jurnal reading oliv
Post on 19-Feb-2016
253 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Journal Reading
Oliviani Charissa Silaen10000031
Tranduksi sinyalAdalah proses perubahan bentuk sinyal yang berurutan, dari sinyal ekstraseluler sampai respon dalam komunikasi antar sel
Tujuan:
Untuk berlangsungnya komunikasi antar sel, yaitu-Bagaimana sel memahami keadaan sekitar-Bagaimana sel bereaksi terhadap keadaan sekitar
Immune Receptors and Signal Transduction
Transduksi sinyal pada tingkat selMelalui:
-Reseptor permukaan sel: * Ion channel-linked receptor
* G protein-linked receptor
* Enzyme-linked receptor
Bentuk proses pemberian sinyal antar sel
1. Endokrin
Molekul sinyal : Hormon
Mediator sinyal: Peredaran darah
Jarak ke sel target jauh (ke seluruh tubuh)
Contoh: Adrenalin
Kortisol
Estradiol
Glukagon
Insulin
Testosteron
Tirosin
2. Parakrin
Molekul sinyal : Lokal mediator
Mediator sinyal: Medium ekstraseluler
Jarak ke sel target dekat (sekitar sel)
Contoh: EGF (Epidermale Growth Factor)
PDGF (Platelet-derived Growth Factor)
NGF (Nerve Growth Factor)
Histamin
Gas NO
3. Sinapsis
Molekul sinyal : Neurotransmiter
Mediator sinyal: Axon
Jarak ke sel target jauh (ke seluruh tubuh)
Contoh: Asetilkolin
GABA (Gama-Amino Bitric Acid)
4. Adanya kontak antar sel
Molekul sinyal : molekul signal yang
tergantung adanya kontak
Mediator sinyal: kontak langsung dengan
membran plasma
Jarak ke sel target paling dekat
Contoh: Protein delta (dalam perkembangan
embrio)
Protein dalam respon imun
5. Autokrin
Suatu sel mensekresikan molekul, dan molekul tersebut bekerja/berpengaruh terhadap sel itu sendiri atau sel-sel lain yang sejenis.
Molekul sinyal yang sama, pada sel yang berbeda akan memberikan respon yang berbeda
Contoh: Asetilkolin
Kombinasi molekul sinyal yang berbeda, yang diterima oleh suatu sel, akan memberikan respon yang berbeda
Untuk dapat menimbulkan respon, molekul sinyal ekstraseluler
mengikat reseptor yang spesifik pada sel
Ada 2 jenis reseptor
1. Reseptor permukaan sel
- tersisip dalam membran plasma
- untuk molekul sinyal hidrofilik, yang besar
2. Reseptor intraseluler
- terdapat di dalam sel
- untuk molekul signal hidrofobik, yang kecil
- merupakan protein regulator yang mengaktifkan gen
- Contoh molekul sinyal: hormon steroid, hormon tiroid,
retinoids, vitamnin D, dll
Reseptor permukaan selMolekul sinyal ekstraseluler menimbulkan perubahan pada reseptor, tanpa harus masuk ke dalam sel.
Ada 3 klas reseptor permukaan sel:
A. Reseptor yang mengikat ion kanal (Ionotropic Receptor)
Sinyal + Reseptor
Kanal terbuka
Masuk dan keluarnya ion
pengaruh yang bersifat elektris
Lymphocyte Development and AntigenReceptor Gene Rearrangement
Kebanyakan sel limfosit menempati suatu organ yang disebut organ limfoid. Pada organ ini terjadi interaksi antara sel-sel limfosit dengan sel-sel non-limfosit.
Interaksi ini memiliki fungsi yang sangat penting baik bagi perkembangan limfosit itu sendiri maupun sebagai titik awal adaptasi.
Organ limfoid secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian. Pertama disebut sentral atau organ limfoid primer dan kedua disebut periferal atau organ limfoid sekunder. Selsel limfosit dihasilkan oleh organ limfoid primer yang pada gilirannyaakan menuju ke organ limfoid sekunder
Selsel limfosit dihasilkan oleh organ limfoid primer yang pada gilirannya akan menuju ke organ limfoid sekunder.
Pada organ limfoid sekunder sel-sel limfosit dijaga untuk tetap hidup dan pada organ limfoid sekunder pula sel-sel limfosit mengalami adaptasi akibat adanya antigen yang masuk ke dalam tubuh. Yang termasuk organ limfoid primer adalah sumsum tulang dan timus, sedangkan yang termasuk organ limfoid sekunder di antaranya adalah spleen, lymph node, Peyer’s patch, appendix, adenoid, dan tonsil.
Baik limfosit B maupun limfosit T berasal dari sumsum tulang, namun hanya limfosit B yang mengalami pemasakan pada sumsum tulang. Limfosit T melakukan migrasi dari sumsum tulang menuju organ timus sebelum masak dan mengalami pemasakan pada organ ini. Limfosit tersebut disebut limposit B dan T, karena berturut-turut mengalami proses pemasakan pada bone marrow (sumsum tulang) dan thymus (timus)
Activation of T Lymphocytes
Sel limfosit T (sel darah putih yang dibuat di kelenjar Timus) adalah sel di dalam salah satu grup sel leukosit (darah putih) yang diketahui sebagai limfosit dan memainkan peran utama pada kekebalan selular.
Sel limfosit T mampu membedakan jenis patogen dengan kemampuan berevolusi sepanjang waktu demi peningkatan sistem kekebalan setiap kali tubuh terpapar patogen. Hal ini dimungkinkan karena sejumlah sel limfosit T “teraktivasi” menjadi sel limfosit T “memori” dengan kemampuan untuk berkembangbiak cepat untuk melawan infeksi yang dapat terulang kembali. Sel limfosit T sitotoksik (limfosit T pembunuh) merupakan populasi sel T yang mempunyai fungsi pertahanan terhadap patogen intraseluler
Limfosit merupakan komponen leukosit agranular yang berperan dalam pertahanan spesifik. Disebut spesifik karena dilakukan hanya oleh sel leukosit limfosit, membentuk kekebalan tubuh setelah dipicu oleh antigen sehingga terjadi pembentukan antibodi.
Setiap antibodi bersifat spesifik untuk antigen tertentu. Limfosit berperan dalam imunitas yang diperantarai sel dan antibodi. Pada semua limfosit dewasa, permukaannya tertempel reseptor antigen (penangkap benda asing) yang hanya dapat mengenali satu antigen.
Saat antigen memasuki tubuh, molekul tertentu mengikatkan diri pada antigen dan memunculkannya di hadapan limfosit. Molekul ini dibuat oleh gen yang disebut Major Histocompability Complex (MHC) dan dikenal sebagai molekul MHC 1. MHC 1 menghadirkan antigen di hadapan Limfosit T pembunuh (limfosit sitotoksik), dan MHC II menghadirkan antigen ke hadapan Limfosit T pembantu (sel T helper). Sel limfosit T dibuat di sumsum tulang dari sel batang yang pluripotensi (pluripotent stem cells) dan dimatangkan di Timus. Limfosit T pembunuh (Killer T cells) atau limfosit T sitotoksik, menyerang sel tubuh yang terinfeksi oleh patogen .
top related