aktifitas siswa_supinah
DESCRIPTION
SILABUS MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKANTRANSCRIPT
1
BAGAIMANA MENGUKUR AKTIVITAS SISWA DALAMPEMBELAJARAN?
Oleh: Dr. Supinah(Widyaiswara PPPPTK Matematika)
A. PENDAHULUAN
Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan
menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik
(Permendiknas RI No. 41,
2007: 6). Apabila dicermati apa yang dikemukakan dalam Permen
tersebut menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam pembelajaran
merupakan suatu keharusan. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang
didesain guru harus berorientasi pada aktivitas siswa.
Menurut As’ari (2000) perilaku pembelajaran yang diharapkan
seharusnya adalah sebagai berikut: (1) pemberian informasi, perintah,
dan pertanyaan oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan
30 %, selebihnya sebaiknya berasal dari siswa; (2) siswa mencari
informasi, mencari dan memilih serta menggunakan sumber informasi
(3) siswa mengambil inisiatif lebih banyak; (4) siswa mengajukan
pertanyaan; (5) siswa berpartisipasi dalam proses perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran; (6)
ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat.
2
Untuk mengetahui kadar aktifitas siswa didalam pembelajaran, tentunya perlu
bagi seorang guru mengetahui tentang penertian aktifitas dan bagaimana
cara mengukurnya.
B. PENGERTIAN AKTIVITAS BELAJAR
Pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu
sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan
guru dalam proses pembelajaran tersebut. Menurut Sriyono, aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau
rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar
mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas–tugas, dapat menjawab
pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta
tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
(h t t p :/ / i po t e s. w o r d p r e ss.c o m / 2008 /
05 / 24 / p r e st a s i - b e l a j a r / , diakses tanggal 19 Agustus 2009).
Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.
Siswa dikatakan memiliki keaktivan apabila ditemukan ciri–ciri perilaku
seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, senang
diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Semua ciri perilaku tersebut
pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses
dan dari segi hasil
3
(. h tt p :/ / i p o t e s. w o r dp r e ss.c o m / 2008 / 05 / 24 / p r e s t a si - b e l a j a r /, diakses tanggal
19
Agustus 2009)
4
Trinandita (1984) menyatakan bahwa ”hal yang paling mendasar yang
dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktivan siswa”.
Keaktivan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi
yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri.
Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif,
dimana masing– masing siswa dapat
melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.
Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula
terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah
pada peningkatan prestasi ( h t t p :/ / i po t e s. w o r dp r e ss.c o m /
2008/05/24/prestasi-belajar/, diakses tanggal 19 Agustus 2009).
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut.
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
b. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan
sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,
c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan
materi kuliah,
d. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan
melakukan evaluasi,
e. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
Menurut Streibel, aktivitas belajar siswa terutama di kelas lebih
ditekankan kepada interaksi antara guru dengan siswa, antara siswa
dengan siswa atau antara siswa dengan media instruksional. Aktivitas
belajar siswa yang baik dapat terjadi apabila guru mengupayakan
situasi dan kondisi pembelajaran
6
berorientasi pada kepada aktivitas siswa; (b) memuat perencanaan
komunikasi tatap muka; (c) memutuskan pilihan jika terjadi suatu dilema;
(d) mengembangkan situasi agar siswa terlibat dalam percakapan
praktis (Anglin, 1995: 154).
Aktivitas belajar siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di
kelas dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu: (a) interaksi aktif
dengan guru (avtive interaction with teacher); (b) bekerja selagi siswa
duduk (working at the student’s seat); (c) partisipasi mental (mental
participation) (Mudhofir,
1999: 119-121). Beberapa prinsip belajar yang harus dilakukan siswa
terkait dengan aktivitas belajarnya, yaitu: (a) persiapan belajar (pre
learning preparation); (b) memotivasi diri agar aktivitas belajarnya
meningkat; (c) berpartisipasi aktif (active participation); (d) pengetahuan
tentang hasil belajar (knowledge of results) (Mudhofir, 1999: 122-130).
Sementara itu, Pannen dan Sekarwinahyu mengemukakan belajar
aktif ditandai bukan hanya keaktifan siswa yang belajar secara fisik,
namun juga keaktifan mental (1997: 6-1). Jenjang keterampilan
belajar aktif juga menunjukkan secara implikasi kemampuan siswa untuk
belajar mandiri dan menggunakan strategi kognitif dalam proses
pembelajaran. Seorang siswa sudah melalui proses belajar aktif jika ia
mampu menunjukkan keterampilan berpikir kompleks, memroses informasi,
berkomunikasi efektif, bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar
yang efektif (Marzano dkk., 1994) dalam Pannen dan Sekarwinahyu
(1997, 6-14 s.d. 6-17)). Setiap jenjang
keterampilan tersebut, mempunyai indikator-indikator secara khusus
sebagai berikut.
1. Berpikir Kompleks (Complex Thinking)
a. Menggunakan berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif.
7
b. Menerjemahkan isu dan situasi menjadi langkah kerja dengan tujuan
yang jelas.
2. Memroses informasi (Information Processing)
a. Menggunakan berbagai strategi teknik pengumpulan informasi dan
berbagai sumber informasi dengan efektif.
b. Menginterpretasikan dan mensintesiskan informasi dengan efektif.
c. Mengevaluasi informasi dengan tepat.
d. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan perolehan manfaat
tambahan dari informasi.
3. Berkomunikasi Efektif (Effective Communication)
a. Menyatakan/menyampaikan ide dengan jelas.
b. Secara efektif dapat mengomunikasikan ide dengan berbagai jenis
pemirsa, dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.
c. Menghasilkan hasil karya yang berkualitas.
4. Bekerja sama (Cooperation/Collaboration)
a. Berusaha untuk mencapai tujuan kelompok.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal dengan efektif.
c. Berusaha untuk memelihara kekompakan kelompok.
d. Menunjukkan kemampuan untuk berperan dalam berbagai peran secara
efektif.
5. Berdaya nalar efektif (Effective Habits of Mind)
a. Disiplin Diri (Self Regulation)
1) Mengerti akan pola pikirnya sendiri
2) Membuat rencana yang efektif
3) Membuat dan menggunakan sumber-sumber yang diperlukan
4) Sangat peka terhadap umpan balik
8
b. Berpikir Kritis (Critical Thinking)
1) Tepat dan selalu berusaha agar tepat
2) Jelas dan akan selalu berusaha agar jelas
3) Berpikir terbuka
4) Menahan diri agar tidak impulsif
5) Memperlihatkan prinsip/warna jika memang diperlukan
6) Peka terhadap perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain
c. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)
1) Tetap melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar
2) Berusaha sekuat tenaga dan semampunya
3) Selalu mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang ideal yang
ditetapkan untuk dirinya
4) Mempunyai cara-cara untuk melihat situasi dari perspektif lain selain yang ada.
Di samping karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu
proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal.
Pertama, interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan
menimbulkan positive interdependence dimana konsolidasi pengetahuan
yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara bersama-sama melalui
eksplorasi aktif dalam belajar. Kedua, setiap individu harus terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan
penilaian untuk setiap siswa sehingga terdapat individual accountability.
Ketiga, proses pembelajaran aktif
ini agar dapat berjalan dengan efektif diperlukan tingkat kerjasama yang
tinggi sehingga akan memupuk social skills.
Senada dengan Pannen dan Sekarwinahyu, Sanjaya mengemukakan
bahwa keaktivan siswa itu ada yang secara langsung dapat diamati dan
ada yang tidak dapat diamati. Keaktivan yang secara langsung dapat
diamati, seperti
10
memecahkan masalah, dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak bisa
diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak (2007:141).
Lebih lanjut dikemukan bahwa kadar pembelajaran berorientasi aktivitas
siswa (PBAS) tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan
tetapi juga ditentukan oleh aktivitas nonfisik seperti mental, intelektual
dan emosional. Oleh sebab itu, sebetulnya aktif dan tidaknya siswa
dalam belajar hanya siswa yang mengetahuinya secara pasti. Untuk
mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS yang
tinggi, sedang, atau lemah, salah satunya dapat dilihat dari kriteria
penerapan PBAS dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut
menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran
baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun
dalam mengevaluasi hasil pembelajaran.
Sementara itu, menurut Sanjaya kadar PBAS dilihat dari proses
pembelajaran meliputi berikut ini.
(1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional
maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat
dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
(2) Siswa belajar secara langsung (experimental learning).
Pengalaman nyata, seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,
melakukan sendiri, dan lain sebagainya bisa dilakukan dalam
bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok.
(3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
(4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber
belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan
pembelajaran.
11
(5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab
dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang
diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
(6) Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa
atau antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan
keterlibatan semua siswa secara merata, artinya pembelajaran atau
proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu (2007:
142).
C. MENGUKUR AKTIFITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
Untuk dapat mengukur aktifitas siswa dalam pembelajaran, perlu
kiranya bagi kita mengetahui terlebih dahulu komponen-komponen
aktifitas dan menentukan indikatornya terlebih dahulu. Tentunya dari
uraian tentang pengertian aktifitas di atas, dapat disimpulkan yang
dimaksudkan aktivitas belajar adalah respon atau keterlibatan
siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam setiap
proses pembelajaran, meliputi: (1) aktivitas siswa dalam mempersiapkan diri
sebelum mengikuti proses pembelajaran, (2) aktivitas siswa selama mengikuti
proses pembelajaran di kelas, dan (3) aktivitas siswa dalam evaluasi dan
pemantapan pembelajaran yang dilakukan setelah mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Dengan demikian yang dimaksud dengan aktivitas
belajar, adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,
perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang
keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan
tersebut.
Dengan mengacu pada karakteristik aktivitas belajar, yaitu
respon atau keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun
intelektual dalam setiap proses pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa
untuk mengetahui aktivitas belajar siswa, dapat dilakukan dengan
12
mengidentifikasi aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di
kelas. Identifikasi tersebut dapat dilakukan dengan melihat dimensi-dimensi
yang merupakan indikator dari aktivitas belajar siswa selama mengikuti proses
pembelajaran di kelas, yaitu keterampilan berpikir kompleks, memroses
informasi, berkomunikasi efektif, bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar
yang efektif.
Masing-masing dimensi aktivitas belajar siswa dapat diuraikan
sebagai berikut: (1) berpikir kompleks, artinya bagaimana siswa
menggunakan berbagai strategi berfikir kompleks dengan efektif dan
menerjemahkan suatu tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan
yang jelas. Termasuk di dalamnya tentang tingginya perhatian
serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap
tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; (2)
memroses informasi, artinya bagaimana siswa menggunakan berbagai
strategi teknik pengumpulan informasi dan berbagai sumber informasi
dengan efektif, bagaimana siswa menginterpretasikan dan
mensintesiskan informasi dengan efektif, bagaimana siswa
mengevaluasi informasi dengan tepat dan bagaimana siswa
mengidentifikasi kemungkinan- kemungkinan perolehan manfaat tambahan
dari informasi; (3) berkomunikasi efektif, artinya bagaimana siswa
menyatakan/ menyampaikan ide dengan jelas, bagaimana siswa secara
efektif dapat mengomunikasikan ide dengan orang/siswa lain dengan
berbagai cara untuk berbagai tujuan, bagaimana siswa menghasilkan
hasil karya yang berkualitas; bagaimana keterlibatan siswa dalam
melakukan prakarsa seperti menjawabdan mengajukan pertanyaan,
berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul selama
proses pembelajaran berlangsung. Termasuk di dalamnya adalah
terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa
atau antara guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan
keterlibatan
semua siswa secara merata, artinya pembelajaran atau proses tanya jawab
13
tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu; (4) bekerja sama atau
berkolaborasi, artinya apakah siswa berusaha untuk mencapai tujuan
kelompok, apakah siswa menggunakan keterampilan interpersonal
dengan efektif, apakah siswa berusaha untuk memelihara kekompakan
kelompok, apakah siswa menunjukkan kemampuan untuk berperan
dalam berbagai peran secara efektif; apakah pengalaman nyata, seperti
merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain
sebagainya bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi
dalam kelompok; dan apakah siswa memiliki keinginan untuk
menciptakan iklim belajar yang kondusif; (5) berdaya nalar yang
efektif, artinya apakah siswa mengerti akan pola pikirnya sendiri, apakah
siswa membuat rencana yang efektif, apakah siswa mencari, membuat dan
menggunakan sumber-sumber yang diperlukan, dan apakah siswa sangat
peka terhadap umpan balik. Termasuk apakah siswa tepat dan selalu
berusaha agar tepat, apakah siswa jelas dan akan selalu
berusaha agar jelas, apakah siswa berpikir terbuka, apakah siswa
menahan diri agar tidak impulsif, apakah siswa memperlihatkan
prinsip/warna jika memang diperlukan, apakah siswa peka terhadap
perasaan dan tingkat pengetahuan orang lain, apakah siswa tetap
melaksanakan tugas walaupun hasilnya belum jelas benar, apakah siswa
berusaha sekuat tenaga dan semampunya, apakah siswa selalu
mempunyai (dan berusaha mencapai) standar yang ideal yang ditetapkan
untuk dirinya, dan apakah siswa mempunyai cara-cara untuk melihat situasi
dari perspektif lain selain yang ada.
D. ALTERNATIF INSTRUMEN YANG DAPAT DIBUAT
Berilah tanggapan sesuai dengan apa yang biasa Anda lakukan atau
alami dengan memberi tanda cek (√) pada kolom pilihan. Ketentuan (√)
adalah sebagai berikut:
14
5 = selalu muncul 3 = kadang-kadang muncul 1= tidak pernah muncul
4= sering muncul 2 = jarang muncul
No Pernyataan 5 4 3 2 1
1 Siswa pada umumnya menggunakan
berbagai strategi berpikir kompleks dengan
efektif.
2 Siswa pada umumnya menerjemahkan suatu
tugas menjadi langkah kerja dengan tujuan
yang jelas.
3 Pada umumnya perhatian siswa dalam
menyelesaikan setiap tugas yang diberikan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
4 Siswa pada umumnya menggunakan
berbagai strategi pengumpulan informasi dan
berbagai sumber informasi dengan efektif.
5 Siswa pada umumnya menginterpretasikan
dan menyintesiskan informasi dengan efektif.
6 Siswa pada umumnya mengevaluasi
informasi dengan tepat.
7 Siswa pada umumnya mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan perolehan
manfaat tambahan dari informasi.
8 Siswa pada umumnya
menyatakan/menyampai-kan ide dengan
jelas.
9 Siswa pada umumnya secara efektif dapat
mengomunikasikan ide dengan siswa lain
15
No Pernyataan 5 4 3 2 1
dengan berbagai cara untuk berbagai tujuan.
10 Siswa pada umumnya menghasilkan hasil
karya yang berkualitas.
11 Selama proses pembelajaran berlangsung,
pada umumnya siswa terlibat dalam
mengajukan pertanyaan.
12 Selama proses pembelajaran berlangsung,
pada umumnya siswa terlibat dalam
menjawab pertanyaan.
13 Siswa pada umumnya berusaha
memecahkan masalah yang diajukan
atau yang timbul selama proses
pembelajaran berlangsung.
14 Pada umumnya terjadi interaksi antara siswa
dengan siswa atau antara siswa dengan
guru.
15 Interaksi atau proses tanya jawab selama
pembelajaran berlangsung pada
umumnya melibatkan semua siswa secara
merata atau tidak didominasi oleh siswa-
siswa tertentu. (*)16 Siswa pada umumnya berusaha untuk
mencapai tujuan kelompok.
17 Siswa pada umumnya menggunakan
keterampilan interpersonal dengan efektif.
18 Siswa pada umumnya berusaha untuk
memelihara kekompakan kelompok.
19 Siswa pada umumnya menunjukkan
16
No Pernyataan 5 4 3 2 1
kemampuan untuk terlibat dalam berbagai
peran secara efektif.
20 Pengalaman nyata pada umumnya dilakukan
siswa dalam bentuk kerja sama dan interaksi
dalam kelompok.
21 Siswa pada umumnya memiliki keinginan
untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif.
22 Siswa pada umumnya mengerti akan pola
pikirnya sendiri.
23 Siswa pada umumnya membuat rencana
yang efektif.
24 Siswa pada umumnya mencari, membuat,
dan menggunakan sumber-sumber yang
diperlukan.
25 Siswa pada umumnya sangat peka terhadap
umpan balik.
26 Siswa pada umumnya tepat menyelesaikan
tugas dan selalu berusaha agar tepat.
27 Siswa pada umumnya menerima informasi
dengan jelas dan akan selalu berusaha agar
jelas.
28 Siswa pada umumnya berpikir terbuka.
29 Siswa pada umumnya menahan diri agar
tidak impulsif.
30 Siswa pada umumnya memperlihatkan
prinsip jika memang diperlukan.
17
No Pernyataan 5 4 3 2 1
31 Siswa pada umumnya peka terhadap tingkat
pengetahuan siswa lain.
32 Siswa pada umumnya peka terhadap
perasaan siswa lain.
33 Siswa pada umumnya tetap melaksanakan
tugas walaupun hasilnya belum jelas benar.
34 Siswa pada umumnya berusaha sekuat
tenaga dan semampunya untuk mengikuti
jalannya pembela-jaran.
35 Siswa pada umumnya selalu mempunyai
(dan berusaha mencapai) standar ideal yang
ditetapkan untuk dirinya.
36 Siswa pada umumnya mempunyai cara-cara
untuk melihat situasi dari perspektif lain
selain yang ada.
E. KESIMPULAN
Untuk mengukur atau mengetahui aktifitas siswa dalam pembelajaran guru
dapat mengidentifikasi aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran
di kelas dengan menggunakan instrumen yang dibuat berdasarkan
dimensi- dimensi yang merupakan indikator dari aktivitas belajar
siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas. Dimensi tersebut
antara lain adalah: keterampilan berpikir kompleks, memroses informasi,
berkomunikasi efektif,
bekerja sama, berkolaborasi, dan berdaya nalar yang efektif.
18
DAFTAR PUSTAKA
Arief S Sadiman Dr., dkk. 1986. Media Pendidikan (Jakarta: CV.Rajawali).
Ari Samadhi T.M.A. Pembelajaran Aktif (Active Learning). h t t p : // e n g . un r i . c.id/download/teaching-improvement/BK2_Teach& Learn_2/Active%20 learning_5.doc. Diakses tanggal 19Desember 2008.
Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya).
Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses. Jakarta: BSNP.
Sumadi Suryabrata, Pengembangan Alat Ukur Psikologis (Jakarta: Andi,2000), h.177.