lampiran kegiatan pembinaan sosio-emosi anak ppa-io-805...
Post on 27-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
130
LAMPIRAN
Kegiatan Pembinaan Sosio-emosi Anak PPA-IO-805 Salatiga
permainan-permainan yang mengandung nilai-nilai kerjasama dalam kelompok
banyak memberikan kesan positif dalam diri anak-anak binaan PPA IO-805
Live In ke Desa Selo Boyolali, Aktivitas yang membuka wawasan anak
tentang kehidupan masyarakat desa yang sebenarnya.
131
Kegiatan Pembinaan Fisik
Kegiatan pembinaan fisik yang memberi dampak pada kualitas kebersamaan,
kerja sama anak dan mental mereka
Taman Gizi, pemberian makanan kepada anak, setiap kegiatan, salah satu bagian
dari kegiatan pembinaan fisik anak
132
Kegiatan Pembinaan Kognitif
Kursus tata boga diberikan bagi anak-anak yang berminat untuk
mengembangkan bakat memasak
Kunjungan ke tempat-tempat industri kecil dalam rangka memperluas
wawasan anak tentang kewirausahawan
Kunjungan ke Laboratorium dan Vector pengendalian penyakit untuk
meningkatkan pengetahuan anak
133
Pembinaan juga diberikan kepada orang tua anak binaan, melalui seminar-
seminar.
Pembinaan Rohani Anak PPA IO-805 Salatiga
Retreat, salah satu bentuk kegiatan yang efektif dalam membina kerohanian
anak
Ibadah Padang, salah satu pembinaan rohani yang disukai anak-anak, selain
beribadah, mereka juga dapat berwisata
134
Melibatkan anak dalam pelayanan di Gereja, menjadi salah satu bagian
dalam pembinaan kerohanian anak di PPA IO-805 Salatiga
Salah satu anak binaan PPA IO-805 yang berbakat di cabang catur, yang
diikutsertakan dalam kejuaraan nasional Catur di Makasar
Kegiatan lain yang diadakan PPA dalam rangka pembinaan aspek kognitif
anak.
135
Lomba mewarnai, kegiatan PPA OI-805 dalam rangka menggali bakat anak
sejak dini.
Melibatkan anak-anak kelas usia 18 dalam kegiatan pembinaan anak kelas
usia 6-8 tahun, menjadi media pelatihan kepemimpinan bagi anak binaan
Peringatan HUT RI di PPA IO-805 Salatiga, dalam rangka meningkatkan
Nasionalisme di kalangan anak-anak binaan.
Dalam penelitian ini narasumber penelitian diidentifikasi sebagai berikut
136
Narasumber ketua koordinator dan mentor
Bapak Purwanto, Komisi 2 GBI Buksuling : Pwt, Si
Yulianto Widhi Nugroho , koordinator, ketua cluster PPA Salatiga : YWN,KO
Ibu Puji Lestari, Mentor Kelompok usia 3-5 tahun : PJ, Mo
Ibu Rukiyem, Mentor kelompok usia 12-14 tahun : RU, Mo
Bpk Pramudiono, Mentor kelompok usia 18-22 tahun : PR, Mo
Narasumber anak didik ( Menti)
Irwanda Wahyu Untari, wanita, 16 tahun : Wa, Mi
Krida Putra Adi, 20 tahun : Pu, Mi
Lusia Redhea Anggriyani, 19 tahun : Lu, Mi
Monica Putri Adistiyana, 16 tahun : Mn, Mi
Bayu Kristiawan, 20 tahun : Ba, Mi
Wisnu Setiawan, 19 tahun : Wi, Mi
Ari Sabad, 21 tahun : Sa, Mi
137
Wawancara : kegiatan
Tempat, tanggal :
Narasumber : mentor
P : selamat siang ibu
N : selamat siang mas, gimana, ada yang bisa saya bantu?
P : saya mau melakukan wawancara lagi berkaitan dengan kegiatan-kegiatan di
ppa ini
N : kalo dengan pak Pram dulu gimana?
P : ya, boleh Bu
P : permisi Pak, apakah saya bisa minta waktunya sebentar?
N : mari-mari, silahkan mas
P : ya pak terima kasih sebelumnya pak
N : gimana, ada yang bisa saya bantu?
P : begini Pak, saya ingin bertanya seputar kegiatan pembinaan yang ada di ppa
ini, mungkin bapak bisa menceritakan bagaimana kegiatan ppa ini?
N : ya mas, dari mana ya ceritanya,
ppa melakukan pembinaan terhadap anak, dalam hal ini membantu anak dengan
memberikan perhatian kepada empat bidang pengembangan. pertama aspek fisik
anak, aspek rohani, aspek sosio-emosi, dan yang ke empat aspek kognitif si anak
P : ok, dapatkah diceritakan bagaimana kegiatan pengembangan fisik anak?
N : pengembangan aspek fisik si anak kami lakukan dengan cara, memberikan
perhatian khusus kepada hal-hal yang berkaitan dengan fisik mereka, misalnya,
memberikan vitamin kepada anak, khususnya bagi anak-anak yang menurut kami
perlu mendapat binaan, misalnya anak-anak dengan berat badan kurang
memenuhi standart berat badan ideal, nah untuk anak yang demikian , kami
berikan vitamin, dan tambahan makanan. selain itu pemberian vitamin tambahan
tujuannya adalah supaya anak-anak sehat dan tidak mudah sakit. kan kalo sakit
mereka tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik.
P : maksudnya gimana pak< mungkin bisa di jelaskan?
N : misalnya kalo anak tersebut sakit gigi, ini yang paling sederhana ya mas, dan
hampir semua anak mengalaminya. nah kalo anak tersebut sakit gigi, pasti itu
akan menghambat aktifitas mereka, mereka tidak dapat belajar di sekolah,
mungkin mereka jadi sensitif, mudah marah, hanya gara-gara sakit gigi, biasanya
138
orang sakit gigi kan tidak bisa mendengar suara yang ramai, apa lagi mendengar
orang yang bercanda, wah bisa marah tu. jadi supaya hal-hal itu tidak terjadi,
setiap bulan kami melakukan general cek up untuk anak. dan dari situ diketahui
bagian tubuh anak yang mana yang perlu mendapat perhatian, atau bahkan
perawatan. misal kebersihan telinga, rambut kulit, kuku, kondisi gigi dan mulut,
berat badan, dan lainnya
P : apakah hasil dari general cek up tadi ditindak lanjuti
N : iya mas, misal tadi, untuk anak yang giginya bermasalah, kita rekomendasikan
untuk melakukan perawatan ke dokter gigi yang menjadi partnernya ppa. dan di
sana akan mendapat perawatan sesuai kebutuhan
P : trus bagaimana dengan pembiayaan
N : untuk biayanya nanti dibantu oleh ppa
P : kalo pembinaan fisik dari mentor sendiri, apakah ada?
N : ya misalnya masih berkaitan dengan hasil cek up tadi mas, mentor juga
sebenarnya mendapat informasi tentang tugas mentor dari situ.
P : maksudnya gimana pak?
N : sebenarnya dari situ kita bisa dapat bahan pembinaan apa yang bisa dilakukan
oleh mentor kepada si anak. misalnya jika banyak anak yang bermasalah dengan
gigi mereka, nah mentor melakukan pembinaan berkaitan dengan masalah yang
ada, ya memberikan pembinaan kepada anak untuk merawat gigi mereka, cara
merawat gigi, memberi penjelasan tentang penyebab kerusakan, dan mengajak
mereka untuk disiplin merawat gigi mereka.
P : selain gigi, masalah apa yang banyak dialami anak selama bapak menjadi
mentor?
N : biasanya masalah berat badan mas, yah keadaan ekonomi mereka bisa
dibilang menjadi sumber penyebab nya
P :misalnya seperti apa pak?
N : ya kalo tidak over weight ya kekurangan berat badan
P : apa hubungannya dengan keadaan ekonomi mereka pak?
N : ya hubungannya kalo anaknya kekurangan berat badan biasanya mereka
dirumah susah makan, sehingga ppa memberikan tambahan makanan sebagai
salah satu cara supaya berat badan mereka naik
P :nah kalo masalah over weight apa ada hubungannya dengan masalah ekonomi
juga pak
N : ada mas, biasanya mereka memiliki menu makanan yang tidak sehat, misalnya
makan nasi sayurnya bukan sayur, tapi mie instan. kan itu karbohidrat dan
korbohidrat juga, nah ahirnya karna itu berlangsung lama, banyak numpuk lemak,
139
masalah yang muncul kegemukan. apalagi mereka jarang beraktivitas, yah tambah
cepet gemuknya
P : he he..
N : kalo kasus yang seperti ini mentor melakukan pembinaan kelas berkaitan
dengan pengetahuan gaya hidup sehat dan gisi seimbang
P : apakah orang tua juga diberi pembinaan , kan kalo berkaitan dengan gisi tentu
saja yang memasak dirumah kan orang tua juga pak?
N : oya mas, selain anak. orang tua juga tudak luput dari pembinaan, kami adakan
seminar juga untuk orang tua anak, ya materinya seputar kesehatan dan ada juga
program rutin sosialisasi perlindungan anak.
P : menurut mentor, mengapa fisik ini perlu mendapat perhatian?
N : hal ini perlu mas, karena kondisi fisik mereka sebenarnya akan mempengaruhi
mereka dikemudian hari, misalnya bagi anak-anak yang over weight, mereka
sering menngalami krisis kepercayaan diri, mereka sensitif dengan sesuatu yang
besar, mungkin seperti itu mas, penampilan mereka juga membuat mereka gak
PD.
P : oya
N : nah supaya mereka tidak bermasalah dikemudian hari, ya sebelum mereka
mengalami masalah dan selama mereka bisa di bantu melalui pambinaan ya akan
kami lakukan pembinaan,
P : misalnya seperti apa pak?
N : untuk anak-anak yang bermasalah dengan keberatan badannya, kami libatkan
mereka dalam kegiatan olah raga, ada fitness, futsal, renang, jalan sehat, dan
mengajarkan mereka tips diet yang benar.
P : oya, bagaimana dengan pengembangan kognitifnya pak?
N : pembinaan kognitif yang dilakukan ppa bermacam-macam mas, ada yang
bentuknya rutin, dan ada yang tidak rutin, yang tidak rutin itu sifatnya tambahan
P : ok, contohnya pak yang rutin dan yang tidak rutin spt apa?
N : yang rutin tu pembinaan anak dalam kelas, pemberian materi kurikulum
compassion di kelas,
up date foto anak, les bahasa inggris, les persiapan tes cpns, pengisian RMD,
pemberian bantuan uang spp, pemberian materi kurikulum compassion di kelas,
kursus komputer, kursus fotografi, kursus memasak, materi lokal kewirausahaan.
itu contohnya mas, tapi antara tahun ini dan tahun depan belum tentu sama,
tergantung kepada kebutuhan anaknya.
P : kalo yang tidak rutin atau tambahan tadi, contohnya spt apa pak?
140
N : misalnya pemberian bantuan uang gedung, pemberian bantuan uang seragam,
subsidi pembelian buku, subsidi pembelian tas, subsidi pembelian sepatu, belajar
membuat sovenir, membuka stand penjualan makanan, dankegiatan lain yang
tidak terus-terusan.
P : pembinaan lainnya pak
N : lainnya, pengembangan aspek rohani anak
P : gimana itu pak,
N : pengembangan ini di lakukan ppa terhadap anak berdasarkan target-target
pencapaian tertentu, kegiatannya juga menyesuaikan dengan kebutuhan, namun
juga diarahkan pada target pencapaian yang telah ditetapkkan YCI (yayasan
compassion Indonesia)
P : contoh kegiatan pengembangan kerohanian seperti apa pak?
N : banyak mas, pemberian materi kurikulum compassion, materi kurikulum
lokal, Ibadah orang tua, konseling anak, pemberian buku renungan, Kegiatan
Tambahan, perayaan Natal anak-anak PPA, perayaan Natal orang tua PPA,
Perayaan Paskah anak-anak PPA Perayaan Paskah orang tua PPA, pelayanan di
gereja lokal masing-masing anak, pelayanan ke desa
P : kalo pelayanan gereja, apakah itu berarti melibatkan anak dalam aktivitas
pelayanan?
N : iya mas, ada anak yang ditugaskan main musik, ada yang ditugaskan sebagai
operator lcd, ada yang ditugaskan sebagai user, ada yang menjadi pemimpin
pujian, ya macem-macem, tergantung pada talenta mereka.
P : user juga talenta ya pak
N : oh iya mas, kalo tidak punya bakat rendah hati dan bakat melayani orang lain,
pasti tidak mau jadi penyambut tamu, anak-anak sekarang kan banyak gengsinya.
padahal kan itu juga melayani Tuhan.
P : oya pak, bagaimana dengan pengembangan sosio-emosinya
N :pembinaan sosio emosi dilakukan dengan kegiatan seperti, pemberian materi
kurikulum compassion, melakukan evaluasi buku RMD, pemberian materi di
kelas (tentang komitmen masa depan), menulis surat kepada sponsor, konseling
anak, peer conselor, sosialisasi perlindungan anak kepada orang tua, jalan sehat
bersama kelas lain dan orang tua anak PPA, dan lain-lain.
P : tadi disebutkan juga buku RMD, apa itu pak bisa dijelaskan?
N : RMD itu singkatan rancangan masa depan, lha buku tersebut merupakan salah
satu buku wajib yang dimiliki oleh setiap anak ppa. buku tersebut berisi biodata
anak, cita-cita anak, dan catatan-catatan anak dalam proses perubahan pemahaman
mereka, perencanaan mereka dalam rangka mencapai tujuan. sampai sejauh mana
pemahaman anak terhadap realitas perkembangan kehidupan mereka juga menjadi
isi dari buku RMD ini.
141
P : pembinaan lain selain pembinaan empat aspek tadi apakah ada pak?
N : ada mas, ppa juga menjalin kerja sama dengan orang tua anak dalam hal
pemberdayaan dan pengembangan keluarga.
P : berarti selain memberikan perhatian kepada anak, ppa juga melakukan
pembinaan kepada keluarga mereka juga ya pak
N : betul sekali mas
P : apakah ada bentuk pembinaan yang lain lagi?
N : ada mas
P : seperti apa pak?
N :ada juga pembinaan dan pengembangan bakat anak, misalnya seperti beberapa
anak baru yang tahun ini baru masuk, ada beberapa anak yang memiliki bakat
unik, salah satunya memiliki bakat bermain catur,
P : oya pak, usianya berapa itu
N : baru 6 tahun mas tapi anak ini memang punya bakat yang luar biasa, nah
untuk anak yang demikian kami memberikan fasilitas pengembangan bakatnya,
kami mengorbitkan anak ini untuk mengikuti kompetisi-komptisi catur kelas
junior, di Jakarta, dan Puji Tuhan Prestasinya sangat memuaskan. ada juga anak-
anak yang punya bakat renang , kami pihak ppa mendorong mereka untuk
menjadi lebih profesional lagi, kami masukan mereka untuk mengikuti les renang
dan diikutsertakan dalam ajang kompetisi yang ada, dan dari situ banyak sekali
prestasi-prestasi yang mereka capai.
P : wah luar biasa ya pak
N : ya mas, memang itu yang menjadi misi ppa,
P : baiklah pak terima kasih untuk informasi yang telah dibagikan kepada saya,
semoga semua ini bermanfaat bagi penulisan tesis saya
N : sama-sama mas,
P : terimakasih juga atas waktunya, maaf karna saya merepotkan bapak
N : oh tidak apa-apa mas, kebetulan baru istirahat
142
wawancara :
Tempat, Tanggal :
Narasumber : Krida Putra Adi dan Lusia Redhea Anggriyani
P: setau anda karakter itu apa? tahu ngga?
N1 : itu pembawaan kita
P: mungkin bisa diperjelas lagi maksud pembawaannya?
N1 : misal pembawaan dalam bergaul, dan berinteraksi
N2 : sifat mungkin mas, sifat yang melekat dalam tubuh
P : misal orang yang berkarakter baik adalah orang yang seperti apa?
N1 : menurut ku kalo berperilaku ya baik, pembawaanya tenang, karakter itu
N2 : ya kayak tadi, perilakunya baik, sopan, ga tau
P : misal selama anda dibina di ppa ini, dari kecil hingga kini berumur berapa N1?
N1 : 19 tahun
P : masuk ppa umur?
N1 : kalo tidak 5 ya 6 tahun, enam lah
P: kalo N2?
N2 : 20 tahun
P : masuk ppa usia berapa?
N2 : kelas TK mas
P : kira-kira, apakah ppa mengajarkan nilai-nilai yang baik, yang pada ahirnya
terbawa dalam kehidupan anda, mungkin dari N1 dulu?
N1 : mengajarkan, contohnya, dilakukan kadang pas pembinaan rohani
N2 : kalok di ppa kan di bina ono kegiatan sosio emosi, kerohanian, fisik
P : jadi melalui itu ya, dan anda merasakan mendapat sesuatu yang berarti dari
kegiatan itu ya?
N1 : Heeh
N2 : iya
P : nah, kalo menurut anda apakah mentor mengajarkan nilai-nilai kegiatan, kalo
tadi kan dari kegiatannya, bagaimana dengan mentornya?
143
P : bisa dijelaskan, contohnya, atau mungkin ada nilai-nilai yang masih berkesan
sampai sekarang? yang pernah diajarkan oleh mentor anda?
N1 : aku dulu diajari dalam kegiatan rohani, berdasarkan itu, kita harus melayani,
membantu orang, trus ya itu perbuatan baik
P : kalo menurut anda apa yang diajarkan mentor? adakah pelayanan yang
berkesan
N2 : ada, lali
P : siapa yang mengajarkan hal itu?
N2 : mas Yo (nama salah satu mentor ppa)
N2 : kalo sekarang sih ingetnya itu
P : kalo mungkin mentor semasa kecil apakah ada yang masih teringat?
N2 : kalo dulu tu ppa gini og mas, jaman sekolah, itu malah kayak pelajaran
disekolah gitu,
P : apakah itu membantu anda?
N2 : membantu
P : kalo anda N1, apakah ada hal yang masih teringat sampai sekarang, dan itu
berkesan bagi anda?
N1 : lali aku
P : gini, ada nggak mentor vavorit anda?
N1 : menurutku biasa semua, kan antara mentor satu dengan lainnya hampir sama
N2 : sama juga,
P : samanya dalam hal apa? apa yang spesial?
N2 : nek dulu tu gini, pas jaman kita kecil dulu to mas, sukanya saya suka sama
mentor yang sering kasih soal, trus kalo bisa dapat nilai bagus kita dikasih apa
gitu, paling ingete ya itu
P : berarti ada penghargaan atas keberhasilan kita oleh mentor, gitu maksudnya?
N2 : heeh mas
P : dan itu berkesan sampai sekarang?
N1 : ya
P : apakah anda pernah atau sering mempraktikan nilai-nilai yang pernah anda
dapat dari ppa? nilai-nilai itu misalnya, tentang tanggung jawab, sopan santun,
kebaikan, kerendahan hati, saling mengasihi, kerajinan, apakah pernah
melakukan?
144
N1 : pernah
P : atau bisa dibilang sering?
N1 : sering
P : kalo N2?
N2 : pernah
P : contohnya N1?
N1 : kalo aku, kan kita diajak semacam les mungkin, kita dari situ diajari
mempraktekkan
trus ada yang lain
P : bagaimana dengan N2?
N2 : kalo aku, misalnya pernah to dapat pelajaran “ ajar omong, wani ngomong”
(belajar berbicara, berani berbicara)?
N2 : ya itu yang baru saya lakukan
P : menurut anda, selama anda dibina di ppa selama ini apakah N1 merasa ada
perubahan yang terjadi dalam diri anda?
N1 : biyen (dulu) kalo sma kalo ngomong didepan banyak orang ki gugup-gugup
piye, setelah ppa kan dulu sering kon mbantu retreat, jadi otomatis kan kita
menghadapi orang banyak, karena terbiasa dengan hal itu, lama-lama karena
terbiasa kita jadi gak gugup lagi, jadi wes biasa
P : ada perubahan yang lain, misal dulu tu saya tidak bisa menghormati orang lain,
menghormati orang tua, dan sekarang saya berubah, apakah merasakan itu juga?
N1 : yaa, selain itu ya itu, ya itu bisa kita pelajari dirumah, contoh menghormati
itu
N2: lebih bisa menghargai orang lain, kalo aku tu gini ok mas, orang nya tu mut-
mutan, misale gek pingin ngene yo ngene, kadang kalo gek males tenan yo nggak
tak lakoke gitu mas
P : kenapa kok tidak dilakukan?
N2 : yo males wae mas
P: gimana sekarang?
N2 : sekarang ya lumayan berubah
P : selama berada di ppa, kegiatan apa yang paling berkesan menurut N2?
N2 : kegiatan keluar,
P : apa bisa merubah diri anda?
145
N1 : kegiatan yang saya senang, ketika saya disuruh main drum, kebetulan aku
diles ke, setelah sekian lama kemampuan saya berkembang, ppa mengajak saya
pelayanan, dan kalo ppa ada acara saya main dalam acara itu
P : dan itu membuat anda berubah?
N1: iya, karena kita jadi terbiasa didepan banyak orang
P : kalo N2?
N2 : kan kalo dulu seing di ajak kunjungan ke panti asuhan mas, sekarang tu jadi
itu lebih bersyukur gitu mas, dan jarang mengeluh, dulu tu sitik-sitik ngeluh,
P : misalnya ada sebuah situasi, N2 baru kekampus, kampusnya sepi, trus di
sebuah tempat N2 menemukan sebuah tas, tempat itu sepi, dan didalam tas ada
uangnya lima ratus atau mungkin enam ratus ribu, lumayan kan, ada hapenya, ada
dompetnya, dompetnya ada uangnya lagi, dompete ada uangnya lagi, ada
KTPnya, sim stnk, isinya komplit, dan diruangan itu tidak ada orang, dan tidak
ada yang melihat, kira-kira apa yang N2 lakukan?
N2 : tak baleke mas,
P : kenapa?
p2 : piye yo mas, rasanya tu gak tenang nek nemu sebanyak itu, tapi nek sewu (
seribu) tetep tak jipuk. takut kalo banyak
P : kalo dikembalikan apakah hanya karena takut atau ada alasan yang lain?
N2 : yo piye ya, bisa saja nek itu wong butuh barang to mas ( bisa jadi itu milik
orang yang sedang membutuhkan)
P : kadi keputusannya di kembalikan?
P : kalo N1 gimana? misalnya kebetulan situasi anda memang baru butuh betul-
betul?
N1 : nek aku yo, mending tak baleke wae
P : dikembalikan karena apa?
N1: tak baleke ( saya kembalikan) menurut saya berkat Tuhan tu mengalir, kecil
besarnya kan kita tidak bisa menentukan, Cuma tingkat nominal Tuhan yang
menentukan< kita tidak tahu,
P : ahirnya dikembalikan N1?
N1 : tak baleke ( saya kembalikan ) malahan nanti belajar saya sia-sia jika tidak
saya kembalikan
P: pernahkah anda mengalami situasi dimana, anda mengalami sesuatu yang
bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan tadi, gimana rasanya?
146
N1 : ya gak tenang, selain itu mung marake pikiran ( hal itu akan menambah
beban pikiran saya )
P : bagai mana dengan N2?
N2 : gak tenang, wong kadang wae (terkadang) kalo kita bong wae tu wae rasane
tu ngomong saja tidak lancar, deg-degan ( berdebar-debar)
P : apakah kegiatan di ppa ini benar-benar merubah hidup anda? atau mungkin
hidup anda berubah bukan karena ppa, mungkin karena, orang tua saya, keluarga
sala,atau mungkin saya berubah karena saya sekolah? atau karena PPA?
N2 : ya dari ppa juga ada, dari keluarga juga ada, dari diri sendiri juga ada, kita
kan sudah gedhe (sudah dewasa) mosok yo masih kayak dulu-dulu
P: tetapi kan kita tidak dapat berubah atau melakukan sesuatu kalo kita tidak
mendapat informasi terlebih dahulu, sehingga kita berubah, nah informasi-
informasi yang membuat anda berubah tu kebanyakan dari mana?
N2 : dari PPA dan dari Gereja, bisa juga dari temen, misal temen ngomong
sesuatu, dan tak pikir terus
P : tetapi yang paling banyak?
N2 : dari ppa dan pembinaan gereja
P : bagai mana dengan N1?
N1 : kalo aku, menurutku ya semua praktik yang kita lakukan, komunitas saya,
temen-temen kampus juga ada, gereja, ppa semua seimbang lah
P : misalkan pertanyaan saya pertajam, sosok N1 yang sekarang ini paling banyak
dibentuk oleh siapa?
N1 : menurut saya tokoh tokoh dunia
P : kalo fasilitas dan kegiatan di ppa apakah itu membentuk karakter anda?
N1 : sangat membentuk, misalnya dalam kegiatan, kita kan bekerja sama dengan
team kan, otomatis egois individu ku yo iso tak redam, temen-temenku yo iso, jadi
misalkan aku ki ketua, temen-temen ku tu bisa saya redam pokoknya kita bisa
satu visi dan pelaksanaannya, untuk keberhasilan acara bersama
P: jadi kegiatan yang dilakukan ppa membentuk juga?
N1 : membentuk, skill, teknik, trus date line
P : berarti berbicara tentang kedisiplinan juga dong?
N1 : yo aku memang orang yang disiplin
P : kalo N2? bagaimana?
N2 : ya kalo kalo saya dari ppa dan gereja
147
Wawancara
Hari, Tanggal : Kamis, 20 November 2014
Tempat : Pusat Pengembangan Anak (PPA) IO-805 EKLESIA Salatiga.
Pukul : 15.02
Narasumber : Ibu Puji Lestari (Mentor Kelompok Usia 3-5 Tahun)
P : selamat siang ibu, perkenalkan nama saya Yonathan, dapatkah saya
berbincang-bincang sedikit berkaitan dengan kegiatan di ppa ini.
N : oya silahkan mas
P: bisakah ibu ceritakan bagaimana gambaran tugas ibu sebagai salah satu mentor
di ppa ini
N: oya bisa, kebetulan saya adalah mentor di usia paud (3-5) tugas-tugas saya
adalah membantu anak-anak mengenal pengetahuan dasar seperti pengenalan
huruf, angka, dan pengetahuan dasar lainnya seperti tatakrama dalam kehidupan
sehari-hari. Intinya mengajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik. Namanya
juga masih anak-anak. Mau diajarin yang lain juga belum bisa.
P: jika demikian, apakah ada materi khusus yang isinya tentang pembinaan
karakter anak?
N : kalo di ppa tidak ada, kurikulum di ppa hanya didasarkan pada empat aspek
pengembangan saja, diantaranya pengembangan aspek kognitif, fisik, rohani, dan
sosioemosi. Tetapi walaupun demikian perhatian kami berkaitan dengan karakter
anak juga kami lakukan.
P: dengan cara apa ibu memberikan perhatian dalam hal pembinaan karakter?
N : yaa.. dengan banyak cara mas, misalnya anak-anak diberikan pembinaan
secara rohani, kita ajarkan kepada mereka tentang nilai-nilai kekristenan, tapi
kami tidak bermaksud mengkristenkan orang, karena di ppa ini ada juga anak-
anak yang beragama lain, “neng” ya ajarannya yang harus diikuti adalah sesuai
dengan ajaran kristen.
P : kalo pembinaan lain selain kerohanian, dengan cara apa lagi bu?
N : aspek fisik yang kami lakukan adalah dengan memantau anak secara fisik,
misal jangan ada anak yang sakit, memberikan tambahan gisi, mentau berat
badan, kebersihan tubuh, memantau pertumbuhan anak, dan perhatian secara fisik
lain seperti melakukan general cekup setiap tiga bulan sekali, imunisasi, dan
lainnya yang berkaitan dengan keadaan fisik anak
P : kalo berkaitan dengan kognitif bagaimana bu?
N : kalo kognitif, dippa, diajarkan, cara membaca, menulis, dan pelatihan
keterampilan lain, ppa juga memberikan fasilitas les kepada anak-anak yang ingin
148
mengembangkan keahliannya, seperti bahasa inggris, matematika, seni tari,
olahraga dan lain-lain
P: menurut ibu, apakah ada hasil yang nyata yang dialami oleh anak setelah
mereka dibina di ppa
N : ya saya di ppa ini sudah cukup lama, jadi saya lumayan tahu bagaimana
keadaan anak-anak, walaupun tidak semua anak menunjukan hasil yang sama,
tetapi banyak yang berhasil, misalnya kalo saya lihat dari kehidupan mereka
setelah dewasa, ada alumni anak ppa yang berhasil meraih cita-cita mereka
menjadi guru, polisi, tentara, pegawai negeri. Intinya banyak yang berhasil dalam
kehidupannya, walaupun ada juga yang tidak, ya pokoknya begitu lah mas.
P: bagaimana dengan hasil perubahan selama mereka di bina di ppa berada di
ppa?
N : oya ada, ada banyak mas, misalnya ada anak-anak yang dulu kalo berangkat
ppa, awalnya mereka sering rewel, sering nangis, terus, setelah “ alon-alon” kita
“serateni” lama-lama anak tersebut jadi rajin hadir, dan anehnya mereka menjadi
lebih mandiri, itu yang saya lihat pada anak-anak usia 3-5 tahun. Intinya mereka
makin berubah tapi lebih baik.
P : apakah ada nilai-nilai lain selain kemandirian?
N : ya ada mas, misalnya mereka semakin pandai bergaul dengan banyak teman,
tidak ”kuper”,
P: apakah ibu dalam menjalankan tugas sebagai mentor memperkenalkan juga
kepada anak nilai-nilai lain seperti: tanggung jawab, sikap menghargai, toleransi,
kemerdekaan, menghargai, kejujuran, keadilan, kerendahan hati, dukungan,
integritas, belas kasihan, kebaikan, integritas, dll
N: oya pasti mas,
P: dengan cara bagaimana bu?
N: misal nilai tanggung jawab, kami perkenalkan dengan dengan memberikan
tugas yang sederhana, seperti mencuci piring setelah makan, membuang sampah,
membersihkan kelas.
Toleransi juga kami perkenalkan kepada anak-anak sejak mereka kecil, tenggang
rasa juga, walaupun susah, lha wong namanya juga masih anak kecil, kadang
egois mereka kan tinggi, namun pelan-pelan mereka pada ahirnya juga mengalami
perubahan, misalnya mulai bisa berbagi mainan dengan temannya, gak rebutan
sesuatu, kadang mereka juga menunjukan kasih terhadapsesama juga, mereka
berbagi makanan dan kadang mereka bisa kompak bermain.
Kalo nilai yang lain kami perkenalkan juga misalnya dengan memberikan cerita
kepada mereka, atau kadang saya juga mengajak mereka menonton film anak-
anak dan di situnkan ada pesan-pesan moral yang terselip. Misal kejujuran,
ketulusan, kerendahan hati yang pada ahirnya membuahkan hasil yang baik. Gitu
mas.
149
P: nah kalo misalnya nilai empati, apakah diperkenalkan juga kepada mereka bu?
N: ya mas
P: dengan cara seperti apa? Mungkin ibu bisa memberi contoh,
N: misalnya gini mas, ini biasanya malahan terjadi saat menyelesaikan konflik
antar anak. Misalnya ada yang nakal. Terus anak tersebut memukul temannya,
saya akan menegur, dan menjelaskan mengapa perilaku anak yang memukul tadi
tidak baik. Misalnya saya akan memberikan penjelasan kepada anak itu dan
meminta anak itu untuk menjelaskan apa yang dia rasakan. “Kalo kamu dipukul
kira-kira gimana nak?” anak itu akan menjawab “ ya sakit bu” lha trus kalo tau
dipukul sakit mengapa kamu memukul temanmu kan temanmu juga kesakitan?
Biasanya anak tersebut akan menyesali perbuatannya. dan disitu nampak ada
perubahan.
P: oya bu, nah kalo menurut ibu, sebenarnya apa yang dilakukan oleh ppa selama
ini, apakah memberikan dampak kepada anak-anak?
N: menurut pendapat saya ada mas, dan anak-anak ppa ini walau pun waktunya
agak lama, tapi kegiatan di ppa ini membuat anak berubah, itu keliatan kok mas,
misalnya dari tutur katanya, bagaimana sikap anak tersebut terhadap orang tua,
teman, dan keliatan juga dari sikap anak tersebut, misalnya anak mulai tau tata
krama dalam berkomunikasi, ada juga yang nampak dari kebiasaan baru mereka,
ada yang mulai membantu ibunya,membersihkan halaman, membuang sampah
tidak sembarangan, yah walau pun sederhana, tapi itu menunjukan adanya
perubahan.
P: apakah ibu bisa menjamin bahwa perubahan mereka sifatnya relatif permanen,
atau kebiasaan tersebut bukan hanya kebetulan?
N: oya menurut saya sih ya gimana ya mas, mungkin bisa dibilang iya, karna,
misalnya berkaitan dengan tutur kata saja ya mas, misalnya saat mereka bermain,
tiba-tiba ada salah satu anak yang keceplosan mengucapkan kata makian kasar,
maka secara spontan teman-teman yang lain akan saling mengingatkan, atau
kadang malah teman lainnya malakukan semacam peringatan, misal, “he kok
kamu ngomong saru, nanti tak kandake bu guru” nah seperti itu mas, jadi saya
merasa bahwa nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh ppa selama ini bisa
dibilang membuat anak-anak berubah, ya walau pun tidak semuanya berubah. Kan
perubahan itu butuh proses, apa lagi yang saya hadapi ini kan anak-anak kecil.
Mungkin prosesnya pelan-pelan.
P: oya bu, mungkin sampai disini dulu bu perbincangan kita, bila nanti ada
kesempatan lain, dan bila diijinkan saya akan menemui ibu lagi untuk berbincang-
bincang kembali seputar kegiatan di ppa ini. Saya berterima kasih atas kesediaan
ibu untuk berbincang-bincang.
N: oya silahkan mas, asal saya tidak sibuk silahkan datang lagi.
P: oya, terimakasih bu, Tuhan Memberkati
150
Wawancara
Hari, Tanggal : Kamis, 20 November 2014
Tempat : Pusat Pengembangan Anak (PPA) IO-805 EKLESIA Salatiga.
Pukul : 11.02
Narasumber : Bapak Yulianto Widhi Nugroho (ketua PPA cluster Salatiga, dan
koordinator ppa IO-805)
P: selamat siang bapak,
N: selamat siang mas
P: sesuai dengan sms saya tadi pagi pak, saya bermaksud untuk berbincang-
bincang sebentar dengan Pak Yulianto seputar kegiatan di ppa ini.
N: ya mas silahkan, gimana, apakah ada yang bisa saya bantu?
P: ya pak, saya ingin bertanya seputar Pusat Pengembangan Anak, yang saat ini
menjadi bahan penulisan tesis saya.
N: oh gitu ya, apa yang mau ditanyakan?
P: begini Pak, mungkin bapak bisa menceritakan sedikit tentang Pusat
Pengembangan Anak ini?
N: yah, perlu diketahui bahwa Pusat Pengembangan Anak di gereja kami ini
merupakan hasil kerja sama, partner ship antara yayasan compassion Indonesia
yang ada di bandung dan bermitra dengan gereja disini dalam hal ini Gereja
Bethel Indonesia di sini, sehingga terbentuklah ppa ini.
P: kalo tujuan dari ppa itu apa ya pak?
N: tujuan utama dari ppa adalah melanjutkan apa yang menjadi tujuan
Compassion Indonesia yaitu untuk mengentaskan kemiskinan anak, bukan hanya
secara fisik, bukan hanya kemiskinan dari harta benda saja, tapi juga berusaha
mengentaskan kemiskinan secara rohani, dan juga kemiskinan fisik, supaya tubuh
mereka menjadi lebih sehat, kemiskinan tentang bidang intelektual, dan
kemiskinan lain berkaitan dengan sosio-emosional. Jadi tujuan ppa adalah
membantu anak-anak yang pastinya adalah anak-anak kurang mampu ya, dari
keluarga kurang mampu, supaya mereka mendapatkan sesuatu yang mungkin
tidak dapat mereka terima dari ornag tuanya, dari walinya, dan gereja dalam hal
inimelaui ppa, membantu menyediakan apa yang menjadi kebutuhan anak,
berkaitan empat bidang tadi. Dari segi kerohanian, fisik, sosio-emosional, dan
juga bidang intelektual. Dan diharapkan kelak anak yang dilayani itu, bisa
menjadi pemimpin-pemimpin masa depan bila mereka sudah terbina sejak dini
secara keseluruhan, baik kerohaniannya, sosio-emosionalnya, kerohaniannya,
fisiknya juga nantinya bisa dibilang lebih lah dari anak yang lain. Dalam
pelayanan kerohanian anak ppa mendapat perhatian lebih, karena bagaimanapun
151
juga pusat pengembangan yang paling dominan adalah dibidang rohaninya yang
paling dominan. Ya kerohanian kristen, walaupun diantara anak-anak kami itu ada
juga yang non-kristen. Tapi Kami bersyukur bahwa anak-anak yang non-kristen
itu bisa menyesuaikan diri dengan aktivitas yang ada, sehingga pengembangan
yang dilakukan tetap bisa tepat sasaran, walaupun pengembangan mereka dengan
keyakinan mereka masing-masing,tetapi pembinaan keempat bidang utama itu
akan selalu mereka terima dan mereka bisa berjalan dengan selaras dan
diharapkan kedepannya nanti anak-anak ppa bisa menjadi pemimpin-pemimpin
yang mandiri dan bertanggung jawab.
P: oya, jadi kegiatan utamanya meliputi pengembangan keempat bidang tadi ya
pak
N: ya pastinya seperti itu. Kerohanian misalnya, mereka akan mendapat materi
sesuai dengan kurikulum dikelas masing-masing, materi fisik, materi intelektual,
materi sosio-emosional, dan bila dijabarkan lagi kerohanian contohnya, nanti ada
retreat, ada kebaktian dikelas, ada kebaktian padang, kemudian ada kebaktian
natal dan paskah, kemudian ada materi menghafal ayat untuk anak kecil-kecil.
Dan kemudian untuk materi sosio-emosional, adalah semua aktivitas yang
membentuk anak secara khusus agar mereka mampu bersosialisasi dengan orang
lain, kemudian mendidik anak supaya mereka memiliki tenggang rasa, bisa
menghindari perbuatan-perbuatan yang kurang baik, bisa mengutamakan hal-hal
yang baik, dan kegiatan-kegiatan tentang yang melatih anak bagaimana anak
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, kemudian saat mereka tambah besar
mereka bisa menjadi pribadi yang mandiri, membentuk mereka menjadi bukan
anak-anak lagi lah, kemudian contoh fisik ya tentang kesehatan, kegiatannya ya
olah raga, pemberian vitamin, taman gisi, hal-hal yang mengenai kesehatan anak
itu pasti akan ditonkolkan, dilakukan cekup anak, pengobatan anak,ya. Dan
berkaitan dengan intelektual kami akan coba membantu mendorong anak-anak
yang mungkin secara intelektual anak-anak itu nilainya rendah mungkin saat
disekolah. Tapi diluar itu juga, ada pembinaan non-formal seperti pembinaan
komputer, ketrampilan-ketrampilan intelektual lainnya, hal-hal semacam itu kami
coba untuk adakan program seperti itu yang holistik supaya semua kebutuhan
anak itu tercover, jadi kebutuhan anak yang tidak dapat orang tua sediakan , kami
coba untu memberikan bagi anak.
P: menurut pandangan bapak, apakah ada perubahan yang terjadi dalam
kehidupan anak-anak yang dibina selama ini?
N: ya, saya bersyukur, saya kurang kurang lebih sudah delapan tahun di ppa,
walaupun saya tidak terjun langsung dikaelas masing-masing tapi, saya bersyukur
saya bisa cukup mengenal beberapa anak, dan bahkan bisa dibilang mayoritas lah,
anak-anak itu saya lihat, karena dulu saya juga pernah mengajar sebelum saya
menjadi koordinator ppa, saya mengajar dan setelah itu saya dipindahkan untuk
menjadi staf di kantor ini, mungkin saya tidak mengajar lagi, namun saya melihat
anak-anak yang dulu saya ajar, karakter mereka tu sudah bener-bener berubah,
menjadi anak-anak yang sangat mandiri, anak-anak yang sangat apa ya, peduli
dengan anak yang lain, anak-anak yang mengalami perubahan cukup jauh
dibandingkan dengan waktu mereka masuk dulunya. Ada beberapa anak yang
saya kenal yang dulunya pendiam, tidak ada kemauan untuk bergaul, ada juga
152
yang cengenga, padahal sudah kelas enam SD, tapi setelah mereka sudah
menginjak usia remaja, sudah SMA, saya justru melihat bahwa dia justru bisa
menjadi penggerak dikelasnya, dia bisa menjadi motor, dan mereka terlibat aktif
di kelas mereka yang SMA ini ya dia diminta menjadi pemimpin, awalnya dia
merasa sungkan, tapi walaupun diminta untuk memimpin acara yang sederhana
seperti acara valentine, paskah, atau natal remaja, justru dipimpin oleh anak-anak
yang dulunya tadi, cengengeng, dan kurang diperhitungkan, karena mungkin
dulunya cengeng, dulunya tidak pernah bergaul, namun setelah mendapat
bimbingan di ppa selama bertahun-tahun, mulai terlihat adanya perubahan pada
anak tersebut. Ada pula anak-anak yang karakternya terbentuk, tidak egois, ada
pula yang saat ini satu kelas tu rukun sekali, sampai di kelas itu ada suatu tim
yang mereka bentuk sendiri. Ya hal-hal semacam ini terlihat sekali saat mereka
mulai dewasa ya, mungkin itu juga mengikuti perkembangan usia mereka, tapi
saya lihat karakter mereka tu berbeda bukanhanya mengikuti sesuai dengan
tingkat usia anak tapi mereka bisa lebih, misal cara bicara mereka juga mulai baik,
ya contoh sederhananya ppa bisa mengubah anak- anak yang dulunya nol derajat
bisa menjadi seratus delapan puluh derajat dan itu perkembangannya selalu yang
positif, walaupun yah ada pula anak yang sepertinya masih stagnan, yang
pendiam masih saja tetap pendiam, tapi itu persentasenya sangat kecil, sekitar dua
persen saja, yang lainnya saya lihat semuanya tumbuh berkembang dengan baik
sesuai usianya,baik itu fisiknya, baik itu intelektualnya, tapi tadi tentang karakter
mereka, sangat terlihat perubahan yang ada, walaupun tidak langsung, karena
tidak ada kurikulum yang khusus tentang karakter, tapi materi ini tersisipkan di
banyak materi yang diberikan oleh Compassion, karena sistim penyampaian
materi disini, satu materi diharapkan bisa mencakup minimal dua sampai tiga
bidang. Misalnya materi kerohanian, juga ada fisiknya, misal olah raga dulu tapi
juga ada nilai-nilai sosio emisional yang disisipkan, jadi tanpa sadar itu bisa
terlaksana, dan saya melihat ada hasilnya.
P: berkaitan dengan pembentukan karakter ini, apa persepsi Bapak terhadap
pembinaan ppa selama ini
N: persepsi saya, secara tidak langsung ppa sudah mulai membentuk pola
kehidupan anak itu mulai dari usia sekitar sebelas dua belas tahun lah, karena
karakter anak pada usia itu anak mengalami perubahan atau transisi dari anak-
anak menjadi remaja, kalo anak-anak masih semau gua, masih mengutamanakan
bermain, setelah mereka menginjak usia remaja, dimana mereka mulai
membentuk komunitas dimana mereka menjadi remaja yang jauh berbeda dengan
apa yang mereka alami semasa kanak-kanak dan sejak padhal ppa melayani anak
sejak anak usia tiga tahun, dan setelah mereka menginjak usia remaja ppa selalu
menanamkan materi-materi setiap minggu, bulan dan tahun, ppa cukup
memberikan pengaruh, karena anak-anak menikmati kegiatan-kegiatan, kalo
kegiatannya monoton pasti mereka tidak menikmati, tapi mereka hadir secara
sukarela, karena mereka juga memiliki kewajiban untuk hadir untuk mendapatkan
hak-haknya, dan pembentukan karakter itu juga akan selalu tersampaikan karena
mereka senang datang ke ppa. Materi tentang pembentukan tanpa sadar di setiap
permainan-permainan mungkin dikelas, saat acara out bond dan sebagainya, kalau
itu ppa sangat berperan kalau saya lihat bagi anak-anak, karena saat dirumah
mereka hanya hidup di keluarga dan belum tentu mendapatkan pembinaa yang
baik dari orang tua karena mungkin orang tua mereka sibuk dengan pekerjaan,
153
sedangkan saat mereka disekolah, mereka hanya disibukkan dengan
pengembangan intelektual mereka saja, karena kurikululum yang sudah tertentu,
sehingga mereka akan mendapatkan lebih banyak hal-hal yang berkaitan dengan
pembinaan karakter di ppa saja. Di ppa mentor juga bertanggung jawab untuk bisa
menilai perkembangan si anak dari usia kecil, mereka telah memiliki kurikulum
yang mungkin tidak tersurat langsung tetapi ada materi yang tersirat bagaimana
supaya di perkembangan anak nantinya bisa memiliki karakter yang baru,
misalnya anak-anak yang tidak bisa bergaul, bagaimana dia bisa bergaul, cari
program-programnya.
N: Jadi persepsi saya adalah ppa secara tidak langsung dalam hal ini yang menjadi
ujung tombaknya adalah di mentor bisa menjadi alat yang efektif bagi anak- untuk
bisa di tumbuk kembangkan diubahkan karakternya, dari yang dulu kurang
menjadi lebih, dari yang mungkin dulu cukup bisa ditambah kembangkan lagi,
dan saya bersyukur karena anak-anak yang ada di ppa ini semuanya bisa
menerima dengan baik semua materi berkaitan dengan pembinaan karakter dan
mungkin penangkapan anak masing-masing, namun saya punya keyakinan
sembilan puluh persen anak cukup tercapai. Dapat dilihat bahwa pembinaan ppa
itu secara tidak langsung membentuk karakter anak-anak karena saya telah
melihat sendiri hasilnya.
N: Anak-anak yang baru lulus dari ppa kemari, dulunya adalah anak-anak yang
secara intelektual tidak terlalu pandai, egois, tapi kini mereka menunjukan sikap
dan tampilan yang berbeda dan bersifat positif. Misal dala kerohanian Mereka
terjun dalam pelayanan, mereka dapat bergaul. Itu semua bermula dari apa yang
mereka dapatkan di ppa tadi. Mereka merasa fun dan mereka bisa menerima
materi dan semua berkat dan mereka dengan materi-materi itu betul-betul
diubahkan pola pikir mereka. Mungkin beberapa hal yang bisa saya sampaikan
seperti itu. Mungkin ada lagi
P: sedikit lagi bapak,
N: ya
P: selama ini apakah ada komunikasi lanjut setelah mereka lulus dari ppa ini
karena pembinaan di ppa ini hanya sampai usia dua puluh dua tahun. Apakah ada
komunikasi lanjut yang mungkin bisa menjadi ajang pantauan jarak jauh dari
pihak ppa terhadap anak itu?
N: yak, kalo dari kami, sampai sejauh ini memantaunya adalah, anak-anak yang
masih berjemaat di gereja lokal di gereja GBI Buksuling ini, masih banyak yang
dilihat dan dipantau, mereka masih intens bisa ketemu. Kesulitan kami adalah
yang sudah diluar gereja kami, itu yang agak sulit untuk memantau mereka.
Mungkin kadang kami hanya bisa melihat di media jejaring sosial, kadang bisa
membantu kami melihat dan coba-coba berkomunikasi, sepserti apa coment-
coment mereka itu bisa membentu. Tapi ya lingkupnya sangat terbatas. Tapi yang
masih ada digereja kami dan dikota ini kami masih bisa melihat dan memantau,
lalu bisa kami follow up, dulu kamu seperti ini sekarang kamu bisa seperti ini,
hasilnya kok semakin hebat, dan kami selalu memberikan pujian-pujian
ringan,tetapi itu bisa memotivasi mereka bahwa mereka tu bisa berbuat lebih baik
lagi kedepan, artinya apa yang mereka dapatkan di ppa itu tidak sia-sia. Dan
154
mereka pun ini, jujur saja mereka selalu berkata bahwa ppa telah menjadi berkat
bagi mereka. Mereka ingin suatu saat bisa, sedikit dalam tanda kutip “membalas”,
misal kalo bisa mengajar di ppa, atau melayani di ppa dalam lingkup di ppa.
Bahkan anak-anak alumni ppa juga mengajar komputer juga ada dan itu membuat
mereka dengan sukacita bahwa mereka merasa diberkati secara luar bias, mereka
bisa kuliah, mendapat pekerjaan, nah apa yang bisa mereka kembali harus
tanamkan untuk adik-adiknya yang masih berada di ppa, hal- hal seperti itu yang
membuat kami itu bangga bahwa mereka itu benar-benar sudah diberikan dana
sponsor yang begitu besar, dari kecil sampai dewasa dan sekarang mereka kini
tinggal memetik hasilnya dan mau berbagi kepada adik-adiknya yang masih aktif
di ppa, dan ini bisa kami pantau karna memang mereka masih digereja ini dan
mereka masih tinggal dan bekerja di kota ini, itu masih bisa komunikasi.
P: ya, terimakasih Pak Yulianto atas kesediaanya berbicang-bincang pada siang
hari ini, semoga ini bisa menambah informasi penting bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, dan terimakasih untuk waktunya, dan bila ada hal-hal lain yang
nanti saya butuhkan, saya akan berbincang-bincang lagi dengan bapak Yulianto
N: oya, bisa, senang sekali membantu anda, dan jangan sungkan-sungkan, kalo
waktunya sama-sama kita ada waktu yang cukup kami selalu bisa membantu anda
P: ya, terimakasih pak, Selamat siang.
N: ya, sama-sama, siang.
Interview
P : namanya siapa mas?
N : nama saya Wisnu Setiawan.
P : tinggal dimana?
N : rumah jalan Hasanudin no. 613 Banjaran, Salatiga.
P : sudah berapa lama di PPA ini? Ikut denga PPA ini?
N : sudah dari TK, dari umur 5 tahun.
P : sekarang umurnya?
N : 19 tahun.
P : kelasnya sekarang?
N : kuliah.
P : untuk awal masuk ke PPA ini, dari atau memang disuruh orang tua?
155
N : didaftarkan orang tua
P : saya ingin menanyakan beberapa kaitan dengan karakter, kira-kira Wisnu tahu
apa yang dimaksud dengan karakter?
N : iya, mengajarkan kepribadian kita, bagaimana kita menghadapi suatu masalah,
integritas pribadi
P : baik, kalau menurut anda karakter yang bagus seperti apa kira-kira?
N : karakter yang baik itu ya orangnya tidak menyepelekan masalah sekecil
apapun yang ngga terlalu penting. Tapi dia tetap membuat hal kecil itu itu
penting.
P : menurut anda misalnya nilai-nilai apa saja yang perlu dan itu menurut anda
penting?
N : ya mungkin menghargai orang waktu bicara dengan kita, ya kita serius
menanggapinya. Kita juga harus berbuat baik sama orang. Selain itu juga saling
membantu, menolong itu bagian dari kebaikan.
P : ada yang lain?
N : menghormati orang. Ya yang pastinya kalau kita beriman ya kita rajin
beribadah.
P : jadi rajin beribadah termasuk karakter yang baik?
N : iya baik. Karakter yang baik itu timbul dari kebiasaan yang kita lakukan,
kebiasaan kita baik, karakter kita akan menjadi baik juga.
P : jadi ibadah itu suatu yang baik dan membentuk karakter yang baik yang
nantinya menjadikan kebiasaan yang baik?
N : ya pastinya.
P : kira-kira menurut anda sejak SMP, SMA, sekarang kuliah, apakah sekolah
anda mengajarkan nilai-nilai kebaikan?
N : ya pastinya. Kan ada satu mata pelajaran itu di pendidikan kewarganegaraan
itu kita diajarkan norma-norma kesopanan, hukum, norma agama, di pendidikan
itu kita bisa mengerti perilaku yang lebih baik lagi.
P : apakah orang tua juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan?
N : ya tentunya, pasti juga. Awal mula dari pembelajaran karakter itu pasti dari
keluarga dari orang tua.
P : contohnya kalau di dalam keluarga?
N : ya simple saja, orang tua mengajarkan kita untuk mandiri, paling simple ya
kalau habis makan itu kita cuci piringnya, lebih lagi kalau pakaian kita sendiri
kotor kita ngga usah merepotkan orang tua, kita cuci sendiri bahkan sampai
setrika sendiri.
156
P : menurut anda, selama sekolah di sekolah , di lingkungan, ada ngga di lain
sekolah, di lingkungan, ada ngga nilai-nilai yang diajarkan di lingkungan?
N : mungkin nilai kemasyarakatan di kampong itu. Meskipun kita anak muda kita
kan sudah diajak ikut karangtaruna , bisa juga kerja bakti. Orang tua itu tampil
sebagai anak muda yang punya karakter tersendiri. Ikut kerja bakti terus di
kampong.
P : misalnya, kalau kita dapat nilai-nilai kebaikan, apakah anda selalu
mempraktekan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan anda?
N : ya tergantung situasi dan keadaan mungkin, karena karakter yang kita terima
itu juga tidak mungkin sesuai dengan kepribadian kita sendiri. Iya mungkin ada
pada waktunya itu kita itu beda sama karakter yang diberikan, makdsudnya
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Kita kalau karakternya kalem terus ngga
suka banyak bicara , nah kita pada suatu situasi kita dituntut untuk bicara terus
menerus, nah itu kan belum tentu kita bisa menerimanya dengan cepat, butuh
waktu.
P : oke, jadi ada kalanya juga nilai-nilai itu dipraktekan, ada kalanya juga tidak?
N : iya.
P : kira-kira menurut anda, coba disebutkan sekali lagi, nilai-nilai yang baik, yang
mudah ditemukan di lingkungan kehidupan kita sehari-hari?
N : mungkin nilai kebaikan, nilai kemasyarakatan itu, pastinya agama, agama di
Indonesia kan banyak juga, kita memiliki satu agama yang dimana harus patuhi
itu, kesopanan mungkin juga penting, kita tidak boleh menyepelekan orang yang
bicara dengan kita, intinya suatu yang kita lakukan itu jangan sampai merugikan
orang lainlah.
P : tapi untuk diri sendiri, nilai-nilai untuk diri sendiri, misalnya disiplin?
N : iya itu juga karakter yang bagus, disiplin. Terkadang dalam diri kita kan juga
ada timbul rasa malas buat disiplin, misalnya saja buat belajar, namanya juga
mahasiswa, selalu disiplin buat belajar. Ada kalanya dia juga males-malesan,
butuh suatu proses sendiri, pasti ada dalam siswa atau mahasiswa.
P : selain disiplin misalnya komunikasi yang baik dengan teman, mungkin lebih
memerhatikan teman, itu bagaimana?
N : ya seperti empati simpati sama teman, kita mau menjalin hubungan yang baik
sama temen ya kita itu harus ngomongnya jangan sembarangan, missal kita beda
suku atau beda ras ya kita jangan sampai ngomongin ras, menyinggung-
nyinggung suku mereka kalau suku kita lebih bagus dari suku mereka, ya intinya
komunikasi terus-terusan itu bagus buat kita, relasi kita sama teman-teman, buat
nambah, simpati empati kita mengerti satu sama lain itu penting sekali.
P : itu kalau dari macam-macam nilai-nilai tadi, kira-kira mana diantara nilai-nilai
tersebut yang paling sering anda lakukan? Yang paling sering muncul, yang
paling sering dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari?
157
N : ya yang pasti paling utamanya komunikasi itu. Secara pribadi saya sering
mengutamakan nilai yang tidak mudah menyepelekan hal-hal yang kecil, jadi
segala sesuatu itu saya buat penting dan tidak disepelekan, karena hal kecil itu
mungkin bisa menyinggung orang lain atau merugikan orang lain, maka itu kita
jangan sampai menyepelekan hal yang seperti itu.
158
wawancara: ibu Rukiyem (mentor)
P : dengan ibu siapa? Di sini sebagai mentor?
R : saya Rukiyem. Sebagai mentor kelompok usia 12-14 tahun.
P : asli dari mana bu?
R : asli Salatiga.
P : apa yang menjadi tugas keseharian ibu sebagai mentor?
R : tugas keseharian sebagai mentor, bertanggung jawab dari anak-anak di bawah
asuhan saya yaitu usia 12-14 tahun itu di dalam perkembangan kemandirian
mereka, jadi mandiri baik fisiknya atau dalam rohaninya, dalam sosio emosinya
kemudian dari kognitifnya yaitu harus dikembangkan supaya mereka bisa menjadi
manusia-manusia yang dewasa sehingga mereka mampu mandiri dalam
kehidupan mereka.
P : mandirinya dalam artian apakah ada kemandirian lebih spesifik?
R : misalnya untuk fisik, mereka sudah bisa menerima diri mereka sendiri secara
utuh tanpa harus minder terhadap orang lain, kemudian mereka bisa menjalani
persoalan-persoalan secara fisik mereka, dimana mereka masih di masa-masa
remaja, dimana mereka mengalami berbagai persoalan dalam menghadapi
peralihan dari anak-anak ke remaja, nah ini kami bertugas untuk mendampingi
mereka dalam menyelesaikan persoalan-persoalan itu sehingga nanti bisa masuk
ke usia remaja dan kaum mudanya dengan baik.
P : secara spesisfik lagi, apakah ada perhatian khusus yang diberikan kepada anak
berkaitan dengan pembinaan karakter?
R : untuk karakter, kami memakai dikedewasaan rohani, jadi saya percaya kalau
anak itu dewasa secara rohaninya dia secara otomatis karakter mereka akan
mengalami kedewasaan, jadi kalau dia rohaninya baik, imannya kuat dia akan
mengalami perubahan-perubahan hidup sesuai dengan karakter-karakter yang
Tuhan inginkan
P : menurut ibu, apakah ada hasil yang muncul berkaitan dengan perubahan
karakter anak itu saat mereka dibina di sini?
R : saya melihat, ada banyak keberhasilan-keberhasilan yang didapatkan,
diantaranya mereka rajin sekolah minggu, karakter mereka yang kemarin masih
banyak berbicara kotor mereka dengan pembimbingan di sini mereka semakin
berubah mengurangi kata-kata itu sendiri, lebih menghormati orang yang lebih
dewasa, itukan juga merupakan perubahan-perubahan.
P : menurut ibu, ada perubahan yang cukup menggembirakan?
R : perubahan yang cukup menggembirakan yaitu mereka sudah mulai melayani,
mulai masuk pelayanan di Gereja, berani tampil di depan untuk memuji Tuhan,
159
menari pelayanan tamborin, itu merupakan suatu hal yang menggembirakan bagi
kami.
P : dan semua itu hasil dari pembinaan di PPA? Berarti ada hasil yang muncul
dari pembinaan ini?
R : iya
P : kalau berkaitan dengan persepsi ibu terhadap pengaruh pembinaan yang
dilakukan di PPA ini gimana?
R : pengaruhnya sangat besar. kalau kita melihat karakter seseorang itu
dipengaruhi banyak hal dari keluarga, dari lingkungan, kita juga ikut ambil dalam
pengaruh-pengaruh itu, kita melihat di jaman era globalisasi ini saja, karena
banyaknya anak yang pegang hp dan hp itu juga yang modern aplikasinya lengkap
, itu banyak sekali anak-anak di luar PPA ini yang kemudian jatuh dalam dosa,
jatuh dalam karakter-karakter yang tidak benar, karena alat komunikasi itu, tapi di
sini saya menekankan bahwa hp itu hanya untuk berkomunikasi, mencari
informasi-informasi yang penting saja dan tidak untuk hal-hal yang menjatuhkan
mereka, karena kita tahu bahwa pergaulan yang buruk itu akan merusak
kebiasaan-kebiasaan yan baik, maka kebiasaan yang baik itu tetap harus
dipertahankan bukan kebiasaan yang buruk tadi.
P : apakah ada treatment-treatmen khusus yang berkaitan dengan penanaman
nilai-nilai?
R : treatmen ya kalau ada anak misalnya sedang melenceng dari karakter ya saya
dekati secara pribadi dengan cara konseling secara pribadi, jadi mereka tahu kalau
saya perbuat seperti ini hilangi.
P : berarti ada semacam bimbingan konseling dan sharing begitu? Kebanyakan
mentor yang mendekati anak untuk melakukan pembinaan atau anak tersebut
yang akhirnya datang ke mentor untuk berkonsultasi?
R : awalnya, saya mentor secara pribadi dekat dengan mereka apa yang menjadi
persoalan-persoalan mereka, tapi kemudian seirirng berjalannya waktu ada anak-
anak yang kemudian banyak masalah, bu saya mau sharing, saya mau curhat
seperti itu. Banyak anak-anak yang lebih aktif datang ke saya, bu saya pengen
mngutarakan unek-unek saya.
P : jadi ada perubahan dan juga anak-anak itu mendapat perhatian, saya lihat di
sini perhatiannya luar biasa, jadi perhatiannya ke anak itu menjadi semacam
prioritas begitu ya bu? Kalau yang lainnya apakah ada kesan lain berkaitan
dengan PPA ini mungkin dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang lain,
saya dengar, ibu selain menjadi mentor di sini ibu juga seorang guru disalah satu
SMA Negeri, gimana bu, apakah ada perbedaan?
R : ada perbedaannya jelas itu di sini kami secara ikatan kekeluargaan itu sangat
erat dibandingkan dengan instansi yang di SMA, misalnya di SMA ikatan itu
tidak terlalu erat karena berbagai macam kompleks sekali permasalahan-
permasalahan yang dihadapi, sekalipun saya beruhasa mendekati anak, karena ada
banyaknya anak itu kurang perhatian saya terhadap mereka satu persatu
160
berkurang, tapi di sini kan sedikit jadi hanya 21 anak yang hanya saya pegang,
yang saya tangani jadi lebih spesifik lagi, perhatian saya lebih, jadi
kekeluargaannya, keakrabannya jelas ada perbedaan-perbedaannya.
P : ada kesan lain bu, berkaitan dengan pembinaan yang ada di PPA ini?
R : lebih enjoy di sini, lebih menyenangkan di sini, lingkungan juga mendukung.
P : mungkin ada hal lain bu, yang mungkin bisa diutarakan begitu dengan
pembinaan karakter?
R : mungkin yang bisa saya sampaikan bukan hanya di PPA saja, pembinaan
karakter itu ya harus ditekankan ke orang tua juga, karena karakter tadi
dipengaruhi dari keluarganya, dari lingkunganya, kemudian dari dimana mereka
bermain, mereka bersekolah, itukan akan membentuk. Sekalipun kita di sini
berusaha dengan kuat tenaga untuk bisa mengubah karakter anak itu tapi kalau
kembali ke keluarganya, keluarga yang tidak membimbing, tidak mendidik
karakter, kemudian di lingkungan sekolahnya tidak mendukung, itu juga hanya
berapa persen saja akan berhasil.
P : jadi dibutuhkan kerjasama dari semua pihak?
R : iya
P : terima kasih bu, itu beberapa informasi berharga bagi saya, kiranya informasi-
informasi ini bisa menjadi masukan yang penting berkaitan dengan pendidikan
karakter. Terima kasih atas kesempatannya.
R : sama-sama.
161
Interview: Bayu(menti)
P : menurut adik karakter itu apa ya?
S : kepribadian, karakter itu yang membedakan kita dengan yang lain.
P : terus, kalau misal orang berkarakter yang baik, menurut anda seperti apa?
S : yang umum-umum saja seperti yang sopan, rendah hati.
P : menurut anda yang ada dalam kehidupan anda sendiri karakter yang baik itu
misalnya apa?
S : ya ngga mudah menyerah pada satu titik. Pengen yang cepat tepat.
P : selama anda berda di PPA, apakah PPA mengajarkan nilai-nilai itu?
S : iya, contohnya ya kayak wirausaha juga, menyalurkan hobi musik, futsal.
P : apakah mentor anda mengajarkan dari dulu sampai sekarang seingat anda,
mentor anda mengajarkan nilai-nilai kebaikan?
S : iya semua mengajarkan nilai-nilai kebaikan.
P : oke, tolong jelaskan kenapa semua mentor mengajarkan nilai-nilai kebaikan?
S : ya tugas mentor kan memang mengajarkan kita menjadi lebih baik, ya menurut
saya itu.
P : berarti lewat pembimbingan di kelas begitu ya?
S : tidak hanya di kelas, tapi di lapangan juga, misalnya kayak berkunjung ke
industry, ke pabrik tahu, cara pembuatannya bagaimana, jadi mengajarkan
wirausaha kalau pengen buat tahu bagaimana caranya.
P : apakah itu nilai yang baik, sebenarnya?
S : ya menurut saya baik.
P : nilai apa itu kok diajarkan wirausaha itu nilai apa?
S : tidak mudeng.
P : baik. Kalau orang berkarakter yang baik itu kan punya nilai-nilai norma
berlaku yang orang tidak sombong, sekarang apakah mentor anda mengajarkan
nilai-nilai tersebut?
S : iya mengajarkan.
P : misalnya yang paling simple gitu?
S : paling simple itu nilai kerohanian.
P : apakah anda mempraktekan juga nilai-nilai tersebut?
162
S : seminggu satu bulan praktekin, selanjutnya blank.
P : kenapa?
S : ya misal 1,5 bulan baca Alkitab, lama-lama bolong-bolong.
P : contoh lain, yang dulu didapat masih kecil gitu?
S : kalau masih kecil ya kebanyakan kayak pelajaran sekolah gitu, waktu dulu.
P : menurut anda, sebelum dan sesudah dibina di PPA ini, apakah anda merasakan
adanya perubahan dalam diri anda? Nah misalnya?
S : kalau perubahan yang drastis ada, contohnya yang simpel pas saya kecil
sampai SMP kelas 3 itu paling ngga suka sepak bola, tapi sekarang saya futsal
hobi banget gitu mas.
P : kita bicara lagi nilai-nilai, seperti nilai tanggung jawab, kira-kira anda
mendapat pembelajaran tanggung jawab dari PPA? Kapan anda melakukan itu?
Atau dimana?
S : dapat. Di tempat kerja. Selain itu di rumah juga, tetapi kurang.
P : kenapa kurang?
S : ya itu masih males-males.
P : terus kalau nilai kejujuran, kapan? Anda diajarkan kejujuran? Contohnya
seperti apa?
S : iya. Lupa mas.
P : dimana anda melakukan itu?
S : dikehidupan sehari-hari, contohnya ya kalau ditanya orang tua, dijawab
dengan jujur.
P : oke kejujuran dalam komunikasi ya, terus kejujuran yang lain?pernah ngga
anda bercerita tentang pengalaman anda, mungkin dalam kejujuran ini?
S : belum.
P : menghargai orang lain, ini sebenarnya juga nilai, diajarkan? Contohnya seperti
apa?
S : diajarkan, lebih menghargai mentor, awalnya saya tidak menghargai mas Tan,
tapi lama kelamaan diajarkan lebih menghargai orang lain, sekarang saya lebih
menghargai mas Tan.
P : baik, jadi bisa dilakukan. Conto lain lagi, nilai toleransi, kapan nilai toleransi
anda lakukan dalam kehidupan sehari-hari?
S : toleransi maksudnya?
P : ya mungkin memberika toleransi sesuatu kepada orang lain?
163
S : belum.
P : oke, terus nilai-nilai tentang keadilan, diajarkan juga? Contohnya sepeti apa?
S : dalam kehidupan sehari-hari kalau aku dalam uang. Misal ada keponakan
datang, saya pulang dari jauh, kayak membawa oleh-oleh begitu, adil sama rata.
P : kalau nilai disiplin, dimana anda melakukannya?
S : di tempat kerja. Disiplin dalam waktu. Misal kalau sudah janjian sama
instrukturnya, bilang jam 3 harus datang, ya saya langsung datang.
P : nilai kerendahan hati diajarkan? Pernah ngga anda melakukannya?
S : pernah, contohnya gini, kamu kok pinter banget, ah ngga kok aku juga belajar.
P : kira-kira, nilai-nilai yang tadi, paling banyak anda menerima dari keluargakah,
atau sekolah, atau PPA? Atau bahkan dari lingkungan teman-teman?
S : kalau teman ngga, keluarga juga ngga, kalau sekolah pasti, tapi paling banyak
di PPA.
P : ini contoh ya, bila suatu saat anda menemukan dompet, kebetulan dompet itu
ada uangnya banyak sekali, ya mungkin bisa 500 atau mungkin 1 juta, terus di
dompet itu ada KTPnya juga, apa yang anda lakukan?
S : jujur saya ambil uangnya dompetnya saya tinggal.
P : kenapa?
S : ya pertama kita kan butuh uang, tapi itu salah sebenarnya, harusnya dompet
isinya harus utuh, kita kembalikan yang punya.
P : suatu saat anda tahu harus melakukan apa, misalnya harus melakukan sesuatu
yang baik, tapi anda tidak melakukannya, perasaan anda bagaimana?
S : yang pertama gelisah, takutnya dicurigai. Yang kedua kita kayak kebayang-
bayang, uangnya jangan-jangan untuk buat berobat apa buat bayar sekolah atau
gimana.
P : ya kenapa tidak dikembalikan saja?
S : ya itu, iblis lebih kuat dari iman.
P : kira-kira kenapa bisa dikatakan iblis lebih kuat dari iman, kenapa anda tidak
mengandalkan sama Tuhan?
S : belum dibaptis.
P : kalau menurut anda, apa yang paling berkesan dalam kegiatan yang ada di
PPA apa ketika anda memperoleh pembinaan?
S : live in di desa porong.
P : kenapa?
164
S : yang pertama, di sana tuh tempatnya hanya pelosok, kemana-mana susah, cari
uangpun juga ngga gampang, itu kita lebih menghargai orang tua dalam mencari
uang, jadi kita ngga menyia-nyiakan, kita dalam belajar dan sekolah yang serius.
P : setelah live in itu, berubah, jadi lebih menghargai orang tua begitu ya?
S : iya.
P : kira-kira, kegiatan yang paling disukai di PPA?
S : kegiatan futsal.
P : kenapa futsal? Ada nilai-nilai yang anda petik dari situ?
S : karena hobi, peroleh kerjasama tim, yang kedua lebih menggunakan otak
ketimbang otot.
P : misalnya, kalau anda tidak ada di PPA, misalnya anda tidak PPA dan ada di
PPA, kira-kira, ada bedanya ngga?
S : beda donk.
P : bedanya apa, bisa membayangkan, kalau misal saya di PPA saya menjadi apa,
dan kalau tidak PPA menjadi apa?
S : kalau di PPA saya bisa lebih komunikatif, kan saya dulu diem orangnya, tapi
karena saya di PPA ini bisa lebih cerewetlah. Bisa ngomong gitu. Kalau dulu ngga
masuk PPA mungkin sampai sekrang pendiem terus.
P : jadi kalau begitu, PPA ini sebenarnya memberkati anda ngga? Dalam hal apa?
S : iya memberkati, dalam hal rohani.
P : rohanian anda berubah?
S : iya berubah.
P : dan diubah oleh Tuhan?
S : iya.
P : selain kerohanian?
S : perilaku-perilaku sehari-hari, contohnya kalau kumpul-kumpul sama orang-
orang jaman sekarang kan sudah ada hp, jadi komunikasi berkurang kalau pas
kumpul, pada main hp masing-masing, tapi saya tanya sana sini, bisa membangun
komunikasi.
P : oke. terima kasih untuk perbincangan sore ini. Semoga ini bermanfaat. Untuk
informasi, nama lengkap?
S : Bayu Kristiawan
P : alamat?
165
S : jalan Abdulamin RT 3 RW 3 Pengilon kelurahan Mangunsari Salatiga.
P : usia?
S : 19 tahun.
P : aktivitas sekarang? Dimana?
S : bekerja. Di Klepu, Kurios Utama.
P : terima kasih.
S : sama-sama.
P: jadi menurut anda apa itu karakter?
N: karakter ki?
P: menurut Anda?
N: karakter ki kepribadian seseorang giut, sifat-sifat seseorang
P: menurut anda orang yang berkarakter baik adalah seperti apa?
N: karakter baik adalah karakter yang menghargai perbedaan, menghargai apapun,
tidak membeda-bedakan, menolong tanpa pamrih
P: ada lagi yang lain?
N: sopan, baik, semua yang baik.
P: selam aberada di PPA, apakah Ppa mengajrakan nilai-nilai tersebut?
N: iya
P: caranya bagaimana?
N: bakti sosial, kunjungan ke rumah sakit, kunjungan ke panti jompo, bakti sosial
ke rumah sakit dan masyarakat sekitar
P: kalau pembinaan dalam kelas, misalnya diskusi memeperbincangkan nilai-nilai
yang baik ada?
N: ada?
P:diadakan oleh mentornya?
N: diajarkan
P: cara mentor mengajarkan gimana?
N: dikasi lembaran trus dibaca satu-satu
P: pernah nggak anda mempraktekkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-
hari? Contohnya?
166
N : memberi
P: memberi siapa?
N:memberi teman, saudara, sesama
P: selain itu?
N:menolong
P: menolong siapa?
N: menolong kakek nenek, bapak ibu, temen
P: selain menolong?
N: menghargai pendapat
P: seperti apa:
N: misalnya saat mengerjakan tugas kelompok, cara mengerjakan itu, misalnya
dia maunya ini,trus kita maunya gitu, dicari jalan tengah yang kira-kira cepat
selesai trus udah itu gimana, menghargai pendapat itu misalnya mahasiswa ada
tugas-tugas, trus disuruh nampilin trus debat. Trus dipilih yang agak mutu, yang
baik yan belum g gitu
P: trus anda dibandingkan sebelum di Ppa setelah dibina sekian lama,ada
perubahan yang anda rasakan?
N: ngggak tau, soalnya aku di ppa dari kecil, lupa karakter masih kecil, tapi di ppa
makin lama karakter makin baik
P: makin baik contohnya?
N:ya itu tadi
P: yang di awal tadi, pernah nggak anda menerapkan nilai-nilai tanggung jawab
N: pernah
P: contohnya?
N: misalnya ditinggal ibu ke tempat jauh, trus ibu nyuruh bersih-bersih rumah, ya
saya bersihkan rumah, jaga rumah, kalau dapet tugas, kalau misalnya di ppa ya
dikerjain, kalau disuruh ngumpul sekarang, ya sekarang
P: mengapa itu anda lakukan
N: karena itu juga tanggung jawab saya
P: kalau nilai kejujuran?
N: kalau nggak salah ya jujur, kalau salah ya jujur.
P: Contohnya
167
N: Ya misalnya kalo salah ya jujurnya agak blakangan, misalnya pulang sekolah,
terlambat pulang ya saya bilang sama orang tua,
P: Kalo misalnya berkaitan dengan menghargai orang lain, gimana contohnya
N: Misalnya, kalo ada orang yang sedang berbicaara kita tidak boleh memutus
pembicaraan, kalo ada yang gimana, kita tidak boleh menyela, trus kalo ada
tanggapan, didengarkan dulu baru dikomentari
P:kapan nilai toleransi anda lakukan
N: tiap hari, tiap saat itu pasti saya lakukan
P: contohnya? Misalnya wanda punya teman, agamanya berbeda dengan wanda,
islam misalnya, temannya wanda itu pengajian, trus wanda pengen ngajak
“dolan”, “trus” yang wanda lakukan apa?
N; ya nunggu samapai pengajiannya selesai,
P: kenapa
N: Soalnya kita juga tidak boleh mengganggu kegiatannya mereka, karena kalo
wanda sedang beribadah wanda juga tidak mau diganggu, kalo mau ngajak wanda
juga harus sampe wanda selesai dulu, baru mau diajak
P: apakah pernah melakukan keadilan? Dimana, bagaimana contohnya?
N: ya misalnya nonton tv di rumah sama adek kalo misalnya masih sore begini
kan acaranya film kartun gitu ya itu untuk ade, tapi nanti kalo acaranya sinetron
nanti gantian aku
P: bagaimana dan dimana contoh anda menerapkan nilai disiplin
N: Ya misalnya berangkat sekolah masuk jam 7, dari rumah ya setengah enam
bangun trus mandi, ya pokoknya sebelum jam 7 juga harus sudah sampe sekolah,
kalo berangkat ppa kan jam 4 , tu setengah empat sudah berangkat dari rumah
P: Misalnya dengan disiplin yang lainnya gimana, misalnya dengan disilin tugas
N: Kalo disiplin tugas kurang disiplin
P: Kalo disiplin dengan peraturan
N: Ga terlalu
P: Mengapa
N: Karena kadang tu peraturannya ga sesuai dengan kita
P: Kapan dan dimana anda menerapkan sikap menghormati?
N: Ya kapansaja, dan dimana saja
P: Contohnya
168
N: Misalnya kalo kita menghormati orang yang sedang berbicara dengan orang
lain kita harus membedakan antara mana orang yang harus dihormati seperti
orang tua dan sama temen yang mungkin biasa saja. Kalo kita berbicara dengan
orang tua sikap kita harus menghormati tidak boleh “cewawakan”
P: Kepada siapa kita bisa menyatakan kasih kita
N: Kepada siapa saja
P: Contohnya
N: Kalau ada orang yang butuh bantuan kita, kan bisa kita bantu
P: Pernahkan anda menerapkan nilai kerendahan hati
N: Pernah
P: contohnya
N: bingung
P: menurut wanda semua nilai-nilai itu wanda peroleh dari mana, apakah dari
keluarga, ppa, atau sekolah, atau dari lingkungan , paling banyak wanda peroleh
dari mana?
N: Wanda peroleh dari keluarga, juga sekolah, tapi ppa juga, kalo lingkungan
sekitar enggak
P: Dari ketiganya paling banyak yang mana,
N: Yang paling banyak dari rumah karena kalo dirumah kalo kitas salah langsung
diperingatkan orang tua, tapi kalo di ppa kan mentornya tu masih muda,
mentornya tu kadang memperingatkan tapi kita bantah
P: Kenapa kok dibantah
N: Karena mentornya tu kadang malah menyesuaikan diri dengan kita, mereka
malah kayak teman sendiri, karna kan mentornya belum tua-tua,
P: Apakah harus orang tua yang memperingatkan sehingga kita mau melakukan
yang baik
N: Ya enggak, tapi kalo masih muda tu rasanya biasa saja
P: sebenarnya aturan-aturan ini diajarkan dari ppa atau keluarga?
N: Misalnya
P: Misalnya siapa yang mengajarkan tanggung jawab, kedisiplinan, melatih kerja
sama, melatih komunikasi, melatih menghormati
N: Ya dari ppa
P: Kalo begitu, lebih banyak dari ppa ya?
169
N: Iya
P: Misalnya saja ada wanda menemukan sebuah tas, dan didalamnya terdapat
uang yang banyak, ada hapenya, ada dompetnya, trus didalam nya ada ktp nya,
kira-kira apa yang akan wanda lakukan?
N: Akan mencari orangnya
P: Mengapa
N: Karena itu bukan haknya, dan kalo ketemu sama orangnya barangnya
dikembalikan
P: Mengapa itu anda lakukan
N: Kan kalo orang yang kehilangan itu pasti kebingungan, kasian kan
P: Bagaimana perasaan anda bila anda tidak melakukan nilai kebaikan
N: Kayak ada yang ganjel, kadang rasanya gimana, agak kecewa, dan rasanya
ganjel gimana gitu
P: Apa yang paling berkesan atau yang paling diingat selama mendapat
pembinaan dari ppa
N: Kalo ada kegiatan tu kebersamaannya tu erat tidak saling membeda-bedakan,
kalo disekolah kan geng-gengan, kelompok-kelompokan, trus pilih-pilih teman,
tapi kalo di ppa tu tidak
P: Kegiatan yang paling anda sukai di ppa
N: Ibadah padang
P: Kenapa itu anda sukai
N: Karena tidak membosankan
P: Apakah ada pesan yang teringat hingga kini yang didapat dari mentor anda
dulu
N: Tidak ada
Interview monic
P : bisa disebutkan namanya siapa?
M : Monica Putri Astitiana.
P : Monic tahu ngga apa yang dimaksud dengan karakter?
M : ngga tahu.
170
P : pernah ngga dengar karakter baik? Orang yang berkarakter baik tu seperti apa?
M : iya. Sikapnya baik. Kelakuannya baik. Apa-apa baik.
P : selama di PPA, diajarkan atau tidak nilai-nilai seperti itu? Nilai-nilai supaya
orang menjadi baik?
M : iya. Ya seperti beribadah. Ya banyaklah.
P : yang mengajarkan hal-hal seperti itu siapa?
M : mentor.
P : yang diajarkan mentor seperti apa saja?
M : berdoa, baca firman, beribadah.
P : pernah ngga diajarkan nilai-nilai yang dipraktekan di kehidupan sehari-hari?
M : pernah, contohnya harus menghormati orang tua, membantu orang tua,
menghormati sesama.
P : toleransi? Disiplin? Pernah?
M : pernah.
P : yang mengajarkan itu siapa? Orang tua? Sekolah?
M : banyak pihak.
P : yang paling banyak dilakukan oleh siapa?
M : ya orang tua.
P : kalau mentor mengajarkan apa?
M : ya hampir sama.
P : yang sering dilakukan, misal nilai-nilai kejujuran, toleransi, nilai menghargai,
tanggung jawab, keadilan, disiplin, menghormati, mengasihi orang lain,
kerendahan hati, mana diantara itu yang sering dilakukan?
M : disiplin dan menghormati.
P : dilakukan kapan? Dan dimana?
M : kapanpun, dimanapun dilakukan.
P : yang member contoh itu siapa?
M : orang tua.
P : kalau PPA ngga berkesan?
M : berkesan.
171
P : tapi yang lebih berkesan orang tua?
M : iya. Orang tua.
P : contoh, suatu ketika, Monic ketemu tas, isinya uang yang banyak dan ada 2 hp,
ada dompetnya, ada KTPnya. Yang dilakukan apa?
M : dikembalikan, ka nada KTPnya. Kalau dekat ya dikembalikan, kalau jauh ya
minta tolong orang lain.
P : oke. Kenapa harus dikembalikan?
M : kan bukan punya kita. Dan kalau orangnya nyariin. Kasihan.
P : misalnya, Monic tidak melakukan nilai-nilai kebaikan, rasanya gimana?
M : merasa bersalah.
P : selama dibina di PPA ini, Monic merasa berubah ngga? Yang berubah apa?
M : iya. Lebih PD, lebih gampang bergaul.
P : ada lain lagi? Lebih disiplin? Lebih rajin?
M : iya lebih rajin.
P : apa lagi?
M : lebih baik dalam segala hal.
P : contohnya?
M : rajin beribadah.
P : di PPA kegiatan yang paling berkesan yang masih ingat sampai sekarang
berkaitan dengan ajaran mentor? Mentor idola?
M : bu Rukiyem. Mengajarnya asik.
P : apa yang paling diingat sama bu Rukiyem?
M : ya nasehat-nasehatnya.
P : misalnya?
M : kalau sekolah, sekolah dulu. Jangan pacaran dulu. Sekolah yang rajin.
P : kegiatan favorit di PPA?
M : piknik, bisa kemana-mana.
P : kalau kegiatan pembinaan yang paling disukai, yang paling berkesan. Kegiatan
binaan kan dibina fisiknya, sosio emosinya, kerohaniaannya, yang paling diingat
yang apa?
M : fisik, seperti outbond.
172
P : kenapa?
M : karena menantang.
P : itu bisa merubah? Menjadi apa?
M : bisa. Menjadi orang yang kuat.
P : iya. Itu aja. Terima kasih atas waktunya dan terima kasih untuk kerja samanya
juga. Oke makasi mba Monic.
M : ya sama-sama.
top related