atau r1 = i2 untuk sudut pembias prisma besar ( > 150 )

    sin (min + ) = n2/n1 sin (/2)

    untuk sudut pembias kecil ( < 150)

    min = (n2/n1 1).

    n1 = indeks bias mediumn2 = indeks bias bahan prisma

    Sudut dispersi () = ungu - merah = ( nungu nmerah ).

    Pada prisma akromatis : = ( nungu nmerah ). = ( nungu nmerah ).

    Sudut dispersi terjadi karena perbedaan indeks bias : nm < nj < ... < nu dan m > j > ... > u

    II. INTERFERENSI (PENGGABUNGAN) CAHAYAA. INTERFERENSI PADA CELAH GANDA/MAJEMUK (PERCOBAAN YOUNG)

    atau d.sin = k

    atau d.sin = (2k 1).

  • jarak antara pita terang dan pita gelap berdekatan : p = .L/2djarak antara 2 pita terang yangberdekatan atau 2 pita gelap yang berdekatan : 2.p

    d = jarak celah = pembelokan sinar k = orde terang = 0, 1, 2, 3, 4, 5,. p = jarak terang atau gelap dari terang pusat p = jarak pita terang dan gelap berurutan L = jarak celah ke layar = panjang gelombang

    Perhitungan di atas berlaku pula untuk cermin Fresnell

    B. INTERFERENSI PADA SELAPUT TIPIS (SABUN MINYAK, DLL)

    terang: 2 n d cos r = (2k - 1) gelap: 2 n d cos r = k

    n = indeks bias lapisan tipisd = tebal lapisan tipisr = sudut bias cahaya

    C. CINCIN NEWTON

    III. LENTURAN (DIFRAKSI) CAHAYA

    Difraksi cahaya juga menghasilkan interferensi.

    A. DIFRAKSI CELAH TUNGGAL

  • Bila terdapat dua sumber cahaya yang melewati celah (seperti terlihat digambar berikut) dimana jarak antar celah adalah d, pola terang-gelapnya mengikuti rumusan berikut.

    Terang : dp/L = ( 2k 1) atau d.sin = (2k 1).

    Gelap : dp/L = k. atau d.sin = k.

    B. DIFRAKSI KISI

    Apabila dalam suatu panjang x terdapat kisi/lubang sebanyak m, maka jarak antar kisi adalah

    d = x/m = 1/N

    N = tetapan kisi yang menyatakan banyak garis tiap satuan panjang

    Pola terang-gelapnya mengikuti aturan berikut:

    terjadi terang :d sin = k d = tetapan kisi (jarak antar goresan)

    IV. PENGUTUBAN (POLARISASI) CAHAYA

    Polarisasi adalah peristiwa teredamnya beberapa arah cahaya hanya terjadi pada gelombang tranversal. Dengan demikian, cahaya tidak lagi memancar ke segala arah. Salah satu contoh cahaya yang memiliki hanya satu arah adalah sinar LASER. Ada beberapa penyebab terjadinya polarisasi, yaitu:

    A. Polarisasi Karena Pemantulan

    sinar datang : alami sinar pantul : terpolarisasi memenuhi hukum Brewster :sinar pantul tegak lurus sinar bias, maka sinar pantul merupakan

    sinar terpolarisasi sehingga :

    tan ip = n'/nip + r = 90o (ip = sudut polarisasi)

  • Absorpsi selektif :

    I2 = I1.cos2 = I0.cos2 ( I = intensitas cahaya )

    B Polarisasi Karena Bias Kembar

    Zat anisotropik mampu membiaskan cahaya yang mengenainya menjadi pembiasan kembar yang keduanya saling tegak lurus.

    C Polarisasi Karena Absorpsi Selektif

    Polaroid, kaca rayban, tourmalin hanya meneruskan sebagian panjang gelombang tertentu, sedangkan lainnya diredam.

    D. Polarisasi Karena Hamburan (Pemutaran Bidang Getar)

    Zat optik aktif memutar bidang getar sejauh sudut q dimana:

    q = c L

    : tetapanc : konsentrasi larutanL : panjang kolom larutan yang dilalui sinar