pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · web viewhal ini akan memicu efek...

19
Biodata II. DATA PRIBADI 1. Nama Lengkap / Nama Panggilan Ganang Wibisono / Ganang 2. Tempat / Tanggal Lahir Kabupaten Semarang / August 12, 1994 3. Jenis Kelamin Male 4. Tinggi / Berat 169 cm / 60 kg 5. Alamat Rumah Baran Gembyang RT 04 RW 01, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 6. E-mail [email protected] 8. Hobi Sepak Bola, menonton sepak bola, hiking 9. Golongan Darah O

Upload: others

Post on 03-Jul-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Biodata

II. DATA PRIBADI1. Nama Lengkap / Nama

PanggilanGanang Wibisono / Ganang

2. Tempat / Tanggal Lahir Kabupaten Semarang / August 12, 19943. Jenis Kelamin Male

4. Tinggi / Berat 169 cm / 60 kg5. Alamat Rumah Baran Gembyang RT 04 RW 01,

Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah

6. E-mail [email protected]. Hobi Sepak Bola, menonton sepak bola,

hiking9. Golongan Darah O

Page 2: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Berita Tentang Pencemaran Laut Logam Berat

Page 3: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan
Page 4: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan
Page 5: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan
Page 6: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Ulasan Mengenai Berita Pencemaran Laut Logam Berat diatas.

Istilah logam berat mungkin sudah tidak asing lagi bagi para kimiawan / ahli –

ahli kimia. Akan tetapi, bagi orang awam kemungkinan tidak. Mungkin istilah logam

berat masih terasa asing di telinga mereka dan didefinisikan secara sederhana saja

yaitu logam yang berat (dalam artian ditimbang) seperti besi, baja, aluminium dan

tembaga. Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang

sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila

logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Berbeda dengan

logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk

hidup (Palar, 1994). Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada

mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan dalam pembentukan pigmen

darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim (Wilson, 1988). Logam

berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3, terletak

di sudut kanan bawah sistem periodik, mempunyai afinitas yang tinggi terhadap unsur

S dan biasanya bernomor atom 22 sampai 92 dari perioda 4 sampai 7 (Miettinen,

1977). Sebagian logam berat seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), dan merkuri (Hg)

merupakan zat pencemar yang berbahaya.

IPTEK yang semakin berkembang seiring perubahan jaman, memicu

terjadinya pencemaran lingkungan laut. Tentu saja pencemaran merupakan kejadian

yang tidak ingin dirasakan oleh manusia, termasuk pencemaran logam berat di laut.

Hal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri.

Pencemaran logam berat merupakan permasalahan yang sangat serius untuk

ditangani, karena merugikan lingkungan dan ekosistem secara umum. Sejak kasus

merkuri di Minamata Jepang pada 1953, pencemaran logam berat semakin sering

terjadi dan semakin banyak dilaporkan. Di Indonesia sendiri kasus pencemaran logam

berat telah banyak terjadi, beberapa diantaranya adalah kasus diatas, yaitu di Bangka

Belitung dan Teluk Jakarta. Kedua tempat tersebut telah mengalami pencemaran

logam berat.

Page 7: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Sumber Pencemar

Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun lautan

akan dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu pengendapan, adsorbsi,

dan absorbsi oleh organisme-organisme perairan (Bryan, 1976). Pada saat buangan

limbah industri masuk ke dalam suatu perairan maka akan terjadi proses pengendapan

dalam sedimen. Hal ini menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam sedimen

meningkat. Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami

pengendapan, pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang

hidup di perairan tersebut. Pengendapan logam berat di suatu perairan terjadi karena

adanya anion karbonat hidroksil dan klorida (Hutagalung, 1984). Logam berat

mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar

perairan dan bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam berat dalam sedimen

lebih tinggi dibanding dalam air (Hutagalung, 1991).

Keberadaan logam berat dalam lingkungan laut berasal dari dua sumber.

Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan

geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil

aktivitas manusia terutama hasil limbah industri (Connel dan Miller, 1995). Dalam

neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan

pembuangan limbah akhir di laut (Wilson, 1988).

Sumber pencemaran untuk kedua kasus diatas, yaitu di Teluk Jakarta dan

Bangka Belitung, cenderung sama, merupakan akibat dari aktivitas manusia. Akan

tetapi jenis aktivitasnya berbeda. Di Bangka Belitung terjadi pencemaran timah

karena aktivitas penambangan timah di laut sedangkan di Teluk Jakarta terjadi

pencemaran logam berat akibat dari limbah – limbah domestik yang masuk melalui

sungai – sungai sekitar teluk seperti yang dilansir dalam berita.

Penambangan timah di Bangka Belitung biasa disebut TI (Tambang

Inkonvensional) oleh kalangan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung. TI ini

sebenarnya melanggar hukum karena tidak memiliki izin penambangan.

Penambangan ini menggunakan peralatan mekanis sederhana yang sebenarnya

dimodali oleh rakyat dan dikerjakan oleh rakyat pula. Karena hanya menggunakan

Page 8: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

peralatan mekanis sederhana inilah yang membuat TI dianggap sebagai sumber

pencemaran timah di Bangka Belitung. Itu merupakan kegiatan penambangan yang

dilakukan di daratan. Meskipun di darat, namun efek limbah yang dihasilkan bisa

sampai ke laut meskipun tidak secara langsung.

Ada beberapa aspek lain yang menjadi penyebab penambangan ini dikatakan

sebagai penyebab pencemaran. Yang pertama adalah lubang tambang. Ketika TI ini

selesai melakukan pekerjaannya, akan meninggalkan lubang – lubang raksasa di

bekas areal pertambangannya karena TI melakukan penambangan dengan cara

terbuka. Lubang ini mengandung berbagai logam berat yang dapat merembes ke

sistem air tanah dan dapat mencemari air tanah sekitar, tidak menutup kemungkinan

sampai ke laut. Aspek kedua yaitu air asam tambang. Air asam tambang mengandung

logam-logam berat berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dalam jangka

panjang. Air asam tambang baru terbentuk bertahun-tahun kemudian sehingga

perusahaan pertambangan yang tidak melakukan monitoring jangka panjang bisa

salah menganggap bahwa batuan limbahnya tidak menimbulkan air asam tambang.

Air asam tambang berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Untuk aspek

selanjutnya adalah tailing. Tailing dihasilkan dari operasi pertambangan dalam

jumlah yang sangat besar. Sekitar 97 persen dari bijih yang diolah oleh pabrik

pengolahan bijih akan berakhir sebagai tailing. Tailing mengandung logam-logam

berat dalam kadar yang cukup mengkhawatirkan, seperti tembaga, timbal atau timah

hitam, merkuri, seng, dan arsen (Jukandi, 2009).

Sumber pencemar timah di Bangka Belitung secara langsung adalah proses

penambangan timah di laut, masyarakat babel sering menyebutnya TI Apung.

Herman, 2006 menyatakan bahwa kegiatan penambangan logam dasar melakukan

pembuangan tailing dengan kandungan timbal yang signifikan. Pencemaran logam

pada penambangan timah merupakan logam yang terdapat di alam sehingga

kemudian mencemari perairan dalam proses penambangannya Mekanisme dalam

penambangan timah lepas pantai adalah dengan membuang langsung limbah hasil

penambangan ke perairan sehingga mempunyai dampak langsung.

Page 9: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Selanjutnya saya akan menyampaikan ulasan mengenai sumber pencemaran di

Teluk Jakarta, kasus yang kedua. Teluk Jakarta sama seperti di Bangka Belitung,

telah terjadi pencemaran logam berat. Akan tetapi, sumber yang mencemari Teluk

Jakarta berbeda dengan pencemaran di Bangka. Seperti yang tersurat dalam berita

diatas, salah satu sumber pencemar di Teluk Jakarta adalah limbah domestik.

Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat membuat lingkungan sekitar Teluk Jakarta

dipadati pemukiman penduduk. Sayangnya, peningkatan pembangunan ini hanya

mengedepankan fungsi ekonomi dan mengorbankan fungsi ekologis. Masyarakat

masih banyak beranggapan bahwa persoalan pembuangan limbah dengan membuang

ke sungai, pesisir, dan laut merupakan cara yang praktis, murah dan efisien.

Sebenarnya ada sumber pencemar lain yang lebih dominan mencemari Teluk

Jakarta dengan logam berat selain limbah domestik, yaitu limbah – limbah industri.

Perkembangan industri di daerah DKI dan sekitarnya dewasa cukup pesat. Menurut

Lestari dan Edward (2004), peningkatan jumlah industri ini akan selalu diikuti oleh

pertambahan jumlah limbah, baik berupa limbah padat, cair maupun gas. Limbah

tersebut mengandung bahan kimia yang beracun dan berbahaya (B3) dan masuk ke

Teluk Jakarta melalui 13 DAS yang bermuara ke perairan ini. Diperkirakan dalam

sehari lebih dari 7.000 m3 limbah cair termasuk diantaranya yang mengandung logam

berat yang dibuang melalui empat sungai yang melintasi wilayah Tangerang.

Keempat sungai itu adalah Sungai Cisadane, Cimanceri, Cirarab dan Kali Sabi.

Sungai-sungai tersebut bermuara ke Teluk Jakarta, sehingga dapat meningkatkan

kadar logam berat dalam air laut. Hasil penelitian yang dilakukan oleh S. Yatim, dkk

menunjukkan bahwa kadar logam berat dalam air di Teluk Jakarta sudah tergolong

tinggi, bahkan di beberapa lokasi seperti muara Angke kadar logam beratnya

cenderung meningkat. Hasil penelitian [3] dan [4] di perairan muara Angke

menunjukkan bahwa air laut , udang, kerang-kerangan dan beberapa jenis ikan yang

hidup di muara Angke telah tercemar oleh merkuri (Hg), Timbal (Pb) dan Kadmium

(Cd). Selanjutnya disebutkan bahwa sumber bahan cemaran tersebut berasal dari

kegiatan di darat, khususnya industri yang membuang limbahnya ke Kali Angke.

Page 10: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Efek terhadap ekosistem

Dari kedua kasus pencemaran logam berat di laut yang terjadi di Indonesia

tersebut, memiliki efek yang negatif bagi lingkungan / ekosistem sekitarnya.

Ekosistem awal yang masih baik menjadi terganggu akibat adanya logam berat yang

mencemari mereka. Seperti kasus pencemaran logam berat akibat penambangan

timah laut yang terjadi di Bangka Belitung. Penambangan timah lepas pantai dapat

meningkatkan produktivitas pertambangan timah di masa mendatang, namun hal ini

akan mengakibatkan kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan sesuai dengan

prosedur. Berdasarkan Permen LH No. 05 Tahun 2012, semua sebaran penambangan

di laut berpotensi menimbulkan dampak berupa perubahan batimetri, ekosistem

pesisir dan laut, mengganggu alur pelayaran dan proses-proses alamiah di daerah

pantai. Limbah penambangan timah lepas pantai ini akan mengakibatkan terjadinya

akumulasi logam berat pada ikan, cumi – cumi, kerang dan biota lain yang hidup di

laut. Seperti yang dilansir dalam lensaindonesia.com, aktivitas penambangan timah di

laut Bangka Belitung dituding menyebabkan kekayaan terumbu karang rusak.

Kerusakan ini karena terumbu karang tertutup lumpur terkait kegiatan kapal isap dan

tambang inkonvensional (TI) apung yang terus menyedot timah di wilayah perairan.

Pencemaran logam berat yang terjadi di Teluk Jakarta sendiri memiliki efek

yang kurang lebih sama dengan pencemaran timah di Bangka Belitung. Logam berat

yang masuk ke dalam Teluk Jakarta akan terakumulasi di dalam biota laut yang

bersifat bentik seperti kerang-kerangan. Karena kandungan logam berat yang tinggi,

menyebabkan matinya ribuan ikan di teluk Jakarta beberapa waktu lalu. Dan

membuat warna air laut menjadi hitam pekat. Kematian total terumbu karang di Teluk

Jakarta juga menjadi dampak dari adanya pencemaran logam berat ini. Dan yang pasti

kualitas air dimana terjadi pencemaran logam berat akan buruk.

Efek terhadap sosial ekonomi

Terjadinya pencemaran logam berat di laut ini dampaknya akan menjalar ke

sektor soisal dan ekonomi rakyat pesisir meskipun tidak secara langsung. Kedua

tempat di atas memiliki efek yang cenderung sama untuk bidang sosial dan ekonomi.

Page 11: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Masyarakat nelayan yang berada di kawasan yang telah tercemar oleh logam berat,

terus menerus mengeluhkan tangkapannya yang berkurang, lantaran pengaruh limbah

tambang seperti yang terjadi di Bangka Belitung. Sedangkan dana kompensasi yang

diberikan pengusaha tak akan mampu menutupi kebutuhan masyarakat untuk

menghadapi masa setelah tambang tersebut. Potensi perikanan, yang menjadi salah

satu sumber ekonomi Bangka Belitung menjadi menurun karena sebagian besar ikan-

ikan di daerah pertambangan pasti akan pindah dan hilang. Hal ini memicu nelayan –

nelayan disana untuk beralih profesi menjadi buruh dan bekerja di sektor tambang.

Dapat diartikan, nelayan – nelayan Bangka Belitung yang beralih profesi menjadi

buruh tambang akan berkurang rasa kepeduliannya terhadap lingkungan atau

mindsetnya telah berubah. Sedangkan untuk kasus pencemaran logam berat yang

terjadi di Teluk Jakarta, dampak terjadi pada sektor sosial ekonomi adalah bidang

pariwisata. Kegiatan wisata yang menjadi sumber penghasilan masyarakat sekitar

akan berkurang karena kondisi lautnya yang buruk. Air berwarna hitam serta potensi

perikanan dan kelautan yang menipis akibat adanya logam berat ini. Teluk Jakarta

menjadi tidak menarik lagi. Seafood yang dijual didaerah Teluk terkontaminasi logam

berat sehingga tidak layak dikonsumsi. Hal ini tentu mempenggaruhi ekonomi

masyarakat di sekitar Teluk Jakarta.

Efek terhadap kesehatan manusia

Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran logam berat di laut yaitu

terganggunya kesehatan manusia. Logam berat yang mencemari kawasan Bangka

Belitung dan Teluk Jakarta akan berakibat fatal apabila terakumulasi dalam tubuh

manusia dalam jumlah yang besar. Bahan – bahan beracun tersebut dapat masuk ke

tubuh manusia melalui proses rantai makanan. Manusia memakan makanan laut

(kerang, ikan, cumi – cumi, dll) yang terkontaminasi / terakumulasi logam berat,

kemudian logam berat tersebut akan terakumulasi dalam tubuh manusia. Akumulasi

logam berat dalam tubuh dapat menyebabkan gangguan neurologi (susunan syaraf),

gangguan pada ginjal, sistem reproduksi penyakit akut atau kronik sistem syaraf,

bronchitis, sampai rusaknya paru-paru. Sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat

Page 12: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata

terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya

menderita cacat dan meninggal. Untuk efek yang terjadi di tubuh bagian luar adalah

gatal – gatal, iritasi kulit, dan lain – lain.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: pencemaranlaut.files.wordpress.com › 2014 › 11 › ...  · Web viewHal ini akan memicu efek negatif bagi lingkungan maupun manusia sendiri. Pencemaran logam berat merupakan permasalahan

Bryan, G.W. 1976. Heavy Metal Contamination in the Sea dalam R. Johson (Ed).

Marine Pollution. London Academic Press.

Connel, D.W and. G. J. Miller. 1995. Chemistry and Ecotoxicology of Pollution. 520

p

http://www.antarasumsel.com/berita/268333/pencemaran-tambang-timah-laut-babel-

memprihatinkan. diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 21.30 WIB.

http://www.gresnews.com/berita/detail-print.php?seo=117176-teluk-jakarta-kian-

tercemar-pakar-kandungan-logam-tinggi-hindari-seafood-hasil-budi-daya-

dekat-pantai. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2014 pukul 22.45 WIB

Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat. Dalam Status

Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P30 - LIPI. Jakarta.

Hal 45-59

Jukandi, Dori. 2013. http:// fppb.ubb.ac.id /?Katagori = Lingkungan&&judul_artike l

= DAMPAK + PENAMBANGAN + BAGI + MASYARAKAT + BANGKA +

BELITUNG &&id=363&&Page = artikel_ubb&&ID_Menu=363. Diakses

pada tanggal 3 November 2014 pukul 20.00

Lestari dan Edward. 2004. Dampak Pencemaran Logam Berat terhadap Kualitas Air

Laut dan Sumberdaya Perikanan (Studi Kasus Kematian Massal Ikan Teluk

Jakarta). Makara Sains, Volume 8 No. 2 Agustus 2004.

Miettinen, J.K. 1977. Inorganic Trace Element as Water Pollutan to Healt and

Aquatic Biota dalam F. Coulation an E. Mrak, Ed. Water Quality Procced of an

Int. Forum. Academic Press. New York.

Palar, H .1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta. Bandung

Wilson, D.N. 1988. Cadmium-Market Trends And Influences In Cadmium 87.

Proceedings Of The International Cadmium Conference London: Cadmium

Association.