kebijakan penyehatan lingkungan
Post on 13-Apr-2016
172 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN GRESIKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 243 B Telp.031-3951239 Fax ( 031) 3955217GRESIK 61161
KEPUTUSAN DIREKTURRUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
Nomor : 445 / / 437.76 / 2011
TENTANG
KEBIJAKAN PENYEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DAN STRUKTUR ORGANISASI
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan lingkungan rumah sakit yang
bersih, sehat dan memberikan rasa nyaman bagi pasien,
pengunjung maupun pegawai.
b. bahwa untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial di
lingkungan RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik, perlu ditetapkan
Kebijakan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit dalam
Keputusan Direktur RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Undang - Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menkes Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
4. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia, Direktorat Jenderal
PPM & PL dan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI Tahun 2002.
M E M U T U S K A N
Menetapkan :
PERTAMA : Keputusan Direktur RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik tentang
Kebijakan Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit dan Struktur
Organisasi di RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik.
KEDUA : Menetapkan Kebijakan Lingkungan Rumah Sakit dan Struktur
Organisasi sebagaimana dimaksud dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA : Yang dimaksud Keputusan Direktur dalam diktum kedua adalah:
1. Penyehatan Lingkungan Kerja
2. Monitoring Kualitas Makanan dan Minuman
3. Penyehatan Air
4. Penyehatan Tempat Pencucian/ Penanganan Linen
5. Pengelolaan Limbah Padat dan Cair
6. Pengendalian Serangga dan Tikus
7. Sterilisasi/ Desinfeksi
8. Perlindungan Radiasi
9. Upaya Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
KEEMPAT : Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit dalam diktum ketiga
Keputusan ini menjadi tanggung jawab Instalasi Penyehatan
Lingkungan.
KELIMA : Melaporkan hasil kegiatan dimaksud diktum keempat Keputusan ini
secara tertulis setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Direktur.
KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam pelaksanaan ini akan
ditinjau kembali sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : GresikPada tanggal : Agustus 2011
DIREKTUR RSUD IBNU SINA KAB. GRESIK
dr. Endang Puspitowati , SpTHT -KL Pembina Utama Muda
NIP 19620731 199012 2 001
LampiranKeputusan Direktur RSUD Ibnu Sina Kab. GresikNomor : 445/ / 437.76/ 2011Tanggal : Agustus 2011
KEBIJAKAN PENYEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT DI RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK
I. PENDAHULUANKegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit harus didukung dengan fasilitas
yang baik dan lingkungan yang sehat dan bersih. Dalam upaya mewujudkan lingkungan
yang sehat dan bersih, maka harus dilakukan kegiatan penyehatan lingkungan rumah
sakit yang memenuhi standar sesuai dengan Keputusan MenKes RI No. 1204/ Menkes/
SK/ X/ 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Kegiatan penyehatan lingkungan rumah sakit meliputi:
1. Penyehatan Lingkungan Kerja
2. Monitoring Kualitas Makanan dan Minuman
3. Penyehatan Air
4. Penyehatan Tempat Pencucian/ Penanganan Linen
5. Pengelolaan Limbah Padat dan Cair
6. Pengendalian Serangga dan Tikus
7. Sterilisasi/ Desinfeksi
8. Perlindungan Radiasi
9. Upaya Penyuluhan Kesehatan Lingkungan
Dalam rangka mewujudkan rumah sakit yang sehat dan bersih, maka dibuat
suatu pedoman internal yang sesuai dengan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit agar dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan penyehatan
lingkungan rumah sakit.
II. TUJUANTujuan kebijakan pengelolaan kebersihan lingkungan adalah sebagai berikut:
Sebagai pedoman internal dalam pelaksanaan penyehatan lingkungan RSUD Ibnu
Sina Kabupaten Gresik.
Terciptanya lingkungan rumah sakit yang bersih dan sehat.
III. KEBIJAKAN PENYEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT1. Penyehatan Lingkungan Kerja1.1. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
a. Pemeliharaan kebersihan lingkungan luar ruangan meliputi pemeliharaan
kebersihan halaman, taman dan kebun yang dilakukan 2 kali sehari.
b. Pemeliharaan taman dan kebun meliputi kebersihan dan kerapiannya.
c. Kerapian meliputi kerapian tanaman hias, kerapian rumput taman dan
kerapian rumput liar.
1.2. Sanitasi Ruang dan Bangunana. Pemeliharaan kebersihan ruangan meliputi pemeliharaan kebersihan lantai,
dinding, kamar mandi (lantai, dinding bak mandi dan kloset), kaca jendela/
pintu, atap dan meubeller.
b. Pemeliharaan kebersihan doorlop meliputi pemeliharaan kebersihan lantai,
tiang dan atap doorlop.
c. Pemantauan kebersihan ruangan dilakukan 2 kali setahun.
1.3. Monitoring Kesehatan Lingkungan Kerjaa. Monitoring kesehatan lingkungan kerja meliputi pemantauan suhu udara,
kelembaban udara, pencahayaan, kebisingan dan kualitas udara.
b. Pengukuran suhu udara, kelembaban udara, pencahayaan, kebisingan dan
kualitas udara dilakukan 2 tahun sekali.
2. Monitoring Kualitas Makanan dan Minumana. Monitoring dilakukan melalui pemeriksaan kualitas makanan, pemeriksaan
kualitas air bersih, pemeriksaan kualitas air minum, pemeriksaan alat makan
dan usap dubur penjamah makanan.
b. Pemeriksaan kualitas makanan, pemeriksaan alat makan dan pemeriksaan
air bersih dilakukan 3 bulan sekali.
c. Pemeriksaan kualitas air minum dan usap dubur dilakukan 1 tahun sekali.
3. Penyehatan Aira. Titik pengambilan sampel untuk pemeriksaan air bersih secara kimia, masing-
masing diambil pada tempat penampungan dan kran terjauh dari tempat
penampungan.
b. Pemeriksaan kualitas air bersih secara kimia dilakukan minimal 2 (dua) kali
setahun.
c. Titik pengambilan sampel untuk pemeriksaan air bersih secara bakteriologis
diutamakan pada air kran di Instalasi Gizi, IBS, Bersalin, Neonatus, tempat
penampungan (tandon), secara acak pada kran-kran sepanjang sistem
distribusi, pada sumber air, dan titik-titik lain yang rawan pencemaran.
d. Jumlah titik sampel untuk pemeriksaan bakteriologis air bersih perbulan
(jumlah TT antara 101 – 400) sebanyak 6 titik.
e. Dilakukan analisis pada setiap hasil pemeriksaan laboratorium.
f. Apabila dalam hasil pemeriksaan kualitas air terdapat parameter yang
menyimpang dari standar maka harus dilakukan pengolahan sesuai
parameter yang menyimpang, atau dilakukan pengurasan tandon.
4. Penyehatan Tempat Pencucian/ Penanganan Linena. Di Unit Laundry tersedia air bersih dengan kualitas dan tekanan yang
memadai, tersedia air panas untuk desinfektan dan tersedia saluran air
limbah tertutup yang terhubung ke IPAL.
b. Pemilahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan dari sumber penghasil,
linen infeksius dikemas dalam kantong plastik warna kuning sedangkan linen
non infeksius dikemas dalam kantong warna biru.
c. Linen infeksius sebelum dikirim ke Laundry, harus dilakukan perendaman
dengan desinfektan dan kemudian ditiriskan.
d. Setiap linen kotor yang dikirim ke Laundry harus dicatat jenis, jumlah dan
beratnya.
e. Pintu masuk dan waktu pengiriman linen kotor dan pengambilan linen bersih
di Laundry harus berbeda.
f. Pencucian linen infeksius dan non infeksius terpisah, untuk linen infeksius
dilakukan prewash menggunakan air dengan suhu 90oC.
g. Bak penampung linen kotor dan linen sesudah dicuci harus terpisah.
h. Penyimpanan linen bersih harus dipisah sesuai dengan jenisnya dan pintu
almari selalu tertutup.
i. Kantong pembungkus linen bersih dan linen kotor harus dibedakan.
j. Petugas laundry harus menggunakan APD dan melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala serta dianjurkan memperoleh imunisasi hepatitis B.
5. Pengelolaan Limbah Padat dan Cair5.1. Pengelolaan Limbah Padat5.1.1. Pengelolaan Limbah Padat Medis
a. Tempat sampah untuk sampah medis terpisah dengan sampah non medis.
b. Tempat sampah medis disediakan di setiap sumber penghasil sampah medis.
c. Tempat sampah medis dibedakan untuk sampah medis tajam dan non tajam.
d. Sampah medis tajam ditempatkan dalam wadah khusus yang tidak mudah
tembus jarum misal botol bekas air mineral yang didalamnya sudah diberikan
disinfektan.
e. Tempat sampah medis diberi lambang dan plastik pelapis yang dibedakan
berdasarkan kategori sampah medis sebagaimana tabel berikut ini.
f. Petugas pengangkut sampah medis dan operator incinerator harus
menggunakan APD (pakaian kerja lengan panjang, masker, topi, sarung
tangan, sepatu boot dan apron).
g. Pengangkutan sampah medis dilakukan pada pukul 05.00 WIB dan pukul
10.00 WIB dari sumber penghasil menuju ke Incinerator.
h. Pengolahan/ pemusnahan sampah medis berupa pembakaran dengan suhu
tinggi di Incinerator yang dilakukan setiap hari pada pukul 06.00 WIB.
i. Kerjasama pembakaran sampah dari instansi luar disesuaikan dengan
kemampuan incinerator dan dilengkapi surat perjanjian kerjasama atas
persetujuan Direktur.
j. Abu sisa pembakaran incinerator dipantau kualitas logam berat setiap tahun
sekali dengan uji TCLP.
k. Abu sisa pembakaran dilakukan semenisasi dalam drum.
5.1.2. Pengelolaan Limbah Padat Non Medisa. Tempat sampah non medis terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan
karat, kedap air, mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan bagian
dalamnya, mempunyai tutup yang mudah dibuka tanpa mengotori tangan.
b. Tempat sampah non medis disediakan di dalam ruangan dan luar ruangan.
c. Setiap kamar perawatan minimal tersedia 1 (satu) buah tempat sampah.
d. Tempat sampah dilapisi plastik warna hitam.
e. Sampah dalam ruangan yang sudah terisi 3/4 bagian, segera diikat dan
dikumpulkan ke tempat sampah non medis yang terletak di luar ruangan.
No Kategori Warna Plastik Lambang
1 Radioaktif Merah
2 Limbah Infeksius,
patologi dan anatomi
Kuning
3 Sitotoksis Ungu
4 Limbah kimia dan
farmasi
Coklat -
f. Pengangkutan sampah yang di luar ruangan dilakukan setiap hari mulai pukul
06.00 WIB dan diulang lagi pada siang hari jika ada yang penuh.
g. Pengangkutan sampah mengunakan kereta/ gerobak yang tidak bocor
dengan penutup.
h. Sampah ditampung dalam kontainer dalam TPS yang pengangkutannya ke
TPA maksimal 3 hari sekali.
i. Pengangkutan kontainer ke TPA dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup.
j. Petugas pengangkut sampah non medis harus menggunakan APD (pakaian
kerja lengan panjang, topi, masker, sarung tangan, sepatu.
5.2. Pengelolaan Limbah Cair5.2.1. Pengelolaan Limbah Cair Medis
a. Saluran air limbah menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dapat
mengalir lancar dan terpisah dengan saluran air hujan.
b. Untuk menjamin kelancaran saluran air limbah, maka dilakukan pemeliharaan
kelancaran saluran air limbah secara berkala (saluran wastafel, saluran kamar
mandi dan kloset).
c. Limbah cair medis diolah dalam IPAL dengan sistem biologis aerob yang
bekerja otomatis 24 jam.
d. Dilakukan pencatatan debit air limbah yang diolah IPAL setiap hari.
e. Kualitas olahan IPAL diperiksa setiap 1 bulan sekali.
f. Untuk meningkatkan kinerja IPAL, maka dilakukan pembersihan berkala di
tiap unit-unit IPAL.
g. Lumpur kering dari IPAL diberlakukan sebagai limbah B3.
5.2.2. Pengelolaan Limbah Cair Non Medisa. Limbah cair non medis meliputi air hujan dan air buangan AC, yang disalurkan
melalui saluran terbuka dengan penutup atau tanpa penutup (saluran
drainase).
b. Saluran drainase dibersihkan dari endapan maupun sampah setiap hari agar
tidak ada sumbatan.
6. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu lainnya.a. Pengendalian nyamuk dilakukan berkala dengan cara pengamatan jentik
pada sarana penampungan air.
b. Setiap lubang terbuka di dinding ruangan harus dilengkapi dengan kasa
nyamuk.
c. Di semua ruang tertutup rumah sakit harus bebas kecoa, tikus dan lalat.
d. Di lingkungan rumah sakit diusahakan harus bebas kucing dan anjing.
e. Pengendalian kecoa diawali dengan pengamatan visual yang ditandai dengan
kotoran, telur kecoa, kecoa hidup atau mati di setiap ruangan.
f. Pengendalian tikus diawali dengan pengamatan keberadaan tikus di ruangan
yang ditandai dengan kotoran, bekas gigitan, bekas jalan dan tikus hidup.
g. Pengendalian lalat diawali dengan pengukuran kepadatan lalat di tempat yang
biasa menjadi perindukan misal TPS, dapur dan kantin.
h. Pengamatan keberadaan kucing dan anjing dilakukan setiap saat.
i. Jika diketahui adanya keberadaan serangga, tikus dan binatang pengganggu
lainnya, maka dilakukan pengendalian.
j. Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian pest dan serangga tidak
dianjurkan, tetapi jika keadaan memaksa maka harus hati-hati sehingga tidak
membahayakan manusia.
k. Pengendalian pest dan seranga lebih dianjurkan pada pencegahan, salah
satunya adalah menjaga kebersihan secara menyeluruh.
l. Pada tempat pengolahan makanan, harus disediakan alat penangkap lalat.
7. Sterilisasi/ Desinfeksia. Ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan desinfeksi dan sterilisasi
sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
b. Semua peralatan medik yang akan masuk ke dalam jaringan tubuh, sistem
vaskuler, atau yang menyentuh selaput lendir (seperti endoskopi) harus
dalam keadaan steril sebelum digunakan.
c. Semua peralatan operasi setelah dibersihkan dari jaringan tubuh, darah atau
sekresi harus selalu dalam keadaan steril sebelum digunakan.
d. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada almari
khusus dalam ruangan yang terpisah dengan ruangan untuk peralatan yang
telah dipakai.
e. Pemantauan hasil sterilisasi dilakukan setiap 6 bulan sekali.
8. Perlindungan Radiasia. Ruangan harus dilengkapi dengan proteksi radiasi dengan ketebalan tertentu
yang mampu menurunkan laju dosis radiasi.
b. Pekerja harus menggunakan pakaian kerja dan film bedge untuk monitoring
tingkat pajanan radiasi.
c. Pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi dilakukan sekurang-kurangnya 1
tahun sekali.
9. Upaya Penyuluhan Kesehatan Lingkungana. Penyuluhan kesehatan lingkungan dapat dilakukan melalui media cetak
dengan cara pemasangan poster, gambar, spanduk, tata tertib, pengumuman
secara tertulis dan pemasangan petunjuk.
b. Sasaran penyuluhan kesehatan adalah pasien/ keluarga pasien, pengunjung,
dan karyawan rumah sakit.
c. Pesan penyuluhan kesehatan lingkungan untuk pasien/ keluarga pasien,
pengunjung berisi tentang tata cara pentingnya membiasakan hidup bersih
dan sehat, memanfaatkan fasilitas sanitasi dan fasilitas kesehatan dengan
benar.
d. Pesan penyuluhan kesehatan lingkungan untuk karyawan rumah sakit berisi
pemanfaatan fasilitas sanitasi dengan benar dan pentingnya member contoh
terhadap pasien/ keluarga pasien tentang pemanfaatan fasilitas sanitasi
dengan benar.
IV. KEBIJAKAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS (SEBAGAIMANA TERLAMPIR)
DIREKTUR RSUD IBNU SINAKABUPATEN GRESIK
Dr . Endang Puspitowati, SpTHT-KLPembina Utama Muda
NIP: 19620731 199012 2 001
top related