administrasi kesehatan
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………….1
Kata Pengantar…………………………………………………2
Bab 1. Pendahuluan…………………………………………….3
Bab 2. Isi………………………………………………………..4
Bab 3. Kesimpulan…………………………………………….25
Daftar Pustaka……………………………………………..…...26
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya serta pertolongan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Cakupan Rendah Program Puskesmas”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Penulis berterima kasih kepada
tutor yang telah membantu membimbing dalam arahan mengerjakan makalah ini. Makalah ini
masih jauh dari sempurna oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati kita semua. Amin.
Jakarta, 3 Juli 2013
Penyusun
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama
untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya
adalah memberikan pelayanan kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitasi. Maka dengan itu Puskesmas merupakan peranyang paling strategis
dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatanmasyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan
Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas, yakni unit organisasidi lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan
tugas teknisoperasional dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
disatu atau sebagian wilayah kecamatan.Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh
Puskesmas dan jaringannya, merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan
sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional.
3
BAB 2
ISI
PUSKESMAS
a. Pengertian
Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok. Dengan lain perkataan Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab
atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.1
Wilayah PUSKESMAS
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor
kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya
merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH, dengan saran teknis dari Kepala Kantor
Departemen Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kesehatan Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-
rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka
Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk Kota Besar dengan jumlah
penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan. Puskesmas di
ibukota kecamatan dengan jumlah 150.000 jiwa atau lebih, merupakan “Puskesmas Pembina”
yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi
koordinasi.
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan Kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan:
4
- Kuratif (pengobatan)
- Preventif (upaya pencegahan)
- Promotif (peningkatan kesehatan)
Upaya promosi kesehatan meliputi penyuluhan penduduk : meningkatkan kesadaran
terhadap kesehatan lingkungan, perbaikan lingkungan sekitar.
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan
umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.1,2
b. Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas
1. Upaya Kesehatan Wajib
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komite nasional, regional, dan global serta
yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatanm derajad kesehatan masyarakat. Upaya
kesehatan wajib ini harus diselelnggarakan oleh tiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
Upaya Promosi kesehatan
Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
Kesehatan Ibu dan Anak,adalah salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang
memberi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan
bayi serta anak balita. Hal ini disebakan kesehatan ibu dan anak merupakan salah
satu indikator dalam menetapkan derajat kesehatan suatu wilayah atau negara.
Sementara KB suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga serta menurunkan angka kematian ibu dan
anak.
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
UPGK adalah suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi masalah gizi,
terutama Kurang Kalori Protein (KKP). Kegiatan-kegiatannya bertolak dari usaha-
usaha swadaya masyarakat dan sepenuhnya dilakukan oleh tenaga sukarela desa yang
telah mendapat latihan dan di bawah pengawasan puskesmas.
5
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Upaya Pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang sesuai dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :
Upaya Kesehatan Sekolah
Upaya Kesehatan Olah Raga
Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya Kesehatan Kerja
Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya Kesehatan Mata
Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Upaya pembinaan Pengobatan Tradisional.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas
kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan
pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara
optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Apabila
puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahal telah
menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan
wajib menyelenggarakannya.
c. Fungsi Puskesmas
1) Sebagai Pusat Pembangunan Keshatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2) Membina peran serta masyarakat di ilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan
untuk hidup sehat.
3) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah
kerjanya.
Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara :
6
Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong diri sendirinya.
Memberikan petunjuk kepada masyrakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan
sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun
rujukan kesehatan kepada masyarkat dengan ketentuan benatuan tersebut tidak
menimbulkan ketergantungan.
Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyrakat.
Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program
Puskesmas
d. Kedudukan
1) Kedudukan secara administrative :
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab
langsung baik teknik maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
2) Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan :
Dalam urutan hirarkhi pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka Puskesmas berkedudukan
pada Tingkat Fasiilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.2
Peranan Dokter Puskesmas
Menjadi seorang dokter adalah sebuah aktivitas mulia bila dilandasi dengan niat yang
baik. Selain mempelajari berbagai macam teori mengenai penyakit dan obat-obatan yang sangat
detail, seorang dokter juga perlu belajar cara berinteraksi dengan orang lain, agar dapat
memberikan pelayanan holistik pada pasiennya.
WHO menetapkan 5 standar dokter ideal yang dirangkum dalam “ 5 stars doctor”, antara lain:
1. Health care provider (penyedia layanan kesehatan) yaitu kemampuan dokter sebagai
tenaga medis, memberikan tindakan terhadap keluhan-keluhan pasiennya. Tindakan
kesehatan yang dilakukan dapat berupa kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.
2. Decision maker (pembuat keputusan), salah satu peran seorang dokter yaitu memberikan
keputusan terhadap suatu permasalahan, yang sudah ditimbang dari sudut pandang medis
dari ilmu yang dikuasainya.
7
3. Community leader (pemimpin komunitas), didalam lingkungan bermasyarakat, seorang
dokter harus dapat mengayomi masyarakat untuk dapat hidup sehat, dapat menjadi contoh
bagi komunitas disekelilingnya.
4. Manager (manajer), adakalanya seorang dokter akan menjadi pemimpin dari sebuah
lembaga kesehatan (puskesmas, DinKes atau Rumah Sakit), untuk itu, kemampuan
mengelola sistem, staf, dan berkolaborasi dengan struktur lembaga merupakan sesuatu
yang perlu dimiliki oleh setiap dokter.
5. Communicator (penyampai), memutuskan untuk menjadi seorang dokter, berarti
memutuskan untuk menjadi pekerja sosial, yang berhubungan dengan manusia. Di
masyarakat, dokter merupakan sosok panutan, lantaran karena ilmunya yang luas dan
kepeduliannya terhadap hidup sesama. Untuk itu, keterampilan berkomunikasi,
menyampaikan sesuatu dengan baik merupakan softskill yang harus dimiliki setiap
dokter.3
Dalam menghadirkan pelayanan kesehatan, seorang dokter akan berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan lainnya, antara lain perawat, ahli gizi, ahli farmasi, bidan, sanitarian dan
petugas administratif. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang area kerja masing-masing
disiplin ilmu, agar tidak saling tumpang tindih dan menimbulkan konflik lintas profesi.
1) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter / Medicus Practicus
Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk
menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter Kepala
Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit. Namun demikian, dalam
kenyataan bertanggung jawab seorang dokter Kepala Puskesmas tidak hanya mengobati orang
sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari
masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Di samping itu ia berfungsi juga sebagai seorang
pemimpin dan seorang manajer pula.
8
Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-sehari
pada waktu-waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas sedang melakukan tugas-tugas
manajemen Puskesmas dan tugas-tugas kemasyarakatannya, ia dapat mendelegasikan
wewenangnya kepada seorang perawat dan seorang Bidan. Dokter Puskesmas memeriksa dan
mengobati penderita rujukan (referral dari Perawat atau Bidan) saja. Akan tetapi masyarakat
biasanya kurang puas bila hanya diperiksa dan diobati seorang Perawat bila di Puskesmas ada
seorang dokter. Oleh karena itu kiranya waktunya diatur sedemikian rupa sehingga masyarakat
puas dan pekerjaan lain dapat terlaksana dengan baik. Misalnya pemeriksaan oleh dokter
dilakukan pada hari-hari tertentu saja dalam satu minggu, sedangkan pada hari-hari lain dokter
hanya memeriksa rujukan, sehingga masih ada waktu untuk melakukan tugas-tugas lain. Hal ini
perlu diumumkan kepada masyarakat secara jelas sehingga tidak terjadi salah paham.
Pentingnya kiranya seorang dokter Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan
pengobatan penderita, pandangan dan cara berpikir dalam menentukan diagnose dan pengobatan
tidak hanya semata-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, tetapi kepada keluarga
penderita dan dihubunngkan pula dengan masyarakat lingkungan penderita tersebut. Dalam
melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang ada
dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk
kepercayaan masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter Puskesmas
yang bersangkutan. Bilamana ada penderita yang tidak dapat diatasi dengan fasilitas dan
kemampuan yang ada, maka penderita perlu dikirim kepada Rumah Sakit yang diperkirakan
memiliki kemampuan untuk mengatasi penderita tersebut, tentunya dengan persetujuan penderita
setelah cukup diberi motivasi.
9
Ilmu pengetahuan terus berkembang, maka perlu kiranya diusahakan kesempatan untuk
mengikuti seminar klinik yang diselenggarakan I.D.I. bila ada, atau membaca majalah-majalah
bidang klinik maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. Bila masih ada kesempatan untuk
melakukan praktek di luar jam kerjanya tentu bisa dilakukan tanpa mengabaikan tugas.
2) Dokter kepala puskesmas sebagai seorang manager
A) Organisasi dan Talaksana
Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang
langsung bertanggung jawab dalam bidang tehnis kesehatan maupun administratif kepada Kepala
Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu). Puskesmas pembantu dan bidan di desa di dalam wilayah
kerja puskesmas merupakan bagian integral dari puskesmas. Puskesmas pembantu melaksanakan
sebagian tugas-tugas puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam
wilayah kerja tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja puskesmas.
Jenis dan jumlah tenaga puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap
puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup serta
keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya. Namun demikian jumlah tenaga yang
tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan pada waktu sekarang, maka sementara diadakan pola
tenaga yang seragam bagi setiap puskesmas INPRES. Yang penting tenaga tersebut bekerja
dalam suatu team, berarti pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga lain dan
sebaliknya. Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dengan satu
tujuan, ialah meningkatkan kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan di bawah
satu pimpinan, ialah kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotakkan struktur dalam Puskesmas.
10
Kepala Puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya disesuaikan
dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan pembagian
tugas dan giliran kerja yang merata diantara tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan
dapat dilaksanakan dengan baik. Pertemuan berkala antara kepala Puskesmas dengan segenap
stafnya (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa) perlu dilakukan secara teratur paling
sedikit 1 bulan 1 kali. Buku pedoman mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya
merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.
B) Bimbingan Teknis dan Supervisi
Selain pertemuan berkala dengan segenap staf Puskesmas yang dilakukan di Puskesmas,
Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi bimbingan kepada staf
Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di Puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di
lapangan maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali
dilakukan secara teratur untuk memelihara disiplin kerja staf Puskesmas. Dalam kunjungan ini
dimanfaatkan pula untuk meningkatkan sistem rujukan (referral system) dimana konsultasi dari
staf Puskesmas dapat dilakukan di tempat mereka bekerja, di samping melimpahkan pengetahuan
dan keterampilan kepada staf puskesmas yang bersangkutan.
C) Hubungan Kerja Antar Instansi Kecamatan
Camat merupakan koodinatif dari semua instansi/dinas tingkat kecamatan. Kepala
puskesmas bertanggung jawab secara tehnis kesehatan dan administratif kepada Dokabu.
Hubungan dengan camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian tanggung jawab
secara moril dari kepala Puskesmas terhadap camat tetap ada. Hubungan kerjasama yang baik
11
perlu dipupuk antara Puskesmas dengan semua instansi di tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas
harus secara aktif mencari hubungan kerjasama dengan instansi-instansi di tingkat kecamatan.
Usaha kesehatan tidak dapat berjalan sendiri dan perlu kerjasama dengan instansi-instansi lain.
Pertemuan berkala antar instansi tingkat kecamatan perlu diadakan dibawah koordinasi pak
Camat.
D) Dokter Kepala Puskesmas sebagai Penggerak Pembangunan di Wilayah Kerjanya
Di samping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota
masyarakat sebagai pengunjung Puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan
penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan kerjasama dengan masyarakat dalam
rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan. Khususnya
dengan para permuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka baik dalam ruang
lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang berhubunhan dengan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan mayarakat.
Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum
bisa menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta beserta
segenap stafnya bekerjasama dengan instalasi-instalasi lain di tingkat kecamatan, perlu memberi
bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan prioritas masalah
yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka sendiri. Untuk itu perlu
dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara individu dengan pemuka masyarakat, maupun
secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam kerja, sore atau malam. Bilamana
diperlukan latihan, maka kepala Puskesmas dan segenap stafnya harus dapat melayaninya.
12
3) Dokter Kepala Puskesmas sebagai Tenaga Ahli dan Pendamping Camat/ Public Health
Worker
Program pemerintah saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagai seorang
sarjana secara merata di kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari seluruh
masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannya dalam bidang
kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari seorang
sarjana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disamping sebagai pemimpin Puskesmas,
juga merupakan tenaga ahli dan pendamping camat.
Secara garis besar, dokter sebagai Pimpinan Puskesmas perlu memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip manajemen, seperti :
1. Analisis masalah program dan masalah kesehatan masyarakat
2. Fungsi perencanaan (merencanakan program)
3. Fungsi pengorganisasian (pendegelasian wewenang dan pembagian tugas pokok kepada staff
yang dipimpinnya)
4. Fungsi aktuasi ( memotivasi dan mengkoordinasikan pemenafaatan sumber daya dan kegiatan
sesuai dengan perannya masing-masing)
5. Fungsi pengawasan dan pengendalian (supervisi), mengukur kemajuan yang sudah dicapai dan
memberikan bimbingan kepada staff.
6. Fungsi evaluasi (mengkaji produktivitas, efisiensi dan efektivitas program).4
SISTEM
Definisi :
13
Gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu proses atau suatu
struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi salam upaya menghasilkan
sesuatu yang telah ditetapkan. (Ryans)
Suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang
bekerja sebagai suatu uni organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara
efektif dan efisien. (John McManama)
Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan
terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.
Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagaielemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.5
PENDEKATAN SISTEM
Definisi :
Penterapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian
komponen-komponen yang berhubugan sehingga dapat berfungsi sebagai suatu kesatuan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L. James Harvey)
Suatu strategi yang menggunakan metoda analisa, design, dsan manajemen untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
14
Penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahasan dan mencari
pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.
Gambar 1. Unsur-Unsur Sistem
Unsur-Unsur Sistem
1. Masukan (input)
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari untur
tenaga (man), dana (money), sarana (material), marketing, machinery dan metoda
(method) yang merupakan variable dalam melaksanakan kegiatan.
2. Proses (process)
Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari unsure
perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (activities), dan
pengawasan (controlling) yang merupakan variable dalam pelaksanaan kegiatan.
15
3. Keluaran (output)
Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam
system dari kegiatan.
4. Dampak (impact)
Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran.
5. Umpan Balik (feed back)
Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari system dan sekaligus
sebagai masukan dalam kegiatan.
6. Lingkungan (environment)
Dunia luar yang tidak dikelola oleh system tetapi mempunyai pengaruh terhadap
system.
Masukan
Untuk mencapai tujuan yg telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools
merupakan syarat sesuatu usaha untuk mencapai hasil yg ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, & markets.
Money
Merupakan salah satu unsure yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar &
alat pengukur nilai. Besar- kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang
beredar dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang
penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara
rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
16
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan & harus dibeli serta berapa hasil
yang akan di capai dari sesuatu organisasi.
Man
Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen,
factor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan &
manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak
ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,
manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerjasama untuk mencapai tujuan.
Material
Merujuk pada fasilitas yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen factor ini
menentukan pelaksanaanya sesuatu kegiatan. Fasilitas bisa saja seperti pusat pelayanan
kesehatannya, obat-obat atau kebutuhan-kebutuhan untuk acara tersebut.
Machine
Digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar
serta menciptakan efesiensi kerja.
Metode
Sesuatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode
dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja sesuatu tugas dengan
memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang
17
tersedia & penggunaan waktu, serta uang & kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun
metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak
mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian,
peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
Marketing
Suatu kegiatan haruslah disebarluaskan. Sehingga kegiatan pelaksanaan dapat
tersosialisasikan dengan baik dan peserta pada acara kegiatan tersebut dapat mencapai
target dari yang telah di rencanakan.
Proses
1) Planning
Adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi
kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk
mewujudkan target dan tujuan organisasi. Perencanaan merupakan suatu blue print untuk
melaksanakan tugas atau aksi yang terdiri dari 5 elemen utama, yaitu sasaran, kebijakan,
program, tahapan pelaksanaan, dan pendanaan.
Strategi dan taktik dalam fungsi perencanaan dapat ditentukan dengan menggunakan
metode analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah
metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman dalam suatu program. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik dari program dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi
kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai inputan untuk perancangan proses sehingga
18
proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien. Namun analisis SWOT bisa
sangat subjective. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan
dan bukan pemecahan masalah. Pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan
kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak
terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.
2. Organizing
Seorang pimpinan mempunyai tugas merancangsuatu susunan atau struktur organisasi
yang didasarkan pada kebutuhan dan beban kerja yang telah dibuat agar setiap orang yang
ditempatkan dalam struktur organisasi dapat mengetahui tugas dan kewajibannya sehingga tidak
terjadi overlapping dalam melaksanakan pembagian tugas sesuai job description.
3. Actuating
Adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam
Fungsi Pengarahan dan Implementasi antara lain :
• Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada
tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.
• Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang
ditetapkan.
4. Controlling
19
Adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan yang dihadapi. Kegiatan
dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian antara lain :
• Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target program sesuai dengan
indikator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada point
mana target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai sehingga dapat diambil langkah
penyelesaian.
• Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.
Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki.
• Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian
tujuan dan target program.
Umpan Balik
Adanya pencatatan dan Pelaporan
Sesuai dengan waktu yang ditetapkan
Masukan dalam program-program selanjutnya.
Rapat kerja (berapa kali / tahun)
Antara kepala puskesmas dengan Pelaksana Unit untuk
1. Membahas laporan kegiatan bulanan
2. Evaluasi program yang telah dilakukan
Dampak
20
Langsung : Hasilnya langsung terlihat setelah kegiatan selesai
Tidak Langsung : Hasilnya tidak langsung terlihat. Biasa terlihat
beberapa lama setelah kegiatan
Lingkungan
Dunia luar yang tidak dikelola oleh system tetapi mempunyai pengaruh terhadap
system. Lingkungan meliputi lingkungan fisik dan biologis, sosial budaya serta ekonomi.
- Lingkungan fisik misalnya sumber atau saran air bersih, perumahan, limbah rumah
tangga atau industri, sarana komunikasi, transportasi, dan lain sebagainya.
- Lingkungan biologis misalnya gambaran vector penyakit yang ada di wilayah tersebut.
- Lingkungan sosial budaya menggambarkan derajat interaksi sosial dalam masyarakat,
misalnya pendidikan, sistem sosial yang ada(gotong royong), dan lain sebagainya.
- Lingkungan ekonomi misalnya mata pencaharian, pendapatan, pengangguran, dan lain
sebagainya.5-7
Penerapan manajemen pergerakan pelaksanaan dilakukan melalui forum pertemuan yang
dikenal dengan Mini Lokakarya atau Lokakarya Mini. Pada dasarnya ruang lingkup Lokakarya
Mini ini sendiri meliputi dua hal pokok, yakni :
1) Lintas Program
Yang berfungsi untuk memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan
perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja
baru. Tujuan dari lokakarya mini lintas program yang dilakukan intern puskesmas ini
bertujuan untuk :
21
a) meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskemas, termasuk Puskesmas
Pembantu dan Bidan di Kelurahan;
b) mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan
yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK);
c) meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan sesuai
perencanaan RPK;
d) mengkaji pelaksanaan RPK yang telah disusun, memecahkan masalah yang terjadi dan
menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.
2) Lintas Sektor
Dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang
bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Tujuan dari pelaksanaan
lokakarya mini lintas sektor yang dilakukan per tiga bulanan, yakni :
a) memperoleh kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan
mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan;
b) mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta menyusun
upaya pemecahan masalah dalam bentuk rencana kerjasama.
Dalam pelaksanaannya proses manajemen puskesmas ini belum terlaksana dengan baik,
dimana dari beberapa puskesmas yang dilakukan supervisi pelaksanaan lokakarya mini ini masih
ditemukan kurangnya pemahaman yang benar tentang pelaksanaan lokakarya mini ini.
Puskesmas masih belum memedomani secara benar pelaksanaan lokakarya mini lintas program
dan lintas sektor. Hal ini dapat dilihat dari dokumen yang mencatat tentang pelaksanaan
lokakarya mini (notulen rapat) dan laporan lokakarya mini serta susunan acaranya. Sehingga
22
diharapkan dengan dilakukannya supervisi lokakarya mini yang masih akan dilaksanakan hingga
kesempatan mendatang, Puskesmas dapat memperoleh pemahaman yang benar tentang
pelaksanaan Lokakarya Mini dan pada supervisi ke depannya Puskesmas telah mampu
mengaplikasikannya dalam pelaksanaan Lokakarya Mini baik lintas program maupun lintas
sektor secarabenar sesuai dengan pedoman yang ada. Kegiatan supervisi ini sebagai bentuk
kepedulian dari Kemitraan Pemerintah Kota dalam peningkatan proses manajemen puskesmas
yang diharapkan dapat menghasilkan perencanaan yang berkualitas dalam upaya meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir.6,7
Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem
Secara umum yang diamksudkan dengan penilaian disini ialah melakukan penilaian yang
dapat diterapkan pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pada tahap akhir program untuk
melihat apakah program yang direncanakan telah merupakan program yang tepat, dilaksanakan
sesuai dengan rencana serta apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak.
The American Public Health Association merumuskan penilaian sebagai suatu proses
untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan yang dipoeroleh dari pelaksanaan suatu
program dalam mencapai tujuannya.
Oleh Riecken disebutkan penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang timbul dari
dilaksanakannya suatu program untuk mencapai tujuannya, baik akibat yang diharapkan ataupun
yang tidak diharapkan. Penilaian dapat dibedakan atas tiga macam yakni :
1. Formative Evaluation
23
Penilaian yang dilakukan pada tahap awal yakni sebelum program tersebut dilaksanakan.
Jadi penilaian yang dialkukan disini termasuk bagian dari pekerjhann perencanaan.
2. Promotive Evaluation
Penilaian yang dilakukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Tujuan ialah untuk
melihat apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Jika tidak sesuai atau
jika terjadi penyimpangan, maka tentu saja diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan
sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
3. Summative Evaluation
Penilaian yang dilakukan pada akhir program. Tujuannya ialah untuk melihat apakah
tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Dengan penilaian yang seperti ini, mudah dipahami bahwa dalam ilmu administrasi apa
yang disebutkan dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pada dasarnya adalah sesuatu
yang tidak dapat dipisahkan.7
24
BAB 3.
KESIMPULAN
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas dipimpin
oleh seorang Kepala Puskesmas, yaitu seorang Dokter Umum. Syarat dokter umum yaitu
memenuhi criteria Five Stars Doctor, yaitu Health care provider, Decision makER , Community
leader, Manager, Communicator. Peran dokter Puskesmas yaitu sebagai medicus practicus,
manajer, dan public health worker. Dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas memiliki
berberapa program-program kesehatan. Agar program Puskesmas dapat berjalan dengan baik,
dibutuhkan manajemen Puskesmas yang baik.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Revisi Buku Pedoman Kerja Puskesmas. Pedoman kerja puskesmas. Jilid I. Jakarta:
Departeman Kesehatan RI; 1991. h.B1-51.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas. Jilid IV. Jakarta: DKRI; 1991.
3. Azwar A. Management puskesmas. Keputusan Mentri Kesehatan Repuplik Indonesia
tantang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departeman Kesehatan
RI;2004.h. 20-31.
4. Keputusan MenKes RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat. Jakarta: Depkes RI;
2004.h.5,7, 15-8, 20-31.
5. Azwar A. Perencanaan program kesehatan. Pengantar administrasi kesehatan. edisi ke-3.
Jakarta. Binarupa Aksara; 1997. h. 200-6.
6. Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Jakarta: EGC; 1999.
7. McMahon R, Barton E, Piot M. Manajemen pelayanan kesehatan primer. Ed 2. Jakarta:
EGC; 1995.
26