acute respiratory distress syndrome

Upload: robert-ball

Post on 15-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Acute Respiratory Distress Syndrome

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    1/11

    ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME(Syndroma Gagal Nafas Akut)

    I. PendahuluanSejak perang dunia I, banyak pasien tanpa kelainan pada paru, sepsis dan kondisi

    lainnya menyebabkan terjadinya gagal nafas, infiltrate yang difus pada roentgen paru dan

    kegagalan pernafasan (terkadang setelah selang waktu beberapa jam ataupun hari) yang

    ditemukan.(1)

    Pada tahun 1967 Ashbaugh dan kawan-kawan mempublikasikan artikel yang

    menggambarkan karekteristik klinis 12 pasien yang mengalami gagal nafas akut. Tidak

    satupun dari pasien tersebut yang menderita penyakit saluran nafas sebelumnya. Gagal

    nafas pada pasien-pasien tersebut ternyata terjadi akibat adanya penyakit serius lainnya,

    misalnya trauma yang berat, pankreatitis, dan penyalahgunaan obat. Gejala Klinis dan

    perubahan fisiologis yang terjadi ternyata menyerupai perubahan-perubahan yang terjadi

    pada neonatus yang mengalami gagal nafas akibat Infant Respiratory Distress

    Syndrome.(2)

    . Berdasarkan hal itu pada pasien-pasien tersebut diberikan istilah Respiratory

    Distress Syndrome pada orang dewasa.(2,3)

    Sejak saat itu terminology tersebut dijadikan

    terminology yang baku dan disebut sebagai adult respiratory distress

    syndrome (ARDS)/syndrome gagal nafas pada orang dewasa. Dalam klinik istilah ARDS

    digunakan untuk pasien-pasien yang mengalami edema paru akut yang tidak disebabkan

    oleh kelainan jantung.(2)

    Sindrom distress respirasi dewasa (ARDS) adalah bentuk khusus kegagalan

    pernafasan yang ditandai dengan hipoksemia yang jelas dan tidak dapat diatasi dengan

    penangganan konvensional. Sindrom ini dikenal dengan banyak nama lainnya (shock lung,

    wet lung, adult hyaline membrane disease, stiff lung syndrome). Diperkirakan ada 150.000

    orang yang menderita ARDS tiap tahunnya, dan tingkat mortalitasnya 50 %.(4)

    II. DefinisiDefinisi dari ARDS selalu berganti tiap waktu. Pada awal tahun 1960 Burke dan

    kawan-kawan menggunakan istilah High Output Respiratory Failure untuk menggambarkan

    type dari gagal nafas yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk melakukan oksigenasi

    yang adekuat dan pengeluaran karbondioksida. Hal yang sering digunakan untuk

    menggambarkan sindroma ini termasuk : pernyakit membrane hialin pada orang dewasa,

    sindroma insufisiensi pernafasan pada orang dewasa, atelektasis kongesti, sindroma

    perdarahan paru, Da Nang Lung, stiff-lung sindroma, dan lain sebagainya.(3)

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    2/11

    Sindroma gagal nafas adalah gangguan fungsi paru akibat kerusakan alveoli yang

    difus, ditandai dengan kerusakan sawar membrane kapiler alveoli, sehingga menyebabkan

    terjadinya edema alveoli yang kaya protein disertai dengan adanya hipoksemia. Kelainan ini

    umumnya timbul mendadak pada pasien tanpa kelainan paru sebelumnya dan dapat

    disebabkan oleh berbagai macam keadaan.(2)

    III. EpidemiologiInstitusi kesehatan nasional memperkirakan pada tahun 1942 terdapat 150 ribu

    kasus baru dari ARDS pertahunnya di Amerika Serikat, dengan insiden sebesar 75 kasus

    per 100.000/tahun. Insiden ARDS sangat sulit untuk ditentukan keakuratannya karena

    perubahan dari definisi, kegagalan untuk mendapatkan data yang komplit dan keragu-

    raguan tentang populasi yang benar. Dari beberapa kemungkinan studi Kohort yang baru-

    baru ini ditemukan lebih banyak peningkatan kecepatan tingkat insidensi, yaitu berubah dari

    1,53,5 kasus/100.000/tahun di Pulau Kanari menjadi 4,88,3 kasus/100.000/tahun di

    Negara Utah. Studi lain menemukan insiden 4,5 dan 3,0 per 100.000/tahun di U. Kingdom

    dan di Berlin.(5)

    Insiden ARDS ini berubah-ubah tergantung dari kriteria diagnosis yang digunakan

    untuk definisi yang diberikan, sebagai penyakit yang mendasari menjadi suatu faktor resiko.

    Perkiraan insiden ARDS di Amerika Serikat setiap tahunnya setelah dijumlahkan mendekati

    150 ribu kasus baru pertahunnya. Dalam penelitian oleh Fowler dkk insiden ini bervariasi

    dari 2% (yaitu pada pasien post coronary arteri baypass atau pasien terbakar) menjadi 36%(yaitu pada Gastric broncho aspirasi). Dalam penelitian Kohort yang serupa, Pepe dkk

    menemukan bahwa insiden ARDS berkisar dari 8% (pada pasien dengan multipel fraktur)

    menjadi 38% (pada pasien dengan sepsis).(3)

    IV. EtiologiARDS terjadi jika paru-paru terkena cedera baik secara langsung maupun tidak

    langsung.(4)

    Berdasarkan mekanisme patogenesisnya maka penyakit dasar yang

    menyebabkan sindrom ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok :1. Penyakit yang langsung mengenai paru-paruAspirasi asam lambung Tenggelam Kontusio paru

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    3/11

    Infeksi paru yang difus Inhalasi gas toksik Keracunan oksigen2. Penyakit yang tidak langsung mengenai paru-paru Sepsis Pankreatitis akut Trauma multipel Penyalahgunaan obat Renjatan hipovolemik Transfusi berlebihan Pasca transplantasi paru Pasca operasi pintas jantung-paru. (1,2)

    V. PatogenesisMasih belum jelas diketahui mengapa ARDS yang mempunyai sebab bermacam-

    macam dapat menjadi sindrom klinis dan patofisiologi yang sama.(4)

    Sindrom gagal nafas

    pada orang dewasa selalu berhubungan dengan dengan penambahan cairan dalam paru

    dan merupakan suatu edema paru yang berbeda dengan edema paru akibat kelainan

    jantung oleh karena tidak adanya peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru. Mula-mula

    terjadi kerusakan membran kapiler alveoli, kemudian terjadi peningkatan permeabilitas

    endotel kapiler paru dan epitel alveoli yang menyebabkan edema alveoli dan interstitial.(2)

    Penyelidikan dengan mikroskop elektron menunjukkan pembatas udara-darah terdiri

    dari pneumosit tipe I (sel-sel penyokong) dan pneumosti tipe II (sumber surfaktan)

    bersama-sama dengan membran basalis dari sisi alveolar; pembatas tersebut

    bersinggungan dengan membran basalis kapiler dan sel-sel endotel. Selain itu alveolus

    juga memiliki sel-sel jaringan pengikat yang bekerja sebagai pembantu dan pengaturvolume. Membran kapiler alveolar dalam keadaan normal tidak mudah ditembus partikel-

    partikel. Tetapi dengan adanya cedera, maka terjadi perubahan pada permeabilitasnya,

    sehingga dapat dilalui cairan, sel darah merah dan protein darah. Mula-mula cairan akan

    berkumpul pada interstitium dan jika melebihi kapasitas interstitium, cairan akan berkumpul

    di rongga alveoli , sehingga mengakibatkan ateletaksis kongestif.(4)

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    4/11

    Mekanisme yang pasti kerusakan endotel pada sindrome gagal nafas pada orang

    dewasa belum diketahui, walaupun telah dibuktikan adanya peran beberapa sitokin.

    Adanya faktor pencetus misalnya toksin kuman akan merangsang neutrofil dan makrofag

    untuk memproduksi TNF dan IL-1. Sitokin ini selanjutnya akan menyebabkan adhesi

    neutrofil dan merangsang makrofag untuk kembali memproduksi TNF dan IL-1 sertamediator toksik lainnya oksigen radikal bebas, protease, metabolit arakidonat, dan platelet

    activating factor. Adhesi granulosit neutrofil selanjutnya akan merusak sel endotel dengan

    cara melepaskan protease sehingga dapat menghancurkan struktur protein seperti kolagen,

    elastin, fibronektin, serta menyebabkan proteolisis plasma dalam sirkulasi. Beberapa hal

    yang menyokong peran granulosit dalam proses timbulnya sindrom gagal nafas adalah

    adanya granulositopenia yang berat pada binatang percobaan yang disebabkan

    berkumpulnya granulosit dalam paru-paru.Pada keadaan normal, paru mempunyai mekanisme proteksi untuk melindungi sel-

    sel parenkim paru karena adanya antiprotease dan antioksidan dalam bentuk

    glutation. Pada sindrom gagal nafas ini didapatkan adanya defisiensi glugation serta

    hambatan aktivitas antiprotease. Biopsi paru pasien sindrom gagal nafas pada orang

    dewasa menunjukkan adanya pengumpulan granulosit secara tidak normal teraktivasi

    tersebut akan melepaskan enzim proteolitik seperti elastase, kolagenase dan juga oksigen

    radikal yang dapat menghambat aktivitas antiprotease paru.(2)

    VI. PatofisiologiDasar kelainan dari ARDS adalah kerusakan pada pertahanan alveolar capillary.

    Selain itu fakta saat ini terjadinya ARDS tidak sesederhana berasal dari edema pulmonal

    akibat peningkatan permeabilitas microvaskular, tetapi mempunyai manifestasi yang lebih

    menyeluruh dari kerusakan permeabilitas.(3)

    Peningkatan permiabilitas kapiler akan menyebabkan cairan merembes ke jaringan

    interstitial dan alveoli, menyebabkan edema paru, paru menjadi kaku dan kelenturan paru

    (complience) menurun. Kapasitas sisa fungsional juga menurun. Hipoksemia yang berat merupakan gejala penting sindrom gagal nafas pada orang

    dewasa. Penyebab utama hipoksemia pada sindrom gagal nafas ini adalah adanya pirau

    aliran darah paru intrapulmonal masif. Pada keadaan normal pirau intrapulmonal ini

    didapatkan dalam presentase yang kecil dari curah jantung total. Pada sindrom gagal nafas

    ini pirau tersebut meningkat hingga 25-50% dari curah jantung total dan hal ini terjadi

    karena adanya perfusi yang persisten pada alveoli yang kolaps/alveoli yang terisi cairan.

    Akibat darah yang mengalir dari arteri pulmonalis tidak dapat terpajan dengan udara dalam

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    5/11

    alveoli dan tidak terjadi pertukaran gas sehingga menyebabkan terjadi ketidakseimbangan

    antara ventilasi-perfusi.(2)

    VII.

    Gejala Klinis

    Manifestasi klinis sindrom gagal nafas akut bervariasi tergantung dari penyebab.

    Penyebab yang paling penting adalah sepsis oleh kuman gram negatif, trauma berat,

    operasi besar, trauma kardiovaskuler, pneumonia karena virus influenza dan kelebihan

    dosis narkotik. Yang khas adalah adanya masa laten antara timbulnya faktor predisposisi

    dengan timbulnya gejala klinis sindrom gagal nafas selama sekitar 18-24 jam. Gejala klinis

    yang paling menonjol adalah sesak napas,(2)

    napas cepat, batuk kering, ketidaknyamanan

    retrosternal dan gelisah. Pasien yang memiliki keadaan yang lebih berat dari gagal nafas

    bisa terjadi sianosis.(3)

    Pada saluran nafas orang dewasa didapatkan trias gejala yang penting yaitu

    hipoksia, hipotensi dan hiperventilasi. Pada tahap berikutnya sesak nafas bertambah,

    sianosis menjadi lebih berat dan mudah tersinggung.(2)

    VIII. DiagnosisMenurut fakta sampai sekarang belum ada cara penilaian yang spesifik dan

    sensitive terhadap kerusakan endotel/epitel, diagnosis ARDS ditegakkan dengan kriteria

    phisiologi, namun hal ini masih kontroversi. Meskipun begitu, pemeriksaan laboratorium dangambaran radiologi mungkin berguna.

    (3)Pada tahap dini ARDS, pemeriksaan fisik mungkin tidak banyak ditemukan

    kelainan, tetapi kemudian didapatkan adanya krepitasi yang meluas pada lapangan paru

    dalam waktu yang singkat. Pemeriksaan laboratorium yang paling dini menunjukkan

    kelainan dalam analisis gas darah berupa hipoksemia, kemudian hiperkapnia dengan

    asidosis respiratorik pada tahap akhir.(2)

    Mula-mula tidak ada kelainan jelas pada foto dada. Setelah 12-24 jam tampak

    infiltrat tanpa batas-batas yang tegas pada seluruh lapangan paru, mirip dengan edemaparu pada gagal jantung tetapi tanpa tanda-tanda pembesaran jantung dan tanda

    bendungan lainnya. Infiltrat tersebut biasanya meluas dengan cepat dan simetris dalam

    beberapa jam/hari sehingga mengenai seluruh lapangan paru tetapi kedua sinus

    kostofrenikus masih tetap normal (bilateral white-out). Infiltrat dapat juga bertambah secara

    lambat dan asimetris.(2,3)

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    6/11

    Biasanya perbaikan foto dada pada ARDS lambat, sedangkan pada edema paru

    oleh gagal jantung, infiltratnya cepat menghilang dengan pemberian diuretik.(2)

    Pada pemeriksaan laboratorium, hasil analisa gas darah abnormal. Rasio

    PaO2terhadap fraksi O2yang dihirup (FiO2) menurun dibawah 200. Awalnya terdapat

    alkalosis respirasi yang kemudian dalam perjalanan penyakit menjadi asidosis respiratorik

    karena eliminasi CO2menurun. Leukositosis atau leukopenia, anemia, trombositopenia.

    Jarang terjadidisseminated intravascular coagulation(DIC) yang dapat terjadi pada

    keadaan sepsis, trauma berat atau trauma kepala.(6)

    Gambaran radiologyAcute Respiratory Distress Syndrome

    IX. Diagnosa BandingDiagnosa banding dari ARDS adalah penyakit-panyakit yang berhubungan dengan

    terbentuknya infiltrat pada di paru seperti gagal jantung kongestif, infeksi paru yang luas.(6)

    X. PenatalaksanaanMortalitas sindrom gagal napas pada orang dewasa tinggi yaitu mencapai 50% dan

    tidak tergantung pada pengobatan yang diberikan. Karena itu pencegahan terhadap

    timbulnya ARDS sangat penting dan faktor-faktor predisposisi seperti sepsis, peneumoni

    aspirasi dan pengenalan diri terhadap ARDS perlu diperhatikan dengan baik. Pengobatan

    dalam masa laten lebih mungkin berhasil daripada sudah timbul gejala sindrom gagal

    nafas.

    http://4.bp.blogspot.com/-G0H5isVYTTI/UE4TAEL8zzI/AAAAAAAAAQs/a5UUrPglk6s/s1600/ARDS.png
  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    7/11

    Tujuan pengobatan adalah sama walaupun etiologinya berbeda yaitu

    mengembangkan alveoli secara optimal untuk mempertahankan gas darah arteri untuk

    oksigenasi jaringan yang adekuat, keseimbangan asam basa dan sirkulasi dari tingkat yang

    dapat ditoleransi sampai membran alveoli utuh kembali. Pemberian cairan harus hati-hati,

    terutama kalau sindroma gagal nafas disertai kelainan fungsi ginjal dan sirkulasi, sebabdengan adanya kenaikan permeabilitas kapiler paru, cairan dari sirkulasi merembes ke

    jaringan interstitial dan memperberat edema paru. Cairan diberikan cukup untuk

    mempertahankan sirkulasi yang adekuat (denyut jantung yang tidak cepat, ekstremitas

    hangat dan diuresis yang baik) tanpa menimbulkan edema atau memperberat edema paru.Pemberian albumin tidak terbukti efektif pada ARDS, sebab pada kelainan

    permeabilitas yang luas albumin akan ikut masuk ke ruang ekstravaskular.Secara umum obat-obat yang diberikan dapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

    1. Obat untuk menekan proses inflamasi Kortikosteroid

    Saat ini efek steroid masih dalam penelitian dan penggunaan secara rutin tidak

    dianjurkan kecuali bila ada indikasi yang spesifik yang berkaitan dengan penyakit dasarnya.

    Steroid dapat mengurangi pembentukan kolagen dan meningkatkan penghancuran kolagen

    sehingga penggunaannya mungkin bermanfaat untuk mencegah fibrosis paru pada pasien

    yang bertahan hidup. Kortikosteroid biasanya diberikan dalam dosis besar, lebih disukai

    metilprednisolon 30 mg/kg berat badan secara intravena setiap 6 jam. Protaglandin E1

    Obat ini mempunyai efek vasodilator dan antiinflamasi serta antiagregasi trombosit.

    Sebanyak 95% PGE1akan dimetabolisme di paru sehingga bersifat selektif terhadap

    pembuluh darah paru dengan efek sistemik yang minimal. Pemberian secara aerosol

    dilaporkan dapat memperbaiki proses ventilasi perfusi karena menyebabkan dilatasi

    pembuluh darah pada daerah paru yang ventilasinya masih baik. Walaupun demikian

    penggunaan PGE1dalam klinis masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Kotekonazol

    Dapat menghambat sintesis tromboksan dan leukotrien dan pada sejumlah kecil kasus

    dapat bermanfaat untuk pencegahan pada pasien yang mengalami sepsis akibat trauma

    multipel.Anti endotoksin dan antisitokinin

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    8/11

    Antibodi terhadap endotoksin dan sitokin akhir-akhir ini sedang diteliti. Sejauh ini

    penggunaan secara rutin obat-obat ini masih belum dianjurkan.2. Obat untuk memperbaiki kelainan faal paru :

    Amil nitrit

    Dapat diberikan intravena untuk memperbaiki proses ventilasi perfusi dengan cara

    meningkatkan refleks pembuluh darah paru akibat hipoksia. Perlu dilakukan penelitian lebih

    lanjut untuk mengetahui efek tersebut. Oksida nitrit

    Pemberian secara inhalasi dalam dosis rendah akan menyebabkan dilatasi pembuluh

    darah paru secara selektif khususnya pada daerah paru dengan ventilasi yang masih baik.

    efek oksida nitrit ini diharapkan dapat mengurangi pirau intrapulmonal, memperbaiki proses

    ventilasi-perfusi sehingga akan meningkatkan oksigen arteri pulmonalis. Sayangnya hinggasaat ini belum ada data yang menunjukkan prognosis pada pasien yang mendapatkan

    oksida nitritAntibiotik

    Karena angka kejadian sepsis tinggi pada pasien yang mengalami ARDS maka

    dianjurkan untuk diberikan sejak awal antibiotik yang berspektrum luas, hingga didapatkan

    adanya sumber infeksi yang jelas serta adanya hasil kultur.Ventilasi mekanis dilakukan kalau timbul hiperkapnia, kalau pasien lelah dan tidak

    dapat lagi mengatasi beban kerja nafas atau timbulnya renjatan. Tujuan ventilasi mekanis

    adalah mengurangi kerja nafas, memperbaiki oksigenasi arterial, dengan pemakaian

    O2yang non toksik.

    (2)Pemberian tekanan positif akhir ekspirasi (PEEP) dengan respirator volume

    merupakan langkah besar dalam penanganan ARDS. PEEP membantu memperbaiki

    sindrom distress pernafasan dengan mengembangkan daerah yang sebelumnya

    mengalami ateletaksis dari kapiler. Keuntungan lain dari PEEP adalah alat ini

    memungkinkan pasien untuk mendapatkan FiO2dalam konsentrasi yang lebih rendah. Hal

    ini penting karena pada satu segi FiO2 yang tinggi umumnya diperlukan untuk mencapaiPaO2dalam kadar minimal, dan pada segi lain oksigen konsentrasi tinggi bersifat toksik

    terhadap paru-paru dan menyebabkan ARDS. Efek dari PEEP adalah memperbaiki tekanan

    oksigen arterial dan memungkinkan penurunan FiO2. Bahaya yang mungkin terjadi dalam

    penggunaan PEEP adalah pneumothoraks dan terganggunya curah jantung karena

    tekanan yang tinggi. Perhatian dan pemantauan yang ketat ditujukan untuk mencapai

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    9/11

    PEEP terbaik yaitu ventilasi pada tekanan akhir ekspirasi yang menghasilkan daya

    kembang paru terbaik dan penurunan PaO2dan curah jantung yang minimal.Karena penimbunan cairan pada paru-paru merupakan masalah, maka pembatasan

    cairan dan terapi diuretik merupakan tindakan lain yang penting dalam penanganan ARDS.

    Antibiotik yang tepat diberikan untuk mengatasi infeksi. Meskipun penggunaan

    kortikosteroid masih kontroversial, tetapi banyak pusat kesehatan menggunakan

    kortikosteroid dalam penanganan ARDS walaupun manfaatnya masih belum jelas

    diketahui.(4)

    XI. KomplikasiInfeksi paru dan abdomen merupakan komplikasi yang sering dijumpai. Adanya

    edema paru, hipoksia alveoli, penurunan surfaktan akan menurunkan daya tahan paru

    terhadap infeksi.(2)

    XII. PrognosisMortalitas rata-rata sekitar 50-60%. Mortalitas sekitar 40% didapatkan pada pasien

    dengan gagal nafas saja, sedangkan pada pasien dengan sepsis atau adanya kegagalan

    organ utama didapatkan mortalitas sekitar 70-80% dan bahkan bisa sampai 90% kalau

    sindrom gagal nafas amat berat. Pada pasien yang bertahan hidup, umumnya fungsi paru

    akan kembali setelah berbulan-bulan, namun harapan tersebut sangat kecil karena pasienyang menderita ARDS akan mengalami kerusakan paru yang permanen dengan infeksi dan

    fibrosis.(2)

    XIII. Kesimpulan1. ARDS sudah ditemukan sejak perang dunia I, dan mulai dikenal pada tahun 1967 ketika

    Ausbagh dan kawan-kawan mempublikasikan artikel tentang 12 pasien yang mengalami

    gagal nafas tanpa disertai penyakit pada parunya.2. Sindroma gagal nafas adalah gangguan fungsi paru akibat kerusakan alveoli yang difus,

    ditandai dengan kerusakan sawar membrane kapiler alveoli, sehingga menyebabkan

    terjadinya edema alveoli yang kaya protein disertai dengan adanya hipoksemia. Kelainan ini

    umumnya timbul mendadak pada pasien tanpa kelainan paru sebelumnya dan dapat

    disebabkan oleh berbagai macam keadaan

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    10/11

    3. Institusi kesehatan nasional memperkirakan pada tahun 1942 terdapat 150 ribu kasus barudari ARDS pertahunnya di Amerika Serikat, dengan insiden sebesar 75 kasus per

    100.000/tahun. Insiden ARDS sangat sulit untuk ditentukan keakuratannya karena

    perubahan dari definisi, kegagalan untuk mendapatkan data yang komplit dan keragu-

    raguan tentang populasi yang benar.4. ARDS dapat disebabkan oleh penyakit yang langsung mengenai paru-paru maupun oleh

    penyakit yang tidak ada hubungan dengan paru.5. Masih belum jelas diketahui mengapa ARDS yang mempunyai sebab bermacam-macam

    dapat menjadi sindrom klinis dan patofisiologi yang sama. ARDS selalu berhubungan

    dengan dengan penambahan cairan dalam paru dan merupakan suatu edema paru yang

    berbeda dengan edema paru akibat kelainan jantung.6. Gejala klinis ARDS yang paling menonjol adalah sesak napas, napas cepat, batuk kering,

    ketidaknyamanan retrosternal dan gelisah. Pasien yang memiliki keadaan yang lebih berat

    dari gagal nafas bisa terjadi sianosis.7. Menurut fakta sampai sekarang belum ada cara penilaian yang spesifik dan sensitive

    terhadap kerusakan endotel/epitel, diagnosis ARDS ditegakkan dengan criteria phisiologi,

    namun hal ini masih kontroversi. Meskipun begitu, pemeriksaan laboratorium dan

    gambaran radiologi mungking berguna.8. Diagnosa banding dari ARDS adalah penyakit-panyakit yang berhubungan dengan

    terbentuknya infiltrat pada di paru seperti gagal jantung kongestif, infeksi paru yang luas. 9. Penalaksanaan dari ARDS bertujuan mengembangkan alveoli secara optimal untuk

    mempertahankan gas darah arteri untuk oksigenasi jaringan yang adekuat, keseimbangan

    asam basa dan sirkulasi dari tingkat yang dapat ditoleransi sampai membran alveoli utuh

    kembali.10.Infeksi paru dan abdomen merupakan komplikasi yang sering dijumpai. Adanya edema

    paru, hipoksia alveoli, penurunan surfaktan akan menurunkan daya tahan paru terhadap

    infeksi.11.Prognosis ARDS tergantung dari luasnya kerusakan yang ditimbulkan pada parenkim paru.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/26/2018 Acute Respiratory Distress Syndrome

    11/11

    1. Eloise M. Harman,MD. Rajat, Walia, MD. 2005. Acute Respiratory Distress

    Syndrome.http://www.emedicine.com/med/topic70.htm2.

    Aryanto Suwondo, Ishak Yusuf, Cleopas Martin Lumende, 2001. Sindrome Gagal NafasPada Orang Dewasa dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi Ketiga. Hal : 907-

    9143. Josep Varon,MD, F.A.C.A, F.A.C.P, Oliver C Wenker,MD, D.E.A.A. 1997, The Acute

    Respiratory Distress Syndrome : Myths and

    Controversies.http://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=jo

    urnals/ijeicm/vol1n1/ards.xml4. Sylia A. Price dan Lorraine M. Wilson, 1995, Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses

    Penyakit Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Hal : 739-7405. Mark J D Griffiths dan Timothy W Evans, 2003, Acute Respiratory Distress Syndrome dalam

    Respiratori Medicine, volume I Edisi 3, RDC Group LTD.6. Hood Alsagaf, M. Jusuf Wibisono, Winariani, 2004, Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, Bagian

    Ilmu Penyakit Paru FK UNAIRRSU Dr. Sutomo,Surabaya. Hal : 186-189.

    http://www.emedicine.com/med/topic70.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic70.htmhttp://www.emedicine.com/med/topic70.htmhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.ispub.com/ostia/index.php?xmlPrinter=true&xmlFilePath=journals/ijeicm/vol1n1/ards.xmlhttp://www.emedicine.com/med/topic70.htm