jurnal effective teaching
Post on 31-Oct-2015
52 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
EFEKTIFITAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DAN BALIKAN INFORMATIF
TERHADAP KEMAMPUAN RENANG GAYA BEBAS DI FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the differences of teaching and
learning strategies and feedback information on the ability to crawl stroke in
swimming.
The research sample consisted of 32 students of the FIK UNJ. Experimental
research with a 2 X 2 factorial designed. Data were analyzed by using the "ANAVA"
(analysis of variance) and continued with the Tuckey Test.
Results showed that (1) In general, the experimental group skills crawl stroke
with learning strategies two meetings per week (50 minutes duration every meeting)
have greater results than the learning strategies one meeting/ week (duration of 100
minutes every meeting). (2). direct feedback Information, teaching and learning
strategies one meeting per week is better than the teaching and learning strategies
two meetings per week in the freestyle swimming ability. (3) delayed feedback
Information, the teaching and learning strategies two meetings per week is better
than the teaching and learning strategies one session/ week in the freestyle
swimming ability. (4) There is interaction between teaching and learning strategies
and feedback information on the ability of freestyle swimming.
Kata Kunci : Strategi belajar mengajar, Balikan Informatif, Rensng gaya bebas
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Berenang merupakan aktifitas wajib yang harus di kuasai oleh mahasiswa di
Fakultas Ilmu Keolahragaan karena mata kuliah renang di Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta adalah mata kuliah wajib yang harus
diambil oleh setiap mahasiswa. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
dalam pencapaian proses hasil belajar dilihat dari aspek mahasiswa itu sendiri ;
-
yaitu faktor postur tubuh, kondisi fisik, mental, dan keterampilan teknik. Faktor-faktor
ini satu sama lain saling terkait dan tidak dapat dipisahkan.
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar renang di FIK UNJ
terutama belajar teknik renang gaya bebas sering kali mahasiswa kesulitan dalam
memahami konsep berenang gaya bebas yang baik dan benar, sehingga hasil yang
didapat tidak sesuai dengan yang diharapakan baik oleh pengajar maupun
mahasiswa itu sendiri. Hasil yang tidak sesuai tersebut berdampak pada nilai
renang I yang terkadang kurang memuaskan ataupun tidak lulus.
Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini di FIK UNJ, banyak sekali faktor-
faktor yang menjadi penyebab mahasiswa kesulitan dalam memahami konsep
gerak renang gaya bebas tersebut, dan salah satu faktornya adalah kurangnya
pertemuan dalam proses belajar mengajar, dimana untuk saat ini dalam satu minggu
hanya ada satu kali pertemuan (100 menit) atau tatap muka. Dalam proses belajar
belajar gerak semakin sering siswa untuk tatap muka atau dalam hal ini untuk
belajar gerak semakin baik pula hasil belajarnya. Selain itu dengan satu kali
pertemuan yang berdurasi waktu 100 menit akan membuat mahasiswa terlalu
kelelahan yang membuat tingkat konsentrasinyapun akan turun dalam belajar.
Mengingat bahwa mahasiswa yang mengambil mata kuliah renang I adalah
mahasiswa baru, dimana kalau mahasiswa baru biasanya dalam kuliahnya banyak
sekali mata kuliah gerak yang diambil berbarengan dengan mata kuliah renang I,
sehingga proses belajar mengajar yang sedang berlangsung tidak efektif dan
efesien. Oleh karena itu untuk mengatasi hal itu semua dibutuhkan kreatifitas dan
peran dosen dalam proses pembelajaran renang.
Peran dosen dalam proses pembelajaran renang di antaranya adalah dengan
menentukan dan memilih strategi belajar mengajar yang efektif dan efesien agar
-
mahasiswa dapat mengerti dan memahami materi pembelajaran yang disajikan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Kemampuan dosen memilih dan menyajikan
materi pembelajaran ditentukan oleh kemampuan dan pengalamannya dalam
pembelajaran. Berkaitan dengan itu, maka untuk melakukan proses pembelajaran
renang gaya bebas, dipilih strategi belajar mengajar yang tepat dan mudah
diterapkan kepada mahasiswa, sehingga konsep-konsep gerak renang gaya bebas
dan gerak dasarnya dapat dikuasai dengan baik dan benar.
Salah satu bentuk kreatifitas dosen dalam strategi belajar mengajar gerak
adalah dengan pengaturan waktu pembelajaran atau latihan. Misalkan dengan
dibuatkannya waktu pembelajaran menjadi dua kali seminggu, akan tetapi dengan
durasi waktu per tatap muka menjadi lebih singkat (50 menit). Dengan strategi
seperti ini dipastikan hasil belajar akan lebih baik, karena disatu sisi sering adanya
latihan-latihan dan dilain sisi durasi waktu pembelajaran tidak terlalu lama. Hal ini
seperti yang diungkapkan dalam buku yang berjudul Coaching dan Aspek-Aspek
Psikologis dalam Coaching, bahwa waktu latihan adalah sebaiknya pendek akan
tetapi berisi dan padat dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, selain waktunya
yang pendek, latihan juga harus dilakukan sesering mungkin.
Efesiensi dan afektifitas dalam pembelajaran renang juga terkait dengan
masalah balikan informatif, dimana dalam balikan informatif ini siswa akan
mendapatkan umpan balik atau perbaikan-perbaikan yang sangat membantu dalam
pencapaian pembelajaran.
Deskripsi Teoritis
Hakikat Kemampuan Renang Gaya Bebas
-
Edwin fleishmen menyatakan bahwa kemampuan (ability) merupakan suatu
kapasitas umum yang berkaitan dengan prestasi berbagai macam keterampilan.1
Sementara itu Mulyasa berpendapat kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh
individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.2
Sedangkan renang gaya bebas menurut Dumadi adalah (1). Renang gaya rimau,
(2). The front crawl stroke, (3). The crawl stroke.3 Atau artinya adalah merangkak
kedepan
Pembahasan renang gaya bebas itu pada dasarnya dapat ditinjau dari posisi
tubuh, gerakan kaki, pernafasan, koordinasi gerakan kaki dan pernafasan, rotasi
tangan dan seterusnya.4 Dengan gaya ini kehebatan perenang akan dinilai. Untuk
berenang dengan baik daya apung tubuh membuat tubuh mengapung dengan posisi
telungkup sambil meluncur dengan santai. Kemudian akan dilihat secara berurutan
pola gerakan yang benar dari gerakan mengayun kaki, mengayuh, koordinasi
tangan-kaki dan pernafasan.
Hakikat Strategi Belajar Mengajar
Strategi berdasarkan pengertian Thatcher dan McQueen seperti yang dikutip
oleh Supandi adalah ilmu tentang pembentukan dan pengoperasian projek militer.5
Perkembangan selanjutnya menunjukan bahwa penggunaan strategi tidak hanya
terbatas pada bidang militer saja. Bidang-bidang yang lain seperti manajemen,
1 Phil Yanuar Kiram,op.cit., h.11.
2 Mulyasa. E, Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep, Karakteristik dan Implementasi (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003) h.20.
3 Dumadi,op.cit., h.2. 4 Soejoko Hendromartono, Olahraga Pilihan Renang (Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1992) h. 49
5 Supandi, Stratgi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Jakarta : Depdikbud Dirjen Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan, 1992), h.3.
-
olahraga dan pengajaranpun sering menggunakan istilah ini bagi sesuatu bentuk
kegiatannya. Penyusunan suatu strategi merupakan kegiatan awal dari seluruh
proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu strategi ini mempunyai pengaruh
yang besar terhadap hasil belajar siswa yang bersangkutan bahkan sangat
menentukan sekali. Atas dasar itulah, pengetahuan dan keterampilan menyusun
strategi belajar mengajar sangat diperlukan guru/dosen demi tercapainya suatu
tujuan pengajaran. Lebih lanjut Supandi mengartikan strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran adalah operasi atau gerakan sebelum kegiatan belajar mengajar itu
dilaksanakan seperti halnya militer mengadakan operasi dan gerakan sebelum
bertempur.6
Strategi dalam pendidikan merupakan salah satu langkah awal sebelum kita
melakukan proses belajar mengajar. Setiap guru/dosen harus memiliki strategi, agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Menurut J.Matakupan strategi adalah suatu kegiatan persiapan dengan
siasat/akal sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar itu sendiri untuk
mencapai suatu tujuan.7 Sedangkan menurut Sudirman, strategi adalah suatu pola
umum perbuatan guru dan murid didalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.8
Ada banyak daya upaya dan siasat yang bisa dilakukan guru dalam suatu
strategi belajar mengajar, diantaranya adalah bisa berbentuk : a). pengaturan urutan
materi pelajaran, b). pengaturan waktu latihan, c). pengaturan lingkungan belajar,
dan d). pemilihan metode latihan.9
Pengertian belajar itu sendiri sangat beragam, oleh karenanya pemahaman
6 Ibid., h.4 7J.Matakupan, Strategi Belajar Mengajar Penjaskes (Jakarta : Proyek Peningkatan Ekstrakurikuler,
1991/1992), h.2 8 Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1991), h.9. 9 Sugiyanto, Belajar Gerak (Jakarta : KONI Pusat, Pusat Pendidikan dan Penataran, 1993), h.31
-
yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya
mutlak diperlukan oleh pengajar. Salah satu definisi belajar adalah diungkapkan oleh
Reber dalam buku Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru karangan
Muhibbin syah, yaitu : suatu perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng
sebagai hasil latihan yang diperkuat.10
Belajar akan tearah dan berhasil apabila memiliki tujuan dan dapat
menghasilkan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik, dalam proses belajar
kita tidak akan terlepas pada tiga domain pengajaran. Seperti yang dikatakan oleh
Bloom mengatakan dikutip oleh Nana Sudjana adalah :Domain kognitif ( pengusaan
inteliektual ), domain Afektif ( berhubungan dengan sikap dan nilai ), domain
Psikomotor ( kemampuan / keterampilan bertindak ).11
Unsur-unsur yang diatas ini tidak berdiri sendiri melainkan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai hubungan
yang hendak dicapai, ketiganya harus nampak sebagai hasil belajar siswa dalam
proses belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana mendefinisikan hasil belajar
sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima
pengalaman-pengalaman belajar.12
Yang tergolong hasil belajar itu adalah perubahan perilaku meliputi
pengetahuan,keterampilan serta kemampuan perubahan sikap dan nilai siswa.
Suatu perubahan tidak selamanya positif dan bisa terjadi negatif bila tidak didukung
dari mutu masukan dan proses. Mutu masukan yang baik yang digarap dengan tidak
tepat akan menghasilkan hasil belajar yang bertaraf kurang. Sebaliknya, mutu
10 Muhibbin Syah, Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : Remaja
Rodaskarya,1997), h.91 11 Nana Sudjana, op.cit., h. 49. 12 Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar mengajar (Bandung : Sinar Baru, 1989), h.22.
-
masukan yang kurang baik tetapi diproses dengan baik akan menghasilkan hasil
belajar yang baik.
Suatu informasi tentang hasil belajar dapat diperoleh melalui penilaian atau
evaluasi yang mencoba mengukur perubahan yang terjadi pada siswa melalui
berbagai cara dan alat pengukuran tes. Pengamatan langsung terhadap penampilan
hasil dari evaluasi tersebut merupakan informasi tentang perubahan yang terjadi
setelah mengalami proses belajar mengajar. Apabila dari evaluasi menyebabkan
suatu perubahan-perubahan pada masukan atau proses, maka informasi tersebut
dapat disebut sebagai umpan balik atau feed back proses belajar mengajar.
Hakekat Belajar Gerak
Belajar pendidikan jasmani berarti belajar keterampilan gerak. Bergerak
tidak hanya merupakan kebutuhan alami siswa, melainkan dapat membentuk,
membina dan mengembangkan individu siswa. Dalam rangka belajar keterampilan
gerak sebagai sarana dalam pendidikan jasmani, maka disamping dapat
meningkatkan aktifitas geraknya, juga dapat meningkatkan keterampilan intelektual,
sikap dan pemahaman serta penguasaan akan keterampilan gerak itu sendiri. Hal ini
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ade Rangga, bahwa proses gerakan
lebih menekankan unsur keterampilan atau psikomotor, namun demikian tidak
mengabaikan unsur-unsur kognitif dan afektif. Titik beratnya saja yang lebih
menonjol pada aspek psikomotor, dan ketiga unsur kemampuan itu tetap tidak dapat
dipisah-pisahkan.13
13 Ade Angga, Pendidikan dan Strategi Belajar Mengajar Gerak (Jakarta : Depdikbud, Universitas
Terbuka, 1986), h.428.
-
Hakekat Balikan Informatif
Di dalam pelaksanan proses belajar mengajar keterampilan gerak, ada satu
faktor yang dapat menunjang keberhasilan dalam pencapaian tujuan, yaitu umpan
balik atau balikan informatif. Umpan balik atau balikan informatif pada dasarnya
sama maksudnya, hanya beda pada penggunaan kata-kata saja, sebagian kalangan
pendidikan menggunakan istilah umpan balik sedangkan sebagian lainnya
menggunakan istilah balikan informatif. Akan tetapi untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan definisi tentang umpan balik atau balikan informatif tersebut.
Menurut Sugiyanto, umpan balik adalah informasi yang diperoleh oleh atlet
setelah mempraktekan gerakan mengenai benar atau salahnya gerakan yang
dilakukan.14 Sedangkan balikan informatif menurut Rahantoknam adalah masukan
sensori yang memungkinkan kemajuan dalam keahlian.15 Berdasarkan kedua
definisi tersebut, maka terdapat persamaannya, yaitu adanya masukan atau
informasi yang diperoleh atlet atau seseorang setelah melakukan suatu gerakan
mengenai benar salahnya gerakan yang dilakukan demi kemajuan atau kemantapan
dalam gerakan tersebut. Oleh Karena itu maka antara umpan balik dan balikan
informatif dapat dikatakan mempunyai maksud yang sama.
Pemberian umpan balik merupakan tindakan yang sangat penting. Menurut
Yanuar Kiram, umpan balik merupakan pemberian koreksi terhadap unjuk kerja yang
ditampilkan anak didik.16 Selanjutnya maksud pemberian umpan balik adalah
bahwa pemberian umpan balik dapat mempercepat penguasaan suatu keterampilan
dan tanpa pemberian umpan balik akan memperlambat proses pencapaian hasil
14 Sugiyanto, Belajar Gerak (Jakarta : KONI Pusat, Pusat Pendidikan dan Penataran, 1993), h. 27. 15 Rahantoknam, Belajar Motorik, Teori dan Aplikasinya dalam Pendidikan Jasmani dan Olahrag,
(Jakarta : IKIP Jakarta, 1989), h. 100. 16 Yanuar Kiram, Belajar Motorik (Jakarta : Depdikbud, 1993), h. 141.
-
yang optimal.17 Jadi pemberian umpan balik itu akan dapat mempercepat suatu
proses penguasaan keterampilan gerakan.
Sementara itu bagaimana cara pemberian umpan balik itu adalah dengan
cara langsung atau tertunda. Umpan balik atau balikan informatif langsung adalah
yang diberikan lngsung setelah dilakukan gerakan sedangkan umpan balik atau
balikan informatif tertunda adalah umpan balik yang diberikan setelah ditunda
beberapa waktu.
Kerangka Berfikir
Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/Minggu (durasi per pertemuan 100 menit) dengan Startegi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/Minggu (durasi per pertemuan 50 menit) Terhadap Kemampuan Renang Gaya Bebas.
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan gerak,
misalnya kerumitan gerakan yang dipelajari, fasilitas dan alat-alat, tingkat
kemampuan gerak pelajar, pengalaman yang ada hubungannya dengan
keterampilan yang sedang dipelajari, dan tingkat perkembangan kematangannya.
Namun pengaturan penggunaan waktu latihan merupakan faktor yang cukup
penting. Oleh karena itu guru atau pelatih perlu merencanakan pendistribusian
waktu latihan, sehingga dalam belajar gerak mendapatkan hasil yang memadai.
Latihan atau pertemuan tatap muka sekali dalam seminggu dengan durasi
waktu 100 menit merupakan hal yang sekarang dilakukan dalam menyampaikan
semua mata kuliah praktek atau gerak dilingkungan FIK UNJ, termasuk mata kuliah
renang I (renang gaya bebas dan gaya punggung).
Dalam pelaksanaan proses latihan renang gaya bebas, dengan alokasi
waktu yang relatif lama yaitu 100 menit, mahasiswa terus di drill untuk melakukan
17 Ibid., h.142 .
-
latihan-latihan renang gaya bebas, mulai dari teknik gerakan kaki, bernafas, rotasi
tangan, dan koordinasi gaya bebas. Sehingga mahasiswa diharapkan dapat
menguasai dengan baik teknik berenang gaya bebas. Cara drill seperti ini adalah
cara yang baik untuk menguasai keterampilan gerak, karena dengan pengulangan-
pengulangan yang sering akan membuat mereka semakin cepat bisa menguasai
suatu keterampilan gerak. Akan tetapi perlu diingat juga bahwa mahasiswa yang
mengambil mata kuliah renang I, rata-rata adalah mahasiswa tahun pertama atau
tahun kedua, dimana di tahun pertama atau kedua meraka banyak mengambil mata
kuliah praktek atau gerak. Sehingga tidak memungkinkan faktor kelelahan baik
secara fisik maupun mental terjadi pada mahasiswa. Apabila faktor kelelahan sudah
terjadi pada mahasiswa, maka akan mempengaruhi konsentrasi mereka dalam
mengikuti perkuliahan, sehingga proses latihan gerak tidak akan efektif. Selain itu
dengan hanya seminggu sekali latihan atau tatap muka akan membuat mahasiswa
cepat lupa dengan materi yang diajarkan oleh dosen, karena terlalu lama mereka
untuk mengulang kembali gerakan yang diajarkan.
Sedangkan proses latihan seminggu dua kali dengan durasi waktu tiap
pertemuan 50 menit pada intinya sama dengan yang seminggu sekali durasi waktu
100 menit . Mereka tetap diberikan drill-drill latihan renang gaya bebas , agar
mahasiswa mampu dalam berenang gaya bebas. Akan tetapi dengan durasi atau
waktu latihan yang relatif singkat yaitu 50 menit mahasiswa tidak akan terjadi
kelelahan yang berarti, sehingga mereka tetap konsentrasi dalam menjalani
latihannya. Dengan keadaan fisik yang masih bugar ditambah dengan tingginya
tingkat konsentrasi mahasiswa, maka segala sesuatu yang dilakukan selama proses
latihan itu akan maksimal. Mahasiswa akan dengan cepat menerima masukan-
masukan dari dosen. Masukan-masukan dari dosen akan sangat berarti dalam
-
proses belajar gerak, sehingga proses latihan yang terjadi akan berjalan dengan
efektif. Selain itu dengan seminggu dua kali latihan akan membuat mahasiswa selalu
ingat akan materi-materi latihannya.
Maka diduga strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/minggu (durasi per
pertemuan 50 menit) lebih efektif dibanding dengan startegi belajar mengajar satu
kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 50 menit) terhadap kemampuan
renang gaya bebas.
Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/Minggu (durasi per pertemuan 100 menit) dengan Startegi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/Minggu (durasi per pertemuan 50 menit) Terhadap Kemampuan Renang Gaya Bebas Pada Mahasiswa yang Diberikan Balikan Informatif Langsung.
Untuk meningkatkan kemampuan renang gaya bebas dapat dilakukan
dengan proses latihan atau pertemuan tatap muka sekali dalam seminggu dengan
durasi waktu 100 menit dan menggunakan balikan informatif langsung. Dengan
waktu yang tersedia cukup lama itu mahasiswa diberikan pengulangan-pengulangan
dan masukan dari dosen. Apabila dalam pengulangan mahasiswa melakukan
kesalahan garak, maka dengan segera mungkin dosen akan memberikan umpan
balik agar tidak terjadi kesalahan pada gerakan tersebut. Misalkan dalam tahapan
latihan kaki gaya bebas, ketika mahasiswa tidak melakukan gerakan kaki yang
benar, maka disaat itu juga dosen akan memberikan koreksian-koreksian gerakan
yang benar. Begitu juga pada tahapan berikutnya seperti pada latihan nafas, rotasi
tangan,dan koordinasi gaya bebas. Proses latihan seperti ini kalau kita lihat
merupakan suatu proses yang melelahkan, akan tetapi dengan adanya balikan
informatif langsung diproses pembelajaran ini akan dapat mengurangi kelelahan
mahasiswa, karena disaat dosen melakukan koreksian-koreksian disaat itu juga
dapat digunakan untuk istirahat sehingga faktor kelelahan dapat sedikit teratasi.
-
Dimana apabila dalam proses pembelajaran keadaan fisik selalu fit akan
memepengaruhi dalam proses pembelajaran itu sendiri.
Sedangkan bila kita bandingkan dengan proses latihan dua kali dalam
seminggu dengan durasi waktu 50 menit dan menggunakan balikan informatif
langsung dalam pelaksanaannya adalah dengan waktu yang relatif pendek
mahasiswa tetap diberikan pengulangan-pengulangan gerakan dan masukan-
masukan dari dosen. Dengan waktu yang relatif pendek tersebut akan membuat
kondisi fisik dan psikis mahasiswa tetap prima. Akan tetapi apabila dibarengi dengan
umpan balik langsung membuat proses pembelajarannya tidak efesien, karena
banyaknya waktu yang digunakan untuk pemberian koreksi.
Jadi dengan demikian dapat diduga strategi belajar mengajar satu kali
pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 100 menit) dan menggunakan balikan
informatif langsung itu lebih efektif dibandingkan dengan strategi belajar mengajar
dua kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 50 menit) terhadap kemampuan
renang gaya bebas.
Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/Minggu (durasi per pertemuan 100 menit) dengan Startegi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/Minggu (durasi per pertemuan 50 menit) Terhadap Kemampuan Renang Gaya Bebas Pada Mahasiswa yang Diberikan Balikan Informatif Tertunda.
Pelaksanaan pemberian umpan balik tertunda adalah umpan balik yang
diberikan secara tertunda waktunya setelah mahasiswa melakukan gerakan.
Misalnya dalam kegiatan belajar mengajar renang gaya bebas, dosen memberikan
penjelasan dan contoh renang gaya bebas mulai dari gerakan kaki sampai dengan
gerakan koordinasi gaya bebas. Ketika mahasiswa melakukan gerakan kaki gaya
bebas dengan berpegangan pelampung, dosen mengamati dan apabila terjadi
kesalahan gerak yang dilakukan oleh mahasiswa, guru tidak memberikan koreksian
-
secara langsung, tapi ditunda waktunya setelah mahasiswa selesai melakukan
gerakan. Begitu juga ketika mahasiswa melakukan gerakan-gerakan yang lainnya
seperti gerakan bernafas, gerakan rotasi tangan, sampai gerakan koordinasi gaya
bebas, dosen tidak langsung memberikan koreksian secara langsung, tapi ditunda
dulu sampai gerakannya selesai. Mengapa dalam kegiatan belajar mengajar renang
gaya bebas diberikan umpan balik tertunda? Karena pemberian umpan balik
tertunda ini memberikan keuntungan kepada mahasiswa untuk berfikir tentang
kesalahannya dan bagaimana seharusnya melakukan gerakan yang benar. Akan
tetapi pemberian umpan balik tertunda ini jangan diberikan dengan selang waktu
lama, apabila terlalu lama maka siswa akan lupa apa kesalahannya dan bagaimana
gerakan yang sebenarnya.
Jadi dengan demikian diduga strategi belajar mengajar dua kali
pertemuan/minggu (durasi waktu per pertemuan 50 menit) dan menggunakan
balikan informatif tertunda lebih efektif dibandingkan dengan strategi belajar
mengajar satu kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 100 menit) terhadap
kemampuan renang gaya bebas.
Interaksi Antara Strategi Belajar mengajar Satu Kali Pertemuan/ Minggu (durasi per pertemuan 100 menit) dan Dua Kali Pertemuan/ Minggu (durasi per pertemuan 50 menit) dengan Balikan Informatif terhadap Kemampuan Renang Gaya Bebas di FIK UNJ.
Salah satu usaha dari Tim Dosen Mata Kuliah Renang untuk
mengefektifkan proses belajar mengajar, khususnya untuk penyampaian materi
renang gaya bebas pada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Jakarta adalah dengan menggunakan strategi belajar mengajar yang tepat dan
menggunakan balikan informatif atau umpan balik yang sesuai.
-
Strategi belajar mengajar itu dalam penelitian ini adalah dalam hal
pengaturan waktu latihan, yaitu satu kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan
100 menit) dan dua kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 50 menit).
Kedua jenis strategi ini akan bermanfaat dan efektif untuk mengajar renang gaya
bebas, apabila didukung oleh balikan informatif yang sesuai, karena balikan
informatif ini merupakan suatu cara yang dilakukan oleh seorang guru/dosen dalam
memberikan koreksi terhadap siswa.
Pertemuan atau tatap muka satu kali seminggu merupakan salah satu
strategi belajar yang selama ini diterapkan. Pada latihan ini memiliki durasi waktu
100 menit. Selama waktu tersebut terjadi proses interaksi belajar mengajar antara
siswa dan guru/dosen. Siswa terus di driil untuk melakukan pengulangan-
pengulangan, sehingga diharapkan dapat menguasai renang gaya bebas dengan
benar. Kelebihan dari strategi ini adalah mahasiswa dapat melakukan pengulangan-
pengulangan yang banyak, yang diperlukan dalam belajar gerak.
Pada pertemuan dua kali seminggu pada prinsipnya sama dengan yang
sekali seminggu. Siswa tetap diberikan drill-drill latihan renang gaya bebas,
sehingga siswa diharapkan akan mampu menguasai renang gaya bebas dengan
baik. Akan tetapi strategi ini memiliki duarasi waktu yang tidak begitu lama, yaitu
hanya 50 menit. Dengan durasi yang relativ cukup ini akan membuat mahasiswa
tidak kelelahan dan tidak merasa bosan dalam proses pembalajaran, sehingga
siswa tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam latihannya.
Balikan informatif itu ada dua, yaitu yang diberikan secara langsung dan yang
diberikan secara tertunda. Pemberian umpan balik langsung adalah umpan balik
yang secara langsung diberikan oleh guru saat mahasiswa melakukan kesalahan.
Sedangkan pemberian umpan balik tertunda adalah umpan balik yang diberikan
-
secara tertunda waktunya setelah mahasiswa melakukan gerakan. Pemilihan
strategi belajar mengajar dua kali seminggu, salah satu diantaranya adalah
dipengaruhi oleh balikan informatif, sehingga akan berpengaruh terhadap
kemampuan renang gaya bebas. Bagi mahasiswa yang diberikan balikan informatif
langsung tentunya akan sulit dalam menguasai renang gaya bebas. Karena dalam
proses pembelajaran gerak dibutuhkan konsentrasi dan waktu untuk berfikir yang
cukup tentang kesalahan-kesalahannya. Tetapi mereka akan tertolong dengan
adanya suatu strategi belajar mengajar seminggu sekali, dimana akan membantu
mahasiswa untuk menguasai keterampilan renang gaya bebas dengan
memanfaatkan lamanya waktu yang tersedia dalam latihan seminggu sekali yang
berdurasi 100 menit tersebut.
Untuk lebih jelasnya mengenai perbedaan balikan informatif langsung dan
balikan informatif tertunda dapat dilihat pada matrik dibawah ini :
Tabel 1. Balikan informatif langsung dan balikan informatif tertunda
Balikan Informatif Tertunda Balikan Informatif Langsung
a. Siswa mempunyai waktu berpikir yang cukup untuk memikirkan kesalahan dan dapat memikirkan gerakan yang benar. b. Siswa lebih berkonsentrasi untuk melakukan gerakan. c. Saat untuk mengoreksi lebih lama sehingga dapat diketahui dengan jelas kesalahan-kesalahan siswa. d. Dikhawatirkan gerakan yang salah akan menjadi suatu gerakan yang otomatis.
a. Siswa tidak mempunyai waktu untuk berfikir untuk memikirkan kesalahan dan memikirkan gerakan yang benar. b. Siswa kurang konsentrasi dalam melakukan gerakan. c. Saat mengoreksi lebih cepat sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa tidak semuanya terlihat. d. Gerakan yang salah dapat diketahui setelah diberikan koreksian oleh guru, sehingga kesalahan tidak dilakukan kembali dan tidak menjadi gerakan yang otomatis.
-
Dengan demikian diduga bahwa teradapat interaksi antara strategi belajar
mengajar satu kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 100 menit) dan dua
kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 50 menit) dengan balikan informatif
terhadap kemampuan renang gaya bebas.
Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan,
maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/minggu (durasi per
pertemuan 50 menit) lebih efektif dibanding dengan strategi belajar mengajar
satu kali pertemuan/minggu terhadap kemampuan renang gaya bebas.
2. Diduga strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/minggu (durasi per
pertemuan 100 menit) dan menggunakan balikan informatif langsung itu lebih
efektif dibandingkan dengan strategi belajar mengajar dua kali
pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 50 menit) terhadap kemampuan
renang gaya bebas.
3. Diduga strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/minggu (durasi waktu per
pertemuan 50 menit) dan menggunakan balikan informatif tertunda lebih efektif
dibandingkan dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/minggu
(durasi per pertemuan 100 menit) terhadap kemampuan renang gaya bebas.
4. Terdapat interaksi antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/minggu
(durasi per pertemuan 100 menit) dan dua kali pertemuan/minggu (durasi per
pertemuan 50 menit) dengan balikan informatif terhadap kemampuan renang
gaya bebas.
Metode Penelitian
-
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen dengan desain penelitian 2 x 2. Penentuan desain penelitian merujuk
pada Sujana yaitu unit-unit eksperimen dikelompokan dalam rancangan sedemikian
rupa, sehingga unit-unit eksperimen di dalam sel relatif homogen dan banyak unit
eksperimen di dalam sel sama dengan banyak unit eksperimen di dalam sel sama
dengan banyak perlakuan yang sedang diteliti.18
Dalam penelitian ini dilibatkan dua variabel, yaitu : (1). Satu Variabel terikat
yaitu kemampuan renang gaya bebas (2). Dua Variabel bebas yaitu strategi belajar
mengajar satu kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 100 menit) dan strategi
belajar mengajar dua kali pertemuan/minggu (durasi per pertemuan 50 menit), serta
variabel bebas yang lainnya yaitu balikan informatif yang terdiri dari balikan
informatif tertunda dan balikan informatif langsung.
Adapun matrik rancangan penelitian faktorial 2 x 2 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 2. Tabel desain faktorial 2 x 2
Strategi Belajar Mengajar (A) Balikan Informatif (B)
Strategi Belajar Mengajar Satu kali pertemuan/ Minggu (durasi waktu
100 menit) (A1)
Strategi Belajar Mengajar
Dua kali pertemuan/ Minggu (durasi waktu
50 menit) (A2)
Balikan Informatif Langsung (B1)
A1 B1
A2 B1
Balikan Informatif Tertunda (B2)
A1 B2
A2 B2
Total
A2
B2
18 Sudjana , Desain dan Analisis Eksperimen, Edisi III (Bandung : Tarsito, 1994), h. 109.
-
Keterangan : A1 : Strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/Minggu (durasi
waktu 100 menit. A2 : Strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/Minggu (durasi
waktu 50 menit. B1 : Balikan informatif langsung. B2 : Balikan informatif tertunda. A1 B1 : Strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/Minggu (durasi waktu
100 menit) dan diberikan balikan informatif langsung. A2 B1 : Strategi belajar mengajardua kali pertemuan/Minggu (durasi waktu 50
menit) dan diberikan balikan informatif langsung. A1 B2 : Strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/Minggu (durasi waktu
100 menit) dan diberikan balikan informatif tertunda. A2 B2 : Strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/Minggu (durasi waktu
50 menit) dan diberikan balikan informatif tertunda. HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data
Data hasil kemampuan renang gaya bebas yang dipergunakan dalam analisis
berupa data dari hasil penilaian proses kemampuan renang gaya bebas dengan
menggunakan instrumen penilaian yang sudah disiapkan peneliti serta teruji
validitasnya (face validity) dan reliabilitasnya . Penilaian dilakukan oleh tiga juri
terhadap kemampuan renang gaya bebas yang sebelumnya sudah diberikan materi
renang gaya bebas baik yang menggunakan strategi belajar mengajar satu kali
pertemuan/ minggu maupun yang menggunakan strategi belajar mengajar dua kali
pertemuan/ minggu. Rangkuman harga-harga n, X , dan SD untuk setiap perlakukan
diperlihatkan pada tabel 4 berikut ini;
Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan nilai X dan SD data hasil penelitian
Strategi belajar Satu kali pertemuan/ Dua kali pertemuan/
-
mengajar Balikan Informatif
minggu minggu
Langsung
X = 883,334 X2 = 98837,720
X = 110,417 SD = 13,643 n = 8
X = 804 X 2 = 81692,240
X = 100,500 SD = 11,277 n = 8
Tertunda
X = 788,333 X 2 = 78617,826
X = 98,542 SD = 11,552 n = 8
X = 1029,666 X2 = 133329,455
X = 128,708 SD = 10,710 n = 8
Total
X = 1671,667 X2 = 177455,546
X = 104,479 SD = 13,665 n = 16
X = 1833.666 X2 = 215021.695
X = 114,604 SD = 18,030 n = 16
Hasil Kemampuan Renang Gaya Bebas Kelompok yang Diajar dengan Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/ Minggu Secara Keseluruhan
Data hasil kemampuan renang gaya bebas pada kelompok yang diajar
dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan,
diperoleh rentang antara 82,333 sampai 134,667, di dapatkan X = 104,479, SD =
13,665 dan distribusi frekuensi sebagaimana terlihat dalam tabel 5.
Tabel 5. Distribusi frekuensi skor hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan.
No Kelas Interval Frek. Absolut Frek. Relatif (%)
1 82.328 - 92.327 3 18.750
2 92.328 - 102.327 4 25.000
3 102.328 - 112.327 7 43.750
4 112.328 - 122.327 0 0.000
5 122.328 - 132.327 1 6.250
6 132.328 - 142.327 1 6.250
Jumlah 16 100
-
Berdasarkan tabel diatas, didapat 12,5% (2 orang) memperoleh skor hasil
kemampuan renang gaya bebas di atas rata-rata, 43,75% (7 orang) pada rata-rata
dan 43,75% (7 orang) di bawah rata-rata. Histogram data tabel 5 diperlihatkan pada
gambar 10 dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 10. Histogram hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan.
Hasil Kemampuan Renang Gaya Bebas Kelompok yang Diajar dengan Strategi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/ Minggu Secara Keseluruhan
Data hasil kemampuan renang gaya bebas pada kelompok yang diajar
dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan,
diperoleh rentang antara 86,000 sampai 144,333, di dapatkan X = 114,604, SD =
18,030 dan distribusi frekuensi sebagaimana terlihat dalam tabel 6.
Tabel 6. Distribusi frekuensi skor hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan.
No Skor Frek. Absolut Frek. Relatif (%)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Frek
uen
si
Skor
82.323 118.327 109.327 100.327 91.327 127.327
136.327
//
-
1 85.995 - 96.994 3 18.750
2 96.995 - 107.994 3 18.750
3 107.995 - 118.994 5 31.250
4 118.995 - 129.994 1 6.250
5 129.995 - 144.994 4 25.000
Jumlah 16 100
Berdasarkan tabel 6, didapat 31,25% (5 orang) memperoleh skor hasil
kemampuan renang gaya bebas di atas rata-rata, 31,25% (5 orang) pada rata-rata
dan 37,5% (6 orang) di bawah rata-rata. Histogram data tabel 6 diperlihatkan pada
gambar 11 dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 11. Histogram hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan.
Hasil Kemampuan Renang Gaya Bebas Kelompok Balikan Informatif Langsung yang Diajar dengan Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/ Minggu
0
1
2
3
4
5
6
Frek
uen
si
Skor
// 129.994 118.994 107.994 96.994 85.990 144.994
-
Data hasil kemampuan renang gaya bebas pada kelompok balikan informatif
langsung yang diajar dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
, diperoleh rentang antara 98,000 sampai 134,667, di dapatkan X = 110,417, SD =
13,643 dan distribusi frekuensi sebagaimana terlihat dalam tabel 7 di bawah ini;
Tabel 7. Distribusi frekuensi skor hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
No Skor Frek. Absolut Frek. Relatif (%)
1 97.995 - 106.994 5 62.500
2 106.994 - 115.994 1 12.500
3 115.995 - 124.994 0 0.000
4 124.995 - 133.994 1 12.500
5 133.995 - 142.994 1 12.500
Jumlah 8 100
0
1
2
3
4
5
6
Frek
uen
si
Skor
132.995 123.995 114.995 105.995 97.990 141.995
//
-
Gambar 12. Histogram hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
Berdasarkan tabel 7, didapat 25% (2 orang) memperoleh skor hasil
kemampuan renang gaya bebas di atas rata-rata, 12,5% (1 orang) pada rata-rata
dan 63,5% (5 orang) di bawah rata-rata. Histogram data tabel 7 diperlihatkan pada
gambar 12 dapat dilihat di atas.
Hasil Kemampuan Renang Gaya Bebas Kelompok Balikan Informatif Tertunda yang Diajar dengan Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/ Minggu
Data hasil kemampuan renang gaya bebas pada kelompok balikan informatif
tertunda yang diajar dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu,
diperoleh rentang antara 82,333 sampai 111,333, di dapatkan X = 98,542, SD =
11,552 dan distribusi frekuensi sebagaimana tampak dalam tabel 8.
Tabel 8. Distribusi frekuensi skor hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
No Skor Frek. Absolut Frek. Relatif (%)
1 82.328 - 89.327 3 37.500
2 89.328 - 96.327 0 0.000
3 96.328 - 103.327 2 25.000
4 103.328 - 112.327 3 37.500
-
Berdasarkan tabel 8, didapat 37,5% (3 orang) memperoleh skor hasil
kemampuan renang gaya bebas diatas rata-rata, 25% (2 orang) pada rata-rata dan
37,5% (3 orang) di bawah rata-rata. Histogram data tabel 8 diperlihatkan pada
gambar 13.
Gambar 13. Histogram hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
Hasil Kemampuan Renang Gaya Bebas Kelompok Balikan Informatif Langsung yang Diajar dengan Strategi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/ Minggu
Data hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif
langsung dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu diperoleh
Jumlah 8 100
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Frek
uen
si
Skor
// 112.327 103.327 96.327 89.327 82.323
-
rentang antara 86,000 sampai 113,667 didapatkan X = 100,500, SD = 11,277 dan
distribusi frekuensi sebagaimana tampak dalam tabel 9 di bawah ini;
Tabel 9. Distribusi frekuensi skor hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
Gambar 14. Histogram hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
Berdasarkan tabel 9, didapat 50% (4 orang) memperoleh skor hasil
kemampuan renang gaya bebas diatas rata-rata, 12,5% (1 orang) pada rata-rata dan
37,5% (3 orang) di bawah rata-rata. Histogram data tabel 9 diperlihatkan pada
gambar 14.
No Skor Frek. Absolut Frek. Relatif (%)
1 85.995 - 92.994 3 37.500
2 92.995 - 99.994 0 0.000
3 99.995 - 106.994 1 12.500
4 106.995 - 113.994 4 50.000
Jumlah 8 100
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Frek
uen
si
Skor
106.994 99.994 92.994 85.990 113.994 //
-
Hasil Kemampuan Renang Gaya Bebas Kelompok Balikan Informatif Tertunda yang Diajar dengan Strategi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/ Minggu
Data hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif
langsung dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu, diperoleh
rentang antara 114,667 sampai 144,333, di dapatkan X = 128,708, SD = 10,710
dan distribusi frekuensi sebagaimana tampak dalam tabel 10.
Tabel 10. Distribusi frekuensi skor hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
Berdasarkan tabel 10, didapat 50% (4 orang) memperoleh skor hasil
kemampuan renang gaya bebas diatas rata-rata, 12,5% (1 orang) pada rata-rata dan
37,5% (3 orang) di bawah rata-rata. Histogram data tabel 10 diperlihatkan pada
gambar 16.
No Skor Frek. Absolut Frek. Relatif (%)
1 114.662 - 122.661 3 37.50
2 122.662 - 130.661 1 12.50
3 130.662 - 138.661 3 37.50
4 138.662 - 146.661 1 12.50
Jumlah 8 100
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Frek
uen
si
Skor
// 138.661 130.661 122.661 114.657 146.661
-
Gambar 15. Histogram hasil kemampuan renang gaya bebas kelompok balikan
informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
Hasil Antara Strategi belajar mengajar dengan Balikan informatif terhadap Kemampuan Renang Gaya Bebas
Kemampuan renang gaya bebas kelompok mahasiswa setelah diajar dengan
menggunakan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dan dua kali
pertemuan/ minggu, baik mahasiswa yang diberi balikan informatif langsung maupun
mahasiswa yang diberi balikan informatif tertunda. Data yang diperoleh dapat di lihat
pada tabel 22 yang menggambarkan harga rata-ratanya.
Tabel 11. Rata-rata kemampuan renang gaya bebas keempat kelompok
Strategi belajar mengajar (A) Balikan informatif (B)
Satu kali pertemuan/ minggu (A1)
Dua kali pertemuan/ minggu (A1)
Langsung (B1) X = 110,417 X = 100,500
Tertunda (B2) X = 98,542 X = 128,000
Berdasarkan dari data pada tabel 11 di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
hasil kemampuan renang gaya bebas mahasiswa dengan balikan informatif
langsung yang diajar dengan menggunakan strategi belajar mengajar satu kali
pertemuan/ minggu ( X =110,417) lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok
mahasiswa yang diajar dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/
minggu ( X =100,500). Sedangkan sebaliknya hasil kemampuan renang gaya
bebas mahasiswa dengan balikan informatif tertunda yang diajar dengan
-
menggunakan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu ( X = 98,542)
lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang diajar dengan
strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu ( X = 128,000).
Dengan demikian dapat diduga bahwa terdapat interaksi antara strategi
belajar mengajar dengan balikan informatif dalam hasil kemampuan renang gaya
bebas.
Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis Varian (Anava), terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis, yaitu (1) uji normalitas; dan (2) uji homogenitas populasi.
Uji Normalitas
Uji normalitas skor hasil kemampuan renang gaya bebas dilakukan dengan
menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikan = 0,05. Ringkasan hasil uji
normalitas sampel dapat dilihat pada tabel 12 (lampiran 4 halaman 122).
Tabel 12. Rangkuman hasil uji normalitas sampel
Kelompok N Lo Lt Kesimpulan
1 16 0,174 0,213 Normal
2 16 0,110 0,213 Normal
3 8 0,279 0,285 Normal
4 8 0,202 0,285 Normal
5 8 0,221 0,285 Normal
6 8 0,201 0,285 Normal
Keterangan:
Kelompok 1 : Kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan
Kelompok 2 : Kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan
Kelompok 3 : Kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu balikan informatif langsung
-
Kelompok 3 : Kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu balikan informatif tertunda
Kelompok 5 : Kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu balikan informatif langsung
Kelompok 6 : Kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu balikan informatif tertunda
Berdasarkan tabel 12 tersebut di atas, diperoleh Lo untuk seluruh kelompok
sampel lebih kecil dibanding dengan Lt. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Maka hasil ini memberikan
implikasi bahwa analisis statistika parametrik dapat digunakan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, sehingga syarat pertama untuk
pengujian telah terpenuhi.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians untuk masing-masing kelompok data kemampuan
renang gaya bebas dari setiap perlakuan dengan menggunakan uji Barlett pada taraf
signifikansi = 0,05. Ringkasan hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 13
(lampiran 4 halaman 126).
Tabel 13. Rangkuman hasil uji homogenitas
Kelompok Variansi Variansi
Gabungan X2h X
2t Kesimpulan
1 186.121
2 127.177 140,366 0.482 7.810 Homogen
3 133.459
4 114.707
Keterangan:
Kelompok 1 : Kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
balikan informatif langsung
-
Kelompok 2 : Kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
balikan informatif tertunda
Kelompok 3 : Kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
balikan informatif langsung
Kelompok 4 : Kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
balikan informatif tertunda
X2h : Harga Chi kuadrat hitung
X2t : Harga Chi kuadrat tabel
Hasil perhitungan sebagaimana digambarkan pada tabel 13, diperoleh X2h =
0.482 lebih kecil dibanding dengan X2t = 7.810 atau X2h < X2t, pada taraf
signifikansi = 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keempat populasi
mempunyai varians yang sama besar (homogen).
Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian yang dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis varians (ANAVA) dua jalur (lampiran 5 halaman 129). Rangkumannya
terlihat pada tabel 14..
Tabel 14. Ringkasan hasil perhitungan Anava skor hasil kemampuan renang gaya bebas pada taraf = 0,05.
Sumber Variasi db JK RJK Fo Ft
: 0,05 : 0,01 JK (T) Rata-rata (Ry) Perlakuan A B AB Kekeliruan (Ey)
1
1 1 1
28
392477.241 383979.983
820,115 533,542 4567,011 3930,248
392477.241
820,115 533,542
4567,011 140,366
5,843* 3,801 22,893*
4,149 4,149 4,149
7,50 7,50 7,50
Total 32 8497,259 66838,942
Keterangan:
-
* = signifikan pada taraf nyata = 0,05.
db = derajat kebebasan
JK = jumlah kuadrat
RJK = rata-rata jumlah kuadrat
Fo = harga F observasi
Ft = harga F tabel
1. Terdapat perbedaan antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/
minggu dan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu terhadap kemampuan renang gaya bebas.
Berdasarkan hasil analisis varian (ANAVA) pada taraf signifikan = 0,05,
didapat Fo = 5,843 dan Ft = 4,149 (lampiran 5 halaman 132). Rangkumannya dapat
dilihat pada tabel 14. Dengan demikian Fo > Ft, sehingga ada alasan untuk menolak
Ho, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, terdapat perbedaan yang nyata
antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dengan strategi belajar
mengajar dua kali pertemuan/ minggu terhadap hasil kemampuan renang gaya
bebas.
Hasil kemampuan renang gaya bebas setelah diajar dengan menggunakan
strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu ( X = 104,479; SD = 13,643)
tidak lebih baik dari pada strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu ( X
= 114,604; SD = 18,030). Ini berarti hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
secara keseluruhan hasil kemampuan renang gaya bebas dengan menggunakan
strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu tidak lebih baik dibanding
dengan menggunakan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu atau
dengan kata lain penggunaan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
lebih baik dibanding strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu. Hal ini
terbukti berdasarkan hasil uji lanjut dalan analisis varian (ANAVA) dengan
-
menggunakan uji Tukey yang menunjukkan bawa Qo > Qt yang berarti signifikan,
hasilnya sebagai berikut:
Tabel 15. Perbedaan Kelompok Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/ Minggu dan Strategi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/ Minggu Secara Keseluruhan.
No Kelompok yang Dibandingkan
Q hitung Q tabel Keterangan
1 P1 dengan P2 2,418 2.040 Signifikan
Keterangan:
P1 = Kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan
P2 = Kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan.
2. Terdapat perbedaan antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu terhadap kemampuan renang gaya bebas bagi mahasiswa yang diberi balikan informatif secara langsung.
Strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu memberikan pengaruh
yang lebih baik terhadap hasil kemampuan renang gaya bebas pada kelompok yang
diberi balikan informatif langsung. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji lanjut dalam
analisis varian (ANAVA) dengan menggunakan uji Tukey yang hasilnya sebagai
berikut:
Tabel 16. Perbedaan Kelompok Strategi Belajar Mengajar Satu Kali Pertemuan/ Minggu dan Strategi Belajar Mengajar Dua Kali Pertemuan/ Minggu pada Balikan Informatif Langsung.
No Kelompok yang Dibandingkan
Q hitung Q tabel Keterangan
1 P3 dengan P4 2,367 2,365 Signifikan
Keterangan: P3 = Kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar satu
kali pertemuan/ minggu P4 = Kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar dua
kali pertemuan/ minggu
-
Kelompok perlakuan balikan informatif langsung dengan strategi belajar
mengajar satu kali pertemuan/ minggu (P3) dibanding dengan kelompok perlakuan
balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/
minggu (P4), diperoleh Qo = 2,367 dan Qt = 2,365. Dengan demikian Qo > Qt,
berdasar data tersebut ada alasan untuk menolak Ho, sehingga dapat ditafsirkan
bahwa terdapat perbedaan hasil kemampuan renang gaya bebas secara nyata
antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dengan strategi
belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu pada pemberian balikan informatif
langsung.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat nilai rata-rata bahwa mahasiswa yang
mempunyai balikan informatif langsung dengan menggunakan strategi belajar
mengajar satu kali pertemuan/ minggu ( X = 110,417; SD = 13,643) lebih baik dari
pada strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu ( X = 100,500; SD =
11,277) dalam hasil kemampuan renang gaya bebas. Dengan demikian hipotesis
penelitian dinyatakan bahwa balikan informatif langsung, strategi belajar mengajar
satu kali pertemuan/ minggu lebih baik dibanding dengan strategi belajar mengajar
dua kali pertemuan/ minggu dalam hasil kemampuan renang gaya bebas.
3. Terdapat perbedaan antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu terhadap kemampuan renang gaya bebas bagi mahasiswa yang diberimotivasi tertunda.
Strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu memberikan pengaruh
yang nyata terhadap hasil kemampuan renang gaya bebas pada kelompok yang
diberi balikan informatif tertunda. Hal ini terbukti berdasarkan hasil uji lanjut dalam
analisis varian (ANAVA) dengan menggunakan uji Tukey, yang hasilnya sebagai
berikut:
-
Tabel 17. Perbedaan Kelompok Strategi belajar mengajar Satu kali pertemuan/ minggu dan Strategi belajar mengajar Dua kali pertemuan/ minggu pada Balikan informatif Tertunda.
Keterang
an:
P5 = Kelompok balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
P6 = Kelompok balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
Kelompok perlakuan balikan informatif tertunda dengan strategi belajar
mengajar satu kali pertemuan/ minggu (P5) dibanding dengan kelompok perlakuan
balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/
minggu (P6), diperoleh Qo = 7,202 dan Qt = 2,365 Dengan demikian Qo > Qt,
berdasar data tersebut tidak ada alasan untuk menerima Ho, sehingga dapat
ditafsirkan bahwa terdapat perbedaan hasil kemampuan renang gaya bebas secara
nyata antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dengan strategi
belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu dengan tingkat balikan informatif
tertunda.
Berdasarkan perhitungan, didapat nilai rata-rata mahasiswa yang mempunyai
balikan informatif tertunda dengan menggunakan strategi belajar mengajar satu kali
pertemuan/ minggu ( X = 98,542) tidak lebih baik dari pada strategi belajar mengajar
dua kali pertemuan/ minggu ( X = 128,708) dalam hasil kemampuan renang gaya
bebas. Dengan demikian hipotesis penelitian dinyatakan bahwa balikan informatif
tertunda, strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu lebih baik dibanding
dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dalam hasil
kemampuan renang gaya bebas.
No Kelompok yang Dibandingkan
Q hitung Q tabel Keterangan
1 P5 dengan P6 7,202 2,365 Signifikan
-
4. Terdapat interaksi antara strategi belajar mengajar dan balikan informatif terhadap kemampuan renang gaya bebas.
Berdasarkan hasil analisis varian tentang interaksi antara strategi belajar
mengajar dan balikan informatif terhadap hasil kemampuan renang gaya bebas
terlihat pada tabel perhitungan anava di atas, bahwa harga hitung Fo interaksi (FAB)
= 22,893 dan F tabel = 4.149 terlihat bahwa fungsi Fo > Ft, sehingga ada alasan
untuk menolak Ho. Kesimpulannya bahwa terdapat interaksi antara dua strategi
belajar mengajar dengan balikan informatif terhadap kemampuan renang gaya
bebas. Dengan kata lain adanya kerjasama antara strategi belajar mengajar (strategi
belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dan dua kali pertemuan/ minggu)
dan balikan informatif terhadap kemampuan renang gaya bebas.
Dengan terujinya interaksi tersebut, maka selanjutnya perlu dilakukan uji
lanjut. Uji lanjut dimaksudkan untuk mengetahui tentang: (1) perbedaan hasil
kemampuan renang gaya bebas antara strategi belajar mengajar satu kali
pertemuan/ minggu dengan gaya menagajar dua kali pertemuan/ minggu bagi
kelompok yang diberi balikan informatif langsung; (2) perbedaan hasil kemampuan
renang gaya bebas antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu bagi kelompok yang
diberibalikan informatif tertunda. Rangkuman hasil uji lanjut dapat dilihat pada tabel
18 di bawah ini (lampiran 6 halaman 133).
Tabel 18. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Tukey
No Kelompok yang dibandingkan
Q hitung Q tabel
= 0,05 Keterangan
1 2 3
P1 dengan P2 P3 dengan P4 P5 dengan P6
3,418 2,367 7,202
2.040 2,365 2.365
Signifikan Signifikan Signifikan
-
Keterangan:
P1 = Kelompok strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan.
P2 = Kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu secara keseluruhan.
P3 = Kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
P4 = Kelompok balikan informatif langsung dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
P5 = Kelompok balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu
P6 = Kelompok balikan informatif tertunda dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
Gambar 16. Interaksi antara metode latihan dan balikan informatif terhadap kemampuan renang gaya bebas
Interaksi antara strategi belajar mengajar dengan balikan informatif dalam
pengaruhnya terhadap kemampuan renang gaya bebas dapat divisualisasikan
secara grafis seperti terlihat pada gambar 16.
0.000
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
LANGSUNG TERTUNDA
100
50X2
-
Pembahasan Hasil penelitian
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil
bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan
kemampuan antara strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dengan
strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu gagal/ ditolak. Hal ini berarti
bahwa metode strategi belajar mengajar satu kali mengajar dua kali pertemuan/
minggu lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan strategi belajar mengajar
satu kali pertemuan/ minggu dalam pencapaian pembelajaran kemampuan renang
gaya bebas.
Hasil pembuktian hipotesis ke-2 (dua) menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara mahasiswa yang diberi balikan informatif langsung yang diajar
dengan menggunakan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dan
dua kali pertemuan/ minggu dalam kemampuan renang gaya bebas. Berdasarkan
temuan ini dapat disimpulkan bahwa variasi hasil renang gaya bebas pada
mahasiswa yang diberi balikan informatif langsung dipengaruhi oleh variasi kedua
strategi belajar mengajar tersebut.
Hasil pembuktian hipotesis ke-2 (dua) menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara mahasiswa yang diberi balikan informatif tertunda yang diajar
dengan menggunakan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu dan
dua kali pertemuan/ minggu dalam kemampuan renang gaya bebas. Berdasarkan
temuan ini dapat disimpulkan bahwa variasi hasil renang gaya bebas pada
mahasiswa yang diberi balikan informatif tertunda dipengaruhi oleh variasi kedua
strategi belajar mengajar tersebut.
-
Sementara pada pengujian hipotesis ke-4 (empat) menunjukan adanya
interaksi antara strategi belajar mengajar dan balikan informatif terhadap hasil
kemampuan renang gaya bebas mahasiswa Jurusan FIK UNJ. Dengan demikian
dapatlah dinyatakan bahwa secara keseluruhan strategi belajar mengajar dua kali
pertemuan/ minggu memiliki pengaruh yang lebih baik jika dibandingkan dengan
strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu. Sedangkan bagi yang diberi
tingkat balikan informatif langsung, dapat melakukan latihan/ belajar untuk
meningkatkan kemampuan renang gaya bebas cenderung akan lebih baik jika
melakukan proses belajar dengan menggunakan strategi belajar mengajar satu kali
pertemuan/ minggu.
Hubungan antara proses melakukan renang gaya bebas dengan hasil/
prestasinya dalam penelitian ini juga di uji dengan menggunakan uji korelasi product
moment dengan SPSS 17. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS 17 maka di dapat hasil sebagai berikut;
Tabel 19. Korelasi Product Moment dengan SPSS 17
Model Summary
R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
.659 .435 .416 2.428
The independent variable is Proses Renang Gaya Bebas.
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 135.946 1 135.946 23.068 .000
Residual 176.802 30 5.893
Total 312.749 31
The independent variable is Proses Renang Gaya Bebas.
Coefficients
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
Proses Renang Gaya Bebas -.126 .026 -.659 -4.803 .000
(Constant) 33.640 2.917 11.534 .000
-
Berdasarkan pada data tabel SPSS di atas menunjukkan thit sebesar -4,803
dan dinyatakan sifnifikan (0,000), maka dapat disimpulkan terdapat hubungan
negatif yang signifikan antara proses renang gaya bebas dengan hasi/ prestasi
renang gaya bebas. Tanda negatif ini menunjukkan bahwa apabila proses renang
gaya bebas tinggi maka prestasi renang gaya bebas semakin cepat (angka yang
menunjukkan waktu semakin rendah). Berdasarkan koefisien korelasi ryx tersebut di
atas diperoleh korelasi (r) sebesar 0,659 dan koefisien determinasi (R) 0.435. Hal ini
berarti bahwa hubungan antara proses renang gaya bebas dengan hasi/ prestasi
renang gaya bebas memiliki keeratan hubungan yang sedang (berdasarkan
klasifikasi Guiford dan dapat dilihat di lampiran 3 halaman 116) dan 44% variasi
hasil prestasi renang gaya bebas dapat dijelaskan oleh proses renang gaya bebas
sedangkan sisanya yaitu 56% oleh variabel lainnya (Lampiran 7 halaman 136).
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini telah diupayakan secara maksimal sesuai dengan
kemampuan dari penulis, namun dalam penelitian masih terdapat beberapa
keterbatasan yang harus diakui dan dikemukakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menggeneralisir hasil dari penelitian yang dicapai. Adapun keterbatasan-
keterbatasan tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu tempat, yaitu FIK UNJ Jakarta dengan
populasi terbatas, mungkin penelitian ini belum cukup untuk digeneralisasikan ke
tempat lain.
-
2. Penelitian dilakukan pada mahasiswa FIK UNJ yang masih aktif kuliah, baik
matakuliah teori maupun matakuliah praktek, sehingga aktivitas fisik tidak dapat
dikontrol.
3. Pada waktu pengambilan data kemampuan teknik, kemungkinan orang coba
tidak sungguh-sungguh, yang akhirnya juga ikut mempengaruhi dari data yang
dikumpulkan.
4. Penelitian ini hanya menggunakan sampel putra saja, oleh karena itu tidak dapat
digeneralisasikan pada sampel putri.
5. Adanya faktor-faktor psikologis yang diduga ikut mempengaruhi hasil penelitian
yang tidak dapat dikontrol antara lain motivasi, perasaan, minat, bakat atau
intelegensi.
6. Adanya faktor fisik lain yang juga diduga ikut mempengaruhi hasil penelitian yang
tidak dapat dikontrol antara lain langsung badan, kekuatan dan kelentukan serta
koordinasi gerak.
Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara keseluruhan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
(durasi per pertemuan 50 menit) lebih baik dari pada strategi belajar mengajar
satu kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan 100 menit) terhadap
kemampuan renang gaya bebas.
2. Strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan
100 menit) lebih baik daripada strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/
-
minggu (durasi per pertemuan 50 menit) terhadap kemampuan renang gaya
bebas bagi mahasiswa yang diberi balikan informatif langsung.
3. Strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan
50 menit) lebih baik daripada strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/
minggu (durasi per pertemuan 100 menit) terhadap kemampuan renang gaya
bebas bagi mahasiswa yang diberi balikan informatif tertunda.
4. Terdapat interaksi antara strategi belajar mengajar dan balikan informatif
terhadap kemampuan renang gaya bebas.
Implikasi
Berdasarkan temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
implikasi pada pengembangan strategi belajar mengajar kemampuan renang gaya
bebas. Adapun implikasi dari hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut;
Hasil temuan dari penelitian yang dilakukan sebagaimana dikemukakan pada
kesimpulan di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara strategi
belajar mengajar dengan balikan informatif terhadap kemampuan renang gaya
bebas. Atas ditemukannya pengaruh interaksi ini, dapat diartikan bahwa kedua jenis
strategi belajar mengajar dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
kemampuan renang gaya bebas. Apabila dikaitkan dengan balikan informatif. Pada
kelompok mahasiswa yang diberi balikan informatif langsung ternyata strategi
belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan 100 menit)
lebih baik, sedangkan pada kelompok mahasiswa yang diberi balikan informatif
tertunda ternyata strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu (durasi per
pertemuan 500 menit) lebih baik.
-
Dari temuan ini telah mengindikasikan bahwa balikan informatif perlu untuk
dipertimbangkan dalam pengembangan kemampuan renang gaya bebas, karena
balikan informatif merupakan suatu dorongan yang positif untuk dijadikan kontrol
dalam belajar, sehingga tujuan dari belajar dapat tercapai dengan baik. Dengan kata
lain bahwa untuk meningkatkan kemampuan renang gaya bebas perlu
mempertimbangkan masalah pemberian umpan balik, terutama pemberian balikan
informatif kepada mahasiswanya.
Penelitian ini secara keseluruhan menunjukan bahwa telah terdapat
perbedaan yang signifikan kemampuan renang gaya bebas antara kelompok strategi
belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan 100 menit)
dengan kelompok strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu (durasi per
pertemuan 50 menit). Strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu (durasi
per pertemuan 50 menit) ternyata memberikan dampak yang lebih baik bila
dibandingkan dengan strategi belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu (durasi
per pertemuan 100 menit) terhadap kemampuan renang gaya bebas secara
keseluruhan. Hasil lainnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan
renang gaya bebas bagi kelompok yang diberi balikan informatif langsung dengan
kelompok balikan informatif tertunda, atau dengan kata lain bahwa kelompok yang
diberi balikan informatif tertunda lebih baik dibanding dengan kelompok yang diberi
balikan informatif lebih langsung.
Sehingga dapat dinyatakan bahwa strategi belajar mengajar satu kali
pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan 100 menit) akan lebih tepat dilakukan
untuk mengajar kelompok mahasiswa yang diberi balikan informatif langsung dalam
upaya meningkatkan kemampuan renang gaya bebas. Sedangkan untuk mengajar
-
mahasiswa yang diberi balikan informatif tertunda, dapat menggunakan strategi
belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan 500 menit).
Hubungan antara proses renang gaya bebas dengan hasi/ prestasi renang
gaya bebas memiliki keeratan hubungan yang sedang (berdasarkan klasifikasi
Guiford dan 44% variasi hasil prestasi renang gaya bebas dapat dijelaskan oleh
proses renang gaya bebas sedangkan sisanya yaitu 56% oleh variabel lainnya.
Berdasarkan hasil, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara proses renang
gaya bebas dengan hasi/ prestasi renang gaya bebas. Tanda negatif ini
menunjukkan bahwa apabila proses renang gaya bebas tinggi (skor tinggi) maka
prestasi renang gaya bebas semakin baik/ cepat (angka yang menunjukkan waktu
semakin kecil semakin baik).
Saran
Memperhatikan kesimpulan hasil penelitian dan implikasi temuan-temuan
yang diuraikan sebelumnya, maka disarankan;
1. Strategi belajar mengajar dan balikan informatif perlu dipahami oleh setiap
tenaga pendidik (dosen) agar dalam mengajar dapat menerapkan strategi
belajar mengajar yang disesuaikan dengan kondisi balikan informatif yang
ddiberikan kepada mahasiswanya dengan karakteristik masing-masing.
2. Disarankan kepada para tenaga pengajar khususnya dosen renang, dalam
memberikan materi kemampuan renang gaya bebas agar dapat menggunakan
strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan
50 menit) , dikarenakan memiliki dampak yang lebih baik dari pada strategi
belajar mengajar satu kali pertemuan/ minggu (durasi per pertemuan 100
menit) . Hasil penelitian ini memberikan masukan khususnya mengembangkan
-
potensi mahasiswa dalam perkuliahan renang agar dapat berkembang secara
maksimal dengan cara memilih strategi belajar mengajar yang tepat, seperti
dengan strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu (durasi per
pertemuan 50 menit) .
3. Perlu diadakan penelitian atau evaluasi tentang peran dosen baik itu dalam
proses pembelajaran sampai dengan proses penilaian (assessment) agar
tujuan perkuliahan renang lebih dapat tercapai secara maksimal.
4. Perlu diadakan tes kemampuan renang (gaya bebas atau gaya dada) pada tes
penerimaan mahasiswa baru Jurusan PJKR, agar mendapatkan masukan/
mahasiswa baru (input) yang lebih berkualitas dan kompeten.
Dalam memberikan materi perkuliahan renang gaya bebas hendaknya dosen
selalu memperhatikan unsur pemberian umpan balik, terutama balikan informatif
saat mengikuti perkuliahan. Sehingga tujuan dari perkuliahan renang dasar yang
telah disusun dapat berjalan lancar dan tercapai tujuannya.
Bagi para dosen dan guru pendidikan jasmani dapat menerapkan strategi
belajar mengajar terutama strategi belajar mengajar dua kali pertemuan/ minggu
(durasi per pertemuan 50 menit), untuk dijadikan sebagai salah satu strategi dalam
mengajar kemampuan pada cabang olahraga. Karena keterbatasan penelitian ini,
baik itu dari sisi variabel, populasi, jumlah sampel, ataupun dari segi waktu
penelitian yang masih kurang, untuk itu peneliti memperkirakan masih banyak faktor-
faktor lain yang turut mendukung terhadap paningkatan kemampuan renang gaya
bebas. Sehingga kepada siapa saja yang berminat, disarankan untuk melakukan
penelitian sejenis dengan menambah variabel lain, waktu penelitian, objek yang
lebih luas lagi.
top related