akumulasi hidrokarbon aromatik polisiklik dalam kerang hijau.pdf
TRANSCRIPT
AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK(PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DIPERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA
Oleh :
Dina AugustineC64103031
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:
AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK (PAH)DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMALMUARA, TELUK JAKARTA
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yangberasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan daripenulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir Skripsi ini.
Bogor, 2008
Dina AugustineC64103031
RINGKASAN
DINA AUGUSTINE. Akumulasi Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH)dalam kerang hijau (Perna viridis L.) di perairan Kamal Muara, TelukJakarta. Dibimbing oleh TRI PRARTONO dan HARPASIS SLAMETSANUSI
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi jenis-jenis senyawa PAH yangterakumulasi dalam tubuh organisme kerang hijau di perairan Teluk Jakarta danketerkaitannya dengan kualitas air laut di perairan tersebut. Hal ini didasarkanpada kenyataan akan informasi PAH yang masih terbatas di wilayah penelitian(Kamal Muara) sebagai salah satu wilayah dimana limbah industri mengalir dantempat kegiatan pembesaran kerang hijau (Perna viridis).
Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2007 dan terbagimenjadi 2 bagian yakni pengambilan contoh biota dan air laut serta analisislaboratorium. Pengambilan contoh biota dilakukan sebanyak 5 kali yang dibagimenjadi 4 selang ukuran (1,0-1,5; 2,5-3,0; 4,0-4,5 dan 5,5-6,0 cm) dalam selangwaktu 2 minggu dan pengambilan contoh air laut dilakukan sebanyak 3 kali setiap4 minggu sekali di daerah budidaya kerang hijau tepatnya di Kamal Muara,Perairan Teluk Jakarta. Analisis contoh dilakukan selama bulan Juli sampaiAgustus di Laboratorium Lingkungan dan Gas Chromatography (GC), BidangProses, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi”Lemigas”, Jakarta Selatan. Dalam penelitian, beberapa parameter fisika dankimia pendukung diukur seperti salinitas, pH dan Total padatan tersuspensi (TSS).Metode yang digunakan untuk preparasi contoh air laut dan kerang hijau adalahEnvironmental Protection Agency atau EPA nomor 3510c untuk air laut, nomor3540 untuk kerang hijau dan nomor 8270d untuk analisis PAH denganKromatografi Gas Detektor Spektrofotometri Massa (GC-MS) dalam air laut dankerang hijau.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi total 7 senyawa PAH dalamair laut berkisar antara 0,0213 - 1,1551 ρg L-1 di Stasiun 1 dengan rerata 0,5964ρg L-1 dan 0,0181 - 1,2456 ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di Stasiun 2 yangterdiri atas 7 senyawa yaitu napthalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen, fluoren,fluoranthen, anthrasen dan pyren dengan komposisi senyawa terbesar adalahsenyawa Naphtalen dan terkecil adalah Asenapthen. Kisaran nilai konsentrasi total7 senyawa PAH dalam kerang hijau dengan 4 ukuran yang berbeda adalah antara23,2507 - 283,7465 µg g-1 berat basah dengan ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cmbernilai rerata 167,2533 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm bernilairerata 74,4825 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm bernilai rerata76,5068 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm bernilai rerata 72,9256µg g-1 berat basah di Stasiun 1 dan 13,5232 - 134,4152 µg g-1 berat basah denganpanjang tubuh 1,0 -1,5 bernilai rerata 73,0002 µg g-1 berat basah, panjang tubuh2,5 -3,0 cm berkisar bernilai rerata 56,8697 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 -4,5 cm bernilai rerata 134,4152 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cmbernilai rerata 76,0554 µg g-1 berat basah di Stasiun 2. Nilai PAH dalam keranghijau menunjukkan kecenderungan meningkat dengan meningkatnya ukuranpanjang tubuh kerang.
AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIK POLISIKLIK(PAH) DALAM KERANG HIJAU (Perna viridis L.) DIPERAIRAN KAMAL MUARA, TELUK JAKARTA
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSarjana Perikanan pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
Oleh :
Dina AugustineC64103031
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR2008
Judul Skripsi : AKUMULASI HIDROKARBON AROMATIKPOLISIKLIK (PAH) DALAM KERANG HIJAU(Perna viridis L.) DI PERAIRAN KAMALMUARA, TELUK JAKARTA
Nama Mahasiswa : Dina AugustineNomor Pokok : C64103031
Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc Prof. Dr. Ir. Harpasis S. Sanusi, M.ScNIP. 131 578 849 NIP. 130 536 669
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof. Dr. Ir. Indrajaya, M.ScNIP. 131 578 799
Tanggal Lulus: 25 Juni 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
berkat, rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Akumulasi Hidrokarbon Aromatik
Polisiklik (PAH) dalam Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal
Muara, Teluk Jakarta.”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
selama belajar di Program Studi Ilmu Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi
Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Tri Prartono, M.Sc dan Prof. Dr. Ir. Harpasis S. Sanusi, M.Sc selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan saran, masukan serta bimbingan
spiritual selama proses penelitian dan penulisan.
2. Dr.Ir. Yusli Wardiatno, M.Sc selaku dosen penguji tamu dan Dr.Ir. Jonson
Lumban Gaol, M.Si selaku komisi pendidikan yang telah memberi banyak
masukan dan saran kepada penulis untuk menjadikan skripsi ini lebih baik.
3. Dra. Roza Adriany, M.Si dan Staf Laboratorium Kromatografi PPTMGB
Lemigas selaku pembimbing lapang yang telah memberikan bimbingan dan
arahan selama proses penelitian.
4. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materi yang
tak ternilai harganya dan teman-teman seperjuangan ITK 40 yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada Penulis.
Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.
Bogor, September 2008
Dina Augustine
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
1. PENDAHULUAN ................................................................................ 11.1 Latar belakang .............................................................................. 11.2 Tujuan ........................................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 32.1 Kerang hijau (Perna viridis L.) .................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi kerang hijau (Perna viridis L.) ... 32.1.2 Habitat dan distribusi kerang hijau (Perna viridis L.) ........ 42.1.3 Faktor lingkungan yang mempengaruhi ............................. 6
2.2 Pencemaran laut oleh senyawa PAH ........................................... 62.2.1 Sumber PAH ....................................................................... 62.2.2 Karakteristik PAH .............................................................. 72.2.3 Distribusi PAH ..................................................................... 102.2.4 Toksisitas senyawa PAH ...................................................... 12
3. BAHAN DAN METODE..................................................................... 133.1 Waktu dan tempat ........................................................................ 133.2 Kondisi lokasi penelitian .............................................................. 133.3 Bahan dan alat .............................................................................. 153.4 Pengumpulan data ........................................................................ 15
3.4.1 Penentuan lokasi pengambilan contoh ............................... 153.4.2 Teknik pengambilan contoh ............................................... 153.4.3 Analisis parameter pendukung ............................................ 173.4.4 Analisis PAH ....................................................................... 17
3.5 Analisis data ................................................................................... 203.5.1 Metode grafik ..................................................................... 203.5.2 Metode analisis PAH............................................................ 20
4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 214.1 Hasil .............................................................................................. 21
4.1.1 Parameter fisika dan kimia................................................... 214.1.2 Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH)........................... 244.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH.................................................. 40
4.2 Pembahasan.................................................................................... 42
5. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 495.1 Kesimpulan .................................................................................... 495.2 Saran............................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 51
LAMPIRAN.............................................................................................. 54
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. 101
DAFTAR TABELHalaman
1. Konsentrasi PAH dalam air, biota dan sedimen..................................... 11
2. Parameter pendukung yang akan dianalisis ........................................... 17
3. Konsentrasi total senyawa PAH dalam ρg L-1 dalam air laut perstasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ................................... 26
4. Konsentrasi total senyawa PAH dalam µg g-1 berat basah padakerang hijau per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ........ 31
5. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ... 41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Senyawa PAH dengan berat molekul rendah (Σcincin < 4 buah)dan tinggi (Σcincin ≥ 4 buah) .......................................................... 8
2. Peta lokasi penelitian dan letak stasiun pengambilan contohdi perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta ......................................... 14
3. Nilai rerata dan kisaran salinitas di perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2......................................... 21
4. Nilai rerata dan kisaran pH di perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ......................................... 23
5. Nilai rerata dan kisaran TSS di perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2.......................................... 24
6. Diagram cakram komposisi PAH rerata di perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ......................................... 25
7. Diagram batang konsentrasi PAH (ρg L-1) dalam contoh air lautmenurut waktu pengambilan di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b)...... 26
8. Diagram batang komposisi senyawa PAH rerata dalamkerang hijau di Stasiun 1 (a) dan 2 (b) perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta ................................................................................... 29
9. Contoh kromatogram total ion 7 senyawa PAH dalam keranghijau di Stasiun 1 (ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1) .................. 30
10. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh keranghijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 1...... 32
11. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuhkerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilandi Stasiun 2.................................................................................... 33
12. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuhkerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilandi Stasiun 2.................................................................................... 34
13. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuhkerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilandi Stasiun 2.................................................................................... 35
14. Grafik sebaran berat tubuh dengan panjang tubuh kerang hijau(Perna viridis) di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b) ........................ 38
15. Grafik sebaran konsentrasi PAH kerang hijau(Perna viridis) menurut 4 kisaran panjang tubuh di Stasiun 1 (a)dan Stasiun 2 (b). .......................................................................... 39
16. Grafik sebaran kandungan PAH (µg) di tiap berat individukerang hijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 ............... 43
17. Grafik sebaran konsentrasi PAH dalam berat tubuh kerang hijau(Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2 .................................... 45
18. Grafik hubungan salinitas perairan Kamal Muara dan konsentrasiPAH dalam air laut di Stasiun 1 (kiri) dan 2 (kanan) ................... 47
19. Grafik hubungan TSS perairan Kamal Muara dan konsentrasiPAH dalam air laut di Stasiun 1 (kiri) dan 2 (kanan) ................... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Data parameter fisik dan kimia air laut di perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta.................................................................................. 54
2. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg L-1) dalam air ................. 54
3. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg g-1) dalam kerang hijau .. 56
4. Data berat tubuh dan konsentrasi total 7 senyawa PAH padakerang hijau di Stasiun 1................................................................ 63
5. Data berat tubuh dan konsentrasi total 7 senyawa PAH padakerang hijau di Stasiun 2................................................................ 66
6. Prosedur analisis PAH pada air dan biota...................................... 70
7. Prosedur analisis TSS ................................................................... 71
8. Kromatografi.................................................................................. 72
9. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh air laut ..... 76
10. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contohkerang hijau.................................................................................. 79
11. Foto lokasi penelitian ................................................................... 99
12. Gambar alat laboratorium ............................................................ 100
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Keberadaan suatu organisme pada suatu perairan dapat mengindikasikan
kualitas perairan. Salah satu organisme yang umum digunakan sebagai indikator
adalah organisme dasar seperti kerang hijau (Perna viridis). Kerang hijau ini
banyak ditemukan di perairan Teluk Jakarta yang menjadi salah satu daerah
budidaya kerang hijau yang berhasil, selain di daerah Teluk Banten (Djamali,
1982). Pemanfaatan kerang hijau sudah dilakukan sejak tahun 1985 khususnya
Kamal Muara, Teluk Jakarta dengan jumlah produksi sebesar 5680 ton kerang
hijau per hari. Pertumbuhan kerang hijau tersebut relatif cepat dan hal ini
mengindikasikan wilayah perairan sangat cocok untuk kehidupan kerang hijau.
Kerang hijau merupakan organisme yang hidupnya menetap (sesil) dan
memiliki cara makan dengan sistem filter feeder yakni menyaring semua makanan
yang masuk kedalam mulutnya. Hal ini memungkinkan kerang hijau dapat
tumbuh dan berkembang dengan cepat di daerah bertekanan ekologis yang tinggi
karena tingginya masukan bahan pencemar dari laut dan darat seperti buangan
limbah industri dan buangan kapal penangkapan ikan. Intensitas tekanan ekologis
telah mengakibatkan perairan Teluk Jakarta menjadi kritis dari masalah
pencemaran laut (Kantor Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 1989). Salah
satu senyawa pencemar yang terkandung dalam limbah tersebut adalah
polihidrokarbon aromatis (PAH).
PAH merupakan senyawa yang dapat dihasilkan dari pembakaran yang tak
sempurna (pirogenik) ataupun dari kegiatan perminyakan (petrogenik) dan harus
mendapat perhatian karena bersifat karsinogen. Senyawa PAH dapat
terakumulasi dalam tubuh kerang hijau karena rendahnya kemampuan sistem
metabolisme terhadap senyawa organik yang masuk ke dalam tubuhnya
(Mortimer, 2005).
Penelitian tentang senyawa organik PAH sudah banyak dilakukan terkait
dengan sifat persistensinya di perairan. Namun demikian, informasi penelitian
yang berkaitan dengan keberadaan PAH dalam organisme lain di Teluk Jakarta,
khususnya kerang hijau masih terbatas. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi tambahan tentang pencemaran organik perairan Teluk
Jakarta, terutama senyawa polihidrokarbon aromatis (PAH).
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menduga kandungan jenis-jenis senyawa PAH
dalam air laut dan tubuh organisme kerang hijau di perairan Teluk Jakarta dan
keterkaitannya dengan kualitas air laut di perairan tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerang hijau (Perna viridis L.)
2.1.1 Klasifikasi dan morfologi kerang hijau (Perna viridis L.)
Menurut Vakily (1989), kerang hijau (Perna viridis L.) diklasifikasikan
sebagai berikut :
Filum : Molusca
Kelas : Bivalvia
Sub Kelas : Lamellibranchiata
Ordo : Anisomyria
Famili : Mytilidae
Sub Famili : Mytilinae
Genus : Perna L.
Spesies : Perna viridis L.
Kerang hijau merupakan hewan invertebrata (tidak bertulang belakang) yang
bertubuh lunak (mollusca), mempunyai dua cangkang (bivalvia) yang simetris
satu sama lain dan berkaki kecil yang berbentuk kampak. Kerang hijau juga
memiliki insang yang berlapis-lapis yang seluruhnya dihubungkan dengan silia
(lamellibranchiata). Kerang hijau umumnya hidup di laut dengan cara menempel
pada substrat yang keras menggunakan byssus.
Secara morfologi, anggota famili Mytilidae mempunyai cangkang yang tipis,
keduanya simetris dan umbonya melengkung ke depan. Persendiannya halus
dengan beberapa gigi yang sangat kecil. Perna dicirikan dengan bentuk yang
agak pipih, cangkang padat, dan mempunyai umbo pada tepi vertikal. Tipe alur
cangkangnya konsentrik, bersinar, berwarna hijau, dan kadang-kadang tepinya
berwarna kebiruan. Kedua cangkangnya berukuran sama meskipun salah satu
cangkang agak sedikit lebih cembung daripada yang lainnya.
Perna juga dicirikan hanya dengan satu atau dua gigi yang berkembang pada
gigi hinge dan hilangnya otot aduktor interior. Pada jenis ini di cangkang bagian
kiri terdapat dua gigi kecil dan tumbuh satu gigi besar di sebelah kanan. Bagian
interior cangkang keperak-perakan dan berkilau, bekas tempat otot terlihat sangat
jelas. Otot aduktor anteriornya menghilang, sedangkan otot aduktor posteriornya
menipis dan memanjang terletak pada pertengahan bagian posterior. Pada Perna
viridis, tepi mantel berwarna hijau kekuningan, tidak memiliki tentakel dan
papillae.
2.1.2 Habitat dan distribusi kerang hijau (Perna viridis L.)
Habitat alami dari biota ini adalah di daerah litoral dan sublitoral hingga
kedalaman 15 m yang kaya akan plankton dan kandungan organik. Kerang hijau
umumnya hidup menempel pada dasar (substrat) yang keras seperti kayu, bambu,
batu, bangunan beton, dan lumpur keras dengan bantuan byssus (serabut
penempel). Kerang hijau dapat hidup subur di muara-muara sungai dan hutan-
hutan bakau di Indonesia dengan kondisi dasar perairan lumpur berpasir,
pergerakan air dan cahaya cukup serta kadar garam tidak terlalu tinggi (Kastoro,
1988). Untuk jenis P.viridis dapat ditemukan di daerah pesisir berbatu, di mulut
estuari atau sungai dengan salinitas yang hampir sama dengan laut. Selain itu,
kerang hijau juga hidup di daerah yang memiliki kandungan sedimen
tersuspensinya rendah dengan pergerakan arus yang nyata (Bayne, 1976).
Kelimpahan kerang ini besar sekali di daerah intertidal dan subtidal, menempel
secara bergerombol pada batu-batu karang, tanggul-tanggul pelabuhan dan
tonggak-tonggak penangkapan (Cheong dan Chein, 1980).
Dalam penyebarannya, kerang hijau dapat ditemukan di hampir seluruh Benua
Asia, karena hewan tersebut termasuk spesies spesifik Benua tersebut. Kerang
hijau dapat ditemukan di sepanjang wilayah Indo Pasifik, kemudian ke bagian
utara hingga Hongkong, Cina, Selatan Jepang, perairan India, Semenanjung
Malaysia, Singapura, Laut Cina Selatan, Thailand, Philipina, Indonesia sampai
New Guinea (Vakily, 1989).
Kondisi perairan yang cocok untuk kehidupan kerang hijau adalah perairan
dekat estuaria yang subur dan pantai dengan dasar berlumpur. Habitatnya
memiliki kisaran suhu antara 23-34 °C, salinitas 27-34‰, pH 6-8, kecerahan 2,6-
4,0 m dan kedalaman sampai 20 m. Pertumbuhan yang maksimal berada pada
perairan dengan salinitas 27-35‰, suhu 26-32 °C, pH 6,2-8,2 dan kandungan
oksigen (DO) 6 mg/l (Sivalingam, 1977). Menurut Menzel (1990) P.viridis
mampu mentolerir salinitas hingga mencapai 16‰. Pada salinitas ini ditemukan
bahwa P.viridis mengalami penurunan aktivitas pembentukan byssus. Kisaran
salinitas bagi P.viridis 20,7‰ sampai 45,6‰. Salinitas optimum bagi aktivitas
dan ekskresi benang byssus dari 20,7‰ sampai 35,4‰ (Walker, 1982 in Vakily,
1989). Menurut Sivalingam (1977) P.viridis lebih tahan lama terhadap perubahan
kadar garam, suhu, dan pH dibandingkan dengan Mytilus edulis.
Selain suhu dan salinitas yang menjadi pembatas kehidupan kerang hijau
dalam suatu perairan, kedalaman dan arus juga memegang peranan penting.
Kedalaman berhubungan langsung dengan penetrasi cahaya dan penetrasi cahaya
berpengaruh terhadap ketersediaan makanan dan penempelan larva (Vakily,
1989). Dan menurut Bayne (1976) kecepatan arus adalah salah satu faktor yang
harus diperhitungkan karena berhubungan dengan penyebaran makanan dan
bentuk substrat.
Kelas Bivalvia telah banyak digunakan oleh ahli ekologi dalam menganalisis
pencemaran air. Hal ini disebabkan sifatnya yang menetap dan cara makannya
yang pada umumnya bersifat filter feeder, sehingga memiliki kemampuan untuk
mengakumulasi bahan-bahan polutan. Apabila keadaan di sekitarnya tidak cocok
untuk hidupnya, kerang hijau akan melepaskan byssusnya, kemudian
mengeluarkan gelembung dan terapung terbawa oleh arus. Jika ia mendapat
tempat yang cocok, maka ia akan kembali menempel (Robert, 1976).
2.2 Pencemaran laut oleh senyawa PAH
2.2.1 Sumber PAH
PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbons) merupakan salah satu bahan
polutan yang dihasilkan oleh bahan bakar fosil yang tidak terbakar secara
sempurna dan biasanya menghasilkan ikatan aromatik dari hidrokarbon (Killops
dan Killops, 1993). Menurut Neff (1979) PAH merupakan salah satu bagian yang
signifikan dari bahan kimia pencemar yang meningkat. PAH biasanya terdiri dari
dua atau lebih cincin aromatik (benzen).
PAH yang terdapat di lingkungan perairan dapat bersumber dari alam dan
kegiatan manusia (antropogenik). Sumber PAH yang berasal dari alam biasanya
disebabkan oleh adanya proses pyrolisis materi organik yang menghasilkan
temperatur tinggi, adanya temperatur rendah ke moderat dari diagenesis
sedimentasi materi organik dan biosintesis secara langsung yang dilakukan
mikroba dan tumbuhan. Ketiga sumber tersebut menghasilkan PAH sehingga
ikatan-ikatan kompleks yang ada dalam senyawa tersebut dipecahkan lagi menjadi
ikatan sederhana. Dengan sumber PAH yang dihasilkan karena adanya kegiatan
manusia yang terus bertambah, maka PAH menjadi mudah terbentuk dan
ikatannya semakin sulit disederhanakan (Neff, 1979).
Kegiatan manusia yang menghasilkan PAH biasanya bersifat industri dan
bahan bakar. Sumber-sumbernya antara lain : persiapan asetilen dari gas alam;
pyrolisis dari kerosin untuk membuat larutan benzen, toluen dan pelarut organik
lainnya; pyrolisis kayu untuk membentuk karbon hitam, charcoal dan tar kayu;
pabrik alumunium elektrolitik yang menggunakan elektroda grafit; produksi soda;
produksi gas dari petrolum; gasifikasi batubara; produksi alkohol sintetik; dan
operasi penyaringan minyak (Andelman dan Snodgrass, 1972 in Neff, 1979).
Kegiatan antropogenik di atas dapat menjangkau lingkungan perairan melalui
buangan industri dan domestik, masukan dari daratan, deposisi partikulat udara,
dan tumpahan petrolum serta produknya ke badan air.
PAH juga bisa berasal dari bahan bakar fosil yang akhir-akhir ini semakin
banyak digunakan di kota-kota besar. Untuk PAH yang terdeteksi di dalam
jaringan tubuh kerang, biasanya berasal dari pembakaran dan sumber kimia
petrolum, terutama jika kerang tersebut berada pada habitat dimana terdapat
proses penyaringan minyak atau area yang digunakan sebagai pelabuhan kapal
(Mortimer, 2005).
2.2.2 Karakteristik PAH
PAH dapat terbentuk selama temperatur lingkungannya tinggi minimal 700
°C. Pyrolisis dari bahan organik pada temperatur serendah 100-150 °C bisa
menyebabkan produksi PAH (Blumer, 1976 in Neff, 1979). PAH bisa
terdegradasi dalam lingkungan perairan melalui proses fotooksidasi, oksidasi
kimia, dan transformasi biologis oleh bakteri, jamur dan hewan akuatik. PAH
mampu bertahan secara tak menentu pada basin air yang miskin oksigen atau
sedimen anoxic. PAH yang mengalami degradasi dengan proses fotooksidasi
lebih sering didapati dengan adanya bantuan oksigen. PAH juga dapat
terdegradasi secara anaerobik dengan bantuan reduksi dari sulfat dalam perairan.
Karakter reaksi kimia yang terdapat pada hidrokarbon aromatik ada 3 tipe yakni
substitusi elektrofilik, oksidasi dan reduksi.
Karakter fisik dan kimia PAH bervariasi dalam mode reguler lebih atau
kurang dengan berat molekulnya. Konsistensi tiap senyawa PAH dalam peristiwa
oksidasi dan reduksi cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya berat
molekul. Tekanan uap dan kelarutan dalam air berkurang secara logaritmik
dengan bertambahnya berat molekul. Dalam Neff (1979) disebutkan bahwa
Naftalen (C10H8) yang terdiri dari 2 cincin aromatik adalah pemilik berat molekul
terendah. Selain Naftalen, ada beberapa jenis lainnya yang memiliki berat
molekul yang rendah yakni fluorene, phenanthrene dan anthracene (Gambar 1)
PAH yang berat molekulnya rendah bersifat toksik secara akut terhadap
organisme perairan, dibandingkan dengan yang memiliki berat molekul lebih
tinggi. Selain itu, PAH dengan berat molekul yang rendah dapat terdegradasi
dengan cara evaporasi dan aktivitas mikroba. Sedangkan berat molekul yang
tinggi umumnya terdegradasi oleh sedimentasi dan fotooksidasi. Penyebab relatif
dari berbagai proses degradasi pada PAH adalah karakter dari masing-masing
senyawa PAH.
Gambar 1. Senyawa PAH dengan berat molekul rendah (Σcincin < 4 buah) dantinggi (Σcincin ≥ 4 buah) (Lundstedt, 2003)
PAH dalam lingkungan air diperkirakan lebih sensitif terhadap fotooksidasi
dibandingkan PAH di udara. Dengan demikian, PAH akan lebih persisten di
dalam air dibandingkan di udara. PAH yang masuk ke dalam perairan dari
berbagai sumber akan diserap menjadi bahan partikulat organik dan inorganik.
PAH dalam bentuk partikulat lebih banyak terdeposit ke dalam sedimen dasar.
Kemudian dengan mudahnya PAH diakumulasikan oleh biota akuatik ke level
lebih tinggi dari medium yang sebelumnya. PAH yang terdegradasi dalam tubuh
organisme akuatik disebut dengan biotransformasi. Karena PAH tidak dapat
dimetabolisme oleh organisme akuatik, maka PAH hanya dapat diakumulasi dan
dilepaskan secara pasif oleh jenis-jenis hewan tertentu seperti Kelas Bivalvia,
khususnya kerang hijau. PAH mengalami removal dari lingkungan akuatik
dengan rute sebagai berikut : fotooksidasi, oksidasi kimia, metabolisme mikrobial
dan metabolisme metazoa yang lebih tinggi (Neff, 1979).
Naftalen Asenaften Fluoren Phenantren Anthrasen
Phenanthrilen Dibenzofuran 1-metil Anthrasen
Piren Fluoranthen Benzo(a)anthrasen Chrysen Benzo(k)fluoranthen
2.2.3 Distribusi PAH
PAH menyebar ke bagian kolom, sedimen dan biota yang ada di sekitar di
lingkungan perairan. PAH dalam kolom air terdistribusi dalam bentuk terlarut
dan partikel. Dalam hal ini, temperatur sangat berpengaruh terhadap kelarutan
PAH dalam air. PAH dapat dilarutkan dengan peleburan menjadi micelles.
Micelles dibentuk dari agregat surfaktan, masing-masing memiliki rantai
hidrokarbon hidrofobik dan sekelompok hidrofilik yang dapat terionisasi
(Elsworthy et al., 1968 in Neff, 1979). PAH yang terdistribusi dalam bentuk
partikel mengalami adsorpsi dan terkonsentrasi ke dalam beberapa jenis substrat
seperti karbon aktif, material kapur, silika, partikel tanah, kaca dan partikel
organik lain (Andelman dan Suess, 1970; Herbes, 1977; May et al.,1978a in Neff,
1979).
Distribusi PAH di sedimen mengalami proses sedimentasi dan memiliki nilai
konsentrasi yang cukup besar terutama dalam senyawa BaP (benzo-a-pyrene).
Partikel organik yang terserap ke kolom air membawa PAH di dalamnya. Saat
terdeposisi ke dalam sedimen, maka PAH akan sangat sulit untuk mengalami
fotokimia atau oksidasi biologis, terutama pada kondisi sedimen anoxic (miskin
oksigen) sehingga endapan PAH cenderung lebih persisten dan dapat diakumulasi
menjadi nilai konsentrasi yang besar.
Untuk distribusi PAH dalam organisme akuatik, biasanya PAH terkonsentrasi
di bagian jaringan tubuh organisme tersebut. Senyawa PAH yang sering
ditemukan di dalam jaringan tubuh hewan akuatik adalah BaP (benzo-a-pyrene).
Dan organisme yang mudah mengakumulasi PAH dalam jumlah banyak pada
umumnya dari Kelas Bivalvia, khususnya Mytilus edulis dan Ostrea. Jenis
organisme tersebut bisa dijadikan bioindikator untuk memonitor polusi dalam
lingkungan perairan (Neff, 1979).
Menurut Neff (1979) jika diurutkan dari konsentrasi PAH tertinggi sampai
terendah, maka urutannya adalah sedimen, organisme dan terakhir kolom
perairan. Hal ini disebabkan karena PAH lebih banyak terdeposisi dari kolom air
ke sedimen dasar perairan baik dalam bentuk partikel ataupun terlarut. Nilai
konsentrasi yang didapat dari berbagai hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
para peneliti PAH dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsentrasi PAH dalam air, biota dan sedimen
No. Lokasi
Konsentrasi (ppb)Sumber
Air SedimenBiota
(Mussels)1. Pelabuhan Boston - - 1100 O’Connor (1998)2. Thermoikos Gulf,
Yunani- 2679,2 2619,1
Catsiki et al. (2003)
3. Teluk Summer,Alaska
- - 57Helton et al. (2004)
4. Catalonia,Spanyol
- - 22,4 Llobet et al. (2006)
5. Laut Baltik 0,447 - -
Azevedo et al. (2004)
6. SungaiSeine,Prancis
20 - -
7. Teluk XiamenBarat, China
525,5 - -
8. Teluk Daya,China
16776,5 - -
9. Teluk Trinity,Texas
10,50 34200 - Armstrong et al.(1977) in Neff (1979)
10. Teluk Biscay,Atlantik
- - 29,76ICES Advice (2007)
11. Carboneros, Chili - 151,045 -Fleming et al. (2004)12. Puerto Claro,
Chili- 259,28 -
13. Shetland,Skotlandia
- 253,035 140,077
Webster et al. (2002)14. Orkney,
Skotlandia- 24,481 2,763
2.2.4 Toksisitas senyawa PAH
PAH termasuk senyawa organik yang dapat melakukan aktivitas pencemaran
di lingkungan laut, bahkan sampai menghasilkan toksisitas. Faktor-faktor yang
mempengaruhi toksisitas PAH diantaranya adalah karakteristik senyawa PAH,
kadar PAH, jenis biota laut, aktivitas mikroba dan lamanya pemaparan (Sanusi,
2006). Menurut karakteristik senyawa PAH, toksisitasnya dapat dibagi menjadi 2
yaitu :
1. Senyawa PAH jumlah karbon rendah (C8-C14) memberikan toksisitas akut
terhadap biota laut. Hal ini dikarenakan kelarutan dari senyawa tersebut
tinggi.
2. Senyawa PAH jumlah karbon tinggi (>C14) memberikan toksisitas kronis
terhadap biota laut. Hal ini dikarenakan kelarutan dari senyawa tersebut
rendah.
Efek kronis yang dapat ditimbulkan diantaranya adalah :
a. Meningkatkan permeabilitas sel tubuh, menimbulkan gangguan terhadap
osmosis dalam pertukaran ion sel
b. Akumulasi secara biologik
c. Mengganggu perkembangan stadia embrio dan larva biota laut
d. Menghambat kemampuan makan
e. Mengganggu sistem reproduksi organisme air
Efek toksik PAH pada biota laut tersebut bersifat lokal dan sementara dan
tidak berdampak nyata dalam jangka panjang. Selain itu, efeknya juga dapat pulih
kembali (reversible). Pada manusia, pencemaran organik jenis PAH juga belum
terbukti memberikan pengaruh pada kesehatannya (Sanusi, 2006).
3. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2007 dan terbagi
menjadi 2 bagian yakni pengambilan contoh biota dan air laut serta analisis
laboratorium. Pada bulan Mei sampai Juni, pengambilan contoh biota dilakukan
sebanyak 5 kali dalam selang waktu 2 minggu dan pengambilan contoh air laut
dilakukan sebanyak 3 kali setiap 4 minggu sekali. Lokasi pengambilan contoh
biota dan air dilakukan di daerah budidaya kerang hijau tepatnya di Kamal Muara,
Perairan Teluk Jakarta, Jakarta Utara (Gambar 2). Analisis contoh dilakukan di
Laboratorium Lingkungan dan Gas Chromatography (GC), Bidang Proses, Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ”Lemigas”,
Jakarta Selatan selama bulan Juli sampai Agustus.
3.2 Kondisi lokasi penelitian
Perairan Kamal Muara terletak di Teluk Jakarta, Jakarta Utara. Perairan ini
merupakan daerah penghasil budidaya terbesar di Indonesia selain Teluk Banten
(Akbar, 2002). Lokasi penelitian terletak tidak jauh dari area pelelangan dan
penjualan ikan serta hasil laut yang lain. Area budidaya kerang hijau yang
dikembangkan sejak tahun 1985 ini sudah mencapai jumlah lebih dari 100 tempat
penanaman bibit yang berjarak 2-10 km dari pantai dan kedalaman perairan
kurang lebih 10 m. Produksinya sendiri menghasilkan sekitar 5680 ton per hari
dan diekspor sebanyak 20 ton dalam satu bulan ke negara-negara tetangga
(Ningtyas, 2002). Luas area bagan yang dibuat memiliki ukuran yang bervariasi
dari ukuran 25 m2 sampai 40 m2.
Gam
bar
2.P
eta
lokas
ip
enel
itia
ndan
leta
kst
asiu
npen
gam
bil
anco
nto
hdi
Per
aira
nK
amal
Muar
a,T
eluk
Jakar
ta
Secara visual perairan di bagian pantai sangat kotor karena dipenuhi oleh sampah
hasil pelelangan ikan dan hasil laut lain ataupun dari masyarakat sekitar. Ke arah
laut, sampah semakin berkurang dan menjadi lokasi bagan penanaman bibit
kerang hijau.
3.3 Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan selama penelitian adalah contoh kerang dengan
kisaran ukuran 1,0-1,5 cm; 2,5-3,0 cm; 4,0-4,5 cm; 5,5-6,0 cm dan contoh air, es
gel, diklorometan, n-hexan, silika gel dan larutan standar PAH. Peralatan yang
digunakan adalah kotak pendingin, water sampler Van Dorn, SCTmeter, kertas
lakmus, waterbath, oven, tempat contoh dari bahan gelas, kondensor, tabung
soklet, rotavapor, desikator, kolom kromatografi, kromatografi gas (GC-MS).
3.4 Pengumpulan data
3.4.1 Penentuan lokasi pengambilan contoh
Stasiun pengambilan contoh berjumlah sebanyak 2 stasiun. Stasiun 1 berada
pada posisi 6º4’44,28’’ BT dan 106º44’36,6’’ LS dan Stasiun 2 berada pada posisi
6º4’23,34’’ BT dan 106º44’18,7’’ LS. Kedua stasiun ditentukan berdasarkan
dengan keterwakilan lokasi yang dekat dan jauh dari area budidaya.
3.4.2 Teknik pengambilan contoh
3.4.2.1 Tahap pra pengambilan contoh
Penanganan contoh dari lapangan ke laboratorium dilakukan dalam 3 tahap.
Tahap pertama adalah pembersihan alat-alat sebelum sampling dilakukan. Pada
tahap pembersihan alat-alat, peralatan gelas seperti botol-botol kaca 2 L direndam
dan dicuci dengan air sabun teepol lalu dibilas dengan akuades, setelah itu
dikeringkan dalam oven bersuhu 100 °C. Untuk alat tempat menyimpan contoh
biota kerang hijau, dapat digunakan kertas allumunium foil yang sudah
dibersihkan dengan larutan metanol 50% agar kertas bebas dari kontaminan atau
steril.
3.4.2.2 Tahap pengambilan contoh
Contoh yang diambil di setiap stasiun adalah biota dengan empat ukuran
panjang tubuh yang berbeda dan air laut. Ukuran contoh kerang hijau yang
diambil pada kedalaman antara 6-7 m dimana terdapat variasi ukuran yang
diperlukan dalam penelitian yaitu kisaran 1,0-1,5 cm; 2,5-3,0 cm; 4,0-4,5 cm dan
5,5-6,0 cm. Pengambilan contoh biota dilakukan sebanyak 5 kali secara acak
sederhana pada setiap stasiun dengan interval waktu 2 minggu sekali. Seluruh
contoh dibungkus dengan allumunium foil untuk mencegah kontaminasi dari luar
dan diberikan label bertuliskan kisaran ukuran dan stasiun.
Contoh air laut diambil sebanyak 3 kali dengan interval waktu 4 minggu
menggunakan water sampler dari bahan gelas pada kedalaman kurang lebih 5 m.
Kedalaman ini ditentukan dengan dasar bahwa bagian ini berada antara
permukaan dan dasar perairan. Pengambilan contoh air laut diulang sebanyak 3
kali tiap pengambilan. Botol-botol tersebut dibilas terlebih dahulu dengan air laut
agar terjadi penyesuaian kondisi antara botol contoh dengan air contoh. Jumlah
contoh air yang diperlukan adalah sebanyak 6 liter per stasiun. Seluruh contoh air
dan biota kerang hijau dimasukkan ke dalam kotak pendingin yang berisi es gel
selama perjalanan menuju laboratorium.
3.4.2.3 Tahap pasca pengambilan contoh
Pada tahap ini dilakukan penyimpanan contoh di laboratorium dimana air laut
tanpa disaring dan kerang hijau disimpan/didinginkan dalam lemari pendingin
bersuhu 4-10 °C. Contoh disimpan selama 2 bulan sampai saat digunakan untuk
analisis.
3.4.3 Analisis parameter pendukung
Penelitian ini juga mengukur beberapa parameter penunjang yang secara rinci
ditampilkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Parameter pendukung yang dianalisis
Parameter Satuan (unit) Alat MetodeKimia Salinitas ‰ SCTmeter Potensiometrik
pH - pH meter -PAH dalamair dan biota
ρg/L (air)µg/g (biota)
Kromatografigas (GC-MS)
Kromatografi
Fisika TSS mg/L Vakum (Filter) Gravimetri
3.4.4 Analisis PAH
Analisis PAH dalam contoh air dan biota dilakukan dengan menggunakan
kromatografi gas jenis Spektrofotometri Massa (GC-MS) tipe Hewlett Packard
6890. Prosedur untuk analisis keduanya dapat dilihat pada Lampiran 8.
3.4.4.1 Analisis PAH dalam air laut
Metode yang digunakan untuk melakukan analisis PAH dalam air laut
mengacu pada Environmental Protecting Agency atau EPA nomor 3510c (untuk
preparasi) dan EPA nomor 8270d (untuk injeksi GC). Metode preparasi dapat
dilakukan untuk menganalisis contoh zat cair dengan alat corong pisah berukuran
500 ml (EPA, 1996a).
Proses ekstraksinya diawali dengan menuang contoh 400 ml air laut ke dalam
corong pisah 500 ml, setelah itu 25 ml pelarut diklorometan dituang juga ke dalam
corong pisah. Selama 1-2 menit, corong pisah tersebut dikocok-kocok sampai
contoh dan pelarut menyatu. Tunggu selama 10 menit hingga terjadi pemisahan
antara kedua zat cair. Setelah memisah, hasil ekstrak yang berada di lapisan
bawah corong dialirkan ke dalam tabung erlenmeyer. Perlakuan memasukkan 25
ml pelarut diklorometan ini diulangi sebanyak 2 kali. Setelah itu, hasil ekstrak
dipindahkan ke dalam bola ukur dan diuapkan pada suhu di atas titik didih pelarut
diklorometan (65 °C) dengan rotavapor hingga mencapai kurang lebih 1 ml.
Contoh tersebut diuapkan lagi dengan menggunakan aliran gas Nitrogen hingga
mencapai 0,5 ml. Setelah mencapai 0,5 ml, contoh dimasukkan ke dalam botol
vial berukuran 2 ml untuk diinjeksikan ke alat Kromatografi Gas Spektrofotometri
Massa.
3.4.4.2 Analisis PAH dalam kerang hijau
Metode yang digunakan untuk melakukan analisis kandungan PAH dalam
kerang hijau mengacu pada Environmental Protecting Agency atau EPA nomor
3540 (dalam preparasi) dan EPA nomor 8270d (dalam injeksi GC). Metode
preparasi dapat digunakan untuk menganalisis contoh biota dengan menggunakan
alat soklet (EPA, 1996b).
Proses ekstraksinya diawali dengan menimbang contoh jaringan kerang hijau
seberat 10 gram berat basah dan dihaluskan dengan blender sampai homogen.
Contoh yang telah dihaluskan selanjutnya dibungkus dalam kertas saring yang
sudah dibentuk kemudian dimasukkan ke dalam ruang soklet. Di atas dan bawah
contoh dalam kertas saring diberikan kapas lalu ditutup rapat agar contoh tidak
keluar dari kertas saring. Tabung soklet berisi contoh dipasang antara tabung
pendingin di sebelah atas dan bola ukur yang berisi 200 ml diklorometan serta alat
pemanas di sebelah bawah. Setelah semuanya terpasang dengan baik, proses
ekstraksi dapat dilangsungkan selama 3 jam untuk mendapat hasil ekstraksi yang
maksimal. Setelah itu, hasil ekstrak dalam bola ukur diuapkan pada suhu di atas
titik didih diklorometan (65 °C) dengan rotavapor hingga mencapai kurang lebih
dari 1 ml lalu dipindahkan ke dalam botol vial berukuran 2 ml untuk diinjeksikan
ke alat Kromatografi Gas Spektrofotometri Massa.
3.4.4.3 Analisis PAH dengan Kromatografi Gas Detektor SpektrofotometriMassa (GC-MS)
Metode injeksi GC nomor 8270d digunakan untuk menganalisis PAH dengan
detektor Spektrofotometri Massa (GC-MS). Metode ini tidak hanya mendeteksi
PAH, terdapat 244 komponen senyawa kimia lain yang dapat dideteksi dengan
menggunakan metode ini. GC yang digunakan adalah GC Hewlett Packard 6890
(EPA, 1998). Metode ini digunakan untuk mendeteksi kandungan PAH dalam air
laut dan biota kerang hijau.
Kondisi GC saat contoh diinjeksi adalah suhu awal oven 50 °C, inlet depan
mode splitless, kolom kapiler jenis HP-5 dari bahan 5 % fenil metil siloxane yang
memiliki panjang 30 m, diameter 250 μm dan ketebalan lapisan film 0.5 μm. Gas
yang digunakan adalah gas helium dengan kecepatan aliran 30 cm/detik. Jumlah
contoh yang diambil saat proses injeksi sebanyak 2 μL dengan suhu oven
terprogram dari 50 °C dengan laju perpindahan 8 °C per menit hingga mencapai
323 °C dan didiamkan selama 15 menit.
3.5 Analisis data
3.5.1 Metode grafik
Analisis data dengan metode grafik meliputi:
1. Parameter pendukung
2. Konsentrasi total dan tiap senyawa PAH dalam air laut dan kerang hijau
3. Panjang dan berat tubuh kerang hijau
4. Kandungan PAH dalam berat per individu kerang hijau
5. Konsentrasi PAH per 1 gram berat tubuh kerang hijau
3.5.2 Metode analisis PAH
Persamaan analisis PAH di bawah berikut telah diberlakukan oleh U.S
Environmental Protecting Agency (U.S EPA) dalam menentukan komposisi
hidrokarbon terutama PAH dalam air, sedimen dan organisme akuatik (EPA,
1996).
Dimana : Cc : konsentrasi PAH (ppm)
Ac : luasan area larutan contoh
Ast : luasan area larutan standar
W : banyaknya contoh (gram untuk biota dan liter untuk air laut)
WKst
AstAcCc
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Parameter fisik dan kimia
4.1.1.1 Salinitas
Salinitas di Stasiun 1 memiliki kisaran 30‰ sampai 33‰ dengan nilai rerata
sebesar 31,6‰ (bulan Mei hingga Juni 2007). Di Stasiun 2 memiliki kisaran
salinitas yang tidak jauh berbeda yaitu antara 30‰-33‰ dengan nilai rerata
31,7‰ (Gambar 3).
32
31
31,8
25
27
29
31
33
35
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
waktu pengamatan
sali
nit
as(p
erm
il)
(a)
32
31,3
31,8
25
27
29
31
33
35
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
waktu pengamatan
sali
nit
as(p
erm
il)
(b)
Gambar 3. Nilai rerata dan kisaran salinitas di perairan Kamal Muara, TelukJakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
Data salinitas dalam setiap pengambilan di kedua stasiun disajikan dalam
Lampiran 1. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fadhlina (2007), salinitas
perairan Teluk Jakarta berkisar antara 30‰ sampai 33‰. Dan menurut hasil
penelitian Litasari (2002) diketahui bahwa kisaran salinitas perairan Teluk Jakarta
antara 13,9 – 30,0‰. Menurut Walker (1982) in Vakily (1989), kisaran salinitas
optimum untuk kerang hijau berkisar antara 20,7‰ – 35,4‰. Kerang hijau juga
mampu mentolerir fluktuasi salinitas yang lebar. Dengan demikian, perairan
Kamal Muara dapat dijadikan habitat kerang hijau.
Salinitas yang diamati di perairan Kamal Muara tersebut memiliki kisaran
yang sempit (30-33‰). Hal ini mengindikasikan bahwa di wilayah pengamatan,
kondisi salinitas relatif sama karena adanya pengaruh kondisi oseanografis
khususnya gerakan massa air di wilayah Teluk Jakarta yang mampu
menyeragamkan sifat salinitas perairan.
4.1.1.2 pH
pH di Stasiun 1 berkisar antara 7,5-7,9 dengan rerata 7,7. Begitu juga dengan
pH di Stasiun 2 yang berkisar antara 7,5-7,9 dengan rerata 7,7. Data pH juga
disajikan dalam Lampiran 1. Kedua stasiun memiliki nilai pH yang relatif sama
satu sama lain. Hal ini terkait dengan kondisi kimiawi perairan khususnya sifat
penyangga air laut yang mampu menahan perubahan-perubahan pH yang besar.
Di samping itu, kondisi fisik seperti gerakan massa air juga berperan penting
dalam penyeragaman sifat air. Pada hasil penelitian tahun 1988 oleh Meneg LH,
pH di Teluk Jakarta berkisar antara 6,5-9,0. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kisaran pH di Teluk Jakarta tepatnya Kamal Muara masih berada dalam
batas kenormalan air laut. Untuk pertumbuhan kerang hijau yang maksimal, pH
air laut berkisar antara 6,2-8,2 (Vakily, 1989). Maka dapat disimpulkan bahwa
perairan Kamal Muara dapat dijadikan area pertumbuhan kerang hijau (Gambar
4).
7.7 7,737,67
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
waktu pengamatan
pH
(a)
7,677,67
7,77
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
waktu pengamatan
pH
(b)
Gambar 4. Nilai rerata dan kisaran pH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta(a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
4.1.1.3 Total padatan tersuspensi (TSS)
TSS di Stasiun 1 berada pada kisaran 0,02-0,08 mg/L dengan rerata 0,05
mg/L, sedangkan untuk Stasiun 2, kisarannya antara 0,030-0,133 mg/L dengan
rerata 0,082 mg/L (Lampiran 1). Nilai TSS di perairan Teluk Jakarta sudah
diamati oleh beberapa peneliti diantaranya oleh Dinas PPK DKI (2004)
kandungan TSS mencapai 76 mg/L (Muara Angke), sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Bapedal (2000), kandungan TSS berkisar antara 100-150 mg/L.
Nilai hasil pengamatan ini menunjukkan nilai yang relatif rendah jika
dibandingkan dengan data penelitian sebelumnya. Nilai relatif rendah ini
menunjukkan kondisi yang masih baik bagi perairan (Gambar 5).
0.052
0.032
0.062
0.000
0.050
0.100
0.150
0.200
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
waktu pengamatan
TS
S(m
g/L
)
(a)
0.0550.044
0.085
0.000
0.050
0.100
0.150
0.200
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
waktu pengamatan
TS
S(m
g/L
)
(b)
Gambar 5. Nilai rerata dan kisaran TSS di perairan Kamal Muara, TelukJakarta.(a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
4.1.2 Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH)
4.1.2.1 PAH dalam air laut
Hasil pengukuran contoh air laut (dalam bentuk terlarut) menunjukkan bahwa
terdapat hanya 7 senyawa PAH yang terdeteksi yakni naphtalen, 1-metil
naphthalen, asenaphthen, fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren. Untuk
contoh kromatogram PAH keluaran GC-MS dari air laut ditampilkan pada
Lampiran 9. Di antara ketujuh senyawa tersebut, naphtalen adalah senyawa PAH
yang memiliki rerata konsentrasi tertinggi (61 dan 65%), sebaliknya asenaphthen
memiliki rerata konsentrasi terendah (1%) pada kedua stasiun pengamatan
(Gambar 6).
asenapthen
1%
fluoren
8%
1-metilnapthalen
2%
anthrasen
3%
fluoranthen
21%
pyren
4%
napthalen
61%
(a)
fluoren
7%
asenapthen
1%1-metilnapthalen
3%
anthrasen
4%
fluoranthen
15%
pyren
5%
napthalen
65%
(b)
Gambar 6. Diagram cakram komposisi PAH rerata di perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2
Namun demikian, secara keseluruhan konsentrasi PAH berkisar antara 0,1687 -
0,8722 ρg L-1 dengan nilai rerata 0,5964 ρg L-1 di Stasiun 1 dan 0,2350 - 1,1723
ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di Stasiun 2 (Tabel 3).
Tabel 3. Konsentrasi total 7 senyawa PAH (ρg L-1) dalam air laut per stasiun di
perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Konsentrasi total PAH Stasiun 1 Stasiun 21 Mei 2007 0,7482 1,1723
29 Mei 2007 0,8722 0,2350
26 Juni 2007 0,1687 0,6125
Rerata 0,5964 0,6733
Hasil pengukuran juga menunjukkan konsentrasi-konsentrasi dengan
variabilitas tinggi selama pengamatan dari waktu ke waktu, walaupun naphtalen
tetap sebagai komponen dominan (Gambar 7). Data konsentrasi tiap senyawa
PAH dapat dilihat pada Lampiran 2.
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
tanggal
ko
nse
ntr
asi
(pg
/L)
napthalena 1 metilnapthalena asenapthena fluorenaanthrasena fluoranthena pyrena
(a)
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
1.2
1 Mei 07 29 Mei 07 26 Juni 07
tanggal
ko
nse
ntr
asi
(pg
/L)
napthalena 1 metilnapthalena asenapthena fluorenaanthrasena fluoranthena pyrena
(b)
Gambar 7. Diagram batang konsentrasi senyawa PAH (ρg L-1) dalam contoh airlaut menurut waktu pengambilan di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b).
Sebagai contoh pada Stasiun 1, konsentrasi PAH cenderung menurun, sebaliknya
pada Stasiun 2 pengamatan ke-2 menunjukkan konsentrasi total senyawa PAH
terendah. Jika dilihat dari Gambar tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
konsentrasi PAH dalam air laut tidak selalu menurun atau meningkat dan
sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi oseanografi perairan
khususnya arus.
Nilai konsentrasi PAH baik di Stasiun 1 maupun Stasiun 2 sangat rendah dan
karenanya PAH termasuk ke dalam komponen senyawa kelumit (trace
compound). Informasi konsentrasi PAH di perairan Indonesia sampai saat ini
masih sangat jarang diperoleh. Dengan demikian sebagai perbandingan, hasil
pengamatan di beberapa perairan laut diantaranya di Laut Baltik memiliki
konsentrasi PAH sebesar 0,3 – 0,594 ng/L, di Teluk Xiamen Barat, China sebesar
106 - 945 ng/L, dan di Teluk Daya, China sebesar 4228 – 29325 ng/L (Azevedo et
al., 2004). Konsentrasi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
pengamatan di perairan Teluk Jakarta.
Nilai rendah di Teluk Jakarta diduga karena PAH yang ada dalam air laut
mendapat input dari sumber alami (hasil pembakaran suhu tinggi pada bahan
organik yang biasa disebut proses pirogenik) juga antropogenik (kontaminasi dari
petroleum) dengan jumlah sangat rendah (Neff, 1979). PAH dapat juga berubah
dikarenakan adanya kondisi oseanografis dari laut khususnya kondisi arus. PAH
dalam air laut dapat berbentuk terlarut ataupun partikel yang ada di kolom
perairan. Kondisi ini memungkinkan PAH untuk memiliki mobilisasi tinggi dan
bisa terbawa ke tempat lain oleh arus, sehingga hasil pengamatan di lokasi
terhitung rendah. Selain itu juga dapat dikarenakan rendahnya tingkat kelarutan
PAH sehingga keberadaannya dalam air laut tidak bertahan lama dan akan
terdeposit dengan cepat ke sedimen dasar serta tertahan di dalamnya (Webster et
al., 2002). Kondisi ini diduga menjadi penyebab tingkat konsentrasi PAH sangat
rendah pada hasil pengamatan.
Naphtalen menjadi senyawa PAH dengan konsentrasi tertinggi dalam air laut.
Hal ini dapat dikarenakan adanya masukan petrogenik (antropogenik) yakni
kontaminasi dari petroleum. Fluoranthen juga muncul sebagai salah satu senyawa
PAH yang memiliki konsentrasi tinggi. Senyawa ini memiliki jumlah cincin
aromatik 4 buah dan biasanya senyawa PAH dengan jumlah 4 buah cincin
tersebut berasal dari sumber pirogenik atau alami. Dengan demikian, PAH dalam
air laut juga diduga berasal dari sumber yang alami.
4.1.2.2 PAH dalam kerang hijau (Perna viridis L.)
Hasil pengukuran contoh menunjukkan bahwa terdeteksi 7 senyawa PAH
yang terdapat dalam kerang hijau. Pada Stasiun 1 dan 2, dapat diketahui bahwa
naphtalen menjadi senyawa yang memiliki konsentrasi tertinggi di setiap ukuran
panjang tubuh kerang hijau selama 5 kali pengambilan (Lampiran 3). Setelah
naphtalen, senyawa yang juga memiliki konsentrasi tinggi adalah fluoranthen.
Untuk senyawa yang memiliki konsentrasi terendah adalah 1 metilnaphthalen
(Gambar 8). Dari tabel dapat diketahui bahwa di Stasiun 1 dari awal sampai akhir
pengambilan contoh, ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm memiliki kisaran
konsentrasi PAH total antara 50,7600-283,7465 µg g-1 berat basah, panjang tubuh
2,5 -3,0 cm berkisar antara 23,2507-125,7143 µg g-1 berat basah, panjang tubuh
4,0 - 4,5 cm berkisar antara 41,7883-111,2253 µg g-1 berat basah dan panjang
tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 34,7362-
111,1149 µg g-1 berat basah.
Rata-rata Stasiun 1
0
20
40
60
80
100
120
1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6panjang (cm)
kon
sent
rasi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
(a)
Rata-rata Stasiun 2
0
20
40
60
80
100
120
1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
(b)Gambar 8. Diagram batang komposisi senyawa PAH rerata dalam kerang hijau di
Stasiun 1 (a) dan 2 (b) perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Untuk Stasiun 2, juga bisa diketahui bahwa ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm
memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg g-1 berat
basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g-1 berat
basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g-1 berat
basah dan panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg
g-1 berat basah (Tabel 4). Untuk kromatogram PAH keluaran GC-MS dari kerang
hijau ditampilkan pada Lampiran 10.
Gam
bar
9.C
onto
hkro
mat
ogra
mto
tal
ion
7se
nyaw
aP
AH
dal
amker
ang
hij
audi
Sta
siun
1(u
kura
n1,0
-1,5
cmpen
gam
bil
an1)
Tabel 4. Konsentrasi total 7 senyawa PAH (µg g-1 berat basah) dalam keranghijau per stasiun di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Waktu pengambilan ukuran panjang tubuh (cm) total PAH di stasiun 1 total PAH di Stasiun 21 Mei 2007 1,0-1,5 50,7600 121,3696
2,5-3,0 125,7143 42,10274,0-4,5 111,2253 52,73245,5-6,0 55,7763 43,4054
15 Mei 2007 1,0-1,5 58,2781 61,15072,5-3,0 23,2507 67,16544,0-4,5 41,7883 39,38735,5-6,0 111,1149 49,4394
29 Mei 2007 1,0-1,5 53,7919 24,63072,5-3,0 42,5160 13,52324,0-4,5 45,1003 36,41545,5-6,0 34,7362 14,8467
12 Juni 2007 1,0-1,5 283,7465 91,33692,5-3,0 114,0512 100,21614,0-4,5 68,5058 94,57155,5-6,0 35,8997 76,0554
26 Juni 2007 1,0-1,5 68,8143 44,79432,5-3,0 38,5203 55,43324,0-4,5 52,8252 134,41525,5-6,0 58,4807 65,5957
Hasil konsentrasi yang didapat dalam kerang hijau memiliki kisaran nilai yang
cukup tinggi. Pada penelitian yang sudah dilakukan, konsentrasi PAH dalam
biota kerang di area budidaya perairan Loch Seven, Skotlandia sebesar >4000
ng/g berat basah yakni mencapai 8256 ng/g berat basah (McIntosh et al., 2004)
dan di perairan Skotlandia yang lain (Shetland dan Orkney) sebesar 14,7 – 7177
ng/g berat basah (Webster et al., 2002). Nilai pengukuran yang didapat di Teluk
Jakarta tergolong tinggi dibandingkan dengan kedua penelitian tersebut. Namun
jika dibandingkan dengan penelitian McDowell et al. (1999) di perairan New
Bedford, Massachusetts yang memiliki nilai sebesar 1940 mg/g berat basah,
konsentrasi PAH dalam kerang hijau di Teluk Jakarta termasuk rendah. Hal ini
dapat dikarenakan perairan New Bedford merupakan daerah pelabuhan kapal-
kapal besar sehingga diduga PAH yang ada dalam tubuh kerang berasal dari
buangan kapal. Di perairan Teluk Jakarta, konsentrasi PAH dalam
kerang hijau diduga berasal dari hasil pembakaran tidak sempurna bahan bakar
fosil, kayu, emisi pembakaran batubara dan kendaraan motor serta aktivitas
antropogenik seperti peristiwa tumpahan minyak yang menghasilkan minyak
mentah (crude oil) (McIntosh et al., 2004).
Hasil pengukuran juga menunjukkan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam
kerang hijau memiliki nilai yang bervariasi di setiap kali pengambilannya.
Namun yang cenderung terjadi khususnya di Stasiun 1 adalah penurunan
konsentrasi tiap senyawa PAH dari ukuran terkecil ke ukuran terbesar, seperti
yang terjadi pada pengambilan contoh ke-1, 3 dan 4 (Gambar 10 dan 11).
Senyawa Naphthalen, dengan kisaran nilai pada ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm, 2,5 –
3,0 cm, 4,0 - 4,5 cm dan 5,5 – 6,0 cm berada antara 23,4692 - 199,8053; 15,5774 -
51,3920; 22,6816 - 40,8023 dan 16,0421 - 26,8799 µg g -1 berat basah,
1 Mei 2007
0
50
100
150
200
250
300
1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0panjang (cm)
konse
ntr
asi
(µg/g
)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluorenanthrasen fluoranthen pyren
15 Mei 2007
0
50
100
150
200
250
300
1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0panjang (cm)
konse
ntr
asi(µ
g/g
)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
Gambar 10. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau(Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 1
29 Mei 2007
0
50
100
150
200
250
300
1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
12 Juni 2007
0
50
100
150
200
250
300
1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
26 Juni 2007
0
50
100
150
200
250
300
1,0-1,5 2,5-3,0 4,0-4,5 5,5-6,0panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
Gambar 11. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran tubuh kerang hijau(Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 1
menjadi senyawa PAH yang memiliki konsentrasi tertinggi di semua ukuran,
sedangkan asenapthen sebagai senyawa PAH berkonsentrasi terendah dengan
kisaran nilai untuk ukuran panjang 1,0 - 1,5 cm berada pada 0,5605-1,0947 µg g -1
berat basah, ukuran panjang 2,5 – 3,0 cm berada pada 0,7279-0,9036 µg g -1 berat
basah, ukuran panjang 4,0 - 4,5 cm berada pada 0,4091-1,4465 µg g -1 berat basah
dan ukuran panjang 5,5 – 6,0 cm berada pada 0,7828-1,0797 µg g -1 berat basah.
Di Stasiun 2, pola yang terbentuk cenderung menurun ke arah ukuran kerang
hijau yang semakin besar, namun pada ukuran sebelumnya (4,0-4,5 cm),
konsentrasi tiap senyawa PAH cenderung meningkat hingga maksimal seperti
yang terjadi pada pengambilan ke-1,3 dan 5 (Gambar 12 dan 13). Hal ini berbeda
dengan konsentrasi tiap senyawa PAH dalam kerang hijau di Stasiun 1.
1 Mei 2007
0
2040
6080
100120
140
1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6panjang (cm)
kons
entr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
15 Mei 2007
0
20
40
60
80
100
120
140
1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
Gambar 12. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuhkerang hijau (Perna viridis) pada 2 waktu pengambilan di Stasiun 2
29 Mei 2007
0
20
40
6080
100
120
140
1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren
anthrasen fluoranthen pyren
12 Juni 2007
020
406080
100
120140
1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluorenanthrasen fluoranthen pyren
26 Juni 2007
020406080
100120140
1-1,5 2,5-3 4-4,5 5,5-6panjang (cm)
ko
nse
ntr
asi
(µg
/g)
napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluorenanthrasen fluoranthen pyren
Gambar 13. Diagram batang komposisi PAH dalam 4 ukuran panjang tubuhkerang hijau (Perna viridis) pada 3 waktu pengambilan di Stasiun 2
Pada Stasiun 2, senyawa PAH yang paling sering muncul sebagai nilai
konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran panjang tubuh adalah napthalen. Hal ini
terdapat di setiap pengambilan contoh kerang hijau kecuali pada saat pengambilan
ke-4. Konsentrasi tertinggi pada setiap ukuran tubuh di pengambilan ke-4 adalah
fluoranthen dengan ukuran tubuh 1,0 - 1,5 cm sebesar 30,8751 µg g -1 berat basah
, 2,5 – 3,0 cm sebesar 36,5159 µg g -1 berat basah , 4,0 - 4,5 cm sebesar 46,5790
µg g -1 berat basah dan 5,5 – 6,0 cm sebesar 46,5301 µg g -1 berat basah. Hal ini
memberikan perbedaan dengan Stasiun 1 dimana dalam setiap ukuran tubuh
kerang hijau terdapat senyawa naphtalen dengan nilai konsentrasi tertinggi.
Senyawa PAH yang paling sering muncul dengan nilai konsentrasi terendah pada
setiap ukuran panjang tubuh kerang hijau di Stasiun 2 adalah 1metil naphtalen.
PAH yang masuk ke dalam tubuh kerang hijau bisa didapatkan dari
kandungan PAH dalam perairan yang diakumulasi oleh kerang hijau saat
menyerap makanan yang ada di kolom perairan. Kerang hijau merupakan
organisme yang memiliki cara makan yang cukup berbeda yakni menyaring
semua makanan yang masuk ke dalam mulutnya. Kolom perairan dimana kerang
hijau berkembang sangat mudah dimasuki oleh berbagai polutan baik yang berasal
dari rumah tangga ataupun industri. Sumber ini disebut sumber petrogenik
(Webster et al., 2002). Selain itu, penyerapan PAH ke dalam tubuh kerang
tergantung dari bioavailability senyawa PAH tersebut yang selanjutnya tergantung
dari tingkat kelarutannya dalam air. Semakin tinggi berat molekul senyawa PAH,
maka semakin rendah tingkat kelarutannya dalam air. Kerang hijau juga memiliki
kandungan lemak dalam tubuhnya dan pada bagian ini diduga bahwa PAH dapat
mengalami reaksi ikatan sehingga terakumulasi oleh kerang hijau. Karena sistem
metabolisme tubuh yang rendah, maka PAH sangat sulit untuk dilepaskan kembali
ke lingkungannya (Fleming et al., 2004).
Di Stasiun 1, naphthalen merupakan senyawa PAH yang paling tinggi nilai
konsentrasinya. Dalam hal ini, naphthalen dapat muncul karena adanya proses
pembentukan senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah dari petrolum
dalam bentuk buangan serta tumpahan minyak ke laut. Dari awal hingga akhir
pengambilan contoh kerang hijau, dapat dilihat bahwa nilai konsentrasi PAH
mengalami fluktuasi yang berbeda-beda.
Jika dibandingkan dengan Stasiun 1, kandungan PAH di Stasiun 2 tidak jauh
memiliki perbedaan. Perbedaan yang mencolok di Stasiun 2 adalah nilai
konsentrasi senyawa fluoranthen yang mendominasi di pengambilan contoh ke-4
dan naphthalen di pengambilan contoh ke-1. Hal ini membedakan sumber
masuknya PAH ke dalam tubuh kerang hijau. Fluoranthen adalah senyawa PAH
yang memiliki cincin berjumlah lebih dari 3 buah, dan mengindikasikan bahwa
senyawa ini termasuk anggota senyawa PAH dengan berat molekul tinggi,
sedangkan naphthalen adalah senyawa PAH dengan berat molekul lebih rendah
dengan jumlah cincin 2 buah. Dengan demikian sumber masukan kedua senyawa
tersebut berbeda. Untuk fluoranthen, senyawa ini dapat muncul di semua ukuran
panjang tubuh di pengambilan ke-4 diduga disebabkan oleh proses pirogenik
yakni hasil pembakaran bahan organik yang kurang sempurna di perairan
(Fleming et al., 2004).
Konsentrasi PAH dalam kerang hijau dapat dihubungkan dengan kondisi
ukuran tubuh dari kerang hijau itu sendiri, dimana dalam kasus ini adalah panjang
tubuhnya. Berdasarkan hasil yang telah didapat, konsentrasi PAH dalam tubuh
organisme kerang hijau mengalami kecenderungan peningkatan seiring
bertambahnya ukuran panjang tubuhnya (Gambar 15). Hal ini juga didukung
dengan menghubungkan antara ukuran panjang dan berat tubuh kerang hijau
(Gambar 14). Pada Gambar tersebut dapat diketahui bahwa hubungan keduanya
juga berbanding lurus yakni peningkatan ukuran berat seiring dengan
pertambahan panjang tubuh baik di Stasiun 1 maupun 2.
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
1 2 3 4 5 6
Ber
at(
gr)
Panjang (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cmrata-rata Expon. (rata-rata)
(a)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
1 2 3 4 5 6
Ber
at(g
r)
Panjang (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cm
rata-rata Expon. (rata-rata)
(b)
Gambar 14. Grafik sebaran berat tubuh dengan panjang tubuh kerang hijau (Pernaviridis) di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b)
.
Dilihat dari penjelasan dan gambar 14 dan 15, konsentrasi PAH di setiap
ukuran panjang tubuh memiliki pola yang semakin meningkat ke arah panjang
tubuh yang semakin besar dan menunjukkan bahwa kerang hijau dengan empat
ukuran panjang ini mengakumulasi PAH dalam tubuhnya dari perairan secara
teratur. Hal ini juga menunjukkan optimasi kemampuan tubuh kerang hijau yang
berbeda-beda dalam melakukan penyerapan senyawa PAH.
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6
ko
nse
ntr
asi
(ug
/g)
panjang tubuh (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cmkisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cmrata-rata Expon. (rata-rata)
(a)
0
5
10
15
20
25
1 2 3 4 5 6
kons
entr
asi(
ug/g
)
panjang tubuh (cm)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3,0 cmkisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6,0 cmrata-rata Expon. (rata-rata)
(b)
Gambar 15. Grafik sebaran konsentrasi PAH kerang hijau (Perna viridis) menurut4 kisaran panjang tubuh di Stasiun 1 (a) dan Stasiun 2 (b).
Hal ini diungkapkan oleh penelitian Bruner et al. (1994) yang menyatakan bahwa
kerang yang berukuran lebih kecil diduga mempunyai kemampuan untuk
menyerap PAH lebih banyak dibandingkan dengan kerang yang berukuran lebih
besar. Dari hasil yang didapat, dapat dibuktikan dalam kerang hijau dengan
panjang tubuh 1,0-1,5 cm, yang sedang dalam proses pertumbuhan, mampu
menyerap komponen senyawa PAH dalam jumlah besar melalui proses
penyaringan makanan dibanding kerang hijau dengan panjang tubuh 5,5-6,0 cm
yang berumur lebih tua dan semakin sedikit menampung makanan dari sekitar
perairan. Hal lain yang bisa diungkap juga adalah kerang yang sedang dalam
masa pra pemijahan biasanya mampu menyerap PAH lebih banyak dibandingkan
kerang yang sudah melewati masa pemijahan. Kerang berukuran 1,0 -1,5 cm
merupakan kerang hijau yang sedang dalam masa tersebut sehingga diduga
mampu menyerap PAH lebih banyak (Bruner et al., 1994).
Kondisi di Stasiun 2 tidak jauh berbeda dengan Stasiun 1. Namun pada
ukuran panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm, kandungan PAH dalam tubuh kerang hijau
memiliki nilai konsentrasi tertinggi dibandingkan dengan 3 ukuran panjang tubuh
yang lain. Hal ini diduga karena kerang hijau ukuran ini mengandung lemak yang
lebih banyak dibandingkan kerang ukuran yang lain, dimana semakin tinggi
kandungan lemak dalam tubuhnya, maka akan semakin mudah untuk berikatan
dengan senyawa yang bersifat lipofilik atau hidrofobik tinggi seperti PAH (Bruner
et al., 1994). Selain itu, hal ini juga bisa dikarenakan ukuran panjang ini lebih
lama terpaparkan di perairan dibandingkan dengan ukuran yang lebih kecil.
4.1.3 Faktor biokonsentrasi PAH
Faktor biokonsentrasi adalah rasio konsentrasi zat dalam biota (berat zat/berat
biota) dan dalam air (berat zat/berat air) pada kondisi setimbang, dimana
spesifikasi zat dalam hal ini adalah PAH. Nilai konsentrasi ini menunjukkan cara
akumulasi senyawa tersebut dari fase cair (dalam air laut) menjadi fase organik,
seperti jaringan tubuh organisme. PAH termasuk salah satu senyawa organik
yang bersifat lipofilik sehingga mudah terakumulasi dalam tubuh organisme.
Organisme yang digunakan dalam kasus ini adalah kerang hijau. Faktor
biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara memiliki angka yang tinggi (Tabel
5).
Tabel 5. Faktor biokonsentrasi PAH di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta.
Ukuranpanjang
tubuh (cm)
1 Mei 2007 29 Mei 2007 26 Juni 2007
Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 1 Stasiun 21,0-1,5 67842,65 103527,06 61670,59 104801,34 407920,03 73134,522,5-3,0 168021,79 35913,19 48743,17 57539,92 228341,74 90504,424,0-4,5 148656,63 44980,26 51705,96 154944,23 313139,33 219456,525,5-6,0 74547,07 37024,38 39823,86 63171,47 346663,81 107096,53
Nilai dalam tabel menunjukkan bahwa PAH dalam perairan tersebut memiliki
kapasitas polutan yang tinggi baik untuk air laut maupun organisme kerang hijau
yang hidup di dalamnya. Nilai faktor biokonsentrasi pada keempat ukuran kerang
hijau bervariasi. Namun jika dilihat secara keseluruhan, nilainya cenderung
menurun ke arah ukuran kerang hijau 5,5-6,0 cm di Stasiun 1 dan 2. Jika dilihat
dari waktu ke waktu pengambilan contoh, nilai faktor biokonsentrasi PAH
cenderung meningkat di Stasiun 1 pada keempat ukuran kerang hijau. Namun
terjadi perbedaan yakni adanya penurunan nilai pada ukuran 1,0 -1,5 cm di
Stasiun 2. Faktor biokonsentrasi dapat dikatakan dalam kondisi stabil jika
nilainya tidak berubah secara signifikan selama jangka waktu tertentu dalam
tubuh organisme tersebut.
Faktor biokonsentrasi juga memiliki peran penting untuk menunjukkan adanya
distribusi senyawa PAH di perairan. Pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa faktor
biokonsentrasi PAH di Stasiun 1 memiliki nilai yang paling tinggi pada waktu
pengambilan contoh terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa PAH mengalami
distribusi paling tinggi pada waktu pengambilan contoh terakhir di semua ukuran
kerang hijau. Untuk PAH dengan tingkat distribusi paling rendah terdapat pada
waktu pengambilan contoh kedua di Stasiun 1. Hal ini dilihat dari faktor
biokonsentrasinya yang paling kecil di antara ketiga waktu pengambilan contoh.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil yang telah diuraikan sebelumnya maka diperoleh
kenyataan bahwa telah terdeteksi keberadaan dari senyawa PAH dalam air laut
maupun kerang hijau di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Kandungan
maupun konsentrasi PAH dalam kerang hijau secara total memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan PAH dalam air laut. Hal ini mengungkapkan
bahwa kerang hijau memang mengakumulasi PAH dalam tubuhnya. Akumulasi
sendiri merupakan suatu proses penimbunan atau penumpukan suatu senyawa dari
lingkungan dan biasanya terjadi karena mekanisme yang tidak seimbang antara
proses absorpsi yang diikuti penyimpanan dengan proses eliminasi melalui
metabolisme yang terjadi dalam tubuh kerang hijau. Proses akumulasi ini dapat
ditunjukkan melalui hasil pengamatan dari berbagai tingkat umur kerang yang
dilihat dari ukuran tubuh kerang hijau (Gambar 16).
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kandungan PAH dalam tubuh kerang
hijau cenderung bergerak meningkat ke arah ukuran panjang tubuh yang besar,
walaupun terlihat pada ukuran tubuh 4,0-4,5 cm dan 5,5-6,0 cm, terbentuk nilai
kandungan PAH yang cukup bervariasi jika dibandingkan dengan ukuran panjang
tubuh kerang hijau yang lebih kecil.
05
101520253035404550
0 0.5 1 1.5 2 2.5
kan
dungan
(ug
)
berat tubuh (gr)
kisaran panjangtubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjangtubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjangtubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjangtubuh 5,5-6,0 cm
rata-rata Linear (rata-rata)
(a)
05
10152025303540
0 0.5 1 1.5 2 2.5
ka
nd
un
ga
n(u
g)
berat tubuh (gr)
kisaran panjang tubuh 1,0-1,5 cm kisaran panjangtubuh 2,5-3,0 cm
kisaran panjang tubuh 4,0-4,5 cm kisaran panjangtubuh 5,5-6,0 cm
rata-rata Linear (rata -rata)
(b)
Gambar 16. Grafik sebaran kandungan PAH (µg) di tiap berat individu keranghijau (Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2.
Kandungan PAH yang mengalami peningkatan pada ukuran panjang tubuh besar
dapat terjadi karena kerang hijau tersebut memiliki waktu yang lebih lama untuk
terpapar di perairan dibandingkan dengan ukuran kerang yang kecil. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2002), dapat diperkirakan bahwa
umur kerang hijau berukuran 4,0-4.5 cm dan 5,5-6,0 cm sebesar 16 dan 22
minggu.
Secara biologis, proses akumulasi ini bergantung kepada sifat dari senyawa
dan sistem metabolisme dari organisme. PAH merupakan senyawa yang memiliki
sifat mudah terikat atau bereaksi dengan senyawa-senyawa lemak atau biasa
disebut dengan senyawa lipofilik (Neff, 1979). Bagi organisme kerang hijau,
ukuran yang semakin besar mengindikasikan bahwa kerang hijau bertambah
dewasa sehingga kandungan lipid atau lemak dalam tubuhnya juga semakin tinggi
(Gunawan, 2003). Dengan demikian, maka terdapat dugaan bahwa kandungan
PAH yang semakin meningkat pada ukuran kerang hijau yang semakin besar
disebabkan oleh adanya senyawa lemak yang ada dan semakin banyak dalam
tubuhnya.
Sistem regulasi metabolisme dari organisme juga dapat dijadikan faktor lain
yang berkaitan dengan adanya proses akumulasi dalam tubuh kerang hijau.
Sistem ini dapat memperkuat proses pengeluaran senyawa-senyawa yang telah
diakumulasi oleh organisme tersebut. Sistem ini biasanya akan berfungsi semakin
baik jika organisme tersebut sudah berumur dewasa, dimana dalam hal ini adalah
kerang hijau ukuran besar. Oleh karena itu, seharusnya terdapat kemungkinan
bahwa kerang hijau dewasa dapat melakukan proses eliminasi lebih baik
dibandingkan dengan kerang hijau yang berukuran kecil. Namun pada hasil
penelitian ini, proses tersebut belum terlihat dengan sangat jelas. Hal ini dapat
dtunjukkan dari nilai konsentrasi PAH terhadap ukuran berat tubuh kerang hijau
(Gambar 17).
Konsentrasi merupakan rasio antara kandungan PAH dalam kerang hijau
dengan ukuran berat tubuhnya.
0
5
10
15
20
25
0 0.5 1 1.5 2 2.5
ko
nse
ntr
asi
(ug/
g)
berat tubuh (gr)
kisaran panjangtubuh 1-1,5 cm kisaran panjangtubuh 2,5-3 cm
kisaran panjangtubuh 4-4,5 cm kisaran panjangtubuh 5,5-6 cm
rata-rata Linear (ra ta -rata)
(a)
0
5
10
15
20
25
0 0.5 1 1.5 2 2.5
ko
nse
ntr
asi
(ug/
g)
berat tubuh (gr)
kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm
kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm kisaran panjang tubuh 5,5-6 cm
rata-rata Linear (rata -rata)
(b)
Gambar 17. Grafik sebaran konsentrasi PAH dalam berat tubuh kerang hijau(Perna viridis) (a) Stasiun 1 (b) Stasiun 2.
Dari gambar tersebut, terlihat bahwa konsentrasi PAH cenderung semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya berat tubuh kerang hijau. Hasil
penelitian dari Akbar (2002) tentang kajian akumulasi logam berat menunjukkan
dengan bertambahnya ukuran panjang tubuh kerang hijau, maka kandungan logam
berat dalam tubuhnya akan bertambah juga, namun akan terjadi penurunan dalam
hal konsentrasinya. Hal ini mengungkapkan bahwa laju pertambahan berat
tubuhnya lebih cepat dibandingkan dengan laju penumpukan logam berat dalam
tubuh kerang hijau. Dengan melakukan perbandingan terhadap pernyataan di
atas, maka dalam kasus ini, proses akumulasinya agak sedikit berbeda. Hal ini
mungkin disebabkan oleh karena perbedaan respon dari kerang hijau terhadap
senyawa-senyawa yang diakumulasi oleh tubuhnya, terutama dalam hal sifat
lipofilik senyawa PAH. Namun, indikator dari nilai kandungan dan konsentrasi
suatu senyawa untuk digunakan dalam mempelajari preferensi akumulasi masih
memerlukan kajian yang lebih lanjut.
PAH dalam air laut dapat berasal dari berbagai sumber dan diantaranya
berasal dari masukan langsung di daratan yang ditransport ke dalam laut melalui
udara ataupun aliran air sungai ke laut. Pada penelitian ini dicobakan melihat
adanya keterkaitan antara konsentrasi PAH dalam air laut dengan parameter lain
untuk menduga sumber awal PAH yang masuk ke perairan. PAH yang masuk ke
laut melalui aliran air sungai diindikasikan dengan parameter salinitas dan TSS.
Hal ini dilihat dari adanya sungai-sungai yang berada di sekitar Teluk Jakarta
yang umumnya memiliki nilai salinitas rendah dan TSS yang tinggi. Oleh karena
itu, jika kandungan PAH dalam air laut meningkat dan memang berasal dari darat,
maka seharusnya nilai salinitas perairan rendah dan TSS menjadi tinggi.
Pada Gambar 18 dan 19 ditunjukkan kondisi salinitas dan TSS dengan
konsentrasi PAH dalam air laut. Terlihat pada Gambar, tidak terlihat korelasi
antara kondisi salinitas dan TSS dengan konsentrasi PAH dalam air laut. Dengan
demikian, PAH yang terdapat di dalam air laut belum dapat diduga memiliki
sumber masukan yang berasal dari daratan.
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
31,8 31,0 32,0
salinitas (permil)
PA
H(u
g/L
)
(a)
0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
31,8 31,3 32,0
salinitas (permil)
PA
H(u
g/L
)
(b)
Gambar 18. Grafik hubungan salinitas perairan Kamal Muara dan konsentrasiPAH dalam air laut di Stasiun 1 (a) dan 2 (b)
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,055 0,040 0,055
TSS (mg/L)
PA
H(u
g/L
)
(a)
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
0,030 0,043 0,133
TSS (mg/L)
PA
H(u
g/L
)
(b)
Gambar 19. Grafik hubungan TSS perairan Kamal Muara dan konsentrasi PAHdalam air laut di Stasiun 2 (kiri) dan 2 (kanan)
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terdapat 7 senyawa PAH (bentuk terlarut) dalam perairan Kamal Muara juga
dalam tubuh kerang hijau yakni naphthalen, 1-metil naphthalen, asenaphthen,
fluoren, fluoranthen, anthrasen dan pyren. Konsentrasi total 7 senyawa PAH
dalam air laut adalah berkisar antara 0,0213 - 1,1551 ρg L-1 dengan rerata 0,5964
ρg L-1 di Stasiun 1 dan 0,0181 - 1,2456 ρg L-1 dengan rerata 0,6733 ρg L-1 di
Stasiun 2. Konsentrasi tertinggi di air laut contoh adalah senyawa naphthalen dan
terendah adalah senyawa asenapthen.
Konsentrasi total 7 senyawa PAH dalam kerang hijau menurut ukuran panjang
tubuh pada bulan Mei hingga Juni 2007 adalah ukuran panjang tubuh 1,0 -1,5 cm
antara 50,7600-283,7465 µg g-1 berat basah dengan rerata 167,2533 µg g-1 berat
basah, panjang tubuh 2,5 -3,0 cm antara 23,2507-125,7143 µg g-1 berat basah
dengan rerata 74,4825 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm antara
41,7883-111,2253 µg g-1 berat basah dengan rerata 76,5068 µg g-1 berat basah dan
panjang tubuh 5,5 - 6,0 cm antara 34,7362-111,1149 µg g-1 berat basah dengan
rerata 72,9256 µg g-1 berat basah di Stasiun 1. Di stasiun 2, ukuran panjang tubuh
1,0 -1,5 cm memiliki kisaran konsentrasi PAH total antara 24,6307-121,3696 µg
g-1 berat basah dengan rerata 73,0002 µg g-1 berat basah, panjang tubuh 2,5 -3,0
cm berkisar antara 13,5232-100,2161 µg g-1 berat basah dengan rerata 56,8697 µg
g-1 berat basah, panjang tubuh 4,0 - 4,5 cm berkisar antara 36,4154-134,4152 µg g-
1 berat basah dengan rerata 134,4152 µg g-1 berat basah dan panjang tubuh 5,5 -
6,0 cm memiliki kisaran antara 14,8467-76,0554 µg g-1 berat basah dengan rerata
76,0554 µg g-1 berat basah. Senyawa yang memiliki nilai konsentrasi total
tertinggi pada Stasiun 1 dan 2 dalam kerang hijau adalah senyawa Napthalen,
sedangkan senyawa yang memiliki nilai total terendah adalah 1-metilnapthalen.
Nilai PAH dalam kerang hijau menunjukkan kecenderungan meningkat dengan
meningkatnya ukuran panjang dan berat tubuh kerang.
Parameter pendukung (salinitas dan TSS) dalam penelitian ini tidak memiliki
hubungan yang linear atau sebanding dengan konsentrasi PAH dalam air laut.
Nilai salinitas dan TSS yang diamati mengindikasikan bahwa PAH yang masuk ke
dalam air laut belum dapat diestimasi memiliki sumber dari darat ataupun aliran
sungai.
5.2 Saran
Mengingat masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam penelitian ini,
maka disarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut yang akan mengungkap
tentang lamanya waktu retensi tiap senyawa PAH dalam tubuh organisme seperti
kerang hijau serta pengaruh parameter fisik dan kimia yang lainnya terhadap
kandungan PAH dalam air laut.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, H.S. 2002. Pendugaan tingkat akumulasi logam berat Pb, Cd, Cu, Zn danNi pada kerang hijau (Perna viridis L.) ukuran <5 cm di perairan KamalMuara, Teluk Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Azevedo, D.de A, E.Gerchon dan E.O dos Reis. 2004. Monitoring of pesticidesand polycyclic aromatic hydrocarbons in water from Paraiba do Sul River,Brazil. J.Braz.Chem.Soc. 15(2): 292-299.
Bapedal. 2000. Indonesian environment monitor. World Bank Indonesia Office.Jakarta.
Bayne, L.M. 1976. Marine mussels: their ecology and physiology. CambridgeUniversity Press. London, England.
Bruner, K.A, S.W Fisher dan P.F Landrum. 1994.The role of the zebra mussel,dreissena polymorpha, in contaminant cycling: I. the effect of bodysize and lipid content on the bioconcentration of PCBs and PAHs. J.Great Lakes Res. 20(4): 725–734.
Cheong, L dan F.Y Chen. 1980. Preliminary studies on raft method of greenmussels Perna viridis (L) in Singapore. S.J.Pr.Ind. 8(2): 119-133.
Catsiki, V.A, I. Hatzianestis dan F. Rigas. 2003. Distribution of metal and organiccontaminants in mussel from Thermoikos gulf. Global Nest: The Int.J.5(3): 119-126.
Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan DKI. 2004. Kualitas perairan TelukJakarta. Jakarta
Djamali, A. 1982. Kerang hijau. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Environmental Protection Agency. 1996a. Separatory funnel liqud-liquidextraction revision 3. U.S.E.P.A.3510:1-8
Environmental Protection Agency. 1996b. Soxhlet extraction revision 3.U.S.E.P.A.3540:1-8
Environmental Protection Agency. 1998. Semivolatile organic compoundsby gas chromatography/mass spectrometry (GC/MS) revision 4.U.S.E.P.A.8270:1-62
Fadhlina, D. 2007. Geokimia logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn di perairan TelukJakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan danIlmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Fleming, H.P, A.J Asencio P dan E. Guiterrez. 2004. Polycyclic aromatichydrocarbons in sediments and mussels of Corral Bay, South CentralChile. J.Environ.Monit. 6: 229-233.
Gritter, R.J. 1991. Pengantar kromatografi edisi kedua. ITB Press. Bandung.Hal 1-81.
Gunawan, I. 2003. Kandungan pestisida organoklorin dalam sedimen dan kerangtahu (Meretrix meretrix) di muara Sungai Citarum, Jawa Barat. Skripsi.Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
Helton, D. A. Moles, J. Short dan J. Rice. 2004. Result of the M/V Kuroshima oilspill shellfish tissue report 1999, 2000 and 2004. National Oceanic andAtmospheric Administration (NOAA).United States of America.
ICES. 2007. Background concentrations of contaminants in biota and sediments.ICES Advice Book 1. 108-113
Jennings, W. 1987. Analytical gas chromatography. Academic Press Inc. Orlando,FL.viii + 259 h.
Kantor Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 1989. Studi manajemen TelukJakarta. Laporan Akhir Kerjasama Pusat Studi Ilmu Kelautan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan IPB dan Proyek Penelitian PengembanganSumberdaya Laut dan Pencemaran Laut, Kantor Menteri NegaraKependudukan dan Lingkungan Hidup. Bogor.
Kastoro, W. 1988. Beberapa aspek ekologi kerang hijau (Mytilus viridis) dariperairan Binaria Ancol. Fakultas Biologi. Universitas Nasional. Jakarta.
Killops, S.D dan V.S Killops. 1993. An introduction to organic geochemistry.John Wiley and Sons, Inc. New York.
Litasari, L. 2002. Kajian kesesuaian lahan dan kebijakan pemanfaatan arealbudidaya kerang hijau (Perna viridis): kasus di kelurahan Kamal Muara,Jakarta Utara. Tesis. Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.Bogor.
Llobet, J.M, G. Falco, A. Rocio dan J.L Domingo. 2006. Exposure to polycyclicaromatic hydrocarbons through consumption of edible marine species inCatalonia, Spain. Journal of Food Protection. 69(10):2493-2499.
Lundstedt, S. 2003. Analysis of PAHs and their transformation products incontaminated soil and remedial processes. Department of Chemistry.Environmental Chemistry. Umeå University. Sweden.
McDowell, J.E, B.A Lancaster, D.F Leavitt, P. Rantamaki dan B.Ripley. 1999.The effects of lipophilic organic contaminants on reproductive physiologyand disease processes in marine bivalve molluscs. Limnol. Oceanogr.44(3, part 2): 903-909.
McIntosh, A.D, C.F Moffat, G. Packer dan L. Webster. 2004. Polycyclic aromatichydrocarbon (PAH) concentration and composition determined in farmedblue mussels (Mytilus edulis) in a sea loch pre- and post-closure of analuminium smelter. J. Environ. Monit.6: 209-218.
Menzel, W. 1990. Estuarine an marine bivalve mollusca culture. CRC Press Inc.Boston.
Mortimer, D. 2005. Polycyclic aromatic hydrocarbons in shellfish. FoodStandard Agency London. 83(5): 1-12.
Neff, J.M . 1979. Polycyclic aromatic hydrocarbons in the aquatic environment.Applied Science Publishers LTD. London, England. v + 262 h.
Ningtyas, P. 2002. Tingkat akumulasi logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn pada keranghijau (Perna viridis L.) di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Skripsi.Program Studi Ilmu Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor.
O’Connor, T. 1998. Chemical contaminants in oysters and mussels. NOAA'sState of the Coast Report. NOAA. United States of America.
Sanusi, H.S. 2006. Kimia laut : proses fisik kimia dan interaksinya terhadaplingkungan. Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanandan Ilmu Kelautan. IPB Press. Bogor. xi + 188 hal.
Sivalingam. 1977. Aquaculture of green mussels, Mytilus viridis (L) in Malaysiaaquaculture, 11 : 297-312.
Roberts, D. 1976. Mussel and pollution. In B.L Bayne (ed), Marine mussels: Theirecology and physiology. Cambridge University Press. London, England.
Vakily, J.M. 1989. The biology and culture of genus Perna. ICLARM. Studiesand Reviews. Oventsche Gesselschaff for Technische Zusammeurnabeit(GTZ) GMBH Eschborn. Federal Republic of Germany.
Webster, L, A.D McIntosh, E.J Dulgarno, C. Meggison, N.J Shepherd dan C.FMoffat. 2002. The polycyclic aromatic hydrocarbons composition ofmussels (Mytilus edulis) from the Scottish coastal waters. J. Environ.Monit. 9: 150-159.
L A M P I R A N
Lampiran 1. Data parameter fisik dan kimia air laut di perairan Kamal Muara,Teluk Jakarta
Paramater fisik dankimia
Salinitas (‰) pH TSS (mg/L)
pengambilanke-
ulanganStasiun Stasiun Stasiun
1 2 1 2 1 21 1 32 31,5 7,6 7,8 0,020 0,090
2 31,5 32 7,7 7,7 0,055 0,0303 32 32 7,8 7,8 0,080 0,045
2 1 32 33 7,8 7,9 0,040 0,0432 31 31 7,5 7,6 0,034 0,0433 30 30 7,7 7,5 0,023 0,047
3 1 33 32 7,6 7,8 0,073 0,0602 31 31 7,9 7,7 0,058 0,0613 32 33 7,7 7,5 0,055 0,133
Lampiran 2. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg L-1) dalam air
Stasiuntanggal
pengambilansenyawa PAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
volumecontoh
(L)µg L-1
1 1 Mei 2007 napthalen 433140 4933655 0,8779 2000000 4,3896E-07
1 metilnapthalen 247132 59676629 0,0414 2000000 2,0706E-08
asenapthen 10640 11841995 0,0090 2000000 4,4925E-09
fluoren 22614 3432101 0,0659 2000000 3,2945E-08
anthrasen 95961 15008758 0,0639 2000000 3,1968E-08
fluoranthen 191078 6022532 0,3173 2000000 1,5864E-07
pyren 202592 16745779 0,1210 2000000 6,0490E-08
total 7,4820E-07
29 Mei 2007 napthalen 556224 4933655 1,1274 2000000 5,6370E-07
1 metilnapthalen 335190 59676629 0,0562 2000000 2,8084E-08
asenapthen 35976 11841995 0,0304 2000000 1,5190E-08
fluoren 64914 3432101 0,1891 2000000 9,4569E-08
anthrasen 77346 15008758 0,0515 2000000 2,5767E-08
fluoranthen 139855 6022532 0,2322 2000000 1,1611E-07
pyren 96529 16745779 0,0576 2000000 2,8822E-08
total 8,7225E-07
26 Juni 2007 napthalen 150416 4933655 0,3049 2000000 3,0282E-09
1 metilnapthalen 36143 59676629 0,0061 2000000 1,6108E-09
asenapthen 3815 11841995 0,0032 2000000 0
fluoren 0 3432101 0 2000000 1,1618E-08
anthrasen 34874 15008758 0,0232 2000000 0
fluoranthen 0 6022532 0 2000000 0
pyren 0 16745779 0 2000000 0
total 1,6257E-08
tanggalpengambilan napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren
1 Mei 2007 4.3896E-07 2.0706E-08 4.4925E-09 3.2945E-08 3.1968E-08 1.5864E-07 6.0490E-08
29 Mei 2007 5.6370E-07 2.8084E-08 1.5190E-08 9.4569E-08 2.5767E-08 1.1611E-07 2.8822E-08
26 Juni 2007 1.5244E-07 3.0282E-09 1.6108E-09 0 1.1618E-08 0 0
rata-rata 3.8504E-07 1.7273E-08 7.0978E-09 4.2505E-08 2.3118E-08 9.1582E-08 2.9771E-08
Stasiuntanggal
pengambilansenyawa PAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
volumecontoh (L)
µg L-1
2 1 Mei 2007 napthalen 872377 4933655 1,7682 2000000 8,8411E-07
1 metilnapthalen 299174 59676629 0,0501 2000000 2,5066E-08
asenapthen 26752 11841995 0,0226 2000000 1,1295E-08
fluoren 35698 3432101 0,1040 2000000 5,2006E-08
anthrasen 61726 15008758 0,0411 2000000 2,0563E-08
fluoranthen 163351 6022532 0,2712 2000000 1,3562E-07
pyren 146326 16745779 0,0874 2000000 4,3690E-08
total 1,1723E-06
29 Mei 2007 napthalen 94584 4933655 0,1917 2000000 9,5856E-08
1 metilnapthalen 39572 59676629 0,0066 2000000 3,3155E-09
asenapthen 16297 11841995 0,0138 2000000 6,8810E-09
fluoren 27299 3432101 0,0795 2000000 3,9770E-08
anthrasen 54484 15008758 0,0363 2000000 1,8151E-08
fluoranthen 60979 6022532 0,1013 2000000 5,0626E-08
pyren 68401 16745779 0,0408 2000000 2,0423E-08
total 2,3502E-07
26 Juni 2007 napthalen 262097 4933655 0,5312 2000000 2,6562E-07
1 metilnapthalen 134945 59676629 0,0226 2000000 1,1306E-08
asenapthen 0 11841995 0 2000000 0
fluoren 49968 3432101 0,1456 2000000 7,2795E-08
anthrasen 42981 15008758 0,0286 2000000 1,4319E-08
fluoranthen 288183 6022532 0,4785 2000000 2,3925E-07
pyren 30798 16745779 0,0184 2000000 9,1958E-09
total 6,1249E-07
tanggalpengambilan napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren
1 Mei 2007 8.8411E-07 2.5066E-08 1.1295E-08 5.2006E-08 2.0563E-08 1.3562E-07 4.3690E-08
29 Mei 2007 9.5856E-08 3.3155E-09 6.8810E-09 3.9770E-08 1.8151E-08 5.0626E-08 2.0423E-08
26 Juni 2007 2.6562E-07 1.1306E-08 0 7.2795E-08 1.4319E-08 2.3925E-07 9.1958E-09
rata-rata 4.1520E-07 1.3229E-08 6.0588E-09 5.4857E-08 1.7678E-08 1.4183E-07 2.4437E-08
Rumus menghitung konsentrasi PAH:
Dimana : Cc : konsentrasi PAH (ppm)
Ac : luasan area larutan contoh
Ast : luasan area larutan standar
Litre : total contoh air laut (liter)
LitreKst
AstAcCc
Lampiran 2 (lanjutan)
Lampiran 3. Hasil perhitungan konsentrasi PAH (µg g-1) dalam kerang hijau
stasiunwaktu
pengambilan
ukuranpanjangtubuh(cm)
SenyawaPAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
beratcontoh
basah(mg)µg g-1
1 1 Mei 2007 1,0-1,5 Napthalen 234187 9978466 0,2347 0,01 23,46921 metilnapthalen 100958 59676629 0,0169 0,01 1,6918
asenapthen 11819 11841995 0,0100 0,01 0,9981fluoren 37855 14873893 0,0255 0,01 2,5451
anthrasen 89493 15008758 0,0596 0,01 5,9627fluoranthen 107064 9790114 0,1094 0,01 10,9359
pyren 34324 6655435 0,0516 0,01 5,1573total 50,7600
2,5-3,0 Napthalen 337822 9978466 0,3386 0,01 33,85511 metilnapthalen 148233 59676629 0,0248 0,01 2,4839
asenapthen 10700 11841995 0,0090 0,01 0,9036fluoren 47022 14873893 0,0316 0,01 3,1614
anthrasen 147305 15008758 0,0981 0,01 9,8146fluoranthen 540588 9790114 0,5522 0,01 55,2177
pyren 134959 6655435 0,2028 0,01 20,2780Total 125,7143
4,0-4,5 Napthalen 407144 9978466 0,4080 0,01 40,80231 metilnapthalen 315990 59676629 0,0530 0,01 5,2950
asenapthen 17129 11841995 0,0145 0,01 1,4465fluoren 43237 14873893 0,0291 0,01 2,9069
anthrasen 79058 15008758 0,0527 0,01 5,2675fluoranthen 354850 9790114 0,3625 0,01 36,2457
pyren 128193 6655435 0,1926 0,01 19,2614Total 111,2253
5,5-6,0 Napthalen 167584 9978466 0,1679 0,01 16,79461 metilnapthalen 106389 59676629 0,0178 0,01 1,7828
asenapthen 11420 11841995 0,0096 0,01 0,9644fluoren 18222 14873893 0,0123 0,01 1,2251
anthrasen 45964 15008758 0,0306 0,01 3,0625fluoranthen 232646 9790114 0,2376 0,01 23,7634
pyren 54466 6655435 0,0818 0,01 8,1837Total 55,7763
15 Mei 2007 1,0-1,5 Napthalen 256299 9978466 0,2569 0,01 25,68521 metilnapthalen 121064 59676629 0,0203 0,01 2,0287
asenapthen 6637 11841995 0,0056 0,01 0,5605fluoren 32429 14873893 0,0218 0,01 2,1803
anthrasen 87755 15008758 0,0585 0,01 5,8469fluoranthen 148085 9790114 0,1513 0,01 15,1260
pyren 45594 6655435 0,0685 0,01 6,8506Total 58,2781
2,5-3,0 Napthalen 155439 9978466 0,1558 0,01 15,57741 metilnapthalen 59676629 0,0000 0,01 0
asenapthen 26448 11841995 0,0223 0,01 2,2334fluoren 20676 14873893 0,0139 0,01 1,3901
anthrasen 60782 15008758 0,0405 0,01 4,0498fluoranthen 0 9790114 0,0000 0,01 0
pyren 6655435 0,0000 0,01 0Total 23,2507
4,0-4,5 Napthalen 226328 9978466 0,2268 0,01 22,68161 metilnapthalen 71739 59676629 0,0120 0,01 1,2021
asenapthen 4845 11841995 0,0041 0,01 0,4091fluoren 22532 14873893 0,0151 0,01 1,5149
anthrasen 80346 15008758 0,0535 0,01 5,3533fluoranthen 104042 9790114 0,1063 0,01 10,6273
Stasiun1
pyren 6655435 0,0000 0,01 0Total 41,7883
waktupengambilan
ukuranpanjangtubuh(cm)
SenyawaPAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
beratcontoh
basah(mg)µg g-1
15 Mei 2007 5,5-6,0 Napthalen 349995 9978466 0,3508 0,01 35,07501 metilnapthalen 127977 59676629 0,0214 0,01 2,1445
asenapthen 115767 11841995 0,0978 0,01 9,7760fluoren 59350 14873893 0,0399 0,01 3,9902
anthrasen 86053 15008758 0,0573 0,01 5,7335fluoranthen 348221 9790114 0,3557 0,01 35,5686
pyren 125302 6655435 0,1883 0,01 18,8270Total 111,1149
29 Mei 2007 1,0-1,5 Napthalen 193683 9978466 0,1941 0,01 19,41011 metilnapthalen 108319 59676629 0,0182 0,01 1,8151
asenapthen 209312 11841995 0,1768 0,01 17,6754fluoren 33695 14873893 0,0227 0,01 2,2654
anthrasen 0 15008758 0,0000 0,01 0fluoranthen 123609 9790114 0,1263 0,01 12,6259
pyren 6655435 0,0000 0,01 0total 53,7919
2,5-3,0 Napthalen 267099 9978466 0,2677 0,01 26,76751 metilnapthalen 87227 59676629 0,0146 0,01 1,4617
asenapthen 33196 11841995 0,0280 0,01 2,8032fluoren 14873893 0,0000 0,01 0
anthrasen 37134 15008758 0,0247 0,01 2,4742fluoranthen 88203 9790114 0,0901 0,01 9,0094
pyren 6655435 0,0000 0,01 0total 42,5160
4,0-4,5 Napthalen 226328 9978466 0,2268 0,01 22,68161 metilnapthalen 71739 59676629 0,0120 0,01 1,2021
asenapthen 7531 11841995 0,0064 0,01 0,6360fluoren 22532 14873893 0,0151 0,01 1,5149
anthrasen 80346 15008758 0,0535 0,01 5,3533fluoranthen 104042 9790114 0,1063 0,01 10,6273
pyren 20533 6655435 0,0309 0,01 3,0851total 45,1003
5,5-6,0 Napthalen 160076 9978466 0,1604 0,01 16,04211 metilnapthalen 59676629 0,0000 0,01 0
asenapthen 33859 11841995 0,0286 0,01 2,8592fluoren 14370 14873893 0,0097 0,01 0,9661
anthrasen 32628 15008758 0,0217 0,01 2,1739fluoranthen 124283 9790114 0,1269 0,01 12,6947
pyren 6655435 0,0000 0,01 0total 34,7362
12 Juni 2007 1,0-1,5 Napthalen 1993750 9978466 1,9981 0,01 199,80531 metilnapthalen 147341 59676629 0,0247 0,01 2,4690
asenapthen 12964 11841995 0,0109 0,01 1,0947fluoren 117238 14873893 0,0788 0,01 7,8821
anthrasen 145972 15008758 0,0973 0,01 9,7258fluoranthen 594788 9790114 0,6075 0,01 60,7539
pyren 13415 6655435 0,0202 0,01 2,0156total 283,7465
2,5-3,0 Napthalen 512813 9978466 0,5139 0,01 51,39201 metilnapthalen 142278 59676629 0,0238 0,01 2,3841
asenapthen 56344 11841995 0,0476 0,01 4,7580fluoren 90443 14873893 0,0608 0,01 6,0807
anthrasen 136252 15008758 0,0908 0,01 9,0782fluoranthen 395112 9790114 0,4036 0,01 40,3583
pyren 6655435 0,0000 0,01 0
Lampiran 3 (lanjutan)
Stasiun1
total 114,05124,0-4,5 Napthalen 197971 9978466 0,1984 0,01 19,8398
1 metilnapthalen 52749 59676629 0,0088 0,01 0,8839
waktupengambilan
ukuranpanjangtubuh
SenyawaPAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
beratcontoh
basah(mg)µg g-1
12 Juni 2007 4,0-4,5 asenapthen 22024 11841995 0,0186 0,01 1,8598fluoren 57403 14873893 0,0386 0,01 3,8593
anthrasen 98100 15008758 0,0654 0,01 6,5362fluoranthen 270292 9790114 0,2761 0,01 27,6087
pyren 52698 6655435 0,0792 0,01 7,9180total 68,5058
5,5-6,0 Napthalen 240819 9978466 0,2413 0,01 24,13391 metilnapthalen 122646 59676629 0,0206 0,01 2,0552
asenapthen 12786 11841995 0,0108 0,01 1,0797fluoren 22237 14873893 0,0150 0,01 1,4950
anthrasen 78168 15008758 0,0521 0,01 5,2082fluoranthen 0 9790114 0,0000 0,01 0
pyren 12830 6655435 0,0193 0,01 1,9277total 35,8997
26 Juni 2007 1,0-1,5 Napthalen 262097 9978466 0,2627 0,01 26,26631 metilnapthalen 134945 59676629 0,0226 0,01 2,2613
asenapthen 11841995 0,0000 0,01 0fluoren 49968 14873893 0,0336 0,01 3,3594
anthrasen 42981 15008758 0,0286 0,01 2,8637fluoranthen 288183 9790114 0,2944 0,01 29,4361
pyren 30798 6655435 0,0463 0,01 4,6275total 68,8143
2,5-3,0 Napthalen 239792 9978466 0,2403 0,01 24,03091 metilnapthalen 74395 59676629 0,0125 0,01 1,2466
asenapthen 8620 11841995 0,0073 0,01 0,7279fluoren 29556 14873893 0,0199 0,01 1,9871
anthrasen 28660 15008758 0,0191 0,01 1,9096fluoranthen 47203 9790114 0,0482 0,01 4,8215
pyren 25268 6655435 0,0380 0,01 3,7966total 38,5203
4,0-4,5 Napthalen 246299 9978466 0,2468 0,01 24,68311 metilnapthalen 144403 59676629 0,0242 0,01 2,4198
asenapthen 11471 11841995 0,0097 0,01 0,9687fluoren 32917 14873893 0,0221 0,01 2,2131
anthrasen 47148 15008758 0,0314 0,01 3,1414fluoranthen 173008 9790114 0,1767 0,01 17,6717
pyren 11498 6655435 0,0173 0,01 1,7276total 52,8252
5,5-6,0 Napthalen 268220 9978466 0,2688 0,01 26,87991 metilnapthalen 154376 59676629 0,0259 0,01 2,5869
asenapthen 9270 11841995 0,0078 0,01 0,7828fluoren 25985 14873893 0,0175 0,01 1,7470
anthrasen 28026 15008758 0,0187 0,01 1,8673fluoranthen 241001 9790114 0,2462 0,01 24,6168
pyren 6655435 0,0000 0,01 0total 58,4807
rata-rata napthalen 1 metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren
1,0-1,5 58.92721 2.053156 4.065734 3.646456 4.879831 25.77557 3.730214
2,5-3,0 30.3246 1.515277 2.285223 2.523845 5.465249 21.88138 4.814922
4,0-4,5 26.13768 2.200593 1.06401 2.401806 5.130311 20.55612 6.39844
5,5-6,0 23.7851 1.713864 3.092418 1.884698 3.609079 19.3287 5.787691
Lampiran 3 (lanjutan)
stasiunwaktu
pengambilan
ukuranpanjangtubuh(cm)
senyawaPAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
beratcontoh
basah(mg)ppm
21 Mei 2007 1,0-1,5 Napthalen 356904 9978466 0,3577 0,01 35,7674
1 metilnapthalen 163691 59676629 0,0274 0,01 2,7430asenapthen 39518 11841995 0,0334 0,01 3,3371
fluoren 112017 14873893 0,0753 0,01 7,5311anthrasen 126561 15008758 0,0843 0,01 8,4325
fluoranthen 494830 9790114 0,5054 0,01 50,5438pyren 86618 6655435 0,1301 0,01 13,0146
total 121,36962,5-3,0 Napthalen 207537 9978466 0,2080 0,01 20,7985
1 metilnapthalen 50062 59676629 0,0084 0,01 0,8389asenapthen 7969 11841995 0,0067 0,01 0,6729
fluoren 20733 14873893 0,0139 0,01 1,3939anthrasen 41489 15008758 0,0276 0,01 2,7643
fluoranthen 153060 9790114 0,1563 0,01 15,6341pyren 6655435 0 0,01 0
total 42,10274,0-4,5 Napthalen 248057 9978466 0,2486 0,01 24,8592
1 metilnapthalen 66644 59676629 0,0112 0,01 1,1168asenapthen 19393 11841995 0,0164 0,01 1,6376
fluoren 25470 14873893 0,0171 0,01 1,7124anthrasen 45911 15008758 0,0306 0,01 3,0589
fluoranthen 199204 9790114 0,2035 0,01 20,3475pyren 6655435 0 0,01 0
Total 52,73245,5-6,0 Napthalen 232847 9978466 0,2333 0,01 23,3349
1 metilnapthalen 114967 59676629 0,0193 0,01 1,9265asenapthen 11841995 0 0,01 0
fluoren 14873893 0 0,01 0anthrasen 40625 15008758 0,0271 0,01 2,7068
fluoranthen 130485 9790114 0,1333 0,01 13,3282pyren 14036 6655435 0,0211 0,01 2,1090
Total 43,405415 Mei 2007 1,0-1,5 napthalena 272915 9978466 0,2735 0,01 27,3504
1 metilnapthalena 55638 59676629 0,0093 0,01 0,9323asenapthena 116552 11841995 0,0984 0,01 9,8423
fluorena 31927 14873893 0,0215 0,01 2,1465anthrasena 65817 15008758 0,0439 0,01 4,3852
fluoranthena 161478 9790114 0,1649 0,01 16,4940pyrena 6655435 0 0,01 0
Total 61,15072,5-3,0 Napthalen 359999 9978466 0,3608 0,01 36,0776
1 metilnapthalen 138585 59676629 0,0232 0,01 2,3223asenapthen 46628 11841995 0,0394 0,01 3,9375
fluoren 41429 14873893 0,0279 0,01 2,7854anthrasen 65685 15008758 0,0438 0,01 4,3764
fluoranthen 172954 9790114 0,1767 0,01 17,6662pyren 6655435 0 0,01 0
Total 67,16544,0-4,5 Napthalen 197679 9978466 0,1981 0,01 19,8106
1 metilnapthalen 61192 59676629 0,0103 0,01 1,0254asenapthen 31290 11841995 0,0264 0,01 2,6423
fluoren 17900 14873893 0,0120 0,01 1,2035anthrasen 48250 15008758 0,0321 0,01 3,2148
fluoranthen 112496 9790114 0,1149 0,01 11,4908
Lampiran 3 (lanjutan)
pyren 6655435 0 0,01 0total 39,3873
waktupengambilan
ukuranpanjangtubuh(cm)
senyawaPAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
beratcontoh
basah(mg)ppm
15 Mei 2007 5,5-6,0 Napthalen 247589 9978466 0,2481 0,01 24,81231 metilnapthalen 68156 59676629 0,0114 0,01 1,1421
asenapthen 92369 11841995 0,0780 0,01 7,8001fluoren 20754 14873893 0,0140 0,01 1,3953
anthrasen 42501 15008758 0,0283 0,01 2,8317fluoranthen 112173 9790114 0,1146 0,01 11,4578
pyren 6655435 0 0,01 0total 49,4394
29 Mei 2007 1,0-1,5 Napthalen 171589 9978466 0,1720 0,01 17,19591 metilnapthalen 59676629 0 0,01 0
asenapthen 11841995 0 0,01 0fluoren 14375 14873893 0,0097 0,01 0,9665
anthrasen 33341 15008758 0,0222 0,01 2,2214fluoranthen 41577 9790114 0,0425 0,01 4,2468
pyren 6655435 0 0,01 0total 24,6307
2,5-3,0 Napthalen 92702 9978466 0,0929 0,01 9,29021 metilnapthalen 22333 59676629 0,0037 0,01 0,3742
asenapthen 0 11841995 0 0,01 0fluoren 0 14873893 0 0,01 0
anthrasen 17679 15008758 0,0118 0,01 1,1779fluoranthen 0 9790114 0 0,01 0
pyren 17842 6655435 0,0268 0,01 2,6808total 13,5232
4,0-4,5 Napthalen 232639 9978466 0,2331 0,01 23,31411 metilnapthalen 86247 59676629 0,0145 0,01 1,4452
asenapthen 0 11841995 0 0,01 0fluoren 27234 14873893 0,0183 0,01 1,8310
anthrasen 42665 15008758 0,0284 0,01 2,8427fluoranthen 68358 9790114 0,0698 0,01 6,9823
pyren 0 6655435 0 0,01 0total 36,4154
5,5-6,0 Napthalen 124141 9978466 0,1244 0,01 12,44091 metilnapthalen 28717 59676629 0,0048 0,01 0,4812
asenapthen 0 11841995 0 0,01 0fluoren 0 14873893 0 0,01 0
anthrasen 28886 15008758 0,0192 0,01 1,9246fluoranthen 0 9790114 0 0,01 0
pyren 0 6655435 0 0,01 0total 14,8467
12 Juni 2007 1,0-1,5 Napthalen 280940 9978466 0,2815 0,01 28,15461 metilnapthalen 93420 59676629 0,0157 0,01 1,5654
asenapthen 29288 11841995 0,0247 0,01 2,4732fluoren 114841 14873893 0,0772 0,01 7,7210
anthrasen 73128 15008758 0,0487 0,01 4,8724fluoranthen 302271 9790114 0,3088 0,01 30,8751
pyren 104325 6655435 0,1568 0,01 15,6752Total 91,3369
2,5-3,0 Napthalen 286795 9978466 0,2874 0,01 28,74141 metilnapthalen 182658 59676629 0,0306 0,01 3,0608
asenapthen 91307 11841995 0,0771 0,01 7,7104fluoren 62219 14873893 0,0418 0,01 4,1831
anthrasen 46106 15008758 0,0307 0,01 3,0719fluoranthen 357495 9790114 0,3652 0,01 36,5159
Lampiran 3 (lanjutan)
pyren 112693 6655435 0,1693 0,01 16,9325total 100,2161
4,0-4,5 Napthalen 312102 9978466 0,3128 0,01 31,27761 metilnapthalen 142526 59676629 0,0239 0,01 2,3883
waktupengambilan
ukuranpanjangtubuh(cm)
senyawaPAH
areacontoh
areastandar
nanogramcontoh
(ng)
beratcontoh
basah(mg)ppm
12 Juni 2007 4,0-4,5 asenapthen 65680 11841995 0,0555 0,01 5,5464fluoren 65160 14873893 0,0438 0,01 4,3808
anthrasen 65760 15008758 0,0438 0,01 4,3814fluoranthen 456190 9790114 0,4660 0,01 46,5970
pyren 6655435 0 0,01 0total 94,5715
5,5-6,0 Napthalen 211631 9978466 0,2121 0,01 21,20881 metilnapthalen 188331 59676629 0,0316 0,01 3,1559
asenapthen 11841995 0 0,01 0fluoren 49277 14873893 0,0331 0,01 3,3130
anthrasen 27731 15008758 0,0185 0,01 1,8477fluoranthen 455535 9790114 0,4653 0,01 46,5301
pyren 6655435 0 0,01 0total 76,0554
26 Juni 2007 1,0-1,5 Napthalen 219699 9978466 0,2202 0,01 22,01731 metilnapthalen 177699 59676629 0,0298 0,01 2,9777
asenapthen 15513 11841995 0,0131 0,01 1,3100fluoren 6409 14873893 0,0043 0,01 0,4309
anthrasen 32529 15008758 0,0217 0,01 2,1673fluoranthen 155575 9790114 0,1589 0,01 15,8910
pyren 6655435 0 0,01 0total 44,7943
2,5-3,0 Napthalen 255560 9978466 0,2561 0,01 25,61121 metilnapthalen 108337 59676629 0,0182 0,01 1,8154
asenapthen 42180 11841995 0,0356 0,01 3,5619fluoren 14046 14873893 0,0094 0,01 0,9443
anthrasen 49846 15008758 0,0332 0,01 3,3211fluoranthen 114521 9790114 0,1170 0,01 11,6976
pyren 56449 6655435 0,0848 0,01 8,4816total 55,4332
4,0-4,5 Napthalen 713566 9978466 0,7151 0,01 71,51061 metilnapthalen 325942 59676629 0,0546 0,01 5,4618
asenapthen 20854 11841995 0,0176 0,01 1,7610fluoren 67282 14873893 0,0452 0,01 4,5235
anthrasen 55493 15008758 0,0370 0,01 3,6974fluoranthen 464648 9790114 0,4746 0,01 47,4609
pyren 6655435 0 0,01 0total 134,4152
5,5-6,0 Napthalen 202416 9978466 0,2029 0,01 20,28531 metilnapthalen 156280 59676629 0,0262 0,01 2,6188
asenapthen 49355 11841995 0,0417 0,01 4,1678fluoren 28784 14873893 0,0194 0,01 1,9352
anthrasen 44877 15008758 0,0299 0,01 2,9901fluoranthen 328934 9790114 0,3360 0,01 33,5986
pyren 6655435 0 0,01 0total 65,5957
Rata-rata napthalen1metilnapthalen asenapthen fluoren anthrasen fluoranthen pyren
1,0-1,5 26.09714 1.643685 3.39252 3.759191 4.415768 23.61016 5.737957
2,5-3,0 24.10377 1.682317 3.176559 1.861342 2.942349 16.30277 5.618987
4,0-4,5 34.15441 2.287499 2.317464 2.730233 3.439045 26.57571 0
Lampiran 3 (lanjutan)
5,5-6,0 20.41644 1.864888 2.393583 1.328704 2.460164 20.98294 0.421791
Rumus menghitung konsentrasi PAH:
Dimana : Cc : konsentrasi PAH (ppm)
Ac : luasan area larutan contoh
Ast : luasan area larutan standar
W : berat basah contoh (gram)
WKst
AstAcCc
Lampiran 3 (lanjutan)
Lampiran 4. Data berat tubuh dan konsentrasi total PAH pada kerang hijau di stasiun 1kisaran panjang tubuh 1-1,5 cm
pengambilan ke 1 pengambilan ke 2 pengambilan ke 3 pengambilan ke 4 pengambilan ke 5
panjangberat(gr)
Konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
Konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
Konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
Konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
Konsentrasi(ug/g)
1,01 0,1735 0,8980 1,01 0,1733 1,0047 1 0,1741 0,9770 1 0,1764 5,2160 1 0,1750 1,69331,01 0,1738 0,8995 1,01 0,1739 1,0082 1 0,1747 0,9806 1 0,1765 5,2204 1 0,1752 1,69531,01 0,1741 0,9011 1,01 0,1736 1,0065 1 0,1751 0,9825 1,01 0,1773 5,2412 1,01 0,1755 1,69821,03 0,1744 0,9026 1,04 0,1747 1,0129 1,02 0,1754 0,9844 1,03 0,1799 5,3195 1,02 0,1757 1,70011,04 0,1844 0,9544 1,05 0,1741 1,0094 1,03 0,1746 0,9798 1,03 0,1802 5,3283 1,02 0,1760 1,70291,04 0,1750 0,9057 1,05 0,1747 1,0131 1,03 0,1753 0,9837 1,04 0,1818 5,3756 1,03 0,1763 1,70571,04 0,1752 0,9068 1,08 0,1751 1,0151 1,05 0,1741 0,9770 1,07 0,1815 5,3668 1,04 0,1766 1,70851,06 0,1755 0,9083 1,08 0,1754 1,0170 1,05 0,1756 0,9854 1,09 0,1821 5,3845 1,05 0,1769 1,71121,06 0,1757 0,9094 1,1 0,1746 1,0123 1,06 0,1764 0,9899 1,1 0,1826 5,3993 1,05 0,1771 1,71401,06 0,1760 0,9109 1,1 0,1753 1,0163 1,07 0,1765 0,9907 1,1 0,1827 5,4022 1,06 0,1774 1,71681,09 0,1763 0,9124 1,1 0,1741 1,0094 1,08 0,1773 0,9947 1,11 0,1843 5,4496 1,06 0,1777 1,7195
1,1 0,1766 0,9138 1,12 0,1756 1,0181 1,09 0,1799 1,0095 1,11 0,1884 5,5708 1,06 0,1782 1,72461,1 0,1769 0,9153 1,14 0,1764 1,0227 1,12 0,1802 1,0112 1,12 0,1858 5,4946 1,09 0,1785 1,7275
1,13 0,1771 0,9168 1,16 0,1760 1,0207 1,12 0,1818 1,0202 1,14 0,1865 5,5149 1,1 0,1788 1,73041,14 0,1774 0,9183 1,17 0,1763 1,0219 1,12 0,1815 1,0185 1,16 0,1872 5,5352 1,11 0,1791 1,73331,17 0,1777 0,9198 1,17 0,1759 1,0198 1,15 0,1821 1,0219 1,16 0,1879 5,5555 1,11 0,1794 1,73621,17 0,1782 0,9225 1,19 0,1802 1,0447 1,16 0,1826 1,0247 1,16 0,1896 5,6054 1,14 0,1797 1,73911,18 0,1785 0,9240 1,2 0,1818 1,0540 1,17 0,1827 1,0252 1,16 0,1849 5,4673 1,14 0,1800 1,7420
1,2 0,1788 0,9256 1,2 0,1815 1,0523 1,17 0,1843 1,0342 1,17 0,1852 5,4762 1,15 0,1803 1,74491,2 0,1791 0,9271 1,21 0,1821 1,0558 1,2 0,1864 1,0460 1,18 0,1856 5,4880 1,15 0,1806 1,74781,2 0,1794 0,9287 1,23 0,1826 1,0587 1,2 0,1854 1,0404 1,21 0,1900 5,6181 1,15 0,1809 1,75071,2 0,1797 0,9302 1,23 0,1827 1,0592 1,22 0,1830 1,0269 1,21 0,1874 5,5400 1,18 0,1812 1,7536
1,22 0,1800 0,9318 1,23 0,1843 1,0685 1,23 0,1831 1,0275 1,22 0,1899 5,6151 1,19 0,1815 1,75651,22 0,1803 0,9333 1,24 0,1834 1,0633 1,24 0,1835 1,0297 1,22 0,1895 5,6033 1,21 0,1818 1,75941,25 0,1806 0,9349 1,26 0,1823 1,0569 1,24 0,1833 1,0286 1,25 0,1873 5,5385 1,21 0,1820 1,76131,25 0,1808 0,9360 1,27 0,1830 1,0610 1,24 0,1849 1,0376 1,26 0,1900 5,6181 1,22 0,1823 1,76421,25 0,1811 0,9375 1,28 0,1831 1,0616 1,26 0,1852 1,0393 1,27 0,1885 5,5749 1,22 0,1826 1,76701,28 0,1814 0,9391 1,28 0,1835 1,0639 1,27 0,1856 1,0415 1,27 0,1887 5,5811 1,22 0,1829 1,76991,29 0,1817 0,9406 1,3 0,1833 1,0627 1,29 0,1900 1,0662 1,3 0,1881 5,5619 1,25 0,1832 1,7727
1,31 0,1820 0,9421 1,3 0,1833 1,0627 1,29 0,1874 1,0514 1,3 0,1892 5,5944 1,25 0,1835 1,77561,31 0,1823 0,9436 1,32 0,1852 1,0737 1,3 0,1899 1,0656 1,3 0,1868 5,5236 1,27 0,1838 1,77841,31 0,1826 0,9452 1,33 0,1846 1,0702 1,32 0,1895 1,0634 1,32 0,1979 5,8517 1,28 0,1841 1,78091,33 0,1829 0,9467 1,34 0,1863 1,0801 1,32 0,1873 1,0511 1,33 0,1872 5,5350 1,29 0,1843 1,78381,34 0,1832 0,9482 1,34 0,1874 1,0862 1,32 0,1900 1,0662 1,34 0,1895 5,6033 1,29 0,1846 1,78661,34 0,1835 0,9497 1,36 0,1846 1,0702 1,35 0,1885 1,0580 1,34 0,1889 5,5856 1,31 0,1861 1,80071,36 0,1838 0,9513 1,37 0,1895 1,0987 1,36 0,1887 1,0592 1,34 0,1877 5,5501 1,31 0,1961 1,89751,39 0,1841 0,9526 1,37 0,1873 1,0859 1,37 0,1881 1,0555 1,37 0,1868 5,5231 1,32 0,1875 1,81451,39 0,1843 0,9541 1,39 0,1863 1,0801 1,38 0,1892 1,0617 1,39 0,1900 5,6181 1,33 0,1878 1,81751,39 0,1846 0,9556 1,4 0,1885 1,0931 1,38 0,1868 1,0483 1,4 0,1897 5,6092 1,33 0,1881 1,82051,39 0,1849 0,9572 1,41 0,1875 1,0870 1,4 0,1879 1,0544 1,41 0,1895 5,6020 1,34 0,1864 1,8036
1,4 0,1852 0,9587 1,41 0,1874 1,0868 1,4 0,1872 1,0504 1,41 0,1897 5,6088 1,37 0,1867 1,80631,4 0,1855 0,9602 1,41 0,1892 1,0969 1,42 0,1895 1,0634 1,42 0,1899 5,6156 1,38 0,1870 1,8093
1,42 0,1858 0,9617 1,44 0,1868 1,0830 1,43 0,1889 1,0600 1,45 0,1995 5,8993 1,39 0,1873 1,81211,43 0,1861 0,9632 1,45 0,1879 1,0894 1,45 0,1877 1,0533 1,45 0,1938 5,7299 1,4 0,1876 1,81501,44 0,1864 0,9647 1,46 0,1872 1,0853 1,45 0,1868 1,0482 1,46 0,1959 5,7931 1,4 0,1879 1,81781,44 0,1867 0,9662 1,46 0,1895 1,0987 1,46 0,1900 1,0662 1,47 0,1970 5,8238 1,41 0,1979 1,91461,44 0,1870 0,9678 1,48 0,1855 1,0755 1,46 0,1897 1,0645 1,47 0,1980 5,8545 1,42 0,1884 1,82351,47 0,1873 0,9693 1,48 0,1867 1,0824 1,47 0,1895 1,0634 1,48 0,1967 5,8149 1,45 0,1888 1,82661,47 0,1876 0,9708 1,49 0,1876 1,0876 1,48 0,1896 1,0637 1,49 0,1989 5,8813 1,45 0,1891 1,8294
1,5 0,1879 0,9723 1,49 0,1886 1,0934 1,5 0,1895 1,0635 1,5 0,1879 5,5560 1,45 0,1885 1,82391,51 0,1979 1,0241 1,5 0,1986 1,1514 1,51 0,1995 1,1196 1,5 0,1999 5,9108 1,46 0,1873 1,8123
1,5 0,1884 0,9753 1,5 0,1887 1,0940 1,5 0,1900 1,0664 9,5961 283,7462 1,47 0,1896 1,83461,5 0,1888 0,9770 1,5 0,1889 1,0952 9,5859 53,7918 10 1,49 0,1864 1,80361,5 0,1891 0,9785 1,5 0,1882 1,0911 1,5 0,1899 1,8375
9,8075 50,7602 1,5 0,1878 1,0888 9,8875 95,6723total 10,0520 58,2780
kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm2,5 0,4002 4,7988 2,5 0,4001 0,8880 2,5 0,3933 1,6204 2,5 0,3992 4,4024 2,5 0,3758 2,2452
2,51 0,4003 4,8000 2,5300 0,4003 0,8885 2,52 0,3935 1,6212 2,51 0,3990 4,4007 2,51 0,3764 2,24882,52 0,4005 4,8024 2,54 0,4004 0,8887 2,53 0,3944 1,6249 2,52 0,3985 4,3945 2,51 0,3790 2,26432,53 0,4007 4,8048 2,57 0,4008 0,8896 2,56 0,3939 1,6228 2,54 0,3978 4,3868 2,51 0,3794 2,26672,53 0,401 4,8084 2,57 0,4008 0,8896 2,58 0,3950 1,6274 2,57 0,3973 4,3818 2,55 0,3899 2,3295
2,59 0,4014 4,8132 2,58 0,4011 0,8902 2,6 0,3943 1,6245 2,58 0,3999 4,4105 2,56 0,3897 2,32832,6 0,4015 4,8144 2,59 0,4012 0,8906 2,6 0,3943 1,6243 2,61 0,3985 4,3945 2,57 0,3890 2,32412,6 0,4019 4,8192 2,6 0,4014 0,8910 2,61 0,3942 1,6241 2,63 0,3977 4,3857 2,59 0,3900 2,33012,6 0,402 4,8204 2,63 0,4018 0,8918 2,62 0,3941 1,6238 2,64 0,3973 4,3818 2,6 0,3900 2,3301
2,64 0,4025 4,8264 2,64 0,4019 0,8920 2,65 0,3965 1,6337 2,66 0,3944 4,3498 2,61 0,3902 2,33102,65 0,4027 4,8288 2,64 0,4021 0,8925 2,66 0,3968 1,6349 2,68 0,3939 4,3443 2,61 0,3905 2,33302,65 0,4028 4,8300 2,65 0,4023 0,8929 2,67 0,3947 1,6262 2,69 0,3950 4,3564 2,64 0,3909 2,33512,69 0,403 4,8324 2,69 0,4025 0,8934 2,72 0,3987 1,6428 2,72 0,3945 4,3509 2,65 0,3912 2,3372
2,7 0,4033 4,8360 2,69 0,4021 0,8925 2,75 0,3991 1,6443 2,73 0,3938 4,3432 2,67 0,3915 2,33902,7 0,4035 4,8384 2,7 0,4020 0,8923 2,76 0,3990 1,6437 2,74 0,3951 4,3575 2,69 0,3920 2,3420
2,71 0,4041 4,8456 2,71 0,4021 0,8925 2,77 0,3988 1,6430 2,77 0,3968 4,3766 2,7 0,3922 2,34322,71 0,4042 4,8468 2,74 0,4024 0,8931 2,78 0,3986 1,6424 2,82 0,3947 4,3534 2,72 0,3924 2,34442,75 0,4045 4,8504 2,74 0,4030 0,8945 2,8 0,3995 1,6458 2,83 0,3991 4,4018 2,77 0,3925 2,34502,76 0,4046 4,8516 2,74 0,4031 0,8947 2,83 0,3993 1,6452 2,86 0,3990 4,4001 2,8 0,3930 2,34802,77 0,4048 4,8540 2,77 0,4035 0,8956 2,85 0,3992 1,6445 2,87 0,3988 4,3983 2,83 0,3932 2,3492
2,8 0,4051 4,8576 2,8 0,4041 0,8969 2,89 0,3990 1,6439 2,9 0,3986 4,3966 2,86 0,3931 2,34862,81 0,4054 4,8612 2,82 0,4042 0,8971 2,9 0,3984 1,6412 2,91 0,3995 4,4057 2,87 0,3950 2,3599
2,9 0,4056 4,8636 2,83 0,4039 0,8965 2,91 0,3978 1,6387 2,92 0,3991 4,4018 2,88 0,3945 2,35692,95 0,4059 4,8672 2,84 0,4044 0,8976 2,92 0,3973 1,6368 2,95 0,4012 4,4248 2,9 0,3938 2,35282,96 0,406 4,8684 2,9 0,4042 0,8971 2,95 0,3999 1,6476 2,96 0,4011 4,4237 2,91 0,3951 2,36052,99 0,4065 4,8744 2,92 0,4043 0,8973 3 0,4000 1,6480 3 0,4015 4,4281 2,99 0,3968 2,3709
10,484 125,7143 2,93 0,4049 0,8988 10,3196 42,5160 10,3411 114,0515 3 0,3983 2,37952,94 0,4050 0,8990 10,5603 63,09262,96 0,4030 0,89452,97 0,4040 0,8967
total 10,4754 23,2506
kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm4,01 1,1407 12,1805 4,03 1,12 4,6020 4,02 1,1205 4,9786 4,03 1,12 7,3710 4 1,1199 8,65784,04 1,1504 12,2841 4,05 1,1204 4,6036 4,05 1,1208 4,9799 4,05 1,1202 7,3723 4,05 1,1204 8,66164,14 1,1515 12,2958 4,08 1,1203 4,6032 4,07 1,1211 4,9812 4,1 1,122 7,3841 4,12 1,1205 8,66244,24 1,1612 12,3994 4,14 1,1334 4,6570 4,13 1,1215 4,9830 4,15 1,1235 7,3940 4,16 1,1225 8,67794,28 1,1614 12,4016 4,17 1,1335 4,6574 4,16 1,123 4,9897 4,2 1,1233 7,3927 4,25 1,1226 8,67864,33 1,162 12,4080 4,23 1,134 4,6595 4,21 1,1216 4,9834 4,21 1,1304 7,4394 4,3 1,1228 8,6802
4,43 1,1614 12,4016 4,26 1,1345 4,6615 4,27 1,1315 5,0274 4,3 1,13 7,4368 4,33 1,123 8,68174,45 1,1628 12,4165 4,37 1,1339 4,6591 4,32 1,1455 5,0896 4,4 1,14 7,5026 4,39 1,1231 8,6825
4,5 1,1648 12,4379 4 1,1402 4,6850 4,39 1,145 5,0874 4 1,3999 9,2130 4,45 1,123 8,6817total 10,4162 111,2253 10,1702 41,7883 10,1505 45,1003 10,4093 68,5058 10,0978 78,0644
kisaran panjang tubuh 5,5-6 cm5,51 2,0023 11,0507 5,51 2,0014 22,2201 5,5 2,0011 6,9454 5,5 2,001 7,1769 5,52 2,001 17,18655,65 2,0012 11,0447 5,62 2,0015 22,2212 5,63 2,0012 6,9457 5,6 2,0014 7,1783 5,61 2,0014 17,19005,65 2,0002 11,0391 5,74 2,0017 22,2234 5,73 2,0015 6,9468 5,71 2,002 7,1804 5,77 2,0018 17,19345,85 2,001 11,0436 5,85 2,0018 22,2246 5,81 2,0017 6,9474 5,84 2,0024 7,1819 5,92 2,0024 17,19865,98 2,1015 11,5982 5,95 2,0019 22,2257 5,94 2,0027 6,9509 5,99 2,0025 7,1822 6 2,0023 17,1977
total 10,1062 55,7763 10,0083 111,115 10,0082 34,7362 10,0093 35,8997 10,0089 85,9662
Lampiran 5. Data berat tubuh dan konsentrasi total PAH pada kerang hijau di stasiun 2
kisaran panjang tubuh 1-1,5 cmpengambilan ke 1 pengambilan ke 2 pengambilan ke 3 pengambilan ke 4 pengambilan ke 5
panjangberat(gr)
konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
Konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
Konsentrasi(ug/g) panjang
berat(gr)
konsentrasi(ug/g)
1,01 0,1849 2,2430 1 0,1815 1,1166 1 0,1835 0,4678 1 0,1764 1,6230 1 0,1815 1,24781,01 0,1852 2,2466 1 0,1821 1,1203 1,01 0,1833 0,4672 1 0,1765 1,6244 1,01 0,1818 1,24981,03 0,1855 2,2501 1,01 0,1826 1,1234 1,01 0,1849 0,4713 1,01 0,1773 1,6309 1,01 0,1820 1,25121,04 0,1858 2,2537 1,02 0,1827 1,1240 1,01 0,1852 0,4721 1,02 0,1799 1,6552 1,01 0,1823 1,25321,06 0,1861 2,2572 1,02 0,1843 1,1338 1,03 0,1856 0,4731 1,03 0,1802 1,6580 1,02 0,1826 1,25531,06 0,1864 2,2608 1,03 0,1834 1,1283 1,03 0,1900 0,4843 1,03 0,1818 1,6727 1,02 0,1829 1,25731,06 0,1867 2,2642 1,04 0,1823 1,1215 1,04 0,1874 0,4776 1,04 0,1815 1,6699 1,03 0,1832 1,25931,07 0,1870 2,2679 1,05 0,183 1,1258 1,05 0,1899 0,4841 1,05 0,1821 1,6754 1,06 0,1835 1,2613
1,1 0,1873 2,2714 1,05 0,1831 1,1265 1,07 0,1895 0,4830 1,05 0,1826 1,6800 1,06 0,1838 1,26341,1 0,1876 2,2750 1,06 0,1835 1,1289 1,07 0,1873 0,4775 1,07 0,1827 1,6810 1,07 0,1841 1,2652
1,11 0,1879 2,2785 1,07 0,1833 1,1277 1,08 0,1900 0,4843 1,08 0,1843 1,6957 1,08 0,1843 1,26721,11 0,1882 2,2821 1,08 0,1833 1,1277 1,08 0,1885 0,4806 1,1 0,1884 1,7334 1,09 0,1846 1,26921,13 0,1884 2,2857 1,08 0,1852 1,1394 1,1 0,1887 0,4811 1,1 0,1858 1,7097 1,11 0,1861 1,27921,14 0,1888 2,2897 1,1 0,1846 1,1357 1,12 0,1881 0,4795 1,11 0,1865 1,7160 1,12 0,1961 1,3480
1,14 0,1891 2,2933 1,12 0,1863 1,1461 1,12 0,1892 0,4823 1,12 0,1872 1,7223 1,12 0,1875 1,28901,15 0,1894 2,2969 1,13 0,187358 1,1526 1,13 0,1868 0,4762 1,12 0,1879 1,7286 1,13 0,1878 1,29121,15 0,1897 2,3005 1,13 0,1846 1,1357 1,14 0,1879 0,4790 1,13 0,1896 1,7442 1,14 0,1881 1,29331,18 0,1900 2,3041 1,14 0,1895 1,1658 1,15 0,1872 0,4772 1,13 0,1849 1,7012 1,16 0,1864 1,28131,19 0,1903 2,3076 1,15 0,187307 1,1523 1,15 0,1895 0,4830 1,14 0,1852 1,7040 1,16 0,1867 1,28321,21 0,1906 2,3111 1,15 0,1863 1,1461 1,16 0,1889 0,4815 1,17 0,1856 1,7076 1,17 0,1870 1,28531,21 0,1908 2,3147 1,17 0,188538 1,1599 1,2 0,1877 0,4785 1,17 0,1900 1,7481 1,17 0,1873 1,28731,21 0,1911 2,3183 1,17 0,187492 1,1535 1,2 0,1868 0,4761 1,18 0,1874 1,7238 1,18 0,1876 1,28931,23 0,1914 2,3219 1,18 0,187447 1,1532 1,21 0,1900 0,4843 1,19 0,1899 1,7472 1,19 0,1879 1,29131,23 0,1917 2,3254 1,18 0,1892 1,1640 1,22 0,1897 0,4836 1,2 0,1895 1,7435 1,19 0,1979 1,36011,24 0,1920 2,3286 1,2 0,186803 1,1492 1,22 0,1895 0,4830 1,2 0,1873 1,7234 1,2 0,1884 1,29541,26 0,1923 2,3321 1,21 0,1879 1,1560 1,23 0,1896 0,4832 1,21 0,1887 1,7364 1,25 0,1888 1,29761,26 0,1926 2,3357 1,23 0,187189 1,1516 1,25 0,1895 0,4831 1,21 0,1889 1,7381 1,26 0,1891 1,29961,29 0,1929 2,3392 1,24 0,1895 1,1658 1,26 0,1995 0,5086 1,22 0,1891 1,7398 1,27 0,1885 1,29571,29 0,1932 2,3428 1,24 0,1855 1,1412 1,26 0,1900 0,4844 1,23 0,1900 1,7481 1,27 0,1873 1,28751,29 0,1935 2,3464 1,25 0,1867 1,1486 1,29 0,1901 0,4846 1,25 0,1874 1,7238 1,28 0,1887 1,29711,31 0,1937 2,3499 1,26 0,1876 1,1541 1,29 0,1900 0,4843 1,25 0,1899 1,7472 1,28 0,1889 1,29851,32 0,1940 2,3535 1,26 0,1886 1,1603 1,3 0,1902 0,4848 1,26 0,1895 1,7435 1,3 0,1900 1,30601,33 0,1943 2,3572 1,28 0,1986 1,2218 1,31 0,1904 0,4853 1,26 0,1873 1,7234 1,31 0,1901 1,30671,33 0,1946 2,3607 1,29 0,1887 1,1609 1,32 0,1905 0,4856 1,27 0,1887 1,7364 1,31 0,1903 1,30811,36 0,1949 2,3643 1,29 0,1889 1,1621 1,32 0,1903 0,4851 1,3 0,1900 1,7481 1,32 0,1902 1,30741,36 0,1952 2,3678 1,31 0,19 1,1689 1,35 0,1906 0,4859 1,31 0,1897 1,7454 1,33 0,1905 1,30951,37 0,1955 2,3714 1,33 0,1901 1,1695 1,36 0,1907 0,4861 1,32 0,1895 1,7435 1,33 0,1901 1,30671,37 0,1958 2,3750 1,34 0,1903 1,1707 1,36 0,1904 0,4853 1,32 0,1896 1,7441 1,36 0,1904 1,3088
1,4 0,1961 2,3785 1,36 0,1902 1,1701 1,37 0,1906 0,4859 1,32 0,1895 1,7436 1,36 0,1905 1,30951,4 0,1964 2,3821 1,36 0,19 1,1689 1,39 0,1908 0,4864 1,33 0,1900 1,7481 1,37 0,1903 1,3081
1,41 0,1967 2,3857 1,37 0,1903 1,1707 1,39 0,1909 0,4866 1,34 0,1902 1,7500 1,38 0,1908 1,31151,43 0,1970 2,3893 1,37 0,1905 1,1720 1,4 0,1910 0,4869 1,34 0,1904 1,7518 1,39 0,1906 1,31011,43 0,1973 2,3928 1,38 0,1901 1,1695 1,4 0,1911 0,4871 1,37 0,1905 1,7527 1,39 0,1907 1,31081,43 0,1976 2,3964 1,4 0,1904 1,1714 1,41 0,1915 0,4881 1,37 0,1903 1,7509 1,39 0,1909 1,31221,46 0,1979 2,4000 1,41 0,1905 1,1720 1,42 0,1909 0,4866 1,38 0,1902 1,7500 1,4 0,1911 1,31361,46 0,1982 2,4035 1,41 0,1903 1,1707 1,44 0,1910 0,4869 1,38 0,1904 1,7518 1,4 0,1914 1,31561,47 0,1985 2,4071 1,42 0,1904 1,1714 1,45 0,1914 0,4879 1,39 0,1905 1,7527 1,41 0,1914 1,31581,47 0,1988 2,4107 1,43 0,1901 1,1695 1,46 0,1917 0,4887 1,4 0,1903 1,7509 1,42 0,1916 1,3169
1,49 0,1991 2,4143 1,46 0,1902 1,1701 1,47 0,1912 0,4874 1,4 0,1909 1,7564 1,46 0,1917 1,31791,49 0,1993 2,4178 1,47 0,1903 1,1707 1,48 0,1916 0,4884 1,43 0,1910 1,7573 1,47 0,1919 1,3189
1,5 0,1996 2,4214 1,48 0,1902 1,1701 1,5 0,1920 0,4894 1,44 0,1912 1,7592 1,5 0,1920 1,32001,5 0,1999 2,4250 1,49 0,1905 1,1720 9,6626 24,6308 1,45 0,1914 1,7611 1,5 0,1925 1,3232
10,00675 121,369 1,5 0,1905 1,171976 1,5 0,1916 1,763033 9,7919 67,30735total 9,9398 61,15092 9,9272 91,33671
kisaran panjang tubuh 2,5-3 cm2,5 0,4028 1,671312 2,5 0,38775 2,517217 2,5 0,3933 0,515845 2,5 0,3899 3,929545 2,5 0,3758 2,942677
2,52 0,403 1,672142 2,51 0,3873 2,514296 2,51 0,3935 0,516108 2,52 0,399467 4,025961 2,51 0,3764 2,9473752,53 0,4033 1,673386 2,52 0,3899 2,531175 2,52 0,3944 0,517288 2,52 0,399113 4,0224 2,55 0,379 2,9677342,53 0,4035 1,674216 2,52 0,399467 2,59328 2,52 0,3939 0,516632 2,53 0,3938 3,968851 2,56 0,3794 2,9708662,54 0,4041 1,676706 2,53 0,399113 2,590987 2,56 0,395 0,518075 2,55 0,39845 4,015715 2,57 0,3798 2,973998
2,6 0,4042 1,677121 2,54 0,398956 2,589965 2,57 0,3943 0,517157 2,56 0,39765 4,007652 2,58 0,3799 2,9747812,6 0,4045 1,678365 2,55 0,398799 2,588944 2,57 0,394267 0,517113 2,59 0,3973 4,004125 2,61 0,3794 2,970866
2,61 0,4046 1,67878 2,55 0,398641 2,587922 2,59 0,394195 0,517019 2,61 0,3944 3,974898 2,62 0,3789 2,9669512,61 0,4048 1,67961 2,56 0,39947 2,593302 2,6 0,394124 0,516926 2,62 0,399164 4,022914 2,65 0,38 2,9755642,64 0,4051 1,680855 2,6 0,399317 2,592309 2,61 0,396542 0,520097 2,63 0,399011 4,021373 2,66 0,393 3,077362,69 0,4054 1,6821 2,61 0,399164 2,591317 2,61 0,39683 0,520475 2,63 0,39845 4,015715 2,69 0,3899 3,053086
2,7 0,4056 1,68293 2,61 0,398799 2,588944 2,64 0,394723 0,517712 2,65 0,39775 4,00866 2,7 0,3879 3,0374252,7 0,4059 1,684174 2,62 0,398641 2,587922 2,65 0,398749 0,522992 2,66 0,3973 4,004125 2,73 0,3875 3,034293
2,72 0,406 1,684589 2,63 0,39947 2,593302 2,66 0,399113 0,52347 2,67 0,3951 3,981953 2,74 0,3888 3,0444722,72 0,4065 1,686664 2,64 0,399317 2,592309 2,66 0,398956 0,523264 2,71 0,39683 3,999387 2,75 0,3889 3,0452552,74 0,406654 1,687305 2,64 0,399164 2,591317 2,71 0,398799 0,523057 2,73 0,394723 3,978154 2,77 0,3945 3,0891062,75 0,406908 1,688357 2,68 0,399113 2,590987 2,71 0,398641 0,522851 2,74 0,398641 4,017643 2,78 0,3938 3,0836242,75 0,40715 1,689361 2,69 0,398956 2,589965 2,72 0,39947 0,523938 2,74 0,399113 4,0224 2,8 0,3931 3,078143
2,8 0,407402 1,690407 2,7 0,399011 2,590325 2,73 0,399317 0,523737 2,77 0,398956 4,020815 2,82 0,3899 3,0530862,81 0,407654 1,691453 2,71 0,39775 2,582136 2,79 0,399011 0,523336 2,78 0,398641 4,017643 2,83 0,3897 3,051522,84 0,407906 1,692499 2,72 0,3973 2,579215 2,8 0,39775 0,521682 2,79 0,39947 4,025994 2,84 0,389 3,0460382,87 0,408158 1,693545 2,79 0,3999 2,596094 2,85 0,3973 0,521092 2,8 0,399317 4,024454 2,87 0,39 3,0538692,92 0,408411 1,694591 2,8 0,4 2,596743 2,86 0,3999 0,524502 2,83 0,398799 4,019229 2,88 0,3914 3,0648312,95 0,408663 1,695637 2,81 0,4001 2,597392 2,87 0,3899 0,511386 2,83 0,4012 4,04343 2,91 0,3924 3,0726622,99 0,408915 1,696683 2,82 0,4003 2,59869 2,93 0,399467 0,523933 2,85 0,4011 4,042423 2,92 0,379 2,967734
10,14712 42,10279 2,83 0,4004 2,599339 2,94 0,399113 0,52347 9,943646 100,2155 2,94 0,3794 2,970866
10,3461 67,1654 10,31057 13,52316 2,99 0,39683 3,10735total 10,42363 81,62153
kisaran panjang tubuh 4-4,5 cm4,01 1,011416 5,132105 4,03 1,11 4,1467 4,02 1,111 3,98883 4 1,0215 9,288743 4,01 1,022 20,505514,07 1,017597 5,163469 4,05 1,1125 4,156039 4,09 1,1142 4,000319 4,05 1,0341 9,403318 4,07 1,0229 20,523564,09 1,023786 5,194875 4,08 1,1254 4,204231 4,13 1,1156 4,005346 4,11 1,0356 9,416958 4,14 1,0334 20,734244,18 1,029964 5,226222 4,14 1,1246 4,201242 4,17 1,1323 4,065304 4,18 1,0368 9,42787 4,18 1,0364 20,79443
4,2 1,036141 5,257568 4,17 1,1347 4,238974 4,2 1,1258 4,041967 4,22 1,0299 9,365126 4,21 1,0348 20,762334,24 1,042299 5,288812 4,23 1,145 4,277452 4,28 1,1346 4,073562 4,23 1,036 9,420595 4,3 1,0359 20,78444,32 1,048486 5,320207 4,26 1,1458 4,280441 4,38 1,1344 4,072843 4,29 1,0337 9,399681 4,33 1,0387 20,840584,36 1,054703 5,351755 4,37 1,1543 4,312195 4,42 1,1346 4,073562 4,35 1,0456 9,50789 4,42 1,0399 20,864654,46 1,060868 5,383034 4,45 1,491 5,570027 4,47 1,1402 4,093667 4,44 1,0586 9,626102 4,47 1,0397 20,86064
4,5 1,067046 5,414385 10,5433 39,3873 10,1427 36,4154 4,49 1,0684 9,715216 4,5 1,04 20,86666total 10,39231 52,73243 10,4002 94,5715 10,3437 207,537
kisaran panjang tubuh 5,5-6 cm5,51 1,9968 8,671526 5,51 1,9969 9,886791 5,52 1,9024 2,941661 5,5 1,9064 15,00921 5,52 1,9054 17,168135,65 1,9979 8,676303 5,6 1,9954 9,879364 5,64 1,9146 2,960526 5,59 1,9234 15,14306 5,62 1,9046 17,160925,65 1,999 8,68108 5,69 1,9967 9,885801 5,7 1,9123 2,95697 5,68 1,9264 15,16668 5,74 1,9112 17,220395,85 2,0001 8,685857 5,76 1,9978 9,891247 5,76 1,9456 3,008461 5,79 1,9464 15,32414 5,86 1,9246 17,341125,89 2,0012 8,690634 5,83 1,9988 9,896198 5,84 1,9266 2,979082 5,91 1,9576 15,41232 5,93 1,9364 17,44744
total 9,995 43,4054 9,9856 49,4394 9,6015 14,8467 9,6602 76,0554 9,5822 86,338
Lampiran 6. Prosedur analisis PAH pada air dan biota (EPA,1996)
Pemasukkan contoh 0.5 ml kedalam vial untuk diinjeksi ke
GC MS
Contoh air laut ekstraksi dengan EPA3510 (sampel berjumlah 2 liter air
dalam 1 ulangan )
Contoh sebanyak 400 ml dituang kedalam corong pisah 500 ml
Pelarut diklorometansebanyak 10 ml dituang ke
dalam corong pisah
Corong pisah dikocok-kocoklalu tunggu selama 10 menit
Lapisan larutan bawah dikeluarkanke dalam Erlenmeyer
Ulangi sampai 3 kali dariawal pemberian pelarut
Penguapan dengan rotavaporhingga 6 ml setelah semua
contoh tergabung
Penguapan dengan gasNitrogen hingga 0.5 mlsetelah semua contoh
tergabung
Pemasukkan contoh 0.5 ml kedalam vial untuk diinjeksi ke
GC MS
Contoh biota ekstraksidengan EPA 3540
Berat basah contoh ditimbangseberat 10 gram
Contoh dimasukkan ke dalamsoklet dengan pelarut
diklorometan
Proses ekstraksi selama 3 jam sampaicontoh benar-benar bersih
Penguapan dengan rotavaporhingga 0.5 ml setelah semua
contoh tergabung
Lampiran 7. Prosedur analisis total padatan tersuspensi (TSS)
Saring air laut sejumlah2L dengan kertas saringyang diletakkan antara
gelas vacuum pumpbagian atas dan bawah
Nyalakan vacuum pumplalu tunggu sampai
semua air laut di gelasbagian atas turun kegelas bagian bawah
Timbang berat setiapkertas saring sebelum
digunakan (mg)
Ambil kertas saring dariantara kedua gelas lalukeringkan dengan oven
dengan suhu ±50°C
Keluarkan kertas saringdari dalam oven lalu
timbang berat keringnya(mg)
RumusTSS = (berat akhir
kertas saring-berat awalkertas saring)
Lampiran 8. Kromatografi
Kromatografi dikenal sebagai istilah umum yang digunakan untuk proses
pemisahan pada sebuah substansi yang akan dipisahkan menjadi partisi diferensial
antara dua fase; untuk sebagian besar kasus, salah satu fasenya adalah fase diam
dan fase lainnya adalah fase yang bergerak (Jennings, 1987).
Metode yang dilakukan dengan kromatografi dapat memisahkan warna
dengan sangat kuat dengan mengacu pada tiga sifat fisika umum pada molekul
yakni kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan),
kecenderungan untuk melekat pada permukaan serbuk halus (absorpsi), dan
kecenderungan untuk menguap (keatsirian). Ketiga sifat inilah yang menjadi
dasar pemisahan pada kromatografi walaupun sangat jarang terdapat molekul
yang mempunyai perilaku yang persis sama paling tidak pada dua sifat diatas.
Dan setelah dibagi lagi, maka tercetuslah bahwa dalam kromatografi terdapat dua
fase, yaitu fase diam dan fase bergerak. Untuk fase diam, dapat digunakan lapisan
tipis cairan atau permukaan zat padat yang melekat pada penyangga, sedangkan
untuk fase yang bergerak dapat digunakan zat cair atau gas sehingga dinamakan
dua jenis kromatografi yakni kromatografi gas dan kromatografi cair (Gritter et
al., 1991).
Kromatografi Gas (Gas Chromatography/GC)
Kromatografi yang paling sering digunakan adalah kromatografi dengan fase
diam zat cair dan fase bergerak gas yang disebut kromatografi gas. Proses yang
terjadi adalah pertama-tama terjadi pengembangan dimana fase gerak bergerak
melalui fase cair untuk dipisahkan, lalu hasilnya dideteksi dan divisualisasi. Jika
senyawa-senyawa yang dipisahkan benar-benar dkeluarkan oleh sistem, maka
senyawa tersebut telah dielusi. Hasil keseluruhan dari senyawa yang ditampakkan
adalah kromatogram.
Dalam kromatografi gas, terdapat fase gerak yaitu gas yang biasa disebut
dengan gas pembawa (carrier gas) untuk digerakkan melalui fase diam yaitu zat
cair sebagai penyangga. Gas yang dapat digunakan adalah gas helium, argon,
nitrogen dan hidrogen. Fase diam berada dalam bentuk lapisan tipis yang diserap
dalam suatu kolom yang terbuat dari logam, kaca atau plastik. Kolom ini terdiri
dari dua jenis yaitu kolom kapiler (open tubular column) berbentuk film tipis (0,1-
2 μm) dengan diameter 0,2-1 mm dan panjang 10-100 m serta kolom kemas
(packed column) dengan diameter 2-8 mm dan panjang 1-10 m. Kolom tersebut
harus diletakkan pada kondisi suhu yang sesuai dengan kelarutan senyawa (Gritter
et al., 1991).
Jenis kolom, ukuran kolom dan ukuran cuplikan (Gritter et al., 1991).Jeniskolom
Diameterdalam
% fasediam
Cuplikan ukurannormal
Dikemas6 mm
1-10%1-100 μl
3 mm 0.5-2.0 μl1 mm 0.01-0.1 μl
Kapiler0.25 mm 0.25 μm ≤ 0.05 μl
~ 0.35 mm 0.10 μm0.25 μm1.0 μm
≤ 0.1 μl≤ 0.1 μl≤ 0.5 μl
Selain gas pembawa dan kolom yang digunakan, terdapat spesifikasi yang
lain yang diperlukan dalam kromatografi gas yakni suhu kolom dan jenis detektor.
Dalam kromatografi gas, suhu kolom dalam proses pemisahan terbagi menjadi
dua jenis, yaitu suhu tetap dan suhu terprogram. Suhu tetap atau biasa disebut
isotermal paling bagus digunakan dalam analisis rutin namun masalah yang akan
dialami adalah saat suhu terlalu tinggi maka komponen campuran akan terelusi
tanpa terpisah, dan kebalikannya saat suhu terlalu rendah maka senyawa dengan
titik didih tinggi akan sangat lama berada dalam kolom sehingga merusak
pemisahan berikutnya. Makin lama suatu cuplikan atau kelompok senyawa dalam
kolom, maka makin lebar alasnya. Pada suhu terprogram, suhu dinaikkan mulai
dari suhu tertentu sampai tertentu yang lain dengan laju yang terkendali sehingga
untuk senyawa bertitik didih tinggi dapat didorong dari kolom lebih cepat dengan
akibat pelebaran puncak berkurang pada kromatogram (Gritter et al., 1991).
Jenis detektor pada kromatografi gas bermacam-macam, diantaranya detektor
hantar bahang (TCD), detektor ionisasi nyala (FID), detektor tangkap elektron
(ECD), detektor ionisasi cahaya (PID) dan masih banyak lagi. Detektor hantar
bahang (TCD) berprinsip pada benda panas memiliki bahang yang dapat
dipindahkan dengan laju yang bergantung pada susunan gas yang terdapat pada
benda tersebut. Keuntungannya adalah detektor ini tidak akan merusak cuplikan
komponen selama pendeteksian, namun detektor harus dilindungi dari udara
ketika kawat itu panas. Detektor tangkap elektron (ECD) terdiri dari sumber
radioaktif (Ni) yang ditempatkan pada dua elektrode yang bermuatan.
Kekurangannya adalah detektor ini hanya mampu mendeteksi senyawa tertentu
dalam larutan encer seperti organoklorin.
Detektor pada Kromatografi Gas dan tingkat kepekaannya (Gritter et al.,1991)Detektor Kepekaan dalam gram
Hantar bahang1. Hantar bahang baku2. Hantar bahang mikro
10-6-10-7
10-8-10-9
Ionisasi nyala 10-10
Tangkap elektron 10-12-10-13
Ionisasi cahaya 10-12
Fotometri nyala (senyawa S,P) 10-11-10-12
Termoionik (senyawa P,S,N) 10-12-10-13
Elektrolitik hall (N, Halida) 10-10
Kromatografi Gas Spektrofotometer Massa (GC-MS)
Dalam analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini, kromatografi gas
yang digunakan adalah kromatografi gas dengan detektor Spektrometer Massa.
Jenis ini dapat menganalisa semua senyawa bahkan dalam jumlah konsentrasi
yang sangat kecil dan dapat menghasilkan data dengan kelengakapan diantaranya
struktur dan identitas senyawa organik. Prinsip kerja yang digunakan adalah
pemisahan dengan pengukuran spectrum massa secara otomtis dan puncaknya
dikeluarkan pada selang waktu tertentu atau pada maksimum atau di tengah
puncak. Sehingga didapat kromatogram beserta hasil integrasi dan juga spektrum
massanya berdasarkan perpustakaan yang dimiliki oleh software kromatografi gas
tersebut. Spektrum tersebut dapat digunakan untuk identifikasi senyawa yang
belum ataupun sudah diketahui (Gritter et al., 1991). Kromatografi gas tipe ini
sangat mahal harganya dan memerlukan operator ahli dalam penggunaannya.
Lampiran 9. Kromatgram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh air laut
1. Stasiun 1 pengambilan 1 Mei 2007
2. Stasiun 2 pengambilan 1 Mei 2007
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
AnthrasenFluoranthen
Lampiran 9 (lanjutan)
3. Stasiun 1 pengambilan 15 Mei 2007
4. Stasiun 2 pengambilan 15 Mei 2007
Pyren
Napthalen 1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
Lampiran 9 (lanjutan)
5. Stasiun 1 pengambilan 29 Mei 2007
6. Stasiun 2 pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
Anthrasen
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
Anthrasen
Fluoranthen
Lampiran 10. Kromatogram ion total 7 senyawa PAH dalam contoh kerang hijau
1. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
2. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
1- metil NapthalenAsenapthen
9H-FluorenAnthracen
Fluoranthen
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluorene
Anthrasen
Fluoranthen
Pyren
Lampiran 10 (lanjutan)
3. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
4. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
18.657
Asenapthen 9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
27.392
Lampiran 10 (lanjutan)
5. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
6. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-FluorenAnthrasen
Fluoranthen
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen Fluoranthen
26.709
Lampiran 10 (lanjutan)
7. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 1 Mei 2007
8. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 1 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
20.188
18.66
Anthrasen
Fluoranthen
26.711
Napthalen
1- metil Napthalen
AnthrasenFluoranthen
Lampiran 10 (lanjutan)
9. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
10. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
Pyren
20.201
26.73
Napthalen
Asenapthen9H-Fluoren
Anthrasen
18.66
Lampiran 10 (lanjutan)
11. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
12. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
26.724
Pyren
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
15.39
26.71
Lampiran 10 (lanjutan)
13. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
14. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Pyren
Napthalen
1- metil NapthalenAsenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
15.390
26.713
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-FluorenAnthrasen
Fluoranthen
18.65
20.19
26.75
Lampiran 10 (lanjutan)
15. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 15 Mei 2007
16. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 15 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
15.38
26.70
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Anthrasen
Fluoranthen
26.704
Lampiran 10 (lanjutan)
17. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
18. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
9H-Fluoren
Fluoranthen
Anthrasen
Napthalen
1- metil Napthalen
Asenapthen
Fluoranthen
15.378
Lampiran 10 (lanjutan)
19. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
20. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
9H-Fluoren
Anthrasen
Napthalen
1- metil Napthalen Asenapthen
Fluoranthen
9H-Fluoren
Anthracen
Napthalen
Acenapthen
Fluoranthen
26.69
Lampiran 10 (lanjutan)
21. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
22. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
9H-Fluoren
AnthrasenNapthalenFluoranthen
Pyren
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
Lampiran 10 (lanjutan)
23. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 29 Mei 2007
24. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 29 Mei 2007
9H-Fluoren
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
20.18
26.68
Fluoranthen
1- metil NapthalenAnthrasen
Napthalen
26.69
Lampiran 10 (lanjutan)
25. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
26. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Asenapthen Pyren
9H-Fluoren
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
23.08
18.67
26.68
Asenapthen
9H-Fluoren
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
18.67
26.69
Lampiran 10 (lanjutan)
27. Stasiun 1 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
28. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Pyren
Asenapthen
9H-Fluoren
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
Pyren
Asenapthen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen Anthrasen
Napthalen
Lampiran 10 (lanjutan)
29. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
30. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Fluoranthen
Pyren
Asenapthen
9H-Fluoren1- metil NapthalenAnthrasen
Napthalen
18.658
26.692
Fluoranthen
Pyren
Asenapthen
9H-Fluoren1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen26.68
Lampiran 10 (lanjutan)
31. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 12 Juni 2007
32. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 12 Juni 2007
Pyren
Asenapthen9H-Fluoren
1- metil Napthalen
AnthrasenNapthalen 15.373
18.674
Fluoranthen
9H-Fluoren1- metil Napthalen AnthrasenNapthalen
26.676
Lampiran 10 (lanjutan)
33. Stasiun 1 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
34. Stasiun 1 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Pyren
Fluoranthen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen Anthrasen
Napthalen
26.678
Pyren
Asenapthen
Fluoranthen
9H-Fluoren1- metil Napthalen Anthrasen
Napthalen
26.696
Lampiran 10 (lanjutan)
35. Stasiun 1 ukuran 4,0-,4,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
36. Stasiun 1 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Pyren
Asenapthen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
Acenapthen
Fluoranthen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Anthracen
Napthalen
Lampiran 10 (lanjutan)
37. Stasiun 2 ukuran 1,0-1,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
38. Stasiun 2 ukuran 2,5-3,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Asenapthen
Fluoranthen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
Asenapthen
Fluoranthen
9H-Fluoren
1- metil NapthalenAnthrasen
Napthalen
Lampiran 10 (lanjutan)
39. Stasiun 2 ukuran 4,0-4,5 cm pengambilan 26 Juni 2007
40. Stasiun 2 ukuran 5,5-6,0 cm pengambilan 26 Juni 2007
Asenapthen
Fluoranthen
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
Pyren
Asenapthen
Fluoranthen
9H-Fluoren
1- metil Napthalen
Anthrasen
Napthalen
Lampiran 11. Foto Lokasi Penelitian
Stasiun 1
(area budidaya kerang hijau Kamal Muara)
Stasiun 2
(area budidaya kerang hijau Kamal Muara)
Lampiran 12. Gambar Alat Laboratorium
Conductivity Meter Vacuum pump
Contoh biota kerang hijau
GC-MS HP 6890Alat-alat GelasTabung Soklet
Kertas saringMillepore
Corong PemisahRotavapor
danWaterbath
Neraca Ohauss
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, 30 Agustus 1985 dari Ayah
M. Togatorop dan Ibu T. Rosmaida Yulise Siregar, A.Md.
Penulis adalah anak pertama dari empat bersaudara.
Tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) 63 Jakarta, DKI Jakarta dan diterima sebagai
mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI).
Selama kuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di organisasi kampus
yaitu UKM Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) khususnya Komisi Kesenian
(2005-2006) dan himpunan profesi yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu dan
Teknologi Kelautan (HIMITEKA) khususnya departemen Penelitian dan
Kebijakan (2005-2006). Penulis juga aktif di Paduan Suara FPIK Endeavour
(2004-2007) dan klub buletin OCEANIC (2006-2007). Penulis juga pernah
mengikuti seminar di bidang perikanan dan kelautan diantaranya Seminar
Nasional Gebyar Kelautan Nasional tahun 2005 dan 2006. Penulis juga pernah
berperan menjadi salah satu panitia pelaksana dalam beberapa acara seperti
Festival Seni UKM PMK IPB 2005 dan 2006, Temu Warga ITK 2006 dan 2007,
dan juga acara Natal Civa IPB 2005 dan 2006.
Untuk mendapatkan gelar sarjana, penulis melakukan penelitian dengan judul
“Akumulasi Hidrokarbon Aromatik Polisiklik (PAH) dalam kerang hijau (Perna
viridis L.) di perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta”