3. model paikem
Post on 06-Jul-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 1/50
MATERI POKOK
PROGRAM DIKLAT KOMPETENSI
Penulis
Drs. Komar Hidayat, M.Pd
Tim Penyunting
Dr. Zaenal Alimin, M.Ed
Aam Sudrajat, S.Si., M.Ed.
Hartoyo
Ilustrator
Yayan Yanuar Rahman, S.Pd, M.Ed
Cetakan Pertama, Maret 2012
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (BPSDMP PMP)
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
TAMAN KANAK-KANAK DAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
(PPPPTK TK DAN PLB) BANDUNG – TAHUN 2012
Milik Negara Tidak Diperdagangkan
PKKLB037 A1.2
Model Pembelajaran Aktif Interaktif
Kreatif Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM)
DASAR-DASAR PENDIDIKAN LUAR BIASA
JENJANG DASAR
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 2/50
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 3/50
KATA PENGANTAR
Dalam upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan,
menuju terwujudnya guru TK dan PLB yang profesional, pada tahun 2012 Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman
Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) Bandung akan
mengimplementasikan Pendidikandan Pelatihan (Diklat) Berbasis Kompetensi
(Competence Based Training). Kurikulum Diklat dirancang dengan merujuk pada
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Untuk mampu memenuhi tuntutan ketersediaan dan kesesuaian bahan diklat ini,
maka disusun modul yang komprehensif dan mudah dipahami disesuaikan dengan
tuntutan kompetensi dan kebutuhan peserta diklat.
Modul Diklat yang berjudul Model Pembelajaran Aktif Interaktif Kreatif Efektif
dan Menyenangkan (PAIKEM) ditulis oleh Saudara Drs. Komar Hidayat, M.Pd ini
merupakan salah satu modul dari tujuh modul yang digunakan pada Diklat Dasar-
dasar Pendidikan Luar Biasa yang berada pada jenjang dasar. Modul ini terdiri
atas tiga materi pokok, yang masing-masing memuat indikator keberhasilan,
uraian materi, latihan, rangkuman, evaluasi, dan umpan balik.
Modul ini digunakan secara langsung melalui kegiatan tatap muka diklat dan
sekaligus sebagai bahan kegiatan belajar mandiri para peserta. Melalui langkah
ini efisiensi dan optimalisasi diklat diharapkan dapat diwujudkan.
Kami berharap, modul-modul yang sudah disusun dapat menjadi referensi pokok
dalam pelaksanaan diklat. Untuk memperluas wawasan peserta diklat disarankan
untuk menggunakan referensi lain yang relevan.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan aktif
dalam penyusunan modul ini.
Bandung, Maret 2012Kepala PPPPTK TK dan PLB Bandung,
E. Nurzaman, A.MNIP. 195805081985111001
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
i
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 4/50
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 5/50
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pencapaian kompetensi satu mata pelajaran bergantung kepada
beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi adalah,
bagaimana cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Kecenderungan pembelajaran saat ini, masih berpusat pada guru dengan
bercerita atau berceramah. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Akibatnya tingkat pemahaman pemahaman terhadap materipelajaran rendah. Selain itu, media jarang digunakan dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran menjadi kering dan kurang bermakna.
Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi yang luar bisa. Untuk itu,
seorang guru diharapkan dapat menggali dan mengembangkan potensi yang
dimiliki oleh setiap anak termasuk anak luar biasa (ALB). Salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah mengelola pembelajaran yang dapat
memberikan kesempatan kepada anak untuk terlibat dan mengekspresikan
segala potensi yang dimilikinya.
Untuk pencapaian tujuan tersebut di atas, perlu ada upaya stragis dalam
penanganannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah,
menngunakan pendekatan pembelajaran PAIKEM. Pembelajaran ini
merupakan pembelajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa secara
aktif untuk mengalami sendiri, menemukan, memecahkan masalah sehingga
sesuai potensi.
Modul ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bagi
guru SLB dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat
memotivasi peserta didik untuk belajar secara optimal dalam suasana yang
kondusif dan menyenangkan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
1
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 6/50
B. DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini merupakan materi pokok pada program diklat kompetensi dasar ke-
PLB-an. Model pembelajaran PAIKEM yang termuat dalam modul ini
mencakup: konsep dasar PAIKEM, penataan lingkungan dalam PAIKEM dan
penilaian berbasis kelas. Tahap penguasaan peserta, dilakukan melalui
evalauasi di antaranya; Tes Awal, Tes Akhir dan Uji Kompetensi.
C.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat
kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar dapat;
1. Menjelaskan konsep dasar PAIKEM.
2. Menjelaskan penataan lingkungan dalam PAIKEM.
3. Menjelaskan penilaian berbasis kelas.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Uraian atau konsep pembelajaran aktif, inovatif, kreatif efektif dan
menyenangkan yang termuat di dalam modul ini, akan terbagi ke dalam tigarangkaian materi pembelajaran, di antarayna;
1. Konsep dasar PAIKEM.
2. Penataan lingkungan dalam PAIKEM.
3. Penilaian berbasis kelas.
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
2
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 7/50
MP
1
MATERI POKOK 1
KONSEP DASAR PAIKEM
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat
kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar mampu;
1. Menjelaskan mengapa PAIKEM?
2. Menjelaskan pengertian dan tujuan PAIKEM.
3. Menjelaskan prinsip dan karakteristik PAIKEM.
B. URAIAN DAN CONTOH
Pembelajaran hendaknya berlangsung dalam suasana yang kondusif, baik
bagi Guru maupun bagi siswa, di sekolah dasar telah lama dikembangkan
pola pembelajaran yang menyenangkan ( Joyful learning), tetapi tentunya
bukan sekedar menyenangkan tetapi juga harus bermakna. Pembelajaran
akan bermakna jika ada pokok-pokok materi yang didapat oleh siswa bahkan
juga guru pada tiap kurun pembelajaran. Pokok-pokok materi akan didapat
jika pembelajaran berkesan terutama jika melibatkan semua indra dan
disajikan dalam bentuk aktivitas yang menarik. Karena itu, guru harus kreatif
dalam memilih dan mengimplementasikan pendekatan pembelajaran.
Pada modul ini akan diuraikan salah pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan, yaitu: pendekatan pembelajaran PAIKEM.
1.
Mengapa PAIKEM?
Pada dasarnya belajar adalah proses individual, walaupun kebanyakan
kelas disusun secara klasikal, namun perhatian guru tetap harus
individual, karena setiap anak mempunyai kekhasannya sendiri, dan
memiliki tingkat perkembangannya sendiri.
Kedua, Belajar juga merupakan proses sosial, belajar secara bersama dan
memecahkan masalah secara kelompok akan saling menunjang dan saling
membelajarkan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
3
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 8/50
MP
1
Ketiga, Pembelajaran haruslah dalam suasana yang kondusif dan
menyenangkan, sehingga setiap peserta didik mempunyai kesiapan untuk
belajar.
Keempat, belajar merupakan suatu proses yang terus menerus tiada henti,
belajar sepanjang hayat, belajar sesuatu hal sebagai pijakan untuk belajar
hal lain lebih lanjut.
Kelima, belajar adalah suatu proses membangun makna, dimana setiap
proses belajar harus bermakna bagi proses tumbuh kembang anak, baik
secara fisik maupun psikis, dalam suasana yang menyenangkan, baik bagi
siswa maupun guru.
Selain itu ada perubahan paradigma dalam pembelajaran yaitu dari
Mengajar menjadi Pembelajaran (teaching learning), dan dalam penilaian
proses dan hasil belajar harus berlangsung terus menerus dengan
perbaikan-perbaikan pada setiap tahapnya.
Jadi PAIKEM, mengandung makna pembelajaran yang dirancang agar
mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas sehingga efektif namuntetap menyenangkan. Selain itu juga, diharapkan dapat menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif/bermakna yang mampu memberikan
siswa keterampilan, pengetahuan dan sikap untuk hidup.
2. Kontruktivisme dalam Pembelajaran PAIKEM
Pembelajaran PAIKEM pada hakekatnya menganut teori belajar
kontruktivisme dalam konteks filsafat pendidikan. Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir pembelajaran konstektual yaitu, bahwa
pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak datang tiba-tiba.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan
itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
4
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 9/50
MP
1
Ciri-ciri Konstruktivisme
a. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya
dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.
c. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah
d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses
kontruksi berjalan lancar.
e. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah
pertanyaan.
Selain itu yang paling penting adalah, guru tidak hanya memberikan
pengetahuan kepada siswa. siswa harus membangun pengetahuan didalam
benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu proses ini dengan cara-
cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan
sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak
siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri
untuk belajar.
3. Pentingnya PAIKEM dalam Pembelajaran
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa proses pembelajaran di sekolah
sampai saat ini cenderung berpusat kepada guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi-materi dan siswa diberi tanggung jawab untuk
menghafal semua pengetahuan. Memang pembelajaran yang berorientasi
target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
dalam jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan
masalah dalam kehidupan jangka panjang.
Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka
pelajari bukan sekedar mengetahuinya, oleh karena itu hedaknya para
pendidik mencoba merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa
mengaplikasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
5
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 10/50
MP
1
Dalam merancang materi dan strategi pembelajaran tersebut, pendidik
harus memperhatikan tingkatan pemahaman siswa saat itu. Tingkat
pemahaman siswa menurut model Gagne (1985) dapat dikelompokanmenjadi delapan tipe belajar, yaitu: (1) belajar isyarat, (2) stimulus-
respon, (3) rangkaian gerak, (4) rangkaian verbal, (5) membedakan, (6)
pembentukan konsep, (7) pembentukan aturan dan (8) pemecahan
masalah (problem solving).
Di lihat dari urutan belajar, belajar pemecahan masalah adalah tipe
belajar paling tinggi karena lebih kompleks. Dalam tipe belajar
pemecahan masalah, siswa berusaha menyeleksi dan menggunakan
aturan-aturan yang telah dipelajari terdahulu untuk membuat formulasi
pemecahan masalah. Lebih jauh Gagne (1985) mengemukakan bahwa
kata-kata seperti penemuan (discovery ) dan kreatifitas (creativity )
kadang-kadang diasosiasikan sebagai pemecahan masalah.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran tergantung pada pendekatannya. Hal ini sesuai
dengan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam
kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi
Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan
psikologis peserta didik. Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi.
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
6
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 11/50
MP
1
4. Makna Pengertian PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip
pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi
adalah pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian
kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran
adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam
pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Berikut perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 1. 1 Pembelajaran PAIKEM
5. Tujuan PAIKEM
Pembelajaran berbasis PAIKEM membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan berpikir kreatif
(critical dan creative thinking). Berpikir kritis adalah suatu kecakapan
nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan
pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk
meningkatkan kemurnian (orginality ), ketajaman pemahaman (insight)
dalam mengembangkan sesuatu ( generating). Kemampuan memecahkan
masalah merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
7
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 12/50
MP
1
Dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau
kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah. Jika
memungkinkan masalah diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri.Masalah yang diidentifikasi hendaknya yang penting dan mendesak untuk
diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri,
umpamanya masalah kemiskinan, kejahatan, kemacetan lalu lintas,
pembusukan makanan, wabah penyakit, kegagalan panen, pemalsuan
produk, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan
analisis dan pemahaman tingkat tinggi.
6.
Prinsip-Prinsip PAIKEM
Prinsip pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
yang merujuk pada pembelajaran dengan basis kompetensi memiliki
prinsip-prinsip sebagai berikut:
Berpusat pada peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan.
Peserta didik menjadi subjek pembelajaran sehingga keterlibatan
aktivitasnya dalam pembelajaran tinggi. Tugas guru adalah mendesain
kegiatan pembelajaran agar tersedia ruang dan waktu bagi peserta didik
belajar secara aktif dalam mencapai kompetensinya.
Berikut, perhatikan gambar di bawah ini.
Gambar 1. 2 Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
8
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 13/50
MP
1
Integral agar kompetensi yang
dirumuskan dalam SK dan KD tercapai
secara utuh. Aspek kompetensi yangterdiri dari sikap, pengetahuan, dan
keterampilan terintegrasi menjadi
satu kesatuan.
Pembelajaran dilakukan dengan sudut
pandang adanya keunikan individual.
Peserta didik memiliki karakteristik,
potensi, dan kecepatan belajar yang beragam. Oleh karena itu dalam
kelas dengan jumlah tertentu, guru perlu memberikan layanan individual
agar dapat mengenal dan mengembangkan peserta didiknya.
Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan
prinsip pembelajaran tuntas sehingga mencapai ketuntasan yang
ditetapkan. Peserta didik yang belum tuntas diberikan layanan remedial,
sedangkan yang sudah tuntas diberikan layanan pengayaan atau
melanjutkan pada kompetensi berikutnya.
Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga
peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapi. Karena itu guru perlu mendesain
pembelajaran yang berkaitan dengan permasalahan kehidupan atau
konteks kehidupan peserta didik dan lingkungan. Berpikir kritis adalah,
kecakapan nalar, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan
masalah, menarik keputusan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi
dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah, suatu kegiatan mental
untuk meningkatkan ketajaman pemahaman dalam mengembangkan
sesuatu. Kemampuan memecahkan masalah adalah kemampuan tahap
tinggi siswa dalam mengatasi hambatan, kesulitan maupun ancaman.
Metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi
juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam memecahkan
masalah dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan
mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
9
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 14/50
MP
1
Pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga
memberikan pengalaman belajaran bagi perserta didik.
7. Karakteristik PAIKEM
Sesuai dengan singkatan PAIKEM, maka pembelajaran yang berfokus pada
siswa, makna, aktivitas, pengalaman dan kemandirian siswa, serta konteks
kehidupan dan lingkungan ini memiliki 4 ciri yaitu: mengalami,
komunikasi, interaksi dan refleksi.
a. Mengalami (pengalaman belajar) antara lain:
1) Melakukan pengamatan.
2) Melakukan percobaan.3) Melakukan penyelidikan.
4) Melakukan wawancara.
5) Siswa belajar banyak melalui berbuat.
6) Pengalaman langsung mengaktifkan banyak indera.
b. Komunikasi, bentuknya antara lain:
1) Mengemukakan pendapat.
2) Presentasi laporan.
3) Memajangkan hasil kerja.4) Ungkap gagasan.
c. Interaksi, bentuknya antara lain:
1) Diskusi.
2) Tanya jawab.
3) Lempar lagi pertanyaan.
4) Kesalahan makna berpeluang terkoreksi.
5) Makna yang terbangun semakin mantap.
6) Kualitas hasil belajar meningkat.
d. Kegiatan Refleksi yaitu memikirkan kembali apa yang diperbuat/
dipikirkan.
1) Mengapa demikian?
2) Apakah hal itu berlaku untuk …?
3) Untuk perbaikan gagasan/makna.
4) Untuk tidak mengulangi kesalahan.
5) Peluang lahirkan gagasan baru.
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
10
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 15/50
MP
1
Dari karakteristik PAIKEM tersebut, maka guru perlu memberikan
dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritas atau haknya dalam
membangun gagasan. Tanggung jawab belajar, memang berada pada diri
siswa, tetapi guru bertanggung jawab dalam memberikan situasi yang
mendorong prakarsa, motivasi, perhatian, persepsi, retensi, dan transfer
dalam belajar, sebagai bentuk tanggung jawab siswa untuk belajar
sepanjang hayat.
8. Ciri Pembelajaran PAIKEM
Ciri pembelajaran yang disebut PAIKEM antara lain menggunakan multi
metode dan multi media, melibatkan semua indera, dengan praktik dan
bekerja dalam tim, memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran juga perlu melibatkan multi aspek yaitu logika, kinestika,
estetika dan etika.
Dengan kata lain pembelajaran perlu mengaktifkan siswa dan guru,
membuat kreatif pembelajarnya, hasilnya efektif dan tentu saja smua
berlangsung dgn menyenangkan.
9.
Komponen Utama PAIKEM
a. Kurikulum dan perangkatnya.
b. Sarana dan prasarana yang diperlukan.
c. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya.
d. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel.
e. Didukung penilaian yang berkelanjutan.
Semua itu perlu diarahkan pada Standardisasi mutu pendidikan secara
berkelanjutan dalam menghadapi tuntutan lokal, nasional dan global.
Juga perlu dukungan secara aktif dari peran serta masyarakat dan sistem
manajemen berbasis sekolah
10. Aktif, Kreatif, Inovatif dan Menyenangkan
a. Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran perlu mengaktifkan
semua siswa dan guru, baik secara fisik ( termasuk segenap indera)
maupun mental, bahkan moral dan spiritual. Misalnya kalau kelas
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
11
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 16/50
MP
1
sedang belajar tentang sifat-sifat air (IPA), lalu ada percobaan atau
eksperimen sederhana, sehingga secara fisik aktif semua indera
terlibat, juga berfikir dan menganalisis kenapa permukaan air selalu
datar walaupun wadahnya dimiringkan misalnya, terus dikaitkan dengan
kebesaran Tuhan menciptakan air bagi kesejahteraan hidup manusia,
oleh sebab itu perlu dijaga kelestariannya.
b. Pembelajaran yang kreatif mempunyai makna, tidak sekedar
melaksanakan dan menerapkan acuan kurikulum, karena kurikulum
sekedar dokumen dan rencana, maka perlu dikritisi, perlu
dikembangkan secara kreatif, ada seribusatu jalan untuk mempelajari
dan memperdalam satu kompetensi tertentu. Jadi ada kreativitas
pengembangan kompetensi dasar dan juga ada kreativitas dalam
pelaksanaannya di kelas, termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai
sumber, bahan dan sarana untuk belajar.
Lingkungan dapat bermakna lingkungan fisik, dan sosial, fisik bisa
berupa lingkungan alam dan gejala alam sedang lingkungan sosial
merupakan segala perilaku manusia dan hubungannya dengan manusia
lain, maupun terhadap lingkungan alam. Misalnya pasar, sikap
berlalulintas, pelestarian dan perusakan lingkungan oleh manusia dan
sebagainya.
c. Pembelajaran inovatif
Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang dirancang oleh
pebelajar atas dorongan gagasan barunya yang merupakan produk darilearning how to learn untuk melakukan langkah-langkah belajar,
sehingga memperoleh kemajuan hasil belajar.
Pembelajaran inovatif juga mengandung arti pembelajaran yang
dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan wujud
gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi
pebelajar untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
12
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 17/50
MP
1
Berdasarkan definisi secara harfiah pembelajaran inovatif tersebut,
tampak di dalamnya terkandung makna pembaharuan. Gagasan
pembaharuan muncul sebagai akibat seseorang merasakan adanya
anomali atau krisis pada paradigma yang dianutnya dalam memecahkan
masalah belajar. Oleh sebab itu, dibutuhkan paradigma baru yang
diyakini mampu memecahkan masalah tersebut. Perubahan paradigma
seyogyanya diakomodasi oleh semua manusia, karena manusia sebagai
individu adalah makhluk kreatif. Namun, perubahan sering dianggap
sebagai pengganggu kenyamanan diri, karena pada hakikatnya
seseorang secara alamiah lebih mudah terjangkit virus rutinitas.
Padahal, di dalam pendidikan, banyak kalangan mengakui bahwa
pekerjaan rutin cenderung tidak merangsang, membuat pendidikan
ketinggalan zaman, dan akan mengancam eksistensi negara dalam
perjuangan dan persaingan hidup.
Rutinitas kinerja dapat bersumber dari beberapa faktor yang dianggap
menghambat inovasi. Faktor-faktor yang dapat dikategorikan sebagai
penghambat inovasi, adalah: keunggulan inovasi relatif sulit untukdijelaskan dan dibuktikan, sering dianggap time dan cost consumming,
pelaksanaan cenderung partial, complexity innovation sering
menghantui orang untuk diam di jalan rutinitas, dan simplification
paradigm dalam innovation dissemination berpotensi mengurangi
keyakinan dan pemahaman bagi para praktisi terhadap inovasi.
Inovasi pembelajaran muncul dari perubahan paradigma pembelajaran.
Perubahan paradigma pembelajaran berawal dari hasil refleksi
terhadap eksistensi paradigma lama yang mengalami anomali menuju
paradigma baru yang dihipotesiskan mampu memecahkan masalah.
Terkait dengan perkuliahan di perguruan tinggi, paradigm pembelajaran
yang dirasakan telah mengalami anomali, adalah (1) kecenderungan
guru untuk berperan lebih sebagai transmiter, sumber pengetahuan,
mahatahu, (2) kuliah terikat dengan jadwal yang ketat, (3) belajar
diarahkan oleh kurikulum, (4) kecenderungan fakta, isi pelajaran, dan
teori sebagai basis belajar, (5) lebih mentoleransi kebiasaan latihan
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
13
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 18/50
MP
1
menghafal, (6) cenderung kompetitif, (7) kelas menjadi fokus utama,
(8) komputer lebih dipandang sebagai obyek, (9) penggunaan media
statis lebih mendominasi, (10) komunikasi terbatas, (11) penilaian lebih
bersifat normatif.
d. Pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai sasaran dan tujuan serta
banyak hal yang yang “didapat” oleh siswa, bahkan gurupun pada
setiap kegiatan pembelajaran mendapatkan “pengalaman baru” sebagai
hasil interaksi dua arah dengan siswanya. Agar kita tahu apakah
pembelajaran di kelas kita efektif atau tidak, setiap akhir
pembelajaran perlu kita lakukan evaluasi, evaluasi yang dimaksudkandisini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi sejenis “perenungan” yang
dilakukan oleh guru dan siswa (refleksi) dan didukung oleh data catatan
guru, salah satunya mungkin hasil latihan/sejenis tes lisan, tulis
maupun perilaku.
Kemudian barulah kita simpulkan sudahkah tujuan yang kita tetapkan
telah tercapai, seberapa besar pencapaiannya, apa kekurangan dan
kelebihannya serta apa tindaklanjut dan rencana kita berikutnya, yang
berupa program perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran.
e. Pembelajaran yang menyenangkan harus dimaknai secara luas tidak
sekedar menyenangkan, tetapi pembelajaran juga harus dapat
“dinikmati” oleh pembelajarnya. Pembelajaran dapat dinikmati jika
pembelajaran tersebut “mengasyikkan”. Mengasyikkan tidak sekedar
menyenangkan tetapi ada unsur ketekunan, inner motivation, setelah
mengetahui sesuatu hal selalu ingin tahu lebih lanjut, dan mempunyai
ketahanan belajar lebih lanjut. belajar itu harus Menyenangkan,
Mengasyikkan, Menguatkan dan Mencerdaskan. Selain itu siswa harus dilatih
olahpikir, olahhati, olahrasa dan olahraga.
Di sisi lain pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa
untuk berfikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan
percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi positifnya
secara optimal. Menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri,
menjadi dirinya sendiri dan mempunyai semangat kompetitif dalam
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
14
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 19/50
MP
1
nuansa kebersamaan. Sekolah, guru, serta media dan sarana yang ada
hanya mendukung dan memfasilitasi. Namun, walaupun hanya
memfasilitasi sekolah dan guru serta stakeholder lain termasukpemerintah haruslah mengupayakan agar potensi yang ada, serta inner
motivation dan kemandirian siswa dapat terbentuk.
Pembelajaran juga perlu memberikan tantangan untuk memotivasi rasa
ingin tahu dan belajar lebih lanjut, kreatif dan inovatif, tekun dan
menyadari potensi diri, yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
Pembelajaran juga harus memacu semangat kompetitif. Jadi tidak
sekedar Joyful dalam arti bersenang-senang dan bergembira bersama
saja.
Bagaimana dengan reward and punishment? Tentu saja penghargaan,
apapun bentuknya mulai dari tanda bintang, sertifikat atau sekedar
pujian perlu diberikan dan direncanakan dengan baik oleh guru kelas
bersama kepala sekolah. Sedangkan “hukuman”, sebaiknya ditiadakan
sama sekali, tidak ada lagi hukuman apapun bentuknya. Tetapi diganti
dengan kesepakatan bersama dengan seluruh anggota kelas “sanksi”
apa yang harus di berikan jika melanggar kesepakatan, dilaksanakansecara demokratis dan transparan, berlaku untuk semua warga
kelas/sekolah termasuk guru. Sanksipun harus dipilih yang memotivasi
dan merupakan bagian dari pembelajaran. Misalnya membuat kliping,
menyusun karya tulis/mengarang, memecahkan masalah dan
sebagainya. Sanksi juga tidak boleh memberatkan dan memberikan
beban mental.
Lebih bagus lagi kalau kata “sanksi” diganti dengan “konsekuensi”.
Dengan demikian semua siswa menyadari bahwa konsekuensi tertentu
harus dilaksanakan bukan dari guru atau hukuman dari orang lain tetapi
memang merupakan konsekuensi yang ditetapkan oleh sistem/
kesepakatan yang telah disepakati bersama. Hal ini dimaksudkan untuk
melatih disiplin, mentaati aturan yang disepakati bersama.
Dengan demikian pembelajaran perlu memperhatikan banyak aspek,
termasuk juga bagaimana agar siswa mampu bekerja dalam
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
15
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 20/50
MP
1
tim/kelompok, mampu menampilkan gagasannya secara runtut dan
sistematis baik secara lisan maupun tulis.
Aspek-aspek tersebut perlu dipahami oleh setiap guru. Jika ada peluang
untuk diterapkan, maka dilaksanakan, tentunya ada aspek tertentu
yang dominan pada pembelajaran suatu kompetensi tertentu. Tentu
saja tidak semua aspek harus selalu masuk pada setiap pembelajaran.
Setidaknya pada saat menyusun rencana pembela-jaran aspek-aspek
tersebut diperhatikan dan dipertimbangkan. Intinya potensi anak kita
kembangkan secara optimal, dan utuh sesuai kemampuannya, sehingga
sesuai harapan menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Joyful Learning hanya sebagian dari PAIKEM dan PAIKEM hanya sebagian
dari Pembelajaran seutuhnya yang melibatkan banyak aspek. Jelasnya
setiap pembelajaran harus berbasis pada kehidupan.
Pada setiap pembelajaran setidaknya ada dua hal yang perlu dilatihkan
dan dikuasai. Pertama substansi yang dipelajari, seperti misalnya IPA,
Matematika, IPS, Bahasa dan sebagainya, yang kita kenal sebagai
subject matter /matapelajaran. Kedua, Personal Performance/Kinerja,
seperti misalnya, kemampuan berfikir kritis dan analitis, bekerja dalam
teamwork, trampil mengemukakan pendapat secara sistematis,
menghargai pendapat orang lain, tekun, disiplin, memahami etika dan
estetika dan sebagainya.
Dengan pembelajaran PAIKEM diharapkan:
a. Belajar akan lebih efektif.
b. Anak lebih kritis dan kreatif.
c. Suasana dan pengalaman belajar bervariasi.
d. Meningkatkan kematangan emosional/sosial.
e. Produktivitas siswa tinggi.
f. Siap menghadapi perubahan dan berpartisipasi dalam proses
perubahan.
Dengan demikian jika semua itu dilaksanakn dengan baik, mulai dari yang
sederhana sesuai kemampuan, secara bertahap dan berkelanjutan
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
16
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 21/50
MP
1
mengarah pada kesempurnaan yang terus kita tingkatkan, maka benarlah
bahwa pembelajarn itu memang mengasyikkan, menyenangkn dalam arti
luas dan dapat dinikmati baik oleh pembelajar Maupun guru. Selamat
menikmati setiap moment pembelajaran yang telah kita rancang sendiri.
C.
REFLEKSI
1. Jelaskan mengapa perlunya PAIKEM!
2. Uraikan dengan singkat, apa yang dimaksud dengan pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan?
3. Jelaskan, apa saja yang menjadi karakteristik PAIKEM?
4. Sebutkan ciri-ciri Pembelajaran PAIKEM?
5. Apa saja yang termasuk dalam komponen Utama PAIKEM?
D.
RANGKUMAN
1. PAIKEM meruapakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan yang dirancang agar mengaktifkan anak,
mengembangkan kreativitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Selain itu juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif/bermakna yang mampu memberikan siswa keterampilan,
pengetahuan dan sikap untuk hidup. Adapun tujuannya membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi, berpikir kritis dan
berpikir kreatif (critical dan creative thinking).
2. Prinsip PAIKEM adalah:
a. Berpusat pada peserta didik.
b. Integral agar kompetensi yang dirumuskan dalam KD dan SK tercapai
secara utuh.
c. Pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan
individual setiap peserta didik.
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201217
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 22/50
MP
1
d. Pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus-menerus
menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) sehingga
mencapai ketuntasan yang ditetapkan.e. Pembelajaran dihadapkan pada situasi pemecahan masalah, sehingga
peserta didik menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah yang dihadapi.
3. Karakteristik PAIKEM, berfokus pada siswa, makna, aktivitas, pengalaman
dan kemandirian siswa, serta konteks kehidupan dan lingkungan ini
memiliki 4 ciri yaitu: mengalami, komunikasi, interaksi dan refleksi.
4. Komponen Utama PAIKEM
a. Kurikulum dan perangkatnya
b. Sarana dan prasarana yang diperlukan
c. Sumber daya Manusia,yaitu, guru dan tenaga kependidikan lainnya
d. Manajemen yang tertib, teratur dan transparan serta akuntabel
e. Didukung penilaian yang berkelanjutan
PPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2012
18
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 23/50
MP
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201221
MATERI POKOK 2
PENATAAN LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN
PAIKEM
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat
kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar mampu;
1. Menjelaskan konsep kelas bernuansa PAIKEM.
2.
Memperagakan lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran.3. Menjelaskan cara mengelola pajangan.
B. URAIAN DAN CONTOH
1. Kelas Bernuasa PAIKEM
Kelas-kelas yang sudah menerapkan PAIKEM menunjukkan situasi dan
kondisi yang berbeda dari kelas sebelumnya. Untuk mewujudkan kelas
yang bernuansa PAIKEM, diperlukan dukungan dari berbagai pihak.
Penataan ruang kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan
pembelajaran aktif. Ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa sehingga
dapat mendukung efektifitas pembelajaran. Ada banyak model penataan
kelas sesuai dengan tujuan dan kegiatan pembelajaran serta keadaan
nyata di kelas. Jumlah siswa, bentuk meja kursi dan perabotan yang lain
akan menjadi pertimbangan dalam menata kelas.
Cara penataan kelas dapat berubah-ubah tergantung pada kegiatan
pembelajarannya. Tata-letak fisik kelas pada umumnya bersifat
sementara, luwes dan sesuai dengan kenyataan. Artinya guru dapat
mengadakan perubahan setiap saat sesuai dengan kebutuhan dan
kesesuaian dengan materi ajarnya.
Seperti halnya DBE (2009). Menggambar beberapa bentuk penataan kelas
yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan.
a. Formasi Tanda Pangkat: Susunan ruang kelas tradisional (deretan meja
dan kursi) tidak kondusif bagi pelaksanaan belajar aktif. Bila satu kelas
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 24/50
MP
2
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
22
terdiri 30 orang siswa atau lebih, adakalanya perlu menata kelas
dengan ”gaya ruang kelas”. Formasi V atau tanda pangkat dapat
mengurang jarak antar siswa, penglihatan yang lebih baik ke depankelas. Siswa bisa saling melihat, daripada deretan lurus.
b. Gaya Tim: Mengelompokkan meja secara melingkar di dalam ruang
kelas memungkinkan Anda untuk meningkatkan interaksi tim. Di
samping itu, Anda dapat menempatkan meja untuk membentuk formasi
yang paling akrab.
c. Bentuk U: Merupakan formasi serbaguna. Siswa dapat menggunakan
permukaan meja untuk membaca dan menulis, dapat melihat Anda danatau media visual Anda dengan mudah.
d. Meja Konferensi: Formasi ini sangat baik bila mejanya relatif bundar
atau persegi. Formasi ini meminimalkan dominasi guru dan
memaksimalkan peran siswa. Meja berbentuk persegi panjang bisa
menciptakan kesan formal jika guru berada di ujung meja.
e. Lingkaran: Interaksi tatap-muka akan lebih baik dengan hanya
menempatkan siswa dalam formasi lingkaran tanpa meja. Formasi ini
sangat ideal untuk diskusi kelompok besar. Bila ada ruang lingkaran
yang memadai, Anda dapat meminta siswa untuk menata kursi mereka
secara cepat menjadi banyak formasi sub-kelompok.
f. Kelompok pada kelompok: Formasi ini memungkinkan guru untuk
melakukan diskusi terbuka atau membuat drama, debat, melakukan
pengamatan aktivitas kelompok. Disain yang paling umum terdiri atas
formasi lingkaran kursi, atau dapat menempatkan meja di tengah-
tengahnya yang dikelilingi kursi.
g. Ruang Kerja: Formasi ini cocok untuk lingkungan aktif khas
laboratorium di mana siswa duduk di ruang kerja untuk mengerjakan
soal atau tugas (misal: hitung-menghitung, mengoperasikan mesin,
melakukan kerja laboratorium) segera setelah ditunjukkan caranya.
Cara yang baik untuk mendorong kemitraan dalam belajar adalah
dengan menempatkan dua siswa pada tempat kerja yang sama dan
berhadapan.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 25/50
MP
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201223
h. Pengelompokkan Berpencar: Jika ruang kelas Anda cukup besar atau
tersedia tempat ruangan yang memungkinkan, tempatkanlah
meja/kursi yang dapat digunakan oleh sub-sub kelompok untukmelakukan aktivitas belajar berbasis-tim. Usahakan berpencar agak
menjauh guna menghindari tidak saling mengganggu.
i. Ruang Kelas Tradisional: Jika memang tidak memungkinkan untuk
membuat formasi lengkung, cobalah mengelompokkan kursi secara
berpasangan untuk memungkinkan belajar secara berpasangan. Aturlah
deretan dalam jumlah genap dan beri ruang cukup antar deret agar
pasangan siswa dalam deret ganjil dapat memutar kursi sehingga
terbentuklah ”kuartet” dengan pasangan yang duduk tepat di
belakangnya.
j. Auditorium: Lingkungan auditorium memang kurang kondusif untuk
kegiatan belajar aktif, namun masih ada harapan untuk itu. Jika
kursinya masih bisa dipindah, tempatkanlah dalam bentuk busur untuk
menciptakan kedekatan dan siswa dapat melihat bagian depan dengan
jelas. Jika kursinya sudah tidak dapat dipindah-pindah, maka
perintahkanlah siswa untuk duduk sedekat mungkin dengan bagian
tengah.
Ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan
penataan kelas yang bernuansa PAIKEM, yaitu:
a. Mobilitas
Kemudia bergerak baik bagi guru untuk berkeliling memantau proses
belajar anak dan memberikan bantuan. Kemudahan bergerak bagi siswa
untuk berbagai keperluan di kelas.
b.
Aksesibilitas
Kemudian bagi semua pihak untuk menjangkau berbagai hal seperti alat
bantu belajar dan sumber belajar yang ada di kelas.
c. Komunikasi
Kemudahan guru dan siswa untuk mengungkakan gagasan, pikiran dan
perasaan melalui berbagai kegiatan berkomunikasi baik secara
berklompok atau klasikal.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 26/50
MP
2
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
24
d. Interaksi
Kemudahan bagi semua siswa dan guru untuk saling berinteraksi untuk
berbagai kegiatan dan kepentingan.e. Dinamika
Suasana kelas tidak monoton dengan satu model penataan untuk
berbagai kegiatan pembelajaran dari berbagai mata pelajaran. Model
penataan selalu berubah dan berkembang sesuai dengan mata
pelajaran, tujuan, kegiatan pembelajaran.
DBE. (2009)
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 27/50
MP
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201225
2.
Lingkungan sebagai Media dan Sumber Belajar
Salah satu ciri pembelajaran kontekstual adalah pemanfaatan sumber
belajar (termasuk media) yang sesuai dengan pengalaman hidup pesertadidik. Hal ini tidak hanya membangkitkan minat dan keaktifan siswa
dalam proses belajar akan tetapi juga meningkatkan efektivitas
pembelajaran karena objek yang mereka pelajari sesuai dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan bersentuhan langsung dengan
lingkungan hidup keseharian mereka. Oleh karena itu, setiap guru
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka di
dalam memilih, mengelompokkan, dan memanfaatkan berbagai objek
yang terdapat di lingkungan kelas, sekolah atau di luar sekolah sebagai
sumber belajar anak sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya. Lebih
lanjut, guru diharapkan dapat mendorong peserta didik untuk
memanfaatkan lingkungan hidup mereka sebagai salah satu sumber
belajar yang efektif.
Dapak dari pemanfaatan lingkungan dapat meningkatkan potensi
perkembangan peserta didik, di antaranya perkembangan fisik/motorik,
keterampilan sosial dan pengetahuan budaya, perkembangan emosional
serta intelektual.
a.
Perkembangan Fisik/MotorikDi luar ruangan bisa menjadi situasi dari banyak kegiatan dan
kesempatan belajar bagi anak-anak, namun, bagi kebanyakan anak,
peran terpentingnya adalah untuk merangsang perkembangan serta
pertumbuhan Fisik. Kegiatan pendidikan fisik juga memberi anak-anak
kesempatan untuk menjadi lebih sosial, mempelajari peraturan-
peraturan, belajar kemandirian, mengembangkan rasa percaya diri,
tumbuh secara intelektual dan menyelesaikan masalah-masalah.
Sebuah program yang terencana untuk latihan fisik adalah bagian
penting dari program masa awal anak-anak.
Lingkungan di luar ruangan mengundang banyak perkembangan otot,
dengan kebebasan bergerak secara alami seperti berlari, melompat dan
menggerakkan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas.
Kemampuan motorik juga dikembangkan sejalan dengan anak-anak
menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan
mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya
dan bermain permainan di luar ruangan.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 28/50
MP
2
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
26
b. Perkembangan Keterampilan Sosial dan Pengetahuan Budaya
Lingkungan di luar ruangan secara alami mendorong interaksi di antara
anak-anak begitu juga di antara orang-orang dewasa dan anak-anak.Beberapa anak yang mungkin pendiam ketika berada di dalam ruangan
mungkin akan lebih mudah bergaul ketika berada di luar ruangan.
Karena keadaan berubah antara di luar dan dalam ruangan, guru
rnampu mengamati anak-anak di situasi sosial yang berbeda dan
memahami mereka lebih jauh.
c. Perkembangan emosional
Menguasai banyak tantangan yang ditawarkan di lingkungan luar
ruangan membuat anak-anak mengembangkan rasa percaya diri yangpositif anak merasa aman terhadap dirinya sendiri ketika mereka
sampai di atas perosotan, melihat sebuah tanaman tumbuh dari biji
yang mereka tanam, atau membangun sebuah bangunan kayu dengan
beberapa temannya.
d. Perkembangan Intelektual
Anak-anak belajar melalui interaksi langsung dengan benda-benda dan
ide-ide. Lingkungan di luar ruangan menawarkan kepada guru
kesempatan untuk menguatkan kembali konsep-konsep seperti warna,angka bentuk dan ukuran.
Banyak warna alami yang berada di luar ruangan untuk diamati anak-anak
(bunga, dedaunan, langit, gedung). Terdapat benda-benda untuk dihitung.
Perkembangan bahasa dikembangkan di lingkungan luar ruangan. Banyak
hal yang bisa dilihat, disentuh dan membuat anak-anak secara alami
menambah pengetahuannya.
Media pembelajaran adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan
dalam proses penyampaian informasi Hasil belajar seseorang diperoleh
mulai dari pengalaman langsung (kongkret) berdasarkan kenyataan yang
ada di lingkungan hidupnya, kemudian melalui benda-benda tiruan, dan
selanjutnya sampai kepada lambang-lambang verbal (abstrak). Untuk
kondisi seperti inilah kehadiran media pembelajaran sangat bermanfaat.
Dalam posisinya yang sedemikian rupa, media akan dapat merangsang
keterlibatan beberapa alat indera. Di samping itu, memberikan solusi
untuk memecahkan persoalan berdasarkan tingkat keabstrakan
pengalaman yang dihadapi pebelajar
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 29/50
MP
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201227
Pemanfaatan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan keinginan
dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan berpengaruh secara psikologis kepada siswa (Hamalik, 1986).Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pengajaran akan
sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian
informasi (pesan dan isi pelajaran) pada saat itu.
Sebelum memutuskan untuk memanfaatkan media dalam kegiatan
pembelajaran di dalam kelas, hendaknya guru melakukan seleksi terhadap
media pembelajaran yang akan digunakan untuk mendampingi dirinya
dalam membelajarkan peserta didiknya.
Berikut ini disajikan beberapa tips atau pertimbangan-pertimbangan yang
dapat digunakan guru dalam melakukan seleksi terhadap media
pembelajaran yang akan digunakan.
a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Sewaktu memilih jenis media yang akan dikembangkan atau diadakan,
maka yang perlu diperhatikan adalah jenis materi pelajaran yang
mana yang terdapat di dalam kurikulum yang dinilai perlu ditunjang
oleh media pembelajaran. Kemudian, dilakukan telaah tentang jenis
media apa yang dinilai tepat untuk menyajikan materi pelajaran yang
dikehendaki. Karena salah satu prinsip umum pemilihan/pemanfaatan
media adalah bahwa tidak ada satu jenis media yang cocok atau tepat
untuk menyajikan semua materi pelajaran.
b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan
Dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran hendaknya
juga mempertimbangkan ketersediaan anggaran yang ada. Kalau
seandainya guru harus membuat sendiri media pembelajaran, maka
hendaknya dipikirkan apakah ada di antara sesama guru yang
mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan
media pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Ketersediaan Alat
Tidak ada gunanya merancang dan mengembangkan media secanggih
apapun kalau tidak didukung oleh ketersediaan peralatan
pemanfaatannya di kelas.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 30/50
MP
2
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
28
d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran
Karena promosi dan peragaan yang sangat mengagumkan/mempesona
atau menjanjikan misalnya, sekolah langsung tertarik untuk membeli
media pembelajaran yang ditawarkan.
e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Aspek lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipertimbangkan
dalam pengembangan atau pengadaan media pembelajaran adalah
kemudahan guru atau peserta didik memanfaatkannya. Tidak akan
terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran yang dikembangkan
sendiri atau yang dikontrakkan pembuatannya ternyata tidak mudah
dimanfaatkan, baik oleh guru maupun oleh peserta didik. Media yang
dikembangkan atau dibeli tersebut hanya akan berfungsi sebagai
pajangan saja di sekolah.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton,
(1985) adalah:
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
b. Pembelajaran dapat lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori
belajar.
d.
Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan.
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
h. Peran guru berubahan kearah yang positif.
3. Pengelolaan Pajangan
Salah satu ciri pembelajaran aktif dan efektif adalah mendorong siswauntuk produktif. Di setiap akhir pembelajaran siswa akan memproduksi
berbagai karya, mungkin dalam bentuk karya 3 dimensi atau karya 2
dimensi (misal, dalam bentuk laporan percobaan, wawancara, observasi,
diskusi pemecahan masalah, puisi, surat, grafik, diagram dan sebagainya).
Karya tersebut merupakan salah satu bentuk aktualisasi siswa yang perlu
dipublikasikan salah satunya dalam bentuk pajangan kelas. Untuk menata
karya-karya siswa tersebut diperlukan keterampilan tertentu, sehingga
dapat memotivasi siswa untuk berkarya lebih baik dan bermakna bagi
siswa lain dan juga sebagai refleksi diri mereka.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 31/50
MP
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201229
Pajangan kelas bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan
pendidikan di sekolah seperti siswa, guru, kepala sekolah, pengawas
sekolah dan dinas pendidikan.a. Apa manfaat pajangan?
1) Kelas terlihat hidup dan menarik.
2) Kelas menunjukkan siswa produktif.
3) Sebagai ajang kreativitas siswa.
4) Sebagai alat untuk motivasi siswa untuk terus berkarya yang lebih
baik.
5) Ajang kompetisi yang sehat untuk memacu belajar dan bekerja
keras.
6) Sebagai umpan balik bagi siswa itu sendiri untuk melihat kekuatan
dan kekurangan.
7) Sebagai alat bantu belajar untuk mengajar suatu pokok bahasan.
8) Sebagai alat komunikasi antar siswa ke guru dan masyarakat.
9) Sebagai bukti otentik perkembangan kemajuan belajar siswa.
10) Berfungsi sebagai salah satu alat penilaian.
11) Sebagai sumber belajar secara insidental (karena sering melihat
jadi belajar sesuatu).
b.
Apa saja yang bisa dipajang?
Karya individu siswa, berupa cerita pengalaman, surat,puisi,pidato,
dialog, naskah drama, laporan percobaan, observasi, wawancara,
penemuan pola, rumus, pemecahan masalah matematika, bangun
ruang, bangun datar, simetri lipat dan putar, peta, diagram, grafik,
gambar, hasil kerajinan atau yang lain; Alat bantu belajar buatan guru;
alat bantu belajar jadi (beli).
c. Apa saja yang bisa dipajang?
1)
Gambar – gambar sebagai alat bantu belajar/mengajar.2) Alat peraga buatan siswa dan guru.
3) Buku –buku referensi yang relevan.
4) Karya siswa.
d. Apa yang seharusnya tidak dipajang?
1) Hasil ulangan siswa.
2) Lembar kerja.
3) Latihan rutin.
e.
Bagaimana cara memajangkannya?
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 32/50
MP
2
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
30
1) Ditempel pada tempat yang sudah disiapkan ditembok dalam kelas
atau di luar kelas dalam bentuk dua dimensi.
2)
Hasil karya siswa dipajang secara individual tidak dalam bentukterbendel.
3) Diletakkan di meja dalam bentuk tiga dimensi.
4) Digantung di pojok-pojok kelas, di langit-langit atau di tempat
strategis di kelas.
5) Relevan dengan topik atau materi pemberlajaran.
6) Disusun secara logis dalam: satu tema atau kelompok siswa, mata
pelajaran atau jenis kelompok yang lain. Diberi label judul juga lebih
menarik.
7) Contoh yang baik: rapi, akurat,dan karya siswa terbaik.
f. Apa kriteria pajangan baik?
1) Tulisan jelas mudah dipahami orang lain dan isinya bermakna.
2) Memeliki identitas ( tanggal dan nama si pembuat).
3) Menarik perhatian orang untuk membacanya.
4) Terbaca sesuai jarak pandang siswa dan tidak terlalu tinggi.
5) Tertata rapi tidak ditumpuk, indah, bersih, menarik dan bermakna.
6) Perkembangan baru bukan sesuatu yang sudah usang .
g.
Berapa lama pajangan harus diganti?
1) Maksimal setelah selesai 1 kompetensi dasar.
2) Setiap ada tema baru.
C. REFLEKSI
1. Jelaskan menurut Anda, mengapa kelas perlu ditata?
2. Sebutkan, apa salah satu ciri dari pembelajaran kontekstual?
3.
Jelaskan apa yang dimaksud dengan pajangan?
4. Jelaskan apa saja yang harus di pajang?
5. Sebutkan berpa lapangan pajangan harus dipajang?
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 33/50
MP
2
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201231
D. RANGKUMAN
1. Penataan ruang kelas dapat mendukung atau menghambat kegiatan
pembelajaran aktif. Karena itu ruang kelas perlu ditata sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung efektifitas pembelajaran.
Ada beberapa bentuk penataan kelas yang dapat dipertimbangkan untuk
digunakan, seperti formasi tanda pangkat, gaya Tim, bentuk U, meja
konferensi, lingkaran, kelompok pada kelompok: ruang kerja,
pengelompokkan berpencar, ruang kelas tradisional, auditorium.
Prinsip yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan penataan kelas yang
bernuansa PAIKEM, yaitu: Mobilitas, Aksesibilitas, Komunikasi, Interaksidan Dinamika.
2. Salah satu ciri pembelajaran kontekstual adalah pemanfaatan sumber
belajar (termasuk media) yang sesuai dengan pengalaman hidup peserta
didik.
Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan guru dalam melakukan
seleksi terhadap media pembelajaran yang akan digunakan.
a. Menyesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
b. Keterjangkauan dalam Pembiayaan
c. Ketersediaan alat
d. Ketersediaan Media Pembelajaran di Pasaran
e. Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran
3. Salah satu ciri pembelajaran aktif dan efektif adalah mendorong siswa
untuk produktif. Di setiap akhir pembelajaran siswa akan memproduksi
berbagai karya, mungkin dalam bentuk karya 3 dimensi atau karya 2
dimensi (misalnya, dalam bentuk laporan percobaan, wawancara,
observasi, diskusi pemecahan masalah, puisi, surat, grafik, diagram dansebagainya). Karya tersebut merupakan salah satu bentuk aktualisasi siswa
yang perlu dipublikasikan salah satunya dalam bentuk pajangan kelas.
Untuk menata karya-karya siswa tersebut diperlukan keterampilan
tertentu, sehingga dapat memotivasi siswa untuk berkarya lebih baik dan
bermakna bagi siswa lain dan juga sebagai refleksi diri mereka. Pajangan
kelas bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan di
sekolah seperti siswa, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan dinas
pendidikan.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 34/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
34
MATERI POKOK 3
PENILAIAN BERBASIS KELAS
A. INDIKATOR KEBERHASILAN
Setelah mengikuti dan menyelesaikan mata diklat ini, peserta diklat
kompetensi dasar ke-PLB-an jenjang dasar mampu;
1. Menjelaskan konsep penilaian berbasis kelas.
2. Menjelaskan jenis penilaian.
3. Menjelaskan manfaat penilaian berbasis kelas.
B. URAIAN DAN CONTOH
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar
siswa yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Untuk itu diperlukan
data sebagai dasar pengambilan keputusan. Keputusan tersebut berhubungan
dengan sudah atau belum berhasilnya siswa dalam mencapai suatu
kompetensi.
Proses penilaian memerlukan pengumpulan bukti (asesmen) yang diilakukan
secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai
kompetensi siswa. Proses pengumpulan bukti mencakup:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan
kompetensinya.
2. Mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-
kompetensi siswa.
3. Menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh
demonstrasi/ kinerja siswa dalam kompetensi-kompetensi tersebut.
Asesmen memberikan umpan balik mengenai kemajuan belajar siswa untuk
siswa, orang tua, dan guru. Asesmen juga membantu guru untuk membuat
keputusan-keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa, dan pedoman
perencanaan program pembelajaran.
Asesmen harus menjadi bagian yang tidak terpisah dari program
pembelajaran. Guru perlu memperhatikan bukti-bukti belajar dari kegiatan
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 35/50
MP
3
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201235
sehari-hari yang dilakukan para siswa. Bukti-bukti ini akan menunjukkan apa
yang sudah diketahui siswa, dan apa yang masih perlu mereka ketahui.
Berikut ini dikemukakan berbagai cara penilaian kelas untuk mengumpulkan
bukti (asesmen) belajar siswa.
1. Tes
Tes terbagi dua, yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis terutama
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Tes
Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada
peserta didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis terbagi dua, yaitu tes
uraian dan tes objektif.
a. Tes Uraian/esai.
Tes uraian dalah butir soal berbentuk pertanyaan atau tugas yang
jawaban atau pengerjaan tugas harus dilakukan dengan cara
mengemukakan pikiran peserta tes secara naratif. Bentuk tes uraian
dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas
(extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response).
Perbedaan dua tipe tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasanyang diberikan kepada siswa untuk menulis dan menyatakan jawaban.
Tes uraian bebas memberikan kebebasan yang lebih besar daripada
uraian terbatas.
b. Tes Objektif
Tes objektif adalah tes atau butir soal yang menuntut jawaban secara
lebih pasti.
Bentuk tes objektif dapat mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan mudah dikoreksi.
1) Jawaban Singkat atau Isian Singkat. Bentuk ini digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa. Materi yang
diuji bisa banyak, namun tingkat berpikir yang diukur cenderung
rendah.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 36/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
36
2) Menjodohkan. Bentuk ini cocok untuk mengetahui pemahaman atas
fakta dan konsep. Cakupan materi bisa banyak, namun tingkat
berpikir yang terlibat cenderung rendah.
3) Benar Salah. Bentuk ini merupakan tes yang sederhana, karena
dalam menjawab soal bentuk benar salah, siswa hanya dihadapkan
dengan dua pilihan, yaitu menentuak apakah pernyataan yang
tertera pada butir soal benar atau salah.
4) Pilihan Ganda. Bentuk ini bisa mencakup banyak materi pelajaran,
penskorannya objektif, dan bisa dikoreksi dengan mudah. Tingkat
berpikir yang bisa terlibat bisa dari tingkat pengetahuan sampai
tingkat sintesis dan analisis.
Dalam menyusun instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-
hal berikut.
materi, misalnya kesesuian soal dengan indikator pada kurikulum;
konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas.
bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/ kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
Tabel 3.1 Contoh Format Penilaian Tes
No NamaJenis Tes
RerataNilai
Ket.Benar-Salah
PilihanGanda
Menjodohkan
Uraian
1. Ruri
2. Tono
3. ....
4. ....
Catatan:
Kolom jenis tes diisi dengan angka yang sesuai:
10-50 = kurang
60-70 = sedang
80-90 = baik
90-100 = amat baik
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 37/50
MP
3
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201237
2. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini
cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut
peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Unjuk kerja yang dapat diamati
seperti: bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca
puisi/ deklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan
mengoperasikan suatu alat.
a. Daftar Cek
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(ya - tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek,
peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan
tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta
didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-
tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah.
Berikut contoh daftar cek.
Contoh checklists
Tabel 3.2 Contoh Format Penilaian Pidato Bahasa Indonesia(Menggunakan Daftar Tanda Cek)
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek Yang Dinilai Ya Tidak
1. Berdiri tegak
2. Memandang ke arah hadirin
3. Pronunciation baik
4. Sistematika baik
5. Mimik baik
6. Intonasi baik
7. Penyampaian gagasan jelas
Skor yang dicapai
Skor maksimum 7
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 38/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
38
b. Skala Rentang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkin-kan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentukarena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai
lebih dari dua. Skala rentang tersebut, misalnya, sangat kompeten –
kompeten – agak kompeten – tidak kompeten.
Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor
subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Berikut
contoh skala rentang.
Tabel 3.3 Contoh Format Penilaian Pidato Bahasa Indonesia (Menggunakan SkalaPenilaian)
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek yang DinilaiNilai
1 2 3 4
1. Berdiri tegak
2. Memandang ke arah hadirin
3. Pronunciation
4. Sistematika5. Mimik
6. Intonasi
7. Kejelasan gagasan
Jumlah
Skor Maksimum 28
Kriteria Penskoran nomor 1 dan 2:
1 = bila tidak pernah melakukan
2 = bila jarang melakukan
3 = bila kadang-kadang melakukan
4 = bila selalu melakukan
Kriteria penskoran nomor 3 sampai 7, semakin baik penampilan siswa
semakin tinggi skor yang diperoleh.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 39/50
MP
3
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201239
Tabel 3.4 Contoh Format Penilaian Unjuk Kerja: Bercerita
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek yang DinilaiNilai
1 2 3 4
1. Organisasi Ide
2. Pengetahuan
3. Kefasihan
4. Artikulasi
5. Penampilan
Jumlah
Skor Maksimum 20
Catatan:Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:
1 = kurang
2 = sedang
3 = baik
4 = amat baik
3. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat
suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanyadiperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.
Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian,
hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari
kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan
perlu diadakan penilaian yaitu:a. Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
b. Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta didik
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
c. Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta
didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria
keindahan.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 40/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
40
4. Teknik Penilaian Produk
Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
a. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
b. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan.
Tabel 3.5 Contoh Format Penilaian Produk
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek yang DinilaiNilai
1 2 3 4
1. Keaslian
2. Pengetahuan yang mendukung
3. Alat yang digunakan
4. Cara Pembuatan
5. Penampilan Produk
6. Manfaat Produk
Jumlah
Skor Maksimum 24
Catatan:
Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:
1 = kurang
2 = sedang
3 = baik
4 = amat baik
5. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
Penilaian proyek dapat digunakan, di antaranya untuk mengetahui
pemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu, kemampuan peserta
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 41/50
MP
3
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201241
didik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam penyelidikan tertentu,
dan kemampuan peserta didik dalam menginformasikan subyek tertentu
secara jelas.
Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari informasi
serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan penulisan
laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan
tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam
pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta didik,
dalam hal ini petunjuk atau dukungan.Teknik Penilaian Proyek
Penilaian cara ini dapat dilakukan mulai perencanaan, proses selama
pengerjaan tugas, dan terhadap hasil akhir proyek. Dengan demikian guru
perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, kemudian
menyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitiannya juga
dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian ini dapat
menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek (checklist)
ataupun skala rentang (rating scale)
Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian proyek:
1) Penelitian sederhana tentang air di rumah;
2) Penelitian sederhana tentang perkembangan harga sembako.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 42/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
42
Tabel 3.6 Format Penilaian Proyek
Nama Siswa/Kel. Siswa: Kelas: _____
No. Aspek yang DinilaiNilai
1 2 3 4
1. Alasan Pemilihan Proyek
2. Pengetahuan yang mendukung
3. Rancangan Kegiatan
4. Proses Kegiatan
5. Penulisan Hasil Kegiatan
6. Komunikasi Hasil Kegiatan
Jumlah
Skor Maksimum 24
Catatan:
Kolom nilai diisi dengan angka yang sesuai:
1 = kurang 4 = amat baik
2 = sedang
3 = baik
6. Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan peserta
didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan) dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya, hasil tes
(bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain yang terkait
dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan
informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat
menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan
perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karya peserta didik,
antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, dan musik.
Teknik Penilaian Portofolio
Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah
sebagai berikut:
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 43/50
MP
3
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201243
a. Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio, yaitu
tidak semata-mata merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang
digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi digunakan juga olehpeserta didik sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat
mengetahui kemampuan, keterampilan, dan minatnya. Proses ini tidak
akan terjadi secara spontan, tetapi membutuhkan waktu bagi peserta
didik untuk belajar meyakini hasil penilaian mereka sendiri.
b. Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja
yang akan dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang
lain bisa sama bisa berbeda. Misalnya, untuk kemampuan menulis
peserta didik mengumpulkan karangan-karangannya. Sedangkan untuk
kemampuan menggambar, peserta didik mengumpulkan gambar-gambar
buatannya.
c. Kumpulkan dan simpanlah karya-karya tiap peserta didik dalam satu
map atau folder.
d. Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan
peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke
waktu.
e. Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio peserta didik
beserta pembobotannya bersama para peserta didik agar dicapai
kesepakatan. Diskusikan dengan para peserta didik bagaimana menilai
kualitas karya mereka. Contoh; untuk kemampuan menulis karangan,
kriteria penilaiannya misalnya: penggunaan tata bahasa, pemilihan
kosa-kata, kelengkapan gagasan, dan sistematika penulisan. Sebaiknya
kriteria penilaian suatu karya dibahas dan disepakati bersama pesertadidik sebelum peserta didik membuat karya tersebut. Dengan demikian,
peserta didik mengetahui harapan (standar) guru dan berusaha
mencapai harapan atau standar itu.
f. Mintalah peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan.
Guru dapat membimbing peserta didik tentang bagaimana cara menilai
dengan memberi keterangan tentang kelebihan atau kekurangan karya
tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan
pada saat membahas portofolio.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 44/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
44
g. Setelah suatu karya dinilai dan ternyata nilainya belum memuaskan,
kepada peserta didik dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki lagi.
Namun, antara peserta didik dan guru perlu dibuat “kontrak” atauperjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya setelah 2
minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.
h. Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika
dianggap perlu, undanglah orang tua peserta didik untuk diberi
penjelasan tentang maksud dan tujuan portofolio sehingga orangtua
dapat membantu dan memotivasi anaknya.
Tabel 3.7 Format Penilaian Portofolio
No Nama
Karya Portofolio
Rerata
NilaiKet.
Puisi
Rumus
Matematik
a
Laporan
eksperime
n
Peta
1. Ruri
2. Tono
3. ....
4. ....
Catatan:
Kolom karya portofolio diisi dengan angka yang sesuai:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
7. Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki
oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau
tindakan yang diinginkan.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 45/50
MP
3
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201245
Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen
kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang
dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai
objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku
atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek
sikap.
Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut.
a. Sikap terhadap materi pelajaran.
b. Sikap terhadap guru/pengajar.
c. Sikap terhadap proses pembelajaran.
d. Sikap berkaitan dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu
berhubungan dengan suatu materi pelajaran.
e. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang
relevan dengan mata pelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-
teknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut.
a. Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan
seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi
dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi.
Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta
didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan
balik dalam pembinaan.
Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan
buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan
peserta didik selama di sekolah.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 46/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
46
Tabel 3.8 Contoh isi buku catatan harian
No. Hari/ tanggal Nama peserta didikKejadian (positif
atau negatif)
Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk
merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pulauntuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam
penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan.
Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek
(Checklist) yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan
muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu.
Berikut contoh format Penilaian Sikap.
Tabel 3.9 Contoh Format Penilaian Sikap dalam praktek IPA
No. NamaPerilaku
Nilai Ket
.Bekerj
a sama
Berini-
siatif
Penuh
Perhatian
Bekerja
sistematis
1. Ruri
2. Tono
3. ....
Catatan:
Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = sedang
4 = baik
5 = amat baik
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 47/50
MP
3
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201247
b. Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang
berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan pesertadidik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai
"Peningkatan Ketertiban".
Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi
jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap.
Dalam penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat
menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta
didik.
c. Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta
membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang
suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya,
peserta didik diminta menulis pandangannya tentang "Kerusuhan
Antaretnis" yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang
dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami
kecenderungan sikap yang dimilikinya.
Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru terlebih dahulu harus
menyusun perencanaan pembelajaran. Dalam Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007 tentang standar proses, dinyatakan bahwa kegiatan inti
pembelajaran merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
C. REFLEKSI
1. Jelaskan menurut Anda, apa yang dimaksud dengan penilaian berbasis
kelas?
2. Sebutkan bagai mana melakukan asesmen dalam penilaian berbasis
kelas?
3. Jelaskan, cara apa saja yang dapat dijadikan alat untuk penilaian kelas?
4. Sebutkan apa yang dimaksud dengan penilaian produk?
5. Jelaskan, hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian
proyek?
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 48/50
MP
3
PPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 2012
48
D. RANGKUMAN
Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar
siswa yang mengikuti proses pembelajaran tertentu.
Proses penilaian memerlukan pengumpulan bukti (asesmen) yang diilakukan
secara sengaja, sistematis, dan berkelanjutan serta digunakan untuk menilai
kompetensi siswa. Proses pengumpulan bukti mencakup:
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendemonstrasikan
kompetensinya
2. Mengumpulkan dan mencatat bukti-bukti demonstrasi kompetensi-
kompetensi siswa
3. Menggunakan bukti-bukti untuk membuat penilaian secara menyeluruh
demonstrasi/ kinerja siswa dalam kompetensi-kompetensi tersebut.
Alat untuk mengumpulkan bukti (asesmen) belajar siswa, di antaranya;
1. Tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah
kognitif dan tes lisan. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan
jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Testertulis terbagi dua, yaitu tes uraian dan tes objektif.
2. Penilaian Unjuk Kerja, merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu.
3. Penilaian Produk, adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
membuat suatu produk dan kualitas produk tersebut.
4. Penilaian Proyek, merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
5. Portofolio, merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu.
6. Penilaian Sikap, Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka)
yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon
sesuatu/objek.
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 49/50
PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG
© 201249
PENUTUP
Modul yang mengkaji model pembelajaran aktif interaktif kreatif efektif danmenyenangkan (PAIKEM) ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari enam
modul lainnya dalam Diklat Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa. Perluasan
wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi ini
penting dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain
yang relevan. Disamping itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet,
serta sumber belajar lainnya merupakan wahana yang efektif bagi upaya
perluasan tersebut. Demikian pula dengan berbagai kasus yang muncul dalampenyelenggaraan pendidikan khusus, baik berdasarkan hasil pengamatan maupun
dialog dengan praktisi pendidikan khusus, akan semakin memperkaya wawasan
dan pengetahuan para peserta diklat.
Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting dan
mendesak untuk dilakukan. Melalui langkah ini, kebermaknaan materi yang
dipelajari akan sangat dirasakan oleh peserta diklat. Disamping itu, tahapan
penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai guru sekolah luar biasa, secara
bertahap dapat diperoleh.
Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung
pada tinggi rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan
mempraktekan materi yang disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu
bentuk stimulasi bagi peserta untuk mempelajari lebih lanjut substansi materi
yang disajikan serta penguasaan kompetensi lainnya.
SELAMAT BERKARYA!
8/17/2019 3. Model Paikem
http://slidepdf.com/reader/full/3-model-paikem 50/50
DAFTAR PUSTAKA
DBE 2 dan PPPPTK TK dan PLB. (2009). Pengenalan Pembelajaran Efektifdalam Mata Pelajaran Pokok, Bahan Ajar.
Edi Saepudin. (2009). PAKEM di TK. Bahan Ajar. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-
kanak dan Pendidikan Luar Biasa. Bandung.
Harsono (2007). Metode Evaluasi Pendidikan di Perguruan Tinggi (Makalah
disajikan pada sarasehan “Sistem Pendidikan Nasional untuk
Membangun Peradaban Indonesia yang Dijiwai Nilai-nilai
Pancasila”. Yogyakara. Kerjasma UGM & LPMP DIY.
Komar Hidayat dan Lela Helawati (2008). Lingkungan Sebagai Media dan
Sumber Belajar. Bahan Ajar Diklat PAKEM bagi Guru SLB. Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa.
Bandung.
Komar Hidayat. (2011). Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, efektif dan
Menyenangkan. Bahan Ajar Diklat Supervisi Akademik bagiPengawas. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar
Biasa. Bandung
Pusbangtendik. (2011). Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, efektif dan
Menyenangkan; Suplemen Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan
Pengawas Sekolah. Pusbangtendik. Jakarta: Kemdiknas.
Moeslihatoen R. (1999). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.Jakarta. Rineka Cipta.
Buku Paket Pelatihan Lanjutan PAKEM (UNICEF)
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
top related