2. analisis dan tinjauan teori 2.1. studi literatur · rempah-rempah merupakan tanaman tropis yang...
Post on 28-Nov-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
Universitas Kristen Petra
2. ANALISIS DAN TINJAUAN TEORI
2.1. Studi Literatur
Menurut pendapat Atat Siti Nurani dari Universitas Pendidikan
Indonesia, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Jurusan PKK,
persamaan bumbu dan rempah- rempah adalah tanaman aromatik yang digunakan
untuk bahan masakan yang berfungsi sebagai penyedap dan pembangkit selera
makan. Perbedaannya, bumbu adalah bahan-bahan sebagai penyedap makanan
yang berfungsi untuk membangkitkan selera makan, yang digunakan dalam
keadaan segar atau basah. Bumbu ini berasal dari bahan makanan hewani maupun
dari tumbuh-tumbuhan. Sedangkan rempah-rempah adalah bahan aromatik yang
digunakan untuk memasak berasal dari tumbuhan dan pada umunya bersifat
kering.
Sedangkan menurut Koran Suara Media pada hari Kamis, 25 Maret 2010,
rempah-rempah dapat berasal dari berbagai bagian tanaman, yaitu: bunga, buah,
kulit batang, umbi, daun dan rimpang. Jenis rempah yang banyak dibudidayakan
di Indonesia adalah: jahe, kunyit, kencur, temulawak, cengkih, merica, ketumbar,
jinten, kayumanis, kayu secang, serai, dan kapulaga. Saat ini, pemakaian rempah-
rempah sudah semakin luas. Selain untuk keperluan rumah tangga (bumbu),
rempah-rempah juga digunakan dalam industri farmasi (obat-obatan), industri
kosmetika, industri parfum dan industri pangan (pengolahan daging, ikan, dan
produk lainnya).
Namun dalam hal ini, akan dibahas secara khusus tentang manfaat
rempah-rempah yang berkaitan dengan bidang farmasi (obat- obatan), yaitu
sebagai salah satu alternatif pengobatan tradisional. Perancangan ini, akan
mengangkat tema tentang cara mengolah rempah- rempah menjadi sebuah obat
melalui media buku. Di mana, pada isi buku ini akan dijelaskan mengenai
kandungan nutrisi, khasiat dan cara mengolah rempah- rempah menjadi obat
tradisional. Diharapkan melalui media buku yang dibuat, dapat memandu dan
memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai cara mengolah rempah –
rempah menjadi obat yang benar.
10
Universitas Kristen Petra
2.1.1 Tinjauan Rempah- Rempah
2.1.1.1 Pengertian Rempah- Rempah
Rempah-rempah merupakan tanaman tropis yang tumbuh subur di
Indonesia. Saat ini, pemakaian rempah-rempah sudah semakin luas. Selain untuk
keperluan rumah tangga (bumbu), rempah-rempah juga digunakan dalam industri
farmasi (obat-obatan), industri kosmetika, industri parfum dan industri pangan
(pengolahan daging, ikan, dan produk lainnya).
Rempah-rempah dapat berasal dari berbagai bagian tanaman, yaitu:
bunga, buah, kulit batang, umbi, daun dan rimpang. Jenis rempah yang banyak
dibudidayakan di Indonesia adalah: jahe, kunyit, kencur, temulawak, cengkih,
merica, ketumbar, jinten, kayumanis, kayu secang, serai, dan kapulaga.
Setiap jenis rempah memiliki cita rasa, warna, aroma, dan penampakan
yang berbeda-beda, sehingga kombinasinya satu sama lain akan memberikan
sensasi baru, yang dapat meningkatkan selera, daya terima, dan identitas tersendiri
kepada setiap produk yang dihasilkan. Itu sebabnya minuman tradisional
umumnya terbuat dari kombinasi beberapa jenis rempah.
Rempah-rempah terutama dihasilkan oleh negara-negara berkembang di
kawasan Asia dan Pasifik, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Latin.
Sementara negara konsumen rempah terbesar adalah: Amerika Serikat, Jerman,
Jepang, Rusia, Meksiko, negara-negara Timur Tengah, dan Indonesia (Suara
Media, 2010).
2.1.1.2 Sejarah Rempah- Rempah
Sejarah mencatat ada empat bangsa Eropa yang pernah menjajah
berbagai wilayah di Nusantara. Kedatangan bangsa Eropa di Indonesia itu
awalnya membawa niat mencari sumber rempah-rempah yang menguntungkan
dalam perdagangan. Namun, melihat keelokan dan kekayaan alam di Nusantara,
niat tersebut berubah menjadi hasrat ingin menjajah. Memang, sejak dahulu
Indonesia telah dikenal sebagai surga rempah-rempah. Tanaman seperti cengkeh,
jahe, jintan, merica, kemiri, bawang merah/putih, dan sebagainya, tersedia
melimpah ruah. Khususnya di wilayah Indonesia Timur (Maluku).
Rempah-tempah pada masa prakolonial merupakan barang dagangan
11
Universitas Kristen Petra
paling berharga. Tak hanya digunakan sebagai penyedap rasa, rempah-rempah
juga biasa digunakan dalam pengobatan. Karenanya, ketenaran rempah-rempah
tak kalah dengan emas batangan.
Berbekal alasan seperti itu, bangsa-bangsa Eropa berupaya mencari jalan
menuju pulau-puau di Nusantara yang diketahui sebagai sumber rempah-rempah.
Mulai dari bangsa Portugis, Spanyol, Belanda hingga Inggris, pernah mencicipi
keuntungan perdagangan rempah-rempah tersebut. Perdagangan yang akhirnya
mengambil bentuk monopoli dan penguasaan wilayah (kolonial).
• Bangsa Portugis
Pada awal abad ke-16 (1511), bangsa Portugis di bawah pimpinan
Alfonso D’albuquerque, menguasai Malaka, pusat perdagangan Islam di Asia
Tenggara. Tujuannya adalah untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-
rempah.
Tak puas menguasai Malaka, Portugis kemudian melanjutkan
ekspedisinya menuju Timur, yaitu ke Ternate (Maluku) tahun 1512. Berbeda
dengan Malaka yang merupakan pusat perdagangan rempah-rempah, Ternate
adalah sumbernya. Penghasil utama remah-rempah yang berkualitas dan bernilai
jual tinggi.
Bangsa Portugis pun berupaya menaklukkan Ternate yang saat itu
dikuasaai kerajaan-kerajaan lokal. Peperangan tak terhindarkan dan berakhir
dengan dikuasainya Ternate oleh bangsa Portugis.
Tak hanya mendirikan pos dan benteng perdagangan, bangsa Portugis
juga berupaya “menginternalkan” budaya mereka ke dalam rakyat Ternate.
Budaya Portugis tersebut sampai sekarang masih dapat dilacak jejaknya di
kehidupan masyarakat Ternate (Maluku).
• Bangsa Spanyol
Tidak ingin kalah dengan negara tetangganya (Portugis), bangsa Spanyol
juga turut serta dalam “perburuan” rempah-rempah. Hanya bedanya, jika Portugis
mengambil arah timur melewati Afrika dan India, maka Spanyol sebaliknya.
Mereka mengambil arah barat, yaitu melewati Benua Amerika, kepulauan
Filipina, dan akhirnya mendarat ke Ternate pada 1521.
Terjadilah perseteruan antara kedua bangsa kolonial tersebut untuk
12
Universitas Kristen Petra
memperebutkan penguasaan atas Ternate. Perseteruan yang memaksa Paus
(pemimpin spiritual umat Katolik) untuk campur tangan. Kedua bangsa itu
akhirnya berdamai dengan menandatangani Perjanjian Saragossa (Zaragoza).
Perjanjian yang salah satu isinya berupa pemberian “hak milik” wilayah
Kepulauan Ternate kepada bangsa Portugis.
• Bangsa Belanda dan Inggris
Dua bangsa yang terakhir ini boleh dibilang telat datang ke Nusantara.
Bangsa Belanda pertama kali menjejakkan kakinya pada tahun 1596 di bawah
pimpinan Cornelis de Houtman. Kedatangan mereka sama seperti bangsa Portugis
dan Spanyol, yaitu untuk berdagang. Hal ini terlihat dari dibentuknya suatu
komisi perdagangan, yang kemudian dikenal dengan nama Vereegnigde
Oostindische Compagnie (VOC).
Begitu juga bangsa Inggris datang ke Nusantara pada 1811 dengan
kongsi dagang bernama East India Company (EIC), berpusat di India. Tujuannya,
merebut seluruh wilayah kekuasaan Belanda yang saat itu sudah menguasai
sebagian besar Nusantara (tak hanya di Ternate).
Mengulang kelakuan bangsa Portugis dan Spanyol, kedua bangsa ini
(Belanda dan Inggris) pun saling bertikai. Peperangan tak terhindarkan, dan baru
berakhir ketika disepakatinya perjanjian London tahun 1815.
Berisi kesepakatan bahwa Inggris harus mengembalikan kekuasaannya di
Indonesia kepada Belanda. Sejak saat itu, kekuasaan kolonial Belanda tak
tergoyahkan hingga invasi Jepang pada tahun 1942 dan kemerdekaan bangsa
Indonesia tahun 1945 (Ahira, Anne).
2.1.1.3 Manfaat Rempah- Rempah
Rempah- rempah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita.
Cabe misalnya, berfungsi menurunkan berat badan dan baik bagi kesehatan
jantung. Berikut ini manfaat rempah-rempah bagi tubuh kita, seperti dikutip dari
Self :
1. Menurunkan Berat Badan
Bagi seseorang, sambal dan irisan cabe bisa membuat makanan yang
disantap lebih nikmat. Selain itu juga bisa meningkatkan metabolisme.
13
Universitas Kristen Petra
Penelitian menunjukkan senyawa utama dalam cabe memiliki
pengaruh termogenik dan bisa menyebabkan tubuh membakar kalori
selama 20 menit setelah makan.
2. Kesehatan Jantung
Penelitian menunjukkan bahwa dalam budaya yang memakan paling
banyak makanan pedas memiliki kejadian serangan jantung dan stroke
terendah. Kemungkinan karena cabe bisa mnegurangi pengaruh buruk
dari LDL (kolesterol buruk) dan capsaicin mungkin memerangi
peradangan, yang dianggap sebagai faktor risiko bagi masalah jantung.
3. Mencegah Kanker
Menurut American Association for Cancer Research, capsaicin
memiliki kemampuan membunuh beberapa sel kanker dan leukimia.
Kunyit yang terdapat dalam bubuk kari dan mustard, bisa
memperlambat penyebaran kanker dan pertumbuhan tumor. "Kunyit
memiliki pengaruh sama pada tubuh seperti yang obat kanker," kata
Gregory A. Plotnikoff, M.D., konsultan senior untuk inovasi
perawatan kesehatan di Allina Hospitals and Clinics di Minnesota.
Pasangkan dengan lada hitam untuk menyerapa 2.000 persen kunyit
lebih banyak.
4. Menurunkan Tekanan Darah
Vitamin A dan C memperkuat dinding otot jantung, dan panas dari
lada menambah aliran darah di seluruh tubuh anda. Semua ini setara
dengan sistem kardiovaskuler yang lebih kuat.
5. Meningkatkan Mood
Makanan berempah menaikkan produksi hormon yang membuat kita
merasa baik, seperti serotonin. Jadi makanan berempah ini bisa
membantu mengurangi depresi dan stres (Antaranews).
2.1.1.4 Jenis Rempah- Rempah
Rempah – rempah memang biasa digunakan sebagai bahan utama dalam
pembuatan masakan untuk menambah aroma dan rasa pada makanan. Namun di
samping itu, rempah- rempah memiliki khasiat untuk mengobati berbagai
14
Universitas Kristen Petra
penyakit. Berikut jenis rempah- rempah yang dapat digunakan untuk mengobati
berbagai penyakit:
1. Adas;
Gambar 2.1 : Adas
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin Adas adalah Foeniculum vulgare Mill. Nama sinonimnya:E
officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn. Familianya:Apiaccae (Umbelliferae).
Adas sudah lama dibudidayakan di Indonesia sebagai tanaman bumbu
dan tanaman obat. Tumbuhan adas berasal dari Eropa Selatan dan Asia. Demi
memperoleh manfaatnya, adas pun mulai banyak ditanam di Indonesia, India,
Argentina, Eropa, dan Jepang. Tumbuhan adas dapat hidup mulai dari dataran
rendah samapi ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut.
Tanaman adas tidak sulit tumbuh, dan biasanya diperbanyak dengan biji.
Rawat dengan siraman air yang cukup, beri pupuk organik, dan lakukan
pengendalian hama serta penyakit. Bagian tanaman yang bias dimanfaatkan
sebagai obat adalah akar, daun, dan buah.
Buah adas, atau sering disebut biji kering, berbentuk lonjong dengan
tekstur beralur. Panjangnya 6- 10 mm dan lebarnya 3-4 mm. Buah yang masih
muda berwarna hijau, dan buah yang masak berwarna cokelat agak hijau atau
cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat.
Adas memiliki sebutan yang berbeda di tiap daerah, yakni hades (Sunda),
adas londa atau adas landi (Jawa), adhas (Madura), wala wunga (Sumbawa), das
pedas (Aceh), adeh atau manih (Minangkabau), paapang atau paampas
(Manado), denggu- denggu (Gorontalo), adasa atau rempasu (Makassar), adase
(Bugis).
15
Universitas Kristen Petra
Orang cina menyebutnya Hsiao hui, sedangkan orang Thailand
menyebutnya phong karee atau mellet karee. Di negeri jiran Malaysia, adas
disebut jintan manis. Sedangkan di India disebut barisaunf dan Pakistan disebut
madhurika. Dalam bahasa Inggris, adas disebut fennel.
Adas mengandung minyak asiri, anetole, dan zat kimia lainnya. Minyak
adas merupakan hasil sulingan dari serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada
dua macam minyak adas, yakni manis dan pahit. Kedua macam minyak tersebut
dipakai dalam industry obat- obatan. Biasanya, adas dicampur dengan kulit batang
pulasari. Daun pohon adas bias disantap sebagai sayuran.
Adas berperan dalam menghambat pengeluaran enzim aldose- reduktase,
fosfodiesterase, dan lipoksiginase. Adas juga dapat memperlambat penuaan,
merangasang ovulasi, serta melindungi hati dari gangguan dan racun
(antihepatotoksik). Stigmasterol pada buah adas dapat dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan hormon steroid atau obat KB. Adas sering digunakan pula
sebagai pengawet alami bahan makanan yang bebas efek samping.
Beberapa khasiat adas di antaranya adalah meningkatkan daya tahan
tubuh, mengobati flu, mengatasi ejakulasi dini, dan merangsang ereksi. Adas juga
bersifat anestetik, merangsang keringat (diaforetik), dan merangsang saraf pusat.
Selain itu adas dapat mencegah kemandulan, memperkuat daya tahan sperma, dan
merangsang hormon androgen (Kurniawati 14).
2. Asam Jawa;
Gambar 2.2. Asam jawa
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin: Tamarindus indica Linn. Familia: Leguminosae
Batang pohonnya keras, besar, dan daunnya rindang. Daun asam jawa
bertangkai panjang sekitar 17 cm dan bersirip genap. Bunganya berwarna kuning
16
Universitas Kristen Petra
kemerahan dan buah polongnya berwarna cokelat dengan rasa khas yang asam.
Selain kulit yang membungkus daging buah, di dalam buah polongnya terdapat
juga 2-5 biji berbentuk pipih berwarna cokelat kehitaman.
Pohon asam jawa dapat tumbuh dengan baik sampai ketinggian sekitar
1000 meter di atas permukaan laut. Asam jawa dapat tumbuh di tanah berpasir
atau tanah lempung, terutama di daerah dengan musim kering yang teratur dan
cukup panjang. Di tempat yang sesuai, termasuk di Indonesia, sebagain tanaman
ini tumbuh liar seperti di hutan-hutan savana.
Asam jawa dikenal dengan nama yang berlainan di tiap daerah, seperti
wit asem (Jawa), bak mee (Aceh), tangkal asem (Sunda), celagi (Bali), dam asam
jawi (Gorontalo). Orang Inggris menyebutnya tamarind, sedanglan orang Perancis
menyebutnya tamarinier.
Buah asam jawa mengandung zat-zat gula invert, asam apel, asam sitrat,
asam tartrat, serina, beta-alanin, geraniol, limonene, peptin, prolina, leusin, fenil
alanin, dan asam pipekolik. Bagian daun mengandung stexin, iovitexin, dan
isoorientin, sedangkan kulitnya mengandung zat tanin. Sementara bijinya
mengandung albuminoid dan pati.
Manfaat asam Jawa antara lain untuk menyembuhkan asma,
menyembuhkan batuk, demam,sakit panas, reumatik (nyeri sendi), sakit perut,
morbili, luka borok, bisul, bengkak, nyeri haid, alergi, sariawan dan menurunkan
berat badan (Kurniawati 47; Siddiq 7).
3. Bangle
Gambar 2.3. Bangle
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Zingiber purpureum Roxb. Sinonim: Zingiber cassumunar,
Roxb.
17
Universitas Kristen Petra
Familia: Zingiberaceae
Bangle tumbuh di daerah Asia tropika, dari India sampai Malaysia. Di
Jawa dibudidayakan atau ditanam di pekarangan pada tempat-tempat yang cukup
mendapat sinar matahari, mulai dari dataran rendah sampai 1.300 m dpi. Pada
tanah yang tergenang atau becek, pertumbuhannya akan terganggu dan rimpang
cepat membusuk. Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk
rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang di
pinggir ujungnya berambut sikat.
Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya
hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5mm. Permukaan luar
tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda
kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecokelatan.
Rasanya tidak enak, pedas, dan pahit. Bangle digolongkan sebagai rempah-
rempah yang memiliki khasiat obat. Panenan dilakukan setelah tanaman berumur
satu tahun. Perbanyakan dengan steak rimpang. Bagian yang dipakai adalah
rimpang dan daun.
Bangle mempunyai sebutan lain,diantaranya: Panglai (Sunda), bengle
(Jawa), pandhiyang (Madura).; mugle, bengle, bungle, baglai, baniai, banglai,
bunglai,; Bangle, kunit bolai, kunyit bolai (Sumatera), banggele (Bali),; Bale,
panini, manglai, manguiai, bangerei, wangelei, walegai,; kukuniran, kukundiren,
unin makei, unin pakei, bangle, bongle.
Minyak atsiri diproduksi dari rimpang bangle. Rimpang bangle juga
memiliki kandungan kimia berupa sineol, pinen, dammar, pati dan tanin. Zar-zat
tersebut memiliki khasiat antipirik sehingga dapat digunakan untuk mengatasi
demam dan sakit kepala, expectorant mampu mengencerkan batuk berdahak,
vermifuge digunakan juga untuk obat cacing, perut nyeri, sembelit juga dapat
disembuhkan karena bangle berkhasiat laksatif (pencahar), masuk angin, sakit
kuning, rheumatism, ramuan jamu pada wanita setelah melahirkan, untuk
mngecilkan perut setelah melahirkan, mengurangi kegemukan. Sedangkan bagian
daun berkhasiat untuk menambah nafsu makam, menyembuhkan rasa sebah di
perut (Siddiq 11).
18
Universitas Kristen Petra
4. Bawang Merah;
Gambar 2.4. Bawang merah
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin: Allium cepa L. Familia: Amaryllidaceae (Liliaceae).
Bawang merah mulai dikenal secara luas di Indonesia pada awal abad ke-
20. Tanaman bawang merah dapat diperbanyak dengan biji atau umbi lapis.
Daerah penghasil utama bawang merah di Indonesia antara lain adalah Cirebon,
Brebes, Tegal, Pekalongan, Solo, dan Wates (Yogyakarta).
Bawang merah merupakan herba semusim, tidak berbatang. Daunnya
berbentuk tunggal memeluk umbi lapis. Umbi lapis menebal dan berdaging,
warna merah keputihan. Perbungaan berbentuk bongkol, mahkota bunga
berbentuk bulat telur. Buah batu bulat, berwarna hijau. Biji segitiga warna hitam.
Bagian yang digunakan: umbi lapis. Sifat khas menghangatkan, rasa dan bau
tajam.
Jenis-jenis Bawang Merah:
Ada dua jenis bawang merah yang sering digunakan:
1. Bawang bombay atau onion (Allium cepa L.);
2. Bawang merah biasa atau shallot (A.ascalonicum).
Di Sumatra dikenal dengan sebutan bawang abang mirah (Aceh), pia
(Batak), bawang sirah, barambang sirah, dasun merah (Minangkabau), bawang
suluh (Lampung), bawang abang (Palembang). Di Jawa: bawang beureum
(Sunda), brambang, mbrambang abang, bhabang mera (Madura), jasun bang,
jasun mirah (Bali). Di Sulawesi: lasuna mahamu, ransuna mahendeng, yantuna
mopura, dansuna rundang, lasuna randang, lansuna mea, lansuna raindang
19
Universitas Kristen Petra
(Sulawesi Utara), bawangi (Gorontalo). Di Maluku: kosai miha, bawa rohiha
(Ternate), bawa kahori (Tidore).
Bawang merah mengandung beberapa zat aktif, yakni: allisin dan aliin,
yang bersifat hipolipidemik dan antiseptik; flavonoid, bersifat antiinflamasi atau
antiradang; alil profil disulfide, bersifat hipolipidemik dan antiradang; flavonol,
berfungsi sebagai antibiotik alami, antikoagulan, dan antikanker; kalium;
berfungsi untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh, memelihara fungsi saraf
dan otot. Bawang merah berkhasiat sebagai: antioksidan, yaitu mencegah radikal
bebas penyebab kanker; antiinflamasi, yaitu menyembuhkan peradangan;
antiseptic, yaitu menghambat pertumbuhan mikroorganisme; antikoagulan, yaitu
mencegah penggumpalan darah; antelmintik, yaitu membunuh cacing.
Tri Purwaningsih, 1991.FMIPA Farmasi UI. Telah melakukan
penenlitian efek protektif Bawang Merah pada kerusakan hati akibat karbon
tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata bawang merah menghamabt
peningkatan GPT plasma dan kerusakan jaringan hati akibat CCl4. Memiliki
kegunaan dalam mengobati batuk, haid tidak teratur, kencing manis, obat cacing,
demam pada anak-anak (obat luar), perut kembung pada anak-anak (obat luar).
Minyak bawang merah juga digunakan dalam aromaterapi dan berkhasiat
untuk: mengatasi gangguan pencernaan, menambah selera makan, megobati perut
kembung, mengatasi mual, mengobati maag, membunuh cacing perut, mengobati
disentri, mengobati hipertensi, mengobati gangguan hati. Sebagai obat luar,
minyak atsiri bawang merah dpat dipakai untuk: mengobati pegal linu,
mematangkan bisul, mengatasi rambut rontok, mengobati pilek/flu, mengusir
nyamuk, bakterisida dan fungisida kulit (Ahira; Siddiq 15; Kurniawati 116).
5. Bawang putih;
Gambar 2.5. Bawang putih
Sumber : dokumen pribadi
20
Universitas Kristen Petra
Nama Latin: Allium sativum, Linn. Familia: Liliaceae.
Bawang putih (allium sativum) atau garlic (Inggris) termasuk klasifikasi
tumbuhan berumbi lapis atau suing yang bersusun. Bawang putih tumbuh secara
berumpun dan berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm, mempunyai batang semu
yang terbentuk dari pelepah-pelepah daun. Helaian daunnya mirip pita, berbentuk
pipih dan memanjang. Akar bawang putih terdiri dari serabut-serabut kecil yang
berjumlah banyak. Dan setiap umbi bawang putih terdiri dari sejumlah anak
bawang (siung) yang setiap siungnya terbungkus kulit tipis berwarna putih.
Bawang putih yang semula merupakan tumbuhan daerah dataran tinggi, sekarang
jenis tertentu dibudidayakan di dataran rendah.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa umbi bawang putih
mengandung sejumlah zat aktif, seperti enzim alinase, germanium, sativine,
sinistrina, selenium, scordinin, dan nicotinic acid. Bawang putih juga
mengandung allicin, senyawa yang bersifat antibiotik dan antifungi. Selain itu,
bawang putih mengandung senyawa-senyawa sulfur seperti alliin, ajoene, diallyl
sulfide, dithiin, S-allyl sisteina, saponin, dan flavonoid.
Profesor Matthew Budoff,M.D. dan Naser Ahmadi, M.D. dari Los
Angeles Biomedical Research Institute, Harbour- UCLA Medical Center
menyimpulkan lewat penelitian awal bahwa ekstrak bawang putih dalam bentuk
pil yang dikombinasi dengan vitamin B12, asam folat, vitamin B6, dan L-arginine
dapat menghambat aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah. Konsumsi
bawang putih secara rutin dapat membantu menurunkan kadar kolestrol darah.
Khasiat ini berkat kandungan zat anti kolestrol yang disebut ajoene, yang
mencegah penggumpalan darah.
Dr. Gilles Fillion dari Institute Pasteur di Prancis mengemukakan bahwa
bawang putih dapat membantu pelepasan serotonin yang berfungsi mengatur
suasana hati dan perilaku, seperti rasa cemas, murung, sakit, agresi, stress, kurang
tidur, dan ingatan. Kadar serotonin yang tinggi dalam otak akan menenangkan,
mempermudah tidur, dan mengatasi kesedihan.
Bawang putih dikenal dengan banyak nama. Orang Inggris menyebutnya
garlic. Orang Sunda menyebutnya bawang bodas. Nama-nama lain bawang putih
21
Universitas Kristen Petra
adalah bawang handak (Lampung), kasuna (Bali), lasuna pute (Bugis), bhabang
pote (Madura), dan bawa bodudo (Ternate).
Bawang putih dapat mencegah dan mengobati kanker prostat, perut,
kolorektal (usus dan dubur), payudara, lever, kulit, dan paru-paru. Selain itu, dapat
mengobati sakit kepala; mengobati asma, batuk, dan masuk angin; mengobati
sakit kuning, sesak napas, dan busung air; mengobati ambeien; mengatsi sembelit;
mengobati luka memar; mengobati luka akibat benda tajam berkarat;
mempercepat matangnya bengkak abses; untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu
atau duri; sengatan serangga; mengusir cacing kremi dan cacing perut; sulit tidur
(insomnia) (Siddiq 17; Kurniawati 127).
6. Bunga pekak/ bunga lawang
Gambar 2.6. Bunga pekak
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: lllicium verum. Familia: Illiciaceae.
Rempah yang satu ini dikenal juga dengan nama bunga pekak atau star
anise (lllicium verum). Bentuknya persis bintang atau bunga dengan delapan
kelopak berujung lancip. Aromanya sangat khas, tajam dan wangi dengan rasa
sedikit manis. Bumbu ini banyak digunakan pada masakan Cina. Bunga lawang
termasuk salah satu rempah dalam bumbu tradisional Cina yang terkenal dengan
sebutan five-spice powder.
Tanaman bunga lawang memang berasal dari daratan Cina. Kemudian
menyebar ke seluruh dunia melalui jalur perdagangan. Bunga lawang juga banyak
dipakai dalam masakan India yang kaya rempah misalnya untuk kari. Bangsa
Thailand, Vietnam, dan Indonesia juga banyak memakai bunga lawang untuk
penyedap masakan.
22
Universitas Kristen Petra
Penggunaan bunga lawang sebagai bumbu masakan tidak perlu
dihaluskan. Cukup dimasukkan ke dalam masakan, langsung akan menguarkan
aroma tajam dan sedap. Ada juga yang dijual dalam bentuk bubuk, tapi biasanya
aromanya tak setajam kalau masih utuh.
Dalam pengobatan tradisional China, bunga lawang biasa diresepkan
sebagai obat untuk mengatasi masalah pencernaan, meningkatkan kesehatan organ
reproduksi perempuan serta membantu ibu menyusui untuk meningkatkan suplai
ASI; sifat antibakteri dan antijamur yang dimiliki bunga lawang berguna dalam
pengobatan asma, bronchitis, dan batuk kering.
Untuk itu, tak mengherankan banyak produk obat batuk yang
menggunakan tanaman ini sebagai salah satu bahannya; aroma bunga lawang
yang menenangkan bisa membuat tidur lebih baik dan nyenyak; minyak bunga
lawang berguna mengatasi rematik dan nyeri punggung bagian bawah, tanaman
ini juga isa digunakan sebagai penyegar napas alami; Shikimic asam, salah satu
senyawa dalam bunga lawang digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan
influenza atau virus flu; sementara itu, linalool, senyawa lainnya pada bunga
lawang mengandung sifat antioksidan sehingga sangat baik untuk kesehatan tubuh
secara keseluruhan dan dapat digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan
dan memiliki fungsi diuretik atau melancarkan saluran kencing (Viva News;
Media Indonesia).
7. Cabe Jawa;
Gambar 2.7. Cabe jawa
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin:Piper retrofractum Vahl. Sinonim:P.longum, Bl. =
P.officinarum, (Miq.), DC. = Chavica offi- cinarum, Miq. = C.
maritime,Familia:Piperaceae.
23
Universitas Kristen Petra
Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan,
ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir
seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tanaman ini
juga membutuhkan sinar matahari yang cukup.
Tanaman cabe jawa dapat tumbuh subur dan produktif berbuah pada
tanah liat yang mengandung pasir, subur, gembur, dan banyak mengandung
humus. Jika tergenang air, tanaman cabe jawa akan mudah terserang penyakit
busuk akar dan bakteri patogen tanah.
Tanaman ini menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat;
rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Buah
majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak
mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis
tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan
pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya
menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman.
Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Nama lain cabe jawa adalah Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa,
c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang,
cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi: kejang perut, muntah-
muntah, perut kembung, mulas; disentri, diare; sukar buang air besar pada
penderita penyakit hati; sakit kepala, sakit gigi; batuk, demam;hidung berlendir;
lemah syahwat; sukar melahirkan; neurastenia, dan tekanan darah rendah. Bagian
akar dapat digunakan untuk kembung, pencernaan terganggu; tidak dapat hamil
karena rahim dingin; membersihkan rahim setelah melahirkan; badan terasa
lemah; stroke; rematik, gout, dan nyeri pinggang. Daun dapat digunakan untuk
mengatasi kejang perut dan sakit gigi.
Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic
acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene,
piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin.
Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan
24
Universitas Kristen Petra
susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan
piperlonguniinine (Kurniawati 29).
8. Cabe Merah;
Gambar 2.8. Cabe merah
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Capsicum Annuum L. Familia : Solanaceae
Nama cabe merah di daerah Sumatera: campli, capli (Aceh), ekiji-kiji,
kidi-kidi (Enggano), leudeu (Gayo), lacina (Batak Karo), lasiak, lasina (Batak
Toba), lada sebua (Nias), raro sigoiso (Mentawai), lado (Minangkabau), cabi
(Lampung), cabe, lasinao (Melayu). Jawa: cabe, lombok, sabrang (Sunda),
lombok, mengkreng, cabe (Jawa), cabhi (Madura), tabia (Bali): Nusa Tenggara:
sebia (Sasak), saha, sabia (Bima), mbaku hau (Sumba), koro (Flores), hili
(Sawu). Kalimantan: sahang (Banjar), rada (Sampit), sambatu (Ngaju). Sulawesi:
rica (Mana-do), bisa (Sangir), mareta (Mongondow), malita (Gorontalo), lada
(Makasar), ladang (Bugis). Maluku: manca (Seram).
Cabai berasal dari Amerika tropis, tersebar mulai dari Meksiko sampai
bagian utara Amerika Selatan. Di Indonesia, umumnya cabai dibudidayakan di
daerah pantai sampai pegunungan, hanya kadang-kadang menjadi liar. Tanaman
ini cocok ditanam pada tanah yang gembur, kaya humus, tidak tergenang air,
dengan pH ideal sekitar 5-6. Musim tanam yang baik untuk lahan kering adalah
pada pengunjung musim hujan (Maret-April). Bisa juga dilakukan pada Oktober
dan panen pada Desember untuk mendapatkan harga cabai yang tinggi, kendati
berisiko gagal.
Tanaman ini memiliki ciri-ciri perdu tegak, tinggi 1-2,5 m, setahun atau
menahun. Buahnya buah buni berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok,
meruncing pada bagian ujungnya, menggantung, permukaan licin mengilap,
diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda
25
Universitas Kristen Petra
berwarna hijau tua, setelah masak menjadi merah cerah. Biji yang masih muda
berwarna kuning, setelah tua menjadi cokelat, berbentuk pipih, berdiameter
sekitar 4 mm.
Jenis-jenis Cabai Merah:
1. Cabai merah keriting (C. annum L. var. longum Sendt)
Buahnya panjang, mengikal atau mengeriting, dan ujungnya meruncing.
Rasanya lebih pedas, bijinya relatif banyak jika dibandingkan dengan ukuran
buahnya. Buah yang masih muda berwarna hijau, lalu cokelat, dan akhirnya
setelah masak menjadi merah tua. Dalam kelompok cabai merah keriting
terdapat beberapa jenis, yaitu cabai solok, cabai Bengkulu, cabai irian, dan
cabai Cirebon. Buah cabai jenis ini terutama digemari oleh masyarakat
Sumatra Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Riau, dan Lampung.
2. Cabai merah besar atau cabai bulat (C. annum L.var. abreviata Eingerhuth)
Buahnya ada yang pendek dan panjang, dan ujungnya tumpul atau bulat.
Rasa buahnya kurang pedas dan agak manis. Kulit buahnya relatif lebih tebal
dibandingkan dengan cabai keriting. Dalam kelompok cabai merah besar
terdapat beberapa varietas, yaitu cabai jawa, cabai udel, cabai domba, cabai
Taiwan (long-chili), dan cabai jepang. Semuanya ini sering disebut cabai
manis (sweet pepper). Buah cabai jenis ini terutama disukai oleh masyarakat
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.
Buah mengandung kapsaisin, dihidrokapsaisin, vitamin (A, C), damar,
zat warna kapsantin, karoten, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin, clan lutein.
Selain itu, juga mengandung mineral, seperti zat besi, kalium, kalsium, fosfor, dan
niasin. Zat aktif kapsaisin berkhasiat sebagai stimulan. Jika seseorang
mengonsumsi kapsaisin terlalu banyak akan mengakibatkan rasa terbakar di mulut
dan keluarnya air mata.
Cabai rasanya pedas, sifatnya panas. Buah berkhasiat stimulan,
meningkatkan nafsu makan (stomakik), peluruh keringat (diaforetik), perangsang
kulit, dan sebagai obat gosok. Buah digunakan untuk pengobatan : rematik,
sariawan, sakit gigi, influenza, luka bisul dan meningkatkan nafsu makan.Getah
daun muda digunakan untuk : mempermudah persalinan (Kurniawati 23; Siddiq
22).
26
Universitas Kristen Petra
9. Cabe Rawit
Gambar 2.9. Cabe rawit
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Capsicum frutescens L. Familia: Solanaceae
Cabai rawit adalah tanaman budidaya, kadang- kadang ditanam di
pekarangan sebagai tanaman sayur atau tumbuh liar di tegalan dan tanah kosong
yang terlantar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah
kering, dan ditemukan pada ketinggian 0,5-1.250 m dol. Perdu setahun,
percabangan banyak, tinggi 50-100 cm.
Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang
masak berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm,
berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik
yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek
domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda
berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi
muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Cabai rawit dapat
diperbanyak dengan biji.
Cabai rawit baru-baru ini diketahui memiliki khasiat mengurangi terjadi
penggumpalan darah dan menurunkan kadar kolestrol. Satu hal lagi, banyaknya
kandungan zat karoten dalam cabai jenis ini, para ahli mengasumsikan cabai rawit
ini juga dapat mengatasi infertilitas atau ketidaksuburan , memperlambat proses
penuaan, dan sebagai obat kuat.
Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan
pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimulant kuat untuk jantung dan aliran
darah, anti rematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan
nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan
27
Universitas Kristen Petra
menimbulkan rasa panas). Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok, peluruh
kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh
kencing (diuretik).
Buah digunakan untuk pengobatan: rematik, sariawan, sakit gigi,:
influenza, dan meningkatkan nafsu makan. Selain itu juga mengobati bisul dan
sakit perut. (Siddiq 25).
10. Cengkih;
Gambar 2.10. Cengkeh
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr. Sinonim : Syzygium
Perry. Eugenia caryophyllata, Thumberg. E.caryophyllus, Sprengel. Caryophyllus
aromaticus, Linn. Jambos carryhophyllus, Spreng. Familia: Myrtaceae
Nama lain cengkih adalahClove (Inggris), Cengkeh (Indonesia, Jawa,
Sunda), ; Wunga Lawang (Bali), Cangkih (Lampung), Sake (Nias); Bungeu
lawang (Gayo), Cengke (Bugis), Sinke (Flores); Canke (Ujung Pandang), Gomode
(Halmahera, Tidore);
Cengkih adalah tanaman asli Indonesia yang merupakan negara
penghasil dan pengguna cengkih terbesar, yaitu sekitar 80% (FAO, 2005), yang
diikuti oleh Madagaskar dab Tanzania. Cengkih adalah bahan utama rokok kretek
khas Indonesia.
Cengkih termasuk jenis tumbuhan perdu yang dapat memiliki batang
pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan
sampai ratusan tahun, tingginya dapat mencapai 20 -30 meter dan cabang-
cabangnya cukup lebat. Mahkota atau juga lazim disebut tajuk pohon cengkih
berbentuk kerucut. Bunga dan buah cengkih akan muncul pada ujung ranting daun
dengan tangkai pendekserta bertandan.
28
Universitas Kristen Petra
Bunga cengkih keringakan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas
sebab mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkih pertama kali berbuah pada
umur 4-7 tahun. Cengkih akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-
2cm.Tumbuhan cengkih akan tumbuh dengan baik apabila cukup air dan
mendapat sinar matahari langsung.. Di Indonesia, Cengkih cocok ditanam baik di
daerah daratan rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900
meter di atas permukaan laut.
• Jenis-jenis cengkih:
1. Siputih
Jenis cengkih ini berdaun kuning atau hijau muda, dengan helaian lebar.
Cabang dan daunnya kurang rimbun karena dahan-dahan mati dari bawah
sampai setinggi 2 meter. Bunganya berwarna kuning besar-besar, dan
berjumlah belasan pada tiap rumpun.
2. Sikotok
Daunnya berwarna hijau sampai hijau tua kehitam-hitaman dengan
helaian yang lebih mengkilap dan lebih kecil daripada si putih. Bunganya
berwarna kuning dengan sedikit kemerahan pada tangkainya dan tiap
rumpun berbunga antara 20-50.
3. Zanzibar
Sebetulnya jenis cengkih ini berasal dari Maluku. Bentuk daunnya
panjang dan ramping, berwarna hijau gelap. Pangkal daunnya mengecil
dan kuncup bunga muda berwarna lebih merah. Buah yang tua berbentuk
bulat panjang. Jenis cengkih Zanzibar ini disebut bungulawan kiri oleh
orang Ambon.
Minyak atsiri dari cengkih memiliki fungsi anestetik dan antimicrobial.
Minyak cengkih sering dipakai untuk menghilangkan bau napas dan untuk
meredakan sakit gigi. Minyak cengkih juga digunakan dalam ramuan tradisional
chojiyu (1% minyak cengkih dalam minyak mineral; “choji” berarti cengkih;”yu”
berarti minyak). Selain itu, minyak cengkih dapat memperkuat lendir usus dan
lambung serta menambah jumlah darah putih.
Cengkih adalah sumber vitamin E (alfa tokoferol), kalsium dan zat besi
yang baik. Cengkih juga merupakan sumber vitamin C, vitamin K, magnesium,
29
Universitas Kristen Petra
dan mangan yang sangat baik. Cengkih mengandung senyawa kimia yang disebut
eugenol (72-90%). Zat ini memiliki fungsi antiseptik dan anestetik sehingga
digunakan dokter gigi untuk mematikan saraf gigi. Kandungan zat-zat lain yang
terdapat dalam cengkih adalah asetil eugenol, betakarofilen, dan vanillin. Ada
pula kandungan tannin, asam krategolat, beragam senyawa flavonoid (yaitu
eugenin, kaemferol, rhamnetin, dan eugenitin), berbagai senyawa triterpenoid
(yaitu asam asam oleanolat, stigmasterol, dan kampesterol), serta mengandung
berbagai senyawa seskuiterpen (Kurniawati 7; Siddiq 28).
Menurut Endah Lasmadiwati (Swara Kaltim 10-2-2003), pakar tanaman
obat dan pemilik Taman Obat Sringanis, cengkih bisa digunakan untuk beberapa
keluhan, seperti: rematik, kolera, menghitamkan alis mata, menambah denyut
Jantung; Campak dan mengobati amandel.
11. Jahe;
Gambar 2.11. Jahe
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin: Zingiber officinale Rosc. Familia: Zingiberaceae.
Jahe tersebar luas di kawasan Asia Selatan. Tanah yang disukainya
adalah tanah yang gembur, subur, dan cukup banyak mendapat sinar matahari.
Meskipun jahe menyukai kondisi yang sedikit lembap, namun kelembapan yang
berlebihan justru dapat menganggu pertumbuhannya karena penyakit akan mudah
menyerangnya sehingga dapat menyebabkan kegagalan tanam. Kawasan yang
dapat ditanami jahe cukup luas karena tanaman ini mampu beradaptasi di dataran
rendah hingga dataran berketinggian 1.750 m dari permukaan laut. Namun,
pertumbuhan jahe akan optimal pada daerah dengan ketinggian 200-600 m dari
permukaan laut.
30
Universitas Kristen Petra
Akarnya berbentuk rimpang, berbau harum, dan pedas. Rimpang jahe
bercabang rapat, panjang membulat, berbentuk bulat agak pendek. Kulit luar
rimpang berwarna kuning, beraroma khas jahe yang tajam dan agak pedas.
• Jenis-jenis Jahe:
1. Jahe Gajah,
Dikenal juga dengan sebutan jahe badak (Jawa Barat), atau jahe
kombongan (Bengkulu). Warnanya kuning sampai putih, seratnya sedikit dan
lembut serta rimpangnya paling besar. Aromanya tidak terlalu tajam dan
rasanya kurang pedas. Kandungan minyak atsiri jenis jahe ini adalah 0,82-
1,68% (dari berat kering). Jahe putih berkhasiat untuk mengobati batuk,
bengkak, mual-muntah di perjalanan, eksem, panu, kaki/ tangan terkilir,
virtiligo, borok, gigitan ular, gigitan serangga, cacingan (gelang).
2. Jahe Kuning,
Sejenis dengan jahe emprit. Rimpang jahe ini lebih kecil daripada jahe
gajah, tapi lebih besar daripada jahe merah. Bentuknya agak pipih, berwarna
kuning, berserat lembut, dan aromanya cukup tajam. Jahe ini mengandung
minyak atsiri 1,5-3,3% (dari berat kering). Jenis jahe ini palinh banyak
digunakan sebagai bumbu masakan.
3. Jahe Merah,
Dikenal juga dengan sebutan jahe sunti. Ukuran rimpangnya paling kecil
di antara jenis jahe lainnya. Warnanya merah sampai jingga muda, berserat
kasar, beraroma tajam, dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak
atsirinya 2,58-2,72% (dari berat kering). Jahe ini lebih banyak digunakan
dlam industri obat-obatan. Jahe merah berkhasiat untuk mengobati:
migren/sakit kepala, darah kental, gangguan pencernaan, perut kembung,
rematik/ pegal linu, masuk angin, flu/pilek.
Jahe dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalam
bahasa Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina, zenzero dalam
bahasa Italia, dan jengibre dalam bahasa Spanyol. Di beberapa daerah di
Indonesia juga dikenal dengan sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae
(Jawa, sasak), jhai (Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), dan pese
(Bugis).
31
Universitas Kristen Petra
Menurut data dari Bagian Riset dan Pengembangan PT Sido Muncul,
jahe mengandung satu sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin.
Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman
berasal. Kandungan utamanya yaitu zingiberene, arcurcumene,
sesquiphellandrene, dan bisabolene.
Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk,
peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan pencegah mual. Baik untuk
menghilangkan mual dan kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk
udara, atau mabuk laut) bahkan pada beberapa buku teks pengobatan
menganjurkan wanita hamil agar mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa
mual dan muntah selama kehamilan. Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris
yang menunjukkan jahe efektif mengurangi mual bahkan mual yang timbul
setelah operasi
Penelitian di Denmark membuktikan bahwa pemberian jahe pada pasien
rematik dan gangguan muskuloskleletal sangat bermanfaat dalam menghilangkan
nyeri dan gejala yang berhubungan dengan rematik. Beberapa pengujian telah
memberikan hasil yang baik dengan menghilangnya rasa nyeri, sakit serta
peradangan/pembengkakan. Dan, pada percobaan in vitro, jahe Indonesia ternyata
mengandung bahan antirhinovirus yaitu beta-sesquiphelandrone. Diketahui bahwa
rhinovirus adalah salah satu virus penyebab utama penyakit common cold atau
influenza (tokoherbal.com; Siddiq 34; Kurniawati 144).
12. Jintan Hitam
Gambar 2.12. Jintan hitam
Sumber : dokumen pribadi
32
Universitas Kristen Petra
Latin : Nigella Sativa L. Suku : Ranunculaceae
Tanaman ini tumbuh liar sampai pada ketinggian 1100 m dari permukaan
laut. Biasanya ditanam di daerah pegunungan ataupun sengaja ditanam dihalaman
atau ladang sebagai tanaman rempah-rempah. Jintan hitam atau jintan hitam pahit
adalah adalah biji berbentuk kerucut berwarna kehitaman yang dihasilkan oleh
tanaman berbatang lembut berbunga kuning. Selain itu ada yang dinamakan jintan
putih (Cuminum cyminum L. dari suku Apiaceae) yang lebih sering dipakai dalam
masakan walaupun dipakai juga untuk jamu-jamu tertentu dan dalam bahasa
lnggris disebut cummin.
Di Indonesia disebut jintan hitam, sedangkan di Inggris dikenal sebagai
black cummin
Biji jintan hitam antara lain mengandung minyak atsiri, minyak lemak,
dan saponin melantin, zat pahit nigelin, nigelon, dan timokinon. Minyak atsiri
pada umumnya bersifat anti bakteri, anti peradangan. la juga menghangatkan
perut.
Jintan hitam digunakan untuk mengobati radang pada selaput lendir mata
sehingga penglihatan berkabut, batuk rejan, keputihan pada gadis remaja, lepra,
radang hidung, demam (daunnya), sembelit, encok, digigit serangga/ ular,
influensa (buah / bijinya).
Menurut Prof Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Tumbuhan
Berkhasiat Obat Indonesia: Rempah, Rimpang, dan Umbi biji jintan hitam itu
mampu pula mengobati sakit perut, disentri, keracunan jamur, kembung, batuk,
radang lambung, gonorrhoea, lepra, digigit ular, wasir, cacar air, dan lain-lain
(Majalah AL K1SAH 140-142).
33
Universitas Kristen Petra
13. Jintan Putih
Gambar 2.13 Jintan putih
Sumber : dokumen pribadi
Latin : Cuminum cyminum, Linn. Suku : Apiaceae
Jintan putih (cuminum cyminum) dalam kehidupan sehari-hari sering
digunakan untuk memasak. Disamping itu, biji jintan putih juga digunakan
sebagai pelengkap ramuan obat-obatan tradisional. Biji jintan putih memiliki
aroma yang harum dan menarik. Jintan putih dapat tumbuh dengan baik di daerah
yang beriklim sejuk, seperti misalnya di daerah india utara dekat kiaki
pegunungan himalaya. Di indonesia meskipun dapat tumbuh, tetapi pada
umumnya kurang baik. Jintan putih mempunyai batang kayu dan daunnya
bersusun melingkar dan bertumpuk. Daun jintan putih mempunyai pelepah daun
seperti ranting-ranting kecil. Bentuk daun jintan putih tidak berwujud lembaran,
tetapi lebih mirip benang-benang kaku dan pendek. Warna dominan tumbuhan ini
hijau dan bunganya berukuran kecil berwarna kuning tua ditopang oleh tangkai
yang agak panjang.
Nama lain jintan putih adalah: Jintan Putih (Indonesia), Jinten Putih
(Jawa), Ginten (Bali); Jinten Bodas (Sunda), Jhinten pote (Madura); Jeura engkut,
Jeura putih (Aceh), Jinten pute (Bugis);
Biji Jintan putih mengandung unsur minyak menguap (terbang) sebanyak
kurang dari 8%. Minyak menguap tersebut diperoleh dari biji jintan putih dengan
cara disuling.
Penyakit yang dapat diobati: Sakit Jantung, haid tidak lancar dan sulit
tidur (Siddiq 45).
34
Universitas Kristen Petra
14. Kapulaga;
Gambar 2.14. Kapulaga
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Amomum comactum Soland ex Maton. Sinonim: Arnornun
cardamornum Willd. Arnomlnn capulaga Spangue & Burk. Familia:
Zingiberaceae.
Kapulaga termasuk herba yang membentuk rumpun seperti tumbuhan
jahe. Tingginya dapat mencapai 2-3 meter dan tumbuh di hutan-hutan yang masih
lebat. Kapulaga tumbuh subur pada ketinggian 200- 1.000 meter di atas
permukaan laut.
Buah kapulaga berbentuk bulat dan agak keriput. Rasa buahnya agak
pahit dan bersifat hangat. Buah yang masak akan pecah dan membelah mengikuti
ruang- ruangnya. Di dalamnya terdapat biji berbentuk bulat telur dan memanjang.
Biasanya buah kapulaga dipetik saat panjangnya mencapai sekitar 1cm, bersisik
tiga, padat berisi, dan setengah matang. Warnanya juga berubah dari hijau tua
menjadi hijau muda, dan baunya pun sangat sedap. Buah yang sudah kering akan
berubah menjadi keriput bergaris-garis, berisi 4-7 butir biji kecil berwarna cokelat
kemerahan.
Semua kapulaga ditemukan tumbuh liar di Pegunungan Malabar, pantai
barat India. Karena sangat diminati di pasar perdagangan dunia, tumbuhan ini pun
menyebar ke mana-mana, seperti Guatemala, Thailand, dan Sri Lanka. Kapulaga
mulai dibudidayakan di Indonesia sejak 1986. Selanjutnya, muncul varietas
kapulaga yang lain dari pegunungan tinggi Mysore (India) dengan buah lonjong
dan bulat. Varietas yang ini lebih disukai karena rasanya lebih sedap. Berbeda
dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya tumbuh merayap, tandan bunga
kapulaga Mysore tumbuh tegak. Dari SriLanka juga muncul varietas Elettaria
35
Universitas Kristen Petra
cardamomum var.major (Ceylon cardamom). Buah varietas ini cenderung lebih
lebar dan pipih daripada kapulaga Malabar (E. cardamomum var. minor).
Sementara dari Thailand mucul varietas Siamese cardamom yang masih sejenis
dengan kapulaga dari Indonesia.
Kapulaga memiliki sebutan khas di tiap daerah, seperti kapolagha (Bali),
palago (Sunda), pelage puwar (Minangkabau), dan gandimong (Bugis). Kapulaga
dikenal pula dengan nama kapol, palago, atau karkolaka. Orang Tionghoa
menyebutnya pai thou kou, sementara orang Yunani menyebutnya cardamomom
yang kemudian dilantinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Di
Thailand, orang menyebutnya krava, sedangkan dalam bahasa Hindi disebut
elaichi. Dalam bahasa Tamil, kapulaga disebut elakkaai.
Rasa buah kapulaga agak pedas seperti jahe, terapi aromanya sedap
sehingga orang Inggris menyebutnya grains of paradise. Aroma yang sedap itu
berasal dari kandungan minyak asiri yang terdapat di dalamnya. Ekstrak minyak
asiri dari biji kapulaga dikemas oleh beberapa produsen bumbu menjadi oil of
cardamom. Minyak ini juga dipakai sebagai penyedap soft drink dan es krim di
Amerika. Kandungan zat lainnya dalam kapulaga adalah sineol, terpineol,
borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal,
karvona, terpinil asetat, dan kersik.
Kapulaga adalah sumber zat besi dan mangan yang sangat baik.
Kapulaga juga merupakan sumber vitamin C, kalsium, magnesium, kalium, dan
seng yang baik.
Hampir seluruh bagian tanaman kapulaga, terutama akar dan buah
kapulaga, dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit serta dijadikan bahan
campuran obat. Kapulaga berkhasiat untuk meredakan batuk, mengatasi perut
kembung, dan menurunkan panas. Kapulaga juga dapat menjadi obat pengencer
dahak dan antimuntah (Kurniawati 52).
36
Universitas Kristen Petra
15. Kayu manis;
Gambar 2.15. Kayu manis
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Cinnamomum burmannii (nees) BI. Sinonim: Cinnamomum
chinense Bl. Cinnamomum dulce Nees. Cinnamomum kiamis Nees.
Familia: Lauraceae.
Pada masa lalu, bangsa Mesir menggunakan kayu manis untuk
mengawetkan jenazah para Firaun yang dimumikan. Setelah 2100 SM, bangasa
Mesir mengimportkan kayu manis dari Cina dan Asia Selatan untuk keperluan
tersebut. Seiring peningkatan aktivitas perdagangan rempah, kayu manis pun tidak
hanya digunakan untuk keperluan religious tetapi mulai dimanfaatkan sebagai
bumbu masakan.
Pohonnya tinggi dapat mencapai 15 meter. Batang berkayu dan
bercabang-cabang. Daun tunggal, lanset, warna daun muda merah pucat setelah
tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, tumbuh di ketiak daun, warna
kuning. Buah buni, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam.
Akar tunggang.
Ada banyak jenis kayu manis yang tersebar di berbagai belahan bumi,
tetapi hanya 4 jenis yang terkenal dalam perdagangan local dan ekspor, yakni:
1. Cinnamomum burmannii
Jenis kayu manis adalah tanaman asli Indonesia, yang dikenal dengan
nama cassia vera, kaneel cassia, atau Padang kaneel. Kayu manis asli
Indonesia ini juga dikenal sebagai Indonesian cinnamon, Padang cassia, atau
Korintje. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada ketinggian 600- 1.500 meter
di atas permukaan laut. Kayu manis ini banyak ditemui di Sumatra Barat
37
Universitas Kristen Petra
(Padang) dan Jambi (Kerinci). Jenis kayu manis ini memiliki kandungan
minyak atsiri paling rendah sehingga harganya lebih murah.
2. Cinnamomum aromaticum
Jenis kayu manis ini berasal dari Bangladesh, Cina, India, dan Vietnam.
Dalam dunia perdagangan, tanaman ini disebut cassia, Chinnese cinnamon,
atau Chinese kaneel. Teksturnya lebih tebal dan kasar, rasa dan aromanya pun
lebih keras. Warnanya cenderung cokelat kemerahan.
3. Cinnamomum zeylanicum
Jenis kayu manis ini berasal dari Sri Lanka, dan dikenal sebagai cinnamon
tree atau kaneelboom. Teksturnya lebih tipis dan halus, rasa dan aromanya
pun lebih lembut. Warnannya cokelat kekuningan dan baunya lebih wangi.
4. Cinnamomum cullilawan
Jenis kayu manis ini dikenal dengan nama salakat atau salakar (Ambon),
atau tejo (Laut Seram). Tanaman ini tumbuh liar dengan kayu yang lunak dan
berwarna putih. Warna dan rasa akarnya seperti Sassafras amerika (Sassafras
officinale). Daunnya agak licin dan baunya mirip minyak cengkih. Kulit
batangnya berbau minyak kayu putih dan dalam dunia perdagangan disebut
kulitlawan atau kulilawan. Minyak kulitlawan dijual dengan nama minyak
lawang. Minyak ini sering digunakan sebagai obat gosok, obat sakit maag
(gangguan pencernaan), dan penyakit kolera.
Kayu manis dikenal dengan nama- nama khas di tiap daerah, yakni
kanigar, holim, holim manis, modang, siak- siak, atau padang kulik manih
(Sumatra); huru mentek, kiamis, atau manis jangan (Jawa); kanyegar (Madura);
kesingar, kecingar, atau cingar (Bali); kuninggu (Sumba); dan puu ndinga
(Flores).
Kandungan kimia yang terdapat dalam kayu manis adalah minyak asiri
(0,5 - 1%), eugenol (66- 80%, banyak ditemukan dalam daun), safrol,
sinamaldehide (60- 75%), tannin, kalsium oksalat damar, dan zat penyamak.
Komponen kimiawi lain dari minyak asiri kayu manis termasuk etil sinamat,
betakarofilen, linalool, dan metal kavikol. Kayu manis juga mengandung
cinnzelanol, kumarin, benzyl benzoate, dan felandren.
38
Universitas Kristen Petra
Kayu manis adalah sumber vitamin K dan zat besi yang baik. Kayu
manis juga merupakan sumber serat, kalsium, dan mangan yang sangat baik. Kayu
manis memiliki efek farmakologis yang dibutuhkan dalam obat- obatan. Kulit
batang, daun, dan akarnya bias dimanfaatkan sebagai obat- obatan dengan khasiat
sebagai peluruh kentut (karminatif), penambah selera makan (stomakik), peluruh
keringat (diaforetik), antirematik, dan penghilang rasa sakit (analgesik).
Menurut pakar pengobatan herbal, Prof. Hembing Wijayakusuma, kayu
manis berkhasiat sebagai obat beragam penyakit. Di antaranya sebagai obat asam
urat, tekanan darah tinggi (hipertensi), radang lambung atau maag (gastritis), sakit
kepala (vertigo), nyeri pinggang, masuk angin, perut kembung, sakit gigi, pilek,
diare, mual- muntah, hernia, jantung, sembelit, sariwan, asma, sakit kuning,d an
menjaga kesuburan wanita (Kurniawati 94).
16. Kayu Secang
Gambar 2.16. Kayu secang
Sumber : dokumen pribadi
Nama lain: Caesalpia sappan L. Familia: Caesalpiniaceae
Tanaman ini menyenangi tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 m dpl.,
seperti di daerah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang
tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun.
Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan percabangannya berduri tempel
yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau
kecoklatan.
Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila
digodok memberi warna merah gading muda, dapat digunakan untuk pengecatan,
memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta.
39
Universitas Kristen Petra
Perbanyakan dengan biji atau stek batang. Nama lain kayu secang adalahSecang
(Sunda), kayu secang, soga jawa (Jawa)
Sifat Kimiawi dan efek farmakologis: Sepat tidak berbau. Menghentikan
perdarahan, pembersih darah, pengelat, penawar racun dan antiseptik. Kandungan
kimia: Kayu: Asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-
phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang
berbau enak dan hampir tidak berwarna.
Penyakit yang dapat diobati: diare, disentri; batuk berdarah pada TBC;
muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah; luka dalam; sifilis,
darah kotor, radang selaput lender mata; malaria; pengobatan setelah bersalin;
tetanus; pembengkakan (tumor); nyeri karena gangguan sirkulasi darah dan Ci
(Herbalisnusantara.com).
17. Kemiri;
Gambar 2.17. Kemiri
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin: Coriandrum sativum
Pohon kemiri mencapai tinggi sekitar 15-25 meter. Daunnya berwarna
hijau pucat dan kacangnya berdiameter sekitar 4-6 cm. Biji kemiri berwarna putih
kekuningan dan dilindungi lapisan keras dengan kandungan lemak hingga 60%.
Lapisan berminyak ini dapat dimanfaatkan sebagai lilin. Satu pohon kemiri akan
menghasilkan kira-kira 30-80 kg kacang kemiri, dan minyak kemiri sebanyak 15-
20% dari berat tersebut.
Pada penggunaan biji kemiri mentah mengandung racun asam
hidrosianik yang jika termakan dalam jumlah berlebihan bias memabukkan dan
memicu diare. Sangrai biji terlebih dahulu sampai hangat sebelum digunakan agar
toksinnya terurai.
40
Universitas Kristen Petra
Kemiri dikenal dengan nama candleberry, Indian walnut, atau candlenut.
Pohonnya disebut varnish tree atau kukui nut tree (Hawaii). Orang Malaysia
menyebutnya buah keras. Kemiri memiliki sebutan berbeda di tiap daerah. Orang
Minangkabau menyebutnya tondeh atau kareh, orang Sunda menyebutnya
muncang, dan orang Dayak ,menyebutnya keminting.
Kemiri Sebagai Obat Kanker dan ISPA, sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Departemen Translational Onkologi, National Institut for Cancer
Research, Italia, menemukan kandungan taxanes pada kulit dan daun tanaman
kemiri yang dapat dijadikan obat penyakit kanker. Tidak hanya kanker, minyak
kemiri dapat membantu mengatasi penyakit yang menyerang sistem pernafasan
anak-anak.
Minyak kemiri memiliki kandungan protein dan lemak tak jenuh.
Mengonsumsi satu sendok makan (3,6g) minyak kemiri dapat memberikan kalori
ekstra sebanyak 120 kalori. Minyak kemiri mengandung vitamin B6 dan thiamin.
Namun, kandungan vitamin B dalam minyak kemiri tidak terlalu tinggi. Selain itu,
minyak kemiri kaya akan vitamin E, serat makanan, mineral, dan antioksidan
fenolat. Satu cangkir tepung kemiri (237ml) memiliki 20 gram karbohidrat dan 12
gram serat.
Kemiri memiliki khasiat yang banyak untuk kesehatan, yaitu mengobati
sariawan, mengobati sakit gigi, mengobati ambeien, mengobati gatal akibat
gigitan serangga dan mengatasi sembelit (Kurniawati 74; Ahira).
18. Kencur;
Gambar 2.18. Kencur
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Kaempferia galanga, Linn. Familia: Zingiberaceae.
41
Universitas Kristen Petra
Kencur bukan tanaman asli Indonesia. Kencur diperkirakan berasal dari
India. Meskipun demikian, kencur sudah menyevar luas, di banyak negara
terutama di benua Asia. Tanaman kencur tumbuh subur di dataran rendah dan
pegunungan dengan tanah gembur dan tidak banyak air. Kencur dapat pula
ditanam dalam pot atau kebun yang tidak basah, terbuka, dan mendapat cukup
sinar matahari. Tanaman ini lazim dipelihara sebagai tanaman hias dan
diperbanyak dengan menanam rimpang yang sudah tua. Sentra kencur terbesar di
Indonesia adalah Jawa Tengah (Boyolali) dan Jawa Timur.
Rimpang kencur berwarna cokelat gelap dan berkesan mengkilap.
Apabila dibelah, tampak daging rimpang berwarna putih cerah. Rimpang kencur
tumbuh bergerombol dan bercabang-cabang. Kadang-kadang umbinya bisa
muncul ke permukaan tanah.
Nama lain: Kencur (Indonesia, Jawa), Cikur (Sunda), Ceuko (Aceh);
Kencor (Madura), Cekuh (Bali), Kencur, Sukung (Minahasa); Asauli, sauleh, soul,
umpa (Ambon), Cekir (Sumba).
• Jenis-jenis Kencur:
Berdasarkan tipe daun, ada dua jenis kencur, yaitu:
1. Kencur berdaun lebar, yang paling banyak ditanam petani di Boyolali dan
Bogor;
2. Kencur berdaun sempit.
Kencur mengandung minyak asiri (2,4- 3,9%), sinamaldehida, asam
motil p-cumarik, asam sinamat, kamfena, etil ester, dan penta dekaan. Rimpang
kencur juga mengandung sineol, paraeumarin, asam anisat, asam sinamat,
borneol, alkaloid, gom, zat pati (4,4%) dan mineral (13,73%). Kencur bersifat
hangat, meredakan rasa sakit, mengeluarkan air dan angina dari tubuh,
mengencerkan dahak, antibakteri, dan melangsingkan tubuh.
Kencur berkhasiat untuk menghangatkan tubuh, melangsingkan tubuh,
meredakan rasa sakit, mengeluarkan air dan angin, mengencerkan dahak, dan
membunuh bakteri. Selain itu kencur juga digunkaan sebagai obat batuk, asma,
kompres untuk bengkak, jerawat, nyeri haid, mulas karena diare, masuk angin,
migren, pilek, pegal linu, perut kembung, mual-muntah, tetanus, pelepas dahaga
(Kurniawati 157).
42
Universitas Kristen Petra
19. Ketumbar;
Gambar 2.19. Ketumbar
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin: Coriandrum sativum. Familia: Asteraceae (Umbeliferae)
Ketumbar dapat tumbuh subur dibudidayakan di kebun-kebun dataran
rendah dan pegunungan. Daunnya mirip seledri , tinggi tanamannya tak lebih dari
satu meter. Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Berbunga majemuk berbentuk
payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Bentuk buah hampir bulat
berwarna kuning bersusun, kalau matang, buahnya mudah dirontokkan. Setelah
itu, dikeringkan. Bentuk bumbu dapur ini adalah butiran-butiran kecil menyerupai
lada. Tapi ukurannya lebih kecil. Aromanya juga menyengat khas.
Orang Thailand menyebut ketumbar dengan nama phak chee. Di daerah
asalnya, yakni Eropa Selatan, Laut Tengah, dan Kaukaus, biji ketumbar yang
sudah dikeringkan disebut fructus coriandri. Daun ketumbar dikenal juga sebagai
Chinese parsley, atau cilantro (terutama di Amerika).
Biji ketumbar mengeluarkan rasa seperti jeruk sitrun jika dihancurkan,
berkat kandungan terpena linalool dan pinena di dalamnya. Rasanya hangat, gurih,
pedas, dan manis-asam, seperti jeruk. Ketumbar adalah sumber vitamin C, fosfor,
kalium, seng, tembaga, dan selenium yang baik. Ketumbar juga merupakan
sumber kalsium, zat besi, magnesium, dan mangan yang sangat baik.
Beberapa khasiat ketumbar di antaranya adalah menyehatkan fungsi
pencernaan, mengatasi perut kembung (karminatif), pelancar ASI (galaktagoga),
dan penambah nafsu makan (stomakik). Ketumbar juga berkhasiat sebagai obat
sakit kepala, antimuntah, flu, wasir, dan radang lambung. Ketumbar dapat
digunakan pula untuk menyembuhkan radang payudara, campak, masuk angin,
menurunkan tekanan darah, dam mengatasi lemah syahwat.
43
Universitas Kristen Petra
Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Agricultural Chemistry,
seperti dikutip situs health.com, menemukan bahwa minyak esensial ketumbar
bisa membunuh salmonella dan E. coli. Untuk memastikan daging sapi atau ayam
yang Anda masak terbebas dari bakteri, cobalah merendam daging yang belum
dimasak dalam bumbu ketumbar ( Kurniawati 66; Media Indonesia).
20. Klabet / Fenugreek
Gambar 2.20. Klabet
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Trigonella foenoem-graecum L.Familia: Papilionaceae
(Leguminoceae).
Terna tahunan, tumbuh tegak, tinggi 30 cm sampai 60 cm. Daun
berbentuk bundar telur terbalik sampai bentuk baji. Bunga tunggal atau sepasang,
keluar di ketiak daun, mahkota berwarna kuning terang. Buah polong gundul,
memanjang atau berbentuk lanset. Buah berisi 10 sampai 20 biji.
Bijinya yang berbentuk persegi berwarna kuning sedikit oranye dengan
tekstur yang sedikit keras. Fenugreek atau lebih di kenal dengan istilah klabet
kalau di Indonesia, merupakan salah satu rempah yang cukup langka dengan rasa
yang sedikit pedas.
Nama lain: Mentya di Kanada, dan Vendayam orang Tamil. Di dalam
pengobatan tradisional Cina, fenugreek biasa disebut dengan Hu Lu Ba.
Sifat khas pahit dan menghangatkan. Khasiat Laksatif, ekspektoran, dan
oroxigenik. Penelitian Sri Adi Sumiwi S.A., 1988. Studi Farmasi, FPS ITB.
Pembimbing: Dr. Ny. N.C. Soegiarso. Telah melakukan penelitian pengaruh
ekstrak biji Klabet terhadap spermatogenesis tikus. Dari hasil penelitian tersebut,
ternyata ekstrak biji Klabet berpengaruh terhadap spermatogenesis tikus jantan.
Selain itu, kunyit juga memiliki beberapa kandungan, antara lain alkaloid
44
Universitas Kristen Petra
trigonelina, steroida, sapogenin, diosgenin, gitogenin, tigogenin, yamogenin,
trilin, diosin, flavonoid vitexin, dan enzim.
Penyakit yang dapat diobati: asma, batuk, haid tidak teratur,
membangkitkan nafsu makan, pencernaan tidak baik, radang lambung, sakit
kerongkongan, wasir, bisul (obat luar), rambut rontok (obat luar), rematik-nyeri
otot (obat luar), pelembut kulit (kosmetika) (Iptek Net; Detik Food).
21. Kunyit Kuning
Gambar 2.21. Kunyit
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Curcuma longa Linn. Sinonim: Curcuma domestica Val. C.
domestica Rumph. C. longa Auct. Familia: Zingiberaceae
Kunyit merupakan tanaman asli India, tetapi sudah menyebar luas di
banyak negara, terutama di kawasan tropis. Di Indonesia, umumnya kunyit
tumbuh dan berproduksi dengan baik. Daerah dataran rendah sampai dataran
tinggi dengan ketinggian hingga 2000 m dari permukaan laut cocok untuk
menanam kunyit. Kunyit menyukai tanah yang liat, tetapi porus atau banyak
berpasir. Tanah yang masih subur dengan kandungan bahan organik tinggi seperti
ladang di pinggir hutan sangat baik dengan pertumbuhan kunyit.
Rimpang kunyit berbentuk agak bulat dan memiliki banyak percabangan
pendek. Dalam satu rumpun dapat ditemui banyak sekali rimpang yang
bergerombol. Bila dikupas akan terlihat daging rimpang berwarna oranye
menyala, rasanya pahit agak getir, dan beraroma khas kunyit.
Kunyit dikenal juga dengan nama kunir (Jawa), temu kuning, atau koneng
(Sunda), konyet (Madura), saffron (Inggris), kurkuma (Belanda), haldi, atau
pasupu (Negara Asia).
45
Universitas Kristen Petra
Kunyit bersifat sebagai antikoagulan (mencegah gumpalan darah)
sehingga kerap dipakai sebagai obat pembersih rahim pasca-melahirkan. Kunyit
juga bersifat tonik, stimulant, karminatif, hemostatis, antigatal, dan antispasmodic.
Kunyit berkhasiat pula untuk melancarkan peredaran darah, menambah vitalitas,
peluru haid, antiinflamasi, membuang gas perut, menutup pori kulit (astringent),
menurunkan panas, dan antibakteri. Sifat antiinflamasi kunyit berasal dari
kandungan minyak asiri.
Kunyit dapat menjadi obat maag yang aman dikonsumsi tanpa efek
samping. Secara eksperimental, kurkumin terbukti efektif mencegah dan
mengobati luka lambung yang dipicu oleh phenylbutazone dan aspirin. Percobaan
klinis tentang efek kunyit pada tukak lambung dilakukan terhadap 12 pasien.
Hasilnya, 5 pasien tukak lambung sembuh dalam kurun waktu 4 minggu dan 7
pasien sembuh dalam kurun waktu 4-12 minggu.
Studi kasus lain mengamati pemakaian bubuk kunyit sebagai obat sakit
perut akibat tukak lambung. Setelah 12 minggu pengobatan, 88% pasien yang
meminum pil kunyit (3 pil= 4 gram) menunjukkan perbaikan dan 1 pasien
sembuh.
Kandungan kurkumin dalam kunyit dan komponen utama dalam kari
kuning dapat menghambat pertumbuhan sel melanoma (kanker kulit) dan memicu
kematian sel tumor. Selain itu, kunyit juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati
maag, mengobati nyeri haid, melancarkan ASI, mengobati keputihan,
melancarkan haid, mengobati radang amandel, mengobati disentri, mengobati
tifus, mengobati usus buntu (Kurniawati 151).
22. Kunyit putih
Gambar 2.22. Kunyit putih
Sumber : dokumen pribadi
46
Universitas Kristen Petra
Nama latin Curcuma Alba L. Sinonim: Curcuma mangga. Familia:
Zingiberaceae.
Kunyit putih memang tak setenar saudaranya, kunyit kuning, yang telah
sekian lama dipercaya memiliki berbagai khasiat. Padahal, rimpang ini sangat
potensial digunakan sebagai obat herba. Banyak kalangan mengakui khasiat
kunyit putih sebagai penangkal masuk angin dan efektif menekan risiko kanker.
Secara fisik, kunyit putih memang agak berbeda dari kunyit kuning.
Ukuran rimpang ini cenderung lebih kecil, dan rasanya lebih getir. Tetapi
keduanya memiliki aroma khas dan kuat lantaran kandungan minyak atsirinya.
Nama lain: kunyit putih, kunir putih, temu bayangan, temu poh (Jawa),
temu pao (Madura), temu mangga, temu putih (Melayu), koneng joho, koneng
lalap, konneng pare (Sunda)
Sebagai antikanker, Anda dapat mengkonsumsi ekstrak kunyit putih.
Kunyit putih ini mengandung suatu zat yang akan menempel secara selektif pada
sel-sel kanker. Zat ini dipercaya mampu memandulkan perkembangan sel yang
berkembang biak secara abnormal. Banyak pasien yang cocok dengan alternatif
ini, sebagai pelengkap terapi penyembuhan kanker yang lain. Zat antikanker
kunyit putih ini berasal dari kandungan senyawa protein toksis dan kurkumin.
Peneliti obat tradisional dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
(Unair), Dr Mangestuti, MS, Apt, menerangkan khasiat kunyit putih telah dikenal
turun temurun. Namun sejauh ini, uji klinis khasiat kunyit putih baru sebatas
pemanfaatan minyak atsiri untuk gangguan pencernaan. Sementara khasiat untuk
kanker, belum ada hasil penelitian resmi dan saat ini penelitian lebih lanjut sedang
dilakukan.
Penyakit yang dapat diobati: Sebagai obat tolak masuk angin dan untuk
pemakaian luar seperti memar, keseleo, bisul yang sulit pecah, cukup borehkan
parutan rimpang kunyit putih pada bagian tubuh tersebut (Suara Merdeka).
47
Universitas Kristen Petra
23. Lada;
Gambar 2.23. Lada
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin: Piper nigrum L. Familia: Piperaceae
Sentra produksi lada di Indonesia adalah Bangka dan Lampung. Bangka
dikenal sebagai penghasil lada putih (Muntok), sedangkan Lampung adalah
penghasil lada hitam (black pepper). Lada hitam dari Lampung diekspor ke
Amerika dan Eropa.
Pohon lada tumbuh di atas tanah yang tidak terlalu kering atau mudah
tergenang, lembap, basah, dan kaya dengan zat-zat organik. Lada tergolong
tumbuhan memanjat. Tumbuhan lada diperbanyak dengan cara mengikat
potongan (stek) sulur lada sepanjang kira-kira 40-50 cm ke pohon lain atau rangka
tanaman dengan jarak sekitar 2 meter. Tanaman lada lebih kukuh merambat di
pohon berkulit kasar ketimbang pohon berkulit halus. Bersihkan tanaman lainnya,
sisakan pepohonan secukupnya untuk aliran udara bebas dan tempat teduh. Tutup
akar pohon lada dengan jerami basah dan pupuk, serta potong cabangnya dua kali
setahun.
• Jenis-jenis Lada:
Dalam pengobatan tradisional, lada dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
1. Lada Hitam (Piperis nigri Fructus)
Lada hitam (tidak dikupas), berasal dari buah lada yang belum masak.
Setelah dipetik, lada dikeringkan bersama kulitnya sampai keriput dan
kehitaman. Lada jenis ini dijual dalam bentuk butiran dan tumbukan.
Biasanya digunakan untuk bumbu olahan daging, sepeti steak dan hidangan
panggang.
48
Universitas Kristen Petra
2. Lada Putih (Piperis albae Fructus)
Lada putih (dikupas), berasal dari buah lada yang sudah masak. Setelah
dipetik, lada dikeringkan dan dikupas kulitnya. Lada jenis ini paling banyak
digunakan sebagai bumbu dapur. Lada putih dijual dalam bentuk utuh dan
serbuk.
Menurut Nia Kurniawati dalam bukunya Sehat& Cantik Alami Berkat
Khasiat Bumbu Dapur, kandungan dalam lada adalah minyak atsiri, filandrena,
alkaloid piperina, dan kavisina. Kandungan zat lainnya dalam lada adalah
piperitina, piperidina, zat pahit, dan minyak lemak. Serbik lada yang mengandung
zat piperin sering kali menyebabkan orang bersin. Beberapa studi menunjukkan
bahwa piperin dapat membantu penyerapan selenium, vitamin B, betakaroten, dan
kurkumin, juga nutrisi lainnya. Lada juga mengandung sedikit safrol, senyawa
karsinogen ringan yang dapat mengiritasi dinding usus.
Menurut Jaffar Siddiq dalam bukunya yang berjudul Rahasia, Khasiat &
Manfaat Bumbu Dapur, Rempah-Rempah dan Sayur-Sayuran, lada juga bisa
digunakan untuk mengobati disentri, kolera, kaki bengkak, nyeri haid, rematik
(nyeri otot), selesma, dan sakit kepala (obat luar). Untuk khasiat daun lada dapat
dimanfaatkan untuk mengobati batu ginjal (Kurniawati 80; Siddiq 47; Republik
Online).
24. Lempuyang wangi
Gambar 2.24. Lempuyang wangi
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Zingiber aromaticum Val. Familia: Zingiberaceae
Di Indonesia banyak ditemukan lempuyang yang tumbuh liar di hutan-
hutan kecil atau peladangan dekat rumah penduduk. Tanaman ini mampu tumbuh
dengan baik pada daerah berketinggian 0-1200 m di atas permukaan laut. Lahan
49
Universitas Kristen Petra
penanaman lempuyang sebaiknya terlindung dari sinar matahari langsung karena
sesuai dengan daerah tumbuh lempuyang liar yang banyak ditemukan di bawah
pepohonan di pinggir hutan. Tanah yang subur dan gembur akan membuat
lempuyang tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Rimpang lempuyang jika dibelah akan tampak daging buah yang
berwarna kuning pucat, berserat banyak dan mempunyai wangi yang cukup tajam,
baunya harum dan wangi serta berasa pedas.
Rimpang lempuyang wangi memiliki komposisi: minyak atsiri yang
tersusun dari akurumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren,
zerumbon, limonene, kamfer; di samping itu zat pedas gingerol, sogaol, zingeron,
paradol, heksahidrokurkumin, dihidrogingerol; informasi lain menyebutkan
dammar, tannin, resin, pati, gula.
Minyak atsiri rimpang dengan kadar terendah 1,56% dapat menghambat
pertumbuhan Streptococcus alpha secara in vitro; dan antibakteri berbanding lurus
dengan konsentrasi perasan, infusa, dan minyak atsiri rimpang lempuyang wangi
mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli.
Rimpang: biasanya digunakan dalam bentuk seduhan rimpang untuk obat
asma, merangsang nafsu makan, merangsang membrane mukosa lambung,
mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, penambah nafsu makan, menurunkan
kesuburan pada wanita, pencegah kehamilan, pereda kejang; di samping itu sering
digunakan juga untuk mengobati penyakit empedu, penyakit kuning, radang sendi,
batuk renja, kolera, anemia, malaria, penyakit saraf, nyeri perut, mengatasi
cacingan, masuk angin. Pada pemakaian luar digunakan untuk mengurangi rasa
nyeri (Siddiq 52).
25. Lengkuas;
Gambar 2.25. Lengkuas
Sumber : dokumen pribadi
50
Universitas Kristen Petra
Nama Latin: Lenguas galanga atau Alpinia galangal. Familia:
Zingiberaceae.
Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya
mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas tumbuh dengan baik di tanah yang gembur,
lembap, tanpa genangan air, dan mendapat sinar matahari. Kondisi tanah yang
cocok untuk tanaman lengkuas adalah tanah liat berpasir yang mengandung
banyak humus. Lengkuas dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi, dampai
1.200 meter di atas permukaan laut.
Rimpangnya keras dengan aroma yang tajam dan manis seperti campuran
antara lada hitam dan buah pinus. Lengkuas dapat menyebabkan keguguran
(abortivum), dan bersifat karminatif, antituberkulosis, serta stimulatif. Serbuk
lengkuas lazim digunakan dalam perawatan infeksi kulit, seperti eksem dan kurap.
Lengkuas juga dapat dimanfaatkan sebagai obat pilek dan sakit tenggorokan.
Sebutan lain untuk lengkuas adalah laos (Jawa) atau laja (Sunda).
Lengkuas juga dikenal dengan nama Thai galangal, blue ginger, atau Thai ginger.
Di Inggris dikenal dengan nama Greater galingale.
• Jenis-jenis Lengkuas:
1. Lengkuas putih, rimpang umbinya berwarna putih dan biasanya
digunakan sebagai bumbu masak;
2. Lengkuas merah (Alpinia purpurata), rimpang umbinya berwarna
merah dan biasanya dimanfaatkan sebagai obat.
Sifat antimicrobial berasal dari kandungan minya atsiri sehingga
lengkuas berfungsi sebagai bakterisida (pembunuh bakteri), bakteristatis
(penghambat pembiakan bakteri), fungisida (membunuh jamur),fungistatis
(penghambat pembiakan jamur), germisida (penghambat spora bakteri).
Tim peneliti dari Jurusan Teknologi Pangan, IPB, yang diketuai oleh
winiati Pudji Rahayu telah membuktikan bahwa lengkuas merah muda memiliki
aktivitas daya hambat antimikroba rata-rata 38,3 %. Lengkuas sanggup
menghambat pembiakan mikroba pathogen dan pembusuk pangan, khususnya
Bacillus cereus. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa masa simpan ikan
kembung pada suhu 40oC dapat diperpanjang dari 5 menjadi 7 hari menggunakan
serbuk lengkuas 2,5% dan garam 5%.
51
Universitas Kristen Petra
Lengkuas dapat mengobati perut kembung dan sebah. Lengkuas juga
dapat mengobati panu, kurap, eksem, bercak- bercak kulit, dan tahi lalat
(sproeten). Lengkuas adalah obat ampuh untuk meredakan demam,
pembengkakan limpa, pemulihan rahim pasca bersalin, radang telinga, bronchitis,
dan diare. Lengkuas juga dapat dimanfaatkan sebagai pembunuh jamur kulit, obat
masuk angin, gigi ngilu, dan obat kuat. Lengkuas juga dapat mengobati reumatik,
membangkitkan gairah seksual, menambah nafsu makan dan morbili (Kurniawati
136; Siddiq 54).
26. Pala;
Gambar 2.26. Pala
Sumber : dokumen pribadi
Nama Latin: Myristica Fragrans Houtt. Familia: Myristicaceae
Pohon berkayu yang tinggi lebih kurang 10 meter. Jika musim berbuah,
pohon ini akan muncul bunga disetiap ujung ranting dan menjadi buah
bergerombol berwarna hijau mengkilat. Daging buahnya tebal berwarna
keputihan, buah ini berasa getir dan mengandung banyak getah. Setelah daging
buah ada fuli, berupa selaput tipis kemerahan yang menyelimuti biji pala.
Pengolahan pala diawali dengan memisahkan biji pala dari fuli, lalu menjemurnya
hingga kering. Proses ini memakan waktu antara 6-8 minggu. Bagian dalam biji
akan menyusut dan terdengar bunyi saat bijinya digoyangkan. Cangkang biji akan
pecah dan bagian dalam biji tersebut selanjutnya dimanfaatkan sebagai pala.
Ada tiga bagian dari buah pala yang bernilai ekonomis tinggi. Pertama
daging buah yang berwarna keputihan. Daging buah pala dapat diolah menjadi
manisan atau direbus dengan gula menjadi sirup pala yang terkenal lezat dan
harum. Berikutnya adalah fuli, sebagian orang menyebutnya dengan bunga pala.
fuli banyak digunakan sebagai bumbu masakan atau diekstrak sarinya menjadi
bahan baku kosmetika dan parfum. Terakhir Bagian biji yang berwarna
52
Universitas Kristen Petra
kecoklatan, pada bagian ini paling banyak dimanfaatkan. Dihaluskan menjadi
beragam bumbu masak , parfum, kosmetik, minyak atsiri, bahan pengawet dll.
Pala dikenal dengan nama yang berlainan di tiap daerah, seperti palo
(Nusa Tenggara), kala pelang (Sumatra Barat), kuhipun (Maluku), atau gosora
(Ternate).
Kulit buah pala mengandung minyak atsiri dan zat samak. Daging
buahnya mengandung kalsium, fosfor, zat besi, mangan, vitamin A, dan vitamin
C. Fuli atau bunga pala mengandung zat pati. Sedangkan biji pala mengandung
saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pectin, lemonena, dan asam oleanolat.
Berdasarkan hasil riset penelitian yang dilakukan National Science and
Technology Authority, dalam bukunya Guidebook on the Proper Use of
Medicinal Plants, buah pala mengandung senyawa-senyawa kimia yang
bermanfaat untuk kesehatan. Kelompok miritisin dalam daging buah pala dapa
berkhasiat sebagai insektisida dan bersifat halusinogen (Kurniawati 76).
Kandungan lemak dalam biji pala diekstraksi untuk menghasilkan
minyak pala. Biji pala mengandung 7-14% minyak atsiri. Minyak ini kerap
menjadi bahan campuran untuk parfum dan sabun.
Hampir semua bagian buah pala mengandung senyawa kimia yang
bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya dapat mengobati maag, mengobati suara
parau, memperlambat detak jantung, mengatasi muntah, mengatasi
gelisah/gugup,membantu mengobati masuk angin, insomnia (gangguan susah
tidur), bersifat stomakik (memperlancar pencernaan dan meningkatkan selera
makan), karminatif (memperlancar buang angin), antiemetik (mengatasi rasa mual
mau mulas), nyeri haid, rematik dll (Sutomo, Budi; Kurniawati 74; Siddiq 57).
27. Serai
Gambar 2.27. Serai
Sumber : dokumen pribadi
53
Universitas Kristen Petra
Nama latin: Cymbopogon nardus (L.) Rendle. Familia: Poaceae
Perawakan: rumput-rumputan tegak, menahun, perakarannya sangat
dalam dan kuat. Batang: tegak atau condong, membentuk rumpun, pendek, masif,
bulat (silindris), gundul seringkali di bawah buku bukunya berlilin, penampang
lintang batang berwarna merah. Daun: tunggal, lengkap, pelepah daun silindris,
gundul, seringkali bagian permukaan dalam berwarna merah, ujung berlidah
(ligula), helaian;. lebih dari separuh menggantung, remasan berbau aromatik.
Waktu berbunga Januari- Desember. Daerah distribusi, Habitat dan
Budidaya Tumbuh pada daerah dengan ketinggian 50-2700 m dpl. Di Sri Lanka,
tanaman ini tumbuh alami, namun dapat ditanam pada berbagai kondisi tanah di
daerah tropika yang lembab, cukup sinar matahari dan dengan curah hujan yang
relatif tinggi. Di Indonesia banyak terdapat di Jawa, ditepi jalan atau
dipersawahan dan dikenal dengan nama Sere (New Citronella grass). Biasanya
tumbuh di dataran rendah pada kethiggian 60-140 M dpl.
Daun: daun sereh dapur: 0,4% minyak atsiri dengan komponen yang
terdiri dari sitral, sitronelol (66-85%), (a-pinen, kamfen, sabinen, mirsen, ß-
felandren, p-simen, limonen, cis-osimen, terpinol, sitronelal, borneol, terpinen-
4?ol, a-terpineol, geraniol, farnesol, metil heptenon, n-desialdehida, dipenten,
metil heptenon, bornilasetat, geranilformat, terpinil asetat, sitronelil asetat, geranil
asetat, ß-elemen, ß-kariofilen, ß-bergamoten, trans-metilisoeugenol, ß-kadinen,
elemol, kariofilen oksida.
Penyakit yang dapat diobati:Akar: digunakan sebagai peluruh air seni,
peluruh keringat, peluruh dahak / obat batuk, bahan untuk kumur, dan penghangat
badan. Daun: digunakan sebagai peluruh angin perut, penambah nafsu makan,
pengobatan pasca persalinan, penurun panas dan pereda kejang
(Herbalisnusantara.com).
54
Universitas Kristen Petra
28. Temu giring
Gambar 2.28. Temu giring
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Curcuma heyneana Val. Familia: Zingiberaceae.
Rimpang temu giring merupakan umbi batang yang tumbuh menyebar di
sebelah kiri dan kanan batang secara memanjang sehingga terlihat kurus atau
membengkok ke bawah. Secara keseluruhan, rimpang temu giring umunya
tumbuh mengarah ke bawah dengan percabangan berbentuk persegi.
Temu giring banyak ditemukan tumbuh liar di hutan-hutan kecil atau
peladangan dekat rumah penduduk, terutama di kawasan Jawa Timur. Temu
giring tidak terlalu menuntut lahan yang subur. Lahan-lahan yang kurus pun dapat
ditanami temu giring dengan hasil yang baik. Bahkan temu giring mampu
berproduksi di tanah berbatu-batu kecil. Daerah dataran rendah sampai dengan
ketinggian 750 m dari permukaan laut dapat ditanami temu giring. Namun, temu
giring kurang suka dengan sinar matahari langsung. Lahan penanaman yang
berada di bawah naungan pohon amat tepat sebagai tempat tumbuhnya.
Rimpang temu giring mengandung minyak atsiri 0,8%-3%. Kandungan
bahan lainnya antara lain amilum, damar, lemak, tanin, dan zat pahit.
Penyakit yang dapat diobati:Mengobati penyakit verzucht (perasaan tidak
tenang), obat cacing, menyembuhkan kulit terkelupas dan luka, pelangsing tubuh
dan mengatasi penyakit mejen yang sudah lama (Siddiq 53).
55
Universitas Kristen Petra
29. Temu hitam
Gambar 2.29. Temu hitam
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Curcuma aeruginosa Roxb. Familia: Zingiberaceae
Tanaman temu hitam berasal dari Burma dan menyebar ke Kamboja,
Indo Cina, sampai ke Pulau Jawa. Tempat yang cocok ditanami temu hitam
umunya daerah ketinggian sedang, yakni antara 400-750 m dari permukaan laut.
Tanaman ini banyak tumbuh liar di hutan-hutan jati, padang rumput, atau ladang
dekat pemukiman penduduk, tetapi kini banyak ditanam sebagai tanaman
pekarangan.
Umbi dan rimpangnya tergolong besar dan merupokan umbi batang.
Umbi terlihat seolah-olah bercabang merata. Apabila umbi yang tua dipotong
akan terligat berwarna biru gelap seperti timah dengan warna kulit bagian luar
kulit mengkilap dan ujungnya berwarna merah. Umbi ini mengeluarkan aroma
yang khas temu hitam.
Temu hitam di Sumatra dikenal sebagai temu erang, temu itam (Melayu).
Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa Tenggara: temo ereng
(Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong
(Bugis).
Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam
terhadap Ascaridia galli in vitro. Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat
mematikan cacing dalam waktu 7-11 jam, sediaan rebuasan parutan dalam waktu
11-20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11-25 jam. Kandungan minyak atsiri
terbesar pada sediaan irisan (Endah eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989).
56
Universitas Kristen Petra
Bahwa kadar minyak atsiri maksimum terdapat pada waktu rimpang
belum bertunas dan mengeluarkan batang/ daun. Kadar minyak atsiri yang tumbuh
di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-0,50%
(A.Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM,
1979).
Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh
kentut (karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomatik),
anthelmintik, dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid. Selain itu
juga mengatasi penyakit kulit seperti kudis, ruam, danborok, perut mulas (kolik),
sariawan, batuk, sesak napas, dan cacingan (Siddiq 60).
30. Temu kunci
Gambar 2.30. Temu kunci
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlechter. Familia:
Zingiberaceae.
Daerah penyebaran temu kunci meliputi Burma, Andaman, Konkan,
Malaysia, hingga pulau Jawa. Ketika belum banyak dibudidayakan, temu kunci
tumbuh secara liar di hutan-hutan jati Jawa Tengah. Tanah yang banyak
mengandung liat sanagat disukainya, tetapi pada prinsipnya temu kunci bisa
tumbuh di sembarang tempat asal tidak tergenang air atau panas.
Rimpang tumbuh di bawah permukaan tanah secara mendatar dan beruas,
sedikit keras, bersisik tipis, dan berbau harum. Anakan rimpang menggerombol
lecil di sebelah rimpang induk serupa rangkaian anak kunci. Jika dibelah, bagian
luar rimpang berwarna hijau kekuningan sementara daging rimpang sebelah dalam
berwarna kuning muda.
57
Universitas Kristen Petra
Temu kunci juga mengandung pinostrobin dan kaya minyak asiri. 'Dalam
tiap rimpang berumur 9 bulan rata-rata terkandung 1,2% minyak asiri,' kata
Sukardiman. Komponen utamanya terdiri dari monoterpen, seskuiterpen, dan
turunan fenilpropana antara lain: geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen,
kamfen, d-borneol, geraniol, osimen, serta miristin. Menurut Prof Sidik, guru
besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, khasiat minyak asiri pada
temukunci serupa dengan kerabatnya, temulawak dan kunyit.
Rimpang temu kunci dapat digunakan untuk memberantas cacing gelang,
mengobati batuk kering, menyembuhkan sariawan, mengobati kurap dan sukar
kencing atau perut kembung pada anak-anak (Majalah Trubus 345; Siddiq 71).
31. Temu putih
Gambar 2.31. Temu putih
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe. Familia: Zingiberaceae
Temu putih banyak dibudidayakan di Malaysia, Filipina, dan Indonesia.
Di negara kita, temu putih kadang-kadang juga ditemukan tumbuh liar di Pulau
Jawa, Ambon, hingga Irian. Di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, temu putih
banyak ditemukan tumbuh liar di lahan yang kurang subur pada daerah dengan
ketinggian 0-1.000 m di atas permukaan laut.
Temu putih merupakan tanaman semak yang berumur tahunan. Tanaman
ini cukup besar, tingginya dapat mencapai 2m. Temu purih tidak tumbuh
merumpun, tetapi hanya memiliki beberapa pokok batang yang tunbuh jarang.
Umbi atau rimpangnya merupakan umbi batang, berbentuk gendut membulat, dan
mudah sekali dipatahkan. Percabangan rimpangnya banyak. Rimpang ini dipenuhi
akar-akar besar yang kaku dan jarang. Warna rimpangnya putih pucat.
58
Universitas Kristen Petra
Efek Biologi dan Farmakologi Minyak atsiri Curcuma zedoria dapat
menghambat pembentukan radang pada tikus putih galur Wistar, pada dosis 800
mg/kg BB. Infusi temu putih berefek hepatoprotektif pada tikus terisolasi. Infusa
temu putih sejumlah 0,01 mg/ ml, 0,5 mg/ ml dan 1 mg/ ml dapat menekan
rembesan enzim GPT ke media suspense hepatosit tikus terisolasi disebabkan oleh
hidrazin 1 MM. Seduhan serbuk rimpang dengan kisaran dosis 15,75-126 mg/ kg
BB dapat meningkatkan regenerasi sel hati tikus yang terangsang galaktosamina.
Penyakit yang dapat diobati:Sebagai obat kudis, radang kulit, pencuci
darah, perut kembung, dan gangguan lain pada saluran pencernaan serta sebagai
obat pembersih dan penguat (tonik) sesudah nifas (Siddiq 77).
32. Temulawak
Gambar 2.32. Temulawak
Sumber : dokumen pribadi
Nama latin: Curcuma xanthorrhiza. Famili: Zingiberaceae.
Temulawak merupakan tanaman asli Indonesia sehingga mudah sekali
tumbuh dan berkembangbiak di negara kita. Daerah dengan ketinggian berkisar
antara 0- 1800 m dari permukaan laut merupakan tempat yang tepat untuk
membudidayakannya. Curah hujan daerah sebaiknya berkisar antara 1500-4000
mm per tahun.
Temulawak mudah beradaptasi dengan tanah berpasir,tanah liat, maupun
tanah merah. Yang penting, lahan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Lahan di bawah pepohonan rindang akan membuat temu ini tumbuh dengan baik.
Rimpang temulawak berukuran besar dan berbentuk bulat. Rimpang
induk dapat memiliki cabang sehingga bentuk keseluruhan rimpang beraneka.
Kulit luar rimpang berwarna cokelat kemerahan atau kuning tua. Apabila dibelah,
terlihat daging rimpang berwarna oranye tua atau kecokelatan, beraroma tajam
59
Universitas Kristen Petra
khas temulawak, dan rasanya amat pahit. Warna rimpang cabang umumnya lebih
muda daripada rimpang induk.
Nama lain:Temulawak, temu putih (Indonesia), Temulawak (Jawa);
Koneng Gede (Sunda), Temulabak (Madura).
Kandungan kimia: daging buah (rimpang) temulawak mempunyai
beberapa kandungan senyawa kimia antara lainberupa fellandrean dan turmerol
atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer,
glukosida, foluymetik karbinol. Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang
tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebgai anti inflamasi
(anti radang) dan anti hepatotoksik (anti kerancunan empedu).
Penyakit yang dapat diobati: membersihkan darah; mengobati penyakit
kuning (gangguan pada hati atau lever), demam malaria, sembelit, dan
memperbanyak ASI; mengembalikan kekuatan tubuh karena kebanyakan bekerja
atau setelah jatuh sakit; memberantas bau badan yang kurang sedap; mengobati
eksim (Muhlisah 68).
2.1.1.5 Peluang Usaha Budidaya Rempah- Rempah
Rempah- rempah merupakan komoditas yang memegang peranan penting
dalam perdagangan dunia sejak ratusan tahun yang lalu. Begitu pentingnya produk
rempah- rempah sehingga nilainya dianggap setara dengan logam mulia. Rempah-
rempah menduduki posisi keempat dari komoditas pertanian Indonesia yang
mempunyai nilai ekspor terbesar setelah udang, hasil perikanan, dan kopi. Nilai
ekspor rempah- rempah Indonesia pada tahun 1999 adalah US$ 273,4 juta dan
pada tahun 2000 meningkat menjadi US$ 314,3 juta setara 12% dari roral nilai
ekspor pertanian (US$ 2.709 juta) (BPS, 2001).
Beberapa komoditas rempah- rempah yang diperdagangkan di pasar
internasional adalah lada, pala, vanilla, kayu manis, cengkeh, kapulaga, cabe dan
jahe. Dari sekian banyak komoditas rempah- rempah, lada dan pala merupakan
komoditas utama dalam perdagangan rempah- rempah dunia, sekaligus
merupakan produk ekspor unggulan Indonesia dibandingkan dengan komoditas
rempah- rempah lainnya. Bahkan lada dijuluki sebagai “King of Spices”, oleh
karena merupakan produk rempah- rempah tertus dan terpenting dalam
60
Universitas Kristen Petra
perdagangan internasional.
Penggunaan lada dan pala sangat luas terutama sebagai bahan baku
dalam industri pangan, farmasi dan kosmestik. Untuk konsumsi rumah tangga,
hamper semua masakan menggunakan lada dan pala dalam komposisi bumbunya.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil lada dan pala utama di
dunia. Negara- negara penghasil utama lada lainnya adalah India, Malaysia,
Srilangka, dan Brazil. Sedangkan Grenada dan Srilanka, adalah negara- negara
penghasil utama pala. Nilai ekspor lada Indonesia pada tahun 2000 adalah US$
220.723.000 yang setara dengan 32,21% dari total ekspor lada dunia. Ekspor pala
bernilai US$ 41.555.000 atau sama dengan 48,69% dari ekspor pala dunia (Badan
Pengembangan Ekspor Nasional).
Di samping berbagai keunggulannya, di sisi lain lada dan pala sebagai
komoditas pertanian merupakan komoditas yang mempunyai resiko usaha tinggi.
Peranannya di dalam perekonomian nasional juga mengalami pasang surut sesuai
dengan situasi kondisi nasional serta perekonomian dunia pada umunya.
Perkembangannya tidak terlepas dari situasi politik dan keamanan serta fluktuasi
harga produk itu sendiri. Selian itu, tingkat penguasaan masyarakat terhadap
teknologi pengolahan lada dan pala yang masih minim menyebabkan mutu yang
bervariasi (Bina UKM).
2.1.2. Tinjauan Obat
2.1.2.1 Sejarah Obat
Obat adalah semua zat baik kimiawi, nabati,maupun hewani dalam dosisi
yang dapat menyembuhkan berguna untuk menyembuhkan,meringankan dan
mencegah penyakit berikut gejalanya. Pada jaman dahulu orang banyak
menggunakan obat tradisional terutama dari tumbuh – tumbuhan untuk mengobati
berbagai penyakit. Seperti diIndonesia orang menyebutnya dengan jamu. Pada
masa Galenus tokoh yunani muncul ilmu yang disebut Galenica yang berasal dari
namaya sendiri yaitu ilmu yang mempelajari cara pengambian sari pati tumbuhan
obat dikenal dengan sediaan infus,tingtur dan ekstrak.Pada tahun 1240 Kaisar
Federick II memisahkan antara kedokteran dan Farmasi Karena sebelum tahun
1240 ilmu kedokteran digabungkan dengan Ilmu farmasi. Obat nabati merupakan
61
Universitas Kristen Petra
obat yang berasal dari tanaman yang aktivitas dan efeknya berbeda – beda contoh
obat yang diisolasi dari obat nabati :
1. Efedrin : Ephedra vulgaris
2. Atropin : Atropa belladonna
3. Morfin : Papaver somnifera
4. Digoksin : Digitalis lanata
5. Vinblastin : Vinca rosae
Pada permulaan abad 20 obat – obat sintetis makin maju pesat yaitu obat
yang berasal dari sintesis zat kimia sampai dengan sekarang kebanyakan orang
lebih memilih obat kimia dibanding obat dari alam karena obat kimia lebih cepat
reaksinya daripada obat alam tapi obat kimia lebih banyak menimbulkan efek
samping dibanding obat alam.
Kapsul(FI,III) adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul.
Keras dan lunak , Kapsul (FI,IV) adalah sediaan Padat yang terdiri dari obat
dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut .
Cangkang dibuat dari :
1. Gelatin
2. Pati
3. Bahan Lain yang cocok (FI,Ed,IV)
Kapsul memiliki nama lain :
1. Hard Capsule atau Kapsul Keras
2. Hard Gelatine Capsule atau Kapsul Lunak
Adapun pemerian dari kapsul adalah sedian bahan aktifnya dapat
berbentuk padat atau sediaan padat dengan atau tampa bahan tambahan dan
terbungkus cangkang kapsul yang keras terbuat dari gelatin .
Kapsul Brbentuk selindris dengan ukuran kapsul bermacam – macam
mulai yang terbesar 000(Untuk Hewan),00,0,1,2,3,4,dan 5.Dalam pengobatan
lazim digunakan adalah 0,1,2,3 dan 4 . Kapasitas Kapsul kira – kira antara 30 mg
– 600 mg dan tergantung berat jenis serbuknya.
Konsitensi obat yang dimasukan kedalam kapsul dapat berupa serbuk ,
zat cair , granul . Contoh :
• Yang Berupa Serbuk : Erythrocin caps, Incidal caps, dan Kemicetin caps.
62
Universitas Kristen Petra
• Yang Berupa Cairan : Oleum Chenopodii
• Yang Berupa Granul : Eryc caps; Excelase caps; Hard caps :
Librium,Terramycin,Juvelon; dan Soft caps : Natur-E 100 .Super Tetra,
Levertran caps.
Pembuatan kapsul dengan cara yaitu bila obat – obatanya berupa , maka
setelah obat – obataya dan bahan tambahan / pengisi dicampur dan diserbukan (
Cara Seperti pada pembuatan serbuk ),Lalu dibagi – bagi sama banyak .
Kemudian dimasukan kedalam kapsul .Pilih kapsul yang sesuai dengan volume
serbuknya .Bila setelah obat dimasukan ke dalam kapsul dan apabila ada serbuk
yang melekat pada kapsul ,maka kapsul tersebut dibersihkan dengan kapas atau
kertas tissue.
Penyimpanan disimpan ditempat yang sejuk kering , tertutup rapat dan
diberi zat pengering .Bila kapsul disimpan ditempat yang kelembapanya rendah
,maka kapsul akan rapuh .Bila kapsul disimpan di kelembapan yang tinggi maka
kapsul akan lembek ( Saling melekat ).
2.1.2.2 Cara Kerja Obat dan Interaksi Obat
Berdasarkan hasil pengembangan buku Farmakope ed III dan IV, Buku
Penuntun Praktikum Farmasetika dasar serta buku seni menulis resep didapatkan
cara kerja obat ( farmakologi ) dan interaksi obat terhadap pengguna:
1. PARASETAMOL
• Farmakologi:
Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat
antipiretik / analgesik. Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus
aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat
analgesik Parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai
sedang. Sifat antiinflamasinya sangat rendah sehingga tidak digunakan
sebagai antirematik. Pada penggunaan per oral Parasetamol diserap dengan
cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam plasma dicapai
dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian. Parasetamol
diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami perubahan
dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.
63
Universitas Kristen Petra
• Interaksi Obat :
Parasetamol diduga dapat menaikan aktivitas koagulan dari
kumarin.
2. ASAM MEFENAMAT
• Farmakologi :
Asam mepenamat merupakan kelompok antiinflamasi non steroid
bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan
tubuh dengan menghambat enzim siklooksiginase sehingga mempunyai
efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik.
• Interaksi Obat :
Penggunaan bersama dengan antikoagulan oral dapat
memperpanjang ” Prothombin”.
3. ALUMINIUM HIDROKSIDA & MAGNESIUM HIDROKSIDA
• Farmakologi :
Kombinasi Aluminium Hidroksida dan Magmesium Hidroksida
merupakan antasida yang bekerja menetralkan asam lambung dan
meninaktifkan pepsin sehingga rasa nyeri ulu hati akibat iritasi oleh
asam lambung dan pepsin berkurang. Disamping itu, efek laksatif dari
magnesium Hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dari
aluminium hidroksida.
• Interaksi Obat :
Dapat mengganggu absoropsi obat – obat tertentu seperti :
Ketokenazole,metenamin,dan tetrasiclyn sehingga mengurangi
aktifitasnya.oleh karena itu pemakaian harus berselang waktu minimal
1 – 2 jam.
4. AMOKSISILIN
• Farmakologi :
Amoksisilin merupakan turunan dari penisilin semi sintetik dan
stabil dalam suasana asam lambung. Amoksisilin diabsoropsi dengan
cepat dan baik pada saluran pencernaan,tidak tergantung adanya
makanan. Amoksisilin terutama diekskresikan dalam bentuk tidak
berubah di dalam urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat pemberian
64
Universitas Kristen Petra
bersamaan dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi.
Amoksisilin aktif terhadap organisme Gram-positif dan Gram-negatif.
• Interaksi Obat :
Probenesid dapat meningkatkan dan memperpanjang level darah
dari amoksisilin. Penggunaan bersamaan dengan allupurinol dapat
menyebabkan peningkatan terjadinya reaksi kulit.
5. SULFAMETHOXAZOLE
• Farmakologi :
Sulfamethoxazole termasuk golongan sulfonamida,bekerja secara
kompetitif dengan PABA, dimana PABA dibutuhkan oleh bakteri
dalam hidupnya. Dengan adanya Sulfonamida,pertumbuhan bakteri
dihambat,karena masuknya PABA ke dalam molekul,sehingga
pembentukan asam dihidrofolat terhambat.
• Interaksi Obat :
Bila digunakan bersama – sama dengan anti koagulan oral
meningkatkan efek anti koagulan oral akibatnya dapat terjadi shock
hipoglukemik. Memperpanjang waktu paruh dari penitoin.
Sulfmethoxazole dapat menggantikan kedudukan ikatan protein plasma
oleh beberapa obat yang bersifat asam termasuk fenilbutajon,dikumarol
dan asam salisilat.Kombinasi dengan INH dapat menyebabkan
hemolitik anemia akut. Vitamin C merupakan ekskresi dari
Sulfonamida,sehingga kemungkinan terjadinya kristaluria diperbesar.
Dapat menyebabkan trombositepenia jika digunakan bersama sama
dengan diuretika tiazid.
6. DEXSAMETHASON
• Farmakologi :
Dexsametason merupakan glukokortikoid sintetik dengan efek
antiinflamasi dan anti alergi. Dexametason mencegah atau menekan
timbulnya tanda – tanda peradangan yang disebabkan oleh
mikroorganisme,zat kimia atau atau iritasi termik,trauma atau alergan.
Pada inflamasi permeabilitas kapiler bertambah, menyebabkan cairan
edema dan protein ke daerah inflamasi.Dexsametason dapat mencegah
65
Universitas Kristen Petra
gangguan permeabilitas tersebut sehingga pembengkakan dapat
ditiadakan atau dapat berkurang dan juga dapat terjadi penghambatan
eksudasi sel leukosit dan sel mast. Dexsametason dapat
mempertahankan keutuhan membran sel dan membran plasma sehingga
kerusakan sel oleh toksin,enzim protolitik atau sebab mekanik dapat
diatasi.
Dexsametason dapat menstabilkan membran lisosom sehingga
menghambat pengeluaran enzim hidrolase yang dapat menghancurkan
isi sel dan menyebabkan perluasan reaksi inflamasi. Aktifitas anti
inflamasi ini secara kuantitatif tergantung kadar hormon didaerah
meradang. Sebagai anti alergi Dexsametason menyebabkan sel limfosit
yamg berperan pada reaksi sensitisasi dan imunologik yaitu limposit B
yang menghasilkan anti bodi dan limposit T yang desensitisasi ternyata
resisten terhadap efek dekstruktif. Efek Dexsametason terhadap sel
limposit ini bersifat sekunder terhadap penghambatan sintesis protein
dan metabolisme sel. Dexsametason bekerja dengan mempengaruhi
sintesa protein pada proses transkripsi RNA.
• Interaksi Obat
Dexsametason menyebabkan efek derivat kumarin melemah
(Karena jumlah trombosit meningkat),tetapi kecendrungan perdarahan
meningkat. Pemberian bersama Atropin atau Antikolinergik yang lain
akan meningkatkan tekanan intra Okuler. Dexsametason dapat
meningkatkan kebutuhan insulin atau antidiabetika oral. Metabolisme
Kortikosteroid dipercepat dengan adanya antiepilepsi : Carbamazepine
dan Piramidone dan adanya Aminoglutetimide. Dengan Salisilat dan
antirematik non steroid akan meningkatkan insiden tukak lambung
dengan adanya bahaya perdarahan gastrointestinal. Dengan
antihipertensi,terjadi antagonisme terhadap efek hipotensi. Efek
Dexsametason menurun pada pemberian bersama – sama Antasid,
derivat barbiturate (Phenobarbital), Fenitoin, Rifampisin karena
metabolisme kostikesteroid dipercepat. Pemberian bersama – sama
diuretika dan thiazide menambah resiko hipokalemia metabolisme
66
Universitas Kristen Petra
dihambat oleh estrogen dan pada orang tua meningkat pada
hiperthyrosis.
7. DIGOKSIN
• Farmakologi :
Merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis
lanata. Mekanisme Digoksin melalui 2 cara yaitu efek langsung dan
efek tidak langsung. Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan
kontraki otot jantung (efek inotropik positif). Hal ini terjadi berdasarkan
penghambatan enzim Na+,K+ -ATPase dan peningkatan arus masuk ion
kalsium ke inta sel. Efek tidak langsung yaitu pengaruh digoksin
terhadap aktivitas saraf otonom dan sensitivitas jantung terhadap
neorotransmiter.
• Interaksi Obat :
Kuinidin,Verapamil,Amiodaron dan Profapenon dapat
meningkatkan kadar digitalis. Diuretik kortikosteroid dapat
menimbulkan hipokalemia, sehingga mudah terjadi intoksikasi digitalis.
Antibiotik tertentu menginaktivasi digoksin melalui metabolisme
bakterial di usus bagian bawah. Propantelin,Difenoksilat,meningkatkan
absoropsi digoksin. Antasida,Kaolin- peptin, Sulfasalazin, Neomisinia,
Kolestiramin, beberapa obat kangker, menghambat absoropsi digoksin.
Simpatomimetik,meningkatkan resiko aritima. Beta – bloker, Kalsium
antagonis, berefek aditif dalam penghambatan konduksi AV.
2.2. Tinjauan Buku
2.2.1. Pengertian Buku
Dalam Ensiklopedia Indonesia, buku didefinisikan sebagai semua tulisan
dan gambar yang ditulis dan dilukis di segala jenis lembaran, seperti papirus,
lontar, perkamen dan kertas dengan segala macam bentuk, bisa berupa gulungan
yang dilubangi atau diikat dalam bentuk jilid. ( 1 : 538 ).
2.2.2. Sejarah Buku di Dunia
Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan.
Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, doa-doa, maupun syair,
67
Universitas Kristen Petra
disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri
yang menandai tradisi ini. Semakin banyaj yang dihafal, orang merasa kewalahan
alias tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk
menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut buku kuno. Buku
kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern seperti
sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keeping-keping batu (prasasti) atau
juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan
sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil.
Papyrus berasal dari kata “papuro” bahasa Koptik kuno (Mesir kuno).
Dalam bahasa Yunani πάπυρος – papuros, adalah asal kata dari kata bahasa
Inggris “paper” atau “papier” (Belanda) dan papel dalam bahasa Spanyol yang
artinya kertas. Kata dalam bahasa koptik “papuro” ini bermakna “termasuk milik
raja”, mengisyaratkan bahwa pembuatan kertas termasuik monopoli raja zaman
dahulu. Papyrus sudah dipakai sejak awal sejarah Mesir (kira-kira 3000 SM)
sampai kepada awal zaman Islam (abad 7 Masehi dan abad berikutnya).
Gulungan-gulungan yang tertua ditemui pada zaman dinasti 5(± 2500 sM). Dalam
jumlah besar papyrus dibuat dan dipakai di Mesir pada milenium 2 dan 1 SM
untuk setiap macam tertulis, tapi papyrus tidaklah murah, sehingga baliknya dan
bagian-bagian kosong dari gulungan tua sering dipakai, ditulisi lagi, atau tulisan
naskah yang lama dihapus untuk memuat tulisan naskah yang baru. (The Ancier
Near Eastern Texts, JP Pritchard).
Gambar 2.33. Papyrus
Sumber : www.sarapanpagi.org
68
Universitas Kristen Petra
Mesir merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut
hieroglif. Tulisan hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk
hurufnya berupa gambar-gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di
kertas papyrus. Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang
disebut sebagi bentuk awal buku atau buku kuno.
Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari
mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Maka, pada
awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba
terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex.
Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan
kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum
yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan
lebih mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan.
Inilah bentuk awal dari buku yang berjilid.
Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku
berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana.
Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden. Buku-buku kuno itu semuanya
ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-
Qur’an yang dibuat dengan ditulis tangan. Di Indonesia sendiri, pada zaman
dahulu, juga dikenal dengan buku kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar.
Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku.
Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan
diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku
penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan
itu bernama Ts’ai Lun. Ts’ai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105
Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina.
69
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.34. Ts’ai Lun
Sumber : Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
(luk.staff.ugm.ac.id/kmi/iptek/100/TsaiLun.html)
Penemuan Ts’ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami
kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu-
satunya di dunia.
Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama
kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia
perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes
Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg (Muchlisin).
Gambar 2.35. Gambar diri Johanes Gutenberg
Sumber : Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
(luk.staff.ugm.ac.id/kmi/iptek/100/Gutenberg.html)
Pada tahun 1400, Johannes Gutenberg membuat potongan-potongan
huruf cetak dari logam yang dapat dipisah-pisahkan. Kemudian ia merangkai
potongan tersebut menjadi kerangka untuk membentuk halaman. Ia juga
70
Universitas Kristen Petra
menciptakan tinta sendiri dari bahan cat, bahan warna celup dan berbagai macam
bahan lainnya, serta mengubah alat pengepres buah anggur menjadi alat pencetak
pertama. Dan dengan demikian, percetakan menjadi sarana penting dalam
membuat komunikasi tertulis termasuk buku bacaan. Pada tahun 1700-1800
percetakan terus berkembang diikuti dengan bertambahnya kebutuhan akan buku.
Gambar 2.36. Satu halaman dari kitab Injil Gutenberg yang asli
Sumber : Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
(luk.staff.ugm.ac.id/kmi/iptek/100/Gutenberg.html)
Pertengahan tahun 1700 terjadi revolusi di dalam seni membuat buku
bacaan dengan ukiran kayu dan teknik Lithografi (cetak offset).. Proses ini
kemudian semakin dikembangkan di dalam percetakan buku-buku ilustrasi dan
majalah. Pada tahun 1799, seorang Perancis bernama Nicholas Louis Robert
menemukan proses untuk membuat lembaran kertas dalam satu wire screen yang
bergerak, alat ini dikenal dengan nama mesin Fourdrinier. Tahun 1809, John
Dickinson menemukan mesin silinder yang menyebabkan meningkatnya
penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas tipis.
Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik
pembuatan pulp dari kayu, tetapi kualitasnya masih rendah. sekitar tahun 1853 -
1854, Charles Watt dan Hugh Bugess mengembangkan pembuatan kertas dengan
menggunakan proses soda. Tahun 1857, Benjamin Chew Tilghman mendapatkan
hak paten untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan
siap diputihkan. Proses ini disebut proses sulfat karena Natrium sulfat digunakan
sebagai make-up kimia untuk sisa larutan pemasak ( "Kertas", Britannica
Encyclopedia ).
71
Universitas Kristen Petra
2.2.3. Sejarah Buku di Indonesia
Percetakan di Indonesia diawali dari kedatangan Belanda dan hubungan
dengan VOC ( Suss 10 – 13 ). Pada tahun 1624. Misionaris Gereja Protestan
Belanda membeli sebuah mesin cetak dari Belanda untuk menerbitkan literatur
Kristen dalam bahasa daerah, untuk kepentingan penginjilan. Tetapi mesin cetak
tersebut menganggur karena tidak adanya tenaga ahli yang mampu
mengoperasikan mesin tersebut. Baru kemudian pada tahun 1659, Kornelis Pijl
memprakarsai percetakan dengan membuat sebuah Tjitboek atau kalender yang
saat itu dikenal dengan nama “Buku Waktu”.
Tahun 1668, Hendrik Brant mencetak dokumen sebagai produk pertama
percetakan pemerintah, yaitu Perjanjian Bongaya. Kemudian pada bulan Agustus
tahun itu juga, ia mendapat kontrak mencetak dan menjilid buku atas nama VOC.
Pada tahun 1671, VOC menandatangani kontrak dengan percetakan Boeckdrucker
der Edele Compagnie untuk didayagunakan secara maksimal. Salah satu
terbitannya adalah sebuah kamus Latin – Belanda – Melayu.
Pada tahun 1718, pemerintah pusat mendirikan percetakan sendiri di
Kasteel Batavia, untuk kepentingan cetak mencetak dokumen resmi pemerintah.
Kemudian pada tahun 1743, Seminarium Theologicum di Batavia memperoleh
satu unit alat percetakan, yang kemudian digunakan untuk menerbitkan Kitab
Perjanjian baru dan beberapa buku doa dalam terjemahan bahasa Melayu.
Pada perkembangan selanjutnya, teknologi percetakan di Indonesia
berkatian erat dengan industri surat kabar, baik terbitan pemerintah kolonial
Belanda maupun milik bangsa Indonesia sendiri. Tahun 1921 – 1922, pabrik
kertas pertama dibangun di Padalarang, dengan kapasitas produksi 9 ton per hari.
Kemudian tahun 1939 – 1940, pemilik pabrik kertas yang sama mendirikan pabrik
kertas berikutnya di daerah Letjes ( Leces ), Probolinggo.
Sekitar tahun 1949, warga pribumi di Jakarta hanya memiliki 2 mesin
printing, sedangkan percetakan milik warga asing hanya berproduksi untuk
kepentingannya sendiri. Tahun 1950, terjadi perkembangan yang cukup pesat.
Jumlah percetakan nasional atau milik warga pribumi meningkat menjadi 23
percetakan. Sedangkan yang lainnya dimiliki oleh warga Belanda atau orang –
orang Tionghoa. Pada tahun 1951, dari data resmi terdapat 150 percetakan di Jawa
72
Universitas Kristen Petra
Timur, yang meliputi Surabaya, Malang dan sekitarnya.
Pada tahun 1953 – 1954, percetakan Negara melakukan modernisasi
dengan membeli mesin web – offset 4 warna. Sekitar tahun 1970 an, industri
percetakan di seluruh dunia berganti dengan teknologi offset. Saat itu bangsa
Indonesia sedang berjuang untuk membangun Negara ini dimana secara usia
belum lama berdiri, sehingga saat itu pendidikan menjadi sasaran utama
pembangunan. Buku – buku pelajaran sekolah dicetak di era ini dalam jumlah
sangat besar untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi.
Seiring dengan kebutuhan akan proses cetak di tanah air, banyak percetakan yang
mengimpor mesin – mesin cetak untuk pertama kalinya.
Di tahun 1992, muncul teknologi computer to film ( CTF ), kemudian
teknologi computer to plate ( CTP ) pada tahun 2000. Teknologi ini
mengeliminasi pembuatan film dan jalannya proses cetak sehingga
menguntungkan dari segi efesiensi maupun biaya. Namun, perkembangan yang
dicapai oleh dunia percetakan Indonesia tidak menjamin kemajuan dunia baca.
Menurut laporan UNESCO, Indonesia pada masa Orde Baru pernah mengalami
masa buram dunia baca ketika sangat sedikit buku terbit ( Fatwa 7 ).
2.2.4. Tinjauan Buku di Indonesia
Kontribusi buku dan berbagai macam media cetak harus diakui memiliki
peran besar dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal ini
dikarenakan buku dan media cetak tersebut dapat dijadikan sarana yang kritis
untuk dapat menunjukkan kesadaran bahwa dibutuhkan suatu pergerakan bersama
dan persatuan untuk mencapai kemerdekaan. Namun bagi pemerintah kolonial
Belanda saat itu, buku dan media – media cetak yang ada saat itu merupakan
ancaman yang besar bagi situasi politik saat itu. Banyak kali pemerintah kolonial
Belanda melakukan aksi penghancuran buku – buku. Dunia literatur saat itu
sangat diawasi kegiatannya. Kekuatan utama buku dan media cetak saat itu adalah
hausnya bangsa Indonesia akan informasi dan komunikasi. Tekanan dan agresi
dan pemerintah kolonial membuat informasi tidak dapat “bergerak” secara bebas.
Sehingga ketika muncul buku atau koran, maka tak ayal akan menjadi bahan
konsumsi masyarakat saat itu. Dari situ banyak dijumpai propaganda dan seruan
73
Universitas Kristen Petra
dari tokoh – tokoh pejuang yang mengajak masyarakat untuk berjuang bagi
kemerdekaan bangsa ini.
Setelah masa kemerdekaan, ternyata hal yang sama terjadi kembali yaitu
pada masa pemerintahan Orde Baru. Berbagai buku bacaan maupun media cetak
“dibungkam” oleh pemerintah dengan dalih mempengaruhi situasi politik. Banyak
buku yang dianggap kritis dan membahayakan pemerintah menjadi dilarang
beredar ke masyarakat. Buku – buku yang dilarang beredar tersebut umumnya
diberi dalih dapat mengganggu ketertiban umum, menghina pemerintah, tidak
sesuai ideologi Negara, bertentangan dengan ajaran agama, merusak nilai agama
dan masih banyak dalih yang lain. Berbagai media massa baik cetak maupun
elektronik dikontrol dengan ketat oleh pemerintah bahkan dengan ancaran
pencabutan ijin edar jika dianggap melanggar. Saat itu , buku – buku yang boleh
beredar terkesan datar dan menutupi apa yang ada dalam kenyataan. Semua aspek
diseragamkan, dan segala perbedaan diharamkan atas nama persatuan dan
kesatuan bangsa (Setiono 1031).
2.2.5. Potensi Buku di Indonesia
Potensi buku di Indonesia merupakan sebuah fenomena yang tidak
mudah untuk ditebak. Banyak faktor yang dapat dikaitkan mengenai potensi
perkembangan buku di Indonesia. Jurnal Matabaca dalam artikelnya berjudul
“Masa Depan Buku dan Dunia Perbukuan” menyebutkan bahwa : “Faktor utama
yang membuat resiko tersebut bukanlah perkembangan buku saja, tetapi
perkembangan di bidang lain yang sangat mempengaruhi perkembangan buku itu
sendiri, terutama perkembangan dunia komputer digital yang mengubah seluruh
konsep orang tentang buku.”
Namun, perlu diingat bahwa buku tidak akan pernah mati, hanya saja
buku atau penerbitan buku akan muncul dalam kategori yang sangat selektif.
Seperti kata Umberto Eco : “Buku tetap tidak tergantikan, bukan saja untuk karya
sastra akan tetapi untuk keperluan apa saja ketika seseorang perlu membaca lebih
teliti, bukan saja untuk memperoleh informasi tetapi untuk berspekulasi secara
teoritis dan membuat renungan tentang itu. Membaca layar komputer tidak sama
dengan membaca buku.”
74
Universitas Kristen Petra
Menurut Frans Parera seorang pengamat perbukuan, Indonesia memiliki
kesempatan untuk bersaing di pasar Asia. Keberadaan penulis lokal yang makin
banyak dan bermutu dianggap sebagai modal untuk memperkenalkan buku
Indonesia di Asia. Kendala bahasa tidak menjadi penghambat karena buku
Indonesia dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris jika ingin diekspor ke luar
negeri. Frans Parera saat ini sedang merintis jalan kesana. Bekerjasama dengan
ikatan penerbit Malaysia, ia membentuk Dewan Buku ASEAN dengan tujuan
mempromosikan buku Indonesia dan Malaysia di ASEAN. Dewan buku ASEAN
nantinya akan mencoba membuat pameran buku keliling negara – negara ASEAN
atas kerjasama Indonesia dan Malaysia (Kulsum 4).
2.3. Tinjauan Buku Panduan
2.3.1. Pengertian Buku Panduan
Kata ‘panduan’ berasal dari kata pandu’, kata dasar ini berkembang
menjadi antara lain ‘memandu’ dan ‘dipandu’. Memandu dan dipandu ibarat dua
sisi sebuah uang logam. Kalau ada yang memandu, tentu ada yang dipandu; yang
memandu (disebut sumber panduan) dapat berupa orang, dapat juga berupa benda
(buku, misalnya), atau dapat juga berupa gabungan dari keduanya (misalnya guru
dan buku). Merujuk pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa buku panduan
adalah buku yang didesain agar dapat dipergunakan oleh peserta panduan untuk
memandu diri sendiri (Rusli). Yang termasuk buku panduan, antara lain buku
panduan, buku paket pelajaran, buku latihan soal.
Buku Panduan biasanya memiliki cirri- ciri khusus yang membuatnya
dapat dibedakan dengan jenis buku lainnya, yaitu:
a. Dalam hal isi
1) Terdapat rumusan tujuan yang jelas untuk setiap bab-nya
2) Sebelum memasuki materi disajikan rangkuman
3) Isi disusun secara sistematis, dan sedapat mungkin disajikan secara
sederhana jelas dan ringkas
b. Dalam hal kebahasan
1) Bahasa yang digunakan dalam sebuah buku panduan biasanya tidak
formal, melainkan bahasa yang farmiliar atau bahasa lisan
75
Universitas Kristen Petra
2) Menggunakan rumus 6 x 6, yang berarti dalam satu paragraph paling
banyak terdapat 6 kalimat, dan dalam 1 baris paling banyak terdapat 6 kata
c. Dalam hal sumber bacaan
1) Buku panduan biasanya dilengkapi dengan sumber- sumber bacaan atau
referensi yang digunakan
2) Buku panduan biasanya juga dilengkapi dengan sumber- sumber bacaan
lanjut atau perluasan bahan.
2.3.2. Fungsi Buku Panduan
Buku panduan berfungsi sebagai sebuah alat yang dapat digunakan tidak
hanya untuk menyampaikan materi pelajaran kepada pembacanya, tetapi juga
memberi mereka kesempatan untuk bertanggung jawab pada diri mereka sendiri
atas apa ynag dilakukan, dengan menyerahkan kendali atas apa, bagaimana, dan
bilamana mereka belajar. Dengan demikian, pembaca mempunyai kemampuan
lebih dalam menentukan tujuan yang nyata, membuat rencana kerja,
mengembangkan strategi untuk menangani situasi yang baru dan tak terduga
(Cohen Louis).
Buku panduan pengolahan rempah- rempah dapat digolongkan sebagai
buku panduan yang berfungsi untuk memandu orang- orang yang peduli dengan
kesehatan untuk dapat mengolah rempah- rempah secara tepat dan benar
berdasarkan takaran yang sesuai. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat
mengerti dan memahami apa yang disampaikan dalam buku panduan tersebut.
2.3.3. Isi Buku Panduan
Pada saat menyusun sebuah buku panduan, sebelumnya harus diketahui
terlebih dahulu apa tujuan/ sasaran dari buku panduan tersebut. Dalam tujuan ini
disebutkan secara umum apa yang diharap dari pembaca buku panduan setelah
membaca buku yang dibuat. Buku Panduan itu sendiri akan dibuat sepraktis dan
sesederhana mungkin. Hal ini dimaksudkan agar buku panduan tersebut
memudahkan pembacanya untuk belajar. Secara garis besar isi dari buku panduan
ini adalah sebagai berikut (Rusli).
a. Ada bagian pendahuluan yang menjelaskan tujuan buku panduan
76
Universitas Kristen Petra
b. Ada daftar isi yang jelas
c. Ada glossary atau daftar padanan kata untuk menjelaskan istilah yang sulit
atau asing
d. Pada setiap bab biasanya ada ringkasan materi
e. Mencantumkan daftar pustaka dengan jelas
f. Ada bagian lampiran, yang berisikan data- data yang berkaitan dengan
materi panduan.
2.4. Tinjauan Penelitian
2.4.1. Data primer
2.4.1.1. Kuesioner
Berikut tinjauan data dari hasil kuisioner yang disebarkan secara acak
terhadap 50 responden di kota Semarang.
1. Jika anda sakit, biasanya pengobatan seperti apa yang anda lakukan?
PengobatanKimiaPengobatanTradisional
Gambar 2.37. Diagram mengenai pengobatan yang sering dipilih responden
Dari 50 responden yang mengisi kuisioner, 74% responden menyatakan
bahwa mereka menggunakan pengobatan kimia dan 26% menggunakan
pengobatan tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan obat kimia
masih mendominasi daripada penggunaan obat tradisional.
2. Apa anda tahu pengobatan kimia dapat memberikan efek yang buruk bagi
organ tubuh yang lain?
74%
26%
77
Universitas Kristen Petra
TahuTidak tahu
Gambar 2.38. Diagram mengenai pengetahuan
responden terhadap efek buruk dari penggunaan obat-obat kimia
Dari hasil tersebut didapati bahwa 92% respoden mengetahui bahwa
penggunaan obat kimia memberikan efek yang buruk. Walaupun mereka tahu,
tetapi banyak dari mereka yang masih menggunakan pengobatan kimia.
3. Apakah anda berminat menggunakan pengobatan tradisional?
Ya
Tidak
TanamanobatAkupuntur
TerapiHerbalJamu
Gambar 2.39. Diagram mengenai minat respoden terhadap pengobatan tradisional
Didapatkan hasil bahwa 60% responden berminat menggunakan pengobatan
tradisional. Hal ini menunjukkan minat resonden yang cukup baik terhadap
penggunaan obat tradisional. Sedangkan 32% sudah menggunakan pengobatan
tradisional, diantaranya 16% menggunakan tanaman obat, 2% menggunakan
akupuntur, 8% terapi herbal, 4% mengkonsumsi jamu, dan 2% menggunakan
pijat reflexi. Sedangkan yang tidak berminat terhadap pengobatan tradisional
hanya 8%.
92%%
8 %
60% 8%
16%
2%
8%
4% 2%
78
Universitas Kristen Petra
4. Apakah anda mengetahui rempah-rempah?
YaTidak
Gambar 2.40. Diagram mengenai pengetahuan responden
tentang rempah-rempah
Sebagian besar responden (90%) mengetahui pengertian rempah-rempah,
sedangkan 10% responden tidak mengetahui arti kata rempah-rempah. Hal ini
menunjukkan bahwa kata rempah-rempah sudah tidak asing didengar oleh
sebagian besar orang.
5. Apa anda tahu bahwa rempah-rempah dapat diolah dan digunakan sebagai
obat?
TahuTidak tahu
Gambar 2.41. Diagram mengenai pengetahuan responden terhadap rempah-
rempah dalam hal obat
Hal itu dapat dilihat bahwa 88% responden mengetahui bahwa rempah-
rempah dapat difungsikan sebagai obat sedangkan 12% responden belum
mengetahuinya.
6. Jika tahu, pernahkah anda menggunakannya?
90%
10%
88%%%
12%
79
Universitas Kristen Petra
PernahTidak pernah
Gambar 2.42. Diagram mengenai penggunaan rempah-rempah obat tradisional
terhadap responden
74% responden mengaku sudah pernah menggunakan rempah-rempah sebagai
alternatif pengobatan tradisional, sedangkan 26% responden belum pernah
mencobanya.
7. Jika pernah, apakah anda sering menggunakannya?
Sering
Kadang-kadangTidak pernah
Gambar.2.43. Diagram mengenai seberapa sering responden menggunakan
alternatif pengobatan tradisional rempah-rempah
Penggunaan rempah-rempah sebagai alternatif pengobatan tradisional sudah
pernah digunakan oleh 78% responden. Walaupun demikian, 64% diantaranya
mengaku bahwa mereka tidak sering menggunakannya. Sedangkan 26%
responden tidak pernah menggunakan rempah-rempah sebagai alternatif
pengobatan tradisional.
8. Jika anda tahu, dari siapa/ apa anda mengetahuinya?
74%
26%
14%
64%%%%
26%
80
Universitas Kristen Petra
Teman
Buku
Majalah
Tabloid
Keluarga
Internet
Tidakmenjawab
Gambar 2.44. Diagram mengenai informasi yang didapatkan responden tentang
rempah-rempah obat tradisional
Berdasarkan fakta di atas didapatkan bahwa 42% responden mendapatkan
informasi tentang rempah-rempah obat tradisional tersebut dari keluarga. Ini
membuktikan bahwa pengaruh keluarga sangatlah besar dalam hal kesehatan.
Sedangkan 26% responden mendapatkan informasi tersebut dari buku, 12%
responden memperoleh informasi tersebut dari teman, 8 % dari tabloid, 6%
dari majalah, 2% dari internet dan 10% tidak menjawab karena tidak
mengetahuinya.
9. Pernahkah anda menemui buku yang membahas masalah rempah-rempah
sebagai obat?
YaTidak
Gambar 2.45. Diagram mengenai informasi responden terhadap buku rempah-
rempah obat yang pernah ditemui
Menurut data tersebut, didapatkan data bahwa 75% responden pernah
menemui buku yang membahas rempah-rempah sebagai obat. Sedangkan 24%
12%%%%
26%
6%%%%
8%%%%
42%%%%
2%%%%
10%%%%
76%%%%
24%%%%
81
Universitas Kristen Petra
responden mengatakan bahwa mereka belum pernah menemukan buku yang
membahas tentang rempah-rempah obat.
10. Jika pernah, menurut anda apakah kekurangan dari buku rempah tersebut?
Visualisasi
KelengkapandataGaya Bahasa
Tidakmenjawab
Gambar 2.46. Diagram mengenai pendapat responden terhadap kekurangan buku
rempah-rempah obat yang pernah ditemui.
Dari buku yang pernah mereka temukan, 41% responden mengatakan
bahwa kekurangan buku tersebut terletak pada visualisasinya, sedangkan 32%
responden mengatakan bahwa kelengkapan data dari buku tersebut masih kurang,
3% responden berkomentar tentang gaya bahasa yang digunakan pada buku-buku
tersebut. 24% responden lainnya tidak menjawab karena tidak pernah menemui
buku-buku tersebut.
Data kuesioner di atas digunakan untuk membuktikan bahwa masyarakat
saat ini memang sudah kembali berminat terhadap pengobatan tradisional (back to
nature). Selain itu, juga membuktikan bahwa media buku adalah media yang
paling banyak digunakan oleh target audience dalam mencari informasi mengenai
hal kesehatan. Data kuesioner ini juga digunakan sebagai pertimbangan dalam
membuat buku rempah-rempah. Pertimbangan tersebut didasarkan pada pendapat-
pendapat target audience terhadap kekurangan buku-buku kesehatan yang sudah
pernah ada, terutama buku-buku kesehatan yang membahas masalah rempah-
rempah.
41%
32%%%%
24%%%%%
3%%%%%
82
Universitas Kristen Petra
2.4.1.2. Observasi
Data observasi yang dilakukan adalah berkunjung ke Taman Djamoe
Indonesia untuk mengambil foto obyek tanaman rempah-rempah yang nantinya
akan digunakan sebagai data visual berupa foto. Selain itu juga, observasi ke
beberapa tempat untuk mencari obyek rempah-rempah untuk difoto dan
digunakan sebagai data visual berupa foto maupun diolah dalam bentuk tracing
foto. Selanjutnya, observasi yang dilakukan adalah berkunjung ke Toko Buku
Gramedia untuk mengamati dan melihat buku-buku kompetitor yang digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan desain buku.
2.4.2. Data sekunder
2.4.2.1. Kepustakaan
Data kepustakaan diambil dari berupa beberapa buku mengenai
kesehatan dan pengobatan tradisional yang berkaitan dengan rempah-rempah dan
akan digunakan sebagai data verbal dalam pembuatan buku yang dibuat.
2.4.2.2. Media Internet
Sedangkan data dari internet digunakan untuk melengkapi data verbal
yang tidak didapati dalam pengumpulan data kepustakaan. Data di internet yang
digunakan adalah data dari beberapa surat kabar online dan website.
top related