degradasi bahan kering dan bahan organik in … · 2017-02-28 · nutrisi dan makanan ternak. ......
Post on 21-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DEGRADASI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK IN
VITRO RANSUM BERBAHAN JERAMI PADI, DAUN GAMAL
DAN UMML
SKRIPSI
Oleh:
ARIF AKBAR R
I 211 09 261
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
ii
DEGRADASI BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK IN VITRO
RANSUM BERBAHAN JERAMI PADI, DAUN GAMAL DAN UMML
SKRIPSI
Oleh:
ARIF AKBAR R
I 211 09 261
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
1. Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Arif Akbar R
NIM : I 211 09 261
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli
b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab
Hasil dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan
dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.
2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Makassar, November 2014
ARIF AKBAR R
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji bagi Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya yang
senantiasa tercurah kepada penulis sehingga penulis dapat merampungkan
penulisan Skripsi ini. Shalawat dan Salam kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW yang telah menjadi panutan serta telahmembawa ummat manusia dari
lembah kehancuran menuju dunia yang terang benderang.
Limpahan rasa hormat,kasih sayang, cinta dan terima kasih tiada tara
kepada Ayahanda Ramli, S.sos dan Ibunda Hj. Deri yang telah melahirkan,
mendidik dan membesarkan dengan penuh cinta dan kasih yang begitu tulus
kepada penulis sampai saat ini dan yang telah memberikan do’a dalam setiap
detik nafas dan kehidupannya untuk keberhasilan penulis. Buat saudaraku
tercinta,Ayu Lestari R, Atika R, dan Muh. Alamsyah R yang telah menjadi
penyemangat kepada penulis. Dan keluarga besarku yang selama ini banyak
memberikan do’a, kasih sayang, semangat dan saran. Semoga Allah SWT
senantiasa mengumpulkan kita dalam kebaikan dan ketaatan kepada- Nya.
Terima kasih tak terhingga kepada ibu Dr. Ir. Syahriani Syahrir, M.Si
selaku Pembimbing Utama dan kepada Ir. Muhammad Zain Mide, M.S selaku
Pembimbing Anggota atas didikan, bimbingan, serta waktu yang telah diluangkan
untuk memberikan petunjuk dan menyumbangkan pikirannya dalam membimbing
penulis mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya skripsi ini.
vi
Terima kasih setinggi-tingginya penulis sampaikan dengan segala
keikhlasan dan kerendahan hati kepada :
Bapak Prof. Dr.Ir. Sudirman Baco, M.Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan
danjuga kepada Prof. Dr. Ir. Jasmal A. Syamsu, M.Si selaku Ketua Jurusan
Nutrisi dan Makanan Ternak. Kepada seluruh Dosen dan Staf Fakultas
Peternakan Universitas Hasanuddin, khususnya Jurusan Nutrisi dan Makanan
Ternak yang telah memberikan sumbangsih ilmu selama penulis berada di
bangku kuliah.
Terima Kasih Kepada keluarga besar HUMANIKA UH, SEMA FAPET-
UH, Matador 10 serta teman-teman KKN Gelombang 85, Kec. Matakali,
Desa Tonro Lima terima kasih atas segala bantuannya kepada penulis.
Terima kasih kepada saudariku Fitriana Akhsan atas bantuannya sejak awal
hingga akhir penelitian.
Spesial terima kasih saya ucapkan kepada dia yang selalu ada, yang tercinta
Kasmawati Azis, yang selalu menghibur dan memberi semangat ketika
keputus-asaan datang.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada saudara/i ku COLOSTRUM
09 tercinta atas segala bantuannya, kebersamaan kita tak akan terhenti.
Terima kasih pula saya ucapkan pada sahabat yang selalu memberi semangat
ketika masa sulit datang “ 3 IDIOT” (BASRI dan ACA).
Terkhusus untuk teman-teman penelitian “Seli Team”(Azrul, Ardi, Yazs)
dan Novi, Gazali terima kasih atas indahnya kebersamaan dan saling kerja
sama yang telah kita jalani.
vii
Semua pihak yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu yang selalu
memberikan doa kepada penulis hingga selesainya penyusunan skripsi ini.
Penulis memohon kepada ALLAH S.W.T., dari relung hati yang paling
dalam untuk senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah serta petunjuk-Nya
sehingga kita semua menjadi manusia-manusia yang selalu berserah diri pada
takdir-Nya. Akhir kata semoga apa yang kita lakukan di masa ini bermanfaat di
masa depan.
“Salam Colostrum 09, Karena Kita Adalah Saudara”
Amin Ya Rabbal Alamin.........
Makassar, November 2014
Arif Akbar R
viii
Arif Akbar R (I 211 09 261). Degradasi Bahan Kering dan Bahan Organik In
Vitro Ransum Berbahan Jerami Padi, Daun Gamal dan UMML.
Dibawah bimbingan Syahriani Syahrir sebagai Pembimbing Utama dan
Muhammad Zain Mide sebagai Pembimbing Anggota.
ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014. Penelitian dimulai dengan
pembuatan silase berbahan Jerami Padi, Daun Gamal dan UMML dengan
perlakuan berbeda dan dengan uji in vitro di Laboratorium Nutrisi Ruminansia
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Penelitian di rancang
menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut Gasperz(1991). Terdiri dari 3
perlakuan dan setiap perlakuan di ulang sebanyak 5 kali. Susunan perlakuan
sebagai berikut: P0: 60% Jerami Padi + 30% Daun Gamal + 10% UMML, P1:
Fermentasi (60% Jerami Padi + 10% UMML) + 30% Daun Gamal, P2: Fermentasi
(60% Jerami Padi + 30% Daun Gamal + 10% UMML) . Berdasarkan hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05)
pada nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik In Vitro ransum berbahan
jerami padi, daun gamal dan UMML. Berdasarkan hasil dan pembahasan maka
dapat disimpulkan bahwa P1: Fermentasi (60% Jerami Padi + 10% UMML) +
30% Daun Gamal merupakan kombinasi pakan yang baik.
Kata Kunci : Jerami Padi, Daun Gamal, UMML dan Kecernaan Bahan Kering
dan Bahan Organik In Vitro
ix
Arif Akbar R (I 211 09 261). Degradation of Dry Materials and Organic
Materials Made In Vitro Rations Rice Straw, Gamal Leaves and UMML. Under
the guidance of Syahriani Syahrir as Main Supervisor and Muhammad Zain
Mide as Supervising Member.
ABSTRACT
This research was conducted in July 2014. The study began with the
manufacture of silage made from rice straw, leaves Gamal and UMML with
different treatments and the in vitro assays in Ruminant Nutrition Laboratory of
the Faculty of Animal Husbandry, Hasanuddin University, Makassar. The study
was designed according to completely randomized design (CRD) by Gasperz
(1991). Consists of 3 treatments and each treatment was repeated 5 times. The
composition of the treatment as follows: P0: 60% Rice Straw + 30% Gamal
Leaves + 10% UMML, P1: Fermentation (60% Rice Straw + 10% UMML) +
30% Gamal Leaves, P2: Fermentation (60% Rice Straw + 30% Gamal leaves +
10% UMML). Based on the analysis of variance showed that the treatment
significantly (P <0.05) on the value of dry matter and organic matter in vitro
rations made from rice straw, gamal leaves and UMML. Based on the results
and the discussion it can be concluded that P1: Fermentation (60% Rice Straw
+10%UMML) + 30% Gamal leaves is a combination of a good feed.
Keywords: Rice Straw, Gamal Leaves, UMML and digestibility Dry Materials
and Organic Materials In Vitro
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PENGAJUAN ...........................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................v
ABSTRAK .......................................................................................................viii
ABSTRACT ....................................................................................................ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... ........xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................xiv
PENDAHULUAN ...........................................................................................1
Latar Belakang ......................................................................................1
Rumusan Masalah .................................................................................3
Hipotesis ...............................................................................................3
Tujuan dan Kegunaan ...........................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................4
Jerami Padi ............................................................................................4
Daun Gamal ..........................................................................................6
Fermentasi .............................................................................................8
Urea Molases Mineral Liquid (UMML) ...............................................10
Uji In Vitro ............................................................................................11
METODE PENELITIAN ..............................................................................12
Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................................12
Materi Penelitian ...................................................................................12
Metode Penelitian .................................................................................12
xi
Pelaksanaan Penelitian ..........................................................................13
Perlakuan Uji In vitro............................................................................13
Analisis Data .........................................................................................14
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................15
Kecernaan Bahan Kering In Vitro.........................................................15
Kecernaan Bahan Organik In vitro .......................................................17
PENUTUP .......................................................................................................19
Kesimpulan ...........................................................................................19
Saran .....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
LAMPIRAN ....................................................................................................22
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
1. Rataan Nilai Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro ransum
berbahan jerami padi, daun gamal dan UMML dengan perlakuan
berbeda…… .................................................................................................15
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
1. Pengaruh perlakuan berbeda pada ransum berbahan dasar jerami padi,
daun gamal dan UMML terhadap kecernaan bahan kering in vitro……16
2. Pengaruh perlakuan berbeda pada ransum berbahan dasar jerami padi,
daun gamal dan UMML terhadap kecernaan bahan organic in vitro……17
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Teks
1. Dokumentasi ...............................................................................................26
PENDAHULUAN
Indonesia adalah Negara agraris yang masyarakatnya hidup di bidang
pertanian, salah satunya adalah pertanian padi. Sepanjang tahun produksi
padi menghasilkan limbah berupa jerami padi dalam jumlah yang besar.
Jumlahnya sekitar 20 juta per tahun. Menurut (Anonim, 2006), luas sawah di
Indonesia adalah 11,9 juta ha. Produksi per hektar sawah bisa mencapai 12-
15 ton bahan kering setiap kali panen, tergantung lokasi dan varietas
tanaman. Selain itu unsur hara dan komponen yang terkandung di dalam
jerami itu juga sangat luar biasa.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang paling banyak tersedia
dan sering digunakan sebagai bahan pakan pada saat persediaan rumput
berkurang. Namun salah satu kekurangan jerami padi yaitu kandungan
nutrisinya yang rendah, antara lain karena dinding selnya tersusun oleh
selulosa, lignin dan silika sehingga dalam pemanfaatan jerami padi
diperlukan suplementasi bahan yang berkualitas seperti daun gamal
kemudian diolah agar nutrisinya dapat ditingkatkan.
Pemanfaatan daun gamal sebagai pakan ternak sangat
menguntungkan. Cara penanaman yang mudah, kandungan protein yang
tinggi, masih tetap berproduksi baik meskipun musim kemarau,
memperbaiki kesuburan tanah baik dari guguran daun maupun
pengakarannya, dan banyak lagi manfaat dari penanaman pohon gamal ini,
sehingga pohon gamal ini layak dikembangkan sebagai bahan pakan hijauan.
Sekali menanam tahan hingga 10 tahun, dan tidak memerlukan banyak lahan
1
2
untuk pengembangannya karena dapat dimanfaatkan sebagai tanaman pagar
disekitar lokasi peternakan.
Untuk mengoptimumkan pemanfaatan jerami juga diperlukan
efektifitas proses fermentasi dalam rumen sehingga dibutuhkan tambahan
mineral dan RAC (karbohidrat yang mudah terfermentasi dalam rumen)
yaitu dalam bentuk UMML Prinsip optimalisasi biofermentasi rumen adalah
penyediaan precursor biofermentasi yang terdiri atas nitrogen, asam amino,
RAC, vitamin dan mineral dalam sistem rumen, dengan komposisi yang
tepat.
Masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah bahwa UMML yang
akan menyediakan nitrogen lepas lambat, mineral larut air dan RAC
memerlukan kajian khusus, terutama pada penentuan jenis dan preparasi
bahan penyusunnya, karena UMML akan memiliki komposisi mineral yang
cukup, khususnya mineral fosfat larut air.
3
Rumusan Masalah
Jerami padi dan daun gamal cukup banyak tersedia, akan tetapi
penggunaannya sebagai bahan pakan belum bisa memberikan nilai manfaat
yang optimal pada ternak ruminansia. Pembuatan ransum lengkap berbahan
jerami padi dan daun gamal dapat lebih berkualitas dengan penambahan
UMML dan pengolahan.
Hipotesis :
Pengolahan lebih lanjut dengan fermentasi akan berdampak pada
peningkatan kualitas ransum lengkap berbahan jerami padi, daun gamal dan
UMML bisa lebih baik di tandai dengan kecernaan bahan kering dan bahan
organiknya lebih tinggi.
Tujuan dan Kegunaan
Untuk mengetahui degradasi bahan kering dan bahan organik berbahan
jerami padi, daun gamal dan penambahan UMML dengan perlakuan yang
berbeda.
4
TINJAUN PUSTAKA
Jerami Padi
Jerami padi adalah tanaman padi yang telah diambil buahnya
(gabahnya), sehingga tinggal batang dan daunnya yang merupakan limbah
pertanian serta belum sepenuhnya dimanfaatkan karena adanya faktor teknis
dan ekonomis. Jerami padi selama ini dikenal sebagai hasil ikutan dalam
proses produksi padi di sawah. Produksi jerami padi yang dihasilkan sekitar
50% dari produksi gabah kering panen (Hanafi, 2008).
Jerami padi langsung diberikan kepada ternak tanpa melalui proses
pengolahan, maka jerami padi ini akan tergolong sebagai makanan ternak
yang berkualitas rendah. Jerami padi memiliki kandungan zat gizi yang
minim, kandungan protein yang sedikit, dan daya cernanya rendah
(Shiddieqy, 2005).
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang cukup besar
jumlahnya dan belum sepenuhnya dimanfaatkan. Produksi jerami padi dalam
satu hektar sawah setiap kali panen mampu menghasilkan sekitar 10-12 ton
jerami (berat segar saat panen), meskipun bervariasi tergantung pada lokasi,
jenis varietas tanaman padi, cara potong (tinggi pemotongan) dan waktu
pemotongan, seperti pada varietas sintanur dengan tinggi pemotongan 8 cm
dari tanah dapat menghasilkan 8-10 ton jerami segar per ha. Jerami padi
yang dihasilkan ini dapat digunakan sebagai sapi dewasa 2-3 ekor sepanjang
5
tahun sehingga pada lahan yang mampu panen 2 kali setahun akan dapat
menunjang kebutuhan pakan tersebut untuk 4-6 ekor (Awaluddin, 2010).
Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang potensial
untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia. Penggunaan jerami
padi sebagai makanan ternak telah umum dilakukan di daerah tropis,
terutama sebagai makanan ternak pada musim kemarau. Tetapi penggunaan
jerami padi sebagai makanan ternak mengalami kendala terutama
disebabkan adanya faktor pembatas dengan nilai nutrisi yang rendah yaitu
kandungan protein rendah, serat kasar tinggi, serta kecernaan rendah.
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39%, sedangkan
yang dibakar atau dikembalikan ke sawah sebagai pupuk 36-62%, dan
sekitar 7-16% digunakan untuk keperluan industri (Anonima, 2011).
Penggunaan jerami padi hanyalah diberikan langsung kepada ternak
saja. Jika dilihat dari nilai nutrisinya, jerami padi ini mempunyai
kandungan protein 3,5 – 4,5%, lemak 1,4 - 1,7 %, serat kasar 31,5 – 46,5%,
abu 19,9 – 22,9%, kalsium 0,19%, fosfor 0,1% dan BETN 27,8 – 39,9%.
Dengan demikian karakteristik jerami padi sebagai pakan ternak tergolong
hijauan bermutu rendah (Anonimb, 2005).
Selain kandungan nutrisinya yang rendah, jerami padi juga termasuk
pakan hijauan yang sulit dicerna karena kandungan serat kasarnya tinggi
sekali. Daya cerna yang rendah itu terutama disebabkan oleh struktur
jaringan jerami yang sudah tua. Jaringan-jaringan pada jerami telah
6
mengalami proses lignifikasi (pengerasan) sehingga terbentuk ligriselulosa
dan lignohemiselulosa (Sarwono dan Arianto, 2001).
Selain oleh adanya proses lignifikasi, rendahnya daya cerna ternak
terhadap jerami disebabkan oleh tingginya kandungan silikat. Lignifikasi
dan silifikasi tersebut bersama-sama mempengaruhi rendahnya daya cerna
jerami padi. Rendahnya protein kasar dan mineral pada jerami padi juga
membawa efek langsung, yaitu jerami padi sulit dicerna kalau hanya
diberikan secara tunggal untuk pakan ternak (Syamsu, 2001).
Rendahnya kandungan nutrisi jerami padi tersebut dan sulitnya daya
cerna jerami maka pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak ruminansia
perlu diefektifkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara penambahan
suplemen atau bahan tambahan lain agar kelengkapan nilai nutrisinya dapat
memenuhi kebutuhan hidup ternak secara lengkap sekaligus meningkatkan
daya cerna pakan (Sofyan dan Sriharini, 1986).
Untuk memanfaatkan jerami padi sebagai pakan ternak secara
optimal perlu dilakukan pengolahan dengan sentuhan teknologi untuk
meningkatkan kualitasnya, baik pengolahan secara fisik, kimiawi maupun
biologis (Antonius, 2009).
Daun Gamal
Pemanfaatan daun gamal sebagai pakan ternak sangat
menguntungkan, cara penanaman yang mudah, kandungan protein yang
tinggi, masih tetap berproduksi baik meskipun musim kemarau,
memperbaiki kesuburan tanah baik dari guguran daun maupun
7
pengakarannya, dan banyak lagi manfaat dari penanaman pohon gamal ini.
Sehingga pohon gamal ini layak dikembangkan sebagai persediaan pakan
hijauan. Sekali menanam tahan hingga 10 tahun, dan tidak memerlukan
banyak lahan untuk pengembangannya karena dapat dimanfaatkan sebagai
tanaman pagar disekitar lokasi peternakan. Pada saat musim kemarau, daun
gamal masih tetap hijau. Tanaman ini toleran terhadap kekeringan hingga 8
bulan dan toleran terhadap tanah yang memiliki kadar garam yang
tinggi. Meskipun kadang-kadang menggugurkan daunnya pada musim
kering dan kondisi udara dingin, gamal dapat dikategorikan sebagai pohon
yang selalu hijau (evergreen) (Tangendjaja dkk, 1991).
Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari
kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae). Sering
digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh, perdu atau pohon kecil ini
merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna. Kegunaan daun gamal
bermacam-macam yaitu sebagai tanaman pioner, pupuk hijau, kayu bakar,
makanan ternak, bahan bangunan, tanaman pinggir jalan, tanaman pelindung
diperkebunan teh, dapat memberantas alang alang, sebagai batas tegalan dan
sebagai tiang pagar hidup padang rumput untuk melengkapi hijauan yang
kaya akan protein ( Siregar, dkk,1981). Tumbuhan gamal dapat dipakai
sebagai sumber makanan ternak dan selalu dapat tersedia sepanjang tahun
serta mengandung zat-zat makanan yang cukup baik (Matius dkk, 1981).
Gamal (Gliricidia sepium) memiliki nilai pakan yang tinggi, dengan
protein kasar 20-30% dalam bahan kering, serat kasar 15%, dan dalam
8
hitungan cerna in vitro bahan kering adalah 60 – 65 % (Göhl, 1981). Jenis
tanaman yang tidak memerlukan sifat tanah khusus untuk menanamnya,
sangat mudah menanam tanaman ini. Nama latinnya Glicidia maculate,
sangat di sukai domba dan kambing. Asalnya dari Amerika tengah, dengan
ciri-ciri : daunnya bersirip, dengan bentuk daun oval runcing yang agak
lebar.Bunganya cukup indah, berwarna ungu keputihan. Tanaman ini dapat
tumbuh mencapai ketinggian 10 meter. Gamal tumbuh baik pada daerah
dengan ketinggian 0-1300 meter dari permukaan laut (Natalia, dkk, 2009).
Kandungan Gizi daun gamal adalah 3 – 6,4% Nitrogen, 0,31% P,
0,77% K, 15 – 30% serat kasar dan 10% Abu. Sumber lain menyebutkan
bahwa gamal memiliki nilai gizi yang cukup baik yaitu 22,1% bahan kering,
23,5% protein dan 4200 Kcal/kg energi (Hartadi, dkk, 1993).
Pemberian daun gamal segar pada domba dapat meningkatkan
pertambahan bobot badan, penampilan, reproduksi dan produksi. Tanaman
ini merupakan salah satu tanaman leguminosa pohon tropis yang multi
fungsi baik sebagai kayu bakar, tanaman pagar, pakan ternak dan pencegah
erosi (Anonimc, 2008). Daun Gamal yang rontok dan jatuh ke tanah pada
musim kemarau sangat bermanfaat juga untuk meningkatkan bahan organik
serta kadar nitrogen tanah (Tangendjaja dkk, 1991). Pemberian ransum daun
gamal secara kontinyu hingga 100% dan 100-200 g g/ekor/hari berpengaruh
positif pada domba ekor gemuk yang ditunjukkan dengan meningkatnya
bobot badan, kinerja reproduksi dan produksi pada perkawinan kedua.
(Anonimc, 2008).
9
Fermentasi
Fermentasi adalah salah satu bagian bioteknologi yang menggunakan
mikroorganisme sebagai pemeran utama dalam suatu proses. Fermentasi
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap adaptasi mikroba dengan
lingkungan disekitarnya, selanjutnya mikroba mulai membelah dengan
kecepatan yang rendah, kemudian mikroba membelah dengan cepat dan
konstan (Fardiaz, 1998).
Fermentasi dapat menyebab perubahan fisik bahan pakan, sebagai
akibat pemecahan kandungan-kandungan bahan pakan tersebut. Fermentasi
juga dapat diartikan sebgai pemecahan gula menjadi alkohol, asam-asam
organik dan CO2 misalnya perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh
bakteri pada kondisi aerob. Mikroba yang berperan dalam proses fermentasi
pada umumnya dalam jenis kapang, khamir dan bakteri (Winarno dan
Fardiaz, 1990).
Prinsip dasar dari fermentasi adalah mengaktifkan kegiatan dasar
mikroba tertentu dengan tujuan untuk mengubah sifat bahan agar dihasilkan
sesuatu yang bermanfaat, misalnya asam dan alkohol yang dapat memecah
pertumbuhan mikroba yang beracun. Selain itu, dalam proses fermentasi
mikroba juga dapat memecah komponen yang kompleks menjadi zat-zat
yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh ternak, serta mensintesa
beberapa vitamin yang kompleks dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya,
antara lain riboflavin, vitamin B12 dan provitamin A. Fermentasi juga dapat
memecah bahan-bahan yang tidak dapat dicerna oleh unggas selulosa,
10
hemiselulosa menjadi gula sederhana dan turunannya yang mudah dicerna
(Wiadayanti dan Widalestari, 1996).
Fermentasi merupakan oksidasi anaerobik senyawa-senyawa oleh
kerja enzim mikroorganisme dimana gas oksigen tidak terlibat dalam proses
yang membangkitkan energi itu. Fermentasi pada dasarnya merupakan suatu
proses enzimatik dimana enzim yang bekerja mungkin sudah dalam keadaan
terisolasi yaitu dipisahkan dari selnya atau masih dalam keadaan terikat
didalam sel (Fardiaz, 1998).
Urea Molases Mineral Liquid (UMML)
Modifikasi UMMB (dalam bentuk padat) dapat dilakukan dengan
menyediakan nutrisi yan larut dalam air, sehingga dapat diaplikasikan dalam
bentuk cair (Urea Molasses Minelar Liquid = UMML). Dengan aplikasi
dalam bentuk cair memungkinkan UMML dapat meningkatkan palatabilitas
pakan. Misalnya jerami padi karena UMML dapat dengan mudah
dipercikkan atau disiram untuk pakan yang kurang palatabilitasnya
(Anonimd, 2012).
Membuat UMML digunakan urea, CaCl2 38%, larutan fosfat,
molasses dan NaCl teknis. Mengingat bahwa fosfat sulit untuk terlarut maka
untuk membuat larutan fosfat bahan yang digunakan adalah super
fosfat(SP36), asam organik dan urea (Syahrir, dkk, 2009).
Peningkatan fermentabilitas bahan pakan dalam sistem rumen
dapat dilakukan dengan menyediakan karbohidrat non structural (raedly
available carbohydrate = RAC) dan nitrogen adalah alternative yang efektif.
11
Penggunaan Urea Mineral Molases Liquid (UMML) yang dapat
menyediakan nitrogen lepas lambat diharapkan akan mengefektifkan
biofermentasi rumen sehingga akan meningkatkan kecernaan fraksi serat
pakan berbasis jerami padi. Bentuk penyajian UMML dapat lebih aplikatif
dibandingkan dengan urea mineral molasses blok (UMMB). Selain itu
UMML juga akan sangat membantu meningkatkan palatabilitas ransum,
khususnya ransum yang sumber seratyna berupa jerami padi (Syahrir, dkk,
2009).
Uji In vitro
Metode in vitro adalah proses metabolisme yang terjadi di luar tubuh
ternak. Prinsip dan kondisinya sama dengan proses yang terjadi di dalam tubuh
ternak yang meliputi proses metabolisme dalam rumen dan abomasum. Kisaran
pH rumen dan retikulum yaitu antara 5,5-7,0 dan bervariasi sesuai dengan rasio
pemberian konsentrat. Metode in vitro (metode tabung) harus menyerupai sistem
in vivo agar dapat menghasilkan pola yang sama sehingga nilai yang didapat juga
tidak terlalu berbeda jauh dengan pengukuran secara in vivo.
Kecernaan pakan pada ternak ruminansia dapat diukur secara akurat
dengan menggunakan metode two stage in vitro dengan cara menginkubasikan
sampel selama 48 jam dengan larutan buffer cairan rumen dalam tabung dalam
keadaan kondisi anaerob, kemudian bakteri dimatikan dengan penambahan asam
hidroklorit (HCl) pada pH 2, lalu diberi larutan pepsin HCl dan diinkubasi selama
48 jam.
12
Periode kedua ini terjadi dalam organ pasca rumen (abomasum). Residu
bahan yang tidak larut disaring, kemudian dikeringkan dan dipanaskan hingga
substrat tersebut dapat digunakan untuk mengukur kecernaan bahan organik
(Ismail, 2011).
13
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2014.
Penelitian dimulai dengan pembuatan silase dan dilanjutkan dengan uji in
vitro di Laboratorium Nutrisi Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Materi Penelitian
Alat- alat yang di gunakan adalah Alat-alat yang digunakan adalahoven,
shaker waterbath, sumbat karet tabung fermentor (botol), syringe, cawan
porselin, vakum, gelas, saringan, neraca analitik, magentik stirer,
thermometer, gelas piala, termos, labu ukur, penggiling, timbangan,plastik,
dan analisis proksimat untuk mengetahui kandungan bahan pakan.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah jerami padi, daun gamal,
dan UMML
Metode Penelitian
Penelitian di rancang menurut Rancangan Acak Lengkap (RAL)
menurut Gasperz(1991). Terdiri dari 3 perlakuan dan setiap perlakuan di
ulang sebanyak 5 kali. Susunan perlakuan sebagai berikut :
P0 : 60% Jerami Padi + 30% Daun Gamal + 10% UMML
P1 : Fermentasi (60% Jerami Padi + 10% UMML) + 30% Daun Gamal
P2 :Fermentasi (60% Jerami Padi + 30% Daun Gamal + 10% UMML)
14
Pelaksanaan Penelitian
Tahap pertama yang dilakukan adalah menyediakan bahan penelitian
berupa jerami padi, UMML daun gamal. Pada perlakuan pertama jerami padi dan
daun gamal dicacah, kemudian ditambah cairan UMML 10% dan dicampur secara
merata lalu diovenkan dengan suhu 60oC. Pada perlakuan kedua jerami padi
ditambah UMML lalu dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian dipadatkan
dengan alat press untuk difermentasi selama 21 hari, setelah 21 hari silase hasil jerami
padi tersebut ditambahkan gamal lalu dicampur rata kemudian di ovenkan dengan
suhu 60oC. Pada perlakuan ketiga jerami padi ditambah UMML dan gamal dicampur
rata, kemudian difermentasi selama 21 hari lalu di ovenkan dengan suhu 60oC.
Selanjutnya adalah pengujian in vitro untuk menentukan kecernaan bahan kering dan
bahan organik sampel.
Perlakuan Uji In vitro
Penelitian ini menggunakan metode (Tilley & Terry, 1963) yang telah
dimodifikasi (Syahrir, 2009) sebagai berikut: sampel yang telah digiling,
dimasukkan kedalam tabung fermentor masing-masing sebanyak 0,5g
sampel, lalu ditambahkan dengan 40 ml larutan buffer dan 10 ml cairan
rumen segar atau perbandingan 4:1 yang telah dialiri gas CO2 dan memiliki
kisaran pH 6,8-7,0 lalu ditutup dengan karet berfentilasi yang telah
dihubungkan dengan syring kapasitas 50 ml. Tabung fermentor kemudian
dimasukkan kedalam shaker waterbath pada suhu 39 0
C dengan
menggunakan wadah yang telah dimodifikasi dan diinkubasi selama 48 jam
untuk analisa tingkat degradasi bahan kering dan bahan organik. Setelah
proses fermentasi berakhir, sumbat karet tabung fermentor dibuka,
15
selanjutnya tabung tersebut dipanaskan dengn dimasukkan kedalam oven
untuk menghentikan proses fermentasi. Selanjutnya dilakukan penyaringan
dengan menggunakan kertas Whatman 41 yang telah terlebih dahulu
diovenkan, selanjutnya kertas saring yang telah berisi residu dimasukkan
kedalam oven untuk menguapkan air hingga benar-benar kering (kurang
lebih 48), lalu ditimbang. Tingkat degradasi bahan kering dihitung sebagai
berikut :
BK sampel – (BK residu – BK blanko )
Degradasi BK = ________________________________________________ x 100%
BK asal
BO sampel – (BO residu – BO blanko )
Degradasi BO = _______________________________________________x 100%
BO asal
Analisis Data
Data hasil percobaan akan dianalisis dengan analisis ragam menurut
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan model matematika (Gasperz,
1991).
Yijk = µ + πi + ϵijk
Keterangan :
Yjk = hasil pengamatan
µ = rata-rata umum
πi = pengaruh perlakuan ke- I (1,2,3,)
ϵijk = galat percobaan
16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rataan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik In Vitro
ransum berbahan jerami padi, daun gamal dan UMML dengan perlakuan
berbeda dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rataan Nilai Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik In Vitro
ransum berbahan jerami padi, daun gamal dan UMML dengan
perlakuan berbeda.
Perlakuan P0 P1 P2
KCBK 37,6 ab
± 2,3 43,2b ± 7,98 36,0
a ± 1,22
KCBO 74,0 a ± 1,41 78,0
b ± 2,12 76,4
b ± 1,51
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan
perbedaan yang nyata (P<0,05).
Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata
(P<0,05) pada nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik In vitro
ransum berbahan jerami padi, daun gamal dan UMML.
Kecernaan Bahan Kering In Vitro
Uji Duncan menunjukkan bahwa nilai kecernaan bahan kering In
vitro berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap ketiga perlakuan. Perlakuan P0
tidak berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2, tetapi perlakuan P1 dan P2
nyata. Nilai kecernaan bahan kering berkisar antara 36% sampai dengan
43,2% dengan nilai tertinggi pada perlakuan P1 sedangkan yang paling
rendah pada perlakuan P2.
17
Gambar 1. Pengaruh perlakuan berbeda pada ransum berbahan dasar jerami padi,
daun gamal dan UMML terhadap kecernaan bahan kering in vitro.
Perlakuan P2 terlihat bahwa dengan melakukan fermentasi pada
semua bahan memberikan nilai kecernaan bahan kering yang lebih rendah
jika dibandingkan dengan ransum yang tidak difermentasi (P0). Namun,
kecernaan bahan kering pada P1 nyata lebih tinggi dibandingkan dengan
perlakuan P2. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan fermentasi
pada jerami padi dan UMML memberikan nilai kecernaan bahan kering
yang optimal. Hal ini disebabkan karena dengan melalui fermentasi terjadi
pemecahan substrat oleh enzim-enzim tertentu terhadap bahan yang tidak
dapat dicerna, misalnya selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana
(Sembiring, 2006).
Perlakuan P1 menunjukkan bahwa ransum berbahan dasar fermentasi
jerami padi dan UMML sebaiknya dikombinasi dengan pemberian daun
gamal dalam bentuk segar. Hal ini ditandai dengan peningkatan yang
signifikan pada nilai kecernaan bahan kering.
37.6
43.2
36 35
40
45
P0 P1 P2
KCBK
18
Kecernaan Bahan Organik In Vitro
Uji lanjut menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata (P<0,05)
antara perlakuan terhadap nilai kecernaan bahan organik In Vitro. Perlakuan
P0 berbeda nyata dengan perlakuan P1 dan P2, namun P1 dan P2 tidak
menimbulkan perbedaan yang nyata. Nilai kecernaan bahan organik
tertinggi pada P1 yaitu 78% dan terendah pada perlakuan P0 yaitu 74%.
Gambar 2. Pengaruh perlakuan berbeda pada ransum berbahan dasar jerami padi,
daun gamal dan UMML terhadap kecernaan bahan organik in vitro.
Perlakuan P1 dan P2 memberikan nilai kecernaan bahan organik
yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan pada perlakuan P0. Hal ini
menunjukkan bahwa ransum berbahan jerami padi, daun gamal dan UMML
yang tidak difermentasi lebih rendah nilai kecernaan bahan organiknya
dibandingkan ransum yang difermentasi.
Fermentasi dapat meningkatkan nilai kecernaan karena dalam proses
fermentasi, terjadi pemecahan senyawa yang kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyaningrum
(2008), yang menyatakan bahwa fermentasi dapat diartikan sebagai suatu
proses pengubahan senyawa substrat yang merupakan sumber energi
menjadi senyawa yang lebih sederhana yang disebabkan oleh aktifitas
mikrorganisme.
73
75
77
79
P0 P1 P2
KCBO
19
Kecernaan bahan organik P1 tidak berbeda nyata dengan P2 tetapi
nilai kecernaan bahan kering nyata lebih tinggi pada perlakuan P1 yang
hanya menfermentasikan jerami padi dengan UMML dibandingkan dengan
P2 dengan melakukan fermentasi pada semua bahan. Hal ini menunjukkan
bahwa penambahan daun gamal dalam ransum sebaiknya dalam bentuk
segar. Nilai kecernaan dapat menjadi parameter kualitas ransum sesuai
dengan pendapat Ismail (2011) menambahkan bahwa kecernaan bahan
pakan menunjukkan seberapa besar bahan pakan itu mengandung zat-zat
makanan dalam bentuk yang dapat dicerna dalam saluran pencernaan.
20
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
perlakuan pada P1 : Fermentasi (60% Jerami Padi + 10% UMML) + 30%
Daun Gamal merupakan kombinasi pakan yang baik.
Saran
Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kombinasi Jerami Padi, Daun
Gamal yang ditambahkan UMML yang diberikan secara langsung pada
ternak
21
DAFTAR PUSTAKA
Anonima, 2011, Manfaat Jerami Padi,
http://industri21aini.blogspot.com/2012/11/manfaat-jerami-padi.html. [14
Januari 2014].
_______b. 2005. Prospek dan arah pengembangan agribisnis sapi. Badan Litbang
pertanian, departemen pertanian.
_______c. 2008. Populasi Kambing Menurut Provinsi.
Deptan.go.id/infoeksekutif/nak/EIS-AK2008/Pop_Kambing_Prop_ 2008.pdf
_______d. 2012. UMMB (Urea molasses Multinutrient Blok). Pakan Ternak Bergizi
Tinggi. Pusat Diseminasi Iptek Nuklir. http://www.infonuklir.com. Jakarta
Antonius. 2009. Pemanfaatan Jerami Padi Fermentasi sebagai Subtitusi Rumput Gajah
dalam Ransum Sapi. JITV Vol. 14 No. 4 Th. 2009: 270-277.
Awaluddin, 2010, Sistem Integrasi Padi-Ternak, Balai Pengkajian Pertanian (BPTP)
Sulawesi Selatan, Makassar, [14 Januari 2014].
Fardiaz, S. 1998. Mikrobiologi Pangan 1. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan untuk Ilmu-ilmu Pertanian, Ilmu-
ilmu Teknik dan Biologi, CV. Armico, Bandung.
Göhl, B. (1981) Tropical feeds; feed information summaries and nutritive values. FAO
Animal Production and Health Series, No. 12. FAO, Rome, Italy, 529 pp
Hanafi, N. D., 2008, Teknologi Pengawetan Pakan Ternak, Departemen Peternakan
FakultasPertanian Universitas Sumatera Utara, Medan [14 Januari 2014]
Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A.D. Tillman. 1993. Tabel Komposisi Pakan
Untuk Indonesia. Cetakan III. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. Ismail, R. 2011. Kecernaan In vitro,
http://rismanismail2.wordpress.com/2011/05/22/nilai-kecernaan-part-4/#more-
310. (diakses pada tanggal 2 Mei 2014)
Matius, W., M. Rangkuti dan A. Djajanegarad, 1981. Daya Konsumsi dan Daya Cerna
Domba Terhadap Daun Gliricidia Maculata H.B. K. Lembaran LPP NO : 2-4.
Tahun IX : 21-21).
Mulyadi, Emilia Y. 2013. In vitro Kombinasi Jerami Padi dan Daun Gamal ditambahkan
Urea Molasses Mineral Liquid. Fakultas Peternakan.
Natalia, H., D. Nista, dan S. Hindrawati. 2009. Keunggulan Gamal Sebagai Pakan
Ternak. BPTU Sembawa, Palembang.
Sarwono, B. dan H.B. Arianto. 2001. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar
Swadaya, Jakarta.
22
Sembiring, P. 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti sawit dengan Phanerochaete
chrysosporium dan Lemak Yang terhadap Performans Ayam Broiler. Disertasi.
Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung.
Shiddieqy, M. L., 2005, Pakan Ternak Jerami Olahan,
http://siroychery.blogspot.com/2011/03/pengaruh-fraksi-pelepah-sawit-
sebagai.html, Diakses [14 Januari 2014].
Siregar, M.E., Armiadi dan A. Djajanegara, 1981. Gliricidia sebagai Makanan
Ternak. Majalah Ranch. No : 8/9: 35.
Sofyan , L. A dan Sriharini, I. S. 1986. Taraf pemberian onggok dan tepung daun ubi
kayu untuk domba yang mendapat ransum basal jerami padi. Laporan
Penelitian. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sulistyaningrum, L. S. 2008. Optimalisasi Fermentasi Asam Kojat Oleh Galur Mutan
Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Depok.
Syahrir, S., K.G. Wiryawan, O.N. Sari. 2009. Fermentabilitas Pakan Berserat dalam
Rumen in vitro yang di beri Ekstrak Daun Murbei. Buletin Ilm Peternakan dan
Perikanan Vol. XIII (2) Juli 2009.
Syamsu, J. A. 2001. Fermentasi Jerami dengan Probiotik Sebagai Pakan Ternak
Ruminansia. Jurnal Agista. Vol. 5 (3) : 238-280.
Tangendjaja, B., dkk. 1991. Pemanfaatan Gamal. Balai Penelitian Ternak Departemen
Pertanian, Bogor.
Tilley, J. M. A. and R. A. Terry. 1963. A Two Stage Technique for The In vitro Digestion
of Forage Crops. Journal of the British Grassland Society 18 : 104- 111.
Wiadayanti, E dan Y. Widalestari. 1996. Limbah Untuk Pakan Ternak. Trubus
Agrisarana, Surabaya.
Winarno, G.G dan S. Fardiaz. 1990. Biofermentasi Dan Biosintesa Protein. Angkasa,
Bandung
23
LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil analisa statistik kecernaan bahan kering
24
Lampiran 2. Hasil analisa statistik kecernaan bahan organik
25
26
DOKUMENTASI
Proses pencampuran aquades dengan cairan rumen
27
Proses penyaringan cairan rumen
28
RIWAYAT HIDUP
ARIF AKBAR R Lahir pada tanggal 02 September
1990 di Polman. Anak Pertama dari pasangan suami
istri Ramli, S.sos dan Hj. Deri Menyelesaikan
pendidikan formal di SD Neg. 1 Polewali Mandar
(1996-2002), Melanjutkan di SMP Neg. 1 Polewali
Mandar (2002-2005), Kemudian melanjutkan di SMA
Neg. 1 Polewali Mandar (2005-2008). Diterima di Universitas Hasanuddin
melalui jalur JPPB pada tahun 2008 Di Fakultas Teknik Mesin dan kembali
mendaftar di Universitas Hasanuddin melalui jalur SNMPTN tahun 2009 dan
diterima sebagai mahasiswa program Strata 1 (S-1) pada Jurusan Nutrisi dan
Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif sebagai pengurus organisasi Himpunan
Mahasiswa Nutrisi dan Makanan Ternak Universitas Hasanuddin
(HUMANIKA-UNHAS) periode 2010/2011. Penulis juga pernah menjadi
koodinator rumah tangga bidang kebersihan HUMANIKA UNHAS. Dan
menjadi Wakil Ketua Umum HUMANIKA UNHAS periode 2011/2012.
Sampai saat ini, penulis juga aktif sebagai Dewan Pertimbangan Organisasi
HUMANIKA UNHAS periode 2014/2015.
top related