agama kelompok

37
Kelompok 5 Asri Sihotang Boby R. Purba Ernika Samosir Josapat Ginting Justin Naibaho Manto Lumbangaol Novi Tari Simbolon Sefta A. P. Hutauruk Menghargai dan Menjaga Kerukunan Hidup dalam Masyarakat Heterogen 5

Upload: joseph-reno

Post on 15-Dec-2014

64 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Agama Kelompok

Kelompok 5

Asri SihotangBoby R. PurbaErnika SamosirJosapat GintingJustin Naibaho

Manto LumbangaolNovi Tari Simbolon

Sefta A. P. Hutauruk

Menghargai dan Menjaga Kerukunan Hidup dalam Masyarakat Heterogen

5

Page 2: Agama Kelompok

Tujuan, Manfaat dan yang melatarbelakangi pembahasan

1. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk

2. Adanya pergerakan-pergerakan atau pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari NKRI

3. Orang Kristen yang di tempatkan di tengah masyarakat yang majemuk harus menggarami dan menerangi dunia, seperti yang diajarkan oleh Yesus kepada kita dalam Matius 5:14-15

Page 3: Agama Kelompok

Bentuk-bentuk Hubungan Antara Umat Beragama

Kerukunan Hidup Beragama•Antar Umat Beragama•Intern Umat Beragama yang Sama•Dengan Pemerintah

Toleransi Umat Beragama

Faktor – Faktor yang Mengganggu Kerukunan Hidup Beragama

Umat Kristen dan Dialog atau Musyawarah

Sikap Kristen Yang Benar Terhadap Agama Lain

Menghargai dan

Menjaga Kerukunan

Hidup dalam

Masyarakat Heterogen

1

2

3

4

5

6

Page 4: Agama Kelompok

Bentuk Hubungan Beragama

1. Eksklusivisme

Pertama, pandangan eksklusivisme memiliki pandangan eksklusif mengenai keselamatan. Eksklusivisme menegaskan bahwa hanya di dalam agama Kristen ada kebenaran dan keselamatan, sedangkan diluar agama Kristen sama sekali tidak ada keselamatan. Ayat yang digunakan umumnya adalah kitab Kis 4:12 dan Yoh 14:6. Dalam Gereja Katolik, Paus Bonifasius VIII merumuskan pandangan ini dalam semboyan “Extra ecclesia nulla salus” yang berarti “diluar gereja tidak ada keselamatan”.

1

Page 5: Agama Kelompok

2. Inklusivisme

Teologi agama-agama berpandangan inklusivisme ini dianjurkan oleh Yustinus Martir, Deklarasi Konsili Vatikan II, Karl Rahner danHans Kung.

Yustinus Martir, bapa gereja abad kedua, terkenal dengan istilahnya “Logos Spermatikos” (benih-benih logos/firman). Martir, berdasarkan Yoh 1:1-5, berpendapat bahwa di dalam dunia ada logos spermatikos yang merupakan bagian dari kehadiran Allah memelihara ciptaanNya yang telah dirusakkan oleh dosa. Sejajar dengan filsafat Stoa, iayakin bahwa semua orang berpartisipasi dalam Akal kosmik universal, yaitu Logos ilahi yang abadi, yang menjadi prinsip dari rasionalitas yang terpadu merembesi kenyataan dasar alam semesta secara keseluruhan. Yesus Kristus itulah Logos ilahi yang abadi. Teori Logos Spermatikos menyatakan adanya kehadiran Kristus dalam dunia yang mengungkap kebenaran dalam filsafat dan dalam agama-agama.

Page 6: Agama Kelompok

3. Pluralisme

Ketiga, pandangan Pluralisme yang tergolong kontroversial dan baru. Pandangan ini mengakui adanya kebenaran yang sama dalam agama-agama, meskipun berbeda-beda. Dasarnya adalah pengkajian kembali berita Alkitab, khususnya mengenai Kristologi. Pluralisme menggeser Kristosentris ke Theosentris, dengan dasar kitab Yoh 14:28, 17:3, 1Kor 15:28, sikap teosentri Yesus, kitab Mazmur, nabi-nabi, dan filsafat agama.Penganjur pluralisme, E.Hocking, menekankan perubahan fungsi pekabaran Injil dari peran kristenisasi menjadi peran kemitraan dalam mengembangkan agama lain; Arnold Toynbee menganjurkan untuk mengakui agama-agama lain sambil berpegang teguh pada keyakinan agama sendiri;

Page 7: Agama Kelompok

Ernst Troeltsch berpendapat bahwa kebenaran suatu agama terikat pada suatu kebudayaan tertentu, dan Allah bekerja melalui seluruh agama; John Hick menganjurkan revolusi Copernican dengan memindahkan pusat agama dari Kristus ke Allah, sebagaimana Copernicus (matahari pusat) mengubah pandangan geosentri Ptolemous (bumi pusat); Wilfred Cantwell Smith menekankan penerimaan dan penghargaan pada agama-agama lain (moral dan teologis), karena Allah yang memperkenalkan diri dalam Kristus penuh kasih dan yang menyelamatkan, termasuk dalam agama lain, dan agama/komunitas bersama-sama menuju pada satu tujuan akhir, yaitu Allah sendiri; Wesley Ariarajah menggeser tekanan kristosentrisme ke teosentrisme, dan mengusahakan dialog dalam penghargaan dan keterbukaan kepada agama-agama lain, ayat-ayat eksklusif mestilah dipahami dengan seluruh kesaksian Perjanjian Baru dan dipahami dari sudut bahasa iman, bahasa cinta.

Page 8: Agama Kelompok

2

Kerukunan Hidup Beragama

Sudut pandang etimologis :Kerukunan berasal dari  bahasa arab yakni “RUKAUM” yang berarti asas atau dasar, yang dalam bentuk tunggal berarti tiang

Arti adjektiva : Rukun adalah baik atau damai

Page 9: Agama Kelompok

Definisi kerukunan hidup umat beragama :

Suatu kondisi sosial dimana semua golongan agama dapat hidup bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya sehingga masing-masing pemeluk agama dapat hidup dalam keadaan rukun dan damai.

Page 10: Agama Kelompok

Trilogi Kerukunan hidup beragama yakni : 1. Kerukunan Hidup Antar Umat

Beragama

Berarti sikap saling mengakui, menghargai, dan toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam masyarakat multicultural / heterogen sehingga umat beragama dapat hidup rukun, damai dan berdampingan.

Page 11: Agama Kelompok

Masalah yang sering mengganggu kerukunan hidup antar umat beragama berbeda :Perbedaan ajaran agama

Solusi sebagai umat beragama yang baik : Wajiblah mengetahui, memahami dan mau

menghargai perbedaan ajaran agama tersebut.Sikap menghargai dan menghormati perbedaan ajaran dan gaya hidup umat beragama lain bukan berarti harus menerima dan menyetujui ajaran agama lain. Karena sebagai umat Kristen kita tidak boleh mendua, tetapi kita harus mampu menyaksikan iman kita dengan berani dan tegas, mampu menunjukkan identitas sebagai orang Kristen yang tepat. Namun kita wajib memelihara kerukunan hidup antar umat beragama yang berbeda.

Page 12: Agama Kelompok

Menghindarkan perilaku dan tindakan yang menyinggung dan menyakiti perasaan umat beragama yang lain.

Sebagai orang Kristen, kita menganut sikap inklusivisme. Dimana kita memahami dan menghargai agama-agama lain dengan segala eksistensinya, tetapi kita tahu keselamatan hanya ada pada Yesus.

Page 13: Agama Kelompok

2. Kerukunan Hidup Intern Umat Beragama yang Sama

Menurut Rasul Paulus bahwa jemaat Kristen wajib memelihara “kesatuan dalam keberlainan dan keberlainan dalam kesatuan”. Artinya umat Kristen harus menghargai perbedaan dalam persekutuan. Perbedaan tidak harus menjadi pertentangan dan perpecahan.

Page 14: Agama Kelompok

Dalam pengalaman sehari- hari tidak jarang terjadi perpecahan dan pergolakan internal sesama agama. Hal itu kebanyakan karena umat Kristen tidak menghargai dan memahami perbedaan.

Dalam jemaat Kristen harus dipelihara sikap saling melayani dan saling mengasihi agar kerukunan internal umat beragama dapat diwujudkan.

Page 15: Agama Kelompok

3. Kerukunan Hidup Umat Beragama dengan Pemerintah

Hidup rukun antara umat beragama dengan pemerintah Nampak dalam sikap yang wajar dan positif.

Umat Kristen wajib mentaati dan melaksanakan semua aturan dan program yang sudah ditetapkan pemerintah tetapi umat Kristen juga wajar memberi sumbangan pemikiran positif terhadap kebijaksanaan- kebijaksanaan pemerintah.

Page 16: Agama Kelompok

Terjadinya ketidakrukunan antar umat beragama dengan pemerintah ialah akibat tidak adanya sikap yang wajar dan positif dari kedua belah pihak. Sering terjadi prasangka buruk terhadap kebijakan pemerintah tanpa terlebih dahulu memahami latar belakang terjadinya kebijaksanaan itu.

Kerukunan umat beragama dengan pemerintah akan tercapai dan terpelihara apabila adanya saling pengertian dan menahan diri.

Page 17: Agama Kelompok

TOLERANSI UMAT BERAGAMA

Berbagai perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong menolong.

Maka dari itulah diperlukan suatu model hubungan antar masyarakat yang berbeda agama yaitu kerukunan hidup antar umat beragama atau toleransi antar umat beragama

3

Page 18: Agama Kelompok

Toleransi beragama bukan berarti toleransi beriman. Artinya setiap agama tidak berarti harus menyetujui kepercayaan orang lain.

Toleransi umat beragama adalah suatu kondisi sosial ketika semua golongan agama bisa hidup bersama tanpa mengurangi hak dasar masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

Tetapi dalam hal ini tidak diartikan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama memberi ruang untuk mencampurkan unsur-unsur tertentu dari agama yang berbeda, sebab hal tersebut akan merusak nilai agama itu sendiri.

Page 19: Agama Kelompok

Toleransi dapat di wujudkan dengan melakukan hal-hal seperti :

- saling menghormati- Saling menghargai- saling menolong dan saling mengasihi

satu sama lain yang pasti telah diajarkan dalam setiap agama.

Sikap bertoleransi tidak harus membuang atau mengabaikan prinsip beragama yang diyakini oleh masing-masing kita sebagai individu yang beragama, justru untuk menguatkan prinsip hidup dan beragama yang kita yakini.

Page 20: Agama Kelompok

Kita harus menciptakan sikap toleransi dalam beragama karena sikap tersebut dapat menghilangkan diskriminasi dalam beragama, menciptakan perdamaian, persatuan, persahabatan dan persaudaraan secara universal.

Sikap toleran juga dapat menentukan pilihan terbaik yang mengutamakan martabat manusia serta menemukan jalan terbaik, dan juga dapat mengubah sikap individu.

Maka dari itu alangkah indahnya jika masyarakat Indonesia memiliki sikap toleransi dalam menghadapi segala perbedaan yang ada terlebih perbedaan keyakinan.

Page 21: Agama Kelompok

Kita bebas dengan kepercayaan yang kita yakini begitu juga pihak yang berbeda keyakinan dengan kita pun bebas dengan keyakinan dan agamanya. Bebas yang dimaksud disini adalah bebas membangun tempat ibadah, menyembah, merayakan hari raya agama, membentuk institusi dan sebagainya.

Jadi kita sebagai orang kristen harus menjadi pribadi-pribadi yang kreatif dan simpatik.Ketegasan dan keteguhan imannya tidak menjadi sikap yang fanatis dan ekstrim.keramah-tamahan dan keluwesan dalam pergaulan tidak menjadi sifat yang munafik dan tidak ada pendirian.

Page 22: Agama Kelompok

4

Faktor – Faktor yang Mengganggu Kerukunan Hidup Beragama

Di Indonesia terdapat berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut masyarakatnya. Ada 5 agama besar di Indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha. Semua agama tersebut diakui dan diberikan kebebasan untuk beribadah. Untuk memeluk suatu agama adalah hak masing-masing individu yang tidak dapat diganggu.

Page 23: Agama Kelompok

Itu terdapat pada UUD 1945 pasal 28 E ayat 1 & 2 yang berbunyi :

1.Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

2.Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan hati nuraninya.

Page 24: Agama Kelompok

Hendropuspito menguraikan beberapa faktor yang sering mengganggu kerukunan hidup beragama, yaitu :

• Sikap mental negatifSikap mental negatif ini tampak dalam kesombongan religius, prasangka dan toleransi.

• Faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan)Secara sosiologis dapat dipahami bahwa suku, agama, ras dan antar golongan adalah merupakan nilai pemersatu bagi yang bersangkutan tetapi juga sering menjadi faktor penyebab perpecahan.

Page 25: Agama Kelompok

• Faktor Perbedaan Tingkat KebudayaanDapat disadari bahwa perbedaan tingkat kebudayaan yang menyolok akan mengganggu keseimbangan, keserasian dan keselarasan pergaulan kehidupan bangsa dan kelompok masyarakat.

• Faktor Mayoritas dan Minoritas Golongan BeragamaDalam kehidupan umat beragama sering timbul sikap merasa lebih berkuasa dari golongan mayoritas terhadap goloolongan minoritas. Golongan mayoritas menginginkan hak – hak istimewa dari hak – hak yang diperoleh minoritas.

Page 26: Agama Kelompok

Dalam hidup sehari – hari dapat dilihat terdapat delapan faktor utama penyebab timbulnya kerawanan di bidang kerukunan hidup umat beragama ditilik dari dampak kegiatan keagamaan antara lain :

•Pendirian Tempat Ibadah. •Penyiaran Agama. •Bantuan Luar Negeri. •Perkawinan beda agama•Perkawinan beda Agama•Penodaan Agama. •Kegiatan Aliran Sempalan. •Aspek Non Agama yang mempengaruhi.

Page 27: Agama Kelompok

Umat Kristen dan Dialog atau Musyawarah

Sejalan dengan peranan umat Kristen dalam kehidupan bersama sebagai saksi Kristus, dan teman serta pelayan bagi sesama umat beragama lain, maka salah satu perilaku yang harus diperlihatkan dan ditunjukkan oleh orang Kristen adalah kemampuan berdialog dan bermusyawarah. Dialog dan musyawarah dapat terjadi jika ada kesadaran untuk mengadakan percakapan pergaulan dan pertukaran niali yang dimiliki oleh masing – masing dan kemudian berusaha memberi diri untuk dikenal serta mengenal pihak lain. didorong oleh Kasih Kristus maka umat Kristen harus bersedia “menggarami” kehidupan masyarakat dan mampu hadir di tengah – tengah masyarakat untuk memberikan sinar dan terang, sehingga dialog dan musyawarah itu memberi kualitas hidup yang lebih baik.

5

Page 28: Agama Kelompok

6

Sikap Kristen Yang Benar Terhadap Agama Lain

Pertanyaan:

Apakah orang-orang Kristen harus bersikap tenggang rasa terhadap kepercayaan dan agama orang lain?

Page 29: Agama Kelompok

Setiap agama mengklaim ekslusivitas dan para relatifis tidak mampu untuk secara logis mendamaikan semua kontradiksi yang tajam. Misalnya Alkitab mengklaim bahwa “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja” (Ibrani 9:27), sementara beberapa agama Timur mengajarkan reinkarnasi. Jadi, apakah kita mati sekali atau mati berkali-kali? Tidak mungkin untuk kedua ajaran tsb sama-sama benar. Kaum relatifis pada dasarnya mendefinisikan ulang kebenaran agar dapat menciptakan dunia paradoks di mana berbagai “kebenaran” yang berkontradiksi dapat berada secara bersama-sama.

Page 30: Agama Kelompok

Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6). Orang Kristen telah menerima Kebenaran, bukan hanya sebagai sebuah konsep namun sebagai seorang Pribadi. Pengakuan semacam ini terhadap Kebenaran memisahkan orang Kristen dari apa yang disebut sebagai “pikiran terbuka” zaman ini.

Page 31: Agama Kelompok

ketika mempermasalahkan/berdialog mengenai doktrin-doktrin utama, orang Kristen perlu menahan diri dan menunjukkan sikap hormat. Memiliki perbedaan pandangan adalah satu hal, lain halnya mencibir orang. Kita mesti berpegang teguh pada kebenaran dan pada saat yang sama menunjukkan belas kasih pada mereka yang mempertanyakan kebenaran. Sama seperti Yesus, kita perlu penuh kasih karunia dan kebenaran, kedua-duanya (Yohanes 1:14).

Page 32: Agama Kelompok

Petrus menunjukkan keseimbangan yang bagus antara memiliki jawaban dan memiliki kerendahan hati: “Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat” (1 Petrus 3:15)

Page 33: Agama Kelompok

1. Berpikir KreatifMenurut psikolog Robert W. Olson, hambatan-hambatan seseorang untuk menjadi kreatif antara lain:

a. Kebiasaan melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang sama

b. Waktuc. Dibanjiri masalahd. Tidak ada masalahe. Kebutuhan akan sebuah jawaban sekarangf. Kurang memperluas wawasang. takut bersenang-senangh. Dibutuhkan ide-ide dan gagasan yang fleksibel

Page 34: Agama Kelompok

Kreativitas dalam Iman Kristen

Banyak tokoh dalam Alkitab yang mengajarkan kepada kita bahwa beriman tidak mungkin dipisahkan dari berpikir. Yosua dalam menanggapi pesan Allah, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, sebab engkau akan memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Aku janjikan (Yosua 1:6). Mencoba mengaktualisasikan kepemimpinannya dengan mempberikan perintah kepada kepada para pasukan dan bangsa Israel dalam kerangka strategis untuk merebut Kanaan dan meruntuhkan tembok Yerikho. Tokoh-tokoh lain yang bisa kita lihat kreatifitas mereka dalam menghayati imannya al: Raja Salomo, Yusuf, Rasul Paulus, Tuhan Yesus dll.

Page 35: Agama Kelompok

2. Berpikir Kritis

Berpikir seperti ini adalah berpikir secara cepat dan tepat dalam mengamati sesuatu. Cara berpikir seperti ini bisa berupa pandangan atau gagasan yang menolak segala sesuatu yang terjadi karena dirasa tidak sesuai dengan hati nurani atau jalan pikiran yang benar. Kritis merupakan tanda kemampuan berpikir maju dan berkembang.Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut, setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda.akan tatapi apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis,masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari solusinya.Oleh karena itu manusia diberikan akal dan pikiran untuk senantiasa berpikir bagaimana menjadikan hidupnya lebih baik dan mampu menjalani suatu masalah sepelik apapun yang di berikan kepadanya

Page 36: Agama Kelompok

CIRI – CIRI BERPIKIR KRITIS1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap

sesuatu dengan penuh pertimbangan.2. Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan.3. Dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang

datang kepadanya secara sistematis.4. Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat

dilaksanakan.5. Bersikap cermat,jujur & ikhlas karena ALLAH baik

dalam mengerjakan pekerjaan yang bertalian dengan agama maupun dengan urusan duniawi.

Page 37: Agama Kelompok

1. Ada 3 bentuk sikap dalam hubungan antar agama, yaitu :- Sikap Eksklusivisme- Sikap Inklusivisme- Sikap Pluralisme

2. Dalam rangka menciptakan kerukunan hidup umat beragama yang menyeluruh (heterogen), pemerintah mencanangkan Trilogi Kerukunan hidup beragama yaitu :- Antar umat beragama yang berbeda- Intern umat beragama yang sama- Dengan pemerintah

3. Faktor-faktor yang mengganggu kerukunan hidup beragama, yaitu :- Sikap mantal negatif- Faktor SARA- Faktor perbedaan tingkat kebudayaan- Faktor mayoritas dan minoritas golongan beragama

4. Sikap orang Kristen dalam menghargai kerukunan umat beragama dalam kehidupan sehari-hari adalah harus memiliki sikap kreatif dan kritis serta sikap dialogis dan simpatik.

KESIMPULAN