akuntansi syari'ah 1

29
PEMBAHASAN A. Pentingnya Akuntansi Bank Syariah Akuntansi secara umum mempunyai fungsi sebagai alat untuk menyajikan informasi khususnya yang bersifat keuangan dalam kaitannya dengan kegiatan sosial ekonomi dalam suatu komunitas masyarakat tertentu. Adapun proses akuntansi berupa tindakan mencatat, mengklarifikasi, menganalisis, dan melaporkan berbagai transaksi sehingga dapat dipahami oleh para pengguna informasi. Akuntansi Syariah adalah ilmu sosial profetik yang menurunkan ajaran normatif Al-Quran dalam bentuk yang lebih konkret. Dengan langkah derivasi ini, maka untuk melakukan pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan baik pada tataran praktis. Dengan demikian, akuntansi syariah merupakan bagian tak terpisahkan dari trilogi iman, ilmu, dan amal. Artinya, wujud keberimanan seseorang harus diekspresikan dalam bentuk perbuatan (amal atau aksi). Di mana perbuatan tadi harus didasari dan dituntun oleh ilmu (dalam hal ini adalah ilmu sosial profetik, yaitu akuntansi syariah). Dalam hal ini manfaat akuntansi dalam perbankan syariah adalah: 1. Menyediakan informasi ekonomi mengenai keuangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 2. Pertangungjawaban manajemen kepada pemilik perbankan atau investor. 3. Untuk mengetahui tren perkembangan perbankan dari tahun ke tahun. [1]

Upload: kewin-harahap

Post on 01-Jan-2016

159 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMBAHASAN

A.Pentingnya Akuntansi Bank Syariah

Akuntansi secara umum mempunyai fungsi sebagai alat untuk menyajikan informasi khususnya yang bersifat keuangan dalam kaitannya dengan kegiatan sosial ekonomi dalam suatu komunitas masyarakat tertentu. Adapun proses akuntansi berupa tindakan mencatat, mengklarifikasi, menganalisis, dan melaporkan berbagai transaksi sehingga dapat dipahami oleh para pengguna informasi.

Akuntansi Syariah adalah ilmu sosial profetik yang menurunkan ajaran normatif Al-Quran dalam bentuk yang lebih konkret. Dengan langkah derivasi ini, maka untuk melakukan pencatatan transaksi dapat dilakukan dengan baik pada tataran praktis. Dengan demikian, akuntansi syariah merupakan bagian tak terpisahkan dari trilogi iman, ilmu, dan amal. Artinya, wujud keberimanan seseorang harus diekspresikan dalam bentuk perbuatan (amal atau aksi). Di mana perbuatan tadi harus didasari dan dituntun oleh ilmu (dalam hal ini adalah ilmu sosial profetik, yaitu akuntansi syariah). Dalam hal ini manfaat akuntansi dalam perbankan syariah adalah:

1.Menyediakan informasi ekonomi mengenai keuangan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

2.Pertangungjawaban manajemen kepada pemilik perbankan atau investor.

3.Untuk mengetahui tren perkembangan perbankan dari tahun ke tahun.[1]

Untuk mewujudkan terealisaasinya penggunaan akuntansi yang berbasis syariah maka standar yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan yakni Generally Accepted Accounting Principles yang tidak bisa terlepas dari cara pandang masyarakat ( dimana kegiatan ekonomi itu diselenggarakan ) terhadap nilai-nilai kehidupan sosialnya. Ini terbukti dari tidak mudahnya melakukan harmonisasi standar akuntansi secara internasional meskipun upaya ke arah sana selalu diusahakan dengan adanya International Accounting Standard.

Adanya organisasi akuntansi dan audit untuk lembaga keuangan islam (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution), lembaga profesi akuntansi dan central bank dari negara-negara yang mengizinkan beroperasinya lembaga keuangan islam, telah menerbitkan standar akuntansi bagi lembaga keuangan islam /bank yang tentunya sangat diharapkan dapat diadopsi oleh organisasi profesi akuntansi dan bank sentral negara-negara penyelenggara bank islam.

Pendekatan dalam penyusunan standar akuntansi tsb, menggunakan International Accounting Standard sebagai basis utama dalam pengkajian kebutuhan standar yang sesuai dengan operasi bank syariah sehingga secara praktis akan menerima IAS sepanjang tidak bertentangan dengan syariah dan otomatis akan menolak bila tidak sejalan dengan tuntunan syariah dengan konsekwensi menciptakan suatu standar baru sesuai dengan syariah.[2]

Adapun pentingnya akuntansi syariah mendukung bank syariah dalam upaya pengembangan perbankan syariah yakni tercapainya beberapa sasaran sebagai berikut:

1.Terpenuhinya prinsip syariah dalam operasional perbankan

Hal ini ditandai dengan tersusunnya norma-norma keuangan syariah terstandarisasi, terwujudnya mekanisme kerja yang efisien bagi pengawasan prinsip syariah operasional perbankan, baik instrument maupun badan yang terkait, dan rendahnya tingkat keluhan masyarakat dalam hal penerapan prinsip syariah dalam setiap transaksi.

2.Diterapkannya prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah

Hal ini ditandai dengan terwujudnya kerangka pengaturan dan pengawasan yang berbasis risiko sesuai dengan karakteristiknya dan didukung oleh sumber daya insane yang andal, diterapkannya konsep corporate governance dalam operasi perbankan syariah,diterapkannya kebijakan exit dan entry yang efisien, serta terwujudnya real time supervision dan self regulation system.

3.Terciptanya sistem perbankan syariah yang kompetitif dan efisien

Hal ini ditandai dengan terciptanya pemain-pemain yang mampu bersaing secara global, terwuujudnya aliansi strategis yang efektif, dan terwujudnya mekanisme kerja sama dengan lembaga-lembaga pendukung.

4.Terciptanya stabilitas sistemik serta terealisasinya kemanfaatan bagi masyarakat luas

Hal ini ditandai dengan terwujudnya safety net yang merupakan kesatuan dengan konsep operasional perbankan yang berhati-hati, terpenuhinya kebutuhan masyarakat yang menginginkan layanan bank syariah diseluruh Indonesia dengan target mangsa sebesar 5 persen dari total asset perbankan nasional, terwujudnya fungsi perbankan syariah yang kafah dan dapat melayani seluruh segmen masyarakat, dan meningkatkan proporsi pola pembiayaan secara bagi hasil.[3]

Metodologi konstruksi akuntansi syariah sedapat mungkin adalah metodologi yang paling dekat dengan syariah, yaitu metodologi yang lebih holistik dibandingkan dengan yang lainnya. Sebagai contoh misalnya, perspektifKhalifatullah fil Ardhtidak melihat realitas dalam bentuk yang paling sederhana yaitu relitas materi. Tetapi melihatnya dalam perspektif yang lebih luas, yaitu meliputi: realitas materi, realitas psikis, realitas spiritual, dan realitas absolut (Tuhan). Realitas yang tidak terpisah dengan realitas lainnyayaknidari realitas yang paling rendah hingga yang paling tinggi, yaitu realitas Absolut (Tuhan).[4]

Pemahaman realitas yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap bentuk akuntansi syariah. Konsekuensi yang harus diterima adalah bahwa akuntansi syariah tidak saja merefleksikan realitas materi, tetapi juga realitas non-materi. Konsekuensi ini tentu saja tetap konsisten dengan tujuan dari akuntansi syariah itu sendiri, yaitu: menstimulasi perilaku manusia pada kesadaranKetuhanan yang pada akhirnya akan menghantarkan manusia untuk kembali kepada Realitas Absolut dari mana manusia itu berasal.

Mempelajari Akuntansi Islam sudah merupakan keharusan dalam ekonomi yang semakin global ini. Hal ini misalnya didorong oleh:

1.Munculnya kesadaran orang membayar zakat baik zakat pribadi maupunzakat perusahaan.

2.Munculnya berbagai yayasan atau organisasi islam yang memerlukannya.

3.Semakin banyaknya lembaga bisnis yang menerapkan syariat islam akan memerlukan Akuntansi Islam dan tenaga yang menguasainya.

4.Keberadaan lembaga ini tentu membuka peluang untuk masyarakat luas bekerja sama dengan lembaga ini. Misalnya jika ada bank yang dijalankan secara syariah seperti bank Muamalat maka bank lain atau perusahaan lain yang ingin meminjam atau ingin kerja sama,join financing, pinjaman, atau sindikasi maka mau tidak mau perlu mengetahui sistem akuntansilembaga yang ingin bekerja sama ini.

5.Demikian juga skala internasional, maka semakin banyak negara yangakan menerapkan model akuntansi ini.[5]

Jika dilakukan suatu perbandingan antara akuntansi syariah dan konvensional maka akan ditemukan beberapa perbedaan yang sifatnya sangat mendasar antara lain sebagai berikut:

1.Dalam akuntansi konvensional Assets (harta) dibedakan atas dua hal yakni harta lancar (current assets) dan harta tetap (fixed assets), sedangkan dalam akuntansi syariah harta terbagi atas harta berupa uang (cash), harta berupa barang (stock) yang kemudian dibagi kembali menjadi harta dagang dan harta milik

2.Dalam akuntansi Syariah mata uang seperti emas, perak dan barang lainnya memiliki kedudukan yang sama, dan tidak dibedakan atas tujuan tertentu, sebagaimana yang ada pada akuntansi konvensional

3.Akuntansi Konvensional senantiasa menerapakan prinsip ketelitian dan pencadangan yang berlebihan atas kemungkinan terjadinya kerugian dari kesalaha pencatatan sehingga mengesampingkan perhitungan laba yang masih mungkin terjadi. Sedangkan dalam akuntansi syariah juga berlaku demikian namun tidak berlebihan dan selalu memperhatikan akan adanya laba yang masih mungkin terjadi.

4. Akuntansi konvensional menerapkan prinsip laba yang universal sehingga laba dagang, modal pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram tercampur menjadi satu. Sedangkan dalam akuntansi syariah laba dipisahkan pencatatanya atas laba hasil aktivitas pokok, laba modal pokok yang hasil transaksi dan juga wajib menjelaskan dan mencatat pendapatn dari sumber yang haram jika ada.[6]

B.Akuntansi Syariah dan EpistemologiIslam

Kerangka konseptual akuntansi syariah menggunakan pendekatan epistimologi Islam. Epistimologi adalah cabang filsafat yang secara khusus membahas teori ilmu pengetahuan, secara harfiah epistimologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang berarti pengetahuan (Suria Sumantri, 1991). Dalam lingkup filsafat ilmu, epistimologi mengandung pengertian sebagai metode memperoleh pengetahuan agar memiliki karakteristik, kebenaran, dan nilai-nilaitertentusebagaiilmu (Chalmers,1991).

Dalam konteks epistimologi sebagai metode memperoleh pengetahuan ilmu, epistimologi Islam diperlukan guna memperoleh pengetahuan yang diharapkan memiliki karakteristik, kebenaran dan nilai-nilai Islami. Epistimologi Islam adalah metode memperoleh pengetahuan ilmu yang Islami melalui proses penalaran yang sistematis, logis dan sangat mendalam menggunakan ijtihad yang dibangun atas kesadaran sebagai khalifatullah fii-ardl.

Prinsip dasar paradigma syariah merupakan multi paradigma yang mencakup keseluruhan dimensi wilayah mikro dan makro dalam kehidupan manusia yang saling terkait. Diantaranya dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama,dimensi mikro prinsip dasar paradigma syariah adalah individu yang beriman kepada Allah SWT (tauhid) serta mentaati segala aturan dan larangan yang tertuang dalam Al-Quran,Al Hadits, Fiqh, dan hasil ijtihad. Landasan tauhid diperlukan untuk mencapai tujuan syariah yaitu menciptakan keadilan sosial (al adl dan al ihsan) serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Pencapaian tujuan syariah tersebut dilakukan menggunakan etika dan motal iman (faith), taqwa (piety), kebaikan (righteoneus/birr), ibadah (worship), tanggungjawab (responsibility/fardh), usaha (free will/ikhtiyar), hubungan dengan Allah dan manusia (Habluminallah dan Habluminannas), serta barokah(blessing).

Kedua,dimensi makro prinsip syariah adalah meliputi wilayah politik,ekonomi dan sosial. Dalam dimensi politik, menjunjung tinggi musyawarah dan kerjasama. Sedangkan dalam dimensi ekonomi, melakukan usaha halal, mematuhi larangan bunga, dan memenuhi kewajiban zakat. Selanjutnya dalam dimensi sosial yaitu mengutamakan kepentingan umum dan amanah.

Dalam kerangka konseptual akuntansi syariah tersebut di atas, dinyatakan bahwa tujuan diselenggarakannya akuntansi syariah adalah mencapai keadilan sosialekonomi dan sebagai sarana ibadah memenuhi kewajiban kepada Allah SWT, lingkungan dan individu melalui keterlibatan institusi dalam kegiatan ekonomi.Produk akhir teknik akuntansi syariah adalah informasi akuntansi yang akurat untuk menghitung zakat dan pertanggungjawaban kepada Allah SWT dengan berlandaskan moral, iman dan taqwa.

Dengan demikian dalam hal akuntansi syariah sebagai alat pertanggungjawaban, diwakili informasi akuntansi syariah dalam bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan syariah yaitu mematuhi prinsip full disclousure. Laporan keuangan akuntansi syariah tidak lagi berorientasi pada maksimasi laba, akan tetapi membawa pesan modal dalam menstimuli perilaku etis dan adil terhadap semua pihak. Jenis laporan keuangan akuntansi syariah yang memenuhikriteria ini menurut Harahap (2000) meliputi:

Neraca, yang menyajikan pula Laporan Sumberdaya Manusia. Laporan Nilai Tambah (Value Added Reporting) yang menyajikan semua hasil yang diperoleh perusahaan darikontribusi semua pihak yang terkait dengan entitas, dan kemudian mendistribusikannya secara adil. Laporan Arus Kas (Cash Flow). Laporan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Socio Economy Accounting Reporting). Catatan atas Laporan Keuangan, mengenai implementasi syariah misalnya zakat, infaq, shodaqoh, transaksi haram, dan laporan dewan syariah. Melaporkan good governance, mengenai produksi, efisiensi, produktivitas, dan laporan lainnya yang relevan.

C.Prinsip Akuntansi Bank Syariah

Dengan prinsip operasi yang berbeda dengan bank konvensional memberikan implikasi perbedaan pada prinsip akuntansi baik dari segi penyajian maupun pelaporannya. Laporan akuntansi bank Islam akan terdiri dari :

Laporan posisi keuangan / neraca

Laporan laba-rugi

Laporan arus kas

Laporan perubahan modal

Laporan perubahan investasi tidak bebas /terbatas

Catatan atas laporan keuangan

Laporan sumber dan penggunaan zakat

Laporan sumber dan penggunaan dana qard/qardul hasan

Beberapa hal yang menonjol dalam akuntansi bank Islam adalah :

1.Giro dan tabungan wadiah dicatat / disajikan sebagai hutang dalam neraca.

2.Rekening investasi mudharabah bebas / deposito dicatat/disajikan sebagai rekening tersendiri antara hutang dan modal (bukan hutang).

3.Rekening investasi tidak bebas dicatat terpisah sebagaioff balance sheet accountdalam bentuk laporan perubahan posisi investasi tidak bebas.

4.Piutang murabahah dicatat sebesar sisa harga jual yang belum tertagih dikurangi dengan margin yang belum diterima.

5.Investasi mudharabah dan musyarakah disajikan sebesar sisa nilai modal yang disertakan atau diinvestasikan

6.Aset yang disewakan dicatat sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan.

7.Pendapatan pada umumnya diakui secaracash basissedang beban tetap secara accrual basis.

8.Bagi hasil antara mudharib dan sahibul mal dilakukan atasprofit loss sharingataurevenue sharing,sedangkan pendapatan bank yang berasal dari investasi dana sendiri atau dari dana yang bukan berasal dari rekening investasi sepenuhnya menjadi pendapatan bank, disamping itu pendapatan jasa bank sepenuhnya menjadi pendapatan bank yang tidak dibagi hasilkan.

Prinsip akuntansi bank Islam mengacu pada Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institution yang diterbitkan oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution yang berpusat di Bahrain yang didirikan pada tahun 1991 atas prakarsa IDB dan beberapa lembaga keuangan Islam besar dan sekarang telah mempunyai anggota hampir seluruh lembaga keuangan Islam. Bank Indonesia bersama IAI sedang dalam proses untuk mengadopsi standard tersebut menjadi standar akuntansi bank syariah di Indonesia yang diharapkan selesai tahun ini.

D.Prinsip Filosofis Akuntansi Syariah

Teori Akuntansi Syariah tidak terlepas dari konteks faith, knowledge, dan action. Ini artinya adalah bahwa teori akuntansi syariah ( dalam hal ini adalah knowledge) digunakan untuk memandu praktik akuntansi (action) dari keterkaitan ini kita bisa melihat bahwa teori Akuntansi Syariah (knowledge) dan praktik Akuntansi Syariah (action) adalah dua sisi dari satu uang logam yang sama. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Keduanya tidak boleh lepas dari bingkai keimanan/tauhid (faith) yang dalam hal ini bisa digambarkan sebagai sisi lingkaran pada iang logam yang membatasi dua sisi lainnya untuk tidak keluar dari keimanan.

Dari teori diatas akuntansi syariah memiliki prinsip sebagai berikut:

Humanis

Emansipatoris

Trasendental, dan

Teologikal

Humanismemberikan suatu pengertian bahwa teori Akuntansi Syariah bersifat manusiawi, sesuai dengan fitrah manusia, dan dapat dipraktikan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk yang selalu berinteraksi dengan orang lain (dan alam) secara dinamis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini berarti akuntansi syariah di bangun berdasarkan budaya manusia itu sendiri.

Emansipatorismempunyai pengertian bahwa teori Akuntansi Syariah mampu melakukan perubahan-perubahan yang signifikan terhadap teori dan praktik akuntansi modern yang eksis saat ini. Perubahan-perubahan yang dimaksud adalah perubahan membebaskan (emansipasi). Pembebasan dari ikatan-ikatan semu yang tidak perlu diikuti, pembebasan dari kekuatan semu (pseudo power), dan pembebasan dari ideologi semu.

Transendentalmempunyai makna bahwa teori akuntansi syariah melintas batas disiplin ilmu akuntansi itu sendiri. Bahkan melintas batas dunia materi (ekonomi). Dengan prinsip filosofis ini teori akuntansi syariah dapat memperkaya dirinya dengan mengadopsi disiplin ilmu lainnya (selain ilmu ekonomi), seperti : sosiologi, psikologi, etnologi, fenomenologi, antropologi, dan lain-lainnya. Aaspek transendental ini sebetulnya tidak terbatas pada disiplin ilmu, tetapi juga menyangkut aspek ontologi, yaitu yaitu tidak terbatas pada objek yang bersifat materi (ekonomi) tetapi juga aspek non-materi (mental dan spiritual).

Teologikalmemberikan suatu dasar pemikiran bahwa akuntansi tidak sekedar memberikan informasi untuk pengambilan keputusan ekonomi, tetapi juga memiliki tujuan transendental sebagai bentuk pertanggung jawaban manusia terhadap Tuhannya, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta. Prinsip ini mengantarkan manusia pada tujuan hakikat kehidupan, yaitu falah (kemenangan).Falah disini dapat diartikan keberhasilan manusia kembali ke sang pencipta dengan jiwa yang tenang dan suci (muthmainah).[1]http://shariapedia.blogspot.com/2012/08/dasar-dasar-akuntansi-perbankan-syariah.htmldiunduh14Maret2013, 08.16 AM.

[2]Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah ; teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba Empat. 2009. Hlm 5

[3]Ibid, hlm 28-29

[4]http://enggarcz.blogspot.com/2012/05/pentingnya-akuntansi-bank-syariah.htmldiunduh14Maret2013, 08.08 AM.

[5]Sofyan Syafri Harahap. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2002. Hlm 11

[6]http://ekonomisyariah.blog.gunadarma.ac.id/2010/03/31/akuntansi-syariah/diunduh 14 Maret 2013, 08.45 AM.

KONSEP AKUNTANSI SYARIAHPENDAHULUAN Menginjak era informasi dan teknologi yang semakin menyatuh dengan diri manusia, perlu dikembangkan dan dipertahankan sistem akuntansi yang relevan dengan perkembangan zaman dan tidak melenceng dari koridor-koridor syariah Islam. Dalam beberapa tahun terakhir ini, dunia akuntansi digegerkan oleh beberapa kasus diluar konsep akuntansi yang ada dan merugikan orang banyak. Keberadaan akuntansi konvensioanal yang beraliansi komunis dan sosialis diadopsi dari nilai-nilai barat mulai beberapa abad silam.Untuk mengimbangi perkembangan zaman dalam dunia akuntansi dan nilai-nilai syariah Islam agar tetap kokoh, maka perlu kiranya untuk dikembangkannya akuntansi syariah dalam mengatasi permasalahan yang dalam perkembangannya mengalami banyak hambatan dan permasalahan. Adanya akuntansi syariah menjadi salah-satu pendobrak sistem ekonomi kapitalis, dimana banyak diantara mereka yang percaya dengan sistem yang ada dalam dunia Islam, yaitu system syariah salah satunya sistem akuntansi syariah.Sistem akuntansi syariah sendiri memiliki prinsip-prinsip dan ciri-ciri khas tersendiri dalam aplikasi akuntansi di lembaga keuangan syariah dan selalu menjungjung tinggi nilai-nilai syariah Islam yang berasaskan Al-Quran. Al-Quran sendiri banyak meyinggung tentang perlakuan dan aplikasi akuntansi secara wajar, benar dan akurat. Sehingga diharapkan dengan adanya akuntansi syariah dapat meninggakatkan kualitas sebagai pengendali keuangan perusahaan atau sejenisnya sehingga berdampak pada terciptanyan masyarakat yang adil dan makmur serta terwujudnya baldatun thoyyibatun warobbun ghafur.RUMUSAN MASALAHAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.1. Apakah pengertian akuntansi syariah?2. Prinsip-prinsip apakah yang diterapkan dalam akuntansi syariah?3. Bagaimanakah keberadaan akuntansi syariah dalam kacamata Islam?4. Apakah perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional?TUJUAN MASALAHDari rumusan masalah di atas dapat ditentukan tujuan dari makalah ini, yaitu;1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi syariah2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip yang diterapkan dalam akuntansi syariah3. Untuk mengetahui akuntansi syariah dalam kacamata Islam4. Untuk mengetahui perbedaan antara akuntansi syariah dan akuntansi konvensional

PEMBAHASAN1. Pengertian Akuntansi SyariahPada dasarnya akuntansi sendiri memiliki banyak pengertian dan definisi. Adapun pengertian dan definisi tersebut yang dipaparkan dalam bebagau buku adalah sebagai berikut;1. Dalam Accounting Principle Board, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi.2. Dalam American Institute of Certified Public Accounting, mendefinisikan akuntansi sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang unmumnya bersifat keuangan.3. Dalam A Statement of Basic Accounting Theory, akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam pertimbangan pengambilan keputusan oleh pihak pemakai.Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi merupakan kegiatan pencatatan yang berifat kuantitatif dari data-data historis yang diperoleh dengan tujuan memberikan informasi keuangan yang digunakan oleh pemakai untuk pengambilan keputusan.Adapun yang dimaksud dengan akuntansi syariah adalah kegiatan pencatatan terhadap data-data historis yang bersifat moneter berdasarkan nilai-nilai Islam dan konsep-konsep yang diterapkan dalam Al-Quran dan berguna untuk memberikan informasi keuangan yang digunakan untuk pengambilan keputusan oleh para pemakai. Dari pengertian akuntansi syariah yang telah dijelaskan secara teoritis tidak ada bedanya dengan akuntansi konvensional atau akuntasi barat, hanya saja dalam akuntansi syariah ditekankan pada nilai-nilai Islami yang diatur dalam bagian muamalah dan konsep-konsep yang telah diatur dalam Al-Quran sebagai sumber utamanya. Sedangkan akuntansi konvensional sendiri berasaskan nilai-nilai kapitalis dan sosialis yang diadopsi dari negara-negara barat.Tujuan dari akuntansi syariah itu sendiri dalam lembaga keuangan syariah terdapat dua alasan, yaitu:a) Lembaga keuangan syariah dijalankan dengan kerangka syariah, sebagai akibat dari hakekat transaksi yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional.b) Pengguna informasi akuntansi syariah pada lembaga keuangan syariah adalah berbeda dengan pengguna informasi akuntansi dilembaga keuangan konvensional.Inti dan Tujuan Studi Akuntansi IslamStudi disini sangat berkaitan dengan kajian-kajian turats dan ideologi Islam, serta penetapan kaidah-kaidah dasar akuntansi menurut Islam. Juga berkaitan dengan studi-studi tentang implementasi ide-ide itu pada jaman modern, terutama di perusahaan atau lembaga-lembaga yang akan menerapkan hukum Islam dalam transaksinya, seperti bank-bank Islam, perusahaan-perusahaan asuransi Islam, serat lembaga-lembaga investasi dan permodalan islami.Kajian ini dimaksudkan:1. Mengungkap inti konsep akuntansi Islam, serta menjelaskan kemampuan dan peranannya dalam berbagai krisis yang terus menerus2. Menyelesaikan persoalan-persoalan akuntansi yang meluas di masyarakat3. Membuktikan bahwa syariat Islam telah mencakup kaidah-kaidah akuntansi yang selama ini belum diketahui oleh pakar akuntansi modern2. Prinsip-prinsip Akuntansi SyariahAkuntansi syariah tentunya tidak lepas dari konsep dan aturan yang tertera dalam Al-Quran. Sehingga dalam prinsipnya pun diambil dari Al-Quran surat al-Baqoroh ayat 282, dimana terdapat tiga prinsip akuntansi syariah, yaitu pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran. Ketiga prinsip ini sudah menjadi dasar dalam aplikasi akuntansi syariah. Adapun maksud dari ketiga prinsiptersebut adalah sebagai berikut.1. a. Pertanggungjawaban (Accountability)Prinsip pertanggungjawaban (accountability), merupakan konsepyang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan Sang Khalik mulai dari alam kandungan. Manusia dibebani oleh Allah SWT. untuk menjalankan fungsi kekhalifahan di muka bumi. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah. Banyak ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia sebagai pelaku amanah Allah dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait.1. b. Prinsip KeadilanMenurut penasiran Al-Quan surat Al-Baqarah; 282 terkandung prinsip keadilan yang merupakan nilai penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, dan nilai inheren yang melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya. Pada konteks akuntansi, menegaskan kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, dilakukan oleh perusahan harus dicatat dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi adalah sebesar Rp. 265 juta, maka akuntan (perusahaan) harus mencatat dengan jumlah yang sama dan sesuai dengan nominal transaksi. Secara sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dengan kata lain tidak ada window dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.1. c. Prinsip Kebenaran Prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan.Sebagai contoh, dalam akuntansi kita selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan nilai keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi. Maka, pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan keadilan harus diaktualisasikan dalam praktik akuntansi. Secara garis besar, bagaimana nilai-nilai kebenaran membentuk akuntansi syariah dapat diterangkan.Dari penjelasan di atas bahwa kata keadilan dalam kontek aplikasi akuntansi mengandung dua makna:1) Keadilan mengandung makna yang berkaitan dengan moral, yaitu kejujuran, yang menempatkan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran, informasi yang dihasilkan oleh seorang akuntan akan berakibat fatal pada pemakai dan pengguna laporan keuangan. Sehingga pengambilan keputusanpun salah dan secara tidak langsung berdampak pada masyarakat banyak.2) Kata keadilan bersifat fundamental. Dimana kata adil disini merupakan sebagai pendorong untuk melakukan upaya-upaya dokontruksi terhadap keadaan akuntansi modern menuju pada akuntansi yang lebih baik dan termoderinisasi sesuai dengan nilai-nilai Islam yang ada.Menurut pandangan beberapa kalangan yang lain akuntansi Islam (syariah) mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut adalah:1. Prinsip Legitimasi Muamalat yaitu sasaran-sasaran, transaksi-transaksi, tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan itu sah dan benar menurut syariat.2. Prinsip Entitas Spiritual adalah adanya pemisahan kegiatan investasi dari pribadi yang melakukan pendanaan terhadap kegiatan investasi dalam aktivitas perusahaan.3. Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip yang keberadaanya dapat memberikan pandangan bahwa perusahaan itu akan terus menjalankan kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui, dan dilikuidasinya merupakan masalah pengecualian, kecuali jika terdapat indikasi yang mengarah kepada kebalikannya. Dari prinsip ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :a) Umur perusahaan tidak tergantung pada umur pemiliknya.b) Mendorong manusia agar salalu beramal dan bekerja keras, padahal ia mengetahui bahwa dia akan tiada suatu saat nanti.1. Prinsip Kontinuitas (Going Concern) merupakan kaidah umum dalam investasi. Prinsip ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan agar perusahan terus beroperasi.2. Prinsip Matching yaitu suatu cermin yang memantulkan hubungan sebab akibat antara dua sisi, dari satu segi, dan mencerminkan juga hasil atau dari hubungan tersebut dari segi lainnya Akuntansi Dalam Kacamata Al-QuranDalam beberapa disiplin ilmu pengetahuan akuntansi merupakan ilmu informasi yang mencoba mengkonversi bukti dan data menjadi informasi dengan cara melakukan pengukuran atas berbagai transaksi dan akibatnya yang dikelompokkan dalam account, perkiraan atau pos keuangan seperti aktiva, utang, modal, hasil, biaya, dan laba. Sebagaimana firmannya dalam Al-Quran surat Al-Baqarah: 282) yang berbunyi:Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnyaDalam Al Quran juga dijelaskan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al-Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam suratAsySyuara ayat 181-184 yang berbunyi:Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu.Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Dr. Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Agar pengukuran tersebut dilakukan dengan benar, maka perlu adanya fungsi auditing. Pada Islam, fungsi auditing ini disebut tabayyun sebagaimana yang dijelaskan dalam surat Al-Hujuraat ayat 6 yang berbunyi:Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. Sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surat Al-Isra ayat 35 yang berbunyi:Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.Dari paparan di atas dapat disimpulan, bahwa kaidah akuntansi dalam konsep Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa. Dasar hukum dalam akuntansi syariah bersumber dari Al Quran dan Sunah Rasul, serta adat yang tidak bertentangan dengan syariah Islam. Kaidah-kaidah akuntansi dalam Islam, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah akuntansi konvensional. Kaidah-kaidah akuntansi syariah sesuai dengan norma-norma masyarakat Islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.Menurut, Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul On Islamic Accounting, Akuntansi Barat (Konvensional) memiliki sifat yang dibuat sendiri oleh kaum kapital dengan berpedoman pada filsafat kapitalisme, sedangkan dalam akuntansi Islam ada meta rule yang berasal diluar konsep akuntansi yang harus dipatuhi, yaitu hukum syariah yang berasal dari Allah SWT. yang bukan ciptaan manusia, dan akuntansi Islam sesuai dengan kecenderungan manusia yaitu hanief yang menuntut agar perusahaan juga memiliki etika dan tanggung jawab sosial, bahkan ada pertanggungjawaban di akhirat, dimana setiap orang akan mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan Allah SWT. yang memiliki Akuntan sendiri (Rakib dan Atid) yang mencatat semua tindakan manusia bukan saja di bidang ekonomi, tetapi juga bidang sosial-masyarakat dan pelaksanaan hukum syariah lainnya. Jadi, konsep akuntansi dalam Islam jauh lebih dahulu dari konsep akuntansi konvensional, dan bahkan Islam telah membuat serangkaian kaidah yang belum terpikirkan oleh pakar-pakar akuntansi konvensional. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat An-Nahl: 89, yang berbunyi: Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. Manfaat dan Signifikansi Studi Akuntansi Islam1. 1. Menunjukkan bahwa Islam itu meliputi Agama, negara, ibadah dan muamalah, yang mengatur aturan-aturan universal, yang meliputi seluruh fenomena kehidupan, yang mengatur urusan-urusan keduniaan dan akhirat. Juga tidak bertentangan sama sekali dengan lingkungan, waktu, situasi dan kondisi.2. 2. Mengemukakan pokok-pokok pikiran akuntansi yang islami serta menjelaskan dasar-dasar dan kaidah-kaidah pokoknya yang terpenting, dengan cara membandingkannya dengan kaidah akuntansi positif.3. 3. Sebagai bantahan terhadap orang-orang yang ragu terhadap Islam, dan orang-orang yang menolak untuk berpegang kepada kaidah-kaidah dasar Islam.4. 4. Bertambah antusiasnya para pemimpin negara-negara Islam dan Arab dalam merealisasikan hukum IslamMetode Studi Akuntansi Islam1. Metode Istinbath (Eduksi) yaitu menyimpulkan dari sumber-sumber hukum Islam yang muhktamat Al-Quran, yaitu undang-undang Islam, yang terkandung di dalamnya hukum-hukum ibadah dan muamalah As-Sunnah, yaitu sebagai penjabar, penjelas, dan perinci hukum-hukum yang ada dalam Al-Quran Ijtihad-ijtihad ahli fiqih dan ulama untuk meletakkan undang-undang dan peraturan-peraturan yang lebih rinci yang selalu disesuaikan dengan waktu dan tempat Hasil-hasil praktek empirik sejak awal berdirinya Daulah Islamiah. Kebiasaan yang sedang berlaku di masyarakat dengan syarat tidak bertentangan dengan syariat Islam2. Metode Tahili (Analitis) yaitu membandingkan kaidah-kaidah dan dasar-dasar akuntansi islami dengan teori-teori akuntansi positif, dengan membahas segi-segi persamaan dan perbedaannya.Metode Tathbiqi (Aplikasi) yaitu membahas segi-segi implementasi terhadap dasar-dasar dan kaidah-kaidah akuntansi Islam di lingkungan perusahaan atau lembaga-lembaga yang ingin mengaplikasikan syariat Islam, serta pembahasan terhadap kendala-kendala yang kadangkala menghambat proses pertumbuhan dan perluasan implementasi tersebutDasar-dasar Studi Akuntansi Islam1. Menempatkan syariat Islam sebagai hujjah atau dalil bagi ilmuwan-ilmuwan yang membahas masalah ini, bukan sebaliknya.2. Syariat Islam berkaitan erat dengan ibadah dan muamalah, dan tidak mungkin dipisahkan3. Studi-studi dan riset dalam turats Islam (kandungan hukum Islam), seperti pokok-pokok keilmuan, pengumpulan konsep-konsep, kaidah-kaidah dasar, teori-teori serta aturan-aturan untuk menyelesaikan persoalan yang bersifat kekinian secara islami, merupakan suatu langkah yang sangat penting dan esensial, tanpa perlu membahas sama atau tidaknya dengan aturan-aturan konvensional.4. Sepanjang jaman, hukum Islam lebih memfokuskan pada kaidah-kaidah pokok yang sudah baku.5. Sesungguhnya maksud dan tujuan studi dan riset dalam ilmu-ilmu keislaman bukanlah untuk mendapatkan kehormatan duniawi, tetapi pada hakikatnya untuk beramal dan ibadah.Perbedaan Antara Akuntansi Syariah Dan Akuntansi KonvensionalAkuntansi syariah dan akuntansi konvensional merupakan sifat akuntansi yang diakui oleh masyarakat ekonomi secara umum. Keduanya merupakan hal yang tidak terpisahkan dari masalah ekonomi dan informasi keuangan suatu perusahaan atau sejenisnya. Untuk membedakan prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah dalam akuntansi syariah dan akuntansi konvensional, dapat diuraikan sebagai berikut;a. Akuntansi Syariah1. Keaadaan entitas didasarkan pada bagi hasil.2. Kelangsungan usaha tergantung pada persetujuan kontrak antara kelompok yang terlibat dalam aktivitas bagi hasil.3. Setiap tahun dikenai zakat, kecuali untuk pertanian yang dihitung setiap panen.4. Menunjukkan pemenuhan hak dan kewajiban kepada Allah SWT, masyarakat dan individu.5. Berhubungan erat dngan konsep ketaqwaan, yaitu pengeluaran materi maupun non-materi untuk memenuhi kewajiban.6. Berhubungan dengan pengukuran dan pemenuhan tugas atau kewajiban kepada Allah AWT, masyarakat dan individu.7. Pemilihan teknik akuntansi dengan memperhatikan dampak baik buruknya pada masyarakat.b. Akuntansi Konvensional1. Keadaan entitas dipisahkan antara bisnis dan pemilik.2. Kelangsungan bisnis secara terus menerus, yaitu didasarkan pada realisasi aset.3. Periode akuntansi tidak dapat menunggu sampai akhir kehidupan perusahaan dengan mengukur keberhasilan aktivitas perusahaan.4. Bertujuan untuk pengambilan keputusan.5. Reabilitas pengurang digunakan dengan dasar pembuatan keputusan6. Dihubungkan dengan kepentingan relatif mengenai informasi pembuatan keputusan.7. Pemilihan teknik akuntansi yang sedikit berpengaruh pada pemilik.

KESIMPULANDari pembahasan yang telah dipaparkan dan dijelaskan diatas maka, dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah merupakan sistem akuntansi yang bersifat syariah, artinya dalam aplikasinya akuntansi syariah selalu menitikberatkan pada nilai-nilai muamalah dalam syariat Islam, tetapi terus membenahi prinsip dan kaidah akuntansi sesuai dengan Standard Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku. Disamping itu, akuntansi syariah mempertimbangkan apa yang dilakukannya untuk kepentingan masyarakat banyak.

sumber 1. Muhammad. 2002. Pengantar Akuntansi Syariah. Jakarta: Salemba Empat.2. Syahid, Muhammad. 2002. Keunggulan Ekonomi Islam. Jakarta: Zahra.3. Soemitra, Andri. 2009. Bank dan lLembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.4. http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/27/akuntansi-Islam-syariah5. SUMBER : http://ishals.student.umm.ac.id/2012/02/03/konsep-akuntansi-syariah/

Makalah Akuntansi, Sejarah Akuntansi Sejarah Akuntansi

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik - sekarang dikenal sebagai pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) - sudah dipahami di Italia sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 - 1517), yang juga dikenal sebagai Friar (Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang pembukuan di Venice. Buku berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough pada tahun 1543. Pada abad ke 15 romawi jatuh, pusat perdagangan pindah kebelanda, sehingga perkembangan akuntansi memakai system kontinental. Oleh sebab itu kursus akuntansi mulai ditingkatkan, dan disinilah awal mulanya keberadaan akuntan di Indonesia. Pada zaman kemerdekaan dimulai pengiriman akuntan dari Indonesia keluar negri (AS), dan sejak itu pula system akuntansi bergeser dari system kontinental ke system Anglo Saxon (AS). Perguruan tinggi mulai berlomba-lomba membuka jurusan akuntansi, dan berawal tahun 1952. seiring dengan perkembangan akuntansi, maka pada tahun 1953 berdirilah Ikatan Akuntan Indonesia yang merupakan lembaga pengembangan akuntansi di Indonesia.

Pengertian dan Definisi Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.

Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

Fungsi Akuntansi

Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu organisasi.

Prinsip akuntansi

Di bidang akuntansi dan keuangan terutama audit di Indonesia, dikenal istilah prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (merupakan padanan dari frasa generally accepted accounting principles) adalah suatu istilah teknis akuntansi yang mencakup konvensi aturan, dan prosedur yang diperlukan untuk membatasi praktik akuntansi yang berlaku umum di wilayah tertentu pada saat tertentu.

Dalam Prinssip Akuntansi Indonesia yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan maksud laporan akuntansi antara lain : (telah diperbaharui dengan Standar Akuntansi Keuangan namun prinsip dasarnya adalah sama).Perusahaan terpisah dengan pemilik dan perusahaan lainnya, maksudnya akuntansi membedakan asset yang menjadi asset perusahaan dan asset milik pribadi pemilik.

Jadi,prinsip akuntansi terdiri dari :

Manfaat Akuntansi bagi perusahaan, dapat dilihat dari segi:

Bisnis :

Laporan keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi :

Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini:

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,

kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsure.

Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (Inggris: stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin melihat apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi. Keputusan ini mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.

Macam-Macam Akuntansi

Macam-macam akuntansi yang lain :

Macam-macam akuntan dan tugasnya, menurut UU No.34 th. 1945 :

a. Akuntan Privat/Intern/Manajemen

Adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan/ organisasi tertentu, bertugas menjalankan fungsi akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.

b. Akuntan Publik (Extern)

Adalah akuntan yang menjalankan fungsi pemeriksaan secara bebas (indepeden) terhadap laporan keuangan perusahaan dan organisasi lain. Hasil laporan keuangan dinyatakan dalam laporan akuntansi yang berisi pendapat tentang kewajaran atau kelayakan laporan keuangan yang diperiksanya.

Kesimpulan :

kesimpulan yang saya dapat tuliskan dari artikel di atas adalah bahwa akuntansi sangat diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern sebagai informasi mengenai suatu keuangan dalam perusahaan. Akuntansi sangat berguna dan dibutuhkan oleh banyak pihak terutama dalam hal pengambilan keputusan juga dapat berfungsi sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam suatu perusahaan.dan artikel ini juga sangat penting,dan sangat berguna untuk semua orang yang ingin mempelajari akuntansi, agar dapat mengetahui dengan jelas apa akuntansi itu sebenarnya.

Read more: http://www.emakalah.com/2013/01/makalah-akuntansi-sejarah-akuntansi.html#ixzz2jsWpYhAq