geomorfo kendal
Post on 04-Aug-2015
172 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PAPER
Geomorfologi Kabupaten Kendal
Disusun Oleh :
Renda Faizal Rachman (21100112140085)
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
NOVEMBER 2012
BAB I
ANALISIS
1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kendal
Kabupaten Kendal terletak pada 109,40' - 110,18' Bujur Timur dan 6,32' -
7,24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten Kendal
meliputi :
Utara : Laut Jawa
Timur : Kota Semarang
Selatan : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung
Barat : Kabupaten Batang
Jarak terjauh wilayah Kabupaten Kendal dari Barat ke Timur adalah sejauh 40
Km, sedangkan dari Utara ke Selatan adalah sejauh 36 Km. Kabupaten Kendal
mempunyai luas wilayah sebesar 1.002,23 Km2 yang terbagi menjadi 20
Kecamatan dengan 265 Desa serta 20 Kelurahan.
Gambar 1 Wilayah Administrasi Kabupaten Kendal
1.2 Iklim dan Cuaca
Mengingat wilayah Kabupaten Kendal yang terbagi menjadi 2 (dua)
daerah dataran, maka kondisi tersebut mempengaruhi kondisi iklim wilayah
Kabupaten Kendal. Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara yang didominasi
oleh daerah dataran rendah dan berdekatan dengan Laut Jawa, maka kondisi
iklim di daerah tersebut cenderung lebih panas dengan suhu rata-rata 27° C.
Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan yang merupakan daerah
pegunungan dan dataran tinggi, kondisi iklim di daerah tersebut cenderung
lebih sejuk dengan suhu rata-rata 25° C.
1.3 Geomorfologi Regional Kabupaten Kendal
Morfologi Kendal dapat dikelompokkan menjadi dua satuan, yaitu satuan
perbukitan bergelombang dan satuan dataran aluvium (Gambar 2). Pembagian
ini terutama didasarkan pada kondisi bentang alamnya.
Gambar 2 Peta Geomorfologi Kabupaten Kendal
a. Struktur Aluvium
Satuan ini terdiri atas satuan dataran pantai, sungai, dan rawa.
Kemiringan lereng berkisar dari datar sampai agak landai, dengan
ketinggian kurang dari 1 m sampai lebih kurang 10 m. Satuan ini disusun
oleh endapan rawa dan sungai yang pada umumnya terdiri atas lempung,
pasir, lanau, lumpur, dan gambut. Secara umum, vegetasinya didominasi
oleh semak dan rawa. Sungai utama yang mengalir di daerah ini adalah
Kali Bodri, Kali Kunto, Kali Blukar, dan Kali Cangkring yang hulu- nya
bersumber dari perbukitan sebelah selatan dan bermuara di pantai utara
Jawa. Material hasil erosi yang kemudian diangkut oleh sungai ini
diendapkan di pantai utara Jawa dan membentuk endapan delta aktif.
Secara umum, terlihat bahwa kerapatan pola aliran yang
berkembang di sebelah timur lebih jarang bila dibandingkan dengan
kerapatan pola aliran di sebelah barat. Di sebelah timur berkembang pola
aliran subparalel - paralel, sedangkan di sebelah barat dan di sebelah
selatan berkembang pola aliran subdendritik - dendritik.
b. Formasi Damar
Formasi Damar tersingkap di sekitar Sungai Damar yang letaknya
sebelah barat daya Kendal. Formasi ini berumur Plio-Plistosen, dan
sedimennya sebagian diendapkan di lingkungan nonmarin, yang
diindikasikan oleh fosil sisa vertebrata. (Thanden, 1996).
Formasi ini terdiri atas batupasir tufan, konglomerat, dan breksi
vulkanik. Batupasir mengandung mineral mafik, felspar, dan kuarsa.
Formasi ini tersebar di sebelah selatan Kendal dengan pola penyebaran
timur – barat.
c. Endapan Alluvium
Endapan Aluvium tersebar cukup luas dan menu- tupi hampir 90%
Kendal. Endapan aluvi- um ini menindih Formasi Damar secara tidak
selaras. Thanden drr. (1996) membedakan endapan aluvium menjadi
endapan dataran pantai, dataran sungai, dan danau. Endapan dataran pantai
umumnya terdiri atas lempung dan pasir, membentuk endapan delta, dan
mencapai ketebalan kurang lebih 80 m. Endapan alur sungai dan danau
terdiri atas kerikil, kerakal, pasir, dan lanau dengan tebal 1 – 3 m.
Gambar 2 Peta Geologi Kabupaten Kendal
BAB II
KESIMPULAN
Pada prinsipnya gaya dan proses yang terdapat dibumi ini dibagi menjadi
dua, yaitu gaya endogen dan gaya eksogen. Gaya endogen merupakan gaya
yang berasal dari dalam bumi dan gaya ini sifatnya membangun misalnya
seperti vulkanisme, gempa bumi dan lain lain. Gaya endogen ini membangun
bumi menjadi bentuk-bentuk lahan seperti bentuk lahan struktural, lipatan
(fold), sesar (fault), kekar (joint), dan sebagainya. Sedangkan gaya eksogen
merupakan gaya yang berasal dari luar bumi dan sifatnya merusak. Gaya
eksogen ini berasal dari presipitasi, air, angin, dan suhu udara. Akibat dari
gaya eksogen ini menjadikan bentuk lahan yang sudah dibangun oleh gaya
endogen dirusak menjadi bentuk lahan lain seperti bentuk lahan aeolin,
denudasional, aluvial, dan lain-lain. Macam-macam dari gaya endogen ini
adalah pelapukan (weathering), pelarutan, gerakan massa (mass movement).
Kondisi Geologi daerah Kendal terdiri dari Aluvium dibagian utara dan
dibagian selatan terdiri dari formasi kerek, formasi kali getas, dan formasi
damar. Masing-masing formasi tersebut mempunyai litologi yang berbeda.
Sedangkan kondisi geomorfologi daerah kendal, terdiri dari perbukitan
dibagian selatan dan dataran aluvial dibagian utara. Sehingga dapat dikatakan
bahwa daerah kendal didominasi oleh dataran aluvial yang mana dahulu pada
zaman kuarter dan tersier merupakan hasil proses sedimentasi, nampak
material batuannya adalah pasir halus, pasir, lempung, dan kerikil.
Dinamika wilayah pesisir kabupaten kendal sangat kompleks, dimana
selalu terjadi adanya perubahan di setiap waktu baik itu sedimentasi, erosi
marin, atau perubahan penggunaan lahan yang diakibatkan oleh artificial
manusia. Hal ini telah diamati dari foto udara dengan multi temporal dalam
artian foto udara tersebut diambil berdasarkan perbedaan waktu. Dari
interpretasi yang dilakukan, bahwa dapat diidentifikasi adanya perubahan
morfologi pantai baik itu berupa sedimentasi dan erosi marin, serta tingkat
jumlah penduduk pesisir relatif meningkat dari tahun ke tahun sehingga dapat
diartikan bahwa wilayah pesisir kabupaten kendal mempunyai perkembangan
yang sangat pesat.
Perkembangan tersebut harus diikuti dengan perencanaan pembangunan
yang baik supaya tidak mengalami masalah ekosistem pantai, dengan
pembangunan yang memperhatikan lingkungan. Sebagian besar wilayah
pesisir kabupaten kendal penggunaan lahannya untuk areal pertambakan dan
sedikit untuk areal pariwisata, dan sebagian kecil lagi untuk permukiman
penduduk.
Dinamika pesisir Kabupaten Kendal sering berubah-rubah, dibagian
wilayah pesisir bagian tengah banyak terjadi sedimentasi pada muara DAS
bodri, sehingga permukaan daratan menjadi bertambah ke arah utara, hal ini
dikarenakan pengelolaan DAS yang kurang baik. Diperlukan adanya
konservasi pada DAS bodri tersebut guna untuk mengurangi dan menghambat
laju sedimentasi.
Sedangkan diwilayah pesisir kabupaten Kendal bagian timur dan barat
sudah banyak mengalami erosi marin, sehingga diperlukan perencanaan untuk
mengahambat proses erosi marin tersebut, yaitu dengan cara soft engieering
atau dengan hard engineering. Soft engineering dapat dilakukan dengan cara
menanam pohon mangrove di daerah shoreline guna mengahambat laju erosi
marin, sedangkan hard engineering dapat dilakukan dengan cara membangun
sea wall (dinding pantai) guna untuk pemerlemah ombak sehingga
mengurangi erosi marin. Melihat dari erosi marine yang belum begitu tinggi,
alangkah baiknya digunakan soft engineering karena selain untuk
menghambat laju erosi marine juga penerapannya dengan memperhatikan dan
memelihara lingkungan, sehingga tidak merusak ekosistem pantai.
Daftar Pustaka
1. Lumbanbatu dan Suyatman. 2007. Evaluasi Awal Kerentanan
Pelulukan/Likuefaksi Daerah Kendal dan Sekitarnya, Jawa Tengah.
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2 No. 3 September 2007: 159-176
2. Tjaturahono, B.S. 2010. Kajian Morfodinamika Pesisir Kabupaten Kendal
Menggunakan Teknologi Penginderaan Jauh Multi Spektral dan Multi
Waktu. Jurnal Geografi, Volume 7 No. 2 Juli 2010
3. http://km.ristek.go.id/index.php/klasifikasi/detail/20526 ( 06 November
2012)
4. http://geologi.iagi.or.id/2010/01/04/geologic-transect-of-central-java-
fieldtrip-bpmigas-27-30-desember-2009/ ( 06 November 2012 )
top related