administrasi kesehatan

38
DAFTAR ISI Daftar Isi……………………………………………………….1 Kata Pengantar…………………………………………………2 Bab 1. Pendahuluan…………………………………………….3 Bab 2. Isi………………………………………………………..4 Bab 3. Kesimpulan…………………………………………….25 Daftar Pustaka……………………………………………..…...26 1

Upload: jefry-hanensi

Post on 27-Oct-2015

117 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………………………………………….1

Kata Pengantar…………………………………………………2

Bab 1. Pendahuluan…………………………………………….3

Bab 2. Isi………………………………………………………..4

Bab 3. Kesimpulan…………………………………………….25

Daftar Pustaka……………………………………………..…...26

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

rahmat dan karunia-Nya serta pertolongan yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Cakupan Rendah Program Puskesmas”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Penulis berterima kasih kepada

tutor yang telah membantu membimbing dalam arahan mengerjakan makalah ini. Makalah ini

masih jauh dari sempurna oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati kita semua. Amin.

Jakarta, 3 Juli 2013

Penyusun

2

BAB 1

PENDAHULUAN

Administrasi kesehatan masyarakat yaitu kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama

untuk mencapai tujuan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya sehingga tercapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya. Puskesmas merupakan institusi dimana fungsi utamaya

adalah memberikan pelayanan kepada pasien sebaik-baiknya itu secara promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitasi. Maka dengan itu Puskesmas merupakan peranyang paling strategis

dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatanmasyarakat Indonesia.Pusat Kesehatan

Masyarakat yang lebih dikenal dengan sebutan Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis

Dinas, yakni unit organisasidi lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang melaksanakan

tugas teknisoperasional dan bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan

disatu atau sebagian wilayah kecamatan.Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan oleh

Puskesmas dan jaringannya, merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat,

berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan

sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi

pembangunan nasional.

3

BAB 2

ISI

PUSKESMAS

a. Pengertian

Suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan

pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk

kegiatan pokok. Dengan lain perkataan Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab

atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.1

Wilayah PUSKESMAS

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor

kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya

merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian

wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH, dengan saran teknis dari Kepala Kantor

Departemen Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah

Departemen Kesehatan Propinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-

rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut

Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk Kota Besar dengan jumlah

penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan. Puskesmas di

ibukota kecamatan dengan jumlah 150.000 jiwa atau lebih, merupakan “Puskesmas Pembina”

yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi

koordinasi.

Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan Kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan yang

meliputi pelayanan:

4

- Kuratif (pengobatan)

- Preventif (upaya pencegahan)

- Promotif (peningkatan kesehatan)

Upaya promosi kesehatan meliputi penyuluhan penduduk : meningkatkan kesadaran

terhadap kesehatan lingkungan, perbaikan lingkungan sekitar.

- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan

umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.1,2

b. Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas

1. Upaya Kesehatan Wajib

Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komite nasional, regional, dan global serta

yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatanm derajad kesehatan masyarakat. Upaya

kesehatan wajib ini harus diselelnggarakan oleh tiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

Upaya Promosi kesehatan

Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana

Kesehatan Ibu dan Anak,adalah salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas yang

memberi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan

bayi serta anak balita. Hal ini disebakan kesehatan ibu dan anak merupakan salah

satu indikator dalam menetapkan derajat kesehatan suatu wilayah atau negara.

Sementara KB suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan

jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Hal ini dilakukan untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga serta menurunkan angka kematian ibu dan

anak.

Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

UPGK adalah suatu paket kegiatan yang terpadu guna menanggulangi masalah gizi,

terutama Kurang Kalori Protein (KKP). Kegiatan-kegiatannya bertolak dari usaha-

usaha swadaya masyarakat dan sepenuhnya dilakukan oleh tenaga sukarela desa yang

telah mendapat latihan dan di bawah pengawasan puskesmas.

5

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di

masyarakat serta yang sesuai dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan

dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni :

Upaya Kesehatan Sekolah

Upaya Kesehatan Olah Raga

Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Kerja

Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Upaya Kesehatan Jiwa

Upaya Kesehatan Mata

Upaya Kesehatan Lanjut Usia

Upaya pembinaan Pengobatan Tradisional.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama dinas

kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya kesehatan

pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara

optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Apabila

puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahal telah

menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab dan

wajib menyelenggarakannya.

c. Fungsi Puskesmas

1) Sebagai Pusat Pembangunan Keshatan Masyarakat di wilayah kerjanya.

2) Membina peran serta masyarakat di ilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan

untuk hidup sehat.

3) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah

kerjanya.

Proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara :

6

Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka

menolong diri sendirinya.

Memberikan petunjuk kepada masyrakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan

sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun

rujukan kesehatan kepada masyarkat dengan ketentuan benatuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan.

Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyrakat.

Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program

Puskesmas

d. Kedudukan

1) Kedudukan secara administrative :

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab

langsung baik teknik maupun administrative kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2) Kedudukan dalam hirarkhi pelayanan kesehatan :

Dalam urutan hirarkhi pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka Puskesmas berkedudukan

pada Tingkat Fasiilitas Pelayanan Kesehatan Pertama.2

Peranan Dokter Puskesmas

Menjadi seorang dokter adalah sebuah aktivitas mulia bila dilandasi dengan niat yang

baik. Selain mempelajari berbagai macam teori mengenai penyakit dan obat-obatan yang sangat

detail, seorang dokter juga perlu belajar cara berinteraksi dengan orang lain, agar dapat

memberikan pelayanan holistik pada pasiennya.

WHO menetapkan 5 standar dokter ideal yang dirangkum dalam “ 5 stars doctor”, antara lain:

1. Health care provider (penyedia layanan kesehatan) yaitu kemampuan dokter sebagai

tenaga medis, memberikan tindakan terhadap keluhan-keluhan pasiennya. Tindakan

kesehatan yang dilakukan dapat berupa kuratif, preventif, promotif dan rehabilitatif.

2. Decision maker (pembuat keputusan), salah satu peran seorang dokter yaitu memberikan

keputusan terhadap suatu permasalahan, yang sudah ditimbang dari sudut pandang medis

dari ilmu yang dikuasainya.

7

3. Community leader (pemimpin komunitas), didalam lingkungan bermasyarakat, seorang

dokter harus dapat mengayomi masyarakat untuk dapat hidup sehat, dapat menjadi contoh

bagi komunitas disekelilingnya.

4. Manager (manajer), adakalanya seorang dokter akan menjadi pemimpin dari sebuah

lembaga kesehatan (puskesmas, DinKes atau Rumah Sakit), untuk itu, kemampuan

mengelola sistem, staf, dan berkolaborasi dengan struktur lembaga merupakan sesuatu

yang perlu dimiliki oleh setiap dokter.

5. Communicator (penyampai), memutuskan untuk menjadi seorang dokter, berarti

memutuskan untuk menjadi pekerja sosial, yang berhubungan dengan manusia. Di

masyarakat, dokter merupakan sosok panutan, lantaran karena ilmunya yang luas dan

kepeduliannya terhadap hidup sesama. Untuk itu, keterampilan berkomunikasi,

menyampaikan sesuatu dengan baik merupakan softskill yang harus dimiliki setiap

dokter.3

Dalam menghadirkan pelayanan kesehatan, seorang dokter akan berkolaborasi dengan

tenaga kesehatan lainnya, antara lain perawat, ahli gizi, ahli farmasi, bidan, sanitarian dan

petugas administratif. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang area kerja masing-masing

disiplin ilmu, agar tidak saling tumpang tindih dan menimbulkan konflik lintas profesi.

1) Dokter Kepala Puskesmas sebagai seorang dokter / Medicus Practicus

Pendapat umum mengenai seorang dokter biasanya ialah seorang yang berilmu untuk

menyembuhkan orang sakit. Demikian pula masyarakat mengharapkan seorang dokter Kepala

Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan orang sakit. Namun demikian, dalam

kenyataan bertanggung jawab seorang dokter Kepala Puskesmas tidak hanya mengobati orang

sakit saja akan tetapi jauh lebih besar, yaitu memelihara dan meningkatkan kesehatan dari

masyarakat di dalam wilayah kerjanya. Di samping itu ia berfungsi juga sebagai seorang

pemimpin dan seorang manajer pula.

8

Oleh karenanya dalam kegiatan pemeriksaan dan pengobatan penderita sehari-sehari

pada waktu-waktu tertentu, dimana dokter Puskesmas sedang melakukan tugas-tugas

manajemen Puskesmas dan tugas-tugas kemasyarakatannya, ia dapat mendelegasikan

wewenangnya kepada seorang perawat dan seorang Bidan. Dokter Puskesmas memeriksa dan

mengobati penderita rujukan (referral dari Perawat atau Bidan) saja. Akan tetapi masyarakat

biasanya kurang puas bila hanya diperiksa dan diobati seorang Perawat bila di Puskesmas ada

seorang dokter. Oleh karena itu kiranya waktunya diatur sedemikian rupa sehingga masyarakat

puas dan pekerjaan lain dapat terlaksana dengan baik. Misalnya pemeriksaan oleh dokter

dilakukan pada hari-hari tertentu saja dalam satu minggu, sedangkan pada hari-hari lain dokter

hanya memeriksa rujukan, sehingga masih ada waktu untuk melakukan tugas-tugas lain. Hal ini

perlu diumumkan kepada masyarakat secara jelas sehingga tidak terjadi salah paham.

Pentingnya kiranya seorang dokter Puskesmas dalam melakukan pemeriksaan dan

pengobatan penderita, pandangan dan cara berpikir dalam menentukan diagnose dan pengobatan

tidak hanya semata-mata ditujukan kepada penderita sebagai individu, tetapi kepada keluarga

penderita dan dihubunngkan pula dengan masyarakat lingkungan penderita tersebut. Dalam

melaksanakan pemeriksaan dan tindakan pengobatan pergunakanlah semua fasilitas yang ada

dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya. Hal ini sangat penting untuk memupuk

kepercayaan masyarakat dan para pejabat di lingkungan kecamatan kepada dokter Puskesmas

yang bersangkutan. Bilamana ada penderita yang tidak dapat diatasi dengan fasilitas dan

kemampuan yang ada, maka penderita perlu dikirim kepada Rumah Sakit yang diperkirakan

memiliki kemampuan untuk mengatasi penderita tersebut, tentunya dengan persetujuan penderita

setelah cukup diberi motivasi.

9

Ilmu pengetahuan terus berkembang, maka perlu kiranya diusahakan kesempatan untuk

mengikuti seminar klinik yang diselenggarakan I.D.I. bila ada, atau membaca majalah-majalah

bidang klinik maupun dalam bidang kesehatan masyarakat. Bila masih ada kesempatan untuk

melakukan praktek di luar jam kerjanya tentu bisa dilakukan tanpa mengabaikan tugas.

2) Dokter kepala puskesmas sebagai seorang manager

A) Organisasi dan Talaksana

Puskesmas mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan yang

langsung bertanggung jawab dalam bidang tehnis kesehatan maupun administratif kepada Kepala

Dinas Kesehatan Tingkat II (Dokabu). Puskesmas pembantu dan bidan di desa di dalam wilayah

kerja puskesmas merupakan bagian integral dari puskesmas. Puskesmas pembantu melaksanakan

sebagian tugas-tugas puskesmas sesuai dengan kemampuan tenaga dan fasilitas yang ada dalam

wilayah kerja tertentu yang merupakan sebagian dari wilayah kerja puskesmas.

Jenis dan jumlah tenaga puskesmas yang sebenarnya tidak perlu sama untuk setiap

puskesmas, tetapi disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas daerah yang dicakup serta

keadaan geografis dan perhubungan di wilayah kerjanya. Namun demikian jumlah tenaga yang

tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan pada waktu sekarang, maka sementara diadakan pola

tenaga yang seragam bagi setiap puskesmas INPRES. Yang penting tenaga tersebut bekerja

dalam suatu team, berarti pekerjaan tenaga yang satu mengisi kekurangan dari tenaga lain dan

sebaliknya. Walaupun pekerjaan yang dilakukan berbeda-beda akan tetapi semuanya dengan satu

tujuan, ialah meningkatkan kesehatan dari masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan di bawah

satu pimpinan, ialah kepala Puskesmas. Tidak ada pengkotakkan struktur dalam Puskesmas.

10

Kepala Puskesmas perlu melakukan pembagian tugas bersama-sama stafnya disesuaikan

dengan jenis dan jumlah tenaga serta kegiatan yang perlu dilakukan. Dalam hal ini perlu

dipertimbangkan pula lokasi pekerjaan dan waktu pekerjaan, sehingga bisa diadakan pembagian

tugas dan giliran kerja yang merata diantara tenaga-tenaga Puskesmas yang ada dan pekerjaan

dapat dilaksanakan dengan baik. Pertemuan berkala antara kepala Puskesmas dengan segenap

stafnya (termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di desa) perlu dilakukan secara teratur paling

sedikit 1 bulan 1 kali. Buku pedoman mini Lokakarya Puskesmas dengan lampirannya

merupakan pedoman untuk penyelenggaraan pertemuan berkala tersebut.

B) Bimbingan Teknis dan Supervisi

Selain pertemuan berkala dengan segenap staf Puskesmas yang dilakukan di Puskesmas,

Kepala Puskesmas perlu juga datang untuk melihat dan memberi bimbingan kepada staf

Puskesmas secara berkala di tempat mereka bekerja, di Puskesmas, di Puskesmas Pembantu, di

lapangan maupun di rumah penduduk dalam rangka kunjungan rumah. Hal ini penting sekali

dilakukan secara teratur untuk memelihara disiplin kerja staf Puskesmas. Dalam kunjungan ini

dimanfaatkan pula untuk meningkatkan sistem rujukan (referral system) dimana konsultasi dari

staf Puskesmas dapat dilakukan di tempat mereka bekerja, di samping melimpahkan pengetahuan

dan keterampilan kepada staf puskesmas yang bersangkutan.

C) Hubungan Kerja Antar Instansi Kecamatan

Camat merupakan koodinatif dari semua instansi/dinas tingkat kecamatan. Kepala

puskesmas bertanggung jawab secara tehnis kesehatan dan administratif kepada Dokabu.

Hubungan dengan camat merupakan hubungan koordinasi, namun demikian tanggung jawab

secara moril dari kepala Puskesmas terhadap camat tetap ada. Hubungan kerjasama yang baik

11

perlu dipupuk antara Puskesmas dengan semua instansi di tingkat kecamatan. Kepala Puskesmas

harus secara aktif mencari hubungan kerjasama dengan instansi-instansi di tingkat kecamatan.

Usaha kesehatan tidak dapat berjalan sendiri dan perlu kerjasama dengan instansi-instansi lain.

Pertemuan berkala antar instansi tingkat kecamatan perlu diadakan dibawah koordinasi pak

Camat.

D) Dokter Kepala Puskesmas sebagai Penggerak Pembangunan di Wilayah Kerjanya

Di samping hubungan langsung antara dokter Kepala Puskesmas dan staf dengan anggota

masyarakat sebagai pengunjung Puskesmas dalam rangka pemeriksaan, pengobatan dan

penyuluhan kesehatan, perlu pula dilakukan hubungan kerjasama dengan masyarakat dalam

rangka membantu masyarakat menolong mereka sendiri dalam bidang kesehatan. Khususnya

dengan para permuka masyarakat dalam rangka memperbaiki nasib mereka baik dalam ruang

lingkup kesehatan maupun dalam hal-hal yang berhubunhan dengan kesehatan sesuai dengan

kebutuhan mayarakat.

Seringkali masyarakat belum dapat mengenal masalah yang mereka hadapi, dan belum

bisa menentukan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi. Kepala Puskesmas beserta beserta

segenap stafnya bekerjasama dengan instalasi-instalasi lain di tingkat kecamatan, perlu memberi

bimbingan kepada masyarakat untuk mengenal masalahnya dan menentukan prioritas masalah

yang perlu ditanggulangi sesuai dengan kemampuan swadaya mereka sendiri. Untuk itu perlu

dilakukan pertemuan-pertemuan baik secara individu dengan pemuka masyarakat, maupun

secara kelompok. Pertemuan ini biasanya dilakukan di luar jam kerja, sore atau malam. Bilamana

diperlukan latihan, maka kepala Puskesmas dan segenap stafnya harus dapat melayaninya.

12

3) Dokter Kepala Puskesmas sebagai Tenaga Ahli dan Pendamping Camat/ Public Health

Worker

Program pemerintah saat ini baru bisa menempatkan dokter Puskesmas sebagai seorang

sarjana secara merata di kecamatan-kecamatan. Dengan sendirinya harapan dari seluruh

masyarakat kecamatan adalah untuk mendapatkan manfaat dari keahliannya dalam bidang

kesehatan masyarakat maupun pandangan dan cara berpikir yang luas dan kreatif dari seorang

sarjana. Maka peranan dokter Puskesmas di kecamatan disamping sebagai pemimpin Puskesmas,

juga merupakan tenaga ahli dan pendamping camat.

Secara garis besar, dokter sebagai Pimpinan Puskesmas perlu memahami dan

menerapkan prinsip-prinsip manajemen, seperti :

1. Analisis masalah program dan masalah kesehatan masyarakat

2. Fungsi perencanaan (merencanakan program)

3. Fungsi pengorganisasian (pendegelasian wewenang dan pembagian tugas pokok kepada staff

yang dipimpinnya)

4. Fungsi aktuasi ( memotivasi dan mengkoordinasikan pemenafaatan sumber daya dan kegiatan

sesuai dengan perannya masing-masing)

5. Fungsi pengawasan dan pengendalian (supervisi), mengukur kemajuan yang sudah dicapai dan

memberikan bimbingan kepada staff.

6. Fungsi evaluasi (mengkaji produktivitas, efisiensi dan efektivitas program).4

SISTEM

Definisi :

13

Gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu proses atau suatu

struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi salam upaya menghasilkan

sesuatu yang telah ditetapkan. (Ryans)

Suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang

bekerja sebagai suatu uni organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara

efektif dan efisien. (John McManama)

Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu

kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan

terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.

Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagaielemen yang

berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.5

PENDEKATAN SISTEM

Definisi :

Penterapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian

komponen-komponen yang berhubugan sehingga dapat berfungsi sebagai suatu kesatuan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (L. James Harvey)

Suatu strategi yang menggunakan metoda analisa, design, dsan manajemen untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

14

Penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis dalam membahasan dan mencari

pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi.

Gambar 1. Unsur-Unsur Sistem

Unsur-Unsur Sistem

1. Masukan (input)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari untur

tenaga (man), dana (money), sarana (material), marketing, machinery dan metoda

(method) yang merupakan variable dalam melaksanakan kegiatan.

2. Proses (process)

Kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam system dan terdiri dari unsure

perencanaan (planning), organisasi (organization), pelaksanaan (activities), dan

pengawasan (controlling) yang merupakan variable dalam pelaksanaan kegiatan.

15

3. Keluaran (output)

Kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam

system dari kegiatan.

4. Dampak (impact)

Akibat yang ditimbulkan oleh keluaran.

5. Umpan Balik (feed back)

Kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari system dan sekaligus

sebagai masukan dalam kegiatan.

6. Lingkungan (environment)

Dunia luar yang tidak dikelola oleh system tetapi mempunyai pengaruh terhadap

system.

Masukan

Untuk mencapai tujuan yg telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools

merupakan syarat sesuatu usaha untuk mencapai hasil yg ditetapkan. Tools tersebut dikenal

dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, & markets.

Money

Merupakan salah satu unsure yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar &

alat pengukur nilai. Besar- kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang

beredar dalam kegiatan tersebut. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang

penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara

rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk

16

membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan & harus dibeli serta berapa hasil

yang akan di capai dari sesuatu organisasi.

Man

Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen,

factor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan &

manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak

ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu,

manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerjasama untuk mencapai tujuan.

Material

Merujuk pada fasilitas yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen factor ini

menentukan pelaksanaanya sesuatu kegiatan. Fasilitas bisa saja seperti pusat pelayanan

kesehatannya, obat-obat atau kebutuhan-kebutuhan untuk acara tersebut.

Machine

Digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar

serta menciptakan efesiensi kerja.

Metode

Sesuatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode

dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja sesuatu tugas dengan

memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang

17

tersedia & penggunaan waktu, serta uang & kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun

metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak

mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian,

peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

Marketing

Suatu kegiatan haruslah disebarluaskan. Sehingga kegiatan pelaksanaan dapat

tersosialisasikan dengan baik dan peserta pada acara kegiatan tersebut dapat mencapai

target dari yang telah di rencanakan.

Proses

1) Planning

Adalah proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi

kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk

mewujudkan target dan tujuan organisasi. Perencanaan merupakan suatu blue print untuk

melaksanakan tugas atau aksi yang terdiri dari 5 elemen utama, yaitu sasaran, kebijakan,

program, tahapan pelaksanaan, dan pendanaan.

Strategi dan taktik dalam fungsi perencanaan dapat ditentukan dengan menggunakan

metode analisis SWOT. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat) adalah

metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman dalam suatu program. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang

spesifik dari program dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan

yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dilakukan untuk mengidentifikasi

kondisi internal dan eksternal yang terlibat sebagai inputan untuk perancangan proses sehingga

18

proses yang dirancang dapat berjalan optimal, efektif, dan efisien. Namun analisis SWOT bisa

sangat subjective. Dengan demikian, hasil analisa SWOT hanya boleh digunakan sebagai arahan

dan bukan pemecahan masalah. Pembuat analisa harus sangat realistis dalam menjabarkan

kekuatan dan kelemahan internal. Kelemahan yang disembunyikan atau kekuatan yang tidak

terjabarkan akan membuat arahan strategi menjadi tidak bisa digunakan.

2. Organizing

Seorang pimpinan mempunyai tugas merancangsuatu susunan atau struktur organisasi

yang didasarkan pada kebutuhan dan beban kerja yang telah dibuat agar setiap orang yang

ditempatkan dalam struktur organisasi dapat mengetahui tugas dan kewajibannya sehingga tidak

terjadi overlapping dalam melaksanakan pembagian tugas sesuai job description.

3. Actuating

Adalah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam

organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan

tanggungjawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. Kegiatan dalam

Fungsi Pengarahan dan Implementasi antara lain :

• Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada

tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan.

• Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan dan menjelaskan kebijakan yang

ditetapkan.

4. Controlling

19

Adalah proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah

direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang

diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan yang dihadapi. Kegiatan

dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian antara lain :

• Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target program sesuai dengan

indikator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada point

mana target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai sehingga dapat diambil langkah

penyelesaian.

• Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.

Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki.

• Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian

tujuan dan target program.

Umpan Balik

Adanya pencatatan dan Pelaporan

Sesuai dengan waktu yang ditetapkan

Masukan dalam program-program selanjutnya.

Rapat kerja (berapa kali / tahun)

Antara kepala puskesmas dengan Pelaksana Unit untuk

1. Membahas laporan kegiatan bulanan

2. Evaluasi program yang telah dilakukan

Dampak

20

Langsung : Hasilnya langsung terlihat setelah kegiatan selesai

Tidak Langsung : Hasilnya tidak langsung terlihat. Biasa terlihat

beberapa lama setelah kegiatan

Lingkungan

Dunia luar yang tidak dikelola oleh system tetapi mempunyai pengaruh terhadap

system. Lingkungan meliputi lingkungan fisik dan biologis, sosial budaya serta ekonomi.

- Lingkungan fisik misalnya sumber atau saran air bersih, perumahan, limbah rumah

tangga atau industri, sarana komunikasi, transportasi, dan lain sebagainya.

- Lingkungan biologis misalnya gambaran vector penyakit yang ada di wilayah tersebut.

- Lingkungan sosial budaya menggambarkan derajat interaksi sosial dalam masyarakat,

misalnya pendidikan, sistem sosial yang ada(gotong royong), dan lain sebagainya.

- Lingkungan ekonomi misalnya mata pencaharian, pendapatan, pengangguran, dan lain

sebagainya.5-7

Penerapan manajemen pergerakan pelaksanaan dilakukan melalui forum pertemuan yang

dikenal dengan Mini Lokakarya atau Lokakarya Mini. Pada dasarnya ruang lingkup Lokakarya

Mini ini sendiri meliputi dua hal pokok, yakni :

1) Lintas Program

Yang berfungsi untuk memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan

perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja

baru. Tujuan dari lokakarya mini lintas program yang dilakukan intern puskesmas ini

bertujuan untuk :

21

a) meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskemas, termasuk Puskesmas

Pembantu dan Bidan di Kelurahan;

b) mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan

yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK);

c) meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan sesuai

perencanaan RPK;

d) mengkaji pelaksanaan RPK yang telah disusun, memecahkan masalah yang terjadi dan

menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.

2) Lintas Sektor

Dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang

bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Tujuan dari pelaksanaan

lokakarya mini lintas sektor yang dilakukan per tiga bulanan, yakni :

a) memperoleh kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan

mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan;

b) mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta menyusun

upaya pemecahan masalah dalam bentuk rencana kerjasama.

Dalam pelaksanaannya proses manajemen puskesmas ini belum terlaksana dengan baik,

dimana dari beberapa puskesmas yang dilakukan supervisi pelaksanaan lokakarya mini ini masih

ditemukan kurangnya pemahaman yang benar tentang pelaksanaan lokakarya mini ini.

Puskesmas masih belum memedomani secara benar pelaksanaan lokakarya mini lintas program

dan lintas sektor. Hal ini dapat dilihat dari dokumen yang mencatat tentang pelaksanaan

lokakarya mini (notulen rapat) dan laporan lokakarya mini serta susunan acaranya. Sehingga

22

diharapkan dengan dilakukannya supervisi lokakarya mini yang masih akan dilaksanakan hingga

kesempatan mendatang, Puskesmas dapat memperoleh pemahaman yang benar tentang

pelaksanaan Lokakarya Mini dan pada supervisi ke depannya Puskesmas telah mampu

mengaplikasikannya dalam pelaksanaan Lokakarya Mini baik lintas program maupun lintas

sektor secarabenar sesuai dengan pedoman yang ada. Kegiatan supervisi ini sebagai bentuk

kepedulian dari Kemitraan Pemerintah Kota dalam peningkatan proses manajemen puskesmas

yang diharapkan dapat menghasilkan perencanaan yang berkualitas dalam upaya meningkatkan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir.6,7

Evaluasi Dengan Pendekatan Sistem

Secara umum yang diamksudkan dengan penilaian disini ialah melakukan penilaian yang

dapat diterapkan pada tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan pada tahap akhir program untuk

melihat apakah program yang direncanakan telah merupakan program yang tepat, dilaksanakan

sesuai dengan rencana serta apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai atau tidak.

The American Public Health Association merumuskan penilaian sebagai suatu proses

untuk menentukan nilai atau jumlah keberhasilan yang dipoeroleh dari pelaksanaan suatu

program dalam mencapai tujuannya.

Oleh Riecken disebutkan penilaian adalah pengukuran terhadap akibat yang timbul dari

dilaksanakannya suatu program untuk mencapai tujuannya, baik akibat yang diharapkan ataupun

yang tidak diharapkan. Penilaian dapat dibedakan atas tiga macam yakni :

1. Formative Evaluation

23

Penilaian yang dilakukan pada tahap awal yakni sebelum program tersebut dilaksanakan.

Jadi penilaian yang dialkukan disini termasuk bagian dari pekerjhann perencanaan.

2. Promotive Evaluation

Penilaian yang dilakukan pada saat program tersebut dilaksanakan. Tujuan ialah untuk

melihat apakah program berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Jika tidak sesuai atau

jika terjadi penyimpangan, maka tentu saja diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan

sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

3. Summative Evaluation

Penilaian yang dilakukan pada akhir program. Tujuannya ialah untuk melihat apakah

tujuan yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.

Dengan penilaian yang seperti ini, mudah dipahami bahwa dalam ilmu administrasi apa

yang disebutkan dengan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pada dasarnya adalah sesuatu

yang tidak dapat dipisahkan.7

24

BAB 3.

KESIMPULAN

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping

memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya

dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung

jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Puskesmas dipimpin

oleh seorang Kepala Puskesmas, yaitu seorang Dokter Umum. Syarat dokter umum yaitu

memenuhi criteria Five Stars Doctor, yaitu Health care provider, Decision makER , Community

leader, Manager, Communicator. Peran dokter Puskesmas yaitu sebagai medicus practicus,

manajer, dan public health worker. Dalam menjalankan fungsinya, Puskesmas memiliki

berberapa program-program kesehatan. Agar program Puskesmas dapat berjalan dengan baik,

dibutuhkan manajemen Puskesmas yang baik.

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Revisi Buku Pedoman Kerja Puskesmas. Pedoman kerja puskesmas. Jilid I. Jakarta:

Departeman Kesehatan RI; 1991. h.B1-51.

2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas. Jilid IV. Jakarta: DKRI; 1991.

3. Azwar A. Management puskesmas. Keputusan Mentri Kesehatan Repuplik Indonesia

tantang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Departeman Kesehatan

RI;2004.h. 20-31.

4. Keputusan MenKes RI. Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat. Jakarta: Depkes RI;

2004.h.5,7, 15-8, 20-31.

5. Azwar A. Perencanaan program kesehatan. Pengantar administrasi kesehatan. edisi ke-3.

Jakarta. Binarupa Aksara; 1997. h. 200-6.

6. Muninjaya AAG. Manajemen kesehatan. Jakarta: EGC; 1999.

7. McMahon R, Barton E, Piot M. Manajemen pelayanan kesehatan primer. Ed 2. Jakarta:

EGC; 1995.

26