perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac/hubungan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...
Post on 21-May-2019
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN VALIDASI ..................................................................................... ii
ABSTRAK.............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................. 3
D. Manfaat ........................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 5
1. Kemandirian Belajar ............................................................... 5
a. Pengertian .......................................................................... 5
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian ............... 6
c. Indikator Kemandirian Belajar Mahasiswa ...................... 7
2. Motivasi Belajar ..................................................................... 8
a. Pengertian ......................................................................... 8
b. Jenis Motivasi ................................................................... 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Ciri-ciri motivasi .............................................................. 11
d. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ............................... 11
e. Cara Menumbuhkan Motivasi .......................................... 12
3. Prestasi Belajar ....................................................................... 15
a. Pengertian .......................................................................... 19
b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...... 20
B. Kerangka Konsep
1. Kerangka Konsep ..................................................................... 25
2. Kerangka Berpikir ..................................................................... 26
3. Hipotesis .................................................................................... 27
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................. ...... 28
B. Populasi dan Sampel .............................................................. ...... 28
C. Definisi Operasional ............................................................... ...... 30
D. Instrumen Penelitian ............................................................... ...... 32
E. Analisis Instrumen ................................................................. ...... 33
F. Teknik Analisis Data .............................................................. ...... 35
BAB IV. HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden............................................................... 37
B. Uji Asumsi Klasik......................................................................... 37
C. Pengujian Hipotesis...................................................................... 40
BAB V. PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden ........................................................... ...... 71
B. Hubungan Kemandirian Belajar (X1) dan Prestasi Belajar (Y) ...... 51
C. Hubungan Motivasi Belajar (X2) dan Prestasi Belajar (Y) ...... ...... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hubungan Kemandirian Belajar (X1), Motivasi Belajar (X2)
dan Prestasi Belajar (Y) .......................................................... ...... 54
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... .... 57
B. Saran ............................................................................................... .... 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Dhevita Sulistya Murti (R0107064). Hubungan kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa D4 Kebidanan UNS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi apakah ada hubungan yang signifikan secara bersama-sama kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa D4 Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS.
Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua dari 223 mahasiswa D4 Kebidanan Fakultas Kedokteran UNS. Sampel penelitian adalah 112 mahasiswa dengan teknik simple random sampling. Data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data penelitian diambil melalui instrumen kuesioner dan dokumen. Validitas dari kuesioner diuji menggunakan koefisien korelasi Product Moment, dan reliabilitas diuji menggunakan Alpha Cronbach. Data penelitian diolah dengan bantuan program komputer SPSS 17.0 untuk versi windows.
Kesimpulan penelitian ini adalah hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan Y = 0.525 + 0.020 (X1) + 0.015 (X2). Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar. Kemudian hasil determinasi (R2) diperoleh angka koefisien determinasi sebesar 0,522 . Hal ini berarti 52,2 % variasi prestasi belajar dipengaruhi atau dijelaskan oleh variasi perubahan kemandirian belajar dan motivasi belajar. Sementara sisanya 47,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diobservasi.
Kata kunci: Kemandirian belajar, motivasi belajar, dan prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Proses pendidikan merupakan kegiatan
memobilisasi segenap komponen pendidikan yang terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses pendidikan itu di
laksanakan sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan
pendidikan. Keberhasilan proses pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Sekolah merupakan
salah satu unsur pelaksana yang dominan dalam keseluruhan organisasi
pendidikan, disamping keluarga dan masyarakat sendiri. Hal ini
disebabkan oleh sifatnya yang formal sehingga memungkinkan
pelaksanaan pendidikan yang terarah, terkontrol dan teratur (Rina, 2010).
Belajar mandiri adalah ciri khas belajar di perguruan tinggi, ini
berarti bahwa inisiatif untuk belajar aktif dituntut lebih banyak pada
mahasiswa sehingga motivasi belajar sangat penting dalam hal ini.
Rendahnya motivasi belajar mahasiswa sering dianggap sebagai
penyebab rendahnya kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi karena
sebenarnya tidak mungkin mahasiswa dapat menguasai bahan
pembelajaran dengan baik tanpa motivasi belajar (Khanafi, 2010).
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Menurut Nana Sudjana (2001) bahwa yang termasuk faktor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
internal adalah motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan
belajar, kekuatan, faktor fisik dan psikis. Sedangkan faktor eksternal
adalah lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi prestasi
belajar, misalnya lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah kemandirian belajar dan motivasi
belajar sebagai faktor internal yang berpengaruh terhadap prestasi
belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2008)
“motivasi belajar adalah kekuatan mental yang berupa keinginan,
perhatian, kemauan atau cita-cita”. Titis Sumantri (2003) menyatakan
bahwa kemandirian itu adalah unsur penting dalam setiap belajar dan
jelas dapat memperbaiki mutu karena menyangkut inisiatif siswa.
Dengan timbulnya kemandirian dalam diri siswa maka kemungkinan
untuk berprestasi juga lebih besar. Siswa yang memiliki sikap
kemandirian belajar mau melakukan segala kegiatan yang berhubungan
dengan pelajaran tersebut. Kemandirian yang tinggi untuk belajar
diharapkan menyebabkan prestasi belajar yang dicapai juga tinggi.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Widiyastuti (2010) dengan
judul Analisis Hubungan Kemandirian Belajar, Motivasi Belajar, dan
Kecerdasan Intelektual terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akademi
Kebidanan Estu Utomo Boyolali bahwa ada hubungan yang signifikan
dari kemandirian belajar, motivasi belajar, dan kecerdasan intelektual
terhadap prestasi belajar. Maka dari itu peneliti merasa tertarik untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melakukan penelitian tentang pengaruh antara kemandirian belajar dan
motivasi belajar terhadap prestasi belajar di DIV Kebidanan FK UNS.
Dengan adanya kemandirian belajar dan motivasi belajar siswa
akan mempengaruhi perubahan sikap dalam proses belajar diharapkan
berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar. Hal itu yang
mendukung peneliti untuk mengambil judul hubungan antara
kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada
mahasiswa DIV Kebidanan UNS.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah.”Apakah ada hubungan
antara kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan kemandirian
belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan kemandirian belajar dengan prestasi
belajar pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS
b. Untuk mengetahui hubungan motivasi belajar dengan prestasi belajar
pada mahasiswa DIV Kebidanan UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan dan wawasan yang lebih jelas tentang hubungan
kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada
mahasiswa DIV kebidanan UNS.
2. Manfaat Aplikatif
a. Sebagai masukan bagi mahasiswa agar dapat menanamkan sikap
kemandirian baik di sekolah maupun di masyarakat.
b. Bagi institusi pendidikan DIV Kebidanan FK UNS sebagai masukan
positif bagi institusi pendidikan untuk lebih berupaya memacu
motivasi dalam diri mahasiswa untuk dapat berprestasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEP
A. Tinjauan Pustaka
1. Kemandirian belajar
a. Pengertian
Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang mampu memiliki
pandangan yang jelas tanpa mengabaikan saran dan nasehat, mampu
mengambil keputusan sendiri, bebas dari pengaruh berlebihan dari
orang lain, mampu bertindak sesuai dengan nilai baik yang dihayati
dalam lubuk hatinya dan bilamana perlu melawan arus (Kartono,
2006). Pribadi mandiri mempunyai sikap untuk menentukan
pilihannya sendiri.
Nawawi (2005) menandaskan bahwa kemandirian adalah
kemampuan mengakomodasikan sifat-sifat baik manusia untuk
ditampilkan didalam sikap dan perilaku yang tepat berdasarkan situasi
dan kondisi yang dihadapi oleh seorang individu.
Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif yang didorong oleh
niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi
suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau
kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan
belajar dan cara pencapaiannya (baik penetapan waktu belajar, tempat
belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar, maupun evaluasi
belajar) dilakukan oleh peserta didik sendiri (Haris, 2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Kemandirian belajar seseorang menurut Samana dikutip oleh
Huda (2007) adalah bagaimana ia mengatur serta mengendalikan
kegiatan belajarnya atas dasar pertimbangan, keputusan dan tanggung
jawab sendiri. Kemandirian belajar merupakan keadaan kesiapan
belajar siswa yang berasal dari dalam diri siswa untuk bertindak dan
mereaksi terhadap obyek-obyek yang berhubungan dengan bagaimana
seseorang mengatur serta mengendalikan kegiatan belajarnya atas.
Pertimbangan, keputusan dan tanggung jawab sendiri.
Dari beberapa definisi di atas maka kemandirian belajar adalah
suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung
jawab sendiri demi keberhasilan dalam belajar. Di sini belajar mandiri
lebih dimaknai sebagai usaha peserta didik untuk melakukan kegiatan
belajar yang didasari oleh niatnya untuk menguasai suatu kompetensi
tertentu. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Seringkali
orang menyalah artikan belajar mandiri sebagai belajar sendiri.
Belajar mandiri berarti belajar secara berinisiatif, dengan ataupun
tanpa bantuan orang lain, dalam belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian antara lain:
Menurut Basri (2000) kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor yang terdapat di dalam dirinya sendiri
(factor endogen) dan faktor-faktor yang terdapat di luar dirinya (faktor
eksogen).
1) Faktor endogen (internal)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Faktor endogen (internal) adalah semua pengaruh yang
bersumber dari dalam dirinya sendiri, seperti keadaan keturunan
dan konstitusi tubuhnya sejak dilahirkan dengan segala
perlengkapan yang melekat padanya. Segala sesuatu yang dibawa
sejak lahir adalah merupakan bekal dasar bagi pertumbuhan dan
perkembangan individu selanjutnya. Bermacam-macam sifat dasar
dari ayah dan ibu mungkin akan didapatkan didalam diri seseorang,
seperti bakat, potensi intelektual dan potensi pertumbuhan
tubuhnya.
2) Faktor eksogen (eksternal)
Faktor eksogen (eksternal) adalah semua keadaan atau
pengaruh yang berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan
dengan faktor lingkungan. Lingkungan kehidupan yang dihadapi
individu sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian
seseorang, baik dalam segi negatif maupun positif. Lingkungan
keluarga dan masyarakat yang baik terutama dalam bidang nilai
dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian,
termasuk pula dalam hal kemandiriannya.
c. Indikator Kemandirian Belajar Mahasiswa
1) Kecenderungan berpendapat secara bebas serta tidak tergantung
oleh orang lain
2) Punya keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
3) Membuat perencanaan, ulet, tekun untuk mewujudkan harapannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4) Mampu berfikir penuh inisiatif dan tidak sekedar menerima
5) mencoba menyelesaikan sendiri tanpa bantuan orang lain
(Kartono, 2006)
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian
Motivasi belajar dari perkataan motif (motive) yang artinya
adalah rangsangan dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang
dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku
tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan motivasi adalah upaya
untuk menimbulkan rangsangan, dorongan maupun pembangkit
tenaga pada seseorang ataupun sekelompok masyarakat mau berbuat
dan bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azrul,
2002).
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis
di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan
belajar demi mencapai tujuan (Winkel, 2004).
Siswa belajar karena didukung oleh kekuatan mentalnya.
Kekuatan mental itu berupa keinginan, perhatian kemauan atau cita-
cita. Ada ahli pendidikan yang menyebutkan kekuatan yang
mendorong belajar tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi
terkandung keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
meyalurkan serta mengarahkan sikap dan perilaku belajar (Dimyati
dan Mudjiono, 2006)
b. Jenis motivasi menurut Syah (2002) motivasi dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik :
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah merupakan hal dorongan dari diri
seseorang untuk melakukan sesuatu demi tujuan yang ingin
dicapai. Termasuk dalam motivasi intrinsik adalah perasaan
menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut,
misalnya untuk kehidupan masa depan peserta didik yang
bersangkutan.
2) Motivasi ekstrinsik
Merupakan hal dan keadaan yang datang dari luar individu
yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Pujian dan hadiah, tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru
dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi
ekstrinsik yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar.
Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik bersifat internal
maupun yang bersifat eksternal akan menyebabkan kurangnya
semangat peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran
materi-materi pelajaran baik di sekolah maupun di rumah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c. Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman (2006) bahwa motivasi yang ada dalam diri
seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat
untuk sukses).
4) Mempunyai orientasi ke masa depan.
5) Lebih senang bekerja mandiri.
6) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
8) Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas maka
orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. Dalam
kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan
hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan
responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan
pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka akan
berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang ditunjukkan
dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang
yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang baik Bentuk-
bentuk motivasi.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
Beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut
Hapsari (2010) diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Cita–cita dan aspirasi
Cita–cita merupakan faktor pendorong yang dapat menambah
semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar.
2) Kemampuan peserta didik
Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi yang
berkaitan dengan intelektual atau intelegensi, termasuk kemampuan
psikomotor.
3) Kondisi peserta didik
Kondisi jasmani dan rohani yang sehat akan mendukung
pemusatan perhatian dan gairah dalam belajar.
4) Kondisi lingkungan belajar
Kondisi lingkungan belajar dapat berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan, kemasyarakatan, dan
lingkungan institusi penyelenggara pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
5) Unsur – unsur dinamis dalam pembelajaran
Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, ingatan,
kemauan, dan pengalaman hidup yang turut mempengaruhi minat
dan motivasi dalam belajar baik secara langsung maupun tidak
langsung.
6) Upaya pengajar dalam membelajarkan peserta didik
Pengajar merupakan salah satu stimulus yang sangat besar
pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik untuk belajar.
e. Cara menumbuhkan motivasi :
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam belajar di sekolah seperti memberi angka, hadiah, saingan atau
kompetisis, ego involvement,memberi ulangan, mengetahui hasil,
pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui :
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Bagi siswa angka-angka itu merupakan motivasi yang
kuat. Sehingga yang biasa dikejar siswa adalah nilai ulangan atau
nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik.
2) Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidak selalu
karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan menarik
perhatian bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat
dalam pekerjaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Saingan atau kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat dijadikan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik
persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar.
4) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerima sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha
dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan
menjaga harga dirinya.
5) Memberi ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Memberi ulangan seperti juga merupakan sarana motivasi.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan apalagi kalau terjadi
kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui grafik hasil belajar semakin meningkat maka ada
motivasi dalam diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan
hasilnya terus meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
7) Pujian
Pujian ini merupakan suatu bentuk reinforcement yang
positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Dengan pujian
yang tepat yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak
didik memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan
baik.
10) Minat
Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepat
kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar
akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik olah siswa,
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang hendak dicapai, karena dirasa berguna dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar
(Sardiman, 2006)
f. Indikator motivasi belajar
Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) adanya hasrat dan keinginan berhasil
2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,
3) adanya harapan dan cita-cita masa depan,
4) adanya penghargaan dalam belajar,
5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
6) adanya lingkungan belajar yang kondusif,
(Uno, 2008).
3. Prestasi Belajar
a. Pengertian
Menurut Ahmadi (2004) indek prestasi (IP) didapatkan dengan
pertimbangan nilai akhir peserta didik dan besarnya harga skala yang
diperoleh untuk mata kuliah yang dimaksud. IP dihitung baik pada
akhir program pendidikan semester dengan hasilnya disebut IP
semester maupun pada akhir program pendidikan lengkap satu jenjang
dengan hasilnya yang disebut IP lengkap atau IP kumulatif.
b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar pada
hakikatnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar,
karena prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seorang individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
merupakan hasil yang dicapai dalam kegiatan belajar itu sendiri.
Slameto (2003) mengemukakan faktor–faktor yang mempengaruhi
belajar dibedakan menjadi 2 macam yaitu faktor intern dan faktor
ekstern .
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis
sebagai berikut :
a) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis dalam belajar ini menurut Sumadi
Suryabarata (2002) masih dapat dibedakan lagi menjadi dua
macam, yakni keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan
fungsi fisiologis tertentu. Lebih lanjut dijabarkan sebagai berikut
(1) Keadaan jasmani
Keadaan jasmani yang dimaksudkan disini adalah
berkaitan dengan kondisi fisik individu belajar, yakni
kondisi badan saat belajar. Keadaan fisik yang segar dengan
yang tidak baik, akan berpengaruh tersendiri dalam belajar
mengenai keadaan jasmani ini, Sumadi Suryabrata (2002)
mengemukakan dua hal yang dianggap berkaitan dengan
kondisi fisik, yakni nutrisi dan kesehatan. Proses belajar
memerlukan nutrisi yang cukup mengingat proses belajar
memerlukan energi, dimana energi tersebut dihasilkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
nutrisi yang dikonsumsi oleh individu yang bersangkutan.
Proses belajar juga akan dipengaruhi oleh beberapa faktor
kesehatan individu yang sedang belajar, dimana beberapa
penyakit yang diderita sedikit banyak juga akan
berpengaruh terhadap belajar. Proses belajar akan terganggu
apabila kesehatannya terganggu, sehingga akan berpengaruh
pula pada hasil belajar yang akan dicapai.
(2) Fungsi fisiologis
Keadaan fungsi fisiologis yang dimaksudkan di sini
adalah segala sesuatu yang berkaitan erat dengan fungsi
panca indera. Dengan memahami kelebihan dan kelemahan
panca indera dalam memperoleh pengetahuan atau
pengalaman akan mempermudah dalam memilih dan
menentukan jenis rangsangan atau stimulus dalam proses
belajar.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu, yang berkaitan erat dengan sisi
kejiwaannya. Faktor psikologis ini lebih lanjut merupakan faktor
yang mendorong mengapa seseorang melakukan perbuatan
belajar. Ada beberapa faktor yang tergolong ke dalam faktor
psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor tersebut
adalah : intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dan kemandirian. Uraian berikut akan membahas faktor-faktor
tersebut, yaitu :
(1) Intelegensi
Menurut Slameto (2003) intelegensi adalah kecakapan
yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk
menghadapi dan menyelesaikan ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, mengetahui relasi dan
mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar
pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Dalam situasi yang
sama, siswa yang memiliki tingkat intelegensi yang tinggi
maka lebih berhasil dari pada siswa yang memiliki tingkat
intelegensi rendah.
(2) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Minat
pada dasarnya dapat mempengaruhi kualitas pencapaian
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu. Apabila
siswa menaruh perhatian yang besar terhadap mata
pelajaran yang diskainya maka ia akan memusatkan
perhatiannya lebih banyak dibandingkan siswa lainnya.
Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
lebih giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan
(Slameto, 2003).
(3) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar dan berlatih. Jika bahan pelajaran yang
dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka hasil belajarnya
lebih baik karena ia senang belajar dan pasti selanjutnya ia
lebih giat lagi dalam belajarnya (Slameto, 2003).
(4) Motif
Menurut Sardiman (2001) motif adalah daya upaya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam proses belajar harus diperhatikan yang dapat
mendorong siswa agar belajar dengan baik atau mempunyai
motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian,
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan atau menunjang belajar. Motif yang kuat
sangat perlu di dalam belajar, untuk membentuk motif yang
kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan-latihan
atau kebiasaankebiasaaan dan pengaruh lingkungan.
(5) Kematangan
Kematangan adalah tingkat perkembangan pada
individu atau organ-organnya sehingga sudah berfungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar, kematangan
atau kesiapan ini sangat menentukan. Oleh karena itu, setiap
usaha belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan
dengan tingkat kematangan individu (Sardiman, 2001).
(6) Kesiapan
Kesiapan adalah ketersediaan untuk memberi respon
atau reaksi. Ketersediaan itu timbul dari dalam diri
seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan.
Kesiapan perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena
jika siswa belajar sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya
akan baik (Sardiman, 2001).
(7) Kemandirian
Kemandirian adalah suatu sikap dimana seseorang
mampu berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain.
Kemandirian dalam belajar mempengaruhi prestasi
belajarnya karena anak akan berusaha memecahkan
kesulitan belajarnya sendiri, mencari sumber belajar sendiri
sehingga akan dapat menambah ilmunya yang nantinya
akan dapat meningkatkan prestasi (Sardiman, 2001).
c) Faktor kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi belajar, karena apabila
jasmani dan rohani mengalami kelelahan maka sulit sekali
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
untuk berkonsentrasi, seolah-olah otak kehabisan daya untuk
bekerja. Kelelahan jasmani terlihat dari lemah lunglainya tubuh
dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh.
Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dari adanya
kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan
sesuatu hilang. Factor ini sering timbul pada anak yang
membantu orang tuanya untuk mencari nafkah, sehingga disaat
ia harus belajar ia sudah kelelahan dan menjadikannya malas
belajar.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal ialah faktor yang ada di luar individu
yang sedang belajar. Menurut Slameto (2003) faktor eksternal
tersebut dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu : faktor keluarga,
faktor sekolah dan faktor masyarakat. Uraian berikut membahas
ketiga faktor tersebut.
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa tingkat pendidikan orang tua, hubungan
emosional orang tua dan anak, kondisi ekonomi keluarga dan
cara mendidik anak.
(1) Tingkat pendidikan orang tua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Tingkat pendidikan orang tua sangat mempengaruhi
pandangan anak-anaknya dalam menempuh pendidikan
yang dijalaninya sebab semakin tinggi tingkat pendidikan
orang tua semakin tinggi pula kemampuan untuk
membimbing dan mengarahkan anaknya untuk melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu di dalam masyarakat maupun di
lingkungan sekolahnya.
(2) Hubungan emosional orang tua dan anak
Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga
berpengaruh dalam keberhasilan belajar anak. Dalam
suasana rumah yang selalu ribut dengan pertengkaran akan
mengakibatkan terganggunya ketenanangan dan
konsentrasi anak, sehingga anak tidak bisa belajar dengan
baik. Orang tua yang terlalu keras pada anak dapat
menyebabkan jauhnya hubungan mereka yang pada
akhirnya menghambat proses belajar. Sebaliknya
hubungan anak dan orang tua yang terlalu dekat
mengakibatkan anak menjadi bergantung.
(3) Kondisi ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya
dengan belajar anak. Pada anak yang kondisi ekonominya
kurang biasanya berakibat pada kekurangan gizi dan
kebutuhan – kebutuhananak tidak dapat terpenuhi. Selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
itu faktor kekuangan ekonomi dapat menyebabkan
hilangnya keinginan anak untuk belajar. Di sisi lain pada
tingkat ekonomi yang berlebihan, orang tua biasanya
memenuhi semua kebutuhan anak menyebabkan
berkurangnya perhatian anak terhadap kegiatan belajar.
Sehingga hasil belajar anak kurang maksimal.
(4) Cara mendidik anak
Setiap keluarga mempunyai cara tersendiri mendidik
anaknya. Ada keluarga yang menjalankan cara mendidik
anaknya secara otoriter, demokratis, dan liberal. Ketiga
cara mendidik ini berpengaruh pada proses belajar anak.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup :
(1) Metode mengajar
Cara-cara mengajar harus tepat, efisien dan seefektif
mungkin sehingga anak dapat menerima pelajaran dengan
baik dan dapat mencapai prestasi belajar yang baik.
(2) Sarana dan prasarana
Dalam proses belajar mengajar diperlukan sarana dan
prasarana yang dapat memperlancar penerimaan materi
pelajaran yang diberikan pada siswa dan siswa pun akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
lebih giat dan maju sehingga akan berpengaruh pada hasil
belajarnya.
(3) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan
kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.
Apabila seluruh staf sekolah mengikuti tata tertib dan
bekerja dengan disiplin maka siswa akan menjadi disiplin
juga, selain itu juga memberi pengaruh yang positif
terhadap belajar siswa.
(4) Metode belajar
Siswa perlu menggunakan cara belajar yang tepat
yaitu dengan belajar teratur setiap hari dengan pembagian
waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup
istirahat maka akan meningkatkan hasil belajar.
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Hal-hal yang
berpengaruh tersebut antara lain kegiatan siswa dalam
masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
Pada masa-masa remaja, anak cenderung mendengarkan dan
mengacu perbuatannya pada teman sebayanya atau peer group
sehingga anak sebaiknya memilih teman bergaul yang baik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
karena pengaruh teman bergaul sangat kuat daripada pengaruh
orang lain.
B. Kerangka Konsep
1. Kerangka Konsep
Motivasi sangat penting bagi seorang peserta didik dalam
menempuh kegiatan belajarnya. Tanpa ada motivasi, maka tidak terarah
tujuan yang dicapainya. Adapun motivasi dapat berasal dari manapun,
antara lain dari diri sendiri, keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Semakin kuatnya motivasi pada seorang peserta didik diharapkan dapat
menghasilkan prestasi belajar yang baik.
Begitu juga kemandirian belajar, apabila seorang peserta didik
mempunyai tingkatan kemandirian yang tinggi dapat diduga akan
mendapatkan prestasi yang tinggi pula. Kemandirian yang bisa dikatakan
keniatan dalam belajar. Orang yang mempunyai kemandirian belajar
tinggi, motivasi yang tinggi dapat diduga memperoleh hasil belajar yang
tinggi. Maka kedua variabel ini sangat kuat pengaruhnya untuk
memperoleh prestasi belajar yang baik.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan dan kemandirian. Dalam hal ini faktor internal berupa motivasi
dan kemandirian berkaitan erat pada diri mahasiswa, dimana dituntut
untuk lebih mandiri dalam belajar dan dengan adanya motivasi yang tinggi
pada diri peserta mahasiswa maka diduga kemandirian belajar juga akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
menjadi tinggi sehingga jika keduanya dapat berjalan dengan baik, maka
diduga prestasi belajar juga dapat menjadi baik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka konsep berikut :
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konsep Hubungan Kemandirian, Motivasi dan
Prestasi
2. Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Hubungan Kemandirian, Motivasi dan
Prestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
3. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara motivasi belajar dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar mahasiswa DIV Kebidanan
UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
dengan pendekatan crosssectional untuk mempelajari hubungan antara
kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar.
2. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian dilaksanan di DIV Kebidanan UNS dan penelitian
dilakukan pada bulan Maret-Juni 2011.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
a. Populasi Target
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh
mahasiswa Diploma Kebidanan FK UNS.
b. Populasi Aktual
Populasi aktual dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Program Studi DIV FK UNS jalur reguler.
2. Teknik Sampling dan Estimasi Besar Sampel
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
simple random sampling yaitu pengambilan sampling diambil secara
acak tanpa memperhatikan strata populasi (Sugiyono, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Menurut Notoatmodjo (2005) apabila jumlah sampel kurang dari
10.000 maka estimasi besar sampel dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan
3. Kriteria Restriksi
a. Kriteria Inklusi
1) Mahasiswa DIV Kebidanan FK UNS
2) Mahasiswa yang bersedia menjadi responden yang
menandatangani lembar informed concern.
b. Kriteria Eksklusi
1) Mahasiswa yang tidak hadir.
C. Definisi Operasional
1. Variabel bebas (Variabel independent)
a. Motivasi belajar
Definisi : Motivasi belajar adalah usaha yang mendorong untuk
melakukan aktivitas belajar yang timbul dalam diri peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
didik untuk melakukan belajar demi peningkatan prestasi
belajar.
Skala : Interval
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Variabel Deskripsi Indikator Nomor Item Jumlah Positif Negatif Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah usaha untuk melakukan aktivitas belajar yang timbul dalam diri siswa untuk melakukan belajar demi peningkatan prestasi belajar.
1. Hasrat dan keinginan berhasil
2. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Harapan dan cita-cita masa depan
4. Penghargaan dalam belajar
5. Kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Lingkungan belajar yang kondusif
1,3,6,24
8,10,25
15,22,27
18,16
17,31
11,15
2,4,5 9,12,13
16,20,26 19,21,30 7,23,29
14,28
8
10 5 6 5
5
b. Kemandirian belajar
Definisi : Kemandirian belajar adalah suatu prinsip belajar yang
bertumpu pada kegiatan dan tanggungjawab sendiri demi
keberhasilan belajarnya, sejauh ada motivasi diri yang
mendorong kegiatan belajar, maka disitulah terjadinya
proses belajar mengajar.
Skala : Interval
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Kemandirian Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Variabel Deskripsi Indikator Nomor Item Jumlah Positif Negatif Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar adalah suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggungjawab sendiri demi keberhasilan belajarnya, sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar, maka disitulah terjadinya proses belajar mengajar.
1. Kecenderungan berpendapat secara bebas
2. Keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan
3. Tekun untuk mewujudkan harapan
4. Berfikir penuh inisiatif
5. Mencoba menyelesaikan masalah sendiri
1,3,5,6,
8,9,10,12,13,34
14,16,19,2
0,21
22,23,26,27
31,32,33
7,4
2,11,36
15,18,17
24,28
25,29,30
10 11 8 6 6
c. Prestasi belajar
Definisi : Hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor setelah mengikuti
proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan
instrumen tes atau instrumen yang relevan yaitu dengan
nilai indeks prestasi kumulatif (IPK).
Skala : Interval
D. Instrumen Penelitian
1. Variabel Independen (Kemandirian Belajar dan Motivasi Belajar)
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket. Sebelum
penyusunan instrumen berupa angket terlebih dahulu menyusun kisi-
kisi angket dari kemandirian belajar dan motivasi belajar. Angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kemandirian belajar dan motivasi belajar masing-masing terdiri dari 50
butir pernyataan atau pertanyaan. Untuk pengisian angket setiap
responden memberi tanda check (√) satu diantara alternatif jawaban.
Adapun kisi-kisi selengkapnya ada pada tabel berikut :
Pemberian skor dalam angket ini menggunakan model skala Likert.
Menurut Hidayat (2007) jawaban pertanyaan maupun pernyataan yang
masuk dalam kategori skala Likert adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Penskoran Angket dengan skala Likert
Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan Positif Nilai Pernyataan Negatif Sangat Baik 4 1
Baik 3 2 Tidak Baik 2 3
Sangat Tidak Baik 1 4
Untuk menghindari ketidakseriusan dari responden yang seringkali
terjadi dalam pengisisan angket, maka pada angket dibuat dua
pertanyaan, yaitu pertanyaan positif dan pertanyaan negatif. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sukardi (2003).
E. Analisis Instrumen
1. Uji Validitas
Alat ukur atau instrumentasi penelitian yang dapat diterima sesuai
standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas
data. Uji validitas menggunakan rumus Pearson Product Moment, hal
ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antar skor tiap butir pertanyaan
dengan rumus sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
r = koefisien korelasi
N = jumlah responden
∑ X = jumlah skor item
∑Y = jumlah skor total item
Uji validitas awal dilakukan terhadap 20 responden, hasilnya
kemudian dikonsultasikan ke r tabel untuk N = 20 pada taraf
signifikansi 95%, dimana nilai r tabel sebesar 0,440. Pada lampiran
menunjukkan variabel kemandirian ada 7 item pertanyaan yang gugur
karena mempunyai r hitung < r tabel sehingga hanya 34 item
pertanyaan yang valid, item yang valid dengan r hitung 0,803 – 0,505 .
Sedangkan pada item pertanyaan variabel motivasi sebanyak 10 item
yang gugur sehingga ada 31 item pertanyaan yang dinyatakan valid,
pada motivasi didapatkan r hitung yaitu 0,507 – 0,812. Item-item yang
gugur dihapus dari kuesioner karena sudah terwakili oleh item-item
yang valid.
2. Uji Reliabilitas
Pada penelitian ini uji reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2006) dapat menggunakan rumus Alpha sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Suatu instrument dapat disebut reliable apabila memiliki nilai
Alpha Cronbranch lebih besar dari 0,6.
Hasil uji reliabilitas untuk semua butir soal masing-masing
kategori pertanyaan dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel Nilai alpha Keterangan
1. Kemandirian 0,939 Reliabel
2. Motivasi 0,947 Reliabel
Sumber: Data Primer, diolah 2011
Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian reliabilitas dengan
menggunakan analisis Cronbach’s Alpha didapatkan semua nilai alpha >
0.6 sehingga dinyatakan semua item pertanyaan adalah reliable atau dapat
diandalkan.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Asumsi dasar dalam metode regresi digunakan uji asumsi klasik,
yaitu meliputi: uji normalitas data, uji multikolinieritas, auto korelasi,
dan heteroskedastisitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi
data berdistribusi normal atau tidak. Jika analisis menggunakan
metode parametrik maka persyaratan normalitas harus terpenuhi,
yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini
menggunakan taraf signifikasi (Asymp.Sig>0.05) lebih besar dari
0,05 atau 5% (Priyanto, 2009). Kemudian dapat dilihat dari nilai Z,
jika Zhitung < Ztabel dengan pemikiran Ho diterima yang artinya data
berdistribusi normal (Riwidikdo, 2007). Proses uji normalitas data
dibantu dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.
b. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui keadaan
dimana seluruh faktor pengguna tidak memiliki varians yang sama
untuk seluruh pengamatan atas seluruh independen. Heteroskedasitas
berarti penyabaran titik data populasi pada bidang regresi tidak
konstan. Pemeriksaan asumsi heteroskedastisitas dengan meng-
gunakan melihat hasil scatter plot.
2. Analisis Data
Analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan antara
kemandirian belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar ini
menggunakan analisi regresi ganda dua prediktor. Skala variabel
tersebut adalah interval dan interval yang pada pelaksanaannya akan
dibantu dengan SPSS 17.0 for windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Berdasarkan penelitian dari jumlah responden 112 responden
didapatkan karakteristik responden menurut umur dan jenis kelamin.
Umur responden sejumlah 112 orang ada pada rentang umur 19 tahun
sampai dengan 23 tahun, dimana menurut menurut Stanley Hall (dalam
Santrock, 2003) pada usia tersebut termasuk usia remaja.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin dari 112 responden semua
berjenis kelamin perempuan.
2. Uji Asumsi Klasik
Menurut Tommi asumsi dasar dalam metode regresi digunakan
uji asumsi klasik, yaitu meliputi: uji normalitas data dan
heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
data terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas
dengan kolmogorov smirnov maka diperoleh hasil sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 4.1 Uji Normalitas
No. Variabel Nilai Normalitas
1. Kemandirian .514
2 Motivasi .791
3 Prestasi .653
Sumber: Data Primer, diolah 2011
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai KS-Z dari ketiga
variabel tersebut mempunyai p-value > 0.05, dimana pada variabel
kemandirian menunjukkan 0,514 > 0,005, variabel motivasi yaitu
0,791 > 0,05, dan variabel prestasi yaitu 0,653 > 0,05 yang berarti
data berdistribusi normal.
b. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui keadaan
dimana seluruh faktor pengguna tidak memiliki varians yang sama
untuk seluruh pengamatan atas seluruh independen. Heteroskedasitas
berarti penyabaran titik data populasi pada bidang regresi tidak
konstan. Pemeriksaan asumsi heteroskedastisitas dengan meng-
gunakan melihat hasil scatter plot. Gambar scatter plot menunjukkan
pencaran data menyebar secara acak, sehingga dapat disimpulkan
tidak ada heteros-kedastisitas pada residual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Pengujian Hipotesis
Pada penelitian ini digunakan metode analisis regresi linier
berganda untuk mengukur pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependen.
a. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda dengan variabel dependen
prestasi belajar dengan variabel independen motivasi belajar dan
kemandirian belajar dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Varibel independen Koefisien
Beta
thitung P-value Keterangan
Konstanta 0,525 2,155 0,033
Kemandirian 0,020 4,645 0,000 Signifikan
Motivasi 0,015 3,129 0,002 Signifikan
Variabel dependen = Prestasi belajar F hitung = 59,504 Sig = 0,000 R2= 0,522
Sumber: Data Primer, diolah 2011
Dari tabel 4.2 yang merupakan hasil pengujian regresi liner
berganda dengan menggunakan bantuan komputasi SPSS 17 dengan
variabel dependen prestasi belajar di atas, diperoleh hasil persamaan
regresi berganda sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Y = α + β1x1 + β2x2 + e
Y = 0,525 + 0,20x1 + 0,015x2
Keterangan:
Y = variabel prestasi belajar
α = konstanta regresi berganda
1X = variabel Kemandirian
2X = variabel Motivasi
e = error (faktor residu)
Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat dibuat interpretasi
sebagai berikut:
α = 0,525
Nilai konstanta untuk persamaan regresi adalah 0,525 dengan
parameter positif. Hal ini berarti tanpa adanya variabel variabel
independen kemandirian belajar dan motivasi belajar maka prestasi
belajar sebesar 0.525.
1b = 0,020
Besar koefisien regresi untuk variabel kemandirian belajar adalah
0,020 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap
penambahan (tanda +) variabel kemandirian belajar maka prestasi
belajar akan meningkat.
2b = 0,015
Besar koefisien regresi untuk variabel motivasi belajar adalah 0,015
dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa setiap penambahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
(tanda +) variabel motivasi belajar maka prestasi belajar akan
meningkat.
Berdasarkan interpretasi data di atas, menunjukkan variabel
kemandirian mempunyai koefisien beta lebih besar yaitu 0.020
dibandingkan dengan variabel motivasi belajar, yaitu sebesar 0,015,
hal ini menunjukkan variabel kemandirian merupakan variabel yang
paling dominan berpengaruh terhadap prestasi belajar.
1) Uji t
Uji t digunakan untuk pengujian pengaruh masing-masing
variabel independen (kemandirian dan motivasi) terhadap
variabel dependen (prestasi belajar) dengan langkah – langkah
pengujian hipotesis sebagai berikut :
a) Pengaruh Variabel X1 (Kemandirian) dengan Variabel Y
(Prestasi).
(1) Hipotesis
Ho: 1b = 0, artinya variabel kemandirian tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel
prestasi belajar.
Ha: 1b ≠ 0, artinya variabel kemandirian berpengaruh
signifikan terhadap variabel prestasi belajar.
(2) Menentukan nilai signikansi
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
membandingkan hitungt dengan tabelt , dengan nilai
signikansi, α = 0,05, adapun nilai t tabel adalah:
tabelt = α/2; n-k-1
= 0,05/2; 112-3-1
= 0,025; 108
= 1,960
(3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila: -1,960 ≤ hitungt ≤ 1,960
Ho ditolak apabila: hitungt >1,960 atau hitungt < - 1,960
(4) Hasil perhitungan
Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt sebesar 4,645
(5) Kesimpulan
Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian
diperoleh nilai hitungt sebesar 4,645, sedangkan tabelt
sebesar 1,960, karena hitungt 4,645 > tabelt 1,960 maka
Ho ditolak, artinya variabel kemandirian berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar.
b) Pengaruh Variabel X2 (motivasi) dengan Variabel Y
(prestasi belajar).
(1) Hipotesis
Ho: 2b = 0, artinya variabel motivasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Ha: 2b ≠ 0, artinya variabel motivasi berpengaruh
signifikan terhadap variabel prestasi belajar.
(2) Menentukan nilai signikansi
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu dengan cara
membandingkan hitungt dengan tabelt , dengan signikansi,
α = 0,05, adapun nilai t tabel adalah:
tabelt = α/2; n-k-1
= 0,05/2; 112-3-1
= 0,025; 108
= 1,960
(3) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila: -1,960 ≤ hitungt ≤ 1,960
Ho ditolak apabila: hitungt >1,960 atau hitungt < - 1,960
(4) Hasil perhitungan
Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungt sebesar 3,129
(5) Kesimpulan
Hasil perhitungan t statistik untuk variabel motivasi
diperoleh nilai hitungt sebesar 3,129, sedangkan tabelt
sebesar 1,960, karena hitungt 3,129 > tabelt 1,960 maka
Ho ditolak, artinya variabel motivasi berpengaruh
signifikan terhadap prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2) Uji F
Uji F digunakan untuk menyatakan ada tidaknya
pengaruh variabel independen kemandirian belajar dan motivasi
belajar secara bersama-sama (keseluruhan) terhadap variabel
dependen (prestasi belajar). Adapun langkah-langkah pengujian
hipotesis sebagai berikut:
a) Hipotesis
Ho: 1b = 2b =0, artinya variabel independen kemandirian
belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
prestasi belajar.
Ha: 1b = 2b ≠ 0, artinya variabel independen kemandirian
dan prestasi secara bersama-sama ber-
pengaruh terhadap prestasi belajar.
b) Menentukan nilai signifikansi
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara individu dengan cara
membandingkan hitungF dengan tabelF , dengan nilai
signifikansi, α = 0,05, adapun nilai tabelF adalah:
tabelF = α; (k); n-k-1
= 0,05; 2; 112-2-1
= 0,05; 2;109
= 3,07
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
c) Kriteria pengujian
Ho diterima apabila: hitungF ≤ 3,07
Ho ditolak terima: hitungF > 3,07
d) Hasil perhitungan
Hasil perhitungan didapatkan nilai hitungF sebesar 59,504
e) Kesimpulan
Hasil perhitungan F statistik untuk variabel kemandirian
dan motivasi diperoleh nilai hitungF sebesar 59,504
sedangkan tabelF sebesar 3.07, karena hitungF (59,504)
< tabelF (3,07) maka Ho ditolak, artinya variabel independen
(kemandirian dan motivasi) secara bersama-sama ber-
pengaruh terhadap variabel dependen (prestasi belajar).
3) Koefisien Determinasi (R square)
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui
berapa besar variasi Y yang dapat dijelaskan oleh variasi ,
dengan menggunakan komputer program SPSS versi 17.00
diperoleh hasil koefisien determinasi (R square) sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R square)
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .722 .522 .513 .14700
Sumber: Data Primer, diolah 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Hasil perhitungan koefisien determinasi (R2) diperoleh nilai
sebesar 0,522. ini dapat diartikan bahwa 52,20% perubahan/
variasi Y (prestasi) dikarenakan oleh adanya perubahan/variasi
variabel X (kemandirian dan motivasi) sedangkan sisanya
47,80% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB V
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Umur responden pada penelitian ini berkisar antara 19-23 tahun.
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada
rentang 12-23 tahun. Pada usia ini dikategorikan sebagai masa dewasa
muda, menurut Dhona (2004) kemampuan seseorang baik fisik
maupun mental tidak bisa dipisahkan dari faktor umur. Umur muda
relatif mempunyai kemampuan semangat dan ide yang segar, namun
disisi lain usia muda relatif belum stabil mental dan emosinya.
Hubungan produktifitas dengan umur bahwa produktifitas seseorang
akan menurun disebabkan bertambahnya umur. Mahasiswa yang
usianya masih muda membutuhkan bimbingan dan asuhan serta
menumbuhkan motivasi mereka agar kapasitas, kemampuan dan
energi yang mereka miliki bisa dioptimalkan dalam rangka
meningkatkan prestasi dan kemampuan belajarnya.
Dalam penelitian ini dari 112 responden semuanya berjenis
kelamin perempuan, jenis Kelamin diindikasikan memoderasi
pengaruh dari kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar
mahasiswa. Seorang mahasiswa pria diindikasikan lebih dapat
mengontrol berbagai bentuk elemen kecerdasan emosi atau lebih
memiliki kecenderungan EI (Emotional Intelligence) yang relatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
stabil dibandingkan dengan mahasiswa wanita dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang dihadapi ketika belajar. Sehingga
diasumsikan bahwa jenis kelamin akan memoderasi pengaruh antara
kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa tidak
membandingkan antara pencapaian prestasi pria dan wanita. Hasil dari
penelitian Chaput dan Dunn (2001) pria memiliki standar internal
sendiri dalam pencapaian prestasi dan tidak terlalu terpengaruh oleh
lingkungan belajar yang ada, sedangkan wanita pencapaian prestasi
secara signifikan berkaitan dengan lingkungan belajar yang ada.
Wanita akan berespon jika lingkungan belajar yang ada tidak
mendukung, misalkan mereka cenderung tidak suka pada dosen yang
sibuk dan tidak pernah memberikan bimbingan atau feedback,
sebaliknya pria kurang peduli apakah dosen atau sarana belajar yang
ada mencukupi atau tidak karena mereka punya standar internal
sendiri.
B. Hubungan Kemandirian Belajar (X1) dan Prestasi Belajar (Y)
Koefisien korelasi Pearson Product Moment menunjukkan
sebesar 0,692 dengan kategori kuat. Hal ini memberikan makna
bahwa kemandirian mempunyai hubungan yang positif dan signifikan
terhadap prestasi belajar, yang berarti besar kecilnya kemandirian
belajar pada peserta didik dapat menentukan prestasi belajar. Hasil
perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian diperoleh nilai t
hitung sebesar 4,645, sedangkan t tabel sebesar 1,985, karena t hitung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4,645 lebih besar dari 1,960 maka Ho ditolak, artinya variabel
kemandirian berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.
Sehingga kemandirian belajar yang tinggi akan mempengaruhi
prestasi belajar peserta didik.
Dalam meningkatkan prestasi belajar perlu adanya kemandirian
belajar dalam diri peserta didik. Menurut Kartini Kartono (2000)
kemandirian yang diartikan sebagai self standing yaitu kemampuan
berdiri di atas kaki sendiri dengan kemandririan dan tanggungjawab
atas segala tingkah laku sebagai manusia dalam melaksanakan
kewajiban guna memenuhi kebutuhan sendiri. emandirian merupakan
salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu
Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi
segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung
pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan
masalah yang ada.
Dengan demikian yang dimaksud dengan kemandirian dalam
penelitian ini adalah perilaku peserta didik dalam mewujudkan
kehendak atau keinginannya secara nyata dengan tidak bergantung
pada orang lain, dalam hal ini adalah siswa tersebut mampu
melakukan belajar sendiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif,
mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu
untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri. Pada penelitian
Fitriana (2011) ada hubungan positif antara kemandirian belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dengan prestasi belajar mata diklat motor otomotif siswa kelas XII
Mekanik Otomotif di SMK PIRI I Yogyakarta yang ditunjukkan
dengan koefisien korelasi sebesar 0,605 dengan kategori kuat.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sapii (2009) dengan judul
hubungan antara penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dan
kemandirian belajar dengan prestasi belajar sharaf siswa kelas VII
MTs Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, ada hubungan antara
kemandirian belajar dengan prestasi belajar dengan koefisien korelasi
sebesar 0,731 dan dikategorikan kuat.
C. Hubungan Motivasi Belajar (X2) dan Prestasi Belajar (Y)
Data pada kuesioner motivasi menggunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment menunjukkan sebesar 0,654. Hal ini
memberikan makna bahwa motivasi mempunyai hubungan yang
positif dan signifikan terhadap prestasi belajar, yang berarti besar
kecilnya motivasi pada peserta didik dapat menentukan prestasi
belajar. Hasil perhitungan t statistik untuk variabel kemandirian
diperoleh nilai t hitung sebesar 3,129, sedangkan t tabel sebesar 1,960,
karena t hitung 3,129 lebih besar dari 1,960 maka Ho ditolak, artinya
variabel kemandirian berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar.
Sehingga motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi prestasi
belajar peserta didik.
Dalam pendidikan selain kemandirian belajar, motivasi belajar
mempunyai peranan penting dalam mencapai keberhasilan belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang tinggi akan di raih
apabila ada keinginan belajar. Keinginan itu akan muncul apabila ada
dorongan (motivasi) baik dalam diri peserta didik ataupun dari luar.
Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan yang
sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan
belajarnya. Seorang peserta didik yang besar motivasinya akan gigih
dan tekun dalam usahanya mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2000) bahwa motivasi
seseorang akan meningkat apabila terlihat adanya hubungan antara
kegiatan yang dilakukan dengan tujuan yang dicapai. Dalam hal ini
bahwa peserta didik yang mengetahui benar pentingnya belajar bagi
dirinya maka akan memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Peserta didik yang memiliki motivasi yang kuat dalam
mengikuti proses pembelajaran di kelas terlihat penuh semangat,
antusias, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, aktif dalam
pembelajaran, rajin dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
guru, sehingga mereka memiliki daya tahan yang cukup lama dalam
menyelesaikan studi, dibandingkan dengan siswa yang kurang
memiliki motivasi. Siswa yang motivasinya tergolong rendah ini
biasanya menunjukkan sikap bermalasan, mengantuk, dan
perhatiannya terbagi kemana-mana di saat proses belajar sedang
berlangsung (Depdiknas, 2007). Kemauan tersebut tampak pada usaha
seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Seseorang yang memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
motivasi tinggi akan lebih keras berusaha daripada seseorang yang
memiliki motivasi rendah. Tetapi motivasi bukanlah perilaku. Ia
merupakan proses internal yang kompleks yang tidak bisa diamati
secara langsung, melainkan bisa dipahami melalui kerasnya usaha
seseorang dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini juga dibuktikan dalam
penelitian Ariffudin (2008) mengenai hubungan antara motivasi
dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di kelas XI
IPS SMA N 2 Singaraja terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi di
Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Singaraja dengan koefisien korelasi
sebesar 0,796 dengan kategori kuat. Penelitian serupa juga dilakukan
oleh Ariyanto (2011) ada hubungan yang positif antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran KKPI dengan koefisien
korelasi sebesar 0480 dengan kategori cukup.
D. Hubungan Kemandirian Belajar (X1), Motivasi Belajar (X2) dan
Prestasi Belajar (Y)
Kemandirian belajar dan motivasi belajar terbukti secara
bersama-sama mempunyai pengaruh hubungan yang positif dan
signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa DIV Kebidanan UNS.
Dengan koefisien korelasi yang memberikan sumbangan sebesar R=
0.722 hal ini memberikan makna bahwa dengan kemandirian belajar
yang tinggi dan motivasi belajar yang tinggi akan menunjukkan
prestasi belajar yang baik. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
variabel independen secara bersama-sama atau ganda memberikan
pengaruh terhadap variabel Y sebesar 0,522. Koefisien determinasi
atau sumbangan efektif sebesar 0,522 yang menujukkan bahwa
52,20%, sehingga variasi yang terjadi pada prestasi belajar dapat
dijelaskan oleh kemandirian dan motivasi melalui regresi Y = a +
bX1+bX2.
Dari kesimpulan mengenai variabel kemandirian dan motivasi
belajar yang secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan. Hasil penelitian ini didukung oleh suatu teori
mengenai kemandirian Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif
yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi
guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki. Penetapan kompetensi
sebagai tujuan belajar dan cara pencapaiannya (baik penetapan waktu
belajar, tempat belajar, irama belajar, tempo belajar, cara belajar,
maupun evaluasi belajar) dilakukan oleh peserta didik sendiri
(Mujiman, 2005) disamping mempunayi kemandirian belajar yang
kuat dibutuhkan motivasi yang kuat pula untuk melakukan suatu
tindakan tersebut.
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak
psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,
menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada
kegiatan belajar demi mencapai tujuan (Winkel, 2004). Siswa belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
karena didukung oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu
berupa keinginan, perhatian kemauan atau cita-cita. Ada ahli
pendidikan yang menyebutkan kekuatan yang mendorong belajar
tersebut sebagai motivasi belajar. Dalam motivasi terkandung
keinginan untuk mengaktifkan, menggerakkan, meyalurkan serta
mengarahkan sikap dan perilaku belajar (Dimyati dan Mudjiono,
2006).
Sehingga setelah mempunyai motivasi yang tinggi maka
timbul penggerak dalam diri peserta didik untuk melakukan tindakan
kemandiran belajar. Penelitian dari Khaerudin (2008), yaitu
berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa nilai rhitung lebih
besar dari rtabel. Hal ini mengidentifikasi bahwa Ho ditolak dan Hi
diterima dengan nilai ρ lebih kecil daripada kesalahan α (0,000< 0,05),
yang berarti ada hubungan antara kemandirian dan motivasi belajar
dengan prestasi belajar. Penelitian dilakukan juga oleh Hisyam (2010)
terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara motivasi belajar
dan kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa dalam mata
pelajara PAI yang dinyatakan oleh nilai koefisien korelasi ry 12 =
0,729.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari penelitian yang berjudul Hubungan antara kemandirian
belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar pada mahasiswa DIV
Kebidanan UNS, dapat disimpulkan antara lain sebagai berikut:
1. Motivasi belajar adalah usaha yang mendorong untuk melakukan aktivitas
belajar yang timbul dalam diri peserta didik untuk melakukan belajar demi
peningkatan prestasi belajar.
2. Kemandirian belajar adalah suatu prinsip belajar yang bertumpu pada
kegiatan dan tanggungjawab sendiri demi keberhasilan belajarnya, sejauh
ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar, maka disitulah
terjadinya proses belajar mengajar.
3. Hasil pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan
yaitu dengan nilai indeks prestasi kumulatif (IPK).
4. Ada hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar.
5. Ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
2. Kemandirian belajar dan motivasi belajar berpengaruh 52,20% terhadap
prestasi belajar, sedangkan sisanya 47,8% dipengaruhi oleh faktor lain
yang belum diketahui.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
B. Saran
Hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, dan penulis masih
menyadari adanya kekurangan dan keterbatasan, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Dapat menanamkan sikap kemandirian baik di sekolah maupun di
masyarakat untuk meningkatkan prestasi belajar.
2. Bagi institusi dengan adanya pembimbing akademik lebih berupaya
memacu motivasi dalam diri mahasiswa untuk dapat berprestasi.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya mengembangkan variabel – variabel yang
diteliti seperti intelegensi, minat, bakat, kematangan dan kesiapan sebab
tidak menutup kemungkinan bahwa dengan penelitian yang mencakup
lebih banyak variabel akan dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih
baik.
top related