kelompok agama 2

22

Upload: ega-ashudik

Post on 29-Jan-2018

365 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok agama 2
Page 2: Kelompok agama 2

Hadits pada Zaman Khulafaur Rasydin

Pengertian hadits

1. Zaman Abu

Bakar Ash-

Shiddiq

2. Zaman

Umar Bin

Khattab

3. Zaman

Utsman Bin

Affan

4. Zaman Ali

Bin Thalib

Pengertian

Hadits

Pengertian

Khulafaur

Rasydin

Perkembangan

Hadits pada Masa

Memperbanyak

Periwayatan

Pusat

Pembinaan

Hadits

Page 3: Kelompok agama 2

Hadits merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-Qur’an, dan secara fungsional hadis dapat berfungsi sebagai penjelas (bayan). Hal tersebut dikuatkan dengan berbagai pernyataan yang gamblang dalam Al-Qur’an itu sendiri yang menunjukkan pentingnya merujuk kepada hadis Nabi, Allah berfirman :

فيلكم كانلقد وة للارسول س حأس جواكانلمن خرمال يو وللاير ذكروال

كثي را للا Artinya : “sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”[1]

Page 4: Kelompok agama 2

Khulafaur Rasyidin (bahasa Arab: (الراشدونالخلفاء atauKhalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah (pemimpin)pertama agama Islam, yang dipercaya oleh umat Islam sebagaipenerus kepemimpinan Nabi Muhammad setelah beliau wafat.Empat orang tersebut adalah para sahabat dekat NabiMuhammad SAW yang tercatat paling dekat dan paling dikenaldalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa kerasulanNabi Muhammad SAW. Keempat khalifah tersebut dipilihbukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkankonsensus bersama umat Islam[1]Sistem pemilihan terhadapmasing-masing khalifah tersebut berbeda-beda, hal tersebutterjadi karena para sahabat menganggap tidak ada rujukanyang jelas yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad tentangbagaimana suksesi kepemimpinan Islam akan berlangsung.

Page 5: Kelompok agama 2

Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang khalifah pertama Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur Rasyidin atau khalifah yang memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat orang tersebut di atas, tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-benar sesuai dengan petunjuk al-Quran dan Sunnah Nabi. Salah seorang yang oleh kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar bin Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8. Keempat khalifah tersebut adalah :

1. Abu Bakar As-shiddiq

2. Umar Bin Khattab

3. Usman Bin Affan

4. Ali Bin Abi Thalib

Page 6: Kelompok agama 2

ي يحدث شاب نعن مالكعن يح ب نعث مانعن ها

حق شب نإس نب قبي صعن خر اءتجقالأهذؤي

ر ابي الىا لجدة ي قبك ألهالصد ابولهافقالمي راثهاتس

ر في مالكبك تماوشي ئ للاكتا سفي لكعلم

ل تىحفا رجعيشي ئ الموسعلي هاللهمصلىللارسو

أل فقالالاسفسألالاسأس شع بب نال مغي رة

ت لخضر وسلمي هعلاللهمصلىللارسو

طاهاالسدس ر ابو فقالاع دمحفقامغي ركمعكل هبك م

لمب ن صاريمس قالمالمث فقالال ال مغي رة فذهفأ

ر ابولها ي قبك د الص

Page 7: Kelompok agama 2

Artinya : “Dari Qabishah bin Dzu’aib Bahwasanya ia berkata : ketika Abu Bakar ash-Shiddiq didatangi seorang nenek yang menanyakan bagian warisnya, beliau menjawab :”Dalam kitabullah tidak terdapat bagian untukmu, dan sepengetahuan saya dalam sunnah Rasulullah SAW juga tidak ada. Silahkan kemari esok lusa , saya akan menanyakan hal itu kepada orang-orang.” Lalu Abu Bakar menanyakan kepada orang-orang. Diantara yang menjawab adalah al-Mughirah bin Syu’bah, Katanya :”saya pernah menghadap Rasulullah Saw, beliau menentukan bagian seperenam untuk nenek.” Abu Bakar lalu menanyainya : “apakah ketika kamu menghadap Rasulullah Saw kamu bersama orang lain?”. Maka Muhammad bin Maslamah al-Anshari bangkit dari duduknya dan berkata seperti yang dikatakan al-Mughirah. Akhirnya Abu Bakar menetapkan bagian seperenam untuk nenek.”[9]

Page 8: Kelompok agama 2

Berdasarkan riwayat diatas, pada masa pemerintahan Abu Bakar periwayatan Hadits dilakukan dengan sangat hati-hati, tidak serta-nerta menerima begitu saja riwayat suatu Hadits, sebelum meneliti terlebih dahulu periwayatannya.

Sikap beliau tersebut juga ditunjukkan dengan tindakan kongkrit beliau, yaitu dengan membakar catatan-catatan Hadits yang dimilikinya. Disebabkan karena beliau merasa khawatir berbuat salah dalam meriwayatkan Hadits. Tidak heran jika jumlah Hadits yang diriwayatkannya juga tidak banyak. Padahal, jika dilihat dari keadaan atau ukuran beliau bersama Nabi, beliaulah yang paling lama bersama Nabi, mulai dari zaman sebelum hijrah ke Madinah hingga Nabi wafat.

Menurut Syuhudi Ismail, terdapat tiga faktor yang menyebabkan sahabat Abu Bakar tidak banyak meriwayatkan Hadits, yaitu :

a. Selalu sibuk saat menjabat sebagai khalifah.b. Kebutuhan Hadits tidak sebanyak pada zaman sesudahnya.c. Jarak waktu antara wafatnya dengan kewafatan Nabi sangat

singkat.[10]

Page 9: Kelompok agama 2

Periwayatan hadits pada zaman umar bin

khattab dilakukan dengan sangat hati-hati.

Sikap hati-hati yang dilakukan oleh Abu Bakar

juga diikuti oleh Umar bin Khattab. Beliau

tidak mau menerima suatu riwayat apabila

tidak disaksikan oleh sahabat yang lainnya,

untuk membuktikan kebenaran Hadits

tersebut benar-benar Nabi SAW pernah

mengatakannya. Sebagaimana Hadits

dibawah ini :

Page 10: Kelompok agama 2

تقالالخد ريسعي دأبي عن لسفي ك مجالسمن مج

صار سىأبو إذ جاءا أل ر هكأمو تأ فقالمذ عو تاس ذ

ذن فلم ثلث اعمرعلى كمعمافقالرجع تفلي يؤ

تقل ت تأ ذ ذفلم ثلث ااس لرسوقالفرجع تلي ن يؤ و

تأ ذن اإذوسلمعلي هاللهمصلىللا فلم اثلث أحدكم اس ذن جع لهيؤ ببي علي هتق يمنلوللافقالفل ير كم أحد أم

منسمعه بي أبفقالوسلمي هعلاللهمصلىال ب ني

ملوللاكع مغرأص إلمعكيقو تال قو غرأص فك

م تا لقو تمعهفقم بر لهمالصلىالبيأنرعمفأخ

ذلكقالوسلمعلي ه

Page 11: Kelompok agama 2

Artinya : “Abu Sa’id al-Khudry berkata : aku sedang berada di salah satu majelis kaum Anshar. Kemudian datang Abu Musa, seakan-akan sedang merasa kesal, lalu berkata : aku meminta izin bertemu sebanyak tiga kali, tetapi tidak diberi izin. Kemudian aku kembali saja.” Lalu ia berkata : “mengapa engkau tidak jadi masuk?” aku menjawab : “aku telah meminta izin sebanyak tiga kali tetapi tidak diberi izin , sehingga aku kembali.” Rasulullah pernah bersabda : “bila seseorang diantara kamu meminta izin (untuk bertamu), tetapi tidak diizinkan, maka sebaiknya ia kembali saja.’ Lalu Umar berkata : “Demi Allah, hendaknya engkau memberikan saksi atas apa yang kau katakan itu.” Adakah salah seorang di antara kamu yang mendengarnya dari Nabi SAW? Lalu Ubay bin Ka’ab berkata : “demi Allah, tidaklah berdiri bersamamu kecuali yang terkecil di antara kaummu. Aku lah yang terkecil itu. Lalu aku berdiri bersamanya. Aku beri tahu kepada Umar bahwa Nabi SAW memang mengatakan seperti diatas.” (HR. Bukhari)[11]

Page 12: Kelompok agama 2

Bahkan pada masa kekhalifahanya Umar meminta dengan keras supaya menyelidiki riwayat. Tidak membenarkan hingga melarang para sahabat untuk meriwayatkan Hadits, dan menekankan agar para sahabat mengerahkan perhatiaanya untuk menyebarluaskan Al-Qur’an dan mengembangkan kebagusan tajwidnya.

Larangan tersebut dimaksudkan sebagai peringatan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam periwayatan Hadits, dan supaya perhatian mereka terhadap Al-Qur’an tidak terganggu. Karena pada masa itu naskah Al-Qur’an masih sangat terbatas jumlahnya dan belum menyebar ke daerah-daerah kekuasaan Islam.

Menurut ‘Ajjaj al-Khattib, mengutip pernyataan al-Khattib al-Baghdadi, sebab-sebab dilarangnya para sahabat menulis Hadits pada periode awal yaitu :

a. Kekhawatiran mereka akan diabaikanya Al-Qur’an,

b. Mayoritas orang Arab saat itu belum faham betul mengenai agama dan belum membudayakan muyawarah bersama kaum ulama.

c. Untuk menghindarkan kekeliruan dalam meriwayatkan Hadits, dan menghalangi orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan pemalsuan Hadits.

Page 13: Kelompok agama 2

Pada masa Utsman bin Affan, periwayatan Hadits dilakukan

dengan tetap menjaga sikap hati-hati. Hanya saja tidak

setegas apa yang dilakukan oleh Umar bin Khattab.

Sikap Utsman tersebut dapat dilihat ketika beliau sedang

berkhutbah, meminta kepada para sahabat agar tidak

banyak meriwayatkan Hadits yang tidak pernah mereka

dengar pada zaman Abu Bakar dan Umar.

Meskipun melalui khutbahnya telah menyampaikan seruan

agar tidak banyak meriwayatkan Hadits, ternyata pada

zaman ini, kegiatan periwayatan Hadits telah banyak bila

dibandingkan dengan kegiatan periwayatan pada zaman

dua khalifah sebelumnya. Hal ini dikarenakan pribadi

Utsman yang tidak sekeras pribadi Umar dan karena

wilayah Islam semakin luas yang mengakibatkan sulitnya

pengendalian kegiatan periwayatan Hadits secara ketat.

Page 14: Kelompok agama 2

Khalifah Ali tidak jauh berbeda dengan khalifah sebelumnya. Tetap berhati-hati dalam meriwayatkan Hadits. Ali baru bersedia menerima suatu riwayat apabila periwayat Hadits tersebut mengucapkan sumpah, bahwa Hadits yang disampaikan tersebut benar-benar berasal dari Nabi. Tetapi tidak pada orang-orang yang benar-benar dipercayainya, seperti Abu Bakar.

Ali tidak meminta beliau untuk bersumpah karena telah benar-benar diyakini periwayatannya tidak mungkin keliru. Seperti dalam suatu riwayat, Ali menyatakan : “Abu Bakar telah memberitakan Hadits Nabi kepada saya, dan benarlah Abu Bakar itu...”. Ahmad bin Hanbal telah meriwayatkan Hadits Nabi melalui riwayat Ali bin Abi Thalib sebanyak lebih dari 780 Hadits. Sehingga dalam Musnad Ahmad, Ali bin abi Thalib adalah periwayat yang terbanyak bila dibandingkan dengan ketiga khalifah pendahulunya. Hal ini disebabkan oleh sebagian matan dari Hadits tersebut berulang-ulang karena perbedaan sanadnya.

Page 15: Kelompok agama 2

Pada masa kekhalifahan Utsman dan Ali bin

Abi Thalib telah terjadi pergolakan politik,

yang mendorong orang-orang yang tidak

bertanggung jawab melakukan pemalsuan

Hadits. Hadits yang beredar makin

bertambah banyak. Berbeda jauh bila

dibandingkan dengan khalifah-khalifah

sebelumnya. Maka, untuk mendapatkan

Hadits dengan kualitas shahih, dibutuhkan

penelitian yang mendalam dari segi

periwayatan maupun matannya.

Page 16: Kelompok agama 2

Periode sejarah dan perkembangan Hadits yang

ketiga adalah masa memperbanyak periwayatan

atau dikenal sebagai Ashru Iktsar Riwayat al-

Hadits. Periode ini terjadi pada masa sahabat

kecil atau zaman tabi’in besar. Pada masa ini

daerah Islam sudah meluas hingga negeri Syam,

Irak, Mesir, Samarkand. Bahkan pada tahun 93 H

tentara Islam berhasil menaklukkan Spanyol.

Pada periode ini umat Islam telah mulai

mencurahkan perhatiannya terhadap

periwayatan Hadits. Hal ini disebabkan :

Page 17: Kelompok agama 2

1. Al-Qur’an telah dikodifikasikan.

2. Peristiwa-peristiwa yang dihadapi umat Islam semakinbanyak. Dan memerlukan petunjuk-petunjuk dari Hadits-Hadits Rasulullah yang lebih banyak lagi, disampingpetunjuk-petunjuk dari Al-Qur’an.

3. Meninggalnya para sahabat, dan sahabat yang masih hidup banyak yang berpencar ke daerah-daerah.[12]

Sedangkan cara umat Islam meriwayatkan Hadits pada periode ini yaitu :

1. Para sahabat lebih berhati-hati dalam meriwayatkan danmenerima Hadits. Demikian pula para tabi’in. Karenapada periode ini pemalsuan Hadits dari orang-orang yangtidak bertanggung jawab semakin banyak

2. Bentuk periwayatan Hadits pada periode ini, masih sama dengan periode sebelumnya, yaitu dengan cara :

Dari mulut ke mulut.

Periwayatan dilakukan dengan lafdziyah dan ma’nawiyah.

Bersandar kepada ingatan dan hafalan.[13]

Page 18: Kelompok agama 2

1. Pusat-Pusat Pembinaan Hadits

a. Madinah

Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Abu Bakar, Umar, Ali (sebelum pindah ke Kuffah), Abu Hurairah, Aisyah, Ibnu Umar, Sa’id al-Khudry dan Zaid bin Tsabit.

Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Sa’id bin al-Musayyab, Urwah bin al-Zubair, Ibnu Syihab al-Zuhri, Ubaidillah bin Urbah bin Mas’ud dan Salim bin Abdillah bin Umar.

b. Makkah

Tokoh–tokoh dari kalangan sahabat : Mu’adz bin Jabal, Abdullah bin Abbas, Haris bin Hisyam, Atab bin Asid.

Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Mujahid, Atha’ bin Abi Rabah, Ikrimah, Abul Zubair Muhammad bin Muslim.

Page 19: Kelompok agama 2

c. Kuffah

Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud, Sa’ad bin Abi Waqash, Sa’id bin Zaid.

Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : al-Rabi’ bin Qasim, Kamal bin Zaid al-Nakha’i, Abu Ishaq al-Sa’bi.

d. Bashrah

Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Anas bin Malik, Uthbah, Imran bin Husain, Abu Barzah, Abu Bakrah, Ma’qil bin Yasar.

Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abul ‘Aliyah, Rafi’ bin Mihram al-Riyahy, Muhammad bin sirrin.

e. Syam

Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : Ubadah bin Shamit dan Abu Darda’

Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abu Idris al-Khaulany, Qabishah bin Dzuaib, Makhul, Raja’ bin Haiwah.

f. Mesir

Tokoh-tokoh dari kalangan sahabat : kharijah bin hudzaifah, Uqbah bin Amir, Abdullah bin Sa’ad, Mahmiyah bin Juz, Abu Basyrah.

Tokoh-tokoh dari kalangan tabi’in : Abul Khair Maartsad al-Yaziny dan Yazid bin Abi Habib.

Page 20: Kelompok agama 2

1. Abu Hurairah, menurut Ibnu Jauzi dalam Talqih Fuhumi al-Atsar, meriwayatkan Hadits dari Rasulullah sebanyak 5347 Hadits. Dalam kitab Musnad Imam Ahmad sebanyak 3848 Hadits. Menurut perhitungan al-Kirmany 5364 buah Hadits. 352 Hadits disepakati oleh Bukhari Muslim (muttafaq ‘alaih), Imam Bukhari sendiri 93 Hadits dan Imam Muslim sendiri 139 Hadits.

2. Abdullah bin Umar, meriwayatkan 2630 Hadits menurut ibnu Jauzi. Menurut Imam Ahmad dalam Kitab Musnad 2019 Hadits. Muttafaq ‘alaih mentakhrij sebanyak 170 Hadits, Imam Bukhari 80 Hadits dan 31 Hadits oleh Imam Muslim.

3. Anas bin Malik meriwayatkan 2286 Hadits. Dari Anas bin Malik muttafaq ‘alaih mentakhrij sebanyak 168 Hadits. Oleh Imam Bukhari sendiri sebanyak 8 Hadits dan oleh Imam Muslim sebanyak 70 Hadits.

4. ‘Aisyah binti Abu Bakar (isteri Nabi) meriwayatkan sebanyak 2210 Hadits.

Page 21: Kelompok agama 2

5. Abdullah bin Abbas, menurut kitab Ibnu Jauzi meriwayatkan 1660 Hadits, dan menurut kitab Musnad Imam Ahmad 1696 Hadits.

6. Jabir bin Abdullah meriwayatkan 1540 Hadits menurut Ibnu Jauzi, dan 2019 Hadits menurut Imam Ahmad.

7. Abu Sa’id Al Khudry Haditsnya 1170 menurut Ibnu Jauzi dan 958 Hadits menurut Imam Ahmad.

8. Abdullah bin Mas’ud, sebanyak 848 Hadits menurut Ibnu Jauzi dan 892 Hadits menurut Imam Ahmad.

9. Abdullah bin Amr bin Ash, Ibnu Jauzi mengatakan 700 Hadits dan 722 Hadits menurut Imam Ahmad.

Page 22: Kelompok agama 2