bab ii tinjauan pustaka -...
Post on 11-Jul-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menurut (infoukm.wordpress.com) usaha mikro kecil dan menengah atau
yang biasa disebut UMKM merupakan usaha yang memproduksi barang dan jasa
yang menggunakan bahan baku utamanya berbasis pada pendayagunaan sumber
daya alam, bakat dan karya seni tradisional dari daerah setempat.
Menurut (Sony Warsono,2010;1) Pemerintah memberikan perhatian yang
besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Tidak
saja jumlah UMKM di Indonesia mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih
bertahan dari terpaan krisis global, serta masalah ekonomi dan sosial dalam negeri
seperti tingginya tingkat kemiskinan besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan
distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah
perkotaan dan perdesaan serta masalah urbanisasi bisa di atasi dengan adanya
UMKM. Sebagai kegiataaan yang cukup berperaaan dalam perekonomian dan
sosial suatu negara, perkembangan UMKM dapat memberikan kontribusi positif
yang signifikasi terhadap upaya – upaya penanggulangan masalah – masalah
tersebut di atas.
9
2.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menurut (Sony Warsono,2010;5) bentuk UMKM dapat berupa
perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti misalnya fima dan cv,
maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi 3
terutama berdasarkan jumlah aset dan omzet sebagaimana tercantum di
(Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM ) sebagai
berikut :
a. Usaha Mikro : Usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria :
Aset < Rp50 juta
Omzet < Rp300 juta
b. Usaha Kecil : Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
,menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria :
Rp 50 juta < Aset <Rp 500 juta
Rp 300 juta <Omzet<Rp 2,5 miliar
c. Usaha Menengah : Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakaan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau besar yang memenuhi kriteria :
Rp 500 juta < Aset<Rp 2,5 miliar
10
Rp 2,5 miliar < Omzet < Rp 50 miliar
2.1.2 Kriteria dan Karakteristik Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menurut (Sony Warsono,2010;6) kriteria usaha kecil adalah sebagi berikut
:
1. Memiliki kekayaanbersih paling banyak Rp 200.000.000,00 ( dua ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (
satu Milyar Rupiah).
3. Milik Warga Negara Indonesia.
4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau
5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan
hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperas
2.1.3 Jenis – jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Menurut (infoukm.wordpress.com) dalam perspektif
perkembangannya, UMKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 ( empat)
kelompok yaitu :
1. Livelihood actifities, merupakan UMKM yang digunakan sebagai
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Contohnya adalah perdagangan kaki lima.
2. Micro enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin
tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
11
3. Small dynamic enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki
jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
ekspor.
4. Fast moving enterprise, merupakan UMKUM yang telah memilki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar
(UB).
2.1.4 Tantangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Menurut (Sony Warsono,2010;7) meskipun dukungan Pemerintah
Indonesia sangat besar, menjadikan UMKM berhasil bukan berarti tanpa
kendala. Berikut ini tantangan UMKM di Indonesia sebagaimana dikutip
sebagian dari tulisan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro (2008):
a. Ketiadaan pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan
operasi. Kebanyakan UMKM dikelola perorangan yang merangkap
sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan
tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
b. Rendahnya akses industri kecil terhadao lembaga – lembaga kredit
formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan
usahanya dari modal sendiri atau sumber – sumber lain seperti
keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
c. Kekurangan – jelasan status hukum sebagai besar UMKM. Mayoritas
UMKM merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris,
4,7% tergolong perusahaan perorangan berakta notaris dan hanya
12
1,7% yang sudah mempunyai badan hukum seperti misalnya PT/NV,
CV, firma, atau koperasi.
2.2 Siklus Akuntansi
2.1 Gambar Siklus Akuntansi
Sumber : Accounting Principles Edisi 7
TRANSAKSI DOKUMENT JURNAL
BUKU
BESAR NERACA PENYESUAIAN
KERTAS
KERJA
LAPORAN
KEUANGAN
JURNAL
PENUTUP
JURNAL
PEMBALIK
13
2.3 Laporan Keuangan
Laporan Keuangan merupakan interprestasi kondisi keuangan suatu
perusahaan selama periode tertentu, sehinggga laporan keuangan sangat
memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan suatu keputusan, baik
ditingkat manajemen maupun ditingkat investor terutama yang tidak telibat secara
langsung. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang
bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagaian besar kalangan pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan sumber – sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi –
transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode akuntansi. Sehingga
laporan keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan,
hasil usaha suatu perusahaan dalam suatu periode dan arus kas perusahaan
dalam periode tertentu
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009; 1-2) adalah :
“Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan Keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahaan posisi keuangan
( yang dapat disajiakan dalam berbagai cara, misalnya sebagai
laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan
lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul
daninformasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misalnya, informasi keuangan segment industri dan
gografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.”
14
Dengan melihat definisi laporan keuangan di atas dapat
disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses
akuntansi yang menunjukkan suatu kondisi keuangan perusahaan dan
merupakan laporan pertanggungjawaban atas tugas yang telah dibebankan
pemilik perusahaan.
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, (2009;3) tujuan dan manfaat
laporan keuangan adalah :
“Menyediakan informasi yang manyangkut posisi keuangan
kinerja, serta perubahaan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi”.
Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan,2008;5) Laporan keuangan yang
disusun hanya ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagaian
besar pengguna, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi
yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan
ekonomi menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu,
tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.
Laporan keuangan menunjukan apa yang telah dilakukan
manajemen (stepwadship) atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna membutuhkan
laporan keuangan untuk menilai apa yang telah dilakukan manajemen
dalam mengelola sumber daya yang ada, agar mereka dapat membuat
keputusan ekonomi, antara lain, keputusan untuk menahan atau menjual
15
investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat
kembali atau mengganti manajemen.
Secara lebih rinci tujuan Laporan Keuangan adalah :
1. Menyediakan informasi yang bergunabagi investor dan kreditur saat
ini atau pontensial serta para pemaki lainnya untuk membuat
keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa secara rasional.
Informasi yang disajikan harus komprehensif bagi mereka yang
memiliki pemahaman yang memadai tentang aktivitas – aktivitas
ekonomi dan bisnis serta ingin mempelajari informasi tersebut secara
seksama.
2. Menyediakan informasi yang membantu investor dan kreditur saat ini
atau pontensi serta para pemakai lainnya dalam menilai jumlah,
penetapan waktu dan ketidakpastian penerimaan kas prospektif dari
dividen atau bunga dan hasil dari penjualan, penebusan atau jatuh
tempo sekuritas atau pinjaman. Karena arus kas investor dan kreditur
berhubungan dengan arus kas perusahaan, maka pelaporan keuangan
harus menyediakan informasi yang dapat membantu investor, kreditur,
serta pemakaian lainnya menilai jumlah, penetapan waktu, dan
ketidakpastian arus kas masuk bersih prospektif pada perusahaan
terkait.
3. Menyediakan informasi yang dengan jelas menggambarkan sumber
daya ekonomi dari sebuah perusahaan, klaim terhadap sumber daya
tersebut (kewajiban perusahaan untuk mentransfer sumber daya ke
entitas lainnya dan ekuitas pemilik), dan pengaruh dari transaksi,
16
kejadian, serta situasi yang mengubah sumber daya perusahaan dan
klaim pihak lain terhadap sumber daya tersebut.
2.3.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalam laporan keuangan dapat berguna bagi pengguna.
Karakteristik kualitatif Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan adalah :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang disajikan dala laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktifitas ekonomi, dan bisnis, akuntansi, serta
kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketentuan
yang wajar. Namun demekian, kepentingan agar laporan keuangan
dapat dipahami tetapi tidak sesuai dengan informasi yang relavan
harus diabaikan dengan pertimbangan bahwa informasi tersebut
terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna tertentu.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan
pengguna untuk proses pengmbilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi peristiwa
17
masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan, atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan
keuangan. Materialiatas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan
yang dinilai sesuai dengan situasi tertentu dari kelalaian
mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat
(misstatement). Namun demekian, tidak dapat membuat atau
memberikan kesalahan untuk menyimpang secara tidak material dari
SAK ETAP agar mencapai penyajian tertentu dari posisi keuangan,
kinerja keuangan atau arus kas suatu entitas.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
harus andal. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari
kesalahan dan bias, dan penyajikan secara jujur apa yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dafat disajiakan.
5. Substansi Mengungguli Bentuk
Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai
dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk
hukumnya. Hal ini untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan.
6. Pertimbangan Sehat
18
Ketidakpastian yang tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa
dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan
penjelasan peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan
pertimbangan sehat dalam menyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati – hatian pada saat
melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi
ketidakpastian, sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih
tinggi dan kewajiban atau beban tidak disajikan lebih rendah. Namun
demikian penggunaan pertimbangan sehat tidak memperkenankan
pembentukan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau pencatatan
kewajiban atau beban yang lebih tinggi. Singkatnya, pertimbangan
sehat tidak mengijinkan bias.
7. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk
tidak mengungkapkan seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi
menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan
menghasilkan keuntungan baginya.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan para pengguna Laporan
Keuangan menggunakan informasi dalam Laporan Keuangan untuk
kebutuhan yang berbeda. Para penggunanya adalah :
1. Investor
19
Investor membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual informasi mengenai kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen.
2. Karyawan
Karyawan dan kelompok – kelempok yang mewakilinya tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan protabilitas perusahaan. Mereka
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka penilaian
atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat
pensiun dan kesempatan kerja.
3. Pemberian Pinjaman
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayarkan
pada saat jatuh tempo.
4. Pemasokan dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasokan dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan,terutama kalau mereka terlibat dalam
perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang ada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
20
berpentingan dengan aktivitas perusahaan. Selai itu, mereka juga
membutuhkan informasi dengan aktivitas perusahaan, menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan statistika lainnya.
7. Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecendurungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya (IAI, 2009;2 – 3 ).
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifaat umum,
tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pengguna.
Berhubungan parainvestor merupakan penanam modal berisiko ke
perusahaan maka ketentuan laporan keuangan yang memenuhi kebutuhan
mereka juga akan memenuhi sebagai besar kebutuhan pengguna lain.
Mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan
karena itu tidak dapat diandalkan dan kurang mencukupi ditinjau dari segi
relevansi.
8. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan entinitas
antara periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan
kinerja keuangan.
9. Tepat waktu
Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu
21
meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu
pengembalian keputusan.
10. Keseimbngan antara Biaya dan Manfaat
Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaan. Namun
demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbngan
yang subtansial. Biaya tersebut juga tidak ditanggung oleh pengguna
yang menikmati manfaat. Dalam evaluasi manfaat dan biaya, entitas
harus memahami bahwa manfaat informasi mungkin juga manfaat
yang dinikmati oleh pengguna eksternal (IAI, 2009:5).
2.3.4 Pengguna Laporan Keuangan
Laporan keuangan memberikan berbagai informasi keuangan pada
suatu periode. Dengan membaca dan menganalisa laporan keuangan
dengantepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut
lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan menghasilkan
keuntungan baginya.
Para pengguna Laporan keuangan menggunakan informasi dalam Laporan
keuangan untuk kebutuhan yang berbeda. Para pengguna Laporan
Keuangan menurut Standar Akuuntansi Keuangan adalah:
1. Investor
Investor membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah harus membeli, menahan atau menjual informasi mengenai
kemampuan perusahaan dalam membayar deviden.
2. Karyawan
22
Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakilinya tertarik pada
informasi mengenai stabilitas dan protabilitas perusahaan. Mereka
juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan
penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa,
manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
3. Pemberi pinjaman
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
4. Pemasokan dan kreditor usaha lainnya
Pemasokan dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai
kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau, mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada
perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
23
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun
statistika pendapatan nasional dan statistika lainnya.
7. Masyarakat
Menurut (IAI,2009:2-3) Laporan keuangan dapat membantu
masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan dan
perkembang terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum,
tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pengguna. Berhubung para investor merupakan penanam modal
berisiko ke perusahaan maka ketentuan laporan keuangan yang
memenuhi kebutuhan mereka juga akan memenuhi sebagai besar
kebutuhan pengguna lain.
2.3.5 Susunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari neraca, laporan laba
rugi, dan laporan perubahan modal atau laba ditahan, walaupun dalam
praktikanya sering diikutsertakan beberapa daftar yang sifatnya untuk
memperoleh kejelasan lebih lanjut. Misalnya laporan perubahan modal
kerja, laporan arus kas, perhitungan harga pokok maupun daftar – daftar
lampiran yang lain.
24
1. Neraca ( Balance sheet)
Menurut ( Weygandt, Kieso, Warfield, 2008:190) Neraca adalah
laporan yang melaporkan aktiva, kewajiaban dan ekuitas pemegang
saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Laporan
keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah
investasi dalam sumber daya dan ekiutas pemilik dalam sumber daya
bersih. Dengan demikian, neraca dapat membantu meramalkan
jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas di masa depan.
2. Laopran Laba Rugi ( Income Statment )
Menurut ( IAI, 2009:23) Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang
menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode.
Laporan laba rugi memberikan gambaran ringkasan dan disusun
secara sistemmatis mengenai pendapatan yang diperoleh perusahaan
dan biaya – biaya yang menjadi beban tanggungan dalam menjalankan
usahanya.
3. Laporan Perubahan Ekuitas ( Retained Earning Statemnt)
Menurut (IAI,2009:26) Laporan perubahan ekuitas adalah suatu
laporan yang menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode,
pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas
untuk suatu periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan
(tergantung pada format laporan perubahan ekiutas yang dipilih oleh
25
entitas) jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke,
pemilik ekuitas selama periode tersebut.
Laba ditahan sering kali dibatasi (diapresiasikan) sesuai dengan
persyaratan kontak, kebijakan dewan komisaris atau kebutuhan yang
tampak pada saat itu. Didalam laporan ini ditunjukan laba tidak dibagi
awal periode, ditambah dengan laba yang tercantum didalam
perhitungan laporan laba rugi dan dikurangi dengan dividen yang
diumumkan selama periode yang bersangkutan.
4. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statment)
Menurut (IAI,2008:28) Laporan arus kas merupakan laporan yang
menyajikan informasi perubahan histoiris atas kas dan setara kas
entitas yang menunjukan secara terpisah perubahan yang terjadi
selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Menurut ( Weygandt, Kieso, Warfield,2008:212) tujuan umumnya
adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan
dan pembayaran kas sebuah perusahaan selamasuatu periode.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematik,
setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laopran aruskas.
Berdasrakan pada Standar Akuntansi Keuangan, catatan atas laporan
keuangan mengungkapkan :
26
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa
dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan standar akuntansi
keuangan tetapi tidak disajikan dineraca, laporan labarugi, laporan
arus kas dan laoran perubahan modal.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan
tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar (2009:3 – 4)
Catatan atas laporan keuangan umumnya disajiakan dengan urutan
sebagai berikut :
a. Pengungkapan mengenai dasar pengungkapan dan kebijakan
akuntansi yang diterapkan.
b. Informasi pendukung pos – pos laporan keuangan sesuai
urutan sebagaimana pos – pos tersebut disajiakna dalam
laporan keuangan dan urutan penyajian komponen laporan
keuangan.
c. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitment, dan
pengungkapan keuangan lainnya serta pengungkapan yang
bersifat non-keuangan.
2.4 NERACA
Neraca adalah laporan yang melaporkan aktiva, kewajiaban dan ekuitas
pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Laporan
keuangan ini menyediakan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam
sumber daya dan ekiutas pemilik dalam sumber daya bersih. Dengan demikian,
27
neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas di
masa depan.
2.4.1 Pengertian Neraca
Menurut Weygandt, Kieso dan Warflied (2008:5) dalam bukunya
Intermediate Accounting. Neraca didefinisikan sebagai berikut
“Komponen laporan keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemilik pada tanggal tertentu .” (2008:5)
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia Neraca yaitu “
Laporan yang menyajikan asset, kewajiban dan ekuitas suatu entitas pada
suatu tanggal tertentu akhir periode pelaporan “( SAK, 2009:9).
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Neraca
adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada
suatu tanggal tertentu. Laporan ini mengambarkan posisi aktiva,
kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan neraca bisa disusun
setiap saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.
2.4.2 Manfaat dan Tujuan Neraca
Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan, 2008:190) Neraca merupakan
laporan keuangan yang bersifat statis, yaitu titik awal atau pun hasil akhir
operasi yang dinilai dalam satuan moneter pada saat tertentu. Manfaat
28
neraca adalah untuk menganalisis likuiditas, silvensi, dan fleksibilitas
keuangan perusahaan.
Likuiditas adalah suatu alat ukur menilai kemampuan perusahaan
untuk menaikan utang – utangnya tepat waktu yang telah disepakati. Para
pemasik jangka pendek sangat berkepentingan dengan likuiditas
perusahaan, sedangkan para pemasok dana jangka panjang lebih
memantau fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan
adalah suatu alat ukur untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mendapatakan sumber dana. Alat – alat likuiditas dan utang – utang
perusahaan merupakan sumber dalam pembahasan mengenai likuiditas dan
fleksibilitas keuangan. Kedua – duanya merupakan komponen neraca,
sehingga neraca relevan untuk dipelajari oleh para pengambil keputusan.
Tujuan dibuatnya neraca yaitu untuk menunjukan posisi keuangan
suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya dilakukan pada waktu
buku – buku ditutup dan ditentukan sisanya pada waktu akhir tahun fiskal
atau tahun kalender, sehingga neraca disebut balance sheet.
29
2.4.3 Keterbatasan Neraca
Beberapa keterbatasan penting dari neraca Menurut (Kieso dan
Rekan-Rekan 2008:192) adalah sebagia berikut :
1. Sebagai besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya historis
akibatnya, informasi yang dilaporankan dalam neraca memilih
reliabilitas yang lebih tinggi, tetapi juga diketahui investasi nilai wajar
yang lebih relevan dan tidak dilaporkan.
2. Pertimbngan estimasi hanya digunakan untuk menentukan berbagai pos
yang dilaporkan dalam neraca.
3. Neraca perlu mengabaikan banyak pos yang meragukan nilai keuangan
bagi perusahaan, tetapi tidak bisa dicatat secara objektif
2.4.4 Komponen Utama Neraca
Neraca terdiri dari beberapa komponen utama, yaitu aset, liabilitas
dan ekuitas. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi
keuangan (2009:9). Unsur – unsur neraca didefinikan sebagai berikut :
1. Aset
Aset yaitu sumber daya yang dimiliki oleh entitas bisnis atau usaha.
Sumber daya ini dapat berbentuk fisik ataupun hak yang mempunyai
nilai ekonomi. Aset diklasifikasi sebagai berikut :
a. Aset lancar (current asset)
Menurut standar akuntansi keuangan (2009:1,7) suatu aset
diklasifikasi sebagai aset lancar jika aset tersebut :
30
Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan dalam jangka waktu dan siklus operasi normal
perusahaan, atau
Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek
dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12(dua
belas)bulan dari tanggal neraca, atau
Berupa kas atau setara kas yang penggunaanya tidak dibatasi .
b. Investasi Jangka Panjang ( Long Term Investement )
Yaitu seperti halnya aset lancar, merupakan sumber daya yang
dapat diubah menjadi kas. Akan tetapi,pengubahan menjadi bentuk
kas tidak bisa diharapkan dalam waktu satu tahun atau terlebih lagi
selama siklus operasi. Selain itu Investasi jangka panjang tidak
diperuntukan untuk kegiatan bisnis perusahaan.
c. Aset Tetap (Fix Asset)
Properti, pabrik dan peralatan merupakan sumber daya berwujud
yang digunakan oleh perusahaan yang digunakan oleh perusahaan
untuk kegiatan bisnis, dan tidak ditunjukan untuk dijual. Kelompok
ini meliputi tanah, bangunan, mesin dan peralatan, peralatan
pengiriman, serta perabot dan furniture. Aset tetap merupakan aset
yang menjadi subjek untuk didepresiasikan (disusutkan) harus
dilaporkan sebesar harga perolehan, dikurangi akumulasi
depresiasi.
31
d. Aset Tidak Berwujud (Intangibele Asset)
Yaitu sumber daya tidak lancar yang tidak memiliki wujud fisik.
Aset tersebut dicatat sebesar harga perolehan, dimana harga
perolehan itu akan dibebankan sepanjang masa manfaat aset
tersebut, dengan cara amortisasi.
2. Liabilitas (Liabilitities)
Yaitu utang kepada pihak luar (kreditor). Liabilitas biasanya
diidentifikasi dalam neraca sebagai jumlah terutang. Liabilitas dibagi
menjadi :
a. Kewajiban Jangka Pendek (Short Term Liabilities)
Kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan
dibayar dari aset lancar yang ada atau meliputi pembuatan kewajiban
jangka pendek lainnya.
Konsep ini meliputi :
Utang yang berasal dari akuisisi barang dan jasa, seperti utang
usaha, utang gaji, utang pajak dan lain – lain.
Penagihan yang diterima dimuka sebelum barang dikirim atau
jasadiberikan seperti pendapatan sewa yang belum dihasikan atau
pendapatan langgana yang belum dihasilkan.
Kewajiban lain yang likuiditas akan dilakukan dalam siklus
operasi seperti bagian obligasi jangka panjang yang harus
dibayarkan dalam periode berjalan, atau kewajiban jangka pendek
yang berasal dari pembelian peralatan.
32
Kewajiban lancar tidak dilaporkan dalam setiap urutan yang
konsisten. Pos-pos yang dicantumkan terlebih dahulu umumnya
adalah wesel bayar, utang usaha, atau utang jangka pendek,
sementara hutang pajak penghasilan, utang jangka panjang yang
jatuh tempo saat ini, atau kewajiban lancar lain umumnya
dicantumkan terakhir.
Menurut standar akuntansi keuangan suatu kewajiban
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika :
Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu
Dimiliki untuk diperdagangkan;
Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan;
Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan (IAI,2009:1-8)
b. Kewajiban jangka panjang (Long Term Liabilites)
Kewajiaban jangka panjang adalah kewajiban yang diharapkan dapat
dilunasi setelah satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan.
Kewajiban dalam kelompok ini meliputi utang obligasi, wesel bayar
jangka panjang terdiri dari tiga jenis :
Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan khusus, seperti
penerbitan obligasi, kewajiban lease jangka panjang dan wesel
bayar jangka panjang.
33
Kewajiaban yang berasal dari operasi normal perusahaan, seperti
kewajiban pensiun dan kewajiban pajak penghasilan yang
ditangguhkan.
Kewajiaban yang tergantung padaterjadinya atau tidak kejadian
atau lebih dimasa depan untuk mengkonfirmasi jumlah yang
harus dibayar, atau pihak yang dibayar, atau tanggal pembayaran
seperti jaminan jasa atau produk dan
Pada umumnya, banyak pengungkapan tambahan diperlukan untuk
kewajiban jangka panjang karena sebagian besar utang jangka
panjang tunduk pada berbagai perjanjian dan pembatasan untuk
melindungi pemberi pinjaman.
3. Ekuitas
Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan 2008:193) Ekuitas adalah
kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikuangi dengan
kewajiban – kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas
merupakan kepentingan kepemilikan.
2.4.5 Bentuk Neraca
Menurut (Munawir 2007:20) bentuk atau susunan dari neraca tidak
ada keseragaman diantara perusahaan- perusahaan tergantung pada tujuan
– tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang umum digunakan
(tradisional atau konvesional) adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Skontro (account farm) dimana semua aktiva tercantum sebelah
kiri/debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit.
34
2. Bentuk Vertikal (Report Farm) dimana semua aktiva nampak dibagian
atas yang selanjutnya diikuti dengan kewajiban dan modal.
3. Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi
keuangan perusahaan, bentuk ini bertujuan agar kedudukan atau posisi
keuangan yang dikehendaki nampak dengan jelas.
Sedangkan dalam praktek bentuk penyajian neraca yang paling sering
ditemui ada dua macam :
1. Format rekening T( T account), dimana kelompok harta (asset)
disusun sebelah kiri, sedangkan kewajiban (liabilitas) dan modal
(equitas) disusun sebelah kanan.
2. Format Laporan (report form) dimana kelompok harta (asset),
kewajiban (liability)dan modal (equity) disusun secara vertikal.
35
Neraca Bentuk Laporan
Di bawah ini adalah ilustrasi neraca bentuk laporan.
Tabel 2.1
Ilustrasi Neraca
PT X
NERACA
PER 31 Desember 20xx
ASET
Aset Lancar
Rp
xx
Aset Tetap
xx
Beban yang ditangguhkan
xx
Aset Tidak Berwujud
xx
Aset lain - lain
xx
Jumlah Aset
Rp
xx
KEWAJIBAN
Kewajiban Jangka Pendek Rp xx
Kewajiban Jangka Panjang Xx
Jumlah Kewajiaban Rp
xx
EKUITAS
Modal Pemilik
Rp
xx
Jumlah Ekuitas
Rp
xx
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas
Rp
xx
36
Bentuk Skontro (account farm)
PT X
NERACA
PER 31 DESEMBER 20xx
ASET
KEWAJIBAN
ASET LANCAR
KEWAJIBAN
LANCAR
Kas
Rp
xx
Hutang Usaha
Rp
xx
Piutang Usaha xx
Hutang Pajak xx
Persedian xx
Perlengkapan xx
Beban dibayar
dimuka xx
Total Aset Lancar
Rp
xx Total Kewajiban lancar
Rp
xx
INVESTASI
JANGKA PANJANG
PROPERTY,
PABRIK,
PERALATAN
Rp
xx
HUTANG JANGKA
PANJANG
EKUITAS
Tanah
Rp
xx
Modal Pemilik
Rp
xx
Bangunan xx
Total property,
pabrik, peralatan
Rp
xx
Aset Takberwujud
xx
Goodwill
xx
ASET LAINNYA
xx Total EKUITAS
Rp
xx
TOTAL ASET Rp
xx
TOTAL
KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
PEMILIK Rp
xx
37
Bentuk Vertikal (Report Farm)
PT X
NERACA
PER 31 DESEMBER 20xx
ASET
ASET LANCAR
Kas
Rp
xx
Piutang Usaha
Rp
xx
dikurangi : Penyisihan Piutang Tak Tertagih Xx
Rp
xx
Persedian
xx
Perlengkapan
xx
Beban dibayar dimuka
xx
Rp
xx
Total Aset Lancar
Rp
xx
INVESTASI JANGKA PANJANG, PROPERTY,
PABRIK, PERALATAN
Tanah
Rp
xx
Bangunan
Rp
xx
Dikurangi : akumulasi penyusutan Xx
Rp
xx
Total property, pabrik, peralatan
Rp
xx
ASET TAK BERWUJUD
Goodwill
Rp
xx
TOTAL ASET
Rp xx
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang Usaha
Rpxx
Hutang pajak penghasilan
xx
38
Gaji dan Upah akrual dan kewajiaban lainnya xx
Deposit yang diterima dari pelanggan
xx
Total kewajiaban lancar
Rp
xx
SURAT HUTANG JANGKA PANJANG
Rp
xx
TOTAL KEWAJIBAN
Rp
xx
EKUITAS
Modal Pemilik
Rp
xx
TOTAL EKUITAS
Rp
xx
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
PEMILIK Rp xx
2.5 LAPORAN LABA RUGI
Menurut ( IAI, 2009:23) Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang
menyajikan penghasilan dan beban entitas untuk suatu periode. Laporan laba rugi
memberikan gambaran ringkasan dan disusun secara sistemmatis mengenai
pendapatan yang diperoleh perusahaan dan biaya – biaya yang menjadi beban
tanggungan dalam menjalankan usahanya
2.5.1 Pengertian Laporan Laba Rugi
Menurut (Kieso dan Rekan-Rekan,2008;140) dalam bukunya
Intermadiate Accounting. Laporan laba rugi yaitu : “ Laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu
tertentu”. Komunitas bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk
menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit atau
39
kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Laporan laba rugi
menyediakakan informasi yang diperlukan oleh para investor dan kreditur
untuk membantu mereka memprediksi jumlah penetapan waktu dan
ketidakpastian dari arus kas masa depan.
Menurut (Libby, 2008:76) laporan laba dan laporan operasi adalah:
“ Melaporkan ukuran kinerja perusahaan yang utama bagi akuntan,
penerimaan, dikurangi pengeluarandalam suatu periode akuntansi tertentu.
Istilah keuntungan banyak digunakan dalam mengukur kinerja ini, tetapi
akuntansi memilih menggunakan istilah teknis laba bersih”.
Berdasarkan definisi laporan laba rugi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukan
jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya – biaya
yang dikeluarkan serta laba rugi da;am suatu periode tertentu.
2.5.2 Kegunaan Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan
memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara. Antara lain,
investor dan kreditur dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam
laporan laba rugi untuk :
1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan. Dengan mengkaji
pendapatan dan beban, anda bisa mengetahui bagaimana kinerja
perusahaan dan membandingnya dengan para pesaing.
2. Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan.
Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk
40
menentukan kecenderungan penting yang, jika berlanjut.
Menyediakan informasi tentang kinerja masa depan.
3. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas
masa depan. Informasi tentangkur berbagai komponen laba-
pendapatan, beban, keuntunagan, dan kerugian memperlihatkan
hubungan diantara komponen tersebut dan dapat digunakan untuk
menilai resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu
dimasa depan (Wegandt, Kieso, Warfield, 2008:140 – 141).
Maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang terdapat dalam laporan
laba rugi yaitu pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian membantu
para pemakai mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan
tentang pencapaian tingkat arus kaas tertentu di masa depan.
2.5.3 Keterbatasan Laporan Laba Rugi
Karena laba bersih merupakan suatu estimasi dan mencerminkan
sejumlah asumsi, para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari
keterbatasan tertentu dari informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi.
Berikut beberapa keterbatasan laporan laba rugi yaitu :
1. Pos – pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan
dalam laporan laba rugi. Praktek yang berlangsung saat ini melarang
pengakuan pos – pos tertentu ketika menentukan laba, meskipun
pengaruh dari pos – pos ini cukup untuk mempengaruhi kinerja
perusahaan.
41
2. Angka – angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
diigunakan.
3. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan ( Weygand dan
Rekan-Rekan, 2008:141).
Maka dapat disimpulkan beberapa keterbatasan laporan laba rugi akan
mengurangi manfaat dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan
waktu, dan ketidak pastian arus kas masa depan.
2.5.4 Unsur – unsur Laporan Laba Rugi
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (IAI, 2009:23), Laporan laba rugi memasukkan
semua pos penghasilan dan beban dalam suatu periode kecuali SAK ETAP
mensyaratkan lain. Berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan
(IAI,2009;13-14), Laporan Laba Rugi mempunyai dua unsur, yaitu :
1. Penghasilan (Income)
Pengahasilan adalah kenaikaan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a. Pendapatan (Revenues)
Pendapatan yaitu penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan
aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang
42
berbeda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga,
dividen, royalti, dan sewa.
b. Keuntungan (gains)
Keuntungan yaitu pos lainnya yang mememnuhi definisi
penghasilan dan mungkin timbul atau mungkin tidak timbul
dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Keuntungan
mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi. Definisi penghasilan
jugs mencakup keuntungan yang belum direalisasikan, misalnya,
yang timbul dari revaluasi sekuritas yang dapat dipasarkan
(marketable) dan dari kenaikan jumlah aset jangka panjang.
2. Beban (exspenses)
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau
terjadinyakewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban
diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
a. Beban
Maksudnya beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan yang biasa / aktivitas rutin yang biasanya berbentuk
arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas ),
persediaan, dan aset tetap.
b. Kerugian
Mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas
43
perusahaan yang jarang terjadi, seperti misalnya rugi karena
kebakaran, banjir, atau dari pelepasan aset tidak lancar.
Selisih antara total penghasilan atau beban disebut penghasilan bersih.
Di dalam laporan laba rugi, keuntungan dan kerugian biasanya
disajikan secara terpisah, sehingga akan memberikan informasi yang
lebih baik dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.5.5 Bentuk Laporan Laba Rugi
Menurut Weygandt, Kieso, dan Warfield bentuk laporan laba
rugi yang umum sering digunakan yaitu :
1. Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung ( singel step)
2. Laporan Laba Rugi Bertahap (multiple step) (2008:144).
Bentuk ini adalah ilustrasi Laporan Laba Rugi bentuk Singel Step
Table 2.2
Ilustrasi Laporan Laba Rugi Singel Step
PT X
LAPORAN LABA RUGI
Per 31 Desember 20xx
Pendapatan
Penjualan Bersih
Rp
xx
Pendapatan Sewa
Xx
Total Pendapatan
Rp
xx
Beban
Harga pokok Penjualan
Rp
xx
Beban Penjualan
Xx
Beban Administrasi dan Umum
Xx
Beban Bunga
Xx
44
Beban Pajak Penghasilan
Xx
Total Beban
Xx
Laba Bersih Xx
Bentuk ini adalah ilustrasi Laporan Laba Rugi bentuk Multiple Step
Table 2.3
Ilustrasi Laporan Laba Rugi Multiple Step
PT X
LAPORAN LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 20xx
Pendapatan Penjualan
Penjualan
Rp
xx
Dikurangi : Retur
Penjualan
Rp
xx
Diskon
Penjualan
Rp
xx
Xx
Pendapatan Penjualan Bersih
Rp
xx
Harga Pokok Penjualan
Persediaan Barang Dagang 1 Januari 20xx
Rp
xx
Pembelian
Rp
xx
Dikurangi : Diskon pembelian
Rp
xx
Pembelian Bersih
Rp
xx
Biaya Pengangkutan dan Transportasi
Rp
xx
xx
Total barang dagang yang tersedia untuk
dijual
Rpxx
Dikurangi :
Persediaan Barang Dagang 31 Desember
20xx
xx
45
Harga Pokok Penjualan
Xx
Laba Bruto atas penjualan
Rp
xx
Beban Operasi
Beban penjualan
Gaji dan komisi penjualan
Rp
xx
Gaji kantor penjualan
xx
Travel dan hiburan
xx
Beban iklan
xx
Beban pengangkutan dan transportasi
xx
Beban perlengkapan pengiriman
xx
Perangko dan stasioneri
xx
penyusutan peralatan penjualan
xx
Beban telepon dan internet
xx
Rp
xx
Beban Administrasi dan Umum
Gaji pejabat
Rp
xx
Gaji kantor
xx
Beban jasa hukum dan profesional
xx
Beban utilitas
xx
Beban Asuransi
xx
Penyusutan Bangunan
xx
Penyusutan Peralatan kantor
xx
Stasioneri, perangko dan perlengkapan
xx
Beban kantor rupa – rupa
xx
xx
Xx
Laba dari operasi
Rp
xx
Pendapatan dan keuntungan lainnya
Pendapatan Sewa
Rp
xx
Rp
xx
Laba bersih sebelum pajak penghasilan
Rp
xx
PPh
Xx
Laba Bersih
Rp
xx
46
2.6 Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam Menurut SAK ETAP laporan perubahan ekuitas menyajikan laba
atau rugi entitas ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan
(tergantung pada format laporan perubahan ekuitas yang dipilih oleh entitas )
jumlah investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama
periode tersebut (IAI,2009:26).
Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas :
1. Laba dan rugoi untuk periode;
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
3. Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal
dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :
a. Laba dan rugi;
b. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas;
c. Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang
menunjukan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasuri, dan
dividen serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan
kepemilikan dalam entitas anak yang tidak menagakibatkan kehilangan
pengendalian.
47
2.7 Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi
perubahan historis arus kas dan seatara kas entitas yang menunjukan secara
terpisah perubahan yang terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan (IAI,2009:28).
Tujuan umumnya adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai
penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama periode (Weygandt,
Kieso, Warfield, 2008:212).
2.7.1 Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang
relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan
selama suatu periode. Untuk meraih tujuan ini, laporan arus kas
melaporkan :
1. Kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode
2. Transaksi investasi
3. Transaksi pembiayaan
4. Kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode.
2.7.2 Isi dan Format Laporan Arus Kas
1. Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut
pada umumnya berasal dari transaksi dan kondisi lain yang
48
mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contoh arus kas dari
aktivitas operasi adalah :
a. Penirimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
b. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
c. Pembayaran kas kepada pemasukan barang dan jasa;
d. Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan;
e. Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika
dapat didentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi;
f. Penerimaan dan pembayaraan kas dari investasi, pinjaman, dan
kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdaganan. Yang
sejenis dengan persediaan yang dimaksudkan untuk dijual
kembali.
2. Aktifitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan
pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal
dari aktivitas investasi adalah :
a. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap
yang dibangun sendiri , aset tidak berwujud dan aset jangka
panjang lainnya;
b. Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan
aset jangka panjang lainnya;
49
c. Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek hutang
entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran
efek yang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas atau
dimiliki untuk diperdagangkan);
d. Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari
entitas lain dan bunga dari joint venture (selain penerimaan dari
efek yang diklasifikasikan sebagai setara kas atau dimiliki untuk
diperdagangkan);
e. Uang muka dan pinjamanan yangdiberikan kepada pihak;
f. Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang mukadan
pinjaman yang diberikan kepada pihak lain.
3. Aktivitas Pendanaan
Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :
a. Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain;
b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik
atau menebus saham entitas;
c. Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman
jangka pendek atau jangka panjang lainnya;
d. Pelunasaan pinjaman.
e. Pembayaran kas oleh wesel untuk mengurangi saldo kewajiban
yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.
50
2.7.3 Bentuk Laporan Arus Kas
Bentuk ini adalah ilustrasi Laporan Arus Kas
Table 2.4
Ilustrasi Laporan Arus Kas
PT x
LAPORAN ARUS KAS
Per 31 Desember 20xx
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan Uang dari Langganan
Rp
xx
Pengeluaran Uang dari Membayar Utang gaji xx
Peneriman Bunga
xx
Pelunasan Pajak
xx
Jumlah Kas dari Aktivitas Operasi
Rp
xx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Pembelian Mesin
Rp
xx
Penjualan Mesin Lama
xx
Jumlah Kas dari Aktifitas Investasi
Rp
xx
Arus Kas dari Aktifitas Investasi Pendanaan
Pelunasan Kredit dari Bank
Rp
xx
Jumlah Kas dari Aktifitas Pendanaan
Rp
xx
Kenaikan Kas
Rp
xx
Saldo Awal Kas
xx
Saldo Kas Akhir Periode
Rp
xx
51
2.8 Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajiakan secara matematis. Setiap
pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan
denganinformasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan
pada Standar Akuntansi Keuangan catatan atas laporan keuangan antara lain
menujukan :
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang
penting.
2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) tetapi tidak disajikan dineraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan perubahan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar (IAI,2009:3-4).
Catatan atas laporan keuangan umumnya disajiakan dengan urutan
sebagai berikut :
1. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang
diterapkan;
2. Informasi pendukung pos – pos laporan keungan sesuai urutan sebagaimana
pos – pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian
komponen laporan keuangan;
3. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen, dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non-keuangan.
top related