bab ii kajian teori kurikulum 2013eprints.umm.ac.id/37299/3/jiptummpp-gdl-vevisupriy... · 1. pulau...
Post on 23-Sep-2020
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013, membentuk karakter peserta didik serta sebagai upaya
pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pembentukan
karakter merupakan langkah awal dalam membentuk watak serta peradaban
bangsa. Sehingga, Kurikulum 2013 diharapkan menghasilkan peserta didik yang
kreatif, inovatif dan berkarakter.
Kurikulum 2013 di sekolah dasar merupakan langkah awal pemerintah
dalam mengembangkan potensi peserta didik semenjak dini. Pengembangan
potensi peserta didik dapat melalui tiga aspek yaitu : (1) aspek kognitif, (2)
afektif, dan (3) psikomotor. Melalui pengembangan potensi diharapkan mampu
membentuk karakter peserta didik. (Poerwati dan Amri, 2013 : 47)
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi
kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran.
Kurikulum memuat tujuan, isi dan bahan pelajaran yang merupakan dasar
dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pengembangan ini dapat dilihat
terhadap kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kegiatan pembelajaran
yang menentukan peserta didik dapat berkembang atau tidak. Pembelajaran yang
lebih berpusat pada peserta didik akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna
karena di sini peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran melalui kegiatan
9
mengamati, menanyakan, mencoba, menalar, mengolah, menyajikan dan
menciptakan,sehingga potensi peserta didik dapat berkembang.
B. Peserta didik
Pada dasarnya peserta didik merupakan seseorang yang memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, serta berusaha mengembangkan potensi baik formal dan
non formal. Peserta didik dibagi menjadi dua pada masa sekolah dasar yaitu kelas
rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah merupakan peserta didik yang berumur 7-9
tahun atau bisa dikatakan kelas 1 sampai kelas 3, sedangkan kelas tinggi
merupakan peserta didik yang berumur 10-12 tahun atau bisa dikatakan kelas 4-6
tahun. (Danim, 2011:60)
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan
baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik juga dapat di definisikan
sebagai orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang
masih perlu dikembangkan. Potensi dimaksud umumnya terdiri dari tiga
kategori, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sekolah dasar merupakan dimana kemampuan peserta didik perlu
dikembangkan dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pada umumnya,
peserta didik jenjang sekolah dasar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga
guru diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang dapat memuat ketiga
aspek tersebut, sehingga potensi peserta didik dapat berkembang. Penggunaan
metode dan media yang bervariasi dalam mengajar sangat perlu dilakukan,
sehingga proses pembelajaran menjadi bermakna.
1. Karakteristik Peserta didik
Peserta didik pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
sehingga sebagai seorang guru harus mengetahui karakter yang beranekaragam
yang dimiliki peserta didik. Seorang guru harus mampu mengenal karakter peserta
10
didiknya, sehingga memudahkan dalam proses pembelajaran. Karakteristik yang
beranekaragam diharapkan, guru dapat mengembangkan potensi peserta didik.
Sudarwan Danim mengemukakan ada empat hal dominan dari karakteristik
peserta didik sebagai berikut :
(1) Kemampuan dasar, misalnya, kemampuan kognitif atau intelektual, afektif ,
dan psikomotor. (2) Latar belakang kultur lokal, status sosial, status ekonomi,
agama, dan sebagainya. (3) Perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap,
perasaan, minat, dan lain-lain. (4) Cita-cita, pandangan ke depan, keyakinan diri,
daya tahan, dan lain-lain.
Karakteristik setiap anak berbeda-beda ada yang kognitif atau intelektual,
afektif, dan psikomotornya bagus, tetapi ada juga karakteristik anak yang kognitif
atau inteketualnya tidak begitu bagus tetapi afektif dan psikomotornya bagus,
serta ada juga karakter anak dari segi kognitif atau intelektualnya, afektif dan
psikomotornya tidak bagus. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus
mengetahui karakteristik anak terlebih dahulu sehingga dalam proses
pembelajaran peserta didik dapat sesuai dengan kriteria ketuntasan.
2. Pengembangan dan Peningkatan Potensi Peserta didik
Setiap peserta didik memiliki potensinya masing-masing, akan tetapi
potensi yang dimiliki peserta didik berbeda antara yang satu dan lainnya. Oleh
karena itu, guru diharapkan mampu mengenali semenjak dini potensi tersebut,
sehingga mampu mengembangkan potensi peserta didik. Mengembangkan potensi
peserta didik dapat diwujudkan dengan membuat suasana pembelajaran menjadi
menyenang, memotivasi dan keadaan kelas kondusif, sehingga memungkinkan
peserta didik belajar secara maksimal. (Dirman,2014:2)
11
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan, pasal 1 ayat 1 juga dinyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di Indonesia dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan yang
berkualitas dapat diwujudkan dengan pembelajaran yang membuat peserta didik
aktif, menyenangkan dan memotivasi dalam pembelajaran serta mencakup aspek
afektif, psikomor dan kognitif. Menurut Dirman (2014:2) menunjukkan
pentingnya pengembangan potensi peserta didik melalui pendidikan sebagai
berikut :
(1) Pengembangan potensi peserta didik merupakan esensi dan usaha dan
tujuan pendidikan nasional. (2) Peserta didik memiliki berbagai potensi
untuk berkembang dan dikembangkan. (3) Pengembangan potensi peserta
didik melalui pendidikan pembelajaran merupakan upaya strategis dalam
mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang diharapkan, yakni yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 UU No. 20/ 2003).
(4)Pengembangan potensi peserta didik merupakan salah satu tugas esensial
yang wajib dilaksanakan oleh pendidik/ guru.
Berdasarkan uraian diatas diharapkan pengembangan potensi peserta didik
dapat mengacu kreativitas peserta didik dari segala bidang baik itu intelektual,
spritual, dan emosional. Pengembangan potensi peserta didik diharapkan
menciptakan peserta didik yang berkarakter dan beradab. Guru berperan penting
dalam mengembangkan potensi peserta didik, sehingga guru diharapkan inovatif
dan kreatif dalam menggunakan metode serta pemilihan media dalam proses
pembelajaran.
12
C. Tema Indahnya Kebersamaan
Pemilihan tema pada pengembangan media “Monopoli Nusantara” dengan
memperhatikan media yang akan dikembangan dengan materi. Kesesuaian media
dan materi menentukan keberhasilan dalam pengembangan media. Pembelajaran
tematik kelas IV terdiri atas 9 tema yang memuat materi yang berbeda-beda.
Pada pembelajaran tematik, di kelas IV salah satunya adalah tema
“Indahnya Kebersamaan” : terdapat tiga subtema, yaitu : (1) Keberagaman
Budaya Bangsaku, (2) Kebersamaan dalam Keberagaman , dan (3) Bersyukur atas
Keberagaman. Tema Indahnya Kebersamaan berisi materi tentang
keanekaragaman budaya, agama dan bahasa yang terdiri dari rumah adat, bahasa,
makanan tradisional, alat musik tradisional dan tarian tradisional.
Materi-materi yang terdapat dalam subtema tersebut dijadikan satu materi
yaitu “ Nusantara”. Dalam rangka memudahkan pemahaman peserta didik
terhadap materi Nusantara, maka digunakan media “Monopoli Nusantara”.(Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Buku Guru dan Buku Siswa Kelas IV)
Gambar 2.1 : Materi Indahnya Kebersamaan
13
Melalui materi “Indahnya Kebersamaan” pada subtema 1, penulis
mencoba mengembangkan materi tersebut. Pengembangan materi dengan
mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat
musik tradisional, dan lagu daerah dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan
Sulawesi dan Papua.
Pada materi ini, terdapat gambar rumah adat, pakaian adat, senjata
tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah dari Pulau
Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua. Hal tersebut dilakukan, guna
mengenalkan kebudayaan yang terdapat di Indonesia. Berikut ini merupakan
paparan materi yang terdapat pada media Monopoli Nusantara.
1. Pulau Jawa
Pada pulau Jawa peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat, senjata
tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang
terdapat di pulau Jawa mulai dari provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DKI Jakarta, Banten dan DI Yogyakarta. Melalui permainan ini, peserta didik
mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat, pakaian adat, senjata
tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang
terdapat di pulau Jawa. Selain itu, peserta didik juga belajar mengenal wilayah-
wilayah yang terdapat di pulau Jawa.
Gambar 2.2 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Jawa Tengah
14
2. Pulau Kalimantan
Pada pulau Kalimantan peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,
senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang
terdapat di pulau Kalimantan mulai dari Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Utara. Melalui permainan ini, peserta
didik mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat, pakaian adat, senjata
tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang
terdapat di pulau Kalimantan. Selain itu, peserta didik juga belajar mengenal
wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Kalimantan.
Gambar 2.3 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Kalimantan Timur
3. Pulau Sumatera
Pada pulau Sumatera peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,
senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang
terdapat di pulau Sumatera mulai dari Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Bengkulu, Jambi, Riau,Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Lampung. Melalui
permainan ini, peserta didik mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat,
pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu
daerah yang terdapat di pulau Sumatera. Selain itu, peserta didik juga belajar
mengenal wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Sumatera.
15
Gambar 2.4 : Rumah, pakaian, tarian adat, senjata tradisional Sumatera barat
4. Pulau Sulawesi
Pada pulau Sulawesi peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,
senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang
terdapat di pulau Sulawesi mulai dari Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi
Barat. Melalui permainan ini, peserta didik mengetahui persamaan dan perbedaan
rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik
tradisional, dan lagu daerah yang terdapat di pulau Sulawesi. Selain itu, peserta
didik juga belajar mengenal wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Sulawesi.
Gambar 2.5 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Sulawesi Utara
5. Pulau Papua
Pada pulau Papua peserta didik mengenal rumah adat, pakaian adat,
senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu daerah yang
terdapat di pulau Papua mulai dari Provinsi Irian Jaya Barat dan Papua. Melalui
permainan ini, peserta didik mengetahui persamaan dan perbedaan rumah adat,
pakaian adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu
daerah yang terdapat di pulau Papua. Selain itu peserta didik juga belajar
mengenal wilayah-wilayah yang terdapat di pulau Papua.
16
Gambar 2.6 : Rumah, pakaian adat, tarian adat, senjata tradisional Papua
D. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses pembelajaran
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif, inovatif dan kreatif.
Proses pembelajaran dengan menggunakan media akan menghasilkan
pembelajaran yang bermakna, karena dengan menggunakan media peserta didik
cenderung lebih memperhatikan pembelajaran yang disampaikan. Sebaiknya,
media yang digunakan dapat membantu mengembangkan potensi peserta didik.
Asyhar (2012:8) mengungkapkan :
Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat
menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana,
sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat
melakukan proses belajar secara efesien dan efektif.
Media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memudahkan proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami materi
secara utuh tidak terpisah-pisah. Pada dasarnya media pembelajaran dapat berupa
audio, video, alat peraga, dan gambar yang dapat mendukung proses
pembelajaran sehingga dapat memudahkan pemahaman peserta didik dalam
proses pembelajaran.
2. Peran, Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan salah satu yang sangat berperan dalam
proses pembelajaran,bukan hanya dari suasana kelas yang kondusif sehingga
17
mendukung dalam belajar. Penggunaan media pembelajaran dapat diketahui
pemahaman peserta didik melalui hasil belajar, apakah hasil belajar peserta didik
meningkat atau hasil belajarnya menurun. Apabila hasil belajar peserta didik
belum meningkat berarti media pembelajaran yang digunakan belum efektif, akan
tetapi apabila hasil belajar peserta didik meningkat berarti media yang digunakan
sudah efektif.
Pada umumnya media pembelajaran merupakan alat yang memudahkan
peserta didik dalam menagkap materi sehingga pembelajaran bermakna. Media
pembelajaran memiliki banyak fungsi, sebagaimana diuraikan di bawah ini
(Asyhar, 2012:29-40) :
Melalui penggunaan media dapat memberikan fungsi psikologi diantaranya
yaitu (1) fungsi atensi (perhatian), (2) fungsi afektif (perasaan), (3) fungsi
kognitif (pemahaman), (4)fungsi psikomotor (keterampilan), (5) fungsi
imajinatif dan (6) fungsi motivasi.
Media pembelajaran memiliki manfaat yang beraneka ragam, akan tetapi
pada umumnya media pembelajaran yang digunakan memberikan informasi
dengan jelas sehingga tidak terjadi kerancuan pemahaman siswa terhadap materi
yang diajarkan. Menurut Midun (2009) (dalam Asyhar, 2012: 41) ada beberapa
manfaat penggunaan media secara umum sebagai berikut:
(a) Penggunaan media yang bervariasi pada saat proses pembelajaran dapat
memperluas sajian materi. (b) Media yang digunakan bervariasi dapat meningkatkan
minat dan motivasi peserta didik. (c) Melalui penggunaan media pembelajaran siswa
diajarkan untuk berpikir secara mandiri, kritis dan imajinatif sehingga
kemampuannya dapat berkembang.
Manfaat penggunaan media pembelajaran dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran memudahkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran pada
materi yang di ajarkan. Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran
lebih efektif dari pada hanya terpacu pada buku cetak. Penggunaan media
18
pembelajaran dikatakan lebih efektif karena dalam pembelajaran siswa dapat
mengkonstruksikan sendiri yang dilihatnya.
3. Pemilihan Media Pembelajaran
Sebelum melakukan pemilihan media pembelajaran sebaiknya guru perlu
memperhatikan materi yang diajarkan sehingga pembelajaran yang diajarkan tidak
terjadi kerancuan. Pemilihan media pembelajaran juga membantu siswa dalam
pemahaman materi, apabila pemilihan media tepat maka pemahaman siswa dalam
materi juga sudah jelas dan hasil belajar siswa akan meningkat, akan tetapi
apabila teradi kerancuan antara pemilihan media dan materi yang diberikan maka
pemahaman siswa dalam materi kurang jelas dan hasil belajar siswa akan
menurun. Asyhar (2012:80) mengungkapkan :
Tujuan dari pemilihan media adalah agar media yang digunakan tepat sasaran
dan sesuai dengan keperluan, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi yang
baik antara peserta didik dengan media yang digunakan.Menurut Zhang dan
Yuyan (2011), secara umum pemilihan media didasarkan dua faktor penting,
yakni sisi kepraktisan dan instruksional.
Dasar pemilihan media pembelajarn sangatlah penting karena tidak semua
materi sesuai dengan karakteristik siswa, yang menjadi dasar pemilihan
mediaAsyhar (2012:79) yaitu 1) Materi 2) Tujuan yang akan dicapai
3)Kemampuan guru 4) karakteristik siswa. Pemilihan media yang pertama materi
harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, diimbangi oleh kemampuan
guru dalam menyampaikan materi sehingga menjadi jelas, serta menyesuaikan
pemilihan media dengan karakteristik siswa.
Berdasarkan mekanismenya Anderson (1976) (dalam Rayandra Asyhar
(2012:80) membagi model pemilihan media pembelajaran sebagai berikut
19
a. Pemilihan tertutup adalah proses pemilihan dengan melibatkan Dinas
Pendidikan, di sini sudah diatur media yang harus digunakan, sekolah tidak
dapat mengubahnya dengan menggunakan media yang lain.
b. Pemilihan terbuka adalah guru dan sekolah bebas memilih penggunaan media
dalam mengajar, tetapi guru harus melihat kebutuhan peserta didik dengan
media yang digunakan sehingga dihasilkan pembelajaran yang sesuai
Pemilihan jenis media harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik,
materi dan tujuan pembelajaran yang sesuai.Oleh karena itu, pemilihan terbuka
sangat bagus untuk guru dalam memberikan inovatif dan kreativitasnya dalam
mengembangkan media pembelajaran sehingga media yang digunakan hanya
media audio, audiovisual, gambar dan lain-lain. Guru harus mampu menciptakan
media untuk mendukung proses pembelajaran sehingga pemahaman siswa tidak
terjadi kesalahan.
4. Pengembangan Media Pembelajaran
Pengembangan media perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, karena Indonesia masih dikatakan jauh tertinggal dari
negara berkembang lainnya bukan hanya dari segi ekonomi saja akan tetapi dari
segi pendidikan juga Indonesia masih tertinggal. Pengembangan media
pembelajaran berguna meningkatkan kualitas guru di Indonesia, apabila kualitas
guru meningkat maka kualitas peserta didik juga meningkat. Gurudi Sekolah
Dasar diharapkan kreatif dan inovatif dalam pembelajaran agar peserta didik tidak
merasa jenuh dalam pembelajaran.
20
Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menciptakan media
pembelajaran sendiri sehingga di dapatkan pembelajaran yang efektif. Menurut
Sadiman, dkk. (2007) (dalam Asyhar (2012:92) mengungkapkan :
Desain pengembangan terdiri dari 6 tahap kegiatan, yaitu : (1) analisis
kebutuhan dan karakteristik peserta didik ; (2) perumusan tujuan pembelajaran ;
(3) perumusan butir-butir materi ; (4) penyusunan instrumen evaluasi ; (5)
penyusunan naskah media / prototipe ; (6) melakukan uji coba produk. Di
samping enam tahap ini, langkah kegiatan yang perlu dilakukan ialah validasi
produk media. Validasi ini perlu dilakukan untuk menjamin ketepatan materi
kurikulum dan tujuan pembelajaran, dan kesesuaian bahasa dengan peserta
didik.
Peneliti perlu memperhatikan prosedur dalam pengembangan media
pembelajaran, sehingga pada saat melakukan pengembangan media peneliti dapat
meminimalisir kesalahan yang terjadi, kemudian media yang dibuat dapat efektif
dan efisien pada saat pembelajaran. Media yang dikembangkan harus sesuai
dengan materi dan kurikulum sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
E. Monopoli
Monopoli merupakan sebuah permaian yang tujuan permainannya yaitu
menguasai semua petak yang terdapat diatas papan dengan cara membeli ataupun
menyewa petak. Sebelum permaianan di mulai pemain memilih bidaknya masing-
masing dan mendapatkan uang sebagai modal awal dalam permainan. Untuk
mengetahui banyaknya langkah yang diambil setiap pemain melemparkan dadu
secara bergantian Pemain yang mendapatkan giliran pertama adalah pemain yang
memiliki dadu tertinggi.
Permainan ini dimulai dari petak Start, permainan ini juga terdapat kartu
dana dan kartu kesempatan yang berguna untuk membantu pemain dalam
memenangkan permainan ataupun malah membuat pemain kalah dalam
permainan. Pemenang dalam permainan ini adalah pemain menguasai banyak
petakan dan memiliki banyak uang.
21
Gambar 2.7: Monopoli
F. Media Monopoli Nusantara
Media monopoli Nusantara adalah media yang digunakan untuk
pembelajaran tematik pada tema 1 Indahnya Kebersamaan, pada sub tema 1
Keberagaman Budaya Bangsaku. Tema Indahnya Kebersamaan berisi materi
tentang keanekaragaman budaya terdiri dari rumah adat, pakaian adat, bahasa,
makanan tradisional, alat musik tradisional, lagu daerah dan tarian tradisional
Indonesia, dan kemungkinan dapat digunakan materi yang berbeda dengan
melakukan modifikasi materi.
Monopoli Nusantara merupakan sebuah permainan yang terinspirasi dari
monopoli pada umumnya, akan tetapi yang membedakan permaian ini dengan
monopoli sebelumnya yaitu monopoli pada umumnya hanya menggunakan karton
dalam permainannya, sedangkan permainan “Monopoli Nusantara” yang
dikembangkan menggunakan papan kayu yang dapat dibongkar pasang oleh
pemain sendiri sehingga pemain dapat memasangkan petakan pada papan petakan
sesuai dengan urutan wilayah-wilayah yang telah ditentukan. Pemain sendiri yang
mengelompokkan petakan tersebut misalnya pada “Monopoli Nusantara” pulau
22
Jawa, peserta didik mengelompokkan wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Banten dan DKI Jakarta.
Sebelum permainan di mulai pemain secara berkelompok memasangkan
petakan pada papan monopoli. Setelah pemain memasangkan petakan, kemudian
pemain memilih bidaknya dan permainanpun dimulai. Permulaan permaian
dengan melemparkan dadu, pemain yang mendapatkan dadu tertinggi adalah
pemain yang mendapatkan giliran pertama.
Permainan ini dimulai pada petak Monopoli Nusantara dan berjalan
mengelilingi petakan masing-masing provinsi dengan daerah yang
beranekaragam. Apabila monopoli trsebut provinsi Jawa maka di dalam petakan
terdapat daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta.Setiap
monopoli terdapat provinsi yang berbeda-beda daerah-daerah yang terdapat di
derah Jawa, Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi.
Setelah pemain berhenti di petakan pemain membuka kartu soal yang
terdapat di atas papan permainan. Apabila peserta didik dapat menjawab soal,
maka peserta didik berhak meletakkan stiker bintang. Pemenang dalam permainan
ini merupakan pemain yang menguasai banyak petakan.
1. Tujuan Media Pembelajaran Monopoli Nusantara
a. Tujuan umumnya adalah peserta didik dapat memahami pembelajaran tematik
pada tema 1 subtema 1 dengan menggunakan media monopoli nusantara
b. Tujuan khususnya adalah selain peserta didik dapat memahami pembelajaran
tematik, siwa juga mengetahui setiap provinsi memiliki rumah adat, pakaian
adat, senjata tradisional, tarian tradisional, alat musik tradisional, dan lagu
daerah yang berbeda.
23
2. Keunggulan Media Monopoli Nusantara
Keunggulan media monopoli nusantara sebagai berikut :
a. Media monopoli nusantara ini bisa digunakan untuk ajaran tahun berikutnya
karena terbuat dari kayu
b. Media monopoli nusantara akan memantapkan pengetahuan peserta didik
dalam pembelajaran karena pembelajaran menjadi menyenangkan
c. Media pembelajaran ini dapat digunakan satu pembelajaran sehingga guru
tidak perlu mengunakan media yang lain.
3. Langkah-langkah Pembuatan Media Monopoli Nusantara
Langkah-langkah Pembuatan Media Monopoli Nusantara yaitu :
a. Peneliti menyiapkan triplek tebal, kemudian membuat pola dengan ukuran 44
cm x 38 cm.
Gambar 2.8 : Papan Triplek
b. Triplek kemudian di bentuk menjadi balok seperti pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.9 : Pola Papan Monopoli
24
c. Setelah membentuk balok, kemudian balok di sambung menjadi satu.
Gambar 2.10 : Pola papan Monopoli Nusantara pada saa digabungkan
Gambar 2.11 : Papan Monopoli Nusantara pada saat ditutup
d. Langkah selanjutnya, monopoli di buat pola dengan petakan-petakan yang
beukuran panjang 6 cm dan lebar 4 cm.
Gambar 2.12 : Papan Monopoli Nusantara pada saat dibuka
25
e. Selanjutnya memberi warna pada petakan sesuai dengan masing-masing
daerahnya
Gambar 2.13: Monopoli Nusantara setelah diwarnai
f. Setelah pola di bentuk dan diberi warna, Monopoli di cat dengan warna yang
bervariasi, kemudian kota-kota pada setiap provinsi diberi stiker. Pada gambar
di bawah ini merupakan pola monopoli pada Pulau Jawa, Kalimantan,
Sumatera, Sulawesi dan Papua.
26
Gambar 2.14 : Monopoli Nusantara Pulau Jawa
STOP
FREE
PEKALONGAN
SU
RA
BA
YA
M
ALA
NG
B
LIT
AR
K
ED
IRI
MA
DIU
N
PON
OR
OG
O
PURWAKRTA BOGOR BANDUNG
SURABAYA
TASIKMALA
YA
BA
NT
EN
DKI JAKARTA
YO
GY
AK
AR
TA
SEMARANG TEGAL SURAKARTA
MA
GE
LA
NG
CIREBON
CIM
AH
ICIC
CIM
AH
I
PUR
WO
KE
RT
O
SALATIGA
CIM
AH
ICIC
SU
KA
BU
MI
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jawa Barat
Provinsi
27
Gambar 2.15 : Monopoli Nusantara Pulau Kalimantan
STOP
FREE
TANATIDUNG
SA
MA
RIN
DA
B
ALIK
PAPA
N
TA
NA
H
GE
RO
GO
T
TE
NG
GA
RO
NG
B
ON
TA
NG
H
AN
DIL
MARTAPURA AMUNTAI BANJARMA
SIN
BARABAI
PALA
NG
KA
RA
YA
M
UA
RA
TE
WE
H
MALINAU
SA
NG
GA
U
TARAKAN BULUNGAN
PON
TIA
NA
K
KOTA BARU
PAN
GK
ALA
NB
UN
S
ING
KA
WA
NG
NUNUKAN
CS
SA
MPI
TK
SA
MPI
T
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Utara
Kalimantan Barat
SA
MA
RIN
DA
B
ALIK
PAPA
N
28
Gambar 2.16 : Monopoli Nusantara Pulau Sumatera
STOP
FREE
SOLOK
NA
NG
GR
O
AC
EH
DA
RU
SS
ALA
M
ME
DA
N
BIN
JA
I
PEM
AN
TT
AN
G
SIA
NT
AR
TE
BIN
G
TIN
GG
I
P.
SID
EM
PUA
N
MUARADUA PRABUMUL
IH
PAGAR
ALAM
MUARA
ENIM
BA
NG
KA
BE
LIT
UN
G
LU
BU
K
LIN
GG
AU
BUKIT
TINGGI
RIA
U
PADANG PARIAMAN
BE
NG
KU
LU
LAHAT
LA
MPU
NG
J
AM
BI
SAWAH
LUNTO
CS
SA
MPI
TK
PALE
MB
AN
G
Sumatera Utara
Sumatera Selatan
Provinsi
Sumatera Barat
29
Gambar 2.17 : Monopoli Nusantara Pulau Sulawesi
STOP
FREE
TOMADO
MA
KA
SS
AR
PAR
E-PA
RE
PA
LO
PO
WA
TA
MPO
NE
S
ING
KA
NG
M
AN
DA
LLE
RAHA KOLAKA KENDARI WAKATOBI
TO
MO
HO
N
Tirawuta
POSO
KO
TA
MO
B
AG
U
PALU LUWUK
MA
NA
DO
RUMBIA
TO
ND
AN
O
BIT
UN
G
GORONTALO
CT
EN
GA
SS
a
AIR
MA
DID
I
Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Provinsi
Sulawesi Tengah
30
Gambar 2.18 : Monopoli Nusantara Pulau Papua
STOP
FREE
TEMITAMB
UAN
SO
RO
NG
W
ON
OK
WA
RI
RA
NS
IKI
TA
MB
RA
UW
F
AK
-FA
K
MA
YB
RA
T
MERAUKE NABIRE JAYAPURA WAMENA
KO
TA
MU
LI
A
AGATS
ANGGI
OK
SIB
I
L
BINTUNI WAISAI
KO
BA
KM
A
TIMIKA
TA
NA
H
ME
RA
H
TIO
M
KAIMANA
ILA
GA
Irian Jaya Barat
Provinsi Papua
31
g. Dadu dan bidak pada permainan ini terbuat dari plastik. Dadu digunakan
untuk menentukan langkah dalam melewati petakan. Bidak digunakan untuk
berjalan pada papan monopoli.
Gambar 2.19 : Dadu dan bidak
h. Pada permainan Monopoli nusantara ini terdapat kartu soal rumah adat,
pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional dan tarian tradisional.
Gambar 2.20 : kartu soal
i. Selain terdapat kartu soal, pada permainan ini terdapat buku pembahsan
dimana buku ini digunakan untuk mencocokan jawaban pemain sehingga
mengetahui kebenaran jawaban pemain.
Gambar 2.21 : buku pembahasan
32
j. Sticker bintang yang dapat di tempel pada petakan apabila pemain dapat
menjawab pertanyaan.
Gambar 2.22 : Sticker Bintang
4. Petunjuk Penggunaan
Adapun langkah-langkah dalam permainan monopoli nusantara yaitu:
a. Pemain dibagi menjadi kelompok kecil, setiap kelompok terdiri 4 orang.
b. Setiap kelompok mendapatkan satu monopoli dengan provinsi yang berbeda
ada yang mendapatkan pulau Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan
Papua.
c. Sebelum memulai pemainan, pemain secara berkelompok memasangkan
petakan ke dalam papan monopoli sesuai dengan warna petakan.
d. Setelah menyusun petakan pemain memilih bidak untuk berjalan. Pemain
yang mendapatkan urutan pertama adalah pemain yang memiliki dadu
tertinggi.
e. Permainan dimulai dari petakan “Go” . Sedangkan, petakan yang berwarna
hitam “STOP” berarti pemain tidak dapat mengikuti permainan selama 3x
tetapi apabila pemain dapat melemparkan dadu angka kembar pemain dapat
mengikuti permainan. Petakan “Free” pemain bebas memilih kota yang
dituju.
33
f. Setiap petakan yang dilalui pemain terdapat kartu soal yang telah di kocok.
Soal tersebut berisi pertanyaan-pertanyaan tentang rumah adat, pakaian adat,
senjata tradisional, alat musik tradisional dan lagu daerah.
g. Pemain mengambil kartu soal dan menjawabnya. Sedangkan, pemain yang
lain menyesuaikan jawaban dengan membuka buku pembahasan.
h. Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar pemain berhak menempelkan
sticker bintang pada petakan.
i. Pemain berhak memiliki kota tersebut, jika pemain berhasil menjawab
pertanyaan dengan benar sebanyak 3x.
j. Pemain yang melewati petakan pemain lain tetap menjawab soal dengan
syarat pemain menjawab dengan benar soal, apabila pemain salah menjawab
soal maka pemain memberikan bintang kepada pemilik kota.
k. Pemenang dari permainan ini adalah Pemain yang paling banyak
menempelkan bintang.
G. Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Thoriqurrofia’ Faiz Muhammad (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Monopoli Materi Menjumlahkan dan
Mengurangkan Berbagai Bentuk Pecahan Kelas V Sekolah Dasar”
Pengembangan media ini difokuskan pada pengurangan dan penjumlahan
pecahan sehingga memudahkan peserta didik dalam mempelajari pecahan
dalam menjumlahkan dan mengurangkan. Keunggulan dalam pengembangan
media ini yaitu menanamkan konsep hitung penjumlahan dan pengurangan
berbagai bentuk pecahan yang terdiri dari pecahan biasa, pecahan campuran,
pecahan desimal, persen, permil, dengan berpatokan alat tukar uang mainan
34
dengan nominal angka desimal. Persamaan penelitian ini yaitu menggunakan
metode penelitian Borg and Gall, menggunakan bidak, dadu, kartu dan
petakan merupakan kota-kota. Perbedaan penelitian ini yaitu terdapat kartu
soal dan buku pembahasan, monopoli terbuat dari karton tebal dan hanya
terdapat satu monopoli.
2. Merdiana Vera Triwendini (2015) dalam penelitianya yang berjudul
“Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Papan Pizza untuk Kelas IV
Sekolah Dasar”. Keunggulan media ini media dapat di bongkar pasang dan
terdapat sisi depan dan belakang, sisi depan merupakan rumah adat dan sisi
belakang tarian tradisional. Tujuannya yaitu peserta didik dapat menyebutkan
bangun datar yang terdapat pada rumah adat dan menjelaskan tarian
tradisional yang terdapat pada gambar. Persamaan penelitian ini yaitu
menggunakan metode penelitian Borg and Gall dan menggunakan tema
Indahnya Kebersamaan dengan subtema Keberagaman Budaya Bangsaku.
Perbedaan penelitian ini yaitu bentuk media pembelajaran yang berbeda pada
papan pizza media berbentuk lingkaran sedangkan pada monopoli berbentuk
balok dan materi tidak hanya di fokuskan pada bangun datar dan tarian adat
tetapi, rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional dan
lagu daerah.
Persamaan dan perbedaan penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah:
35
Tabel 2.1: persamaan dan perbedaan monopoli dengan peneliti terdahulu
No. Persamaan Perbedaan
Thoriqurrofia’ Faiz Muhammad
1. Metode penelitian Borg and Gall
Menggunakan bidak, dadu, kartu
kesempatan, uang mainan
Permainan dimulai pada petakan Start
Permainan menggunakan karton tebal
Terdapat Petakan terdiri dari kota-kota
Materi tentang penjumlahan pan
pengurangan pecahan
Menggunakan bidak, dadu, kartu soal
dan buku pembahasan
Permainan menggunakan papan triplek
yang petakannya dapat di lepas pasang
Terdiri dari 5 papan permainan, yaitu
Jawa, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi
dan Papua.
Materi tentang rumah adat, pakaian
adat, senjata tradisional, tarian
tradisional, alat
Musik tradisional dan lagu daerah
Merdiana Vera Triwendini 2. Metode penelitian Borg and Gall
Tema Indahnya kebersamaan Sub tema
Keberagaman Bangsaku
Menggunakan triplek yang dapat dibongkar
pasang
Perbedaan bentuk media (lingkaran dan
balok)
Materi sebatas bangun datar, rumah
adat dan tarian adat
36
H. Kerangka Berpikir
Observasi
permasalahan yang ada di sekolah :
pada saat proses pembelajaran di sekolah SD Muhammadiyah 4 Batu, tema Indahnya Kebersamaan pada subtema keberagamaan kebudayaan bangsaku guru menggunakan media pembelajaran berupa gambar dan video serta memanfaatkan lingkungan untuk belajar sehingga perlunya mengembangkan media pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami materi pembelajaran.
Solusi yang diberikan dalam mengatasi masalah :
Pengembangan Media "Monopoli Nusantara"
Mengembangkan desain media
pembelajaran dan membuat produk
Validasi desain produk terhadap 1 ahli
media dan 1 ahli materi
Perbaikan desain produk
Hasil produk
Revisi produk
Ujicoba produk
top related