administrasikepegawaian-120312194110-phpapp02

Upload: tarlan-putra-reog

Post on 17-Oct-2015

174 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Tim Penyusun Panduan Administrasi Kepegawaian

    Pelindung Direktur Jenderal Perbendaharaan

    Pengarah Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan

    Ketua Tim Ludiro

    Dewan Editor Heran Subagio

    Bimanyu Eka Yuda Raden Bagus Nursalim

    Muhammad Arif

    Kontributor

    Koordinator Sigid Mulyadi

    Anggota

    Nurmalindah Ethica Wijayanti

    Suyono Ahmad Nurholis

    Bambang Wisnugroho Arif Setyawan Hery Yulianto Samsul Huda

    Ari Indarti

    Desainer Grafis

    Ethica Wijayanti

    Hak Cipta 2011 Bagian Administrasi Kepegawaian Sekretariat Ditjen Perbendaharaan

    Diterbitkan dan didistribusikan oleh Sekretariat Ditjen Perbendaharaan

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 1

    SAMBUTAN

    SEKRETARIS DITJEN PERBENDAHARAAN

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Buku Panduan

    Administrasi Kepegawaian ini dapat disusun.

    Kami menyambut baik diterbitkannya Buku Panduan Administrasi Kepegawaian untuk

    para pengelola kepegawaian khususnya dan bagi seluruh pegawai di lingkungan Ditjen

    Perbendaharaan.

    Kami menyampaikan terima kasih atas kerjasama serta partisipasi dari semua elemen di

    lingkungan Sekretariat Ditjen Perbendaharaan. Buku ini dapat terwujud atas inisiatif Tim

    Penyusun di Bagian Administrasi Kepegawaian, dengan tujuan agar buku ini dapat menjadi

    panduan bagi para pengelola kepegawaian unit kerja terkait tugas pokok dan fungsinya.

    Pengelolaan kepegawaian terkadang sering dianggap hal yang remeh oleh sebagian

    orang, padahal hal tersebut merupakan hal yang sangat penting, mengingat pegawai merupakan

    sumber daya terbesar organisasi kita, oleh karenanya patut dikelola dengan baik. Kepuasan

    pegawai atas pengelolaan kepegawaian akan menghasilkan kinerja pegawai yang baik,

    sebaliknya ketidakpuasan pegawai atas pengelolaan kepegawaian dapat menghasilkan penurunan

    kinerja. Diharapkan dengan buku ini dapat terwujud keseragaman pemahaman mengenai

    pengelolaan kepegawaian, sehingga para pengelola kepegawaian dapat memberikan pelayanan

    yang lebih baik.

    Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat, tidak hanya sebagai panduan bagi para

    pengelola kepegawaian, tapi juga dampaknya terhadap seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan.

    Jakarta, September 2011

    Sekretaris Ditjen Perbendaharaan

    Ttd

    Tata Suntara

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 2

    KATA PENGANTAR

    Selamat datang di Buku Panduan Administrasi Kepegawaian !!!

    Kami harap Buku ini dapat membantu dan memudahkan Anda sebagai pengelola kepegawaian

    dalam melaksanakan tugas rutin dalam urusan kepegawaian.

    Buku Panduan Administrasi Kepegawaian ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif

    dari Tim Penyusun Bagian Administrasi Kepegawaian.

    Dengan adanya Buku Panduan Administrasi Kepegawaian ini, maka pihak-pihak yang

    terkait diharapkan lebih terarah dalam melaksanakan tugas-tugas pengelolaan kepegawaian,

    sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai.

    Menyadari segala keterbatasan yang ada, kami mengharapkan segala saran untuk

    penyempurnaan buku ini. Kami menyadari bahwa dinamika perubahan peraturan akan

    berpengaruh kepada materi buku ini. Maka, kedepan buku ini akan terus dilakukan

    penyempurnaan dan penyesuaian dengan ketentuan yang berlaku.

    Jakarta, September 2011

    Bagian Administrasi Kepegawaian

    Tim Penyusun

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 3

    KALIMAT INSPIRATIF

    Pria diburu oleh keabadian, dan kita bertanya pada diri sendiri, akankah sikap kita dikenang

    hingga berabad kemudian? akankah orang asing yang mendengar nama kita lama setelah kita

    mati, ingin tahu siapa kita, betapa gagah berani kita berperang, betapa besar kita mencintai

    (opening film TROY)

    Jika tinggal di Larissa......kau akan temukan kedamaian. Kau akan menemukan wanita cantik.

    Kau akan punya putra dan putri dan mereka akan punya keturunan. Dan mereka akan

    menyayangimu. Jika kau mati, mereka akan mengingatmu. Tapi jika anakmu mati, juga

    keturunan mereka......namamu akan hilang.

    Jika kau pergi ke Troya......kau akan mendapatkan kemuliaan. Selama ribuan tahun mereka akan

    menulis cerita kemenanganmu. Dunia akan mengingat namamu. Tapi jika kau pergi ke

    Troya......kau takkan pernah kembali. Karena kemuliaanmu berjalan seiring dengan

    kematianmu. (Pesan untuk Achilles dari Ibunya)

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 4

    DAFTAR ISI

    Sambutan Sekretaris Ditjen Perbendaharaan 1

    Kata Pengantar 2

    Kalimat Inspiratif 3

    Daftar Isi 4

    Bab I Pendahuluan 5

    Bab II Penatausahaan Dosir Pegawai 7

    Bab III Usulan Kenaikan Pangkat 11

    Bab IV Kenaikan Gaji Berkala 20

    Bab V Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 24

    Bab VI Cuti Pegawai 29

    Bab VII Cuti Yang Dijalankan Di Luar Negeri Dan Izin ke Luar Negeri 38

    Bab VIII Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas, Surat Pernyataan Pelantikan,

    dan Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan 41

    Bab IX Penunjukan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian 49

    Bab X Pedoman Administrasi Kehadiran Pegawai 54

    Bab XI Pedoman Penyusunan Laporan Kepegawaian 68

    Bab XII Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Tunjangan Keluarga, Laporan

    Perkawinan dan Perceraian Dan Laporan Pegawai Meninggal Dunia 75

    Bab XIII Prosedur Teknis Izin Perceraian dan Surat Keterangan Untuk

    Melakukan Perceraian 84

    Bab XIV Penegakan Disiplin Pegawai 95

    Bab XV Pemberhentian dan Pemensiunan Pegawai 117

    Bab XVI Bantuan Hukum dan Saksi /Saksi Ahli 129

    Bab XVII Mutasi Pegawai Mengikuti Suami 132

    Bab XVIII Evaluasi dan Penilaian Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana 138

    Bab XIX Pengusulan Penganugerahan Penghargaan Satyalancana Karya Satya 149

    Bab XX Kesejahteraan Pegawai 159 Bab XXI Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara 164

    Bab XXII Tugas Belajar/Beasiswa 168

    Bab XXIII Ijin Melanjutkan Pendidikan Atas Inisiatif Sendiri 175

    Bab XXIV Standar Kompetensi Jabatan 184

    Bab XXV Pelaksanaan Tugas Kepegawaian Lainnya (Kartu PNS, Karis/Karsu,

    Sumpah PNS, Hari Libur Pilkada, LP2P dan Laporan Gratifikasi) 187

    Bab XXVI Pegawai Yang Diperkerjakan/Diperbantukan 199

    Bab XXVII Penutup 201

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sebagai aparatur pemerintah, setiap Pegawai Negeri Sipil wajib mengetahui dan

    memahami hak dan kewajibannya selama menjalankan tugas, sehingga dapat bekerja sesuai

    dengan yang digariskan dalam peraturan perundang-undangan mengenai kepegawaian. Hal ini

    juga menjadi tuntutan Direktorat Jenderal Perbendaharaan terhadap seluruh pegawainya. Beban

    tugas Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang semakin berat harus didukung oleh sumber daya

    manusia yang berkualitas, disamping memiliki kepribadian yang baik, etos kerja yang tinggi,

    cakap, tanggap terhadap kondisi yang terjadi, kreatif dan inovatif, sehingga banyak berperan luas

    dalam menunjang tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

    Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengelola kepegawaian di

    lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam memahami peraturan yang berkaitan

    dengan hak dan kewajiban Pegawai Negeri Sipil maka disusunlah buku ini agar dapat menjadi

    pedoman dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

    Selama ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, pengelola kepegawaian di

    lingkungan Ditjen Perbendaharaan dihadapkan pada sejumlah peraturan yang tersebar dan belum

    dibukukan. Meski telah disusun SOP dalam pengelolaan tugas-tugas kepegawaian, tetapi

    pedoman yang menjadi dasar pijakan pengelola kepagawaian masih harus dicari dan terkadang

    tidak ada dalam kantor tersebut.

    Di masing-masing lingkungan eselon I tentunya memiliki kekhasan masing-masing dalam

    urusan administrasi kepegawaian. Terkadang beberapa pelaksanaan tugas kepegawaian belum

    memiliki dasar peraturan yang diterbitkan Pemerintah dan BKN. Atau di lingkungan tersebut

    telah menetapkan kriteria tertentu dalam pelaksanaan Peraturan Pemerintah di bidang

    kepegawaian. Begitu juga dengan di Ditjen Perbendaharaan yang memiliki instansi vertikal yang

    tersebar di seluruh nusantara.

    Pengelolaan kepegawaian yang baik dan terstandar memiliki tujuan, diantaranya adalah

    menjamin hak-hak para pegawai terkait penghasilan, validitas data-data kepegawaian yang

    merupakan dasar untuk penetapan kebijakan karier seseorang dan tujuan-tujuan lainnya, seperti

    penyeragaman pengelolaan yang memudahkan dalam proses evaluasi dan monitoring.

    Berangkat dari gagasan bahwa harus ada yang dihasilkan dan menjadikan sesuatu yang

    akan terus dikenang, Bagian Administrasi Kepegawaian memiliki kemauan besar untuk

    mewujudkan dan menerbitkan sebuah buku pedoman administrasi kepegawaian bagi pengelola

    kepegawaian baik di tingkat pusat maupun di daerah.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 6

    Buku ini harus dibaca berdampingan dengan beberapa ketentuan/peraturan kepegawaian

    yang berlaku selama ini. Buku ini dimaksudkan juga memberikan metode penyelenggaraan tata

    usaha kepegawaian secara garis besar.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 7

    BAB II

    PENATAUSAHAAAN DOSIR PEGAWAI

    A. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan;

    2. Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1975 tentang

    Petunjuk Permintaan, Penetapan dan Penggunaan Nomor Induk Pegawai dan Kartu Pegawai

    Negara Sipil.

    B. KEARSIPAN Fungsi arsip bagi organisasi sangat strategis, sebab dalam sebuah lembaga, segala

    sesuatunya dimulai dengan surat sebagai alat komunikasi tertulis resmi. Arsip bukan saja sebagai

    sarana komunikasi dan informasi belaka, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mengelola

    arsip itu berguna dalam mendukung dan menyusun perencanaan dan kebijakan organisasi.

    Agar kegiatan administrasi dapat berjalan lancar dan teratur maka diperlukan sistem

    kearsipan yang baik. Arsip-arsip yang dimiliki tidak semuanya akan terus digunakan. Ada arsip-

    arsip tertentu yang harus dimusnahkan atau dipindah menjadi arsip inaktif. Dalam kegiatan

    pengarsipan, terutama dalam proses penyimpanan dibutuhkan biaya yang cukup besar. Tenaga-

    tenaga profesional juga dibutuhkan dalam kegiatan pengarsipan supaya arsip dapat

    dengan mudah ditemukan jika sewaktu-waktu diperlukan.

    Jika sistem kearsipan berjalan dengan baik maka kegiatan administrasi akan berjalan

    dengan lancar. Dan sebaliknya jika sistem kearsipan kurang diperhatikan, maka kegiatan

    adminstrasi akan sedikit terhambat. Hal ini dikarenakan arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang

    sulit ditemukan atau bahkan tidak diketahui keberadaannya.

    Menurut Drs. The Liang Gie dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern, arsip

    adalah suatu kumpulan dokumen yang disimpan secara sistematis karena mempunyai suatu

    kegunaan agar setiap kali diperlukan dapat secara cepat ditemukan kembali. Menurut kamus

    administrasi, kearsipan adalah suatu bentuk pekerjaan tata usaha yang berupa penyusunan

    dokumen-dokumen secara sistematis sehingga bilamana diperlukan lagi, dokumen-dokumen itu

    dapat ditemukan kembali secara cepat.

    Arsip menurut fungsinya terbagi menjadi :

    1. Arsip Statis, yaitu arsip yang dihasilkan oleh kementerian atau unit organisasi karena

    memiliki nilai guna kesejarahan, yang telah diverifikasi secara langsung maupun tidak

    langsung oleh Lembaga Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Contoh Arsip Statis :

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 8

    Arsip Pendirian, Arsip Mantan Pimpinan, Arsip Pembangunan Gedung Kantor, Arsip

    Bantuan Pemerintah untuk pembangunan masjid, dsb.

    2. Arsip Dinamis, yaitu arsip yang masih dipergunakan dalam proses penyelenggaraan

    administrasi pada unit-unit organisasi dan disimpan selama jangka waktu tertentu. Contoh

    Arsip Dinamis : Laporan Bulanan th. 2009 2010, Surat Edaran th. 2009 2010, dll.

    Arsip Dinamis dibedakan lagi menjadi Arsip Aktif dan Arsip Inaktif.

    Pengelompokkan arsip menurut subjek dan isinya dapat dibagi sebagai berikut :

    1. Arsip Keuangan. Arsip keuangan adalah arsip yang berhubungan dengan masalah keuangan.

    Contoh : laporan keuangan, bukti pembayaran, daftar gaji, bukti pembelian, surat perintah

    membayar, dsb.

    2. Arsip Kepegawaian. Arsip kepegawaian adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-

    masalah kepegawaian. Contoh : data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, surat

    pengangkatan pegawai, rekaman presensi, dsb.

    3. Arsip Pemasaran. Arsip pemasaran adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah

    pemasaran. Contoh : surat penawaran, surat pesanan, surat perjanjian penjualan, daftar

    pelanggan, daftar harga, surat perjanjian sewa,dsb.

    4. Arsip Pendidikan. Arsip pendidikan adalah arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah

    pendidikan. Contoh : kurikulum, satuan pelajaran, daftar hadir siswa, rapor,

    transkrip mahasiswa, dsb.

    C. DOSIR PEGAWAI Dosir adalah berkas arsip yang disusun atas dasar kesamaan urusan atau kegiatan. Dalam

    kegiatan administrasi yang dilakukan, pasti dihasilkan produk-produk kantor seperti surat,

    formulir, dan laporan. Jadi, kegiatan administrasi pada dasarnya adalah menghasilkan, menerima,

    mengolah, dan menyimpan berbagai surat, formulir laporan dan lain sebagainya. Kata "dosir"

    sendiri berasal dari istilah Belanda "dossier" yang berarti kumpulan dokumen.

    Penyelenggaraan tata usaha kepegawaian dapat diartikan merupakan segala rangkaian

    kegiatan yang berhubungan dengan penerimaan, penelitian, pencatatan, penyimpanan,

    pengolahan, penyusunan dan pemeliharaan setiap berkas mutasi kepegawaian perorangan

    pegawai sesuai dengan Nomor Induk Pegawai.

    Sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian

    Negara Nomor 01/SE/1975 tentang Petunjuk Permintaan, Penetapan dan Penggunaan Nomor

    Induk Pegawai dan Kartu Pegawai Negara Sipil, antara lain ditentukan bahwa satu NIP hanya

    untuk satu pegawai negeri dan tidak boleh dialihkan, diantaranya berfungsi sebagai dasar

    penyusunan dan memelihara Tata Usaha Kepegawaian.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 9

    Dengan fungsi tersebut, penyimpanan, pemeliharaan, dan pembinaan segala mutasi

    kepegawaian, harus dicantumkan NIP untuk mempermudah pengelolaan data kepegawaian.

    Dalam hal ini mutasi kepegawaian merupakan setiap perubahan mengenai seseorang pegawai

    negeri, sejak pengangkatan pertama kali sampai pegawai negeri tersebut berhenti, yang

    dituangkan dalam suatu keputusan resmi dan sah, baik yang menyangkut kedinasan maupun

    pribadi beserta keluarganya, yang pada hakekatnya adalah berupa perkembangan data

    kepegawaian.

    Dosir Kepegawaian adalah himpunan arsip dari seorang pegawai yang disusun secara

    kronologis dari mulai lamaran sampai dengan pemberhentiannya. Dosir kepegawaian dapat

    dikemas dalam sebuah map atau odner. Kadang-kadang, isi dosir diklasifikasi menurut

    kelompok-kelompok, misalnya kelompok surat keputusan, kelompok DP3, dan sebagainya.

    Untuk keseragaman, keindahan dan untuk mempermudah dalam proses pencarian, odner

    dosir pegawai agar diberi label dengan mencantumkan data-data, seperti : nama pegawai, NIP,

    tanggal lahir, tmt. CPNS dan tanggal pensiun serta ditempelkan foto pegawai.

    Dokumen-dokumen kepegawaian yang harus ada dalam dosir pegawai, terdiri dari :

    1. Surat Keputusan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil;

    2. Surat Keputusan Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil menjadi Pegawai Negeri Sipil;

    3. Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala;

    4. Surat Keputusan Kenaikan Pangkat;

    5. Surat Keputusan Inpassing Gaji;

    6. Surat Keputusan Pengangkatan/Pembebasan/Mutasi Jabatan;

    7. Surat Keputusan Pemberhentian dan Pensiun;

    8. Surat Keputusan Pemberian Uang Tunggu;

    9. Surat Keputusan Hukuman Disiplin/Surat Peringatan;

    10. Surat Tanda Lulus Pendidikan Formal & Sertifikat Diklat;

    11. Surat Ijin Tugas Belajar/Surat Ijin Melanjutkan Pendidikan AIS;

    12. Surat Nikah/Cerai;

    13. Surat Izin Pernikahan/Perceraian/Melaksanakan perceraian;

    14. Surat Kematian Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya;

    15. Akte Kelahiran Anak;

    16. KP4 2 tahun terakhir;

    17. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil;

    18. Sumpah Jabatan/Surat Pernyataan Pelantikan/menduduki jabatan dan SPMT;

    19. DP3;

    20. Tanda Penghargaan;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 10

    21. Surat izin cuti dan atau Surat Izin ke luar negeri;

    22. Surat Keputusan Pengangkatan kembali untuk cuti di luar tanggungan negara;

    23. Surat Keputusan Pelimpahan/Pencabutan perbantuan/dipekerjakan;

    24. KARPEG, KARIS/KARSU, Kartu Taspen;

    25. Surat Keputusan Peringkat Jabatan/Grading; 26. Evaluasi Kinerja terkait penilaian Peringkat Jabatan/Grading; 27. dan lain-lain yang menyangkut kepegawaian.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 11

    BAB III

    USULAN KENAIKAN PANGKAT

    A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tanggal 10 November 2000 jo. PP No. 12

    tahun 2002 tanggal 17 April 2002;

    2. Keputusan Kepala BKN Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor

    99 Tahun 2000 jo PP Nomor 12 Tahun 2002;

    3. Surat Edaran Kepala Biro Kepegawaian Setjen Depkeu Nomor SE-01/SJ.2/2005 tanggal 25

    Juli 2005;

    4. Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia Setjen Depkeu Nomor S-144/SJ.5/2010 tanggal 25

    Januari 2010;

    5. Surat Sekretaris Ditjen Perbendaharaan No. S-77/PB.1/UP.10/2010 tanggal 28 Januari 2010.

    B. JENIS-JENIS KENAIKAN PANGKAT Berdasarkan PP Nomor 99 Tahun 2000 jo PP Nomor 12 Tahun 2002 kenaikan pangkat

    dibagi menjadi 5 jenis yaitu : Pilihan, Reguler, Anumerta, Pengabdian dan Prajurit Wajib.

    1. Kenaikan Pangkat Pilihan Jenis Kenaikan Pengkat Pilihan :

    a. PNS yang menduduki jabatan struktural

    b. PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu

    c. PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya

    d. PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara

    e. PNS yang diangkat menjadi pejabat Negara

    f. PNS yang memperoleh STTB/Ijazah

    g. PNS yang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural

    atau jabatan fungsional tertentu

    h. PNS yang telah selesai dan lulus tugas belajar

    i. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induknya yang

    diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau

    jabatan fungsional tertentu

    j. PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan

    Keputusan Presiden

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 12

    a. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Struktural Kenaikan pangkat pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan dapat diberikan dalam

    batas jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan ybs. Jenjang Pangkat dalam

    Jabatan tsb adalah sbb :

    No EselonJenjang Pangkat Golongan

    Terendah Tertinggi

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Ia

    Ib

    IIa

    IIb

    IIIa

    IIIb

    IVa

    IVb

    IV/d

    IV/c

    IV/c

    IV/b

    IV/a

    III/d

    III/c

    III/b

    IV/e

    IV/e

    IV/d

    IV/c

    IV/b

    IV/a

    III/d

    III/c

    1) PNS mempunyai pangkat yg masih satu tingkat di bawah jenjang pangkat

    terendah suatu jabatan dapat dinaikkan pangkatnya apabila :

    a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;

    b) Telah 1 tahun dalam jabatan struktural yang didudukinya terhitung sejak

    pelantikan, dan bersifat kumulatif tetapi tidak terputus dalam tingkat jabatan

    struktural yang sama.

    c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.

    2) PNS telah mencapai jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk suatu

    jabatan, dapat diberikan kenaikan pangkat apabila :

    a) Sekurang-kurangnya telah 4 tahun dalam pangkat terakhir

    b) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik

    dalam 2 tahun terakhir.

    3) Kelengkapan Administrasi :

    a) copy sah SK pangkat terakhir;

    b) copy sah SK jabatan terakhir;

    c) Surat Pernyataan Pelantikan

    d) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir

    b. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Menduduki Jabatan Fungsional tertentu

    1) Syarat :

    a) Telah 2 tahun dalam pangkat terakhir

    b) Memenuhi angka kredit yang ditentukan

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 13

    c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.

    2) Kelengkapan Administrasi :

    a) copy sah SK jabatan terakhir;

    b) copy sah SK pangkat terakhir;

    c) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir;

    d) Asli penetapan angka kredit

    c. Kenaikan Pangkat PNS Yang Menunjukkan Prestasi Kerja Luar Biasa Baiknya 1) Syarat :

    a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir

    b) DP3 bernilai amat baik dalam 1 tahun terakhir.

    2) Yang dimaksud perestasi kerja luar biasa baiknya adalah prestasi kerja yang

    menonjol baiknya yang secara nyata diakui dalam lingkungan kerjanya, sehingga

    PNS yang bersangkutan secara nyata menjadi teladan bagi pegawai lainnya.

    3) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya

    diberikan tanpa terikat ketentuan ujian dinas.

    4) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya

    dapat melampaui pangkat atasan langsungnya.

    5) Kelengkapan Administrasi :

    a) copy sah SK jabatan terakhir apabila menduduki jabatan

    b) copy sah SK pangkat terakhir;

    c) Tembusan keputusan yang ditandatangani asli oleh Pejabat Pembina

    Kepegawaian tentang penetapan prestasi kerja luar biasa baiknya

    d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir.

    d. Kenaikan Pangkat Pilihan bagi PNS Yang Menemukan Penemuan Baru Yang Bermanfaat Bagi Negara

    1) Kenaikan pangkat dapat diberikan :

    a) tanpa terikat dengan jenjang pangkat

    b) tanpa terikat pada jabatan dan ketentuan ujian dinas.

    c) dapat melampaui pangkat atasan langsungnya.

    2) Syarat :

    a) 1 tahun dalam pangkat terakhir

    b) DP3 dalam 1 tahun terakhir rata-rata bernilai baik dengan ketentuan tidak ada

    unsur penilaian prestasi kerja yang bernilai kurang.

    3) Kriteria penemuan baru dan kriteria kemanfaatan terhadap Negara diatur dalam

    Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1981 dan peraturan pelaksanaannya diatur

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 14

    dengan SE Kepala BAKN dan Ketua LIPI Nomor 15/SE/1982 dan Nomor

    704/KEP/J.10/1982 tanggal 27 Oktober 1982.

    4) Kelengkapan Administrasi:

    a) copy sah SK jabatan terakhir apabila menduduki jabatan

    b) copy sah SK pangkat terakhir;

    c) copy sah keputusan tentang penemuan baru yang bermanfaat bagi

    Badan/Lembaga yang ditetapkan oleh Presiden;

    d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir.

    e. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS Yang Menjadi Pejabat Negara 1) Syarat :

    a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir

    b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.

    2) Kelengkapan Administrasi:

    a) copy sah SK sebagai pejabat negara;

    b) copy sah SK pangkat terakhir;

    c) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;

    d) copy sah keputusan pemberhentian dari jabatan organiknya;

    3) PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara tetapi tidak diberhentikan dari jabatan

    organiknya, kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan jabatan

    organiknya.

    4) Kelengkapan Administrasi:

    a) Bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :

    copy sah SK jabatan terakhir; copy sah SK pangkat terakhir; copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir; Asli penetapan angka kredit bagi PNS yang menduduki jabatan

    fungsional.

    b) Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu :

    copy sah SK pangkat terakhir; copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.

    f. Kenaikan Pangkat PNS yang Memperoleh STTB/Ijazah/ Diploma PNS yang memperoleh ijasah dapat dinaikkan pangkatnya sehingga menjadi :

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 15

    No Ijazah Golongan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    SLTP atau yang setingkat

    SLTA, Diploma I, atau yang setingkat

    Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II Sarjana

    Muda, Akademi, atau Diploma III

    Sarjana (S1) atau Diploma IV

    Dokter, Ijazah Apoteker atau Ijazah Spesialis I dan Magister (S2)

    atau Ijazah lain yang setara

    Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II

    I/c

    II/a

    II/b

    II/c

    III/a

    III/b

    III/c

    1) Kenaikan pangkat diatas, dapat diberikan apabila :

    a) Diangkat dalam jabatan/diberi tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian

    yang sesuai Ijazah yang diperoleh;

    b) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;

    c) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir;

    d) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan

    fungsional

    e) Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah

    2) Kelengkapan Administrasi :

    a) copy sah STTB/Ijazah/Diploma;

    b) copy sah SK pangkat terakhir;

    c) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;

    d) Asli Penetapan Angka Kredit bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional

    e) Surat Keterangan Pejabat Pembina Kepegawaian serendah-rendahnya pejabat

    eselon II tentang uraian tugas yang dibebankan kepada PNS yang

    bersangkutan kecuali bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu;

    f) copy sah surat tanda lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah kecuali

    bagi yang menduduki jabatan fungsional tertentu.

    g. Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang Melaksanakan Tugas Belajar dan Sebelumnya Menduduki Jabatan Struktural Atau Jabatan Fungsional Tertentu

    1) Syarat :

    a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir

    b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.

    2) Kenaikan pangkat di atas, diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan

    dalam jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu yang terakhir

    didudukinya sebelum melaksanakan tugas belajar.

    3) Kelengkapan Administrasi :

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 16

    a) copy sah SK jabatan terakhir;

    b) copy sah SK pangkat terakhir;

    c) copy sah keputusan/perintah tugas belajar;

    d) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.

    h. Kenaikan Pangkat Pilihan Bagi PNS yang Telah Selesai Mengikuti dan Lulus Tugas Belajar

    PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh ijasah

    dapat dinaikkan pangkatnya menjadi : No Ijazah Golongan

    1

    2

    3

    4

    5

    Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau Diploma II

    Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III

    Sarjana (S1) atau Diploma IV

    Dokter, Ijazah Apoteker atau Ijazah Spesialis I dan

    Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara

    Doktor (S3) atau Ijazah Spesialis II

    II/b

    II/c

    III/a

    III/b

    III/c

    1) Syarat :

    a) Telah 1 tahun dalam pangkat terakhir;dan

    b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.

    2) Kelengkapan Administrasi :

    a) copy sah SK jabatan terakhir;

    b) copy SK pangkat terakhir;

    c) copy sah kepututusan/perintah untuk tugas belajar;

    d) copy sah DP-3 dalam 1 tahun terakhir;

    e) copy sah Ijazah/Diploma yang diperolehnya.

    i. Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar Instansi Induknya dan diangkat dalam jabatan pimpinan

    1) Syarat :

    a) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;

    b) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.

    2) Kenaikan pangkat sebagaimana tersebut di atas dapat dipertimbangkan sesuai

    jenjang pangkat yang ditetapkan untuk eselon jabatannya.

    3) Kenaikan Pangkat Bagi PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar

    Instansi Pemerintah hanya dapat diberikan sebanyak-banyaknya 3 kali kecuali

    bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada lembaga kependidikan, sosial,

    kesehatan, dan perusahaan jawatan.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 17

    4) PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu yang dipekerjakan di luar

    instansi induknya, dapat diberikan kenaikan pangkat setiap kali setingkat lebih

    tinggi.

    5) Kelengkapan Administrasi :

    a) copy sah SK jabatan terakhir;

    b) copy sah SK pangkat terakhir;

    c) copy sah keputusan tentang penugasan di luar instansi induknya;

    d) Tembusan penetapan angka kredit bagi yang menduduki jabatan fungsional

    e) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir.

    2. Kenaikan Pangkat Reguler a. Syarat kenaikan pangkat reguler :

    1) Telah 4 tahun dalam pangkat terakhir;dan

    2) DP3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.

    3) Tidak melampaui pangkat atasan langsungnya

    b. Batas tertinggi kenaikan pangkat reguler yang dapat dicapai berdasarkan ijasah yang

    dimiliki PNS adalah sbb :

    No Bagi yang mempunyai Ijazah Golongan

    Tertinggi

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    SD atau yang setingkat

    SLTP atau yang setingkat

    Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Pertama

    SLTA, Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (3 tahun), Sekolah

    Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas (4 tahun), Diploma I, Diploma II

    Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa , Diploma III, Sarjana Muda,

    Akademi, Ijasah Bakaloreat

    Sarjana (S1) atau Diploma IV

    Dokter, Ijazah Apoteker dan Magister (S2) atau Ijazah lain yang setara

    Doktor (S3)

    II/a

    II/c

    II/d

    III/b

    III/c

    III/d

    IV/a

    IV/b

    c. PNS yang Kenaikan Pangkat Regulernya mengakibatkan pindah golongan dari

    golongan II menjadi golongan III dan golongan III menjadi golongan IV, harus telah

    mengikuti dan lulus ujian dinas yang ditentukan, kecuali bagi PNS yang :

    1) Telah mengikuti dan lulus Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim Tingkat IV untuk

    ujian dinas Tingkat I;

    2) Telah mengikuti dan lulus Sepadya/Spama/Diklatpim Tingkat III untuk ujian

    dinas Tingkat II;

    3) Telah memperoleh Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian dinas

    Tingkat I;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 18

    4) Telah memperoleh Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan Ijazah lain

    yang setara atau Doktor (S3), untuk ujian Dinas Tingkat I atau Ujian Dinas

    Tingkat II.

    d. Kelengkapan Administrasi :

    1) copy sah SK pangkat terakhir;

    2) copy sah DP-3 dalam 2 tahun terakhir;

    3) copy sah STTB/Ijazah/Diploma bagi yang memperoleh peningkatan pendidikan;

    4) copy sah SK mutasi lainnya apabila terjadi perubahan data kepegawaian

    (misalnya SK Pindah Kerja, SK Alih Status, dan sebagainya).

    5) copy sah surat perintah tugas belajar (Bagi PNS yang Melaksanakan Tugas

    Belajar dan Sebelumnya Tidak Menduduki Jabatan Struktural atau Fungsional

    Tertentu)

    6) Surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar instansi induknya. (bagi PNS

    yang dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar Instansi Induk dan

    tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya

    atau jabatan fungsional tertentu)

    3. Kenaikan Pangkat Anumerta PNS yang dinyatakan tewas, diberikan kenaikan pangkat anumerta setingkat lebih tinggi.

    yakni :

    a. Meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya.

    b. Meninggal dunia dalam keadaan lain yang ada hubungannya dengan dinasnya, sehingga

    kematian itu disamakan dengan meninggal dunia dalam dan karena menjalankan tugas

    kewajibannya.

    c. Meninggal dunia yang langsung diakibatkan oleh luka atau cacat jasmani atau cacat

    rohani yang didapat dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya.

    d. Meninggal dunia karena perbuatan anasir yang tidak bertanggung jawab ataupun

    sebagai akibat tindakan terhadap anasir itu

    4. Kenaikan Pangkat Pengabdian Kenaikan pangkat pengabdian diberikan bagi PNS yang meninggal dunia atau akan

    diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai batas usia pensiun,

    dapat diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi, apabila :

    a. Memiliki masa bekerja sebagai PNS selama :

    1) 30 tahun secara terus-menerus dan telah 1 bulan dalam pangkat terakhir.

    2) 20 tahun secara terus-menerus dan telah 1 tahun dalam pangkat terakhir.

    3) 10 tahun secara terus-menerus dan telah 2 tahun dalam pangkat terakhir.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 19

    b. DP3 bernilai baik dalam 1 tahun terakhir.

    c. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam 1 tahun

    terakhir.

    Kenaikan pangkat pengabdian juga diberikan kepada PNS yang oleh Tim Penguji

    Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan

    negeri.

    5. Kenaikan Pangkat Prajurit Wajib PNS selama menjalani dinas prajurit wajib tidak diberikan kenaikan pangkat. Pemberian

    pangkatnya dapat dipertimbangkan pada saat pengangkatan kembali pada instansi induknya

    setelah ia selesai menjalankan dinas prajurit wajib dengan memperhitungkan penuh masa

    kerja selama menjalankan dinas prajurit wajib dan dengan memperhatikan pangkat yang

    dimilikinya sebagai prajurit wajib.

    C. KELENGKAPAN TAMBAHAN USUL KENAIKAN PANGKAT Untuk internal Ditjen Perbendaharaan, sesuai dengan Surat Sekretaris Ditjen

    Perbendaharaan No. S-77/PB.1/UP.10/2010 tanggal 28 Januari 2010, terdapat tambahan

    kelengkapan untuk usul kenaikan pangkat, yaitu:

    1. copy sah surat keputusan jabatan terakhir atasan langsung pegawai yang diusulkan kenaikan

    pangkatnya;

    2. copy sah surat keputusan/surat/nota dinas penempatan terakhir pegawai yang diusulkan

    kenaikan pangkatnya.

    Bagi PNS yang lokasi pada saat memperoleh ijazah berbeda dengan tempat tugas saat

    pengusulan kenaikan pangkat, maka usul kenaikan pangkat disertai pula dengan surat

    keterangan kronologis penempatan yang dibuktikan dengan SK mutasi.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 20

    BAB IV

    KENAIKAN GAJI BERKALA

    A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil;

    2. Keppres Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN.

    B. KENAIKAN GAJI BERKALA 1. Kepada pegawai negeri sipil yang diangkat dalam suatu pangkat diberikan gaji pokok

    berdasarkan golongan ruang yang ditetapkan untuk pangkat tersebut. Gaji calon pegawai

    negeri sipil sebesar 80% dari gaji pokoknya;

    2. Kenaikan gaji berkala adalah kenaikan gaji yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang

    telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala yaitu setiap

    2 (dua) tahun sekali dan apabila telah memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku;

    3. Kenaikan gaji berkala untuk pertama kali bagi seorang pegawai negeri sipil yang diangkat

    dalam golongan I, II, III diberikan setelah mempunyai masa kerja 2 (dua) tahun sejak

    diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil dan selanjutnya 2 (dua) tahun sekali, kecuali

    untuk pegawai negeri sipil yang pertama kali diangkat dalam golongan II/a diberikan

    kenaikan gaji berkala pertama kali setelah mempunyai masa kerja 1 (satu) tahun dan

    selanjutnya setiap 2 (dua) tahun sekali;

    4. Pegawai Negeri Sipil mendapatkan kenaikan gaji berkala apabila :

    a. telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji berkala

    b. penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya cukup

    5. Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan oleh kepala

    kantor/satuan organisasi yang bersangkutan atas nama pejabat yang berwenang dan

    diterbitkan 2 (dua) bulan sebelum kenaikan gaji berkala itu berlaku;

    6. Keputusan kenaikan gaji berkala tidak dapat berlaku surut lebih dari 2 (dua) tahun;

    7. Sebelum diterbitkan surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala, agar dilakukan proses

    penilaian dengan Nota Rahasia.

    C. PENUNDAAN KENAIKAN GAJI BERKALA 1. Seorang Pegawai Negeri Sipil yang belum memenuhi syarat (nilai rata-rata DP-3 kurang dari

    cukup), maka kenaikan gaji berkalanya ditunda paling lama untuk waktu 1 (satu) tahun;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 21

    2. Apabila dalam waktu penundaan 1 (satu) tahun tersebut Pegawai Negeri Sipil yang

    bersangkutan belum juga memenuhi syarat maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-

    tiap kali paling lama untuk 1 (satu) tahun;

    3. Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan, maka kenaikan gaji berkala tersebut

    diberikan mulai bulan berikutnya dari masa penundaan itu;

    4. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang;

    5. Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala

    berikutnya;

    6. Penundaan kenaikan gaji berkala dimaksud bukan merupakan hukuman disiplin Pegawai

    Negeri Sipil melainkan sebagai akibat tidak dipenuhinya persyaratan.

    D. DOKUMEN YANG DIBUTUHKAN UNTUK KENAIKAN GAJI BERKALA 1. Foto copy sah keputusan dalam pangkat terakhir;

    2. Foto copy sah berkala terakhir;

    3. DP-3 1 (satu) tahun terakhir.

    E. CONTOH FORMAT DOKUMEN

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 22

    Surat Pemberitahuan Kenaikan Gaji Berkala

    KOP SURAT Nomor : PEM- ............. 2011 Lampiran : - Hal : Kenaikan Gaji Berkala a.n.: .................................

    NIP .................................

    Yth. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ................................. di .................................

    Dengan ini diberitahukan, bahwa berhubung telah dipenuhinya masa kerja dan syarat-syarat

    lainnya kepada : 1. Nama : ................................. 2. NIP / No.Karpeg : ................................. / ................................. 3. Pangkat : ................................. 4. Jabatan : ................................. 5. Unit Organisasi : ................................. 6. Gaji Pokok Lama : Rp. .................................

    (.................................) (PP No. .................................)

    atas dasar Surat Keputusan terakhir tentang gaji/pangkat yang ditetapkan :

    a. oleh pejabat : ................................. b. tanggal : .................................

    nomor : ................................. c. terhitung mulai tanggal : ................................. d. masa kerja golongan : .................................

    pada tanggal tersebut

    diberikan kenaikan gaji berkala hingga memperoleh :

    7. Gaji Pokok Baru : Rp. ................................. (.................................) (PP No. ................................. )

    8. Berdasarkan masa kerja : ................................. 9. Dalam Golongan : ................................. 10. Terhitung Mulai Tanggal : ................................. Diharapkan agar sesuai dengan pasal 29 ayat (1) Keppres nomor 42 tahun 2002 kepada pegawai

    tersebut dapat dibayarkan penghasilannya berdasarkan gaji pokok yang baru.

    a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kepala .................................

    ................................. NIP .................................

    Tembusan : (disesuaikan dengan pihak yang berkebutuhan)

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 23

    Nota Rahasia

    KOP SURAT

    Nota Rahasia Dari : Kepala Subbagian Umum . Kepada : Yth. Kepala Seksi

    Dengan ini diberitahukan bahwa pegawai tersebut dibawah ini : Nama : . Pangkat : . Sudah saatnya diberikan KENAIKAN PANGKAT/GAJI BERKALA/DIANGKAT SEBAGAI PNS *) terhitung mulai tanggal . Diminta agar dapat diberikan penegasan mengenai daftar penilaian pegawai tersebut dengan berpedoman pada pertanyaan sebagaimana tersebut dibawah ini : Kepala Subbagian Umum Pertimbangan Kepala Seksi . Mengenai Sdr. NIP Gol.. a. Kecakapan teknis : b. Kerajinan : c. Kelakuan (Watak) : d. Bakat kecakapan memimpin **) : e. Hubungan pergaulan dengan :

    Teman-teman sekerja (baik dg Pimpinan atau bawahan)

    Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas pegawai tersebut DAPAT/BELUM DAPAT *) diberikan KENAIKAN PANGKAT/GAJI BERKALA/DIANGKAT SEBAGAI PNS *) terhitung mulai tanggal Menyetujui/Tidak Menyetujui .. Kepala Kepala Seksi Pertimbangan agar dinyatakan dengan istilah : 1. Amat baik 4. Sedang 2. Baik 5. Kurang 3. Cukup *) Coret yang tidak perlu **) Hanya diisi untuk yang memangku jabatan

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 24

    BAB V

    DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

    A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian

    Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil;

    2. Surat Edaran Kepala BAKN Nomor SE-02/SE/1980 tanggal 11 Pebruari 1980 tentang

    Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil;

    3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 256/KMK.01/2011 tanggal 3 Agustus 2011 tentang

    Pegawai Negeri Sipil yang Dipekerjakan atau Diperbantukan di Luar Kementerian Keuangan.

    B. UMUM 1. Unsur-unsur yang dinilai dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) adalah:

    a. kesetiaan;

    b. prestasi kerja;

    c. tanggung jawab;

    d. ketaatan;

    e. kejujuran;

    f. kerjasama;

    g. prakarsa; dan

    h. kepemimpinan.

    Unsur kepemimpinan hanya dinilai bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berpangkat

    Pengatur Muda golongan ruang II/a ke atas yang memangku suatu jabatan.

    2. Pejabat penilai baru dapat melakukan penilaian pelaksanaan pekerjaan, apabila telah

    membawahi PNS yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan.

    3. Apabila PNS yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam DP3, maka dapat mengajukan

    keberatan disertai dengan alasan-alasannya, kepada atasan pejabat penilai melalui hirarkis

    dalam jangka waktu 14 hari sejak diterimanya DP3 tersebut.

    C. PEJABAT PENILAI DP3 1. Pejabat penilai baru dapat memberikan penilaian apabila telah membawahi PNS yang

    bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan.

    2. Apabila DP3 diperlukan, sedang pejabat penilai belum 6 bulan membawahi PNS yang

    dinilai, maka pejabat penilai tersebut dapat melakukan penilaian dengan menggunakan

    bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat penilai yang lama.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 25

    3. Pejabat yang berwenang membuat DP3 wajib membuat dan memelihara catatan tentang PNS

    di lingkungannya.

    4. Jangka waktu penilaian adalah mulai bulan Januari s.d bulan Desember dalam tahun yang

    bersangkutan.

    D. DP3 CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), DP3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan

    apabila sampai dengan bulan Desember telah mencapai 6 bulan menjadi CPNS. Apabila

    CPNS dalam tahun yang bersangkutan belum 6 bulan menjadi CPNS, penilaian DP3

    dilakukan dalam tahun berikutnya.

    2. Contoh: seorang CPNS diangkat pada awal bulan Agustus 1980. Dalam hal ini, ia tidak dapat

    dinilai dalam tahun 1980, tetapi baru dapat dinilai pada tahun 1981.

    3. Bagi CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, penilaian pelaksanaan pekerjaan dilakukan

    setelah sekurang-kurangnya 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai melaksanakan tugas

    secara nyata.

    4. CPNS yang telah dibuat DP3-nya untuk kepentingan pengangkatan menjadi PNS, tidak usah

    lagi dibuat DP3nya pada bulan Desember tahun yang bersangkutan.

    5. Contoh: seorang diangkat menjadi CPNS terhitung mulai tanggal 1 Agustus 1980. Untuk

    pengangkatan sebagai PNS, maka DP3 dibuat tanggal 1 September 1981. Dalam hal ini, DP3

    tersebut berlaku untuk tahun 1982 atau DP3nya tidak usah dibuat lagi pada bulan Desember

    1981.

    6. Pada saat seseorang yang diangkat menjadi PNS tetapi DP3-nya belum 1 tahun, maka

    pengangkatannya sebagai PNS tidak sah.

    E. DP3 PEGAWAI TUGAS BELAJAR 1. DP3 bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar, dibuat oleh pejabat penilai dengan

    menggunakan bahan-bahan yang diberikan oleh pimpinan perguruan tinggi, sekolah atau

    kursus yang bersangkutan.

    2. Khusus bagi PNS yang menjalankan tugas belajar diluar negeri, bahan-bahan penilaian

    pelaksanaan pekerjaan tersebut diberikan oleh Kepala Perwakilan Republik Indonesia di

    negara yang bersangkutan.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 26

    F. DP3 PEGAWAI DIPEKERJAKAN/PEGAWAI DIPERBANTUKAN 1. Pegawai Dipekerjakan yang penugasannya sebelum Keputusan Menteri Nomor

    256/KMK.01/2011 ditetapkan, wajib menyampaikan DP3 kepada Direktur Jenderal

    Perbendaharaan u.p. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

    2. Pegawai Dipekerjakan yang penugasannya setelah Keputusan Menteri Nomor

    256/KMK.01/2011 ditetapkan, wajib menyampaikan DP3 kepada Menteri Keuangan u.p.

    Sekretaris Jenderal.

    3. DP3 bagi Pegawai Diperbantukan dibuat oleh pejabat penilai dan atasan pejabat penilai di

    unit eselon I terakhir tercatat sebagai pegawai, dengan bahan dari atasan langsung di tempat

    penugasannya, dengan ketentuan:

    a. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon I, pejabat penilai dan atasan

    pejabat penilai adalah Menteri Keuangan;

    b. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon II, dan penugasannya sebelum

    Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah

    Direktur Jenderal Perbendaharaan dan atasan pejabat penilai adalah Menteri Keuangan;

    c. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon II, dan penugasannya setelah

    Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan, pejabat penilai adalah

    Sekretaris Jenderal dan atasan pejabat penilai adalah Menteri Keuangan;

    d. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon III ke bawah dan Pelaksana,

    dan penugasannya sebelum Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan,

    pejabat penilai adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan atasan pejabat

    penilai adalah Direktur Jenderal Perbendaharaan;

    e. bagi yang sebelum penugasan menduduki jabatan eselon III ke bawah dan Pelaksana,

    dan penugasannya setelah Keputusan Menteri Nomor 256/KMK.01/2011 ditetapkan,

    pejabat penilai adalah Kepala Biro SDM dan atasan pejabat penilai adalah Sekretaris

    Jenderal.

    G. PENGAJUAN KEBERATAN 1. PNS yang merasa keberatan atas nilai dalam DP3, baik secara keseluruhan maupun sebagian,

    dapat mengajukan keberatan secara tertulis disertai dengan alasannya kepada atasan pejabat

    penilai melalui hirarkis. Keberatan tersebut dituliskan dalam DP3 pada ruangan yang telah

    disediakan.

    2. Keberatan harus sdh diajukan dalam jangka waktu 14 hari terhitung mulai ia menerima DP3.

    Keberatan yang melebihi batas waktu 14 hari menjadi kedaluwarsa, sehingga tidak dapat

    dipertimbangkan lagi.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 27

    3. Walaupun PNS yang dinilai keberatan, ia harus membubuhkan tanda tangan.

    4. Setelah menerima keberatan, pejabat penilai membuat tanggapan secara tertulis pada ruangan

    yang telah disediakan dalam DP3.

    5. Atasan pejabat penilai wajib memeriksa dan memperhatikan keberatan dan tanggapan.

    6. Apabila atasan pejabat penilai mempunyai alasan yang cukup, maka ia dapat mengadakan

    perubahan terhadap nilai baik menaikan atau menurunkan nilai. Perubahan nilai yang

    dilakukan oleh atasan pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat dan tidak dapat lagi

    diajukan keberatan.

    7. Perubahan nilai dicantumkan dalam DP3 yang bersangkutan dengan mencoret nilai yang

    lama dan mencantumkan nilai yang baru. Nilai lama yang dicoret harus tetap terbaca. Setiap

    coretan harus diparaf oleh atasan pejabat penilai.

    8. DP3 yang dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap menjadi atasan pejabat penilai tidak

    dapat diganggu gugat.

    H. HAL-HAL PENTING LAINNYA 1. Tanggal penilaian DP3 tahun 20X1 (tanggal dibuat oleh pejabat penilai) adalah tanggal 31

    Desember 20X1 tanpa dibatasi jam kerja atau hari libur. Sedangkan tanggal diterima pegawai

    yang dinilai dan atasan pejabat penilai adalah setelah 31 Desember 20X1. Misalnya: tanggal

    diterima pegawai yang dinilai: 5 Januari 20X2 dan tanggal diterima atasan pejabat penilai: 5

    Januari 20X2.

    2. Dalam Surat Edaran Kepala BAKN Nomor 02/SE/1980 angka romawi V perihal Tata Cara

    Penilaian, angka 2 tentang Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diberikan contoh

    bahwa setiap unsur penilaian selalu dinilai dengan angka bulat dan hasil penilaian pejabat

    penilai selalu angka bulat. Sehingga apabila setelah dirata-rata dalam penilaian unsur yang

    dinilai diperoleh angka pecahan < 0,50 (lebih kecil atau sama dengan 0,50) maka dibulatkan

    ke bawah dan apabila mendapatkan angka pecahan >0,50 (lebih besar dari 0,50) maka

    dibulatkan keatas.

    3. Dalam rangka penilaian DP3, untuk para pejabat/pegawai yang pangkatnya lebih tinggi dari

    pejabat penilai dan/atau pejabat penilai pangkatnya lebih tinggi dari atasan pejabat penilai,

    maka pejabat penilai dan atasan pejabat penilai agar secara berjenjang ditarik naik satu

    tingkat. Contoh:

    a. untuk penilaian DP3 pejabat eselon IV (yang pangkatnya lebih tinggi daripada pejabat

    eselon III), pejabat penilainya adalah Kepala Kanwil dan atasan pejabat penilai adalah

    Direktur Jenderal Perbendaharaan;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 28

    b. untuk penilaian DP3 pelaksana (dimana pejabat penilai pangkatnya lebih tinggi dari

    atasan pejabat penilai), atasan pejabat penilai adalah Kepala Bagian Umum Kanwil;

    c. contoh tersebut berlaku juga bagi instansi yang pejabat eselon III definitif belum

    ditetapkan (tidak ada). Pelaksana Tugas (Plt.)/Pelaksana Harian (Plh.) tidak berhak

    memberikan penilaian DP3.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 29

    BAB VI

    CUTI PEGAWAI

    A. DASAR HUKUM 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

    Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor

    43 Tahun 1999;

    2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai

    Negeri Sipil;

    3. Keputusan Bersama Tiga Menteri mengenai Cuti Bersama;

    4. Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-3559 /MK.1/2009 tanggal 10 Desember 2009.

    B. CUTI TAHUNAN Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diijinkan dalam jangka waktu tertentu.

    Tujuan pemberian cuti adalah dalam rangka usaha untuk menjamin kesegaran jasmani dan

    rohani.

    1. Hak Cuti Tahunan

    a. Merupakan hak PNS, termasuk CPNS yang telah bekerja secara terus menerus selama 1

    (satu) tahun.

    b. CPNS hanya berhak atas cuti tahunan, kecuali ditentukan lain oleh pejabat yang

    berwenang memberikan cuti berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.

    c. Selama menjalankan cuti tahunan, PNS/CPNS yang bersangkutan memperoleh TKPKN.

    2. Penggunaan Cuti Tahunan

    a. Penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling

    sedikit menjadi 3 (tiga) hari kerja.

    b. Cuti tahunan yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya dapat ditambah

    untuk paling lama 14 hari termasuk hari libur. Ketentuan ini tidak berlaku apabila cuti

    tahunan yang diambil kurang dari 12 hari.

    c. Cuti bersama yang tidak digunakan karena kepentingan dinas dan berdasarkan surat

    tugas, tetap menjadi hak cuti tahunan PNS.

    3. Penangguhan Cuti Tahunan yang Tersisa

    a. Cuti tahunan yang tersisa 6 (enam) hari kerja atau kurang tetap menjadi hak PNS yang

    bersangkutan.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 30

    b. Cuti tahunan yang tersisa lebih dari 6 (enam) hari kerja harus dimintakan penangguhan

    oleh PNS/CPNS kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti, agar penangguhan

    dimaksud dapat dilaksanakan tahun berikutnya.

    c. Pejabat yang berwenang memberikan cuti dapat menangguhkan cuti tahunan paling

    lambat akhir bulan Desember tahun yang berjalan.

    d. Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang

    memberikan cuti untuk paling lama 1 tahun, apabila kepentingan dinas mendesak.

    4. Penggunaan Cuti Tahunan yang Tersisa

    a. Cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya dengan cuti tahunan tahun

    yang sedang berjalan, dapat diambil untuk paling lama:

    18 (delapan belas) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan; dan 24 (dua puluh empat) hari kerja termasuk cuti tahunan yang sedang berjalan, apabila

    cuti tahunan tidak diambil secara penuh dalam beberapa tahun.

    b. Pengajuan permohonan cuti tahunan yang tersisa yang digabungkan penggunaannya

    dengan cuti tahunan yang sedang berjalan harus mencantumkan jumlah cuti tahunan yang

    tersisa dari cuti tahunan pada masing-masing tahun yang bersangkutan.

    c. Tanpa adanya persetujuan penangguhan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti,

    lamanya cuti tahunan yang dapat diambil dalam tahun yang sedang berjalan menjadi

    paling lama 18 (delapan belas) hari kerja.

    d. Cuti tahunan yang ditangguhkan dapat diambil dalam tahun berikutnya selama 24 hari

    kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan.

    C. CUTI BESAR 1. Hak Cuti Besar

    a. Merupakan hak PNS yang telah bekerja paling kurang 6 (enam) tahun secara terus

    menerus.

    b. PNS yang akan/telah menjalani cuti besar tidak berhak lagi atas cuti tahunan dalam tahun

    yang bersangkutan.

    c. Selama menjalankan cuti besar, PNS yang bersangkutan tidak berhak atas tunjangan

    jabatan dan tidak memperoleh TKPKN.

    2. Penggunaan Cuti Besar

    a. PNS perlu merencanakan penggunaan cuti besar sejak awal tahun.

    b. Cuti besar dapat digunakan oleh PNS untuk

    memenuhi kewajiban agama;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 31

    persalinan anaknya yang keempat apabila PNS yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan; atau

    keperluan lainnya sesuai pertimbangan pejabat yang berwenang memberikan cuti. c. PNS yang telah melaksanakan cuti tahunan dan akan mengambil cuti besar pada tahun

    yang bersangkutan harus mengembalikan TKPKN yang diterimanya selama

    melaksanakan cuti tahunan.

    d. PNS yang akan/telah menggunakan cuti besar berhak atas:

    cuti bersama; cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar; cuti sakit; cuti bersalin untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan ketiga; cuti karena alasan penting.

    e. Apabila kepentingan dinas mendesak cuti besar dapat ditangguhkan pelaksanaannya

    pejabat yang berwenang untuk paling lama 2 tahun,.

    f. Selama menjalankan cuti besar, PNS menerima penghasilan penuh namun tunjangan

    jabatan tidak dibayarkan.

    g. Cuti besar yang tidak diambil PNS yang bersangkutan tepat pada waktunya, dapat

    diambil pada tahun-tahun berikutnya tetapi keterlambatan pengambilan cuti besar itu

    tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti besar yang berikutnya. Seseorang

    diangkat sbg CPNS pada 1 April 2000. Pada tanggal 1 April 2001 ia diangkat menjadi

    PNS. Pada tanggal 1 April 2006, PNS yang bersangkutan baru berhak atas cuti besar.

    D. CUTI SAKIT 1. Hak Cuti Sakit merupakan hak PNS dan/atau PNS/CPNS wanita yang mengalami gugur

    kandungan.

    2. Penggunaan Cuti Sakit

    a. PNS yang menderita sakit lebih dari 2 (dua) hari harus melampirkan surat keterangan

    dokter dari rumah sakit pemerintah/puskesmas.

    b. PNS yang telah menggunakan cuti sakit untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun 6

    (enam) bulan dan telah aktif bekerja kembali, berhak atas:

    cuti bersama; cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada

    tahun sebelum digunakan cuti sakit;

    cuti besar; cuti bersalin;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 32

    cuti karena alasan penting. c. PNS yang sakit selama 1 atau 2 hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan, bahwa ia

    harus memberitahukan kepada atasannya.

    d. Cuti sakit lebih dari 2 hari sampai dengan 14 hari dapat diajukan dengan melampirkan

    surat keterangan dokter

    e. Cuti sakit lebih dari 14 hari dapat diajukan dengan melampirkan surat keterangan dokter

    yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

    f. Cuti sakit diberikan untuk waktu paling lama 1 tahun dan dapat ditambah untuk paling

    lama 6 bulan apabila dipandang perlu berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk

    oleh Menteri Kesehatan.

    g. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu sebagaimana tersebut di

    atas, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.

    Apabila berdasarkan hasil pengujian yang bersangkutan belum sembuh dari penyakitnya,

    maka ia diberhentikan dengan hormat dari jabatannya karena sakit dengan mendapat uang

    tunggu.

    h. PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling lama 1

    bulan. Permohonan cuti harus dilampiri surat keterangan dokter atau bidan.

    i. PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas

    kewajibannya sehingga ia perlu mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai ia

    sembuh dari penyakitnya. Selama menjalankan cuti sakit, PNS yang bersangkutan

    menerima penghasilan penuh.

    E. CUTI BERSALIN 1. Hak Cuti Bersalin

    a. Merupakan hak PNS/CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama, kedua, dan

    ketiga.

    b. Cuti bersalin yang digunakan oleh CPNS wanita untuk persalinan anaknya yang pertama

    akan mengurangi hak cuti persalinan setelah yang bersangkutan menjadi PNS.

    2. Penggunaan Cuti Bersalin dan Cuti Lain untuk Bersalin

    a. PNS yang telah menggunakan cuti bersalin, berhak atas:

    cuti bersama; cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada

    tahun sebelum digunakan cuti bersalin;

    cuti besar; cuti sakit;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 33

    cuti karena alasan penting. b. PNS wanita dapat diberikan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat, apabila

    yang bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan.

    c. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar untuk persalinan anaknya yang

    keempat tidak berhak lagi atas cuti tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.

    d. PNS wanita yang akan/telah menggunakan cuti besar tersebut berhak atas:

    cuti bersama; cuti tahunan yang tersisa pada tahun sebelum digunakan cuti besar; cuti sakit; cuti karena alasan penting.

    e. PNS wanita dapat diberikan cuti di luar tanggungan negara untuk persalinan anaknya

    yang kelima dan seterusnya.

    f. PNS wanita yang telah menggunakan cuti di luar tanggungan negara tersebut, berhak

    atas:

    cuti bersama; cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada

    tahun sebelum digunakan cuti di luar tanggungan negara;

    cuti besar setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terus-menerus;

    cuti sakit; cuti karena alasan penting.

    g. Lamanya cuti bersalin adalah 1 bulan sebelum dan 2 bulan sesudah persalinan.

    h. Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita yang bersangkutan menerima penghasilan

    penuh.

    F. CUTI KARENA ALASAN PENTING 1. Hak Cuti Karena Alasan Penting

    a. Merupakan hak PNS.

    b. Selama menjalankan cuti karena alasan penting, PNS yang bersangkutan tidak

    memperoleh TKPKN.

    2. Penggunaan Cuti Karena Alasan Penting

    a. Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah cuti karena:

    ibu, bapak, Isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit keras atau meninggal dunia;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 34

    salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku PNS yang bersangkutan harus

    mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang meninggal dunia itu;

    melangsungkan perkawinan yang pertama; alasan penting lainnya yang ditetapkan kemudian oleh Presiden

    b. Selain karena alasan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang

    mengatur cuti PNS, PNS juga berhak atas cuti karena alasan penting karena terjadinya

    kondisi force major, misalnya banjir, tanah longsor, kebakaran, dan gempa bumi.

    c. PNS yang telah menggunakan cuti karena alasan penting, berhak atas:

    cuti bersama; cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan dan cuti tahunan yang tersisa pada

    tahun sebelum digunakan cuti karena alasan penting;

    cuti besar; cuti sakit; cuti bersalin.

    d. Cuti paling lama 2 bulan.

    e. Selama menjalankan cuti menerima penghasilan penuh yakni gaji pokok dan penghasilan

    lain yang berhak diterimanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku

    kecuali tunjangan jabatan pimpinan.

    G. HAK CUTI BAGI PNS YANG SEDANG TUGAS BELAJAR 1. PNS yang sedang tugas belajar, berhak atas:

    a. cuti bersama;

    b. cuti bersalin;

    c. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai

    hak cuti besar menjelang persalinan;

    2. PNS yang sedang tugas belajar di dalam negeri atau di luar negeri yang akan menggunakan

    cuti bersalin dan cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat (apabila yang

    bersangkutan mempunyai hak cuti besar menjelang persalinan) harus mengajukan

    permohonan cuti kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti melalui Pimpinan

    Perguruan Tinggi atau Kepala Perwakilah Republik Indonesia di nagara yang bersangkutan.

    H. HAK CUTI BAGI PNS YANG TELAH SELESAI TUGAS BELAJAR 1. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan Kementerian

    Keuangan berhak atas:

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 35

    a. cuti bersama;

    b. cuti besar untuk persalinan anaknya yang keempat apabila yang bersangkutan mempunyai

    hak cuti besar menjelang persalinan;

    c. cuti sakit;

    d. cuti bersalin;

    e. cuti karena alasan penting.

    2. PNS yang telah selesai tugas belajar dan bekerja kembali di lingkungan Kementerian

    Keuangan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan, berhak atas:

    a. cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan;

    b. cuti besar.

    I. PENGAJUAN PERMOHONAN HAK CUTI 1. Permohonan cuti yang akan dijalankan di dalam negeri dan sudah mendapat persetujuan dari

    pejabat yang berwenang memberikan cuti, harus disampaikan kepada pejabat yang

    berwenang menetapkan surat izin cuti paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal

    pelaksanaan cuti, kecuali permohonan:

    a. cuti sakit;

    b. cuti karena alasan penting.

    2. Cuti yang akan dijalankan di luar negeri harus mendapatkan izin dari Menteri Keuangan.

    3. Permohonan cuti yang akan dijalankan di luar negeri dan izin ke luar negeri dibuat sesuai

    ketentuan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan diajukan

    kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Perbendaharaan secara hirarkis.

    J. CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA 1. PNS yang telah bekerja paling kurang 5 (lima) tahun secara terus-menerus dapat diberikan

    cuti di luar tanggungan negara karena alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak.

    2. Cuti di luar tanggungan negara dapat diberikan untuk paling lama 3 (tiga) tahun dan dapat

    diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun apabila ada alasan-alasan yang penting untuk

    memperpanjangnya.

    3. Alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak tersebut dapat dipertimbangkan oleh

    atasan langsung PNS yang bersangkutan apabila disertai dengan bukti-bukti yang

    mendukung.

    4. PNS yang bekerja kembali di lingkungan Kementerian Keuangan setelah melaksanakan cuti

    di luar tanggungan negara tidak berhak atas cuti tahunan yang tersisa dan berhak atas:

    cuti bersama;

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 36

    cuti tahunan pada tahun yang sedang berjalan setelah bekerja kembali paling kurang 3 (tiga) bulan;

    cuti besar, yaitu setelah bekerja kembali paling kurang 6 (enam) tahun secara terus-menerus;

    cuti sakit; cuti bersalin; cuti karena alasan penting.

    5. PNS ybs. dibebaskan dari jabatannnya, jabatan yang menjadi lowong tsb. dengan segera

    dapat diisi. Kecuali cuti di luar tanggungan Negara untuk persalinan anak ke 4 dst ybs tidak

    dibebaskan dari jabatannya.

    6. Cuti diberikan dengan surat keputusan pejabat yang berwenang setelah mendapat persetujuan

    dari Kepala Badan Kepegawaian Negara.

    7. Selama cuti tidak berhak menerima penghasilan dari Negara.

    8. Selama cuti tidak diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.

    9. PNS yang tidak melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa

    menjalankan cuti diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.

    10. PNS yang melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis masa menjalankan

    cuti, maka :

    a. apabila ada lowongan di tempatkan kembali;

    b. apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang bersangkutan melaporkannya

    kepada kepala Badan Kepegawaian Negara untuk kemungkinan ditempatkan pada

    instansi lain;

    c. apabila penempatan yang dimaksud dalam huruf b tidak mungkin, maka PNS yang

    bersangkutan diberhentikan dari PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian.

    K. IZIN CUTI KURANG DARI 3 HARI 1. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS menyatakan bahwa cuti

    tahunan tidak dapat dipecah-pecah hingga jangka waktu yang kurang dari tiga hari kerja.

    Terkait hal tersebut, Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor : SE-3559/MK.1/2009 tentang

    Pelaksanaan Cuti di Lingkungan Kementerian Keuangan, juga menyatakan bahwa

    penggunaan cuti tahunan dapat digabungkan dengan cuti bersama, dengan jumlah paling

    sedikit menjadi tiga hari kerja.

    2. Untuk itu, pelaksanaan cuti tahunan agar berpedoman pada ketentuan tersebut. Adapun ijin

    cuti tahunan kurang dari tiga hari dapat diberikan kepada pegawai yang :

    a. memang sisa hak cuti pada tahun berkenaan dengan jumlah kurang dari tiga hari

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 37

    b. cuti tahunan tersebut disambung dengan cuti bersama, sehingga jumlah cuti tahunan

    ditambah cuti bersama jumlahnya minimal 3 hari.

    Contoh : Badu masih memiliki hak cuti 6 hari kerja. Cuti bersama idul fitri tahun 2011

    adalah 3 hari yaitu 29 Agustus, 1 dan 2 September 2011. Dalam hal ini Badu dapat

    diberikan ijin cuti satu hari pada tanggal 26 Agustus 2011 atau pada tanggal 4 September

    2011. Atau dapat pula diberikan ijin cuti dua hari pada tanggal 26 Agustus dan 4

    September, atau 25 26 Agustus, atau 4 5 September.

    3. Untuk kepentingan dinas yang mendesak, pegawai yang sedang menjalankan cuti tahunan

    dapat dipanggil untuk kembali masuk kerja. Sisa cuti yang belum dijalani tetap menjadi hak

    pegawai yang bersangkutan dan dapat diambil kembali pada kesempatan selanjutnya.

    L. PELAKSANAAN CUTI TAHUNAN DAN CUTI BERSAMA PADA HARI RAYA IDUL FITRI

    1. Pelaksanaan cuti tahunan dan cuti bersama dapat digabungkan sepanjang tidak mengganggu

    kegiatan organisasi dan pelayanan kepada masyarakat. Pejabat yang berwenang memberikan

    cuti mengatur pemberian cuti pegawai sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976

    dan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 01/SE/1977

    tentang Permintaan dan Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil serta Surat Edaran Menteri

    Keuangan Nomor SE-3559/MK.1/2009;

    2. Setiap pimpinan unit kerja/satuan organisasi yang berfungsi memberikan pelayanan langsung

    kepada masyarakat di Pusat dan Daerah yang mencakup kepentingan masyarakat luas,

    mengatur penugasan pegawai pada hari libur nasional dan cuti bersama yang ditetapkan,

    sehingga pemberian pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sebagaimana mestinya;

    3. Setiap pimpinan unit kerja melakukan pengaturan dan pemantauan terhadap pelaksanaan hari

    libur nasional dan cuti bersama di lingkungannya masing-masing dan apabila ada pegawai

    negeri sipil yang tidak masuk kerja/pulang sebelum waktunya/terlambat masuk kantor tanpa

    alasan yang jelas sebelum dan sesudah melaksanakan cuti bersama, hendaknya diambil

    langkah-langkah peningkatan disiplin pegawai sesuai dengan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 38

    BAB VII

    CUTI YANG DIJALANKAN DI LUAR NEGERI DAN

    IZIN KE LUAR NEGERI

    A. DASAR HUKUM 1. Keputusan Menteri Keuangan nomor 180/KMK.01/2009 tanggal 12 Mei 2009 tentang

    Pendelegasian Sebagian Wewenang Kepada Para Pejabat Eselon I Di Lingkungan

    Departemen Keuangan Untuk Menandatangani Surat Keputusan Mutasi Kepegawaian Dan

    Lain Sebagainya Di Bidang Kepegawaian;

    2. Surat Edaran Menteri Keuangan RI nomor SE-49/MK.1/1999 tanggal 27 Agustus 1999;

    3. Surat Kepala Biro Sumber Daya Manusia nomor S-1122/SJ.4/2007 tanggal 5 September

    2007;

    4. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor SE-38/PB/2007 tanggal 2 Oktober

    2007 tentang izin melakukan perjalanan ke luar negeri untuk kepentingan pribadi atau di luar

    kedinasan.

    B. PERMOHONAN CUTI YANG DIJALANKAN DI LUAR NEGERI DAN IZIN KE LUAR NEGERI

    Dalam hal cuti yang dijalankan di luar negeri untuk kepentingan pribadi atau di luar

    kedinasan, pengajuan permohonan dimaksud diatur dengan ketentuan sebagaimana dibawah ini.

    1. Setiap Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan isteri/suaminya yang

    akan melakukan perjalanan ke luar negeri tidak dalam rangka dinas diwajibkan untuk

    mendapatkan izin terlebih dahulu dari pejabat yang berwenang.

    2. Guna mendapatkan izin dimaksud, PNS yang bersangkutan mengajukan surat permohonan

    kepada Menteri Keuangan RI u.p. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan melalui Dirjen

    Perbendaharaan dan disampaikan kepada Sekretaris Ditjen secara hirarkis.

    3. Permohonan dimaksud agar mencantumkan keperluan cuti, tanggal pelaksanaan dan jenis

    cuti yang digunakan (sesuai ketentuan mengenai cuti PNS yang berlaku) dengan contoh

    format terlampir.

    4. Permohonan tersebut diajukan sedini mungkin dengan maksud agar pada saat keberangkatan

    ke luar negeri yang bersangkutan sudah menerima surat izin dimaksud.

    5. Berkas permohonan tersebut agar sudah diterima di Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan

    paling lambat 20 hari kerja sebelum saat pelaksanaan keberangkatan ke luar negeri (usulan

    dalam keadaan lengkap), kecuali permohonan cuti sakit dan cuti karena alasan penting.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 39

    6. Bagi PNS di lingkungan Ditjen Perbendaharaan dan isteri/suaminya, sebelum mendapatkan

    izin secara tertulis dari Menteri Keuangan tidak diperkenankan berangkat ke luar negeri.

    7. Permohonan dalam rangka ibadah haji dapat diajukan dengan menggunakan cuti besar

    (maksimal 50 hari kalender) dan tidak diperkenankan menggunakan cuti karena alasan

    penting.

    8. Permohonan dalam rangka ibadah haji dapat diajukan dengan menggunakan cuti tahunan

    apabila jangka waktu pelaksanaannya tidak melebihi jumlah maksimal hak cuti tahunan yang

    diperkenankan pada tahun berkenaan dan pemohon masih memiliki hak tersebut.

    9. Dalam hal di kemudian hari terjadi perbedaan atau perubahan jadwal pemberangkatan dan

    pemulangan jamaah haji dari Kementerian Agama, agar tanggal pelaksanaan cuti pegawai

    yang bersangkutan disesuaikan oleh Kepala Kantor masing-masing dengan jumlah hari cuti

    sesuai permohonan awal;

    10. Surat izin cuti besar untuk keperluan ibadah keagamaan yang dijalankan di luar negeri

    lingkup Ditjen Perbendaharaan ditetapkan oleh Dirjen Perbendaharaan setelah surat izin ke

    luar negeri berkenaan ditetapkan Menteri Keuangan. Untuk pelaksanaan cuti (kecuali cuti

    besar untuk keperluan ibadah keagamaan) yang dijalankan di luar negeri termasuk cuti

    tahunan untuk keperluan ibadah keagamaan, surat izin cuti akan ditetapkan oleh Menteri

    Keuangan bersama dengan surat izin ke luar negerinya.

    11. Dalam hal keadaan yang memaksa yakni hal-hal yang di luar rencana atau darurat dan

    mengharuskan PNS yang bersangkutan ke luar negeri, segera memberitahukan dan

    mengajukan izin kepada pejabat yang berwenang melalui saluran hirarkis.

    C. CONTOH FORMAT DOKUMEN

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 40

    Surat Permohonan

    Tempat, Tanggal/Bulan/Tahun

    Yth. Menteri Keuangan R.I.

    u.p. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan

    melalui

    Direktur Jenderal Perbendaharaan

    Jakarta

    Yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama :

    NIP :

    Pangkat/Golongan :

    Jabatan :

    Unit Kerja :

    Masa Kerja Golongan :

    Dengan ini mengajukan permohonan izin melakukan perjalanan keluar negeri selama

    .......... untuk ....................... yang diperkirakan berangkat pada tanggal .............. dan kembali ke

    tanah air pada tanggal ......................

    Adapun untuk keperluan tersebut saya bermaksud menggunakan cuti .................

    Selanjutnya perlu disampaikan pula bahwa perjalanan keluar negeri tersebut saya laksanakan

    .......... (sendiri/bersama-sama dengan isteri/suami).

    Demikian permohonan ini saya sampaikan, mohon kiranya Bapak

    mempertimbangkannya.

    Mengetahui

    Atasan Langsung Hormat saya,

    ............................. .......................

    NIP...................... NIP.....................

    Tembusan :

    Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 41

    BAB VIII

    SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS,

    SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN DAN SURAT PERNYATAAN MASIH

    MENDUDUKI JABATAN

    A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Kepala BKN Nomor 22 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan

    Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2005;

    2. Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan CPNS;

    3. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan

    Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai

    Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan

    Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002.

    B. SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS (SPMT) CPNS/PNS Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 30 Tahun 2007 tentang Pedoman

    Pelaksanaan CPNS, dalam Romawi II Huruf C angka 2 c, dinyatakan bahwa Surat Perintah

    Melaksanakan Tugas ditetapkan tidak boleh berlaku surut dari tanggal penetapan Surat

    Keputusan pengangkatan menjadi CPNS, dengan demikian SPMT seharunya dibuat setelah

    tanggal ditetapkan SK CPNS.

    Beberapa Ketentuan tentang SPMT dan Hak atas Gaji CPNS sesuai Peraturan Kepala

    BKN Nomor : 22 tahun 2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri

    Sipil Tahun 2005, antara lain menyatakan :

    CPNS yang telah menerima surat keputusan pengangkatan sebagai CPNS, segera diperintahkan

    untuk melaksanakan tugas pada instansi pemerintah. CPNS yang telah melaksanakan tugas,

    segera dibuat Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) oleh pejabat pimpinan unit kerja

    selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah yang bersangkutan melaksanakan tugas. SPMT

    ditetapkan tidak boleh berlaku surut dari tanggal penetapan surat keputusan pengangkatan

    menjadi CPNS. Gaji CPNS dibayarkan setelah yang bersangkutan dinyatakan telah

    melaksanakan tugas berdasarkan SPMT.

    Pelaksanaan tugas yang dimulai tanggal 1, maka gajinya dibayarkan pada bulan yang

    bersangkutan/bulan berjalan. Dalam hal tanggal 1 bertepatan dengan hari libur sehingga

    pelaksanaan tugasnya dilaksanakan pada tanggal berikutnya, maka gajinya dibayarkan mulai

    bulan itu juga. Pelaksanaan tugas yang dimulai pada tanggal 2 (apabila tanggal 1 bukan hari

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 42

    libur) dan seterusnya, maka gajinya dibayarkan mulai bulan berikutnya setelah dinyatakan

    melaksanakan tugas.

    Pegawai yang dimutasi dan telah melapor/bekerja ditempat tugas yang baru agar

    dibuatkan SPMT terhitung sejak tanggal pegawai tersebut melapor. Begitu halnya dengan

    pegawai yang telah selesai tugas belajar agar dibuatkan SPMT.

    C. SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN (SPP) DAN SPMT PEJABAT STRUKTURAL

    1. Ketentuan tentang Pelantikan Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,

    wewenang dan hak seorang PNS dalam rangka memimpin suatu organisasi negara. Seorang PNS

    yang diangkat dalam jabatan struktural harus dilakukan pelantikan. Selain itu, pelantikan juga

    menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan tunjangan jabatan struktural.

    a. Tunjangan jabatan struktural dibayarkan terhitung mulai tanggal 1 bulan berikutnya setelah

    PNS yang bersangkutan dilantik.

    b. Apabila PNS ybs dilantik pada tanggal 1 maka tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan

    pada bulan itu juga.

    c. Dalam hal tanggal 1 merupakan hari libur, dan pelantikan dilakukan pada tanggal 2, maka

    tunjangan jabatan strukturalnya dibayarkan pada bulan itu juga.

    d. Untuk mengajukan usul permintaan pembayaran tunjangan jabatan struktural bersamaan

    dengan permintaan gaji, harus dilampirkan SPP dan SPMT.

    e. SPP dan SPMT dibuat dan ditandatangani oleh pimpinan instansi ybs atau pejabat lain yang

    ditunjuk.

    f. SPP dan SPMT sekurang-kurangnya dibuat dalam rangkap 5, dengan ketentuan asli

    disampaikan kepada Kepala KPPN/Pemegang Kas/Kepala Biro/Bagian Keuangan ybs

    sebagai dasar pembayaran, dan tembusannya kepada :

    1) Kepala BKN up. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian;

    2) Kepala Kanreg BKN ybs;

    3) Pejabat Pembuat Daftar Gaji ybs;

    4) Pejabat lain yang dipandang perlu.

    2. Pelaksanaan Pelantikan Untuk pelaksanaan pelantikan, dokumen-dokumen yang perlu disiapkan dan agar dibuat

    ceklist Dokumen Pelantikan, sebagai berikut :

    a. Pra Acara

    1) Surat Panggilan Pelantikan

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 43

    2) Surat Undangan

    3) Surat Permohonan Rohaniwan

    4) Nota Dinas Para Saksi

    5) Nota Dinas Petugas Pelantikan

    6) Registrasi Peserta Pelantikan

    7) Honor Rohaniwan

    8) Honor Petugas Pelantikan bila dana tersedia

    9) Nota Dinas Permohanan tempat, perlengkapan dan konsumsi ke unit yang menangani

    b. Hari H :

    1) Berita Acara Pelantikan/Pengangkatan Sumpah Jabatan (BAP) masing-masing agama

    2) Naskah Pelantikan

    3) Naskah Sumpah

    4) Ringkasan SK Plus Ringkasan Lampiran SK

    5) Susunan Acara

    6) Name Table (Rohaniwan, Saksi (Saksi,I+II), Undangan, Dirjen/Direktur/Kepala. ,

    Masing-Masing Agama, Petugas Pembawa Naskah)

    c. Pasca Acara:

    1) Nota Dinas Penandatangan BAP ke masing-masing saksi

    2) Nota Dinas Penandatangan BAP ke Dirjen setelah ditandatangani oleh para saksi

    3) Surat Pernyataan Pelantikan (SPP)

    4) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT)

    5) Surat Pengantar ke KPKN dengan tembusan seperlunya

    Secara umum tata tertib dalam pelaksanaan pelantikan adalah :

    Peserta, rohaniwan, undangan dan para saksi hadir 30 menit sebelum acara dimulai Pakaian Putih Hitam (Gelap), berdasi atau disesuaikan Barisan Peserta sesuai dengan kelompok agama masing-masing Ditunjuk peserta yang mewakili masing-masing agama untuk penandatanganan BAP secara

    simbolis.

    BAP yang bukan simbolis sebaiknya ditandatangani segera setelah acara pelantikan. Untuk itu, perlu diatur agar peserta pelantikan untuk menunggu dan tidak meninggalkan lokasi

    acara terlebih dulu sebelum menandatangani BAP.

    D. SURAT PERNYATAAN MASIH MENDUDUKI JABATAN (SPMMJ) 1. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang

    Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 44

    Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural Sebagaimana Telah Diubah Dengan

    Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002, dijelaskan bahwa setiap permulaan tahun

    anggaran, pejabat yang berwenang atau pejabat yang ditunjuk membuat Surat Pernyataan

    Masih Menduduki Jabatan (SPMMJ).

    2. Untuk kepastian dan memperlancar pelaksanaan pembayaran tunjangan jabatan struktural,

    diminta agar SPMMJ tahun berkenaan disampaikan kepada PPABP masing-masing

    selambat-lambatnya minggu pertama bulan Januari tahun berkenaan dan tembusan kepada

    Bagian Administrasi Kepegawaian.

    E. PEJABAT YANG MENETAPKAN Pejabat yang berwenang menetapkan SPMT CPNS/PNS, SPP/SPMT dan SPMMJ agar

    berpedoman pada Keputusan Dirjen Perbendaharaan Nomor KEP-97/PB/2011 tanggal 27 Juni

    2011 tentang Pemberian Kuasa Dari Dirjen Perbendaharaan kepada Para Pejabat Lingkup Ditjen

    Perbendaharaan untuk atas nama Dirjen Perbendaharaan Menandatangani Surat Keputusan

    Mutasi Kepegawaian dan Lain Sebagainya di Bidang Kepegawaian.

    F. CONTOH FORMAT DOKUMEN

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 45

    1. Contoh Surat Pernyataan Pelantikan

    KOP SURAT

    SURAT PERNYATAAN PELANTIKAN NOMOR : S-.............................

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    N a m a : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Direktur Jenderal Perbendaharaan

    dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa : N a m a : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ......................... Eselon : II.A

    berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/KMK.01/UP.11/2011 tanggal 19 Januari 2011 telah diangkat dalam jabatan Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ............................. dan telah dilantik oleh Menteri Keuangan pada tanggal 21 Januari 2011.

    Demikian Surat Pernyataan Pelantikan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah jabatan, dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ..............................

    Jakarta, Januari 2011 Direktur Jenderal, .............................

    NIP ............................. Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan) 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan; 3. Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ..................; 4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 46

    2. Contoh Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas

    KOP SURAT

    SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS NOMOR : S- .............................

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

    N a m a : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Direktur Jenderal Perbendaharaan

    menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Pegawai Negeri Sipil yang tersebut di bawah ini:

    N a m a : ............................. NIP : ............................. Pangkat/Gol. : ............................. Jabatan : Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi .................. Eselon : II.A

    berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 26/KMK.01/UP.11/2011 tanggal 19 Januari 2011 telah nyata melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ............................. dan diberi tunjangan jabatan sebesar Rp 3.250.000,00 (tiga juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) setiap bulannya terhitung mulai tanggal 1 Februari 2011. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah jabatan dan apabila dikemudian hari isi pernyataan ini ternyata tidak benar, yang mengakibatkan kerugian terhadap Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian tersebut. Asli surat pernyataan ini disampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara ..........................

    Jakarta, Januari 2011 Direktur Jenderal, ............................. NIP ..........................

    Tembusan : (disesuaikan dengan pelaporan dan pihak-pihak yang berkebutuhan) 1. Kepala Badan Kepegawaian Negara; 2. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan; 3. Kepala Bagian Umum Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi ................; 4. Yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

  • Panduan Administrasi Kepegawaian Halaman 47

    Contoh Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan

    KOP SURAT

    SURAT PERNYATAAN MASIH MENDUDUKI JABATAN Nomor :

    Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : ............................................................ NIP. : ............................................................ Pangkat/Golongan Ruang : ............................................................ Jabatan : ............................................................ dengan ini menyatakan de