gejala putus zat
Post on 02-Mar-2018
250 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
1/36
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya. Hal ini dikenal oleh orang awam sebagai Narkoba. Jenis dari zat ini memiliki
macammacam efek dengan berbagai mekanisme mempengaruhi system saraf.
Awalnya, obatobat tersebut tidak dilarang untuk digunakan oleh pemerintah karena
diproduksinya obat tersebut hanya untuk keperluan ilmu pengetahuan dan
pengobatan. Namun, karena efeknya yang mampu menimbulkan euphoria bagi para
penggunanya, maka obat ini mulai disalahgunakan oleh masyarakat.
!erdasarkan efeknya terhadap system saraf pusat "##P$, maka terbagi men%adi
& golongan, yaitu ' #timulan, (epresan dan Halusinogen. Pemakaian NAPZA ini tidak
mengenal berdasarkan usia, status dera%at social, status ekonomi miskin atau kaya,
status peker%aan, status agama maupun )A#. #emua orang bias ter%erumus dan bias
men%adi pengedar obatobat terlarang tersebut. !anyak factor yang dapat
menyebabkan seseorang ter%erumus kedalam penyalahgunaan narkoba yang pada
akhirnya dapat membuat orang tersebut men%adi kacanduan dan ketergantungan
ataupun men%adi pengedar.
*aktorfaktor tersebut yaitu ' factor keluarga, pribadi, maupun factor
lingkungan. NAPZA dapat digunakan dengan cara dihirup, disuntikkan ataupun
melalui oral. +enurut beberapa penelitian, lakilaki rema%a merupakan golongan yang
terbanyak men%adi pecandu narkoba. Hal ini akan sangat membahayakan bagi tubuh
dan masa depan generasi muda.
B. SKENARIO
1
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
2/36
!+ -
/e%ala Putus Zat
#eorang lakilaki berusia 01 tahun dating ke praktik dokter bersama teman kosnya
dengan perilaku agresif, cemas, bicara dengan nada cepat dan keras serta tampak
bingung. 2eman yang mengantarkan mengatakan bahwa pasien memiliki nafsu makan
yang kurang, sering tampak kelelahan, sulit tidur, tangan gemetar. (i tempat praktik
dokter, pasien sering meminta 3Pil *a4oritnya5. (ari pemeriksaan dokter didapatkan
tekanan darah 066786mmhg, frekuensi nadi 06697menit, pernapasan :;97menit, dan
suhu &8,; o
:. !agaimana kemungkinan mekanisme keluhan yang sesuai dengan scenario>
&. Apa diagnosis pasien di scenario>
?. !agaimana alur penatalaksanaan pasien>
@. !agaimana pencegahan agar hal tersebut tidak ter%adi lagi>
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
3/36
0. =etergantungan dan penyalahgunaan zat
Pada tahun 08?, Borld Health Crganization meyimpulkan bahwa istilah
kecanduan bukan lagi merupakan terminology ilmiah dan direkomendasikan untuk
menggantikan istilah ketergantungan obat. =onsep ketergantungan zat telah
memiliki banyak makna yang lazim digunakan dan diakui secara resmi selama
beberapa decade. 2erdapat dua konsep yang digunakan untuk mendefinisikan aspek
ketergantungan ' perilaku dan fisik. =etergantungan secara perilaku menekankan
pada akti4itas mencari zat dan bukti terkait tentang pola penggunaan patologis,
sementara ketergantungan fisik meru%uk kepada efek fisik "fisiologis$ dari episode
multiple penggunaan zat. Pada definisi yang menekankan ketergantungan fisik, ide
tentang toleransi atau keadaan putus zat muncul dalam kriteria klasifikasi.-stilah yang %uga berhubungan dengan ketergantungan adalah kata
kecanduan dan pecandu. =ata pecandu telah memperoleh kotonasi buruk, tidak
tepat, dan %elas berbeda dengan kata asalnya yang mengabaikan konsep
penyalahgunaan zat sebagai suatu gangguan medis. =ecanduan %uga telah
disepelekan dalam penggunaan popular, seperti frasa kecanduan 2 dan kecanduan
unag. +eski konotasi ini telah membantu nomenklatur yang telah disepakati secara
resmi untuk menghindari penggunaan kata kecanduan, mungkin terdapat se%umlah
substrat neurokimiawi dan neuroanatomis di antara semua %enis kecanduan, apakah
itu terhadap zat atau ber%udi, seks, mencuri, atau makan. !erbagai kecanduan ini
mungkin memeiliki efek serupa terhadap akti4itas area kepuasan pada otak, seperti
area tegmental 4entral, lokus serules, dan nucleus akumbens.
(#+ D-2) memungkinkan klinisi menentukan apakah terdapat ge%ala
ketergantungan penyalahgunaan fisiologis. Ada atau tidaknya ketergantungan
fisiologis tidak perlu dibedakan dengan ketergantungan fisik dan psikologis.
Pembedaan semacam itu se%alan dengan pembedaan organicfungsional yang salah
kaprahE ketergantungan psikologis atau perilaku tak pelak mencerminkan
perubahan fisiologis pada pusat perilaku di otak. (#+-2) %uga memungkinkan
klinisi mengka%i keadaan terkini ketergantungan zat dengan menyediakan daftar
pen%elas per%alanan penyakit. =etergantungan psikologis, disebut %uga sebagai
habituasi, ditandai dengan kecanduan kontinu, atau intermitten terhadap zat untuk
mencegah keadaan disforik. (#+-2) mendefiniskan penyalahgunaan zat
ditandai oleh adanya paling sedikit satu ge%ala spesifik yang mengindikasikan
bahwa penggunaan zat telah mengganggu kehidupan orang tersebut. #eseorang
3
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
4/36
tidak dapat memenuhi penyalahgunaan zat untuk suatu zat tertentu bila ia pernah
memenuhi kriteria ketergantungan terhadap zat yang sama.
=riteria (#+-2) untuk Penyalahgunaan Zat
A. #uatu pola maladapti4e penggunaan zat yang menimbulkan hendaya atau
penderitaan yang secara klinis signifikan, seperti dimanifestasikan oleh satu "atau
lebih$ hal berikut, yang ter%adi dalam periode 0: bulan '
0. Penggunaan zat berulang mengakibatkan kegagalan memenuhi kewa%iban
peran utama dalam peker%aan, sekolah, atau rumah "cth' absen berulang atau
kiner%a buruk dalam peker%aan yang berhubungan dengan penggunaan zatE
absen, skors, atau dikeluarkan dari sekolah terkait zatE penelantaran anak atau
rumah tangga$
:. Penggunaan zat berulang pada situasi yang secara fisik berbahaya "cth'
mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin saat sedang mengalami
hendaya akibat penggunaan zat$
&. +asalah hukum berulang terkait zat "cth' penahanan karena perilaku kacau
terkait zat$
?. Penggunaan zat berlan%ut meski memiliki masalah social atau interpersonal
yang persisten atau rekuren yang disebabkan atau dieksaserbasi oleh efek zat
"cth' berselisih dengan pasangan tentang konsekuensi intoksikasi, perkelahian
fisik$
!. /e%ala tidak memenuhi kriteria ketergantungan zat untuk kelas zat ini
(ari American Psychiatric Association. (iagnostic and #tatistical manual of +ental
(isorder. ?thed. )e4isi teks. Bashington, (< ' American Psychiatric AssociationE
copyright :666, dengan izin.
=riteria (#+-2) untuk =etergantungan Zat
#uatu pola maladapti4e penggunaan zat, yang menimbulkan hendaya atau penderitaan
yang secara klinis signifikan, yang dimanifestasikan oleh tiga "atau lebih$ hal berikut,
ter%adi dalam periode 0: bulan yang sama'
0$ 2oleransi, seperti didefinisikan salah satu di bawah ini '
a$ =ebutuhan untuk terus meningkatkan %umlah zat untuk mencapai intoksikasi
atau efek yang diinginkan
b$ Penurunan efek yang sangat nyata dengan berlan%utnya penggunaan zat dalam
%umlah yang sama
:$ Putus zat, seperti dimanifestasikan salah satu hal berikut '
a$ =arakteristik sindrom putus zat untuk zat tersebut "mengacu kriteria A dan !
untuk keadaan putus zat dari suatu zat spesifik$b$ Zat yang sama "atau berkaitan erat$ dikonsumsi untuk meredakan atau
4
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
5/36
menghindari ge%ala putus zat
&$ Zat sering dikonsumsi dalam %umlah lebih besar atau dalam periode yang lebih
lama daripada seharusnya
?$ 2erdapat keinginan persisten atau ketidakberhasilan upaya untuk mengurangi atau
mengendalikan penggunaan zat@$ +enghabiskan banyak waktu melakukan akti4itas yang diperlakukan untuk
memeroleh zat "cth' mengun%ungi banyak dokter atau berkendara %arak %auh$,
menggunakan zat "cth' merokok Fseperti kereta apiG$, atau untuk pulih dari
efeknya
8$ +engorbankan atau mengurangi akti4itas rekreasional, peker%aan, atau social
yang penting karena penggunaan zat
1$ Penggunaan zat berlan%ut meski menyadari masalah fisik atau psikologis rekuren
yang dialami mungkin disebabkan atau dieksaserbasi zat tersebut "cth' saat inimenggunakan kokain walau menyadari adanya depresi terinduksi kokain atau
minum berkelan%utan meski mengetahui bahwa ulkus akan men%adi lebih parah
dengan konsumsi alcohol$
2entukan apakah '
Dengan e!ergan!"ngan #isiologis ' bukti adanya toleransi atau putus zat
"adanya item 0 atau :$
Tan$a e!ergan!"ngan #isiologis' tidak adanya bukti toleransi atau putus zat
"item 0 atau : tidak terpenuhi$
Penentu per%alanan waktu'
Remisi $en"h %ini
Remisi $arsial %ini
Remisi $en"h &erelan'"!an
Remisi $arsial &erelan'"!an
Dalam !era$i agonis
Dalam ling"ngan !eron!rol
(ari American Psychiatric Association. (iagnostic and #tatistical manual of +ental
(isorder. ?thed. )e4isi teks. Bashington, (< ' American Psychiatric AssociationE
copyright :666, dengan izin.
tiologi
0. *actor Psikodinamik
5
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
6/36
=isaran teori psikodinamik tentang penyalahgunaan zat mencerminkan
berbagai teori popular selama 066 tahun terakhir. +enurut teori klasik,
penyalahgunaan zat merupakan eki4alen masturbasi, defense terhadap impuls
ansietas atau manifestasi regresi oral "dependensi$. *ormulasi psikodinamik terkini
menghubungkan penggunaan zat dengan depresi atau menangani penggunaan zat
sebagai refleksi fungsi ego yang terganggu "ketidakmampuan mengatasi
kenyataan$
:. 2eori Perilaku
!eberapa model perilaku penyalahgunaan zat memfokuskan pada perilaku
mencari zat dibanding pada ge%ala dependensi fisik. #ebagaian besar
penyalahgunaan zat menimbulkan pengalaman positif setelah penggunan pertama,
dan oleh karena itu, zat tersebut bertindak sebagai penguat positif perilaku mencari
zat.
&. *actor /enetic
!ukti kuat dari penelitian terhadap anak kembar, anak adopsi, dan saudara
kandung yang dibesarkan secara terpisah mengindikasikan bahwa kausa
penyalahgunaan alcohol memiliki komponen genetic. 2ipe lain penyalahgunaan zat
atau ketergantungan zat %uga mungkin memiliki pola genetic dalam
perkembangannya. Para peneliti barubaru ini menggunakan pembatasan
polimorfisme pan%ang fragmen dalam studi mengenai penyalahgunaan zat dan
ketergantungan zat, dan baru sedikit laporan keterkaitan pembatasan polimorfisme
pan%ang fragmen yang dipublikasikan.
?. *actor Neurokimiawi
a. )eseptor dan system reseptor
(engan pengecualian alcohol, para peneliti telah mengidentifikasi
neurotransmitter atau reseptor neurotransmitter terentu yang terlibat dengan
sebagian besar zat yang disalahgunakan. #e%umlah peneliti mendasarkan studi
mereka pada hipotesis tersebut' sebagai contoh, opiod, beker%a sebagai reseptor
opiod. #eseorang dengan akti4itas opioid endogen yang terlalu sedikit
"contohnya konsentrasi endorphin yang rendah$ atau dengan akti4itas antagonis
opiod endogen yang terlalu banyak mungkin berisiko mengalami
ketergantungan opioid. !ahkan pada orang dengan fungsi reseptor endogen dan
6
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
7/36
konsentrasi neurotransmitter yang benarbenar normal, penyalahgunaan %angka
pan%ang suatu zat tertentu pada akhirnya mungkin akan memodulasi system
reseptor di otak sehingga zat eksogen dibutuhkan untuk mempertahankan
homeostatis. Proses pada tingkat reseptor semacam itu mungkin men%adi
mekanisme untuk membentuk toleransi di dalam system saraf pusat. Namun,
untuk menun%ukkan adanya modulasi pelepasan neurotransmitter dan fungsi
reseptor neurotransmitter terbukti sulit, dan penelitian terkini memfokuskan
efek zat pada sistem second messenger dan pada regulasi gen.
b. Jaras dan neurotransmitter
Neurotranmiter utama yang mungkin terlibat dalam perkembangan
penyalahgunaan dan ketergantungan zat adalah opioid, katekolamin
"terutama dopamine$, dan sistem asam aminobutirat. Neuron yang
terutama penting adalah neuron dopaminergic pada area tegmental 4entral.
Neuron ini berproyeksi ke region kortikal dan limbik, terutama nucleus
akumbens. Jaras ini mungkin terlibat dalam sensasi akan penghargaan dan
mungkin men%adi mediator utama efek zat seperti amfetamin dan kokain.
okus seruleus, kelompok neuron adrenergic terbesar, mungkin memerantai
efek opiate dan opioid. Jaras ini secara kolektif disebut sebagai sirkuitpenghargaan otak.
:. Jenis Jenis NAPZA '
Narkotika
!erdasarkan IndangIndang Narkotika No. ::701, narkotika dibagi men%adi &
golongan, yaitu '0. Narkotika /olongan - ' hanya digunakan untuk ilmu pengetahuan , tidak untuk
terapi, potesi sangat tinggi untuk menyebabkan ketergantungan "contohnya '
heroin, kokain, gan%a$
:. Narkotika golongan -- ' digunakan untuk terapi pilihan terakhir dan -P2=,
berpotensi tinggi untuk menyebabkan ketergantungan "contohnya ' morfin,
petidin$
&. Narkotika golongan --- ' digunakan untuk terapi dan -P2=, berpotensi ringan
untuk menyebabkan ketergantungan "contohnya ' kodein$.
Psikotropika
2erdiri dari ? golongan '
7
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
8/36
0. /olongan - ' Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tu%uan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
9/36
c. /olongan < ' kadar etanol :6 D ?@ K " Bhisky, odca, +anson House,
Johny Balker $.
:. -nhalasi " gas yang dihirup $ dan sol4en " zat pelarut $ mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. ang sering disalahgunakan adalah ' em,
2iner, Penghapus
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
10/36
dapat mematikan. -nilah alasan barbiturate merupakan obat yang paling
digunakan dalam usaha bunuh diri. Penghentian penggunaannya secara
mendadak dapat menyebabkan ke%angke%ang.
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
11/36
Nikotin adalah zat adiktif yang ter%adi secara alami dalam tembakau.
Nikotin merupakan bahan aktif dalam asap tembakau. Nikotin ini memiliki
bau ta%am dan rasa yang ta%am pula. Nikotin didefinisikan sebagai zat yang
beracun, berminyak, berwarna kuning pucat yang berubah warna men%adi
coklat setelah terpapar udara. (alam bentuk terkonsentrasi, bahan kimia ini
digunakan sebagai insektisida ampuh.
c. Amphetahamine
!entuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan, digunakan
dengan cara dihirup. #edangkan yang berbentuk tablet biasanya diminum
dengan air. Ada dua %enis amphetamine, yaitu '
0$ +(+A" methylene dio9y methamphetamine$, dikenal dengan nama
ekstasi. 2erdiri dari berbagai macam %enis antara lain ' white doft, pink
heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pila tau kapsul.
:$ +ethamfetamin ice, dikenal sebagai shabu.
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
12/36
2ermasuk dalam golongan halusinogen, bentuk yang bias didapatkan
seperti kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam
banyak warna dan gambar, ada %uga yang berbentuk pil, kapsul.
BAB III
PE(BAHASAN
0. !eberapa gangguan berdasarkan beberapa %enis NAPZA
/angguan terkait alkohol
12
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
13/36
+eski penyalahgunaan dan ketergantungan alcohol biasanya disebut
alkoholisme, (#+-2) tidak menggunakan istilah itu karena tidak
menggambarkan definisi yang tepat.
0. pidemiologi
=urang lebih &6 sampai ?@ persen semua orang dewasa di Amerika
#erikat pernah mengalami sedikitnya satu episode singkat permasalahan terkait
alcohol, umumnya suatu episode amnesik terinduksi alcohol seperti blackout,
mengendarai sepeda motor saat terintoksikasi, atau membolos sekolah atau
ker%a karena minum berlebihan.
:. =omorbiditas
(iagnostic psikiatri yang paling sering dikaitkan dengan gangguan
terkait alcohol adalah gangguan terkait zat lainnya, gangguan kepribadian
antisosial, gangguan mood, fan gangguan ansietas. +eski datanya agak
kontro4ersial, sebagian besar menyatakan bahwa orang dengan gangguan
terkait alcohol memiliki angka bunuh diri yang secara nyata lebih tinggi
dibandingkan populasi umum.
a. /angguan kepribadian antisosial
Hubungan antara gangguan kepribadian antisosial dan gangguan
terkait alcohol telah sering dilaporkan.
b. /angguan mood
#ekitar &6?6 persen orang dengan gangguan terkait alcohol
memnuhi kriteria gannguan depresi mayor pada suatu waktu dalam
hidupnya. !eberapa studi menun%ukkan bahwa orang dengan diagnosis
gangguan terkait alcohol sekaligus gangguan depresi memiliki konsentrasi
metabolit dopamine "asam homo4anilat$ dan asam aminobutirat "/A!A$
pada cairan serebrospinal.
c. /angguan ansietas
!anyak orang menggunakan alcohol untuk khasiatnya meredakan
ansietas. #e%umlah data mengindikasikan bahwa alcohol mungkin
digunakan sebagai upaya mengobati sendiri ge%ala agoraphobia atau fobia
13
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
14/36
social, namun suatu gangguan terkait alcohol mungkin mendahului
timbulnya gangguan panic atau gangguan ansietas menyeluruh.
d. !unuh diri
*aktor yang dikaitkan dengan bunuh diri di antara orang dengan
gangguan terkait alcohol mencakup adanya episode depresi mayor, sistem
pendukung psikososial yang lemah, kondisi medis serius yang ter%adi
bersamaan, pengangguran, dan tinggal sendiri.
&. fek Alkohol
-stilah alcohol meru%uk pada suatu kelompok besar molekul organic
yang memiliki gugus hidroksil melekat pada atom karbon %enuh. til alcohol,
disebut %uga dengan etanol, merupakan bentuk alcohol yang paling lazim,
biasanya disebut dengan alcohol minuman.
a. Absorpsi
#ekitar 06 persin alcohol yang dikonsumsi diabsorbsi melalui
lambung, sisanya melalui usus halus. #ekali diabsorbsi dalam aliran darah,
alcohol akan didistribusikan ke seluruh %aringan tubuh. =arena alcohol
secara menyeluruh terlarut dalam cairan tubuh, %aringan yang mengandungproporsi yang tinggi mendapat alcohol dalam konsentrasi tinggi.
b. +etabolisme
#ekitar 6 persen alcohol yang diabsorbsi dimetabolisme melalui
oksidasi di heparE 06 persen sisanya dieksresi tanpa mengalami perubahan
oleh gin%al dan paru. Alcohol dimetabolisme oleh dua enzimE alcohol
dehydrogenase "A(H$ dan aldehid dehydrogenase.
c. fek pada otak
d. fek perilaku
e. fek tidur
?. /ambaran gangguan mental dan perilaku
Penyalahgunaan alcohol dapat menimbulkan gangguan mental organic
yaitu gangguan dalam fungsi berfikir, berperasaan, dan berprilaku. /angguanmental organic ini disebabkan reaksi langsung alcohol pada neurotransmitter
14
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
15/36
selsel saraf pusat. =arena sifat adiktifnya itu, maka orang yang meminumnya
lamakelamaan tanpa disadari akan menambah takaran7dosis sampai pada dosis
keracunan "intoksikasi$ atau mabuk. /anggua mental organic memiliki ge%ala
ge%ala sebagai berikut'
a. 2erdapat dampak berupa perubahan perilaku, misalnya perkelahian dan
tindak kekerasan lainnya, ketidakmampuan menilai realitas dan gangguan
dalam fungsi social dan peker%aan "perilaku maladapti4e$
b. 2erdapat ge%ala fisiologik sebagai berikut'
0$ Pembicaraan cadel "slurred speech$
:$ /angguan koordinasi
&$
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
16/36
#ebagian besar orang dengan ketergantungan alcohol memiliki
ge%ala yang relati4e ringan bila berhenti minum. Jika kondisi kesehatan
pasien relati4e baik, maka sindrom putus obat hanya berupa flu ringan.
/angguan terkait amfetaminAmfetamin adalah salah satu obat terlarang. -nikasi yang disetu%ui saat ini
oleh food and drug administration "*(A$ untuk amfetamin terbatas pada gangguan
pemusatan perhatian7hiperakti4itas dan narkolepsi. Amfetamin %uga digunakan
untuk penanganan obesitas, depresi, distimia, sindrom kelelahan kronik, A-(#, dan
neurasthenia sebagai terapi a%u4an untuk depresi yang reisten terapi obat. &
Amfetamin utama saat ini tersedia dan digunakan di A# adalah
dekstroamfetamin "(e9edrine$, metafetamin "(eso9yn$, campuran garam
dekstroamfetaminamfetamin "Adderall$, dan metilfenidat ")italin$. Cbatobat ini
memiliki nama %alanan seperti, es, =ristal, crystal meth, dan speed. #ebagai suatu
kelas umum, golongan amfetamin %uga disebut analeptic, simpatomimetik,
stimulant, dan psikostimulan. Amfetamin biasa digunakan untuk meningkatkan
kiner%a dan membangkitkan perasaan euphoria, contohnya pada pela%ar yang
menghadapi u%ian, supir truk, pembisnis dengan waktu yang padat, serta atlet
dalam kompetisi. +eski efek adiktifnya tidak seperti kokain, amfetamin kurang
lebih dapat disebut obat adiktif.
0. Neurofarmakologi
Amfetamin klasik "dekstroamfetamin, metamfetamin, dan metilfenidat$
yang digunakan secara intra 4ena menimbulkan efek primer dengan
menyebabkan pelepasan katekolamin, terutama dopamine, dari terminal
prasinaptik. feknya terutama paten untuk neuron dopaminergic yang ber%alan
dari area tegmental 4entral ke korteks serebri dan area limbik. Jaras ini disebut
sebagai %aras sirkuit reward dan akti4itasnya mungkin men%adi mekanisme
adiktif utama untuk amfetamin.
Amfetamin desainer "cth' +(+A, +(A, ++(A, dan (C+$
menyebabkan pelepasan katekolamin "dopamine dan norepineprin$ serta
serotonin, neurotransmitter yang dianggap sebagai %aras neurokimiawi utama
untuk halusinogen. Cleh karena itu, efek klinis amfetamin desainer merupakan
campuran efek amfetamin klasik dan halusinogen.
:. =etergantungan amfetamin dan penyalahgunaan amfetamin
16
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
17/36
=riteria (#+-2) untuk ketergantungan dan penyalahgunaan dapat
diterapkan pada amfetamin dan zat terkait. =etergantungan amfetamin dapat
mengakibatkan penurunan spiral yang cepat dari kemampuan seseorang untuk
menghadapi kewa%iban dan stress yang berkaitan dengan keluarga dan
peker%aan. #eseorang yang menyalahgunakan amfetamin membutuhkan dosis
tinggi amfetamin yang semakin meningkat untuk memeroleh rasa tinggi "high$
yang biasa, dan tanda fisik penyalahgunaan amfetamin "contohnya penurunan
berat badan dan ide paranoid$ hamper selalu timbul dengan diteruskannya
penyalahgunaan.
&. /ambaran klinis
Pada orang yang sebelumnya tidak pernah menginsumsi amfetamin,
dosis tunggal @ mg meningkatkan perasaan sehat dan menginduksi elasi,
euphoria, dan rasa bersahabat. (osis kecil umumnya memperbaiki atensi dan
meningkatkan kiner%a pada tugas tertulis, oral, dan penampilan. Juga terdapat
penurunan kelelahan, induksi anoreksia, dan peningkatan ambang nyeri yang
dikaitkan dengan hal ini. fek tak diinginkan timbul akibat penggunaan dosis
tinggi dalam periode lama.
/e%alage%ala
a. /e%ala psikologik
0$ Agitasi psikomotor. ang bersangkutan berprilaku hiperaktif, tidak
dapat diam selalu bergerak
:$ )asa gembira "elation$. ang bersangkutan dalam suasana gembira
yang berlebihan, seringkali lepas kendali dan melakukan tindakan
tindakan yang bersifat asusila.
&$ Harga diri meningkat
?$ !anyak bicara
@$ Paranoid
8$ Halusinasi penglihatan
17
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
18/36
b. /e%ala fisik
0$ Jantung berdebardebar "palpitasi$
:$ (ilatasi pupil
&$ Hipertensi
?$ =ertingat berlebihan atau kedinginan
@$ +ual dan muntah
c. 2ingkah laku maladapti4e, seperti perkelahian
d. /angguan dilusi "waham$ yang ditandai dengan'
0$ Baham ke%aran yaitu paranoid bahwa dirinya terancam
:$ =ecurigaan terhadap lingkungan sekitar menyangkut dirinya sendiri
&$ Agresi4itas dan sikap bermusuhan
?$ =ecemasan dan kegelisahan
@$ Agitasi psikomotor
?. Penanganan dan rehabilitasi
Penanganan gangguan terkait amfetamin bersama dengan gangguan
terkait kokain samasama mengalami kesulitan dalam membantu pasien untuk
tetap abstinensi dari zat, yang sangat memperkuat dan menginduksi ketagihan.
#ituasi rawat inap dan penggunaan metode terapeutik multiple "psikoterapi
indi4idual, keluarga, dan kelompok$ biasanya dibutuhkan untuk mencapai
abstinensi seterusnya. Penanganan gangguan spesifik terinduksi amfetamin
seperti gangguan psikotik. Antipsikotik dapat diresepkan untuk beberapa hari
pertama. !ila tidak ada psikosis, diazepam berguna untuk menangani agitasi
dan hiperakti4itas pasien.
/angguan terkait kanabis "gan%a$
0. Neurofarmakologi
18
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
19/36
)eseptor spesifik untuk kanabitol telah diidentifikasi, diklon,
dikarakterisasi. )esptor kanabinoid ditemukan dalam konsentrasi tinggi di
ganglia basalis, hipokampus, dan serebelum, dengan konsentrasi rendah di
korteks serebri, kanabis tidak ditemukan di batang orak, fakta yang konsisten
dengan efek minimal kanabis terhadap fungsi respirasi dan kardiak.
:. (iagnosis dan gambaran klinis
fek fisik kanabis paling sering adalah dilatasi pembuluh darah
kon%ungti4a "mata merah$ dan takikardi ringan. Pada dosis tinggi, hipotensi
ortostatik dapat timbul. Peningkatan nafsu makan, mulut kering merupakan
efek lazim intoksikasi kanabis. *akta bahwa tidak pernah ada kasus kematian
akibat intoksikasi kanabis yang tedokumentasi dengan %elas mencerminkan
kurangnya efek zat terhadap la%u respirasi. fek simpang potensial paling serius
penggunaan kanabis adalah yang disebabkan penghirupan hidrokarbon
karsinogenik yang sama dengan yang ada pada tembakau kon4ensional, dan
beberapa data mengindikasikan bahwa pengguna berat kanabis berisiko
mengalami penyakit repsiratori kronik dan kanker paru.
!anyak laporan mengindikasikan bahwa penggunaan kanabis %angka
pan%ang menyebabkan atrofi serebri, kerentanan terhadap ke%ang, kerusakan
kromosom, defek lahir, reakti4itas imun terganggu, perubahan konsentrasi
testosterone, dan disregulasi siklus menstruasi.
&. =etegantungan kanabis dan penyalahgunaan kanabis
(#+-2) nenyertakan diagnosis ketergantungan kanabis dan
penyalahgunaan kanabis. (ata eksperimental %elas menun%ukkan adanya
toleransi terhadap berbagai efek kanabis, namun data tersebut kurang
mendukung eksistensi ketergantungan fisik. =etergantungan psikologisterhadap penggunaan kanabis dapat timbul pada pengguna %angaka pan%ang.
?. /e%ala
a. Jantung berdebardebar
b. /e%ala psikologik
0$ uphoria
:$ Halusinasi dan delusi
19
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
20/36
&$ Perasaan waktu berlalu lambat
?$ Apatis
c. /e%ala fisik
0$ +ata merah
:$ Nafsu makan bertambah
&$ +ulut kering
?$ Perilaku maladaptif
/angguan terkait kokain
=okain adalah alkaloid yang didapatkan dari semak rythro9ylon coca, asli
dari Amerika atin. Zat ini masih digunakan untuk anastesi local, terutama untuk
pembedahan mata, hidung, dan tenggorok, karena efek 4asokonstriktif dan
analgesic yang bermanfaat. Pada tahun 00?, efek sampingnya dan adiktifnya
diketahui, kokain diklasifikasikan sebagai narkotika bersama dengan morfin dan
heroin.
0. =omorbiditas
#eperti gangguan terkait zat lain, gangguan terkait kokain sering dosertai
gangguan psikiatri tambahan. 2imbulnya gangguan mood dan gangguan terkait
alcohol biasanya menyertai awitan gangguan terkait kokain, sementara
gangguan ansietas, gangguan kepribadian antisosial, dan gangguan pemusatan
perhatian dianggap mendahului timbulnya gangguan terkait kokain.
:. Neurofarmakologi
Aksi farmakodinamik utama kokain yang berkaitan dengan efeknya
terhadap perilaku adalah blockade kompetitif reuptake dopamine oleh
transporter dopamine. !lockade ini meningkatkan konsentrasi dopamine di
celah sinap dan menyebabkan peningkatan reseptor dopamine.
+eskipun efek perilaku terutama disebabkan blockade reuptake
dopamine, kokain %uga menghambat reuptake katekolamin utama lain,
norepineprin serta serotonin, efek perilaku yang berkaitan dengan akti4itas ini
semakin mendapat perhatian dan literature ilmiah. Hasil dari sebagian besar
20
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
21/36
studi secara umum menun%ukkan bahwa kokain dikaitkan dengan penurunan
aliran darah serebri dan mungkin disertai munculnya area penurunan konsumsi
glukosa yang berbercak
&. (iagnosis dan gambaran klinis
(#+-2) mendaftar banyak gangguan terkait kokain tapi hanya
merinci kriteria diagnosis intoksikasi kokain dan keadaan putus kokain.
=riteria diagnosis untuk gangguan terkait kokain lain terdapat dalam bagian
(#+-2) yang memfokuskan pada ge%ala utamasebagai contoh, gangguan
mood terinduksi kokain pada bagian gangguan mood.
?. =etergantungan dan penyalahgunaan kokain
#ecara klinis dan praktis, ketergantungan kokain dan penyalahgunaan
kokain dapat dicurigai pada pasien yang menun%ukkan perubahan kepribadian
yang tidak dapat di%elaskan. Perubahan umum yang disebabkan oleh
penggunaan kokain adalah iritabilitas, terganggunya kemampuan
berkonsentrasi, perilaku kompulsif, indomnia berat dan pernurunan berat
badan.kolega di tempat ker%a dan anggota keluarga dapat mengenali
ketidakmampuan seseorang yang semakin meningkat untuk menger%akan tugas
yang diharapkan yang berhubungan dengan kehidupan keluarga atau peker%aan.
Pasien mungkin menun%ukkan bukti baru meningkatnya hutang atau
ketidakmampuan membayar tihan tepat waktu karena besarnya %umlah uang
yang digunakan untuk membeli kokain. Penyalahgunaan kokain sering menarik
diri dari situasi social atau peker%aan tiap &686 menit untuk mencari tempat
tersembunyi untuk menghirup lebih banyak kokain. Cleh karena 4asokonstriksi
kokain, pengguna hamper selalu mengalami kongesti nasal, yang mungkin
diobati sendiri dengan semprotan dekongestan.
@. /e%alage%ala
a. Agitasi psikomotor
b. )asa gembira
c. )asa harga diri yang meningkat "o4er confidence$
d. !anyak bicara
21
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
22/36
e. =ewaspadaan meningkat
f. Palpitasi
g. (ilatasi pupil
h. Hipertensi
i. !erkeringat berlebihan
%. +ual dan muntah
k. Perilaku maladaptif
/angguan terkait halusinogen
Halusinogen adalah zat alami dan sintetik yang disebut dengan berbagai
istilah psikedelik atau psikotomimetik karena, selain menginduksi halusinasi,
halusinogen %uga menyebabkan hilangnya kontak dengan realitas dan suatu
pengalaman kesadaran yang meluas dan meningkat.halusinogen diklasifikasikan
sebagai /olongan -. Halusinogen klasik terdapat secara alamiah adalah psilocybin
"dari semacam %amur$ dan mescaline " dari kaktus$. Halusinogen sintetik klasik
dalah asam lisergat dietilamid "#($.
0. Neurofarmakologi
+eskipun sebagian besar zat halusinogenik ber4ariasi efek
farmakologisnya, #( dapat berfungi sebagai prototype halusinogenik. fek
farmakodinamik #( masih kontro4ersial, meskipun disepakati secara umum
bahwa obat tersebut beker%a pada sistem serotonergic, baik sebagai antagonis
maupun agonis. (ata saat ini menun%ukkan bahwa #( beker%a sebagai agonis
pasrsial pada resptor serotonin pascasinap.
:. =etergantungan halusinogen dan penyalahgunaan halusinogen
Penggunaan halusinogen %angka pan%ang %arang ter%adi. +eski
ketergantungan psikologis ter%adi, hal tersebut %arangm sebagian karena tiap
pengalaman #( berbeda dan sebagian karena tidak ada euphoria yang yang
dapat diandalkan.
/angguan terkait nikotin
22
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
23/36
0. pidemiologi
BHC memperkirakan terdapat 0 milyar perokok di seluruh dunia dan
mereka merokok 8 triliyun rokok kretek7 tahun. BHC %uga memperkirakan
bahwa tembakau membunuh lebih dari & %uta orang tiap tahun.
:. Neurofarmakologi
=omponen psikoaktif tembakau adalah nikotin, yang mempengaruhi
sistem saraf pusat dengan beker%a sebagai agonis pada reseptor asetilkolin
subtype nikotinik, sekitar :@K nikotin yang dihirup saat merokok mencapai
aliran darah, dan melalui pembuluh darah tersebut nikotin dapat mencapai otak
dalam 0@ detik. Baktu paruh nikotin adalah sekitar : %am. Nikotin diyakini
menggMhasilkan sifat penguat positif dan adiktif dengan mengakti4asi %aras
dopaminergic yang ber%alan dari areategmental 4entrak ke korteks serebri dan
sistem limbik. #elain mengakti4asi sistem rewatd dopamine, nikotin
menyebabkan peningkatan konsentrasi norepineprin dan epineprin yang
bersikulasi meningkatkan 4asopressin, endirfin, hormone adrenokortikotropik,
dan kortisol. Hormonehormon ini dianggap berperan dalam efek stimulatorik
dasar nikotin terhadap ##P.
&. /ambaran klinis
#ecara prilaku, efek stimulatorik nikotik menimbulkan peningkatan
atensi, pembela%ran, waktu reaksi, dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Pengguna tembakau %uga melaporkan bahwa merokok kretek meningkatkan
mood, menurunkan ketegangan, dan mengurangi perasaan depresi.hasil studi
tentang efek nikotin pada aliran darah otak menemukan bahwa pa%anan
nikotin%angka pendek meningkatkan aliran darah otak tanpa mengubah
metabolism oksigen otak, namun %angka pan%ang akan menurunkan aliran darah
otak. !ertentangan dengan efek stimulatorik terhadap ##P, nikotin beker%a
sebagai relaksan otot skeletal.
/angguan terkait opioid
=etergantungan opioid merupakan suatu kumpulan ge%ala fisiologi,
perilaku, dan kognitif yang bersamasama mengindikasikan penggunaan berulang
dan berkelan%utan zat opioid meski masalah signifikan yang berkaitan dengan
penggunaan tersebut. Penyalahgunaan opioid adalah istilah yang digunakan untuk
23
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
24/36
meru%uk suatu pola penggunaan zat opioid maladapti4e yang mengarah ke hendaya
atau gangguan signifikan secara klinis dan ter%adi dalam perode 0: bulan, namun
ge%alanya tidak pernah memenuhi kriteria ketegantungan obat.
0. Neurofarmakologi
)eseptor opioid diperantarai reseptor opioid. )eseptor terslibat dalam
regulasi dan mediasi analgesia, depresi napas, konstipasi, dan ketergantungan,
reseptor opioidO dengan analgesic, diuresis dan sedasi, serta reseptor opioid
mungkin dengan analgesia. Cpioid mempengaruhi endorphin, dan sebagai
dopaminergic dan noradrenergic. Heroin adalah opioid yang paling sering
disalahgunakan dan lebih poten serta larut dalam lemak dibandingkan morfin.
=arena sifatsifat tersebut, heroin melintasi sawar darah otak lebih cepat
dibandingkan dengan morfin
:. /ambaran klinis
Cpioid dapat dikonsumsi per oral, dihirup secara intranasal, dan
diin%eksikan secara - atau subkutan. Cpioid secara sub%ektif bersifat adiktif
karena melalui sensasi tinggi euforik yang dialami pengguna, terutama mereka
menginsumsi zat secara -. /e%ala tekait mencakup perasaan hangat, rasa berat
di ekstremitas, mulut kering, wa%ah gatal, dan wa%ah memerah. uphoria awal
diikuti oleh periode sedasi, dikenal dalam istilah %alanan sebagai nodding off.
Penggunaan opioid dapat menginduksi disforia, mual, muntah, pada orang yang
belum pernah mengonsumsi opioid sebelumnya. fek fisik opioid meliputi
depresi napas, konstriksi pupil, kontraksi otot polos "termasuk ureter dan
kandung empedu$, konstipasi, perubahan tekanan darah, denyut %antung, dan
suhu tubuh. fek depresi napas diperantarai pada tingkat batang otak.
/angguan terkait sedatif, hipnotik, atau ansiolitik
Cbat yang dikaitkan dengan kelas gangguan terkait zat ini adalah golongan
benzodiazepine "cth. (iazepam, flunitrazepam, barbiturate$ dan zat lirbarbiturat,
yang meliputi metakualon dan meprobamat. -ndikasi nonpsikiatri utama untuk
obatobatan ini adalah untuk antiepileptic, relaksan otot, anastetik, dan a%u4an
anestetik. Alcohol dan semua obat dari kelas ini memiliki toleransi silang, dan
efeknya adiktif. =etergantungan fisik dan psikologis ter%adi pada semua %enis obat,
dan semua dikaitkan dengan ge%ala putus obat.
24
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
25/36
#edati4e adalah obat yang mengurangi ketegangan sub%ektif dan
menginduksi ketenangan mental. Hipnotik adalah obat yang digunakan untuk
menginduksi tidur
0. Neurofarmakologi
Cbat ini memiliki efek primer terhadap kompleks reseptor /A!A, yang
memuat kanal ion klorida, situs pengikat /A!A. fek dari obat ini adalah
meningkatkan afinitas reseptor /A!A dan meningkatkan aliran ion klorida
melalui kanal ke dalam neuron. -nflu9 dari ion klorida yang bermuatan
negati4e ke dalam neuron bersifat inhibitorik, dan menyebabkan hiperpolarisasi
neuron secara relati4e terhadap ruangan ekstraseluler.
:. /e%ala
a. /e%ala psikologik
0$ mosi labil
:$ Hilangnya hambatan seksual
&$ +udah tersinggung dan marah
?$ !ica melantur
b. /e%ala neurologic
0$ Pembicaraan cadel
:$ /angguan koordinasi
&$
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
26/36
sehingga kiner%a otak berubah secara dinamik sesuai dengan konstalasi
neurotransmitter.
=eberadaan neurotransmitter dapat di pengaruhi pada proses sintesis,
penyimpanan, pelepasan dan metabolism. #emua pust pusat otak di hubungkan oleh
%alur eksitatori dan inhibitori di mana neurotransmitter dari eksitatori yaitu'
(opamine, Asetilcolin, Norefinefrin, #erotonin, /lutamate , Aspartat, histami
sedangkan inhibitori yaitu /A!A, /lisin.
(i kedua %alur ini tempat beker%anya NAPZA contohnya seperti golongan
depresan dapat berikatan dengan reseptor inhibitori dan menekan neurotransmitter
eksitatori akibatnya inhibitori lebih dominan sehingga ter%adi homeostasis, ketika obat
anti depresan tidak di gunakan lagi akan menyebabkan kenaikan drastic
neurotransmitter eksitatori seperti' #erotonin berfungsi untuk mengatur nafsu makan, tidur, memori dan
pembela%aran, suhu, mood, perilaku, kontraksi otot, dan fungsi sistem
kardio4askular dan sistem endokrin, serotonin adalah neurotransmitter
monoamina. =ebanyakan diproduksi oleh dan ditemukan di usus "sekitar 6K$,
dan sisanya di pusat neuron sistem saraf.
(ari peneltian terbaru %uga didapatkan bahwa serotonin bersamasama dengan
asetilkolin dan norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang
dilepaskan pada u%ungu%ung saraf enteric. =ebanyakan nuclei rafe akan
mensekresi serotonin yang membantu dalam pengaturan tidur normal. Pada
penggunaan napza ini terganggu sehingga pola tidur %uga terganggu
#erotonin mempengaruhi nafsu makan dan mood. Jika kurang akan membuat
sedih, lemah, malas. Jika berlebihan akan membuat beringas dan hiperaktif.
Asetilkolin
Asetilkolin mempengaruhi kemampuan konsentrasi dan bela%ar.
(opamin dan Neropinefrin
(opamin dan Neropinefrin men%aga agar tetap bersemangat, waspada,
termoti4asi, dan kuat men%alani akti4itas.
&. (iagnosis di skenario
Pasien di skenario berusia 01 tahun, merupakan usia rema%a yang cukup rentan
dengan pengaruh dunia luar sehingga pada usia rema%a ini, anak perlu diberikan
26
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
27/36
pengertian yang lebih, dan peran keluarga sangatlah penting. -a datang ke praktik
dokter bersama temannya. Hal ini memberikan petun%uk bahwa keadaannya mulai
gawat. !eberapa keluhan muncul sudah dari beberapa bulan yang lalu dan ketika di
praktik dokter, ia selalu meminta pil fa4oritnya, seperti orang yang ketagihan. (ari hal
ini, kita dapat mengetahui bahwa orang tersebut bukan baru memakai tetapi sudah
mulai memasuki ge%ala putus zat atau withdrawal syndrome. ang perlu kita cari
adalah zat apa yang ia maksud dengan 3Pil *a4oritnya5.
+ulai dari kata pil, berarti zat yang berbentuk selain pil akan kami eliminasi
seperti alcohol, rokok, dan %uga gan%a ataupun kafein. #elan%utnya kita lihat, sesuaikan
dengan kriteria diagnostic yang ada.
O$ioi%)Rela!e% Disor%ers
Opioid Intoxication
Diagnos!i* Cri!eria +
A. )ecent ingestion of an opioid
!.
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
28/36
::.; "*00.0::$ ' Cpioid -nto9ication, Bithout perceptual disturbances, Bith
use disorder, +ild
::.; "*00.:::$ ' Cpioid -nto9ication, Bithout perceptual disturbances, Bith
use disorder, moderate7se4ere
::.; "*00.::$ ' Cpioid -nto9ication, Bithout perceptual disturbances,
Bithout use disorder
Opioid Withdrawal
Diagnos!i* Cri!eria +
A. Presence of either of the following'
0.
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
29/36
Sedative, Hypnotic, or Anxiolytic Withdrawal
Diagnos!i* Cri!eria +
A.
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
30/36
Pengatasan penyalahgunaan obat memerlukan upayaupaya yang terintegrasi,
yang melibatkan pendekatan psikologis, sosial, hukum, dan medis. =ondisi yang perlu
diatasi secara farmakoterapi pada keadaan ketergantungan obat ada dua, yaitu kondisi
in!osiasidan ke%adian munculnya ge'ala $"!"s o&a!"3sakaw5$. (engan demikian,
sasaran terapinya ber4ariasi tergantung tu%uannya'
0. 2erapi pada intoksikasi7o4er dosis tu%uannya untuk mengeliminasi obat dari
tubuh, men%aga fungsi 4ital tubuh
:. 2erapi pada ge%ala putus obattu%uannya untuk mencegah perkembangan ge%ala
supaya tidak semakin parah, sehingga pasien tetap nyaman dalam men%alani
program penghentian obat
Ta&el 1. Ringasan Ten!ang Tera$i In!osiasi
Kelas o&a! Tera$i o&a! Tera$i non)
o&a!
Komen!ar
!enzodiazepin *lumazenil 6,:
mg7min -, ulangi
sampai ma9 & mg
#upport
fungsi 4ital
=ontraindikasi %ika ada
penggunaan 2
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
31/36
mari%uana fungsi 4ital,
Rtalkdown
therapy3
Ta&el ,. Ringasan Ten!ang Tera$i Un!" (enga!asi 4i!h%ra5al S6n%rome
O&a! Tera$i o&a! Komen!ar
!enzodiazepin
"short acting$
=lordiazepoksid @6 mg & 9 sehari atau
lorazepam : mg & 9 sehari, %aga dosis
utk @ hari, kmd tappering
ong acting !Z( #ama, tapi tambah @1 hari utk
tappering
Alprazolam paling sulit dan
butuh wkt lebih lama
Cpiat +ethadon :6;6 mg p.o, taperdengan
@06 mg sehari, atau klonidin : mg7kg
tid 9 1 hari, taperuntuk & hari
berikutnya
%ika metadon gagal
metadon maintanance
program
=lonidin menyebabkan
hipotensi pantau !P!arbiturat 2est toleransi pentobarbital, gunakan
dosis pada batas atas test, turunkan
dosis 066 mg setiap :& hari
+i9edsubstance akukan spt pada long acting !Z(
#timulan
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
32/36
putus obat opioida "opioida withdrawal syndrome$ dengan ge%ala dan tandayang
serupa secara kualitatif tetapi tidak sama secara kuantitatif dibandingkan akibat
antagonis penuh seperti nalokson atau naltrekson. !uprenorfin memberikan beberapa
keuntungan dibandingkan terapi gabung anagonis D antagonis yang digunakan dalam
terapi ketergantungan opioida. =euntungan ini antara lain indeks keamanan yang
lebih besar terhadap ter%adinya depresi pernafasan, tandaotonom dari putus obat
opioidayang lebih ringan, dan efek psikomimetik atau disforik yang lebih ringan.
(engan efek respon opioida ganda maka ketika menghambat efek penggunaan heroin
sampingan, buprenorfin %uga mengurangi penggunaan.
Perem&angan Tera$i
Bithdrawal syndrome adalah ge%alage%ala yang timbul karena putusnya
pemakaian NAPZA. 2erapinya dapat dilakukan baik secara farmakologi maupun
nonfarmakologi. !anyak penelitian yang menemukan penggunaan obatobatan baru
sebagai terapi penyakit ini untuk hasil yang lebih baik. Pada salah satu penelitian yang
dilakukan pada tahun :60: dilakukan perbandingan efikasi dan tingkat keamanan
pada obat yang telah lama digunakan untuk terapi withdrawal syndrome yaitu
methadone dan obat baru yaitu tramadol. (ari hasil penelitian tersebut ditemukan
bahwa tramadol memiliki efek samping yang lebih %arang ter%adi daripada methadone
dengan efekti4itas yang sama dalam mengontrol ge%ala withdrawal syndrome
sehingga tramadol dapat dipertimbangkan sebagai pengganti methadone yang
potensial.
Pada penelitian lain yang dilakukan tahun :600 dengan ob%ek penelitian
berupa ikan zebra dilakukan pengamatan terhadap zat mytraginine dan potensinya
untuk terapi withdrawal syndrome. +ytraginine adalah zat alkaloid yang dapat
ditemukan pada daun tanaman +ytragina sp. yang kemudian digunakan secara luasuntuk meningkatkan pertahanan terhadap kerasnya ge%alage%ala withdrawal
syndrome pada saat rehabilitasi dari penggunaan opiat. Hasil penelitian tersebut
menun%ukkan bahwa pemberian mytraginine pada pasien dengan ge%ala withdrawal
syndrome dapat menurunkan kadar produksi kortikotropin dan prodynorphin pada
otak sehingga dapat menekan stress dan kecemasan yang dipengaruhi oleh hormon
hormon tersebut.
#elama ini obatobatan yang digunakan untuk withdrawal syndrome bertu%uan
untuk mengurangi stress, namun mayoritas obat tersebut akan berefek menekan
32
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
33/36
kemampuan alami pasien untuk mengatasi stress itu sendiri. Cleh karena itu perlu
dilakukan penelitian untuk mengatasinya. Pada penelitian yang dilakukan di Perancis
tahun :600 dilakukan pengamatan pada corticotrophin releasing factor"
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
34/36
dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan
kehidupan yang bermakna di masyarakat. 2ahap ini biasanya berupa kegiatan
konseling, membuat kelompokkelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.
8.
34
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
35/36
BAB I7
PENUTUP
KESI(PULAN
(ari hasil pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa anak tersebut "01 tahun$
mengalami ketergantungan zat terlarang dan mulai muncul ge%ala putus zat. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya ge%alage%ala yang sesuai dengan kriteria diagnostic (#+
"(iagnostic and #tatistical of +ental (isorders$. Anak tersebut mengalami
ketergantungan pada obat sedati4e, hipnotik atau anticemas. Penggunaannya hanya untukkeperluan ilmu pengetahuan dan digunakan untuk pengobatan. )ehabilitasi merupakan
salah satu penatalaksanaan yang dilakukan dalam kasuskasus ketergantungan zat
terlarang. Penurunan dosis secara perlahan dan adanya dukungan dari keluarga serta
terapi psikososial sangat berperan penting dalam proses penyembuhan.
35
-
7/26/2019 Gejala Putus Zat
36/36
DA0TAR PUSTAKA
l4ira, #. (. Hadisukanto, /. ":606$. Buku Ajar Psikiatri FK UI. !adan Penerbit *= I-,Jakarta.
Hawari, (adang. ":60:$.Penyalahgunaan & Ketergantungan NAPA! "disi II#*= I- "hlm '
&18?$, Jakarta.
=aplan, #adock. "01$. $inopsis Psikiatri! "disi Ketujuh! %ilid . !ina rupa aksara, Jakarta.
=aplan, #adock. "01$. $inopsis Psikiatri! "disi Ketujuh! %ilid '. !ina rupa aksara, Jakarta.
+aramis, Billy *. ":66$. (atatan Ilmu Kedokteran %iwa! "disi II# Airlangga Ini4ersity
Press "hlm '&8&;&$, #urabaya.
+aslim, )usdi. ":60&$.)iagnosis *angguan %iwa +ujukan +ingkas PP)*% , III dan )$-
.. !agian -lmu =edokteran Jiwa *= Inika Atma Jaya "hlm ' &?$, Jakarta.
+c=eow, N.J. ":606$. /ithdrawal $yndromes.
http'77emedicine.medscape.com7article7;0@6:o4er4iew . (iakses pada 06 +aret
:60@.
#adock, !en%amin J. ":606$.Kaplan & $adock Buku Ajar Psikiatri Klinis! "disi II. /< "hlm
' ;80?8$, Jakarta.
#uryono siswanto. ":660$.Penanggulangan 0ahaya Narko0a 1 -edia informasi dan edukasi
penyalahgunaan Narko0a. =emitraan Peduli Penanggulangan !ahaya Narkoba,
Jakarta.
http://emedicine.medscape.com/article/819502-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/819502-overview
top related