ketik kespro
Post on 20-Dec-2015
8 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
A. Konsep pertumbuhan dan perkembangan fetus
Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum,
(konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu
kaput, atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan
nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. Dengan
getaran ekornya spermatozoon dapat bergerk cepat.
Dalam pertumbuhan embrional spertagonium berasal dari sel-sel primitif tubulus-
tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah spermatogonium yang ada tidak
mengalami prubahan hingga masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel
spermatogonium tersebut di bawah pengaruh sel-sel interstisial Leydig mulai aktif
menadakan mitosis, dan terjdilah spermatogenesis yang amat kompleks itu. Tiap tiap
spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit pertma. Spermatosit
pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua, spermatosit kedua
membelh dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermaatid masing-masing memiliki
jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini
kemudian ini kemudian tumbuh sermatozoon.
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital
ridge, dan di dalam kandungan jumlah oogonium bertambah terus sampai pada
kehamilan enam bulan. Sebagian besar ogonium mengalami perubahanm- perubahan
pada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium – oogonium ke arah korteks
ovarii. Pertumbuhan selnjutnya terhenti, oleh sebab yang belum diketahui sampai
folikel itu terangsang dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti
dalam profase meiosis dinamakan oosit pertama. Oleh rangsangan FSH meiosisi
(pembelahan ke rah pematangan) terjadi terus, benda kutub (polar body) pertama
disisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di
dalam sitoplasma yang cukup banyak.
Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan
pertama ovum, pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon membuhi
ovum. Jutaan spermatozoon dikeluarkan di forniks vagina di sekitar porsio pada
waktu koitos. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke kavum
uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampulla tuba dimana
spermatozoon dapat memasuki ovum yang telah sia untuk dibuahi. Hanya satu
spermatozoon, yang mempunyai kemampuan (capacitation) untuk membuahi. Pada
spermatozoon itu ditemukan peningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan
kaputnya lebih mudah menembus dan diduga dapat melepaskan hialuronidase.
Ovum yang dilepaskan oleh ovarium disapu oleh mkrofilamen – mikrofilamen
fimbria infundibulum ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke
medial. Di tengah – tengahnya dijumpai nukleus yang berada dalam metafase pada
pembelahan pematangan kedua, terapung – apung dalam sitoplasma yang kekuning –
kuningan yakni vitellus. Masuknya spermatozoon ke dalam vitellus membangkitkan
nukleus ovum yang masi dalm metafase untuk pembelahan – pembelahannya.
Sesudah anafase kemudian timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua
menuju ke ruang perivitelliana. Ovum sekarng hanya mempunyai pronukleus yang
haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang
haploid. Kedua pronuklei dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri
atas bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44
kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin , pada seorang pria X dan satu Y.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal
ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandug bayak zat asam amino
dan enzim. Dalm tiga hari terbetuk suatu kelompok sel – sel yang sama besarnya.
Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Dalam kavum uteri hasil kosepsi
mencapai stadium bastula. Pada stadium bastula sel – sel yang lebih kecil yang
membentuk dindng bastula, akan menjadi ptrofoblas. Trofoblas yang mempunyai
kemapuan – kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan
endometrium dalam masa sekresi, dengan sel –sel desidua. Umumnya nidasi terjadi di
dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika ndasi ini terjadi,
barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Bila nidasi terjadi, mulailah insiasi sel –sel bastula. Sel – sel yang lebih kecil,
yang dekat pada ruang aksoselom, membentuk endoterm dan yolk sac, sedangkan sel
– sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion. Di dalam
bastula terdapat suatu embryonaln plate yang di bentuk antara dua ruangan, yaitu
amnion dan yolk sac. Sel – sel fibroblas mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan
melapisi trofoblas. Kemudian terbentuk chorionic membrane yang akan menjadi
korion. Trofoblas tumbuh tidak sama, dan terdiri dari dua lapisan. Di sebelah dalam
dibentuk lapisan sitotrofoblas (terdiri atas sel – sel yang monokleus) dan di sebelah
luar lapisan sinsisiotrofoblast, terdiri atas nukleus – nukleus, tersebar tidak rata dalam
sitoplasma.
Dalam tingkat nidasi trofoblas antara lain menghasilkan hormon human chorionic
gonadotropin. Produksi human chorionic eningkat sampai kurang lebih hari ke – 60
kehamilan kemudian turun lagi. Di duga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi
korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai
plasenta dapat membuat ukup progesteron sendiri. Hormon korionik gonadotropin
inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat
di temukan di daklam urine wanita yang hamil.
Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang terdiri dari tiga lapisan,
yakni sel – sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Ruan amnion dalam tubuh dengan
cepat dan mendesak eksoselom, akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion.
Mesoblas antara ruang amnion dan embrio mrnjadi padat, dinamakan body stalk, dan
merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body stalk, menjadi tali
pusat. Di tali pusat terdapat pembuluh – pembuluh darah disebut dengan vascular
stalk. Bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Di dalamnya terdapat
jaringan lembek, selei whatrton, yang berfungsi melindungi arteri umbilikales dan 1
vena umbilikalis yang berada di tali pusat. Kedua arteri dan satu vena tersebut
menghubungkan satu sistem kardiovaskuler janin dengan plasenta. Sistem
kardiovaskuler janin dibentuk pada kira –kira minggu ke 10. Orgganogenesis
diperkirakan selesai pada minggu ke dua belas, dan disusul oleh masa fetal dan
perinatal. Ciri – ciri tersebut di atas perlu diketahui jika pada abortus ingin diketahui
tuanya kehamilan. Trofoblas mempunyai sifat menghancurkan desidua, termasuk
spiral atrerien dan vena – vena didalamnya. Akibatnya terbentuklah ruang – ruang
yang terisi oleh perdarahan dari pembuluh – pembuluh darah yang ikut dihancurkan.
Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan – ruangan intervillar dimana
villi koriales seolah – olah terapung – apung di antara ruangan – ruangan tersebut
sampai terbentuknya plasenta. Desidua yang idak dihancurkan oleh trofoblas
membentuk septa plasenta., yang dapat dilihat di bagian maternal plasenta.
Septa plasenta ini membagi plasenta dalam beberapa maternal cotyledon,
umumnya ditemukan 15 sampai 20 buah maternal cotyledon. Foetal cotyledon adalah
suatu kelompok besar villi koriales yang bercabang – cabang seperti pohon. Pada
plasenta diperkirakan terdapat 200 foetal cotyledon. Dari stiap cabang villi koriales
terdapat sistem vena serta arteri yang menuju ke vana umbilikalis dan arteri
umbilikalis. Sebagian besar cabang – cabang pohon itu tergantung di dalam ruangan
interviler yang berisi darah ibu yang mengandung banyak zat makanan dan zat asam
bagi janin.
Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan
lapisan korion. Plasenta tersebut dinamanakan jenis hemkorial. Disini jelas tidak ada
pecampuran darah antara janin dan ibu. Ada juga sel – sel desidua yang tidak dapat
dihancurkan oleh trofoblas dan sel – sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid
yang disebut lapisan ntabuch. Ketika melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium
pada lapisan nitabuch ini. Disebabkan karena pada abortus dikuret terlalu dalam maka
jonjot – jonjot plasenta tumbuh diantara otot – otot miometrium (plasenta akreta) atau
dapat pula dijumapai plasenta perkreta yang dapat menimbulkan ruptur uteri spontan.
Ciri – ciri tua fetus
Tua kehamilan (dalam minggu sesudah hari
pertama haid terakhir)
Panjang fetus (dari puncak
kepala ke ujung sakrum)
Ciri – ciri
Organogenesis (8 minggu) 2,5 cm Hidung, kuping, jari – jari mulai membentuk. Kepala membungkuk ke dada
12 minggu 9 cm Daun kuping lebih jelas, kelopak –
kelopak mata masih melekat, leher
ulai dibentuk, alat genetalia
ekterna mulai dibentuk, belum
berdiferensiasi.
Masa fetal (16 minggu) 16 – 18 cm Genetalia eksterna dibentuk dan
dapat dikenal, kulit merah dan tipis
sekali.
20 minggu 25 cm Kulit lebih tebal, opak dengan
rambut halus (lanugo)
24 minggu 30 – 332 cm Kelopak – kelopak mata terpisah,
alis dan bili mata ada, kulit
keriput.
Masa perinatal (28 minggu) 35 cm Berat 100 gram.
B. Fisiologi kehamilan
Masa kehiduppan intrauterin manusia secara umum dibagi menjadi dua thap periode,
yaitu masa embrional dan fetal.
1. Masa embrional
Masa embrional meliputi mas pertumbuhan intrauterin samapai usia kehamilan 8
minggu, ketika ovum yang dibuahi (zigot) mengadakan pembelahan dan
diferensiasi sel-sel menjadi organ yang hampir lengkap sampai terbentuk struktr
yang akan berkembang menjadi bentuk manusia. Proses pembentukan organ dari
tidak ada menjadi ada ini (organogenesis) pada beberapa sistem organ, misalnya
sistem sirkulasi, berlanjut terus sampai miggu ke-12 (trimester pertama
kehamilan).
2. Masa fetal
Meliputi masa pertumbuhan intrauterin antara usia kehamilan minggu ke 8-12
sampai dengan sekitar minggu ke-40 (pada kehamilan normal/aterm), ketika
organisme yang telah memiliki struktur lengkap tersebut mengalami pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat, sampai pada keadaan yang memungkinkan untuk
hidupdan berfungsi di dunia luar (ekstrauterin).
C. Tanda-tanda kehamilan normal
Pada kehamilan akan ditemukan tanda-tanda awal kehamilan, yaitu :
1. Tidak mendapat haid/menstruasi
Ini merupakan tanda pertama adanya kehamilan. Menstruas berhenti karena rahim
dipersiapkan untuk kehamilan. Sebaliknya anda mengetahui kapan hari pertama
haid terakhir (HPHT), yang dapat digunakan untuk menentukkan usia kehamilan
dan kapan perkiraan persalinan. Hal yang perlu diinngat adalah tidak mendapat
haid selain sebagai tanda awal kehamilan juga dapat disebabkan oleh faktor
lainnya.
2. Mual dan muntah
Dikenal sebagai “morning sickness” karena rasa mual dan muntah biasanya sering
terjadi pada pagi hari di bualn-bulan pertama kehamilan. Tetapi, mual muntah ini
juga dapat terjadi setiap waktu. Hampir 50% wanita hamil megalaminya, dengan
tingkat berbeda-beda. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormnal yang
mendadak akibat kehamilan.
3. Sering buang air kecil
Terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar sehingga
menimbulkan rasa ingin buang air kecil karenapeningkatan hormon kehamilan.
Keluhan biasanya pada awal kehamilan, dan berkurang pada kehamilan setelah 12
minggu dan timbul kembali setelah kehamilan 28 minggu.
4. Mengidam
Beberapa wanita akan merasa mengingnkan makan-makanan tertentu. Ini terjadi
pada bulan-bulan pertama kehamilan. Belum diketahui secara ilmiah mengapa
rasa seperti itu timbul.
5. Payudara membesar
Payudara enjadi lebih besar dan kencang. Puting susu membesar dan berwarna
lebih gelap, kadang-kadang terasa gatal dan sakit serta lebih sensitif terhadap
sentuhan.
6. Sembelit atau konstipasi
Terjadi pada 50% wanita hamil, dan ni terjadi karena perubhan hormonal dan
penekanan rahim yang semakin membesar.
7. Rasa mengantuk
Timbul rasa mengantuk yang berlebihan meskipun sudah cukup tidur, yang bukn
disebabkan oleh kelelahan tetapi karena adanya perubahan hormonal selama
proses kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan yang pasti :
1. Terasa adanya gerakan janin dalam rahim
2. Teraba adanya bagian-bagian janin
3. Terdengar adanya denyut jantung janin
4. Terlihat adanya gambaran janin melaui USG (ultrasonografi)
5. Kehamilan normal berlangsung selama 280 hari (40 mingu atau 9 bulan 7 hari).
DAFTAR PUSTAKA
Yulaikhah, Lily. (2008). “KEHAMILAN : Seri Asuhan Kebidanan”. Jakarta : EGC.
Suririnah. (2008). “Buku Pintar Kehamilan & Persalinan”. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Huliana, Mellyna. (2001). “Panduan Menjalani Kehamilan Sehat, Ed.1”. Jakarta :
Puspa Swara.
KETIKAN FROZEN
Kontur fisik janin
Pada parus kedua kehamilan, kontur tubuh janin dapat dipalpasi melalui dinding abdomen
ibu, dan semakin mendekati masa ni kontur janin semakin jelas. Kadang-kadang, mioma
subserosa memilki ukuran dan bentuk sedemikian sehingga menyerupai kepala janin, bagian-
bagian tubuh janin, atau keduanya, sehingga terjadi kesalahan diagnosa yang serius. Dengan
demkian, diagnosa positif kehamilan tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan tanda ini.
Deteksi gonadotropin
Adanya gonadotropin korionik (hCG) di dalam plasma ibu dan ekresinya durin merupakan
dasar bagi uji endrokin untuk kehamilan. Hormon ini dapat ditemukan didalam cairan tubuh
dengan salah satu dari berbagai teknik bioassay atau immunoassay milan oleh ibu
gonadotropin korionik penting bagi pengenalan kehamilan oleh ibu karena hormon ini
bekerja “menyelamatkan” korpus luteum, tempat utama pembentukan progesteron selama 6
minggu pertama. Hormon ii mencegah involusi korpus luteum.
3. Bukti positif kehamilan (pasti haml)
Tiga tanda positif kehamilan adalah :
1. Indentifikasi kerja jantung janin yang terpisah dan tersendiri dari kerja jantung
wanita hamil.
2. Persepsi gerakan janin aktif oleh pemeiksaan
3. Pengenalan mudigah dan janin setiap saat selama kehamilan dengan teknik
sonografik atau pengenalan janin yang lebih tua secara radiografis pada paruh
kedua kehamilan.
Kerja jantung janin
Mendengar atau mengamati denyut jantung janin dapat memastikan diagnosa
kehamilan. Kontraksi jantung janin dapat diidentifikasikan dengan auskultasi
menggunakan fetoskop khusus, ultrasosnografi dengan prinsip dopler, dan
sonografi.
Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan auskultasi menggunakan
stetoskop rata-rata pada usia kehamilan 17 minggu, pada usia kehamilan 19
minggu, denyut jantung janin dapat di deteksi pada hampir semua wanita
hamil yang tidak kegemukan. Frekuensi denyut jantung janin pada tahap ini
dan sesudahnya berkisar antara 120-160 dpm dan terdengar sebagai bunyi
ganda mirip detak jam dibawah bantal. Pada sebagian besar masa kehamilan
janin bergerak bebas dalam cairan amnion dan karena itu tempat pada
abdomen ibu untuk mendengar bunyi jantung janin dengan jelas dapat
berubah-ubah. Dengan menggunakan peralatan dopler yang tepat, kerja
jantung janin hampir selalu dapat dideteksi pada usia kehamilan 10 minggu.
Pada bulan-bulan kehamilan selanjutnya, pemeriksaan seing dapat mendengar
suara selain suara yang dihasilkan oleh kerja jantung janin yang tersering
adalah :
1. Desir tali pusat
2. Desir uterus
3. Suara akibat gerakan janin
4. Denyut ibu
Suara seperti berkumur-kumur yang dihasilkan oleh berjalannya gas atau
cairan melalui usus ibu.
Dengan auskultasi abdomen, denyut ibu sering terdengar secara terpisah, dan
pada sebagian wanita, denyut aorta terdengar sangat keras. Kadang-kadang
sewaktu pemeriksaan, denyut ibu dapat menjadi sedemikian cepat sehingga
mirip dengan bunyi jantung janin.
Persepsi gerakan janin
Gerakan janin dapat terdeteksi oleh pemeriksaan setelah usia kehamilan 20
minggu. Gerakan janin memperlihatkan intensitas yang bervariasi dari gerakan
halus pada awal kehamilan sampai gerakan nyata pada periode selanjutnya,
yang kedang-kadang juga dapat dilihat selain dapat diraba. Kadang-kadang
sensasi yang agak mirip dapat ditimbulkan karena kontraksi otot abdomen atau
peristaltis usus, walaupun hal ini seyogyanya tidak mengelabui pemeriksaan
yang berpengalaman.
Deteksi kehamilan secara ultrasonografi
Pemakaian sosnografi transvaginal telah menimbulkan revolusi dalam
pencintraan kehamilan tahap awal dan perkembangannya. Dengan sonografi
abdomen, kantong gestasi dapat dilihat hanya setelah usia kehamilan 4 sampai
5 minggu sejak menstruasi terakhir. Pada hari ke-35 semua kantung gestasi
normal seyogyanya sudah terlihat dan setelah 6 minggu, denyut jantung
seharusnya sudah terdeteksi. Pada minggu ke-8, usia gestasi dapat
diperkirakan secara cukup akurat. Sampai minggu ke-12, tiap milimeter
panjang puncak kepala-bokong merefleksikan pertambahan usia gestasi 4 hari.
top related