kedokteran nuklir new.pdf
Post on 25-Oct-2015
467 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
KEDOKTERAN NUKLIR
Anselmus, SSi
PENGERTIAN
� Kedokteran Nuklir adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan energi inti atom buatan untuk tujuan diagnostic, terapi dan penelitian kedokteran
� Perbedaan Rontgen dan Kedokteran Nuklir
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Perbedaan Rontgen dan Kedokteran Nuklir
Rontgen
� Gambaran berdasarkan fungsi anatomi
� Alat sebagai sumber radiasi
Kedokteran Nuklir
� Gambaran berdasarkan fungsi organ
� Alat sebagai detector (penerima radiasi)
Dasar-dasar Kedokteran Nuklir
Kedokteran Nuklir terbentuk oleh beberapa disiplinilmu yang mendukungnya yang terdiri dari ;
� Fisika Inti
� Farmasi Radiofarmaka
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Farmasi Radiofarmaka
� Biologi
� Mikro electron
Gamma Kamera
� Alat deteksi
� Ilmu Kedoteran �Bio distribusi
Radiofarmaka
Radiofarmaka adalah senyawa aktif yang dapat diberikan kepada pasien, merupakan sumber terbuka dan ikut metabolisme tubuh
�Senyawa aktif karena merupakan campuran
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
�Senyawa aktif karena merupakan campuran antara radio aktif dan zat pembawa
�Unsur terbuka karena dapat dimasukkan dalam tubuh dan ikut metabolisme tubuh
Radiofarmaka terbentuk oleh “Zat Radioaktif” dan “Zat Pembawa”
Zat RadioaktifSuatu zat dikatakan radioaktif apabila zat tersebut mempunyai aktivitas yang disebabkan oleh ketidak-stabilan jumlah proton di dalam inti atom, dan dalam proses menuju kestabilan zat tersebut akan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
proses menuju kestabilan zat tersebut akan memancarkan radiasi
� Jenis Radiasi yang dipancarkan oleh radioisotope adalah ά ,β ,γ
� Yang dimanfaatkan dalam kedokteran nuklir adalah sinar γ
� Untuk terapi Ca. Thyroid digunakan radiasi β
Syarat Syarat –– syaratsyarat
Radioaktif yang Digunakan dalam Kedokteran Nuklir Radioaktif yang Digunakan dalam Kedokteran Nuklir
1. Waktu paruh harus pendek tetapi tidak lebih pendek dari waktu pemeriksaan
2. Hanya memancarkan radiasi gamma
3. Energi dari radiasi gamma sekitar 50-400 Kev
4. Sifat kimianya non toxic
5. Harus ekonomis (Radiofarmaka dapat diproduksi secara mudah dan dalam jumlah yang banyak sehingga harganya murah)
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Radioaktif yang memenuhi persyaratan diatas adalah Tc-99M karena
1. Waktu Paruh = 6 jam
2. Radiasi = Gamma
3. Energi = 146 Kev
4. Sifat = Non Toxic
5. Ekonomis
ZatZat PembawaPembawa
Zat pembawa adalah suatu zat atau unsur yang dapatmengikat zat radioaktif dan membawanya melaluimetabolisme tubuh ke dalam organ yang akandiperiksa .
Syarat – syarat Zat Pembawa:
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Syarat – syarat Zat Pembawa:� Mudah dilabel atau dicampur dengan zat radioaktif sertamudah preparasinya tanpa mengubah sifat atau karakaterbiologinya
� Harus terakumulasi atau terkumpul sebagian besar didalamorgan yang akan diperiksa
� Mudah dieleminir atau dilepas oleh tubuh
Contoh RadiofarmakaZat Pembawa Radioaktif Organ
- MDP(Methyline Diphosponate)
- DTPA(Dimethyl Talamine Petacid Acid)
- DMSA(Dimecarpo Suseini Acid)
- MAA(Macro Agregated Acid)
- Koloid
- Tc-99M
- Tc-99M
- Tc-99M
- Tc-99M
- Tc-99M
- Tulang
- Ginjal (GFR)
- Ginjal (Parenchim)
- Paru-paru
- Hati (RES/sel kupfer)
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
- Koloid
- IDA(Immuno Diacetic)
-HMPAO(Hexa Methyl Propiline Amin
Oxim)
- MIBI(Metaxo Isobutil Isonitril)
- Na
- HIPPORAN
- Tc-99M
- Tc- 99M
- Tc-99M
- Tc-99M
- I-131
- I- 131
- Tl²º¹
- Hati (RES/sel kupfer)
- Hati(Poligonal Sel)
- Otak
- Jantung
- Thyroid
- Ginjal (ERPF)
- Jantung
PRODUKSI RADIONUKLIDAPRODUKSI RADIONUKLIDA
� Reaktor Nuklir
Prinsip : penembakan target stabil oleh neutron yang dipancarkandari radioaktif atau sebagai sumber pada reactor biasanya unsururanium
Bentuk : Uranium disimpan dalam wadah berbentuk sumur dimanaair sebagai pendingin. Disekeliling uranium diletakkan target yang stabil sehingga setelah beberapa hari target tersebut akan menjadi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
air sebagai pendingin. Disekeliling uranium diletakkan target yang stabil sehingga setelah beberapa hari target tersebut akan menjaditidak stabil karena terkena tembakan neutron dari uranium kemudian dipancing dengan alat tertentu
� Cyclotron
Berbentuk mesin yang dapat mengeluarkan electron dan denganbeda potensial yang tinggi electron akan bergerak padalintasannya, semakin lama semakin cepat dan akan mengenai target sehingga target menjadi tidak stabil
LanjutanLanjutan produksiproduksi radionuklidaradionuklida…..…..
� Generator
Pemisahan isotop induk dan isotop anak yang biasa dipakai adalah generator Mo-99 karena Mo(molidenum) akan meluruh menjadi Tc-99M
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Mo(molidenum) akan meluruh menjadi Tc-99M dalam waktu 68 hari dan Tc-99M akan meluruh menjadi Tc-99 dalam waktu 6 jam.
PrinsipPrinsip PenempatanPenempatan RadiofarmakaRadiofarmaka
Tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam
organ yang mempunyai sifat dan fungsi yang
berbeda satu sama lain. Dari sifat dan fungsi
organ yang berbeda ini kedokteran nuklir dapat
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
organ yang berbeda ini kedokteran nuklir dapat
melakukan pemeriksaan organ per organ yaitu
dengan mengetahui zat-zat apa yang diambil
oleh organ tersebut.
Berdasarkan sifat dan fungsi organ ini penempatan
radiofarmaka dalam tubuh digolongkan menjadi :
1. Transportasi Aktif
Pada prinsip ini sel-sel tubuh secara aktif akanmengambil radiofarmaka dari darah yang selanjutnya dimetabolismeContoh :
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Contoh :� NaI¹³¹ jika diberikan ke dalam tubuh akan diambiloleh sel kelenjar thyroid . Prinsip ini dipakai dalampemeriksaan uptake dan scaning thyroid
� Hipporan¹³¹ jika dimasukkan dalam tubuh akandisekresi melalui kupular ginjal. Prinsip ini digunakandalam pemeriksaan renogram
2. Pertukaran Difus
Di dalam tubuh selalu terjadi sirkulasi danpertukaran pospat dalam plasma darah danpospat dalam tulang.pospat dalam tulang.
Contoh :�MDP Tc-99M jika dimasukkan dalam tubuh akanbertukar tempat dengan pospat di tulang . prinsip inidigunakan dalam pemeriksaan scaning tulang ataubonescan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
3. Pagositose
Semua farmaka dengan diameter 2-3 micron jikadimasukkan dalam tubuh akan dipagosit oleh kupfer hatiContoh :
Tc-99M micro koloid jika dimasukkan dalam tubuh akandipagosit oleh sel kupfer hati. Prinsip ini dipakaidalam pemeriksaan scaning hati
5. Penghalang Kapiler
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
5. Penghalang Kapiler
Semua farmaka dengan diameter 20-30 micron jikadimasukkan dalam tubuh akan tersumbat atau terhalangdi alveoli paru yang mempunyai diameter 7 micron.
Contoh:Tc-99M MAA jika dimasukkan dalam tubuh akanterhalang dialveoli paru . Prinsip dipakai dalampemeriksaan scaning perpusi paru
5. Blood Pool
Disini farmaka yang dimasukkan akan berada lama didalamsirkulasi darahContoh :
Tc-99M RBC jika dimasukkan dalam tubuh maka akanberada lama dalam sirkulasi darah. Prinsip inidigunakan dalam pemeriksaan perdarahan usus
Pengasingan Sel6. Pengasingan Sel
Sel yang dapat diasingkan adalah sel darah merah yang rusakContoh :Ct-51 RBC yang dipanaskan ± 49°C apabila dimasukkandalam tubuh akan diasingkan oleh limpa. Prinsip inidipakai dalam pemeriksaan scaning limpa
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
PESAWAT ATAU ALAT Gamma KAMERAPESAWAT ATAU ALAT Gamma KAMERA
Pada prinsipnya pesawat atau alat di KedokteranNuklir hanya merupakan detector, yaitu menangkap radiasiyang dipancarkan oleh radioaktif didalam tubuh pasiendan kemudian merubahnya menjadi data yang dapatdilihat berupa gambar, angka, grafik dan warna.
Di kedokteran Nuklir memerlukan suatu alat gamma
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Di kedokteran Nuklir memerlukan suatu alat gamma kamera yang mempunyai jumlah detector yang banyak. Gamma Kamera terdiri dari :� Kollimator
� Detektor
� Photo Multiplier Tube (PMT)
� Catode Ray Tube (CRT)
� Pulse Height Analyzin (PHA)
KollimatorKollimatorSeperti lensa di gamma kamera kita memerlukan suatu alat untuk memfokuskan sinar gamma yaitu “kollimator”
Kolimator terbuat dari lapisan Pb yang didalamnya terdapat pipa-pipa
Gambaran di Kedokteran Nuklir dibentuk oleh sinar gamma yang searah dengan pipa-pipa kolimator dan menumbuk detector
Sedangkan sinar yang tidak searah dengan pipa kolimator akan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Sedangkan sinar yang tidak searah dengan pipa kolimator akandiserap oleh Pb kolimator
Ada dua parameter specific dari kolimator, yaitu
1. Spatial Resolution, adalah menunjukkan ketajaman gambar dan memberikan gambaran minimum 2 struktur yang bisa dibedakan satu sama lain
2. Spatial Sensitivitas, adalah menggambarkan banyaknya sinargamma yang dapat melalui kolimator dan menumbuk detector
DetektorDetektorDetektor adalah alat yang dapat mengubah sinar gamma menjadi sinar tampak.Terbuat dari “Kalium Iodida atau TaliumIodida” dan apabila terkena radiasi sinar gamma merubahnyamanjadi sinar tampak melalui proses fluorosensi
PMT (Photo Multiplier Tube) PMT (Photo Multiplier Tube)
Berfungsi mengubah sinar tampak menjadi signal-signal elektrik. Signal-signal elektrik ini akan diubah menjadi signal X, Y, Z
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Signal-signal elektrik ini akan diubah menjadi signal X, Y, Z
CRT (CRT (CatodeCatode Ray Tube)Ray Tube)
Menggunakan signal X,Y untuk menentukan lokasi ruang
PHA (Pulse Height PHA (Pulse Height AnalyzinAnalyzin))
Memproses signal Z yang menunjukkan besarnya energi yang masuk dan menumbuk kristal detector
Semua dataSemua data--data ini akan disimpan dalam memori computer data ini akan disimpan dalam memori computer dan akan diolah menjadi datadan akan diolah menjadi data--data visual berupa gambar, grafik, data visual berupa gambar, grafik, maupun angkamaupun angka
JENISJENIS--JENIS PEMERIKSAANJENIS PEMERIKSAAN
DI KEDOKTERAN NUKLIRDI KEDOKTERAN NUKLIR
Didalam aplikasinya atau penggunaannya dikenaldengan “Study In Vitro dan Study In Vivo”� Study In Vitro, adalah prosedur diagnostic klinik denganmemberikan radiofarmaka untuk menganalisa specimen atau jaringan yang berasal dari dalam tubuh pasien sepertidarah, urine, dan feces
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
darah, urine, dan feces� Study In Vivo, adalah prosedur diagnostic klinik denganmemberikan radiofarmaka di dalam tubuh pasien baikmelalui oral maupun injeksi untuk mempelajari morfologidan fungsi organ .
Dari study in vivo ini dapat diperoleh informasi yang bersifat pencitraan atau gambaran baik static, dynamic, maupun tomogram
� Pemeriksaan Statik
Pemeriksaan dilakukan beberapa saat setelahpemberian radiofarmakaContoh :- Pemeriksaan thyroid- Pemeriksaan bone scan- Pemeriksaan wholebody
� Pemeriksaan Dinamik
Pemeriksaan dilakukan segera setelah pemberian
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Pemeriksaan dilakukan segera setelah pemberianradiofarmakaContoh :
Pemeriksaan RenogramPemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk mendapatkangambaran fungsi atau metabolisme dari suatu organ yaitu denganmendeteksi perubahan aktifitas pada organ tersebut sejakradiofarmaka dimasukkan sampai waktu yang telah ditentukan
� Pemeriksaan Tomogram
Pemeriksaan yang dilakukan dengan pengambilan gambardari beberapa sudut selama kamera berputar mengelilingitubuh pasien . Data terakhir yang didapat adalah hasilrekonstruksi dari gambar-gambar yang diambil darirekonstruksi dari gambar-gambar yang diambil daribeberapa sudut tadi . Untuk pemeriksaan tomogram inidikenal dengan nama “ SPECT (Single Positron EmmisionComputer Tomogram)
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
PEMERIKSAAN THYROIDPEMERIKSAAN THYROID
Thyroid adalah salah satu kelenjar yang terletak didaerah leher bagian depan terdiri atas dua lobus, kiridan kanan yang terbentuk dari jaringan lunak
Bentuk yang normal dari thyroid adalah seperti kupu-kupu
Thyroid memproduksi hormon-hormon seperti :
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Thyroid memproduksi hormon-hormon seperti :� T3 = Triodo triamin� T4 = Thirocyn� TSH = Thyroid Stimulating Hormon
Yang diproduksi dari unsur yodium dalam tubuh. Hormonini berfungsi dalam perkembangan tubuh ataupertumbuhan
Untuk pemeriksaan thyroid di kedokteran Nuklir dapat dilakukan secara :1. In Vitro
Untuk melihat fungsi dari kelenjar thyroid yaitu dengan menghitung kadarT3, T4, TSH dan biasanya dikenal dengan nama RIA (Radio Immuno Assay)Prosedur Pemeriksaan
1.Ambil darah pasien 5 cc2.Pisahkan plasma dan sel darah merah3.Ambil plasma dan campur dengan I-1254.Kemudian ditambah dengan kit T3/T4, akan terjadi endapan
Kedokteran Nuklir/ Aselmus.,SSi
4.Kemudian ditambah dengan kit T3/T4, akan terjadi endapan5.Cairannya dibuang , endapannya dihitung dengan mempergunakan
alat “well Type Counter”. Dari nilai penghitungan T3/T4 kita dapatmenilai fungsi kelenjar thyroid apakah hypothyroid, hyperthyroid ataunormal
2. In Vivo
Dalam study in vivo dikenal dengan uptake dan scaning1.Uptake diartikan kemampuan thyroid mengambil radiofarmaka yang
diberikan beberapa saat setelah pemberian2.Scaning adalah untuk melihat gambaran dan bentuk dari kelenjar
thyroid
Tujuan Pemeriksaan
� Untuk mengetahui bentuk , besar,kelenjar thyroid
� Mendeteksi Thyroiditis atau hyperthyroid yang disebabkan oleh toxic goiter
� Mendeteksi nodul atau benjolan hypo atau hyper
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Mendeteksi nodul atau benjolan hypo atau hyper fungsi
� Untuk tujuan terapi digunakan dalam kalkulasi dosis
Radiofarmaka yang Digunakan
� I¹³¹ dengan waktu paruh 8,1 hari. Memungkinkan dapat
disimpan dan dengan energi 364 Kev mudah dideteksi dari
luar. Disamping itu karena I¹³¹ juga memancarkan sinar β
maka dapat digunakan untuk terapi internal pada kasus
hyperthyroid atau kanker thyroid
� Tc-99M, karena mempunyai bentuk molekul yang sama
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Tc-99M, karena mempunyai bentuk molekul yang sama
dengan yodium sehingga dapat ditangkap oleh sel kelenjar ,
namun tidak diproses seperti I¹³¹. Dengan energi gamma 146
Kev sangan efesien dideteksi oleh detector gamma kamera.
Dan waktu Paruh sekitar 6 jam maka beban radiasi terhadap
pasien rendah
� I¹²³ dengan waktu paruh 13,3 jam dan energi gamma 159 Kev
sangat ideal untuk pemeriksaan thyroid
Prosedur Pemeriksaan
Persiapan pasien dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan yang mengandung yodium , antibiotic, vitamin, dan jamu-jamu minimal 1 minggu sebelum
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
dan jamu-jamu minimal 1 minggu sebelum pemeriksaan
Teknik Pemeriksaan
� Siapkan radioaktif Tc-99M didalam spuit dengan aktifitas 1-5 mCi. Pemberian dilakukan secara penyuntikan
� Jika digunakan I¹³¹, siapkan didalam spuit dengan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Jika digunakan I¹³¹, siapkan didalam spuit dengan aktifitas 1-2 Mci diberikan secara Oral
� Dengan menggunakan Tc-99M pemeriksaan dilakukan setelah pemberian
Proses Pemeriksaan
� Pilih program pemeriksaan thyroid pada computer pemasok data
� Masukkan data-data , nama pasien, umur, kode pemeriksaan, waktu yang diperlukan (5menit), raioisotop yang dipakai
� Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Pasien diposisikan supine diatas meja pemeriksaan dengan posisi kepala hyperextensi yaitu bahu diganjal bantal
� Posisikan kamera diatas leher dengan jarak 10 cm
� Tekan start untuk mulai pemeriksaan
� Pengambilan data akan berjalan selama waktu yang telah ditentukan
� Kemudian beri tanda diatas sternal notch
Proses Pengolahan Data� Data didapat berupa gambaran thyroid serta perhitungan uptake
� Perhitungan uptake :
Countur thy-Countur Back ground
Satndart
� Standart = sebelum radiofarmaka diberikan pada pasien hitung aktifitasnya
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Misal : T = 10.000
B = 1.000
S = 5.000
10.000-1.000 = 1,8 %
5.000
� Artinya : Kemampuan kelenjar thyroid menyerap radiafarmaka 1,8% ( Normal 1-5%)
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Dose Determination Thyroid 1-131 Therapy
Right Lobe Area (AR) : 5,1 x 2,0 Cm = 10,2 Cm2Left Lobe Area ( AL) ; 5,5x 2,3 Cm = 12,65 Cm2Thyroid Gland Weight (M) : 0,86x(AR+ AL) = 19,65 gr
Dose (µCi/gselected xgland weighty x 100 =
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Dose (µCi/g) =selected xgland weighty x 100 =
% Uptake at 24 h
= 40 x 19,65x100 = 40.1965.100 =78600=6834,78= 6,8 mciUptake (11,5) % 11,5 11,5 1000
Selected Dose = 55 – 110 µCi/g ( 1.5 – 3 MBq/g)
Thyroid Weight Desired µCi Retained
Per Gram Of
Thyroide at 24h
Estimated Average
Dose In Rad
(Asumming Thyroid)
I-131-t½=5,9 d
10-20 40 3,310
21-30 45 3,720
31-40 50 4,135
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
41-50 60 4,960
51-60 70 5,790
61-70 75 6,200
71-80 80 6,620
81-90 85 7,030
91-100 90 7,440
>100 100 8,270
SCANING TULANG (BONE SCAN)SCANING TULANG (BONE SCAN)
Scaning tulang diartikan sebagai pemeriksaan tulang secara Kedokteran Nuklir yang menggunakan radiofarmaka yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui intravena.
Gambaran yang diperoleh merupakan rekaman emisi radiasi pengion zat radioaktif atau radiofarmaka yang dimasukkan kedalam tubuh pasien tadi.
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
kedalam tubuh pasien tadi.
Radiofarmaka yang digunakan dipilih yang mengandung substansi metabolic analog yang terdapat pada tulang sehingga akan terjadi pertukaran tempat dengan substansi pada tulang melalui metabolisme pensuplyan zat makanan dari darah ke tulang.
Citra atau gambar scaning tulang ini lebih mencerminkan status fungsioal dari kondisi patologi anatomi.
Tujuan secara umum pemeriksaan scaning tulang diperlukan
atas indikasi sebagai berikut :
1. Deteksi dan pemantauan proses keganasan sekunder atau metastase serta follow up terapi
2. Diagnosa banding antara osteomilitis dan sellolitis
Evaluasi kasus dengan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
3. Evaluasi kasus dengan kecurigaan fraktur tersembunyi
4. Evaluasi keluhan nyeri tulang yang pada pemeriksaan x-ray dinyatakan normal
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Radiofarmaka Yang Digunakan
Pada umumnya merupakan analog dari kalsium atau fosfor
1. Golongan analog kalsium adalah Stronium(Sr)
� Sr-85, tidak banyak digunakan karena sifat fisikanya kurangmenguntungkan ,dengan waktu paruh 65 hari, energi gamma 513 Kev
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
513 Kev
� Sr-87, mempunyai waktu paruh 2,9 jam, energi gamma 388 Kev
2. Yang sekarang digunakan adalah analog dari fosfor dalambentuk sediaan radiofarmaka dengan perunut Tc-99M
� EHDP (Ethyline Hydroxil Diphosponate)
� MDP (Methyline Diphosponate)
� HMDP (Hydroxil Methyline Diphosponate)
Prosedur Pemeriksaan
1. Persiapan pasien hampir dikatakan tidak ada hanya pasien dianjurkan banyak minum setelah pemberian radiofarmaka sambil menunggu pemeriksaan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
2. Persiapan radiofarmaka, disiapkan radiofarmaka Tc-99M MDP didalam spuit dengan aktivitas 10-15 mCi
Teknik Pemeriksaan
Ada 3 fase dalam pemeriksaan Bone Scan
1. Fase Perfusi, untuk melihat system perdarahan di daerah yang dicurigai
2. Blood Pool, untuk melihat gambaran akumulasi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
2. Blood Pool, untuk melihat gambaran akumulasi radiofarmaka pada menit-menit awal
3. Total Body, untuk melihat gambaran seluruh tulang
Pada umumnya kita hanya melakukan fase total body kecuali pada kasus tertentu seperti osteosarcoma, biasanyadilakukan dengan 3 fase pemeriksaan.
Pada fase total body pemeriksaan dilakukan 2-3 jam setelah pemberian radiofarmaka
Sebelum pemeriksaan dilakukan pasien dianjurkanuntuk buang air kecil. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
untuk buang air kecil. Hal ini dilakukan untuk menghilangkanoverlapping di daerah pelvis.
Posisi pasien supine lantas tentukan tinggi pasiendalam program pemasok data.
Data gambar akan diambil oleh kamera selamaberjalan mulai dari kepala sampai kaki.
Sedangkan Pemeriksaan 3 Fase :
� Fase Perfusi; penderita supine , detector ditempatkan sedemikian rupa sehingga bagian tubuh yang sakit berada dibawah lapang pandang detector. Kemudian radiofarmaka disuntikkan secara bolus melalui vena mediana cubiti. Bersama dengan itu akusisi data secara dinamik dimulai
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
dengan itu akusisi data secara dinamik dimulai
� Setelah itu dilakukan blood pool secara static untuk melihat akumulasi dari radiofarmaka yang disuntikkan
� Setelah fase ke-2 selesai pasien disuruh menunggu 2-3 jam untuk melakukan pemeriksaan total body
TRACTUS URINARIUSTRACTUS URINARIUS
Yang normal terdiri dari 2 ginjal yang memproduksi
urine, 2 ureter yang menghubungkan kedua ginjal dengan
buli-buli, dan uretra alat untuk mengeluarkan urine dari tubuh.
Ginjal adalah organ retroperitoneal yang letaknya pada
ketinggian vertebrae lumbalis atas (L2-L3).
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
ketinggian vertebrae lumbalis atas (L2-L3).
Ginjal mempunyai lapisan luar yaitu kortex dan lapisan
dalam adalah medulla yang dibagi dalam lobus yang
berbentuk pyramid.
Setiap ujung pyramid terdapat papilla yang mempunyai
banyak pori-pori yang merupakan lubang dari urinaria
colengting ductus yang mengalirkan urine secara continue
kedalam renal pelvis.
TRACTUS URINARIUSTRACTUS URINARIUS
Unit basis dari ginjal adalah nepron yang jumlahnya lebih
dari 1 juta setiap ginjal. Setiap Nepron terdiri dari Renal
Corpuscel dan Renal Tubulus.
Renal Corpuskel dibagi menjadi 2 yaitu Glomerulus dan
Bowman Vaskuler. Fisiologinya adalah menyaring darahBowman Vaskuler. Fisiologinya adalah menyaring darah
untuk mengeleminasi atau mengeluarkan produk-produk
limbah dan menjaga kestabilan jumlah cairan dalam tubuh.
Untuk memahami renografi dan radiofarmaka yang
digunakan perlu memahami tentang fungsi dari nepron.
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Yang menarik dari kedokteran Nuklir adalah fungsi ekskresi
ginjal yang terdiri dari :
� Filtrasi pasif melalui glomerulus filtrasi
Proses yang berjalan pada glomerulus ini dimana terjadi filtrasi dari kebanyakan zat-zat bermolekul kecil termasuk air.
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Sekresi aktif
Yaitu proses sekresi ginjal terjadi pada tubulus terutama untuk mengeleminasi molekul yang berukuran besar. Melalui fungsi sekresi ini radiofarmaka yang digunakan untuk renal scaning akan dieleminasi
Radiofarmaka untuk Tractus Urinarius
Ada bermacam-macam radiofarmaka yang dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjaldan gambaran dari tractus urinarius.
Untuk evaluasi fungsi ginjal diperlukan suatu
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Untuk evaluasi fungsi ginjal diperlukan suatu radiofarmaka yang ideal yang dapat dieleminasi sebagian besar oleh ginjal terekresi melalui urine
Radiofarmaka yang sering digunakan
untuk pemeriksaan ini
1. Tc-99M DTPA
Tc-99M DTPA ini setelah diinjeksikan intra vena akandidistribusikan ke seluruh ruangan extra seluler dan kemudianakan diexkresi melaui glomerulus filtrasi.
Tc-99M DTPA digunakan untuk renografi , scantigrafi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Tc-99M DTPA digunakan untuk renografi , scantigrafiginjal serta memberikan korelasi yang baik denganpengukuran standar dari GFR (Glomerulus Filtrasi Rate)
2. I¹³¹ Hippuran
I¹³¹Hippuran akan mengalami sekresi aktif tubuler setelah disuntikanintra vena.
Sekitar 80% dari Hippuran yang diinjeksikan akan disekresi melaluitubuli renal dan sisanya difiltrasi melalui glomerulus.
Hippuran dipakai untuk pemeriksaan renogram serta perhitunganERPF (Efectif Renal Plasma Flour)
3. Tc-99M Glukoheptonate
Setelah diinjeksikan intra vena glukoheptonate akan cepatmenghilang dari sirkulasi melaui filtrasi glomerulus dan sebagian kecil akandidistribusikan malalui ruang extra seluler.
Sebagian yang terfiltrasi akan direabsorsi oleh tubuli renal dan akantetap tinggal di kortex. 1 jam setelah injeksi sekitar 40% dari aktivitasyang diberikan akan terekresi dan sekitar 15-20% akan tertahan dikortex.
Radiofarmaka ini digunakan untuk visualisasi ginjal.
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
4. Tc-99M DMSA
Tc-99M DMSA di dalam darah diikat oleh plasma protein dandieleminasi dari darah dengan absorsi tubular renal.
DMSA digunakan untuk visualisasi dari jaringan ginjal dan indikasipemeriksaannya adalah untuk menilai besar, bentuk dan posisi ginjal, mendemontrasikan apakah kelainan ginjal sifatnya uni atau bilateral, adanya jaringan parut, infak renal dan evaluasi jaringan ginjal post trauma.
5. Tc-99M MAG3 (Mercapto Aceting Three Glysine)
MAG3 mempunyai biokenetik seperti Hippuran akan tetapi dilabel
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
MAG3 mempunyai biokenetik seperti Hippuran akan tetapi dilabeldengan Tc-99M. MAG3 sama dengan Hippuran akan dieleminasi olehtubular ginjal
Jenis-Jenis Pemeriksaan
1. Renogram dan ERPF
Adalah pemeriksaan untuk melihat fungsi dariginjal serta perhitungan ERPF
Radiofarmaka yang digunakan adalah I¹³¹
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Radiofarmaka yang digunakan adalah I¹³¹ Hippuran atau MAG3
Aktivitas dosis sekitar 300µCi
Persiapan Pemeriksaan
� Pasien dianjurkan banyak minum sebelum dilakukan pemeriksaan
� Ukur berat badan dan tinggi badan serta tekanan darah untuk
perhitungan ERPF
� Sesaat sebelum pemeriksaan pasien dianjurkan buang air kecil
� Ukur aktivitas radiofarmaka yang telah disediakan dalam spuit (300
µCi) dideteksi selama 1 menit
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
µCi) dideteksi selama 1 menit
� Program di dalam computer pemasok data nama pasien, jenis
radiofarmaka, jumlah frame, waktu (untuk pemeriksaan renogram
dilakukan secara dinamik dengan jumlah frame 30 dengan waktu
60dt/frame
Persiapan Pemeriksaan
� Posisikan pasien supine dan kamera diarahkan ke daerah abdomen
dengan ginjal dan buli-buli masuk dalam suatu lapangan
� Masukkan radiofarmaka I¹³¹ melalui suntikan intra vena dan
pemeriksaan segera dilakukan
� Data yang didapat selama pemeriksaan diproses malalui computer
menjadi serial gambar ginjal, grafik fungsi ginjal serta perhitungan menjadi serial gambar ginjal, grafik fungsi ginjal serta perhitungan
ERPF
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
2. Renogram dan GFR
� Radiofarmaka Tc-99M DTPA dengan aktivitas 3 mCi
� Persiapan pasien sama dengan renogram ERPF
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Proses Pemeriksaan
� Hitung aktivitas DTPA selama 1 menit
� Masukkan data-data sama dengan renogram ERPF (nama, radiofarmaka, jumlah frame = 30 frame; 2 dt/frame untuk melihat perfusi, 180 frame; 10dt/frame untuk melihat renogram atau fungsi ginjal)
� Posisikan pasien supine, arahkan kamera kearah abdomen dimana
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Posisikan pasien supine, arahkan kamera kearah abdomen dimana ginjal dan buli masuk dalam 1 lapang pandang
� Injeksikan radiofarmaka yang telah disiapkan dan pemeriksaan segera dimulai
� Proses pengolahan data melalui program renal analisa data yang diterima selama pemeriksaan berjalan ,oleh computer pengolah data akan dihasilkan serial gambar ginjal, grafik perfusi, grafik fungsi ginjal serta nilai laju filtrasi glomerulus
3. Scaning Ginjal dengan DMSA
� Tujuannya adalah untuk mendeteksi adanya kerusakan jaringan parut pada nepropati terutama disebabkan oleh kelainan saluran kemih yang berulang
� Persiapan pasien tidak ada
� Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M DMSA dengan aktivitas orang dewasa 5 mCi, anak-anak 1-2 mCi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
orang dewasa 5 mCi, anak-anak 1-2 mCi
� Pemeriksaan dilakukan secara static, dilakukan pemeriksaan setelah pemberian radifarmaka 1 jam, 2 jam dan kalau perlu 3-24 jam
� Pengambilan foto dari anterior atau posisi pasien supine dengan kamera diletakkan dibelakang pasien dibawah abdomen dimana gambaran ginjal masuk dalam lapangan foto
� Pengambilan data dilakukan selama 5 menit
� Proses pengolahan data; data yang didapat berupa gambaran ginjal
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
RESPIRATORIUS SISTEMRESPIRATORIUS SISTEM
Pembuluh darah yang paling kecil pada system respiratorius adalahalveoli dimana pada pembuluh tersebut terjadi pertukararan udara.
Untuk pemeriksaan paru-paru di Kedokteran Nuklir dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Perfusi Lung Scan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
2. Ventilasi Lung Scan
Indikasi pemeriksaan paru-paru
1. Emboli paru : tersumbatnya salah satu cabang arteri pulmonalis sehinggatidak dapat dialiri darah
2. Gangguan permeabilitas alveoli paru
3. Penilaian fungsi regional paru sebelum “Pneumonektomi”
PerfusiPerfusi Lung Scan Lung Scan
Perfusi lung scan yaitu metode pemeriksaan paru secara
Kedokteran Nuklir dengan memberikan intra vena
radiofarmaka yang mempunyai ukuran diameter 30 micron
akan masuk ke pembuluh darah paru sampai terhalang
diterminal arteriol atau alveoli yang mempunyai diameter 7
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
diterminal arteriol atau alveoli yang mempunyai diameter 7
micron.
• Radiofarmaka yang dipakai adalah Tc-99M MAA
• MAA disuntikkan akan menyebar ke seluruh pembuluh
alveoli paru dan menyumbat serta menutup lapisan artivisial
arterial paru .
PerfusiPerfusi Lung Scan Lung Scan
• Tidak ada persiapan khusus untuk pasien tapi dianjurkan
untuk dilakukan foto thorax x-ray.
• Pemeriksaan dilakukan secara static
• Aktivitas dosis Tc-99M MAA 5 mCi disuntikkan melalui intra
vena vena
• Posisi pasien supine kamera diletakkan disekitar thorax
• Suntikkan Tc-99M MAA
• Pengambilan gambar dilakukan setelah gambaran paru-paru
terlihat dimonitor
• Foto diambil dari AP-PA, RAO-RPO, LAO-LPO, Rlat-Llat
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
VentilasiVentilasi Lung ScanLung Scan
� Ventilasi Lung Scan dilakukan sebelum perfusi lung scan
� Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M DTPA + O2 (aerosol) diberikan melalui hisapan melalui mulut.
� Sebaiknya pasien dalam keadaan duduk sehingga dapat menghisap radiofarmaka yang diberikan.
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
menghisap radiofarmaka yang diberikan.
� Pengambilan gambar dilakukan setelah pasien beberapa kali menghisap radiofarmaka sehingga terlihat adanya gambaran paru-paru.
� Gambaran diambil dari posisi AP-PA, RAO-RPO, LAO-LPO, Rlat-Llat
Ada 2 kategori penyakit paru dalam klinik
Kedokteran Nuklir
Abnormal regional pulmonary blood flow :
1. Perfusi abnormal, ventilasi normal; menunjukkan adanya indikasi emboli paru, kanker paru, kelainan vaskulerisasi paru.
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
2. Perfusi normal, ventilasi abnormal; menunjukkan adanya indikasi cronic bronchitis
HATIHATI
Hati adalah kelenjar yang terbesar letaknya di quadrankanan atas abdomen sebelah bawah dari diafragma yang terdiri dari 2 lobus yaitu lobus kanan dan lobus kiri.
Pada hati yang normal lobus kanan lebih besar dari lobuskiri
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
kiri
Hati terbentuk dari dua golongan sel yaitu:
1. Reticulo endoterial sel (RES)
2. Polygonal sel atau hepatosit
HATIHATI
RES mempunyai fungsi pagositos, 95% dari partikel koloid akan dipagositosis pada kesempatan pertama melewati hati .
Fungsi pagositos dapat dinilai dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid .radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid .
Sel polygonal atau hepatosit berfungsi membersihkan dan memetabolisir berbagai bahan dan merubah bilirubin menjadi cairan empedu. Fungsi ini dapat dinilai dengan menggunakan radiofarmaka Tc-99M IDA
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
PemeriksaanPemeriksaan ScaningScaning HatiHati (RES)(RES)
Indikasi pemeriksaan :
1. Untuk menentukan adanya dipek local pada hati baik karena proseskeganasan (primer/sekunder) maupun proses jinak (kista ,abses)
2. Menilai fungsi dan morfologi hati pada penyakit hati yang menahun
3. Menentukan kelainan konginetal anatomi hati
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Menentukan kelainan konginetal anatomi hati
4. Membedakan massa tumor di quadran kanan atas abdomen
� Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M sulfur koloid/Tc-99M
pitate dengan dosis 5 mCi yang biberikan secara lobus melalui vena mediana cubiti.
� Persiapan :
� Tidak ada persiapan pasien
Tata Laksana
1. Pemeriksaan dilakukan 15 menit setelah pemberian radiofarmaka
2. Posisikan pasien supine dengan kamera diletakkan /diarahkan sedemikian rupa sehingga meliputi hati dan limpa
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
limpa
3. Pertanda atau marker anatomi diletakkan pada arkus costarium kanan
4. Pencitraan static dari proyeksi anterior, posterior, dan lateral kanan
5. Bila dibutuhkan untuk identifikasi lesi lebih jelas dapat dilakukan pencitraan secara tomografi/SPECT
PenilaianPenilaian
1. Normal; bila gambaran bentuk dan besar hati yang normal dengan distribusi radiofarmaka yang homogen
2. Serosis hati; gambaran hati yang mengecil
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
dengan distribusikan radiofarmaka tidak rata disertai dengan gambaran limpa yang besar
HEPATO BILLIARY SCANHEPATO BILLIARY SCAN
Pemeriksaan ini untuk melihat kandung empedu dan salurannya
Kandung empedu berfungsi memekatkan dan menghipun cairan empedu yang diterima ductus common hepaticus
IDA akan diektrasi oleh sel-sel polygonal dan dikeluarkan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
IDA akan diektrasi oleh sel-sel polygonal dan dikeluarkan bersama cairan empedu.
Disini terdapat kompetisi dengan billirubin terhadap titik pengikatnya sehingga makin tinggi kada billirubin penangkapan IDA dihati menjadi berkurang
Radiofarmaka yang digunakan adalah Tc-99M IDA
HEPATO BILLIARY SCANHEPATO BILLIARY SCAN
Dengan teknik inin dapat dinilai fungsi polygonal, fungsi ekskresi, dan aliran cairan empedu mulai dari ductus hepaticus, ductus systicus, kandung empedu dan keluar dari duodenum melalui ductus koleductus
Oleh syctitis akut biasanya disertai dengan penyumbatan pada ductus systicus sehingga pada keadaan ini cairan empedu tidak dapat masuk ke kandung empedu,sehingga pada pencitraan kandung empedu tidak terlihat atau non visualizing
Pada sumbatan ductus billiary /saluran empedu lainnnya radiofarmaka terhenti pada tempat sumbatan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Indikasi Pemeriksaan
1. Diagnosis oleh systitis akut/cronis
2. Evaluasi obstruksi tractus billiary dan membedakan ikterus (kuning) obstruksi dan non obstruksi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
obstruksi
3. Membedakan atresia billiarys dengan hepatitis pada neonatus serta menentukan kelainan konginetal tractus blliary lainnya
4. Deteksi reflux cairan empedu ke arah gaster
TeknikTeknik PemeriksaanPemeriksaan
� Persiapan :
Pasien puasa 2-4 jam sebelum pemeriksaan
� Tata Laksana :
� Siapkan radiofarmaka Tc-99M IDA dengan aktivitas 3-5 mCi
� Posisi pasien supine , letakkan kolimator dengan lapang pandang pada
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Posisi pasien supine , letakkan kolimator dengan lapang pandang pada quadran atas abdomen sedimikian rupa sehingga meliputi seluruh hati dan kandung empedu
� Pencitraan awal dilakukan secara dinamik
� Segmen I 30 frame selama 1menit (60”)
� Segmen II 30 frame selama 30 menit
� Dilakukan pemeriksaan secara static stiap 1 jam
TeknikTeknik PemeriksaanPemeriksaan
� Penilaian :
� Pada gambaran normal penangkapan maximal radiofarmaka oleh hati dicapai dalam waktu 10 menit kemudian akan terlihat ductus systicus , ductus billiarys communikus, kandung empedu terlihat penuh 30-40 menit post pemberian radiofarmaka
� Pada gambaran cholesistitis akut kandung empedu tidak akan � Pada gambaran cholesistitis akut kandung empedu tidak akan terlihat sampai pencitraan jam yang ke-4, sedangkan hati dan ductus billiary communikus tampak normal
� Pada atresia billiary ductus billaris akan terlihat terhenti pada ketinggian atresia dan radiofarmaka akan diekresi melalui ginjal
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
TRACTUS DIGESTIVUSTRACTUS DIGESTIVUS
Tractus Digestivus terdiri dari usus halus dan usus besar
Usus besar mulai dari pilirorik spinter gaster sampai seikum usus besar terdiri dari duodenum, yeyenum, ileum.
Usus halus berfungsi untuk pencernaan dan penyerapan zat makanan dalam tubuh. Lapisan dalam usus halus terdiri dari
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
makanan dalam tubuh. Lapisan dalam usus halus terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan enzim intestinal digested
Sedangkan usus besar menyambung dari seikum sampai anus, terdir atas colon asenden,colon transversum,colon desenden, sigmoid, rectum. Sangat sedikit penyaringan zat makanan terjadi di usus besar
Fungsi usus besar adalah menyerap kembali air yang dihasilkan dari pembentukan feces yang akan dibuang melalui anus
Blood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool ImagingBlood Pool Imaging
Blood pool imaging adalah pemeriksaan untukmendeteksi lokasi perdarahan usus. Perdarahansaluran cerna / usus akan menyebabkan ektra pasasidan akumulasi radiofarmaka ke dalam lumen usus, yang pada pemeriksaan tampak sebagai “Hot Spot”
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
yang pada pemeriksaan tampak sebagai “Hot Spot”
Prosedur Pemeriksaan
1. Pasien dipuasakan
2. Radiofarmaka yang digunakan Tc-99M Sn RBC
Tata Tata LaksanaLaksana
1. Siapkan Tc-99M dalam spuit dengan aktivitas 20 mCi
2. Siapkan larutan SnCl sebanyak 2,5 cc dalam spuit
3. Siapkan heparin 0,5 cc dalam spuit 20 cc
4. Suntikkan melalui Intra Vena SnCl yang telah disiapkan
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
5. 30 menit kemudian ambil darah pasien sebanyak 20cc dengan spuit yang telah diisi heparin
6. Darah diendapkan sampai plasma dan sel darah merahnya terpisah
7. Selanjutnya buang plasma darahnya dan campurkan Tc-99M yang telah disiapkan ke dalam sel darah merah
ProsesProses PemeriksaanPemeriksaan
1. Pasien supine, posisi kamera diatas daerah abdomen
2. Suntikkan intra vena radiofarmaka Tc-99M RBC yang telah disiapkan
PengambilanPengambilan GambarGambar
1. Secara dinamik selama 30’
2. Pengambilan gambar secara static setiap 1 jam
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
2. Pengambilan gambar secara static setiap 1 jam
(Dari posisi AP, PA, Lat, LAO sampai jam ke-3 dan pengambilan gambar dilakukan juga pada jam ke-24)
Ini adalah Pemeriksaan In Vitro dan In Vivo
In Vivo
1. Suntikkan SnCl yang telah disiapkan
2. 30’ kemudian suntikkan Tc-99M pada saat pemeriksaan akan dimulai
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
SCINTI MAMMOGRAFISCINTI MAMMOGRAFI
Scinti mammografi adalah pemeriksaan mamae secara kedokteran nuklir untuk mendeteksi apakah benjolan di mamae itu menuju keganasan atau tidak
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
atau tidak
Indikasi Pemeriksaan :
�Adanya benjolan di mamae
� Radiofarmaka yang digunakan Tc-99M MIBI
Tata Tata LaksanaLaksana
1. Persiapan pasien tidak ada
2. Suntikkan radiofarmaka Tc-99M MIBI dengan aktivitas 15-
20 mCi melalui vena cubiti
3. Pemeriksaan dilakukan 15 menit setelah pemberian
radiofarmaka
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
radiofarmaka
4. Posisi pasien Prone dengan daerah dada bawah diganjal juga
daerah kepala
5. Posisikan kamera dari arah lateral dimana gambaran mamae
berada ditengah lapangan kamera
Tata Tata LaksanaLaksana
6. Pengambilan gambar dilakukan selama 15 menit tanpa
marker kemudian dilanjutkan dengan pengambilan gambar
selama 5 menit dengan marker (derah papilla)
7. Pengambilan gambar dari daerah AP posisi pasien supine
kamera diletakkan diatas daerah dadakamera diletakkan diatas daerah dada
8. Gambaran diambil selama 15 menit tanpa marker dan 5
menit menggunakan marker
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
LYMPHOSCINTIGRAFILYMPHOSCINTIGRAFI
Lymphoscintigrafi yaitu teknik pemeriksaan secara kedokteran nuklir untuk melihat system saluran getah bening
Indikasi :
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Indikasi :
�Adanya penyumbatan saluran getah bening
�Radiofarmaka yang digunakan Tc-99M sulfur koloid
Tata Tata LaksanaLaksana
1. Siapkan radiofarmaka Tc-99M sulfur koloid ke dalam 2 spuit yang 1 cc dengan volume 0,1 cc dan aktivitas 2 mCi
2. Pemberian radiofarmaka dilakukan secara injeksi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Pemberian radiofarmaka dilakukan secara injeksi subcutan antara jri-jari kaki
3. Pengambilan gambar dilakukan secara whole body 1 jam setelah pemberian, 2 jam, 3 jam, dan 24 jam
4. Gambaran yang dihasilkan akan memperlihatkan daerah penyumbatan
SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED
TOMOGRAPHY (SPECT)TOMOGRAPHY (SPECT)
Pengertian
SPECT adalah pemeriksaan tomogram di Kedokteran Nuklir dimana gambaran didapat dari hasil rekonstruksi data-data yang dideteksi oleh detector selama berputar mengelilingi pasien
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
pasien
Prinsip Operasional
SPECT merupakan peningkatan dari system “Gamma Kamera” konvensional dengan menggunakan special gentry yang dihubungkan dengan system computer
SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED SINGLE PHOTON EMISSION CUMPUTERIZED
TOMOGRAPHY (SPECTTOMOGRAPHY (SPECT))
Serial gambar planar dari beberapa sudut dikumpulkan selama kamera berputar mengelilingi pasien
Gambar ini adalah merupakan data yang akan diproses oleh computer .
Proses pengolahan data ini disebut rekonstruksi ,dimana gambar-gambar planar tersebut diolah menjadi gambar slice dalam potongan sagital, coronal dan transfersal
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
METODOLOGIMETODOLOGI
SPECT memerlukan satu set proyeksi atau profil citra dua dimensi dari distribusi radionuklida yang diambil dari berbagai sudut, seputar sudut. Bila jumlah proyeksi atau data profil itu cukup maka citra distribusi tiga dimensinya dapat
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
maka citra distribusi tiga dimensinya dapat direkonstruksi
Komponen Utama dari system SPECT
1. Gamma kamera dengan 37 atau lebih detector / photomultiplier
2. Meja pasien yang terbuat dari bahan special yang paling sedikit menimbulkan attenuasi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
yang paling sedikit menimbulkan attenuasi
3. Gantri yang dikontrol oleh computer utama
4. Pengontrol putaran
5. Emergency stop dan pengaman pasien lainnya
6. Komputer pengolah data
KeuntunganKeuntungan SPECTSPECT
Adalah untuk melihat hasil lebih jelas terutama yang lokasinya sukar untuk dilihat atau dibedakan dari struktur jaringan atau organ sekitarnya yang disebabkan oleh super posisi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Disamping itu mungkin juga rekonstruksi organ untuk potongan sagital, coronal dan transversal ,sehingga dapat memperjelas gambaran yang pada gambar planar sukar dinilai
PotensiPotensi dandan AplikasiAplikasi SPECTSPECT
SPECT sering dan selalu dilakukan pada pemeriksaan otak dan jantung. Untuk organ-organ lainnya dilakukan kalau ada gambaran yang sulit dinilai pada gambar planar
Brain SPECT
Dilakukan setelah pemberian Radiofarmaka 99M Tc HMPAO
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Dilakukan setelah pemberian Radiofarmaka 99M Tc HMPAO
Jantung
Dilakukan setelah pemberian ²º¹Tl dalam keadaan stress dan rest
BRAIN SPECTBRAIN SPECT
Tujuan
� Mengetahui regional perfusi atau cerebral blood flow
� Biasanya pada kasus dengan CVD (Cerebral Ventrikel Diases), epilepsy ,
dan aplikasi lainnya
Persiapan Pasien
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
� Tidak ada persiapan
Persiapan Pemeriksaan
� Siapkan Tc-99M HMPAO didalam spuit dengan aktivitas 10-20 mCi
� Pemeriksaan dilakukan minimum 15 menit setelah pemberian radiofarmaka
� Masukkan data pada program Brain SPECT nama, umur, Zat pembawa,
dan bahan radioaktif, waktu, atau frame
BRAIN SPECTBRAIN SPECTProses Pemeriksaan
� Posisikan psien supine
� Fiksasi kepala supaya tidak bergerak
� Posiskan kemera dimana kepala ada di tengah-tengah
kamera
Start- pemeriksaan atau pengambilan data dilakukan selama � Start- pemeriksaan atau pengambilan data dilakukan selama
30 menit
Proses Pengolahan Data
� Data yang diterima melalui program rekonstruksi computer
pengolah data dihasilkan menjadi gambaran-gambaran
potongan sagital, coronal, dan transversal dari otak, grafik
perfusi otak
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
CISTENOGRAMCISTENOGRAM
Tujuan
Mendeteksi hydrocepalus komunikan dan non momunikan serta liquuorrhea
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus
Persiapan Pemeriksaan
1. Siapkan radiofarmaka Tc-99M DTPA dalam spuit dengan aktivitas 10-20mCi
2. Siapkan alat –alat steril untuk fungsi lumbal
3. Pasien disiapkan untuk dilakukan fungsi lumbal
Pemberian radiofarmaka dilakukan oleh dokter melalui
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
4. Pemberian radiofarmaka dilakukan oleh dokter melalui tindakan fungsi lumbal
5. Pemeriksaan dilakukan 30 menit setelah pemberian radiofarmaka
6. Masukkan data-data dalam program pemeriksaan ini, nama, umur, jenis radiofarmaka, waktu pemeriksaan
ProsesProses PemeriksaanPemeriksaan
1. Posisikan pasien supine
2. Kamera diletakkan dibawah pasien diarahkan kedaerah sepanjang vertebrae
3. Monitor daerah kepala , jika aktivitas sudah ada . Ambil gambar kepala dari posisi PA, AP, L-lat dan R-lat
Pengambilan gambar dilakukan setiap 1 jam sampai jam ke-3
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
4. Pengambilan gambar dilakukan setiap 1 jam sampai jam ke-3
5. Pengambilan gambar dilakukan juga pada jam ke-24
Proses Pengolahan Data
Data-data yang diterima selama pemeriksaan melalui program “display images” computer pengolah data diproses menjadi gambar daerah kepala dari posisi AP, PA, L-lat dan R-lat . Gambar-gambar ini melalui alat formator difotokan ke film format
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
Kedokteran Nuklir/ Anselmus.,SSi
top related