hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja...
Post on 24-May-2019
280 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA
KARYAWAN DI PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI
OLEH
DAWUD AGUNG HARTANTO
802016701
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan
Mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dawud Agung Hartanto
Nim : 802016701
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Jenis Karya : Tugas Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW hal
bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) atas karya ilmiah saya berjudul :
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN DI
PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI
Dengan hak bebas royalty non-eksklusif (non-exclusive royality freeright) ini, UKSW berhak
menyimpan mengalihmedia/mengalih fomatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data,
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Salatiga
Pada Tanggal : 27 April
2017 Yang menyatakan,
Dawud Agung Hartanto
Mengetahui,
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Dawud Agung Hartanto
Nim : 802016701
Program Studi : Psikologi
Fakultas : Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN DI
PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI
Yang dibimbing oleh :
Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA
Adalah benar – benar hasil karya saya.
Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar
serta symbol yang saya akui seolah – olah sebagai karya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penulis atau sumber aslinya.
Salatiga, 27 April 2017
Yang memberi pernyataan
Dawud Agung Hartanto
LEMBAR PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN
DI PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI
Oleh
Dawud Agung Hartanto
802016701
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Psikologi.
Disetujui pada tanggal : 27 April 2017
Oleh
Pembimbing Utama
Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA
Diketahui oleh Diketahui oleh
Kaprogdi Dekan
Dr. Chr. Hari S., MS. Prof. Dr. Sutarto Wijono, MA
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN
DI PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI
Dawud Agung Hartanto
Sutarto Wijono
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
Abstrak
Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja
karyawan. Di samping itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat diketahui hubungan antara aspek-
aspek iklim organisasi dengan kinerja karyawan, antara lain aspek Konformitas, Tanggung jawab,
Standar, Imbalan perasaan dari karyawan, Kejelasan organisasi, Dukungan dan kehangatan, dan
Kepemimpinan. Dengan metode pengumpulan data menggunakan metode angket, penelitian ini
mengarah pada karyawan PT Deltomed Laboratories di Wonogiri. Jumlah subjek penelitian adalah 40
orang. Metode pengambilan data untuk kinerja adalah menggunakan data dokumentasi perusabaan dan
untuk data iklim organisasi menggunakan angket. Jumlah butir pernyataan angket yang valid adalah 36
aitem. Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian korelasional ini menunjukkan babwa secara
keseluruhan iklim organisasi berkorelasi signifikan dengan kinerja karyawan, yaitu dengan nilai (r) =
0,656 dan p < 0,000 yang berarti bahwa ada hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja. Hal ini
menunjukkan bahwa hipotesis awal penulis yaitu ada hubungan signifikan antara iklim organisasi
dengan kinerja diterima. Dengan kata lain semakin tinggi iklim organisasi maka semakin tinggi pula
kinerja atau sebaliknya.
Kata Kunci: Iklim Organisasi, Kinerja
i
Abstract
The study was conducted to determine whether there is a relationship between organizational climate
and employee performance. In addition, through this research is expected to know the relationship
between aspects of the organization's climate with employee performance, among other aspects of the
Conformity, Responsibility, Standards, Employee Feelings, Organizational Clarity, Support and
Welfare, and Leadership. With data collection method using questionnaire method, this research leads
employees of PT Deltomed Laboratories in Wonogiri. The number of research subjects was 40 people.
The data retrieval method for performance is using documentation data of the company and for
organizational climate data using questionnaire. The number of valid questionnaire items is 36 items.
The results obtained from this correlational study indicate that overall organizational climate is
significantly correlated with employee performance, that is, the value (r) = 0.656 and p <0.000, which
means that there is a relationship between organizational climate and performance. This shows that the
author's initial hypothesis is that there is a significant relationship between the organizational climate
with acceptable performance. In other words, the higher the organizational climate the higher the
performance or otherwise.
Keywords: Organizational Climate, Performance
ii
PENDAHULUAN
Pertumbuhan bisnis di Indonesia yang berkembang begitu pesat mengharuskan
setiap pelaku industri selalu siap dalam menghadapi kompetitif yang ketat oleh sebab itu
dibutuhkan kecermatan manajemen untuk mengambil inisiatif dan mengelola bisnis
mereka dalam waktu yang relative panjang. Sistem yang sangat efektif dan pengadaan
tekhnologi baru secara periodik menjadi salah satu langkah strategis guna mengimbangi
persaingan dalam proses pengembangan bisnis. Sejalan dengan pemahaman tersebut,
kesiapan sumber daya manusia (SDM), manajemen yang efektif, kualitas sarana dan
prasarana pendukung merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola
organisasi ke arah yang lebih positif. SDM adalah salah satu daya organisasi yang
memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan organisasi. Organisasi adalah
sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam
mencapai serangkaian tujuan tertentu (Griffin 2002). Dengan demikian setiap organisasi
tentu memiliki anggota yang akan selalu bekerja & beraktifitas untuk mencapai tujuan
bersama.
Organisasi memiliki tiga unsur dasar, yaitu orang - orang atau sekumpulan
orang, kerjasama, dan tujuan yang ingin di capai (Griffin, 2002). Berdasarkan tujuan
organisasi dapat di bedakan menjadi organisasi yang mencari keuntungan atau
berorientasi pada profit dan organisasi sosial atau organisasi nonprofit (Richard, 1986).
Adapun contoh dari perusahaan profit yaitu perusahaan yang mencari keuntungan atau
laba dari hasil usahanya. Sementara itu organisasi terdiri atas nonprofit klinik, sekolahan,
serikat buruh dan yang lainnya yang bersifat semata - mata tidak hanya mencari
keuntungan. Pernyataan tersebut di perkuat oleh Nelson & Cooper (2007) yang
menjelaskan bahwa manajemen organisasi dan pengaturan keputusan perlu diperbaiki
kembali ke arah yang positif yang dilakukan secara berkala. Dalam pengelolaanya setiap
organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Kemudian Wirawan (2007)
1
2
mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang
menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal
atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota
organisasi.
Pada kesempatan ini, penulis tertarik melakukan penelitian di sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang obat yang berbasis jamu. Alasan mengapa memilih
perusahaan jamu tersebut karena masyarakat sudah mulai kawatir terhadap efek dari
obat. Jadi perusahaan jamu mempunyai peluang usaha yang lebih besar untuk
menciptakan produk – produk herbal. Sementara itu perusahaan jamu tersebut dapat
memenuhi konsumen pasar yang saat ini kembali memilih jamu sebagai alternatife
karena dirasa sangat aman bila disbanding obat atau produk kimia. Oleh sebab itu, pada
tanggal 26 Januari 2017 dan pada tanggal 24 februari 2017 penulis melakukan observasi
dan wawancara dengan beberapa karyawan dan salah satu pimpinan yang mengelola
perusahaan tersebut. Atas dasar hasil observasi dan wawancara tersebut penulis
menemukan adanya informasi antaralain ditemukan beberapa fenomena terkait dengan
kinerja. Fenomena – fenomena sering atau yang kerap kali di utarakan oleh para
karyawan antara lain sebagian besar karyawan mewujudkan ketercapaian target dan
kualitas kerja yang baik serta tanggung jawab dalam pekerjaan dan komitmen kerja yang
solid serta loyal terhadap perusahaan. Sebaliknya, ada juga beberapa karyawan yang
masih kurang disiplin dalam pekerjaan, kurangnya inisiatif, redahnya kualitas serta
kuantitas pekerjaan, dan rendahnya absensi. Atas dasar dari fenomena – fenomena
tersebut bisa di katakan ada masalah dalam kinerja di perusahaan. Dari hasil obsevasi dan
wawancara tersebut dapat di jadikan indikasi sementara bahwa terdapat masalah di
lingkungan perusahaan yang berdampak terhadap kualitas dan kuantitas kerja yang
sangat berimbas pada kinerja karyawan. Hal tersebut di perkuat oleh pendapat dari
Sutrisno (2010) yang menyatakan bahwa kinerja sebagai hasil kerja karyawan dapat di
3
lihat dari aspek kualitas, kuantitas, waktu kerja dan kerjasama antar karyawan untuk
mencapai tujuan yang sudah di tetapkan oleh organisasi, dan kerja keras terhadap
individu lainnya dalam organisasi. Selain itu, para karyawan tidak dapat mencapai
kepuasan dalam melakukan pekerjaanya. Hal tersebut di perkuat oleh pendapat dari
Maknum (2003) bahwa apabila kebutuhan dan kepuasan karyawan semakin terpenuhi,
maka semangat kerjanya akan semakin baik pula.
Sejalan dengan konsep The right people in the right place at the right time atau
penempatan posisi seseorang dengan pertimbangan orang yang tepat dalam posisi yang
tepat dan dalam waktu maupun kondisi yang tepat dalam perusahaan menjadi kajian
penting yang dihubungkan dengan kinerja karyawan dalam perusahaan. Atas dasar
konsep tersebut, maka sangatlah penting untuk meneliti tentang kinerja. Pembahasan
kinerja cukup menarik jika terus diteliti karena kinerja merupakan salah satu hal yang
sampai saat ini masih menjadi permasalahan dominan dalam organisasi. Menurut
Zameer, Ajila & Amir (2014) menyatakan bahwa kinerja sebagai salah satu monitor
kualitas dari individu yang di dukung oleh adanya pengukuran kinerja. Semakin tinggi
kinerja, maka produktivitas dalam organisasipun akan semakin tinggi. Dengan katalain
kinerja merupakan bagian dari efektifitas dan efisiensi karyawan menurut Sen (dalam
Sulasih 2016). Hasil penelitian tentang kinerja antara lain Kustikasari (2011) menyatakan
bahwa Kinerja sangat berpengaruh terhadap produktifitas karyawan. Produktivitas
mencakup kualitas dan kuantitas kerja, kedisiplinan, loyalitas dan kerja sama antar
karyawan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Susanto
(2004) bahwa kinerja berpengaruh signifikan terhadap semangat kerja dan kreatifitas
karyawan.
Sementara itu, ada berbagai dampak dari kinerja yang dapat di pahami oleh
hasil – hasil penelitian. Hal tersebut di dukung oleh Zameer, Ali, Nisar & Amir (2014)
yang menemukan bahwa kinerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja dan kualitas
4
kerja individu. Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil temuan dari Wibowo (2007)
menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah serangkaian perilaku karyawan yang
memberi kontribusi, baik secara positif maupun negatif terhadap penyelesaian tujuan
organisasi. Selain itu, Robbins (2001) menyatakan bahwa kinerja dapat membantu
menunjukkan kebutuhan pelatihan dan pengembangan. Selain itu kinerja dapat menilai
efek dari pengembangan perekrutan karyawan dan memperlakukan insentif standar,
memberikan masukan bagaimana karyawan dalam upaya peningkatan kinerja. Namun
dampak negatif dari kinerja terkadang menjadi sarana untuk dilakukanya mutasi bahkan
sampai PHK. Sesuai dengan pernyataan Maksum (2006) yang menjelaskan bahwa
kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan,
program, kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang tertuang
dalam perencanaan strategi organisasi. Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Simanjuntak
(2005) yang menyatakan bahwa kinerja merupakan tingkatan pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu dalam rangka mewujudkan pencapaian hasil untuk mencapai
tujuan perusahaan. Selebihnya dalam penelitian Ludfi (2015) menyatakan bahwa kinerja
karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan anggota BMT Asy Syifa Weleri
Kendal. Dalam arti semakin baik kualitas kinerja karyawan maka semakin tinggi pula
kepercayaan anggota untuk memakai BMT Asy Syifa Weleri Kendal. Hal tersebut dapat
dijelaskan bahwa kinerja karyawan dapat berdampak terhadap kelangsungan bisnis
perusahaan.
Sementara itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja antara
lain pengetahuan atau keterampilan, sumber daya, motivasi dan lingkungan
(Marwansyah, 2010). Hal tersebut di dukung oleh pendapat dari Casterner (1981) yang
menyatakan secara umum terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi efektif dan
tidaknya kinerja seseorang antara lain faktor individu, faktor organisasi dan faktor
lingkungan yang di dalamnya termasuk iklim organisasi. Pada setiap perusahaan harus
5
peka dan selalu memperhatikan masalah yang mungkin saja akan timbul pada
lingkungan kerja karyawan. Sekecil apapun permasalahan kalau tidak secepatnya di atasi
akan berdampak pada kinerja seseorang baik di dalam maupun di luar lingkungan
organisasi yaitu iklim organisasi.
Iklim organisasi merupakan objek dalam melakukan atau melaksanakan suatu
pekerjaan, dimana manusia dalam hal ini karyawan menjadi subjek pada suatu aktifitas
pekerjaan. Hal ini dinyatakan oleh Davis (1987 h 120) “organization climate is the
human environment within which an organization’s employees do their work” bahwa
iklim organisasi adalah suatu lingkungan organisasi yang memiliki anggota atau para
karyawan yang melakukan tugas yang di berikan kepada mereka. Sejalan dengan hal
tersebut Brown & Leigh (dalam karundeng, 2003) berpendapat bahwa iklim organisasi
sangat penting karena iklim organisasi yang dapat menciptakan lingkungan di mana
karyawan merasa ramah dan dapat mencapai potensi yang penuh dalam melihat kunci
dari keunggulan dalam mencapai kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, iklim organisasi
dapat dilihat sebagai kunci kesuksesan organisasi yang dapat meningkatkan kinerja
karyawan.
Dalam penelitian dari Vivi & Rolen (2007) menemukan bahwa iklim
organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil temuan Pradana
(2009) menyimpulkan aspek dari iklim kerja di peroleh kedisiplina, prilaku tegas, dan
rasa percaya diri berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Beberapa peneliti
sebelumnya telah mengemukaan pengaruh iklim organisasi dengan kinerja seperti
dikemukakan oleh Regis (2001) menemukan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja karyawan di Del Monte Philippines inc,
cagayan de oro city. Hal tersebut di perkuat oleh Raza (2010) menemukan bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja guru
negri dan swasta di Pakistan. Hal tersebut yang membuat iklim organisasi penting untuk
6
diperhatikan dalam sebuah organisasi perusahaan karena berdampak positif bagi
karyawan maupun perusahaan. Hasil penelitian yang lain dilakukan oleh Karundeng
(2013), Regis (2001), Raza (2010), dan Suryani (2015) yang menyatakan hal yang sama
yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja.
Namun dari hasil penelitian yang lain menyebutkan bahwa iklim organisasi
tidak secara mutlak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Di mana Kusmaningtyas
dan Priyana (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa iklim organisasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Selebihnya hasil penelitiannya menjelaskan
bahwa hasil kerja yang baik seperti kualitas, kuantitas, pengetahuan, kreativitas, dan
inisiatif yang dicapai seseorang dalam menjalankan tugasnya sehari-hari sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing secara langsung tidak dipengaruhi
oleh kualitas lingkungan internal organisasi. Hal serupa di kemukakan oleh hasil
penelitian dari Suryani Ema (2015) yang memngemukakan bahwa tidak ada hubungan
antara iklim organisasi dengan kinerja di kantor dinas perindustrian, perdagangan dan
Koprasi Kabupaten Balongan. Hal tersebut di karenakan kinerja di pengaruhi oleh
pemberian penghargaan oleh atasan.
Berdasarkan hasil dari penelitian yang menunjukkan keberbedaan dari hasil
yang penelitian tersebut. Penulis mempunyai ketertarikan untuk meneliti tentang iklim
organisasi dengan kinerja karyawan. Dengan pertimbangan bahwa subyek dan obyek
penelitian yang berbeda, serta faktor – faktor iklim organisasi yang berbedapula. Dengan
kata lain penelitian tentang iklim organisasi dengan kinerja masih dapat dilakukan
sehingga penulis dapat merumuskan penelitian yang berjudul “Hubungan antara iklim
organisasi dengan Kinerja Karyawan di PT Deltomed Laboratories Wonogiri”.
7
Rumusan Masalah
“ Apakah ada Hubungan antara Iklim Organisasi dengan Kinerja Karyawan Di PT
Deltomed Laboratories Wonogiri”.
Tujuan Penelitian
“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara iklim
organisasi dengan kinerja karyawan di PT Deltomed Laboratories Wonogiri”.
TINJAUAN PUSTAKA
A. KINERJA
1. Pengertian Kinerja
Kinerja menurut Moeheriono (dalam Rosyida 2010 h 11) dalam
bukunya menyimpulkan pengertian kinerja karyawan atau definisi kinerja atau
performance sebagai hasil kerja yang dapat di capai oleh seseorang atau
kelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kualitatif maupun secara
kuantitatif, sesuai dengan kewenangan, tugas dan tanggung jawab masing-masing
dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum serta sesuai dengan moral dan etika. Robbins (2000)
menyatakan bahwa kinerja dapat membantu menunjukan kebutuhan pelatihan dan
pengembangan, menilai efek dari pengembangan perekrutan karyawan dan
memperlakukan insentif standar, memberi masukan bagaimana karyawan dalam
upaya peningkatan kinerja, namun dampak negative dari kinerja terkadang
menjadi sarana untuk dilakukan transfer bahkan PHK.
Oleh sebab itu perlunya melakukan penilaian kinerja perlu di teliti
dengan alas am bahwa reword yang berupa penghargaan, dukungan sumberdaya
seperti, memberi peralatan yang memadai sebagai sarana untuk memudahkan
pencapaian tujuan yang ingin dicapai, pendampingan, bimbingan, pelatihan serta
8
pengembangan akan lebih memudahkan penilaian kinerja yang obyektif.
Sementara itu dari beberapa pendapat lain, Sudarmayanti (2000) mendefinisikan
kinerja yaitu bagaimana seseorang melakukan pekerjaan atau untuk kerja. Hal
tersebut di pertegas oleh Motowidlo Borman & Schmit (1997 h15) kinerja adalah
sekumpulan nilai organisasi dari prilaku diskriftif dimana hasil kerja yang dicapai
individu melampaui standard dalam kurun waktu yang di tentukan. Dari berbagai
definisi di atas yang di kemukakan oleh para ahli saya berkesimpulan atau dapat
saya rumuskan bahwa kinerja karyawan adalah sebuah hasil kerja atau
pencapaian kerja yang di peroleh seseorang atau organisasi, dalam melaksanakan
tugas serta tanggung jawab yang di berikan kepadanya sesuai dengan kriteria
yang di tetapkan dalam kurun waktu yang telah di sepakati atau di tentukan
perusahaan.
2. Aspek – aspek Kinerja di PT Deltomed Laboratories.
Tingkat keberhasilan perusahaan yang menjadi tolak ukur di PT Deltomed
Laboratories yang bersumber dari kepala HRD antara lain :
1. Absensi
2. Tanggung jawab dan loyalitas
3. Produktifitas dan efisiensi
4. Kedisiplinan
5. Kepemimpinan
6. Kinerja
7. Kerjasama
8. pengorganisasian
9. Pengetahuan akan pekerjaan
10. Standar
9
11. Pengawasan
12. Disiplin
3. Faktor – faktor Kinerja
Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Robbins (2006), kinerja
merupakan pengukuran terhadap hasil kerja yang diharapkan berupa sesuatu yang
optimal. Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain :
1. Iklim organisasi. Iklim kerja dalam suatu organisasi sangatlah penting bagi
pimpinan untuk memahami kondisi organisasi, karena ia harus menyalurkan
bawahan sehingga mereka dapat mencapai tujuan pribadi dan tujuan
organisasi. Dengan adanya iklim kerja yang kondusif, maka hal itu akan
mempengaruhi kinerja karyawan.
2. Kepemimpinan. Perasaan pemimpin harus mampu dan dapat memainkan
perasaannya dalam suatu organisasi, pemimpin harus mampu menggali potensi
yang ada pada dirinya dan memanfaatkannya di dalam unit organisasi.
3. Kualitas pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dengan kualitas yang tinggi
dapat memuaskan yang bersangkutan dan perusahaan. Penyelesaian tugas
yang handal, tolak ukur minimal kualitas kerja pastilah dicapai.
4. Kemampuan kerja. Kemampuan untuk mengatur pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya termasuk membuat jadwal kerja, umumnya mempengaruhi
kinerja sesorang karyawan.
5. Inisiatif. Inisiatif merupakan faktor penting dalam usaha untuk meningkatkan
kinerja karyawan. Untuk memiliki inisiatif dibutuhkan pengetahuan serta
keterampilan yang dimiliki para karyawan dalam usahanya untuk
meningkatkan hasil yang dicapainya.
10
6. Motivasi. Ini merupakan subyek yang penting bagi pimpinan, karena menurut
definisinya pimpinan harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Pimpinan
perlu memahami orang yang berprilaku tertentu agar dapat mempengaruhi
untuk bekerja sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
7. Daya tahan / kehandalan. Apakah karyawan mampu membuat perencanaan
dan jadwal pekerjaannya. Sebab akan mempengaruhi ketepatan waktu hasil
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seorang karyawan.
8. Kuantitas pekerjaan. Pekerjaan yang di lakukan karyawan harus memiliki
kuantitas kerja tinggi dapat memuaskan yang bersangkutan dan perusahaan.
Dengan memiliki kuantitas kerja sesuai dengan yang di targetkan, maka hal itu
akan dapat mengevaluasi kinerja karyawan dalam usaha meningkatkan prestasi
kerjanya.
9. Disiplin kerja. Dalam memperhatikan peranan manusia dalam organisasi,
agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan diperlukan adanya kedisiplinan
yang tinggi sehingga dapat mencapai suatu hasil kerja yang optimal atau
mencapai hasil yang diinginkan.
B. IKLIM ORGANISASI
1. Pengertian iklim organisasi
Menurut Tagiuri & Litwin (dalam Wirawan 2007) bahwa “ Iklim Organisai
merupakan kualitas lingkungan internal yang secara realtif terus berlangsung, dialami
oleh anggota organisasi dan mempengaruhi prilaku setiap anggotanya “. Sedangkan
pendapat tersebut di jelaskan oleh Litwin dan Stringer (dalam Wirawan 2007 h 231)
ada suatu pernyataan yang menjelaskan bahwa iklim organisasi sebagai “Konsep
yang menjelaskan sifat subjektif dari kualitas lingkungan organisasi. Sifat itu dapat
dirasakan atau dialami oleh anggota organisasi dan dilaporkan oleh mereka dalam
11
kuesioner yang sesuai” “ a concept describing subjective nature of quality of the
organizational environment. It properties can be perceived or experienced by
members of the organization and reported by them in a appropriate questionnaire “.
Sedangkan Menurut Davis & Newstream (2001 h 25) memandang iklim
organisasi sebagai pengaruh pada persepsi dari masing – masing anggota dalam
memandang suatu organisasi. Pada tulisan Litwin dan Stringer, seperti di kutip
Toulson & Smith (1994 h 457) mendefinisikan iklim organisasi sebagai suatu yang
dapat di ukur pada lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh pada karyawan dan pekerjaan dimana tempat mereka bekerja dengan
asumsi akan berpengaruh pada motivasi dan perilaku karyawan. Sedangkan Toulson
dan smith, (1994) iklim organisasi adalah serangkaian deskrepsi dari karakteristik
organisasi yang bertahan dalam jangka waktu lama. Bambang kustiyanto (1985),
iklim organisasi didefinisikan sebagai pengukuran yang luas atas harapan – harpan
pada orang – orang tentang beberapa hal yang di sukai dalam organisasi yang sedang
mereka temui. Iklim organisasi dapat berfungsi sebagai indikator terpenuhi atau
tidaknya harapan – harapan karyawan tersebut di organisasi.
Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi
adalah serangkaian diskripsi dari karakteristik organisasi yang membedakan
organisasi dengan organisasi lainnya yang mengarah pada persepsi masing – masing
anggota dalam memandang organisasi. Berdasarkan dari beberapa definisi di atas,
maka dapat di simpulkan bahwa iklim organisasi adalah suatu kumpulan situasi atau
keadaan lingkungan kerja baik secara langsung maupun tidak langsung yang di
rasakan maupun yang sedang dihadapi karyawan yang mempengaruhi prilakunya
dalam melaksanakan kewajiban sesuai dengan tugasnya. Sehingga hal tersebut dapat
mempengaruhi karyawan dalam bekerja, jika kondisi lingkungan baik maka
12
karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja namun jika kondisi lingkungan tidak
baik maka karyawan akan merasa kurang nyaman dalam bekerja.
2. Aspek Iklim Organisasi
Menurut pendapat dari Kolb dan Rubin (1984 h343) terdapat 7 (tuju) aspek yang
dapat mengidentifikasi iklim organisasi dalam suatu organisasi antara lain :
a). Konformitas. Konformitas terbentuk karena adanya perasaan yang sama
antara para karyawan mengenai banyaknya peraturan, prosedur dan hokum
dalam menjalankan pekerjaan.
b). Tanggung jawab. Setiap anggota dalam organisasi mempunyai tanggung
jawab masing - masing untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
c). Standar. Tekanan dari organisasi pada kualitas tampilan serta membuat
produknya terkenal. Karyawan merasa tertantang untuk menjalankan komitmen.
d). Imbalan perasaan dari karyawan. Bahwa kerja keras karyawan pasti akan
diketahui dan mendapatkan imbalan yang pantas atas usahanya.
e). Kejelasan organisasi. Perasaan karyawan bahwa perusahaan terorganisir
dengan baik serta mempunyai tujuan yang jelas.
f). Dukungan dan kehangatan. Persahabatan diantara seluruh anggota organisasi
merupakan nilai yang paling penting untuk membentuk hubungan yang baik
dalam lingkungan kerja.
g). Kepemimpinan. Karyawan menerima kepemimpinan yang ada dalam
perusahaan dan segala keputusannya.
Berdasarkan aspek - aspek iklim organisasi yang di kemukakan oleh Klob dan Rubin
di atas membuat penulis tertarik meneliti hubungan Iklim Organisasi dengan Kinerja
karyawan di PT Deltomed Laboratoris di Wonogiri. Karena pada kenyataannya
lingkungan internal organisasi secara rutin, terus - menerus yang mempengaruhi sikap
13
dan prilaku organisasi serta kinerja anggota organisasi yang kemudian menentukan
baik tidaknya kinerja seseorang.
C. HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA
Iklim organisasi sangat berperan dominan dalam pencapaian kinerja seorang
karyawan. Kinerja bisa tercapai jikalau iklim dalam sebuah organisasi bisa berjalan
dengan kondusif. Jika iklim organisasi yang tercipta dengan baik dan didukung oleh
pihak manajemen, maka kemampuan atau potensi kinerja karyawan akan berjalan secara
optimal Lako (2004). Hal tersebut di ungkap juga oleh Husnawati, Reny (2016), dalam
penelitian Hubungan Efikasi Diri dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Staf Tenaga
Kependidikan UMS, menyatakan ada hubungan positif dan signisikan antara iklim
organisasi dengan kinerja staf tenaga kependidikan UMS, jika iklim organisasi berjalan
dengan baik maka kinerja akan semakin tinggi dan sebaliknya jika iklim organisasi
berjalan secara tidak baik maka kinerja staf tenaga kependidikan UMS akan semakin
rendah. , Regis (2001) menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara iklim organisasi dengan kinerja karyawan Del Monte Philippines inc, Cagayan de
Oro City. Rasa (2010) menemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara iklim organisasi dengan kinerja guru negeri dan swasta di Pakistan.
(Yeheskiel,dkk 2013) menambahkan bahwa factor iklim organisasi merupakan kondisi
atau energi yang menggerakkan pegawai dengan terarah atau tertuju untuk mencapai
kinerja yang optimal.
Akan tetapi terdapat hal yang berbeda yang terjadi pada hasil penelitian dari
Suryani Ema (2015) dari hasil penelitiannya Hubungan Iklim Organisasi Dengan
Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Dinas Perindustrian, Perdagangan, Dan
Koprasi Kabupaten Balangan yang menyatakan bahwa iklim organisasi tidak
berpengaruh terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil Kantor Perindustrian, Perdagangan,
14
dan Koprasi Kabupaten Balangan. Karena kinerja sangat di pengaruhi oleh reword yang
berupa pemberian penghargaan dari pimpinan.
Berdasarkan dari berbagai uraian di atas didapatkan hipotesis yang akan di
ajukan oleh penulis yaitu ada hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja
karyawan di PT Deltomed Laboratories Wonogiri.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan di lakukan adalah penelitian kualitatif dengan tipe
penelitian korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang sifatnya untuk
mengetahui hubungan dan tingkat hubungan variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variable tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel ( Faenkel
dan Wallen, 2008:328). Dalam penelitian ini akan mencari hubungan dan tingkat
hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja.
B. Variabel Penelitian
Adapaun variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebasb(X) : Iklim Organisasi
2. Variabel terikat (Y) : Kinerja
C. Definisi Oprasional
Kolb dan Rubin (1984) memberikan tujuh komponen iklim organisasi, yaitu:
konformitas, tanggung jawab, standar kinerja, imbalan, kejelasan organisasi, kehangatan
dan dukungan (hubungan interpersonal), serta kepemimpinan. Sedangkan pernyataan
dari G. Litwin (1968) menyatakan bahwa iklim organisasi sebagai kualitas lingkungan
internal yang secara relative terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi yang
15
mempengaruhi prilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set
karakteristik atau sifat organisasi.
Menurut Bernardin dan Russel (1993) kinerja di definisikan sebagai catatan
tentang hasil yang diperoleh dari fungsi pekerjaan spesifik atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu tertentu. Menurut definisi Bernardin dan Russel dapat dirumuskan
penekankan pengertian kinerja sebagai hasil atau outcome dari sebuah pekerjaan dan
kontribusi mereka pada suatu organisasi.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal
atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Sugiono, 2006
: 110). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan di PT Deltomed
Laboratories untuk posisi Karyawan Level Staff dan Pelaksana di Departemen Human
Resources & General Affair yang berjumlah 40 orang. Sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi (Sugiyono, 2009) sampel
sebanyak 40 karyawan. Jumlah tersebut di pilih berdasarkan pertimbangan waktu dan
sumberdaya yang ada serta sudah memenuhi syarat jumlah penelitian. Jumlah yang
memenuhi syarat untuk penelitian dengan populasi kecil, yaitu 30 (Anwar, 2004).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan pada kriteria tertentu (Sugiyono, 2010). Teknik
purposive sampling dengan mempertimbangkan kriteria tertentu yaitu Karyawan Level
Staff dan Pelaksana di Departemen Human Resources & General Affair, karyawan
dalam level pelaksana, yang sudah bekerja lebih dari satu tahun dan yang memiliki usia
antara 24 – 49 tahun.
16
E. Metode Pengumpulan Data
Alat ukur ini terdiri atas 46 pertanyaan yang harus diisi antara lain dimensi
konformitas (conformity) terdiri dari 7 atem, Tanggung jawab (responsible) sebanyak 8
aitem, Standar pelaksana pekerjaan (implementing standards work) sebanyak 8 aitem,
Imbalan perasaan dari karyawan (feeling of employees benefits) sebanyak 4 aitem,
Kejelasan Keorganisasian (organizational clarity) sebanyak 5 aitem, Hubungan
interpersonal dan semangat kelompok (interpersonal relationship and spirit groups)
sebanyak 9 aitem dan kepemimpinan (leadership) sebanyak 5 aitem. Sedangkan
pengukuran kinerja di PT Deltomed Laboratories menggunakan sistim penilaian
,menurut Sedarmayanti (2001:9) sebagai berikut Kualitas kerja (quality of work),
Kecakapan (promptness), Inisitif (iniciative), Kemampuan (capability), dan Komunikasi
(communication) Selanjutnya pelaksanaan di laksanakan pada tanggal 24 februari 2017
yang kemudian data akan di analisis dengan menggunakan teknik korelasi SPSS Versi
21.00 for windows.
Kuesioner atau angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
kuesioner atau angket langsung yang tertutup. Dengan memberikan scoring, sangat baik
(4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat tidak baik (1).Skala likert yaitu dengan
pemberian bobot nilai jawaban dari (1) Sangat Tidak Setuju sampai dengan (4) Sangat
Setuju. Skala ini dikonstruksikan oleh peneliti berdasarkan teori yang ada dan secara
operasional mengacu pada blue print.
HASIL PENELITIAN
A. Uji Validitas dan Realiabilitas
Perhitungan uji seleksi item skala iklim organisasi yang terdiri dari 46 item,
ditemukan 10 item yang gugur sehingga 36 item valid. Selain itu skala kinerja terdiri
dari 25 item dan tidak ditemukan item yang gugur sehingga 25 item yang valid. Untuk
17
menguji realibilitas digunakan teknik koefisien Alpha Cronbach dengan koefisien
Alpha pada skala iklim organisasi sebesar 0,947 dan reabilitas skala kinerja sebesar
0,976. Hal ini berarti kedua skala tersebut reliable.
Uji Reliabilitas Variabel Iklim Organisasi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excluded a 0 0.0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.947 36
Uji Reliabilitas Variabel Kinerja
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 0.0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.976
25
B. Analisis Diskriptif
Deskriptif data Iklim Organisasi
Hasil penyebaran angket yang penulis sampaikan kepada 40 Karyawan, mengenai Iklim
Organisasi sebanyak 36 pernyataan. Dari hasil tersebut dapat diperoleh nilai tertinggi
18
sebesar 144, nilai terendah sebesar 82, nilai rata-rata sebesar 120,88, median atau nilai
tengah sebesar 117,50, modus atau nilai paling sering muncul adalah 144 dan standar
deviasi atau penyimpangan dari rata-rata sebesar 16,789.
Statistics Statistics
Iklim Organisasi Kinerja
N Valid 40 N Valid 40
Missing 0 Missing 0
Mean 120.88 Mean 82.43
Median 117.50 Median 89.00
Mode 144 Mode 97
Std. Deviation 16.789 Std. Deviation 15.795
Minimum 82 Minimum 52
Maximum 144 Maximum 100
C. Uji Normalitas
Hasil pengujian normalitas menunjukkan bahwa variable iklim organisasi
berdistribusi normal hal tersebut di tunjukkan dengan kolmogorov - smirnov (ksz)
sebesar 0,656 Dengan angka signifikasi 0,733 > 0,304 Variable kinerja juga
berdisteribusi normal ditunjukkan dengan nilai kolmogorov - smirnov (ksz) sebesar
0,656 dengan angka signifikasi 0,919 > 0,304
19
D. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan dengan teknik product moment dari Karl Pearson,
Correlations
Iklim Organisasi Kinerja
Pearson Correlation 1
,656
**
Iklim Organisasi Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
Pearson Correlation ,656
** 1
Kinerja Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan hasil yang terlihat pada table di atas ditemukan signifikan ( Sig 2-tailed)
sebesar 656 (p < 0,01) yang berarti ada hubungan. Hubungan variable Iklim Organisasi
dengan kinerja karyawan memiliki koefisien korelasi sebesar ,656 dengan signifikasi
,000 (p < 0,01) yang menunjukkan ada hubungan iklim organisasi dengan kinerja
karyawan dalam kategori kuat atau positif signifikan antara iklim organisasi dengan
kinerja.
Regresi Linier Berganda
Variables Entered/Removeda
Variables Variables Model Method
Entered Removed
1 Iklim Organisasib Enter
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
20
Model Summary
Std. Adjusted
Error of Model R R Square R
the Square
Estimate
1 ,656a
,431 ,416 12,075
a. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi
ANOVAa
Sum of Mean Model df F Sig.
Squares Square
Regression 4189,403 1 4189,403 28,734 ,000b
1 Residual 5540,372 38 145,799
Total 9729,775 39
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Iklim Organisasi
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(Constant) 7,803 14,051 ,555 ,582
1
Iklim Organisasi ,617 ,115 ,656 5,360 ,000
a. Dependent Variable: Kinerja
21
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara iklim organisasi dengan
kinerja di PT Deltomed Laboratories Wonogiri diperoleh hasil sebagai berikut terdapat
hubungan yang positif signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja. Berdasarkan
dari perhitungan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi (r) = 0,656, p < 0,05 yang
berarti bahwa ada hubungan antara iklim oganisasi dengan kinerja. Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis awal penulis yaitu ada hubungan signifikan antara iklim organisasi
dengan kinerja di terima. Dengan kata lain semakin tinggi iklim organisasi maka
semakin tinggi pula kinerja atau sebaliknya. Ada dua kemungkinan bahwa ada
hubungan antara iklim organisasi dengan kinerja kemungkinan yaitu.
Pertama, sebagian karyawan menganggap iklim organisasi yang ada di
perusahaan berjalan kondusif sehingga membuat karyawan dapat bekerja lebih
produktif dalam mencapai kinerja yang lebih baik. Pernyataan ini di dukung oleh hasil
penelitian Reny (2016) yang menyatakan bahwa iklim organisasi berhubungan dengan
kinerja karena apabila iklim organisasi semakin baik maka kinerja akan semakin tinggi
dan sebaliknya semakin buruk iklim organisasi maka akan semakin rendah kinerja
karyawan.
Kedua, lingkungan atau situasi kerja yang aman dan nyaman dapat membuat
terciptanya iklim organisasi yang kondusif sehingga dapat meningkatkan kinerja. Hal
ini di dukung oleh pernyataan dari Lako (2004) bahwa apabila iklim organisasi yang di
ciptakan oleh perusahaan, kurang di dukung oleh pihak managemen maka kemampuan
atau potensi kinerja karyawan tidak akan optimal. Hasil penelitian ini mendukung
temuan sebelumnya yang di lakukan oleh Regis (2001) dimana terdapat hubungan
positif yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja karyawan Del Monte
Philippines Inc, Cagayan de Orociti. Penelitian lainnya yang mendukung seperti yang di
kemukakan oleh Rasa (2010) bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara
22
iklim organisasi dengan kinerja guru di sekolah negeri dan swasta di Punjab, Pakistan.
Ali, Nisar, Amir (2014) yang menyatakan bahwa kinerja dapat mempengaruhi
prodoktifitas kerja dan kualitas kerja individu. Sedangkan hasil wawancara dari
beberapa karyawan di perusahaan tersebut faktor dukungan dan kehangatan antar
karyawan menjadi salah satu yang dominan terciptanya kinerja.
Sumbangan efektifitas dari variabel iklim organisasi terhadap kinerja dapat di
ketahui dari nilai koefisien determinasi (R²) yang merupakan koordinat dari nilai
koefisien korelasinya (r).dengan demikian nilai koefisien determinasi adalah sebesar
(0,656)² sebesar 0,431 Sebesar 43,1. Hal ini berarti sumbangan efektif variabel iklim
organisasi terhadap kinerja adalah sebesar 43,1% sedang selebihnya 56,9% di
sumbangkan oleh variabel lain yang tidak di teliti dalam penelitian ini.
Adapun beberapa faktor lain yang dapat memberikan sumbangan terhadap
kinerja diantaranya adalah budaya organisasi, kopentensi, kepemimpinan (Wirawan
dalam Junandi dan Maryono, 2012) maupun factor seperti motivasi kerja, kapribadian,
pengalaman kerja, sistim upah (Cornic and Tiffin, dalam Widhiastuti 2002).
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini maka bagi perusahaan yang ingin memiliki
karyawan yang berkinerja tinggi maka sangatlah perlu mengupayakan agar terciptanya
iklim organisasi yang baik sehingga membuat karyawan merasa nyaman dan dapat
bekerja secara optimal.
Sehingga pada beberapa organisasi, faktor iklim organisasi yang sangat
mempengaruhi kinerja karena apa bila dimensi iklim organisasi dapat tercipta dalam
perusahaan, maka akan dapat menjaga dan meningkatkan kinerja karyawan, sehingga
keberhasilan suatu organisasi dengan membentuk iklim organisasi yang kondusif akan
mampu mempengaruhi komitmen karyawan yang dapat meningkatkan kinerja
karyawan.
23
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian mengenai Hubungan Iklim Organisasi dengan Kinerja
Karyawan di perusahaan tersebut menghasilkan data yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara iklim organisasi dengan kinerja karyawan. Dengan
nilai korelasi sebesar 0,656 berada dalam penilaian 0,600 - 0,800 kuat.
B. Saran
1. Pimpinan
Dalam kesempatan ini penulis memberi saran kepada pimpinan agar dapat
menciptakan iklim organisasi dengan suasana yang kondusif seperti memberi perlakuan
yang non formil dengan memberi tanggung jawab yang sesuai dengan potensi &
kompetisi dan memberi dukungan yang hangat kepada setiap karyawan supaya dapat
menciptakan kinerja yang lebih baik, melalui pengendalian dan evaluasi secara individu
atau kelompok.
2. Bagi karyawan
Setiap karyawan mengambil tanggung jawab yang di berikan & memberi
dukungan positif terhadap kinerjanya dalam menciptakan kinerja yang lebih baik
melalui kerja tim maupun individu. Setiap karyawan hendaknya membicarakan apa
yang menjadi kendala, kesulitan dalam bekerja dan selanjutnya mendiskusikan apa
yang menjadi kesulitanya dalam bekerja dengan anggota organisasi.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat berbagai faktor lain di
luar iklim organisasi yang mempengaruhi kinerja. Diharapkan peneliti selanjutnya
mengangkat atau mengembangkan variabel – variabel lain yang dapat digunakan,
sehingga lebih dapat mengungkap faktor lain apa yang dapat mempengaruhi kinerja
24
seperti kepemimpinan, kuantitas pekerjaan. Disiplin kerja, usia, jenis kelamin, prestasi
akademik, pendidikan orangtua, aktivitas, ekstra kulikuler, moralitas, dan motivasi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. (2003). Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja, Bandung.
Ainaini, Maksum (2006), Hubungan Antara Service Quality Dengan Kepuasan Konsumen Di Restoran X, CEFARS : Agribisnis dan Pengembangan Wilayah.Vol. 3 (2), 52-63
Azwar, Saifuddin. (2004). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Bernardin and Russel, (1993). Human Resource Managemen. New Jersy Intrnational Editions Upper Saddle River, Prentice.
Christine Chely Karundeng. (2013). Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Taspen (Persero) Cabang Manado.
Davis, K. (1987). Human Behavior at Work; Organization Behavior. USA; Grolier Incorporated.
Davis, Keith dan J. W. Newstorm, (2001), Perilaku Dalam Organisasi, Diterjemahkan Oleh. Agus Dharma, Erlangga, Jakarta. Duryat, Masduki.
Frankel, J. P. & Wallen N. E (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. New York : Mc Gram – Hill Company, Inc
Griffin, Jill. 2002. Customer Loyalty How to Earn It, How to Keep It.
Kentucky:McGraw-Hill.
Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Kerlinger, F. N. (1973). Founding Of Behavior Research, Holt. Rinchart and Winston Inc. New York.
Kolb, D.A & Rubin, I.M. (1984). Organizational psychology an experiental approach to organizational behavior. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Kustika Sari. (2011). Analisis Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Prodoktivitas Karyawan (Studi kasus Divisi Produksi PT Mekar Unggul Sari, Jonggol Bogor.
Kusumaningtyas, A. P. (2012). Hubungan Konformitas dengan Perilaku Agresif pada Pengendara Sepeda Motor Anggota Club SUZUKI Satria 150CC. Skripsi. Jakarta : Universitas Esa Unggul.
Likert, R., McGrawHill, (1971). “The Human Organization: Its Management and Value”,
26
Litwin GH, Stringer RA Jr. (1968). Motivation and organizational climate. Boston: Harvard University Press.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama.
____________(2006). Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia, Pen. PT Refika Aditama.
Moeheriono, (2010). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia.
Motowidlo, S.J., Borman, W. C.,& Schmit, M. J. (1997) A theory of individual differences in task and contextual performance. Human Performace, 10, 71-83.
Muchamad arif ludfi (2015). Pengaruh Kinerja Karyawan Terhadap Kepercayaan Anggota BMT Asy-Syifa Weleri Kendal.
Nelson, D., & Cooper, C. L. (Eds.). (2007). Positive organizational behavior: Accentuating the positive at work. Thousand Oaks, CA: Sage.
Raza, S.A. (2010). Relationship Between Organization Climate and Performance of Teachers in Public and Private Colleges of Punjab. Thesis (publication). Pakistan: University Institute of Education and Research.
Regis, M.J.A. (2001). The Organizational Climate and The Employees Job Performance in Del Monte Philippines, Inc. Cagayan de Oro City: Proposed Guidelines For Enhancement.
Reny. (2016). Hubungan Efikasi Diri Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Staf Tenaga
Kependidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.
Robbins, Stephen P. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi kesepuluh. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia
Smith, Douglas H. (1994). Total Quality in Higher Education Florida : St, Lucie Press, Florida.
Sedarmayanti. (2000). Tata Kerja Dan Produktivitas Kerja (Suatu Tinjauan dari Aspek Ergonomo Atau Kaitan Antara Manusia Dengan Lingkungan Kerja), Bandung : CV.Mandar Maju.
Simanjuntak, Payaman J. (2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.
_________(2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.
Sutrisno, Edi. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
27
Toulson, P. & Mike, Smith. (1994). The Relationship Between Organizational Climate and Employee Perceptions of Personnel Management Practices. Journal of Public Personnel Management. 23 (3), 453-469
Viswesvaran,C., and Ones, D.C. (2000). Perspectives on models of job performance. International Jurnal of Selection and Assesment 8 (4), 216-226.
Vivi, Rolen. (2007). Pengaruh Iklim Organisasi dan Kedewasaan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Graha Tungki Arsitektika Jakarta.
Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. PT. Raja Grafindo Parsada: Jakarta.
Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim Organisasi : Teori, aplikasi, dan penelitian. Jakarta : salemba empat .
________(2009). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi dan Penelitian
Jakarta. Penerbit: Salemba Empat.
28
top related