lapak 2- alkohol
Post on 16-Feb-2015
335 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
ALKOHOL
DISUSUN OLEH
ANISAH QORI AFIFAH
230210110038
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Telah diketahui bahwa alkohol merupakan senyawa organik yang
mengandung unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Pada jenisnya, alkohol
dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan gugus hidroksilnya, diantaranya ada
alkohol primer, sekunder, dan alkohol tersier.
Untuk itu, dalam percobaan ini, dilakukan 2 metode yaitu metode Ritter
yaitu untuk menguji senyawa alkohol pada sampel, dan metode Iodoform untuk
mengidentifikasi jenis alkohol pada sampel. Setelah itu, akan diperoleh sifat dari
senyawa sampel berdasarkan reaksinya terhadap suatu pereaksi.
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi alkohol sekunder atau
alkohol primer pada sampel (metanol).
1.3 PRINSIP PRAKTIKUM
Prinsip yang digunakan pada metode ritter adalah reaksi oksidasi alkohol
primer dan sekunder menggunakan kalium permanganat dalam asam asetat
glasial. Sedangkan prinsip pada metode iodoform adalah reaksi oksidasi alkohol
(R-CHOH-CH3), iodinasi dan pemutusan gugus CL3- menghasilkan endapan
iodoform kuning terang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ALKOHOL
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih
yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini
disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam
alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam
air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam
segala perbandingan (Brady, 1999).
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH
pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier.
Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer
yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain.
Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C
sekunder yang terikat pada dua atom C yang lain.
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada atom C
tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain.
Gambar 1. Contoh Alkohol Primer, Sekunder, dan Tersier
(sumber: http://www.chem-is-try.org)
(Fessenden, 1997).
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang
rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup
panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil.
Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air (Hart, 1990).
Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam
karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan
pada alkohol tersier menolak oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam,
alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan alkena yang kemudian dioksidasi
(Fessenden, 1997).
BAB III
METODOLOGI
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 22 November 2012, pada
pukul 08.00 – selesai WIB di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi
Kelautan Gedung 4 Pertanian Universitas Padjadjaran.
3.2 ALAT DAN BAHAN
ALAT
Tabung reaksi
Rak tabung
Pipet
Spatula
Timbangan
Kawat Kasa
Pembakar Bunsen
BAHAN
Asam Asetat Glasial
KMnO4
Aquades
NaOH 10%
I2
KI
Metanol (sampel)
3.3 PROSEDUR PRAKTIKUM
METODE RITTER
1. 3 ml asam asetat glasial dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2. Kemudian ditambahkan 2 tetes cairan metanol (sampel), dan diaduk.
3. 1-3 tetes kalium permanganat ditetekan pada larutan, perlahan sambil
dikocok.
4. Diamati, hasil negatif ditandai dengan tidak berubahnya warna ungu.
METODE IODOFORM
1. 2 ml aquades ditambahkan dengan 2 ml NaOH 10% dalam tabung reaksi.
2. Kemudian diberi 3 tetes metanol (sampel).
3. Ditambah 20 tetes I2 pada larutan, diaduk perlahan.
4. Jika endapan tidak muncul dalam 5 menit, maka larutan dalam tabung
dipanaskan diatas penangas air denagn suhu 60o, hingga terjadi perubahan.
5. Kemudian ditambahkan iodin, dan beberapa tetes larutan NaOH serta 5 ml
aquades.
6. Diamati selama 5 menit. Hasil negatif ditandai dengan tidak munculnya
endapan pada larutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
METODE PERLAKUAN HASIL
METODE
RITTER
Asam asetat + metanol Larutan bening
+ KMnO4
Larutan berubah menjadi
berwarna ungu
Dikocok dan diamati selama 5
menit
Larutan berubah menjadi
coklat
METODE
IODOFORM
Aquades + NaOH + metanol Larutan bening
+ I2
Larutan berubah menjadi
berwarna sedikit kuning
bening
DipanaskanLarutan kembari menjadi
bening
+ iodin Larutan tetap bening
NaOH + aquades Larutan tetap bening
4.2 PEMBAHASAN
Metode Ritter memiliki prinsip reaksi oksidasi alkohol primer dan sekunder
oleh larutan kalium permanganat dalam asam asetat. Berdasarkan hasil yang
diperoleh, metanol pun berubah warna setelah diberikan KMnO4, yaitu warna
ungu yang berubah menjadi warna coklat. Hasil tersebut menandakan bahwa
terjadinya reaksi oksidasi antara metanol dan KMnO4. Pada praktikum ini
diketahui bahwa sampel yaitu metanol merupakan senyawa dimana gugus OH
terletak/ terikat pada C primer. Senyawa ini merupakan alkohol primer sehingga
dapat teroksidasi oleh KMnO4 karena hanya mengikat 1 atom karbon. Berikut
reaksi yang terjadi:
RCH2OH RCOH+H2O+MnO2
Kemudian, pada metode iodoform, hasil yang terbentuk menunjukkan hasil
negatif alkohol sekunder, dengan kata lain bahwa metanol merupakan alkohol
primer. Didapatkan hasil negatif karena pada metanol yang telah diberikan
pereaksi dan dipanaskan untuk menguapkan NaOH berlebih, menghasilkan
larutan tanpa kristal (endapan) iodoform dimana jika terbentuk, endapan tersebut
merupakan keton yang dihasilkan dari reaksi oksidasi dari alkohol sekunder. Dan
larutan yang dihasilkan merupakan aldehid yang terbentuk dari hasil reaksi
oksidasi alkohol primer.
KMnO4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dengan metode ritter maka diketahui bahwa metanol merupakan
alkohol.
Melalui metode iodoform, diketahui bahwa metanol merupakan
alkohol primer, karena hasil reaksi oksidasi yang terjadi yaitu
menghasilkan senyawa aldehid, dan tidak munculnya endapan,
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Annisa (2008). Alkohol.
http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/16/alkohol/,
Diakses tanggal 28 November 2012
Latif, Arul. (2012). Alkohol dan Fenol. http://arullatif.wordpress.com
/2012/05/17/laporan-alkohol-dan-fenol/. Diakses tanggal 28 November
2012
Zulfikar (2010). Alkohol. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/senyawa-hidrokarbon/alkanol/. Diakses tanggal 28 November
2012
top related