abstract - international nuclear information system

6
RisaJah Seminarl/miah Peneli/ian daD Pengembangan Aplikasi ls%p daD Radiasi 2004 IRADIASI TELUR DAN LARVA LALAT BUAH Bactocera carambolae (Drew & Hancock) UNTUK MENGHASILKAN INANG RADIASI BAGI PARASITOIDNYA Achmad Nasroh Kuswadi, Murni lndarwatmi dan lndah Arastuti Nasution Puslitbang Teknologi lsolop clan Racliasi -BATAN, ]akrta ABSTRAK IRADIASI TELUR DAN LARVA LALAT BUAH Bactocera carambolae (Drew & Hancock) UNTUK MENGHASILKAN INANG RADIASI BAGI PARASITOIDNYA. Lalat buah Bactrocera carambolae (DREW & HANCOCK) yang merupakan hama utama dalam budidaya buah komersial di lndonesia.dilapang diserang oleh beberapa spesies parasitoid diantaranya Biosteres sp. yang menyerang pada larva instal awal clan Opius sp. pada larva instal akhir. Untuk dapat menghasilkan inang radiasi bagi kedua spesies tersebut dalam pembiakan massal, diuji beberapa dosis iradiasi bagi telur clan larva lalat buah. Massa telur 0,5 ml diradiasi dengan 0, 10, 20, 30, 40 clan 50 Gy kemudian dipelihara dalam makanan buatan. Persen penetasan telur, masa pupasi clan jumlah pupanya diamati. Larva, :!: 200 ekor instal III, diradiasi dengan 0, 10, 30, 50, 70 clan 90 Gy diamati persen pupasi clan mutu pupanya. Diperoleh data telur yang diradiasi pada dosis tersebut tidak menurunkan persen penetasan namun larva yang menetas darinya sangat menurun keberhasilan hidupnya. ]umlah kepompong yang terbentuk dari 0,5 ml telur menurun dari rata-rata 2740 ekor menjadi berturut-turut 407, 167, 113, 53 clan 44 ekor, selain pembentukan pupanya juga mundur kurang lebih 3 hari. lradiasi pada larva instal III tidak mempengaruhi jumlah kepompong yng terbentuk, lebih dari 85 % larva yang diradiasi dosis < 90 Gy berhasil membentuk kepompong. Namun iradiasi menurunkan jumlah lalat yang muncul. Berarti iradiasi telur dapat menghasilkan larva iradiasi instal awal untuk pembiakan Biosteres sp. clanlarva instal akhir untuk pembiakan Opius sp. namun karena menurunnya keberhasilan hidup larva penggunaannya perlu dievaluasi. lebih lanjut. lradiasi larva instal III juga dapat menghaslkan inang radiasi untuk pembiakan Opius sp. Penggunaan inang radiasi gengan kedua cara tersebut dalam pembiakan parasitoid menjamin tidak memungkinkan munculnya lalat, namun masih perlu diuji apakah ianag radiasi disukai clan mampu menghidupi parasitoid. ABSTRACT IRRADIATION OF EGGS AND LARVAE OF Bactrocera carambolae (DREW & HANCOCK) FRUIT FLY TO PRODUCE IRRADIATION HOST FOR ITS PARASITOIDS. Bactrocera carambolae (DREW & HANCOCK) fruit fly, a major pests of commercial fruits in Indonesia, is attacked by several species of parasitoids in the field, such as by Biosteres sp.that attacks on early instar larvae and Opius sp. on late instar larvae. In order to produce irradiated host in mass rearing of both species, several dosage of gamma were tested on both eggs and larvae. Egg masses of 0.5 ml were irradiated with 0, 10, 20, 30, 40 and 50 Gy and then inoculated into artificial diet. Viability of the eggs,the larval period and the number of pupae produced were observed. About 200 third instar larvae irradiated with 0, 10, 30, 50,70 dan 90 Gy and the number and quality of the pupae developed were then observed. The results showed that the eggs irradiated with tested dosage did not reduce its viability however it reduced the survival of larvae emerged. Number of pupae produced from 0.5 ml irradiated eggs were reduced from 2740 pupae to 407, 167, 113, 53 and 44 pupae, besides the pupation delayed up to three days. Irradiation on third instars larvae did not reduce its pupation, since pupae were developed from> 85 % of irradiated larvae. However, irradiation did reduced the fly emergence from the pupae. Irradiated hosts for Biosteres sp and Opius sp can be produced by irradiating eggs however it should be evaluated since the survival rate of the larvae reduced. Irradiation of third instar larvae may produce irradiated host for Opius sp So, the use of irradiated eggs or irradiated larvae as host in the colonization of the parasitoids will insure no hosts emerged as adult. However it remain to be proved whether irradiated hosts are prefered and able to support the life of parasitoid.

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRACT - International Nuclear Information System

RisaJah Seminar l/miah Peneli/ian daD Pengembangan Aplikasi ls%p daD Radiasi 2004

IRADIASI TELUR DAN LARVA LALAT BUAH Bactoceracarambolae (Drew & Hancock) UNTUK MENGHASILKAN INANG

RADIASI BAGI PARASITOIDNYA

Achmad Nasroh Kuswadi, Murni lndarwatmi dan lndah Arastuti NasutionPuslitbang Teknologi lsolop clan Racliasi -BATAN, ]akrta

ABSTRAK

IRADIASI TELUR DAN LARVA LALAT BUAH Bactocera carambolae (Drew &Hancock) UNTUK MENGHASILKAN INANG RADIASI BAGI PARASITOIDNYA. Lalatbuah Bactrocera carambolae (DREW & HANCOCK) yang merupakan hama utama dalam budidayabuah komersial di lndonesia.dilapang diserang oleh beberapa spesies parasitoid diantaranyaBiosteres sp. yang menyerang pada larva instal awal clan Opius sp. pada larva instal akhir. Untukdapat menghasilkan inang radiasi bagi kedua spesies tersebut dalam pembiakan massal, diujibeberapa dosis iradiasi bagi telur clan larva lalat buah. Massa telur 0,5 ml diradiasi dengan 0, 10,20, 30, 40 clan 50 Gy kemudian dipelihara dalam makanan buatan. Persen penetasan telur, masapupasi clan jumlah pupanya diamati. Larva, :!: 200 ekor instal III, diradiasi dengan 0, 10, 30, 50,70 clan 90 Gy diamati persen pupasi clan mutu pupanya. Diperoleh data telur yang diradiasi padadosis tersebut tidak menurunkan persen penetasan namun larva yang menetas darinya sangatmenurun keberhasilan hidupnya. ]umlah kepompong yang terbentuk dari 0,5 ml telur menurundari rata-rata 2740 ekor menjadi berturut-turut 407, 167, 113, 53 clan 44 ekor, selainpembentukan pupanya juga mundur kurang lebih 3 hari. lradiasi pada larva instal III tidakmempengaruhi jumlah kepompong yng terbentuk, lebih dari 85 % larva yang diradiasi dosis < 90Gy berhasil membentuk kepompong. Namun iradiasi menurunkan jumlah lalat yang muncul.Berarti iradiasi telur dapat menghasilkan larva iradiasi instal awal untuk pembiakan Biosteres sp.clan larva instal akhir untuk pembiakan Opius sp. namun karena menurunnya keberhasilan hiduplarva penggunaannya perlu dievaluasi. lebih lanjut. lradiasi larva instal III juga dapatmenghaslkan inang radiasi untuk pembiakan Opius sp. Penggunaan inang radiasi gengan keduacara tersebut dalam pembiakan parasitoid menjamin tidak memungkinkan munculnya lalat,namun masih perlu diuji apakah ianag radiasi disukai clan mampu menghidupi parasitoid.

ABSTRACT

IRRADIATION OF EGGS AND LARVAE OF Bactrocera carambolae (DREW &HANCOCK) FRUIT FLY TO PRODUCE IRRADIATION HOST FOR ITS PARASITOIDS.Bactrocera carambolae (DREW & HANCOCK) fruit fly, a major pests of commercial fruits inIndonesia, is attacked by several species of parasitoids in the field, such as by Biosteres sp.thatattacks on early instar larvae and Opius sp. on late instar larvae. In order to produce irradiatedhost in mass rearing of both species, several dosage of gamma were tested on both eggs andlarvae. Egg masses of 0.5 ml were irradiated with 0, 10, 20, 30, 40 and 50 Gy and then inoculatedinto artificial diet. Viability of the eggs, the larval period and the number of pupae produced wereobserved. About 200 third instar larvae irradiated with 0, 10, 30, 50,70 dan 90 Gy and thenumber and quality of the pupae developed were then observed. The results showed that the eggsirradiated with tested dosage did not reduce its viability however it reduced the survival of larvaeemerged. Number of pupae produced from 0.5 ml irradiated eggs were reduced from 2740 pupaeto 407, 167, 113, 53 and 44 pupae, besides the pupation delayed up to three days. Irradiation onthird instars larvae did not reduce its pupation, since pupae were developed from> 85 % ofirradiated larvae. However, irradiation did reduced the fly emergence from the pupae. Irradiatedhosts for Biosteres sp and Opius sp can be produced by irradiating eggs however it should beevaluated since the survival rate of the larvae reduced. Irradiation of third instar larvae mayproduce irradiated host for Opius sp So, the use of irradiated eggs or irradiated larvae as host inthe colonization of the parasitoids will insure no hosts emerged as adult. However it remain to beproved whether irradiated hosts are prefered and able to support the life of parasitoid.

Page 2: ABSTRACT - International Nuclear Information System

Risalah Seminar Ilmiah Penelitian daD Pengembangan Aplikasi Isotop don Radias~ 2004

PENDAHULUAN Untuk tujuan terse but harus diperolehinang yang setelah diradiasi menjadi terhentikemungkinannya untuk berbiak namun masihmampu menghidupi parasitoid untuk berbiak didalamnya. Oalam penelitian ini diuji beberapadosis iradiasi pada telur dan larva lalat buah B.carambolae, untuk dilihat pengaruhnya terhadapkemampuan hama terse but untuk berbiak lebihlanjut.

BAHAN DAN METODE

1. Pembiakan lalat buah

Dalam ppenelitian ini digunakan telur danlarva instar III lalat buah B. carambolae basilbiakan laboratorium. Lalat buah dipeliharadengan prosedur pemelihara menurut Kuswadi(10). Larvanya dipelihara dengan makananbuatan dengan cara menginokulasikan telur 1,5 -2,0 ml massa telur kedalam 1,5 -2,0 kg makananbuatan di dalam nampan plastic berukuran 50 x30 x 5 cm. Makanan buatan yang terbuat daTisekam gandum (wheat bran), gula pasir, ragi roti,HCI, nipagin, benzoate dan air, denganperbandingan berturut-turut: 223 gram, 100gram, 28 gram, 7,5 ml, 0,79 gram, 0,79 gram,600 mI. Untuk iradiasi larva digunakan larvainstar III yang aktif melompat keluar darimakanan buatan.

Lalat buah dewasa dipelihara dalamkurungan dengan ukuran 0,6 x 0,6 x 1,25 mdengan kerapatan 75.000- 100.000 ekor perkurungan. Telur mulai dipanen pada saat lalatberumur 14 hari, dengan cara meletakkan botol-botol peneluran dari plastik yang didingnyaberlubang-lubang dan di dalamnya berisi spanbasah Lalat buah meyuntikkan tulurnya padalubang-lubang di dinding botol. Telur dipanendengan cara membasuh botol peneluran dan spandi bawah air krall, kemudian disaring. Dalampercobaan iradiasi digunakan telur berumur < 24jam yang dipanen seperti tersebut di atas.

Berbagai jenis buah di serang olehbeberapa spesies lalat buah, yaitu lalat familiaTephritidae yang larvanya hidup dalam dagingbuah (1). Lalat buah belimbing Bactroceracarambolae (Drew & Hancock), bersama denganlalat buah papaya B. papayae (Drew & Hancock),merupakan hama penting yang sangat merugikanpacta budidaya buah utama di Indonesia sepertimangga, papaya, belimbing dan jambu (2).Kerusakan yang ditimbulkan daTi tahun ke tahuncukup tinggi sehingga menjadi ancaman bagipengembangan sentra-sentra produksi buah diberbagai propinsi.

Di lapang, spesies lalat buah ini diserangoleh berbagai jenis parasitoid. Hasil penelitiantentang parasitoid hama ini antara laindilaporkan oleh Chinajariyawong, dkk. diThailand (31, 0 Vijaysegaran (4), dan Ibrahim (51di Malaysia. Di pulau Jawa lalat buah B.carambolae diserang oleh paling sedikit duaspesies parasitoid yaitu Opius sp. dan Biosteres sp.(61. Menurut Suherlan (71 Opius sp. menyeranglarva instar akhir sementara Biosteres sp larvainstar awal. Kedua jenis parasitoid terse butsebagai musuh alami dapat dimanfaatkan dalampengendalian hayati hama (8)

Baik pengendalian hama dengan TeknikSerangga Mandul (TSM) yang telahdikembangkan di Pusat Penelitian danPengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi(P3TIRI -BAT AN maupun pengedalian hayatiseperti dimaksud di atas, merupakan carapengendalian yang ramah lingkungan yang tidakmenimbulkan dampak negative. Keduanyadiharapkan dapat menjadi alternative bagipengedalian hama lalat buah, disamping denganinsektisida yang tidak lagi dianjurkan.karenapengaruh sampingnya yang membahayakankonsumen dan lingkungan.. TSM dan pengedalianhayati dapat diterapkan bersama dalam suatu

program pengendalian terpadu.Iradiasi pengion seperti gamma yang pacta

dasarnya merusak, hila dikendalikan dengantepat dapat dimanfaatkan dengan berbagaitujuan. Selain yang selama ini dikenal, yaituuntuk memandulkan serangga hama yang akandilepas dalam program teknik serangga mandul(TSMI iradiasi gamma juga dapat dimanfaatkandalam program pengendalian hayati, yaitu dalammembantu pembiakan parasitoid di laboratorium.Menurut Greany dan Carpenter (9) iradiasi jugadapat digunakan untuk meradiasi inang yangakan digunakan dalam pembiakan parasitoid.Penggunaan inang iradiasi dalam pembiakanparasitoid dapat mencegah terikutnya hama yangberpotensi merusak dalam penglepasanDarasitoid kekebun.

2. Iradiasi telur lalat buahTelur lalat buah berumur < 24 jam basil

panen di letakkan pada kertas saTing basah didalam pertidis, 0,5 ml massa telur tiap petridish.Bersama pertidisnya telur diiradiasi dengan sinargamma di dalam Gammacell yang memiliki lajudosis. Oasis yang digunakan adalah 0, 10, 20, 30,40 dan 50 Gy. Oiuji dengan Rancangan AcakLengkap dengan 4 kali ulangan.

Segera setelah iradiasi diambil sample 100butir telur untuk diamati persentasepenetasannya. Ke 100 butir telur diletakkan padakertas saTing basah berwama hitam dalampetridish. Tumlah telur yang menetas diamati

Page 3: ABSTRACT - International Nuclear Information System

Risafah Seminar Ilmiah Pene!i/ian daD Pengembangan Ap!ikasi [solop daD Radiasi, 2004

dibawah mikroskup binokuler pembasaran 20 x ,2 x 24 jam kemudian.. Telur basil radiasidipelihara dalam nampan plastic berisi 0,5 kgmakanan buatan. ]umlah larva yang loncat daTimakanan buatan dan membentuk kepompongdihitung pada 7, 8, 9 14 hari setelah inokulasitelur.

3. lradiasi larva lalat buah.

Larva instar III basil paneD seperti terse butdi at as di masukkan ke dalam amplop/ kantongkecil terbuat daTi kain katun, 100 ekor larvasetiap kantong. Larva di dalam kantong diiradiasisinar gamma di dalam Gammacell. Diuji dosis 0,10, 30, 50, 70 daD 90 Gy dengan Rancangan AcakLengkap lima kali ulangan. Segera setelah radiasilarva diletakkan mangkok platik berisi serbukgergaji sebagai medium berkepompong.Kepompong yang terbentuk diamati jumlahnya.Mutu kepompong kemudian diamati denganmeletakkannya di dalam tabung paralon 0: 10 cmtinggi 15 cm. Dinding paralon dioles tepungtapioka untuk mencegah lalat keluar daTi tabungdengan cara merayap. Jumlah kepompong yangtidak menetas, daD yang menetas menjadi lalatterbang keluar paralon dihitung 10 harikemudian.

menurunkan keberhasilan hidup larva yangmenetas dan mengundur waktu pembentukankepompong (pupasi). Data persentase penetasantelur yang mengalami iradiasi gamma tercantumdalam Gambar 1. Data terse but menunjukkanbahwa penurunan persentase penetasan teluryang terjadi akibat radiasi tidak nyata. Akantetapi jumlah kepompong yang dihasilkan daTi0,5 ml telur iradiasi saat dipelihara dalammakanan buatan menunjukkan angkapenurunan. Hal ini menunjukkan bahwakematian larva iradiasi meningkat saatdipelihara. lradiasi pada telur telah menimbulkankerusakan sel jaringan dalam tubuh embrio larvayang berada di dalamnya.

Larva yang menetas daTi telur iradiasi jugaterhambat pertumbuhannya sehinggamengundurkan waktu pembentukan kepompong(pupasi) nya seperti tampak pada data yangtercantum dalam Gambar 2. Sebanyak > 80 %larva normal (control! telah menjadi kepompongpada delapan hari seteleh menetas, sementarapada larva iradiasi pada umur tersebut baru 20 %yang berkepompong. Pembentukan kepompong> 80 % daTi larva iradiasi baru tercapai padaumur 13 hari. Berarti akibar iradiasi pada dosisyang diuji pupasi larva mundur sampai lima hari.

Mundurnya waktu pupasi memberikesempatan lebih lama bagi parasitoid untukmenyerang, atau meletakkan telur pada inang.Hal ini memberi keuntungan lebih bagipenggunaan inang radiasi dalam pembiakanparasitoid di laboratorium. Namun evaluasi lebihlanjut, terutama hila akan digunakan dalampembiakan Biosteres sp. yang menyerang larvainstar awal, mengingat tingginya mortalitas larvayang menetas daTi telur iradiasi seperti diuraikan

sebelumnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. lradiasi telurSebagai sinal pengion iradiasi gamma

dapat menimbulkan kerusakan pada sel-seljaringan termasuk dalam telur lalat buah yangmendapat perlakuan iradiasi. Oalam penelitianini diperoleh data bahwa iradiasi gamma tidakmenurunkan persen penetasan telur tetapi

Persentase penetasan telur dan jumlah kepompong yang diproduksi daTi 0,5 mltelur lalat buah Bactrocera carambolae setelah mengalami radiasi gamma padadosis yang berbeda

Gambar 1

Page 4: ABSTRACT - International Nuclear Information System

RisaJah Seminar Ilmiah Penelitian dan Pengembangan Aplikasi lsotop dan Radiasi 2004

120

100

~CIC0Q.

E0Q.GI

E"')

80

60

40

20

0

7 8 9 12 13 1410 11

Umur larva (hari)

Gambar 2. Persentase jumlah kepompong yang terbentuk daTi larva yang menetasdaTi telur yang mengalami iradiaisi pada dosis yang berbeda

2. lradiasi larva.Parasitoid Opius sp. meletakkan telur pada

clan mulai berkembang biak pada larva lalat buahinstar III saat larva tersebut menjelangberkepompong.. Oleh karena itu cara mudahmemproleh inang radiasi bagi pembiakanparasitoid spesies ini adalah dengan caramengiradiasi larva instar III, atau denganmengiradiasi telur seperti diterangkansebelumnya. Berbeda dengan larva instar I, clanII yang selain ukurannya masih kecil juga beradadi dalam makanan sehingga sulit dipisahkan,larva instar III mudah diperoleh karena padastadium ini larva sudah siap untukberkepompong sehingga akan meloncat keluardati dalam makanan buatan.

Larva lalar buah unstar III yang mendapatperlakuan iradiasi sebagian besar akanmembentuk kepompong. Tidak ada pengaruhyang nyata dati perlakuan iradiasi terhadapjumlah kepompong yang terbentuk, sepertitampak pada Gambar 3.Akan tetapi persen lalatyang muncul dati kepompong menjadi sangatrendah, apalagi jumlah lalat muncul yang mamputerbang. Persen kemunculan lalat datikepompong turun dati 75 % pada kontrol mejadi13 % pada dosis 10 Gy. Angka tersebut turunmenjadi lebih rendah lagi pada dosis yang lebihtinggi.. Hal ini menunjukknan bahwa dati larvainstar III yang diradiasi tidak akan dihasilkanlalat. Namun larva tersebut masih hidupmencapai stadium kepompong sehinggadiharapkan, hila digunakan sebagai inangparasitoid Opius sp, masih mampu menghidupiparasitoid yang ada di dalam tubuhnya. ManurutSuherlan (7) telur parasitoid Opius sp. yangdisuntikkan kedalam tubuh larva instar III oleh

induknya, akan menetas dan tumbuh selamalarva parasitoid instar I di dalam tubuh inangterse but, dan baru berubah menjadi instar Isetelah inangnya berubah menjadi kepompong.Di dalam tubuh kepompong parasitoid akanmenyelesaikan daur hidupnya menjadi dewasadan selama itu kemungkinan besar kepomonginang sudah mati. Parasitoid mengkonsumsijaringan mati kepompong di dalam pupariumlalat buah yang menjadi inangnya. Kemampuankepompong iradiasi untuk menghidupi terusparasitoid yang acta di dalam tubuhnya masihmemerlukan evaluasi lebih lanjut. Datamenunjukkan bahwa dosis 10 Gy sudah cukupuntuk keperluan dimaksud. Pacta dosis tersebutkematian lalat dalam tubuh kepompong sudahcukup tinggi.

Di beberapa laboratorium parasit serupaOpius sudah berhasil dibiakkan denganmenggunakan inang radiasi. Di Aurora RearingFacility milik USDA-APHIS Guatemala misalnyaparasitoid Diacharismimorpha tryoni dan D.longicaudata dibiakkkan pacta inang lalat buahMedsiterania Ceratitis capitata (Wied.1 yangdiradasi (111. Larva instar III lalat buah diradiasidengan dosis 40 Gy sebelum diumpankan pactaparasitoid, dan ternyata parasitoid dapat tumbuhnormal di dalam inang radiasi tersebut.Penggunaan inang radiasi dimaksudkan untukmenghasilkan sejumlah besar parasitoid yangwaktu dilepas di lapang bebas dari resikoterikutnya lalat buah yang berpotensi menjadihama. Seandainya terikut kepompong yang tidakmengandung parasitoid kepompong tersebutdiharapkan tidak akan mampu menetas menjadilalat buah, karena telah rusak akibat radiasi.

Page 5: ABSTRACT - International Nuclear Information System

Risa1ah Seminar Umiah Pene/ilian daD Pengembangan Ap/ikasi lsalop daD RadiaSJ; 2004

-~--,

EcIV'C-IV

~c.Co~

E~

0

0 10 30 50

Dosis (Gy)

70 90

Gambar 3. Persen pupasi kemunculan (emergence! clan jumlah lalat terbang daTi kepompong berasal daTi larva instalIII Bactrocera carambolae yang diradiasi dengan dosis berbeda.

KESIMPULAN

Larva instar III lalat buah dapat diradiasidengan dosis 10 Gy untuk menghasilkan inangradiasi bagi parasitoid Opius sp. Inang radiasi bagiBiosteres sp. yang menyerang pada larva instarawal dapat diperoleh dengan cara mengiradisitelur.Tetapi karena yang menjadi kepompongsangat rendah maka meskipun larva yangmenetas daTi telur iradiasi sangat tinggi, masihperlu diuji penggunaan dosis yang lebih rendah.Uji lain bagi penggunaan inang radiasi, seperti ujikemampuannya untuk menghidupi parasitoidclan uji kesukaan parasitoid untuk meletakkantelur kepadanya juga masih perlu dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Control of Pest in Tropical AgriculturalSystem. BIOTROP -SEAMEO. No. 36 :(19891,301 -312.

6. SOESILOHADI, RCH and S.SASTRODIHARDJO, Species ofparasitoids of Bactrocera spp.fruit flies.Proc.Symp.Biodiversity of Arthropoda.Cipayung. 16-18 Oct. (20001, 291 -299.

7. SUHERLAN. A. Biologi Opius sp. Parasitoidpada Lalat Buah Bactrocera carambolae.Skripsi Sarjana Pertanian. FakultasPertanian UNIBRAW. Malang (20031.

8. HARRIS, E.J., R.C. BAUTISTA and J.P.SPENCER. Utilization of Egg-LarvalParasitoid, Fopius {BiosteresJ arisanus forAugmentative Biological Control ofTephritid Fruit Flies. In Tan, K.H. (Ed.l.Area Wide Control of Fruit Flies andOther Insect Pest. Penerbit Univ. SainsMalaysia. Pulau Pinang. (20001, 725 -32

9. GREANY, P. D. and J.E. CARPENTER. Useof Nuclear Techniques in BiologicalControl. In Tan, K.H. (Ed.l. Area WideControl of Fruit Flies and Other InsectPest. Penerbit Univ. Sains Malaysia.Pulau Pinang. (20001.725 -32

10. KUSWADI, A.N. Fasilitas UntukMemproduksi Kepompong Lalat BuahBactrocera carambolae (Drew &Hancockl Secara Massal. SeminarBiologi Nasional VI. ITB Bandung. 25 -

26 Juli (20001.11. ANONIM. Mass rearing Production Manual

Fruit Fly Parasitoids Diacharismimorphatryoni (Cameron 1 D. longicaudata(Ashamedl. Aurora Rearing Facility.Guatemala. (20021, 19 p.

1. KALSHOVEN, L.G.E. The Pest of Crops inIndonesia. PT. Ichtiar Baru -VanHoeve. Jakarta (19811. p 701

2. DREW, R.A.I. and D.I. HANCOCK. TheBactrocera dorsalis complex of fruit fly(Diptera: Tephritidae: Dacinael in Asia.Bul. Ent. Res. Supplement Series No.2

(19941.3. CHINAJARIYAWONG, A., et al., Survey of

Opiine Parasitoids of Fruit Flies inThailand and Malaysia. The RafflesBulletin of Zoology, 48(11: (20001,71-101.

4. VijAYSEGARAN, S., The Occurrence ofOriental Fruit Fly on Starfruit in Serdangand the Status of its Parasitoids. J. Pl.Proto Tropics 1(21: (19841, 93-98.

5. IBRAHIM, A. G. The Prospect of BiologicalControl of Fruit Fly Dacus dorsalisComplex in Malaysia. Proc. Symp. BioI.

120

100

80

60

40

20

Page 6: ABSTRACT - International Nuclear Information System

Risalah Seminar Ilmiah Penelitian daD Penlembanlan Aplikasi Isotop daD Radias~ 2004

DISKUSI

M. ISMACHIN CARKUM

Pada data abstrak tertulis dosis 10, 20,...50Gy untuk massa telur sedang untuk larva 10, 30,50,...90 Gy. Pertanyaannya adalah dosisberapakah yang disebut dosis sub lethal?

1. Apakah penelitian ini baru bersifatpendahuluan ?

2. Uji statistic apa yang digunakan, mengapa adadata yang berbeda 30 % (dari 80 % turun ke50 %1 dikatakan tidak beda nyata?

3. Mengapa dalam penelitian ini tidak disatukansaja atau langsung diberikan ke parasitnyaagar jelas manfaat telur/larva yang diiradiasiuntuk pembiakan parasitnya?

AN. KUSWADI

Angka yang diabstark adalah benar. Dosisperlakuan untuk telur 0, 10, 20, 304050 Gy.danuntuk larva 0, 10, 30, 50, 70, 90 Gy. Dosis sub-lethal adalah dosis yang belum menimbulkankematian langsung. Dari penelitian ini dosissekitar 10 -20 Gy dapat menjadi dosis sub-lethalyang dicari.

AN. KUSWADI

1. Lebih tepat dikatakan ini adalah uji dosis2. R A L (Rancangan Acak Lengkap)3. Pemberian inang radiasi kepada parasitnya

merupakan tahap penelitian selanjutnyauntuk mengetahui kesukaan clan kemampuanhidup parasit dalam inang radiasi. Uji dosis inidilakukan supaya diketahui yang kita gunakanadalah dosis yang jelas tidak menghasilkanstadium hidup berikutnya.

YOYOSULYO

Bagaiman aplikasi dilapangan larva yangsudah diiradiasi, agar tidak menginvestasibuahnya, tetapi mudah ditemukan olehparasitnya clan survivenya tinggi.

TARMIZI AN. KUSW Am

Larva dapat di aplikasikan di lapang didalam makanan buatan. Penyebaran inangiradiasi di lapangan sebagai makanan parasitoidmerupakan salah satu penggunaan lain daTiinang radiasi. Bila dilakukan pads saat lalatbush di lapang (inangl populasinya sangatrendah, agar dapat mempertahankan populasiparasitoidnya.

1. Pada umur berapa telur lalat buah itumenetas ?

2. Bagaiman kita bisa membedakan lalat buahjantan dan betian (ciri-ciri yangmembedakannya)

3. Apa ciri-ciri buah tersebut terkena lalat buah ?

AN. KUSWADI

1. Telur lalat menetas pada umur 24- 48 jam2. Lalat betina ujung abdomennya runcing

karena adanya ovipositor, alat untukmenyuntikkan telur. Lalat jantan ujungabdomennya tumpul. Masih ada tnda-tandalain.

3. Tahap awal sulit dikethaui ciri-ciri buahterserang lalat buah kecuali ada bekassuntikan telur (lubangnya sangat kecil).Tahap lanjut, buah yang rusak oleh lalat buahlangsung lunak, hila ditekan akanmengeluarkan air, selanjutnya warna buahakan menjadi coklat kemudian hitam.