laporan fieldtrip geomorfo

42
Kata Pengantar Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas praktikum geomorfologi. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala- kendala yang penulis hadapi teratasi. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa sekolah tinggi teknologi nasional. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan laporan saya di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. 1

Upload: arizz-mozaltov

Post on 02-Dec-2015

276 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hasil fieldtrip geomorfologi dalam bentuk laporan resmi untuk menyelesaikan tugas dari praktikum gemorfologi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Kata Pengantar

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan

kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu 

menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas praktikum geomorfologi.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi

teratasi.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi

sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa sekolah tinggi teknologi

nasional. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.

Untuk itu saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan laporan saya di masa yang

akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Yogyakarta , 26 mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

1

Page 2: Laporan Fieldtrip Geomorfo

LEMBAR SAMPUL

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3

1.1. Maksud dan tujuan

3

1.2. Letak dan kesampaian daerah

3

BAB II DASAR TEORI 4

2.1. Bentang alam eolian 4

2.2. Bentang alam struktural 10

2.3. Bentang alam kars 15

BAB III HASIL PENGAMATAN 21

3.1. Bentang alam eolian 21

3.2. Bentang alam struktural 23

3.3. Bentang alam kars 25

BAB IV KESIMPULAN 27

BAB V UCAPAN TERIMA KASIH 28

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN

2

Page 3: Laporan Fieldtrip Geomorfo

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dari fieldtrip geomorfologi ini adalah agar mahasiswa Teknik Geologi

STTNAS Yogyakarta dapat memahami bentang-bentang alam yang ada di permukaan bumi

setelah menerima materi selama praktikum.

Tujuan dari fieldtrip geomorfologi yaitu agar mahasiswa Teknik Geologi STTNAS

Yogyakarta dapat mendeskripsikan atau menginterpretasikan keadaan bentang alam serta

mampu menejelaskan morfogenesanya atau asal mula terjadinya di muka bumi.

1.2. Letak dan Kesampaian Daerah

Letak daerah pengamatan fieldtrip geomorfologi ini berada di Kabupaten Bantul yaitu

pantai Parangkusumo , kecamatan Imogiri dan Kabupaten Gunung Kidul di kecamatan

Panggang Provinsi D.I Yogyakarta. Dengan jarak kira-kira 25km dari kota Yogyakarta.

Lokasi tersebut dsapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua.

Dibeberapa lokasi hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

3

Page 4: Laporan Fieldtrip Geomorfo

BAB II

DASAR TEORI

2.1. BENTANG ALAM EOLIAN

Lahan aeolian merupakan lahan yang terjadi karena bentukan asal proses angin dan

gabungan pelapukan dengan aliran air (Herlambang, 2009). Di mana dalam proses terjadinya

melalui pengikisan, pengangkutan, dan juga pengendapan. Pengikisan oleh angin seperti

halnya air yang mengalir, adapun sebagai kekuatan untuk mengikis adalah pasir yang

halus. Istilah aeolian berasal dari nama dewa Yunani, Æolus, penjaga angin . Aeolian (atau

Eolian atau Aeolian) berkaitan dengan proses aktivitas angin dan lebih khusus lagi, kepada

angin kemampuan untuk membentuk permukaan bumi dan planet-planet. Angin dapat

mengikis, mengangkut, dan mengendapkan, bahan-bahan material di daerah yang jarang

terdapat vegetasi dan wilayah sedimen yang luas. Meskipun air jauh lebih kuat daripada

angin, proses aeolian merupakan proses yang penting pada daerah kering seperti gurun.

(Wikipedia).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk lahan aeolian adalah bentuk

lahan yang terbentuknya akibat proses angin. Yang mana memiliki kemampuan untuk

mengikis, mengangkut, dan mengendapkan material-material pasir ataupun debu.

Syarat-Syarat Berkembangnya Lahan Aeolian

1. Tersedia material berukuran pasir halus-kasar dalam jumlah banyak.

2. Adanya periode kering yang panjang dan tegas.

3. Adanya angin yang mampu mengangkat dan mengendapkan bahan pasir tersebut.

4. Gerakan angin tidak banyak terhalang oleh vegetasi/objek lain.

Endapan angin terbentuk karena pengikisan, pengangkutan, dan pengendapan bahan-bahan

tidak kompak oleh angin. 

Proses Terbentuknya Lahan Aeolian :

A. Pengikisan oleh Angin

Angin mengikis permukaan bumi melalui deflasi, eddy turbulensi, dan abrasi. 

4

Page 5: Laporan Fieldtrip Geomorfo

1.    Deflasi (deflation)

Proses deflasi merupakan gerakan tiupan angin yang membawa materi batuan, baik

berupa debu halus, pasir, maupun materi yang kasar dan berat. Proses ini sering terjadi di

daerah yang merupakan tempat terkumpulnya pasir, misalnya di basin kecil atau pada bukit

pasir. Deflasi cenderung menyebabkan terbentuknyaa formasi-formasi baru di daerah depresi.

Dibandingkan dengan erosi air atau sungai keadaannya berlawanan, erosi air di daerah yang

berel

ief tinggi sangat kuat, sebaliknya erosi angin/deflasi di daerah cekungan/basin sangat kuat.

Deflasi hanya dapat terjadi setelah materi batuan mengalami pencucian dan kemudian

dibawa ke tempat yang kebih rendah. Materi yang diendapkan tersebut pada umumnya

berupa butiran halus sehinnga mudah menglami deflasi.

2.    Korasi (corrasion)

Korasi angin dapat menimbulkan beberapa bentuk atau bentang alam yang sangat

luas. Gerakannya hanya dapat terjadi di dekat permukaan tanah. Ini terjadi karena angin tidak

dapat mengangkut pasir ke tempat yang lebih tinggi lagi.

Berdasarkan kerjanya korasi dapat dibedakan :

a.    Polishing dan pitting

Gerakan angin yang membawa/disertai pasir disebut dengan polishing. Gerakan angin

yang membawa pasir mempunyai kemampuan untuk melubangi batuan, kemampuan

untuk melubangi batuan ini disebut dengan pitting.

b.    Grooving dan shaping

Batuan yang telah berlubang sebagai akibat kekuatan pitting akan terus mengalami

proses pembentukan lubang sehingga makin lama makin besar dan dalam. Proses

melubangi secara terus-menerus sehingga menjadi lubang yang besar dan dalam disebut

dengan grooving. Batuan yang berlubang-lubang besar tersebut kemudian berubah

menjadi pecah-pecah dan berkeping-keping. Proses terjadinya pecahan dan keping-

keping ini disebut shaping.

c.    Faceting

Batuan yang telah berkeping-keping berubah menjadi lebih kecil lagi. Proses perubahan

batuan menjadi bagian lebih kecil disebut dengan faceting. Kecepatan korasi terhadap

5

Page 6: Laporan Fieldtrip Geomorfo

massa batuan di daerah kering sangat tergantung dari tingkat kekerasan batuan dan

kekuatan angin itu sendiri.

B. Pengangkutan oleh Angin

Materi batuan yang mudah terangkut oleh angin adalah materi-materi halus, misalnya debu.

Materi yang halus ini akan diterbangkan angin sampai ke tempat yang cukup jauh. Adapun

jenis-jenis gerakan pengangkutan materi oleh angin adalah:

1.    Suspensi (suspension)

Gerakan vertikal tiupan angin yang mampu mengangkut materi-materi halus ke tempat

yang lebih jauh. Gerakan ini tidak besar peranannya dalam mengangkut pasir karena

kemampuan mengangkut ke atas sangat terbatas. Pada saat angin mengangkut debu

kadang-kadang disertai dengan gerakan turbuler. Kecepatan angin tidak selalu tetap

tetapi selalu mengalami variasi periode yang pendek sehingga menyebabkan adanya

tekanan angin. Tekanan angin ini menyebabkan udara berputar ke segala arah, putaran

udara ke segala arah inilah yang dapat menyebabkan terjadinya gerakan suspensi.

2.    Saltasi (saltation)

Gerakan meloncat materi butiran yang disebabkan oleh tabrakan dan pantulan angin

yang bermuatan pasir. Gerakan saltasi secara langsung disebabkan tekanan angin

terhadap butiran pasir, pasir yang ditiup angin pada umumnya mempunyai gerakan

saltasi.

3.    Rayapan permukaan (surface crep)

Gerakan rayapan permukaan disebabkan oleh karena tubrukan materi butiran oleh

gerakan saltasi. Terjadinya tubrukan materi butiran ini secara teratur, tetapi kadang-

kadang juga tersebar menjadi pecahan-pecahan di atas tempat jatuhnya pasir. Oleh

karena benturan ini gerakan materi butiran menjadi lambat yang selanjutnya menjadi

rayapan permukaan.Kadang-kadang angin yang mengangkut debu atau pasir bergerak

berputar seperti spiral, gerakan seperti ini disebut dengan badai debu.

C. Pengendapan oleh Angin

Proses pengendapan ini terjadi apabila butiran yang telah terbawa angin tadi jatuh setelah

gerakan menjadi lambat. Selain karena kecepatan yang menjadi lambat, pengendapan juga

dapat terjadi karena butiran yang terbawa oleh angin mengalami benturan terhadap

6

Page 7: Laporan Fieldtrip Geomorfo

permukaan kejadian ini sebagai hasil dari proses saltasi dan rayapan tanah. Apabila butiran

tersebut tidak membentur permukaan dan terus terbawa angin, maka butiran tersebut akan

mengalami gerakan sepanjang permukaan hingga menemukan tempat mengendap, pada

umumnya tempat pemberhentian tersebut berupa cekungan. Bentuk endapan dari proses ini

tidak datar atau halus tetapi bergelombang. Setelah mengendap butiran-butirabn tersebut

mengumpul menjadi suatu bentuk lahan yang baru.

Bentuk Lahan Hasil Aeolian

1. Bentuk Lahan Hasil Erosi Angin :

Desert pavement (pebble armor) 

Permukaan yang terdiri atas batuan kerikil dan kerakal di daerah gurun, sebagai akibat

bahan-bahan halus mengalami deflasi.

Blow out, 

Cekungan di daerah gurun sebagai akibat deflasi pada materi hasil pelapukan di

permukaan yang berukuran halus.

Ventifact 

Permukaan batuan yang menjadi rata karena korasi, terutama yang berukuran halus

(debu dan liat) yang terbawa oleh angin.

Dreikanter,

Seperti ventifact tetapi bentuknya piramida karena arah angin berubah-ubah (dari tiga

sisi).

Groove 

Merupakan alur-alur memanjang pada permukaan batuan karena erosi angin.

Yardang 

Merupakan pegunungan memanjang dan paralel (tinggi< 10m, panjang -100m )

berkembang di daerah bebatuan lunak.

2. Bentuk-Bentuk Hasil Pengendapan Angin

Aktivitas angin dalam mengendapkan material dipengaruhi oleh kecepatan angin, rintangan

(batu, vegetasi), dan material yang dibawa oleh angin.

1.    Loess 

Endapan oleh angin berupa debu, pada umumnya berwarna kekuningan, tersusun dari

berbagai mineral tidak berlapis-lapis tetapi cukup kuat terikat.

7

Page 8: Laporan Fieldtrip Geomorfo

2. Endapan pasir

Ada beberapa tipe yang ditentukan oleh jumlah pasir dan vegetasi:

a. Sand sheet adalah hamparan pasir tipis yang menutup daerah relatif datar,

permukaannya tidak bergelombang.

b. Ripple (riak) adalah endapan pasir yang permukaannya bergelombang, tinggi

bervariasi 1-500mm, panjang 50-300m. endapan pasir tebal yang permukaannya

bergelombang ripple tetapi lebih besar disebut undulasi; yang tingginya sampai

400m dan panjang 4km disebut draa (Mcgadune).

c. Sand shadow, adalah timbunan pasir di belakang suatu rintangan, seperti semak-

semak/batu.

d. Sand fall adalah timbunan pasir di bawah cliff atau gawir.

e. Sand drift yaitu timbunan pasir pada suatu gap/celah antara dua rintangan.

3. Gumuk pasir (dunes)

Gundukan bukit/igir dari pasir yang teerhembus angin. Gumuk pasir mempunyai

penampang tidak simetri, kemiringan lereng pada arah datangnya angin 5º sampai dengan

10º dan arah membelakangi arah angin 30º sampai dengan 34º. Apabila tidak ada

stabilisasi oleh vegetasi gumuk pasir cenderung bergeser ke arah datangnya angin.

Pada umumnya gumuk pasir terdapat di daerah:

1. Mempunyai pasir sebagai material utama.

2. Kecepatan angin tinggi, untuk mengikis dan mengangkut butir-butir berukuran pasir.

3. Permukaan tanah yang tersedia untuk pengendapan pasir.

Selain itu gumuk pasir juga terdapat di:

1. Gisik pasir dengan angin pantai

2. Dekat sungai yang dasarnya pasir

3. Daerah yang mempunyai musim kering

4. Daerah gurun yang mengalami penghancuran batuan

5. Endapan glasial dan dasar danau glasial pasiran.

Gumuk pasir dapat dibedakan menjadi:

a) Gumuk pasir sabit (barchan)

8

Page 9: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Sisi yang menghadap arah angin landai dan yang di belakang (slip face) terjal.

Penampang gumuk tidak simetri pada puncaknya, tetapi berangsur-angsur menjadi

hampir simetri pada tanduknya. Ketinggian 5-15m maksimum 30m. Berkembang di

daerah yang vegetasinya terbatas.

b) Gumuk pasir melintang (transversal dunes)

Posisi melintang arah angin/ tegak lurus arah angin. Terbentuk pada daerah yang

banyak cadangan pasirnya dan sedikit tumbuhan. Sering meliputi daerah luas dan

berkembang berbentuk seperti ombak dengan punggung melengkung dan melintang

tegak lurus arah angin. Penampang tidak simetri, lebar tujuh kali ketinggian.

Ketinggian 5-15m maksimum 100m. dapat berubah menjadi sabit apabila sumber

pasirnya berkurang.

c) Gumuk pasir parabolik (parabolic dunes)

Berbentuk sabit dengan tanduk yang panjang ke arah datangnya angin. Terbentuk di

mana vegetasi menahan bagian tanduk. Memungkinkan bagian tengah gumuk

berpindah dan menghasilkan gumuk berbentuk jepit rambut. Penampang tidaksimetri

pada puncak dan hampir simetri pada tanduk, sisi belakang gumuk lebih curam

daripada sisi depannya. Gumuk tidak mudah berpindah, dengan ketinggian 1:15m.

Gumuk pasir parabolik dapat terbentuk karena blow out.

d) Gumuk pasir memanjang (longitudinal dunes/seif)

Berupa gundukan pasir yang hampir klurus sejajar arah angin. Terjadi karena

pengaruh angin yang kuat terkumpul dan berhembus dengan arah tetap. Penampang

gumuk simetris, ukuran lebar beberapa kali ketinggian. Ketinggian <15m,panjang

beberapa kilometer, pada gurun yang luas ketinggian mencapai 200m dan panjang

300km. Gumuk pasir memanjang di gurun seperti di atas disebut seif. Ukuran partikel

material pada gumuk pasir ini mempunyai kisaran 0,05-0,5mm karena sortasi angin

sangat baik.

e) Whaleback dunes

Gumuk pasir longitudinal yang sangat besar, puncaknya datar dan di atasnyadapat

terbentuk barchan, dan seif, kecil-kecil.

9

Page 10: Laporan Fieldtrip Geomorfo

2.2. BENTANG ALAM STRUKTURAL

Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur

geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang paling berpengaruh terhadap

pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk

setelah batuan itu ada.

Struktur sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang bekerja adalah proses

tektonik. Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan, pengkekaran, patahan dan lipatan

yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah

akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian. Macam-macam proses eksternal yang

terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta

gerakan massa (longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan).

Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang

alam struktural adalah :

a. Pola pengaliran. Variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi struktur

geologi dan litologi pada daerah tersebut.

b. Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng

dan lain-lain.

c. Bentuk-bentuk bukit, lembah dll.

d. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur

kekar, sesar atau lipatan.

Macam-macam Bentang Alam Struktural

Bentang alam struktural dapat dikelompokkan berdasarkan struktur yang mengontrolnya.

Srijono (1984, dikutip Widagdo, 1984), menggambarkan klasifikasi bentang alam struktural

berdasarkan struktur geologi pengontrolnya menjadi 3 kelompok utama, yaitu dataran,

pegunungan lipatan dan pegunungan patahan. Pada dasarnya struktur geologi yang ada

10

Page 11: Laporan Fieldtrip Geomorfo

tersebut dapat ditafsirkan keberadaannya melalui pola ataupun sifat dari garis kontur pada

peta topografi.

A. Bentang alam dengan struktur mendatar (Lapisan Horisontal)

Menurut letaknya (elevasinya)dataran dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Dataran rendah, adalah dataran yang memiliki elevasi antara 0-500 kaki dari muka air

laut.

2. Dataran tinggi(plateau/high plain ), adalah dataran yang menempati elevasi lebih dari

500 kaki diatas muka air laut.

Kenampakan-kenampakan bentang alam pada kedua dataran tersebut hampir sama, hanya

dibedakan pada reliefnya saja. Pada daerah berstadia muda terlihat datar dan dalam peta

tampak pola kontur yang sangat jarang. Pada daerah yang berstadia tua, sering dijumpai

dataran yang luas dan bukit-bukit sisa (monadnock), yang sering dijumpai mesa dan butte.

Perbedaan mesa dengan butte adalah mesa mempunyai diameter (d) lebih besar dibandingkan

dengan ketinggiannya (h). Sedangkan butte sebaliknya. Pola penyaluran yang berkembang

pada daerah yang berstruktur mendatar adalah dendritik. Hal ini dikontrol oleh adanya

keseragaman resistensi batuan yang ada di permukaan.

B. Bentang Alam dengan Struktur Miring

Hampir semua lapisan diendapkan dalam posisi yang mendatar. Sedimen yang mempunyai

kemiringan asal diendapkan pada dasar pengendapan yang sudah miring, seperti pada lereng

gunung api dan disekitar terumbu karang. Kemiringan lapisan sedimen yang demikian

disebut kemiringan asal dengan sudut maksimum 350 (Tjia, 1987).

Kebanyakan sedimen yang memperlihatkan kemiringan, disebabkan karena adanya proses

geologi yang bekerja pada suatu daerah tersebut. Morfologi yang dihasilkan oleh proses

tersebut akan memperlihatkan pola yang memanjang searah dengan jurus perlapisan batuan.

Berdasarkan besarnya sudut kemiringan dari kedua lerengnya, terutama yang searah dengan

kemiringan lapisan batuannya, bentang alam ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

Cuesta.

11

Page 12: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Pada cuesta sudut kemiringan antara kedua sisi lerengnya tidak simetri dengan sudut

lereng yang searah perlapisan batuan. Sudut kelerengan kurang dari 450 (Thornbury,

1969, p.133), sedangkan Stokes & Varnes, 1955 : p.71 sudut kelerengannya kurang dari

200. Cuesta memiliki kelerengan fore slope yang lebih curam sedangkan back slopenya

relatif landai pada arah sebaliknya sehingga terlihat tidak simetri.

Hogback.

Pada hogback, sudut antara kedua sisinya relatif sama, dengan sudut lereng yang searah

perlapisan batuan sekitar 450(Thornbury, 1969, p.133). sedangkan Stokes & Varnes,

1955 : p.71 sudut kelerengannya lebih dari 200. Hogback memiliki kelerengan fore slope

dan back slope yang hampir sama sehingga terlihat simetri.

C. Bentang alam dengan Stuktur Lipatan

Lipatan terjadi karena adanya lapisan kulit bumi yang mengalami gaya kompresi (gaya

tekan). Pada suatu lipatan yang sederhana, bagian punggungan disebut dengan antiklin,

sedangkan bagian lembah disebut sinklin. Unsur-unsur yang terdapat pada struktur ini dapat

diketahui dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan

batuan(dalam hal ini arah kemiringan lapisan batuan) pada peta topografi, akan berlawanan

arah dengan bagian garis kontur.

D. Struktur antiklin dan sinklin

Pada prinsipnya penafsiran pada kedua struktur ini berdasarkan atas kenampakan fore

slope/antidip slope dan back slope/dipslope yang terdapat secara berpasangan. Bila antidip

slope saling berhadapan (infacing scarp), maka terbentuk lembah antiklin, sedangkan apabila

yang saling berhadapan adalah back slope/dipslope, disebut lembah sinklin. Pola pengaliran

yang dijumpai pada lembah antiklin biasanya adalah pola trellis.

E. Struktur antiklin dan sinklin menunjam

Struktur ini merupakan kelanjutan atau perkembangan dari pegunungan lipatan satu arah

(cuesta dan hogback) dan dua arah (sinklin dan antiklin). Bila tiga fore slope saling

12

Page 13: Laporan Fieldtrip Geomorfo

berhadapan maka disebut sebagai lembah antiklin menunjam. Sedangkan bila tiga back slope

saling berhadapan maka disebut sebagai lembah sinklin menunjam.

F. Struktur lipatan tertutup

Kubah

Bentang alam ini mempunyai ciri-ciri kenampakan sebagai berikut :

1. Kedudukan lapisan miring ke arah luar (fore slope ke arah dalam)

2. Mempunyai pola kontur tertutup

3. Pola penyaluran radier dan berupa bukit cembung pada stadia muda

4. Pada stadia dewasa berbentuk lembah kubah dengan pola penyaluran annular.

Cekungan

Bentang alam ini mempunyai kenampakan sebagai berikut :

1. Kedudukan lapisan miring ke dalam (back slope ke arah dalam)

2. Mempunyai pola kontur tertutup

3. Pada stadia muda pola penyalurannya annular.

G. Bentang Alam dengan Struktur Patahan

Patahan (sesar) terjadi akibat adanya gaya yang bekerja pada kulit bumi, sehingga

mengakibatkan adanya pergeseran letak kedudukan lapisan batuan. Berdasarakan arah gerak

relatifnya, sesar dibagi menjadi 5, yaitu:

Sesar normal/ sesar turun (normal fault)

Sesar naik( reverse fault)

Sesar geser mendatar (strike-slip fault)

Sesar diagonal (diagonal fault/ oblique-slip fault)

Sesar rotasi (splintery fault/hinge fault)

Secara umum bentang alam yang dikontrol oleh struktur patahan sulit untuk menentukan

jenis patahannya secara langsung. Untuk itu, dalam hal ini hanya akan diberikan ciri umum

dari kenampakan morfologi bentang alam struktural patahan, yaitu :

a. Beda tinggi yang menyolok pada daerah yang sempit.

13

Page 14: Laporan Fieldtrip Geomorfo

b. Mempunyai resistensi terhadap erosi yang sangat berbeda pada posisi/elevasi yang

hampir sama.

c. Adanya kenampakan dataran/depresi yang sempit memanjang.

d. Dijumpai sistem gawir yang lurus(pola kontur yang lurus dan rapat).

e. Adanya batas yang curam antara perbukitan/ pegunungan dengan dataran yang

rendah.

f. Adanya kelurusan sungai melalui zona patahan, dan membelok tiba-tiba dan

menyimpang dari arah umum.

g. Sering dijumpai(kelurusan) mata air pada bagian yang naik/terangkat

h. Pola penyaluran yang umum dijumpai berupa rectangular, trellis, concorted serta

modifikasi ketiganya.

i. Adanya penjajaran triangular facet pada gawir yang lurus.

14

Page 15: Laporan Fieldtrip Geomorfo

2.3. BENTANG ALAM KARST

A.    Pengertian karst

Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia

(kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak

berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan, namun saat ini istilah kras telah diadopsi

untuk istilah bentuklahan hasil proses perlarutan. Ford dan Williams (1989) mendefinisikan

karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang

mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik.

Karst dicirikan oleh:

1. Terdapatnya sejumlah cekungan (depresi) dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi,

cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air dengan kedalaman dan jarak yang berbeda-

beda.

2. Bukit-bukit kecil dalam jumlah banyak yang merupakan sisi-sisi erosi akibat pelarutan

kimia pada batu gamping, sehingga terbentuk bukit-bukit (conical hills).

3. Sungai-sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan. Sungai pada daerah karst

umumnya terputus-putus, hilang kedalam tanah dan begitu saja muncul dari dalam tanah.

4. Terdapatnya sungai-sungai di bawah permukaan, adanya gua-gua kapur pada permukaan

atau di atas permukaan.

5. Terdapatnya endapan sedimen lumpur berwarna merah (terrarosa) yang merupakan

endapat resedual akibat pelapukan batu gamping.

6. Permukaan yang terbuka mempunyai kenampakan yang kasar, pecah-pecah atau lubang-

lubang mapun runcing-runcing (lapies)

Topografi karst adalah bentukan rupa bumi yang unik dengan kenampakan atau

fenomena khas akibat proses pelarutan dan pengendapan kembali CaCO3 diatas dan dibawah

permukaan bumi. Selain itu, bentang alam seperti karst juga dapat terjadi dari proses

pelapukan, hasil kerja hidrolik misalnya pengikisan, pergerakan tektonik, pencairan es dan

evakuasi dari batuan beku (lava). Karena proses utama pembentukanya bukan pelarutan,

15

Page 16: Laporan Fieldtrip Geomorfo

maka bentang alam demikian disebut pseudokarst. Sementara itu karst yang terbentuk oleh

pelarutan disebut truekarst.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi topografi karst sehingga kawasan karst yang satu

dengan yang lainnya bisa berbeda. Adapun perbedaan tersebut ditimbulkan oleh :

Perbedaan litologi atau susunan Batu Gamping. Ada yang tersusun 100 % dari mineral

Kalsit (CaCO3), adapula yang tercampur dengan mineral lain seperti Dolomit (CaMGCO3

), Gypsum (CaSO4 .2H 2 O), Mangan, Aluminium atau kwarsa dll.

Perbedaan Ketebalan lapisan Batu Gamping.

Perbedaan Compactness (Kemampatan).

Perbedaan system celah rekah yang ada sejak terbentuknya lapisan Batu Gamping.

Pengaruh Intensitas curah hujan daerah sekitar.

Pengaruh Jenis Vegetasi yang berbeda.

Pengaruh Manusia yang membongkar Batu Gamping atau menanaminya setelah

membabat habis Vegetasi Primer.

Pengaruh titik elevasi kawasan atau ketinggian dari permukaan air laut.

Pengaruh ketebalan lapisan tanah penutup (Top Soil) pada kawasan tersebut.

Pengaruh Tektonisme terhadap bentuk fisik dan system celah rekah.

B.      Karakteristik Bentuk Lahan Karst

Bentuk lahan kawasan karst memiliki karakteristik berupa bentukan negative yang

tertutup dengan berbagai ukuran dan susunan, pola drainase yang terputus–putus, gua–gua

dan aliran sungai bawah tanah. Bentukan alam permukaan kawasan karst sangat beragam dan

tiap daerah memiliki ciri atau bentukan yang berbeda. Ada yang berbentuk seperti menara

atau disebut Tower Karst, ada yang berbentuk Cawan Terbalik atau biasa disebut Conical

Hill. Antara bukit–bukit Karst Tower dan Conical bisa terlihat lembah–lembah yang lebar

atau sempit. Bukit–bukit tersebut terkadang terpisah oleh suatu dataran yang luas akan tetapi

terkadang juga ada yang saling berdempetan dengan bentuk yang simetris atau asimetris

dengan tinggi yang relative hampir sama. Kawasan Karst yang belum dijamah oleh manusia

(Agraris dan Pertambangan) biasanya masih tertutup Vegetasi yang lebat bahkan bisa tidak

terlihat dari kejauhan bahwa daerah tersebut adalah daerah karst. Terkecuali Vegetasi tersebut

telah dibabat oleh aktivitas manusia seperti, Pertanian, Pertambangan, Penebangan Liar.

16

Page 17: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Vegetasi kawasan karst juga bisa habis akibat gerakan Gletser yang menerjang kawasan

tersebut beberapa juta tahun yang lalu. Akibat dari aktivitas tersebut maka timbullah

penggundulan dan pengikisan permukaan karst.

            Perkembangan bentuklahan karst sangat bervariasi dari satu tempat ke tempat lain.

Variasi tersebut disebabkan oleh faktor-faktor yang mengontrol perkembangannya, seperti 

batuan, struktur geologi, vegetasi, dan iklim. Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama

menentukan intensitas dan kecepatan karstifikasi. Hasil dari proses karstifikasi tersebut

adalah bentuklahan karst.

         Bentuklahan karst makro

Morfologi karst makro di suatu wilayah dapat meliputi beberapa kombinasi dari bentukan

negatif berupa dolin, uvala, polje, atau ponor; dan bentukan positif berupa kegel, mogote,

atau pinacle (Sweeting, 1972, Trudgil, 1985; White, 1988; dan Ford dan williams, 1996).

         Bentuklahan karst mikro

Morfologi mikro daerah karst dalam literatur dan artikel karst diistilahkan dengan karren

(bahasa Jerman) atau lapies (bahasa Prancis).  Dimensi karren bervariasi dari 1 hingga 10

meter, sedangkan mikro karen mempunyai demensi kurang dari 1 cm (Ford dan Williams,

1996). Karren dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu bentuk membulat,

bentuk memanjang yang terkontrol oleh kekar, bentuk linier yang terkontrol proses hidrolik,

dan bentuk poligonal.

C.    Klasifikasi karst

Klasifikassi karst secara umum telah dikategorikan menjadi tiga kelompok, antara lain :

1. Klasifikasi cvijic

a. Holokarst, merupakan karst dengan perkembangan sempurna, baik dari sudut pandang

bentuklahannya maupun hidrologi bawah permukaannya. Terjadi bila perkembangan

karst secara horizontal dan vertical tidak terbatas,batuan karbonat masif dan murni

dengan kekar vertikal yang menerus dari permukaan hingga batuan dasarnya, serta

tidak terdapat batuan impermeable yang berarti. Di Indonesia karst tipe ini jarang

ditemukan karena besarnya curah hujan menyebabkan sebagian besar karst terkontrol

oleh proses fluvial.

b. Merokarst, merupakan karst dengan perkembangan tidak sempurna atau parsial

dengan hanya mempunyai sebagian ciri bentuklahan karst. Merokarst berkembang di

17

Page 18: Laporan Fieldtrip Geomorfo

batugamping yang relatif tipis dan tidak murni, serta khususnya nila batugamping

diselingi oleh lapisan batuan napalan. Perkembangan secara vertical tidak sedalam

perkembangan holokarst dengan evolusi relief yang cepat. Erosi lebih dominan

dibandingkan pelarutan dan sungai permukaan berkembang. Merokarst pada umunya

tertutup oleh tanah, tidak ditemukan dolin, goa, swllow hole berkembang hanya

setempat-setempat. Sistem hidrologi tidak kompleks, alur sungai permukaan dan

bawah permukaan dapat dengan mudah diidentifikasi. Drainase bawah tanah

terhambat oleh lapisan impermeable. Contoh karst tipe ini yang terdapat di indonesia

adalah karst disekitar Rengel Kabupaten Tuban.

c. Karst Transisi, berkembang di batuan karbunat relatif tebal yang memungkinkan

perkembangan karst bawah tanah, akan tetapi batuan dasar yang impermeable tidak

sedalam di holokarst, sehingga evolusi karst lebih cepat. Lembah fluvial lebih banya

dijumpai dan polje hamper tidak ditemukan. Contoh karst transisi di Indonesia adalah

Karst Gunung Sewu (Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan), Karst Karangbolong

(Gombong), dan Karst Maros (Sulsel).

2.      Klasifikasi gvozdeckij (1965)

a. Bare karst, lebih kurang sama dengan karst Dinaric (holokarst)

b. Covered karst, merupakan karst yang terbentuk apabila batuan karbonat tertutup

alluvium, material fluvio-glasial, atau batuan lain seperti batupasir.

c. Soddy karst / soil covered karst, merupakan karst yang berkembang di batu gamping

yang tertutup oleh tanah atai terarossa yang berasal dari pelarutan batugamping.

d. Burried karst, merupakan karst yang telah tertutup oleh batuan lain, sehingga bukti

karst hanya dapat dikenali melalui data bor.

e. Tropical karst of cone karst, merupakan karst yang terbentuk di daerah tropis.

f. Permaforst karst, merupakan karst yang terbentuk di daerah bersalju.

3.      Klasifikasi Sweeting

a. True karst

karst dengan perkembangan sempurna. Karst yang sebenarnya harus meupakan karst

dolin yang disebabkan oleh pelarutan karst secara vertical. Semua kast yang bukan

tipe karst dolin dikatakan sebagai deviant. Contohnya adalah karst Dinaric

b. Fluvio karst

18

Page 19: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Dibentuk oleh kombinasi proses fluvial dan proses pelarutan. Fluvio karst pada

umumnya terjadi pada daerah batugamping yang dilalui oleh sungai alogenik (sungai

berhilir di daerah non karst). Sebaran batu gamping baik secara vertical maupun

lateral jauh lebih kecil dari pada true karst. Permukaan batugamping pada umumnya

tertutup oleh tanah yang terbentuk oleh proses erosi dan sedimentasi proses fluvial.

Singkapan batugamping ditemukan bila telah terjadi erosi yang terjadi karena

penggundulan hutan. Lembah sungai permukaan dan ngarai banyak ditemukan.

Bentukan hasil dari proses masuknya sungai permukaan ke bawah tanah dan

keluarnya kembali sungai bawah ke permukaan merupakan fenomena yang banyak

dijumpai (lembah buta dan lembah saku).

c. Glasiokarst

Karst yang terbentuk karena karstifikasi yang didominasi oleh proses glasiasi dan

proses glacial di daerah batugamping. Terdapat di daerah berbatugamping yang

pernah ,mengalami proses glasiasi. Dicirikan oleh kenampakan hasil penggogosan,

erosi, dan sedimentasi glacier. Hasil erosi glacier pada umumnya membentuk limstoe

pavement. Erosi lebih intensif terjadi disekitar kekar menghasilkan cekungan dengan

lereng terjal memisahkan pavement satu dengan yang lainnya. Dolin terbentuk

terutama oleh hujan salju. Contohnya karst di lereng atas pegunungan alpen.

d. Nival karst

Karst yang terbentuk karena karstifikasi oleh hujan salju pada lingkunagn glacial dan

periglasial.

f) Tropical karst

Karst yang terbentuk pada daerah tropis. Tropical karst secara umum dibedakan

menjadi kegelkarst dan turmkarst. Kegelkarst dicirikan oleh kumpulan bukit-bukit

berbentuk kerucut yang sambung menyambung. Sela antar bukit kerucut membentuk

cekungan dengan bentuk seperti bintang yang dikenal dengan cockpit. Cockpit sering

membentuk pola kelurusan sebagai akibat control kekar atau sesar. Contoh di

Indonesia adalah Karst Gunung sewu dan Karst Karanagbolong. Turmkarst, dicirikan

dengan bukit-bukit dengan lereng terjal, biasanya ditemukan dalam kelompok yang

dipisahkan satu sama lain dengan sungai atau dataran alluvial. Beberapa ahli

beranggapan bahwa turmkarst merupakan bentukan lebih lanjut dari kegelkarst karena

kondisi hidrologi tertentu. Distribusi sebaran bukit dan menara pada umumnya

dikontrol oleh kekar atau sesar dengan ukuran yag bervariasi. Kontak dari menara

19

Page 20: Laporan Fieldtrip Geomorfo

dengan dataran alluvium merupakan tempat pemunculan mata air dan perkembangan

gua

4.      Tipe karst yang lain

a. Labyrint karst

Karst yang dicirikan oleh koridor-koridor memanjang yang terkontrol oleh adanya

kekar atau sesar. Morfologi karst tersusun oleh blok-blok batugamping yang

dipisahkan satu sama lain oleh koridor karst. Terbentuk karena pelarutan yang jaul

lebih intensif di jalur sesar dan patahan. Contoh di Indonesia adalah di Papua dan

sebagian Gunungsewu

b. Karst polygonal

Penamaan yang didasarjan dari sudut pandang morfometri dolin. Dapat berupa

kerucut karst maupun menara karst. Karst dikatakan poligonal apabila semua batuan

karbonat telah berubah menjadi kumpulan dolin-dolin dan dolin telah bersambung

dengan lainnya.

c. Karst fosil

Karst yang terbentuk pada masa geologi lampau dan saat ini proses karstifikasinya

sudah berhenti. Tipe ini dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, bentuklahan tinggalan

(relict landform) yaitu karst yang dibentuk pada waktu geologi sebelumnya dan tidak

tertutupi batuan lainnya. Kedua, bentuklahan tergali (exhumed landform) yaitu karst

yang dibentuk pada waktu geologi sebelumnya dan tidak tertutupi batuan non

karbonat yang selanjutnya muncul ke permukaan karena batuan ataonya telah

tersingkap oleh proses denudasi.

20

Page 21: Laporan Fieldtrip Geomorfo

BAB III

HASIL PENGAMATAN

3.1. BENTANG ALAM EOLIAN

A. Hari/tanggal : Minggu, 24 Mei 2015

B. Waktu : 09.25 Wib

C. Lokasi : Pantai Parangkusumo

D. Iklim : kering (tropis) dengan vegetasi semak, cemara laut, pohon

lontar

E. Koordinat : S : 8º.00’.52,7”

E : 110º. 18’.56,9”

Pada lokasi pengamatan pertama kami mengamati bentang alam eolian yang berupa gumuk

pasir, yang berbentuk akibat proses eksogenik dari transportasi angin dari arah tenggara yang

mendominasi pembentukkan endapan lepas ukuran pasir halus atau yang disebut dengan

gumuk pasir (sand dunes). Pada permukaan gumuk pasir dijumpai struktur ripple. Gumuk

pasir juga memiliki struktur sedimen internal berupa silang siur (cross breds) dibentuk oleh

migrasi ripple.

Syarat terbentuknya gumuk pasir :

Dataran pantai yang luas

Adanya sungai atau muara sungai

Media angin sebagai pengangkut

Sinar matahari

Jenis – jenis gumuk pasir

Blacan

Parabolik

Tranfersal

Longitudinal

Stardome

Pesisir

21

Page 22: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Dalam bentang alam eolian ada 2 proses yaitu :

1. Konstruksi

2. Destruksi

Struktur ripple

22

Page 23: Laporan Fieldtrip Geomorfo

3.2. BENTANG ALAM STRUKTURAL

A. Hari/tanggal : Minggu , 24 Mei 2015

B. Waktu : 11.05 Wib

C. Lokasi : Lanteng Satu, Imogiri, Bantul

D. Cuaca : Cerah

E. Koordinat : S : 7º.56’.54,3’’

E : 110º24’.1,4”

Pada pengamatan lokasi kedua ditemukan singkapan batuan batupasir dan breksi piroklastik

serta bentang alam struktural. Proses yang terjadi karena ada gejala vulkanik yang

mengakibatkan menjadi bentang alam struktural dan gejala tektonik yang mengakibatkan

adanya sesar mendatar dan sesar turun serta adanya kekar-kekar. Dan ditemukan pola aliran

sub-dendritic yang berukuran stadia sungai dewasa. Dan di lapangan ni ditemukan jurus dan

kemiringan (strike/dip) N 184ºE/26º.

Aspek morfometri

a. Beda tinggi : ± 50 m

b. Slope : 55º

c. Panjang lembah : ± 300 m

d. Lebar lembah : ± 45 m

Proses eksogenik

a. Tingkat pelapukan : Rendah

b. Tingkat erosi : Rendah

c. Tingkat transportasi : Rendah

d. Tingkat sedimentasi : Rendah

Litologi : Batupasir dan Breksi piroklastik

23

Page 24: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Fragmen : Basalt

Matrik : Pasir

Semen : Silika

Singkapan batupasir dan breksi piroklastik

24

Page 25: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Gambar adanya sesar

3.3. BENTANG ALAM KARST

A. Hari/tanggal : Minggu , 24 Mei 2015

B. Waktu : 14.15 Wib

C. Lokasi : Goa Gajah, Lemah Abang, Mangunan, Dlingo, Bantul.

D. Cuaca : Cerah

E. Koordinat : S : 7º.56’.41,1’’

E : 110º26’.25,5”

Pada pengamatan terakhir kita mengamati bentang alam karst (endo karst) disebut endokarst

karena morfologi terdapat di bawah permukaan karena adanya proses pelapukan oleh media

trombosan, tetesan, aliran air, yang mengikis tubuh batuan yang mudah larut oleh air, dan

membentuk lubang paa karst tersebut.

Pada lokasi pengamatan bentang alam karst kita masuk di dalam goa yang didalamnya

ditemukan hiasan ornament glum speleothem, stalaktit (yang tumbuh terbentuk akibat aliran

air yang terendapkan), stalakmid (yang terbentuk akibat dari tetesan air), graverit (yang

25

Page 26: Laporan Fieldtrip Geomorfo

terbentuk adanya aliran air), fosfat ( yang terbentuk karena ada kotoran dari hewan

kelelewar), dan itemukan lubang sinkhole (gua vertikal).

Perkembangannya :

A. Perubahan hutan aliran permukaan dengan aliran bawah permukaan.

Pada lokasi pengamatan berikutnya kami mengamati bentang alam karst (eksokarst) yang

menyerupai kerucut, tingkat pelapukan erosi transport yang tinggi karena proses pelarutan

berangsung intensif, dan proses endogen yang disebabkan oleh aktifitas tektonik. Dan

eksokarst ini dibagi menjadi 3 yaitu : eksokarst mikro, minor, mayor.

Tata guna dari Batugamping ini digunakan untuk pembuat bahan bangunan berupa semen,

pupuk, Dll. Dan daerah karstik ini berpotensi mengandung air bawah tanah.

Stalagtit

26

Page 27: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Stalagmit

BAB IV

KESIMPULAN

Lahan aeolian merupakan lahan yang terjadi karena bentukan asal proses angin dan

gabungan pelapukan dengan aliran air (Herlambang, 2009). Di mana dalam proses terjadinya

melalui pengikisan, pengangkutan, dan juga pengendapan.

Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur

geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang paling berpengaruh terhadap

pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk

setelah batuan itu ada.

Bentang alam karst adalah Bentang alam atau morfologi yang terbentuk akibat proses

karstifikasi dan proses pelarutan kimia yang diakibatkan oleh aliran permukaan.

27

Page 28: Laporan Fieldtrip Geomorfo

Masing – masing bentang alam mempunyai ciri-ciri yang berbeda yang meliputi :

Tingkat sedimentasi

Tingkat pelapukan

Tingkat erosi

Tingkat transportasi

BAB V

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Tak lupa pula

penulis mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah

membawa umat Islam ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Ir. H. Ircham, MT selaku Ketua STTNAS Yogyakarta

2. Winarti ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Geologi STTNAS Yogyakarta

3. Dr.Ir.Ev Budiadi, MS dan Al-Hussein Flowers Rizqi, S.T. selaku Dosen Mata Kuliah

Geomorfologi

28

Page 29: Laporan Fieldtrip Geomorfo

4. Kepada kedua orang tuaku yang sangat saya cintai dan hormati yang tak henti-

hentinya memberikan dukungan, doa, nasehat, dan motivasi.

5. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan

mereka dengan setimpal. Amin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis memohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan laporan ini.

Kritik dan saran kami hargai demi penyempurnaan penulisan serupa dimasa yang akan

datang. Besar harapan penulis, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat bernilai

positif bagi semua pihak yang membutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://fausiramdani.blogspot.com/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

http://hanageoedu.blogspot.com/2011/12/karst.html

http://seageost.blogspot.com/2014/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

29