2.4. mengelola pekerjaan peremajaan tanaman ok2
Post on 28-Jan-2016
244 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAHAN AJARPELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI
ASISTEN KEBUN KELAPA SAWIT
KODE PROGRAM PELATIHAN : A.0126201.01.15
Mengelola Pekerjaan Peremajaan Tanaman(Kode: TAN. KS02.004.01)
I. Judul : MENGELOLA PEKERJAAN PEREMAJAAN TANAMAN
KEMENTERIAN PERTANIAN RIBADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIANJl. Harsono RM No.3 Ragunan Jakarta Selatan
2015
II. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diharapkan mampu mengelola
pekerjaan peremajaan tanaman pada tanaman kelapa sawit.
III. Indikator Kompetensi
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta dapat:
1. Mengidentifikasi lokasi peremajaan tanaman;
2. Menyiapkan peremajaan tanaman;
3. Membongkar tanaman yang tidak produktif;
4. Menata ulang penanaman.
IV. Langkah Kerja (KUK)
1. Melakukan inventarisasi data blok tanaman tidak produktif berdasarkan
laporan sesuai dengan prosedur yang berlaku;
2. Melakukan verifikasi data tanaman tidak produktif dengan memeriksa
langsung ke lapangan sesuai dengan prosedur yang berlaku;
3. Melakukan penetapan lokasi peremajaan tanaman berdasar pada data
tanaman tidak produktif yang otentik dan pertimbangan teknis penanaman
serta prosedur yang berlaku;
4. Mengidentifikasi dan menghitung kebutuhan tenaga kerja, bahan tanam dan
peralatan sesuai dengan kebutuhan;
5. Membuat jadwal kegiatan peremajaan tanaman sesuai dengan kebutuhan;
6. Melakukan penjelasan pekerjaan pembongkaran tanaman kepada tenaga
kerja sesuai dengan prosedur yang berlaku;
7. Mengawasi dan mengarahkan proses pembongkaran tanaman sesuai
dengan standar teknis dan prosedur yang berlaku;
8. Menempatkan bongkaran tanaman pada lokasi yang ditentukan sesuai
dengan perencanaan kerja yang berlaku;
9. Melakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja sesuai dengan SOP yang
berlaku;
10. Melakukan pengolahan lahan untuk penanaman kembali sesuai dengan
teknis dan prosedur pengolahan lahan yang berlaku;
11. Melakukan penyiapan lahan untuk pemancangan dan pembuatan lubang
tanam sesuai dengan standar yang ditetapkan;
12. Melakukan penanaman bibit tanaman untuk peremajaan sesuai dengan
standar teknis dan prosedur penanaman yang berlaku;
13. Membuat catatan dan rekaman pekerjaan pengelolaan peremajaan tanaman
sesuai dengan prosedur dengan menggunakan format yang ditetapkan.
V. Teori Fungsional
5.1 Pertimbangan Rencana Peremajaan
Untuk melaksanakan peremajaan tanaman kelapa sawit tentu melalui
berbagai pertimbangan dan berdasarkan berbagai faktor .
Adapun faktor yang mempengaruhi :
a. Produksi per ha sudah menurun karena buah kelapa sawit yang
dihasilkan oleh pokok tanaman berkurang (kurang lebih umur 25 th).
b. Pokok tanaman terserang hama atau penyakit yang membuat pokok
tanaman tidak produktif.
c. Pemanen mengalami kesulitan untuk memanen pokok tanaman karena
ketinggian.
Produksi/ha/tahun dalam suatu kebun secara merata sepanjang satu siklus
biasanya 25-30 tahun, harus betul-betul optimal. Untuk mencapai produksi
optimal tersebut perlu dicapai keadaan rata-rata umur tanaman 15 tahun.
Acuanpenentuanbatasanumur 15 tahun didasarkan karena pada umur 15
tahun akan tercapai produksi puncak. Pada keadaan produksi yang
maksimal sepanjang siklus tanaman, semua fixed cost yang harus
ditanggung perusahaan akan berfungsi dengan optimal. Harus disadari
bahwa besarnya fixed cost relatif tetap dan tidak tergantukng pada volume
output yang dihasilkan (produksi/Ha/tahun).
Rata-rata umur tanaman (RUT) yang paling optimal tersebut harus diimbangi
dengan program peremajaan yang berkesinambungan. Peremajaan
merupakan salah satu tindakan manajemen untuk mempertahankan rata-
rata umur tanaman tetap optimal bagi perusahaan. Sebagai ilustrasi, sebuah
kebun dengan komposisi tanamn disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Komposisi Umur Tanaman Dalam Kebun PT X
Umur Tanaman (Tahun)
Luas (Ha) Umur x Luas (Ha Tahun)
Produksi /Th (Ton)
Produksi/Ha (Ton)
7 200 1.400 3.600 18,0
14 500 7.000 12.500 25,0
15 300 4.500 8.100 27,0
16 500 8.000 12.500 25,0
20 200 4.000 4.600 23,0
24 300 7.200 5.400 18,0
Jumlah 2.000 32.100 46.700 -
Rata-Rata - - 23,35 23,35
Secara teoritik, tanaman tertua di dalam kebun tersebut harus segera
diremajakan karena rata-rata umur tanaman sudah mencapai 16,05 tahun.
Rumus untuk menentukan luas areal harus diremajakan sebagai berikut:
∓=∑i=1
n ( ti x Ai )Ai
+∑i=0
n
❑(taxa)Ai
+∑i=0
n
❑(tbxb)Ai
Ket:
∓ = Umur rata-rata, standar = 15 tahun (produksi maksimal dalam 1 siklusti = Umur ke – i (i= 1 sampai n)Ai = Luas areal pada umur ke-i (i= 1 sampai n)ta = Umur tanaman hasil peremajaan (diasumsikan = 1 tahun)a = Luas tanamatertua yang tidak diremajakanb = Luas tanaman yang harus diremajakan
Penentuan luas tanaman yang harus diremajakan untuk komposisi tanaman
di atas sebagai berikut:
∓=(7 x 200 )+(14 x 500 )+(15 x300 )+(16 x 500 )+(20 x200 )
2000+ 24 xa
2000+ 1 xb
2000=15
¿ (24.900 :2000 )+ {(24 a+b ):2000¿}=15
¿24 a+b={(15−12.45 ) x 2000 }=5.100
Berdasarkan persamaan di atas:
(1) 24a + b = 5.100
(2) a + b = 300 – (luas areal tanaman tertua)
23a = 4.800
a = 4.800 : 23 = 208,7 = 210 ha
210 + b = 300
b = 300 – 210 = 90 ha
Jadi luas tanaman yang harus diremajakan yaitu 90 Ha pada areal tanaman
tertua. Pertimbangan untuk melakukan peremajaan tidak hanya semata-
mata didasarkan pada rata-rata umur tanaman dalam kebun. Hal-hal lain
yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
Rata-rata produksi/Ha tanaman yang akan diremajakan.
Cost price per Ha dan cost price per kg TBS tanaman yang akan
diremajakan.
Letak arel/blok tanaman yang akan diremajakan.
Pertimbangan harga jual produk olahan kelapa sawit (MKS, IKS, dan
lainnya) di pasaran.
Ketersediaan modal untuk melakukan peremajaan.
Produksi/Ha merupakan pertimbangan kritikal bagi suatu keputusan untuk
melakukan peremajaan, seperti angka-angka ilustrasi berikut ini:
Produksi umur 24 tahun : ± 18 ton/Ha
Rata-rata produksi umur 25-27 tahun : ± 14 ton/Ha
Rata-rata produksi umur 28-31 tahun : ± 8 ton/Ha
Tanaman hasil peremajaan mulai menghasilkan pada umur 4 tahun
dengan rata-rata umur produksi 4-7 tahun : ± 18 ton/Ha
Kehilangan produksi karena tanaman diremajakan setara dengan (3 x
14 ton) + (4 x 8 ton) = 74 ton (selam 7 tahun).
Produksi yang didapat dari tanaman hasil peremajaan = 4 x 18 = 72
ton.
Atas pertimbangan di atas, keputusan untuk melakukan peremajaan
dapat dilaksanakan walaupun ada kerugian 2 ton. Dalam kasus ini,
keuntungan “waktu” harus menjadi bahan pertimbangan utama. Cost
price/Ha dan cost price/kg TBS merupakan tinjauan ekonomi untuk
melengkapi pertimbangan produksi/Ha di atas. Hal ini dapat diilustrasikan
dengan angka-angka pada tabel berikut.
Tabel 2. Ilustrasi Cost price/Ha dan cost price/kg TBS untuk pertimbangan produksi/Ha
Keterangan Produksi kumulatif 7
Tahun (Ton)
Biaya Eksploitatif 7 Tahun (Rp/ha)
Biaya Eksploitasi Komulatif 7 Tahun
(Rp/Kg TBS)Tanaman tua yang tidak diremajakan
74,0 17.500.000@ 2,5 juta/tahun
236,49
Tanaman muda hasil peremajaan
72,0 18.000.000TBM @ 2 juta/tahunTM @ 3 juta/tahun
250,00
Demi pertimbangan murahnya cost price/kg TBS juga maka pekerjaan
peremajaan harus dilakukan secara berurutan, blok per blok. Blok-blok
peremajaan yang berdekatan ini penting karena daerah peremajaan
yang terpencar-pencar akan menyebabkan kesulitan dalam organisasi
panen. Tanaman tua dan tanaman muda memerlukan teknik panen dan
alat panen yang berbeda dan sangat sukar (hampir mustahil) untuk
saling bersubtitusi. Dengan demikian, dalam areal yang blok-blok
peremajaannya tidak berurutan maka output potong buah per panen
akan rendah karena panen harus membawa dodos dan egrek.
5.2 Teknik Peremajaan
Teknik peremajaan yang diungkapkan di sini bertujuan untuk memberikan
(mutu) yang terbaik dengan biaya yang rendah. Dimensi biaya ditinjau
secara proporsional terhadap mutu yang diinginkan. Dalam konteks ini, mutu
peremajaan merupakan fungsi dari output/produksi yang akan dicapai kelak.
Unsur yang dominan mempengaruhi mutu peremajaan yaitu urutan
pekerjaan dan jenis pekerjaan.
a. Urutan pekerjaan
Pekerjaan peremajaan kelapa sawit mutlak harus dilakukan dengan
urutan:
1) Perencanaan penanaman
Membuat rencana dan desain kebun yang akan dikelola dengan
mempertimbangkan: lingkup pekerjaan, ketersediaan mesin-mesin
dan peralatan yang memadai, waktu pelaksanaan dan biaya.
2) Membersihkan Tanaman/ Bagian Tanaman TerserangGanoderma
Pada areal yang terserang Ganoderma, perlu dilakukan sensus
batang-batang pohon yang terserang untuk kemudian ditebang dan
dibersihkan dari areal tanaman baru atau di eradikasi. Lubang bekas
tanaman terserang diberikan Trichoderma.
3) Membuat Pancang Jalur
Pancang jalur dibuat untuk menentukan jalur tanaman baru, jaringan
jalan, jalur pemanenan dan saluran drainase. Untuk meminimalkan
resiko infeksi serangan Ganoderma, jalur tanaman baru diletakkan di
antara jalur tanaman lama.
4) Pembuatan jalan dan saluran drainase
Pembuatan jalan (saluran) pengumpulan/ pengawasan
atausaluran drainase sekunder dapat dilakukan sebelum atau segera
setelah penumbangan pohon sawit lama. Apabila saluran lama tidak
sesuai dengan letak saluran yang baru, maka saluran lama perlu
ditutup dengan tanah dan saluran baru dibuat sesuai dengan letak
pancang jalur. Apabila saluran lama masih sesuai dengan letak
saluran baru, maka saluran tersebut digali kembali sedalam saluran
baru. Di areal datar, saluran lapangan dibuat di antara 4 atau 8 jalur
tanaman, sedangkan saluran koleksi ditempatkan di tengah 2 saluran
lapangan.
5) Inventarisasi Pohon
Inventarisasi pohon yang akan ditumbang dilakukan dengan cara
menandai tanaman yang akan ditumbang. Inventarisasi pohon
yang akan di tebang pada tahun pertama sebanyak 50% dari populasi
awal, dengan teknik penumbangan kelang 1 (satu) baris. Artinya satu
barisan tanaman ditumbang, satu barisan tanaman dibiarkan dan
seterusnya. 25% dari populasi yang tersisa di tandai untuk dilakukan
peracunan pada tahun pertama dan 25% sisanya dilakukan
peracunan pada tahun kedua.
6) Menebang dan merencek
Tanaman kelapa sawit yang sudah ditandai (50%) ditebang kemudian
dicincang (direncek) dengan menggunakan kapak atau
chainsaw. Penebangan juga dapat dilakuan dengan cara mekanis
menggunakan traktor/tree dozer atau stumper
7) Membersihkan Jalur Tanam
Hasil rencekan ditempatkan (dirumpuk) di antara jalur tanaman,
dengan jarak 1 meter di kiri – kanan pancang. Dengan demikian
diperoleh 2 meter jalur yang bersih dari potongan kayu-kayuan.
8) Membajak dan menggaru
Setelah menebang dan merumpuk, membajak dan menggaru tanah
perlu dilakukan untuk memperbaiki kondisi tanah dan memudahkan
penanaman.
9) Pembuatan teras dan teknik konservasi
Pada areal yang bertopografi bergelombang/ berbukit, perlu dilakukan
terasering dengan mengikuti teknik konservasi tanah dan air. Pada
lahan dengan tingkat kelerengan lebih dari 10o, perlu dibuat teras
tanaman dengan lebar 4 m, kecuali pada tanah yang memiliki lapisan
tanah dangkal dihindari pemotongan sampai ke bahan batuan
induk. Teras harus mengikuti garis kontur. Pada lahan dengan
tingkat kelerengan antara 5 – 10o, teras harus dibuat dengan lebar
antar teras sekitar 30 m.
10)Menanam kacang-kacangan penutup tanah
11)Menanam kelapa sawit
12)Melakukan perawatan tanaman
Pekerjaan di atas harus dilakukan secara urut karena hal-hal sebagai
berikut:
Selama melakukan pekerjaan pada poin 1-4 yang memerlukan
kurang lebih 3 bulan, tanaman masih dapat dipanen hasilnya.
Pekerjaan memancang, membuat parit dan jalan, serta membuat
lubang tanam akan lebih cepat karena kondisi areal yang masih teduh
(belum tumbang). Produktivitas karyawan pada poin 1-4 juga
meningkat karena karyawan tidak perlu meloncati batang-batang
sawit. pekerjaan memancang akan lebih cepat karena mengikuti
barisan tanaman yang ada.
Menyemprot gawangan dengan herbisida dilakukan pada seluruh
areal setelah membongkar pokok.
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang penting dalam hubungannya dengan produksi/Ha
yang akan dicapai sebagai berikut:
Kualitas bibit
Lubang tanam
Jaringan jalan
Pembuatan saluran air
Pemupukan yang tepat
Teknis peremajaan kelapa sawit yang lainnya telah banyak yang ditawarkan
dan diuji coba seperti:
a. Teknik underplanting.
b. Teknis konvensional biasa dan bertahap,
c. Teknis konvensional dengan pola tumpang sari.
Masing-masing teknis peremajaan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Beberapa pelaku perkebunan yang menggunakan teknik underplanting
melaporkan bahwa beberapa tahun terakhir mencoba teknis underplanting,
namun sampai saat ini tidak berkembang dan kurang diminati pekebun.
Pada teknis ini, penanaman dilakukan diantara tanaman kelapa sawit tua.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dari teknis ini adalah selama 6 bulan -
1 tahun, pekebun masih dapat memetik hasil sehingga dapat menjaga
keberlangsungan pasokan TBS. Kekurangan teknis ini adalah:
Terhambatnya pertumbuhan tanaman baru.
Menyebabkan terjadinya endemi Ganoderma.
Meningkatnya serangan Oryctes
Kultur teknis yang tidak sesuai standar.
Teknis underplanting tidak dianjurkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan
karena kurang didukung oleh perilaku pekebun yang disiplin sehingga lebih
banyak kekurangannya dibanding kelebihannya. Teknis lain adalah
konvensional baik penumbangan bertahap maupun penumbangan habis.
Pada pelaksanaannya teknis ini menyebabkan hilangnya penghasilan
pekebun selama masa tanaman belum menghasilkan, sehingga pekebun
enggan untuk mengaplikasikan di lapangan.
Pada demplot pengembangan model peremajaan kelapa sawit yang
dilaksanakan pada tahun 2011 dan 2012, teknis yang dianut adalah
konvensional dengan pola tumpangsari. Tanaman tua ditumbang habis
kemudian dengan steking 1:1 (sesuai kemampuan operator alat berat)
terdapat lahan kosong (lorong) 50 % dari luas lahan tanaman tua yang
ditumbang. Lahan bekas pertanaman kelapa sawit tidaklah tandus, tetapi
dengan sentuhan teknologi sederhana seperti penggunaan pupuk
kandang/kompos maupun pupuk buatan, lahan tersebut subur dan dapat
diusahakan tanaman sela.
Peremajaan secara bertahap merupakan alternative untuk menghindari
kehilangan pendapatan dari penebangan tanaman tua sebelum tanaman
muda menghasilkan. Peremajaan cara bertahap, membagi areal menjadi
tahapan-tahapan peremajaan. Apabila peremajaan akan di dilakukan
selama 3 tahap, maka areal yang akan diremajakan dibagi 3. Umumnya
petani mempunyai lahan pertanaman sawit seluas 2 ha atau 21 lajur
tanaman x 14 baris tanaman, lahan dapat dibagi menjadi 7 lajur tanaman x
14 baris tanaman setiap tahunnya, lamanya peremajaan menjadi 3 tahun.
Peremajaan dilakukan pada tanaman tua sebanyak 7 lajur x 14 baris,
tanaman ditumbang sehingga lahannya terbuka, lahan terbuka ini ditanami
dengan benih sawit muda. Penanaman sawit muda ini dapat ditumpang
sarikan dengan tanaman palawija seperti kacang tanah, kedele atau jagung.
Dengan demikian dari tanaman tua yang belum diremajakan yaitu 14 lajur x
14 baris tanaman, petani masih memperoleh penghasilan, bila dilakukan
pemupukan berat, malah produksi dapat tetap sama dengan sebelumnya.
Selain itu petani juga dapat memperoleh tambahan pendapatan dari
penanaman tanaman sela.
VI. Gambar
Gambar 1. Penebang pohon kelapa sawit menggunakan alat berat
Gambar 2. Perencahan dan penghancuran pohon kelapa sawit yang ditebang
Gambar 3. Pembersihan tanaman kelapa sawit terserang penyakit Ganoderma
Gambar 4. Tanaman yang sudah diracun pada system underplanting
Gambar 5. Lahan yang sudah diremajakan
VII. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan ini sebaga berikut:
Alat Komputasi
Alat dan Mesin Pertanian
Sarana Produksi
VIII.Keamanan Kerja
Hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kegiatan mengelola pekerjaan
peremajaan tanaman pada kebun kelapa sawit sebagai berikut:
Menggunakan pakaian kerja (Sepatu boot, helm proyek, baju kerja);
Menggunakan Alat Pelindung Diri (masker, sarung tangan);
Melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP;
Membaca petunjuk penggunaan alat.
IX. Kriteria Yang Dinilai
Kriteria yang dinilai untuk unit kompetensi ini sebagai berikut:
Menjelaskan Kriteria Peremajaan;
Menjelaskan Prosedur Peremajaan;
Metode yang digunakan dalam menentukan titik tanam;
Cara Perumpukan.
X. Evaluasi
1. Sebutkan faktor yang mempengaruhi pertimbangan peremajaan tanaman
kelapa sawit!
2. Sebutkan hal lain yang perlu diperhatikan dalam mempertimbangkan
peremajaan tanaman Kelapa sawit!
3. Sebutkan tujuan peremajaan tanaman!
4. Sebutkan urutan pekerjaan peremajaan tanaman!
5. Sebutkan 3 teknis peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah banyak
diuji!
6. Sebutkan kekurangan peneapan teknis peremajaan underplanting!
XI. Kunci Jawaban
1. Untuk melaksanakan peremajaan tanaman kelapa sawit tentu melalui
berbagai pertimbangan dan berdasarkan berbagai faktor .
Adapun faktor yang mempengaruhi :
a) Produksi per ha sudah menurun karena buah kelapa sawit yang
dihasilkan oleh pokok tanaman berkurang (kurang lebih umur 25 th).
b) Pokok tanaman terserang hama atau penyakit yang membuat pokok
tanaman tidak produktif.
c) Pemanen mengalami kesulitan untuk memanen pokok tanaman karena ketinggian.
2. Hal-hal lain yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan peremajaan
sebagai berikut:
Rata-rata produksi/Ha tanaman yang akan diremajakan.
Cost price per Ha dan cost price per kg TBS tanaman yang akan
diremajakan.
Letak arel/blok tanaman yang akan diremajakan.
Pertimbangan harga jual produk olahan kelapa sawit (MKS, IKS, dan
lainnya) di pasaran.
Ketersediaan modal untuk melakukan peremajaan.
3. Teknik peremajaan bertujuan untuk memberikan (mutu) yang terbaik dengan
biaya yang rendah. Dalam konteks ini, mutu peremajaan merupakan fungsi
dari output/produksi yang akan dicapai kelak.
4. Pekerjaan peremajaan kelapa sawit mutlak harus dilakukan dengan urutan:
1) Perencanaan penanaman
2) Membersihkan Tanaman/ Bagian Tanaman TerserangGanoderma
3) Membuat Pancang Jalur
4) Pembuatan jalan dan saluran drainase
5) Inventarisasi Pohon
6) Menebang dan merencek
7) Membersihkan Jalur Tanam
8) Membajak dan menggaru
9) Pembuatan teras dan teknik konservasi
10)Menanam kacang-kacangan penutup tanah
11)Menanam kelapa sawit
12)Melakukan perawatan tanaman
5. Teknis peremajaan kelapa sawit yang telah banyak yang ditawarkan dan diuji
coba sebagai berikut:
a. Teknik underplanting.
b. Teknis konvensional biasa dan bertahap,
c. Teknis konvensional dengan pola tumpang sari
6. Kekurangan teknis peremajaan underplanting adalah:
Terhambatnya pertumbuhan tanaman baru.
Menyebabkan terjadinya endemi Ganoderma.
Meningkatnya serangan Oryctes
Kultur teknis yang tidak sesuai standar.
top related